OLEH:
Pengertian
beserta orang tuanya untuk mencegah kerusakan gigi dan memberitahu langkah-
langkah yang dapat dilakukan oleh pasien untuk meningkatkan kebersihan rongga
rongga mulut baik dilakukan di rumah maupun dilakukan di klinik oleh dokter
gigi. Oral profilaksis termasuk kedalam DHE, namun DHE lebih kepada
Tujuan
Untuk merubah sikap dan tingkah laku individu atau sekelompok orang yang
meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan yang mengarah kepada upaya hidup
sehat. Perubahan sikap dan tingkah laku tersebut melalui proses dan proses
memerlukan sumber daya baik tenaga pengajar atau orang yang mampu
jiwanya
4. Usia 7 –10 tahun : Anak sudah dapat membedakan tetapi belum
yang lain
Metode Penyuluhan
penyuluhan kesehatan gigi merupakan salah satu alternatif untuk mencapai hasil
yang memuaskan.
1. Pendekatan Sugestif
penekanan dan arahan melalui perasaan dan emosi dengan cara membujuk
dengan baik, perlu dibantu dengan alat peraga edukatif yang merangsang
emosi manusia.
2. Pendekatan Persuasif
dan logika.
1. Menyikat Gigi
pagi dan malam sebelum tidur. Waktu menyikat gigi pada setiap orang tidak
plak dan debris, keterampilan menyikat gigi, dan kemampuan salivan dalam
menyikat gigi maksimum selama 2-3 menit. Penentuan waktu ini tidak sama pada
setiap orang terutama pada orang yang sangat memerlukan program kontrol plak.
Bila menyikat gigi dilakukan dalam waktu yang singkat, maka hasilnya tidak
begitu baik daripada yang dilakukan dalam waktu yang lama, karena banyaknya
Sikat gigi yang ideal yaitu berukuran kecil sehingga dapat menjangkau
semua daerah di dalam rongga mulut, mempunyai bulu yang lembut yang
memungkinkan sikat gigi tidak dapat merusak jaringan lunak maupun jaringan
keras. Sikat harus mudah dibersihkan serta memiliki pegangan yang nyaman
dipegang dan stabil. Lakukan penggantian sikat gigi setiap 3 atau 4 bulan sekali,
jangan menunggu hingga bulu sikat menjadi rusak karena sikat gigi sudah tidak
instruksi dan mendorong semangat mereka untuk mengeluarkan semua debris dan
plak dari semua permukaan gigi yang dapat dijangkau. Tidak mudah untuk
keterampilan untuk itu. Ini khususnya terjadi pada anak-anak kecil dibawah usia
5-6 tahun, dan pada mereka yang cacat fisik atau mental. Dokter gigi harus
melibatkan orang tua atau pengasuh yang harus didorong untuk menerima
sendiri, orang tua juga boleh membantu. Memaksakan satu metode yang sulit
dilakukan oleh anak akan melemahkan semangat anak untuk menggosok gigi.
Orang tua harus dinasehatkan untuk mulai menggosok gigi anaknya segera setelah
gigi pertama erupsi, sehingga menggosok gigi dapat diterima sebagai bagian dari
Menyikat gigi dengan cara yang salah tidak dapat membantu dalam
mengurangi akumulasi plak pada gigi. Teknik penyikatan gigi harus dapat
1. Metode Horizontal
Semua permukaan gigi disikat dengan gerakan maju mundur kekiri dan
Teknik menyikat gigi dengan gerakan vertikal dimulai pada rahang atas
Ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi dan
arah bulu sikat pada margin gingiva, sehingga sebagian bulu sikat
gigi. Cara ini dapat memijat gusi dan membersihkan sisa makanan di
daerah interproksimal. Gerakan ini diulangi 8-12 kali pada setiap daerah
dengan sistematis.
Ujung bulu sikat diletakkan pada permukaan gigi, membentuk sudut 45°
lingkaran kecil, tetapi ujung bulu sikat harus berkontak dengan margin
gingiva. Setiap bagian dapat dibersihkan 2-3 gigi. Metode ini merupakan
5. Metode Stillman
Sikat gigi ditempatkan sebagian pada gigi dan sebagian pada gingiva
Bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut 45° dengan panjang
gigi dengan ujung bulu sikat ditekankan masuk ke sulkus gingiva dan
daerah meliputi dua atau tiga gigi. Unutk permukaan lingual dan palatal
gigi belakang agak menyudut atau horizontal dan pada gigi depan sikat
dipegang vertikal.
2. Flossing
aproksimal gigi yang tidak dapat dijangkau sikat gigi. Idealnya, flossing
dilakukan disamping menggosok gigi sebagai bagian latihan oral hygiene sehari-
hari. Flossing sulit dilakukan dan memerlukan latihan yang lama sebelum benar-
benar menguasai. Oleh karenanya flossing harus diperkenalkan pada anak dengan
teknik yang mudah dan efisien sebagai bagian dari prosedur menggosok gigi
gigi-gigi posterior. Cara lain, orang tua yang termotivasi untuk menggunakan
floss dapat didorong untuk melakukan flossing pada gigi anaknya.
Bagi dokter gigi atau ahli kesehatan untuk mengawasi prosedur ini secara
berkala, karena teknik flossing yang salah dapat mengakibatkan lebih banyak
1. Gunakan flossing yang unwaxed (tidak dilapisi lilin). Floss yang waxed
gigi yang dapat menghambat penyerapan fluor dari pasta gigi atau
3. Ujung jari atau ibu jari tempat floss tidak lebih dari 2 cm jaraknya,
papilla interdental.
untuk mengeluarkan plak dan debris yang berada pada ruang interdental
3. Penyuluhan Diet
Untuk kesehatan umum yang optimal diperlukan diet yang baik dan seimbang.
Hal ini penting bagi ibu dan janin selama kehamilan dan untuk anak yang sedang
tumbuh. Dalam hal ini diet adalah makanan yang dikonsumsi setiap harinya yang
dimakan dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Sebaiknya hindari makanan
yang banyak mengandung karbohidrat seperti gula, permen, dodol, dan makanan
yang lengket lainnya. Jika memakan makanan dengan jenis tersebut segera
merupakan substrat untuk bakteri, yang melalui proses sintesa akan diubah
menjadi zat-zat yang merusak jaringan mulut. Adapun makanan yang dianjurkan
adalah makanan yang banyak mengandung serat dan air, karena memiliki efek
cleansing yang baik serta vitamin yang terkandung didalamnya akan memberi
4. Penggunaan Fluor
mineralisasi dan pengerasan email gigi sehingga akan membuat gigi lebih tahan
terhadap pengikisan oleh asam. Dampak kelebihan dan kekurangan fluor adalah
sebagai berikut:
- Kerusakan gigi
- Tulang keropos
- Merusak tulang
- Kelumpuhan
- Kerusakan ginjal
- Kerusakan hati
Indikasi
- Pasien anak dibawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai
tinggi
- Gigi sensitif
gigi
Kontra indikasi
Adalah fluor yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk
struktur gigi. Kekurangan penggunaan fluor secara sistemik ini adalah tidak dapat
mengontrol konsumsi fluor karena tidak terlalu mengetahui jumlah atau kadar
fluor didalam makanan dan minuman. Terdapat dua cara pemberian fluor secara
sistemik, yaitu:
Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm
(part per milion). Konsentrasi optimum fluor yang dianjurkan dalam air
Untuk penggunaan fluor secara topikal biasanya melalui pasta gigi dan kumur-
kumur larutan yang mengandung fluor atau mengoleskan fluor ke email gigi
Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang
mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies gigi. Pemakaian pada anak
pra sekolah harus diawasi karena pada umumnya mereka masih belum mampu
berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan
Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang beresiko karies tinggi
atau selama terjadi kenaikan karies. Berkumur fluor diindikasikan untuk anak
yang berumur diatas 6 tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan
Topikal aplikasi
Sediaan fluor dibuat dengan berbagai bentuk yaitu NaF, SnF, APF yang
memakainya dengan cara diulaskan pada permukaan gigi, lalu dibiarkan kering
selama 5 menit dan tidak boleh makan dan minum selama 1 jam setelah
pemakaian. NaF digunakan pertama kali sebagai bahan pencegah karies. NaF
merupakan salah satu yang sering digunakan karena dapat disimpan dalam waktu
yang relatif lama, memiliki rasa yang cukup baik, tidak mewarnai gigi, serta tidak
SnF jarang digunakan karena menimbulkan rasa tidak enak sebagai suatu zat
astringent dan cenderung dapat merubah warna gigi karena beraksinya ion Sn
dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. ApF lebih sering
digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam bermacam rasa seperti
rasa jeruk, anggur, dan jeruk nipis. ApF tidak dapat menyebabkan perubahan
warna gigi dan tidak mengiritasi gingiva. ApF tersedia dalam bentuk larutan atau
gel, siap pakai, dan banyak dijual bebas di pasaran. Tatalaksana penggunaan fluor
5. Scaling
dan stain pada permukaan gigi. Tujuan utama scaling adalah untuk
scaling ke dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali atau tergantung kasus masing-
masing individu. Peralatan yang biasa dipakai adalah hand instruments scaler atau
manual scaler, dan ultrasonic scaler. Teknik-teknik scaling adalah sebagai
berikut:
a. Sickle scaler
permukaan yang datar dan dua sisi potong yang mengerucut dan
b. Kuret
jaringan lunak nekrotik pada dinding poket. Kuret mempunyai dua sisi
c. Hoe scaler
tangkai dan gigi ada 2 titik yang berkontak. Hal ini akan membuat
e. File scaler
menjadi kasar jika penggunaannya tidak tepat. Dengan demikian alat ini
tidak tepat jika digunakan untuk melakikan scaling yang halus atau
f. Chisel scaler
penempatan alat pada apikal dari kalkulus, membentuk sudut 45°-90° terhadap
area permukaan gigi yang akan dibersihkan. Dengan gerakan yang kuat dan dalam
jarak pendek arah vertikal (koronal), horizontal, maupun oblique mendorong dan
permukaan gigi terbebas dari kalkulus baik secara visual maupun perabaan
dengan bantuan alat seperti sonde. Alat dengan ujung yang tajam seperti sickle
dibawahnya.
permukaan akar yang sulit dijangkau. Jaringan lunak yang membatasi kalkulus
apikal dari kalkulus, membentuk sudut 45°-90° terhadap area permukaan gigi
yang akan dibersihkan. Dengan gerakan yang kuat dan dalam jarak pendek arah
pada permukaan gigi dibanding scaling dengan alat manual. Alat ini mempunyai
ujung (tip) yang dapat bergetar sehingga sapat melepaskan kalkulus dari
permukaan gigi. Alat ini juga dapat mengeluarkan air sehingga daerah perawatan
menjadi lebih bersih karena permukaan gigi langsung dicuci dengan air yang
Gerakan alat sama dengan gerakan scaler manual tetapi tidak boleh ada
yang besar dengan cara ditempelkan pada permukaan kalkulus dengan tekanan
dari sisa kalkulus, maka tepi blade ultrasonic scaler ditempelkan pada permukaan
gigi kemudian digerakkan dalam arah lateral (vertikal, horizontal, dan oblique) ke
- Alat diatur sedemikian rupa sehingga semburan air cukup memadai dan
- Alat dihidupkan dengan menginjak pedal kaki atau menyetel pada hand-
- Tip atau ujung alat yang telah bergetar digerakkan dengan sapuan vertikan
- Tip harus senantiasa bergerak dan bagian ujungnya tidak boleh diarahkan
pemeriksaan, diagnosa yang tepat dan perawatan yang tepat. Dalam mencapai hal
tersebut harus ada kerja sama segi tiga yang saling berhubungan satu sama lain
(Segi tiga Pedodontik). Segi tiga tersebut merupakan rangkaian tiga unsur yaitu
dokter gigi beserta stafnya, anak sebagai pasien dan orang tua/wali pasien.
Kerja sama diantara ketiga unsur tersebut harus dibina dengan baik demi
keberhasilan perawatan yang akan dilakukan. Seperti pada setiap cabang ilmu
kedokteran gigi, praktek ilmu kedokteran gigi anak harus dikelola dengan suatu
filosofi yang sederhana tapi mendasar yaitu rawat pasiennya, bukan giginya. Apa
yang terkandung dalam filosofi ini adalah suatu tekad untuk mempertimbangkan
perasaan anak, membentuk rasa percaya dan kerja sama anak agar mau melakukan
perawatan dengan cara simpatik dan baik. Tidak hanya memberikan perawatan
sekarang, tetapi juga mengusahakan masa depan kesehatan gigi anak dengan
membentuk sikap dan tingkah laku yang positif terhadap perawatan gigi. Tahapan
yang dilalui anak dalam perrawatan gigi dan mulut dimulai dari:
A. Kunjungan Pertama
Kunjungan ke dokter gigi bagi pasien anak merupakan hal yang penting
anak sebagai pasien dan dokter gigi yang merawatnya sehingga kunjungan
pertama ini sering disebut sebagai kunci keberhasilan perawatan dan merupakan
dasar yang nyata. Dalam mencapai tujuan ini perawatan harus dilangsungkan
sebagai berikut:
Profilaksis
Dilakukan hanya pada gigi depan (utk anak kecil) atau seluruh mulut
menyelesaikan perawatan.
