Anda di halaman 1dari 32

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI

ANAK
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

SUBTITUSI KASUS DHE


Nama : Andi Aliya Nurul Syaikah
NIM : J014 19 2042
Pembimbing : drg. Adam Malik H, M.Med,Ed
Hari, tanggal : Rabu, 16 Juni 2021
PENDAHULUAN
• Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting, jika kesehatan gigi dan mulut
terganggu >> kesehatan umum
• Masalah kesehatan gigi dan mulut, dapat terjadi pada semua kelompok usia baik dewasa
maupun anak-anak
• Pada anak-anak, masalah kesehatan gigi dan mulut >> tumbuh kembang

“Dental Health Education adalah suatu proses belajar


yang ditujukan kepada individu dan kelompok
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang
setinggi-tingginya.”
Upaya-upaya dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut
Tindakan Promotif

Suatu upaya atau kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan meningkatnya pengetahuan
individu dan masyarakat di bidang kesehatan gigi dan mulut sehingga akan diikuti meningkatnya
kemampuan sasaran dalam hal pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan mulut yang optimal

Upaya promotif terdiri dari:

1. OHI-S (Oral Hygiene Index-Surface )


• Melakukan penyuluhan tentang cara menggosok gigi yang baik dan benar
• Melakukan penyuluhan tentang karang gigi
2. PTI, perawat gigi melakukan penyuluhan tentang:
• Gigi berlubang
• Cara merawat gigi yang baik dan benar

3. def-t dan DMF-T, perawat gigi melakukan penyuluhan tentang:


• Masa pertumbuhan gigi berlubang cara merawat gigi yang baik dan benar cara
menggosok gigi yang baik dan benar
Upaya-upaya dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut
Tindakan Preventif

Upaya preventif merupakan suatu upaya yang dilaksanakan oleh perawat gigi dengan
tujuan mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut.

Upaya preventif terdiri dari:

• Pembersihan plak/karang gigi


• Sikat gigi massal/bersama
• Melakukan pemolesan fluor atau topical aplikasi
• Pengisian Pit dan Fissure (Pit and Fissure Sealant)
.
Upaya-upaya dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut
Tindakan Kuratif

Upaya kuratif merupakan suatu upaya yang dilaksanakan oleh perawat gigi, dengan
tujuan menyembuhkan penyakit gigi dan mulut untuk mencegah sakit yang lebih lanjut dan
kembalinya fungsi kunyah gigi.

Upaya kuratif terdiri dari:

• Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit (relief of pain)


• Penambalan ART (Atraumatic Restorative Treatment)
• Penambalan Gigi Sulung dan tetap kelas I dan V dengan Glass ionomer
• Pencabutan gigi sulung dengan indikasi goyang fisiologis
Upaya-upaya dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut
Tindakan Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif (pemulihan) merupakan kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk


mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuannya.

Upaya rehabilitatif terdiri dari:

• Pemakaian gigi palsu atau mahkota sementara


• Konsumsi nutrisi untuk pemulihan kesehatan gigi dan mulut
Pola Edukasi
USIA POLA EDUKASI
Usia 0-1 tahun Tergantung sepenuhnya pada orang tua; peran ibu sangat penting, anak belum bisa
membedakan orang yang dikenal, memerlukan orang tua yang perhatian dan penyayang
Usia 1-2 tahun Mulai dapat diajak kerja sama dengan menggunakan role model (anak pandai meniru)
Usia 2-3 tahun Sudah mulai lebih mandiri dan mulai bisa menolak pilihan, anak mulai tertarik dan mulai
banyak menanyakan “bagaimana” dan “kenapa”, kemampuan komunikasi anak meningkat
Usia 3-6 tahun Anak sudah bisa berimajinasi dengan menggunakan mental imagery, anak sudah bisa
mengenali banyak benda dan sudah bisa mengelompokkan benda, anak hanya bisa
berfokus sepenuhnya pada satu aspek, sudah tidak takut dengan orang asing, sudah bisa
diajarkan mengenai kontrol diri dan memerhatikan emosi diri. Pada usia 6 tahun anak
sudah memiliki emosi cukup kompleks (merasakan pertemanan, agresi, rasa bersalah dan
kecemasan), anak menyukai pujian dan perasaannya bisa tersakiti oleh kalimat-kalimat
Pola Edukasi
USIA POLA EDUKASI
Usia 8 – 10 tahun Anak sudah dapat membedakan tetapi belum dapat menghubungkan masalah
yang satu dengan yang lain
Usia 10 – 12 tahun Pengamatan anak cepat, pengertian, realitis dan kritis. Misalnya anak sudah
mengetahui bahwa gigi susu akan tanggal dan diganti dengan gigi tetap. Jika
gigi tetap tanggal maka tidak dapat tumbuh lagi maka perlu dirawat.
Usia 12 – 14 tahun Anak memiliki emosi yang tinggi dan sering bersikap melawan. Pada saat ini
bila anak menderita sakit gigi tidak akan mau berobat bila dia tidak suka.
Prosedur DHE
PROSEDUR
1. Handwash

2. Menggunakan Alat Pelindung Diri

3. Pastikan alat yang akan digunakan dalam keadaan steril

4. Pasien diintruksikan untuk berkumur

5. Kontrol Plak → disclosing agent

6. Pemeriksaan OHIS
Alat dan bahan

Oral Diagnostic Model gigi dan Gelas kumur Cotton pallet


Set, tray sekat sikat gigi

Disclosing Odontogram / Cermin


solution kartu status
Kontrol Plak
Disclossing Solution
Tindakan untuk memeriksa kebersihan gigi dengan menggunakan bahan pewarna
(disclossing solution). Tujuan dari tindakan ini adalah untuk melihat adanya plak
gigi, menilai kebersihan mulut pasien, dan membantu dalam mengedukasi pasien
mengenai cara-cara memelihara kebersihan mulut.

Jenis bahan:

CAIRAN

TABLET
Plaque Index
• Gigi indeks 16, 12, 24, 36, 32, 44.
• Jika indeks hilang, skoring dilakukan pada gigi terdekat pada sektan tersebut,
jika tidak ada di sektan, beri tanda X
• Jika ketebalan plak bervariasi di sepanjang margin gingiva, skorkan sesuai
dengan situasi terburuk

PI = Jumlah semua skor PI permukaan gigi


Jumlah gigi yang diperiksa (6)

Kriteria Skor
Baik 0-1,0
Sedang 1,1-2,0
Buruk 2,0-3,0
OHI-S
Prinsip OHI-S: mengukur endapan lunak dengan menggunakan Debris Index – Simplified
(DI-S), dan mengukur endapan keras dengan Calculus Index – Simplified (CI-S), sedangkan
OHI-S merupakan penjumlahan dari DI-S dan CI-S

OHI-S = DI-S + CI-S

Indeks yang digunakan untuk mengukur daerah permukaan gigi yang


tertutup oleh debris dan kalkulus pada gigi index yang sudah
ditentukan.

• Penilaian bukal 16, 26


Gigi Indeks OHI-S • Penilaian Lingual 36, 46
• Penliaian Labial 11, 31
Debris index

Gerakan sonde secara mendatar pada


permukaan gigi, dengan demikian debris
akan terbawa oleh sonde. Pemeriksaan
indeks dimulai dari 1/3 bagian insisal atau
oklusal, jika pada bagian ini tidak
ditemukan debris, lanjutkan pada 2/3
bagian gigi, dan jika dibagian ini tidak
dijumpai maka teruskan sampai ke 1/3
bagian servikal
Calculuc index

Operator meletakkan sonde dengan baik


pada distal krevikula gingiva dan
digerakkan pada daerah subgingival dari
arah kontak distal ke daerah kontak mesial
(1/2 dari lingkaran gigi dianggap sebagai
satu untit skoring) sesuai dengan kriteria
kalkulus indeks
OHIS

OHIS = CI + DI
Jumlah gigi diperiksa

Skor :
0,0 – 1,2 = Baik
1,3 – 3,0 = Cukup
3,1 – 6,0 = Buruk
Edukasi
Bayi/Infant (0-1 tahun)
• Aktivitas kontrol plak harus dimulai saat gigi sulung pertama mengalami erupsi.
• Dokter gigi memberi edukasi mengenai proses berjalannya karies dan
pentingnya peran orang tua
• Pembersihan mulut bayi harus dilakukan oleh orang tua dan dapat dilakukan
dengan membungkus kain kasa lembab atau kain kasa basah sekitar jari
telunjuk dan dengan lembut memijat gigi dan membersihkan jaringan gingiva.

