Anda di halaman 1dari 6

Latar Belakang

Masalah kesehatan gigi di Indonesia masih merupakan hal menarik karena prevalensi
karies dan penyakit periodontal mencapai 80% dari jumlah penduduk. Tingginya prevalensi
karies gigi dan penyakit periodontal serta belum berhasil usaha untuk mengatasi mungkin
disebabkan oleh faktor-faktor distribusi penduduk, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan gigi yang berbeda dalam masyarakat (Suwelo, 1992).

Pelayanan kesehatan perorangan merupakan pelayanan yang bersifat pribadi (private


goods), bertujuan menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan dan pencegahan penyakit. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada
pengunjung yang datang ke Puskesmas Sungai Saren menurut data atau rekam medis dari tahun
ketahun mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena masyarakat lebih memilih mencabut
giginya tersebut dari pada merawat kebersihan gigi dan mulut. Hampir semua masyarakat
penderita penyakit gigi dan mulut dengan kelainan periodontal serta karies menginginkan
pencabutan gigi, karena anggapan masyarakat bahwa hanya dengan mencabut gigi yang sakit
dapat menyelesaikan atau mengakhiri penderitaan yang dialami.

Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada tahun 2018 jumlah
kunjungan pasien poli gigi yang dilakukan pencabutan gigi di Puskesmas Sungai Saren sebanyak
15 orang sedangkan di tahun 2019 jumlah kunjungan pasien poli gigi yang akan dilakukan
pencabutan gigi di Puskesmas Sungai Saren sebanyak 140 orang. Hal ini menandakan adanya
peningkatan jumlah pasien yang melakukan tindakan pencabutan gigi di Puskesmas Sungai
Saren.

Dari seluruh Puskesmas Kabupaten Tanjung Jabung Barat di tahun 2019 adalah sebesar
1.627 pasien dan jumlah penambalan gigi 0 pasien dan rasio antara jumlah pasien poli gigi dan
pasien pencabutan gigi adalah sebesar 12%, sedangkan jumlah pencabutan gigi yang ada di
Puskesmas Sungai Saren sebesar 140 pasien dengan rasio antara penambalan dan pencabutan
adalah sebesar 0,67%.

Angka kunjungan pasien poli gigi di Puskesmas Sungai Saren tergolong tinggi, dibanding
beberapa Puskesmas lainnya yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat disebabkan oleh
pengetahuan pasien tentang kesehatan gigi serta dalam melakukan perawatan kesehatan gigi dan
mulutnya didukung dengan sikap pasien yang kurang memperhatikan kebersihan gigi dan
mulutnya serta hanya mau mencabut gigi yang rusak.
Pengertian Gigi

Gigi terdiri atas dua bagian utama, yaitu mahkota gigi dan akar gigi. Mahkota-mahkota gigi
mempunyai bentuk yang berbeda-beda dan merupakan bagian yang dapat terlihat berada di
dalam rongga mulut. Sedangkan akar gigi tidak dapat dilihat kalau kita membuka mulut, sebab
mereka tertanam di dalam tulang rahang

Jaringan Gigi
Jumlah gigi dan Waktu Tumbuhnya

Gigi susu berjumlah 20 buah terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi geraham.

- Gigi seri tumbuh pada anak yang berumur 6 – 12 bulan.

- Gigi taring tumbuh pada anak yang berumur 24 – 30 bulan.

- Gigi geraham tumbuh pada anak yang berumur 18 – 30 bulan.

Gigi Tetap berjumlah 32 buah terdiri dari 8 buah geri seri, 4 buah gigi taring, 8 buah geraham
kecil, dan 12 buah geraham besar.

- Gigi seri tumbuh antara umur 6 – 8 tahun.

- Gigi taring tumbuh antara umur 9 – 12 tahun.

- Gigi geraham kecil tumbuh antara umur 10 – 12 tahun.

- Gigi geraham besar pertama tumbuh antara umur 6 – 7 tahun.

- Gigi geraham besar kedua tumbuh antara umur 11 – 13 tahun.

- Gigi geraham besar ketiga tumbuh antara umur 18 – 20 tahun.

Fungsi Gigi

1. Untuk mengunyah makanan


sesuai dengan bentuk gigi maka gigi seri untuk memotong makanan, gigi taring untuk
mencabik dan merobek makanan yang liat misalnya daging dan gigi geraham menggiling
dan menghaluskan makanan.
2. Gigi diperlukan untuk berbicara dengan jelas
kalau seseorang kehilangan gigi seri di rahang atas maka ia akan berbicara dengan suara
berdesis dan tidak jelas ucapan kata-katanya.
3. Gigi mendorong pertumbuhan rahang, sehingga bentuk semua menjadi selaras atau bisa
juga dikatakan untuk estetika.

Kerusakan Gigi

Kerusakan yang terjadi pada gigi akibat pengaruh bakteri dalam mulut disebut karies
gigi. Karies gigi dimulai dengan terjadinya demineralisasi pada lapisan enamel. Enamel menjadi
keropos dan lambat laun akan terjadi lubang pada permukaan gigi.

Tanpa perawatan proses karies berjalan terus, menjalar ke lapisan dentin dan akhirnya
sampai ke jaringan pulpa. Kalau proses sudah sampai ke pulpa maka lambat laun pula akan mati
dan membusuk, proses radang akan menjalar terus sampai ke tulang alveolar pada ujung akar
akan timbul sebuah kantong yang berisikan nanah dan bakteri, kantong ini disebut granuloma.
Granuloma menjadi sumber infeksi untuk jaringan gigi maupun untuk organ-organ tubuh lainnya
seperti ginjal, jantung dan mata.

Upaya Pencegahan Penyakit Gigi


1. Pembinaan/pengembangan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam upaya
pemeliharaan diri (self care), melalui pengembangan upaya kesehatan yang bersumber pada
otoaktifitas masyarakat dengan pendekatan UKGMD.
2. Pelayanan asuhan pada kelompok rawan
1) Pada anak sekolah (UKGS) upaya kesehatan gigi dan mulut pada anak Sekolah Dasar
telah dikembangkan ke tingkat SLTP dan SLTA.
2) Pada kelompok ibu hamil/menyusui dan anak pra sekolah.
3. Pelayanan medis gigi dasar di Puskesmas dilaksanakan terhadap masyarakat yang datang
mencari pengobatan maupun yang dirujuk. Pelayanan meliputi: pengobatan, pemeliharaan,
pencegahan khusus disamping penyuluhan secara individu maupun kelompok terhadap
pengunjung untuk memperluas jangkauan pelayanan bagi masyarakat yang jauh dari
Puskesmas, dijangkau melalui pelayananan puskesmas keliling.

Perilaku
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang
terhadap rangsangan/stimulus dari luar objek tersebut. Respons ini berbentuk dua macam, yakni:
1. Bentuk pasif (covert behavior)
2. Bentuk aktif (overt behavior)

Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-
beda secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu:
1) Tahu (know)
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Evaluasi (evaluation)

Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial.
Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2011:151) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai tiga komponen pokok, yakni:
1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).
Dalam penentuan sikap utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan
penting. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja seperti halnya dengan
pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima, diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.
2) Merespons (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko
merupakan yang paling tinggi

Metode Penelitian

Desain penelitian ini bersifat observasi analitik dengan menggunakan pendekatan cross
sectional (potong lintang). Desain studi cross sectional adalah suatu model penelitian observasi
untuk melihat hubungan antara Variabel independen dan Variabel dependen, tujuannya untuk
mendapatkan informasi tentang Variabel independen yaitu pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan gigi dengan Variabel dependen yaitu keinginan pasein mencabut gigi yang diukur saat
kurun waktu.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang
berkunjung ke Puskesmas Sungai Saren Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat
2019 yang berjumlah 8.886 orang.
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang melakukan
pengobatan ke Puskesmas Sungai Saren Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Tahun 2020 berjumlah 60 orang, untuk menghindari drop out sampel pada saat penelitian maka
jumlah sampel yang dibutuhkan ditambah 10% sehingga di dapat sampel secara keseluruhan
sebanyak 66 orang dengan pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling.

Anda mungkin juga menyukai