Pada kunjungan pertama ini sebaiknya hanya untuk memperkenalkan pada
adalah pengalaman yang menyenangkan. Hal ini penting terutama untuk anak
yang baru pertama kali berkunjung ke dokter gigi. Pemeriksaan terhadap anak
hendaknya dibatasi untuk menghindari rasa takut. Biarkan anak bertanya tentang
alat yang digunakan juga bila anak akan memegangnya asalkan tidak berbahaya.
berikan contoh yang mudah dipahami anak. Para orang tua biasanya mencoba
orang tua lebih banyak melakukan hal-hal yang buruk daripada yang baik dalam
usaha tersebut. Oleh karena itu perlu menasehati orang tua bagaimana
tanpa menggunakan probe/sonde. Alat plastik yang tumpul dapat digunakan untuk
menggantikan probe. Untuk anak yang sanga tgelisah dokter gigi dapat mengganti
baju dokternya dengan baju biasa. Hal ini akan membuat dokter gigi mempunyai
Pada anak kecil prosedur penyikatan gigi dibatasi beberapa gigi seri dan
dalam waktu hanya satu atau dua menit. Tujuan utamanya adalah untuk
memperkenalkan anak agar senang ke dokter gigi, apakah plak akan hilang atau
tidak adalah tidak penting, sedangkan pasta profilaksis biasanya tidak diperlukan.
Pada anak yang lebih besar dapat dilakukan profilaksis seluruh mulut yang
meliputi injeksi atau preparasi tidak dimulai pada kunjungan pertama, walaupun
anak pernah mempunyai pengalaman dengan dokter gigi lain, karena pada tahap
ini anak berada pada situasi yang baru. Sayangnya anak sering dibawa pertama
kali ke dokter gigi dalam keadaan sakit, sehingga prosedur pendahuluan yaitu
ideal pada kunjungan ini dapat diubah misalnya pada anak yang datang berobat
dalam keadaan sangat sakit, sehingga untuk keadaan demikian harus segera
gigi sangat goyang) sedangkan bila ada rasa sakit lebih baik memberikan
analgetik dulu, agar anak dapat yakin bahwa ke dokter gigi justru untuk
Tujuan yang mendasar dari kunjungan ini tidak boleh diabaikan. Bagi orang
dewasa bila ia merasa kurang senang pada satu dokter gigi ia akan pergi ke dokter
gigi lain, tetapi tidak demikian halnya dengan pasien anak, sekali ia mengalami
B. Alat-Alat Pemeriksaan
Disamping dental unit, dental light dan perlengkapan lain dalam kursi
perawatan gigi, diperlukan alat utama untuk pemeriksaan yaitu kaca mulut, sonde,
sebaiknya jauh dari jangkauan anak dan dikeluarkan bila diperlukan. Alat dan
C. Macam-Macam Pemeriksaan
Pemeriksaan terhadap pasien yang datang ke dokter gigi ada 3 (tiga) macam
yaitu:
1. Pemeriksaan Darurat
datang dalam keadaan akut, pemeriksaan langsung ditujukan pada regio/gigi yang
setelah keluhan utama dapat diatasi. Contoh kasus yang memerlukan pemeriksaan
darurat:
untuk membuka saluran akar sehingga gas gangren/ gas H2S dapat keluar.
Pulpitis akut
mungkin lakukan pulpotomi vital formokresol (untuk gigi sulung), beri analgetik.
Pada keadaan yang demikian, berikan terlebih dulu antibiotik dan setelah
3. Pemeriksaan Lengkap
Pencatatan Riwayat
Riwayat ini memberikan informasi yang berguna dan merupakan dasar dari
rencana perawatan. Diharapkan agar kecemasan yang dirasakan oleh anak pada
sehingga anak dapat duduk dengan tenang pada kursi perawatan. Pada anak yang
gigimu’. Ini tentunya kurang menakutkan bagi anak, dari pada ‘saya ingin melihat
gigi-gigimu’. Jika anak masih tidak mau duduk pada kursi perawatan, orang tua
dapat diminta untuk memangku anak dengan kepala ditahan menggunakan lengan
kiri orang tua. Pada posisi ini anak akan merasa aman, orang tua dapat membantu
menahan gerakan-gerakan anak yang dapat menghalangi dokter gigi melakukan
Jika anak menangis, pemeriksaan tetap akan dilanjutkan, dokter gigi harus
belajar bahwa tidak ada yang sakit waktu diperiksa dan menangis tidak akan
keadaan ini tidak perlu mendetail. Jika digunakan sonde harus diingat bahwa
rasa sakit. Perawatan sederhana dapat dimulai dengan anak dipangku orang tua,
bila anak sudah percaya diri, ia akan dengan senang hati duduk sendiri.
Pendekatan yang dijelaskan di atas jelas tidak praktis pada anak yang lebih
dewasa dan terlalu besar untuk dipangku. Jika anak sudah besar dan tidak mau
duduk pada kursi perawatan, lebih baik menunda pemeriksaan mulut dan dimulai
berbagai cara yang berbeda yaitu penjelasan kesehatan mulut, HOME, TSD dan
dari anak sering merupakan keputusan yang benar dan paling berhasil untuk
jangka panjang. Penatalaksanaan ini mungkin tidak dapat diterapkan pada anak
cacat, jadi harus dicari jalan agar anak dapat diperiksa dan perawatan dapat
hal ini merupakan cara umum berkomunikasi dengan pasien anak. Selain
itu jawabannya dapat menggali lebih jauh minat anak dan lingkungan
rumah pasien.
Pekerjaan ayah dan ibu. Hal ini penting, karena orang tua terutama ibulah
kunjungan.
Riwayat lain bila diperlukan, misalnya :Dokter yang merawat anak dapat
riwayat pre natal (sebelum kelahiran) dan natal (saat kelahiran) untuk
dan lain-lain).
1. Keluhan
2. Riwayat keluhan
Jika ada keluhan sakit gigi, carilah keterangan tentang lokasi, kapan dimulai,
apakah rasa sakitnya terus menerus atau terputus-putus (jika ya, berapa lama
berlangsung, apakah timbul karena rangsangan panas, dingin, manis atau sewaktu
makan). Apakah anak sampai tidak bisa tidur, menyebabkan anak gelisah dan
menangis terus. Gejala-gejala sakit gigi memberi indikasi macam kelainan pulpa
misalnya rasa sakit yang terputus-putus dengan jangka waktu pendek yang
disebabkan panas atau dingin diagnosanya hiperami pulpa. Rasa sakit spontan,
berat, membuat anak tidak bisa tidur diagnosanya pulpitis. Sedangkan bila disertai
Apakah perawatan gigi yang lalu dilakukan secara teratur atau tidak, apakah
pernah mengunjungi dokter gigi lain. Jika ya mengapa diganti, perlu ditanyakan
rasa percayanya lebih sulit, sehingga dokter gigi pengganti harus lebih berhati-
hati.
4. Sikap anak
Sikap anak terhadap setiap perawatan (untuk anak kecil, pendapat orang
tuanya cukup relevan). Setiap sikap yang kurang koperatif selama perawatan
Sikap orang tua terhadap perwatan gigi perlu diketahui. Bila sikap dan
harapan orang tua terhadap perawatan gigi sangat berbeda, jangan lakukan
Beberapa penyakit sistemik yang perlu ditanyakan kepada orang tua pasien,
Secara umum tinggi badan seorang anak dapat diamati dengan cepat sewaktu
usia dan berat badan anak. Faktor yang mempengahi keadaan tinggi, berat badan
gangguan endokrin
b. Kulit
Adanya perubahan atau kelainan pada kulit di wajah atau tangan dapat dipakai
sebagai petunjuk adanya kelainan atau penyakit. Lesi yang primer atau sekunder
dapat terjadi pada kulit muka, bila terdapat herpes pada bibir atau muka yang
disertai rasa sakit dan juga disertai sakit gigi, sebaiknya perawatan gigi ditunda
atau diberi premedikasi dan pasien dirujuk ke dokter kulit terlebih dulu.
c. Mata
pembengkakan atau conjuctivitis pada mata. Bila perawatan gigi telah selesai dan
pembengkakan pada mata belum hilang, sebaiknya pasien dirujuk ke dokter mata.
d. Bibir
tekstur permukaan. Dipalpasi dengan ibu jari dan telunjuk. Pada bibir sering
dijumpai abrasi, fisur, ulserasi atau crust. Trauma sering menyebabkan memar
e. Simetris wajah
Asimetris wajah dapat terjadi secara fisiologis atau patologis. Secara fisiologis
misalnya kebiasaan tidur bayi terutama yang lahir prematur sehingga meyebabkan
disebabkan tekanan abnormal dalam intra uterus, paralise saraf kranial, fibrous
patologis pada anak – anak sering juga disebabkan karena infeksi atau trauma.
diagnosa dan etiologi. Bila terdapat asimetris wajah tanpa rasa sakit dan
penyebabnya tidak diketahui dengan pasti serta tidak berhubungan dengan gigi
lebih baik merujuk pasien ke dokter anak. Pada anak sering ditemui selulitis yaitu
infeksi pada jaringan lunak yang difus, disebabkan infeksi pulpa gigi susu/tetap.
disebabkan gigi atas pembengkakan dapat meluas ke bawah mata dan dalam
Diperiksa dengan menarik pipi dan bibir, akan terlihat mukosa labial,
Sewaktu erupsi gigi, gingiva dapat membengkak, sakit (terutama bila terkena
trauma gigi antagonisnya) dan meradang. Pada anak-anak gigi yang mengalami
gangren pulpa sering disertai fistel pada gingiva karena abses paradontal.
ukuran, bentuk, warna dan pergerakannya. Daerah di bawah lidah harus diperiksa
karena sering terjadi pembengkakan atau ulserasi yang dapat mengganggu bila
berbicara dan sewaktu lidah digerakkan. Selain itu frenulum lingualis yang
yang diletakkan diantara ibu jari dan telunjuk. Permukaan lidah anak umumnya
licin, halus dan papila filiformis relative pendek. Pada awal penyakit
itu berisi sel yang mengalami desquamasi, sisa makanan dan bakteri. Keadaan ini
sering juga terlihat pada anak yang sedang demam. Avitaminosis tertentu, anemi
dapat disebabkan kretinisme, mongolism atau tumor. Kebiasaan buruk pada lidah
kaca mulut atau tongue blade, dilihat apakah ada perubahan warna, ulserasi atau
pembengkakan.
4. Palatum
Untuk melihat langsung bentuk, warna dan lesi pada jaringan lunak dan keras
5. Gigi
memakai kaca mulut, ekskavator dan pinset. Perlu diketahui apakah ada gigi yang
dicabut sebelum waktunya (prematur loss), gigi yang sudah waktunya lepas atau
gigi persistensi (gigi penggantinya sudah erupsi tetapi gigi sulung belum lepas).
Gigi persistensi dan gigi yang mengalami prematur loss akan mengganggu
dan perkembangan dicatat, yaitu meliputi kelainan jumlah, waktu erupsi, struktur,
warna dan bentuk gigi. Gigi berlebih (supernumerary) dicatat regio dan jenisnya
waktu yang tepat atau tidak perlu dicabut. Pada apel gigi, diberi tanda-tanda untuk
memudahkan melihat keberadaan dan perawatan gigi. Gigi yang belum erupsi
dilingkari, gigi yang sudah dicabut diberi tanda silang, gigi karies ditandai dengan
kedalamannya (superfisialis, media atau profunda), akar gigi diberi tanda juga.
Gigi : V
1. Probing/ Sondasi
Sisa makanan yang tinggal dalam lubang karies harus dibersihkan dengan
permukaan oklusal terlihat karies kecil, tetapi dengan pemeriksaan dengan sonde
Bila akan memeriksa adanya karies, sonde digoreskan pada gigi, bila sonde
Kedalaman karies
Karies superfisialis (karies email) yaitu karies yang belum sampai dentin baru
kecuali bila sudah sampai dentino enamel junction, karena di situ terdapat serat
Tomes. Karies media (karies dentin) yaitu karies sudah di dalam dentin tetapi
masih jauh dari pulpa, kira-kira ½ tebal dentin. Karies profunda yaitu karies yang
sudah dekat pulpa, atap pulpanya sudah tipis sekali atau malahan pulpa sudah
terbuka.
Sonde digoreskan pada dasar kavita tanpa tekanan, harus hati-hati jangan
sampai terjadi perforasi. Bila ada keluhan sakit berarti gigi vital. Bila tidak ada
Bila dilakukan sondasi dan sonde masuk ke dalam ruang pulpa berarti sudah
perforasi.
2. Tes Mobiltas
(menggoyangkan gigi). Tujuan tes ini adalah untuk menentukan apakah gigi
terikat kuat atau longgar pada alveolusnya. Jumlah gerakan menunjukkan kondisi
Cara melakukan tes mobilitas yaitu lakukan penekanan pada gigi yang akan
diperiksa dengan jari, pinset atau tangkai dua instrumen ke arah lateral. Bila gigi
palpasi adalah:
Pada yang akut, saat palpasi akan terasa sakit, sedang yang kronis tidak terasa
b. Mengetahui suhu di daerah yang sakit misalnya pada abses, suhu jaringan
bertumpu pada pipi. Kemudian kelenjar limfe diraba dari bawah korpus
mandibula dengan jari telunjuk, jari tengah, jari manis dan jari kelingking
terbatas pada pulpa dan tidak berlanjut pada periodontium, palpasi tidak
4. Perkusi
Uji ini dapat digunakan untuk menentukan adanya peradangan pada jaringan
penyangga gigi. Gigi diberi ketukan cepat dan tidak keras, mula-mula dengan jari
dengan intensitas rendah, kemudian intensitas ditingkatkan dengan menggunakan
tangkai instrument, untuk menentukan apakah gigi terasa sakit. Suatu respon
periodontitis. Walaupun perkusi adalah suatu cara sederhana menguji, tetapi dapat
menyesatkan bila digunakan sebagai alat tunggal. Untuk menghilangkan bias pada
pasien, harus diubah rentetan gigi yang diperkusi pada tes yang berturut-turut.
permukaan bukal atau lingual mahkota dan masing-masing bonjol dipukul dengan
mengenai rasa sakit gigi tertentu, pemeriksa akan memperoleh suatu respon yang
lebih benar, bila pada waktu yang sama diperhatikan gerakan badan pasien,
refleks respon rasa sakit, atau bahkan suatu respon yang tidak diucapkan. Jangan
yaitu palpasi, mobilitas dan tekanan. Tes ini membantu menguatkan adanya
periodontitis.
dengan keadaan :
- Perubahan warna
a. Test sonde
b. Test termal
Tes ini meliputi aplikasi dingin dan panas pada gigi, untuk rnenentukan
sensitivitas, tetapi tidak sama dan digunakan untuk alasan diagnostik yang
memperhatikan apakah pulpa itu normal atau abnormal. Suatu respon abnormal
Perbedaan diagnostik lain terdapat antara tes panas dan dingin. Bila timbul
respon terhadap dingin, pasien dengan cepat dapat menunjukkan gigi yang merasa
sakit. Respon panas, yang dirasakan oleh pasien dapat terbatas atau menyebar
(difus), dan kadang- kadang dirasakan di tempat lain. Hasil tes termis harus
Setelah gigi dibersihkan dan dikeringkan, ambil kapas kecil dengan pinset,
kemudian semprotkan klor etil pada kapas tersebut. Sesudah berbuih (kristal
putih), kapas tersebut diletakkan pada dasar kavita gigi. Bisa juga digunakan air es
Tes panas dapat dilakukan dengan menggunakan cara yang berbeda-beda yang
menghasilkan derajat temperatur yang berbeda. Daerah yang akan dites diisolasi
dikenakan pada permukaan gigi dan respon pasien dicatat. Bila diperlukan
temperatur yang lebih tinggi untuk mendapatkan suatu respon, harus digunakan
air panas, burnisher panas, gutta percha panas atau instrumen yang dapat
padat, seperti gutta percha panas, panas tersebut dikenakan pada bagian sepertiga
bagian sentral mahkota atau lebih dekat dengan serviks gigi. Bila timbul suatu
respon, benda panas harus segera diambil. Harus dijaga untuk tidak menggunakan
misalnya :
1. Pemeriksaan dengan termis dingin positif, berarti gigi tersebut vital, berarti
Hiperemi Pulpa
Pulpitis Kronis
didiagnosis sementara :
Pulpitis
Nekrosis
Abses
Untuk melakukan tes vitalitas dari gigi digunakan alat yang disebut
vitalitester. Melakukan tes pada pulpa gigi dengan menggunakan listrik lebih
cermat dari pada beberapa tes yang digunakan untuk menentukan vitalitas pulpa.
listrik yang makin meningkat pada gigi. Suatu respon positif merupakan suatu
indikasi vitalitas dan membantu dalam menentukan normal atau tidak normalnya
pulpa tersebut. Tidak adanya respon terhadap stimulus listrik dapat merupakan
Mula-mula yang diperiksa gigi yang sehat, kemudian baru pada gigi yang sakit.
Ujung vitalitester diolesi dengan pasta gigi. Waktu mengetes mengambil daerah
1/3 dari insisal (oklusobukal atau insisolabial) dan pada daerah email yang baik,
tidak boleh melakukan tes langsung pada tumpatan amalgam atau dentin yang
terbuka, sebab akan memberikan reaksi yang tidak benar. Pada servikal juga lebih
gigi, dan menaikkan arus perlahan-lahan. Angka di mana gigi yang sehat bereaksi
disebut irritation point. Kemudian ujung vitalitester diletakkan pada gigi yang
sakit.
Misalnya :
Untuk mengetes vitalitas gigi tidak dapat hanya tergantung pada tes pulpa
listrik saja, hasilnya harus dibandingkan dengan hasil tes lainnya, seperti tes
termis dingin atau pengujian kavitas. Kadang-kadang hasil tes pulpa listrik
menyesatkan. Misalnya, suatu respon positif palsu dapat timbul bila dijumpai
pulpa gangren basah di dalam saluran akar. Keadaan lain yang dapat
membingungkan yaitu pada gigi berakar banyak yang sebagian pulpanya nekrotik
dengan beberapa serabut saraf masih vital dalam salah satu saluran akarnya.
