SCEMATIC
Disusun oleh:
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kesehatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Teori belajar dalam pengembangan model pembelajaran yang diampu
oleh Ibu Prof. Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd. Jenis tugas yang diberikan adalah
membuat makalah dan presentasi. Perincian makalah yang diberikan adalah
menyusun makalah tentang Teori allogaritma dan scematic.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................4
1.3. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1. Teori Belajar Allogaritma............................................................................6
2.2 Teori Belajar Scematic.................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
3.1. Kesimpulan.................................................................................................15
3.2. Saran...........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan
tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit.
Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki
keterkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar adalah suatu
proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada peserta
didik, sehingga belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah
laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Pembelajaran merupakan suatu proses dalam belajar yang merupakan
suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang
diarahkan pada tercapainya suatu tujuan pendidikan.
Untuk membantu terlaksananya pembelajaran yang efektif di kelas,
diperlukan adanya suatu teori belajar yang sesuai karena penggunaan teori belajar
yang tidak sesuai akan mengakibatkan terhambatnya proses pembelajaran
sehingga tidak akan bisa mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
Penerapan teori belajar di kelas membutuhkan pemahaman yang mendalam terkait
teori tersebut supaya bisa mengembangkannya secara tepat guna sesuai dengan
kondisi lingkungan pendidikan. Dari sekian banyak teori belajar, ada satu teori
yang dinamakan teori allogaritma dan scematic. Untuk memahami lebih lanjut
maka dalam makalah ini akan membahas mengenai “Teori Allogaritma dan
Scematic”
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang
hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan diketahui ciri-cirinya.
Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur,
linier, sekuensial, sedangkan materi pelajaran lainnya akan lebih tepat bila
disajikan dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada siswa untuk
berimajinasi dan berpikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami suatu rumus
matematika, akan lebih efektif jika presentasi informasi tentang rumus tersebut
disajikan secara algoritmik. Alasannya, karena suatu rumus matematika biasanya
mengikuti urutan tahap demi tahap yang sudah teratur dan mengarah ke satu target
tertentu.
Menurut Landa ada dua cara mengajar proses algoritmik kepada pebelajar
yaitu :
4. Ini yang paling sulit, yaitu mengajar pebelajar sedemikian rupa agar mereka
mampu mengembangkan pola berpikir algoritmik di dalam benak mereka, dengan
harapan mereka akan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan baru yang tidak
pernah dibahas dalam pengajaran dengan cara yang sama sistematik dan logisnya.
Hal ini bisa tercapai hanya jika guru mampu memberikan contoh konkret kepada
pebelajar bagaimana sebenarnya berpikir algoritmik itu.
2.1.3 Implikasi teori belajar allogaritma
(d) menentukan strategi belajar yang sesuai dengan sistem algoritmik atau
heuristik,
Sebagai contoh aplikasi Teori Belajar Algoritma pada siswa SMK (jurusan
otomotif) pada pembelajaran “Melepas Roda Mobil dan Memasang Roda Mobil”
sebagai berikut :
2.2.1 Pengertian
berupa representasi persepsi, ide, dan aksi yang diasosiasikan, merupakan dasar
Jean Piaget menyatakan bahwa cara berpikir anak bukan hanya kurang
matang dibandingkan dengan orang dewasa karena kalah pengetahuan , tetapi juga
berbeda secara kualitatif. Menurut penelitiannya juga bahwa tahap-tahap
perkembangan individu /pribadi serta perubahan umur sangat mempengaruhi
kemampuan belajar individu.
Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata
(Schematic), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat
mengikat, memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan
karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis,
sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dengan demikian
seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap
dibandingkan ketika ia masih kecil.
Scheme adalah pola tingkah laku yang dapat diulang. Scheme
berhubungan dengan
- Refleks-refleks pembawaan ; misalnya bernapas, makan, minum.
- Scheme mental ; misalnya scheme of classification, scheme of operation. ( pola
tingkah laku yang masih sukar diamati seperti sikap, pola tingkah laku yang dapat
diamati
Jika schemas / skema / pola yang sudah dimiliki anak mampu menjelaskan
hal-hal yang dirasakan anak dari lingkungannya, kondisi ini dinamakan keadaan
ekuilibrium (equilibrium), namun ketika anak menghadapi situasi baru yang tidak
bisa dijelaskan dengan pola-pola yang ada, anak mengalami sensasi
disekuilibrium (disequilibrium) yaitu kondisi yang tidak menyenangkan.
Sebagai contoh karena masih terbatasnya skema pada anak-anak : seorang
anak yang baru pertama kali melihat buaya ia menyebutnya sebagai cicak besar,
karena ia baru memiliki konsep cicak yang sering dilihat dirumahnya. Ia memiliki
konsep cicak dalam skemanya dan ketika ia melihat buaya untuk pertama kalinya,
konsep cicaklah yang paling dekat dengan stimulus. Peristiwa ini pun bisa terjadi
pada orang dewasa. Hal ini terjadi karena kurangnya perbendaharaan kata atau
dalam kehidupan sehari-harinya konsep tersebut jarang ditemui. Misalnya :
seringkali orang menyebut kuda laut itu sebagai singa laut, padahal kedua
binatang itu jauh berbeda cara hidupnya, lingkungan kehidupan, maupun bentuk
tubuhnya dengan kuda ataupun singa. Asosiasi tersebut hanya berdasarkan
sebagian bentuk tubuhnya yang hampir sama.
3.2. Saran
Sebagai pendidik kita diharapkan mampu menuntun para peserta didik
dengan memberikan pembelajaran yang kontekstual dan bermakna. Untuk itu kita
sebagai pendidik diharapkan memahami berbagai teori belajar dan menggunakan
metode yang tepat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetya I, Suciati & Wardani. 1994. Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan
Mengajar. Jakarta: Pekerti Dikti Dikbud
Ruddell,R. Martha. 2005. Teching Content Reading and Writing. Four Edition.
USA : Hermitage Publishing Sevices.