Anda di halaman 1dari 10

KEBUTUHAN LOGIKA SEBAGAI DASAR DALAM MEMAHAMI ILMU

HUKUM

Adriannisa Alfaina Maharani


Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudarto No.13, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang
Email : adriannisaalfainam@gmail.com

Abstrak
Agar suatu pendapat dapat diterima dan atau dipertimbangkan kebenarannya
untuk dapat dianggap sebagai suatu kebenaran, maka suatu pendapat seharusnya
dibangun dengan dasar argumen logika, sehingga dapat diterima sebagai sesuatu
yang logis. Penguasaan atau paling tidak pemahaman atas logika, dan argumentasi
hukum diperlukan oleh orang – orang yang berkecimpung dalam dunia hukum.
Hal tersebut dikarenakan adanya hubungan yang sangat era tantara logika dan
hukum. Logika, penalaran hukum, dan argumentasi hukum membekali para
mahasiswa hukum serta orang – orang yang berkecimpung dalam dunia hukum
dengan kemampuan berpikir kritis dan argumentatif dalam memahami prinsip,
aturan, dan praktik hukum. Tak dapat disangkal bahwa logika memiliki peran
yang terbatas dalam merumuskan atau menganalisis putusan – putusan
pengadilan, mencermati aturan hukum, memetakan opini dan pendapat hukum.
Kata Kunci : Logika; Argumentasi; Ilmu Hukum

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agar suatu pendapat dapat diterima dan atau dipertimbangkan kebenarannya
untuk dapat dianggap sebagai suatu kebenaran, maka suatu pendapat seharusnya
dibangun dengan dasar argumen logika, sehingga dapat diterima sebagai sesuatu
yang logis. Orang yang berlogika adalah orang yang memikirkan sesuatu secara
nalar dengan menghasilkan suatu kesimpulan yang masuk akal dan dapat
dipertanggungjawabkan. Penguasaan atau paling tidak pemahaman atas logika
diperlukan oleh orang – orang yang berkecimpung dalam dunia hukum. Hal
tersebut dikarenakan adanya hubungan yang sangat era tantara logika dan hukum.
Loevinger1 menyatakan bahwa logika diklaim oleh para filsuf sebagai
kepemilikan khusus sebagai dasar utama dari hukum. Logika hukum adalah
logika khusus yang digunakan melakukan suatu pemikiran, penalaran untuk
menarik suatu konklusi atau simpulan – simpulan tentang hukum. Logika,
penalaran hukum, dan argumentasi hukum membekali para mahasiswa hukum
serta orang – orang yang berkecimpung dalam dunia hukum dengan kemampuan
berpikir kritis dan argumentatif dalam memahami prinsip, aturan, dan praktik
hukum.
Hanson dalam buku Legal Method, Skills, and Reasoning 2, menyatakan bahwa
studi hukum secara kritis dari sudut pandang logika, penalaran hukum, dan
argumentasi hukum dibutuhkan karena pemahaman hukum dari perspektif
semacam ini berusaha menemukan, mengungkap, menguji akurasi, dan
menjustifikasi asumsi-asumsi atau makna-makna yang tersembunyi dalam
peraturan atau ketentun hukum yang ada berdasarkan kemampuan rasio (akal
budi) manusia. Kemampuan semacam ini tidak hanya dibutuhkan bagi mereka
yang berkecimpung dalam bidang hukum melainkan juga dalam seluruh bidang
ilmu dan pengetahuan lain di luar hukum.

B. Rumusan Masalah
Dalam tulisan ini terdapat beberapa permasalahan yang diangkat, antara lain
sebagai berikut :
1. Bagaimana pemahaman tentang Logika
2. Bagaimana pemahaman tentang Ilmu Hukum
3. Bagaimana relevansi antara Logika dan Ilmu Hukum

