Oleh:
Harika Ixzarina
NPM. 160421230006
Dosen Pembimbing:
20
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
BAB II
BAHAN DAN METODE.................................................................................................... 3
BAB III
HASIL ................................................................................................................................ 6
BAB IV
PEMBAHASAN................................................................................................................ 10
BAB V
KESIMPULAN................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 15
LAMPIRAN JURNAL
20
BAB I
PENDAHULUAN
Asma adalah patologi pernapasan kronis pada masa kanak-kanak yang menyebabkan
penurunan kualitas hidup yang signifikan [1]. Di Spanyol, sekitar 10% anak-anak menderita
asma, 85% di antaranya memiliki etiologi alergi. Gejala dominan obstruksi jalan napas
terkait asma adalah batuk, mengi, dan gangguan pernapasan, namun gejala ini bervariasi
seiring waktu dan intensitas. Penyebab terjadinya asma bersifat multifaktorial [2].
Pada anak-anak dan remaja, asma menyebabkan keterbatasan dalam aktivitas sehari-
hari, aktivitas fisik, aktivitas rekreasi, dan kegiatan sekolah, bahkan mengganggu tidur [3].
Pasien asma juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit gigi. Manifestasi oral yang
utama pada anak yang mengalami asma adalah munculnya erosi gigi, kandidiasis oral, dan
peningkatan prevalensi karies dan patologi gingiva. Etiologi manifestasi ini sebagian berasal
dari obat yang diminum untuk mengobati asma. Ketika prevalensi asma meningkat,
pengobatan asma dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi di seluruh dunia [4,5].
Penggunaan alat untuk menilai maloklusi dan dampak psikososialnya menjadi
semakin umum karena para ahli menyadari pentingnya mengukur kualitas hidup terkait
kesehatan mulut (OHRQoL) ketika melakukan studi klinis. Hal ini menyebabkan peningkatan
jumlah dan penggunaan instrumen khusus untuk menilai OHRQoL, yang memberikan
informasi penting untuk menilai kebutuhan pengobatan [6,7].
Faktor-faktor yang mempengaruhi pasien untuk memulai perawatan ortodontik untuk
memperbaiki maloklusi terutama adalah faktor estetik pada gigi dan wajah. Kesadaran bahwa
penampilan wajah mempengaruhi OHRQoL telah meningkatkan permintaan akan perawatan
ortodontik [8]. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipublikasikan, koreksi maloklusi
sangat meningkatkan OHRQoL pada anak-anak [9,10].
Hanya sedikit penelitian yang mengeksplorasi pengaruh asma terhadap OHRQoL dan
kebutuhan perawatan ortodontik pada anak-anak. Menurut literatur ilmiah, tidak ada
hubungan yang signifikan secara statistik antara kedua variabel [11,12].
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kebutuhan perawatan
ortodontik pada anak penderita asma usia 11 hingga 14 tahun (inklusif) serta untuk
mengevaluasi OHRQoL mereka. Tujuan kedua adalah untuk mempelajari pengaruh jenis
kelamin dan usia peserta terhadap tujuan utama. Peneliti berhipotesis bahwa anak-anak
20
penderita asma dengan maloklusi yang lebih parah akan memiliki OHRQoL yang lebih
buruk.
Hasil penelitian ini dapat dikontribusikan pada pengembangan rencana ortodontik
preventiv pada populasi remaja penderita asma. Penanganan maloklusi secara dini sangat
penting untuk mengurangi keparahan maloklusi di masa depan dan akan memungkinkan para
peneliti mengamati maloklusi pada populasi remaja penderita asma. Dalam hal ini, dokter
spesialis dapat mengetahui OHRQoL pada pasien remaja yang asma.
Sejauh pengetahuan kami, tidak ada penelitian yang dipublikasikan mengenai evaluasi
pengaruh perawatan orthodontic pada OHRQoL di anak-anak penderita asma.
20
BAB II
BAHAN DAN METODE
20
peserta bisa meningkat menjadi 151 jika kita menambahkan 10,0% loss prevention. Jumlah
sampel yang dikumpulkan adalah 140 anak, yang memenuhi perkiraan minimum [14].
20
2.5 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan IBM-SPSS Statistics versi 25 (IBM, Armonk, NY, USA)
untuk melakukan analisis statistik terhadap hasil penelitian. Kami melaporkan hasil yang
diperoleh sebagai nilai rata-rata dan deviasi standar. Penelitian ini menggunakan uji-t Student
dan analysis of variance (ANOVA) untuk menganalisis hasilnya. Penelitian ini menganggap
hasilnya signifikan ketika p <0,05 dan sangat signifikan ketika p <0,01.
20
BAB III
HASIL
20
Studi ini menyimpulkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang
signifikan secara statistic pada OHRQoL (Tabel 2).
Faktor usisia memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap OHRQoL.
Berhubungan dengan gejala oral (p <0,01), keterbatasan fungsional (p <0,05), dan skor total
CPQ-Esp11-14 (p <0,05), terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik menurut usia.
Pada katagori usia maupun skor total, kelompok pasien berusia 11 tahun menunjukkan
dampak paling negatif terhadap perlunya perawatan ortodontik pada tes OHRQoL peserta
(gejala oral:8,15 ± 1,42; keterbatasan fungsional: 11,88 ± 1,62; skor total: 48,25 ± 5,78). Pada
semua kelompok umur,gejala oral mendapat skor terendah, namun kesejahteraan sosial
mendapat skor paling negative dari kategori yang diuji.
Berdasarkan gejala oral, anak usia 11 tahun mendapat skor lebih tinggi (8,15 ± 1,42)
dibandingkan anak usia 14 tahun (6,95 ± 1,10). Berdasarkan keterbatasan fungsional, anak
berusia 11 tahun menunjukkan dampak paling negatif dari perlunya perawatan ortodontik
terhadap oral quality of life mereka (11,88 ± 1,62) dibandingkan dengan anak usia 13 tahun,
yang mengalami pengaruh paling sedikit (10,90 ± 1,42).
20
Berdasarkan skor total kuesioner CPQ-Esp11–14, anak usia 11 tahun memiliki skor
total tertinggi (48,25 ± 5,78) dibandingkan dengan anak usia 13 tahun yang memiliki skor
total terendah (44,97 ± 4,26) (Tabel 3). Berdasarkan hasil tersebut, kami menyimpulkan
bahwa kebutuhan perawatan ortodontik memberikan dampak paling negative di indeks
OHRQoL pada pasien yang lebih muda.
Dalam analisis lain, penelitian ini mengevaluasi usia dengan mengelompokkan jumlah
sampel ke dalam dua kelompok: 11–12 tahun dan 13–14 tahun. Berdasarkan gejala oral (p
<0,01), keterbatasan fungsional (p <0,05), dan skor total kuesioner (p <0,05), kelompok yang
lebih muda
mendapat skor yang jauh lebih tinggi pada kesejahteraan emosional (p <0,05) seperti yang
diharapkan, sedangkan kelompok pasien berusia 13-14 tahun mendapat skor lebih rendah.
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4, pasien yang lebih muda diberi skor lebih tinggi
dibandingkan pasien yang lebih tua, yang berarti mereka memiliki nilai OHRQoL yang lebih
buruk secara keseluruhan dibandingkan pasien yang lebih tua.
20
3.4 Korelasi Kebutuhan Perawatan Ortodontik dengan Kesehatan Rongga Mulut
Dikaitan dengan Kualitas Hidup
Saat menganalisis bagaimana tingkat keparahan kebutuhan perawatan ortodontik
mempengaruhi OHRQoL, kami mengamati perbedaan yang signifikan secara statistik (p
<0,01) di semua kategori OHRQoL dan skor total dari kuesioner CPQ-Esp11–14.
Pasien dengan skor tertinggi pada kuesioner memiliki maloklusi paling parah. (grade
5 pada IOTN) dan OHRQoL paling rendah.
Pasien dengan tingkat keparahan maloklusi yang lebih rendah (Grade 1-2 dan 3 pada
IOTN) diberi skor lebih rendah untuk gejala oral dan keterbatasan fungsional. Kategori
dengan skor tertinggi (yaitu, dampak terburuk pada OHRQoL) adalah kesejahteraan sosial
pada pasien dengan maloklusi yang sangat parah (Grade 5) (17,80 ± 1,63).
Skor rata-rata untuk semua variabel meningkat seiring dengan grade IOTN, terutama
pada grade 4. Dengan demikian, semakin besar kebutuhan perawatan ortodontik (semakin
tinggi grade IOTN), OHRQoL semakin buruk (Tabel 5).
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Penulis melakukan penelitian ini untuk mewakili populasi anak penderita asma di
Salamanca, Spanyol, dan salah satu kekuatan utamanya adalah jumlah sampel pasien anak
termasuk dalam rentang usia yang disyaratkan. Penelitian ini adalah studi pertama (yang
kami ketahui) yang dilakukan penulis untuk meneliti bagaimana kebutuhan perawatan
mempengaruhi OHRQoL pada populasi anak penderita asma yang berusia 11–14 tahun.
Para ahli telah mengembangkan beberapa indeks untuk mengidentifikasi kebutuhan
perawatan ortodontik pada populasi tertentu. Yang paling menonjol adalah Dental Aesthetic
Index (Dai); Decayed, Missing, Filled Teeth Index (DMFI); dan Index of Orthodontic
Treatment Need (IOTN) [26–28]. Instrumen yang berbeda untuk menganalisis quality of oral
life yang ada pada populasi anak, yang masing-masing telah divalidasi dan digunakan pada
peserta yang rentang usianya berbeda; selain itu, masing-masing indeks terdiri dari sejumlah
item yang berbeda. Yang paling populer adalah Child Perception Questionnaire (CPQ),
Child Oral Impact Daily Performance (Child-OIDP), Child Oral Health Impact Profile
(COHIP), dan Early Childhood Oral Health Impact Scale (ECOHIS) [23,24,29–31]. Dalam
penelitian ini, kami menggunakan CPQ karena merupakan salah satu kuesioner yang paling
banyak digunakan dalam penelitian ortodontik
di anak-anak dan memungkinkan perbandingan hasil studi ini dengan hasil serupa yang telah
dijelaskan pada studi yang dipublikasikan. Ada dua versi CPQ, versi pertama digunakan
untuk anak berusia 8–10 tahun (CPQ8–10) dan yang kedua digunakan untuk anak berusia
11–14 tahun (CPQ11–14) [23,24]. Untuk menganalisis quality of oral life dan kebutuhannya
terhadap perawatan ortodontik, kami menggunakan Child Perception Questionnaire versi
bahasa Spanyol (CPQ-Esp11–14) dan Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN). Kedua
kuesioner ini telah digunakan pada penelitian yang berbeda [19,20,32-36].
20
Dalam kebanyakan kasus, para ilmuan mengembangkan instrumen yang digunakan
untuk mengukur OHRQoL sebagai kuesioner yang dikelola sendiri, dan terdiri dari
serangkaian pertanyaan yang mencakup aspek yang berbeda dari OHRQoL [37]. Peneliti
merekomendasikan penggunaan versi yang lebih singkat dari Kuesioner CPQ11–14, yang
telah divalidasi, dan para ahli telah menyimpulkan bahwa CPQ 11-14 juga merupakan alat
yang valid untuk mengukur OHRQoL pada anak-anak [38-41].
Komponen kesehatan gigi merupakan alat yang berguna untuk menentukan prioritas
kebutuhan perawatan ortodontik. Komponen ini dibenarkan karena semakin banyak pasien
mengalami kelainan maloklusi secara fisiologis, semakin besar masalah kesehatan rongga
mulutnya. Kami menggunakan IOTN untuk menilai derajat maloklusi dan mengevaluasi
dampak estetikanya. Selain itu, dalam mengembangkan IOTN, para ahli hanya berpedoman
pada pendapat dari spesialis ortodontik saja; oleh karena itu, IOTN hanya disesuaikan dengan
kebutuhan obyektif perawatan ortodontik berdasarkan analisis para ahli [42-44].
Dalam penelitian ini, kami mengamati bahwa 62,2% anak-anak tidak memerlukan
perawatan ortodontik, sedangkan persentase sisanya, 37,8%, membutuhkan perawatan
ortodontik. Kami menemukan bahwa usia dan jenis kelamin bukanlah faktor yang
berpengaruh, Bellot-Arcís dkk.[45] juga menemukan hasil yanga sama di Valencia, Spanyol.
Para penulis melaporkan bahwa sebagian besar sampel, 80,8%, tidak memerlukan perawatan
ortodontik menurut IOTN. Namun, penulis mengembangkan penelitian ini pada populasi
orang dewasa tanpa patologi asma. Iranzo - Cortés dkk. [46] juga melakukan penelitian untuk
menilai kebutuhan perawatan ortodontik di Valencia, Spanyol. Mereka mengevaluasi anak-
anak berusia 12 hingga 15 tahun, dan sama halnya anak-anak berusia 12 tahun pada
penelitian kami, mereka tidak menemukan adanya pengaruh yang signifikan dari jenis
kelamin. Dalam kasus ini, 84,8% tidak memerlukan perawatan ortodontik. Saat
menganalisis OHRQoL menggunakan kuesioner CPQ11-14, terdapat perbedaan yang
signifikan secara statistik berdasarkan usia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ydo ÿgan
[47] berdasarkan kesejahteraan emosional, pada anak perempuan menunjukkan dampak yang
lebih buruk dari kebutuhan perawatan ortodontik terhadap nilai OHRQoL mereka (anak
perempuan: 13.3 ± 8.6; anak lakilaki: 11.0 ± 7.4). Sedangkan untuk kategori lainnya, penulis
tidak menemukan
perbedaan yang signifikan. Berdasarkan skor total kuesioner CPQ11–14, penulis melaporkan
skor yang lebih rendah pada (perempuan: 40,1 ± 20,0; laki-laki: 38,7 ± 19,9) dibandingkan
dengan penelitian ini (perempuan: 46,96 ± 5,15; laki-laki: 46,40 ± 4,93). Selain itu, penulis
20
menemukan bahwa kesejahteraan emosional memiliki skor tertinggi, sedangkan kami
menemukan bahwa kesejahteraan sosial memiliki skor tertinggi.
Dalam sebuah studi pada tahun 2013, Scapini dkk.[48] juga mengevaluasi pengaruh
maloklusi terhadap OHRQoL pada pasien anak berusia antara 11 dan 14 tahun. Dengan
menggunakan kuesioner CPQ11–14, mereka menemukan bahwa kategori dengan skor
tertinggi adalah gejala oral (3,7 ± 2,4), dan kesejahteraan sosial mendapat skor terendah (2,5
± 2,6). Dalam penelitian kami, hasilnya justru sebaliknya: kesejahteraan sosial (15,7 ±1,91)
memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan gejala oral (7,64 ± 1,39), yang
memiliki dampak paling kecil. Ketika menganalisis korelasi antara maloklusi dan OHRQoL,
para penulis melaporkan adanya pengaruh yang signifikan hanya pada kesejahteraan
emosional dan sosial; dalam penelitian kami, kami mengamati adanya pengaruh pada semua
kategori kuesioner. Poin sebelumnya ini sebagiannya dapat dibenarkan berdasarkan fakta
bahwa kami menggunakan indeks yang berbeda untuk menganalisis kebutuhan perawatan
ortodontik. Para penulis menemukan perbedaan ketika menganalisis jenis kelamin: anak
perempuan menunjukkan dampak yang lebih buruk dari kebutuhan perawatan ortodontik
terhadap nilai OHRQoL mereka. Temuan ini berlawanan dengan apa yang kami temukan,
namun kami mengamati adanya tren dimana anak perempuan menunjukkan pengaruh yang
lebih negatif di sebagian besar kategori pada kuesioner CPQ11–14 (kecuali untuk
kesejahteraan emosional) dan pada skor total kuesioner, namun perbedaannya tidak
signifikan secara statistik. Selain itu, para penulis tidak menjelaskan pengaruh usia yang
signifikan secara statistik.
Bittencourt dkk. [49] menjelaskan bahwa,berdasarkan gejala oral, keterbatasan
fungsional, kesejahteraan emosional, dan skor total kuesioner CPQ11-14, anak perempuan
menunjukkan dampak yang lebih buruk dari kebutuhan perawatan ortodontik terhadap nilai
OHRQoL mereka. Saat menganalisis pengaruh usia, para penulis tidak melaporkan
perbedaan yang signifikan, dan hal ini juga kami temukan.
Ydo ÿgan [47] melaporkan korelasi yang signifikan secara statistik antara dampak
negatif kebutuhan perawatan ortodontik terhadap kesejahteraan emosional dan sosial serta
skor total kuesioner CPQ11-14. Hal ini sesuai dengan temuan kami dan temuan penulis
lainnya [50,51].
Kragt dkk. [52] juga menyimpulkan bahwa terdapat bukti adanya hubungan terbalik
yang jelas antara tingkat keparahan maloklusi dan OHRQoL pada pasien anak. Mereka
menyimpulkan, berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan sebelumnya, bahwa anak-
anak berusia antara 11 dan 14 tahun kemungkinan besar mengalami dampak negatif
20
maloklusi terhadap nilai OHRQoL mereka. Selain itu, mereka menyimpulkan bahwa tidak
ada hubungan antara maloklusi dan OHRQoL pada kelompok usia yang lebih muda.
Dibandingkan dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya, Kolawole et al. [53]
melaporkan tidak ada pengaruh signifikan maloklusi terhadap OHRQoL anak-anak, yang
juga menggunakan kuesioner CPQ11-14. Berdasarkan hasil yang dijelaskan dalam penelitian
ini dan menurut literatur ilmiah saat ini [32,52], terdapat hubungan yang berbanding terbalik
antara tingkat keparahan maloklusi dan dampaknya terhadap OHRQoL pasien.
Heterogenitas antara hasil penelitian yang dipublikasikan sebagian dijelaskan oleh
metode yang digunakan masing-masing penulis ketika mengevaluasi maloklusi, usia
populasi, wilayah atau negara tempat penulis melakukan penelitian.
Keterbatasan penelitian ini adalah kami melakukannya pada kelompok umur tertentu,
yang dapat mempengaruhi hasil secara umum. Penelitian ini mengevaluasi anak-anak berusia
11 hingga 14 tahun karena para ahli hanya memvalidasi kuesioner CPQ11-14 untuk
kelompok usia ini. Mengevaluasi pasien bayi dalam rentang usia yang lebih luas akan lebih
informatif. Keterbatasan lain dari penelitian ini bahwa kami menganalisis pasien hanya dari
satu pusat; replikasi penelitian ini pada sampel klinis remaja di berbagai pusat kesehatan
dapat bermanfaat.
Hasil ini berkontribusi untuk memahami pentingnya perawatan maloklusi gigi di masa
anak - anak. Hasil dari kebutuhan objektif perawatan ortodontik ini dapat menjadi acuan
dalam perencanaan perawatan ortodontik pada pasien asma remaja. Menurut literatur ilmiah,
belum ada penelitian serupa yang dilakukan. Data dari penelitian ini tidak dapat memastikan
bahwa asma pada masa kanak-kanak merupakan faktor risiko untuk timbulnya atau
memburuknya maloklusi. Untuk menganalisis pengaruh asma terhadap variabel-variabel
yang dieksplorasi dalam penelitian ini, peneliti harus melakukan studi case-control dan
menganalisis apakah patologi ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebutuhan
perawatan ortodontik dan OHRQoL. Penggunaan kuesioner untuk mengevaluasi OHRQoL
pada pasien dapat meningkatkan OHRQoL pasien yang akan memulai pengobatan,
berdasarkan apa yang telah dijelaskan pada penelitian sebelumnya.
Di masa depan, peneliti harus fokus pada populasi dari berbagai usia dan menilai pengaruh
faktor pribadi selain jenis kelamin, usia, dan status sosial ekonomi ketika mengaitkan
kebutuhan perawatan ortodontik dengan OHRQoL.
20
BAB V
KESIMPULAN
Pada populasi anak yang menderita asma yang diteliti, usia dan jenis kelamin tidak
mempengaruhi kebutuhan perawatan ortodontik. Studi ini menemukan bahwa usia memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap OHRQoL, karena pasien yang lebih muda menunjukkan
dampak yang lebih negatif terhadap kebutuhan perawatan ortodontik terhadap OHRQoL
mereka melalui kuesioner CPQ11-14 . Kesejahteraan sosial merupakan kategori dalam
kuesioner CPQ11-14 yang mempunyai dampak paling besar, sedangkan gejala mulut
mendapat skor terendah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pasien asma remaja berusia 11-
14 tahun dengan maloklusi yang lebih parah akan mengalami dampak yang lebih buruk pada
OHRQoL mereka.
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Morales Suárez-Varela, M.M.; Jiménez López, M.C.; Llopis González, A.; García-
Marcos Alvarez, L. Study of the obsesity and overweight as a risk factor for asthma and
severity of the asthma in children of Valencia (Spain). Nutr. Hosp. 2005, 20, 386–392.
[PubMed]
2. Plaza-Martín, A.M.; Vennera, M.C.; Galera, J.; Herráez, L.; PREX Study Group.
Prevalence and clinical profile of difficult-to-control severe asthma in children: Results
from pneumology and allergy hospital units in Spain. Allergol. Immunopathol. 2014, 42,
510–517.
3. Velástegui, C.; Pérez-Canto, P.; Zárate, V.; Arenas, D.; Salinas, P.; Moreno, G.; Prado, F.
Impact of asthma among primary attention children. Rev. Med. Chile 2010, 138, 205–
212. [PubMed]
4. Thomas, M.S.; Parolia, A.; Kundabala, M.; Vikram, M. Asthma and oral health: A
review. Aust. Dent. J. 2010, 55, 128–133.[CrossRef] [PubMed]
5. Al-Dlaigan, Y.H.; Shaw, L.; Smith, A.J. Is there a relationship between asthma and dental
erosion? A case control study. Int. J. Paediatr. Dent. 2002, 12, 189–200.
6. Al-Bitar, Z.B.; Hamdan, A.M.; Al-Omari, I.K.; Naini, F.B.; Gill, D.S.; Al-Omiri, M.K. Is
self-harm among orthodontic patients related to dislike of dentofacial features and oral
health-related quality of life? Angle Orthod. 2022, 92, 240–246. [CrossRef]
7. Bellot-Arcís, C.; Montiel-Company, J.M.; Almerich-Silla, J.M. Psychosocial impact of
malocclusion in Spanish adolescents. Korean J. Orthod. 2013, 43, 193–200. [CrossRef]
8. Paes da Silva, S.; Pitchika, V.; Baumert, U.; Wehrbein, H.; Schwestka-Polly, R.;
Drescher, D.; Kühnisch, J.; Wichelhaus, A. Oral health-related quality of life in
orthodontics: A cross-sectional multicentre study on patients in orthodontic treatment.
Eur. J. Orthod. 2020, 42, 270–280. [CrossRef]
20
9. Javidi, H.; Vettore, M.; Benson, P.E. Does orthodontic treatment before the age of 18
years improve oral health-related quality of life? A systematic review and meta-analysis.
Am. J. Orthod. Dentofac. Orthop. 2017, 151, 644–655. [CrossRef]
10. Taylor, K.R.; Kiyak, A.; Huang, G.J.; Greenlee, G.M.; Jolley, C.J.; King, G.J. Effects of
malocclusion and its treatment on the quality of life of adolescents. Am. J. Orthod.
Dentofac. Orthop. 2009, 136, 382–392. [CrossRef]
11. Al Ali, A.; Richmond, S.; Popat, H.; Toma, A.M.; Playle, R.; Zhurov, A.I.; Marshall, D.;
Rosin, P.L.; Henderson, J. The influence of asthma on face shape: A three-dimensional
study. Eur. J. Orthod. 2014, 36, 373–380. [CrossRef] [PubMed]
12. Wenzel, A.; Höjensgaard, E.; Henriksen, J.M. Craniofacial morphology and head posture
in children with asthma and perennial rhinitis. Eur. J. Orthod. 1985, 7, 83–92. [CrossRef]
[PubMed]
13. von Elm, E.; Altman, D.G.; Egger, M.; Pocock, S.J.; Gøtzsche, P.C.; Vandenbroucke,
J.P.; STROBE Initiative. The Strengthening the Reporting of Observational Studies in
Epidemiology (STROBE) statement: Guidelines for reporting observational studies.
Lancet 2007, 370, 1453–1457. [CrossRef]
14. Carvajal-Urueña, I.; García-Marcos, L.; Busquets-Monge, R.; Morales Suárez-Varela, M.;
García de Andoin, N.; Batlles-Garrido, J.; Blanco-Quirós, A.; López-Silvarrey, A.;
García-Hernández, G.; Guillén-Grimaj, F.; et al. Geographic variation in the prevalence
of asthma symptoms in Spanish children and adolescents. International Study of Asthma
and Allergies in Childhood (ISAAC) Phase 3, Spain. Arch. Bronconeumol. 2005, 41,
659–666. [CrossRef] [PubMed]
15. Brook, P.H.; Shaw, W.C. The development of an index of orthodontic treatment priority.
Eur. J. Orthod. 1989, 11, 309–320. [CrossRef] [PubMed]
16. Negri, P.; Vena, F.; Lomurno, G.; Coniglio, M.; Cianetti, S.; Gatto, R.; Severino, M.
Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN) and distribution of malocclusion traits in a
population of growing patients attending a public orthodontic service in Perugia (Italy).
Eur. J. Paediatr. Dent. 2021, 22, 303–308.
17. Tolessa, M.; Singel, A.T.; Merga, H. Epidemiology of orthodontic treatment need in
southwestern Ethiopian children: A cross sectional study using the index of orthodontic
treatment need. BMC Oral Health 2020, 20, 210. [CrossRef]
18. Johnson, E.K.; Fields, H.W., Jr.; Beck, F.M.; Firestone, A.R.; Rosenstiel, S.F. Role of
facial attractiveness in patients with slight-toborderline treatment need according to the
20
Aesthetic Component of the Index of Orthodontic Treatment Need as judged by eye
tracking. Am. J. Orthod. Dentofac. Orthop. 2017, 151, 297–310. [CrossRef]
19. Manjith, C.M.; Karnam, S.K.; Manglam, S.; Praveen, M.N.; Mathur, A. Oral Health-
Related Quality of Life (OHQoL) among adolescents seeking orthodontic treatment. J.
Contemp. Dent. Pract. 2012, 13, 294–298. [CrossRef]
20. Feu, D.; de Oliveira, B.H.; de Oliveira Almeida, M.A.; Kiyak, H.A.; Miguel, J.A. Oral
health-related quality of life and orthodontic treatment seeking. Am. J. Orthod. Dentofac.
Orthop. 2010, 138, 152–159. [CrossRef]
21. Salinas-Martínez, A.M.; Hernández-Elizondo, R.T.; Núñez-Rocha, G.M.; Ramos Peña,
E.G. Psychometric properties of the Spanish version of the short-form Child Perceptions
Questionnaire for 11–14-year-olds for assessing oral health needs of children. J. Public
Health Dent. 2014, 74, 168–174. [CrossRef] [PubMed]
22. Del Carmen Aguilar-Díaz, F.; Foster Page, L.A.; Thomson, N.M.; Borges-Yáñez, S.A.
Differential item functioning of the Spanish version of the Child Perceptions
Questionnaire. J. Investig. Clin. Dent. 2013, 4, 34–38. [CrossRef] [PubMed]
23. Locker, D.; Jokovic, A.; Tompson, B.; Prakash, P. Is the Child Perceptions Questionnaire
for 11–14 year olds sensitive to clinical and self-perceived variations in orthodontic
status? Community Dent. Oral Epidemiol. 2007, 35, 179–185. [CrossRef] [PubMed]
24. Jokovic, A.; Locker, D.; Tompson, B.; Guyatt, G. Questionnaire for measuring oral
health-related quality of life in eight- to ten-year-old children. Pediatr. Dent. 2004, 26,
512–518.
25. Jokovic, A.; Locker, D.; Guyatt, G. Short forms of the Child Perceptions Questionnaire
for 11–14-year-old children (CPQ11–14): Development and initial evaluation. Health
Qual. Life Outcomes 2006, 4, 4. [CrossRef]
26. Moosazadeh, M.; Gorji, N.E.; Nasiri, P.; Shafaroudi, A.M. Comparison of decayed,
missing, filled teeth index between thalassemia major patients and control group in Iran:
A systematic review and meta-analysis. BDJ Open 2020, 6, 23. [CrossRef]
27. Cardoso, C.F.; Drummond, A.F.; Lages, E.M.; Pretti, H.; Ferreira, E.F.; Abreu, M.H. The
Dental Aesthetic Index and dental health component of the Index of Orthodontic
Treatment Need as tools in epidemiological studies. Int. J. Environ. Res. Public Health
2011, 8, 3277–3286. [CrossRef]
28. Ashari, A.; Mohamed, A.M. Relationship of the Dental Aesthetic Index to the oral health-
related quality of life. Angle Orthod. 2016, 86, 337–342. [CrossRef]
20
29. Goursand, D.; Paiva, S.M.; Zarzar, P.M.; Pordeus, I.A.; Grochowski, R.; Allison, P.J.
Measuring parental-caregiver perceptions of child oral health-related quality of life:
Psychometric properties of the Brazilian version of the P-CPQ. Braz. Dent. J. 2009, 20,
169–174. [CrossRef]
30. Slade, G.D.; Reisine, S.T. The child oral health impact profile: Current status and future
directions. Community Dent. Oral Epidemiol. 2007, 35, 50–53. [CrossRef]
31. Gherunpong, S.; Tsakos, G.; Sheiham, A. Developing and evaluating an oral health-
related quality of life index for children; the CHILD-OIDP. Community Dent. Health
2004, 21, 161–169. [PubMed]
32. Foster Page, L.A.; Thomson, W.M.; Ukra, A.; Farella, M. Factors influencing
adolescents’ oral health-related quality of life (OHRQoL). Int. J. Paediatr. Dent. 2013, 23,
415–423. [CrossRef] [PubMed]
33. Dawoodbhoy, I.; Delgado-Angulo, E.K.; Bernabé, E. Impact of malocclusion on the
quality of life of Saudi children. Angle Orthod 2013, 83, 1043–1048. [CrossRef]
[PubMed]
34. Paula, J.S.; Leite, I.C.; Almeida, A.B.; Ambrosano, G.M.; Pereira, A.C.; Mialhe, F.L. The
influence of oral health conditions, socioeconomic status and home environment factors
on schoolchildren’s self-perception of quality of life. Health Qual. Life
35. Outcomes 2012, 13, 6. [CrossRef] [PubMed] Zhang, M.; McGrath, C.; Hägg, U.
Orthodontic treatment need and oral health-related quality among children. Community
Dent.Health 2009, 26, 58–61.
36. Bernabé, E.; de Oliveira, C.M.; Sheiham, A. Comparison of the discriminative ability of a
generic and a condition-specific OHRQoL measure in adolescents with and without
normative need for orthodontic treatment. Health Qual. Life Outcomes 2008, 21, 64.
[CrossRef]
37. Wallander, J.L.; Schmitt, M.; Koot, H.M. Quality of life measurement in children and
adolescents: Issues, instruments, and applications. J. Clin. Psychol. 2001, 57, 571–585.
[CrossRef]
38. Baherimoghadam, T.; Hamedani, S.; Naseri, N.; Ghafoori, A. Validity and reliability of
the Persian version of the short-form child perceptions questionnaire 11–14-year-old
children (CPQ11–14). Health Qual. Life Outcomes 2022, 20, 110. [CrossRef]
39. Bhayat, A.; Ali, M.A. Validity and reliability of the Arabic short version of the child oral
health-related quality of life questionnaire (CPQ 11–14) in Medina, Saudi Arabia. East
Mediterr. Health J. 2014, 20, 477–482. [CrossRef]
20
40. Foster Page, L.A.; Thomson, W.M.; Jokovic, A.; Locker, D. Epidemiological evaluation
of short-form versions of the Child Perception Questionnaire. Eur. J. Oral Sci. 2008, 116,
538–544. [CrossRef]
41. Brown, A.; Al-Khayal, Z. Validity and reliability of the Arabic translation of the child
oral health-related quality of life questionnaire (CPQ11–14) in Saudi Arabia. Int. J.
Paediatr. Dent. 2006, 16, 405–411. [CrossRef] [PubMed]
42. Ghijselings, I.; Brosens, V.; Willems, G.; Fieuws, S.; Clijmans, M.; Lemiere, J.
Normative and self-perceived orthodontic treatment need in 11- to 16-year-old children.
Eur. J. Orthod. 2014, 36, 179–185. [CrossRef] [PubMed]
43. Herkrath, F.J.; Rebelo, M.A.; Herkrath, A.P.; Vettore, M.V. Comparison of normative
methods and the sociodental approach to assessing orthodontic treatment needs in 12-
year-old schoolchildren. Oral Health Prev. Dent. 2013, 11, 211–220. [PubMed]
44. Asgari, I.; Ahmady, A.E.; Yadegarfar, G.; Eslamipour, F. Evaluation of orthodontic
treatment need by patient-based methods compared with normative method. Dent. Res. J.
2013, 10, 636–642.
45. Bellot-Arcís, C.; Montiel-Company, J.M.; Manzanera-Pastor, D.; Almerich-Silla, J.M.
Orthodontic treatment need in a Spanish young adult population. Med. Oral Patol. Oral
Cir. Bucal. 2012, 17, 638–643. [CrossRef] [PubMed]
46. Iranzo-Cortés, J.E.; Montiel-Company, J.M.; Bellot-Arcís, C.; Almerich-Torres, T.;
Almerich-Silla, J.M. Need for Orthodontic Treatment in Pupils Aged between 12 and 15
in the Valencian Region (Spain). Int. J. Environ. Res. Public Health 2021, 18, 10162.
[CrossRef]
47. Ydo˘gan, C. Extraversion and openness to experience moderate the relationship between
orthodontic treatment need and oral health-related quality of life in adolescents: A cross-
sectional study. Angle Orthod. 2018, 88, 617–623. [CrossRef]
48. Scapini, A.; Feldens, C.A.; Ardenghi, T.M.; Kramer, P.F. Malocclusion impacts
adolescents’ oral health-related quality of life. Angle Orthod. 2013, 83, 512–518.
[CrossRef]
49. Bittencourt, J.M.; Martins, L.P.; Bendo, C.B.; Vale, M.P.; Paiva, S.M. Negative effect of
malocclusion on the emotional and social well-being of Brazilian adolescents: A
population-based study. Eur. J. Orthod. 2017, 39, 628–633. [CrossRef]
50. O’Brien, C.; Benson, P.E.; Marshman, Z. Evaluation of a quality of life measure for
children with malocclusion. J. Orthod. 2007, 34, 185–193. [CrossRef]
20
51. O’Brien, K.; Wright, J.L.; Conboy, F.; Macfarlane, T.; Mandall, N. The child perception
questionnaire is valid for malocclusions in the United Kingdom. Am. J. Orthod. Dentofac.
Orthop. 2006, 129, 536–540. [CrossRef] [PubMed]
52. Kragt, L.; Dhamo, B.; Wolvius, E.B.; Ongkosuwito, E.M. The impact of malocclusions
on oral health-related quality of life in children—A systematic review and meta-analysis.
Clin. Oral Investig. 2016, 20, 1881–1894. [CrossRef] [PubMed]
53. Kolawole, K.A.; Otuyemi, O.D.; Oluwadaisi, A.M. Assessment of oral health-related
quality of life in Nigerian children using the Child Perceptions Questionnaire (CPQ 11–
14). Eur. J. Paediatr. Dent. 2011, 12, 55–59. [PubMed]
20
STROBE Statement—Checklist of items that should be included in reports of cross-sectional studies
Ite
m
No Recommendation
Title and abstract 1 (a) Indicate the study’s design with a
commonly used term in the title or the
√
abstract
Introduction
20
methods if there is more than one
group
Results
Participants 13* (a) Report numbers of individuals at each
stage of study—eg numbers potentially
√
eligible, examined for eligibility, confirmed
eligible, included in the study, completing
follow-up, and analysed
20
and their precision (eg, 95% confidence
interval). Make clear which confounders
were adjusted for and why they were
included
Discussion
Key results 18 Summarise key results with reference to
study objectives
√
Limitations 19 Discuss limitations of the study, taking into
account sources of potential bias or
√
imprecision. Discuss both direction and
magnitude of any potential bias
Other information
Funding 22 Give the source of funding and the role of -
the funders for the present study and, if
applicable, for the original study on which
the present article is based
20