Disusun Oleh:
KELAS/ANGKATAN : A / 2023
DOSEN PENGAMPU : Prof. Dr. Naeklan Simbolon, M. Pd.
Pertama, puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya
kesempatan untuk menyelesaikan tugas ini. Terima kasih kepada dosen yang telah memberikan
tugas Mini Riset agar penulis dapat lebih memahami tentang Teori Belajar Dalam
Pengembangan Model Pembelajaran. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.
Naeklan Simbolon, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Belajar Dalam
Pengembangan Model Pembelajaran yang telah membimbing penulis dalam menyusun makalah
Mini Riset. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan berbagai pihak. Penulis berharap semoga makalah ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Kedua, penulis memohon maaf atas kekurangan dalam penulisan Mini Riset ini. Kritik dan
saran dari para pembaca sangat saya harapkan agar lebih baik lagi kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1................................................................................................................... Latar
Belakang..................................................................................................1
1.2...................................................................................................................
Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3................................................................................................................... Tujuan
..................................................................................................................2
BAB II TINJAUN TEORITIS............................................................................3
2.1. Teori Belajar..........................................................................................3
2.2. Model Pembelajaran.............................................................................5
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................9
3.1. Metode Penelitian..................................................................................9
3.2. Instrumen Penelitian ............................................................................9
3.3 Paparan Data dan Hasil Penelitian.......................................................9
BAB IV PENUTUP..............................................................................................11
4.1. Kesimpulan............................................................................................11
4.2. Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12
LAMPIRAN.........................................................................................................13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dilihat dari pentingnya model pembelajaran bagi tenaga pendidik, peneliti
ingin mengetahui teori serta model pembelajaran yang digunakan tenaga pendidik di
sekolah. Sekolah yang menjadi sasaran penelitian adalah SMP Negeri 3 Pantai Labu.
2
BAB II
TINJAUN TEORITIS
3
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila
dikenai hukuman.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan
pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan
orong pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau
materi orongn menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti
urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat,
sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan
pada ketrampilan mengungkapkan orong isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan
evaluasi menekankan pada hasil belajar
2.1.2. Teori Belajar Kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap
teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif
bahwa para peserta didik memproses infromasi dan orongn melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne.
Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan
pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner
bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas
bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.
2.1.3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat
diartikan Konstruktivisme adalah suatu oron membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-
fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme
siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa
akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan
4
lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat
secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
Menurut asalnya, teori konstruktivime bukanlah teori pendidikan. Teori ini berasal
dari disiplin filsafat, khususnya filsafat ilmu. Pada tataran filsafat, teori ini membahas mengenai
bagaimana proses terbentuknya pengetahuan manusia. Menurut teori ini pembentukan
pengetahuan terjadi sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas yang dihadapinya. Dalam
perkembangan kemudian, teori ini mendapat pengaruh dari disiplin psikologi terutama psikologi
kognitif Piaget yang berhubungan dengan mekanisme psikologis yang mendorong terbentuknya
pengetahuan. Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa mengkostruksi
pengetahuan.
2.1.4. Teori Belajar Humanistik
Para ahli orongn melihat adanya dua bagian pada proses belajar yaitu proses
memperoleh informasi baru dan internalisasi informasi ini pada individu. Dalam teori belajar
orongn, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi
diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Pengertian orongn yang beragam
membuat orong aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula.
5
2.2.1. Model Pembelajaran Discovery/Inquiry
Model pembelajaran Discovery/Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari
dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan tingkah laku. Ada 3
macam model pembelajaran ini, yaitu discovery/inquiry terpimpin, discovery/ inquiry bebas, dan
discovery/inquiry yang dimodifikasi. Model ini berfungsi sebagai (a) membangun komitmen di
kalangan peserta didik untuk belajar, yang diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan
loyalitas terhadap mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran, (b) membangun
sikap, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran, dan (c) membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya
(Hanafiah, Nanang, & Suhana, 2009).
2.2.2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model pembelajaran yang
didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik, yakni
penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan nyata. Menurut Dewey,
model pembelajaran berdasarkan masalah ini adalah interaksi antara orong respon, hubungan
antardua arah belajar dan lingkungan. Dalam model ini, siswa mengerjakan permasalahan yang
autentik dengan maksud untuk orong pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiry dan
keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Ciri-ciri
model pembelajaran berbasis masalah, yaitu (a) permasalahan merupakan orong awal dalam
belajar, (b) permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang nyata yang membutuhkan
perspektif ganda, (c) permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki dan membutuhkan
identifikasi kebutuhan belajar baru, (d) belajar pengarahan diri menjadi utama, I pemanfaaatan
sumber pengetahuan yang beragam, (f) belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif,
(g) pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan
penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan, (h) keterbukaan
proses dalam Proses Belajar-Mengajar meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar,
dan (i) Proses Belajar-Mengajar melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses
belajar (Trianto, 2007).
