Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LOGIKA DAN ILMU HUKUM

diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan Mata Kuliah:

Logika Hukum

DISUSUN OLEH :

Chandika Oktaverian

18.4301.099

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas malah berjudul; “Logika
dan Ilmu Hukum” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Logika Hukum. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak H. Endang, S.H.,M.H yang


telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan mata kuliah yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


membagi sebagian pengetahuannya sehigga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.

Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 29 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
Bab I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 3
Bab II PEMBAHASAN ........................................................................... 4
A. Pengertian Logika ..................................................................... 4
B. Tujuan dan Manfaat Logika Hukum ......................................... 5
C. Arti Penting Logika Terhadap Ilmu Hukum ............................. 7
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan.


Agar pengetahuan yang dihasilkan melalui penalaran tersebut mempunyai dasar
kebenaran, maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu cara dan
prosedur tertentu. Penarikan kesimpulan dari proses berpikir dianggap valid bila
proses berpikir tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan
kesimpulan seperti ini disebut sebagai logika. Logika dapat didefinisikan secara
luas sebagai pengkajian untuk berpikir secara valid. Logika ilmu berdasarkan cara
berpikir ilmiah masa lalu. Dalam cara berpikir ini, metode penelitian dan
pengalaman atau pembuktian empiris menjadi hal yang ‘wajib’ dan ‘mutlak’. Di
bawah pengaruh logika ilmu ini, banyak orang berkesimpulan bahwa sebuah ilmu,
juga pengetahuan yang masuk akal dan benar, haruslah bersifat positifistik
(terbukti dalam empiris).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, logika merupakan (1) pengetahuan


tentang kaidah berpikir, (2) jalan pikiran yang masuk akal. Menurut Munir Fuadi
logika berfungsi sebagai suatu metode untuk meneliti kebenaran atau ketepatan
dari suatu penalaran, sedangkan penalaran adalah suatu bentuk pemikiran. Kelsen
memandang ilmu hukum adalah pengalaman logical suatu bahan di dalamnya
sendiri adalah logikal . Ilmu hukum adalah semata-mata hanya ilmu logikal. Ilmu
hukum adalah bersifat logikal sistematikal dan historikal dan juga sosiologikal .
Logika hukum (legal reasoning) mempunyai dua arti, yakni arti luas dan arti
sempit. Dalam arti luas, logika hukum berhubungan dengan aspek psikologis yang
dialami hakim dalam membuat suatu penalaran dan putusan hukum. Logika
hukum dalam arti sempit, berhubungan dengan kajian logika terhadap suatu
putusan hukum, yakni dengan melakukan penelaahan terhadap model
argumentasi, ketepatan dan kesahihan alasan pendukung putusan.1

1
Adityo Ariwibowo. 2014. Logika Hukum, https://adityoariwibowo.wordpress.com/2014/03/27/logika-
hukum/, Diakses pada 29 November 2020.

1
Munir Fuady menjelaskan bahwa logika dari ilmu hukum yang disusun oleh
hukum mencakup beberapa prinsip diantaranya; pertama, prinsip eksklusi, adalah
suatu teori yang memberikan pra anggapan bahwa sejumlah putusan independen
dari badan legislatif merupakan sumber bagi setiap orang, karenanya mereka
dapat mengidentifikasi sistem. Kedua, prinsip subsumption, adalah prinsip di
mana berdasarkan prisip tersebut ilmu hukum membuat suatu hubungan
hierarkhis antara aturan hukum yang bersumber dari legislatif superior dengan
yang inferior. Ketiga, prinsip derogasi, adalah prinsip-prinsip yang merupakan
dasar penolakan dari teori terhadap aturan-aturan yang bertentangan dengan
aturan yang lain dengan sumber yang lebih superior. Keempat, prinsip
kontradiksi, adalah adalah prinsip-prinsip yang merupakan dasar berpijak bagi
teori hukum untuk menolak kemungkinan adanya kontradiksi di antara peraturan
yang ada. Dapat dikatakan bahwa pengertian dari logika hukum (legal reasoning)
adalah penalaran tentang hukum yaitu pencarian “reason” tentang hukum atau
pencarian dasar tentang bagaimana seorang hakim memutuskan perkara/ kasus
hukum, seorang pengacara mengargumentasikan hukum dan bagaimana seorang
ahli hukum menalar hukum. Logika hukum dikatakan sebagai suatu kegiatan
untuk mencari dasar hukum yang terdapat di dalam suatu peristiwa hukum, baik
yang merupakan perbuatan hukum (perjanjian, transaksi perdagangan, dll)
ataupun yang merupakan kasus pelanggaran hukum (pidana, perdata, ataupun
administratif) dan memasukkannya ke dalam peraturan hukum yang ada.2

B. Identifikasi Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Logika?


2. Apa Tujuan dan Manfaat dari Logika Hukum?
3. Bagaimana arti Logika terhadap Ilmu Hukum?

2
Munir Fuady, 2010, Dinamika Teori Hukum.

2
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari Logika.

2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari Logika Hukum.

3. Untuk mengetahui arti Logika terhadap Ilmu Hukum.

BAB II

PEMBAHASAN

3
A. Pengertian Logika
Istilah logika, dari segi etimologis, berasal dari kata Yunani logos yang
digunakan dengan beberapa arti, seperti ‘ucapan, bahasa, kata, pengertian,
pikiran, akal budi, ilmu’ (Poespoprodjo, 1981: 2). Dari kata logos kemudian
diturunkan kata sifat logis yang sudah sangat sering terdengar dalam percakapan
kita sehari-hari. Orang berbicara tentang perilaku yang logis sebagai lawan
terhadap perilaku yang tidak logis, tentang tata cara yang logis, tentang
penjelasan yang logis, tentang jalan pikiran yang logis, dan sejenisnya. Dalam
semua kasus itu, kata logis digunakan dalam arti yang kurang lebih sama
dengan ‘masuk akal’; singkatnya, segala sesuatu yang sesuai dengan, dan dapat
diterima oleh akal sehat.

Dengan hanya berdasar kepada arti etimologis itu, apa sebetulnya logika masih
belum dapat diketahui. Agar dapat memahami dengan sungguh-sungguh
hakekat logika, sudah barang tentu orang harus mempelajarinya. Untuk maksud
itu, kiranya tepat kalau, sebagai suatu perkenalan awal, terlebih dahulu
dikemukakan di sini sebuah definisi mengenai istilah logika itu.

Dalam bukunya Introduction to Logic, Irving M. Copi mendefinisikan logika


sebagai suatu studi tentang metode-metode dan prinsip-prinsip yang digunakan
dalam membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat (Copi,
1976: 3). Dengan menekankan pengetahuan tentang metode-metode dan
prinsip-prinsip, definisi ini hendak menggarisbawahi pengertian logika semata-
mata sebagai ilmu. Definisi ini tidak bermaksud mengatakan bahwa seseorang
dengan sendirinya mampu bernalar atau berpikir secara tepat jika ia
mempelajari logika. Namun, di lain pihak, harus diakui bahwa orang yang telah
mempelajari logika–jadi sudah memiliki pengetahuan mengenai metode-metode
dan prinsip-prinsip berpikir–mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
berpikir secara tepat ketimbang orang yang sama sekali tidak pernah berkenalan
dengan prinsip-prinsip dasar yang melandasi setiap kegiatan penalaran. Dengan
ini hendak dikatakan bahwa suatu studi yang tepat tentang logika tidak hanya
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan mengenai metode-metode

4
dan prinsip-prinsip berpikir tepat, melainkan juga membuat orang yang
bersangkutan mampu berpikir sendiri secara tepat dan kemudian mampu
membedakan penalaran yang tepat dari penalaran yang tidak tepat. Ini semua
menunjukkan bahwa logika tidak hanya merupakan suatu ilmu (science), tetapi
juga suatu seni (art). Dengan kata lain, logika tidak hanya menyangkut soal
pengetahuan, melainkan juga soal kemampuan atau keterampilan. Kedua aspek
ini berkaitan erat satu sama lain. Pengetahuan mengenai metode-metode dan
prinsip-prinsip berpikir harus dimiliki bila seseorang ingin melatih
kemampuannya dalam berpikir; sebaliknya, seseorang hanya bisa
mengembangkan keterampilannya dalam berpikir bila ia sudah menguasai
metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir.

