Anda di halaman 1dari 6

DENTAL SIDE TEACHING

PULPEKTOMI NONVITAL GIGI 75 DENGAN


DIAGNOSA NEKROSIS PULPA

Oleh :

OVY PRIMA DAMARA

1311411002

Dosen Pembimbing :

Drg. Sri Ramayanti, Sp.KGA

DEPARTEMEN PEDODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
2018

A. Data Identitas Sosial Pasien


Nama Mahasiswa : Ovy Prima Damara
No. Pokok : 1311411002
Pembimbing : drg. Sri Ramayanti, M.DSc, Sp. KGA
Nama Pasien : Fatira Indria Syafitri
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jalan Purus 3
Elemen Gigi : 75

ANAMNESIS
Pemeriksaan Subjektif
1. Chief Complain
Pasein datang dengan keluhan gigi geraham bawah kanan dan kiri berlubang dan ingin
ditambal.
2. Present Illness
Gigi geraham kiri dan kanan pasien disadari berlubang sejak 1 tahun yang lalu. Gigi
geraham kiri bawah diakui pasien pernah sakit berdenyut pada malam hari, dan gusi
pasien bengkak. Pasien tidak pernah mengobati giginya ke dokter gigi.
3. Past Dental History
Pasien belu pernah datang ke dokter gigi. Pasien menyikat gigi 2 kali sehari pagi dan
sore.
4. Past Medical History
Pasien tidak pernah di rawat di rumah sakit Pasien dicurigai tidak menderita penyakit
sistemik, dan tidak pernah mengkonsumsi obat dalam jangka waktu panjang.
5. Family History
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat penyakit sitemik
6. Social History
Pasien seorang siswa sekolah dasar kelas II SD, sehari-hari pasien tinggal bersama orang
tua. Pasien suka mengkonsumsi es krim, biskuit dan minum susu dua kali sehari. Pasien
jarang mengonsumsi buah dan sayur

B. Pemeriksaan Objektif
Gambaran klinis gigi 75
Elemen gigi : karies profunda pada gigi 55
Sondasi :(-)
Perkusi :(-)
Palpasi : terdapat fistula pada bagian bukal
Termal :(-)
Tes Bur :(-)
Mobility :(-)
C. Pemeriksaan Penunjang (Radiografi)

D. Diagnosis
Karies dengan pulpa terbuka
E. Rencana Perawatan
1. Pulpektomi non vital pada gigi 75
2. Restorasi pasca endodonti : SSC

F. Prognosis
Good prognosis, tidak terdapat fraktur horizontal maupun vertikal pada akar gigi
dan dari rontgen benih gigi permanen masih jauh untuk erupsi. Pasien kooperatif untuk
datang berulang dan oral hygine pasien cukup baik
G. Penatalaksanaan

Alat Bahan

Diagnostic set NaOCl 0,5%

Bur Set Cotton Roll

Endometer Aquadest

Jarum Miller Cotton Pellet

Jarum Ekstirpasi GIC lining

Spuit irigasi Paper Point

K-File Calsium Hidroksida

Plastis instrument Caviton

Semen spatle Fletcher

Glass lab Eugenol

Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi dan menghitung panjang kerja.

Panjang gigi sebenarnya : panjang gigi pada RO foto ( ) X panjang mahkota klinis ( )

Panjang mahkota pada RO foto ( )

Panjang gigi 65 : Mesial : 13 mm x 9 mm = 11, 7 mm


10 mm
Distal : 15 mm x 9 mm = 13, 5 mm
10 mm
Panjang kerja gigi 65 : Mesial : 9,7 mm
Distal : 11,5 mm
Panjang kerja = panjang gigi sebenarnya (55) – 2mm

Kunjungan Ke I
1. isolasi daerah kerja
2. Preparasi kamar pulpa
a. Outline form, akses preparasi dari oklusal dengan menggunakan bur bulat
b. Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung dentin
c. Buka kamar pulpa dan buang atap kamar pulpa dengan bur bulat
d. Haluskan dinding kavitas dengan bur silindris
e. Buang isi kamar pulpa dengan ekscavator
f. Cari orifis dengan jarum miller (smooth broach) sekaligus untuk mengetahui arah
dan keadaan saluran akar
g. Semua tahapan preparasi kamar pulpa akan mempengaruhi preparasi pada saluran
akar. Irigasi sesering mungkin dengan chlorheksidine.
h. Preparasi kamar pulpa selesai.
3. Preparasi saluran akar
a. Pasang stoper sesuai panjang kerja
b. Gunakan jarum ekstirpasi untuk mengeluarkan isi pulpa dari kamar pulpa dan saluran
akar dengan diputar 360 derajat kemudian ditarik keluar.
c. Irigasi sesering mungkin setiap pergantian alat dengan clorheksidin. Jangan
menyemprotkan udara kedalam kavitas karena akan mendorong debris ke arah apeks
d. Preparasi saluran akar dengan file. Mulai dari ukuran 6 dan diakhiri no 25. Pada gigi
sulung, preparasi dilakukan hanya untuk mengangkat jaringan pulpa dan
menghaluskan dinding saluran akar, bukan memperluas saluran akar.
e. Irigasi dengan NaoCl 0,5% dan aquadest, keringkan dengan cotton pellet dan paper
point
4. Sterilisasi saluran akar
a. Pastikan kavitas dan saluran akar telah benar-benar kering
b. Aplikasikan Calsium Hidroksida kedalam saluran akar sampai pada batas orifis
c. Letakan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan kapas kering
d. Tutup dengan tambalan sementara
e. Cek oklusi dengan articulating paper

Kunjungan Ke II
1. Bongkar tambalan sementara
2. Keluarkan kapas kering dan cotton pellet
3. Tanya keluhan pasien dan cek perkusi dan palpasi
4. Periksa apakah dari kavitas ada tercium bau busuk, ada atau tidaknya lendir dan
darah, dengan memasukkan paper point kedalam kavitas. Jika hal tersebut tidak ada
menandakan bahwa saluran akar sudah bersih dan steril dan dapat dilakukan obturasi.
5. Lakukan obturasi dengan fletcher dan eugenol (1:1) yang langsung dimasukan
kedalam saluran akar dengan spuit yang telah disediakan pabrik, lakukan obturasi
hingga orifis sampai pada 1/3 kamar pulpa
6. Tutup gic lining dan caviton
7. Cek oklusi dengan articulating paper
8. Lakukan foto rontgen untuk melihat hasil obturasi
Kunjungan Ke III
1. Kunjungan ketiga dilakukan 1 minggu setelah obturasi.
2. Tanyakan apakah ada keluhan, kemudian cek kembali perkusi dan palpasi.
3. Lakukan rontgen foto kembali sebagai rontgen control

Anda mungkin juga menyukai