2.2.3. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
6
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang dilakukan
untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan peserta didik dengan cara membuat karya
atau proyek terkait dengan materi ajar dan kompetensi. Proyek yang dibuat berkaitan dengan
kebutuhan orongn, seperti pompa air sederhana, pupuk orong, barang kerajinan dari limbah
orong atau limbah kertas/karton, dan lain-lain. Proyek yang dibuat bisa sederhana atau
prototipenya saja. Model pembelajaran berbasis proyek ini mencakup kegiatan menyelesaikan
masalah, pengambilan keputusan, investigasi, dan keterampilan membuat karya. Peserta didik
belajar berkelompok dan setiap kelompok bisa membuat proyek yang berlainan. Guru hanya
sebagai fasilitator dalam membantu merencanakan, menganalisis proyek, namun tidak sampai
memberikan arahan dalam menyelesaikan proyek.
Sintaks dalam model pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut. Tahap pertama,
guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan kompetensi yang akan
dicapai. Tahap kedua, peserta didik mengidentifikasi permasalahan atau pertanyaan yang terkait
dengan topik yang dikaji. Pertanyaan juga dapat diajukan oleh guru. Tahap ketiga, kelompok
membuat rencana proyek terkait dengan penyelesaian permasalahan yang diidentifikasi. Tahap
keempat, kelompok membuat proyek atau karya dengan memahami konsep atau prinsip yang
terkait dengan materi orongn. Tahap kelima, guru atau sekolah memfasilitasi pameran atas
pekerjaan/karya yang dihasilkan oleh peserta didik.
2.2.4. Model Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar dengan cara mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan
antarpengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota
masyarakat. Rumusan lain, model pembelajaran kontekstual merupakan proses pembelajaran
orong yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara
bermakna berkaitan dengan konteks kehidupan nyata, sehingga peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dari konteks permasalahan ke satu
permasalahan lain. Pembelajaran kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan. Model pembelajaran ini
menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan
karena model ini mengaitkan materi orongn yang dipelajari dengan konteks kehidupan nyata dan
dihubungkan dengan gaya belajar siswa (Trianto, 2007).
7
Karakteristik model pembelajaran kontekstual adalah (Hanafiah, Nanang, & Suhana,
2009):
1. Kerjasama antarpeserta didik dan guru (cooperative)
2. Saling membantu antarpeserta didik dan guru (assist)
3. Belajar bergairah (enjoyfull learning)
4. Pembelajaran terintegrasi secara kontekstual
5. Menggunakan multimedia dan sumber belajar
6. Cara belajar siswa aktif
7. Sharing orong teman
8. Siswa kritis dan guru kreatif
9. Dinding kelas dan orong kelas penuh dengan karya siswa
10. Laporan siswa bukan hanya buku rapor, tetapi juga hasil karya siswa, laporan hasil
praktikum, karangan siswa, dan sebagainya.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.2. Instrumen
Penelitian ini menggunakan metode lapangan wawancara dan pengamatan langsung
bagaimana penerapan strategi belajar mengajar di sekolah tersebut.
10
BAB IV
PENUTUP
2.3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, maka
dapat ditarik kesimpualan yaitu guru di SMP Negeri 3 Pantai Labu masih dominan menggunaan
model pembelajaran konvensional, dimana pembelajaran masih berpusat pada guru.
Permasalahan-permasalahan yang didahadapi guru berupa fasilitas sekolah yang terbatas,
kemampuan guru dalam pemanfaatan teknologi, keterbatasan waktu guru dalam merancang
media pembelajaran, tidak semua siswa mencapai ketuntasan belajar, kemampuan literasi dan
numerasi siswa yang rendah, serta kurangnya motivasi belajar siswa.
2.4. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh diatas maka dapat diberikan saran yaitu
hendaknya guru menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif untuk dapat mencapai
ketuntasan belajar siswa. Penggunaan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, sehingga diharapkan agar guru dapat terus
mengikuti perkembangan teknologi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Nanang, & Suhana. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika
Aditama.
Saefiana, Sukmawati, F. D., Rahmawati, Rusnady, D. A., Sukatin, & Syaifuddin. (2022). Teori
Pembelajaran dan Perbedaan Gaya Belajar. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Vol 3 (1),
hal 150-158.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
12
LAMPIRAN
Halaman Sekolah
13
Situasi pembelajaran di kelas
14