Namun, sebagaimana sudah dikatakan, pengetahuan tentang metode-metode dan


prinsip-prinsip berpikir tidak dengan sendirinya memberikan jaminan bagi
seseorang dapat terampil dalam berpikir. Keterampilan berpikir itu harus terus-
menerus dilatih dan dikembangkan. Untuk itu, mempelajari logika, khususnya
logika formal secara akademis sambil tetap menekuni latihan-latihan secara
serius, merupakan jalan paling tepat untuk mengasah dan mempertajam akal
budi. Dengan cara ini, seseorang lambat-laun diharapkan mampu berpikir
sendiri secara tepat dan, bersamaan dengan itu, mampu pula mengenali setiap
bentuk kesesatan berpikir, termasuk kesesatan berpikir yang dilakukannya
sendiri.3

B. Tujuan dan Manfaat Logika Hukum


Tujuan "Logika", dilihat dari karakter yang terkandung dalam logika itu
sendiri, ialah "Memelihara, melatih, mengajar, dan mendidik yang bermuatan
mengembangkan potensi akal dalam mengkaji objek pikir dengan menggunakan
metodologi berpikir". Untuk itu tujuan logika adalah :
1. Dapat memelihara kemampuan dasar akal yang bersifat potensial dari
pengaruh luar (lingkungan) yang memungkinkan potensi akal ke arah
kesesatan; untuk itu, metodologi berpikir sebagai produk dan terdapat secara
3
Munir Fuady. 2010. Dinamika Teori Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia. 

5
inhern dalam logika turut menjaga dan mengurusnya serta meluruskan potensi
akal dalam mengkaji objek pikirnya.
2. Melatih orang untuk  terbiasa berpikir teoritis dan praktis: aplikasi - praktris -
mekanistik berlogika.
3. Mengajarkan manusia untuk menuju kemahiran intelektualitas sebagai hasil
pengajaran logika tersebut berupa berpikir ilmiah baik bersifat saintifik, logis-
filosofis, maupun mistik-sufistik.
4. Untuk itu orang yang telah memahami logika diharapkan dapat :
a. Menempatkan persoalan dan menunaikan tugas pada situasi dan kondisi
yang tepat dan benar
b. Membedakan proses dan kesimpulan berpikir yang benar dari yang
salah.
5. Membahas hal-hal tentang suatu persoalan dengan syarat-syarat, dan jika sarat
itu dapat di penuhi, maka manusia akan memperoleh apa yang telah di anggap
benar, yang bagi masalah lain baru yang belum di akui kebenaranya. Jadi ilmu
ini khusus untuk menerangkan jalan-jalan yang benar, dan dengan jalan inilah
manusia bisa mencapai kebenaran tanpa memperhikan kedaan-keadaan yang
sedang di pikirkanya.4

Mempelajari ilmu logika sangat besar manfaatnya, antara lain :


1. Melatih kesanggupan akal dan menumbuhkan serta mengembangkan dengan
pembiasaan membahas metode berfikir.
2. Menempatkan sesuatu pada tempatnya dan menyelesaikan pekerjaan pada
waktunya. Jadi sangat bertentang dengan logika, apabila membebani seseorang
dengan sesuatu di luar kesanggupannya dan menunda pekerjaan hari ini ke hari
besok.
3. Membuat seseorang mampu membedakan antara pikiran yang benar dan
pikiran yang salah. Ini merupakan manfaat yang paling asasi ilmu logika
(mantik), antara urut pikir yang benar oleh karenanya, akan menghasilkan
kesimpulan yang benar dan urut pikir yang salah yang dengan sendirinya akan
menampilkan kesimpulan yang salah. Al-Ghazali memandang ilmu logika

4
Thaib Thahir, Ilmu Mantiq (Logika), ( Jakarta, PT Bumirestu. 1981) Hlm. 17

6
(mantik) sangat berperan membina kebenaran berpikir, orang yang tidak
mengerti ilmu logika (mantik), pendapatnya atau kesimpulannya yang di
kemukakannya tidak bisa dipercaya.5
4. Dan melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus pikirannya.6

