Logika Hukum
DISUSUN OLEH :
Chandika Oktaverian
18.4301.099
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas malah berjudul; “Logika
dan Ilmu Hukum” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Logika Hukum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Adityo Ariwibowo. 2014. Logika Hukum, https://adityoariwibowo.wordpress.com/2014/03/27/logika-
hukum/, Diakses pada 29 November 2020.
1
Munir Fuady menjelaskan bahwa logika dari ilmu hukum yang disusun oleh
hukum mencakup beberapa prinsip diantaranya; pertama, prinsip eksklusi, adalah
suatu teori yang memberikan pra anggapan bahwa sejumlah putusan independen
dari badan legislatif merupakan sumber bagi setiap orang, karenanya mereka
dapat mengidentifikasi sistem. Kedua, prinsip subsumption, adalah prinsip di
mana berdasarkan prisip tersebut ilmu hukum membuat suatu hubungan
hierarkhis antara aturan hukum yang bersumber dari legislatif superior dengan
yang inferior. Ketiga, prinsip derogasi, adalah prinsip-prinsip yang merupakan
dasar penolakan dari teori terhadap aturan-aturan yang bertentangan dengan
aturan yang lain dengan sumber yang lebih superior. Keempat, prinsip
kontradiksi, adalah adalah prinsip-prinsip yang merupakan dasar berpijak bagi
teori hukum untuk menolak kemungkinan adanya kontradiksi di antara peraturan
yang ada. Dapat dikatakan bahwa pengertian dari logika hukum (legal reasoning)
adalah penalaran tentang hukum yaitu pencarian “reason” tentang hukum atau
pencarian dasar tentang bagaimana seorang hakim memutuskan perkara/ kasus
hukum, seorang pengacara mengargumentasikan hukum dan bagaimana seorang
ahli hukum menalar hukum. Logika hukum dikatakan sebagai suatu kegiatan
untuk mencari dasar hukum yang terdapat di dalam suatu peristiwa hukum, baik
yang merupakan perbuatan hukum (perjanjian, transaksi perdagangan, dll)
ataupun yang merupakan kasus pelanggaran hukum (pidana, perdata, ataupun
administratif) dan memasukkannya ke dalam peraturan hukum yang ada.2
B. Identifikasi Masalah
2
Munir Fuady, 2010, Dinamika Teori Hukum.
2
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Pengertian Logika
Istilah logika, dari segi etimologis, berasal dari kata Yunani logos yang
digunakan dengan beberapa arti, seperti ‘ucapan, bahasa, kata, pengertian,
pikiran, akal budi, ilmu’ (Poespoprodjo, 1981: 2). Dari kata logos kemudian
diturunkan kata sifat logis yang sudah sangat sering terdengar dalam percakapan
kita sehari-hari. Orang berbicara tentang perilaku yang logis sebagai lawan
terhadap perilaku yang tidak logis, tentang tata cara yang logis, tentang
penjelasan yang logis, tentang jalan pikiran yang logis, dan sejenisnya. Dalam
semua kasus itu, kata logis digunakan dalam arti yang kurang lebih sama
dengan ‘masuk akal’; singkatnya, segala sesuatu yang sesuai dengan, dan dapat
diterima oleh akal sehat.
Dengan hanya berdasar kepada arti etimologis itu, apa sebetulnya logika masih
belum dapat diketahui. Agar dapat memahami dengan sungguh-sungguh
hakekat logika, sudah barang tentu orang harus mempelajarinya. Untuk maksud
itu, kiranya tepat kalau, sebagai suatu perkenalan awal, terlebih dahulu
dikemukakan di sini sebuah definisi mengenai istilah logika itu.
4
dan prinsip-prinsip berpikir tepat, melainkan juga membuat orang yang
bersangkutan mampu berpikir sendiri secara tepat dan kemudian mampu
membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat. Ini semua
menunjukkan bahwa logika tidak hanya merupakan suatu ilmu (science), tetapi
juga suatu seni (art). Dengan kata lain, logika tidak hanya menyangkut soal
pengetahuan, melainkan juga soal kemampuan atau keterampilan. Kedua aspek
ini berkaitan erat satu sama lain. Pengetahuan mengenai metode-metode dan
prinsip-prinsip berpikir harus dimiliki bila seseorang ingin melatih
kemampuannya dalam berpikir; sebaliknya, seseorang hanya bisa
mengembangkan keterampilannya dalam berpikir bila ia sudah menguasai
metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir.
