Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FILSAFAT ILMU

LOGIKA: DASAR BERPIKIR KRITIS

Dosen Pengampu:
Muhammad Nanang Qosim, M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Muh. Naufal Ainur Imam (236141030)

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN BAHASA
UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA
TAHUN 2023
DAFTAR ISI

MAKALAH FILSAFAT ILMU LOGIKA: DASAR BERPIKIR KRITIS.............1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

A. Latar Belakang..........................................................................................3

B. Rumusan Masalah.....................................................................................4

C. Tujuan Masalah.........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

A. Pengertian Logika...........................................................................................5

B. Aspek Dalam Memahami Logika..............................................................6

C. Urgensi Dan Manfaat Mempelajari Logika...............................................8

BAB III..................................................................................................................13

PENUTUP..............................................................................................................13

A. Kesimpulan..............................................................................................13

B. Saran........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logika merupakan landasan utama dari berpikir kritis yang bertumpu pada
fakta, fokus pada inti permasalahan, dan pendekatan sistematis dalam
menyelesaikan masalah. Dalam konteks berpikir kritis, logika menjadi alat
yang vital untuk mengembangkan analisis yang tepat serta membuat
keputusan yang bijaksana. Pertama-tama, logika ditegakkan dengan
mengutamakan fakta. Fakta-fakta yang terverifikasi menjadi fondasi yang
diperlukan dalam menyusun argumen atau memecahkan masalah. Pada
dasarnya, logika meminta individu untuk tidak hanya mengandalkan opini
atau persepsi subjektif, tetapi juga untuk mengumpulkan bukti yang kuat
sebagai dasar dari pemikiran yang rasional. Dengan memperhatikan fakta-
fakta yang relevan, seseorang dapat membuat penilaian yang lebih akurat dan
menghindari kesimpulan yang keliru. Selanjutnya, berpikir logis melibatkan
kemampuan untuk memusatkan perhatian pada esensi masalah. Hal ini
memerlukan keterampilan dalam menyaring informasi yang tersedia dan
mengidentifikasi inti dari masalah yang sedang dihadapi. Dengan memiliki
pemahaman yang jelas tentang esensi permasalahan, seseorang dapat
mengarahkan upaya mereka dengan lebih efektif dalam menemukan solusi
yang tepat. Ini memungkinkan individu untuk menyelesaikan masalah secara
lebih efisien dan menghindari penyelesaian yang tidak relevan.
Selain itu, logika juga melibatkan penggunaan pendekatan yang sistematis
dalam memecahkan masalah. Ini mencakup langkah-langkah seperti analisis
argumentasi, pengujian hipotesis, atau penggunaan metode ilmiah untuk
mengorganisir pemikiran secara terstruktur. Dengan menggunakan pendekatan
yang teratur, seseorang dapat mengelola informasi dengan lebih baik,
mempertimbangkan berbagai kemungkinan, dan menyusun langkah-langkah
yang diperlukan untuk mencapai solusi yang masuk akal. Dengan demikian,
logika adalah aspek kunci dari berpikir kritis yang memungkinkan individu
untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan memecahkan masalah dengan
cara yang rasional. Berpikir kritis yang didasarkan pada logika membantu
seseorang untuk menyusun argumen yang kuat, menghindari kesalahan
penalaran, serta mengembangkan keterampilan dalam menyelesaikan masalah
yang kompleks. Dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan untuk berpikir
secara logis dan kritis merupakan kualitas yang sangat berharga untuk
mencapai kesuksesan dan pencapaian tujuan secara efektif.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat kami rumuskan permasalahan
yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Apa pengertian logika?
2. Apa saja aspek dalam memahami logika?
3. Apa urgensi dan manfaat logika?
4. Apa hubungan logika dengan berpikir kritis?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian logika.
2. Untuk mengetahui aspek dalam memahami logika.
3. Untuk mengetahui urgensi dan manfaat logika.
4. Untuk mengetahui keterkaitan logika dengan berpikir kritis.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika
Nama logika untuk pertama kali muncul pada filsafat Cicero (abad ke-1
sebelum Masehi), tetapi dalam arti seni berdebat. Alexander Aphrodisias (sekitar
permulaan abad ke-3 sesudah Masehi) adalah orang pertama yang
mempergunakan kata logika dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya
pemikirkan kita. (K. Bertens, 1975, hlm. 137-138)

Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang


lurus, tepat, dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat, dan teratur, logika
menyelidiki, merumuskan, serta menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati.
Berpikir adalah objek material logika, berpikir di sini adalah kegiatan pikiran, akal
budi manusia. Dengan berpikir, manusia mengolah, dan mengerjakan pengetahuan
yang telah diperolehnya. Dalam mengolah dan mengerjakannya kita harus
mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan, serta menghubungkan
pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya. Dalam memastikan logika
berpikir, kita memandang dari sudut kelurusan serta ketepatannya, karena berpikir
lurus dan tepat merupakan objek logika formal. Di samping dua filsuf di atas
(Cicero dan Alexander Aphrodisias) Aristoteles pun telah berjasa besar dalam
menemukan logika. Namun, Aristoteles belum memakai nama logika, Aristoteles
menyebut logika sebagai analitika, yang kemudian dikembangkan oleh para ahli
Abad Tengah yang disebut logika tradisional. Mulai akhir abad ke-19 oleh George
Boole logika tradisional dikembangkan menjadi logika modern, sehingga dewasa
kini logika telah menjadi bidang pengetahuan yang amat luas yang tidak lagi
semata-mata bersifat filsafati, tetapi bercorak teknis dan ilmiah. Logika modern
atau simbolik menggunakan tanda –tanda atau simbol matematik, sehingga hanya
bisa membahas hubungan antara tanda. Padahal realitas tak mungkin bisa
ditangkap dengan sepenuh hati oleh simbol matematika. Sedangkan logika
tradisional lebih membahas dan mempersoalkan definisi, konsep dan ketentuan

5
menurut struktur, nuansa dan susunan dalam penalaran untuk bisa memperoleh
kebenaran yang sesuai dengan apa yang ada di realitas.

Secara Etimologis, logika berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti
sebagai hasil pertimbangan akal dan pikiran yang diutarakan melalui kata yang
dinyatakan dalam bentuk bahasa. Logika juga merupakan salah satu cabang dari
filsafat, sebagai cabang filsafat ilmu logika sendiri disebut sebagai salah satu ilmu
pengetahuan yang mempelajari kecakapan untuk bisa berpikir secara lurus, tepat
dan teratur. Ilmu yang dimaksud mengacu pada kemampuan rasional untuk bisa
mengetahui kecakapan pada kesanggupan akal budi untuk bisa mewujudkan
pengetahuan di dalam sebuah tindakan. Dan kata logis sendiri ini digunakan
sebagai artian yang masuk akal. Pengetahuan logika itu untuk menjernihkan
argumen sekaligus membersihkan cara berpikir yang penuh kepentingan,
meluruskan pikiran, menertibkan argumen yangpalsu agar komunikasi berjalan
dengan kejelasan, bagaimana seseorang bisa berpikir secara tepat dan benar.

Konsep dalam bentuk logis merupakan inti dari logika. Konsep ini
biasanya menyatakan validitas sebuah argumen yang ditentukan oleh bentuk logis
bukan dari isinya. Dalam hal ini logika menjadi salah satu alat untuk menganalisis
suatu argumen yang berhubungan antara kesimpulan dan bukti yang diberikan.
Adapun dasar dari penalaran logika ada dua jenis diantaranya adalah deduktif dan
induktif. Penalaran deduktif sendiri mengacu pada penalaran yang menggunakan
informasi, premis atau peraturan umum yang berlaku untuk mencapai suatu
kesimpulan yang telah dibuktikan. Sedangkan penalaran induktif adalah suatu
penalaran yang berawal dari rangkaian fakta-fakta khusus untuk menghasilkan
suatu kesimpulan umum.

B. Aspek Dalam Memahami Logika


Ada tiga aspek penting dalam memahami logika ini, agar mempunyai
pengertian tentang penalaran yang merupakan suatu bentuk pemikiran. Ketiga
aspek tersebut adalah pengertian, proposisi, dan penalaran.