C. Arti Penting Logika Terhadap Ilmu Hukum


Logika hukum adalah suatu jalan pemikiran tentang bagamana peraturan itu
dibuat, dan ditemukan dalam bentuk peraturan dan penemuan hukum.
Kelsen memandang ilmu hukum adalah pengalaman logikal suatu bahan di
dalamnya sendiri adalah logikal. Ilmu hukum adalah semata-mata hanya ilmu
logikal. Ilmu hukium adalah bersifat logikal sistematikal dan historikal dan juga
sosiologikal.
Logika hukum berfungsi sebagai suatu metode untuk meneliti kebenaran atau
ketepatan dari suatu penalaran, sedangkan penalaran adalah suatu bentuk dari
pemikiran. Penalaran tersebut bergerak dari suatu proses yang dimulai dari
penciptaan konsep (conceptus), diikuti oleh pembuatan pernyataan
(propositio),kemudian diikuti oleh penalaran (ratio cinium, reasoning).
Logika hukum (legal reasoning) mempunyai dua arti, yakni arti luas dan arti
sempit. Dalam arti luas, logika hukum berhubungan dengan aspek psikologis yang
dialami hakim dalam membuat suatu penalaran dan putusan hukum. Logika
hukum dalam arti sempit, berhubungan dengan kajian logika terhadap suatu
putusan hukum, yakni dengan melakukan penelaahan terhadap model
argumentasi, ketepatan dan kesahihan alasan pendukung putusan (Munir Fuady).
Logika hukum adalah suatu hasil proses berpikir yang dibutuhkan oleh setiap
ahli hukum, calon ahli hukum atau penegak hukum. Mempunyai kompetensi
untuk menerapkan atau pembentuk hukum selalu memperhatikan antara
pertimbangan hukum dan amar putusan. Melakukan perumpamaan selama
melakukan proses olah pikir dengan berargumentasi hukum akan memudahkan
pemahaman.7

5
Baihaqi, Ilmu Mantik teknik dasar berpikir logika, (Bandung, Darul Ulum Press. 1996) Hlm. 7
6
Ali Hasan, Ilmu Mantik (Logika), (Jakarta, Pedoman Ilmu.1992) Hlm. 2
7
Ibid.

7
Selanjutnya Munir Fuady menjelaskan bahwa logika dari ilmu hukum yang
disusun oleh hukum mencakup bebrapa prinsip diantaranya; Pertama, prinsip
eksklusi, adalah suatu teori yang memberikan pra anggapan bahwa sejumlah
putusan independen dari badan legislatif merupakan sumber bagi setiap orang,
karenanya mereka dapat mengidentifikasi sistem. Kedua, prinsip subsumption,
adalah prinsip di mana berdasarkan prisip tersebut ilmu hukum membuat suatu
hubungan hierarkhis antara aturan hukum yang bersumber dari legislatif superior
dengan yang inferior. Ketiga, prinsip derogasi, adalah prinsip-prinsip yang
merupakan dasar penolakan dari teori terhadap aturan-aturan yang bertentangan
dengan aturan yang lain dengan sumber yang lebih superior. Keempat, prinsip
kontradiksi, adalah adalah prinsip-prinsip yang merupakan dasar berpijak bagi
teori hukum untuk menolak kemungkinan adanya kontradiksi di antara peraturan
yang ada.8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Logika hukum adalah suatu hasil proses berpikir yang dibutuhkan oleh setiap
ahli hukum, calon ahli hukum atau penegak hukum. Mempunyai kompetensi

8
Munir Fuady. 2010. Dinamika Teori Hukum.

8
untuk menerapkan atau pembentuk hukum selalu memperhatikan antara
pertimbangan hukum dan amar putusan. Melakukan perumpamaan selama
melakukan proses olah pikir dengan berargumentasi hukum akan memudahkan
pemahaman.
Kesalahpahaman terhadap peran logika di dalam argumentasi hukum
yaitu :berkaitan dengan keberatan terhadap penggunaan logika silogistik
(sylogistiche logica). berkaitan dengan peran logika dalam proses pengambilan
keputusan oleh hakim dan pertimbangan-pertimbangan yang melandasi
keputusan. berkaitan dengan alur logika formal dalam menarik suatu
kesimpulan.logika tidak berkaitan dengan aspek substansi dalam argumentasi
hukum menyangkut tidak adanya kriteria formal yang jelas tentang hakikat
rasionalitas nilai di dalam hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Faruq, Umar. 2013. Peran Logika dalam Ilmu Hukum. http://umar-

faruq.blogspot.com/2013/01/peran-logika-hukum.h tml. Diakses pada 29

November 2020.

9
Memahami Kepastian (dalam)

Hukum. http://ngobrolinhukum.com/2013/02/05/memahami-kepastian-

dalam-hukum/. Diakses pada 29 November 2020. 

Ariwibowo, Adityo. 2014. Logika

Hukum. https://adityoariwibowo.wordpress.com/2014/03/27/logika-huk

um/. Diakses pada 29November 2020. 

Munir Fuady. 2010. Dinamika Teori Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia. 

Thahir, Thaib. 1981. Ilmu Mantiq (Logika). Jakarta: PT Bumirestu.

Baihaqi. 1996. Ilmu Mantik teknik dasar berpikir logika. Bandung: Darul

Ulum Press.

Hasan, Ali. 1992. Ilmu Mantik (Logika). Jakarta: Pedoman Ilmu.

10

Anda mungkin juga menyukai