Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN 1

PENGENALAN INSTANSI
YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN LAUT DR. RAMELAN SURABAYA

Oleh:
KELOMPOK 17

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2022
Halaman Sampul Dalam

LAPORAN
PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN 1

PENGENALAN INSTANSI
YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN LAUT DR. RAMELAN SURABAYA

Oleh:
KELOMPOK 17
Ketua : Fikri Putra Prasetyo (NIM 192110101140)
Sekretaris : Sabrina Shifa Salsabila U. (NIM 192110101123)
Bendahara : Diyan Nuriyani (NIM 192110101028)
Anggota : 1. Lylyan Amalia Mia S. (NIM 192110101026)
2. Retno Putri Setyorni (NIM 192110101051)
3. Rahajeng Tri Wahyuni (NIM 192110101055)
4. Jihan Muna Salma (NIM 192110101061)
5. Amelia Agustiningrum (NIM 192110101175)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN BELAJAR LAPANGAN 1

PENGENALAN INSTANSI
YANG BERKAITAN DENGAN KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN LAUT DR. RAMELAN SURABAYA

Mengetahui,
Wakil Dekan I Dosen Pendamping

Dr. Anita Dewi Prahastuti Sujoso, S.KM., M.Sc. Ricko Pratama Ridzkiyanto, S.KM., M.Kes.

NIP 197807102003122001 NIP 199003072019031011

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat–Nya, Laporan
Pengalaman Belajar Instansi “Pengenalan Instansi Yang Berkaitan dengan
Kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya” dapat
terselesaikan dengan baik. Kami menyadari bahwa dalm menyelesaikan laporan
ini tentu tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya kerjasama dari para
anggota dan berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Farida Wahyu Ningtyias, S.KM., M.Kes. selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember;
2. Ibu Anita Dewi Prahastuti Sujoso, S.KM., M.Sc. selaku Wakil Dekan I
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember;
3. Dosen pendamping kelompok 17, Bapak Ricko Pratama Ridzkiyanto,
S.KM., M.Kes; dan
4. Segenap pemateri dari instansi Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr.
Ramelan Surabaya, serta
5. Segenap anggota kelompok 17 yang telah bekerjasama dalam menyusun
laporan ini.
Kami merasa bahwa laporan yang kami susun ini masih terdapat banyak
kekuranan. Oleh karena itu, kami dengan senang hati menerima semua masukan
dan kritik positif agar dalam penyusunan laporan berikutnya dapat lebih baik lagi.

Lumajang, 29 April 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Dalam......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................4
1.2.1 Tujuan umum....................................................................................................4
1.2.2 Tujuan Khusus..................................................................................................4
BAB 2 HASIL KEGIATAN..............................................................................................5
2.1 Profil Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya............................5
2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya................9
2.3 Manajemen Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.................14
2.3.1 Strategi pengelolaan SDM...............................................................................14
2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan
Surabaya.......................................................................................................................19
2.5 Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan
Surabaya.......................................................................................................................23
2.5.1 Pengelolaan limbah Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.......23
2.5.2 Sanitasi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.........................27
2.6 Pelayanan Gizi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.....................29
2.7 Promosi Kesehatan Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya..............38
BAB 3 PENUTUP...........................................................................................................45
3.1 Kesimpulan............................................................................................................45
3.2 Saran......................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................47
LAMPIRAN.....................................................................................................................48

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 1 Struktur Organisasi RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.......................................9
Gambar 1 2 Gambar Kasubdep Gizi................................................................................12
Gambar 1 3 Gambar Struktur Kasubdep Gizi Lanjutan....................................................13
Gambar 1 4Zonasi Pasien Covid-19 dan Non Covid-19...................................................19

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit di Indonesia saat ini telah merangkul struktur
berbasis pasar yang berpusat pada pasien untuk memberikan perawatan
kesehatan. Pergeseran ke arah struktur yang berpusat pada pasien ini
mungkin dimotivasi oleh kebutuhan untuk mengendalikan biaya yang
terkait dengan berbagai faktor eksternal. Faktor-faktor yang dianggap
berkontribusi terhadap peningkatan yang signifikan dalam biaya rumah
sakit yang mengandung biaya teknologi terbaru dan penyembuhan
medis, persyaratan peraturan baru dan rasio kepegawaian perawat
wajib, merger rumah sakit yang luas, dan pengurangan penggantian
medicare.
Setiap perusahaan di semua bidang bisnis dihadapkan oleh
persaingan ketat sambil berjuang untuk mendapatkan keuntungan
maksimal, yang merupakan alasan utama untuk menjalankan bisnis.
Persaingan terjadi ketika terdapat bisnis yang menawarkan produk atau
layanan yang sama, dan bertujuan target pasar yang sama. Persaingan
yang sehat mendorong perubahan yang akan membedakan perusahaan
dari yang lain.
Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan atau bisnis yang
bergerak dalam menyediakan layanan kesehatan yang misi dan
tanggung jawab sosialnya adalah memberikan layanan
kesehatan .terbaik kepada warga negara dengan ikatan dan infrastruktur
yang memadai (Wijayaningrum et al., 2019). Namun tetap saja, rumah
sakit perlu mencari keuntungan untuk meningkatkan layanan dan
fasilitas mereka dengan mengikuti teknologi terbaru yang tidak murah.
Namun, persaingan tidak hanya di rumah sakit lain yang berbeda dalam
layanan, harga, dan fasilitas tetapi juga dengan pusat penyembuhan
alternatif yang menawarkan layanan kesehatan dengan harga yang jauh

1
lebih rendah daripada di sebagian besar rumah sakit, yang menargetkan
area pasar yang sama.
Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL) Dr. Ramelan di
Surabaya adalah rumah sakit kelas A yang menyediakan layanan
perawatan kesehatan untuk pasien BPJS dan non-BPJS. Rumah Sakit
Angkatan Laut Dr. Ramelan di Surabaya dimiliki oleh Angkatan Laut
di bawah Departemen Kesehatan Angkatan Laut yang beroperasi. Saat
ini Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan berusia 63 tahun
yang terdiri dari: unit instalasi gawat darurat 24 jam, 41 poliklinik unit
rawat jalan, 653 perawatan tempat tidur, layanan medis spesialis
komprehensif dan subspesialisasi., Unit bedah pusat, unit hemodialisis,
pusat kesehatan jantung, unit dukungan medis, unit dukungan umum,
radioterapi unit tanaman. Salah satu layanan terbaik yang ditawarkan
oleh RSPAL Dr. Ramelan adalah membantu pasien untuk melahirkan
bayi dengan aman.
Ada cara umum dalam melahirkan bayi yang dilakukan oleh
pihak Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan, yaitu persalinan
alami dan operasi caesar. Persalinan alami adalah persalinan yang
melalui kejadian alami di hadapan kontraksi rahim ibu dan dilalui oleh
pembukaan untuk mengangkat bayi (Lim et al., 2018). Jika tidak
memungkinkan untuk melakukan persalinan alami untuk bayi maka
dokter akan melakukan operasi caesar.
Selain itu, kelebihan lainnya adalah bahwa Rumah Sakit
Angkatan Laut Dr. Ramelan di Surabaya menunjukkan kepuasan pasien
dan pemanfaatan rumah sakit yang memiliki efek positif secara
signifikan terhadap kinerja rumah sakit. Hal ini menunjukkan bahwa
meningkatkan kualitas layanan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut
Dr. Ramelan akan menghasilkan kepuasan pasien yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan harus
mencurahkan sumber daya untuk meningkatkan kualitas layanan selain
meningkatkan kualitas klinis.

2
Selain itu, pemberian perawatan kesehatan dan harapan pasien
yang menjalani pengobatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr.
Ramelan telah berubah secara signifikan selama beberapa dekade
terakhir. Pihak dari RSPAL Dr. Ramelan telah menyadari bahwa
mereka perlu meningkatkan kesehatan penduduk agar negara tersebut
berhasil secara ekonomi. Hal ini dapat dicapai melalui kinerja karyawan
yang baik. Kinerja karyawan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr.
Ramelan dibedakan dalam kualitas dan kuantitas sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Hasil pekerjaan di RSPAL ini dinilai secara objektif berdasarkan
kriteria yang ditetapkan. Kinerja di Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut
Dr. Ramelan tergantung pada kemampuan yang mendukung. Baik hasil
kerja atau kinerja seseorang dalam melaksanakan aksi kepedulian
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu karakteristik, sudut pandang,
kepuasan pekerjaan, promosi dan tanggung jawab.
Akibat pelayanan tersebut, beban kerja perawat di RSPAL ini
sangat tinggi. Tingginya beban kerja perawat dipengaruhi oleh jumlah
tenaga yang tidak memadai, sedangkan tuntutan pasien swasta untuk
perawat sangat tinggi yang dapat menyebabkan kelelahan perawat dan
mengurangi kepuasan kerja perawat sehingga mempengaruhi penurunan
sikap peduli perawat terhadap pasien. Solusi untuk mengurangi beban
kerja yang tinggi dapat dilakukan dengan menambah lebih banyak
karyawan dan perawat untuk mengurangi kelelahan dan meningkatkan
kepuasan kerja, yang nantinya para karyawan dan perawat dapat
meningkatkan pelayanan dan komunikasi yang efektif dengan pasien
dan keluarga, selain itu ada juga kebutuhan untuk pelatihan layanan
yang sangat baik dan komunikasi yang efektif untuk semua perawat
dalam rangka meningkatkan perawatan pasien dan menjaga kinerja
karyawannya.

3
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas tujuan dibentuknya laporan ini
adalah sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan umum


Laporan ini disusun guna untuk menilai sejauh mana pemahaman
kami terhadap sistem-sistem yang berjalan di RSPAL Dr. Ramelan
Surabaya dan menganalisis serta mengetahui unit-unit pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui dan memahami profil RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.
2. Mengetahui dan memahami struktur organisasi RSPAL Dr. Ramelan
Surabaya.
3. Mengetahui dan memahami manajemen RSPAL Dr. Ramelan
Surabaya.
4. Mengetahui dan memahami Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
RSPAL Dr. Ramelan Surabaya.
5. Mengetahui dan memahami pengelolaan limbah dan sanitasi di RSPAL
Dr. Ramelan Surabaya.
6. Mengetahui dan memahami pelayanan gizi di RSPAL Dr. Ramelan
Surabaya.
7. Mengetahui dan memahami promosi kesehatan di RSPAL Dr.
Ramelan Surabaya.

4
BAB 2
HASIL KEGIATAN

2.1 Profil Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya
Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL) dr. Ramelan berada di Jalan
Gadung No. 1, Jagir Wonokromo, Surabaya, Provinsi Jawa Timur. RSPAL dr.
Ramelan Surabaya menyandang identitas sebagai rumah sakit TNI Tingkat I serta
menjadi tempat rujukan pasien TNI terbesar di Indonesia bagian Timur (RSPAL
dr. Ramelan, 2022f). Memiliki visi untuk menjadi rumah sakit TNI yang
terkemuka dengan dukungan dan pelayanan kesehatan sekaligus pendidikan.
Mendukung visi RSPAL beberapa misi yang dilakukan yaitu (RSPAL dr.
Ramelan, 2022g):

1. Melaksanakan dukungan kesehatan secara optimal bagi prajurit TNI dalam


pelaksanaan tugas operasi maupun latihan,
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang professional dan terintegrasi
bagi TNI dan masyarakat luas,
3. Mewujudkan pusat-pust unggulan dalam pelayanan kesehatan yang
handal,
4. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang
bermutu,
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang
berkelanjutan.

Dalam mendukung terwujudnya visi dan misi yang telah disusun, RSPAL
berpegang teguh terhadap motto yaitu menyatukan tekad dan selalu memberikan
layanan yang terbaik. Hal tersebut didukung dengan tersedianya fasilitas yang
lengkap dan berkualitas, serta didukung dengan adanya tenaga kesehatan yang
terbaik. Saat ini, tenaga medis di RSPAL dr. Ramelan Surabaya terdiri dari lebih
dari 184 dokter, 41+ tenaga medis poliklinik, 770+ perawat, 94+ bidan, dan lebih
drai 27 apoteker yang siap melayani pasien dan masyarakat yang berkunjung.
Pelayanan kesehatan yang lengkap dan dapat diakses oleh pasien serta masyarakat

5
untuk mendapatkan kesejahteraan akan kesehatan, antara lain (RSPAL dr.
Ramelan, 2022a):

1. Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan layanan 24 Jam dan terdiri dari 4
lantai. Setiap lantai memiliki fungsinya masing-masing. Lantai dasar
digunakan sebagai menerima kasus kegawatan, lantai 2 digunakan untuk
melakukan pelayanan obstetric neonatal esensial atau emergensi
komperhensif, lantai 3 untuk ICU IGD, dan lantai 4 digunakan untuk
kamar operasi IGD.
2. ICU (Intensive Care Unit), HCU (High Care Unit), NICU (Neonatal
Intensive Care Unit), dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) yang
merupakan fasilitas pelayanan intensif baik untuk dewasa maupun anak-
anak dengan sarana prasarana yang lengkap tersedia beserta tenaga
kesehatan yang professional.
3. Rawat inap yang dapat dimanfaatkan dan digunakan bagi pasien yang
memerlukan perawatan lebih intensif.
4. Rawat jalan berupa pelayanan medis yang bertujuan untuk melakukan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan sebagainya tanpa
harus dilakukan rawat inap.
5. Kamar operasi yang disediakan sebanyak 16 kamar operasi yang lengkap
dengan peralatan bedah dan anestesi.
6. Klinik estetika yang melayani perawatan estetika atau kecantikan.
7. Jala Puspa yaitu pelayanan yang paripurna bagi anak-anak penderita
gangguan pendengaran.
8. Chest Pain Unit atau unit nyeri dada yang memiliki pelayanan khusus
untuk menangani pasien yang datang dengan keluhan utama berupa nyeri
dada.
9. Medical Checkup (URIKKES/ Unit Pemeriksaan Kesehatan) yaitu berupa
pelayanan kesehatan untuk melakukan cek rutin kesehatan secara
menyeluruh.

6
Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut (RSPAL) melewati perjalanan yang sangat
panjang sehingga dapat menuju titik saat ini yaitu menjadi rumah sakit yang
ternama dan menjadi rujukan utama bagi pasien TNI terbesar di Indonesia bagian
Timur. Sejarah singkat yang telah dilalui oleh RSPAL dr. Ramelan Surabaya,
sebagai berikut (RSPAL dr. Ramelan, 2022e):

a. Tahun 2014 berhasil mencapai Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 dengan
Lulus “PARIPURNA”
b. Tahun 2016 berhasil ditetapkan sebagai Badan Koordinasi Penanaman
Modal sebagai Rumah sakit Tipe A
c. Tahun 2016 berhsil ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan sebagai Rumah
Sakit Pendidikan Utama Faakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah
Surabaya
d. Tahun 2017 berhasil mencapai Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 dengan
Lulus “PARIPURNA”

Berikut sejarah yang dilalui dalam pembentukan RSPAL dr. Ramelan (RSPAL dr.
Ramelan, 2022d):

a. Tahun 1950, Angakatan Laut kerajaan Belanda menyerahkan Marine


Hospital Surabaya kepada ALRIS (Angkatan Laut Republik Indonesia
Serikat). Sehingga, mulai dari saat itu maka lahirlah RSPAL Surabaya
yang menempati Sayap Timur RS Karang Menjangan dengan kapasitas
129 tempat tidur. Tugas pertama rumah sakit ialah melaksanakan
dukungan kesehatan terhadap ALRI dengan kegiatan seleksi calon anggota
serta pengobatan anggota yang sakit.
b. Tahun 1958, adanya pembentukan peleton kesehatan dan tim bedah di
kapal rumah sakit untuk mendukung Operasi Merdeka-I.
c. Tahun 1962, menyiapkan personel medis yang mengawaki kapal rumah
sakit untuk mendukung operasi jaya wijaya. Pembentukan tim bedah ini
dibantu oleh Fakultas Kedokteran Unair dan seluruh sukarelawan. Di
tahun yang sama, RSPAL Wonocolo diresmikan penggunaannya oleh
panglima Kodamar/Armada atas nama Menteri/Kepala Staf AL. Selain itu,

7
kegiatan kesehatan bawah air juga mulai dilakukan bersama dengan FK
Unair, terutama bagian fisiologi dan bedah.
d. Tahun 1970, selain mendukung satuan-satuan operasi TNI-AL, rumah
sakit ini juga dipergunakan untuk merawat keluarga TNI-AL dan
digunakan bersama untuk seluruh anggota TNI beserta keluarganya.
e. Tahun 1974, berdasarkan surat Keputusan Kasal Nomor :
Skep/5401.2/II/1974 tanggal 20 februari 1974 tentang Pemberian Nama
kepada RSPAL Surabaya menjadi Rumkital dr. Ramelan. Serta digantikan
perannya menjadi rumah sakit Tingkat I atau pusat rujukan ABRI untuk
wilayah Indonesia Timur. Sejak saat itu Rumkital dr. Ramelan bertugas
mendukung satuan-satuan operasional ABRI yang sedang melaksanakan
operasi-operasi atau latihan di wilayah Indonesia Timur, dengan
pembentukan tim bedah mobil dan menampung penderita akibat operasi
dan latihan. Rumkital dr. Ramelan melaksanakan perjanjian kerjasama
dengan FK Unair berdadarkan piagam kerja sama yang ditanda tangani
oleh Kasal dan Rektor Unair.
f. Tahun 1979, mulai selesai dibangun dan dikembangkan unit bedah sentral
yang terdiri dari: bedah umum, kebidanan kandungan, dan anestesi serta
sebagian unit rawat jalan.
g. Tahun 1986, Rumkital dr. Ramelan ditunjuk sebagai coordinator UGD
dalam rangka dukungan kesehatan pada pengamanan VVIP. Bersama-
sama dengan rumah sakit lainnya di Jawa Timur, Rumkital dr. Ramelan
merupakan salah satu unsur dari tim penanggulangan medis musibah
masal provinsi daerah tingkat I Jawa Timur.

Dalam sambutannya pada website resmi Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut
(RSPAL) dr. Ramelan Surabaya (RSPAL dr. Ramelan, 2022c), Laksamana
Pertama TNI, dr. Gigih Imanta J., Sp., PD., Finasim., M.M. RSPAL dr Ramelan
ini merupakan rumah sakit milik TNI yang berlokasi di tengah pusat Kota
Surabaya dengan tipe Rumah Sakit kelas A dengan 35 jenis Pelayanan Medis
Spesialistik dan 17 pelayanan Sub Spesialistik dengan kapasitas 747 tempat tidur.
RSPAL dr Ramelan berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang

8
berkualitas serta berorientasi penuh terhadap kepuasan pelanggan/pasien dengan
penggunaan biaya yang kompetitif dan terjangkau. Seluruh staf dan tenaga medis
di RSPAL dr Ramelan ini dibentuk secara professional dalam melayani keperluan
masyarakat dalam hal kesehatan. RSPAL dr Ramelan akan terus berupaya dalam
meningkatkan pelayanan serta komitmennya dengan semangat dan dedikasi yang
tinggi serta mengikuti perkembangan teknologi yang tepat guna. Semua
peningkatan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan pelayanan dan
perawatan kesehatan yang berkualitas serta memberikan kenyamanan bagi pasien
dan keluarga selama menjalani pengobatan serta perawatan di RSPAL dr Ramelan
Surabaya. Dalam pelayanannya, berdasarkan Maklumat Pelananan RSPAL dr
Ramelan yaitu “Sanggup menyelenggarakan pelayanan dengan menjunjung tinggi
Nilai Dasar Pelayanan: Profesional, Inovatif, Beretika, Jujur dan Ikhlas” (RSPAL
dr. Ramelan, 2022b).