6
a. Pengertian adalah tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi
tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan
manusia mengenai realitas. Pengertian-pengertian tentang kenyataan itu
disebut kata. Dengan kata lain, kata adalah tanda lahiriah untuk
menyatakan pengertian dan barangnya. Sedangkan bagian dari suatu
kalimat yang berfungsi sebagai subjek atau predikat disebut term atau isi
pengertian. Term atau isi pengertian ialah semua unsur yang termuat di
dalam pengertian itu. Menurut isinya, pengertian dapat diklasifikasikan
sebagai berikut.
a) Kolektif dan distributif. Kolektif maksudnya pengertian yang
isinya mencakup barang-barang atau orang secara koleksi atau
sekumpulan, misalnya selusin piring, sekelompok pemuda, dan
sebagainya. Sedangkan distributif adalah kebalikan dari kolektif,
yaitu pengertian yang terpisah-pisah, yang menunjukan bahwa
barang atau orang tersebut terpisah-pisah sebagai sendiri-sendiri
atau satu persatu.
b) Konkret dan abstrak. Pengertian yang konkret adalah pengertian
yang memperlihatkan kenyataan atau realitas sebagai pokok subjek
yang berdiri sendiri, misalnya dikatakan 'Ini gelas kaca'.
Pernyataan gelas kaca ini menunjuk kenyataan dengan sifat kaca.
Sedangkan pengertian yang abstrak ialah pengertian yang
memperlihatkan sifat tanpa memperlihatkan subjeknya. Misalnya
dikatakan 'gelas itu mahal'.
c) Menyindir dan terus terang. Yang dimaksud dengan menyindir
(connota tive) ialah menyatakan sesuatu dengan secara tidak
langsung dan tidak terus terang. Penggunaan kalimat atau
pernyataan menyindir ini dipakai untuk menyatakan sesuatu hal
kepada orang lain agar tidak menyinggung perasaan orang tersebut.
Pernyataan ini biasanya ditujukan atau dipakai untuk mengoreksi
atau mengajak orang lain untuk memperbaiki sikapnya atau
perilakunya yang salah atau tidak tepat.

7
b. Proposisi atau pernyataan adalah rangkaian dari pengertian-pengertian
yang dibentuk oleh akal budi atau merupakan pernyataan mengenai
hubungan yang terdapat di antara dua buah term. Kedua term tersebut
terdiri dari subjek dan predikat. Subjek adalah term pokok dalam
proposisi, dan predikat ada- lah term yang menyebut sesuatu mengenai
subjek.
Menurut Poespoprodjo (1999: 178), proposisi dapat dibedakan ke
dalam dua bentuk atau golongan, proposisi kategoris dan proposisi
hipotetis. Pro- posisi kategoris adalah proposisi yang menerangkan
identitas atau kebedaan dua konsep objektif. Identitas yang diterangkan
dapat formal atau objektif, dapat utuh atau parsial. Setiap proposisi
kategoris biasanya mengandung tiga unsur, yaitu subjek atau hal yang
diterangkan, predikat atau hal yang menerangkan, dan kopula atau hal
yang mengungkapkan hubungan antara subjek dan predikat. Adapun
proposisi hipotetis adalah proposisi yang antara bagian-bagian- nya
terdapat hubungan depedensi (ketergantungan), oposisi (berlawanan), dan
kesamaan.

c. Penalaran adalah suatu proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan.


Agar buah pengetahuan yang berdasarkan penalaran itu mempunyai bobot
kebenaran, maka proses berpikir perlu dan harus dilakukan dengan suatu
cara atau metode tertentu. Dalam penalaran proposisi-proposisi yang
menjadi dasar penyimpulan disebut premis, sedang kesimpulannya disebut
konklusi.

C. Urgensi Dan Manfaat Mempelajari Logika


Ilmu mantiq atau logika merupakan suatu cabang pengetahuan yang sangat
penting diketahui manusia untuk memperoleh ilmu atau dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan, baik pengetahuan umum maupun agama, agar cara berfikir
dalam hal tersebut, lurus, tepat dan teliti supaya tidak keliru atau salah dalam

8
menyusun kata-kata, sehingga pada saat menyimpulkan sesuatu menjadi lebih
optimal. Maka, mempelajari ilmu logika sangatah penting diantaranya:

1. Logika melatih kesanggupan akal dan menumbuhkan serta


mengembangkannya dengan membiasakan metode berfikir.
2. Mudah membedakan antara pikran yang benar dan salah.
3. Melatih akal manusia.
4. Dengan membiasakan latihan berfikir, manusia dengan mudah mengetahui
letak kesalahan dalam menghambat usaha pikiran untuk memperoleh suatu
yang diinginkan akal manusia.

Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa dengan akal manusia dapat
diketahui mana yang baik dan buruk, manfaat dan mudharat, benar dan salah.
Namun, demikian pikiran manusia tidak selalu sampai kepada tujuannya tanpa
disadari kadang-kadang sampai kepada sasarannya yang dituju dan sebaliknya,
oleh karena itu manusia sangat memerlukan undang-undang yang dapat menuntun
jalan pikiran mereka atau rambu-rambu akal, agar terhindar dari kesalahan dan
menjamin keselamatan berfikir. Sehubungan dengan itu Ibnu Khaldun dalam
kitabnya “Mukaddimah” mengatakan “Bahwa manusia dalam usahanya untuk
berfikir kadang-kadang berpijak pada jalan yang benar dan kadang-kadang
berpijak pada jalan yang salah. Oleh karena itu untuk sampai manusia pada jalan
yang benar, maka harus ada ilmu yang dapat menghasilkan usaha yang benar itu
yaitu, ilmu mantiq atau logika.”

Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa mempelajari ilmu mantiq sangat


penting, bahkan al-Ghazali mengatakan orang-orang yang tidak mempelajari dan
mendalami ilmu tersebut, niscaya ilmunya itu tidak akan dipercaya. Dari
keterangan tersebut jelaslah bahwa, sangat penting mempelajari ilmu mantiq
sebagai undang-undang dan metode-metode berfikir. Karena, berfikir itu
merupakan bahagian perintah ajaran agama Islam. Sebab, melaksanakan perintah
adalah bernilai ibadah, berfikir juga ibadah bahkan sebagai bukti mensyukuri
nikmat Allah swt. Di samping itu salah satu ciri yang membeda manusia pada
potensi berfikir (nathiq) dalam merenungkan objek pikir itu sebagai sumbangsih

9
seseorang kepada orang banyak. Sebab, eksistensi dan fungsioanal akal dapat
meningkatkan derajat dan status keberadaan seseorang dalam menjalankan tugas
sebagai pemegang amanah “ibadah risalah” dan khalifah di bumi ini. Maka,
berfikir itu pada hakikatnya ibadah yang merupakan amanah kemanusiaan. Maka,
al-Qur’an mengancam orang-orang yang taklid dan orangorang yang tidak
menggunakan potensi akalnya, inderawinya lahir dan batin dalam menyikapi,
mengkaji, meneliti dan mendayagunakan anugerah alam semesta. Bahkan
dikatakan orang-orang yang mempunyai ilmu mendapatkan kemuliaan dan derajat
yang tinggi dan bernilai, karena ia telah berusaha berfikir untuk mendapatkan
sesuatu yang baru dan dipandang lebih baik daripada pekerjaan yang tidak di
dasari pemikiran (ilmu).

Di samping itu peranan ilmu di tengah-tengah umat laksana matahari,


bulan dan bintang yang menerangi dan menghiasi alam semesta. Kemajuan
budaya suatu bangsa dapat ditentukan oleh kemajuan berfikir. Maka, berfikir itu
sangat urgen jika mengetahui metodologi berfikir yang akan menjadi penuntun ke
arah berfikir yang benar. Oleh karena kedudukan dan peranan berfikir sangat
penting, Islam tidak saja memerintah manusia untuk menggunakan akalnya, tetapi
juga memberikan pedoman, langkah-langkah metodologis serta teknis
mempergunakan akal dengan metode yang lurus dan mengharuskan kearah
pencapaian kebenaran. Untuk itu diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Berusaha membebaskan pemikiran dari belenggu taklid serta


menggunakan kebebasan berfikir sesuai dengan prinsip-prinsip
pengetahuan.
2. Langkah meditasi dan pencarian bukti atau data ilmiah empirik
3. Langkah yang demikian itu disebut meode ilmiah praktis
4. Langkah-langkah analisis, pertimbangan dan induksi karena ini merupakan
kegiatan penalaran dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penalaran
untuk menemukan kebenaran ilmiah dan data-data empirik yang
ditemukan.

10
5. Langkah membuat keputusan ilmiah berdasarkan argumen dan bukti
ilmiah.

Perlukita ketahui, berpengetahuan merupakan fitrah manusia guna


menjaga eksistensinya di dunia. Oleh karena itu, manusia diberikan akal untuk
berpikir agar mempermudah mendalami dan memperluas ilmu pengetahuan.
Adapun manfaat logika bagi ilmu pengetahuan adalah melatih jiwa manusia untuk
bisa menjernihkan jalan pikirannya dan membiasakan manusia untuk dapat
berpikir dan berargumentasi secara logis agar mudah mengetahui kesalahan
sehingga bisa mengevaluasi dengan cermat dan tepat (H.A. Kadir Sobur, 2015).
Logika yang baik sangat mendukung pemikiran yang baik. Dengan berpikir secara
logis, secara tidak langsung manusia akan mempertimbangkan segala bentuk
tindakan yang akan dia lakukan. Apakah tindakan tersebut banyak membawa
manfaat ataupun mudharatnya. Keselamatan dalam berpikir inilah yang perlu
mendapat perhatian khusus. Dimana manusia zaman ini sangatlah mudah
mengikuti paham-paham yang menimbulkan kerusakan maupun perpecahan.
Dengan berpikir logis yang disandarkan oleh wahyu, manusia akan menciptakan
kedamaian dan kemananan di muka bumi (Shalahuddin, 2019).

D. Hubungan Logika Dengan Berpikir Kritis


Berfikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang
benar. Apa yang disebut benar bagi tiap orang tidak selalu sama. Oleh sebab itu,
kegiatan proses berfikir untuk menghasilkan pengetahuan yang benar pun juga
berbeda-beda. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang
disebut sebagai kriteria kebenaran yang merupakan landasan bagi proses
penemuan kebenaran tersebut.
Selain Berpikir, kita juga mengenal Istilah “Berpikir Kritis”. Berpikir
kritis dilakukan setiap orang untuk mendapatkan pemahaman, melakukan
evaluasi, serta menyelesaikan masalah (Prihanti, 2017, hal: 123). Menurut Paul R
seseorang yang berpikir kritis akan mengacu pada dua asumsi yaitu, kualitas
berpikir mempengaruhi kualitas kehidupan individu dan setiap orang dapat belajar
bagaimana untuk terus menerus memperbaiki kualitas berpikir. Sehingga menurut

11
pandangan para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa, Berpikir kritis yang
dilakukan setiap orang akan mempengaruhi kualitas kehidupan dan memperbaiki
kualitas berpikir seseorang secara terus menerus, sehingga seseoarang akan
maksimal dalam mendapatkan pemahaman, melakukan evaluasi, serta
menyelesaikan masalah. Berpikir kritis adalah ketrampilan berpikir yang
dilakukan seseorang bagaimana seseorang itu memeriksa sebuah pernyataan
apakah pernyataan tersebut logis dan tidak berasal dari asumsi yang salah, apakah
pernyataan tersebut berasal dari dalil atau teori yang didukung oleh kebenaran dan
apakah pernyataan tersebut didapat dari informasi yang benar dan akurat.
Berpikir kritis juga berkaitan erat dengan penalaran, hal ini senada dengan
Edward Glaser dalam Fisher (2006:3) yang mendefinisikan berpikir kritis sebagai
pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis.
Penalaran adalah proses atau aktifitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan
atau membuat suatu pernyataan baru berdasar pada beberapa pernyataan yang
diketahui benar ataupun yang dianggap benar (Prihanti, 2017, hal:7). Penarikan
kesimpulan biasa dibahas dalam ilmu logika.
Logika adalah suatu proses sistematis yang dilakukan akal. Jadi ilmu
logika merupakan landasan dalam berpikir kritis untuk menarik suatu kesimpulan
atau membuat suatu pernyataan baru. Menurut Tan Malaka dalam Madilog (1943)
ada dua hukum berpikir yang dapat dilakukan manusia, hukum bergerak berkaitan
erat dengan dialektika dan hukum berhenti berkaitan dengan logika. Dalam suatu
forum atau tempat tertentu, kita sering melihat adanya suatu perdebatan atau
perselisihan yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang, antara seseorang
dengan kelompok atau antara kelompok dengan kelompok. Hal itu dipicu oleh
dilalektika ketika suatu kesimpulan atau pernyataan yang sudah final dijadikan
perbincangan atau perdebatan oleh cara berpikir manusia. Dialektika kadang
memang digunakan seseorang untuk mempertahankan argumen atau solusi yang
disampaikan seseorang tersebut.
Kita tidak bisa menilai pasti siapa yang benar dan siapa yang salah, tetapi
kita bisa menghindari perdebatan atau perselesihan seperti itu jika kita dapat
berpikir logis. Meskipun demikian, terkadakang dalam kenyataanya atau pada

12
umumnya, dalam kehidupan seharihari terutama dalam masayarakat, kita sering
mendengar dengan kata-kata misalnya “argumennya tidak logis atau solusinya
tidak logis”. Maksud dari kata logis adalah masuk akal dan tidak logis adalah
sebaliknya. Hal inilah yang diperlukan setiap orang, suatu ilmu tentang cara
berpikir yang jelas dan tepat untuk mendapatkan suatu rute yang benar dan
mendapatkan kata masuk akal.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara Etimologis, logika berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti
sebagai hasil pertimbangan akal dan pikiran yang diutarakan melalui kata
yang dinyatakan dalam bentuk bahasa. Logika juga merupakan salah satu
cabang dari filsafat, sebagai cabang filsafat ilmu logika sendiri disebut
sebagai salah satu ilmu pengetahuan yang mempelajari kecakapan untuk
bisa berpikir secara lurus, tepat dan teratur.
2. Pengertian adalah tanggapan atau gambaran yang dibentuk oleh akal budi
tentang kenyataan yang dipahami, atau merupakan hasil pengetahuan
manusia mengenai realitas. Pengertian-pengertian tentang kenyataan itu
disebut kata. Dengan kata lain, kata adalah tanda lahiriah untuk
menyatakan pengertian dan barangnya. Sedangkan Proposisi atau
pernyataan adalah rangkaian dari pengertian-pengertian yang dibentuk
oleh akal budi atau merupakan pernyataan mengenai hubungan yang
terdapat di antara dua buah term. Dan adapun penalaran adalah proses atau
aktifitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu
pernyataan baru berdasar pada beberapa pernyataan yang diketahui benar
ataupun yang dianggap benar.
3. Logika sangatlah penting untuk dipelajari karena Logika melatih
kesanggupan akal dan menumbuhkan serta mengembangkannya dengan
membiasakan metode berfikir, mudah membedakan antara pikran yang
benar dan salah, melatih akal manusia. Dengan membiasakan latihan

13
berfikir, manusia dengan mudah mengetahui letak kesalahan dalam
menghambat usaha pikiran untuk memperoleh suatu yang diinginkan akal
manusia. Adapun manfaat dari mempelajari logika membantu setiap orang
yang mempelajari logika untuk berfikir secara rasional, kritis, lurus, tepat,
tertib, metodis dan koheren, meningkatkan kemampuan berfikir secara
abstrak, cermat dan objektif, Menambah kecerdasan dan meningkatkan
kemampuan berfikir secara tajam dan mandiri, Meningkatkan cinta akan
kebenaran dan mennghindari kekeliruan serta kesesatan.
4. Berpikir adalah proses mental yang melibatkan penalaran, penggambaran,
dan kreativitas. Berpikir kritis memungkinkan evaluasi yang logis
terhadap pernyataan, menuntut kebenaran, dan menghindari asumsi yang
salah. Logika membantu menarik kesimpulan yang masuk akal,
mengurangi perdebatan tidak produktif, dan memungkinkan solusi yang
lebih baik. Berpikir logis penting untuk memahami, menilai, dan
menyelesaikan masalah dengan tepat.

B. Saran
Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apa pengertian dari logika,
fungsi dan tujuannya, aspek dalam memahaminya, pentingnya mepelajari serta
manfaat mempelajarinya dan hubungan logika terhadap berpikir kritis. Dengan
membaca dan mengetahui hal-hal tersebut, semoga kita bisa menjadi pelajar yang
terampil dan mempunyai pola pikir yang lurus tepat dan sehat. Mungkin inilah
yang diwacanakan pada penulisan makalah saya ini. Sekian.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Siti Rohmatul Ummah. 2022. “Logika Dan Filsafat Sebagai Argumentasi
Berpikir Kritis.” Jurnal Studi Islam Vol.17, No.2, 86-97.

Drs Surajiyo. 2005. “Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.” Jakarta: Bumi Aksara.

Drs. A. Sysanto. 2011 “Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi Ontologi,
Epistimologis, dan Aksiologis.” Jakarta: Bumi Aksara.

H.A Kadir Sobur. 2015. “Logika Dan Penalaran Dalam Perspektif Ilmu
Pengeetahuan.” TAJDID Vol. XIV, No. 2 387-414.

M. Idrus H. Ahmad. 2012. “Signifikan Memahami Logika Dasar.” Jurnal


Substantia, Vol. 14, No. (1) 37-44.

Martin Putra Perdana, Mohammad Muslih. 2021. “Logika Sebagai Landasan


Berpikir Dan Berilmu Pengetahuan” PROSIDING KONFERENSI
INTEGRASI INTERKONEKSI ISLAM DAN SAINS, Vol. 3, No. (3) 147-155.

Syaiful Asrobuanam, Sumaji. 2020. “Peran Logika Dalam Bepikir Kritis.” Jurnal
Silogisme 5 (2) 84–94.

T. Heru Nurgiansah, M.Pd. 2020. "Filsafat Pendidikan." Banyumas: Pena


Persada.

15

Anda mungkin juga menyukai