Anda di halaman 1dari 14

Instructional Theories and Instructional Design Theories

FOUNDATIONS OF EDUCATIONAL TECHNOLOGY


J.MICHAEL SPECTOR

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas pada
matakuliah Dasar Teknologi Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Dr.Cristina Ismaniati M.Pd.

Oleh : Nurlaela Yuniati Rahma


NIM : 23011140035

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI PEMBELAJARAN


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa atas segala karunia
serta rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Teori Pembelajaran dan Teori Desain Pembelajaran” dengan lancar dan baik
serta dapat mengumpulkannya tepat waktu. Makalah ini di buat untuk
melengkapi tugas pada matakuliah Dasar Teknologi Pembelajaran.
Makalah ini membahas tentang teori-teori belajar, teori belajar menurut
para Ahli, dan penerapanya dalam pembelajaran. Penulis menyadari bahwa
makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
tulisan ini kedepannya.

Yogyakarta, 23 Oktober 2023


Penulis

Nurlaela Yuniati Rahma

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II TEORI PEMBELAJARAN DAN DESAIN PEMBELAJARAN...................3
A. Teori Pembelajaran Dan Desain Pembelajaran........................................3
B. Prinsip dan Konsep Pembelajaran.............................................................3
C. Jenis Pembelajaran, Pengaturan Pembelajaran, dan Metode/Model
Pembelajaran.................................................................................................5
D. Lingkungan Dan Teknologi Pembelajaran Cerdas...................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................10
A. Kesimpulan..................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Dewey (1907), tujuan pendidikan adalah bahwa


memastikan anak menjaadi orang dewasa yang mampu membuat penilaian
yang tepat, relevan, efektif sehubungan dengan masalah yang dihadapi
dalam kehidupan mereka dan masyarakat. Namun seiring berjalannya
waktu, Pembelajaran memiliki definisi yang semakin luas, karena
nyatanya Pendidikan tidak hanya dibutuhkan oleh anak-anak, namun
dibutuhkan oleh hampir setiap individu, tidak perduli berapapun usianya.
Maka dari itu, dibutuhkannya proses pembelajaran yang mampu
mendukung tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, maka bermunculan
berbagai teori yang berusaha membantu dan memahami manusia agar
dapat memahami pembelajaran dengan lebih mudah, untuk
memahamidan mengaplikasikan teori-teori ini, diperlukannya desain
pesan pembelajaran yang akan mendesain, mengelola, dan mengatur
proses terjadinya pembelajaran. Berdasarkan pengertian pembelaj yang
dikemukakan di atas, dapat ditarik benang merah yang menjadi konsep
utama yang akan di bahas, yaitu:
1. Bagaimana teori belajar itu dapat diaplikasikan.
2. Desain pesan pembelajaran sebagai penyampai pesan dalam proses
pembelajaran.
3. Apa saja jenis-jenis metode /model pembelajaran.
4. Lingkungan seperti apa yang mendukung kegiatan pembelajaran secara
optimal.
Teori adalah pernyataan adanya hubungan sebab akibat dua variabel
atau lebih atas terjadinya suatu peristiwa baru. Dalam kajian ilmu
pengetahuan, teori memiliki dua aspek, yaitu aspek formal dan aspek
empiris. Aspek formal berkaitan dengan bentuk kata-kata atau simbol-
simbolnya. Sedangkan aspek empiris, terdiri dari peristiwa-peristiwa fisik
sehingga menerangkan suatu hal.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan teori pembelajaran dan desain
pembelajaran.

b. Apa yang dimaksud dengan prinsip pembelajaran?

c. Apa saja jenis pembelajaran, pengaturan pembelajaran, dan jenis-jenis


metode/ model pembelajaran?

d. Bagaimana lingkungan dan teknologi pembelajaran cerdas.


C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian konsep teori pembelajaran, sehingga cara
ini dapat dipakai dalam proses belajar mengajar.
b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip teori pembelajaran
c. Untuk mengetahui jenis pembelajaran dan pengaturan pembelajaran.
d. Untuk mengetahui lingkungan dan teknologi pembelajaran cerdas yang
mendukung proses terjadinya pembelajaran.

4
BAB II
TEORI PEMBELAJARAN DAN DESAIN PEMBELAJARAN

A. Teori Pembelajaran Dan Desain Pembelajaran

Pembelajaran bermakna aktivitas pembelajaran yang sifatnya instruksional.


Artinya, terjadi upaya pengelolaan lingkungan pembelajaran secara sadar dan
disengaja dengan tujuan untuk membentuk (diri) seseorang dalam situasi tertentu
menjadi lebih positif atau lebih baik. Melalui pendefinisian tersebut, dapat
dikatakan bahwa pembelajaran merupakan segala usaha yang dilakukan oleh
seorang guru untuk dapat menghasilkan suatu proses belajar pada diri peserta
didik.
Teori desain instruksional berbeda dengan teori pembelajaran seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya karena teori ini berorientasi pada desain
dan tujuan. Teori pembelajaran pada dasarnya bersifat deskriptif, seperti
halnya epistemologi konstruktivis. Teori instruksional menyediakan
jembatan antara teori deskriptif dan desain instruksional dengan
menyertakan tujuan atau hasil yang ditargetkan. Teori desain instruksional
melangkah lebih jauh dengan memasukkan gagasan tentang desain yang
menghubungkan metode pengajaran berdasarkan teori instruksional dengan
hasil yang ditargetkan dengan cara yang efisien. Hal ini mungkin terlihat
seperti perbedaan yang kecil bagi sebagian orang, namun menambahkan
aspek desain menciptakan serangkaian pertimbangan dan tantangan yang
sama sekali baru bagi para peneliti dan praktisi
B. Prinsip dan Konsep Pembelajaran
Dalam buku “the foundation of education technology” membahas tentang
konsep terlebih dahulu. Menurut Bruner (1966), pembelajaran berkaitan dengan
urutan optimal yang akan membantu seseorang menguasai tujuan tertentu dan
menjadi pemecah masalah yang mandiri dalam bidang yang ditargetkan.
Salah satu prinsip yang didukung oleh penelitian empiris yang substansial
dan yang terjadi dalam banyak konteks pembelajaran adalah konsep pengajaran.
Kata 'konsep' digunakan secara informal untuk merujuk pada ide atau gagasan
umum yang berkaitan dengan sejumlah hal atau situasi, seperti konsep
pendidikan atau konsep efisiensi.

11
Konsep jelas penting dalam mengorganisir informasi dan memecahkan
masalah (Anderson, 1983; Gagné, 1985). Selain itu, pengetahuan pada umumnya
bersifat kumulatif dan dibangun berdasarkan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya (Gagné, 1985; Gagné & Merrill, 1990; Seel, 2004). Untuk alasan-
alasan ini, sering kali akan sangat membantu jika kita menyertakan representasi
tentang posisi sebuah konsep dalam kaitannya dengan konsep-konsep lain.
Singkatnya, peta konsep dalam bentuk hirarki semantik sering kali berguna
untuk memusatkan perhatian pada suatu konsep tertentu, dan menyediakan peta
semacam itu dapat membantu peserta didik mengorganisasikan informasi secara
internal untuk memudahkan penyimpanan dan pengambilan informasi-dalam hal
ini, informasi tersebut adalah definisi suatu konsep. Gambar 10.1 memberikan
contoh peta konsep (dalam hal ini, jaringan semantik) yang dapat digunakan
untuk memulai pengajaran konsep 'tsunami'
Jika seseorang menganalisis komponen-komponen yang terlibat dalam
aktivitas pembelajaran konsep yang umum, ia dapat mengidentifikasi

1. nama konsep

2. dan kemungkinan hubungannya dengan konsep-konsep lain,

3. ciri-ciri esensial atau karakteristik khas yang digunakan untuk


mengidentifikasi contoh,

4. contoh-contoh konsep, dan

5. bukan contoh konsep.


Prinsip pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran konsep dapat
mengindikasikan bahwa keempat komponen tersebut harus ada untuk
memastikan pembelajaran konsep; tentu saja, harus ada kesempatan untuk
berlatih dengan umpan balik yang tepat waktu.
Jika konteks instruksionalnya sesuai, mungkin ada baiknya untuk
mempertimbangkan kegiatan di dalam kelas untuk mengembangkan peta konsep
untuk 'pembelajaran'. Kegiatan ini dapat terdiri dari dua bagian, dengan bagian
pertama yang ditujukan pada jaringan semantik tingkat tinggi untuk
menunjukkan apa itu pembelajaran, konsep-konsep yang terkait dengan
pembelajaran, dan sifat dari hubungan-hubungan tersebut. Bagian kedua adalah
menyediakan fitur-fitur yang penting dan terkait namun bersifat incidental
bersama dengan contoh dan bukan contoh.
12
Perlu dicatat pada titik ini bahwa perancang pembelajaran biasanya
membagi konsep menjadi dua jenis utama: konkret dan abstrak. Konsep konkret
mengacu pada kategori yang dapat dipelajari dengan menunjuk objek-misalnya
"itu pohon". Di sisi lain, ada konsep-konsep yang tidak memiliki objek fisik
tertentu yang dapat dijadikan contoh. Contoh konsep abstrak termasuk
kebebasan, kebahaagiaan, kebijaksanaan.
Contoh prinsip dan strategi instruksional preskriptif yang terkait erat dengan
ilmu kognitif dan psikologi pembelajaran meliputi hal-hal berikut:

1. Mempertimbangkan keterbatasan memori jangka pendek dan memecah


informasi menjadi unit-unit yang dapat dikelola sesuai dengan tingkat
pemahaman siswa.
2. Ketika mengajarkan konsep, pastikan untuk menyertakan definisi, contoh,
tanpa contoh, dan kesempatan untuk berlatih dengan umpan balik; urutannya
mungkin tidak terlalu berbeda, namun semuanya harus disertakan secara
eksplisit.
3. Berikan umpan balik yang tepat waktu dan bermakna-apa yang dianggap
tepat waktu dan bermakna akan bergantung pada tingkat pemahaman siswa.
4. Membantu peserta didik untuk fokus pada tujuan dan isi kegiatan dan sumber
daya.
5. Memberikan dasar bagi pelajar untuk termotivasi untuk belajar dan terlibat
dalam kegiatan pembelajaran.
6. Memberikan dasar kepada peserta didik untuk menjadi mandiri dalam kegiatan
yang ditunjukkan atau dengan jenis tugas yang ditargetkan.
7. Menyelaraskan penilaian dengan tujuan, sasaran, dan aktivitas pembelajaran.

C. Jenis Pembelajaran, Pengaturan Pembelajaran, dan Metode/Model


Pembelajaran.

1. Jenis pembelajaran
Ada beberapa cara untuk mengkarakterisasi jenis pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, dan beberapa di antaranya akan disebutkan di
bawah ini. Asumsi tradisional dalam teori desain instruksional adalah
bahwa jenis hal yang akan dipelajari secara signifikan memengaruhi cara
terbaik untuk merancang instruksi yang optimal (mendukung pencapaian
hasil yang diinginkan). Rantai faktor desain tradisional adalah dari hasil
11
yang diinginkan ke kebutuhan pembelajaran (berdasarkan kesenjangan
antara apa yang diketahui dan dapat dilakukan oleh peserta didik, dan apa
yang ditargetkan untuk mereka ketahui dan dapat lakukan; hal Ini dapat dan
sering kali melibatkan perhatian yang signifikan terhadap perbedaan-
perbedaan peserta didik) ke butir-butir penilaian, dan kemudian ke desain
dukungan dan kegiatan yang sesuai, dan akhirnya ke evaluasi hasil.
Beberapa pihak menyebut rantai generik tersebut sebagai model ADDIE-
Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation (Analisis,
Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi).
Menurut Gagné (1985), ada lima jenis hal yang dapat dipelajari:
informasi verbal (misalnya, fakta),
a) keterampilan intelektual (misalnya, menggunakan aturan untuk
memecahkan masalah),
b) strategi kognitif (misalnya, memilih proses untuk mengatasi situasi
masalah),
c) keterampilan motorik (misalnya, mengendarai sepeda), dan
d) sikap (misalnya, ketidaksukaan terhadap matematika).
Pendekatan yang cukup berbeda yang konsisten dengan prinsip
pembelajaran. Merrill (2002) (yang menempatkan pemecahan masalah
sebagai pusat pembelajaran) adalah dengan membedakan jenis masalah dan
menggunakan jenis masalah yang harus dipecahkan sebagai panduan untuk
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

2. Pengaturan pembelajaran
Jenis pengaturan pembelajaran, agar proses pembelajaran berjalan dengan
optimal, dibutuhkannya pengaturan dalam pengajaran, seperti Di mana
pembelajaran akan berlangsung? Apakah di dalam ruang kelas? Bagaimana
ruang diatur? Apakah peserta didik akan memiliki komputer atau perangkat
mobile dan akses ke Internet? Apakah mereka semua akan berkumpul pada
waktu yang sama di tempat yang sama?

3. Metode/model pembelajaran

Metode pembelajaran yang dibahas di buku ini, ada tiga macam, antara
12
lain sbb:

1) Nine event instructional

Gagne (1985) mengusulkan nine event instructional, yaitu:

a) Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian peserta didik.

b) Menyampaikan tujuanpembelajaran

c) Mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari yang


merupakan prasyarat

d) Menyampaikan materi pembelajaran

e) Memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar

f) memperoleh unjuk kerja (merespon) peserta didik

g) Memberikan umpan balik tentangkebenaran pelaksanaan


tugas(pengu-atan)

h) Pengukur/mengevaluasi hasil belajar

i) Memperkuat retensi dan transfer belajar

2) Cognitive apprenticeship

Kemampuan cognitive apprenticeship adalah kemampuan pengajar


untuk melakukan partisipasi terbimbing (pemagangan) yang sangat
intensif dalam kelas.