1
Dr. A’an Efendi, S.H.,M.H. dan Dr. Dyah Ochtorina Susanti, S.H., M.Hum, Logika dan
Argumentasi Hukum (Jakarta : KENCANA, 2020) Hlm. 1
2
Sharon Hanson (ed.), Legal Method, Skills and Reasoning (Milton Park-Abingdon-Oxon :
Routledge-Cavendish, 2010) Hlm. 5-8
PEMBAHASAN
A. Logika
Apa itu logika? Untuk memahami Logika, maka kita perlu mengetahui terlebih
dahulu istilah – istilah dari logika. Istilah tentang logika berasal dari Bahasa latin
dari kata “logos” yang berarti perkataan atau sabda. Adapun pengertian logika
yang berasal dari Bahasa Yunani “logikos” yang berarti “berhubungan dengan
pengetahuan” atau “berhubungan dengan Bahasa”. Menurut Lorens Bagus3,
logika adalah teori mengenai syarat – syarat penalaran yang sah. Penalaran yang
bertolak dari satu atau lebih pernyataan yang disebut kesimpulan. Selanjutnya,
menurut Mundiri, logika didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari metode dan
hukum – hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dan
penalaran yang salah. Logika merupakan ilmu pengetahuan tentang akal budi
untuk membimbing menuju yang benar. Dikatakan “ilmu pengetahuan” karena
logika merupakan keseluruhan dari hal – hal yang diketahui dan dibuktikan
dnegan prinsip – prinsip seperti pada semua ilmu. Dikatakan untuk “membimbing
menuju yang benar” karena logika akal budi untuk mengaturnya dimana logika
menyediakan hukum – hukum. Maka dari itu, logika merupakan keseluruhan
daripada hukum – hukum untuk memperoleh yang benar dalam pemikiran kita;
sehingga logika juga disebut Teknik berpikir / techne-ars4. Karena itu, maka :
Apabila logika menyajikan hukum – hukum dan membimbing pemikiran,
logika merupakan Teknik; apabila logika membuktikan hukum – hukum
dengan menggunakan prinsip – prinsip, maka logika merupakan ilmu, dengan
satu kata : logika adalah Teknik ilmiah.
Dari berbagai pendapat dan pandangan tentang istilah dan pengertian logika
tersebut di atas, maka meskipun terdapat perbedaan antara satu dengan lainnya,
akan tetapi prinsip yang menghubungkan yaitu logika selalu tentang kebenaran
dan validitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan. Artinya, logika merupakan
instrument berpikir dan bernalar dalam rangka penarikan suatu konklusi yang
3
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2000) Hlm. 519 - 520
4
Victorianus M.H, Randa Puang, Filsafat Hukum, Sub Cabang Filsafat Umum (Jakarta: PT.
Sofmedia, 2013) Hlm. 43
dapat diterima kebenarannya dalam konteks yang ilmiah, karena dilakukan secara
metodologis dengan kaidah – kaidah ilmu pengetahuan science and knowledge.
Selain pengertian daripada logika itu sendiri, ternyata logika juga memiliki
Manfaat, diantaranya :
1. Logika menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan metode dan
aturan abstrak yang dapat dipakai dalam pengembangan semua
keilmuan. Daya berpikir abstrak tersebut membantu melatih dan
mengembangkan daya berpikir ilmiah
2. Logika mencegah ketersesatan berpikir yang harus dihindari oleh ilmu
pengetahuan
3. Logika modern membantu berpikir secara mandiri dan membedakan
pikiran yang salah dan benar
4. Selain itu, logika membantu berpikir lurus, tepat, dan teratur sehingga
membantu memperoleh kebenaran yang menjadi modal penting dalam
pengembangan pengetahuan.
Munir Fuady (2007:23)5, mengatakan bahwa logika berfungsi sebagai suatu
metode untuk meneliti kebenaran atau ketepatan dari suatu penalaran, sedangkan
penalaran merupakan suatu bentuk dari pemikiran. Tugas logika menurut
Poedjawijatna6 ialah memberikan penerangan bagaimana orang seharusnya
berpikir. Logika memiliki batasan – Batasan, yaitu :
1. Ilmu tentang dasar dan metode untuk berpikir secara benar.
2. Ilmu tentang prinsip berpikir guna menghindarkan kesalahan dalam
berpikir
3. Ilmu tentang cara menggerakkan pikiran kepada jalan yang benar
4. Ilmu tentang metode/hukum yang digunakan untuk membedakan
penalaran yang benar dan yang salah.

