Anda di halaman 1dari 61

PROGRAM PEDNDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS

ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Makalah

ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT


" CROWN DAN CROWN ESTETIK LAIN PADA GIGI SULUNG"

Oleh :
Iki Nopalia Syam T (J065231004)
Andi Aliya Nurul Syaikah Amal (J065231006)

Dosen Pembimbing :
Drg. ANDI SRI PERMATASARI, Sp.KGA

SAMPUL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
merupakan tugas dalam mata kuliah PPDGS Ilmu Kedokteran Gigi Anak.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada drg. Andi Sri
Permatasai,Sp.KGA yang telah membimbing dan mengarahkan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Atraumatic Restorative Treatment”
ini dengan baik. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, sehingga kritik dan masukan yang membangun sangat diharapkan
untuk memperbaiki pada kesempatan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberi dapat bermanfaat bagi pembaca
terkhusus pada bidang kedokteran gigi anak. Atas segala perhatian, penulis
mengucapkan terimakasih.

Makassar, Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................................... I
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. II
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. III
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ IV
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. VIII
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................................1
1.2 TUJUAN PENULISAN .................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................4
2.1. PRIMARY INCISOR RESTORATION .........................................................................4
2.2. BONDED RESIN COMPOSITE STRIP CROWN.........................................................5
2.3. FULL-COVERAGE PREFABRICATED CROWNS ................................................... 13
2.4. ANTERIOR ESTHETIC FIXED APPLIANCES ......................................................... 17
2.5. FULL COVERAGE RESTORATION FOR PRIMARY MOLARS .............................. 24
2.6. STAINLESS STEEL CROWN .................................................................................... 25
BAB III KESIMPULAN ............................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 53

iii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1. (A)
JARINGAN GINGIVA PASIEN DENGAN KARIES USIA DINI
CENDERUNG MERADANG, YANG MENYEBABKAN PERDARAHAN DAN
MENGGANGGU ESTETIKA. GINGIVA YANG MERADANG DAPAT
MENGGANGGU PROSES PENYEMBUHAN YANG TEPAT DARI RESTORASI,
MENGAKIBATKAN MAHKOTA GIGI BERUBAH WARNA KARENA
PENDARAHAN YANG BERLEBIHAN. (B) TIGA MINGGU MENYIKAT GIGI
DENGAN BENAR MENGHASILKAN GINGIVA YANG MERAH MUDA DAN
SEHAT, YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMFASILITASI HASIL YANG
ESTETIS. ............................................................................................. 4
GAMBAR 2. 2. (A) MAHKOTA STRIP KOMPOSIT RESIN BERIKAT MUNGKIN ADALAH
YANG PALING ESTETIS DARI SEMUA RESTORASI YANG TERSEDIA BAGI
DOKTER GIGI UNTUK PERAWATAN GIGI INSISIVUS PERTAMA YANG
MENGALAMI PEMBUSUKAN PARAH. TAMPILAN SEBELUM OPERASI.(B)
PENGANGKATAN KARIES DIIKUTI DENGAN PENEMPATAN SEMEN
IONOMER KACA YANG DIMODIFIKASI DENGAN RESIN. PERHATIKAN
GINIGIVA YANG SEHAT. (C) PERCOBAAN PEMBENTUK MAHKOTA. (D)
TAMPILAN PASCA OPERASI................................................................... 6
GAMBAR 2. 3. (A) MAHKOTA GIGI DITUSUK DENGAN PENJELAJAH TAJAM PADA
SUDUT INSISAL MESIAL ATAU DISTAL UNTUK MEMBUAT LUBANG
UNTUK MENGELUARKAN GELEMBUNG UDARA YANG TERPERANGKAP
DALAM MAHKOTA GIGI. (B) SETELAH PEMBUATAN LUBANG ANGIN,
GUNTING YANG TAJAM DAN MELENGKUNG HARUS DIGUNAKAN UNTUK
MEMANGKAS MARGIN GINGIVA MAHKOTA. .......................................... 7
GAMBAR 2. 4. (A) PENGGUNAAN IKATAN LIGATUR SECARA RUTIN UNTUK
MEMBELOKKAN JARINGAN GINGIVA DAN MEMPERTAHANKAN
BENDUNGAN KARET PADA TEMPATNYA TIDAK DISARANKAN, MESKIPUN
INI ADALAH TEKNIK YANG VALID YANG DIGUNAKAN SECARA RUTIN
OLEH BANYAK DOKTER GIGI DENGAN SUKSES. (B) DISARANKAN
UNTUK MENGGUNAKAN METODE CELAH-BENDUNGAN. ........................ 8
GAMBAR 2. 5. (A) MASUKKAN DUA HELAI BENANG KE DALAM SETIAP ELASTOMER.
(B) ELASTOMER DIREGANGKAN DAN DIRATAKAN DI ATAS GIGI DENGAN
UNTAIAN BENANG LABIAL DAN PALATAL.............................................10
GAMBAR 2. 6. (A) TAMPILAN PREOPERATIVE. (B) SELAMA EKSKAVASI DAN
PENGHILANGAN KARIES, PERAWATAN EKSTRA HARUS DILAKUKAN
AGAR TIDAK MERUSAK GINGIVA. BUR DARI STAINLESS STEEL,
BERBENTUK ROUND, BERUKURAN SEDANG HINGGA BESAR HARUS
DIGUNAKAN DENGAN HANDPIECE BERKECEPATAN RENDAH UNTUK
TUJUAN INI. PULP CAPPING INDIRECT LEBIH BAIK DARIPADA
PEMAPARAN PULPA; HANYA DENTIN YANG TERINFEKSI YANG HARUS
DIBUANG. (C) COTTON ROLL BESAR DIGUNAKAN SEBAGAI PENGGANTI
BENDUNGAN KARET SETELAH SEMPROTAN AIR BERKECEPATAN TINGGI
DAN SELANJUTNYA TIDAK DIPERLUKAN LAGI. (D) LAPISAN/DASAR
IONOMER KACA YANG DIMODIFIKASI DENGAN RESIN DIGUNAKAN
SEBAGAI PELINDUNG DENTIN. (E) SEMUA MAHKOTA HARUS DIPASANG
DAN DITEMPATKAN UNTUK MEMASTIKAN JARAK YANG TEPAT. (F)

iv
DISARANKAN UNTUK MENGISI DAN MENGAWETKAN SETIAP MAHKOTA
SECARA INDIVIDUAL DENGAN BENTUK MAHKOTA YANG BELUM TERISI
PADA GIGI MASING-MASING UNTUK MEMASTIKAN JARAK YANG TEPAT
DI ANTARA RESTORASI. (G) PERHATIAN KHUSUS HARUS DIBERIKAN
UNTUK SECARA HATI-HATI MEMBUANG (SEBELUM PENEMPATAN
MAHKOTA YANG TELAH DIISI) KERAH BAHAN PENGIKAT YANG TELAH
DIAWETKAN, YANG AKAN MENGGANGGU PEMASANGAN BENTUK
MAHKOTA YANG TEPAT JIKA DIBIARKAN DI TEMPATNYA. (H) ALAT YANG
TAJAM DAN DAPAT DIPEGANG DENGAN TANGAN SEPERTI PEMAHAT
CLEOID/DISCOID DIREKOMENDASIKAN UNTUK MENGUPAS CANGKANG
MAHKOTA TIRUAN STRIP. HARUS BERHATI-HATI DALAM MEMBERIKAN
TEKANAN YANG BERLAWANAN ARAH UNTUK KEUNTUNGAN PASIEN. (I)
HASIL YANG SANGAT BAIK DIPEROLEH DENGAN MENGGUNAKAN
METODE YANG DIJELASKAN DI ATAS. TAMPILAN LABIAL. (J) TAMPILAN
PALATAL............................................................................................12
GAMBAR 2. 7. (A) PREOPERATIVE RADIOGRAPH. (B) POSTOPERATIVE RADIOGRAPH. 13
GAMBAR 2. 8. (A) TAMPILAN LABIAL SEBELUM OPERASI. KURANGNYA CROWDING
AKAN MEMUDAHKAN PENEMPATAN MAHKOTA GIGI ANTERIOR YANG
TELAH DIBENTUK SEBELUMNYA: MAHKOTA GIGI NUSMILE ZR
DIGUNAKAN UNTUK MERESTORASI KEEMPAT GIGI INSISIVUS RAHANG
ATAS. (B) TAMPILAN PALATAL SEBELUM OPERASI. (C) TAMPILAN DEKAT
PERSIAPAN GIGI INSISIVUS LATERAL: PERHATIKAN REDUKSI GIGI YANG
EKSTENSIF, TERMASUK PERSIAPAN SUBGINGIVA, YANG DIPERLUKAN
UNTUK MENDAPATKAN MAHKOTA DENGAN UKURAN YANG TEPAT. (D)
MAHKOTA NUSMILE ZR YANG DISEMEN. TAMPILAN LABIAL SEGERA
SETELAH OPERASI. (E) TAMPILAN PALATAL PASCA OPERASI. (F) TINDAK
LANJUT. PERHATIKAN ADAPTASI GINGIVA YANG SANGAT BAIK DAN
HASIL ESTETIKA. (G) TAMPILAN LANJUTAN YANG MENUNJUKKAN
OKLUSI FUNGSIONAL DAN ESTETIKA. (H) RADIOGRAFI PERIAPIKAL
PADA SAAT PENARIKAN: TIDAK ADA PATOLOGI YANG DICATAT, BAGIAN
TENGAH MENDEKATI PENGELUPASAN. SUMBER: ATAS IZIN DR. SEAN R.
WHALEN, WESTMINSTER, CO, AS. ........................................................14
GAMBAR 2. 9. (A) TAMPILAN PRA OPERASI FRAKTUR MAHKOTA GIGI INSISIVUS
SENTRAL PERTAMA KIRI RAHANG ATAS YANG RUMIT DENGAN PAPARAN
PULPA. GIGI YANG RENGGANG AKAN MEMUDAHKAN PENEMPATAN
MAHKOTA ANTERIOR YANG TELAH DIBENTUK SEBELUMNYA (PAC). (B)
RADIOGRAFI SETELAH TERAPI SALURAN AKAR. (C) PERSIAPAN UNTUK
MAHKOTA NUSMILE ZR. (D) TAMPILAN LABIAL SEGERA SETELAH
OPERASI DARI MAHKOTA NUSMILE ZR YANG DISEMEN. (E) TAMPILAN
PALATAL SEGERA SETELAH OPERASI. (F) MAHKOTA STRIP RESIN
BERIKAT YANG BERUBAH WARNA SETELAH TERAPI SALURAN AKAR.
TEMBUSNYA MAHKOTA GIGI MENUNJUKKAN PERUBAHAN WARNA GIGI
YANG MENDASARINYA. PAC DAPAT DIINDIKASIKAN UNTUK
DIGUNAKAN PADA KASUS-KASUS YANG MELIBATKAN PERAWATAN
ENDODONTIK GIGI SERI. (G) TINDAK LANJUT ENAM BULAN.
PERHATIKAN ESTETIKA YANG SANGAT BAIK DAN TIDAK ADA

v
PERUBAHAN WARNA PADA GIGI YANG DIRESTORASI. SUMBER: ATAS IZIN
DR. TANIA ROLOFF, HAMBURG, JERMAN. .............................................15
GAMBAR 2. 10. PENGURANGAN SUBGINGIVA: MARGIN MAHKOTA HARUS
DIPERPANJANG DAN DIPERHALUS DENGAN HATI-HATI HINGGA MARGIN
TEPI BULU SEKITAR 2 MM SECARA SUBGINGIVA PADA SEMUA
PERMUKAAN. ....................................................................................16
GAMBAR 2. 11. NANCE YANG DIMODIFIKASI MEMEGANG TOMBOL AKRILIK PALATAL
ARCH:NOTE DI AREA RUGAE. ..............................................................20
GAMBAR 2. 12. (A) PADA USIA 19 BULAN, ANAK TERSEBUT MENGALAMI AVULSI
TOTAL PADA SEMUA GIGI SERI RAHANG ATAS, GIGI TARING, DAN GIGI
MOLAR PERTAMA KANAN. (B) PADA USIA 34 BULAN, ALAT GROPER
DIBUAT. GIGI PLASTIK ATAU AKRILIK DIPASANG PADA GERIGI LOGAM
YANG TELAH DISOLDER KE BATANG KAWAT PALATAL. (C) GIGI BERADA
LANGSUNG DI PUNCAK ALVEOLAR TANPA AKRILIK BERWARNA GINGIVA
YANG MEMANJANG KE RUANG DEPAN ATAU KE LANGIT-LANGIT
MULUT. (D) TAMPILAN LABIAL DAERAH ANTERIOR EDENTULOUS. (E)
TAMPILAN INTRAORAL YANG MENUNJUKKAN ALAT SETELAH 2 TAHUN
PENGGUNAAN....................................................................................20
GAMBAR 2. 13. (A) SEORANG PASIEN BERUSIA 30 BULAN DENGAN FUSI DAN
KONKRUENSI GIGI SULUNG, SENTRAL, LATERAL, DAN
SUPERNUMERARY KANAN ATAS. (B) TAMPILAN PALATAL YANG
MENUNJUKKAN KARIES YANG DALAM; PENCABUTAN MERUPAKAN
PILIHAN PERAWATAN YANG DIIKUTI DENGAN PENEMPATAN ALAT
CEKAT. (C) SETELAH EKSTRAKSI, PERHATIKAN DEFEK ALVEOLAR YANG
TERJADI. (D) KESAN ALGINAT YANG DIAMBIL TANPA PITA. (E)
PEMILIHAN WARNA PENTING KARENA KEHILANGAN GIGI YANG
ASIMETRIS. (F) MODEL KERJA ATAS DAN BAWAH ADALAH WAJIB.
SELAIN ITU, REGISTRASI GIGITAN LILIN JUGA DIPERLUKAN. (G) ALAT
YANG LEBIH BAIK: PERHATIKAN EKSTENSI GINGIVA UNTUK
MENGIMBANGI KEHILANGAN TULANG ALVEOLAR DAN PUNGGUNGAN
ASIMETRIS. (H) TAMPILAN ANTERIOR TANPA ALAT. (I) ALAT IN SITU.
PERHATIKAN MORFOLOGI GIGI INSISIVUS SENTRAL KANAN YANG
DIBUAT UNTUK MENIRU BENTUK GIGI INSISIVUS KIRI ALAMI. ...............22
GAMBAR 2. 14. STAINLESS STEEL CROWN YANG SUDAH DIKONTUR DAN STAINLESS
STEEL CROWN YANG TIDAK DIKONTUR................................................26
GAMBAR 2. 15. RUBBER DAM DENGAN TEKNIK CELAH UNTUK PENGURANGAN
OKLUSAL 1 MM DENGAN BUR BULAT KARBIDA UKURAN 8 DENGAN
KECEPATAN TINGGI. ...........................................................................27
GAMBAR 2. 16. PENGURANGAN INTERPROKSIMAL SUBGINGIVAL DENGAN BUR
KARBIDA 169 L DENGAN KECEPATAN TINGGI. ......................................27
GAMBAR 2. 17. PENGURANGAN DISTAL GIGI MOLAR PRIMER KEDUA DENGAN
WOODEN WEDGE UNTUK MELINDUNGI MESIAL GIGI MOLAR PERMANEN
PERTAMA ..........................................................................................28
GAMBAR 2. 18. MELEPASKAN WOODEN WEDGES DAN MEMERIKSA MESIAL GIGI
MOLAR PERMANEN PERTAMA UNTUK MENGETAHUI ADANYA LESI
BERCAK PUTIH...................................................................................28

vi
GAMBAR 2. 19.
MENCABUT RUBBER DAM DENGAN SENDOK UNTUK PREPARASI
DISTAL GIGI MOLAR PERTAMA KEDUA JIKA GIGI MOLAR PERTAMA YANG
PERMANEN TIDAK TUMBUH. ...............................................................29
GAMBAR 2. 20. MEMERIKSA TEPIAN DENGAN EXPLORER ........................................29
GAMBAR 2. 21. (A) PENGUKUR BOLEY UNTUK MENGUKUR LEBAR MESIAL-DISTAL
GIGI MOLAR PERTAMA. (B) PENGUKUR BOLEY UNTUK MENGUKUR
LEBAR MESIAL-DISTAL STAINLESS STEEL CROWN. ...............................30
GAMBAR 2. 22. CROWN STAINLESS-STEEL DIPERIKSA UKURANNYA SEBELUM
DIPASANG SEMPURNA. .......................................................................30
GAMBAR 2. 23. UJUNG KAYU DARI APLIKATOR DENGAN UJUNG KAPAS UNTUK
MELAPISI BAGIAN DALAM MAHKOTA BAJA TAHAN KARAT DENGAN
SEMEN. .............................................................................................31
GAMBAR 2. 24. OPERATOR MEMASANG MAHKOTA BAJA TAHAN KARAT DENGAN
STIK GIGIT. ........................................................................................32
GAMBAR 2. 25. ANAK MENGGIGIT STIK GIGIT UNTUK DUDUKAN MAHKOTA
STAINLESS STEEL. ..............................................................................32
GAMBAR 2.26. MEMBERSIHKAN MAHKOTA GIGI STAINLESS STEEL DAN GINGIVA
DENGAN KAIN KASA BASAH BERUKURAN 2 × 2. ..................................33
GAMBAR 2. 27. BENANG DENGAN SIMPUL YANG DIIKAT SECARA SEGMENTAL UNTUK
MENGHILANGKAN SEMEN INTERPROKSIMAL. ......................................33
GAMBAR 2. 28. TANG HOWE UNTUK MENGURANGI UKURAN MESIAL-DISTAL
MAHKOTA STAINLESS STEEL. ..............................................................34
GAMBAR 2. 29. (A) TANG PEMBENTUK MAHKOTA DAN PITA SERTA TANG UNTUK
MENGERITING. (B) MENGERUTKAN MAHKOTA STAINLESS STEEL
DENGAN TANG. ..................................................................................34
GAMBAR 2. 30. DUA WARNA MAHKOTA STAINLESS-STEEL YANG SUDAH
DIPREPARASI. SUMBER: ATAS IZIN DARI NUSMILE. ................................36
GAMBAR 2. 31. TAMPAK DALAM DARI MAHKOTA STAINLESS-STEEL YANG SUDAH
DILAPIS DENGAN SAND-BLASTED. SUMBER: ATAS IZIN DARI NUSMILE. ..36
GAMBAR 2. 32. BAGIAN MUKA YANG TERKELUPAS PADA MAHKOTA STAINLESS-
STEEL YANG SUDAH DIPREPARASI. .....................................................37
GAMBAR 2. 33. MEMILIH UKURAN UNTUK MAHKOTA YANG SUDAH DIPREPARASI.....38
GAMBAR 2. 34. (A) BUR DIAMOND SEPAK BOLA KASAR UNTUK REDUKSI OKLUSAL 2
MM. (B) BUR BERLIAN DONAT UNTUK PENGURANGAN OKLUSAL 2 MM.
(C) BUR DIAMOND MERUNCING HALUS UNTUK REDUKSI MESIAL DAN
DISTAL. (D) BUR DIAMOND UJUNG BULAT YANG MERUNCING KASAR
UNTUK REDUKSI BUKAL DAN LINGUAL, MENCIPTAKAN MARGIN
TALANG. (E) BUR DIAMOND UJUNG BULAT MERUNCING HALUS UNTUK
TEPI BULU MELINGKAR 2 MM DI BAWAH MARGIN GINGIVA. (F) DONAT
DIAMOND BUR UNTUK MEMERIKSA KEDALAMAN REDUKSI OKLUSAL.
(G) PASIEN MENGGIGIT GULUNGAN KAPAS SAMPAI SEMEN MENGERAS.
(H) MEMERIKSA OKLUSI DENGAN KERTAS ARTIKULASI. (I)
MENYESUAIKAN OKLUSI DENGAN BATU PUTIH. (J) MAHKOTA GIGI
YANG SUDAH DIPREPARASI SETELAH SEMENTASI DAN PENGECEKAN
OKLUSI DENGAN KERTAS ARTIKULASI. ................................................40

vii
GAMBAR 2. 35. MAHKOTA GIGI TIRUAN ZIRKONIA NUSMILE UNTUK KEHILANGAN
RUANG MESIAL-DISTAL DIBANDINGKAN DENGAN LEBAR MAHKOTA
GIGI TIRUAN MESIAL-DISTAL BIASA. ...................................................42
GAMBAR 2. 36. (A) MEMBANDINGKAN MAHKOTA GIGI TIRUAN ZIRKONIA DENGAN
GIGI MOLAR PRIMER UNTUK PEMILIHAN UKURAN. (B) MAHKOTA GIGI
TIRUAN ZIRKONIA BERWARNA MERAH MUDA UNTUK PEMILIHAN
UKURAN............................................................................................42
GAMBAR 2. 37. (A) PENGURANGAN CUSP BUKAL DAN LINGUAL. (B) PENGURANGAN
ALUR TENGAH. (C) PENGURANGAN SEPERTIGA OKLUSAL LINGUAL
MAHKOTA. (D) POTONGAN KEDALAMAN. (E) IRISAN INTERPROKSIMAL
DAN PEMOTONGAN KEDALAMAN DENGAN BAHU. (F) PEMOTONGAN
KEDALAMAN YANG RATA. (G) SUDUT GARIS INTERPROKSIMAL WAJAH /
LINGUAL YANG BULAT. (H) BAHU YANG DIBUAT PADA MARGIN GINGIVA.
(I) UJI KECOCOKAN DENGAN MAHKOTA PERCOBAAN BERWARNA
MERAH MUDA. (J) LEPASKAN BAHU DAN PERPANJANG PREPARASI
SUBGINGIVA KE TEPI BULU. (K) PEMASANGAN TES AKHIR. ATAS IZIN
DARI NUSMILE. ..................................................................................46
GAMBAR 2. 38. MENGISI MAHKOTA ZIRKONIA SEPENUHNYA DENGAN SEMEN UNTUK
MENGHILANGKAN RONGGA................................................................48
GAMBAR 2. 39. TEKANAN DIGITAL YANG MENAHAN MAHKOTA ZIRKONIA DI
TEMPATNYA SAMPAI SEMEN MENGERAS. .............................................49
GAMBAR 2. 40. (A) MEMERIKSA OKLUSI DENGAN KERTAS ARTIKULASI. (B)
MENYESUAIKAN OKLUSI GIGI MOLAR PERTAMA YANG BERLAWANAN....50
GAMBAR 2. 41. (A) MAHKOTA GIGI MOLAR PERTAMA PERTAMA ZIRKONIA DI
RAHANG ATAS DIBANDINGKAN DENGAN MAHKOTA GIGI MOLAR
PERTAMA PERTAMA STAINLESS STEEL DI RAHANG BAWAH. (B)
TAMPILAN OKLUSAL MAHKOTA ZIRKONIA GIGI MOLAR PERTAMA
PRIMER KANAN RAHANG ATAS. (C) TAMPILAN OKLUSAL MAHKOTA
ZIRKONIA GIGI MOLAR PERTAMA KANAN DAN KIRI RAHANG ATAS.........50

DAFTAR TABEL

TABEL 2. 1 MAHKOTA YANG TELAH DIPREPARASI VERSUS MAHKOTA ZIRCONIA....... 51

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karies gigi adalah penyakit yang sangat lazim, terutama di kalangan anak-anak.
Perawatan gigi sulung yang membusuk sangat penting karena perannya dalam
mengunyah, berbicara, dan berfungsi sebagai pemelihara ruang alami dalam
lengkung gigi. Perawatan karies gigi pada populasi anak merupakan masalah yang
sudah berlangsung lama yang melibatkan berbagai tantangan, seperti manajemen
perilaku dan kebutuhan akan perawatan yang tahan lama yang bertahan hingga gigi
tanggal. 1,2
Early Childhood Caries (ECC) biasanya terlihat pada anak usia 18-36 bulan,
meskipun dapat muncul lebih muda. Faktanya bahwa meskipun telah dilakukan
berbagai upaya untuk memberantas karies gigi secara total, penyakit ini masih
banyak ditemukan. Untuk menghentikan kerusakan lebih lanjut dan
mengembalikan fungsi gigi molar pertama yang mengalami pembusukan atau
perubahan bentuk, dokter gigi biasanya menggunakan tambalan (bahan lunak yang
ditempatkan di dalam rongga dan dikeraskan) untuk mengembalikan gigi ke bentuk
aslinya. Sebagai alternatif, dokter gigi dapat memasang mahkota di atas gigi untuk
menutupinya. Seiring berjalannya waktu, berbagai bahan restoratif telah
diperkenalkan dalam kedokteran gigi anak sebagai upaya untuk mempertahankan
gigi sulung dalam lengkung sebelum gigi pengganti permanen tumbuh. 1,2
Stainless Steel Crown (SSC) pilihan restorasi yang paling sering digunakan untuk
memperbaiki dan mempertahankan jaringan yang tersisa dari gigi yang rusak parah
dan membusuk. Mahkota gigi ini diperkenalkan ke dalam kedokteran gigi anak
pada tahun 1947, pertama kali dijelaskan oleh Engel, dan kemudian dipopulerkan
oleh Humphrey pada tahun 1950. SSC telah mengungguli bahan lain, seperti
amalgam dan komposit, dalam hal daya tahan dan usianya lebih dari setengah abad.
Faktanya, tidak ada bahan restoratif yang memberikan manfaat biaya rendah,
keandalan, dan daya tahan ketika cakupan koronal penuh sementara diperlukan. 1,2

1
Bukti ilmiah mendukung SSC sebagai restorasi pilihan pada anak-anak dengan
risiko karies yang tinggi. Meskipun memiliki banyak keuntungan, penggunaan
mahkota gigi dari baja tahan karat masih belum populer di antara beberapa
profesional yang menganggapnya sulit untuk digunakan, meskipun mahkota gigi
ini lebih mudah untuk dipasang dibandingkan restorasi intrakoronal dan memiliki
hasil jangka panjang yang lebih baik. 1,2
Gigi seri rahang atas mengembangkan pita demineralisasi putih kusam di sepanjang
garis gusi yang tidak terdeteksi oleh orang tua. Seiring dengan perkembangan
kondisi, lesi putih tersebut berkembang menjadi kavitas yang melingkari leher gigi
dengan warna coklat atau hitam. Seringkali, pada saat anak dibawa ke dokter gigi,
sebagian besar mahkota klinis anterior telah rusak atau hilang. Pada kasus-kasus
yang lebih lanjut pada mahkota keempat gigi insisivus rahang atas dapat hancur
seluruhnya, meninggalkan tunggul akar berwarna hitam kecoklatan yang
membusuk (Ripa, 1988). Kehilangan gigi secara dini memberikan kesan
penampilan yang tidak sedap dipandang dari gigi anterior sulung yang membusuk
parah pada awalnya mungkin menjadi perhatian orang tua, namun, seiring dengan
bertambahnya usia anak, hal ini juga dapat mempengaruhi citra diri pasien.
Perawatan untuk gigi membusuk parah ini tetap menjadi tantangan bagi dokter gigi.
Balita dan anak prasekolah, karena usia mereka yang masih muda dan kurangnya
kemampuan kognitif, biasanya sangat tidak kooperatif dalam perawatan gigi, dan
perilaku mereka memainkan faktor besar dalam pemilihan restorasi. Banyak yang
muncul dengan praktik kebersihan mulut yang buruk, presentasi gusi bengkak,
meradang, dan berdarah. 1,2
Rencana perawatan yang dianjurkan untuk gigi anterior primer yang mengalami
pembusukan parah meliputi restorasi, mahkota gigi, atau pencabutan yang diikuti
dengan gigi tiruan parsial. Bab ini menyajikan prosedur langkah demi langkah
untuk penempatan mahkota strip resinkronisasi berikat, mahkota prefabrikasi
dengan cakupan penuh, dan alat cekat estetik anterior (Nance atau Groper yang
dimodifikasi). 1,2

2
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui crown dan crown estetik lain pada gigi sulung
2. Untuk mengetahui Pertimbangan crown dan crown estetik lain pada gigi sulung
3. Untuk mengetahui Kontraindikasi crown dan crown estetik lain pada gigi sulung
4. Untuk mengetahui Prosedur Klinis crown dan crown estetik lain pada gigi
sulung
5. Untuk mengetahui Desain Alat crown dan crown estetik lain pada gigi sulung

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Primary Incisor Restoration
Perawatan Awal
Ketika seorang balita datang ke klinik gigi dan didiagnosis dengan ECC, konseling
khusus dan persiapan pasien harus dilakukan sebelum perawatan restoratif definitif
dapat dimulai. Mengubah praktik pemberian makanan dan menerapkan penyikatan
gigi dengan pasta gigi berfluoride adalah langkah pertama untuk mengendalikan
penyakit ini. Setelah hal ini tercapai, modalitas perawatan restoratif definitif
kemudian dapat dimandatkan.1
Kebersihan Mulut
Sangat menguntungkan untuk mendapatkan kebersihan mulut yang ideal sebelum
memulai perawatan. Orang tua harus diinstruksikan dan diyakinkan bahwa mereka
memikul sebagian tanggung jawab untuk keberhasilan perawatan dengan
mempersiapkan gingiva anak mereka untuk prosedur ini. Gingiva yang meradang
(Gambar 2.1a) dapat mengganggu penyembuhan restorasi yang tepat,
mengakibatkan mahkota gigi berubah warna akibat pendarahan yang berlebihan
selama proses penyembuhan. Dua sampai tiga minggu perawatan di rumah yang
tepat biasanya cukup untuk mendapatkan gingiva yang sehat, berwarna merah
muda, dan tidak berdarah yang akan memudahkan perawatan restorasi (Gambar
2.1b). 1

Gambar 2. 1. (a) Jaringan gingiva pasien dengan karies usia dini cenderung
meradang, yang menyebabkan perdarahan dan mengganggu estetika. Gingiva
yang meradang dapat mengganggu proses penyembuhan yang tepat dari restorasi,
mengakibatkan mahkota gigi berubah warna karena pendarahan yang berlebihan.
(b) Tiga minggu menyikat gigi dengan benar menghasilkan gingiva yang merah

4
muda dan sehat, yang diperlukan untuk memfasilitasi hasil yang estetis. 1

Indikasi
Restorasi koronal penuh pada gigi insisivus sulung karies dapat diindikasikan
ketika (i) karies terdapat pada beberapa permukaan; (ii) gigi insisivus terlibat; (iii)
terdapat deskuamasi servikal yang ekstensif; (iv) terapi pulpa diindikasikan; (v)
karies mungkin kecil, tetapi kebersihan mulut sangat buruk (pasien berisiko tinggi);
atau (vi) perilaku anak yang membuat kontrol kelembaban menjadi sangat sulit
sehingga menimbulkan kesulitan dalam menempatkan restorasi KelasIII
(Waggoner, 2002). Selain itu, dokter gigi dapat memilih cakupan penuh sebagai
pengganti restorasi Kelas III yang besar: karena mahkota klinis yang kecil, ukuran
ruang pulpa yang relatif besar, kedekatan pulpa dengan permukaan interproksimal,
dan ketipisan email, memperbaiki kerusakan interproksimal pada gigi ini
membutuhkan preparasi yang konservatif secara mendalam dengan perhatian yang
cermat, baik pada preparasi itu sendiri maupun pada penempatan material.
Kepekaan teknik untuk menempatkan restorasi estetik Kelas III sangat tinggi.
Kontrol kelembaban, kontrol perdarahan dari gingiva, dan retensi bendungan karet
merupakan tantangan yang harus diatasi untuk mendapatkan hasil yang sukses
(Waggoner, 2002); penempatan mahkota dengan cakupan penuh kemungkinan
besar akan lebih berhasil dan tahan lama. 1
2.2. Bonded Resin Composite Strip Crown
The bonded resin composite strip crown (Gambar 2.2) mungkin merupakan yang
paling estetis dari semua restorasi yang tersedia bagi dokter untuk perawatan gigi
insisivus sentralis yang mengalami pembusukan yang parah (Webber dkk., 1979).
Namun, mahkota strip juga merupakan teknik yang paling sensitif dan mungkin
sulit untuk ditempatkan (Croll, 1995). beberapa tips klinis sederhana dapat
membantu dokter untuk mencapai hasil yang estetis dan superior. 1

5
Gambar 2. 2. (a) Mahkota strip komposit resin berikat mungkin adalah yang
paling estetis dari semua restorasi yang tersedia bagi dokter gigi untuk perawatan
gigi insisivus pertama yang mengalami pembusukan parah. Tampilan sebelum
operasi.(b) Pengangkatan karies diikuti dengan penempatan semen ionomer kaca
yang dimodifikasi dengan resin. Perhatikan ginigiva yang sehat. (c) Percobaan
pembentuk mahkota. (d) Tampilan pasca operasi. 1
Persiapan Strip Crown
Persiapan Strip Crown dapat dilakukan sebelum kunjungan perawatan. Mahkota
gigi ditusuk dengan penjelajah tajam pada sudut insisal mesial atau distal untuk
membuat lubang inti untuk keluarnya gelembung udara yang terperangkap dalam
mahkota (Gambar 2.3a). Setelah persiapan ventilasi, gunting yang tajam dan
melengkung harus digunakan untuk memangkas margin gingiva mahkota (Gambar
2.3b). Untuk memastikan ketajamannya, hanya gunting yang dirancang khusus
yang direkomendasikan untuk tujuan ini. Jika ada keraguan terhadap integritas
jahitan proksimal, mahkota harus dibuang. 1
Semua mahkota gigi dapat dipangkas ke tingkat perkiraan dan dapat disetel dengan
baik di bagian dudukan selama perawatan. 1

6
Gambar 2. 3. (a) Mahkota gigi ditusuk dengan penjelajah tajam pada sudut insisal
mesial atau distal untuk membuat lubang untuk mengeluarkan gelembung udara
yang terperangkap dalam mahkota gigi. (b) Setelah pembuatan lubang angin,
gunting yang tajam dan melengkung harus digunakan untuk memangkas margin
gingiva mahkota. 1
Isolasi dan Penempatan Rubber Dam
Penggunaan ikatan ligatur secara rutin untuk membelokkan jaringan
gingiva dan mempertahankan bendungan karet pada tempatnya tidak disarankan,
meskipun ini adalah teknik yang valid yang digunakan secara rutin oleh banyak
dokter gigi dengan sukses (Gambar 2.4a). Ikatan ligatur sering kali dapat menjadi
penyebab perdarahan dan ketidaknyamanan pasien. Penggunaannya dapat
menghambat pelepasan dan penggantian karet dam yang cepat selama perawatan.
Setelah proses curing, pelepasan ligatur, yang terletak di bawah restorasi yang
mengeras, seringkali sulit dilakukan dan memerlukan finishing bur subgingiva yang
tidak perlu untuk melepaskannya secara sempurna. Oleh karena itu, dengan
pengecualian pada kasus yang melibatkan gigi insisivus karies subgingiva yang
parah, disarankan untuk menggunakan metode slit-damming (Croll, 1985).
Aplikasinya cepat, dan gigi yang diinginkan benar-benar tersedia untuk perawatan
restoratif. Dua lubang besar dilubangi dengan jarak 1-2 cm dan disambung dengan
gunting. Bendungan karet dapat ditahan dengan tekanan digital (Gambar 2.4b) atau
dengan menggunakan karet gelang yang membentang di antara bingkai bendungan
karet dan dililitkan di sekitar kepala pasien (Reid dkk., 1991). Perhatikan bahwa
rubber dam hanya digunakan selama pencabutan karies; selama pemasangan
mahkota gigi, rubber dam dapat dilepas. 1

7
Gambar 2. 4. (a) Penggunaan ikatan ligatur secara rutin untuk membelokkan
jaringan gingiva dan mempertahankan bendungan karet pada tempatnya tidak
disarankan, meskipun ini adalah teknik yang valid yang digunakan secara rutin
oleh banyak dokter gigi dengan sukses. (b) Disarankan untuk menggunakan
metode celah-bendungan. 1
Pada kasus-kasus yang melibatkan karies gigi insisivus subgingiva yang
parah, disarankan untuk menggunakan metode elastomerik yang diperkenalkan
oleh Psaltis dan Kupietzky. Ligatur elastomerik ortodontik digunakan sebagai
pengganti ligatur tersebut untuk tujuan khusus pencabutan bendungan karet dan
menghilangkan masalah kontaminasi darah dan air liur pada area operasi.
Keberhasilan teknik ini tergantung pada tiga langkah utama, sebagai berikut: 1
1. Gunakan bendungan karet yang dilubangi dengan empat lubang dengan
ukuran sekecil mungkin. Hal ini memungkinkan pemasangan yang paling pas,
menghilangkan kebocoran, dan memungkinkan elastomer untuk menarik
bendungan secara lebih efektif di sekitar gigi. Disarankan untuk memberi jarak
pada keempat lubang di atas bagian tengah setiap gigi seri rahang atas. Penempatan
yang terlalu berdekatan akan mengakibatkan peregangan karet bendungan di antara
gigi dan kebocoran di sekitar gigi.
2. Tempatkan elastomer ortodontik di atas setiap gigi seri setelah
penempatan bendungan karet, hal ini dilakukan dengan memasukkan dua helai
benang melalui setiap elastomer (Gambar 2.5a) dan kemudian meregangkannya di
atas gigi (Gambar 2.5b). Jika area interproksimal tajam atau bergerigi karena karies,
elastomer dapat robek selama proses ini, jika demikian, irislah area yang bergerigi
tersebut dengan bur fisura (no. 169 atau 1169) untuk menghilangkannya. Dalam
banyak kasus, elastomer dapat dijahit pada tempatnya dengan menariknya secara
bersamaan dari permukaan labial dan lingual masing-masing gigi. Kadang-kadang

8
juga diperlukan untuk memfasilitasi prosedur ini dengan menggunakan pemahat
Hollenback atau instrumen tangan serupa yang dapat menyelipkan elastomer
dengan baik ke dalam sulkus gingiva di sekitar setiap gigi (Gambar 2.5c). Ketika
elastomer telah ditempatkan dengan benar di atas bendungan karet yang dilubangi
dengan baik, elastomer akan segera mulai berkontraksi. Jika ada perawatan yang
harus diselesaikan di segmen posterior, yang terbaik adalah melanjutkan dan
menyelesaikannya terlebih dahulu untuk memberi elastomer lebih banyak waktu
untuk melanjutkan proses pencabutan ini. elastomer yang sudah terpasang,
lepaskan potongan benang dari sisi lingual, tetapi biarkan benang labial tetap di
tempatnya.
3. Lepaskan elastomer dengan benang labial setelah persiapan dan restorasi
gigi seri selesai (Gbr. 2.5d), sangat penting untuk melepaskan elastomer, karena
elastomer akan terus bermigrasi ke atas akar berbentuk kerucut pada gigi seri mana
pun, dan jika dibiarkan di tempatnya, dapat menyebabkan "pencabutan" gigi tanpa
gejala, oleh karena itu, benang wajah memberikan cara yang mudah untuk
melepaskan elastomer dan berfungsi sebagai pengingat. Penggunaan yang tepat dari
elastomer ini menghilangkan pengikatan (dan pelepasan) pengikat benang yang
membosankan dan secara virtual menghilangkan pendarahan apa pun untuk
memastikan bidang yang bersih untuk penempatan stripcrown.

9
Gambar 2. 5. (a) Masukkan dua helai benang ke dalam setiap elastomer. (b)
Elastomer diregangkan dan diratakan di atas gigi dengan untaian benang labial
dan palatal. 1
Penghilangan Karies dan Penempatan Mahkota Gigi - curing dan finishing
Selama ekskavasi dan penghilangan karies, perawatan ekstra harus dilakukan agar
tidak merusak gingiva, dengan bur stainless-stee, round, medium berukuran sedang
hingga besar harus digunakan dengan menggunakan handpiece berkecepatan
rendah untuk tujuan ini (Gambar 2.6a, b) diikuti dengan inisial high-speed reduksi
gigi. Setelah aplikasi resin-modified glass ionomer liner/dasar dentin (Gambar 2.6c,
d), semua mahkota gigi harus dipasang dan ditempatkan (Gambar 2.6e). Disarankan
untuk mengisi dan mengawetkan setiap mahkota secara individual dengan bentuk
mahkota yang belum terisi pada gigi masing-masing untuk memastikan jarak yang
tepat di antara restorasi (Gbr. 2.6f). Perhatian khusus harus diberikan untuk
melepaskan dengan hati-hati (sebelum penempatan mahkota yang telah diisi) kerah
bahan pengikat yang telah diawetkan, yang akan mengganggu pemasangan bentuk
mahkota yang tepat jika dibiarkan di tempatnya (Gambar 2.6g). Penyebab lain dari
kegagalan adalah pengisian mahkota yang berlebihan dengan bahan komposit, yang

10
mengakibatkan robeknya lapisan mesial dan distal mahkota. Penambalan yang
minimal sangat dianjurkan. Alih-alih menggunakan instrumen putar untuk
melepaskan bentuk mahkota, instrumen genggam yang tajam seperti pemahat
cleoid/discoid direkomendasikan untuk mengelupas cangkang mahkota strip
(Gambar 2.6h), hal ini hanya menghasilkan kerusakan minimal pada restorasi yang
telah disembuhkan dan, akibatnya, hanya sedikit pemolesan yang diperlukan, dan
kilau permukaan mahkota labial tetap terjaga. Perhatian harus diberikan untuk
menerapkan tekanan kontra-digital untuk keuntungan pasien. 1

11
Gambar 2. 6. (a) Tampilan preoperative. (b) Selama ekskavasi dan penghilangan
karies, perawatan ekstra harus dilakukan agar tidak merusak gingiva. Bur dari
stainless steel, berbentuk round, berukuran sedang hingga besar harus digunakan
dengan handpiece berkecepatan rendah untuk tujuan ini. Pulp capping indirect lebih
baik daripada pemaparan pulpa; hanya dentin yang terinfeksi yang harus dibuang.
(c) cotton roll besar digunakan sebagai pengganti bendungan karet setelah
semprotan air berkecepatan tinggi dan selanjutnya tidak diperlukan lagi. (d)
Lapisan/dasar ionomer kaca yang dimodifikasi dengan resin digunakan sebagai
pelindung dentin. (e) Semua mahkota harus dipasang dan ditempatkan untuk
memastikan jarak yang tepat. (f) Disarankan untuk mengisi dan mengawetkan
setiap mahkota secara individual dengan bentuk mahkota yang belum terisi pada
gigi masing-masing untuk memastikan jarak yang tepat di antara restorasi. (g)
Perhatian khusus harus diberikan untuk secara hati-hati membuang (sebelum
penempatan mahkota yang telah diisi) kerah bahan pengikat yang telah diawetkan,
yang akan mengganggu pemasangan bentuk mahkota yang tepat jika dibiarkan di
tempatnya. (h) Alat yang tajam dan dapat dipegang dengan tangan seperti pemahat
cleoid/discoid direkomendasikan untuk mengupas cangkang mahkota tiruan strip.
Harus berhati-hati dalam memberikan tekanan yang berlawanan arah untuk
keuntungan pasien. (i) Hasil yang sangat baik diperoleh dengan menggunakan
metode yang dijelaskan di atas. Tampilan labial. (j) Tampilan palatal. 1

12
Gambar 2. 7. (a) Preoperative radiograph. (b) Postoperative radiograph. 1

2.3. Full-coverage Prefabricated Crowns


Pada kasus-kasus ekstrim (misalnya, jaringan gingiva yang meradang parah,
pembusukan koronal lanjut, dan kepatuhan orang tua yang buruk), perdarahan dan
kompromi restorasi estetik komposit dapat menjadi perhatian. Dalam kasus-kasus
ini, restorasi gigi anterior dapat dilakukan dengan preformed anterior crowns
(PAC). Restorasi ini dapat dilakukan dalam satu kali perawatan yang relatif singkat,
dan estetikanya tidak terpengaruh oleh air liur atau perdarahan. Ada beberapa
kekurangan, termasuk ketidakfleksibelan relatif, risiko kerusakan di bawah
kekuatan yang berat, penghilangan struktur gigi yang signifikan, biaya, pilihan
warna yang terbatas, dan kesulitan penempatan di ruang yang penuh sesak. 1

Jenis PAC yang paling umum adalah mahkota baja tahan karat anterior (SSC) yang
sudah ada sebelumnya. Perkembangan terbaru adalah diperkenalkannya mahkota
anterior zirkonium yang tersedia dari berbagai produsen, termasuk ChengCrowns
(Exton, PA, AS), Sprig Oral HealthTechnologies (sebelumnya EZ Pedo; Loomis,
CA, AS), Kinder Krowns (St. Louis Park, MN, AS), dan NuSmile (Houston, TX,
AS). Persiapan dan penempatan PAC dijelaskan pada Gambar 2.8 dan 2.9. 1

13
Gambar 2. 8. (a) Tampilan labial sebelum operasi. Kurangnya crowding akan
memudahkan penempatan mahkota gigi anterior yang telah dibentuk sebelumnya:
Mahkota gigi NuSmile ZR digunakan untuk merestorasi keempat gigi insisivus
rahang atas. (b) Tampilan palatal sebelum operasi. (c) Tampilan dekat persiapan
gigi insisivus lateral: perhatikan reduksi gigi yang ekstensif, termasuk persiapan
subgingiva, yang diperlukan untuk mendapatkan mahkota dengan ukuran yang
tepat. (d) Mahkota NuSmile ZR yang disemen. Tampilan labial segera setelah
operasi. (e) Tampilan palatal pasca operasi. (f) Tindak lanjut. Perhatikan adaptasi
gingiva yang sangat baik dan hasil estetika. (g) Tampilan lanjutan yang
menunjukkan oklusi fungsional dan estetika. (h) Radiografi periapikal pada saat
penarikan: tidak ada patologi yang dicatat, bagian tengah mendekati
pengelupasan. Sumber: Atas izin Dr. Sean R. Whalen, Westminster, CO, AS. 1

14
Gambar 2. 9. (a) Tampilan pra operasi fraktur mahkota gigi insisivus sentral
pertama kiri rahang atas yang rumit dengan paparan pulpa. Gigi yang renggang
akan memudahkan penempatan mahkota anterior yang telah dibentuk sebelumnya
(PAC). (b) Radiografi setelah terapi saluran akar. (c) Persiapan untuk mahkota
NuSmile ZR. (d) Tampilan labial segera setelah operasi dari mahkota NuSmile
ZR yang disemen. (e) Tampilan palatal segera setelah operasi. (f) Mahkota strip
resin berikat yang berubah warna setelah terapi saluran akar. Tembusnya mahkota
gigi menunjukkan perubahan warna gigi yang mendasarinya. PAC dapat
diindikasikan untuk digunakan pada kasus-kasus yang melibatkan perawatan
endodontik gigi seri. (g) Tindak lanjut enam bulan. Perhatikan estetika yang
sangat baik dan tidak ada perubahan warna pada gigi yang direstorasi. Sumber:
Atas izin Dr. Tania Roloff, Hamburg, Jerman. 1

15
Persiapan PAC mirip dengan mahkota strip komposit resin berikat, dengan
beberapa modifikasi sebagai berikut: 1

1. Ukuran mahkota harus diperkirakan sebelum dimulainya reduksi gigi.

2. Pengurangan mahkota lebih luas dibandingkan dengan mahkota strip


komposit resin berikat: kurangi panjang insisal gigi sekitar 2 mm dan buka
kontak interproksimal. Pengurangan proksimal harus memadai untuk
memungkinkan mahkota yang dipilih agar pas secara pasif dan harus dibuat
sejajar dengan sedikit menyatu secara insisal. Gigi harus direduksi secara
melingkar sekitar 20% atau 0,5-1,25 mm sesuai kebutuhan. Pengurangan
gigi yang memadai sangat penting agar mahkota yang dipilih dapat
terpasang secara pasif.

3. Pengurangan subgingiva: margin mahkota harus diperpanjang dengan hati-


hati dan diperhalus hingga mencapai margin tepi bulu kira-kira 2mm secara
subgingiva pada semua permukaan (Gambar 4.10). hindari pengurangan
gigi yang berlebihan pada daerah servikal untuk retensi mahkota yang
memadai. untuk melakukan pengurangan gigi ini, dapat digunakan berlian
yang tipis dan meruncing, atau bur karbida. Penting untuk memisahkan
langkah persiapan menjadi dua dengan menggunakan bur yang berbeda-
supragingiva dan subgingiva-untuk mengontrol perdarahan dan
menghindari trauma jaringan yang berlebihan.

Gambar 2. 10. Pengurangan subgingiva: margin mahkota harus diperpanjang dan


diperhalus dengan hati-hati hingga margin tepi bulu sekitar 2 mm secara
subgingiva pada semua permukaan. 1

16
4. Uji coba: sangat penting bahwa mahkota gigi duduk secara pasif pada gigi
yang telah disiapkan. Mahkota dengan ukuran yang sesuai akan meluas
secara subgingiva tanpa distorsi pada gingiva. Tidak ada kekuatan yang
harus diterapkan saat memasang mahkota. Perawatan harus dilakukan untuk
membersihkan permukaan internal mahkota dari sisa darah, karena hal ini
akan mengganggu sementasi yang tepat. Catatan: pada merek tertentu
(NuSmile ZR Try-In Crowns) memiliki sistem unik untuk mahkota
percobaan, yang hanya digunakan untuk penyesuaian sementara dan
kemudian diganti dengan mahkota baru yang akan disemen, sehingga
menghindari kontaminasi dengan air liur atau darah dari permukaan bagian
dalam yang telah disiapkan.

5. Penyemenan: semen ionomer kaca berkualitas tinggi harus digunakan.


Mahkota gigi harus dipegang dengan kuat pada posisinya sampai semen
mengeras.

Ketika membandingkan kedua metode tersebut - yaitu mahkota strip komposit resin
berikat dan PAC - harus ditekankan bahwa pada teknik yang terakhir, pengurangan
gigi jauh lebih besar (Clark et al., 2016). Anestesi yang efektif harus diperoleh, dan
dalam banyak kasus, terapi pulpa elektif mungkin diperlukan untuk memungkinkan
reduksi yang cukup dan penempatan mahkota yang pas.1

Pengurangan gigi yang tidak memadai akan menghasilkan penempatan mahkota


yang terlalu besar dan hasil yang tidak nyaman. Selain masalah estetika,
pengurangan gigi harus dilakukan secara memadai, karena retensi mahkota zirkonia
terkait erat dengan ketinggian okluso-serviks: tinggi okluso-serviks 2mm sangat
penting untuk retensi mahkota zirkonia pracetak (Jing et al., 2019). 1

2.4. Anterior Esthetic Fixed Appliances


Pertimbangan
Rehabilitasi balita yang mengalami kehilangan banyak gigi akibat EEC yang
merajalela atau trauma gigi yang ekstensif dapat dilakukan dengan alat cekat estetik
anterior. Banyak orang tua akan mencari solusi estetika untuk menggantikan gigi

17
yang hilang. Ketika mempertimbangkan kebutuhan akan alat cekat anterior untuk
menggantikan gigi insisivus primer yang hilang, poin-poin berikut ini harus
didiskusikan dengan orang tua (Waggoner & Kupietzky, 2001). Faktor terkuat
untuk menempatkan alat estetik anterior adalah keinginan orang tua dan bukan
kebutuhan fisiologis. Meskipun pemeliharaan ruang, fungsi pengunyahan,
perkembangan bicara, dan kebiasaan lidah dapat menjadi pertimbangan, tidak ada
bukti yang kuat bahwa kehilangan gigi seri rahang atas secara dini akan
memberikan efek jangka panjang yang signifikan pada pertumbuhan dan
perkembangan anak. Orang tua mungkin akan merasa khawatir mengenai
kemampuan anak mereka untuk makan tanpa empat gigi seri. Mereka perlu
diyakinkan bahwa makan pada umumnya tidak menjadi masalah (Koroluk &
Riekman, 1991), anak-anak yang telah dicabut keempat gigi seri rahang atas
sebagai akibat dari MEE dapat berfungsi dengan baik tanpa gigi seri tersebut.
Secara empiris, banyak yang terlihat memiliki kemampuan makan dan fungsi yang
lebih baik, kemungkinan besar karena gigi seri yang membusuk atau terinfeksi
menyebabkan rasa sakit. 1

Pertimbangan lainnya adalah perkembangan bicara anak setelah pencabutan


keempat gigi seri. Masalah ini masih menjadi kontroversi, dengan pendapat yang
saling bertentangan mengenai pengaruhnya, jika ada, terhadap perkembangan
bicara yang disebabkan oleh gigi seri utama yang hilang. Mungkin lebih bijaksana
untuk mempertimbangkan peralatan untuk anak-anak di bawah 3 tahun yang belum
mengembangkan kemampuan bicara mereka. Namun, anak-anak yang berusia lebih
dari 4 tahun biasanya akan mengimbangi kehilangan gigi dan tidak menunjukkan
gangguan bicara jangka panjang. 1
Meskipun pemeliharaan ruang di daerah posterior merupakan pertimbangan
penting ketika terjadi kehilangan gigi geraham sulung, segmen anterior, dari gigi
taring ke gigi taring, tampak stabil, bahkan dengan kehilangan beberapa gigi seri,
tanpa kehilangan ruang bersih dari gigi taring ke gigi taring. Kadang-kadang,
terutama pada gigi yang berjejal, jika satu atau lebih gigi seri hilang, mungkin ada
beberapa pengaturan ulang ruang antara gigi seri yang tersisa, tetapi pemeliharaan

18
ruang biasanya diperlukan jika kehilangan terjadi setelah erupsi gigi taring pertama
(Ngan & Wei, 1988). 1
Intinya adalah bahwa dalam banyak kasus, keputusan untuk menempatkan alat
cekat estetik anterior bersifat individual dan pribadi, dibuat oleh orang tua bersama
dengan dokter gigi. Jika orang tua tidak menunjukkan keinginan untuk mengganti
gigi anterior yang hilang, biasanya tidak diperlukan perawatan. Namun, jika mereka
ingin mengganti gigi yang hilang, mereka tidak boleh berkecil hati (Christensen &
Fields, 1994). Memang, beberapa anak mungkin menyadari penampilan mereka
yang kurang menarik dan meminta perawatan. 1

Kontraindikasi
Kontraindikasi untuk penempatan alat cekat anterior termasuk pasien dengan
gangguan kejang, cacat intelektual, kemampuan yang buruk untuk menindaklanjuti,
dan kebersihan yang sangat buruk, pasien yang terganggu kekebalannya, kelanjutan
dari kebiasaan makan yang tidak tepat, dan gigitan dalam yang signifikan, gigitan
berlebih, atau gigitan silang anterior. 1

Prosedur Klinis
Desain Peralatan
Ada banyak jenis alat yang dapat dibuat, termasuk lengkungan Nanceholding yang
dimodifikasi (Gambar 2.11) dan alat Groper (Gambar 2.12). Alat yang terakhir ini
mirip dengan lengkung penahan Nance, tetapi dengan gigi plastik yang diproses ke
kawat, bukan tombol akrilik palatal di area rugae. Kawat bundar harus berdiameter
0,036-0,040 inci dan dipasang pada gigi geraham pertama atau kedua dengan pita
baja tahan karat atau SSC yang telah dibuat sebelumnya. Geraham pertama lebih
disukai sebagai penyangga daripada geraham kedua karena rentang kawat yang
lebih pendek dan lebih sedikit potensi gangguan pada geraham 6 tahun yang
tumbuh. Gigi plastik atau akrilik dipasang pada lapisan logam yang telah disolder
ke batang kawat palatal. Gigi duduk langsung di atas puncak alveolar, tanpa ada
akrilat berwarna gingiva yang menjulur ke ruang depan atau ke langit-langit mulut
(Gambar 2.12). 1

19
Gambar 2. 11. Nance yang dimodifikasi memegang tombol akrilik palatal
arch:note di area rugae. 1

Gambar 2. 12. (a) Pada usia 19 bulan, anak tersebut mengalami avulsi total pada
semua gigi seri rahang atas, gigi taring, dan gigi molar pertama kanan. (b) Pada
usia 34 bulan, alat Groper dibuat. Gigi plastik atau akrilik dipasang pada gerigi
logam yang telah disolder ke batang kawat palatal. (c) Gigi berada langsung di
puncak alveolar tanpa akrilik berwarna gingiva yang memanjang ke ruang depan
atau ke langit-langit mulut. (d) Tampilan labial daerah anterior edentulous. (e)
Tampilan intraoral yang menunjukkan alat setelah 2 tahun penggunaan. 1

20
Pada kasus kelainan bentuk alveolar yang asimetris, disarankan untuk
menambahkan akrilik berwarna gingiva untuk menutupi ketinggian yang hilang dan
dengan demikian mencapai simetri dan estetika yang lebih baik (Gambar 2.13). 1
Secara umum, lebih mudah untuk mendapatkan hasil estetik yang baik ketika
mengganti keempat gigi seri rahang atas. Alat ini dapat digunakan untuk mengganti
gigi seri tunggal, ganda, atau tripel, tetapi perhatian yang lebih rinci perlu diberikan
ketika memilih warna dan mendesain morfologi gigi alat agar sesuai dengan gigi
alami yang tersisa dalam situasi klinis ini. 1

21
Gambar 2. 13. (a) Seorang pasien berusia 30 bulan dengan fusi dan konkruensi
gigi sulung, sentral, lateral, dan supernumerary kanan atas. (b) Tampilan palatal
yang menunjukkan karies yang dalam; pencabutan merupakan pilihan perawatan
yang diikuti dengan penempatan alat cekat. (c) Setelah ekstraksi, perhatikan defek

22
alveolar yang terjadi. (d) Kesan alginat yang diambil tanpa pita. (e) Pemilihan
warna penting karena kehilangan gigi yang asimetris. (f) Model kerja atas dan
bawah adalah wajib. Selain itu, registrasi gigitan lilin juga diperlukan. (g) Alat
yang lebih baik: perhatikan ekstensi gingiva untuk mengimbangi kehilangan
tulang alveolar dan punggungan asimetris. (h) Tampilan anterior tanpa alat. (i)
Alat in situ. Perhatikan morfologi gigi insisivus sentral kanan yang dibuat untuk
meniru bentuk gigi insisivus kiri alami. 1
Langkah-langkah dalam Fabrikasi 1
Pengangkatan Pertama
1. Pasangkan pita pada gigi geraham pertama atau kedua.
2. Ambil cetakan alginat rahang atas dengan pita pada gigi (Gbr 2.13d). Lepaskan
cetakan, tempatkan, dan kencangkan pita pada cetakan dan tuang dengan batu gigi
(Gbr 4.13f). Perhatikan bahwa beberapa laboratorium mungkin meminta agar pita
dilepas setelah dipasang dan cetakan diambil tanpa pita. Pita yang telah dipasang
kemudian dikirim ke laboratorium dan ditempatkan oleh teknisi ke dalam model
kerja gips.
3. Ambil cetakan alginat mandibula dan registrasi gigitan lilin.
4. Pilih warna (Gambar 2.13e).

Pengangkatan Kedua
1. Jika tidak dilakukan pada janji temu sebelumnya, lakukan pembiusan dan
pencabutan gigi anterior. Potongan kecil spons gelatin yang dapat diserap yang
ditempatkan ke dalam soket akan membantu hemostasis.
2. Cobalah alat tersebut. Sesuaikan sesuai kebutuhan dengan tang tiga cabang dan
penjepit mahkota.
3. Rekatkan alat dengan ionomercement kaca atau ionomercement kaca yang
dimodifikasi dengan resin (Gbr 4.13g-i).

Waktu Penempatan: Hari yang sama dengan Penundaan Pencabutan untuk


Penyembuhan
Secara historis, disarankan untuk menunggu 6-8 minggu setelah gigi tanggal
sebelum fabrikasi, penundaan ini dianggap untuk mendapatkan alat yang lebih pas
dan estetis. Namun, pengalaman pribadi telah menemukan bahwa penundaan tidak

23
diperlukan dan penempatan segera mungkin dilakukan. Ekstraksi dan pemasangan
alat pada hari yang sama dapat menghasilkan hasil klinis yang sangat baik.
Mungkin salah satu alasan untuk menunda perawatan adalah untuk memastikan
apakah kekhawatiran orang tua tentang estetika adalah hal yang nyata. Banyak
orang tua yang mempertimbangkan alat akan memilih untuk mengubah keputusan
mereka dan tidak menempatkannya setelah mereka mengamati seberapa baik anak
mereka beradaptasi dengan situasi pasca pencabutan. Mereka mungkin mengamati
selama masa tunggu ini bahwa tidak ada perubahan negatif dalam fungsi, makan,
atau bicara anak mereka. Secara estetika, banyak orang tua yang merasa citra anak
mereka membaik selama masa penundaan, dan kekhawatiran estetika mereka akan
menghilang. 1
2.5. Full Coverage Restoration For Primary Molars
Ketika Mahkota Gigi adalah Restorasi Terbaik

Restorasi cakupan penuh pada gigi sulung dengan mahkota diindikasikan ketika
dua atau lebih permukaan terkena karies gigi, atau kerusakan mahkota akibat karies
gigi terlalu luas sehingga struktur gigi yang tersisa tidak dapat mendukung restorasi
intrakoronal. Gigi sulung yang menerima terapi pulpa paling baik dirawat dengan
mahkota gigi untuk mengakomodasi kelemahan fisik yang disebabkan oleh
hilangnya struktur dan untuk mencegah kebocoran cairan mulut ke dalam gigi yang
dapat mengganggu keberhasilan terapi pulpa. Mahkota gigi juga diindikasikan
ketika kerusakan gigi sangat luas akibat karies atau trauma dan pemulihan oklusi
tidak akan berhasil dengan restorasi intrakoronal. Mahkota gigi juga dapat menjadi
pilihan terbaik untuk perbaikan karies multisurface pada anak-anak dengan risiko
karies yang tinggi karena meningkatnya kerentanan email yang tersisa terhadap
karies di masa depan. Meskipun isolasi bendungan karet dianjurkan untuk
persiapan mahkota, mahkota juga kurang sensitif secara teknik atau
dikompromikan oleh kontaminasi cairan selama penempatan, dibandingkan dengan
restorasi komposit. 1
Bukti yang tersedia saat ini mendukung pilihan mahkota sebagai restorasi gigi
primer yang paling tahan lama, lebih unggul daripada restorasi amalgam dan

24
komposit (AAPD, 2019-2020). Maupome dkk. (2017) merekomendasikan mahkota
gigi dari baja tahan karat (SSC) untuk karies proksimal jika restorasi harus bertahan
lebih dari 2 tahun atau ketika anak berusia di bawah 6 tahun. Gigi molar pertama
pertama mandibula yang awalnya dirawat dengan SSC dibandingkan dengan
amalgam atau komposit memiliki umur yang lebih panjang (Maupome et al., 2017).
SSC telah terbukti secara signifikan lebih berhasil daripada teknik restoratif atau
pencegahan lainnya dalam mencegah perlunya perawatan restoratif berulang,
terutama pada anak-anak yang masih sangat muda yang menjalani anestesi umum
gigi (Azadani et al., 2020). SSC yang dilakukan dengan baik, ditempatkan pada gigi
sulung dengan prognosis pulpa yang baik, misalnya, akan bertahan selama masa
pakai gigi sulung tersebut. Keunggulan SSC tidak hanya karena sifat fisiknya, tetapi
juga karena fakta bahwa SSC memberikan cakupan penuh dan mencegah karies
berulang pada gigi di masa depan. Oleh karena itu, SSC adalah pilihan terbaik untuk
anak-anak dengan risiko karies yang tinggi. Biaya perawatan awal dengan mahkota
gigi dapat melebihi biaya restorasi lainnya, tetapi ketika perawatan ulang untuk
mengganti tambalan komposit yang gagal dipertimbangkan, serta kebutuhan akan
teknik manajemen perilaku farmakologis yang berulang untuk mencapai
penggantian, mahkota gigi mungkin merupakan restorasi yang paling hemat biaya
selama masa pakai gigi sulung. 1

2.6. Stainless Steel Crown

SSC adalah restorasi pilihan untuk gigi geraham premolar anak dengan risiko karies
tinggi, setelah pulpotomi atau pulpektomi, untuk karies yang besar, karies multi
permukaan, karies sirkumfleksa, gigi geraham hipoplastik, dengan sedasi atau
anestesi umum, dan/atau preparasi interproksimal yang melebihi sudut garis (Velan
et al., 2018; AAPD, 2019-2020). Penggunaan SSC dapat mengurangi kebutuhan
untuk perawatan berulang dengan anestesi umum (Sheller et al., 2003). SSC
memberikan segel yang baik dan restorasi yang tahan lama dan dapat diandalkan
(Mahoney et al., 2008). 1

25
Beberapa orang tua/wali menganggap tampilan SSC tidak dapat diterima, sehingga
SSC harus diperlihatkan saat persetujuan diberikan. Dengan perilaku yang tidak
kooperatif, SSC lebih disukai daripada mahkota estetik, karena mahkota estetik
membutuhkan pengurangan gigi yang luas yang dapat menciptakan kebutuhan
untuk pulpotomi vital dan, secara umum, membutuhkan waktu perawatan yang
lebih lama. Setelah pemberian anestesi lokal dan penempatan bendungan karet,
persiapan molar primer dan sementasi mahkota untuk SSC biasanya dapat
dilakukan dalam waktu kurang dari 10 menit. 1

SSC yang sudah dikontur secara akurat menduplikasi anatomi gigi molar pertama
dan tidak memerlukan reduksi bukal atau lingual selama persiapan mahkota.
Mereka memberikan kecocokan yang sangat retentif. SSC ini siap untuk segera
digunakan dan, tidak seperti SSC yang tidak berkontur, yang harus disesuaikan
dengan pemangkasan dan pembentukan kontur untuk penyesuaian, SSC ini secara
signifikan mengurangi waktu pencabutan gigi (Gbr. 2.14). 1

Gambar 2. 14. Stainless steel crown yang sudah dikontur dan stainless steel crown
yang tidak dikontur.

Prosedur untuk Mahkota Gigi Tiruan Stainless-Steel

1. Berikan anestesi lokal. 1

26
2. Tempatkan rubber dam dengan teknik celah dan kurangi permukaan oklusal
1mm dengan berlian kasar atau bur bundar karbida ukuran 6 atau 8 atau bur
berlian lancip ujung bundar dengan kecepatan tinggi (Gambar 2.15). 1

Gambar 2. 15. Rubber dam dengan teknik celah untuk Pengurangan oklusal 1 mm
dengan bur bulat karbida ukuran 8 dengan kecepatan tinggi.

3. Lakukan reduksi interproksimal subgingiva dengan bur karbida 169 L atau 170
L dengan kecepatan tinggi (Gbr 2.16). 1

Gambar 2. 16. Pengurangan interproksimal subgingival dengan bur karbida 169 L


dengan kecepatan tinggi. 1

Saat mempersiapkan distal molar pertama sulung kedua, berhati-hatilah agar tidak
merusak mesial molar permanen pertama yang berdekatan. Sebuah irisan kayu yang
diletakkan di antara gigi molar permanen pertama dan gigi molar sulung kedua akan
memberikan perlindungan pada permukaan mesial gigi molar permanen pertama.
Potong tepat di dalam tonjolan marginal distal dan sisi mesial baji kayu (Gbr 2.17).

27
1
Lepaskan irisan tersebut dan periksa apakah ada lesi bercak putih pada mesial gigi
molar permanen pertama (Gbr 2.18). Jika ditemukan adanya dekalsifikasi, pernis
fluoride dapat dioleskan sebagai tindakan pencegahan. 1

Gambar 2. 17. Pengurangan distal gigi molar primer kedua dengan wooden wedge
untuk melindungi mesial gigi molar permanen pertama. 1

Gambar 2. 18. Melepaskan wooden wedges dan memeriksa mesial gigi molar
permanen pertama untuk mengetahui adanya lesi bercak putih. 1

4. Jika gigi molar permanen pertama tidak erupsi dan penjepit rubber dam harus
ditempatkan pada gigi molar pertama kedua, kuret sendok dapat digunakan
untuk menarik rubber dam dari distal gigi molar pertama kedua selama preparasi
interproksimal distal (Gbr. 2.19). Permukaan distal, jika tidak karies, mungkin
tidak memerlukan preparasi dalam beberapa kasus. 1

28
Gambar 2. 19. Mencabut rubber dam dengan sendok untuk preparasi distal gigi
molar pertama kedua jika gigi molar pertama yang permanen tidak tumbuh. 1

5. Periksa apakah ada tepian di bagian mesial dan distal. Tepian menghambat
tempat duduk mahkota (Gbr 2.20). 1

Gambar 2. 20. Memeriksa tepian dengan explorer1

6. Pilih mahkota: ukuran 4 adalah yang paling umum digunakan. 1


Mengukur lebar mesial-distal gigi molar pertama sebelum preparasi dengan
menggunakan alat pengukur Boley dapat membantu untuk memilih ukuran SSC
yang tepat. Dengan menggunakan pengukuran ini, SSC dipilih (Gambar 2.21a, b).
Setelah melakukan prosedur SSC beberapa kali, dokter gigi akan dapat
memperkirakan ukurannya secara visual, dan pengukuran untuk pemilihan ukuran
tidak lagi diperlukan. 1

29
Gambar 2. 21. (a) Pengukur Boley untuk mengukur lebar mesial-distal gigi molar
pertama. (b) Pengukur Boley untuk mengukur lebar mesial-distal stainless steel
crown. 1

7. Tempatkan SSC pada gigi, tetapi jangan sampai mahkota gigi terpasang
sepenuhnya dengan alat pencoba. Periksa apakah SSC menutupi seluruh
mahkota gigi molar pertama. Jika terpasang sepenuhnya dengan "jepretan" yang
pas, mungkin akan sangat sulit untuk melepaskannya (Gbr 8.9). 1

Gambar 2. 22. Crown stainless-steel diperiksa ukurannya sebelum dipasang


sempurna. 1

8. Tempatkan semen pilihan di dalam mahkota gigi: semen karboksilat atau


glass ionomer (GI) biasanya digunakan. Ujung kayu dari aplikator cotton-
tipped dapat digunakan untuk melapisi bagian dalam mahkota dengan
semen (Gbr 2.23). Pengisian yang berlebihan akan menyebabkan ekstrusi
semen dan membutuhkan lebih banyak pembersihan. 1

30
Gambar 2. 23. Ujung kayu dari aplikator dengan ujung kapas untuk melapisi
bagian dalam mahkota baja tahan karat dengan semen. 1

9. Mahkota gigi pertama-tama didudukkan oleh operator dengan menggunakan


tongkat gigit (Gbr 2.24). Jika mahkota tidak sepenuhnya terpasang dengan " klik
" yang pas dengan tekanan digital pada tongkat gigit, dan anak mampu bekerja
sama, bendungan karet dilepas dan anak diinstruksikan untuk menggigit bite
stick sekuat mungkin (Gbr 2.25). Tongkat gigit pada awalnya dapat ditempatkan
di tengah permukaan oklusal mahkota dan kemudian dipindahkan ke bukal dan
lingual permukaan oklusal untuk tempat penumpatan terakhir. Periksa untuk
memastikan bahwa bibir anak tidak terperangkap di bawah tongkat gigit. 1

31
Gambar 2. 24. Operator memasang mahkota baja tahan karat dengan stik gigit. 1

Gambar 2. 25. Anak menggigit stik gigit untuk dudukan mahkota stainless steel. 1

10. Jaringan gingiva dapat memucat setelah duduk, tetapi hal ini akan sembuh.
1

11. Semen dibersihkan dari mahkota dan jaringan gingiva dengan kain kasa
basah berukuran 2 × 2 (Gbr 2.26). 1

32
Gambar 2. 26. Membersihkan mahkota gigi stainless steel dan gingiva dengan
kain kasa basah berukuran 2 × 2. 1

12. Ikat lima sampai tujuh simpul secara segmental pada seutas benang dan
tarik melalui embrionya mesial dan distal untuk menghilangkan kelebihan
semen yang berlebih dari area tersebut (Gbr 2.27). 1

Gambar 2. 27. Benang dengan simpul yang diikat secara segmental untuk
menghilangkan semen interproksimal. 1

Kesulitan dalam Pemasangan


Jika kehilangan ruang telah terjadi akibat karies, mungkin perlu untuk mengurangi
ukuran SSC mesial-distal dengan tang Howe (Gbr 2.28). Karena SSC tidak tersedia
dalam ukuran setengah, maka mungkin perlu dilakukan pengkerutan. Leher
mahkota dapat dikerutkan dengan tang pengikat mahkota dan pita atau tang
pengikat pita, yang bekerja sama baiknya (Gbr 2.29). Jika tidak dapat menemukan
mahkota gigi yang sesuai dengan gigi molar pertama primer, cobalah mahkota gigi
dari lengkung yang berlawanan dan sisi yang berlawanan (kontralateral). Sebagai

33
contoh, jika tidak dapat menemukan mahkota yang cocok untuk gigi molar pertama
kanan rahang atas, mahkota untuk gigi molar pertama kiri rahang bawah mungkin
cocok. 1

Gambar 2. 28. Tang Howe untuk mengurangi ukuran mesial-distal mahkota


stainless steel. 1

Gambar 2. 29. (a) Tang pembentuk mahkota dan pita serta tang untuk
mengeriting. (b) Mengerutkan mahkota stainless steel dengan tang. 1

Teknik Hall
Teknik Hall (HT), yang dikembangkan di Inggris, menawarkan teknik yang
disederhanakan untuk prosedur SSC tanpa menggunakan anestesi lokal, preparasi
gigi, atau ekskavasi karies. Dalam sebuah penelitian, gigi molar pertama dengan
karies yang secara radiografi meluas lebih dari setengah ke dalam dentin direstorasi

34
dengan HT atau restorasi SSC standar. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
HT, baik secara statistik maupun klinis, lebih berhasil (Innes et al., 2011). Marginal
seal secara signifikan mempengaruhi umur mahkota. Dalam penelitian lain, dengan
menggunakan SSC yang telah dikontur dan dipreparasi sebelumnya (3M ESPE, St.
Paul, MN, USA), kebocoran mikro secara signifikan lebih tinggi dengan HT
dibandingkan dengan teknik konvensional. Terlepas dari tekniknya, semen resin
menunjukkan skor kebocoran mikro terendah, diikuti oleh semen GI dan
polikarboksilat konvensional. Margin bukal menghasilkan skor kebocoran mikro
yang lebih tinggi daripada margin lingual untuk kedua teknik tersebut (Erdemci et
al., 2014). 1

2.7. Mahkota Estetika


Ketika orang tua/wali pasien menentang penampilan SSC tradisional, mahkota
pratekan dan zirkonia menawarkan alternatif yang estetis. Mahkota gigi ini lebih
mahal dan membutuhkan pengurangan gigi yang ekstensif, terkadang menciptakan
kebutuhan untuk pulpotomi yang vital. Instruksi klinis langkah demi langkah dapat
ditemukan di situs web produsen, kartu berlaminasi dengan instruksi langkah demi
langkah, atau pada DVD dari produsen. 1

2.7.1. Preveneered Stainless-Steel Crowns


Mahkota gigi tiruan yang telah dipreparasi (NuSmile Signature, NuS-mile,
Houston, TX, USA; Kinder Krowns, St. Louis Park, MN, USA; Cheng Crowns,
Exton, PA, USA) merupakan SSC dengan lapisan komposit. Warna terang (B1) dan
ekstra terang (diputihkan) mungkin tersedia (Gbr 2.30). Persiapan gigi lebih
ekstensif dibandingkan dengan SSC karena veneer ditambahkan pada SSC dan
crimping dapat menyebabkan fraktur atau kehilangan veneer. Bagian dalam dari
mahkota yang telah dilapisi veneer dapat diamplas oleh pabrik untuk meningkatkan
ikatan (Gambar 2.31). Pengurangan interproksimal yang diperlukan dapat
mengakibatkan paparan pulpa dan kebutuhan pulpotomi yang vital. Dengan reduksi
gigi yang tidak memadai, mahkota yang telah dibuat sebelumnya dapat terlihat
besar. Ketidakmampuan untuk bekerja sama untuk prosedur yang lebih lama,

35
gigitan yang dalam, dan bruxing dapat menghalangi penggunaan mahkota yang
sudah dicabut sebelumnya. 1

Gambar 2. 30. Dua warna mahkota stainless-steel yang sudah dipreparasi.


Sumber: Atas izin dari NuSmile. 1

Gambar 2. 31. Tampak dalam dari mahkota stainless-steel yang sudah dilapis
dengan sand-blasted. Sumber: Atas izin dari NuSmile. 1

Kerugiannya termasuk biaya, ketidakmampuan untuk mengerutkan bukal atau


memodifikasi mahkota secara mesio-distal dengan hilangnya struktur gigi secara
mesio-distal yang ditandai dengan karies, dan fraktur atau terkelupasnya lapisan
gigi. Pengurangan oklusal yang memadai adalah wajib untuk memastikan kontak
oklusal yang ringan pada gerakan sentrik dan ekskursi. Pada bruxing atau gigitan
dalam yang berlebihan, mahkota gigi yang terbuat dari baja tahan karat atau
zirkonia dapat menjadi pilihan yang lebih baik untuk menghindari terkelupasnya
permukaan gigi. 1

36
Kontak oklusal yang berat atau bruxing dapat menyebabkan fraktur pada
permukaan komposit. Ram dkk. (2003) menemukan adanya keretakan pada
permukaan gigi tiruan setelah 4 tahun (Gbr. 2.32). Untuk memperbaiki permukaan
yang terkelupas, lepaskan baja tahan karat yang terbuka dengan bur berkecepatan
tinggi, letakkan opaque atau GI yang dimodifikasi dengan resin, dan ikuti dengan
resin komposit yang diawetkan dengan cahaya yang sesuai dengan warna
permukaan komposit. 1
Persetujuan yang diinformasikan harus mencakup kemungkinan terkelupasnya atau
hilangnya permukaan, waktu yang lebih lama yang diperlukan untuk prosedur, dan
kemungkinan penambahan pulpotomi pada rencana perawatan. 1

Gambar 2. 32. Bagian muka yang terkelupas pada mahkota stainless-steel yang
sudah dipreparasi. 1

Prosedur untuk Stainless Steel Crown yang Telah Dipreparasi


1. Pilih ukuran mahkota gigi sebelum memulai persiapan gigi. Gunakan forsep
kapas atau Pic-n-SticTM (Pulpdent Corporation, Water- town, MA, USA)
untuk memegang mahkota yang telah dipreparasi di sebelah gigi molar
pertama yang akan direstorasi (Gbr. 2.33). 1
2. Mahkota yang telah dipreparasi akan berukuran satu atau dua ukuran lebih
kecil daripada SSC tradisional untuk gigi yang sama untuk mengakomodasi
penambahan permukaan komposit. Pilihlah yang paling mirip dengan gigi
anak. 1

37
Gambar 2. 33. Memilih ukuran untuk mahkota yang sudah dipreparasi. 1

3. Berikan anestesi lokal dan tempatkan bendungan bawah. 1


4. Kurangi oklusal 2mm dengan football diamond kasar atau donat diamond
bur (Gbr 2.34 a, b). 1
5. Kurangi mesial dan distal dengan diamond meruncing halus atau bur
karbida 169 L, buka kontak interproksimal, dan mulailah reduksi
sirkumfasial (Gambar 2.34 c). 1
6. Kurangi bukal dan lingual dengan diamond atau bur karbida yang
diruncingkan secara kasar, buatlah margin talang secara melingkar (Gbr
2.34 d). 1
7. Buang talang secara melingkar untuk membuat margin tepi bulu sekitar 2
mm di bawah gingiva dengan bur berlian ujung bulat yang meruncing halus
(Gbr 2.34e). 1

Prosedur yang dimodifikasi untuk preparasi dapat diikuti seperti yang ditunjukkan
untuk mahkota zirkonia pada Gambar 2.37-2.41. Secara keseluruhan, pengurangan
molar primer sekitar 30%. Pastikan untuk menghilangkan tonjolan bukal mesial
pada gigi molar pertama yang pertama. Langkah ini akan menciptakan preparasi
yang lebih kecil dan lebih pas, dengan tampilan yang tidak terlalu besar. 1

38
8. Periksa apakah reduksi oklusal sudah mencapai 2mm sebelum mencoba.
Bur berlian donat setebal 2 mm dapat digunakan untuk memeriksa
kedalaman reduksi atau batas molar pertama yang berdekatan (Gbr 2.34 f).
1

9. Mahkota gigi di dudukkan secara pasif dengan tekanan digital ringan. 1


10. Jika melakukan lebih dari satu mahkota gigi, cobalah untuk melakukan
semua mahkota gigi pada waktu yang sama, jika diperlukan reduksi mesial-
distal tambahan. 1
11. Bersihkan semua darah dan air liur dari bagian dalam mahkota. 1
12. Isi mahkota gigi sepenuhnya dengan Gypsum, atau semen pilihan, untuk
mencegah terjadinya rongga.
13. Mahkota gigi didudukkan secara pasif hanya dengan tekanan jari. Tidak ada
"snap" yang pas seperti pada SSC tradisional, dan kerahnya tidak dapat
dikerutkan. Kerah mahkota harus subgingival. 1
14. Pasien menggigit gulungan kapas atau aplikator berujung kapas untuk
menstabilkan mahkota hingga semen mengeras, sesuai dengan waktu
pemasangan bahan (Gbr 2.34 g). 1
15. Bersihkan dengan kain kasa basah berukuran 2 × 2 dan benang dengan
simpul yang diikat secara segmental. 1
16. Periksa oklusi pada gerakan sentris dan ekskursi dengan kertas artikulasi
(Gbr 2.34 h). 1
17. Sesuaikan permukaan komposit dengan batu putih atau bur finishing
komposit (Gbr 2.34 i). Mahkota gigi molar pertama yang berlawanan juga
dapat sedikit disesuaikan. 1
18. Periksa dengan kertas artikulasi untuk memastikan ada atau tidaknya kontak
pada permukaan komposit (Gbr 2.34 j). 1
19. Masalah Umum1
Pengurangan bukal yang tidak memadai akan menyebabkan mahkota tampak besar.
Persiapan yang tidak memadai di bawah margin gingiva akan menghalangi
pemasangan mahkota gigi secara penuh dan menyebabkan oklusi menjadi tinggi. 1

39
Gambar 2. 34. (a) Bur diamond sepak bola kasar untuk reduksi oklusal 2 mm. (b)

40
Bur berlian donat untuk pengurangan oklusal 2 mm. (c) Bur diamond meruncing
halus untuk reduksi mesial dan distal. (d) Bur diamond ujung bulat yang
meruncing kasar untuk reduksi bukal dan lingual, menciptakan margin talang. (e)
Bur diamond ujung bulat meruncing halus untuk tepi bulu melingkar 2 mm di
bawah margin gingiva. (f) Donat diamond bur untuk memeriksa kedalaman
reduksi oklusal. (g) Pasien menggigit gulungan kapas sampai semen mengeras.
(h) Memeriksa oklusi dengan kertas artikulasi. (i) Menyesuaikan oklusi dengan
batu putih. (j) Mahkota gigi yang sudah dipreparasi setelah sementasi dan
pengecekan oklusi dengan kertas artikulasi. 1

2.7.2. Mahkota Gigi Tiruan Zirkonia

Mahkota gigi zirkonia (NuSmile; mahkota Sprig EZ, Sprig, Loomis, CA, USA;
Mahkota Cheng, Kinder Krowns) adalah keramik prefabrikasi yang sangat kuat dan
menawarkan mahkota gigi molar primer dengan cakupan penuh yang paling estetis
dan biokompatibel. Mahkota gigi ini memiliki bentuk anatomis dan bebas dari
logam. Margin serviks memiliki tepi pisau untuk menjaga kesehatan gingiva, dan
akumulasi plak berkurang dengan hasil akhir yang sangat halus. Keausan sebanding
dengan enamel alami. Tergantung pada perusahaan tempat mereka dibeli, mahkota
dapat disediakan dalam satu warna universal, dengan warna tambahan yang
ditambahkan ke permukaan servikal dan oklusal, atau dalam warna yang lebih
terang dan terang. Warna terang lebih mendekati warna A1 atau B1 dan biasanya
lebih cocok. Mahkota gigi yang lebih sempit pada bagian mesial-distal, dengan
desain "squished", untuk gigi geraham sulung pertama yang kehilangan ruang
karena karies dapat dibeli dari beberapa produsen (Gbr 2.35). Mahkota gigi zirkonia
tidak dapat dikerutkan dan tidak fleksibel. Kesesuaian pasif adalah wajib. Mencoba
memasang mahkota zirkonia dengan paksa akan mengakibatkan fraktur.
Penyesuaian dengan bur akan menyebabkan fraktur mikro, menghilangkan glasir,
atau menciptakan area yang lemah. Diperlukan perhatian yang cermat terhadap
persiapan gigi yang tepat. 1

41
Gambar 2. 35. Mahkota gigi tiruan zirkonia NuSmile untuk kehilangan ruang
mesial-distal dibandingkan dengan lebar mahkota gigi tiruan mesial-distal biasa. 1

Prosedur untuk Mahkota Zirkonia

Pemilihan ukuran dilakukan sebelum persiapan. Keuntungan estetika dapat


dihilangkan dengan mahkota yang terlihat terlalu besar. Pilihlah ukuran mahkota
yang tepat untuk ruang tersebut dan evaluasi hubungan oklusal. Pemilihan ukuran
dapat dilakukan dengan memegang mahkota zirkonia di sebelah gigi molar pertama
yang akan disiapkan atau dengan mahkota percobaan berwarna merah muda
NuSmile (Gbr 2.36 a, b). 1

Gambar 2. 36. (a) Membandingkan mahkota gigi tiruan zirkonia dengan gigi
molar primer untuk pemilihan ukuran. (b) Mahkota gigi tiruan zirkonia berwarna
merah muda untuk pemilihan ukuran. 1

42
Persiapan gigi untuk mahkota zirkonia membutuhkan lebih banyak waktu
daripada persiapan untuk SSC, sehingga mahkota ini tidak direkomendasikan untuk
anak-anak yang takut atau tidak dapat bekerja sama untuk prosedur yang lebih lama
tanpa obat penenang. Persiapannya mirip dengan mahkota yang sudah ada
sebelumnya. Metode yang baru-baru ini direkomendasikan untuk persiapan
mahkota gigi menggunakan potongan kedalaman. Potongan kedalaman
memberikan panduan visual untuk jumlah reduksi yang diperlukan dan akan
mengurangi waktu persiapan. 1
• Pengurangan oklusal: Ujung bur diamond digunakan untuk mengurangi
oklusal bukal dan lingual hingga kedalaman alur sentral, mempertahankan
kemiringan bukal dan mengikuti kontur oklusal alami (Gbr 2.37a). Alur
tengah dikurangi sekitar 0,5 mm (Gbr 2.37b). 1
• Pengurangan bukal dan lingual: Kurangi sepertiga oklusal bukal dan lingual
dari mahkota klinis (Gbr 2.37c). Pengurangan oklusal yang memadai akan
memungkinkan penempatan margin subgingiva yang cukup dan bidang
oklusal yang benar. Batas tepi gigi yang berdekatan dapat menjadi titik
referensi yang baik. 1
• Pemotongan kedalaman bukal dan lingual: Bur berlian tirus ujung bundar
yang kasar digunakan untuk membuat potongan pemandu untuk kedalaman
preparasi hingga kedalaman sekitar 0,5 mm (Gbr 2.37d). Potongan
kedalaman memastikan pengurangan tonjolan bukal mesial yang memadai
pada gigi molar pertama sulung. Pengurangan yang tidak memadai pada
area ini akan mengganggu kesesuaian. 1
• Pengurangan interproksimal: Irisan dibentuk dengan bur berlian ujung bulat
yang kasar hingga kedalaman sekitar 1mm, dimulai dari margin gingiva dan
membuka kontak interproksimal (Gbr 2.37e). Pengurangan interproksimal
lebih ekstensif daripada persiapan untuk SSC tradisional. Mahkota zirkonia
tidak lentur dan sedikit lebih tebal daripada SSC tradisional. Jika mahkota
gigi yang berdekatan dipasang, reduksi interproksimal akan jauh lebih
ekstensif. Persetujuan harus mencakup pulpotomi molar primer pertama,

43
karena paparan pulpa dapat terjadi sebagai akibat dari reduksi mesial dan
distal yang lebih dalam. 1
• Reduksi sirkumferensial: Potongan bukal dan kedalaman lingual diratakan,
menciptakan sebuah bahu (Gbr 2.37f). Sudut garis mesial dan distal
dibulatkan (Gbr 2.37g). Bahu dibuat pada garis gingiva (Gbr 2.37h). Bahu
memungkinkan visualisasi margin selama uji kecocokan. 1
• Uji kecocokan: Kecocokan mahkota harus diuji pada titik ini dalam
persiapan. Jika mahkota zirkonia terlalu besar, celah antara gigi dan
mahkota akan terlihat jelas. Mahkota gigi molar pertama kedua yang terlalu
besar di bagian distal dapat menyebabkan impaksi pada gigi molar
permanen pertama selama erupsi. 1
• Jika menggunakan mahkota gigi tiruan, mahkota percobaan digunakan
untuk uji kecocokan (Gbr 2.37i). Penggunaan mahkota percobaan berwarna
merah muda (NuSmile) akan menghindari kontaminasi mahkota zirkonia
dengan darah dan air liur. Mahkota percobaan berwarna merah muda dapat
disterilkan untuk penggunaan berulang. 1
• Pengurangan subgingiva: Bur berlian tirus yang halus dan berujung tipis
digunakan untuk menghilangkan bahu dan memperhalus margin hingga ke
tepi bulu 1-2 mm subgingiva ke persimpangan sementoenamel (Gbr 2.37j).
1

• Pemasangan tes akhir: Jika menggunakan mahkota zirkonia NuSmile,


mahkota uji coba ditempatkan pada preparasi. Jika pas, mahkota zirkonia
dengan ukuran yang sesuai akan disemen (Gbr 2.37k). 1
• Preparat yang telah selesai dibuat akan tampak bulat telur bila dilihat dari
1
oklusal. Semua sudut garis harus dibulatkan dan menyatu (Gbr 2.38).
Bidang oklusal gigi proksimal dievaluasi dengan mencoba (Gbr 2.39). 1

44
45
Gambar 2. 37. (a) Pengurangan cusp bukal dan lingual. (b) Pengurangan alur
tengah. (c) Pengurangan sepertiga oklusal lingual mahkota. (d) Potongan
kedalaman. (e) Irisan interproksimal dan pemotongan kedalaman dengan bahu. (f)
Pemotongan kedalaman yang rata. (g) Sudut garis interproksimal wajah / lingual
yang bulat. (h) Bahu yang dibuat pada margin gingiva. (i) Uji kecocokan dengan
mahkota percobaan berwarna merah muda. (j) Lepaskan bahu dan perpanjang
preparasi subgingiva ke tepi bulu. (k) Pemasangan tes akhir. Atas izin dari
NuSmile. 1

46
Masalah Umum dengan Persiapan

• Persiapan subgingiva yang tidak memadai. Margin haruslah berbentuk


seperti bulu tanpa adanya undercut dan tanpa tepian. Perpanjangan
subgingiva yang memadai sebesar 1-2 mm memastikan bahwa margin
mahkota tidak akan terpapar, margin gingiva yang sehat, dan retensi yang
lebih baik. Penggunaan bur berlian yang tipis dan halus untuk menghindari
maserasi jaringan. 1
• Persiapan yang tidak memadai di sekitar kerah servikal gigi. Pengurangan
yang tepat dengan langkah ini tidak hanya akan membuat preparasi menjadi
lebih kecil, tetapi juga memungkinkan penggunaan mahkota gigi yang
ukurannya lebih dekat dengan gigi asli. 1
• Pengangkatan tonjolan bukal mesial yang tidak memadai. 1
• Pengurangan interproksimal yang tidak memadai. Jaga agar bur tetap
vertikal dengan sumbu panjang molar untuk memastikan reduksi
subgingiva yang memadai. Bulatkan sudut garis dan dinding vertikal saat
menyatu ke arah oklusal. 1
• Bur yang miring untuk persiapan, bur harus vertikal setiap saat selama
persiapan. 1
• Bidang reduksi bukal dan lingual yang berbeda. Keduanya harus sedikit
menyatu ke arah oklusal. 1
• Pengikatan internal jika dinding vertikal tidak membulat di dekat oklusal. 1
• Mahkota zirkonia, analog dengan mahkota yang sudah ada sebelumnya,
memiliki kecocokan pasif dan ditempatkan dengan tekanan digital saja.
Pemasangan yang dipaksakan akan mematahkan mahkota zirkonia. Jika try-
in merah muda tidak digunakan selama persiapan dan oklusi tinggi, kerah
dapat dikurangi dengan bur berlian halus berkecepatan tinggi dengan
pendingin air yang berlebihan, karena panas yang berlebihan dapat
menyebabkan mikrofraktur zirkonia. Setiap penyesuaian dengan bur akan
menghilangkan glasir mahkota dan menciptakan area yang lemah dengan
keramik tipis. Setiap upaya untuk menyesuaikan mahkota zirkonia sangat

47
tidak dianjurkan. Pengurangan oklusal atau interproksimal tambahan pada
gigi molar pertama lebih baik daripada mencoba memperpendek mahkota
zirkonia. Jika melakukan beberapa mahkota, tabel oklusal harus
dipertahankan untuk menghindari hiperoklusi. 1

Sementasi

Bilas gigi secara menyeluruh, bersihkan semua air liur dan darah. Air liur akan
mengikat permukaan internal mahkota zirkonia dan menghalangi ikatan semen.
Tergantung dari pabrik pembuatnya, darah dapat terlihat melalui zirkonia;
hemostasis harus dicapai sebelum sementasi. Jika mahkota percobaan berwarna
merah muda tidak digunakan, bersihkan bagian dalam mahkota zirkonia dengan
alkohol, peroksida, Ivoclean (Ivoclar Vivadent, Schaan, Liechtenstein), atau
sandblast dengan aluminium oksida sebelum menempatkan semen. 1
Isi mahkota secara menyeluruh dengan resin- modified glass ionomer (RMGI) atau
semen GI untuk menghilangkan lubang (Gbr 2.38). Tempatkan mahkota gigi secara
subgingival dengan tekanan digital saja. Jangan biarkan pasien menggigit mahkota
hingga terjadi oklusi. Mahkota harus distabilkan dengan tekanan jari yang kuat
selama pemasangan semen; gerakan akan mengganggu perlekatan yang optimal
pada gigi, dan gaya hidrostatik semen dapat mengangkat mahkota zirkonia (Gbr
2.39). 1

Gambar 2. 38. Mengisi mahkota zirkonia sepenuhnya dengan semen untuk


menghilangkan rongga. 1

48
Gambar 2. 39. Tekanan digital yang menahan mahkota zirkonia di tempatnya
sampai semen mengeras. 1

Semen GI murni lebih murah daripada RMGI. Namun, karena segel tepi mahkota
zirkonia tidak mulus, semen GI murni dapat terdegradasi lebih cepat. Semen
karboksilat (3M-ESPE) juga telah berhasil digunakan. 1
Semen resin menghasilkan kebocoran mikro yang jauh lebih sedikit daripada GI
pada SSC, mahkota yang telah dipreparasi, dan mahkota zirkonia (Al-Haj & Farah,
2018). BioCem (NuSmile), semen bioaktif, secara kimiawi berikatan dengan gigi,
menciptakan ikatan yang kuat. Setelah mahkota gigi dipegang dengan tekanan
digital selama 15 detik, perawatan kilat selama 2-5 detik pada bagian bukal dan
lingual akan mengeraskan semen. Semen yang diekstrusi dapat dengan mudah
dihilangkan dari pinggiran mahkota dengan sendok atau penjelajah. Semen harus
dikupas ke arah gingiva untuk menghindari lepasnya mahkota. Perawatan ringan
terakhir adalah 60 detik. 1
Setelah sementasi, periksa oklusi dengan kertas artikulasi (Gbr 2.40a). Jika oklusi
tinggi, lebih baik untuk mengurangi kontak oklusal pada gigi molar pertama yang
berlawanan (Gbr 2.40b). 1
Dengan persiapan dan sementasi yang tepat, mahkota zirkonia menawarkan estetika
yang tak tertandingi (Gbr. 2.41). 1

49
Gambar 2. 40. (a) Memeriksa oklusi dengan kertas artikulasi. (b) Menyesuaikan
oklusi gigi molar pertama yang berlawanan. 1

Gambar 2. 41. (a) Mahkota gigi molar pertama pertama zirkonia di rahang atas
dibandingkan dengan mahkota gigi molar pertama pertama stainless steel di
rahang bawah. (b) Tampilan oklusal mahkota zirkonia gigi molar pertama primer
kanan rahang atas. (c) Tampilan oklusal mahkota zirkonia gigi molar pertama
kanan dan kiri rahang atas. 1
Ukuran mahkota, yang mungkin tercetak pada permukaan bukal atau lingual
mahkota, dapat dihilangkan dengan sendok atau pasta profilaksis kasar. Mahkota
zirkonia dapat diautoklaf untuk mensterilkan. 1
Meskipun SSC konvensional dapat digunakan untuk berbagai situasi klinis, dokter
gigi mungkin harus memilih antara mahkota zirkonia dan mahkota yang telah
dipreparasi pada situasi klinis yang berbeda, tergantung pada sifat fisik atau
karakteristik giginya (Tabel 2.1). 1

50
Tabel 2. 1 Mahkota yang telah dipreparasi versus mahkota zirconia

51
BAB III
KESIMPULAN
Keberhasilan restorasi gigi seri sulung yang mengalami pembusukan parah dapat
menjadi salah satu tantangan terbesar dalam kedokteran gigi anak. Pasien dengan
ECC memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk mengembangkan karies baru
dan kambuh. Sangat penting bagi dokter gigi untuk mengobati penyakit ini dan
tidak hanya pada giginya saja. Perawatan restoratif harus dimulai dengan perawatan
yang tepat di rumah. Teknik yang tepat dapat berhasil dicapai dengan perencanaan
dan pelaksanaan yang tepat.

52
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahuja V. Crowns for paediatric teeth : Stainless steel crown. 2021;3(1):20-
25.
2. Soxman JA. Handbook of Clinical Techniques in Pediatric Dentistry.; 2022.
doi:10.1002/9781118998199

53

Anda mungkin juga menyukai