Anda di halaman 1dari 12

 

PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI


SATUAN ACARA PENYULUHAN
GINGIVITIS PREGNANCY

DOSEN PENGAMPU : SUKINI, SST, M.HKes

OLEH:
ADELIA RAMADHANI
AGUSTINA PURBA
ALPIANA
ANDI MAULIDIA
ANDREA DIMAS

ANDIKA F HAREFA
ARLA SIKTIA CANA
DITA PUSPANINGTYAS
DWI ASTUTI
FEBBY RAMADHANI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


D IVJURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2018/2019
 

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


1. Bidang Study 
Study  : PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI
2. Pokok Bahasan 
Bahasan  : Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Sub Pokok Bahasan:
Bahasan: Gingivitis
4. Sasaran : Ibu Hamil

5. Tempat
Tempat   : Puskesmas Ngesrep
6. Waktu
Waktu   : 15 menit
7. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) 
(TIU) 
Diharapkan setelah
setelah penyuluhan ini selesai Ibu h
hamil
amil dapat mengetahui
dan memahami tentang terjadinya gingivitis
8. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
8.1 Diharapkan setelah penyulu
penyuluhan
han ini selesai Ibu hamil dapat
menjelaskan pengertian gingivitis
8.2 Diharapkan setelah penyulu
penyuluhan
han ini selesai Ibu hamil dapat

menjelaskan penyebab gingivitis


8.3 Diharapkan setelah penyulu
penyuluhan
han ini selesai Ibu hamil dapat
menjelaskan akibat Gingivitis
8.4 Diharapkan setelah penyulu
penyuluhan
han ini selesai Ibu hamil dapat
menjelaskan cara mencegah Gingivitis
8.5 Diharapkan setelah penyulu
penyuluhan
han ini selesai Ibu hamil dapat
menjelaskan cara mengatasi gingivitis

9. Materi (pengembangan materi dan daftar pustaka terlampir)

1. Pengertian Gingivitis
2. Penyebab Gingivitis
3. Akibat Gingivitis
4. Cara mencegah Gingivitis
5. Cara mengatasi Gingivitis

10. Metode
Metode   : Ceramah dan diskusi
 

11. Kegiatan Penyuluhan :


Penyuluhan :
N Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Sasaran Media
o. Penyuluhan
I Pembukaan 3 menit 1.Menenangkan 1.Tenang
sasaran

2.Memberi salam 2.Menjawab


3.Memperkenalka 3.Memperhatikan
n diri.
4.Menyampaikan 4.Memperhatikan
TIU dan TIK
5.Apersepsi. 5.Memperhatikan
6.Menarik 6.Memperhatikan
perhatian dan
meningkatkan

motivasi.
II Pengembangan 20 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan 1. Flipchart
pengertian dan 2. Flipchart
Gingivitis memperhatikan 3. Flipchart
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan 4. Flipchart
penyebab dan
Gingivitis memperhatika
3. Menjelaskan 3. Mendengarkan
akibat dan

Gingivitis memperhatika
4. Menjelaskan 4. Mendengarkan
cara dan
mencegah memperhatika
Gingivitis 5. Mendengarkan
5. Menjelaskan dan
cara memperhatikan
mengatasi
Gingivitis
 

 
III Penutup 7 menit 1. Evaluasi 1. Menjawab
2. Merangku pertanyaan
m 2. Ikut
3. Saran merangkum

4. Salam bersama
penutup sama
3. Mendengark
an
4. Menjawab

12. Sumber:
  Drg. Widyanti Sriyono, Niken. 2009. Pengantar Ilmu

Kedokteran Gigi Pencegahan. Medika –


Medika – Fakultas
 Fakultas kedokteran

UGM. Yogyakarta. Hlm. 23 -28


  DR. Drg. Tarigan, Rasinta. 1990. Karies Gigi. Hipokrates.

Jakarta. Hlm. 1-2, 17-24, 40-62


  Joyston, Sally-Bechal dan Kidd, Edwina A.M. 1991. DASAR

 – DASAR
 – DASAR KARIESPenyakit dan Penanggulang
Penanggulangannya.
annya. EGC.
Jakarta. Hlm. 18-213
13. Media : Flipchart
14.Evaluasi :
1. Apa pengertian dari Gingivitis?

2. Apa penyebab dari Ging


Gingivitis?
ivitis?
3. Apa akibat dari Gingivitis?
4. Bagaimana cara mencegah terjadiny
terjadinya
a Gingivitis?
5. Bagaimana cara mengatasi Gingivitis?
 

GINGIVITIS

Gingivitis adalah salah satu jenis penyakit gusi yang menyebabkan iritasi,
kemerahan, dan pembengkakan pada gusi.

Karena gingivitis bisa menjadi kondisi yang ringan, Anda mungkin tidak menyadari
 Anda memiliki kondisi ini. Namun, penting untuk segera mengatasi gingivitis karena
 jika dibiarkan, penyakit ini dapat menyebabkan penyakit gusi (periodontitis) yang
 jauh lebih serius, mengakibatkan
mengakibatkan kehilangan g
gigi.
igi.

Penyebab utama dari gingivitis adalah kebersihan oral yang buruk. Kebiasaan
kebersihan oral yang baik, seperti menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari,
membersihkan dengan benang gigi setiap hari dan melakukan pemeriksaan gigi
rutin, dapat membantu mencegah gingivitis.

Macam-macam Gingivitis 
Gingivitis 
Menurut Daliemunthe (2008), Gingivitis terdiri dari 5 macam gingivitis, yaitu:
1. Givitis Marginalis adalah peradangan gingival bagian marginal yang
merupakan stadium awal dari penyakit periodontal (rosad, 2008)
2. Gingivitis Pubertas adalah gingivitis yang sering terjadi pada anak-anak usai
pubertas, yang ditandai dengan gejala gingiva mengalami perubahan warna
menjadi merah sampai kebiru-biruan, konsistensi gingival berubah menjadi lunak
atau edematous, licin dan berkilat dan permukaan gingival, terutama papilla
interdental yang terlibat terlihat licin dan berkilat.
3. Gingivitis Pregnancy adalah gingivitis yang sering terjadi pada ibu hamil
biasanya di tandai dengan gejala gingiva yang cenderung mudah berdarah, baik
karena iritasi mekanis maupun secara spontan, gingiva biasanya mengalami
perubahan warna menjadi merah terang sampai merah kebiru-biruan dan
konsistensi gingiva bebas dan gingiva interdental adalah lunak gingiva (mudah
tercabik).
4. Scorbotic Gingivitis merupakan yang terjadi karena defisiensi vitamin C, di
tandai adanya hiperplasi atau ulserasi dan berwarna merah terang atau merah
menyala.
5. Anug (Acute Necrotizing Ulserative Gingivitis) merupakan satu  –
 –satunya
satunya
gingivitis yang akut, terjadi sangat mendadak dan cepat meluas. Biasanya terjadi
 

pada masa pergantian gigi di mana anak mempunyai oral hygiene buruk. Nama
lain dari Anug adalah Vincent’s Gingivitis atau Trench Mont
Month.
h.

Proses terjadinya gingivitis 


gingivitis 
Menurut John Besford (1996), proses terjadinya gingivitis di mulai dari :

1. 
1.  Tahap pertama 
pertama 
Plak yang terdapat pada gigi di dekat gusi menyebabkan gusi menjadi merah (lebih
tua dari merah jambu), sedikit membengkak (membulat dan bercahaya, tidak tipis
dan berbintik seperti kulit jeruk), mudah berdarah ketika di sikat (karena adanya luka
kecil pada poket gusi), tidak ada rasa sakit.

2. 
2.  kedua  
Tahap kedua
Setelah beberapa bulan atau beberapa tahun peradangan ini berlangsung. Plak

pada gigi dapat menyebabkan serabut paling atas antara tulang rahang dan akar
gigi membusuk, dan ini diikuti dengan hilangnya sebagian tulang rahang pada
tempat perlekatan. Poket gusi juga menjadi lebih dalam dengan penurunan tinggi
tulang rahang tersebut. Gusi tetap berwarna merah, bengkak dan mudah berdarah
ketika disikat. Tetapi tidak terasa sakit.

3. 
3.  Tahap ketiga 
ketiga 
Setelah beberapa tahun tanpa pembersihan plak yang baik, dapat terjadi tahap
ketiga. Saat ini akan lebih banyak lagi tulang rahang yang rusak dan gusi semakin

turun, meskipun tidak secepat kerusakan tulan g. Poket gusi menjadi lebih dalam
(lebih dari 6 mm). karena tulang hilang, gigi mulai terasa sakit goyang, dan gigi
depan kadang-kadang mulai bergerak dari posisi semula. Kemerahan,
pembengkakan, dan pendarahan masih tetap seperti sebelumnya, dan tetap tidak
ada rasa sakit.

4. 
4.  Tahap terakhir  
Tahap  – 
 –  tahap ini biasanya terjadi pada usia 40-an atau 50-an tahun, tetapi
terkadang dapat lebih awal. Setelah beberapa tahun lagi tetap tanpa pembersihan

plak yang baik dan perawatan gusi, tahap terakhir dapat dicapai. Sekarang
kebanyakan tulang di sekitar gigi telah mengalami kerusakan sehingga beberapa
 

gigi menjadi sangat goyang, dan mulai sakit. Pada tahap ini merupakan suatu akibat
gingivitis yang biarkan, sehingga gingivitis terus berlanjut ketahap paling akut yaitu
periodontitis.

Faktor-faktor Penyebab Gingivitis 


Gingivitis 

Faktor-faktor etiologi penyakit gingiva dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara,


berdasarkan keberadaannya, menurut Daliemunthe (2008) faktor  –  –   faktor tersebut
dapat di klasifikasikan atas :

1. 
1.  Faktor lokal 
lokal 
a. Plak dent
dental
al / plak bak
bakteri
teri adalah deposit lunak yan
yang
g membentuk biofilm yang
menumpuk kepermukaan gigi atau permukaan keras lainnya di rongga mulut
seperti restorasi lepasan dan cekat.
b. Kalkulus dental adalah massa terklasifikasi yang melekat k
kepermukaan
epermukaan gigi asli

maupun gigi tiruan. Bisanya kalkulus terdiri dari plak bakteri yang telah
mengalami mineralisai. Berdasarkan lokasi perlekatannya di kaitkan dengan tepi
gingiva, kalkulus dental dapat di bedakan atas kalkulus suprangingival dan
subgingival.
c. Material al
alba
ba adalah deposit lunak, bersifat melekat, berwarna kuning atau p
putih
utih
keabu-abuan, dan daya melekatnya lebih rendah di bandingkan plak dental.
d. Stain dental adalah deposit berpigmen pada permukaan gigi.
e. Debris / sisa makanan.

2. 
2.  Faktor sistemik 
sistemik 
Faktor –
Faktor – faktor
 faktor sistemik adalah faktor yang mempengaruhi tubuh secara keseluruhan
misalnya:
a. Genetik
b. Nutrisional
c. Hormonal misalnya : kehamilan dan diabetes
d. Hematologi / penyakit darah misalnya : anemia, dan leukemia.
e. Obat-obatan misalnya : dilantin, fenition, dan DPH
 

3. 
3.  Faktor luar  
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang berkaitan
dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Demikian juga
permasalah kesehatan gigi dan mulut, tidak hanya dilihat dari segi kesehatan gigi
dan mulut itu sendiri, tapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya

terhadap masalah “sehat sakit” atau kesehatan gigi dan mulut itu sendiri.
sendiri.  

Dilihat menurut Notoadmotjo (2003) hanya faktor yang mempengaruhi kesehatan di


dalam hal ini kesehatan gigi dan mulut yaitu:
a. Faktor keturunan
b. Perilaku
c. Pelayanan kesehatan
d. Lingkungan

Faktor penyebab timbunya gingivitis pada masa kehamilan menurut Lalawangi,


(2007) dapat dibagi 2 bagian, yaitu:

1.  Iritasi lokal ( plak) 


plak) 

Iritasi lokal seperti plak merupakan penyebab primer gingivitis masa kehamilan sama

halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan hormonal yang menyertai

kehamilan dapat memperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi lokal. Iritasi

lokal tersebut adalah kalkulus/plak yang telah mengalami pengapuran, sisa-sisa

makanan, tambalan kurang baik, gigi tiruan yang kurang baik. Saat kehamilan terjadi

perubahan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang bisa disebabkan

oleh timbulnya perasaan mual, muntah, perasaan takut ketika menggosok gigi

karena timbul pendarahan gusi atau ibu terlalu lelah dengan kehamilannya sehingga

ibu malas menggosok gigi. Keadaan ini dengan sendirinya akan menambah

penumpukan plak sehingga memperburuk keadaan.


 

2.  Kehamilan

Kehamilan merupakan keadaan fisiologis yang menyebabkan perubahan

keseimbangan hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron.

Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan

mempunyai efek bervariasi pada jaringan, di antaranya pelebaran pembuluh darah

yang mengakibatkan bertambahnya


bertambahnya aliran darah sehingga gusi menjadi lebih merah,

bengkak dan mudah mengalami pendarahan.

 Akan tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik selama kehamilan,

perubahan mencolok pada jaringan gusi jarang terjadi. Keadaan klinis jaringan gusi

selama kehamilan tidak berbeda jauh dengan jaringan gusi wanita yang tidak hamil,

di antaranya;
a.  Warna gusi, jaringan gusi yang mengalami peradangan berwarna merah terang

sampai kebiruan, kadang-kadang berwarna merah tua.

b.  Kontur gusi, reaksi peradangan lebih banyak terlihat di daerah sela-sela gigi dan

pinggiran gusi terlihat membulat.

c.  Konsistensi, daerah sela gigi dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan

mengkilat. Bagian gusi yang membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak, dan

lentur.

d.  Risiko pendarahan, warna merah tua menandakan bertambahnya aliran darah,

keadaan ini akan meningkatkan risiko pendarahan gusi.

e.  Luas peradangan, radang gusi pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal

maupun menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai di bawah

 jaringan periodontal dan menyebabkan


menyebabkan kerusaka
kerusakan
n lebih lanjut pada struktur

tersebut (Lalawangi, 2007).


 

Penanggulangan Gingivitis

Menurut Manson (1993), dalam upaya penanggulang


penanggulangan
an gingivitis mencakup 3 aspek
yaitu upaya promotif, prefentif, dan kuratif, yaitu:
1.  Upaya Promotif  

Upaya promotif dalam penanggulangan gingivitis yaitu sebagai berikut:


a.  Dokter gigi ataupun perawat gigi memberikan
m emberikan informasi tentang kesehatan gigi.
b.  Memberikan informasi dan pengarahan tentang teknik –
teknik  – teknik
 teknik pengontrolan
plak.
c.  Mendidik pasien agar pasien mengetahui cara –
cara  – cara
 cara menjaga kebersihan
mulutnya.

2.  Upaya preventif  


Upaya prefentif dalam penanggulangan gingivitis yaitu sebagai berikut:

a.  Menjaga oral hygiene


b.  Sikat gigi merupakan salah satu cara yang semua orang sudah tahu, mungkin
 juga sudah dilakukan setiap hari. Jadi yang penting disini adalah pengenalan
tehnik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan
pemilihan pasta gigi dengan tepat. Tehnik sikat gigi yang secara horizontal
adalah lazim dikenal umum, dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan
cara demikian lambat laun dapat resesi gingival dan abrasi gigi. Lebih lanjut lagi,
penyakit –
penyakit – penyakit
 penyakit periodontal akan lebih mudah terjadi.
c.  Dental flosh atau benang gigi merupakan cara yang akhir  –
 –   akhir ini mulai

banyak di perkenalkan, dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela  –  –   sela
gigi. Tapi teknik harus di mengerti dengan tepat karena jikalau tidak, alih  –
 – alih
 alih
mencegah penyakit periodontal, yang terjadi malah melukai gusi dan membuat
radang.
d.  Kontrol ke dokter gigi secara teratur di perlukan sebagai salah satu upaya
preventif, karena merekalah ahlinya dan terkadang kita sendiri seringkali luput
mengamati perubahan pada gigi dan gusi yang masih kecil. Bagi mereka yang
pernah menderita penyakit periodontal disarankan untuk control secara teratur
ke dokter gigi setiap 3 bulan sekali.
 

3.  Upaya Kuratif (pengobatan) 


(pengobatan) 
Upaya kuratif dalam penanggulangan gingivitis yaitu sebagai berikut :
a.  Scaling merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan kalkulus
(karang gigi).
b.  Kuretase merupakan tindakan pembersihan periodontal pocket yang berisi

banyak food debris maupun kuman untuk mencegah peradangan lanjut. Apabila
pocket sedang dalam keadaan akut maka salah satu cara yang dilakukan adalah
tindakan kuretase.
c.  Kumur-kumur antiseptic merupakan bahan aktif yang sering digunakan sebagai
kumur-kumur. Yang dijual bebas umumnya berasa dari minyak tumbuh-
tumbuhan seperti menta salisilat ( seperti pada produk Listerine), sedangkan
yang perlu diresepkan dokter adalah chlorhexidine 0,20% ( seperti pada produk
minosep) dan H202 1,5% atau 3,0%. Kumur-kumur yang lebih murah dan cukup
efektif adalah dengan air garam hangat. Sedangkan kumur-kumur antiseptic

yang sering di gunakan adalah Chlorhexidine 0,20%. Kumur-kumur sekurangnya


1 menit sebanyak 10 cc terbukti efektif dalam meredakan proses peradangan
pada jaringan periodontal.
d.   Antibiotik digunakan apabila terbukti keterlibatan kuman baik secara klinis
maupun mikrobiologis, maka antibiotic mutlak diperlukan. Pada umumnya
antibiotic yang digunakan pada penyakit  –
 –   penyakit gigi adalah golongan
penisilin karena kuman yang sering menjadi causanya sensitive terhadap
golongan ini. Tetapi pada penyakit periodontal, terutama yang lanjut, perlu di
pertimbangkan keterlibatan kuman  – 
 –  kuman gram negative serta anaerob,

sehingga dengan demikian pilihan antibiotic jatuh pada tetrasiklin (sering kali
digantikan dengan golongan aminopenisilin karena berspectrum luas juga) atau
metrroridazol karena efektivitas terhadap anaerob. Pemberian dapat berupa per
oral maupun local seperti gel, tergantung dari luasnya dan tahap proses penyakit
dan juga di bantu dengan analgetik  – 
 –  anti inflamasi untuk merdeka gejala
simtomatik.
e.  Kemudian di bantu konsumsi vitamin dan nutrisi seperti buah dan sayur untuk
mengembalikan kesehatan gusi.
 

Pada akhir perlu di ingat bahwa penyakit gingivitis adalah kelainan yang berawal dari
plak sehingga kunci sukses dalam upaya preventif adalah control plak. Dengan
mengabaikan control plak, tindakan preventif maupun terapi secanggih apapun
umumnya akan kurang berhasil.

Tanda  – tanda Gingivitis 


Gingivitis 
Menurut Drg. Donna Pratiwi (2007), ada beberapa tanda
tanda –
 – tanda
 tanda gingivitis, yaitu:
1.  Saat dan setelah menyikat gigi, ada noda darah yang tertinggal pada bulu sikat
gigi.
2.  Saat meludah, ada darah di dalam air liur.
3.  Gusi bisa di pisahkan dari menggunaka
m enggunakan
n tusuk gigi.
4.  Warna gusi mengkilap dan bengkak, kadang
kadang –
 – kadang
 kadang berdarah saat di sentuh..
5.  Tidak selalu di sertai rasa sakit.
6.  Terdapat akumulasi karang gigi di sekitar leher gigi.

Anda mungkin juga menyukai