DOSEN PEMBIMBING
DESI ANDRIYANI,S,SiT.,M.Kes
DISUSUN OLEH
NIM : 1812402063
D3 KEPERAWATAN GIGI
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan, karena hanya dengan rahmat dan karunia-
NYA, kami dapat menyelesaikan makalah pengukuran jaringan periodontal ini sesuai dengan
waktunya”. Sholawat serta salam tetap tercurah kepada nabi Muhammad sholallahu’alaihi
wasalam.
Kami selaku mahasiswa sangat berterima kasih atas kontribusi para dosen dalam
menyampaikan materi-materi terlebih materi pengukuran jaringan periodontal sehingga
mahasiswa dapat lebih memahami dengan melakukan pengkajian melalui pembuatan
makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kelebihan oleh karena itu
penyusun sangat berterima kasih apabila ada kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan dating dan penyusun sangat berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi pembaca dan penyusun.
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Jaringan periodontal......................................................................................................
2. Gingiva..........................................................................................................................
3. Pengertian CPITN..........................................................................................................
4. Prinsip kerja CPITN...................................................................................................
5. Tujuan pengukuran atau pemeriksaan CPITN.............................................................
6. Sektan.........................................................................................................................
7. Contoh pemeriksaan sektan..........................................................................................
8. Contoh penghitungn CPITN.........................................................................................
BAB 3 PENUTUP
1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………
2. Saran………………………………………………………………………………......
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan pendukung gigi, yaitu
gingiva/gusi serta jaringan periodontal, yaitu jaringan yang menghubungkan antara gigi dan
tulang penyangga gigi yaitu tulang alveolar. Penyakit periodontal merupakan salah satu
penyakit yang sangat meluas dalam kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat
menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang tidak terhindari. Namun studi etiologi,
pencegahan dan perawatan penyakit periodontal menunjukkan bahwa penyakit ini dapat
dicegah. Penyakit yang paling sering mengenai jaringan periodontal adalah gingivitis dan
periodontitis.
Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda
klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan
ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gusi. Gingivitis bersifat reversible yaitu
jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi
secara teratur. Periodontitis menunjukkan peradangan yang sudah mengenai jaringan
pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat progresif, biasanya dijumpai antara
usia 30-40 tahun dan bersifat irreversible/tidak dapat kembali normal seperti semula, yaitu
apabila tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan gigi dan bila gigi tersebut sampai
hilang/tanggal berarti terjadi kegagalan dalam mempertahankan keberadaan gigi di dalam
rongga mulut seumur hidup
2. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Jaringan periodontal
Jaringan periodontal adalah jaringan pendukung gigi yang sebenarnya terdiri dari
beberapa jaringan, tetapi telah menjadi salah satu yakni disebut jaringan pendukung gigi atau
penyangga gigi yang terdiri dari ligament periodontal, procesus alveolaris, cementum dan
gingiva (Mahfoed, 2005).
2. Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yang tersusun dari jaringan ikat fibrosa, yang
ditutupi epitel dan menutupi processus alveolar rahang dan mengelilingi leher gigi. Gingiva
adalah bahasa yang digunakan secara umum dalam bidang kedokteran gigi (Newman, 2012).
3. Pengertian CPITN
CPITN atau Community Periodontal Index for Treatment Needs adalah indeks resmi yang
digunakan oleh WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal serta perkiraan akan
kebutuhan perawatannya dengan menggunakan sonde khusus yaitu WHO Periodontal
Examining Probe.
periodontal probe yang dipergunakan untuk pemeriksaan CPITN ini memiliki bentuk ujung
bulat dengan diameter 0,5 mm, dengan kode warna 3,5 sampai 5,5 mm,dapat digunakan
untuk mengetahui ada tidak nya perdarahan,untuk mengetahui ada tidak nya
kalkulus,mengetahui ada tidak nya poket,dan untuk mengetahui kualitas kedalaman poket.
Tekanan pada waktu probing tidak boleh melebihi 25 gram. Untuk mengetahui besar tekanan
tersebut,sebagai patokan dapat di ukur dengan menekan kulit di bawah kuku ibu jari tangan
dengan ujung probe. Tekanan tersebut tidak boleh menyebabkan rasa sakit atau tidak enak.
Dengan tekanan sebesar 25 gram diharapkan tidak menyebabkan terjadinya kerusakan
jaringan.
2. Sektan anterior (depan) atas : 13, 12, 11, 21, 22, 23 (sektan 2)
Suatu sektan dapat diperiksa jika terdapat paling sedikit 2 gigi dan bukan merupakan indikasi
untuk pencabutan. Jika paad sektan tersebut hanya ada 1 gigi,gigi tersebut dimasukan ke
sektan sebelahnya. Pada sektan yang tidak bergigi,tidak di beri skor. Penilaian untuk satu
sektan adalah keadaan yang terparah (skor yang tertinggi).
7. Gigi Index CPITN terbagi dan tergantung atas tiga kelompok umur yaitu :
skor 1 : area berwarna masih terlihat lengkap di sulkus yang terdalam pada suatu
sektan,tidak ditemukan kalkulus tetapi dijumpai perdarahan setelah dilakukan probing
ringan. Individu seperti ini memerlukan instruksi kebersihan mulut yang tepat dengan
tindakan yang dapat membersihkan plak supra maupun subgingiva.
Skor 2 : area berwarna masih terlihat lengkap di sulkus yang terdalam pada suatu
sektan,dapat ditemukan perdarahan setelah dilakukan probing,dan ditemukan kalkulus
supra atau subgingiva. Prawatan meliputi skeling untuk menghilangkan plak dan
kalkulus supra maupuun subgingiva dan instrusksi kebersihan mulut.
Skor 3 : area berwarna pada probe masuk sebagian kedalam saku. Hal ini menunjukan
adanya poket dangkal dengan kedalaman lebih dari 3,5 mm tapi kurang dari 5,5 mm.
Diperlukan perawatan untuk menghilangkan kalkulus subgingiva yang lebih
komprehensif disertai instruksi kebersihan mulut.
Skor 4 : area berwarna pada probe masuk semuanya ke dalam poket,menunj ukan ke
dalam poket sudah lebih dari 5,5 mm. Diperlukan perawatan periodontal yang lebih
kompleks,meliputi pemeriksaan periodontal menyeluruh,pencataan paad bagan atau
chart periodontal dan rencana perawatan yang tepat untuk tiap kasus.
10. Tingkat kondisi jaringan periodontal tiap sektan
0 Sehat
13. Menentukan relasi skor tertinggi dengan KKB,tenaga dan tipe pelayanan.
Setelah mengetahui skor tertinggi pada setiap individu maupun suatu kelompok
populasi,dapat ditentukan tipe pelayanan untuk perawatan kasus yang ditemukan demikian
pula jenis atau tenaga kesehatan yang diperlukan.
Jika pelayanan hanya berupa instruksi kebersihan mulut,tenaga yang dapat memenuhi
kebutuhan tersebut adalah seorang kader penyuluh,seperti guru atau perawat gigi sebagai
tenaga penyuluh profesional. Namun,jika pada temuan kasus,dibutuhkan tindakan membuang
plak maupun kalkulus atau tindakan yang lebih kompleks,perlu didatangkan tenaga kesehatan
seperti perawat gigi maupun dokter gigi.
Relasi skor tertinggi dengan KKP,tenaga dan tipe pelayanan.
0 sehat - 0 -
Keterangan :
SK= Skeling
Pencatatan skor
Contoh
Nama : Nova
Umur : 24 tahun
Skor/nilai
1 0 0
1 2 0
=2
2 sektan perdarahan
1 sektan kalkulus
Contoh :
Nama : Berlin
Umur : 41 tahun
4 3 4
X 0 2
=2
Artinya :
1sektan sehat
1sektan perdarahan
Suatu kelompok terdiri dari 5 orang dewasa usia 35-44 tahun,mempunyai skor sebgai berikut:
Orang ke-2 : 2 sektan sehat,1 sektan perdarahan,1 sektan karangn gigi,2 sektan tidak ada gigi
Orang ke-3 : 1 sektan poket 4 mm, 4 sektan poket 5 mm, 1 sektan tidak ada gigi.
Orang ke-4 : 1 sektan sehat,1 sektan perdarahan, 2 sektan karang gigi,2 sektan tidak ada gigi.
1.
0 0 0
1 0 0
=1
2.
1 0 2
X 0 X
=2
3.
3 X 4
4 4 4
=4
4.
4 3 4
X 0 2
=2
5.
4 3 4
X 0 2
=2
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Periodontal secara harfiah berarti “sekitar gigi”, penyakit periodontal mengacu pada
infeksi bakteri kronis pada gusi dan tulang pendukung gigi. Hal ini dapat mempengaruhi satu
atau beberapa gigi dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan kehilangan gigi (decay). Bentuk
yang paling umum dari penyakit periodontal termasuk gingivitis dan periodontitis. Pada tahap
awal , hanya gusi yang terinfeksi (gingivitis). Kemudian, menyebar ke tulang sekitar gigi dan
jaringan pendukung lainnya. Akhirnya gigi menjadi longgar dan rontok. Penyakit periodontal
dapat terjadi pada segala usia.
2. Saran
Untuk kesempurnaan makalah ini maka saya sebagai penulis sangat mengharapkan komentar
dan saran dari pembaca. Adapun kesalahan kata maupun materi yang berlawanan dengan
sumber lain saya mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
Burt, B.A., Eklund, S.A. 2005. Dentistry, Dental Practice, and the Community,6th ed. St.
Louis, Missouri: Saunders Elsevier.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Tata Cara Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas. Jakarta.
Newman, M.G., Takei, H.H., Klokkevold,P.R., Carranza, F.A. 2006. Carranza’s Clinical
Periodontology, 10th ed. St. Louis, Missouri : Saunders Elsevier.
Wilkins, Esther M. 2005. Clinical Practice of the Dental Hygiene, 9th ed. Lippincott Williams
& Wilkins.
http://prasko17.blogspot.com/2012/09/community-periodontal-index-for.html