2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya

Gambar 1 1 Struktur Organisasi RSPAL Dr. Ramelan Surabaya

1. Pimpinan

RSPAL Dr. Ramelan Surabaya dipimpin oleh kepala rumah sakit dan
dibantu oleh wakil kepala bidang dan wakil kepala bidang pembinaan.
Berikut merupakan nama-nama dari pimpinan tersebut:

9
a. Kepala RSPAL Dr. Ramelan dr. Gigih Imanta Jayalri., Sp.PD.,
FINASIM., M.M (Laksamana Pertama TNI)

b. Wakil kepala bidang pembinaan drg. Benny Dwi Cahyo, Sp.BM


(Kolonel Laut(K))

c. Wakil kepala bidang medis dr. Benny Jovie, Sp. JP (Kolonel Laut (K))

2. Unit/Bagian:

Selain wakil kepala bidang dan wakil kepala bidang pembinaan, kepala
rumah sakit RSPAL dr. Ramelan Surabaya juga dibantu pihak-pihak lain
yang terbagi menajdi beberapa departemen seperti:

a. KAPOKLI

 Koordinator bidang manajemen

 Koordinator bidang KESLA

 Koordinator bidang KESUM

 Koordinator bidang KES

b. Kepala Sekretariat (KASET)

c. Komandan Satuan Markas (DANSATMA)

 Kepala bagian Administrasi personel (MINPERS)

 Kepala bagian URDAL

 Kepala bagian rusan dalam Kesling dan K3

 Kepala bagian pembekalan (BEK)

 Kepala bagian angkutan

 Kepala bagian HARMAT

10
 Kepala bagian pembinaan mental (BINTAL)

d. Kepala Bagian Perencanaan Program dan Anggaran (KABAG


RENPROGA)

e. Kepala Bagian Administrasi Medis (KABAG MINMED)

f. Pemegang Kas (PEKAS)

 Kepala seksi uji

 Kepala seksi buku

 Kepala seksi yar

 Kepala seksi silta

3. Departemen:

Terdapat beberapa departemen yang bekerja sesuai bagian masing-


masing untuk memaksimalkan fungsi di RSPAL dr. Ramelan, yaitu:

a. Kepala departemen penyakit dalam (KITLAM)

b. Kepala departemen (SAWARE)

c. Kepala departemen kulit, telinga, dan mata (KUTEMA)

d. Kepala departemen gigi dan mulut (GLUT)

e. Kepala departemen kesehatan ibu dan anak (KIA)

f. Kepala departemen perwatan (WAT)

g. Kepala departemen (KESLA)

h. Kepala departemen (IGD)

i. Kepala departemen bedah

11
j. Kepala departemen penunjang klinik (JANGKLIN)

k. Kepala departemen farmasi

l. Kepala departemen pendidikan dan pelatihan (BANGDIKLAT)

Gambar 1 2 Gambar Kasubdep Gizi

12
Gambar 1 3 Gambar Struktur Kasubdep Gizi Lanjutan

Sub departemen gizi dipimpin oleh seorang kepala sub departemen gizi yang
dibantu oleh urmin gizi (urusan administrasi gizi) perihal data dan administrasi.
Kepala sub departemen gizi membawahi beberapa kasubsi lainnya seperti berikut:

1. Kasubsi perencanaan gizi

a. Kasubsi perencanaan dan evaluasi menu

b. Kasubsi logistik

c. Kasubsi produksi dan distribusi

2. Kasubsi pelayanan gizi

a. Kasubsi pelayanan gizi rawat inap

b. Kasubsi pelayanan gizi rawat jalan

13
c. Kasubsi bangdiklat gizi

2.3 Manajemen Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya

2.3.1 Strategi pengelolaan SDM


Terdapat 4 elemen penting yang sangat berpengaruh terhadap
pengelolaan sumber daya rumah sakit.
1. Empowering leadership
Empowering leadership adalah elemen utama yang dapat
menentukan keberhasilan elemen-elemen berikutnya karena elemen
ini adalah keberhasilan dalam pengelolaan SDM yang mempunyai
pimpinan berjiwa pemimpin atau leader. Sehingga muncullah
panutan bagi karyawan atau adanya sosok yang disegani.
Mengacu pada teori kepemimpinan menurut Ken Blanchard
dan Paul Hersey, terdapat empat gaya kepemimpinan yang dapat
diadopsi. Di antaranya yaitu:
1) Gaya kepemimpinan directing
Pada gaya kepemimpinan ini pemimpin sangat
berkuasa tanpa adanya arahan atau masukan dari bawahan.
Gaya kepemimpinan ini terkadang perlu dilakukan untuk
mengambil keputusan yang sifatnya mendesak. Pada
aplikasinya di lapangan, gaya kepemimpinan ini cocok
digunakan untuk bawahan yang masih baru atau yang
tidak berkompeten sehingga tetap dapat bertahan di
organisasi.
2) Gaya kepemimpinan coaching
Peran pemimpin masih besar pada gaya
kepemimpinan ini namun bawahan masih diperbolehkan
untuk memberikan pendapat. Gaya kepemimpinan ini bisa
dijadikan transisi dari gaya kepemimpinan directing saat
bawahan yang dipimpin sudah mulai memiliki
pengalaman. Gaya kepemimpinan ini cocok digunakan

14
pada bawahan yang tingkat pengetahuannya rendah namun
memiliki semangat kerja keras yang tinggi.
3) gaya kepemimpinan supporting
Gaya kepemimpinan ini memiliki pemimpin yang
sedikit memberikan instuksi namun lebih banyak
memberikan dukungan kepada bawahan. Fokus kontrol
pada gaya kepemimpinan ini berada pada bawahan
sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri saat
melakukan pekerjaan. Pemimpin lebih sering melibatkan
bawahan dalam mengambil keputusan dan mendorong
individu untuk saling berbagi ide.
4) gaya kepemimpinan delegating
Anggota lebih dominan dalam perencanaan pada
gaya kepemimpinan ini. Fungsi pimpinan hanya sebagai
pengamat, pemimpin akan ikut turun apabila terjadi
masalah namun yang menyelesaikan tetap bawahan.
Empat gaya kepemimpinan tadi merupakan gaya
kepemimpinan yang digunakan di RSPAL dr. Ramelan
Surabaya. Tiap gaya kepemimpinan bisa digunakan di beberapa
bidang, bagian, atau beberapa kondisi. Sehingga meskipun
masih dalam satu lingkup rumah sakit, gaya kepemimpinan yang
diterapkan dapat berbeda-beda.
2. Employee engagement
Employee engagement merupakan hubungan emosional
dan intelektual yang tinggi dari karyawan terhadap
pekerjaannya. Elemen ini juga ditunjukkan dengan perilaku
karyawan yang memberikan upaya lebih terhadap pekerjaannya
serta mampu bekerja secara efektif dan efisien di lingkungan
kerja. Hal ini tidak akan tercapai jika elemen yang pertama
(Empowering Leadership) tidak berjalan karena kedua elemen
ini saling berhubungan. Jika elemen pertama berjalan dengan

15
baik maka sumber daya manusia (SDM) yang ada di rumah sakit
akan merasa terikat dan merasa dibutuhkan oleh RSPAL dr.
Ramelan.
Bukti keterikatan SDM di RSPAL dr. Ramelan pada
tahun 2021 dapat dilihat dari jumlah SDM dengan total 2.287
SDM yang terdiri dari dokter dan dokter gigi, dokter spesialis
dan dokter gigi spesialis, perawat dan bidan, keteknisan medis,
serta tenaga non medis. Dengan banyaknya SDM tadi dapat
meningkatkan kapasitas rumah sakit pula seperti poliklinik yang
berjumlah hingga 42 klinik, tempat tidur hingga 700 buah yang
terdiri dari ruang khusus Covid-19 dan non Covid-19.
Pelayanan yang diberikan juga bermacam-macam, mulai
dari spesialis hingga subspesialis. Pelayanannya secara detail
terdiri dari:
 Spesialis anak
 Spesialis anestesiologi dan terapi intensif
- Subspesialis intensive care
 Spesialis andrologi
 Spesialis bedah
- Subspesialis bedah anak
- Subspesialis bedah digestive
- Subspesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik
- Subspesialis bedah saraf
- Subspesialis bedah toraks, kardiak dan vaskular
- Subspesialis bedah orthopaedi dan traumatology
- Subspesialis bedah onkologi
- Subspesialis urologi
 Spesialis jantung dan pembuluh darah
 Spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
 Spesialis kedokteran kelautan

16
 Spesialis penyakit kulit dan kelamin
 Spesialis emergency medicine
 Spesialis mata
 Spesialis mikrobiologi klinik
 Spesialis obstentri dan ginekologi
- Subspesialis fetomaternal
- Subspesialis onkologi
 Spesialis kedokteran jiwa
 Spesialis onkologi radiasi
 Spesialis pulmonology dan kedokteran paru
 Spesialis patologi anatomi
 Spesialis patologi klinik
 Spesialis penyakit dalam
- Subspesialis gastroenterology
- Subspesialis hematoonkologi
- Subspesialis endokrin-metabolik
- Subspesialis hepatologi
- Subspesialis reumatologi
- Subspesialis penyakit tropic-infeksi dan VCT
- Subspesialis ginjal-hipertensi
 Spesialis radiologi
 Spesialis saraf
 Spesialis telinga hidung tenggorokan
 Spesialis bedah mulut
 Spesialis konservasi gigi
 Spesialis kedokteran gigi anak
 Spesialis ortodonsia
 Spesialis penyakit mulut
 Spesialis prosthodonsia
Selain pelayanan spesialis dan subspesialis yang telah

17
disebutkan tadi juga ada beberapa layanan yang menjadi keunggulan
RSPAL dr. Ramelan. Seperti, 1) bedah jantung terpadu, 2) gedung
PINTER pelayanan infeksi terpadu), 3) chest pain unit (CPU), 4)
Tindakan bedah EVAR (endovascular aneurysm repair), 5) taman
observasi anak “Jala Puspa”, 6) ambulance nets, 7) terapi oksigen
hiperbarik (kerjasama dengan Lakesia), 8) handbionic, dan 9)
radiologi dan radioterapi. Dalam memberikan pelayanan di RSPAL dr.
Ramelan juga perlu adanya sarana penunjang. Sarana penunjang yang
ada yaitu gedung IGD 4 lantai, URIKKES atau medical check up,
rehabmed, hemodialisa, pelayanan farmasi, kamar operasi jantung,
CT-Scan, MRI, radioterapi, alat laboratorium, handling sitostatika,
Tindakan angiografi, instalasi rawat jalan, poliklinik gigi, klinik
estetika, IPAL, incinerator, kantin, masjid, dan tempat parkir.
Pelayanan serta sarana prasarana yang ada tadi tidak mungkin dapat
dicapai dengan mudah apabila tidak ada komitmen dari SDM.
3. Innovation culture
Innovation culture adalah lingkungan organisasi yang
memungkinkan anggota staf untuk mengembangkan ide dan bisa
mengimplementasikan inovasi-inovasi yang dimiliki.
Berdasarkan hasil riset pada Innovation Culture ditemukan
bahwa elemen tersebut memiliki pengaruh positif terhadap
kesiapan SDM untuk mengalami perubahan selain itu juga dapat
dianggap bisa memperluas kapabilitas organisasi dan sebagai
atribut penting dalam kesiapan perubahan.
4. Readines to change
SDM mau melakukan perubahan jika ada peraturan yang
merubah suatu keadaan. Contohnya dengan adanya kasus
Covid-19 yang mengaruskan RSPAL dr. Ramelan untuk sigap,
cepat, dan tanggap dalam menghadapi kasus Covid-19.

18
Gambar 1 4Zonasi Pasien Covid-19 dan Non Covid-19

Bentuk kesiapan dalam menghadapi perubahan dapat


dilihat dari gambar 2.3.1. Dari gambar tersebut terlihat bahwa
setelah adanya Covid-19 terdapat penyesuaian penggunaan
ruangan yang awalnya semua disamaratakan diubah menjadi
khusus Covid-19 dan non Covid-19. Selain itu, perubahan yang
terjadi yaitu dengan adanya pembangunan gedung terpadu untuk
infeksi Covid-19, seperti laboratorium PCR dan gedung GIT.
Hal tersebut merupakan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh
RSPAL dr. Ramelan dalam menghadapi perubahan yang ada
selama Covid-19.

2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Rumah Sakit Angkatan Laut Dr.
Ramelan Surabaya
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan
jaminan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan
cara pencegahan kecelakaan akibat kerja (KAK) dan penyakit akibat kerja
(PAK), pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan
dan rehabilitas.
a. Dasar hukum K3 rumah sakit
1) UU No. 1 Tahun 1970 (Keselamatan Kerja)

19
2) UU No. 36 Tahun 2009 (Kesehatan)
3) UU No. 13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
4) PP No. 60 tahun 2012 (SMK3)
5) Kepmenkes No 432 Tahun 2007 (SMK3RS)
6) Permenkes No. 66 Tahun 2016 (K3RS)
b. Epidemiologi KAK dan PAK pada Nakes
Berdasarkan penelitia yang dilakukan oleh WHO dari 35 juta pekerja
di bidang kesehatan ditemukan data bahwa ada 3 juta pekerja yang
terpajan penyakit yang penularannya melalui darah (2 juta terpajan virus
Hepatitis B Virus, 0,9 juta terpajan virus Hepatitis C Virus dan 170 ribu
tenaga kesehatan terpanjan HIV/AIDS). Kemudian di Amerika Serikat,
pertahunnya terdapat 5000 tenaga kesehatan yang terisfeksi hepatitis B, 47
tenaga kesehatan positif HIV dan 600 ribu hingga 1 juta tenaga kesehatan
mengalami luka tertusuk jarum. Hasil laporan National Safety Council
(NSC) menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di rumah sakit, 41%
lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus yang sering terjadi adalah
tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergoreng/terpotong, luka bakar,
penyakit infeksi dan lain-lain.
c. Bahaya yang ada di rumah sakit
1) Bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar
atau meledak
2) Bahaya beracun, korosif
3) Bahaya radiasi
4) Luka bakar
5) Syok akibat aliran listrik
6) Luka sayat akibat alat gelas yang pecah dan benda tajam
7) Bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasite
d. Penyebab langsung kecelakaan
1) Penyebab dasar. Berupa kurangnya prosedur/aturan, kurangnya sarana,
kurangnya kesadaran, kurangnya kepatuhan.
2) Penyebab tidak langsung. Berupa faktor pekerjaan dan personal

20
3) Penyebab langsung. Berupa tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman
4) Kecelakaan kerja berupa kontak dengan sumber bahaya dan kegagalan
fungsi
5) Kerugian berupa manusia (cedera, keracunan, cacat, kematian, PAK),
mesin/alat (kerusakan), material/bahan (tercemar, produk gagal, rusak),
lingkungan (tercemar, rusak, bencana alam.
e. Kegiatan K3 di RSPAL
1) Kesehatan kerja
Kesehatan kerja meruapakan upaya meningkatkan derajat kesehatan
tenaga kerja, mencegah penyakit akibat kerja dan meningkatkan
produktivitas kerja yang meliputi kegiatan pengadaan gizi kerja yang
dilaksanakan oleh Subdep Gizi dan Primkopal, pemeriksaan kesehatan
rutin dilaksanakan oleh Subdep Urikkes.
2) Kecelakaan kerja.
Kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk
penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju ke tempat
kerja dan pulang kerumah melalui jalan yang bisa atau wajar dilalui.
3) Pajanan. Suatu agen/kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan
seseorang bila terjadi kontak dengannya. Berikut adalah tata laksana
pajanan yang ada pada RSPAL Dr. Ramelan Surabaya
- Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir dan
sabun/cairan antiseptic sampai bersih
- Bila darah/cairan tubuh mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau
tusukan, cuci dengan sabun dan air mengalir
- Bila darah/cairan tubuh mengenai mulut, ludahkan dan kumur-
kumur dengan air beberapa kali
- Bila terpecik pada mata, cucilan mata dengan air mengalir (irigasi),
dengan posisi kepala miring kearah mata yang terpecik
- Bila darah memercik ke hidung, hembuskan keluar dan bersihkan
dengan air

21
- Bagian tubuh yang tertusuk tidak bolej ditekan dan dihisap dengan
mulut
f. Danger of Infection
Bahaya dari insiden tertusuk jarum tidak menjamin dalam tingkat
segi keamanan di lingkungan medis, karena benda tajam di lingkungan
medis yang terus meningkat seiring dengan kebutuhan pasien yang
ada, demikian juga dengan risiko infeksi. Infeksi paling serius yang
timbul akibat cedera tertusuk jarum yang semuanya tertularkan melalui
darah atau cairan tubuh adalah penyakit Hepatitis B, Hepatitis C dan
HIV/AIDS.
g. Safe handling & disposal of sharps
Sebagian besar cedera tertusuk jarum suntik terjadi sebagai akibat dari
penggunaan benda tajam yang tidak tepat dan metode yang digunakan
untuk membuangnya. Saat menangani benda tajam, terdapat aturan
yang harus selalu diterapkan, meliputi:
- Selalu memakai APD sarung tangan saat menangani benda tajam.
- Jangan pernah mengoper/memindahkan benda tajam langsung
dari tangan ketangan
- Penanganan pengambilan benda tajam sebaiknya dengan
menggunakan Forcep atau alat penjapit
- Jangan pernah memasang jarum kembali dengan tangan
- Selalu buang benda tajam ditempat khusus (safetybox) yang telah
disediakan.
- Jika wadah pembuangan benda tajam yang sesuai dengan standar
tidak tersedia, benda tajam harus ditempatkan dalam wadah tahan
tusukan yang sesuai dengan tutup atau tutup yang aman.
- Jangan pernah mengisi Safetybox lebih dari kapasitas.
(3/4bagiandarisafetybox)
- Jangan pernah membuang benda tajam didalam sampah medis
- Memusnahkan benda tajam dengan cara pembakaran di
incinerator.

22
1) Pemasangan Sign dan promkes di RSPAL dr. Ramelan
- Peringatan jika terjebak di dalam lift
- Pemasangan sign jalur evakuasi
- Pemasangan sign kuning di seluruh ruangan yang mempunyai
risiko bahaya jatuh
- Pemasangan stiker APAR
- Pemasangan tanda (X) dibawah APAR
- Pemasangan promkes dan keamanan seperti larangan merokok
dan jagalah kebersihan.

2.5 Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr.
Ramelan Surabaya

2.5.1 Pengelolaan limbah Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan


Surabaya

a. Landasan Hukum Pelaksanaan Kegiatan


1) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2) UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3) Permenkes RI No. 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan
RS
4) Perkasal Nomor: Perkasal/111/XII/2009 Tentang Petunjuk Teknik
Persyaratan dan Tata Laksana Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
TNI Angkatan Laut.
5) Pergub Jawa timur No. 72 tahun 2013 tentang Baku Mutu Air
Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
7) Permenlhk Nomor : p.56/menlhk-setjen/2015 Tentang Tata Cara
Dan Persyaratan Teknik Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
Dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
8) Permenkes RI Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk

23
Keperluan Hygiene Sanitasi.
9) Permenkes RI No. 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum.
b. Tugas dan tanggung jawab bagian kesehatan lingkungan
1) Pengelolaan limbah padat medis, limbah non medis dan limbah B3
2) Pengelolaan limbah cair rumah sakit
3) Pengelolaan limbah gas (ambien dan emisi)
4) Pengelolaan air bersih
5) Pemantauan penyehatan makanan minuman
6) Pemantauan kualitas ruangan dan alat steril
7) Pengedalian serangga dan binatang pengganggu (Pest control)
c. Jumlah personil Bagian Kesehatan Lingkungan dan K3 RSPAL
1) Kepala bagian berjumlah 1 orang
2) Sanitarian Ahli dan terampil berjumlah 4 orang
3) Ahli K3 umum berjumlah 3 orang
4) Staff Teknik Lingkungan berjumlah 1 orang
5) Operator bagian Incenerator berjumlah 2 orang
6) Operator bagian IPAL berjumlah 1 orang
7) Administrasi berjumlah 1 orang
d. Pengelolaan limbah cair rumah sakit
Air limbah rumah sakit adalah semua air buangan termasuk
tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif
yang berbahaya bagi kesehatan. Kuantitas limbah cair fasyankes
diperkirakan sebesar 805 dari kuantitas air bersih yang dignakan.
Berdasarkan WHO, perkiraan kuantitas limbah cair rumah sakit adalah
300-500liter/TT/hari untuk rumah sakit kapasitas kecil-sadang, 400-
700 liter/TT/hari untuk rumah sakit kapasitas besar, 500-900
liter/TT/hari untuk rumah sakit pendidikan. Berikut adalah beberapa
jenis limbah cair yang ada di rumah sakit.
1) Blackwater (sewage) yang merupakan limbah cair tercemar berat

24
yang mengandung konsentrasi zat fecal dan urin tinggi
2) Greywater (sullage) yang mengandung residu cair dari cuci, mandi,
proses laboratorium, laundry, proses teknik seperti air cooling atau
pencucian film x-ray.
3) Stormwater yaitu air hujan yang terkumpul di atap, dasar, taman
dan permukaan jalan fasyankes
4) Limbah cair spesifik covid-19 yaitu semua air buangan termasuk
tinja yang berasal dari penanganan pasien covid-19 yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme khususnya virus
corona, bahan kimia beracun, darah dan cairan tubuh lain, serta
cairan yang digunakan dalam kegiatan isolasi pasien meliputi
cairan dari mulut dan/atau hidung atau air kumur pasien dan air
cucian alat kerja, alat makan dan minum pasien dan/atau cucian
linen yang berbahaya bagi kesehatan. Limbah cair yang tidak
dikelola dengan baik memiliki banyak dampak negative terhadap
lingkungan.
a) Gangguan terhadap kesehatan masyarakat
b) Gangguan terhadap kehidupan biotik
c) Gangguan terhadap estetika
5) Dasar Design IPAL di RSPAL Dr. Ramelan
a) Debit air : 500 liter/orang/hari
b) Volume : debit x jumlah tempat tidur
c) RSPAL : 500 liter x 1500 TT = 750 m3
6) Proses pengolahan limbah cair IPAL Nismed Biofiler di RSPAL
dr. ramelan
a) Kapasitas debit air limbah terolah sebesar 1500 TT setara
dengan 750 m3/hari
b) Dibangun pada bulan maret 2018
c) Menggunakan sistem pengolahan biofilter aerob dan anaerob,
wetland serta chlorinasi.
d) Sudah memiliki ijin IPAL dari Dinas Lingkungan Hidup kota

25
Surabaya.
e. Pengelolaan limbah padat rumah sakit
Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari
limbah medis padat dan non medis. Limbah padat rumah sakit terbagi
menjadi 2 jenis limbah.
1) Limbah medis padat yaitu limbah padat yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksik, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah container bertekanan dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
2) Limbat padat non medis yaitu limbah padat yang dihasilkan
dari kegiatan di rumah sakit di luar medis yang berasal dari
dapur, perkantoran, taman dan halaman.

Mekanisme pengelolaan limbah padat rumah sakit terdiri dari


indentifikasi sumber limbah, pemilahan dan pewadahan,
pengurangan/pemanfaatan, pengangkutan, penyimpanan dan pengolahan
akhir. Pemilahan limbah yang dilakukan juga berdasarkan jenis limbah
seperti limbah benda tajam, limbah medis non-tajam dan limbah non
medis
f. Pengelolaan limbah B3 di RSPAL dr. Ramelan
1) Limbah medis padat infeksius tidak diperbolehkan dibuang
langsung ke TPA domestic
2) Limbah medis padat infeksius disimpan di TPS LB3, dengan masa
simpan maksimal 2 x 24 jam
3) Telah memiliki TPS LB3, berizin dari Dinas Lingkungan Hidup
kota Surabaya
4) Jenis-jenis LB3 yang dihasilkan berupa limbah medi padat
infeksius, limbah medis tajam infeksius, lampu TL bekas,
Abu/residu incinerator, Sludge IPAL.

26
5) Pengolahan limbah B3 dilakukan dengan cara
dimusnahkan/dibakar dengan menggunakan incinerator milik
RSPAL dr. Ramelan serta bekerja sama dengan pihak penyedia
jasa kelola LB3
6) Limbah domestic di buang ke TPA Benowo (bekerja sama dengan
DKRTH) kota Surabaya.

Berikut adalah proses pengelolaan limbah B3 di RSPAL dr.


Ramelan kota Surabaya.
1) Temuan di lapangan. Temuan di lapangan ini merujuk pada
limbah yang dihasilkan pada seluruh kegiatan medis di RSPAL
2) Penyimpanan. Pada proses penyimpanan ini limbah medis
infeksius, patologis dan benda tajam disimpan maksimal 2 hari
jika berada pada suhu ruang, maksimal 90 hari jika disimpan
pada ruangan bersuhu 0°C dan 1 minggu jika disimpan pada
ruangan bersuhu 3°- 8°C
3) Penganngkutan dimana hasil penyimpanan limbah diangkut
dan dibawa ke tempat pengolahan untuk dimusnahkan.

2.5.2 Sanitasi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya


a. Pengertian
1) Kesehatan merupakan suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yg memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
2) Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya
keadaan dan makhluk hidup, termasuk dengan perilaku yang
mempengaruhi dan kesejahteraan.
3) Kesehatan lingkungan mempelajari berbagai masalah kesehatan sebagai
akibat dari adanya hubungan interaksi bahan, daya, kehidupan, zat yang
memiliki potensi penyebab Penyakit.
Air bersih adalah Sumber daya berbasis air yg bermutu baik dan bisa
dimanfaatkan oleh manusia untuk di konsumsi atau melakukan aktivitas

27
sehari-hari. Parameter pemeriksaan air bersih terbagi tiga parameter yakni
parameter fisik, mikrobiologi, kimia.
Adapun kegiatan monitoring air bersih yaitu:
1) Pemeriksaan laboratorium air bersih tiap 3 bulan
2) Pemantauan sisa klor, kekeruhan, pH dan suhu
3) Pemantauan tandon ruangan
4) Pelaporan setiap 3 (tiga) bulan
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia dan
aman untuk diminum.
b. Penyehatan penjamah makanan
1. tempat pengolahan pangan
a) sesuai konstruksi, tata letak bangunan dan ruang dapur
b) pembersihan pre dan post giat pengolahan pangan
c) terdapat cerobong/sungkup asap
d) pintu bahan mentah dan bahan pangan terpisah
2. peralatan masak
a) bebas dari zat beracun (foodgrade)
b) pemeriksaan mikro alat masak 6 bulan sekali
3. penjamah makanan
a) sehat dan bebas penyakit menular
b) 2 kali / tahun rik kes khusus
c) menggunakan APD
d) selalu hand hygiene
4. kualitas pangan
a) pemilihan bahan
b) penyimpanan
c) pengangkutan
d) penyajian pengawasan hygiene sanitasi pangan
e) eksternal (uji petik dinkes kota)
2) Penyehatan udara
a) Tidak mengandung debu (asbes) dan gas beracun

28
b) Penghawaan ruang
c) Rik udara ruang tiap tiga bulan
d) Pengukuran fisik (suhu, kelembaban, kebisingan, dan pencahayaan)
e) Sirkulasi: secara alami dan mekanik
f) Pengendalian vektor
- Dilakukan setiap hari
- Di seluruh area RSPAL dr. Ramelan
- Pelaksana pihak ke-3 (CV. Delta Jaya)
- Trapping, Baiting, Coldfog, Fogging, Flycather
- Sasaran : Rodent, Nyamuk, Lalat, Kecoa, Kucing, Semut,
Tomcat, Ulat
- Pelaporan setiap bulan dan tahunan
d. Jadwal pengambilan sampel dan pemeriksaan limbah gas dilaksanakan
setiap 6 (enam) bulan sekali.
e. Pelaporan hasil uji limbah gas dilakukan setiap enam bulan sekali dan
diserahkan kepada :
1) DLH Kota Surabaya
2) DLH Provinsi Jatim
3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
4) Diskesal.

2.6 Pelayanan Gizi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya
Pelayanan Gizi di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya bertujuan untuk
menyediakan pelayanan gizi yang berdaya guna dan berhasil guna serta
terinteraksi dengan pelayanan kesehatan lainnya. Sedangkan tujuan khusus
diantaranya :

1. Tersedianya makanan pasien yang tepat gizi, tepat waktu, efektif dan
efisien sehingga dapat memberikan hasil terapi penunjang pengobatan dan
tindakan medis yang baik
2. Terlaksananya kegiatan asuhan nutrisi bagi pasien rawat inap

29
3. Terselenggaranya kegiatan penyuluhan, konsultasi dan rujukan bagi pasien
rawat jalan, masyarakat RS dan diluar RS
4. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan
 Mekanisme Pelayanan Gizi di Rumah Sakit
Keputusan Menkes No. 983 Tahun 1998 tentang Organisasi Rumah Sakit
dan Permenkes No.1045 /Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman
Organisasi Rumah sakit di lingkungan Departemen Kesehatan. Kegiatan
Pelayanan Gizi RS meliputi:
 Penyelenggaraan Makanan
 Asuhan Gizi Rawat Jalan
 Asuhan Gizi Rawat Inap
 Terselenggaranya kegiatan penelitian
 Struktur Organisasi Subdep Gizi
Dipimpin oleh Kasubdep gizi dengan dibantu oleh urmin gizi dan
membawahi Kasi Ren Gizi dan Kasi Yan Gizi. Dibawah Kasi Ren Gizi
terdapat 3 kasubsi, diantaranya kasubsi ren menu dan evaluasi gizi,
kasubsi logistic, dan kasubsi produksi dan distribusi. Sedangan di bawah
kasi yan gizi terdapat 3 kasubsi yaitu kasubsi yan gizi rawat inap, kasubsi
yan rawat jalan, dan kasubsi bangdiklat gizi.
 Asuhan Gizi Rawat Jalan
Serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai
dari assesmen/pengkajian, pemberian diagnosis, intervensi gizi dan
monitoring evaluasi kepada klien/pasien di rawat jalan
Sasaran:
1. Pasien dan keluarga
2. Kelompok pasien dengan masalah gizi yg sama
3. Individu pasien yang datang/dirujuk
4. Kelompok masyarakat RS yang dirancang secara periodik oleh RS
Jenis Asuhan Gizi Rawat Jalan:
1. Layanan konsultasi gizi
2. Penyuluhan kesehatan RS (PK)

30
 Asuhan Gizi Rawat Inap
Pasien baru dilakukan skrining dimana jika pasien berisiko
dilakukan asesmen awal berupa pengkategorian pasien gizi baik,
malnutrisi ringan-sedang, atau malnutrisi berat. Setelah itu dilakukan
intervensi sesuai dengan pengkategorian tersebut. Salah satunya jika
pasien termasuk dalam kategori gizi baik maka akan dilakukan intervensi
berupa skrining ulang di 7 hari berikutnya. Jika pasien masuk dalam
kategori berat akan dilakuakn intervensi dan kunjungan 3 hari yang akan
datang.
 Alat Skrining
Adapun tools yang digunakan dalam penentuan status gizi di awal
pelaksanakan (skrining gizi) oleh perawat, sebagai berikut :
1. screening tools risk nutritional status and growth (strongkids utk usia
0-18 th)
2. mini nutrisional assesment (mna) untuk Lansia
3. Malnutrisi screening tools (MST)
4. Subyektif Global Asssesment (SGA)’
 4 LAngkah Standardized Nutrition Care Proses (Proses Asuhan Gizi
Standard)
1. Assesmen Gizi
Metode pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data yang dibutuhkan
untuk mengidentifikasi masalah terkait gizi, penyebab, tanda dan
gejalanya secara sistematik
 Proses berkelanjutan, dinamis dan bukan linear
 Dilakukan pada pasien / klien yang beresiko/ sudah malnutrisi
berdasarkan hasil skrining atau rujukan gizi
2. Diagnosa Gizi
Identifikasi dan memberi nama masalah gizi yang spesifik dimana
profesi dietetic bertanggung jawab untuk merawatnya secara mandiri.
Domain Diagnosa Gizi diantaranya :

31
 Domain Asupan : Masalah terkait asupan energi, zat gizi, cairan,
bioaktif melalui oral maupun nutrition support
 Domain klinis : Masalah gizi yang berkaitan dengan kondisi fisik atau
medis.
 Domain Perilaku-Lingkungan : Masalah gizi terkait dengan
pengetahuan, perilaku/kepercayaan, fisik lingkungan atau penyediaan
& keamanan makanan
3. Intervensi Gizi
Terminologi intervensi gizi :
 Pemberian makanan dan/ zat gizi (ND)
 Edukasi Gizi (E)
 Konseling gizi (C)
 Koordinasi asuhan gizi (RC)
4. Monitoring
Mengkaji ulang mengukur secara terjadwal indicator asuhan gizi dari
status pasien sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan, diagnosis gizi,
intervensi dan hasil
5. Evaluasi Gizi
Membandingkan secara sistematik data data saat ini dengan status
sebelumnya, tujuan intervensi gizi, efektifitas asuhan gizi secara umum
dan atau rujukan standar
 Upaya Penyelenggaraan Makanan
Upaya yang menjamin pemenuhan kebutuhan gizi pasien yang
bermasalah / berisiko masalah gizi.
 Perencanaan Menu
Menu berasal dari bahasa Perancis yang berarti detail. Ada beberapa
pengertian:
1. Daftar makanan yang akan dihidangkan.
2. Daftar makanan yang bisa dipesan,misalnya pada suatu acara
tertentu.

32
3. Susunan hidangan yang disiapkan untuk disajikan kepada klien,
dapat berupa susunan hidangan pagi, hidangan siang ataupun
hidangan malam
Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan menyusun menu/ hidangan
dalam variasi yang serasi , antara lain
1. Mengumpulkan jenis hidangan berdasarkan kelompok bahan makanan
yang terdiri dari lauk hewani, nabati, sayuran, buah, dan makanan
selingan
2. Menyusun master menu dalam 1 putaran (3,7,10 hari)
3. Menyusun format menu
4. Menyusun pedoman menu
5. Evaluasi menu
 Tujuan Perencanaan Menu
tersedianya menu sesuai dengan tujuan system penyelenggaraan makanan
baik komersial maupun non komersial.

 Fungsi Perencanaan Menu


1. Alat informasi dan komunikasi antar petugas dalam kegiatan
penyelenggaraan makanan.
2. Sebagai alat control dalam SPMI meliputi : nilai gizi, bahan, biaya,
waktu, tenaga, alat
3. Sebagai alat komunikasi dengan pasien/konsumen / Sebagai media
edukasi
4. Sebagai alat pemasaran
 Faktor – faktor yang mempengaruhi perencanaan menu
1. Pasien / konsumen : Kecukupan / kebutuhan gizi bentuk makanan
dan jenis diet, bahan makanan dan karakteristik macam hidangan,
kelas perawatan
2. Institusi : Tujuan, macam dan peraturan institusi, anggaran
ketersediaan BM, fasilitas dan tenaga
 Persyaratan Perencanaan Menu
1. Standar Maknaan/Diet

33
Adalah acuan/patokan macam dan jumlah bahan makanan (berat
kotor) seorang sehari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien
yang tercantum dalam Penuntun Diet dan disesuaikan dengan
kebijakan RS.
 Tujuan : Tersedianya acuan macam dan jumlah bahan makanan
seorang sehari sebagai alat untuk merancang kebutuhan macam dan
jumlah bahan makanan dalam penyelenggaraan makanan
2. Standar Bumbu
Dapat dibuat sendiri oleh institusi berdasarkan hasil evaluasi menu,
pengembangan menu asli atau hasil penelitian Atau gunakan
Standar bumbu A,B,C,D E (sesuai PGRS 2013).
3. Standar Porsi
Adalah jumlah bahan makanan bersih dalam satuan berat atau
URT.
4. Standar resep
Adalah suatu rangkaian instruksi yang menggambarkan cara
persiapan dan pengolahan makanan yang digunakan sebagai
pegangan para pengolah makanan, dengan jumlah bahan, porsi dan
bumbu standar.
5. Peraturan Pemberian Makanan RS
 Memebuat Format Menu
Perlu dipertimbangkan 2 faktor, yaitu :
a. Keseimbangan (rasa, warna, dan penggunaan bahan makanan)
Sedapat mungkin hindari :
- Pengulangan warna setiap kali makan
- Pengulangan bahan makanan pada setiap kali makan
- Pengulangan bentuk pada setiap kali makan
- Pengulangan rasa pada setiap kali makan (contoh: ada lebih dari satu
hidangan pedas)

34
b. Hindari penggunaan hidangan yang sama dalam satu siklus menu.
Penggunaan buah yang sama setiap kali waktu makan, misalnya makan
siang diberikan buah pisang dan makan malam juga pisang.
 Penilaian Menu
1. Dilakukan oleh tim penilai menu : tim perencana menu, kainst ,
supervisor produksi, dll. Bila ada ketidaksesuaian oleh salah satu
penilai, maka menu harus diperbaiki,sehingga menu benar-benar
disetujui oleh semua anggota tim penilai menu
2. Kriteria penilaian menu : berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan, gunakan format yang sudah disepakati. Menu dinilai
baik berdasarkan nilai score tertinggi.
 Uji Coba Menu
1. Pastikan standar resep dan standar bumbu tersedia
2. Pastikan peralatan dan fasilitas tersedia
3. Sosialisasi kepada petugas terkait
4. Tetapkan kelompok sasaran
5. Tetapkan waktu pelaksanaan uji coba
 Prosedur perhitungan kebutuhan bahan makanan untuk sekelompok
individu, sesuai dengan kebutuhan gizi kelompok
a. Menghitung jumlah pasien yang dilayani
b. Tentukan menu sehari sesuai siklus menu yang berlaku
c. Tentukan Jenis Bahan Makanan yang digunakan sesuai standar
Resep
d. Sesuaikan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan dengan
kebutuhan gizi sehari (sesuai diet pasien)
e. Mengajukan usulan ke pimpinan tentang kebutuhan bahan makanan
f. Proses pengadaan bahan makanan dengan metode pengadaan lelang
terbatas dengan sistem kontrak
 Jenis pemesanan bahan makanan institusi
 Pemesanan bahan makanan basah

35
Kegiatan pemesanan bahan makanan khususnya bahan
makanan segar dilakukan setiap hari (harian) dimana bahan
makanan yang dipesan hari ini merupakan bahan makanan yang
akan digunakan untuk pengolahan menu sore hari berikutnya serta
menu makan pagi dan siang dua hari berikutnya
 Pemesanan bahan makanan kering
Bahan makanan kering adalah bahan makanan yang dapat
disimpan dalam waktu yang lebih lama sehingga memungkinkan
adanya cadangan dalam Gudang. Kegiatan pemesanan bahan
makanan kering dilakukan setiap 1 bulan sekali.
 Metode Pembelian Bahan Makanan

a. Pembelian langsung kepasar (the open market of buying)


b. Pelelangan (the formal competitive of bid)
c. Pembelian musyawarah (the negotiated of buying)
d. Pembelian yang akan dating (future contract)
e. Pembelian tanpa tanda tangan (unsigned contracts action) yang
terbagi atas :
1) Firm at the opening price (FAOP) Pembeli memesan bahan makanan
pada rekanan pada saat dibutuhkan dan harga disesuaikan dengan
harga pembelian saat transaksi itu berlangsung
2) Subject approval of price (SOAP) Pembeli dapat memesan bahan
makanan pada saat dibutuhkan dengan harga yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu. Cara-cara pembelian ini hanya ditujukan untuk bahan
makanan yang sudah terjamin mutu dan penggunaan di institusi tidak
terlalu sering.
3) Berdasarkan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 untuk pengadaan barang
dan jasa, maka pembelian dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

a. Pelelangan umum, dilakukan secara terbuka dengan pengumuman


melalui media massa dan atau pada pengumuman resmi.

36
Pelelangan umum dilakukan untuk pembelian sekitar di atas 50
juta dan diselenggarakan dengan penawaran tertulis.
b. Pelelangan terbatas, dilakukan dengan rekanan yang dipilih dari
daftar rekanan mampu yang sesuai dengan bidang usaha dengan
nilai lebih dari 50 juta.
c. Penunjukkan langsung, dilakukan dengan cara menunjuk rekanan
sebagai pelaksana tanpa melalui pelelangan umum terbatas dengan
nilai pembelian antara 5 juta – 15 juta.
d. Pembelian langsung, yaitu dilakukan dengan membeli langsung
bahan makanan yang diperlukan.
3) Sistem Pembelian Bahan Makanan
- Sistem Kontrak
Kontrak dilakukan dengan satu supplier atau lebih. Dalam surat
kontrak ditekankan dalam mengenai kualitas, kuantitas dan harga
barang. Masa
berlaku surat kontrak untuk bahan makanan biasa mencapai 3 atau 6
bulan dan pembayarannya tetap dilakukan setiap bulan.
- Sistem Harian dan Bulanan
tidak perlu melakukan sebuah analisa yang terlalu ketat terhadap
kinerja dari beberapa supplier untuk dipilih. Cukup dengan berbelanja
pada took terdekat, toko swalayan bahkan pasar tradisional yang
harganya lebih murah
- Pembelian secara kontan
Pembelian dengan cara kontan dengan menggunakan kas kecil
dilakukan untuk membeli bahan makanan atau minuman dalam jumlah
yang tidak terlalu banyak. Hal seperti ini sering dilakukan pada saat
gudang atau bagian dapur kehabisan bahan makanan yang sangat
diperlukan pada saat itu juga.
4) Alur Penerimaan Bahan Makanan

37
1. Pengecekan barang/ bm oleh petugas penerima bm berdasarkan cek
list pemesanan & spesifikaasi bm serta melakukan uji reagen
borax, formalin & H2S
2. Petugas penerima bm membuat bap tentang hasil penerimaan bm
hari itu
3. Petugas penerima bm menyerahkan semua cek list penerimaan bm
beserta bap ke bagian gudang sebagai bukti penerimaan bm dan
sebagai data untuk mengetahui jumlah bm yang telah diterima
4. Setelah bagian admin prodis menghitung kebutuhan bm yang akan
diolah. bahan makanan didistribusikan di unit persiapan
5. Melakukan pelabelan pada sisa bm dilengkap dengan keterangan
tanggal penerimaan bm jumlahnya

2.7 Promosi Kesehatan Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya
Landasan hukum pelayanan promosi kesehatan RSPAL Dr. Ramelan
Surabaya terdapat pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, Undang-Undang
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Permenkes Nomor 74 Tahun 2015,
dan Permenkes Nomor 44 Tahun 2018. Proses kesehatan merupakan proses
memberdayakan masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi
dan membantu masyarakat agar berpean aktif untuk mendukung perubahan
perilaku dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju
derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan PKRS adalah proses pemberdayaan
masyarakat yang dilaksanakan melalui kegiatan menginformasikan,
mempengaruhi, dan membantu masyarakat berperan aktif dalam mendukung
perubahan perilaku dan lingkungan yang menjunjung derajat kesehatan yang
optimal. Tujuannya yakni terwujudnya sistem dan tatanan RS yang mendukung
perubahan perilaku pasien, karyawan, masyarakat RS untuk berperan aktif dalam
proses asuhan, karyawan, yang sehat dan produktif. PKS tidak serupa dengan
humas atau manajemen pemasaran RS.

PKRS merupakan bagian penting dalam penyembuhan pasien dan upaya


peningkatan kesehatan dari pasien oleh pihak RS. Sasaran pelaksanaan PKRS

38
yakni pasien, keluarga pasien, SDM RS, keluarga pasien, masyarakat sekitar RS,
dan pengunjung RS. Organisasi PKRS merupakan terselenggaranya PKRS secara
optimal diperlukan untuk penyelenggaraan program PKRS yang menyeluruh dan
berkesinambungan. RS membentuk instalasi kerja fungsional. Standar PKRS
yakni berdasarkan regulasi promkes, assesment promkes, intervensi promkes, dan
monitoring evaluasi promkes. Ruang lingkup PKRS, yaitu :

1. RS sebagai tempat asuhan pasien


Terdiri dari asesmen kebutuhan promosi kesehatan bagi pasien dan
keluarga, merencanakan promosi kesehatan, melakukan intervensi
promosi kesehatan, dan melakukan evauasi dan monitoring.
2. RS sebagai tempat kerja yang sehat
Sumber daya manusia, di mana adanya identifikasi faktor risiko yang
mungkin timbul di lingkungan kerja.
3. RS tempat kerja yang sehat
RS berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat sekitar dan
pembinaan sumber-sumber komunitas.
Perbedaan antara PKRS, Marketing dan Humas yakni :
Table 1 Tabel Perbedaan PKRS, Marketing, dan Humas

Promosi Kesehatan Marketing Rumah Sakit Humas Rumah Sakit


Rumah
Sakit

Pasien dan klien RS Tersedianya pelayanan Tersebarnya informasi


serta kesehatan yang layak tentang seluk beluk
masyarakat tahu, mau dijual rumah
dan dengan harga yang dapat sakit dan diperoleh isu
mampu ber-PHBS dijangkau oleh masyarakat atau
untuk umpan balik dari
menangani masalah- masyarakat
masalah

39
kesehatan

Lingkungan rumah Tumbuhnya permintaan Dapat disampaikannya


sakit akan pelayanan yang respon terhadap isu-isu
aman, nyaman, bersih dijual rumah sakit
dan
sehat, kondusif untuk
PHBS

Organisasi PKRS yaitu terselenggaranya PKRS secara optimal diperlukan


organisasi yang dapat menyelenggarakan program PKRS menyeluruh dan
berkesinambungan. Rumah Sakit membentuk instalasi kerja fungsional
PKRS. Organisasi PKRS sendiri berupa Instalasi. Berdasarkan Permenkes
No. 44 Tahun 2018, organisasi PKRS Rumah Sakit kelas A dan B minimal
berupa instalasi, Rumah Sakit kelas C dan D minimal berupa Unit, dan
Rumah Sakit Pratama berupa Tim.

Kompetensi sumber daya manusia PKRS meliputi:

1. Pelatihan pengelolaan PKRS


2. Pelatihan komunikasi dan edukasi efektif bagi professional pemberi
asuhan
3. Pelatihan manajemen promosi kesehatan dalam proses asuhan untuk
professional pemberi asuhan
4. Pelatihan teknik media promosi kesehatan
5. Pelatihan metode dan teknik PKRS

Terdapat dua bentuk keterampilan dalam PKRS yaitu ketarampilan dalam


komunikasi dan keterampilan dalam kepemimpinan. Pada keteampilan
komunikasi terdiri dari teknik presentasi, public speaking, advokasi,
negosiasi, komunikasi interpersonal, membangun jejaring, pengembangan

40
dan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan media promosi.
Sedangkan keterampilan kepemimpinan berupa terdiri dari pengelolaan
tugas, pengendalian rapat (NLP, profiling), membangun kepercayaan
organisasi, bekerja dalam tekanan, memimpin orang lain, motivasi staf,
inovasi dan manajemen risiko.
Standart PKRS :
1. Regulasi Promosi Kesehatan, dapat membuat panduan, SOP untuk
dasar bekerja.
2. Assessment Promosi Kesehatan, kajian untuk melakukan kegiatan
promosi kesehatan
3. Intervensi Promosi Kesehatan, kegiatan promosi kesehatan yang
dilakukan
4. Monitoring dan Evaluasi Promosi Kesehatan, apakah kegiatan atau
program berhasil. Apabila kegiatan atau program yang dilakukan
berhail maka akan dilanjutkan.
Aktifitas KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) di Rumah Sakit
1. Admisi
- Hak dan kewajiban
- Peran keluarga dalam asuhan
- Tarif
- Peraturan Rumah Sakit
2. Diagnostik
- Proses penyakit
- Informed consent
- Hasil diagnostic
- Manajemen nyeri
3. Perawatan
- Rencana asuhan
- Informed consernt
- Perkembangan asuhan
- Tindakan perawatan

41
- Second opinion
- Hasil diagnostic
- DNR
- Breaking bad news
4. Stabilisasi
- Modifikasi gaya hidup sesuai factor risiko
- Diskusi rencana perawatan lanjutan
5. Discharge
- Diskusi pengawasan pasca pulang
- Diskusi support system

Sumber Daya Promosi Kesehatan Rumah Sakit harus memiliki kompetensi


seperti :

- Pelatihan pengelolaan PKRS


- Pelatihan komunikasi dan edukasi efektif bagi professional pemberi
asuhan
- Pelatihan manajemen promosi kesehatan dalam proses asuhan untuk
professional pemberi asuhan
- Pelatihan teknis media promosi kesehatan
- Pelatihan metode dan Teknik PKRS

Pekerja PKRS dituntut untuk sensitive, komunikatif, pro-aktif, cerdas,


jujur, dinamis, sabar, percaya diri, gaul, kepo, berpenampilan menarik.
Selain itu juga pekerja PKRS harus memiliki skill public speaking yang baik,
dapat mengembangkan dan mengelola networking, dapat melakukan lobby-
ing dan negosiasi, dapat menulis berupa berita, laporan, dan sebagainya,
memiliki penguasaan teknologi informasi berupa pengelolaan websitem
jejaring sosial, termasuk pengelolaan database.

Manajemen instalasi PKRS RSPAL dr. Ramelan yaitu berupa :

42
1. Pengkajian, meliputi pasien dan keluarga, SDM RS, Pengunjung
Rumah Sakit dan masyarakat sekiat Rumah Sakit
2. Perencanaan, dibuat oleh pengelola PKRS, setiap tahun disetiap
instalasi pelayanan dengan melibatkan multi profesi/disiplin,
professional pemberi asuhan (PPA), dan usnur lain yang terkait dengan
promosi kesehatan bagi sasaran di Rumah Sakit
3. Pelaksanaan, melakukan pemberdayaan dan advokasi
4. Evaluasi dan monitoring, monitoring dilakukan oleh tenaga pelaksana
PKRS dan evaluasi sendiri bertujuan untuk mengukur keberhasilan
kegiatan PKRS
Komunikasi dan edukasi sesuai standar akreditasi Kemenkes terdiri dari
dua arah, yaitu pada pengelolaan kegiatan PKRS dan proses komunikasi
antara rumah sakit dengan pasien dan keluarga. Komunikasi edukasi pada
pengelolaan kegiatan PKRS terdiri dari:
1. KE-1: Rumah sakit menetapkan instalasi PKRS dengan tugas dan
tanggung jawab sesuai peraturan perundangan
2. KE-3: Rumah sakit melakukan pengkajian terhadap kebutuhan edukasi
setiap pasien beserta kesiapan dan kemampuan pasien untuk menerima
edukasi
3. KE-5: Metode edukasi dipilih dengan mempertimbangkan nilai yang
dianut dan preferensi pasien dan keluarganya serta memungkinkan
terjadinya interaksi yang memadai antara pasien, keluarga pasien, dan
staf
4. KE-6: Upaya PKRS harus dilakukan berkelanjutan

Komunikasi edukasi antara rumah sakit dengan pasien dan keluarga,


terdiri dari:

1. KE-2: Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga


tentang jenis asuhan dan pelayanan, serta akses untuk mendapatkan
pelayanan
2. KE-4: Edukasi tentang prose asuhan di sampaikan kepada pasien dan

43
keluarga disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan bahasa yang
dimengerti oleh pasien dan keluarga
3. KE-7: Proses pemberi asuhan (PPA) mampu memberikan edukasi
secara efektif

44
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan atau bisnis yang
bergerak dalam menyediakan layanan kesehatan. Disamping menyediakan
layanan kesehatan, rumah sakit perlu mencari keuntungan dalam
meningkatkan layanan dan fasilitas dengan mengikuti perkembangan
zaman. Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya
menyediakan layanan perawatan Kesehatan dengan kelas A. Terdapat dua
layanan Kesehatan yaitu BPJS dan non-BPJS, rumah sakit ini terdiri dari
unit instalasi gawat darurat 24 jam, 41 poliklinik unit rawat jalan, 653
perawatan tempat tidur, layanan medis spesialis komprehensif dan
subspesialis. Salah satu layanan terbaik yang ditawarkan ialah membantu
pasien untuk melahirkan bayi dengan aman.
Profil Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Laut (RSPAL) dr.
Ramelan berada di Jalan Gadung No. 1, Jagir Wonokromo, Surabaya,
Provinsi Jawa Timur. RSPAL dr. Ramelan Surabaya menyandang identitas
sebagai rumah sakit TNI Tingkat I serta menjadi tempat rujukan pasien
TNI terbesar di Indonesia bagian Timur (RSPAL dr. Ramelan, 2022f).
Perjalanan panjang telah dilewati Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Laut
(RSPAL) dari tahun 2014 sampai 2017 menuju rumah sakit rujukan utama
bagi pasien TNI di Indonesia bagian timur. Di dukung lokasi Rumah Sakit
Pusat TNI Angkatan Laut (RSPAL) terdapat di pusat kota memudahkan
untuk di akses masyarakat.
Struktur Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Laut (RSPAL) terdiri
dari pimpinan, unit/bagian, departemen. Dalam mengelola SDM yang ada
Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Laut (RSPAL) memiliki 4 elemen
penting, yaitu 1. Empowering Leadership (gaya kepemimpinan), 2.
Employee engagement (emosional), 3. Innovation culture (Inovasi ), 4.
Readines to change. Kesehatan Keselamatan Kerja (K3) yang dilakuakan

45
Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Laut (RSPAL) tentang Kesehatan kerja.
Kecelakaan kerja, dan Pajanan. Pengelolaan limbah dan Rumah Sakit
Pusat TNI Angkatan Laut (RSPAL) terdapat dua macam pengelolaan
limbah cair rumah sakit (semua air buangan rumah sakit) dan pengelolaan
limbah padat. Proses pengelolaan limbah tersebut dimulai dari adanya
temuan, penyimpanan, dan pengangkutan.
Pelayanan gizi di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya menyediakan
pelayanan gizi yang berdaya guna dan berhasil guna serta terinteraksi
dengan pelayanan kesehatan lainnya. Kegiatan pelayanan gizi RS meliputi
penyelenggaraan makanan, asuhan gizi rawat jalan, asuhan gizi rawat inap,
terselenggaranya kegiatan penelitian. Kemudian adanya promosi kesehatan
rumah sakit melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi, dan
membantu masyarakat yang diharapkan nantinnya ada perubahan perilaku
dan lingkungan serta menjaga dan meningkatkan kesehatan menuju derajat
kesehatan yang optimal.

3.2 Saran
Diharapkan RSPAL Dr. Ramelan Surabaya dapat terus
meningkatkan kinerjanya dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.
Diharapkan pula RSPAL Dr. Ramelan Surabaya, dapat mempertahankan
kesiapsiagaannya dalam menghadapi kondisi dan perkembangan zaman.
Semoga dapat segera memperbaiki kendala-kendala yang dihadapi dan
terus berinovasi serta memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Dilaksanakannya kegiatan PBL instansi ini, semoga dapat
memberikan pandangan dan pemahaman baru bagi kami mahasiswa FKM
Unej. Diharapkan nantinya kami para mahasiswa dapat mempersiapkan
diri untuk terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya. Diharapkan pula kami
dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat dan ikut serta dalam
meningkatkan derajat kesehatan luas.

46
DAFTAR PUSTAKA
Lim, J., Lim, K., Heinrichs, J., Al-Aali, K., Aamir, A., & Qureshi, M. (2018).
The role of hospital service quality in developing the satisfaction of the
patients and hospital performance. Management Science Letters, 8(12),
1353-1362.
RSPAL dr. Ramelan. (2022a). Layanan RPAL dr. Ramelan.
https://rsalramelan.com/

RSPAL dr. Ramelan. (2022b). Maklumat Pelayanan RSPAL dr. Ramelan.


https://rsalramelan.com/profil/maklumat-pelayanan-rspal-dr-ramelan

RSPAL dr. Ramelan. (2022c). Sambutan Karumkit.


https://rsalramelan.com/profil/sambutan-karumkit

RSPAL dr. Ramelan. (2022d). Sejarah RSPAL dr. Ramelan.


https://rsalramelan.com/profil/sejarah

RSPAL dr. Ramelan. (2022e). Sejarah Singkat RSPAL dr. Ramelan.

RSPAL dr. Ramelan. (2022f). Tentang RSPAL.


https://rsalramelan.com/profil/tentang

RSPAL dr. Ramelan. (2022g). Visi Misi RSPAL dr Ramelan.

Wijayaningrum, L., Setianingsih, H., & Rahayu, A. S. (2019). Characteristics


of The Patients with Low Back Pain in The Medical Rehabilitation
Clinic, Dr. Ramelan Naval Hospital Surabaya. Oceana Biomedicina
Journal, 2(2), 81-90.

47
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Pembukaan acara PBL Instansi RSPAL Dr. Ramelan Surabaya

2. Dokumentasi Sambutan Dekan Fakultas Kesahatan Masyarakat Universitas


Jember

3. Dokumentasi Pemutaran Video Profil RSPAL Dr. Ramelan Surabaya

48
4. Dokumentasi Penyampaian Materi Manajemen RSPAL Dr. Ramelan Surabaya

5. Dokumentasi Penyampaian Materi K3 RSPAL Dr. Ramelan Surabaya

6. Dokumentasi Penyampaian Materi Pengelolaan Limbah dan Sanitasi RSPAL Dr.


Ramelan Surabaya

49
7. Dokumentasi Penyampaian Materi Promosi Kesehatan RSPAL Dr. Ramelan
Surabaya

50

Anda mungkin juga menyukai