• Posisi = di atas meja, tempat tidur, knee to knee


Bayi/TOODLER (1-3
tahun)
• Sikat gigi lembut dapat diperkenalkan pada usia ini. Pada sekitar usia 2 tahun,
pasta gigi dapat digunakan dengan ukuran pasta gigi seukuran kacang polong
(pea-sized).

• Orang tua menjadi penyedia utama dalam melakukan prosedur kebersihan ini.

• Posisi orang tua: Lap to Lap position (posisi memangku anak)


Usia Sebelum Sekolah/ Pre-School Age (3-6 tahun)

• Anak-anak di usia ini mulai dapat menyikat gigi dengan baik, namun orang tua
harus tetap menjadi penyedia utama untuk menyikat gigi anak, menggunakan
pasta gigi seukuran kacang polong
• Fluoride yang tertelan tetap menjadi perhatian untuk kelompok usia ini,
• Flossing sudah dapat mulai dilakukan
• Posisi: orang tua berdiri di belakang anak dan searah. Anak mengistirahatkan
kepalanya pada satu lengan orang tua dan lengan lainnya digunakan untuk
menyikat.
Usia Sekolah/ AGE School Age (6-12 tahun)
• Anak menyikat gigi dengan diawasi oleh orang tua, dengan penggunaan
pasta gigi berfluoride .

• Orang tua hanya memberikan bantuan saat anak merasa kesulitan


flossing atau menyikat di area tertentu.

• Salah satu tambahan yang berguna bagi orang tua untuk memeriksa anak
gigi adalah penggunaan disclosing agent.

• Pada usia ini, anak-anak sudah bisa berekspektasi dengan baik

• Penggunaan fluoride gel dan mouthwash dapat digunakan bila risiko


karies nak tinggi
Usia Sekolah/ AGE School Age (12-19
tahun)
• Remaja biasanya sudah dapat melakukan prosedur kebersihan mulut
yang memadai

• Kepatuhan adalah yang utama masalah selama kelompok usia ini


• Orang tua harus siap secara mental untuk membuat anak mengadopsi
dan mengubah kepribadian serta terus menyediakan kebutuhan untuk
perawatan kesehatan dan kebersihan mulut.

• Dokter gigi dan orang tua penting untuk terus membantu dan
membimbing remaja saat mereka melalui tahap ini
Edukasi Cara Menyikat Gigi
Frekuensi & Waktu Menyikat Gigi
Menyikat
Sikat gigi gigi
minimal 2x sebelum
sehari atauKaries
setelah
Menyikat rampan:
sarapan
gigi frekuensi
sebelum menyikat
tidur malam gigi harus
tinggi
Modifikasi Diet
Paparan terhadap gula

• Segera setelah konsumsi sukrosa (5-10 menit), pH akan turun dengan cepat mencapai <5
• Kurangi frekuensi konsumsi gula dan subtitusi fermentable koarbohidrat (monosakarida dan
disakarida) dengan non-fermentable karbohidrat (contoh: xylitol) untuk menrunkan risiko
karies
• Bentuk makanan: cair dan lengket lebih tahan lama di dalam mulut daripada padat sehingga
lebih kariogenik
• Cara konsumsi: softdrink yang diteguk perlahan-lahan akan lebih kariogenik jika dibandingkan
dengan diminum secara cepat
• Sebaiknya konsumsi
Sikat gigi cemilanmakan
segera setelah 2-3 jam>>setelah
pH asammakan
+ tekanan sikat gigi >> EROSI MEKANIS
Sehingga: sikat gigi lebih baik 30-60 menit setelah makan. Bila dalam kurun waktu 1 jam
setelah makan kemudian mengkonsumsi cemilan lagi, maka pH akan turun lagi >> tidak
ada waktu untuk remineralisasi >> KARIES
Paparan terhadap asam
• Ekstrinsik: minuman berkarbonasi, jus buah, minuman isotonik
• Intrinsik:
Refluks asam lambung
Eating disorder
Mual akibat hamil
Hiatus hernia

