PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
khususnya terhadap toksin maupun iritan lainnya, seperti plak dan kalkulus
Gingivitis pada ibu hamil tidak akan timbul tanpa adanya faktor
lokal atau keradangan pada gingiva, juga karena adanya akumulasi plak
1
2
(Hasibuan, 2004).
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) yang dikutip dari Hartati dkk
(2011) juga mencatat radang gusi merupakan masalah gigi dan mulut yang
pembengkakan gusi.
gigi dan mulut, 97% menyikat giginya, 52% dari ibu hamil percaya
menyikat gigi secara rutin akan mengurangi risiko terjadinya masalah pada
gusi dan hanya 3,7% ibu hamil mengunjungi dokter gigi selama
bermasalah gigi dan mulut di provinsi Bali sebesar 22,5%, lebih lanjut data
saat menyikat gigi, atau bahkan tanpa rangsangan, pendarahan pada gusi
penyakit paling umum yang sering ditemukan pada jaringan mulut (Irma
2013). Perubahan gingiva biasanya mulai terlihat pada kehamilan usia dua
2007).
Kabupaten Badung Bali pada tahun 2016 sebanyak 197 kasus, dimana
hamil di poli gigi Puskesmas Mengwi III Kabupaten Badung Bali April
2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka timbul permasalahan apakah ada
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan kehamilan
dan gingivitis di poli gigi Puskesmas Mengwi III Kabupaten Badung Bali.
D. Manfaat Penelitian
5
1. Manfaat Teoritis
gigi dan mulut dalam mencegah dan memperbaiki taraf kesehatan gigi
2. Manfaat Praktis
1) Manfaat bagi masyarakat
Meningkatkan pemahaman dan motivasi kepada ibu hamil agar
ibu hamil.
3) Manfaat untuk pengembangan diri peneliti
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan peneliti dapat
selanjutnya.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Kehamilan
tubuh, setelah penyatuan sel telur dengan sel sperma. Pada manusia,
fertilisasi sel telur dan sel sperma biasanya timbul pada bagian tengah
tuba uterina. Apabila satu sperma mencapai membran sel telur, sperma
1. Masa kehamilan
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam
6
7
a. Trimester pertama
embrio atau fetus di dalam tubuh pada 0-12 minggu. Mual (nausea)
terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejala ini kurang lebih terjadi pada 6 minggu setelah
ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat
b. Trimester kedua
trimester ini ibu hamil akan merasa lebih tenang, tentram, dan
(Noerdin, 2001).
c. Trimester ketiga
2. Faktor hormonal
mirip dengan hormon lutein yang disekresi oleh hiposis. Sejauh ini,
luteum pada akhir siklus seksual wanita. Sebaliknya, hormon ini akan
serta menyimpan nutrisi dalam jumlah besar dan tidah dibuang dalam
(Guyton dan Hall, 2007). Selain disekresi dalam jumlah sedang oleh
2007).
B. Gingivitis
1. Gingiva
Imunoglobulin A
2. pergantian sel dan deskuamasi permukaan,
3. aktivitas mekanisme imun.
gigi geligi dan tepi gingiva terdapat papila gingiva yang berbentuk
daerah ini biasanya timbul lesi awal gingivitis. (Manson dan Eley,
2013).
13
gingiva bebas atau free gingival groove. Gingiva cekat atau `mukosa
mukosa alveolar.
tua, berbeda dengan daerah gingiva cekat yang berwarna merah muda
INCLUDEPICTURE "http://3.bp.blogspot.com/-dT0jKzMt-
n8/UyWvPXvO0RI/AAAAAAAAAMA/Uk9aY6uLdSs/s1600/Gingiva+normal+G
14
ingiva+normal.jpg" \* MERGEFORMATINET
muda, tepinya seperti pisau dan scallop agar sesuai dengan kontur gigi
2013).
peg epitelial. Drainase limfatik dimulai pada papila jaringan ikat dan
gingival.
2. Pengertian gingivitis
16
bisa timbul kapan saja setelah timbulnya gigi, dimana gingiva tampak
Peradangan pada gusi dapat terjadi pada satu atau 2 gigi, tetapi
juga dapat terjadi pada seluruh gigi. Gingiva menjadi mudah berdarah
karena rangsangan yang kecil seperti saat menyikat gigi, atau bahkan
(Ubertalli, 2008).
sering ditemukan pada jaringan mulut. Dapat terjadi akut atau kronik
(Irma dan Intan, 2013). Gingivitis atau radang gusi, jika disertai
3. Patofisiologi gingivitis
leher gigi. Pada lesi awal perubahan terlihat pertama kali di sekitar
dan gigi yang terletak pada dasar leher gingiva), tidak terlihat adanya
tanda-tanda klinis dari perubahan jaringan pada tahap ini. Bila deposit
plak masih ada perubahan inflamasi tahap awal akan berlanjut disertai
serta mudah berdarah pada penyondean, dalam waktu dua sampai tiga
18
2013).
4. Etiologi gingivitis
bakteri, sisa makanan (plak), pemakaian sikat gigi yang salah, rokok,
2007).
a. Faktor internal
penyakit gingiva:
b. Faktor external
yang bersifat umum. Diet dengan hanya makan sayuran tanpa unsur
Eley, 2013).
makanan, flora rongga mulut dan stimulus atau trauma akibat sikat
bentuk lapisan yang tipis plak umumnya tidak terlihat dan hanya dapat
rongga mulut adalah benda asing yang lunak yang melekat pada gigi.
restorasi dan geligi tiruan, yang tidak terpapar friksi (Manson dan
Eley, 2013).
debris dan deposit kalkulus baik untuk semua atau hanya permukaan
gigi yang terpilih saja dan indeks plak (Manson dan Eley, 2013).
satu atas kanan, insisivus satu atas kanan, molar satu atas kiri, dan
insisivus satu bawah kiri) dan dua gigi diperiksa pada permukaan
21
berikut:
permukaan gigi
2 :terdapat debris lunak lebih dari 1/3 bagian permukaan gigi, tetapi
3 :terdapat debris lunak yang menutup lebih dari 2/3 permukaan gigi
sebagai berikut:
permukaan gigi
bagian permukaan gigi, tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi
Skore OHI-S per individu adalah total dari skor DI-S dan CI-
3. Gambaran klinis
merah muda, mempunyai tepi setajam pisau, dan tidak berdarah pada
hari diikuti gingivitis tahap awal, dalam waktu 2-3 minggu akan
a. Lesi Awal
terbentuknya lesi awal, PMN yang keluar ini membentuk barrier pada
jumlah makrofag meningkat. Pada tahap ini sel mast juga ditemukan.
jaringan ikat.
sampai 3:
ovarium dan plasenta paling kuat pada mamalia yang ditemukan secara
esterogen dan progesteron dalam saliva pada bulan pertama dan mencapai
2006).
wanita hamil memiliki dampak yang serius pada kesehatan rongga mulut.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Lokal Sistemik
1. Diabetes/Hipertensi
2. Lingkungan dan
1. Akumulasi plak tingkah laku
2. Trauma oklusi 3. Rokok
4. Kehamilan yang
menyebabkan
Perubahan hormon
Gingivitis
29
30
lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal meliputi meliputi plak dan faktor
karena sesuatu hal seperti kehamilan, lingkungan dan tingkah laku serta
C. Hipotesis Penelitian
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
31
32
2. Sampel
a. Besar sampel
NZ12a / 2 P (1 P )
n
Nd 2 Z12a / 2 P (1 P )
Dimana:
n = besar sampel
N = Besar Populasi
Z1-a/2 = nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung a
P = Proporsi Kejadian
D = besar penyimpangan yang bisa diterima
83,91
n
0,92
c. Kriteria inklusi:
d. Kriteria eksklusi:
D. Variabel Penelitian
dan ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) dan variabel terikat
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dan variabel
E. Definisi Operasional
F. Prosedur Penelitian
peneliti.
(molar satu atas kanan, insisivus satu atas kanan, molar satu atas
kiri, dan insisivus satu bawah kiri) dan dua gigi diperiksa pada
permukaan gigi
36
gigi
Skor OHI-S per individu adalah total dari skor DI-S dan CI-S.
1 : selapis tipis plak yang hanya dapat dilihat dengan sonde atau
disclosing agent
telanjang
dilakukan pada empat area gingiva per gigi, yaitu bagian fasial,
mesial, distal, dan lingual atau palatal (dua margin, dua papila)
berikut:
sampel yaitu ibu hamil yang telah memenuhi kriteria inklusi akan
1) Informed consent
2) Kuisioner
3) Kaca mulut
4) Senter
5) Sonde
4. Analisis Data
hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W.A. Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland 31th Edition, EGC,
Jakarta, hal. 569, 768, 906.
Fiorellini, J.P, 2005. The tooth-supporting structures. In: Newman MG, Takei
HH, Carranza FA, editors. Carranza’s clinical periodontology. 10 th Ed.
Philadelphia: WB Saunder Co.
41
Guyton, A dan Hall, J. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 11th Edition,
EGC, Jakarta, hal. 1083-1085.
Irma Z, Indah. dan Intan S, Ayu. 2013. Penyakit Gigi, Mulut, dan THT, Nuha
Medika, Yogyakarta, hal. 22.
Kaunang, Wulan P.J., Wowor, V., dan Arisanty, A.D. 2013. Perilaku
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil di Puskesmas Bahu
Manado. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Manson, J.D. dan Eley, B.M. 2013. Buku Ajar Periodonti Edisi 2, Hipokrates,
Jakarta, hal. 1-3, 6, 8, 21, 81, 82, 90, 96, 99.
Newman, M.G., Takei, H., dan Caranza, F.A. 2006. Clinical Periodontology
10th Edition, W.B. Saunders Company, Tokyo, hal. 355, 518.
Mital, Prachi, Amit, Raisingani, D., Mital, Premlata., Hooja, N., dan Priyanka.
2013. Dental Caries and Gingivitis in Pregnant Women. Scholars
Journal of Applied Medical Sciences (SJAMS) 1(6):718-723.
42
Mumpuni, Y. dan Pratiwi, E. 2013. 45 Masalah dan Solusi Penyakit Gigi dan
Mulut Edisi 1, Rapha Publishing, Yogyakarta, hal. 32-34.
Scully, C. dan Cawson, R.A. 2013. Atlas Bantu Kedokteran Gigi: Penyakit
Mulut, Hipokrates, Jakarta, hal.123.
Staf Bagian Periodonsia FKG UJ. 2010. Buku Petunjuk Praktikum Periodonsia,
FKG Universitas Jember, Jember, hal. 83-84.
Stein, Ellen J., MD, MPH; Weintraub ,Jane A., DDS, MPH. 2010. Oral Health
During Pregnancy And Early Childhood: Evidence-Based Guidelines
For Health Professionals, Journal of The California Association,
California Dental Association Foundation, California, hal. 412.
Tjahja N., I dan Lely S., M. A. 2005. Hubungan Kebersihan Gigi dan Mulut
dengan Pengetahuan dan Sikap Responden di Beberapa Puskesmas di
Propinsi Jawa Barat. Artikel Media Litbang Kesehatan 15(4): 1.
43
Lampiran 1
(Informed Consent)
Surabaya, ………...................
Responden,
(………………………………..)
Saksi:
1. …………………………………… (tanda tangan)
…………………………………… (nama terang)
Lampiran 2
KUISIONER
Tanggal:
6 1 6
6 1 6 = = =
6
Kriteria klinis:
Pemeriksaan OHI-S:
a. Pemeriksaan CI-S:
6 1 6
6 1 6
= = =
6
b. Pemeriksaan DI-S:
6 1 6
6 1 6 = = =
6
Keterangan:
Skor 0 - 1,2 = baik
Lampiran 3
1. Persilakan pasien pasien duduk pada dental chair, alat yang digunakan
periodontal.
2. Perhatikan ada tidaknya karang gigi, jika ada catat seberapa dalam
karang gigi.
5. Kemudian periksa keadaan gigi dan gusi pasien, perhatikan warna gusi