Gigi dengan restorasi dan suatu bahan dasar proteksi pulpa yang luas
Gigi yang belum lama erupsi dengan pembentukan akar yang belum
sempurna
yang tertutup penuh, sebab suatu stimulus listrik tidak dapat melalui bagian
mahkota yang tertutup oleh akrilik, keramik atau logam, tanpa distorsi. Gigi-gigi
ini dapat diuji vitalitasnya dengan menggunakan suatu pengujian kavitas, tetapi
tes semacam ini hanya dapat dilakukan pada keadaan terbatas, karena memerlukan
d. Test preparasi
dilakukan bila cara diagnosis lain telah gagal. Tes kavitas dilakukan dengan
dilakukan dengan kecepatan rendah dan tanpa air pendingin. Sensitivitas atau
nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan suatu petunjuk vitalitas pulpa. Bila
tidak dirasakan sakit, preparasi kavitas boleh dilanjutkan sampai kamar pulpa
6. Tes anestetik
Tes ini terbatas bagi pasien yang sedang merasa sakit pada waktu dites, bila
berturut-turut sampai rasa sakitnya hilang dan terbatas pada gigi tertentu.
Menggunakan injeksi infiltrasi, lakukan injeksi pada gigi yang paling belakang
pada daerah yang dicurigai sebagai penyebab rasa sakit. Bila rasa sakitnya tetap
ada setelah gigi dianestesi penuh, lakukan anestesi gigi di sebelah mesialnya, dan
lanjutkan melakukan demikian sampai sakitnya hilang. Bila sumber rasa sakit
tidak dapat ditentukan, baik pada gigi rahang atas atau rahang bawah, harus
diberikan suatu injeksi blok mandibular. Tes ini jelas merupakan suatu usaha yang
terakhir dan mempunyai keuntungan dibandingkan tes kavitas, karena selama tes
Pemeriksaan Tambahan
1. Ronsen Foto
Dalam bidang kedokteran gigi anak, guna ronsen foto antara lain:
bila gigi molar sulung/tetap sudah mempunyai kontak sempurna (pada gigi
sulung, kontaknya merupakan kontak bidang dan gigi tetap kontak titik). Oleh
karena itu bila gigi sudah berkontak dengan sempurna sebaiknya dilakukan
pengambilan ronsen foto untuk mendeteksi karies yang sering tidak terlihat
dengan mata yang disebut dengan Hidden Caries (karies tersembunyi). Ini
c. Melihat resobsi akar gigi sulung, ini berhubungan dengan perawatan saluran
akar.
2. Pemeriksaan Bakteri
3. Biopsi
atau tumor, sebaiknya biopsi dilakukan oleh dokter ahli dan dikirim kebagian
patologi anatomi.
4. Studi Model
Studi model yaitu model gigi yang dibuat dari gips, digunakan untuk :
Sebagai dokumentasi
III. DIAGNOSA
yang diperlukan.
C. Pemeriksaan Tambahan
Hanyadilakukan pada kasus tertentu dan apabila diperlukan.
D. Evaluasi Data
Semua fakta yang meliputi gambaran dan keluhan utama bila telah terkumpul
dievaluasi secara teliti. Tidak jarang orang tua memberikan keterangan yang
kurang jelas dan lengkap tentang keluhan anaknya sehingga informasi yang
gigi perlu menanyakan keterangan lain, misalnya merujuk ke dokter anak. Pada
E. Penegakkan Diagnosa
faktor yang penting untuk membuat diagnosa. Dari beberapa fakta yang
terkumpul dapat ditegakkan diagnosa. Bila pada saat yang sama dijumpai lebih
dari satu penyakit, dokter gigi harus dapat membedakan atau memisahkan fakta
yang menunjukkan satu penyakit dengan penyakit lain sehingga perawatan dapat
a. Urgency
b. Sequence
Urutan rencana perawatan untuk mencegah repetition of treatment
dan tenaga.
c. Probable Result
Burket, L. W., 1971, Oral Medicine, diagnosis and treatment, J.B. Lippincott
Jakarta.
Haryanti, D. D., Adhani, R., Aspriyanto, D., & Dewi, I. R. (2014). Efektivitas
Kerr, D. A., 1974, Oral Diagnosis, The CV Mosby Company, Saint Louis
Sirat, N. M. (2014). Pengaruh Aplikasi Topiksal Dengan Larutan NaF DAN SnF2