5
inhern dalam logika turut menjaga dan mengurusnya serta meluruskan potensi
akal dalam mengkaji objek pikirnya.
2. Melatih orang untuk terbiasa berpikir teoritis dan praktis: aplikasi - praktris -
mekanistik berlogika.
3. Mengajarkan manusia untuk menuju kemahiran intelektualitas sebagai hasil
pengajaran logika tersebut berupa berpikir ilmiah baik bersifat saintifik, logis-
filosofis, maupun mistik-sufistik.
4. Untuk itu orang yang telah memahami logika diharapkan dapat :
a. Menempatkan persoalan dan menunaikan tugas pada situasi dan kondisi
yang tepat dan benar
b. Membedakan proses dan kesimpulan berpikir yang benar dari yang
salah.
5. Membahas hal-hal tentang suatu persoalan dengan syarat-syarat, dan jika sarat
itu dapat di penuhi, maka manusia akan memperoleh apa yang telah di anggap
benar, yang bagi masalah lain baru yang belum di akui kebenaranya. Jadi ilmu
ini khusus untuk menerangkan jalan-jalan yang benar, dan dengan jalan inilah
manusia bisa mencapai kebenaran tanpa memperhikan kedaan-keadaan yang
sedang di pikirkanya.4
4
Thaib Thahir, Ilmu Mantiq (Logika), ( Jakarta, PT Bumirestu. 1981) Hlm. 17
6
(mantik) sangat berperan membina kebenaran berpikir, orang yang tidak
mengerti ilmu logika (mantik), pendapatnya atau kesimpulannya yang di
kemukakannya tidak bisa dipercaya.5
4. Dan melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus pikirannya.6
5
Baihaqi, Ilmu Mantik teknik dasar berpikir logika, (Bandung, Darul Ulum Press. 1996) Hlm. 7
6
Ali Hasan, Ilmu Mantik (Logika), (Jakarta, Pedoman Ilmu.1992) Hlm. 2
7
Ibid.
7
Selanjutnya Munir Fuady menjelaskan bahwa logika dari ilmu hukum yang
disusun oleh hukum mencakup bebrapa prinsip diantaranya; Pertama, prinsip
eksklusi, adalah suatu teori yang memberikan pra anggapan bahwa sejumlah
putusan independen dari badan legislatif merupakan sumber bagi setiap orang,
karenanya mereka dapat mengidentifikasi sistem. Kedua, prinsip subsumption,
adalah prinsip di mana berdasarkan prisip tersebut ilmu hukum membuat suatu
hubungan hierarkhis antara aturan hukum yang bersumber dari legislatif superior
dengan yang inferior. Ketiga, prinsip derogasi, adalah prinsip-prinsip yang
merupakan dasar penolakan dari teori terhadap aturan-aturan yang bertentangan
dengan aturan yang lain dengan sumber yang lebih superior. Keempat, prinsip
kontradiksi, adalah adalah prinsip-prinsip yang merupakan dasar berpijak bagi
teori hukum untuk menolak kemungkinan adanya kontradiksi di antara peraturan
yang ada.8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Logika hukum adalah suatu hasil proses berpikir yang dibutuhkan oleh setiap
ahli hukum, calon ahli hukum atau penegak hukum. Mempunyai kompetensi
8
Munir Fuady. 2010. Dinamika Teori Hukum.
8
untuk menerapkan atau pembentuk hukum selalu memperhatikan antara
pertimbangan hukum dan amar putusan. Melakukan perumpamaan selama
melakukan proses olah pikir dengan berargumentasi hukum akan memudahkan
pemahaman.
Kesalahpahaman terhadap peran logika di dalam argumentasi hukum
yaitu :berkaitan dengan keberatan terhadap penggunaan logika silogistik
(sylogistiche logica). berkaitan dengan peran logika dalam proses pengambilan
keputusan oleh hakim dan pertimbangan-pertimbangan yang melandasi
keputusan. berkaitan dengan alur logika formal dalam menarik suatu
kesimpulan.logika tidak berkaitan dengan aspek substansi dalam argumentasi
hukum menyangkut tidak adanya kriteria formal yang jelas tentang hakikat
rasionalitas nilai di dalam hukum.
DAFTAR PUSTAKA
November 2020.
9
Memahami Kepastian (dalam)
Hukum. http://ngobrolinhukum.com/2013/02/05/memahami-kepastian-
Hukum. https://adityoariwibowo.wordpress.com/2014/03/27/logika-huk
Baihaqi. 1996. Ilmu Mantik teknik dasar berpikir logika. Bandung: Darul
Ulum Press.
10