ABSTRAK
Latar Belakang : Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis
yang penting dalam kehidupan seorang wanita untuk
memperoleh keturunan. Kehamilan adalah suatu masa dari mulai
Kata kunci: terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai
Penyakit Periodontal, Faktor, janinya dilahirkan. penyakit periodontitis hampir diderita oleh
Ibu hamil. manusia di seluruh dunia dan prevalensinya mencapai 50% dari
jumlah populasi dewasa. Tujuan : Mengetahui faktor yang
mempengaruhi penyakit periodontal ibu hamil. Study Design :
Jenis penelitian ini yaitu systematic literature review. Pencarian
jurnal dilakukan dari tahun 2016-2020 pada database Google
Scholar, ScienceDirect Pubmed, dan ProQuest dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris. Stategi pencarian jurnal
menggunakan PICOS. Jurnal dipilih berdasarkan sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi yang akan di review. Hasil :
Berdasarkan hasil literature review pada 10 jurnal, telah
didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit
periodontal pada ibu hamil yaitu faktor perilaku dan faktor
hormonal. Faktor perilaku yang mempengaruhi penyakit
periodontal pada ibu hamil yaitu, pengetahuan, sosio ekonomi,
kebiasaan menyikat gigi, kebersihan gigi dan mulut dan faktor
hormonal yang mempengaruhi penyakit periodpntal pada ibu
hamil yaitu, perubahan hormon, usia kehamilan, indeks plak,
status indeks gingiva
ABSTRACT
Key word: Background: Pregnancy is an important physiological process in a
Periodontal disease, Factors, woman's life to have offspring. Pregnancy is a period from when
Pregnant women. fertilization occurs in a woman's uterus until her fetus is born.
Periodontitis affects nearly all humans in the world and its
prevalence reaches 50% of the adult population. Purpose: To
determine the factors that influence periodontal disease in
pregnant women. Study Design: This research type is systematic
literature review. Journal searches were conducted from 2016-
2020 on the Google Scholar, ScienceDirec, Pubmed, and ProQuest
databases in Indonesian and English. The journal search strategy
uses PICOS. Journals are selected based on the inclusion and
464
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
PENDAHULUAN
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang penting dalam kehidupan
seorang wanita untuk memperoleh keturunan. Kehamilan adalah suatu masa dari mulai
terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai janinya dilahirkan.
Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester yaitu trimester pertama (0-12 minggu), trimester
kedua (13-27 minggu), dan trimester ketiga (28-40 minggu). Kehamilan dapat
menimbulkan perubahan-perubahan pada tubuh wanita, baik fisik maupun psikis.
Seorang wanita yang hamil memiliki beberapa gejala seperti tidak mendapatkan
menstruasi, mual, muntah, sering kencing, mengidam, payudara membesar, sembelit atau
konstipasi, dan rasa mengantuk yang berlebihan (Ikenasya et al., 2017).
Menurut WHO pada tahun 2010 Indonesia berada di posisi ke- 5 sebagai negara
dengan kelahiran preterm terbanyak di dunia yaitu 675.700 bayi. Infeksi-infeksi
periodontal memiliki kemungkinan untuk diintervensi mengingat perubahan fisiologi
yang unik yang terjadi di rongga mulut selama kehamilan. Bentuk infeksi periodontal
yang sering terjadi adalah gingivitis dan periodontitis. Kedua bentuk infeksi tersebut
cukup sering ditemukan pada ibu hamil yaitu sekitar 30 % untuk gingivitis dan 5 – 20%
untuk periodontitis. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2015 masih
cukup tinggi yaitu 22 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab utama mortalitas
dan morbiditas neonatus adalah persalinan preterm. Penyebab kematian neonatus
(kematian pada waktu kurang dari 7 hari setelah lahir) yang tidak berhubungan dengan
malformasi sebanyak 28% adalah persalinan preterm. Persalinan preterm adalah
persalinan yang terjadi pada saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu dihitung dari
hari pertama haid terakhir (Septira et al., 2019).
Ada 4 komponen dari jaringan periodontal yaitu gingiva, ligamen periodontal,
sementum dan tulang alveolar. Fungsi secara umum dari jaringan periodontal adalah
sebagai kesatuan yang menjaga gigi tetap pada posisinya, dalam berbagai macam respon
selama proses pengunyahan. Gingiva sebagai bagian dari jaringan periodontal tidak
terlihat dalam gambaran radiograf karena gingiva merupakan jaringan lunak. Prosesus
alveolar, lamina dura dan ruang ligamen periodontal yang akan terlihat pada radiograf
periapikal. Jaringan periodontal dikatakan sehat jika secara klinis tidak terlihat adanya
kehilangan perlekatan serta pada gambaran radiograf jarak antara tepi puncak tulang
dengan cemento enamel junction (CEJ) adalah 2-3mm. Pada referensi lain disebutkan
bahwa jarak puncak alveolar kira-kira 1-1,5mm di bawah CEJ gigi yang berdekatan. Pada
465
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
gigi posterior, tinggi puncak alveolar sejajar dengan garis yang menghubungkan CEJ
yang berdekatan (Saputri et al., 2018).
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit rongga mulut yang disebabkan
oleh adanya plak. Penyakit periodontal dikenal sebagai infeksi bakterial yang dapat
menyerang jaringan periodontal dan dapat menimbulkan berbagai kondisi, terutama
gingivitis dan periodontitis. Gingivitis ialah inflamasi gingiva tanpa terjadi ke- hilangan
perlekatan klinis, sedangkan periodontitis berawal dari inflamasi gingiva yang kemudian
mengalami kehilangan perlekatan klinis dari jaringan periodontal. Selain terjadi
kehilangan perlekatan klinis, kondisi-kondisi lain yang dapat timbul ketika jaringan
periodontal terlibat ialah pembesaran gingiva, resesi gingiva, resorpsi tulang alveolar,
pembentukan poket periodontal serta perdarahan gingiva, dan jika tidak dilakukan
perawatan akan menyebabkan kehilangan gigi. Manifestasi penyakit periodontal
umumnya terjadi pada populasi orang dewasa (Savira et al., 2017).
Menurut Wahyukundari (2009) penyakit periodontitis hampir diderita oleh manusia
di seluruh dunia dan prevalensinya mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di
Amerika Serikat, periodontitis memiliki prevalensi sebesar 30-50% dari total populasi.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), prevalensi nasional masalah gigi dan mulut
termasuk periodontitis adalah 25,9%, diantaranya 68,9% tidak dilakukan perawatan dan
sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka
nasional. Provinsi dengan prevalensi masalah gigi dan mulut tertinggi adalah Sulawesi
Selatan (36,2%), Kalimantan Selatan (36,1%), Sulawesi Tengah (35,6%), Jawa tengah
(32,1%), dan DKI Jakarta (29,1%) (Dheasabel et al., 2018). Tingkat keparahan dan
kerusakan jaringan yang terjadi tergantung pada daya tahan tubuh dan kualitas reparasi
jaringan. Adanya penyakit atau kondisi penurunan daya tahan tubuh penderita dapat
menambah keparahan penyakit. Tetapi tanpa adanya iritasi lokal diragukan bahwa
penyakit sistemik dapat menyebakan penyakit periodontal (Irma & Intan , 2013).
Data Riskesdas 2018 menunjukkan proporsi gangguan/ komplikasi yang dialami
selama kehamilan pada perempuan umur 10-54 tahun di Indonesia adalah sebesar 28%
dan tingkat kelahiran prematur di Jawa Timur sebesar 23.3% (Riset Kesehatan Dasar
2018). Menurut BPS Jatim (2019) data BPS tahun 2018 menunjukkan 885 kelahiran bayi di
Surabaya dengan berat badan lahir rendah (BBLR) ( Wijaksana et al., 2020).
Wanita hamil amat lazim mengalami masalah yang mengganggu gigi dan mulut
selama kehamilan, antara lain hipersalivasi (air liur berlebihan), gigi berlubang,
perdarahan gusi, gingivitis (peradangan gusi). Masalah gigi dan mulut pada ibu hamil
sering terjadi, hal ini cenderung diabaikan, baik oleh penderita maupun oleh dokter atau
bidan. Masalah gigi dan mulut apabila tidak dirasakan sebagai gangguan, maka wanita
hamil biasanya tidak mengeluhkan kepada dokter atau bidan yang memeriksa
kehamilannya. Calon ibu cenderung lebih peduli akan kesehatan janinnya dan kehamilan
itu sendiri sehingga mengabaikan kesehatan gigi dan mulut (Nyoman, 2017)
Salah satu faktor resiko dari kelahiran bayi prematur dan BBLR adalah adanya
kelainan jaringan rongga mulut yaitu kelainan periodontal (Thakur et al., 2020; Vidhale et
al., 2020; Wijaksana, 2019). Kelaianan periodontal yang umum ditemukan pada ibu hamil
diantaranya adalah gingivitis dan periodontitis. Di Kota Surabaya, studi yang dilakukan
pada delapan puskesmas menunjukkan 73% ibu hamil mengalami gingivitis dan 36% ibu
hamil mengalami periodontitis (Tedjosasongko et al., 2019). Menurut Klokkevold &
466
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Mealey (2019) wanita dengan periodontitis generalis beresiko 5 kali lebih besar
mengalami kelahiran prematur sebelum usia kehamilan 35 minggu dan 7 kali lebih besar
dalam usia kehamilan kurang dari 32 minggu. Periodontitis lebih mampu mempengaruhi
hasil kehamilan dibanding kebiasaan merokok maupun konsumsi alkohol saat kehamilan
(Wijaksana et al., 2020).
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan, yaitu tingginya prevalensi
penyakit periodontal pada ibu hamil dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dari masalah
tersebut, maka penulis perlu melakukan penelurusan artikel ilmiah untuk melaksanakan
literature review “Faktor yang mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil"
METODE
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Sumber data sekunder yang didapat berupa
artikel jurnal baik nasional maupun internasional dengan tema yang sesuai. Pencarian
literatur dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan Desember 2020. Pencarian
Literatur dalam literatur review ini didapatkan dari 4 academic database yaitu Google
Scholar, PUBMED, Science Direct dan ProQuest. Jumlah artikel minimal yang
direncanakan adalah 10 artikel, yang diterbitkan pada tahun 2016-2020 yang dapat
diakses ful-ltext dalam format pdf
Pencarian artikel dengan menggunakan kata kunci “Behavior”, “Hormon”,
“periodontitis” dan “pregnancy”. Cara menggunakan kata kunci adalah dengan metode
“boolean searching”, yaitu: (Behavior OR perilaku) AND (Hormonal OR hormon) AND
(periodontitis OR penyakit periodontal) AND (pregnancy OR kehamilan).
467
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
468
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
469
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
470
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
terjadinya gingivitis
karena adanya perubahan
hormonal, faktor
lingkungan sosial
ekonomi yang rendah
untuk memeriksakan
kesehatan gigi dan
mulutnya.
5. Suci Hubungan Vol. 6 D : Penelitian ini dilakukan Dapat dilihat bahwa
Erawati, tingkat No. 2 di RSUD Dr. RM. Djoeljam berdasarkan responden
Irene kebersihan Binjai. Penelitian ini wanita hamil trimester
Anastasi rongga dilaksanakan mulai bulan kedua dari hasil uji Chi-
a, Shanna mulut februari tahun 2016. square menunjukkan
Sukmada dengan bahwa rata-rata skor OHI-
ra (2017) status I : Alat penen=litian yang S 1,75±0,82975. Sedangkan
penyakit digunakan adalah formulir rata-rata skor OHI-S
gingivitis informed concent, handscoen trimester ketiga 2,87±0,97
pada ibu dan masker, sonde dan dan nilai hasil uji (0,001)
hamil di kaca mulut, probe William lebih kecil dari pada nilai
RSUD DR. dan perlengkapan alat mutlak (p<0,05) yang
RM. tulis. Bahan yang menunjukkan bahwa
Djoelham digunakan dalam pada trimester ketiga
Binjai penelitian ini adalah air didapati hubungan antara
mineral, cutton bud, sabun oral hygiene dengan
antiseptic, dan zat pewarna keparahan gingivitis.
makanan.
471
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
472
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa
perilaku individual dan
473
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
konseling pendidikan
membuahkan hasil yang
menjanjikan
untuk menjaga kesehatan
periodontal yang baik di
antaranya
wanita hamil.
10. DJ Kebersihan Vol. D : Sebuah penelitian Hampir semua peserta Google
Erchick, mulut, 19 kohort prospektif berbasis melaporkan pembersihan Scholar
B. Rai, prevalensi No. 2 komunitas tentang gigi, paling banyak hanya
NK radang gingivitis dan hasil sekali sehari (n = 1030,
Agrawal, gusi, dan kehamilan yang 73%) dan pagi hari (n
SK faktor merugikan. = 1407, 99%) (multipel
Khatry, J risiko tanggapan mungkin)
Katz, SC terkait di I : Pemeriksaan kesehatan (Tabel 4). Lebih dari tiga
Leclerq, antara mulut perempat (n = 1113/1412,
MA wanita 79%), bagaimanapun,
Reynolds hamil di menunjukkan bahwa,
, dan LC Distrik secara optimal, seseorang
Mullany Sarlahi, harus membersihkan gigi
(2019) Nepal dua kali atau lebih per
hari. Rata-rata waktu
pembersihan gigi adalah
10 (median = 5) menit.
Tiga perempat (n = 1044,
74%) peserta
menggunakan sikat gigi,
dan sebagian besar
melaporkan
menggunakan datiwan
( ) (n = 626, 43%),
alat pembersih gigi lokal
yang dibuat dari ranting
berbagai pohon (
beberapa tanggapan
mungkin).
474
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Tabel 2. Faktor Perilaku Yang Mempengaruhi Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil
No. Faktor Perilaku Yang Mempengaruhi Artikel Terkait
Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil
1. Pengetahuan Swati Patil, Rajul Ranka, Minal
Chaudhary, Alka Hande, dan
Preethi Sharma
Anis Septiana Nataris, Yunita Dyah
Puspita Santika
2. Sosial ekonomi Cut Ratna Keumala
3. Perilaku Kebiasaan Menyikat Gigi Helwi Umniyati, Sinta Primanita
Amanah, Chaerita Maulani
4. Kebersihan Gigi dan Mulut DJ Erchick, B. Rai, NK Agrawal, SK
Khatry, J Katz, SC Leclerq, MA
Reynolds, dan LC Mullany
Kebersihan mulut yang buruk adalah alasan utama terjadinya berbagai masalah di
rongga mulut, yang diperberat oleh perubahan fisiologis dan hormonal selama kehamilan.
Ibu hamil sering mengabaikan kebersihan rongga mulutnya yang akan menyebabkan
penumpukan plak pada gigi dan tepi gingiva, hal ini dapat menyebabkan radang gingiva
atau gingivitis (Umniyati et al., 2020).
Menurut Shiny (2014) dalam Tengah A. (2019) setiap ibu yang mengalami kehamilan
pasti ada perubahan perilaku, itu semua di pengaruhi oleh perubahan hormonal.
Perubahan perilaku pada ibu hamil merupakan hal wajar karena produksi hormon
progesteronnya sedang tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi banyak hal, termasuk
psikis ibu. Perubahan hormon yang terjadi pada ibu hamil sebenarnya sama persis
dengan perubahan hormon pada wanita yang sedang mengalami siklus haid, perubahan
hormon yang terjadi tidak selamanya akan mempengaruhi psikis ibu hamil. Perubahan
hormon (progesterone dan esterogen) selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai
perubahan pada ibu hamil. Seperti, ibu kerap mengalami mual-muntah dipagi hari
475
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
476
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Wijaksana dkk (2020) dalam jurnal yang berjudul “Peningkatan perilaku sadar
periodontal sehat bagi ibu hamil di masa pandemi covid-19” didapatkan, selama masa
kehamilan perubahan hormonal menyebabkan peningkatan respon keradangan dalam
rongga mulut. Selama masa kehamilan, cairan sulkus gingiva akan mengalami
peningkatan, begitu juga dengan kegoyangan dari gigi. Uji statistik Wilcoxon melalui tes
sebelum dan sesudah penyampaian materi menunjukkan adanya peningkatan
pengetahuan dari ibu hamil. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, perubahan hormonal
berpengaruh secara dominan terhadap terjadinya keradangan gusi (gingivitis) pada ibu
hamil dan peningkatan pengetahuan ibu hamil sangat signifikan terhadap perubahan
perilaku ibu hamil tentang menjaga kebersihan rongga mulut ibu hamil tersebut.
Liu dkk (2020) dalam jurnalnya yang berjudul “Efektifitas berpusat pada keluarga
pendekatan konseling perilaku dan pendidikan untuk meningkatkan kesehatan
periodontal pada ibu hamil” didapatkan mereka yang memiliki plak yang terlihat di lebih
dari lima puluh persen permukaan gigi yang diperiksa. Persentase rata-rata permukaan
gigi dengan plak adalah serupa pada kelompok uji dan kontrol pada awal. Lebih dari
tujuh puluh persen peserta mengalami BOP dan lebih dari lima puluh persen mengalami
situs probing periodontal. Kelompok uji dan kelompok kontrol diberikan pendekatan
konseling perilaku dan pendidikan. Pada kedua kelompok, rata-rata NPoc meningkat
dari T0 (sekitar 0,2) menjadi T1 (sekitar 0,3) dan kemudian menurun pada T2 (sekitar 0,1).
Ada perubahan signifikan dari waktu ke waktu pada kedua kelompok. Pada hasil
penelitian jurnal tersebut, adanya pengaruh konseling perilaku dan pendidikan terhadap
ibu hamil yang berpusat pada keluarga sangat efektif.
Andayani dkk (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Determinan Penyakit
Periodontal Kehamilan pada Wanita Indonesia: Studi Cross-sectional dengan Data
National Riskesdas 2013” didapatkan sampel 1,733 ibu hamil yang diambil dari data
Riskesdas 2013. Wanita hamil yang tidak menyikat gigi setiap hari memiliki peningkatan
risiko penyakit periodontal jika dibandingkan dengan mereka yang menyikat gigi
minimal dua kali sehari. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, frekuensi menyikat gigi
juga ditemukan secara signifikan terkait dengan penyakit periodontal selama kehamilan.
Kebersihan mulut yang tidak memadai merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
penyakit periodontal.
Hande dkk (2018) dalam jurnalnya yang berjudul “Prevalensi karies gigi dan
gingivitis pada wanita hamil dan tidak hamil” didapatkan wanita hamil pada trimester
kedua menghadiri antenatal bagian rawat jalan (OPD) dan wanita yang tidak hamil.
Ditemukan bahwa wanita hamil mengalami gingivitis lebih tinggi dibandingkan dengan
wanita yang tidak hamil. Wanita hamil dengan kebersihan mulut yang memiliki status
buruk satu setengah kali lebih mungkin menderita radang gusi dibandingkan dengan
mereka yang memiliki kebersihan mulut yang memiliki status baik. Pada hasil penelitian
jurnal tersebut, kebersihan rongga mulut yang buruk selama masa kehamilan sangat
berpengaruh terhadap kejadian radang gusi (gingivitis).
Erchick dkk (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Kebersihan mulut, prevalensi
radang gusi, dan faktor risiko terkait di antara wanita hamil di Distrik Sarlahi, Nepal”
didapatkan hampir semua peserta melaporkan pembersihan gigi, paling banyak hanya
sekali sehari dan pagi hari. Hasil ditemukan wanita dalam populasi ini memiliki radang
477
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
gusi. Pada hasil penelitian jurnal tersebut, adanya perilaku kebersihan gigi dan mulut
yang masih kurang sehingga menebabkan radang gusi.
478
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
prospektif selama 15 tahun dan tidak menemukan kerusakan lebih lanjut dari struktur
periodontal pada subjek yang menjaga kebersihan mulut dan melakukan perawatan gigi
profesional secara rutin (Wang, 2017).
Tindakan atau perilaku seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi pengetahuan, kecerdasan,
persepsi, emosi, motivasi, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sekitar,
baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, budaya, dan
sebagainya. Perubahan perilaku kesehatan dapat diwujudkan melalui pendidikan
kesehatan seperti promosi kesehatan dengan berbagai metode (Umniyati et al.,
2020).
479
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
Faktor Yang Lebih Berpengaruh Terhadap Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil
Menurut Deliemuthe (2008) dalam Nataris (2017) secara umum, faktor utama
terjadinya gingivitis adalah plak. Sedangkan faktor risiko lain yang mempengaruhi
keparahan gingivitis antara lain: kalkulus, karies, umur, jenis kelamin, taraf pendidikan,
penghasilan dan daerah tempat tinggal. Ada juga beberapa faktor risiko lainnya yang
mempengaruhi keparahan gingivitis antara lain: oral hygiene yang buruk, defisiensi nutrisi
dan protein, faktor psikologis (stress), penyakit metabolisme serta gangguan penyakit
hematologi seperti leukimia dan anemia (Nataris et al., 2017).
Menurut Sorsa (2013) dalam Keumala (2019) menyatakan bahwa hal tersebut
dikarenakan awal permulaan terjadinya gingivitis terjadi pada trimester awal dan akan
mulai menurun pada trimester akhir. Responden ibu hamil yang mengalami gingivitis
memiliki permukaan mengkilap dan kaku pada gingivanya. Saat kehamilan terjadi
peningkatan hormon entrogen dan progesterone yang dapat mempengaruhi kondisi gingiva
ibu hamil, pada dasarnya faktor yang lebih menentukan terjadinya gingivitis pada ibu
hamil adalah karena adanya bakteri plak pada gigi yang dipengaruhi oleh prilaku
kebersihan gigi dan mulut responden ibu hamil itu sendiri (Tengah, 2019).
Berdasarkan analisis diatas, penulis menyimpulkan dari 10 jurnal yang di review
mengenai “Penyakit Periodontal Pada Ibu Hamil Ditinjau Dari Berbagai Faktor Yang
Mempengaruhi” dapat diketahui terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi
480
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
penyakit periodontal pada ibu hamil yaitu perilaku dan hormonal. Faktor perilaku
terdapat pengetahuan, sosial ekonomi, perilaku kebiasaan menyikat gigi dan kebersihan
gigi dan mulut. Faktor pengetahuan sangat berpengaruh secara dominan terhadap
terjadinya penyakit periodontal pada ibu hamil. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
Hande dkk (2018) dan Nataris dkk (2017). Faktor hormonal terdapat perubahan hormon,
usia kehamilan, indeks plak, dan status indeks gingiva. Faktor perubahan hormon sangat
berpengaruh secara dominan terhadap terjadinya penyakit periodontal pada ibu hamil.
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian Keumala dkk (2019) dan Wijaksana dkk (2020).
Faktor yang lebih berpengaruh terhadap penyakit periodontal pada ibu hamil
berdasarkan penyataan dari penelitian Keumala dkk (2019) dan Nataris dkk (2017) faktor
perilaku merupakan faktor yang lebih menentukan terjadinya pregnancy gingivitis karena
terjadinya pregnancy gingivitis berawal dari plak yang berakumulasi dalam jumlah banyak
dan didukung oleh perilaku oral hygiene ibu hamil yang buruk.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil literature review didapatkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi penyakit periodontal pada ibu hamil. Berbagai faktor tersebut adalah:
pengetahuan, sosio ekonomi, perilaku kebiasaan menyikat gigi, kebersihan gigi dan
mulut dan faktor hormonal pada ibu hamil yaitu, perubahan hormon, usia kehamilan,
indeks plak, status indeks gingiva. Saran dari penelitian ini adalah Perlu adanya upaya
promotif berkesinambungan kepada masyarakat khususnya ibu hamil mengenai faktor
risiko dari gingivitis dan periodontitis yang diakibatkan keadan rongga mulut ibu hamil
yang tidak terjaga yang nantinya dapat mempengaruhi kesehatan baik pada janin
maupun ibu. Kemudian meningkatkan upaya preventif kepada masyarakat khususnya
ibu hamil dengan membiasakan menggosok gigi sebelum tidur malam dan setelah makan
kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan dapat terpelihara dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dheasabel, G., Azinar, M., Biostatistika, E., Ilmu, J., & Masyarakat, K. (2018). Kejadian
Periodontitis Di Kabupaten Magelang. Higeia Journal of Public Health Research and
Development, 2(2), 331–341.
Dmf-t, I., & Hamil, I. (2019). Dental Therapist Journal. 1(1), 12–22.
Erawati, S., Anastasia, I., Sukmadara, S., & Gigi, F. K. (2017). Hubungan tingkat kebersihan
rongga mulut dengan status penyakit gingivitis pada ibu hamil di RSUD DR . RM .
Djoelham Binjai. 6(2), 83–86.
Ferry, A., & Angeline, J. (2018). Bebas sakit Gigi & Mulut Pada Kehamilan (Purindraswari
(ed.)).
Fitriany, M., Farouk, H., & Taqwa, R. (2016). Perilaku Masyarakat dalam Pengelolaan
Kesehatan Lingkungan (Studi di Desa Segiguk sebagai Salah Satu Desa Penyangga
Kawasan Hutan Suaka Margasatwa Gunung Raya Ogan Komering Ulu Selatan).
Jurnal Penelitian Sains, 18(1), 168118.
Hande, A. H., Chaudhary, M. S., Gadbail, A. R., Zade, P. R., Gawande, M. N., & Patil, S. K.
(2018). Role of hypoxia in malignant transformation of oral submucous fibrosis.
481
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
482
Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index
483