ANAK
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Suatu upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatnya pengetahuan
individu dan masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut sehingga akan diikuti meningkatnya
kemampuan sasaran dalam hal pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan mulut yang optimal
Upaya preventif merupakan suatu upaya yang dilaksanakan oleh perawat gigi dengan
tujuan mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut.
Upaya kuratif merupakan suatu upaya yang dilaksanakan oleh perawat gigi, dengan
tujuan menyembuhkan penyakit gigi dan mulut untuk mencegah sakit yang lebih lanjut dan
kembalinya fungsi kunyah gigi.
6. Pemeriksaan OHIS
Alat dan bahan
Jenis bahan:
CAIRAN
TABLET
Plaque Index
• Gigi indeks 16, 12, 24, 36, 32, 44.
• Jika indeks hilang, skoring dilakukan pada gigi terdekat pada sektan tersebut,
jika tidak ada di sektan, beri tanda X
• Jika ketebalan plak bervariasi di sepanjang margin gingiva, skorkan sesuai
dengan situasi terburuk
Kriteria Skor
Baik 0-1,0
Sedang 1,1-2,0
Buruk 2,0-3,0
OHI-S
Prinsip OHI-S: mengukur endapan lunak dengan menggunakan Debris Index – Simplified
(DI-S), dan mengukur endapan keras dengan Calculus Index – Simplified (CI-S), sedangkan
OHI-S merupakan penjumlahan dari DI-S dan CI-S
OHIS = CI + DI
Jumlah gigi diperiksa
Skor :
0,0 – 1,2 = Baik
1,3 – 3,0 = Cukup
3,1 – 6,0 = Buruk
Edukasi
Bayi/Infant (0-1 tahun)
• Aktivitas kontrol plak harus dimulai saat gigi sulung pertama mengalami erupsi.
• Dokter gigi memberi edukasi mengenai proses berjalannya karies dan
pentingnya peran orang tua
• Pembersihan mulut bayi harus dilakukan oleh orang tua dan dapat dilakukan
dengan membungkus kain kasa lembab atau kain kasa basah sekitar jari
telunjuk dan dengan lembut memijat gigi dan membersihkan jaringan gingiva.
• Orang tua menjadi penyedia utama dalam melakukan prosedur kebersihan ini.
• Anak-anak di usia ini mulai dapat menyikat gigi dengan baik, namun orang tua
harus tetap menjadi penyedia utama untuk menyikat gigi anak, menggunakan
pasta gigi seukuran kacang polong
• Fluoride yang tertelan tetap menjadi perhatian untuk kelompok usia ini,
• Flossing sudah dapat mulai dilakukan
• Posisi: orang tua berdiri di belakang anak dan searah. Anak mengistirahatkan
kepalanya pada satu lengan orang tua dan lengan lainnya digunakan untuk
menyikat.
Usia Sekolah/ AGE School Age (6-12 tahun)
• Anak menyikat gigi dengan diawasi oleh orang tua, dengan penggunaan
pasta gigi berfluoride .
• Salah satu tambahan yang berguna bagi orang tua untuk memeriksa anak
gigi adalah penggunaan disclosing agent.
• Dokter gigi dan orang tua penting untuk terus membantu dan
membimbing remaja saat mereka melalui tahap ini
Edukasi Cara Menyikat Gigi
Frekuensi & Waktu Menyikat Gigi
Menyikat
Sikat gigi gigi
minimal 2x sebelum
sehari atauKaries
setelah
Menyikat rampan:
sarapan
gigi frekuensi
sebelum menyikat
tidur malam gigi harus
tinggi
Modifikasi Diet
Paparan terhadap gula
• Segera setelah konsumsi sukrosa (5-10 menit), pH akan turun dengan cepat mencapai <5
• Kurangi frekuensi konsumsi gula dan subtitusi fermentable koarbohidrat (monosakarida dan
disakarida) dengan non-fermentable karbohidrat (contoh: xylitol) untuk menrunkan risiko
karies
• Bentuk makanan: cair dan lengket lebih tahan lama di dalam mulut daripada padat sehingga
lebih kariogenik
• Cara konsumsi: softdrink yang diteguk perlahan-lahan akan lebih kariogenik jika dibandingkan
dengan diminum secara cepat
• Sebaiknya konsumsi
Sikat gigi cemilanmakan
segera setelah 2-3 jam>>setelah
pH asammakan
+ tekanan sikat gigi >> EROSI MEKANIS
Sehingga: sikat gigi lebih baik 30-60 menit setelah makan. Bila dalam kurun waktu 1 jam
setelah makan kemudian mengkonsumsi cemilan lagi, maka pH akan turun lagi >> tidak
ada waktu untuk remineralisasi >> KARIES
Paparan terhadap asam
• Ekstrinsik: minuman berkarbonasi, jus buah, minuman isotonik
• Intrinsik:
Refluks asam lambung
Eating disorder
Mual akibat hamil
Hiatus hernia
Antikari
ogenik
Karioge
nik
Kariost
atik
ASI dan kesehatan gigi-mulut
• Air susu ibu merupakan nutrien ideal untuk bayi
• ASI direkomendasikan untuk diberikan secara ekslusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan
paling kurang 1 tahun kehidupan hingga waktu yang diinginkan oleh ibu dan anak.
• Pemberian ASI jangka panjang pernah dilaporkan sebagai faktor potensial terhadap karies usia dini.
• Penelitian di Amerika Serikat memberikan menunjukkan bahwa ASI dan durasi pemberian ASI tidak
terbukti sebagai faktor risiko karies pada anak
• Sebuah penelitiansistematic review juga memberikan hasil bahwa pemberian ASI ekslusif selama 6
bulan pertama tidak memberikan dampak peningkatan insiden karies pada anak
• Penelitian di Qatar memberikan hasil bahwa pemberian susu formula pada bayi dapat meningkatkan
risiko karies pada anak
Nutrisi untuk kesehatan gigi dan mulut
Nutrisi dan kesehatan mulut memiliki hubungan dua arah yaitu nutrisi yang tepat
penting dalam menjaga kesehatan mulut, sebaliknya kesehatan mulut juga penting
untuk menjaga asupan nutrisi yang adekuat
• Mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, fluor, dan vitamin D terbukti baik untuk
menunjang kesehatan gigi-mulut anak
• Vitamin C dan beberapa jenis vitamin lainnya juga dapat menjaga kesehatan mukosa mulut
melalui perannya dalam pembentukan kolagen
• Bakteri probiotik yang berasal dari genus Lactobacillus, Bifidobacterium, dan Streptokokus
terbukti efektif untuk mencegah karies dengan menurunkan jumlah bakteri kariogenik di
dalam saliva
• Suplemen fluor dan silitol
Daftar Pustaka
1. Aspriyanto D., Yuniarrahmah E., Amelia Nurfalah. Efektifitas Metode Peragaan dan Metode Video Terhadap
Pengetahuan Penyikatan Gigi Pada anak Usia 9-12 Thun di SDN Keraton Martapura. Dentino Jurnal Kedokteran
Gigi Vol 2(2) 2014.
2. Jatmika SED, Maulana, M. Dental and oral health education for elementary school students through patient hygiene
performance index indicator. International Journal of Evaluation and Research in Education 2018;7(4):259-63.
3. Veiga N, Pereira C, Amaral O, Ferreira P, Correia IJ. Oral health education: Community and individual levels of
intervention. OHDM 2015;14(2):129-35
4. Nowak AJ, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH, editors. Pediatric dentistry infancy through
adolescence. 6th Ed. Philadelphia: Elsevier; 2019. pp. 199, 223-4, 263, 291, 415-7, 456-9, 557-8, 592.
5. Koch G, Poulsen S, Espelid I, Haubek D. Pediatric dentistry a clinical approach. 3 rd Ed. West Sussex: Blackwell
Publishing; 2017. pp. 22-25
6. Cameron AC, Widmer RP, editors. Handbook of pediatric dentistry. 4 th Ed. Canberra: Elsevier Mosby; 2013. pp. 52-3.
7. Hendarto, Aryono. Nutrisi dan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak. Sari Pediatri, Jun 2015; Vol 17, No.1: 71-5
8. Gultom, Erni & Dyah, Ratnasari. Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut I. Jakarta: Kemenkes
RI, 2017
Terima kasih