Kurangi minuman berkafein


• Kafein terdapat di dalam teh, kopi, coklat dan softdrink
• Kandungan kafein dalam teh lebih besar dari kopi, tapi biasanya disajikan dalam kadar sajian
yang jauh lebih rendah daripada kopi
• Teh dan kopi bersifat asam >> KARIES
• Teh dan kopi memiliki KROMOGEN
• Efek kafein hubungannya dengan karies:
Efek diuretik >> peningkatan pengeluaran urin >> dehidrasi >> xerostomis
Peningkatan sekresi asam lambung >> bila terjadi refluks asam lambung >> lebih
erosif terhadap gigi
Jenis Makanan Pemicu Karies
Berdasarkan sifatnya dalam memicu karies, makanan digolongkan menjadi 3 kelompok:

Antikari
ogenik
Karioge
nik
Kariost
atik
ASI dan kesehatan gigi-mulut
• Air susu ibu merupakan nutrien ideal untuk bayi
• ASI direkomendasikan untuk diberikan secara ekslusif selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan
paling kurang 1 tahun kehidupan hingga waktu yang diinginkan oleh ibu dan anak.
• Pemberian ASI jangka panjang pernah dilaporkan sebagai faktor potensial terhadap karies usia dini.
• Penelitian di Amerika Serikat memberikan menunjukkan bahwa ASI dan durasi pemberian ASI tidak
terbukti sebagai faktor risiko karies pada anak
• Sebuah penelitiansistematic review juga memberikan hasil bahwa pemberian ASI ekslusif selama 6
bulan pertama tidak memberikan dampak peningkatan insiden karies pada anak
• Penelitian di Qatar memberikan hasil bahwa pemberian susu formula pada bayi dapat meningkatkan
risiko karies pada anak
Nutrisi untuk kesehatan gigi dan mulut

Nutrisi dan kesehatan mulut memiliki hubungan dua arah yaitu nutrisi yang tepat
penting dalam menjaga kesehatan mulut, sebaliknya kesehatan mulut juga penting
untuk menjaga asupan nutrisi yang adekuat

• Mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, fluor, dan vitamin D terbukti baik untuk
menunjang kesehatan gigi-mulut anak
• Vitamin C dan beberapa jenis vitamin lainnya juga dapat menjaga kesehatan mukosa mulut
melalui perannya dalam pembentukan kolagen
• Bakteri probiotik yang berasal dari genus Lactobacillus, Bifidobacterium, dan Streptokokus
terbukti efektif untuk mencegah karies dengan menurunkan jumlah bakteri kariogenik di
dalam saliva
• Suplemen fluor dan silitol
Daftar Pustaka
1. Aspriyanto D., Yuniarrahmah E., Amelia Nurfalah. Efektifitas Metode Peragaan dan Metode Video Terhadap
Pengetahuan Penyikatan Gigi Pada anak Usia 9-12 Thun di SDN Keraton Martapura. Dentino Jurnal Kedokteran
Gigi Vol 2(2) 2014.
2. Jatmika SED, Maulana, M. Dental and oral health education for elementary school students through patient hygiene
performance index indicator. International Journal of Evaluation and Research in Education 2018;7(4):259-63.
3. Veiga N, Pereira C, Amaral O, Ferreira P, Correia IJ. Oral health education: Community and individual levels of
intervention. OHDM 2015;14(2):129-35
4. Nowak AJ, Christensen JR, Mabry TR, Townsend JA, Wells MH, editors. Pediatric dentistry infancy through
adolescence. 6th Ed. Philadelphia: Elsevier; 2019. pp. 199, 223-4, 263, 291, 415-7, 456-9, 557-8, 592.
5. Koch G, Poulsen S, Espelid I, Haubek D. Pediatric dentistry a clinical approach. 3 rd Ed. West Sussex: Blackwell
Publishing; 2017. pp. 22-25
6. Cameron AC, Widmer RP, editors. Handbook of pediatric dentistry. 4 th Ed. Canberra: Elsevier Mosby; 2013. pp. 52-3.
7. Hendarto, Aryono. Nutrisi dan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak. Sari Pediatri, Jun 2015; Vol 17, No.1: 71-5
8. Gultom, Erni & Dyah, Ratnasari. Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut I. Jakarta: Kemenkes
RI, 2017
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai