Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-nya, sehingga buku Panduan Pengendalian Vektor Penyakit Instalasi Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong Kabupaten Bogor ini berhasil disusun.
Buku ini diharapkan mampu menjadi panduan bagi Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong
Kabupaten Bogor dalam pengendalian vektor penyakit, sehingga dapat mengurangi masalah
kesehatan masyarakat dan meminimalkan resiko terhadap lingkungan rumah sakit, sebagai
jasa pelayanan kesehatan berpotensi tinggi menimbulkan infeksi bagi lingkungan sekitar
rumah sakit.
Pengendalian vector penyakit yang tidak tepat dan tidak memadai dapat menimbulkan resiko
bagi kesehatan dan pencemaran lingkungan di rumah sakit. Dengan demikian pengendalian
vector penyakit sakit harus dikelola dengan tepat, sistematis serta dijadikan program pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Buku panduan pengendalian vector penyakit pada instalasi kesehatan lingkungan rumah sakit
ini dapat digunakan sebagai acuan dan memberikan panduan bagi petugas sanitasi maupun
petugas kesehatan lainnya di rumah sakit dalam upaya menyelenggarakan program
pengelolaan limbah rumah sakit.
Kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna untuk itu maka kami mengharapkan
masukan dan saran demi perbaikan pedoman pelayanan sanitasi dan kesehatan lingkungan
rumah sakit ini dari berbagai pihak.
DAFTAR ISI
NO JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
SK PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI KESEHATAN
LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
i
CIBINONG KABUPATEN BOGOR
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. LATAR 1
BELAKANG...............................................................
B. TUJUAN................................................................................... 2
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN......................................... 2
D. BATASAN OPRASIONAL..................................................... 2
E. LANDASAN HUKUM............................................................. 5
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT......................................
A. SEJARAH BERDIRINYA RUMAH SAKIT...........................
BAB III VISI, MISI RUMAH SAKIT.........................................................
A. VISI ..........................................................................................
B. MISI..........................................................................................
C. MOTTO.....................................................................................
D. JANJI LAYANAN....................................................................
E. TATA NILAI
(PRIMA).............................................................
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT............................
A. STRUKTUR ORGANISASI RSUD CIBINONG
B. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RSUD
CIBINONG......
BAB V STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI KESEHTAN
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
CIBINONG....................................................................................
A. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI.....................................
B. STRUKTUR ORGANISAI.......................................................
BAB VI URAIAN JABATAN.....................................................................
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI (TUPOKSI)
1. KEPALA INSTALASI KESEHTAN LINGKUNGAN......
2. SUB BAGIAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN............
3. SUB BAGIAN PENYEHATAN LINGKUNGAN.............
4. TIM TEKNIS LINGKUNGAN...........................................
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA.......................................................
A. SKEMA HUBUNGAN KERJA...............................................
B. HUBUNGAN KERJA..............................................................
C. TATA HUBUNGAN KERJA INTERNAL..............................
D. TATA HUBUNGAN KERJA EXTERNAL............................
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL........
A. POLA KETENGAAN..............................................................
B. KUALIFIKASI TENAGA.......................................................
C. JENJANG PENDIDIKAN.......................................................
D. KUALIFIKASI PENARIKAN CALON (RECRUITMEN)
DAN SELEKSI PEGAWAI
BARU..........................................
E. PENGEMBANGAN SDM.......................................................
F. PENGATURAN JAM KERJA.................................................
ii
G. JADWAL
KERJA.....................................................................
H. KEBUTUHAN TENAGA........................................................
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI............................................................
A. ORIENTASI.............................................................................
B. KEBIJAKAN
ORIENTASI.......................................................
C. TATA LAKSANA ORIENTASI..............................................
BAB X PERTEMUAN/ RAPAT................................................................
A. RAPAT RUTIN........................................................................
B. RAPAT INSIDENTIF..............................................................
BAB XI PELAPORAN ...............................................................................
A. FORM DAN PELAPORAN
KERJA........................................
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu hasil pembangunan dan upaya penunjang pembangunan
dalam bidang kesehatan merupakan sarana pelayanan umum, tempat berkumpulnya orang
sakit maupun orang sehat yang memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan,
gangguan kesehatan dan dapat menjadi tempat penularan penyakit. Untuk itu telah
dilakukan berbagai upaya penanggulangan dampak lingkungan rumah sakit.
Lingkungan yang sehat dan nyaman merupakan syarat utama bagi sebuah institusi
kesehatan, karena dengan lingkungan yang sehat akan tercipta lingkungan yang dapat
menunjang pemulihan kesehatan bagi pasien dan meningkatkan kinerja pegawai sehingga
dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan demikian akan meningkatkan pelayanan
yang lebih baik.
Kegiatan kesehatan lingkungan rumah sakit sangat penting dilakukan dalam rangka
menjamin mutu lingkungan rumah sakit yang mempunyai pengaruh terhadap proses
penyembuhan pasien dan sebaliknya, keadaan pasien juga mempengaruhi mutu
lingkungan rumah sakit. Pelayanan kesehatan lingkungan rumah sakit merupakan salah
satu bentuk kontribusi rumah sakit dalam rangka melestarikan lingkungan, disamping
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan bagi masyarakat
disekitar rumah sakit.
Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong yang merupakan rumah sakit rujukan di wilayah
Kabupaten Bogor, dimana dalam pelaksanakan kegiatan pelayanan kesehatannya berada
di area sekitar pemukiman penduduk. Selain itu di lingkungan Rumah Sakit Umum
Daerah Cibinong tidak hanya terdiri dari orang sakit saja, melainkan juga terdapat orang
yang sehat yaitu pengunjung dan petugas atau anggota karyawan Rumah Sakit Umum
Daerah Cibinong. Karena hal tersebut maka perlu dilakukan upaya penyehatan
lingkungan yaitu pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengendalikan
faktor-faktor yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tertentu. Oleh karena itu
Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong perlu melakukan upaya kesehatan
lingkungan/sanitasi.
Panduan pengelolaan limbah rumah sakit pada Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit yaitu suatu urutan proses sebagai bentuk perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), menggerakan (actuating), dan pengawasan atau pengendalian (controling)
dalam rangka penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit yang sesuai dengan
1
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang : “Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit”. Pelaksanaan kegiatan pengeloaan limbah rumah sakit pada
instalasi kesehatan lingkungan rumah sakit memerlukan keterlibatan semua unit dan
profesi yang ada di rumah sakit, dan juga dukungan dari pihak manajemen. Oleh sebab itu
buku panduan pengelolaan limbah rumah sakit pada Instalasi Kesehatan Lingkungan ini
disusun untuk memberikan panduan bagi petugas rumah sakit dalam menjalankan
kegiatan pengelolaan limbah di rumah sakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari Buku Panduan Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Pada Instalasi
Kesehatan Lingkungan ini adalah sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan
pengelolaan limbah di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, sebagai upaya
meningkatkan mutu lingkungan rumah sakit yang berpengaruh terhadap mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong.
2. Tujuan Khusus
Sebagai acuan di dalam pengelolaan limbah di Rumah Sakit Umum Daerah
Cibinong.
C. DEFINISI
1. Limbah Padat Non Medis :
Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar medis yang berasal
dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali
apabila ada tehnologinya.
2. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :
Limbah buangan yang memiliki sifat dan zat berbahaya sehingga perlu ada
pengelolaan khusus sebelum di buang.
3. Limbah Padat Medis :
Limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah beda
tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
4. Limbah Infeksius :
Limbah infeksius adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan
yang menggunakan bahan-bahan beracun.
5. Limbah Benda Tajam :
2
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung
atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum
hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah.
6. Limbah Jaringan Tubuh :
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh,
biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
7. Limbah Sitotoksik :
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
sitotoksik.
8. Limbah Farmasi :
Limbah farmasi adalah limbah yang berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat
yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat-obat bekas pasien atau bekas pemeriksaan.
9. Limbah Kimia :
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.
10. Limbah Radioaktif :
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
11. Limbah Cair :
Semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit, yang
kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif
serta darah yang berbahaya bagi kesehatan.
12. Limbah Gas :
Semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan pembakaran di rumah
sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan
obat citotoksik.
D. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
Dan Pengendalian Pencemaran Air;
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun;
3
8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2010 Tentang
Kriteria Dan Sertifikasi Bangunan Ramah Lingkungan;
9. Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas
Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan;
10. Peraturan Menteri PU Nomor 5/PRT/M/2008 Tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH);
11. Peraturan Menteri PUPR Nomor 02/PRT/M/2015 Tentang Bangunan Gedung Hijau;
12. Peraturan Menteri LHK Nomor P. 56 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Pengelolaan Limbah Di Fasyankes;
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.12/ Menlhk /Setjen /Plb.3/5 /2020 Tentang Penyimpanan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang :
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 373/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar
Profesi Sanitarian;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 Tentang
Pengelolaan Limbah Medis Fasilitas Pelayanan Kesehtan;
19. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1;
20. Pedoman Penerapan Perangkat Penilaian Bangunan Hijau Greenship Existing
Building Versi 1.0 Terbitan Tahun 2011 Dari Konsil Bangunan Hijau Indonesia
(Green Building Council Indonesia);
21. Pedoman Penerapan Perangkat Penilaian Bangunan Hijau Greenship New Building
Versi 1.2 Terbitan Tahun 2014 Dari Konsil Bangunan Hijau Indonesia (Green
Building Council Indonesia);
22. Pedoman Rumah Sakit Ramah Lingkungan Green Hospital Di Indonesia
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2018;
4
BAB II
RUANG LINGKUP
A. PENGERTIAN
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit
dalam bentuk padat, cair, dan gas.
1. Limbah Padat
Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
yang terdiri dari limbah medis padat dan non medis (limbah padat domestik).
Limbah padat medis merupakan limbah rumah sakit yang termasuk dalam ketegori
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Limbah padat (B3) rumah sakit di kelompokan menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
a. Limbah padat B3 Medis
Limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah beda
tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif,
limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang
tinggi.
1) Limbah Infeksius :
Limbah infeksius adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan,
gigi, veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian
atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun.
5
Limbah Benda Tajam :
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau
menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet
pasteur, pecahan gelas, pisau bedah.
Limbah Jaringan Tubuh :
Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan
cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.
Limbah Sitotoksik :
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin
terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan
atau tindakan terapi sitotoksik.
Limbah Farmasi :
Limbah farmasi adalah limbah yang berasal dari obat-obat
kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak
memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obat
bekas pasien atau bekas pemeriksaan.
Limbah Radioaktif :
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Limbah Kimia :
Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan
kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses
sterilisasi, dan riset.
b. Limbah Padat B3 Non Medis
Limbah Padat B3 Non Medis adalah jenis limbah B3 yang dihasilkan di rumah
sakit bukan dari hasil kegiatan non klinis seperti : baterai bekas, saringan oli
bekas, lampu bekas, baterai, cairan fixer dan developer, wadah cat bekas wadah
bekas bahan kimia, catridge printer bekas, motherboard komputer bekas, dan
lainnya.
2. Limbah Cair
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit, yang kemungkinan mengandung mikroorganisme pathogen,
bahan beracun, dan radioaktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan.
Limbah cair rumah sakit harus di olah dalam sistem pengolahan air limbah
sebelum di lepas ke badan sungai dan memenuhi standar bakumutu nya.
3. Limbah Gas
6
Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti insinerator, dapur, perlengkapan generator,
anastesi dan pembuatan obat citotoksik.
B. SASARAN
Sumber – sumber limbah yang ada di rumah sakit berasal dari :
- Ruang rawat inap - Ruang bersalin
- Ruang rawat jalan - Ruang haemodialisis
- Ruang / kamar bedah - Ruang / bagian laundry
- Ruang ICU - Ruang gizi ( pasien, karyawan )
- Ruang radiologi - Ruang perkantoran
- Ruang UGD - Ruang Laboratorium
- Ruang farmasi - Dll
C. FASILITAS
NO NAMA RUANGAN FUNGSI RUANG FASILITAS
1. TPS Limbah Domestik Tempat pembuangan limbah Gerobak sampah,
domestik wilbin
2. TPS Limbah B3 Tempat penyimpanan limbah Wilbin
B3 rumah sakit
3. IPAL Tempat Pengolahan limbah Biotank IPAL
cair rumah sakit
4. WTP Tempat pengolahan air bersih Filter tank
rumah sakit
5. Incinerator Tempat pengolahan limbah Drum, Mesin
padat B3 incenerator
C. ALAT KERJA
NO JENIS ALAT JUMLAH
1. Limbah Padat
a. Tempat Sampah Domestik 50
b. Tempat Sampah Kuning Infeksius 50
c. Tempat Sampah Ungu Sitotoksis 50
d. Tempat Sampah Merah Radio Aktif 50
e. Tempat Sampah Organik Anorganik Outdor 50
f. Wilbin Transportasi Limbah Domestik 50
g. Wilbin Transportasi Limbah B3 50
i. Drum Limbah 30
J Timbangan Digital 300kg 2
k. Hand Pallet 100 kg 1
l. Mesin Cacah Pelastik 1
m. Sekop 4
n. Pacul Garpu 2
o. Sapu Lidi 2
7
p. Sapu Ijuk 2
q. Pengki 2
2. Limbah Cair
a. pH Meter 4
b. Water Test Kit 2
D. BAHAN KERJA
NO NAMA BAHAN KETERANGAN
1. Botol Sampel Pengamanan Limbah
2. Clorin Pengamanan Limbah
3. Lakmus pH Pengamanan Limbah
4. Logo dan Simbol Identisa Limbah Pengamanan Limbah
5. Safety Box Pengamanan Limbah
6. Plastik Kuning Pengamanan Limbah
7. Plastik Coklat Pengamanan Limbah
8. Plastik Ungu Pengamanan Limbah
9. Plastik Merah Pengamanan Limbah
10. Clorin Pengamanan Limbah
11. Nutrisi Bakteri Limbah Cair Pengamanan Limbah
8
BAB III
TATA LAKSANA
A LIMBAH PADAT
.
1. IDENTIFIKASI JENIS LIMBAH
Identifikasi jenis limbah dilakukan dengan cara:
a. Identifikasi dilakukan oleh Instalasi Kesehatan Lingkungan dengan melibatkan unit
penghasil limbah di rumah sakit.
b. Limbah yang diidentifkasi meliputi jenis limbah, karakteristik, sumber, volume
yang dihasilkan, cara pewadahan, cara pengangkutan dan cara penyimpanan serta
cara pengolahan.
c. Hasil pelaksanaan identifikasi dilakukan pendokumentasian sebagai berikut :
1) Limbah Padat B3
Dengan karakteristik infeksius;
Benda tajam;
Patologis;
Bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan;
Radioaktif;
Farmasi;
Sitotoksik;
Peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi; dan tabung gas
atau kontainer bertekanan.
9
2) Limbah B3 non Medis
3) Limbah Domestik
d. Pengelompokan limbah
1) Limbah Infeksius
Darah dan cairan tubuh,
Limbah laboratorium yang bersifat infeksius,
Limbah yang berasal dari kegiatan isolasi,
serum,
plasma, dan
Semen,
Sekresi vagina,
Cairan serebrospinal,
Cairan pleural,
Cairan peritoneal,
Cairan perikardial,
Cairan amniotik, dan
Cairan tubuh lainnya yang terkontaminasi darah.
Tidak termasuk dalam kelompok cairan tubuh yaitu:
- Urin, kecuali terdapat darah,
- Feses, kecuali terdapat darah, dan
- Muntah, kecuali terdapat darah.
2) Limbah benda tajam
merupakan Limbah yang dapat menusuk dan/atau menimbulkan luka dan telah
mengalami kontak dengan agen penyebab infeksi, antara lain jarum hipodermis;
- Jarum intravena;
- Vial;
- Lanset (lancet);
- Siringe;
- Pipet pasteur;
- Kaca preparat;
- Skalpel;
- Pisau; dan
- Kaca.
3) Limbah patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan operasi,
otopsi, dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan, organ, bagian tubuh,
cairan tubuh, dan/atau spesimen beserta kemasannya.
4) Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang
berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
5) Limbah farmasi adalah limbah yang berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-
obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan
yang terkontaminasi, obat-obat bekas pasien atau bekas pemeriksaan.
6) Termasuk dalam kelompok Limbah sitotoksik yaitu Limbah genotoksik yang
merupakan Limbah bersifat sangat berbahaya, mutagenik (menyebabkan mutasi
genetik), teratogenik (menyebabkan kerusakan embrio atau fetus), dan/atau
10
karsinogenik (menyebabkan kanker).
- Genotoksik berarti toksik terhadap asam deoksiribo nukleat (ADN), dan
- Sitotoksik berarti toksik terhadap sel.
Beberapa contoh obat sitotoksik dari fasilitas pelayanan kesehatan antara lain:
1. Azathioprine; 39. Lomustine;
2. Azacitidine; 40. Melphalan;
3. Bleomycin; 41. Mercaptopurine;
4. Bortezomib; 42. Methotrexate;
5. Busulfan; 43. Methylthiouracil;
6. Capecitabine; 44. Metronidazole;
7. Carboplatin; 45. Mitomycin;
8. Carmustine; 46. Mitozantrone;
9. Chlorambucil; 47. Nafenopin;
10. Chloramphenicol; 48. Niridazole;
11. Chlornaphazine; 49. Oxaliplatin;
12. Chlorozotocin; 50. Oxazepam;
13. Cisplatin; 51. Paclitaxel;
14. Cladribine; 52. Paclitaxel, nab (nanoparticle
15. Ciclosporin; albumin bound);
16. Colaspase; 53. Pemetrexed;
17. Cyclophosphamide; 54. Procarbazine;
18. Cytarabine; 55. Phenacetin;
19. Dacarbazine; 56. Phenobarbital;
20. Dacarbazin; 57. Phenytoin;
21. Dactinomycin; 58. Procarbazine h
22. Daunorubicin; 59. Progesterone;
23. Dihydroxymethylfuratrizine; 60. Sarcolysn;
24. Docetaxel; 61. Semustine;
25. Doxorubicin; 62. Streptozocin;
26. Doxorubicin liposomal; 63. Raltitrexed;
27. Epirubicin; 64. Tamoxifen;
28. Etoposide; 65. Temozolomide;
29. Etoposide phosphate; 66. Teniposide;
30. Fludarabine; 67. Thioguanine;
31. Fluorouracil; 68. Thiotepa;
11
32. Fotemustine; 69. Treosulfan;
33. Ganciclovir; 70. Topotecan;
34. Gemcitabine; 71. Trichlormethine;
35. Hydroxyurea; 72. Valganciclovir;
36. Idarubicin; 73. Vinblastine;
37. Ifosfamide; 74. Vincristine; dan
38. Irinotecan; 75. Vinorelbine.
7) Limbah B3 non Medis
Limbah Padat B3 Non Medis adalah jenis limbah B3 yang dihasilkan di rumah
sakit bukan dari hasil kegiatan non klinis seperti : baterai bekas, saringan oli
bekas, lampu bekas, baterai, cairan fixer dan developer, wadah cat bekas wadah
bekas bahan kimia, catridge printer bekas, film rontgen, motherboard komputer
bekas, dan lainnya.
8) Limbah Domestik
Limbah domestik adalah jenis limbah hasil kegiatan perkantoran, dapur dan
bukan dari hasil kegiatan medis, seta tidak terkontaminasi zat berbahaya lainnya.
2. PEMILAHAN LIMBAH
Pemilahan limbah adalah upaya kegiatan yang dilakukan unit penghasil limbah,
adapun jenis-jenis limbah dipisahkan berdasarkan jenis dan kategori sebagai beriut:
a. Pemilahan limbah dilakukan dengan cara antara lain:
1) Pemilahan limbah dilakukan oleh unit penghasil limbah di rumah sakit
2) Memisahkan limbah berdasarkan jenis, kelompok, dan/atau karakteristik limbah.
3) Mewadahi limbah sesuai kelompok limbah.
b. Pewadahan limbah dilakukan dengan cara antara lain:
1) Menyimpan limbah menggunakan wadah limbah sesuai kelompok limbah;
2) Penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau wadah limbah sesuai
karakteristik limbah ; dan
3) Pemberian simbol dan label limbah pada setiap kemasan dan/atau wadah limbah
sesuai karakteristik limbah.
c. Warna kemasan dan/atau wadah Limbah
1) Merah, untuk Limbah radioaktif;
2) Kuning, untuk Limbah infeksius,Limbah patologis dan hasil kegiatan klinis;
3) Ungu, untuk Limbah sitotoksik;
4) Cokelat, untuk Limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan,
dan Limbah farmasi.
5) Hitam untuk Limbah Domestik
d. Simbol pada kemasan dan/atau wadah Limbah
12
NO KATEGORI WARNA KEMASAN LAMBANG KETERANGAN
WADAH
1 RADIOAKTI MERAH LIMBAH
RADIOLOGI
F
3. LIMBAH 9. LIMBAH
PADAT / CAIR PADAT
13
BERACUN MUDAH
MENYALA
f. Pengemasan Limbah
1) Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai kategori kantong
sesuai kategori Limbah.
2) Volume maksimal yang dimasukkan ke dalam wadah atau kantong Limbah
adalah 3/4 (tiga per empat) dari volume Limbah,
3) Penanganan (handling) Limbah harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindari tertusuk benda tajam, apabila Limbah benda tajam tidak dibuang
dalam wadah atau kantong Limbah sesuai kelompok Limbah.
4) Pemadatan atau penekanan Limbah dalam wadah atau kantong Limbah dengan
tangan atau kaki harus dihindari secara mutlak.
5) Penanganan Limbah secara manual harus dihindari. Apabila hal tersebut harus
dilakukan, bagian atas kantong Limbah harus tertutup dan penangannya sejauh
mungkin dari tubuh.
6) Penggunaan wadah atau kantong Limbah ganda harus dilakukan, apabila wadah
atau kantong limbah bocor, robek atau tidak tertutup sempurna
1. Limbah sesuai 4. Ikat tungal
jenis kelompok ujung pelastik
dengan ikatan
tunggal
14
2. Limbah ¾ dari 5. Tutup kembali
kapasitas wadah kemasan hingga
limbah rapat.
3. PENYIMPANAN LIMBAH
Penyimpanan limbah adalah upaya kegiatan yang dilakukan unit penghasil limbah,
kepada pihah pengumpul limbah (Instalasi Kesehatan Lingkungan).
a. Penyimpanan
Penyimpanan limbah di bagi menjadi 2 (dua), yaitu penyimpanan di ruangan dan
penyimpanan di TPS
1) Penyimpanan di ruangan
Penyimpanan limbah di ruangan ditentukan berdasarkan waktu penyimpanan dan
jenis limbah sesuai kelompok limbah. Adapun lama penyimpanan limbah
diruangan paling lambat 1 x 24 jam.
2) Penyimpanan di TPS LB3
Penyimpanan limbah di TPS limbah Bahan Berbaha Beracun (B3),
15
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
b. Wadir Pelayanan
b.1. Bidang Medik
b.1.1. Seksi Pelayanan Medik dan Pengembangan Medik
b.1.2. Seksi Penunjang Medik
b.2. Bidang Keperawatan
b.2.1. Seksi Asuhan Mutu dan Keperawatan
b.2.2. Seksi Penunjang Keperawatan
16
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI
INSTALASI KESEHTAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIBINONG
17
DIREKTUR
B. STRUKTUR ORGANISAI
1. Drektur : Selaku penaggung jawab kegiatan
kesehatan lingkungan
2. Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan : Selaku penanggung jawab Instalasi
kesehatan lingkungan
3. Sub Bagian Pemantauan Lingkungan : Selaku Sub pelaksana pemantauan
lingkungan
4. Sub Penyehatatan Lingkungan : Selaku Sub pelaksana Penyehatan
Lingkungan
5. Tim Pelaksana Teknis : Selaku pelaksana teknis dan operator
penyehatan lingkungan
BAB VI
URAIAN JABATAN
18
mempunyai fungsi sebagai berikut:
1 KEPALA INSTALASI KESEHTAN LINGKUNGAN
.
a. Memimpin, mengatur, dan mengendalikan kegiatan pelayanan Instalasi
Kesehatan Lingkungan.
b.
Membuat program rencana kerja dan kegiatan Instalasi Kesehatan Lingkungan.
c.
Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) Instalasi Kesehatan Lingkungan.
d. Mengkaji, merencanakan dan mengembangkan kesehatan lingkungan rumah
sakit.
e.
Melakukan analisa hasil kualitas lingkungan
f.
Membuat usulan kebutuhan kegiatan Instalasi Kesehatan Lingkungan
g. Melaksanakan pembinaan dan penilaian secara berkala kepada staf Instalasi
Kesehatan Lingkungan
h.
Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja lain.
i.
Melakukan evaluasi dan pengawasan kegiatan Instalasi Kesehatan Lingkungan
j.
Membuat laporan kegiatan Instalasi Kesehatan Lingkungan
k. Melaporkan evaluasi dan pengawasan kegiatan Instalasi Kesehatan Lingkungan
kepada Direktur Ruamah Sakit
l. Melaporkan hasil pemantauan dan pengelolaan lingkungan kepada Dinas
Lingkungan Hidup dan Dinas Kesehatan.
2 SUB BAGIAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
.
a. Pemantauan Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman RS
Melakukan Pemeriksaan Uji Laboratorium
- Angka kuman
- Udara / gas berbahaya
- Melakukan pemeriksaan udara ambien
- Melakukan pemeriksaan emisi udara
- Pencahayaan
- Suhu & kelembaban
- Kebisingan
- Kimia tanah
b. Pemantauan Penyehatan Makanan Dan Minuman
Melakukan pemeriksaan sampel makanan/minuman
Melaksanakan pemeriksaan usap alat makanan/minuman
19
Melakukan pemeriksaan rectal swab penjamah
c. Pemantauan Kualitas Air Bersih
Melakukan monitoring air bersih
Melakukan pemeriksaan air bersih
d. Pemantauan Pengelolaan Limbah RS
Melakukan pencatatan limbah padat
Melakukan pencatatan limbah cair
Melakukan pemeriksaan laboratorium limbah cair
Melakukan pemeriksaan laboratorium limbah emisi gas
e. Pemantauan Pengelolaan Linen
Melakukan uji pemeriksaan swab bakteri linen bersih
f. Pemantauan Disinfeksi Dan Sterilisasi
Melakukan pemeriksaan swab linen, alat dan ruang steril
g. Evaluasi Dan Laporan
Membuat laporan SPM
Membuat laporan UPL / UKL
Membuat laporan kualitas lingkungan
3 SUB BAGIAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
.
a. Melakukan Monitoring Dan Pengawasan Konstruksi Bangunan Halaman RS
Kebersihan
Konstruksi ruang bangunan
Fasilitas sanitasi
Sterilisasi dan desinfeksi ruang
Pengamanan radiasi
b. Penyehatan Air Bersih
Melaksanakan program Water Treatment Plant
c. Melakukan Pengelolaan Limbah
Melakukan pengelolaan limbah padat
Melakukan pengelolaan limbah cair
Melakukan pengamanan limbah gas
Melakukan program 3R limbah padat
20
d. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu
Melakukann suveilans vektor dan binatang pengganggu
SELURUH RUANGAN PELAYANAN
DIREKTUR RSUD CIBINONG
Melakukan pencegahan vektor dan binatang pengganggu
(USULAN DAN PELAPORAN)
DAN LINGKUNGAN RUMAH
SAKIT
Melakukan pengendalian vektor dan binatang pengganggu
INSTALASI KESEHATAN
Melakukan pemberantasan vektor dan binatang pengganggu
LINGKUNGAN
e. Melakukan Pengelolaan Desinfeksi Sterilisasi Ruang Dan Bangunan RS
f. Melakukan Pengamanan dan Perlindungan
PENYEHATAN PEMANTAUANRadiasi
LINGKUNGAN LINGKUNGAN BIDANG MEDIK
g. Melakukan Sosialisasi dan Promosi Kesehatan Lingkungan
(KOREKTIF) (PREFENTIF)
4 TIM TEKNIS LINGKUNGAN LABORATORIUM
TIM OPERATOR TEKNIS KESEHATAN
. (IPAL, TPS LB3) (UJI KUALITAS
PPTK
B. HUBUNGAN KERJA
NO JABATAN UNIT DALAM HAL
. KERJA/INSTANSI
1. Direktur RSUD Cibinong Program Kesling
2. Wadir Pelayanan RSUD Cibinong Program Kesling
21
3. Kepala Bidang Medik RSUD Cibinong Program Kesling
4. Kepala IPSRS RSUD Cibinong Program Pemeliharaan
5. Komite PPI RSUD Cibinong Program Kesling
6. Komite K3 RSUD Cibinong Program Kesling
7. Komite Mutu RSUD Cibinong Laporan Evaluasi
8. Dinas kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Laporan UPL/UKL
Bogor
9. BLH BLH Kab. Bogor Laporan UPL/UKL
10. BPT BPT Kab. Bogor Izinan Lingkungan
11. Lab Kesehatan Lingkungan Laboratorium Uji pemeriksaan kualitas
Kesehatan Kab.Bogor lingkungan
12. Pengelola limbah Jasa Pengolahan limbah Pengolahan limbah
23
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
A. POLA KETENGAAN
Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong Kabupaten
Bogor memberlakukan pola ketenagaan sebagai berikut :
NO. JABATAN KUALIFIKASI PERSONIL JUMLAH
1. Kepala Instalasi S1 Kesehatan Lingkungan 1
2. Kordinator Sub Pemantauan D3 Kesehatan Lingkungan 2
Lingkungan
3. Kordinator Sub Penyehatan D3 Kesehatan Lingkungan 2
Lingkungan
4. Pelaksana Teknis IPAL SMA (Bersertifikat Khusus) 2
5. Pelaksana Teksnis TPS SMA (Bersertifikat Khusus) 2
6. Pelaksana Teknis Sterilisasi dan SMA (Bersertifikat Khusus) 2
Disinfeksi
7. Pelaksana Pengendalian Hama SMA (Bersertifikat Khusus) 2
dan Vektor Penggangu
B. KUALIFIKASI TENAGA
1. Penanggung jawab kesehatan lingkungan adalah seorang tenaga yang memiliki
kualifikasi sanitarian serendah-rendahnya berijazah sarjana (S1) di bidang
kesehatan lingkungan, teknik lingkungan, biologi, teknik kimia, dan teknik sipil.
2. Pelaksana kesehatan lingkungan adalah seorang tenaga yang memiliki kualifikasi
sanitarian serendah-rendahnya berijazah diploma (D3) di bidang kesehatan
lingkungan dan memiliki Surat Tanda Registrasi (STR).
3. Memiliki pengetahuan terkait peraturan dan perundang – undangan tentang
penyelenggaraan kesehatan lingkungan di rumah sakit.
4. Tenaga sebagaimana dimaksud pada butir 1 dan 2, diusahaan mengikuti pelatihan
khusus di bdaing kesehatan lingkungan rumah sakit yang diselenggarakan oleh
pemerintah atau pihak lain terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
C. JENJANG PENDIDIKAN
1. Sanitarian :
Sanitarian merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah Profesi Kesehatan
Lingkungan.
2. Teknisi Sanitarian Utama (Technical Sanitarian) :
Teknisi Sanitarian Utama merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah
Diploma Tiga Penilik Kesehatan; atau Diploma Empat/Sarjana Terapan/Sarjana
Kesehatan Lingkungan/Ilmu Lingkungan/Teknologi Lingkungan/Teknik
Lingkungan/Teknik Sanitasi.
24
3. Teknisi Sanitarian Madya (Junior Technical Sanitarian) :
Teknisi Sanitarian Madya merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah
Diploma Tiga Ahli Madya Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan/Teknologi Sanitasi.
4. Teknisi Sanitarian Pratama (Assistent Technical Sanitarian) :
Teknisi Sanitarian Pratama merupakan Tenaga Sanitarian yang memiliki ijazah
Diploma Satu Kesehatan Lingkungan/Pembantu Penilik Hygiene.
5. Asisten Teknisi Sanitarian (Junior Assistent Technical Sanitarian) :
Asisten Teknisi Sanitarian merupakan orang yang memilki ijazah SMK (Sekolah
Menengah Kejuruan) Kesehatan Lingkungan/Sanitasi/ Plumbing.
25
Plumbing
Pengalaman Kerja : 1 Tahun Rumah Sakit
Pengetahuan : Memahami Peraturan Kesehatan Lingkungan
RS
E. PENGEMBANGAN SDM
Untuk meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi Kesehatan Lingkungan khususnya dan
RSUD Cibinong umumnya diperlukan pembinaan/ pengembangan kompetensi tenaga
Instalasi Kesehatan Lingkungan. Pembinaan/ pengembangan dilakukan melalui
pendidikan dan pelatihan.
Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah :
1. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan pelaksanaan tugas dan dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja
2. Menambah pengetahuan wawasan bidang pelayanan di Instalasi Kesehatan
Lingkungan dengan pelatihan dibidang kesehatan lingkungan.
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi pegawai di Instalasi Kesehatan Lingkungan
dilaksanakan melalui :
1. Internal trainning yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh RSUD
Cibinong setiap 3 bulan sekali
2. Eksternal trainning yaitu program yang diselenggarakan oleh pihak ke tiga
G. JADWAL KERJA
NO. JABATAN TANGGAL
1 2 3 4 5 6 7
1. Kepala Instalasi Kesehatan Lingkungan P P P P P L dst
2. Pelaksana Sanitasi P P P P P P dst
3. Pelaksana Teknis P S P S P L dst
H. KEBUTUHAN TENAGA
NO JENIS TENAGA KUALIFIKASI DAN JUMLAH TENAGA JUM
LAH
SARJAN DIII STM/
KES.MAS KESEHATAN SMA
KESEHATAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
26
1. Sanitarian Ahli 1 1
2. Sanitarian 4 4
Terampil
3. Petugas Teknis/ 2 4
Operator
Pengelolaan
(IPAL)
4. Petugas Sterilisasi 2 2
dan Disinfeksi
Ruang
5. Petugas Teknis/ 2 2
Operator
Pengelolaan
Limbah Padat
Medis Dan Non
Medis
6. Petugas Teknis 2 2
Pengendalian
Vektor
7. Petugas 1 1
Adminstrasi Dan
Logistik Sanitasi
Total Kebutuhan SDM 16
27
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
A. ORIENTASI
Kegiatan orientasi merupakan hal penting sebelum seseorang melakukan suatu kegiatan
untuk mendapatkan informasi dari lingkungan tugasnya, bertujuan agar cepat beradaptasi
dalam melaksanakan tugas. Pengertian orientasi adalah proses penyesuaian bagi pekerja
baru dilingkungan organisasi. Orientasi dapat diartikan sebagai usaha Rumah Sakit agar
pegawai atau karyawan baru dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan/iklim bisnis
suatu organisasi/ perusahaan.Sebelum karyawan atau pegawai ditempatkan pada
pekerjaannya, maka terlebih dahulu dilaksanakan orientasi. Kata oerientasi berasal dari
bahasa inggris “Orient” yang artinya mengatakan penyesuaian diri atau menyesuaikan
diri, bertujuan untuk:
1. Memperkenalkan karyawan baru untuk mengenal organisasi, tujuan organisasi,
struktur organisasi dan jajaran structural Rumah Sakit.
2. Menanamkan dalam diri pegawai baru agar mempunyai kesadaran dalam berperan
dan terlibat dalam organisasi yang jauh lebih besar dari pada kelompok kerjanya
sendiri.
3. Membuka peluang bagi pegawai baru untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan
mengenai perbagai pokok yang menyangkut dirinya.
4. Memberi kepada pegawai baru suatu pengarahan dasar yang diperlukannya untuk
berhasil dalam pekerjaannya.
5. Mengajarkan kepada pegawai baru bahan yang secukupnya dalam hal kebijakan dan
prosedur-prosedur organisasi agar terhindar dari berbagai kesalahan yang tidak perlu
terjadi pada awal masa kerjanya.
6. Mempekenalkan pegawai baru dengan berbagai fasilitas fisik di lingkungan Rumah
Sakit.
B. KEBIJAKAN ORIENTASI
1. Orientasi Pegawai Baru
Ada 2 (dua) jenis program orientasi, yaitu:
a. Orientasi Umum:
Merupakan materi-materi umum yang wajib diketahui oleh semua orang
sehingga dapat dilakukan pada saat bersamaan tanpa memandang posisi ataupun
peran dari masing-masing pesertanya, seperti : PPI, K3RS, BHD serta
dilaksanakan evaluasi melalui pre test dan post test.
28
b. Orientasi Khusus
Merupakan materi-materi khusus terkait dengan bagian atau bidang tertentu
yang wajib diketahui oleh orang-orang dalam bagian atau bidang tersebut,
termasuk didalamnya keterampilan-keterampilan yang wajib dikuasai sesuai
dengan kompetensi dan profesi masing-masing.
Setiap peserta orientasi wajib mengikuti semua materi yang diberikan secara penuh
untuk dapat memahami dan menjalankan sesuai dengan arahan yang sudah diberikan
dengan baik dan benar.
Orientasi Umum dikelola dan diselenggarakan oleh Instalasi Diklat dengan lama
waktu pelaksanaan selama 3 (tiga) hari berturut-turut dengan metode tatap muka di
ruang kelas, sesuai jadwal yang sudah diatur sebelumnya.
Orientasi Khusus dikelola dan diselenggarakan oleh unit/ instalasi/ bagian/ bidang
terkait, dibawah pengawasan dan persetujuan dari kepala unit/ instalasi/ bagian/
bidang, dimana masing-masing bidang.
29
penempatan dan fungsi kerja pegawai baru.
b.2. Uraian tugas dan wewenang sesuai dengan posisi penempatan di
Instalasi/bagian/bidang
b.3. Pengenalan alat dan ruangan
b.4. Pengenalan struktur organisasi unit kerja
b.5 Pengenalan APD
c. Orientasi Lapangan berupa pengenalan lingkungan Rumah Sakit meliputi
seluruh Instalasi dan ruang rawat baik rawat jalan maupun rawat inap dan ruang
penunjang serta ruangan lain yang terkait.
2. Waktu Pelaksanaan
Orientasi dilaksanakan dalam dua periode:
a. Orientasi Umum
Proses orientasi dalam kelas diberikan selama tiga hari dengan muatan visi misi,
budaya dan nilai-nilai kerja, aturan kepegawaian, kesehatan dan keselamatan
kerja, jenis pelayanan dan teknologi/alat penunjangnya, pengenalan
pengelolaan/operasional SMF, pelayanan prima.
b. Orientasi Khusus
Dilaksanakan pendampingan selama satu bulan, langsung ditempat kerja
pegawai baru tersebut ditempatkan dan akan dievaluasi sesudah tiga bulan
bekerja.
30
Rumah Sakit
3 Hand Hygiene 60 PPI
4 Keselamatan Pasien (Patient Safety) dan 60 PMKP
peningkatan mutu layanan
5 Persiapan orientasi khusus Hari ke 3 Kepala Instalasi
- Jadwal Kesehatan
- Instrumen (buku harian fungsional) Lingkungan
- Laporan akhir orientasi
Orientasi Khusus Menit Narasumber
1 SPO (standar prosedur operasional) 60 Kepala Instalasi/
bagian/bidang
2 Pengenalan lingkungan 60
Instalasi/bagian/bidang
3 Uraian tugas dan wewenang 60
4 Penugasan dan pendelegasisn 60
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
A. Rapat Rutin
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu : Jum’at , Minggu ke I
Jam : 14.00 wib - selesai
Tempat : Instalasi Kesehatan Lingkungan
Peserta : Seluruh Staf
B. A. Rapat Insidentif
Rapat insidentif diselenggarakan pada :
Waktu : Ditentukan
Jam : Ditentukan
Tempat : Ditentukan
Peserta : Ditentukan
Materi : Ditentukan
Kelengkapan rapat : undangan daftar hadir, notulen rapat, laporan, rekomendasi
kepada pimpinan.
31
BAB XI
PELAPORAN
32
17 Foto Dokumentasi Kegiatan Dokumen 12 Bulan
.
18 Evaluasi Dokumen 1 tahun
.
LAMPIRAN
PEDOMAN ORGANISASI INSTALASI
KESEHATAN LINGKUNGAN
33