Pada proses pelaksanaannya, cognitive apprenticeship mencakup enam


langkah utama pembelajaran, yaitu:

a. Modeling, melibatkan ahli dalam menunjukkan dan menjelaskan


cara mereka berpikir dan menyelesaikan tugas atau memecahkan
masalah sehingga peserta didik dapat mengamati, memahami dan
membangun proses konseptual model yang diperlukan
menyelesaikan tugas.

b. Coaching, ahli membina peserta didik melalui berbagai kegiatan


seperti memilih tugas, mengarahkan petunjuk dan tahapan bantuan
(scaffolding), mengevaluasi kegiatan dan mendiagnosis jenis
masalah yang dihadapi, menyediakan tantangan, menawarkan
11
dorongan, dan memberikan umpan balik. Intinya adalah proses
mengawasi belajar peserta didik. Sementara peserta didik berlatih
melaksanakan tugas dengan konseptual metode yang dibangunnya.

b) Scaffolding, dukungan ahli pada peserta didik dalam melaksanakan


tugas atau menyelesaikan masalah melalui peningkatan kompleksitas
masalah dan mengurangi tingkat bantuan (fading) sesuai dengan
kemajuan peserta didik, ahli membantu peserta didik berturut-turut
mendekati tujuan yaitu menyelesaikan tugas secara independen.

c) Articulation, peserta didik diberikan kesempatan untuk


mengartikulasikan proses pengetahuan, penalaran atau pemecahan
masalah dan memperjelas cara berpikir mereka sendiri.

d) Reflection, peserta didik membandingkan pikiran mereka pada ahli


atau dengan peserta didik lain.

e) Exploring, peserta didik memanipulasi dan mengeksplorasi


keterampilan atau pengetahuan yang dipelajari untuk
mempromosikan pemahaman mereka yang sebenarnya

3) The four-component instrusctional design model (4C/ID)

Model ini bertujuan untuk membantu perancang pembelajaran/ ahli tp dalam


pengembangan program Pendidikan untuk mengajarkan keteramplan
kompleks atau kompetensi professional. Ini menggambarkan program
Pendidikan yang dibangun dari empat komponen, yaitu: tugas
pembelajaran, informasi pendukung, informasi procedural, dan praktik
bagian tugas.

D. Lingkungan Dan Teknologi Pembelajaran Cerdas


Sebuah institusi pendidikan tinggi yang secara tradisional berfokus pada
teknik penerbangan telah menemukan bahwa meskipun sebagian besar
mahasiswa tahun pertama yang masuk memilih teknik penerbangan sebagai
jurusan mereka, namun pada saat mereka telah menyelesaikan dua semester
teknik penerbangan, mereka telah mengubah jurusan mereka ke jurusan lain.
Ketika ditanya alasannya, para siswa biasanya mengatakan bahwa mereka
menemukan bidang studi lain yang lebih menarik. Analisis awal terhadap
urutan pengajaran teknik penerbangan menunjukkan bahwa tidak banyak

12
yang berubah dalam 20 tahun terakhir. Mata kuliah ini diajarkan sebagai
kelas kuliah dengan bagian laboratorium terkait di mana para mahasiswa
bekerja dalam tim kecil untuk memecahkan aspek matematika dari masalah
tertentu. Mata kuliah ini menggunakan serangkaian ujian akhir standar yang
mencerminkan sedikit perubahan dalam kinerja mahasiswa dalam 20 tahun
terakhir. Dari studi kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan
mengetahui teori pembelajaran serta desain pembelajaran, diharapkan
mampu merubah pembelajaran menjadi lebih baik kedepannya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori pembelajaran pembelajaran merupakan segala usaha yang dilakukan
oleh seorang guru untuk dapat menghasilkan suatu proses belajar pada diri
peserta didik. pembelajaran berkaitan dengan urutan optimal yang akan
membantu seseorang menguasai tujuan tertentu dan menjadi pemecah masalah
yang mandiri dalam bidang yang ditargetkan.
Agar proses pembelajaran menjadi lebih optimal, diperlukannya
pengetahuan cara mendesain pembelajaran, untuk menyesuaikann model yang
sesuai dengan kebutuhan pelajar. Metode pembelajaran yang dibahas di buku
ini, ada tiga macam, yaitu: Nine event instructional, Cognitive apprenticeship,
The four-component instrusctional design model (4C/ID)
Dengan pemilihan teori yang tepat proses pembelajaran akan lebih
maksimal dan hasil yang didapatkan dari proses itu berdampak baik bagi pelajar
maupun peserta didik.

B. Saran
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan dari penulis, kurangnya rujukan atau referensi yang
kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap
kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini kedepan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Spector, J. Foundation of Educational technology. New York. 2016

Merrienbor, J . The four component instructional design Model. Netherlands. 2019

13

Anda mungkin juga menyukai