Anda di halaman 1dari 13

Peran Edukasi Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Kondisi

Jaringan Periodontal Selama Kehamilan dan Tinjauannya Menurut Agama


Islam di Puskesmas Desa Babat Kabupaten PALI Sumatra Selatan

Cindy Martha Sari1, Nita Nurniza2, Dewi Nurul Mustaqimah3, Siti Nur Riani4

1Mahasiswa Profesi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas YARSI, Jalan Letjen Suprapto,
Cempaka Putih, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10510, Indonesia
2Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas YARSI, Jalan Letjen Suprapto,
Cempaka Putih, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10510, Indonesia
3Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas YARSI, Jalan Letjen Suprapto,
Cempaka Putih, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10510, Indonesia
4Departemen Agama Islam, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas YARSI, Jalan Letjen
Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, 10510, Indonesia

Email: cindymarta23@gmail.com

Abstrak

Latar belakang: Edukasi kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu usaha agar memengaruhi
individu untuk meningkatkan pengetahuan serta perilaku kesehatan gigi dan mulut yang baik.
Kesehatan gigi dan mulut ibu hamil merupakan salah satu faktor penting bagi kesehatan ibu hamil
dan janinnya. Infeksi rongga mulut pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kematian janin,
preeklamsi, kelahiran prematur, maupun berat badan lahir rendah (BBLR). Islam memandang ilmu
pengetahuan sebagai kebutuhan manusia dalam mencapai kesejahteraan dan merupakan bagian
dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai makhluk Allah SWT yang berakal. Tujuan:
Mengetahui perbedaan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah di berikan edukasi serta
tinjauannya dalam perspektif Islam. Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif,
menggunakan metode quasi experiment dengan one group pre-test post-test tanpa kelompok
kontrol disertai pengambilan data primer. Responden berjumlah 41, data di analisis dengan SPSS
versi 23. Hasil: Uji Wilcoxon dengan nilai P-value 0,000 (<0,05) menunjukkan ada perbedaan
signifikan mengenai pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. Kesimpulan:
Edukasi memberikan pengaruh yang signifikan dalam peningkatan pengetahuan ibu hamil. Hal ini
merupakan sebuah kewajiban karena termasuk dalam penegakan dari Maqashid Al-Syari’ah terkait
menjaga keselamatan dan keturunan (Hifz Al-Nafs dan Hifz Al-Nasl).

Kata kunci: Edukasi, Jaringan periodontal, Kehamilan, Pengetahuan.

1
The Role of Education on Knowledge of Pregnant Women About Periodontal Tissue
Condition During Pregnancy and Review in Islam at Puskesmas Desa Babat, Kab. PALI,
South Sumatra.

Abstract

Background: Dental and oral health education is an activity to influence individuals increasing
their knowledge to have a good oral health behavior. Oral health of pregnancy women is one of the
important factors for the health of mom and their fetuses. Oral infection in pregnancy women can
increase the risk of fetal death, preeclampsia, premature birth, and low birth weight (LBW). Islam
consider science as a human need in achieving prosperity and part of the implementation of human
as intelligent creatures of Allah SWT. Objective: The differences in knowledge of pregnancy
women before and after oral health education and review from an Islamic perspective. Methods:
This research is a quantitative study, using a quasi-experimental method with one group pre-test
post-test without a control group accompanied by primary data collection. Respondents amounted
41. Data were analyzed by SPSS Ver. 23. Result: The results of the Wilcoxon test analysis with a
P-value of 0.000 (<0.05) showed that there was a significant difference in the knowledge of
pregnancy women before and after oral health education. Conclusion: Education has a significant
effect in increasing knowledge of pregnancy women. This is an responsibility because it is included
in the enforcement of Maqashid Al-Syari’ah regarding Hifz Al-Nafs and Hifz Al-Nasl.

Keyword: Education, Periodontal, Pregnancy, Science.

Pendahuluan

Edukasi kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu usaha aktivitas agar dapat memengaruhi
individu untuk memiliki perilaku kesehatan gigi dan mulut yang baik. Tujuan akhir edukasi
kesehatan gigi dan mulut adalah terjadinya perubahan perilaku meliputi pengetahuan, sikap, dan
tindakan yang mengarah kepada kebiasaan hidup sehat (Tandilangi dkk., 2016). Pengetahuan
merupakan informasi penting untuk membentuk suatu perilaku seseorang. Perilaku yang terbentuk
berdasarkan pengetahuan memiliki dampak jangka panjang dibandingkan dengan perilaku yang
tidak berdasarkan pengetahuan (Almujadi dan Taadi, 2017). Pengetahuan yang baik mengenai
kesehatan gigi dan mulut memiliki pengaruh positif terhadap sikap dan tindakan seseorang dalam
memelihara kesehatan gigi dan mulut (Panjaitan dkk., 2018).
Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai lahirnya janin. Waktu kehamilan
normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir HPHT

2
(Maryani dan Haryanto, 2018). Selama masa kehamilan terjadi perubahan pada ibu hamil seperti
perubahan fisiologis dan perubahan psikis (Nelazyani dan Hikmi, 2018). Pada saat hamil dapat
juga terjadi perubahan hormon yang memengaruhi kondisi rongga mulut. Kesehatan gigi dan mulut
ibu hamil merupakan salah satu faktor penting bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya. Infeksi
rongga mulut pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pada ibu maupun janin yang
dikandungnya, sehingga dapat menyebabkan kematian janin, kelahiran prematur, maupun berat
badan lahir rendah (BBLR) (Wijaksana dkk., 2020).
Pengetahuan ibu hamil yang kurang mengenai kesehatan gigi dan mulut dapat
memengaruhi kondisi kesehatannya sehingga berdampak terhadap kenyamanan. Salah satu cara
yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan khususnya mengenai kesehatan gigi dan mulut yaitu
dengan melakukan edukasi menjaga kesehatan gigi dan mulut (Fatmasari dan Lismawati, 2020).
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai kebutuhan manusia dalam mencapai kesejahteraan hidup di
dunia dan membawa kemudahan dalam mengenal Allah SWT. Oleh karena itu Islam memandang
bahwa ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai makhluk
Allah SWT yang berakal (Supriatna, 2019).

Tinjauan teoritis

Edukasi merupakan suatu kegiatan yang direncanakan untuk memengaruhi orang lain baik secara
individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka dapat melakukan apa yang diharapkan oleh
pelaku edukasi (Handayani dkk., 2020). Edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat
adalah proses penyampaian informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan
pengetahuan secara keseluruhan serta membantu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya
kebersihan mulut sehingga mempunyai kebiasaan dengan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
(Kindangen dkk., 2021). Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses
sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan
pengaruh yang penting dalam terbentuknya perilaku (Hartono, 2016).
Kehamilan merupakan proses fertilisasi atau bersatunya spermatozoa dan sel telur (ovum)
yang selanjutnya akan melalui proses nidasi (implantasi). Proses ini terhitung dari saat fertilisasi
sampai bayi lahir. Kehamilan yang normal umumnya berlangsung selama 40 minggu yaitu sekitar

3
9 bulan atau 10 bulan, ditetapkan berdasarkan kalender internasional (Prawirohardjo, 2014). Pada
masa kehamilan terjadi beberapa perubahan baik secara fisik maupun fisiologis. Perubahan ini
terjadi karena tubuh mempersiapkan diri untuk proses melahirkan serta untuk perkembangan janin.
Perubahan yang terjadi dapat memengaruhi sistem dalam tubuh sehingga berdampak terhadap
fisiologis bagian-bagian tubuh termasuk gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut dapat
menggambarkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang. (Hurahmi dkk., 2017).
Prevalensi penyakit periodontal meningkat seiring dengan meningkatnya usia kehamilan.
Hal ini disebabkan karena kurangnya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut. Penyakit
periodontal juga dapat memengaruhi kesehatan janin dan kondisi kehamilan, termasuk di dalamnya
dapat memengaruhi terjadinya kelahiran prematur disertai dengan BBLR atau kelahiran normal
dengan BBLR. Pada masa kehamilan, terjadi perubahan hormonal yang ditandai dengan
meningkatnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Siklus peningkatan produksi hormon
estrogen dan progesteron sering mengubah komposisi mikrobiota biofilm, serta biologis jaringan
gingiva dan pembuluh darah. Secara umum, hasilnya adalah berupa respons peradangan berlebihan
dengan tanda-tanda klinis dan gejala yang dapat terlihat pada gingiva. Peningkatan kadar hormon
estrogen dan progesteron pada masa kehamilan diyakini dapat memengaruhi kesehatan gingiva.
Perubahan yang terjadi pada gingiva tampak berlebihan walaupun jumlah plak sebagai faktor
iritans lokal tidak terlalu banyak. Selain itu, progesteron bersama dengan estrogen dapat
menyebabkan pelebaran pembuluh darah sehingga sering terjadi pembesaran pada gingiva ibu
hamil. Perubahan paling menonjol selama masa kehamilan yang berkaitan dengan jaringan
periodontal adalah adanya gingivitis gravidarum dan epulis gravidarum (Soulissa, 2014).

Gingivitis gravidarum
Gingivitis pada wanita hamil disebut gingivitis gravidarum atau gingivitis kehamilan (Andriyani
dkk., 2014). Gambaran klinis dari gingivitis gravidarum berupa margin gingiva dan papila
interdental berwarna kemerahan, edema, permukaannya licin dan mengkilap, mudah berdarah
disertai rasa sakit (Pujiati dkk., 2020). Gingivitis kehamilan atau gingivitis gravidarum umumnya
terjadi pada bulan ke-2 dan ke-3 kehamilan, umumnya pada minggu ke-8. Puncak keparahan
terdapat pada bulan ke-8 atau minggu ke-32 kehamilan, kemudian menurun pada bulan ke-9
kehamilan seiring dengan menurunnya kadar hormon dalam tubuh (Andriyani, dkk., 2014).

4
Epulis gravidarum
Epulis gravidarum merupakan kelainan gingiva yang jarang terjadi pada masa kehamilan, dengan
prevalensi hanya 0,2% hingga 5%. Epulis gravidarum merupakan lesi yang tumbuh dengan cepat
dan jinak, umumnya terjadi pada trimester pertama kehamilan (Soulissa, 2014). Gambaran klinis
berupa lesi berwarna merah cerah hingga merah kebiruan (bergantung vaskularisasi lesi dan
keadaan vena), bertangkai, kadang-kadang memiliki flek putih dipermukaannya, ada ulcer. Ukuran
diameter epulis gravidarum kurang lebih 2 cm, dan umumnya tidak sakit sehingga tidak
menimbulkan keluhan berarti selain karena ukurannya (Suwandi, 2019).

Waktu yang tepat untuk perawatan gigi dan mulut saat kehamilan adalah pada trimester kedua.
Mengontrol penyakit aktif dapat mengeliminasi masalah potensial yang muncul pada akhir
kehamilan. Bedah periodontal sebaiknya ditunda hingga setelah melahirkan. Pada wanita hamil
dengan jaringan periodontal sehat perawatan dan pemeliharaan oral dapat dilakukan pada trimester
kedua. Jika ditemukan peradangan gingiva maka tindakan awal adalah konsul ke ginekologi, lalu
pada trimester 2 dapat dilakukan debridement. Jika ditemukan kasus sedang sampai berat serta
memerlukan tindakan bedah, maka tindakan ditunda hingga setelah melahirkan (Suwandi, 2019).
Perawatan periodontal yang dapat dilakukan semasa kehamilan berupa kontrol plak, skeling
dan penghalusan akar. Menghindari prosedur dental care bila memungkinkan selama trimester
pertama dan akhir semester ketiga. Kepada ibu hamil sebaiknya hindarkan waktu lama duduk
selama saat perawatan gigi karena tidak nyaman. Juga dapat terjadi supine hypotensive syndrome,
karena pada keadaan posisi supine, pembuluh darah besar, sebagian vena cava inferior terhimpit
oleh gravid uterus. Penggunaan dental radiografi hanya digunakan secara selektif selama
kehamilan serta jika dirasa sangat perlu untuk tujuan diagnosis dan perawatan. Radiografi bite-
wing, panoramik dan periapikal harus menggunakan apron (Suwandi, 2019).

Umat Islam pernah mengalami masa kejayaan di bidang ilmu pengetahuan. Dunia Islam
mencapai kemajuan atau menciptakan peradaban karena ilmu pengetahuan mendapatkan apresiasi
yang tinggi dari umat Islam. Ayat pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad di Gua Hira
yaitu ‘iqra’ atau bacalah, mengandung inti pesan bahwa ilmu pengetahuan hendaklah mendapat
tempat yang tinggi bagi orang-orang Muslim (Judrah, 2015). Allah SWT, akan mengangkat derajat
orang yang berilmu, dengan mempunyai ilmu pengetahuan maka diharapkan dapat dengan mudah

5
mengenal Allah SWT serta menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT (Supriatna,
2019). Allah SWT berfirman
‫ّٰللا لَكُ ْۚ ْم َواِذَا ِق ْي َل ا ْنش ُُز ْوا فَا ْنش ُُز ْوا‬
ُ‫ح ه‬ ِ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمن ُْٰٓوا اِذَا ِق ْي َل لَكُ ْم تَفَ َّسح ُْوا فِى ْال َمجٰ ل ِِس فَا ْف َسح ُْوا َي ْف َس‬
ُ ‫ّٰللا الَّ ِذيْنَ ٰا َمن ُْوا مِ ْنكُ ْۙ ْم َوالَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ْالع ِْل َم د ََرجٰ ٍۗت َو ه‬
١١ – ‫ّٰللا بِ َما تَ ْع َملُ ْونَ َخبِي ٌْر‬ ُ ‫يَرْ ف َِع ه‬

Artinya :”Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan
di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Mujadalah (58): 11).

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut. Anjuran
menjaga kebersihan gigi terdapat dalam hadis Nabi Muhammad SAW, yang intinya mengingatkan
agar manusia selalu dalam keadaan bersih sebelum melakukan ibadah wajib (shalat). Hadis ini
menegaskan betapa pentingnya manusia menjaga kebersihan gigi agar terhindar dari berbagai
penyakit, namun ada kekhawatiran dari Nabi Muhammad SAW. Hadis ini akan memberatkan umat
Islam sehingga beliau tidak mewajibkannya walaupun dalam kehidupan sehari-hari beliau
bersiwak atau menyikat gigi beberapa kali. Rasulullah SAW telah mengajarkan bagaimana
menjaga kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut dengan menganjurkan serta memberi
teladan tentang hal bersiwak atau menyikat gigi setiap hendak mendirikan shalat, dengan tujuan
agar umat mengikuti dan meneladani sikap dan perilaku Nabi Muhammad SAW (Budiarti, 2013).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda

ِ ِ‫اس ََل َ َمرْ ت ُ ُه ْم ب‬


َ ‫الس َِّواكِ َم َع كُ ِِّل‬
‫ص ََلة‬ َ ‫علَى أ ُ َّمتِي أَ ْو‬
ِ َّ‫علَى الن‬ َ ‫لَ ْو ََل أَ ْن أَش َُّق‬

Artinya :“Sekiranya arahanku tidak akan memberatkan orang mukmin, niscaya aku akan
memerintahkan mereka bersiwak (menggosok gigi) setiap kali hendak mendirikan shalat” (H.R.
Al-Bukhari dan Muslim).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor penting bagi kesehatan ibu hamil
serta janin yang dikandungnya. Infeksi gigi dan mulut seperti penyakit jaringan periodontal pada
ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pada ibu maupun janin yang dikandungnya, sehingga
dapat menyebabkan kematian janin, kelahiran prematur, maupun BBLR (Wijaksana, 2019).
Maqashid Al-Syari’ah merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh syariat agar kemaslahatan
umat manusia bisa terwujud (Musoli, 2018). Hifz Al-Nafs merupakan salah satu dari 5 Maqashid

6
Al- Syari’ah, Hifz Al-Nafs memiliki arti menjaga jiwa atau mencegah terjadinya hal-hal buruk dan
memastikan agar tetap hidup. Al-Nafs dalam Islam memiliki banyak definisi, di antaranya dapat
berarti jiwa, nyawa, dan lain-lain. Berikut merupakan ayat Al-Qur’an yang digunakan sebagai bukti
bahwa memelihara jiwa merupakan keharusan (Hayat, 2020). Allah Ta’ala berfirman

ِ ِّ ‫ّٰللا ا ََِّل بِ ْال َح‬


‫ق‬ ُ ‫ي َح َّر َم ه‬ َ ‫ّٰللا ا ِٰل ًها ٰاخ ََر َو ََل يَ ْقتُلُ ْونَ النَّ ْف‬
ْ ِ‫س الَّت‬ ِ ‫َوالَّ ِذيْنَ ََل يَدْع ُْونَ َم َع ه‬
٦٨ – ْۙ ‫َو ََل يَ ْزن ُْو ْۚنَ َو َم ْن يَّ ْفعَلْ ٰذلِكَ يَ ْلقَ اَثَا ًما‬

Artinya :“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan
tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)
dosa (nya)” (QS. Al-Furqan (25): 68).

Menjaga keselamatan ibu dan bayi merupakan sebuah kewajiban karena termasuk dalam
Hifz Al-Nafs. Terutama memelihara keturunan karena bertujuan untuk menjamin keberlangsungan
hidup manusia dari generasi ke generasi merupakan bentuk dari kemaslahatan baik duniawi
ataupun ukhrawi. Karena itu agama Islam memandang pentingnya naluri manusia untuk
berketurunan serta mengatur pemeliharaan keturunan guna melindungi keberlangsungan manusia
agar tidak terjadi kepunahan, dengan cara yang merujuk pada kebaikan manusia di dunia dan
akhirat (Basyar, 2020).

Metode penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, menggunakan metode pendekatan quasi
experiment dengan pendekatan one group pre test- post test tanpa kelompok kontrol. Dilihat hasil
pre test sebelum perlakuan dan post test setelah adanya perlakuan kelompok eksperimen untuk
mengetahui peran edukasi terhadap tingkat pengetahuan ibu hamil mengenai kondisi jaringan
periodontal selama masa kehamilan di Puskesmas Desa Babat, Kabupaten PALI. Jumlah sampel
penelitian adalah 41 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling.
Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang kondisi
jaringan periodontal selama kehamilan yang di bagikan kepada ibu hamil. Setelah pengisian
kuesioner yang pertama dan dikumpulkan kepada peneliti. Dilakukan edukasi mengenai kondisi
jaringan periodontal selama kehamilan. Setelah dilakukan edukasi, responden diberikan kuesioner

7
yang sama seperti kuesioner yang pertama. Setelah seluruh data terkumpul dilanjutkan dengan
pengolahan data dan dilakukan analisis data dengan SPSS. Analisis data yang digunakan adalah analisis
univariat dan analisis bivariat dengan uji Wilcoxon.

Hasil penelitian

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden


Variabel Jumlah (N) Presentase (%)
Usia responden
20-30 tahun 25 61
>30 tahun 16 39
Usia kehamilan
Trimester 1 12 29,3
Trimester 2 12 29,3
Trimester 3 17 41,5
Pendidikan terakhir
Tidak sekolah 1 2,4
SD 9 22
SMP 8 19,5
SMA 9 22
D3/S1 14 34,1
S2 - -
Pekerjaan
Tidak bekerja 7 17,1
Bekerja 34 82,9
Total 41 100

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan edukasi
mengenai kondisi jaringan periodontal selama kehamilan
Kriteria Sebelum edukasi Sesudah edukasi
n % n %
Baik 2 4,9 28 68,3
Cukup 4 9,8 9 22
Kurang 35 85,4 4 9,8
Jumlah 41 100 41 100

8
Tabel 4.3 uji normalitas Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Pre-test 0,433 41 0,000
Post-test 0,640 41 0,000

Tabel 4.4 Uji Wilcoxon


Negative rank Positive rank Ties Z P-
Mean N Mean N value
rank rank
Pre-test 0,00 0 17,00 33 8 -5,273 0,000
dan
post-test

Tabel 4.5 Uji Spearman karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan


Karakteristik umum dan tingkat n P-value r
pengetahuan
Usia – tingkat pengetahuan 41 0,665 - 0,070
Usia kehamilan – tingkat 41 0,646 - 0,074
pengetahuan
Tingkat pendidikan – tingkat 41 0,000 0,538
pengetahuan
Pekerjaan – tingkat pengetahuan 41 0,678 0,067

Pembahasan

Hasil dari penelitian ini dapat diketahui tidak ada hubungan bermakna antara usia dengan
pengetahuan mengenai kondisi jaringan periodontal selama kehamilan. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Ifada & Nugroho tahun 2010. Mereka menyatakan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan pengetahuan. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa saat semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja. Verner dan Davison (dalam Fadlilah dan aryanto tahun 2019)
menyatakan bahwa adanya 6 faktor fisik yang dapat menghambat proses belajar pada orang
dewasa, hal ini membuat penurunan pada suatu waktu dalam kekuatan berfikir dan bekerja.
Pengetahuan pada orang dewasa berdasarkan oleh pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya,
pengalaman sendiri, pengalaman dari orang lain, faktor lingkungan dan faktor intrinsik lainnya

9
yang dapat membentuk pengetahuan seseorang dalam jangka waktu lama dan akan tetap bertahan
sampai usia tua (Fadlilah dan aryanto tahun 2019).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara pendidikan dengan
pengetahuan mengenai kondisi jaringan periodontal selama kehamilan. Hal ini sama dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Suwanti dan Wahyuni pada tahun 2012, yang menyatakan
bahwa ada hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan. Hal ini
disebabkan karena tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respons
terhadap sesuatu yang datang dari luar. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan memberikan
respons yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan berfikir sejauh mana keuntungan
yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut (Hamidah dan Sari, 2017).
Berdasarkan pekerjaan didapatkan hasil penelitian bahwa tidak ada hubungan bermakna
antara pekerjaan dengan pengetahuan mengenai kondisi jaringan periodontal selama kehamilan.
Hal ini sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Gultom pada tahun 2021, yang
menyatakan tidak ada hubungan signifikan antara pekerjaan dengan tingkat pengetahuan. Hal ini
juga sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Putri tahun 2020, menyatakan tidak ada
perbedaan yang signifikan mengenai rata-rata pengetahuan ibu hamil yang bekerja dan tidak
bekerja. Pekerjaan tidak selamanya memengaruhi pengetahuan karena tidak semua di tempat kerja
bisa mendapatkan pengetahuan tentang kondisi jaringan periodontal selama kehamilan (Gultom,
2021).
Hasil analisis uji Wilcoxon mengenai perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan edukasi tentang kondisi jaringan periodontal selama kehamilan menunjukkan bahwa ada
perbedaan nilai pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. Dapat disimpulkan
bahwa hipotesis diterima karena ada pengaruh edukasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu
hamil mengenai kondisi jaringan periodontal selama kehamilan. Sejalan dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Tanjungsari dkk. pada tahun 2019 menyatakan bahwa bahwa terdapat
perbedaan tingkat pengetahuan ibu hamil yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan.
Hal ini didukung juga dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Palifiana dkk., tahun 2020,
menyatakan bahwa sehingga ada perbedaan nilai pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
edukasi.

10
Keterbatasan penelitian

1. Penelitian ini dilaksanakan secara langsung di wilayah kerja puskesmas dan rumah warga
setempat karena adanya pandemi virus covid-19 yang mengakibatkan adanya keterbatasan
dalam jumlah pengumpulan responden di satu tempat.
2. Dari jadwal para responden yang cukup padat sehingga mengisi kuesioner ini dengan terburu-
buru dan tergesa-gesa serta kurang teliti dalam menjawab kuesioner ini mengakibatkan tidak
menjawabnya dengan kondisi yang sesungguhnya mereka rasakan.
3. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner yang
mengakibatkan dapat terjadi subjective bias serta dapat mengurangi validitas dari kuesioner
ini.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian peran edukasi terhadap pengetahuan ibu hamil mengenai kondisi
jaringan periodontal selama kehamilan dan tinjauannya menurut agama Islam, dapat ditarik
kesimpulan bahwa edukasi memberikan pengaruh yang signifikan dalam peningkatan pengetahuan
ibu hamil. Menurut perspektif Islam dengan melakukan edukasi mengenai kondisi jaringan
periodontal selama kehamilan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil. Kesehatan gigi dan
mulut yang baik pada ibu hamil merupakan upaya pencegahan meningkatnya risiko terjadinya
BBLR, preeklamsia, kelahiran prematur, serta kematian janin. Hal ini merupakan penegakan dari
Maqashid Al-Syari’ah terkait Hifz Al-Nafs (penjagaan jiwa) dan Hifz Al-Nasl (penjagaan
keturunan).

Saran

1. Bagi puskesmas diharapkan hasil penelitian ini menjadi sarana dalam menyelengarakan
program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil agar dapat meningkatkan
pengetahuan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan
menambahkan variabel perilaku dan kelompok pembanding.

11
Daftar refrensi

Al-Qur’an dan terjemahan. 2017. Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia.


Almujadi & Taadi, 2017. Hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut terhadap jumlah karies
anak kelas III - V di SD Muhammadiyah Sangonan II Godean Yogyakarta. Jurnal Kesehatan
Gigi, 4(1), pp.1-7.
Andriyani, P., Apriasari, M. & Putri, D. 2014. Studi deskripsi kelainan jaringan periodontal pada
wanita hamil trimester 3 di RSUD Ulin Banjarmasin. Dentino (jurnal kedokteran gigi), 2(1),
pp.96-99.
Basyar, A. 2020. Perlindungan nasab dalam teori maqashid syariah. Maqashid jurnal hukum Islam,
3(1), pp.1-16.
Budiarti, R. 2013. Kesehatan gigi pada masyarakat Muslim. Bandung: Pustaka Aura Semesta.
Fadlilah, S. & Aryanto, E. 2019. Faktor yang berhubungan dengan pengetahuan TB paru dan
dukungan sosial pasien RS khusus paru respira. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sia Betik, 15(2),
pp.168-173.
Fatmasari, D. & Lismawati, N. 2020. Peningkatan pengetahuan tentang gingivitis pada ibu hamil
melalui konseling individu. Jurnal LINK, 16(1), pp.31-35.
Gultom, D, M. 2021. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang terjadinya
stomatitis pada balita di lingkungan I Kelurahan Sigalangan Kecamatan Batang Angkola tahun
2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(1), pp.65-73.
Handayani, L., Meirandika, A., Apriyanti, H., Aeni, A., Yuniastuti, R., Nugrahani, A. & Prasetyo,
F. 2020. Edukasi tentang aktivitas fisik dan makan beraneka ragam untuk hidup lebih sehat.
Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), pp.305-310.
Hamidah. & Sari, I, W. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif
pada ibu menyusui di Puskesmas Dumai Barat tahun 2017. Jurnal Ibu dan Anak, 5(1), pp.47-
54.
Hartono, D. 2016. Psikologi keperawatan. Kementrian Kesehatan RI.
Hayat, A. 2020. Impelementasi pemeliharaan jiwa (hifz al-nafs) pada pengasuhan anak berbasis
keluarga. Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan, 5(2), pp.151-170.
Ifada, I. & Nugroho, T. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan masyarakat
mengenai pelayanan kesehatan. http://eprints.undip.ac.id/23397/1/Ingga_I.pdf.
Judrah, M. 2015. Pandangan Islam tentang ilmu pengetahuan. Al-Qalam Jurnal Kajian Islam &
Pendidikan, 7(2), pp. 61-82.
Kindangen, M., Pengemangan, D. & Mintjelungan, C. 2021. Efektivitas edukasi kesehatan gigi
dengan metode kombinasi terhadap tingkat kebersihan mulut pada anak tunanetra. Jurnal e-
GiGi, 9(2), pp.188-195.
Maryani, R. & Haryanto, D. 2018. Sistem pakar diagnosa penyakit pada ibu hamil dengan metode
forward chaining. JUMANTAKA, 1(1), pp.151-160.
Nelazyani, N. & Hikmi, H. 2018. Gambaran pengetahuan ibu dan suami tentang perubahan fisik
dan psikologis saat hamil di wilayah kerja puskesmas Beringin Raya Kota Bengkulu tahun
2016. Journal of Midwifery, 6(1), pp.17-25.
Palifiana, D, A., Khadijah, S. & Zakiyah, Z. 2020. Edukasi telehealth pada ibu hamil sebagai upaya
peningkatan pengetahuan tentang persiapan persalinan. Pp.317-324.
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/25890
Panjaitan, M., Anastasia, I. & Novelia. 2018. Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan
gigi dan mulut terhadap indeks DMF-T pada siswa kelas XII di SMA Y.P Antasari Deli
Serdang. Prima Journal of Oral and Dental Sciences, 1(1), pp.32-40.

12
Pujiati, N., Kiswaluyo, & Novita, M. 2020. Hubungan kebersihan rongga mulut dan status gingiva
dengan usia kehamilan pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten
Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 8(2), pp.79-86.
Putri, I. 2020. Efektivitas media audiovisual terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil tentang
kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Kelurahan Rorotan tahun 2020.
Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.
Soulissa, A. 2014. Hubungan kehamilan dan penyakit periodontal. Jurnal PDGI, 63(3), pp.71-75.
Supriatna, E. 2019. Islam dan ilmu pengetahuan. Jurnal Soshum Insentif, 2(1), pp.128-135.
Suwandi, T. 2019. Hubungan penyakit periodontal pada kehamilan dengan kelahiran bayi
prematur. Jurnal Kedokteran Gigi Terpadu, 1(1), pp.53-57.
Suwanti, E. & Wahyuni, S. 2012. Karakteristik ibu kaitannya pengetahuan ibu tentang posyandu.
Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 1(2), pp.29-32.
Tandilangi, M., Mintjelungan, C. & wowor. V. N. S. 2016. Efektivitas dental health education
dengan media animasi kartun terhadap perubahan perilaku kesehatan gigi dan mulut Siswa SD
Advent 02 Sario Manado. Jurnal e-GiGi, 4(2), pp.106-110.
Tanjungsari, A, R., Palupi, D, W. & Widyastomo, J. 2019. Efektifitas media poster dengan
flanelgraf terhadap pengetahuan kesgilut ibu hamil Desa Klampok Singosari Malang. E-
Prodenta Journal of Dentistry, 3(1), pp.187-195.
Wijaksana, I. 2019. Dental treatment consideration in pregnant women. Jurnal Kesehatan Gigi,
6(2), pp.118-125.
Wijaksana, I., Bargowo, L. & Supandi, S. 2020. Peningkatan kesehatan periodontal ibu hamil
dalam upaya mengurangi risiko bayi dengan berat badan lahir rendah. Jurnal Layanan
Masyarakat, 4(2), pp.275-281.

13

Anda mungkin juga menyukai