5
Nurul Qamar, Dachran S. Busthami, Aan Aswari, dan Farah Syah Rezah, Logika Hukum :
Meretas Pikir dan Nalar (Makassar: CV. Social Politic Genius (SIGn), 2017) Hlm. 9
6
Dr. Hamzah Halim, S.H.,M.H., Cara Praktis Memahami dan Menyusun Legal Audit dan Legal
Opinion (Jakarta: KENCANA, 2015) Hlm. 138
B. Ilmu Hukum
Sebelum memahami tentang Ilmu hukum, kita harus mengerti mengenai
apa itu hukum terlebih dahulu. Apa itu hukum ? hingga saat ini para Sarjana
Hukum masih mencari – cari suatu definisi hukum yang dapat diterima oleh
semua kalangan. Namun demikian, walaupun sulit untuk memberikan definisi
hukum, terdapat beberapa pakar hukum yang telah mencoba memberikan
definisi hukum itu sendiri, seperti :
1. Prof. Dr. Sudikno, Hukum merupakan sekumpulan peraturan –
peraturan atau kaidah dalam suatu kehidupan bersama; keseluruhan
peraturan tentang tingkah laku yang berlaku dalam kehidupan
bersama yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu
sanksi.
2. Prof. DR. E. Utrech, S.H., Hukum adalah himpunan petunjuk
hidup (perintah dan larangan yang mengatur tata tertib kehidupan
bermasyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat
yang bersangkutan karena pelanggaran petunjuk hidup itu dapat
menimbulkan Tindakan dari pihak pemerintah.
3. Prof. Muchtar Kusumaatmadja, Hukum adalah seperangkat asas
dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat
dan meliputi juga Lembaga (institusi) dan proses yang
mewujudkan berlakunya kaidah tersebut dalam kenyataan.
Dari definisi tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang menjadi
unsur, ciri, dan sifat hukum adalah :
1) Hukum merupakan suatu kaidah, yaitu patokan perilaku manusia dalam
pergaulan hidup di masyarakat
2) Hukum terdiri dari perintah dan larangan, serta bersifat mengatur dan
memaksa
3) Sanksi hukum tegas dan bersifat fisik
4) Tujuan hukum untuk mencapai ketertiban, kepastian, dan keadilan.
Setiap ketentuan hukum berfungsi untuk mencapai tata tertib antar
hubungan manusia dalam kehidupan sosial. Sesuai dengan tujuannya untuk
mencapai tata tertib demi keadilan, aturan – aturan hukum berkembang sejalan
dengan perkembangan pergaulan hidup manusia. Ilmu hukum (science of law),
mengklaim dirinya sebagai ilmunya sendiri yang telah membentuk kepribadian
keilmuannya dengan cara membangun logikanya sendiri. Maka, ilmu hukum
berusaha membangun dan membentuk elemen – elemen pendukung
kepribadian ilmunya, antaralain logikanya, nalarnya, Bahasa, penemuan
hukum, argumentasi serta interpretasinya sendiri. Mengenai arti apa ilmu
hukum itu dapat dilihat dari pendapat berbagai pakar hukum, antara lain :
1) Cross, memberikan definisi bahwa ilmu hukum adalah segala
pengetahuan hukum yang mempelajari hukum dalam segala bentuk
dan manifestasinya.7
2) Menurut Satjipto Rahardjo Ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan
yang berusaha menelaah hukum. Ilmu hukum mencakup dan
membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum. Ilmu
hukum objeknya hukum itu sendiri. Demikian luasnya masalah
yang dicakup oleh ilmu ini, sehingga sempat memancing pendapat
orang untuk mengatakan bahwa “batas-batasnya tidak bisa
ditentukan”.
3) Fitzgerald, berpendapat bahwa ilmu hukum adalah nama yang
diberikan kepada suatu cara untuk mempelajari hukum, suatu
penyelidikan yang bersifat abstrak, umum, dan teoretis, yang
berusaha mengungkapkan asas – asas yang pokok dari hukum dan
sistem hukum.8
4) Dari uraian di atas, dapat dikatakan secara singkat, bahwa ilmu
hukum adalah suatu pengetahuan yang objeknya adalah hukum dan
yang khusus mengajarkan perihal hukum dalam segala bentuk

