Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yang normatif, melainkan ilmu ynag kategoris maksudnya membatasi diri pada kejadian dewasa ini Sosiologi termasuk ilmu murni bukan ilmu terapan Sosiologi merupakan ilmu yang abstrak, bukan ilmu penetahuan yang konkrit (artinya sosiologi yang diperhatikan adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat) KONSEP DAN DEFINISI SOSIOLOGI Secara etimologi, sosiologi berasal dari kata socious dan logos (bahasa latin). Socius artinya teman logos artinya kata/pembicaraan. Maka ilmu sosiologi adalah ilmu yang mempelajaran apa yang terjadi di masyarakat, terkhusus pada pola dan sistem yang terbentuk dalam masyarakat CIRI-CIRI SOSIOLOGI (dalam sosiologi suatu pengantar, Soejono Seokanto, 1990) Sosiologi bersifat empiris (disadari pada pengamatan (observasi) terhadap kenyataan sosial dan hasil tidak bersifat spekulatif) Sosiologi bersifat teoritis (menyusun kesimpulan dari hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan) Sosiologi bersifat kumulatif (teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori yang sudah ada sebelumnya, kemudian diperbaiki, di perluas serta di pahami) Sosiologi bersifat non etis (sosiologi tidak mempermasalahkan baik buruknya fakta, tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya) OBYEK STUDI SOSIOLOGI Obyek studi sosiologi adalam masyarakat, dengan menyoroti hubungan antarmanusia dan proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan tersebut. Dalam pengkajian perspektif lingkungan ada tiga tahapan studi sosiologi: 1. Sifat dasar dan perkembangan manusia 2. Interaksi manusia dan hubungannya, serta 3. Penyesuaian secara bersma dengan lingkungan KEGUNAAN SOSIOLOGI PERENCANAAN SOSIAL PENELITIAN PEMBANGUNAN PEMECAH MASALAH SOSIAL Metode sosiologi Statistik Eksperimen Induktif dan deduktif Studi kasus Surve lapangan Partisipasi Empiris dan rasionalistis Fungsionalisme Studi pustaka Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat Gejala sosial menggambarkan sesuatu yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perilaku makhluk di sekitar masyarakat. Cara kita melakukan hal-hal yang kita lakukan dipengaruhi oleh fenomena yang kita hadapi pada waktu tertentu.Gejala sosial merupakan suatu fenomena. Gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada umumnya menimbulkan perubahan-perubahan, baik itu perubahan yang mengarah pada sesuatu yang positif maupun negatif. Contoh dari gejala sosial yang paling umum adalah menyaksikan atau ikut terlibat dalam sebuah bentrokan. Bentrokan merupakan sebuah konflik dan hal tersebut dapat di selesaikan atau di satukan dengan jalan perdamaian yang di lakukan oleh kedua belah pihak. Dari contoh tersebut dapat di katakana bahwa gejala sosial ini bisa di katakana juga sebagai proses atau konflik. Karena hal tersebut juga bisa menyebabkan suatu perubahan di dalamnya. Gejala sosial merupakan segala sesuatu yang di buat maupun di lakukan oleh manusia di dalam lingkungan kehidupannya. Terdapat bermacam-macam gejala sosial yang bisa di lihat dari kehidupan sehari-hari atau bahkan di lingkungan. Gejala-gejala sosial yang terjadi tersebut kemudian nantinya akan menimbulkan suatu permasalahan baru dalam lingkungan masyarakat. Hal tersebut dapat terus menerus terjadi hingga di temukan sebuah upaya penyelesaian untuk masalah tersebut. Gejala-gejala sosial yang terjadi di Indonesia sangat beragam, mulai dari gejala yang membawa sesuatu yang menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Gejala umum yang terjadi di lingkungan sosial umum Indonesia pada umumnya berkenaan dengan tingkah laku masyarakat dalam lingkungan sosialnya. Gejala sosial masyarakat Indonesia Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beberapa ribu pulau besar kecil dari barat sampai ke timur yang kemudian tumbuh menjadi satu kesatuan sukubangsa yang melahirkan berbagai ragam budaya. Indonesia terletak antara dua titik silang samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak strategis ini merupakan daya tarik bagi bangsa-bangsa asing datang dan singgah di wilayah ini sehingga Amalgamasi (perkawinan campur) dan Asimilasi (perbauran budaya) diantara kaum pendatang dan penduduk asli maupun antara kaum pendatang sendiri terjadi. Hal demikian membuat masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai ras, etnis dan sebagainya. Iklim yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lain menimbulkan perbedaan mata pencaharian penduduknya. Contoh: orang yang tinggal di wilayah pedalaman cenderung bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan yang tinggal di wilayah pantai sebagai nelayan/pelaut Pengaruh Stratifikasi Sosial Adanya pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi tindakantindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan individu-individu masyarakat sebagai konsekuensi dari adanya perbedaan status dan peran sosial akan muncul dengan sendirinya. Pelapisan masyarakat mempengaruhi munculnya life chesser & life stile tertentu dalam masyarakat, yaitu kemudahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya, orang kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya, jika dibandingkan Page | 4 orang miskin (lapisan bawah); dan orang kaya akan punya gaya hidup tertentu yang berbeda dengan orang miskin Dalam buku Hafal Mahir Materi Sosiologi oleh Santi Sari Dewi, M. Pd disebutkan macam-macam gejala sosial antara lain: 1. Gejala sosial religius, misalnya perayaan panen padi 2. Gejala sosial ekonomi, misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran 3.Gejala sosial politik, misalnya terjadinya praktik politik uang untuk memenangkan pemilu 4. Gejala sosial hukum misalnya ketidaksiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya Contoh Gejala Sosial Contoh gejala sosial antara lain kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama memengaruhi praktik ekonomi. Sedangkan kepentingan ekonomi menentukan teori politik. Faktor Penyebab Gejala Sosial 1. Kultural, adanya pertumbuhan dan perkembangan suatu nilai di masyarakat. 2. Struktural, suatu keadaan yang memengaruhi suatu pola tertentu. Hubungan yang terjalin antara individu terhadap kelompok di lingkungan masyarakat. Gejala Sosial Akibat Pengaruh Perubahan Sosial Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam masyarakat, berkaitan dengan perilaku. Perubahan yang dialami masyarakat dipicu: a. Globalisasi Globalisasi adalah sistem ekonomi dan budaya global menyebabkan manusia di seluruh dunia menjadi satu kesatuan masyarakat tunggal. Adanya globalisasi memicu perubahan perilaku ataupun pola pikir. b. Pola hidup kebarat-baratan (westernisasi) Westernisasi adalah kecenderungan untuk menjadi sama dengan perilaku masyarakat barat. Westernisasi mengakibatkan lunturnya rasa nasionalisme, menghilangkan jati diri bangsa, serta dapat mematikan kreativitas seseorang akibat peniruan budaya barat secara berlebihan c. Pola hidup modernisasi Modernisasi adalah proses pergeseran sikap, karakter dan perilaku masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia terkini. d. Sikap mengutamakan kepentingan dunia (hedonisme) Orang yang menganut paham hedonisme didominasi oleh perilaku hidup bersenang-senang setiap waktu. Perilaku ini menyebabkan orang yang mengindahkan norma sosial menolak untuk bekerja dan tidak memiliki etos kerja. e. Sikap hidup boros (konsumerisme) Konsumerisme adalah kegiatan pembelian barang konsumsi yang berlebihan. Hal itu untuk gaya hidup modern semata. METODE SOSIOLOGI Dalam Sosiologi Suatu Pengantar edisi kedua, Soerjono Soekanto, 1986, disebutkan bahwa sosiolog adalah ilmu pengetahuan untuk mengungkapkan realitas sosial budaya yang ada dalam masyarakat dengan prosedur dan teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sebagai ilmu pengetahuan, maka sosiologi menggunakan metode ilmiah. Metode merupakan cara kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun metode-metode yang sering digunakan dalam penelitian sosiologi adalah sebagai berikut. 1. Metode Statistik Metode ini banyak dipakai untuk menunjukkan hubungan atau pengaruh kausalitas serta memperkecil prasangka pribadi atau sepihak. Penerapan metode ini yang paling sederhana adalah teknik enumerasi (penghitungan). Jawaban pertanyaan responden disusun dalam bentuk tabel sehingga diketahui hasilnya secara kuantitatif. 2. Metode Eksperimen (Percobaan) Metode eksperimen dilakukan terhadap dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kedua sebagai kelompok kontrol. Metode ini membandingkan hasil percobaan kedua kelompok tersebut. Ada dua macam metode eksperimen yaitu laboratorium dan eksperimen lapangan 3. Metode Induktif dan Deduktif Metode induktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah umum dengan mempelajari gejala yang khusus. Adapun metode deduktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah khusus dengan mempelajari gejala yang umum. 4. Metode Studi Kasus Metode ini digunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya gerakan- gerakan buruh untuk menuntut kenaikan gaji, gerakan mahasiswa untuk memprotes kenaikan BBM, dan masih banyak lagi. 5. Metode Survei Lapangan Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang hanya ada pada kehidupan masyarakat secara langsung. Data diperoleh melalui angket, wawancara, ataupun observasi secara langsung. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah menentukan populasi yang hendak diteliti, sekaligus menentukan sampel objek penelitian, membuat instrumen (angket) dengan bahasa yang dapat dipahami objek, melakukan pendekatan sosial, dan persiapan lainnya 6. Metode PartisipasiInfo Metode ini digunakan untuk mengadakan penelitian mendalam tentang kehidupan kelompok. Peneliti berbaur dalam kehidupan kelompok sambil melakukan pengamatan atau kegiatan penelitiannya tanpa mengungkapkan identitas sebagai peneliti. Peneliti tidak boleh terlibat secara emosional terhadap kelompok yang ditelitinya. Hal itu akan menyebabkan peneliti kehilangan jejak tentang apa yang dicari dalam penelitian itu. 7. Metode Empiris dan Rasionalistis Metode empiris menyandarkan diri pada fakta yang ada dalam masyarakat melalui penelitian. Metode rasionalistis, mengutamakan pemikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalahmasalah kemasyarakatan 8. Metode Fungsionalisme Metode ini bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. 9. Metode Studi Pustaka Metode studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan dari buku-buku literatur di perpustakaan. Kelebihan dari metode ini yaitu dapat memperoleh banyak sumber tanpa memerlukan banyak biaya, tenaga, dan waktu karena bukubukunya terkumpul di dalam ruangan perpustakaan. Akan tetapi, yang menjadi kelemahannya adalah dibutuhkan kepandaian peneliti untuk mencari bukubuku yang relevan agar dapat dipakai sebagai sumber perolehan data dalam penelitian tersebut.Metode-metode sosiologi tersebut bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi sering kali menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki objeknya. Sosiologi sebagai ilmu dengan paradigma ganda Paradigma fakta sosial Paradigma definisi sosial Paradifma perilaku sosial Ritzer dalam bukunya, Sociology: A Multiple Paradigm Science (1975), menyatakan ada tiga paradigma utama sosiologi. Ketiganya adalah paradigma fakta sosial (socialfacts), definisi sosial (social-definition), dan perilaku sosial (social-behavior). a. Paradigma Fakta Sosial Menurut Ritzer, model paradigma ini adalah karya Emile Durkheim, khususnya buku The Rules of Sosiological Method dan Suicide. Berdasarkan paradigma ini, kajian sosiologi adalah fakta sosial, baik sesuatu yang berbenda atau nyata ada (material entity) dan tidak nyata ada (non material entity), seperti ide atau gagasan. Teori yang termasuk paradigma ini antara lain teori fungsionalisme struktural, teori konflik, dan teori sistem. b. Paradigma Definisi Sosial Menurut Ritzer, model paradigma ini adalah berbagai karya Max Weber tentang tindakan sosial (social action). Weber tertarik pada makna subyektif yang diberikan individu terhadap tindakan yang dilakukannya. Bagi Weber, pokok persoalan ilmu sosial adalah hal mikro seperti proses pendefinisian sosial dan akibat-akibat dari suatu aksi serta interaksi sosial, bukan hal makro seperti struktur sosial atau pranata sosial. Teori yang termasuk paradigma ini antara lain teori tindakan sosial (action theory), teori interaksionisme simbolik (symbolic interactionism), teori fenomenologi (phenomenology), dan eksistensialisme (existentialism). c. Paradigma Perilaku Sosial Menurut Ritzer, model paradigma ini adalah karya B. F. Skinner. Subyek dari paradigma ini adalah perilaku (behavior) individu yang menimbulkan akibat atau perubahan terhadap tindakan selanjutnya, khususnya penghargaan (reward) yang memancing perilaku yang diinginkan serta hukuman (punishment) yang mencegah perilaku yang tidak diinginkan. Menurut teori ini, manusia bukan mahluk bebas, seseorang menyesuaikan perilaku terkait respon terhadap lingkungan sosialnya. Teori yang termasuk paradigma ini antara lain teori pertukaran (exchange theory). FUNGSI SOSIOLOGI 1)Untuk pembangunan Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan. Pada tahap perencanaan, hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan sosial. Pada tahap pelaksanaan, hal yang harus dilihat adalah kekuatan sosial masyarakat serta proses perubahan sosial. Sementara itu, pada tahap penilaian, hal yang harus dilakukan adalah analisis terhadap dampak sosial pembangunan. 2) Untuk penelitianDengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik. Di negara yang sedang berkembang, peran sosiolog sangat dibutuhkan. Berdasarkan data yang dihasilkan dari penelitian sosiologis, para pengambil keputusan dapat menyusun rencana penyelesaian suatu masalah sosial. Contohnya adalah cara untuk mencegah kenakalan remaja dan mengatasi masalah pengangguran. 3) Untuk advokasi kebijakan Sosiologi berfungsi sebagai basis data dan sumber berlangsungnya advokasi kebijakan dalam isu-isu publik, seperti pemberdayaan masyarakat marjinal (kelas buruh, petani, dan nelayan) atau konflik horizontal di masyarakat. Dalam pengambilan kebijakan dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta, peran sosiologi sangat dibutuhkan karena dapat memberikan data yang akurat sebagai bahan pertimbangan kebijakan. Peran sosiologi Sosiologi sebagai riset Sosiologi sebagai konsultan kebijakan Sosiologi sebagai praktisi Sosiologi sebagai guru atau pendidik 1) Sosiolog sebagai ahli riset Seperti ilmuwan lainnya, sosiolog berfokus pada pengumpulan dan penggunaan data. Oleh karena itu, sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah untuk mencari data kehidupan sosial masyarakat. Data itu kemudian diolah menjadi karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan masalahmasalah di masyarakat.Dalam kaitan dengan hal ini, seorang sosiolog harus mampu meluruskan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penelitiannya, sosiolog harus dapat menghadirkan fakta-fakta agar dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh anggapan keliru dalam masyarakat dapat dihindari. Berdasarkan hal tersebut, seorang sosiolog bisa menghadirkan prediksi sosial yang memuat pola-pola, kecenderungan, dan perubahan yang paling mungkin terjadi. Seorang sosiolog juga dapat memberi informasi dari hasil kajian tentang gejala sosial dan masalah yang timbul di masyarakat secara obyektif rasional. 2) Sosiolog sebagai konsultan kebijakan Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi. Setiap kebijakan adalah suatu prediksi. Artinya, kebijakan diambil dengan harapan menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan. Namun, kebijakan yang diambil tidak selalu memenuhi harapan tersebut. Salah satu penyebabnya adalah ketidakakuratan kesimpulan atau dugaan terhadap suatu permasalahan. 3)Sosiolog sebagai praktisi Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi saransaran, misalnya dalam penyelesaian masalah hubungan masyarakat, hubungan antarkaryawan, masalah moral, atau hubungan antarkelompok dalam organisasi. Dalam kedudukan tersebut, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan (applied scientist) yang harus memperhatikan nilai-nilai budaya dan karakter kelompok yang dibahasnya karena keduanya merupakan nilai ideal. Mereka dituntut menggunakan pengetahuan ilmiah dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja, efektivitas program, atau kegiatan masyarakat. 4) Sosiolog sebagai guru atau pendidik Mengajar merupakan salah satu kegiatan yang dapat digeluti oleh seorang sosiolog. Sebagai seorang pendidik, sosiolog berperan dalam mengajarkan dan mengembangkan sosiologi sebagai ilmu di berbagai bidang dengan memberikan contoh-contoh yang terdapat di masyarakat.
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri