Anda di halaman 1dari 19

GAMBARAN UMUM SOSIOLOGI DAN

ANTROPOLOGI KESEHATAN

SOSIOLOGI ANTROPOLOGI KESEHATAN KELAS A

Disusun oleh :

1. Dinda Tiara Nurzahrah D (192110101060)


2. Andriani Metasari Br Limbong (1921101010117)
3. Sabrina Shifa Salsabila Utami (192110101123)
4. Laila Miftakhul jannah (192110101185)

Dosen Pengampu : Dr. Dewi Rokhmah, S.KM., M. Kes.

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorang dengan golongan,
atau golongan dengan golongan. Ada dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu
manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Sosiologi merupakan cabang ilmu yang
dahulunya berinduk pada ilmu filsafat. Sehingga pokok-pokok pikiran sosiologi tidak
bisa terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji tentang masyarakat.

Sosiologi mempunyai  bidang kajian yang sangat luas, antara lain


Sosiologi industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Perkotaan,
Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Kesehatan , dan lain-lain. Namun Sosiologi Kesehatan
merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Merupakan pendahulunya dan masih
terikat erat dengan ilmu ini, di masa lalu dikenal sosiologi medis, yang juga menjadi
cabang sosiologi.

Sedangkan Antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin biobudaya


yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah
laku manusia, terutama tantang cara-cara interaksi antara keduanya, sepanjang sejarah
kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Adalah cara dan
gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya
berbagai macam penyakit.

Selain itu hasil dari berbagai macam kebudayaan juga dapat menimbulkan
barbagai macam penyakit. Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua
konsep penyebab sakit, yaitu Naturalistik dan Personalistik. Penyebab dari penyakit
yang bersifat Naturalistik yaitu orang yang menderita penyakit akibat lingkungan,

1
makanan, dan pola hidup yang tidak baik, termasuk juga kepercayaan panas dingin
seperti masuk angin dan penyakit bawaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan sosiologi ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Sosiologi Kesehatan ?
3. Apa yang dimaksud dengan Antropologi ?
4. Apa yang dimaksud dengan Antropologi kesehatan ?
5. Apa hubungan Sosiologi Antropologi dengan Kesehatan ?

1.3 Tujuan

1.3. 1 Tujuan Umum


Tujuan dari penulisan makalah ini, agar kita dapat mengetahui hubungan
sosiologi dan antropologi kesehatan serta bagaimana pandangan sosiologi mengenai
kesehatan dan penyakit.

1.3. 2 Tujuan Khusus


Mengetahui definisi Sosiologi, hubungan sosiologi dengan kesehatan,
definisi antropologi, hubungan antropologi dengan kesehatan. Selain itu diharapkan
pembaca mampu memahami hubungan sosiologi antropologi engan kesehatan.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Sosiologi
2.1.1. Definisi Sosiologi

Sosiologi, berasal dari bahasa latin socius yang berarti kawan atau teman dan logos
yang berarti kata atau berbicara, jadi ilmu sosiologi adalah berbicara mengenai
masyarakat.. Pendapat Schaefer, Sosiologi adalah studi ilmiah mengenai perilaku
sosial dan kelompok manusia. Sosiologi terfokus pada hubungan sosial; bagaimana
hubungan tersebut mempengaruhi perilaku orang-orang; serta bagaimana masyarakat
(jumlah total dari keseluruhan hubungan tersebut) berkembang dan berubah. Adapun
beberapa definisi lain tentang sosiologi sebagai berikut (Soekanto, 2012) :

a. Pittrin Sorikin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang


mempelajari :
1. Hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejala-gejala
sosial;
2. Hubungan dan pengaruh timbal balik anatar gejala sosial dengan gejala-
gejala non-sosial;
3. Ciri-ciri umum semua jenis geajala-gejala sosial.
b. Roucek dan Wren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan manusia antara manusia dalam kelompok.
c. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi
adalah peneliti secara ilmiah terhadap interaksi sosial hasilnya yaitu organisasi
sosial.
d. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau
ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-
proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. sedangkan struktur sosial

1
adalah keseluruhan jalinan unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaidah-kaidah
sosial (norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta
lapisan-lapisan sosial. proses sosial adalah pengaruh timbal-balik anatar
berbagai segi kehidupan bersama.
2.1.2. Hakikat Sosiologi

Apabila sosiologi ditelaah dari sudut sifat hakikatnya, meliputi (Soekanto, 2012) :

a. Sosiologi adalah suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan
ataupun ilmu kerohanian.
b. Sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang kategoris, artinya sosiologi
membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan mengenai apa
yang terjadi atau seharusnya terjadi. Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi
membatasi diri terhadap persoalan penilaian. Artinya sosiologi tidak
menetapkan kea rah mana seharusnya menyangkut kebijaksaan
kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut.
c. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan bukan
merupakan ilmu pengetahuan terapan atau terpakai (applied science. Tujuan
sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuanyang sedalam-dalamnya
tentang masyarakat buakan untuk memepeergunakan pengetahuan tersebut ke
masyarakat.
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan
ilmu pengetahuan yang konkrit. Artinya bahwa yang diperhatikan adalah
bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat tapi bukan dalam bentuk
konkrit.
e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola
umum.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Ciri
tersebut menyangkut soal metode yang dipergunakannya.
g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan bukan ilmu
pengetahuan yang khusus. Artinya sosiologi mempelajari gejala yang umum
pada setiap interaksi manusia

2.1.3. Obyek Sosiologi


Objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar
manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat
(Soekanto, 2012). Terdapat beberapa definisi masyarakat sebagai berikut :
a. Mac lver dan Page menyebutkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari
kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan
penggolongan dan pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia.
Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan masyarakat, sehingga masyarakat
merupakan keseluruhan jalinan hubungan sosial yang selalu berubah

b. Ralph Linton menyebutkan bahwa masyarakat merupakan kelompok manusia yang


hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka
dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas

c. Selo Sumardjan menyebutkan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup


bersama yang menghasilkan kebudayaan

Dengan demikian, unsur-unsur masyarakat adalah sebagai berikut:


1). manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran mutlak
ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan
tetapi secara teoretis angka minimnya adalah dua orang yang hidup bersama;
2). bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama
dengan kumpulan benda-benda mati seperti misalnya kursi, meja dan sebagainya.
Oleh karena dengan berkumpulnya manusia akan timbul manusia-manusia baru.
Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah
peraturanperaturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam kelompok
tersebut.

3). Mereka sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan

4). Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya
terikat satu dengan lainnya
Manusia senantiasa mempunyai naluri yang kuat untuk hidup bersama dengan
sesamanya. Apabila dibandingkan dengan makhluk lain seperti hewan, manusia tidak
akan mungkin hidup sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya akan “mati”, manusia
yang “dikurung” sendirian di suatu ruangan tertutup, pasti akan mengalami gangguan
pada perkembangan pribadinya, sehingga lama kelamaan dia akan mati (Michael S.
Northcott, 2002).
Semenjak dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawan,
sehingga dia disebut sosial animal. Sebagai sosial animal manusia mempunyai naluri
yang disebut gregariousness, pada hubungan antara manusia dengan sesamanya dan
reaksi yang timbul sebagai akibat adanya hubungan tadi.

2.1.4. Metode – Metode dalam Sosiologi

Menurut Soekanto, pada dasarnya terdapat beberapa metode dalam


sosiologi, dintaranya adalah :
a. Metode Kualitatif : mengutamakan bahan yang sukar diukur
menggunakan angka atau hal lain yang bersifat eksak. Metode ini meliputi ;
 Metode historis : menggunakan analisa – analisa atas peristiapada
masa silam untuk merumuskan prinsip – prinsip umum.
 Metode komparatif : membandingkan bermacam masyarakat
sesuai dengan bidangnya untuk memperoleh perbedaan atau
persamaanya dan menemukan petunjuk mengenai perilaku
masyarakat di masa lampau dan di masa sekarang.
Metode kualitatif dalam proses menganalisis menggunakan metode
wawancara, pertanyaan – pertanyaan (questionnaires), participant observer
technique.

b. Metode Kuantitatif :mengutamakan bahan atau data dengan angka,


sehingga dapat diteliti dan diukur menggunakan skala – skala, indeks, dan
menggunakan ilmu pasti.
Terdapat metode – metode lain, disamping metode – metode di atas,
berdasarkan jenisnya dibagi menjadi :
o Metode induktif : metode yang mempelajarri suatu gejala yang khusus
untuk mendapatkan kaidah – kaidah yang berlaku dalam lapangan yang
lebih luas.
o Metode dedukif : metode yang mempergunakan proses yang dianggap
berlaku umum kemudian dipelajari dalam keadaan khusus.
o Metode empiris : mengutamakan keadaan – keadaan yang nyata didapat
dalam masyarakat. (basic research dan applied research)
o Metode rasionalitas : mengutamakan pemikiran dengan logika dan pikiran
unuk mencapai pengertian tentang masalah kemasyarakatan.

2.1.5. Definisi Sosiologi Kesehatan

Kesehatan dalam UU No.23 tahun 1992 mengandung arti yaitu Kesehatan


adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat, kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan, sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan, kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.
Sosiologi Kesehatan adalah sosiologi kesehatan merupakan penerapan ilmu sosial
dalam mengkaji masalah kesehatan. (Rosmali Sriani, 2017) lebih mudahnya menurut
Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan
mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan
sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan
keintiman, terapan, dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah
kesehatan.

Sosiologi kesehatan juga membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan


sosiologi dalam kesehatan. Sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan
analisis dengan motif masalah sosiologi, sedangkan sosiologi dalam kesehatan
merupakan penelitian dan pengajaran yang dimotivasi oleh adanya masalah
kesehatan. Perbedaan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi
dalamkesehatan ini dapat dilihat dari contoh berikut. Apabila dalam rangka upaya
penanggulangan HIV/AIDS Departemen Kesehatan RI menugaskan sosiolog dan ahli
ilmu sosial lain (seperti antropolog, psikolog, dan ahli kesehatan masyarakat) untuk
melakukan suatu telaah cepat (rapid assessment) di tempat-tempat prostitusi di mana
telah ditemukan sejumlah kasus HIV/AIDS untuk mengetahui faktor sosial-budaya
yang mendorong penyebarluasan HIV/AIDS. Agar temuannya dapat dijadikan
masukan bagi kebijakan Pemerintah maka kegiatan ini termasuk dalam bidang
sosiologi dalam kesehatan. Namun, bilamana penelitian terhadap orang yang
berperilaku berisiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS serta jaringan sosial yang
terjalin antara mereka dengan berbagai pihak yang terlibat di dunia prostitusi tersebut
dilakukan dengan tujuan memberikan sumbangan bagi pengembangan konsep dan
teori sosiologi mengenai organisasi sosial atau mobilitas sosial maka kegiatan ini
merupakan kegiatan sosiologi mengenai kesehatan

2.2 Definisi Antropologi

Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata
antrophos yang berarti manusia dan logos berarti ilmu. Para ahli antropolog sering
mengemukakakn bahwa antropologi merupakan studi tentang umat manusia yang
berusaha menyusun generelasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya
untuk memperoleh pengertian ataupun pemahaman yang lengkap tentang
keanekaragaman manusia (Haviland, 1999:7; Koentjaraningrat, 1987: 1-2).

Jadi antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian atau


pemahaman tentang manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik ,
masyarakat dan kebudayaannya (Willow, 1999).

2.2.1 Pengertian Antropologi Kesehatan

Antropologi merupakan bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang


mempelajari kebudayaan masyarakat yang mempengaruhi masalah-masalah
kesehatan, pemeliharaan kesehatan termasuk pencegahan penyakit, pengalaman dan
distribusi kesakitan, proses penyembuhan hingga hubungan sosial manajemen
pengobatan yang dipengaruhi sosial, budaya, biologi dan bahasa kesehatan.
Antropologi kesehatan selain mengenai kesehatan pribadi, juga di pengaruhi oleh
faktor lingkungan (Syamsuddin, 2018).

Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya


terhadap penghayatan masyarakat atas suatu penyakit (Sarwono, 2007). Antropologi
kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial yang lebih luas
dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies lain, norma
budaya dan instusi sosial. (Kementrian Kesehatan, 2017)

Dengan demikian antropologi kesehatan adalah disiplin pada aspek-aspek


biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama interaksi antara
keduanya sepanjang sejarah manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit
pada manusia (Anderson, 2006)

2.3 Hubungan Sosiologi dan Antropologi dengan Kesehatan Masyarakat


Sosiologi berusaha untuk meyelidiki persoalan-persoalan umum dalam
masyarakat dengan maksud untuk menemukan dan menafsirkan kenyataan-kenyataan
kehidupan bermasyarakat (Abdul Gani, 2015). Kesehatan masyarakat pada dasarnya
ilmu yang mempelajri tentang perilaku masyarakat tentunya berkaitan dengan
sosiologi yang memeplajari perilaku dan interaksi sosial merupakan hasil dari
interaksi sosial, serta hubungan peran kepada kesehatan masyarakat dengan
masyarakat itu sendiri. Sebagai peran berbagai kegiatan dalam menunjang
keberadaan da kesinambungan kesehatan individu maupun masyarakat.

Menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk melakukan upaya-upaya


kesehatan masyarakat seperti preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif kesehatan.
Serta menimbulkan kesadaran tentang masalah kesehatan melalui pengorganisasian
dan pengembangan masyarakat. hal ini tentunya memerlukan pendekatan pendekatan
sosial untuk melakukan edukasi kesehatan supaya masyarakat dapat mengubah
perilaku masyarakat menjadi lebih sehat. Selain itu juga mempelajari fenomena-
fenomena sosial agar memudahkan dalam berkomunikasi untuk mendekatkan diri
kepada masyarakat. peran sosiologi juga untuk mengetahui faktor faktor yang
menyebabkan kemiskinan sehingga menurunnya taraf kesehatan daan kesejahteraan
masyarakat. sosiologi juga menganalisis faktor-faktor sosial dalam hubunganya
dengan etiologi penyakit. Mengetahui pelayanan kesehatan, menganalisis fakta-fakta
sosial termasuk mortalitas, mobilitas maupun cacat fisik. , wawasan dan pemahaman
terhadap masyarakat serta mengambil kebijakan

Kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku


masyarakat. Perilaku masyarakat muncul dari kebudayaan masyarakat tersebut.
hubungan antara kebudayaan masyarakat yang berbeda-beda diiringi dengan yang
dilakukan manusia dengan alam sekitar menyebabkan berbagai permasalaahan
kesehatan dan kesejahteraan. Masalah kesehatan merupakan masalah yang selalu
berhadapan dalam kehidupan bermasyarakat, setiap saat manusia selalu bertemu
dengan masalah kesehatan baik ringan maupun berat. Pengalaman masyarakat sangat
memperngaruhi cara pandang masyarakat akan hal tersebut. Antropologi kesehatan
membantu sosio kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan
sehat termasuk penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes). Dalam
kesehatan masyarakat antropologi memberikan suatu cara untuk memandang
masyarakat seacara keseluruhan maupun individunya. Dimana cara pandang yang
tepat akan mampu akan mampu memberikan kontribusi yang tepat baik dalam
kesehatan masyarakat maupun kesejahteraan denga tetap berpegang teguh pada
kepribadian masyarakat yang membangun. Sehingga menimbulkan suatu pendekatan
yang tepat maupun menganalisis dan interpretasi hasil tentang kondisi yang ada di
masyarakat. Sikap suatu masyarakat tentang kesehatan, sakit, dukun, obat – obatan
tradisional pantangan makanan dan kebiasaan berobat yang semuanya dikaji oleh
ilmu antropologi merupakan pengaruh sosial dan budaya pada pengambilan
keputusan individu dalam bidang kesehatan dimana budaya sanagat berpengaruh
dalam kebiasaan suatu masyarakat. budaya yang tidak sesuai serta saran dokter yang
dianggap menakutkan.

Oleh karena itu, sebagai kesehatan masyarakat melakukan sosialisasi


merupakan hal yang efektif dan teapt sasaran bial menengenal serta menganalisis
budaya serta mencari solusi yang akan di buat. Pola kehidupan masyarakat dapat
digunakan oleh kesehatan masyarakat untuk memahami karakter masyarakat
dimanapun mereka bertugas. Dengan memahami karakter masyarakatnya, diharapkan
mereka lebih mudah melakukan tindakan dan juga menetapkan kebijakan. Dalam
kesehatan masyarakat terdapat beberapa program kesehatan bekerjasama dengan
antropologi untuk menjelaskan hubungan kepercayaan dan praktek kesehatan.

2.3 Analisis Kasus

a. Analisis video (“Stunting, Masalah Gizi yang Pengaruhi Pertumbuhan,” 2018)


yang di publikasi oleh CNN.
Seorang bayi meninggal pada usia 17 bulan meninggal karena divonis
stunting. Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa
pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini dipresentasikan
dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 standar
deviasi (SD) (WHO, 2010). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stunting
terbagi atas dua macam faktor yaitu faktor secara langsung yakni asupan makanan,
penyakit infeksi, berat badan lahir rendah dan genetik. Sedangkan faktor secara tidak
langsung yakni pengetahuan tentang gizi, pendidikan orang tua, sosial ekonomi, pola
asuh orang tua, distribusi makanan dan besarnya keluarga/jumlah anggota keluarga
(Supariasa, 2002). Dalam kasus ini kurangnya pengetahuan orang tua terhadap suatu
penyakit menyebabkan kurangnya tindakan pencegahan serta penanganan yang cepat
termasuk faktor-faktor yang menyebakan penyakit. Rumah yang dihuni terlihat
sempit oleh barang-barang yang menumpuk sehingga kurangnya pertukaran udara
membuat semakin besarnya peluang terkena TBC. Penderita TBC tidak meminum
obat secara rutin serta berkontak langsung dengan anak-anaknya. Hal ini merupakan
bukti kurangnya kesadaran untuk sehat padahal jarak antara pelayanan kesehatan
dengan pemukiman sudah dekat. Selain itu, sosial ekonomi merupakan salah satu
faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya stunting. Keterbatasan
penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.Penghasilan
keluarga turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik
kualitas maupun jumlah makanan. Selain itu, faktor dukungan sosial dan keluarga
memiliki hubungan dalam intervensi gizi. Dukungan sosial ini meliputi dukungan
sosial berupa perhatian terhadap orang sekitar, ungkapan empati dan dukungan
informatif.

c. Analisis video (“Oyog, Goyangan Lembut Jemari Dukun Bayi,” 2016)


merupakan seri film dari hasil Riset Etnografi Kesehatan oleh Pusat Humaniora pada
2014.

Oyog berasal dari bahasa Jawa yaitu oyang yang berarti goyang. Oyog
merupakan tradisi pijatan pada perut ibu hamil asal Cirebon yang dilakukan oleh
dukun bayi. Awalnya oyog dilakukan untuk membenarkan posisi bayi yang tidak
pada tempatnya dan juga mengurangi berbagai keluhan pada masa kehamilan. Oyog
biasanya dilakukan pada usia kehamilan 7 bulan ke atas.

Berdasarkan analisis video tersebut oyog merupakan suatu budaya masyarakat


dimana hal tersebut dilakukan berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan
sebuah karisma dari seorang dukun. Seorang dukun biasanya sering dikaitan dengan
supranatural. Masyarakat Indonesia memiliki keyakinan atas konsep supranatural.
Tinggal kepercayaan masyarakat membuat masyarakat meminta pertolongan ke
dukun. Hal ini lah yang tidak dimiliki oleh bidan atau tenaga kesehatan.

Pijat perut atau oyog di dalam ilmu medis dilarang karena dapat
membahayakan janin dan ibunya terutama rumah yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Resiko pemijatan perut pada ibu dapat menyebabkan adanya rupture uteri dan pada
bayi terjadi lilitan tali pusar (Ipa M, Prasetyo D, 2016). Namun ketika Ibu
melakukan oyog memberikan rasa rileks serta dampak positif bagi psikologis Ibu
termasuk mengurangi beban keluhan pada kehamilan. Oleh karena itu, oyog bisa di
jadikan alternatife untuk menekan angka kematian Ibu dan Anak. Oyog bisa
dilakukan oleh bidan dan dukun perlu peningkatan pengetahuan oleh bidan maupun
tenaga kesehatan sehingga terdapat keselarasan dalam membangun kesehatan dengan
kenyataan budaya yang ada.
BAB 3
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku sosial pada
kelompok manusia serta proses masyarakat berkembang dan berubah. Objek dalam
sosiologi adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan menciptaka suau
sistem dari kebiasaan dan tata cara.

Antropologi kesehatan adalah studi yang menjelaskan berbagai faktor


yaitu mekanisme dan proses yang memainkan peranan atau cara individu atau
kelompok terkena penyakit oleh suatu respon terhadap sakit atau penyakit.

Jadi, hubungan antropologi dan sosiologi kesehatan yaitu data mengenai


konsepsi dan dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit, terhadap
dukun, terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan dan pantangan makan
dan ssebagainya. Ilmu antropologi juga memberi kepada dokter kesehatan masyarakat
yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan berbagai macam aneka warna
adat dan budaya. Metode-metode dan cara-cara untuk segera mengerti dan
menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-adat lain.

Dan kita juga bisa mengambil kesimpulan dari makalah ini bahwa Setiap
manusia yang hidup di muka bumi ini pasti dan tidak akan lepas dari gejala-gejala
maupun konsekuensi penyakit, baik dalam aspek fisik, mental, medikal dan aspek
sosial.

3. 2 Saran

Dari pemaparan materi diatas diharapkan kepada pemabaca agar dapat


menerapakan dan memahami antropologi dan sosiologi dalam kehidupan

1
bermasyarakat, serta dapat berperilaku dan mengubah gaya hidup dalam
bermasyarakat maupun individu.

Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk memperhatikan pola-pola


budaya setempat sebelum memberikan pelayanan kesehatan dimana pengetahuan
budaya setempat membantu dalam memecahkan masalah kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Gani, H. dan D. R. (2015). Sosiologi Kesehatan. Jember: Universitas Jember


Press.

Anderson, F. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI Press.

Ipa M, Prasetyo D, K. (2016). Praktik Budaya Perawatan Dalam Kehamilan


Persalinan dan Nifas pada Etnik Suku Baduy Dalam. Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 7(1): 25-36.

Kementrian Kesehatan. (2017). Antropologi Kesehatan.

Michael S. Northcott. (2002). Pendekatan Sosiologis. Aneka Pendekatan Studi


Agama, 267–310.

Oyog, Goyangan Lembut Jemari Dukun Bayi. (2016). Retrieved March 3, 2020, from
pusat humoniora website: https://youtu.be/_uUA9wVoWwI

Sarwono, S. (2007). Sosiologi Kesehatan : beberapa konsep beserta aplikasinya.


Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Stunting, Masalah Gizi yang Pengaruhi Pertumbuhan. (2018). Retrieved March 3,


2020, from CNN website: https://youtu.be/8izqDIeoy3M
Supariasa, I. D. N. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kedokteran EGC.

Syamsuddin, A. (2018). Dasar-Dasar Penerapan Antropologi Kesehatan. Jawa


Timur: Wade Group.

WHO. (2010). Nutrition landscape information system (NLIS) country profile


indicators : Interpretation guide. Geneva: World Health Organization.

Willow, G. (1999). Konsep Dasar Antropologi. Konsep Dasar Antropologi, 38(June),


36–54.

Anda mungkin juga menyukai