7
Cross dalam Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum (Bandung: Alumni, 1982) Hlm. 12
8
Fitzgerald dalam Hasanuddin AF, dkk, Pengantar Ilmu Hukum (Jakarta: Pustaka Al – Husna
Baru bekerjasama dengan UIN Jakarta Press, 2004) Hlm. 4
manifestasinya, ilmu hukum sebagai ilmu kaidah, ilmu hukum
sebagai ilmu pengertian dan ilmu hukum sebagai ilmu kenyataan.9
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa ilmu hukum adalah karya manusia
yang berusaha mencari kebenaran, tentang sesuatu yang memiliki ciri – ciri
sistematis, logis, empiris, metodis, umum, dan akumulatif. Menelaah sifat khas
ilmu hukum, maka terdapat 4 hal yang menggambarkan ilmu hukum sebagai
ilmu sui generis, yaitu :
1. Karakter normatif ilmu hukum, dimana ilmu hukum memiliki
karakter yang khas, yaitu sifatnya yang normatif.
2. Terminologi Ilmu Hukum, dimana ilmu hukum memiliki berbagai
istilah, diantaranya Rechtswetenscap atau Rechstheorie dalam
Bahasa Belanda, Jurisprudence atau legal science dalam Bahasa
Inggris, dan Jurisprudent dalam Bahasa Jerman.
3. Jenis Ilmu Hukum
Dari segi objeknya, ilmu hukum dibedakan atas : Ilmu hukum
Normatif dan Ilmu hukum Empiris. Ilmu hukum normatif berfokus
terhadap norma, sedangkan ilmu hukum empiris terbagi dalam tiga
tahap, yaitu : Realis, Sociological Jurisprudence, dan Socio – legal
studies.
4. Lapisan Ilmu Hukum
J. Gijssels dan Mark van Hoecke membedakan ilmu hukum
berfasarkan pelapisan ilmu hukum yang terbagi menjadi 3 bagian,
yaitu Filsafat Hukum, Teori Hukum, dan Dogmatik Hukum.

C. Relevansi Logika dan Ilmu Hukum


Setelah memahami tentang logika dan ilmu hukum, maka kita dapat
mengetahui mengapa kita membutuhkan logika dalam mempelajari ilmu
hukum. Pada praktiknya, mahasiswa jurusan ilmu hukum diharapkan mampu
menganalisis kasus hukum melalui medium penalaran hukum dalam kasus-

9
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, dalam R.Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum (Jakarta:
Sinar Grafika, 2011) Hlm. 4 – 5
kasus hukum entah dalam wilayah publik, akademik, atau pengadilan. Di
samping itu mahasiswa pun diharapkan mampu memahami secara kritis,
rasional, dan argumentatif teori, rumusan undang-undang, opini, maupun
pendapat hukum. Tak dapat disangkal bahwa logika memiliki peran yang
terbatas dalam merumuskan atau menganalisis putusan – putusan pengadilan,
mencermati aturan hukum, memetakan opini dan pendapat hukum. Logika
memiliki manfaat / kegunaan di bidang hukum, diantaranya :
1) Bagi para hakim, logika berguna dalam mengambil pertimbangan untuk
memutuskan suatu kasus
2) Bagi para praktisi hukum, logika berguna untuk mencari dasar bagi suatu
peristiwa atau perbuatan hukum untuk menghindari terjadinya pelanggaran
hukum di kemudian hari dan untuk menjadi bahan argumentasi apabila
terjadi sengketa mengenai peristiwa ataupun perbuatan hukum tersebut
3) Bagi para penyusun undang – undang dan peraturan, logika berguna untuk
mencari dasar mengapa suatu undang – undang disusun dan mengapa
suatu peraturan perlu dikeluarkan
4) Bagi pelaksanaan undang – undang, logika berguna untuk mencari
pengertian yang mendalam tentang suatu undang – undang atau peraturan
agar tidak hanya menjalankan tanpa mengerti maksud dan tujuannya
Selain kegunaan / manfaat daripada Logika dalam bidang hukum, terdapat pula
kedudukan logika dalam ilmu hukum, yaitu logika sebagai :
1. Aturan interpretasi yang dipakai untuk mengkonstruksi makna ekspresi
hukum, misalnya clara non sunt interpretanda
2. Aturan penyimpulan, yang berguna untuk menyimpulkan konsekuensi dari
aturan – aturan hukum, serta aturan – aturan penalaran.
3. Aturan tentang kontradiksi, sebagai pemecah kontradiksi aturan – aturan
hukum misalnya lex posterior derogate legi priori.
4. Aturan yang dipakai untuk menentukan lingkungan factual, seperti in
dubio pro reo
5. Aturan – aturan prosedur, aturan bahwa hakim seharusnya
mempertimbangkan argument dari kedua belah pihak.
Logika, penalaran hukum, dan argumentasi hukum membekali para mahasiswa
hukum, pekerja hukum, dan praktisi hukum dengan kemampuan berpikir kritis
dan argumentative dalam memahami prinsip, asumsi, aturan, proposisi, dan
praktik hukum. Studi hukum secara kritis dari sudut pandang logika, penalaran
hukum, dan argumentasi hukum dibutuhkan karena pemahaman hukum dari
perspektif semacam ini berusaha menemukan, mengungkap, menguji akurasi,
dan menjustifikasi asumsi atau makna yang tersembunyi dalam peraturan atau
ketentuan hukum yang ada berdasarkan kemampuan akal budi manusia.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas, beberapa kesimpulan dapat ditarik
sebagai benang merah yang menyatukan substansi pembahasan artikel ini.
Kesimpulan tersebut antara lain :
Pertama, bahwa logika merupakan instrument berpikir dan bernalar dalam
rangka penarikan suatu konklusi yang dapat diterima kebenarannya dalam
konteks yang ilmiah dan merupakan dasar dalam mempelajari ilmu hukum.
Kedua, Ilmu hukum adalah karya manusia yang berusaha mencari
kebenaran, tentang sesuatu yang memiliki ciri – ciri sistematis, logis, empiris,
metodis, umum, dan akumulatif. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu hukum dengan
ciri – cirinya berusaha mempelajari sistematika hukum dengan kaidah – kaidah,
seperti rumusan kaidah, sebab terbentuknya dan sebagainya, sedemikian rupa
hingga hukum dapat dipelajari dengan sebaik – baiknya.
Ketiga, terdapat hubungan antara logika dengan ilmu hukum yang mana
keduanya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari studi hukum. Studi
hukum secara kritis dari sudut pandang logika, penalaran hukum, dan
argumentasi hukum dibutuhkan karena pemahaman hukum dari perspektif
semacam ini berusaha menemukan, mengungkap, menguji akurasi, dan
menjustifikasi asumsi atau makna yang tersembunyi dalam peraturan atau
ketentuan hukum yang ada berdasarkan kemampuan akal budi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, A’an, dan Dyah Ochtorina Susanti. 2020. Logika dan Argumentasi
Hukum. Jakarta: KENCANA
Bagus, Lorens. 2000 Kamus Filsafat. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Rahardjo, Satjipto. 1982. Ilmu Hukum. Bandung : Alumni
Halim, Hamzah. 2015. Cara Praktis Memahami dan Menyusun Legal Audit dan
Legal Opinion. Jakarta : KENCANA
R.Soeroso. 2011. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: Sinar Grafika
Jurdi, Faljurrahman. 2017. Logika Hukum. Jakarta : KENCANA
M. Hadjon, Phillpus, dan Tatiek Sri Djatmiati. 2014. Argumentasi Hukum.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Marzuki, Peter Mahmud. 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta : KENCANA
Kurniawan, Moh. Ihsan dkk. 2018. “Ilmu Hukum dalam Pengertian, Kenyataan,
dan Arti”. Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum IBLAM.
Weruin, Urbanus Ura. 2017. “Logika, Penalaran, dan Argumentasi Hukum”
dalam Jurnal Konstitusi, Volume 14, Nomor 2, Juni 2017. Jakarta : FH
Universitas Tarumanagara Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai