DEPARTEMEN PEDODONSIA
Disusun Oleh :
Ghinda Nevithya
(160112170502)
Pembimbing
Prof. Dr. drg. Yetty Herdiyati S., Sp.KGA.(K)
Priska Angelia Budiono, drg.
ABSTRAK
Key words: Rehabilitasi, kesehatan rongga mulut, kualitas hidup, anestesi, umum,
follow-up
PENDAHULUAN
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak-anak dengan kondisi kelemahan
atau keterbatasan fisik, perkembangan, mental, sensorik, perilaku, kognitif atau
emosi yang membutuhkan perawatan medis, intervensi perawatan kesehatan
dan/atau penggunaan program atau pelayanan khusus. Kondisi yang ada dapat
berkembang atau menetap dan dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan
aktivitas perawatan diri sehari-hari atau keterbatasan substansial dalam aktivitas
hidup yang besar. Perawatan kesehatan untuk ABK membutuhkan pengetahuan
khusus, peningkatan kesadaran dan perhatian, adaptasi dan tindakan akomodasi di
luar apa yang dianggap rutin.
Sedikit dokter gigi yang khusus menangani individu dengan kebutuhan
perawatan kesehatan khusus. Selain itu, perawat seringkali kesulitan memenuhi
kebutuhan kesehatan rongga mulut sehari-hari karena mereka bisa tidak kooperatif
dan menolak perawatan. Kebersihan rongga mulut pada individu tersebut juga dapat
terabaikan karena perawat kurang perhatian terhadap estetika gigi.
Dampak negatif dari penyakit rongga mulut, khususnya early childhood caries,
pada kualitas hidup telah diketahui selama bertahun-tahun. Perawatan anak kecil
dengan karies gigi yang parah biasanya menjadi tantangan untuk dokter gigi,
khususnya bila perawatan yang panjang dan kompleks dibutuhkan. Selain
manajemen perilaku dan teknik farmakologis yang ada, ada kasus ketika rehabilitasi
rongga mulut (FMR) di bawah anestesi umum dibutuhkan untuk memberikan
keamanan dan keefektifan perawatan gigi. Alasan utama untuk perawatan gigi di
bawah anestesi umum adalah perilaku yang tidak kooperatif, ekstraksi dalam
jumlah banyak, karies gigi yang meluas pada anak kecil dan perawatan gigi untuk
seluruh kelompok anak dengan kebutuhan perawatan kesehatan khusus. Malden
dan rekan-rekannya melaporkan bahwa sebanyak 3% anak telah mendapatkan
perawatan ketika usia mereka 5 tahun.
Banyak penelitian telah meneliti kualitas perawatan restorasi di bawah anestesi
umum. Namun, baru sedikit penelitian yang mengeksplor dampak perawatan gigi
di bawah anestesi umum pada kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan
rongga mulut (OHRQoL).
Kualitas hidup yang berkaitan dengan rongga mulut adalah konsep yang
mendeskripsikan dampak status kesehatan rongga mulut pada kesehatan umum dan
kehidupan sehari-hari. Mengukur OHRQoL anak memungkinkan evaluasi status
kesehatan rongga mulut anak dan efisiensi perawatan. Eksplorasi OHRQoL untuk
orang dewasa bukan merupakan bidang penelitian yang baru, namun penelitian
yang menilai hal ini pada anak-anak dengan perawatan gigi di bawah anestesi
umum jarang karena kurangnya pengukuran yang tervalidasi.
Jankauskiene dan Narbutaite melakukan penelitian tinjauan sistematik mengenai
efek perawatan gigi di bawah anestesi umum pada aspek berbeda dari kualitas hidup
untuk anak-anak. Semua penelitian menunjukkan hasil yang sama, bahwa pada
perawatan gigi di bawah anestesi umum memberikan peningkatan kualitas hidup
pada anak dalam semua aspek yang ditentukan. Tidak ada atau sedikit perubahan
hanya pada beberapa kasus. Orang tua menunjukkan kondisi fisik anak yang lebih
baik, tidur lebih baik, nafsu makan dan hilangnya sakit gigi. Kualitas hidup juga
meningkat dalam aspek psikologis dan sosial, dengan orang tua memerhatikan anak
lebih banyak tersenyum, nilai sekolah lebih baik dan peningkatan interaksi lebih
baik dengan orang lain. Seluruh penelitian ini menunjukkan hasil jangka pendek di
mana perubahan dalam kualitas hidup dinilai dalam waktu singkat (2-11 minggu)
setelah perawatan.
Tidak ada data ditemukan mengenai efek jangka panjang OHRQoL pada anak-
anak setelah perawatan gigi di bawah anestesi umum. Oleh karena itu, perlu untuk
menilai efek jangka panjang perawatan gigi di bawah anestesi umum pada kualitas
hidup pasien.
Berdasarkan data di atas, serta fakta bahwa penelitian mengenai hal ini masih
sedikit di Arab Saudi, penelitian ini dilakukan untuk menilai perubahan pada
OHRQoL pada anak berkebutuhan khusus sebelum dan 12 bulan setelah FMR di
bawah anestesi umum di kota Jeddah. Protokol perawatan yang disarankan
disesuaikan menurut riwayat medis dan gigi anak. Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat membantu memilih pengukuran yang dibutuhkan untuk
mencegah/mengkontrol penyakit gigi dan komplikasinya untuk meningkatan
kualitas hidup anak-anak ini.
Anak dianggap memiliki disabilitas fisik, mental, atau sensorik jika mereka
memiliki satu atau lebih kriteria berikut, antara lain (a) suatu keterbatasan
substansial pada kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dasar seperti berjalan,
menaiki tangga, menjangkau, mengangkat, atau membawa; (b) kesulitan belajar,
mengingat, atau berkonsentrasi; (c) kebutaan, ketulian, atau kerusakan penglihatan
atau pendengaran yang parah. Penelitian dilakukan lebih dari 24 bulan. Pengukuran
klinis dan gigi dinilai pada baseline (pre-operasi), dan pada 3-, 6-, 9- dan 12 bulan
kunjungan pasca operasi.
Untuk memperoleh reabilitas intra-eksaminer dan inter-eksaminer yang baik,
eksaminer dikalibrasi menurut registrasi baseline. Sebanyak 10 anak diperiksa
karies gigi, plak gigi, dan status kebersihan mulut. Mereka diperiksa ulang
seminggu setelahnya dan tingkat persetujuan antara pembacaan koresponden dinilai
menggunakan metode kappa.
Partisipan yang dipilih untuk penelitian diberikan nomor pasien masing-masing.
Setiap nama, jenis kelamin, usia, alamat, dan kontak anak dicatat. Anak atau orang
tuanya diminta perannya untuk penelitian ini dan diminta informed consent. Tidak
ada partisipan yang diakui untuk penelitian sebelum formulir informed consent
ditandatangani oleh partisipan atau orang tuanya. Seluruh data yang ditampilkan
pada penelitian; namun, identitas partisipan tidak diperlihatkan.
Kuesioner riwayat disabilitas, kuesioner riwayat medis, dan kuesioner riwayat
gigi dilengkapi untuk menghasilkan informasi yang berkaitan dengan riwayat
disabilitas, medis, dan gigi partisipan.
Daftar evaluasi kebersihan rongga mulut personal didesain untuk mengevaluasi
tingkat kemampuan anak dalam menjaga perawatan rongga mulut yang baik. Orang
yang bekerja paling dekat dengan individu ditanya dan rekomendasi kebersihan
rongga mulut diberikan.
Rehabilitasi rongga mulut keseluruhan (FMR) di bawah anestesi umum
direncanakan dan dirancang pada kunjungan klinis pertama untuk seluruh pasien
(berdasarkan riwayat medis dan gigi). Jadwal kunjungan selanjutnya dibuat untuk
partisipan untuk 12 bulan pasca operasi. Perawatan gigi meliputi restorasi adhesif
konservatif, restorasi gigi berlubang, fissure sealing, terapi pulpa, stainless steel
crowns, dan ekstraksi gigi yang tidak bisa direstorasi. Seluruh anak menerima alat
kebersihan gigi yang meliputi sikat gigi elektrik, pasta gigi, sikat lidah, dan obat
kumur. Instruksi kebersihan mulut diberikan untuk semua anak pada seluruh
kunjungan follow-up.
0 = Area gingiva permukaan gigi bebas plak. Probe ditelusur pada permukaan gigi
pada awal sulkus gingiva setelah permukaan gigi dikeringkan. Jika tidak ada benda
lunak yang menempel pada ujung probe, gigi termasuk bersih.
1 = Tidak ada plak terlihat in situ melalui mata, namun plak dapat terlihat pada
ujung probe setelah ditelusuri pada permukaan gigi pada awal sulkus gingiva.
Disclosing solution tidak digunakan namun dapat berguna untuk melihat lapisan
plak.
2 = Area gingiva dilapisi lapisan plak yang tipis hingga cukup tebal. Deposit terlihat
melalui mata.
3 = Akumulasi tebal benda lunak, ketebalan yang memenuhi niche yang diproduksi
margin gingiva dan permukaan gigi. Area interdental dipenuhi deposit lunak.
OHRQoL:
Peneliti mengembangkan kuesioner, yang dipenuhi dengan menanyakan orang
tua/perawat untuk menentukan frekuensi berbagai dampak kualitas hidup yang
berkaitan dengan kesehatan rongga mulut untuk anak berkebutuhan khusus usia 5-
14 tahun (Gambar 1). Kuesioner ini merupakan modifikasi Child Perception
Questionnaire untuk anak usia 11-14 tahun (CPQ11-14) yang aslinya dikembangkan
dan divalidasi di Toronto, Kanada. Modifikasi ini dibuat berdasarkan kompatibilats
dengan populasi Arab Saudi dan keterbatasan yang berkaitan dengan kelompok
target. Kuesioner diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab secara profesional, direvisi
dua kali dan diterjemahkan ke Bahasa Inggris untuk verifikasi. Validitas dan
reliabilitas kuesioner CPQ11-14 yang diterjemahan Bahasa Arab dan dimodifikasi
dilakukan sebelum operasi. Dua kelas umum reliabilitas dinilai untuk penelitian: 1-
reliabilitas inter-rater (inter-eksaminer): menilai derajat persetujuan antara dua atau
lebih penilai dalam penilainnya. Reliabilitas inter-eksaminer dilakukan dengan
metode Kappa dan memiliki nilai 0.90 untuk karies gigi dan 0.89 untuk status
kebersihan mulut, yang menunjukkan persetujuan yang baik. 1- Reliabilitas test-
retest (intra-eksaminer) yang menilai derajat nilai tes yang konsisten dari satu tes
ke tes selanjutnya. Ukuran yang diperoleh dari single rater yang menggunakan
metode atau instrumen yang sama dan kondisi tes yang sama. Reliabilitas intra-
eksaminer juga ditentukan dan diperoleh 0.95 untuk karies gigi, menunjukkan
persetujuan yang sangat baik. Mengenai validitas, konstruk validitas dinilai dimana
menunjukkan perluasan pada operasionalisasi suatu konstruk (misal, tes praktek
yang dikembangkan dari teori) benar-benar mengukur apa yang teori katakan
mereka lakukan. Sebagai indeks validitas konstruk, korelasi Pearson sangat tinggi
pada level 0.01. Kuesioner dikirimkan ke orang tua/perawat pada baseline dan pada
kunjungan follow-up 12 bulan pasca operasi. Kuesioner bersisi 24 kuesioner yang
terbagi menjadi 4 bagian kesehatan: gejala oral (n=7); keterbatasan fungsi (n=7);
kesehatan emosional (n=3); keadaan keluarga/tekanan orang tua (n=7). Kuesioner
ini dirancang untuk memperoleh lebih banyak informasi yang lebih detail mengenai
bagaimana frekuensi pada 12 bulan sebelumnya anak telah mengalami dampak
spesifik karena masalah dengan gigi, gingiva, atau mulut mereka. Setiap respon
dinilai sebagai berikut (0) tidak penah; (1) sekali/dua kali; (2) kadang-
kadang/sering; (3) setiap hari/hampir setiap hari; (4) tidak tahu. Jumlah dari nilai
kode respon untuk 24 pertanyaan memberikan evaluasi keseluruhan pada kondisi
rongga mulut anak yang memengaruhi kualitas hidupnya. Karena ada 24
pertanyaan, skor yang paling tinggi adalah 96 dan terendah adalah 0. Jumlah kode
respon pertanyaan untuk setiap subskala memberikan skor total untuk setiap bidang.
Analisis Statistik
Seorang biostatistika dikonsultasikan selama tahap perencanaan dan setelah
pengumpulan data untuk analisis. Informasi dianalisis dengan Statistical Package
dor the Social Sciences Programme (SPSS) (versi 17.0, SPSS Inc., Chicago, IL).
Data dikelompokkan dan diperlihatkan secara numerik, grafik (grafik batang, grafik
garis, dan poligon ferkuensi) dan secara matematik. Hasil berupa informasi
deskriptif dan analitik. Statistika deskriptif ditampilkan sebagai frekuensi dan
persentasi untuk variable kualitatif atau sebagai rata-rata dan deviasi standar untuk
variabel kuantitatif. Data dianalisis dengan tes signifikan dan koefisien korelasi.
Berbagai metode statistik digunakan seperti t-test (one sampe t-test, paired-two
sample t-test, independent two sample t-test), one-way ANOVA, one-way repeated
measures ANOVA, Fisher's Least Significant Difference (LSD) test untuk
perbandingan dalam jumlah banyak, analisis multivariat, koefisien korelasi tes chi-
square, koefisien korelasi Pearson, dan tes binomial. Level signifikan diset pada
0.05 dengan interval kepercayaan 95% (P-value kurang dari 0.05 dipertimbangkan
signifikan secara statistik).
Pertimbangan Etik
Penelitian ini disetujui oleh Research Advisory and Research Ethics Committees
of King Abdulaziz City for Science and Technology (KACST), RSUKA, RSUKF.
Hasil
Reliabilitas inter-eksaminer ditentukan dengan metode Kappa dan ditemukan
0.90 untuk karies gigi dan 0.89 untuk status kebersihan mulut, yang menunjukkan
persetujuan baik. Reliabilitas intra-eksaminer juga ditentukan dan menghasilkan
0.95 untuk karies gigi, menunjukkan persetujuan sangat baik. Sebagai indeks
validitas konstruk, korelasi Pearson sangat signifikan pada level 0.01 untuk skala
total dan manifestasi rongga mulut (r=0.71), keterbatasan fungsional (r=0.86),
kesehatan emosional (r=0.73) dan keadaan keluarga (r=0.81). Subskala gejala
rongga mulut berkaitan secara signifikan hanya dengan subskala keterbatasan
fungsional (r=0.55). Subskala keadaan keluarga berkaitan secara signifikan hanya
dengan subskala keterbatasan fungsional (r=0.59) dan dengan kesehatan emosional
(r=0.69). Berbeda dengan keterbatasan fungsional yang berkaitan secara signifikan
dengan semua subskala. Alpha cronbach sebesar 0.87 untuk skala total dan berkisar
dari 0.65 untuk keterbatasan fungsional hingga 0.78 untuk subskala keadaan
keluarga, mengindikasikan konsistensi internal yang dapat diterima.
Data Demografi
Tingkat respon follow-up sebesar 87,5% dengan 35 partisipan telah
menyelesaikan follow-up 12 bulan (2 partisipan menolak untuk mengambil bagian
dalam penelitian, 2 partisipan tidak dapat dihubungi selama periode studi dan 1
partisipan meninggal selama periode studi akibat serangan asma parah). Usia anak
berkisar 5-12 tahun dengan rata-rata 7,3±2,4 tahun. Lebih dari setengah sampel
penelitian merupakan laki-laki (63%) yang termasuk ke dalam kelompok usia 5-8
tahun (69%). Tidak ada kegagalan perawatan gigi yang dilaporkan selama periode
penelitian. Distribusi frekuensi sampel penelitian berdasarkan usia dan jenis
kelamin pada rumah sakit yang berbeda ditampilkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi frekuensi sampel penelitian menurut usia dan jenis kelamin pada rumah
sakit yang berbeda.
Total Rumah Sakit
Variabel Demografi
RSUKA‡ RSUKF§
N* = 35 N* = 22 N* = 13
n† (%) n† (%) n† (%)
Kelompok Usia
5-8 tahun 24 (68.6) 14 (63.6) 10 (76.9)
9-12 tahun 11 (31.4) 8 (36.4) 3 (23.1)
Jenis Kelamin
Laki-laki 22 (62.9) 12 (54.5) 10 (76.9)
Perempuan 13 (37.1) 10 (45.5) 3 (23.1)
*N = jumlah total sampel penelitian †n = jumlah anak
‡Rumah Sakit Universitas King Abdulaziz §Rumah Sakit Universitas King Fahad
OHRQoL:
Data skala total dan skor subskala OHRQoL untuk sampel penelitian pada
baseline dan kunjungan follow-up 12 bulan ditampilkan pada Tabel 2. Skor untuk
skala total pada sampel peneliltian berkisar 12-68 pada baseline, dengan rata-rata
43,3±14,8 dan kunjungan follow-up 4-41, dengan rata-rata 18.9±8.5. Ada
perbedaan signifikan secara statistik (P<0.05) pada skor rata-rata untuk skala
keseluruhan dan subskala sebleum dan setelah 12 bulan rehabilitasi gigi di bawah
anestesi umum. Sebanyak seratus persen (100%) anak dilaporkan mengalami
manifestasi rongga mulut dan keterbatasan fungsi karena FMR di bawah anestesi
umum, dengan mayoritas anak juga dilaporkan terkena dampak emosional (94.3%).
Orang tua/perawat telah melaporkan kesulitan memengaruhi kehidupan sehari-hari
karena keterbatasan anaknya (97.1%). Ada sedikit penurunan yang signifikan
(P<0.05) dalam persentasi anak yang dilaporkan memiliki manifestasi rongga mulut
(97.1%), juga pada persentasi orang tua/perawat dengan kesulitan emosional
(94.3%) pada follow-up 12 bulan. Di sisi lain, ada penurunan signifikan yang tinggi
(P<0.05) pada persentasi anak dengan dampak emosional (45.7%).
Hubungan OHRQoL dengan Variabel Demografi, Riwayat Medis, Gigi,
dan Keterbatasan. Ketika efek variabel demografi dianalisa dengan koefisien
korelasi tes chi-square, usia tidak berhubungan secara signifikan dengan skor
OHRQoL keseluruhan (r=0.926, P=0.314), atau dengan jenis kelamin (r=0.883,
P=0.449). Koefisien korelasi Pearson menunjukkan korelasi yang lemah dan tidak
signifikan untuk hubungan antara skala OHRQoL keseluruhan dan riwayat medik
dan gigi. Kecuali, korelasi negatif yang signifikan secara statistik untuk hubungan
antara skala keseluruhan dan kemampuan untuk berkumur ditemukan (r=-0.341,
P=0.045). Sementara, mengenai hubungan OHRQoL dan riwayat keterbatasan
sedang namun signifikan secara statistik antara skala keseluruhan dan derajat
disabilitas ditemukan (r=0.393, P=0.20). Selain itu, korelasi positif yang signifikan
secara statistik terlihat antara skala keseluruhan dan kebutuhan bantuan dalam
kehidupan sehari-hari (r=0.351, P=0.039).
Hubungan OHRQoL pada Status Gigi dan Kondisi Kesehatan Rongga
Mulut. Koefisien korelasi Pearson menunjukkan korelasi yang lemah namun
signifikan secara statistik antara indeks DMFS dan skala keseluruhan (r=0.37,
P=0.027), skor subskala keterbatasan fungsi (r=0.12, P=0.042), kesehatan
emosional (r=0.15, P=0.034), dan keadaan keluarga (r=0.16, P=0.037) pada
OHRQoL setelah perawatan gigi, menunjukkan bahwa OHRQoL (yang diwakili
dengan skor skala keseluruhan yang lebih tinggi) dengan peningkatan skor indeks
DMFS.
Hubungan antara status kebersihan mulut, indeks plak dan OHRQoL pada
baseline, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, dan 12 bulan pasca operasi ditampilkan pada
Gambar 2. Penilaian hubungan antara OHRQoL dan status kebersihan mulut
menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan secara statistik kecuali
hubungan antara status kebersihan mulut dan skala keseluruhan (r=-0.37, P=0.030)
dan skor subskala gejala rongga mulut (r=-0.46, P=0.007) pada 9 bulan pasca
operasi. Status kebersihan mulut individu dipengaruhi secara signifikan oleh derajat
keterbatasan fungsi pada OHRQoL sebelum operasi (r=-0.34, p=0.048).
Rehabilitasi rongga mulut keseluruhan (FMR) menunjukkan efek yang signidikan
pada hubungan antara skor OHRQoL dan PI, menunjukkan bahwa semakin rendah
skor indeks plak semakin baik OHRQoL berhubungan dengan komplain gejala oral
yang lebih sedikit dilaporkan setelah 3 bulan (r=0,36, p=0.023) dan 9 bulan (r=0.40,
P=0.036) pasca operasi.
Hubungan antara kebiasaan kebersihan mulut, maloklusi, dan OHRQoL pada
baseline dan 12 bulan pasca operasi ditampilkan pada Gambar 3. Tidak ada
huungan yang signifikan secara statistik antara skala keseluruhan dan skor subskala
OHRQoL dan kebiasaan kebersihan mulut dan maloklusi setelah rehabilitasi gigi.
Tabel 2. Skor keseluruhan dan subskala OHRQoL pada sampel penelitian pada baseline
dan kunjungan 12 bulan pasca operasi.
Baseline 12-bulan P value
Mean ± SD No. (%) Mean ± SD No. (%) Paired Sample T-test
Skala total 43.3 ± 14.8 18.7 ± 8.5 0.000*
Subskala
Manifestasi oral 15.6 ± 5.3 35 (100) 3.9 ± 2.3 34 (97.1) 0.000*
Keterbatasan fungsi 11.9 ± 5.3 35 (100) 7.3 ± 4.4 35 (100) 0.000*
Kesehatan emosional 4.9 ± 2.9 33 (94.3) 1.0 ± 1.5 16 (45.7) 0.000*
Keadaan keluarga 10.9 ± 5.4 34 (97.1) 6.7 ± 3.4 33 (94.3) 0.000*
*Signifikan secara statistik pada level 0.05 karena (P≥0.05)
Gambar 2. Hubungan antara status kebersihan mulut, indeks plak dan OHRQoL pada
baseline (BL), 3 bulan (3 M), 6 bulan (6 M), 9 bulan (9 M) dan 12 bulan (12 M) pasca
operasi (koefisien korelasi Pearson): Grafik garis ini menunjukkan korelasi negatif antara
skor status kebersihan mulut dan OHRQoL. Skor kebersihan mulut yang lebih tinggi
(kebersihan mulut yang baik) berhubungan dengan skore OHRQoL yang lebih rendah
(kualitas hidup yang baik).* Hubungan ini berkorelasi secara signifikan (P=0.03) pada 9
bulan kunjungan follow-up pasca operasi. Di sisi lain, korelasi positif ditemukan antara
skor indeks plak dan OHRQoL. Skor indeks plak yang lebih tinggi (deposit plak yang berat)
berhubungan dengan skor OHRQoL yang lebih tinggi (kualitas hidp yang buruk).
Gambar 3. Hubungan antara kebiasaan kebersihan mulut, maloklusi dan OHRQoL pada
baseline (BL) dan 12 bulan (12 M) pasca operasi: Grafik garis ini menunjukkan korelasi
negatif antara frekuensi menyikat gigi dan OHRQoL, bahwa frekuensi menyikat gigi yang
lebih sering berhubungan dengan skor OHRQoL yang lebih rendah (kualitas hidup yang
baik). Di sisi lain, korelasi positif antara kebutuhan bantuan saat menyikat gigi dan
OHRQoL, bahwa semakin mandiri saat menyikat gigi berhubungan dengan skor OHRQoL
yang lebih rendah (kualitas hidup yang baik). Hubungan antara maloklusi dan OHRQoL
berubah dari negatif pre-operasi menjadi positif pasca operasi.
DISKUSI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kesehatan mulut yang buruk dapat berefek negatif pada OHRQoL pada
anak berkebutuhan khusus.
2. Kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan rongga mulut meningkat
secara signifikan pada seluruh aspek yang dipertimbangkan setelah FMR di
bawah anestesi umum untuk anak berkebutuhan khusus dan keluarganya.
3. Rehabilitasi mulut keseluruhan di bawah anestesi umum, dengan kunjungan
recall 3 bulan untuk pasien dalam penelitian ini, memiliki efek jangka
panjang klinis yang positif pada OHRQoL hingga 12 bulan.
4. Kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan rongga mulut bergantung
pada kealamian dan tingkat keterbatasan, dengan tingkat keterbatasan yang
lebih tidak rumit berhubungan dengan OHRQoL yang lebih baik.
PENGAKUAN
Penelitian ini didukung oleh Grant AT-28-176 dari Kota King Abdulaziz Bidang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Riyadh, Arab Saudi. Kami berterima kasih
kepada Dr. Fawzi Al-Ghamdi dan Prof. Ahmed El Nassry dari RSUKF , Jeddah,
Kerajaan Arab Saudi, Pak Alwin Robert dari KACST, Riyadh, Arab Saudi untuk
kontribusinya yang berharga dalam mensukseskan penelitian ini. Peneliti
mendeklarasikan tidak ada konflik kepentingan. Dokumen ini diedit secara
profesional oleh International Science Editing, Ireland.