Anda di halaman 1dari 20

PELANGGARAN HAK DAN KEWAJIBAN

PASIEN OLEH PERAWAT

Kelompok 2

Bruri Mawahdi 2115062


Dadi Topan Mardiono 2115063
David Ery Wijanarka 2115064
Devi Valuda Utami 2115065
Diah Nurjanah 2115066
Dias Utami Rahayu 2115067
Dina Arista 2115068
Dwi Enggar Pambudi 2115069

YAYASAN KEPERAWATAN YOGYAKARTA


AKADEMI KEPERAWATAN “YKY” YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
”Pelanggaran Hak dan Kewajiban Pasien oleh Perawat” yang merupakan salah
satu tugas mata kuliah Etika Keperawatan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tak lepas dari beberapa pihak.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Zetty Wibawa,
S.Kep., Ns. selaku dosen Etika Keperawatan yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan pengarahan tata cara serta membina penulis dalam pembuatan
makalah.

Demikian makalah ini dibuat, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini
masih sangatlah kurang dikarenakan ilmu penulisyang terbatas, sehingga penulis
tidak memungkiri apabila terdapat kritikan.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
saran dan kritikan yang membangun dalam makalah.Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan sebagai wahana penambah pengetahuan.

Yogyakarta, 18 Agustus 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PELANGGARAN HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN OLEH PERAWAT............i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Hak Pasien.....................................................................................................3

B. Kewajiban Pasien..........................................................................................4

C. Hak Perawat..................................................................................................5

D. Kewajiban Perawat.......................................................................................6

E. Contoh Kasus................................................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................16

B. Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya


tentang klien dan atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini
menyangkut privasi klien yang berada dalam asuhan keperawatan karena disis
lain perawat juga wajib menghormati hak-hak klien dan atau pasien dan
profesi lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Perawat wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar


perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan
mampu melakukannya. Jika dalam konteks ini memang agak
membingungkan, saya hanya bisa menjelaskan seperti ini, pelaksanaan gawat
darurat yang sangat membutuhkan pertolongan segera dapat dilaksanakan
dengan baik yaitu di rumah sakit yang tercipta kerja sama antara perawat serta
tenaga kesehatan lain yang berhubungan langsung, sedangkan untuk daerah
yang jauh dari pelayanan kesehatan modern tentunya perawat kebanyakan
menggunakan seluruh kemampuannya untuk melakukan tindakan pertolongan,
demi keselamatan jiwa klien.

Kewajiban lain yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu menambah


ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam
meningkatkan profesionalsme. Beberapa faktor-faktor yang membuat kita
malas mengembangkan ilmu keperawata banyak sekali. Beberapa definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan moral dan
susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta
himpunan hal-hal yang diwajibkan, larangan untuk suatu
kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau undang-undang. Dan
hal ini menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika
merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang

1
dipakai manusia sebagai dasar prilakunnya. Maka etika keperawatan (nursing
ethics) merupakan bentuk ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur
diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode etik keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hak pasien?
2. Apa saja kewajiban pasien?
3. Apa saja hak perawat?
4. Apa saja kewajiban perawat?
5. Apa contoh kasus pelanggaran hak dan kewajiban pasien yang dilakukan
perawat?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hak pasien.
2. Untuk mengetahui kewajiban pasien.
3. Untuk mengetahui hak perawat.
4. Untuk mengetahui kewajiban perawat.
5. Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran hak dan kewajiban pasien
yang dilakukan perawat.

D. Manfaat
Bagi mahasiswa keperawatan agar lebih mengerti tentang hak dan
kewajiban pasien, serta hak dan kewajiban perawat. Selain itu, dalam
makalah ini juga dituliskan mengenai contoh kasus pelanggaran hak dan
kewajiban pasien yang dilakukan oleh perawat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hak Pasien
Hak pasien meliputi :
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib & peraturan yang berlaku di
RS
2. Pelayanan yang manusiawi,adil & jujur
3. Memperoleh pelayanan keperawatan & asuhan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi
4. Memilih dokter & kelas perawatan sesuai dengan keinginannya & sesuai
dengan peraturan yang berlaku di RS
5. Meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di RS tersebut
(second opinion), terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan
dokter yang menangani
6. “Privacy” & kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya.
7. Mendapatkan informasi yang meliputi :
a. penyakit yang dideritanya
b. tindakan medis apa yang hendak dilakukan
c. kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut & tindakan
untuk mengatasinya
d. alternatif etrapi lainnya beserta resikonya
e. prognosa penyakitnya
f. perkiraan biaya pengobatannya / rincian biaya atas penyakit yang
dideritanya.
8. Menyetujui / memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
9. Menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya & mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
10. Hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
11. Hak menjalankan ibadah sesuai dengan agama / kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

3
12. Hak atas keamanan & keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
RS
13. Mengajukan usul, saran & perbaikan atas perlakuan RS terhadap dirinya.
14. Hak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
15. Hak didampingi perawat / keluarga pada saat diperiksa dokter.

B. Kewajiban Pasien

1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan


tata tertib rumah sakit.

2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat


dalam pengobatannya.

3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan


selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.

4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua


imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter

5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang


telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya

6. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.

7. Memperhatikan sikap menghormati dan tenggang rasa.

4
C. Hak Perawat
Hak perawat dalam melaksanakan tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh perlindungan hukum yang melaksanakan tugas sesuai


dengan standar profesi.

Standar profesi = pedoman yang harus digunakan sebagai petunjuk


dalam menjalankan profesi secara baik

2. Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan


dengan tugasnya.

3. Mendapatkan perlakuan adil & jujur oleh Pimpinan sarana kesehatan,


klien/pasien & / keluarganya.

4. Menerima imbalan jasa pelayanan keperawatan yang telah diberikan.

5. Mendapat hak cuti & hak kepegawaian lainnya sesuai peraturan yang
berlaku.

6. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pendidikan


formal sampai jenjang spesialisasi & pendidikan non formal

7. Menjaga hak privasi personal sebagai seorang perawat

8. Mendapat pelayanan pemeriksaan kesehatan secara rutin

9. Menuntut jika nama baiknya dicemarkan oleh klien/pasien atau tenaga


kesehatan lainnya.

10. Menolak pihak lain yang memberi anjuran atau permintaan tertulis untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan,
standar profesi & kode etik profesi

11. Mendapat informasi yang jujur dan lengkap dari klien atas pelayanan
keperawatan yang diberikan

5
12. Dilibatkan secara aktif dalam penyusunan/penetapan kebijakan sesuai
pengembangan kesehatan di sarana kesehatan

13. Memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai bidang


profesinya di sarana kesehatan.

D. Kewajiban Perawat
Kewajiban seorang perawat adalah sebagai berikut :

1. Perawat wajib memiliki :

a. Surat Ijin Perawat ( SIP ) ; sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan


untuk menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh wilayah Indonesia.

b. Surat Ijin Kerja ( SIK ) ; sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada
perawat untuk melakukan praktek keperawatan di sarana kesehatan

c. Surat Ijin Praktek Perawat ( SIPP ) ; sebagai bukti tertulis yang


diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktek perawat
perorangan / kelompok

2. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.

3. Perawat wajib merujuk kasus yang tidak dapat ditangani

4. Perawat menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang-


undangan yang berlaku

5. Perawat wajib memberikan informasi kepadapasien / keluarga yang sesuai


batas kewenangan perawat

6. Meminta persetujuan setiap tindakan yang akan dilakukan oleh perawat


sesuai dengan kondisi pasien baik secara tertulis maupun secara lisan

7. Mencatat semua tindakan keperawatan (dokumentasi asuhan keperawatan)


secara akurat sesuai peraturan & SOP yang berlaku

6
8. Mematuhi standar profesi & kode etik perawat Indonesia dalam
melaksanakan praktik profesi keperawatan

9. Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan Iptek keperawatan


& kesehatan

10. Melakukan pertolongan darurat yang mengancam jiwa pasien sesuai


batas kewenangan & SOP

11. Melaksanakan program pemerintah dalam meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat

12. Mentaati semua peraturan perundang-undangan

13. Mengumpulkan angka kredit profesi dalam rangka memenuhi


persyaratan untuk memperoleh SIK ulang & SIPP

14. Menjaga hubungan kerja yang baik antara sesama perawat maupun
dengan anggota tim kesehatan lain.

E. Contoh Kasus

Kasus 1

Buntut Tertukarnya Bayi RSUD Jambi Pecat Bidan dan Perawat

Tribunnewsi.com,Jambi-

Tertukarnya bayi perempuan Firmansyah dan Reni dengan bayi laki – laki di
RSU Raden Mattaher berbuntut pemecatan pada seorang perawat dan bidan.
Pihak RSUD selesai melakukan investigasi internal beberapa waktu lalu.
Punishment yang diberikan kepada petugas lalai menjalankan tugas adalah
dicabut kewenangan klinisnya. “karena ada pelanggaran SOP. Status
perawatnya dicabut maka dia jadi orang biasa. Kontraknya tidak
diperpanjang. Ada dua orang, satu bidan satu perawat.” Ungkap Kabid

7
Keperawatan RSUD Raden Mattaher Diah Anggraini kepada Tribun, Sabtu
(1/3). Dibeberkannya perawat dan bidan tersebut pegawai kontrak baru
bertugas sekitar sembilan bulan. Mereka merupakan fresh graduate.

Pemecatan terhadap merupakan pemberian sanksi berat. Diah Anggraini


mengatakan akibat kesalahan dua pegawai kontrak tersebut sangat besar
terhadap rumah sakit. “kerugian yang kita alami sangat tanggung”
ungkapnya.

Hasil investigasi diketahui kedua pegawai kontrak tersebut biang tertukarnya


bayi perempuan milik Firmansyah dan Reni. Kesalahan tersebut dianggap
fatal sehingga kontrak mereka berakhir 31 Desember lalu tidak diperpanjang.
Investigasi melibatkan 3 tim sekaligus. “investigasi dilakukan tidak
sembarangan. Ada tim kredensial yang di komite keperawatan, kredensial
ulang dari bidang keperawatan dan melibatkan tim Patient Safety” tegasnya.
Disebutkan Diah, tenaga kseshatan yang bekerja di rumah sakit, dalam
menjalankan tugasnya harus sesuai standar profesi.

Perawat misalnya, harus sesuai standar profesi keperawatan. Dijelaskan,


disaat seorang perawat bekerja keluar dari SOP, apabila mengakibatkan hal
yang tidak di inginkan maka akan ada beberapa hukuman yang diberikan.
Untuk kasus tertukarnya seorang bayi di RSU Raden Mattaher merupakan
kesalahan seorang perawat. “namanya non mal eficiency. Sehingga kita
menetapkan hukuman mencabut kewenangan klinisnya. Itu dari komite
perawat” katanya.

Dibeberkan Diah, kesalahan utaman tertukarnya bayi di rumah sakit adalah


karena ada satu prosedur yang dilewati perawat. Yaitu mengidentifikasi
kembali apabila akan melakukan serah terima bayi. Identifikasi tersebut
meliputi harus melihat jenis kelamin, berat bayi, panjang bayi, dan apabila
ada ciri khusus seperti cacat atau tanda lahir. (rep)

1. Hak pasien
Telah diterima:

8
a) Mendapatkan pelayanan persalinan.
Tidak diterima:
a) Hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal/sesuai SOP.
b) Hak atas keamanan dan keselamatan selama dalam perawatan rumah
sakit.
c) Mendapatkan identifikasi setelah persalinan.
d) Mendapat perlakuan yang tidak merugikan.
2. Kewajiban pasien

Telah dilaksanakan:

Tidak dilaksanakan:

3. Hak Perawat:

Telah diterima:

Tidak diterima:

a) Memperoleh perlindungan hukum yang melaksanakan tugas sesuai


standar profesi

b) Mendapatkan jaminan resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya.

c) Menuntut jika nama baiknya dicemarkan oleh klien/pasien atau tenaga


kesehatan lainnya.

4. Kewajiban Perawat:

Telah dilaksanakan:

a) Membantu pelayanan persalinan pasien.

Tidak dilaksanakan:

a) Mematuhi standar profesi dan kode etik perawat Indonesia dalam


melaksanakan praktik profesi keperawatan.

b) Mentaati semua peraturan perundang – undangan.

c) Melakukan identifikasi pasien.

9
d) Melakukan hal yang tidak merugikan pasien.

Kasus 2

Oknum Perawat Ini Operasi Pasien Hingga Sarafnya Putus

Liputan6.com,Jatim-

Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Pamekasan, Jawa


Timur, menyelidiki kasus malapraktik yang diduga dilakukan oleh Bustami
terhadap pasiennya Sudeh (42) hingga menyebabkan yang bersangkutan
lumpuh.

Ketua PPNI Pamekasan Cahyono, Kamis, mengatakan, pihaknya perlu


melakukan penyelidikan dengan minta klarifikasi secara langsung kepada yang
bersangkutan, karena hal itu berkaitan dengan kode etik profesi perawat.

"Delik etik profesi perawat ini adalah urusan PPNI sebagai organisasi yang
menaungi profesi keperawatan," kata Cahyono seperti dikutip dari Antara,
Jumat (13/9/2013).

Penyelidikan yang akan dilakukan PPNI, katanya, hanya berkaitan dengan


kode etik perawat untuk memastikan apakah yang bersangkutan benar-benar
melanggar kode etik atau tidak.

Sedangkan dugaan kasus malapraktik yang dilakukan pelaku hingga


menyebabkan korban lumpuh, menurut Cahyono, merupakan urusan
kepolisian.

Ia menjelaskan, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun


2013 tentang Penyelenggaraan Praktik Keperawatan, sebenarnya seorang
perawat diperbolehkan menjalankan praktik keperawatan, maupun praktik
mandiri keperawatan.

10
Sesuai dengan ketentuan itu, perawat yang diperbolehkan menjalankan praktik
mandiri ialah yang berpendidikan minimal D3 keperawatan, juga mempunyai
surat izin kerja, dan izin praktik perawat, apabila yang bersangkutan membuka
praktik keperawatan di luar tempat kerjanya.

"Apabila persyaratan-persyaratan itu dipenuhi, maka sebenarnya tidak ada


persoalan bagi perawat tersebut untuk membuka praktik," kata Cahyono
menjelaskan.

Terkait dengan kasus malapraktik yang dilakukan Bustami, Ketua PPNI


Cahyono menyatakan belum bisa memberikan kesimpulan apapun. Hanya saja
ia memastikan, jika secara etika Bustami memang melanggar ketentuan kode
etik, maka PPNI hanya bisa merekomendasikan kepada instansi berwenang
agar izin praktik perawatnya di luar institusi kerja dicabut.

Kasus dugaan malapraktik di Pamekasan menimpa Suadeh alias Sudeh (42),


warga Desa Tebul Timur, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan, oleh oknum
perawat Bustami yang selama ini mengaku sebagai dokter spesialis bedah.

Dugaan malapraktik itu terungkap, setelah keluarga korban melaporkan kepada


polisi atas kasus yang menimpa pasien yang ditangani oknum perawat namun
mengaku dokter spesialis bedah itu. Sebelumnya, pasien berobat ke klinik
milik oknum perawat bernama Bustami itu.

Kasus itu, terjadi pada 2012. Saat itu korban bernama Sudeh (42) datang ke
"Klinik Harapan" yang menjadi tempat praktik oknum itu di rumahnya di
Desa/Kecamatan Pakong, Pamekasan.

Ketika itu, korban menderita pusing-pusing. Oleh oknum perawat itu


disarankan agar dibedah karena di bagian punggung korban ada benjolan yang
diduga sebagai penyebab dari penyakit yang dideritanya.

"Saat itu kami bilang pada ’si dokter’ tersebut, akan dirujuk ke rumah sakit di
Pamekasan," kata saudara korban, Jumrah.

11
Akan tetapi, kata dia, Bustami justru minta agar tidak dioperasi di rumah sakit,
sebab dirinya juga bisa melakukan tindakan medis dan dia sendiri merupakan
dokter spesialis bedah.

Atas saran Bustami itu, pasien kemudian dioperasi oleh oknum perawat itu di
klinik setempat. Akan tetapi, setelah operasi ternyata kondisi pasien tidak
sembuh, bahkan pandangan mata kian buram, pendengaran terganggu, dan
kemudian lumpuh.

"Kami lalu memeriksakan diri ke rumah sakit Dr Soetomo di Surabaya,


ternyata sarafnya putus akibat operasi yang dilakukan oleh Bustami itu," kata
Jumrah.

Bustami merupakan pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pamekasan


sebagai perawat di unit gawat darurat.

(Abd).

1. Hak pasien
Telah diterima:
a) Mendapat pelayanan kesehatan.
Tidak diterima:

a) Hak untuk mendapat pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan


standar profesi.

b) Hak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi


keperawatan.

c) Hak mendapat pelayanan kesehatan optimal atau sebaik- baiknya


sesuai dengan standar profesi.

d) Hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang


bermutu sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa
diskriminasi.

12
e) Hak untuk mendapat ganti rugi kalau terjadi kelalaian dan tindakan
yang tidak mengikuti standar operasi profesi kesehatan.

2. Kewajiban pasien

Telah dilaksanakan:

Tidak dilaksanakan:

3. Hak Perawat:

Telah diterima:

Tidak diterima:

a) Hak mendapat jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang


berkaitan dengan tugasnya.

b) Hak memperoleh perlindungan hukum yang melaksanakan tugas


sesuai dengan standar profesi.

c) Hak menuntut jika nama baiknya dicemarkan oleh klien/pasien/tenaga


kesehatan lainnya.

4. Kewajiban Perawat:

Telah dilaksanakan:

a) Memberikan pelayanan kepada pasien.

Tidak dilaksanakan:

a) Melakukan pelayan sesuai SOP.

Kasus 3

Mahasiswa Protes Aksi Selfie Perawat Sebelum Operasi Pasien

13
Liputan6.com,Makassar-

Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berunjuk rasa di


depan RSUD Andi Sultan Daeng Raja di Jalan Srikaya Kelurahan Caile
Kecamatan Ujung Bulu, Bulukumba, Makassar, Selasa (27/10/2015). Mereka
mengecam pelanggaran standar prosedur operasi rumah sakit.

Koordinator lapangan PMII Cabang Bulukumba, Muh Amin menyatakan,


pihaknya menuntut ketegasan Direktur RSUD Andi Sultan Daeng Raja untuk
menindak segala bentuk pelanggaran SOP di RSUD tersebut. Pelanggaran itu
terutama kelakuan tenaga medis yang kerap berfoto selfie sesaat dan sebelum
tindakan operasi.

Amin menambahkan, pihaknya juga mendesak pemberian sanksi kepada


oknum-oknum dokter yang tidak pernah hadir siap alias standby pada jam-jam
pelayanan dan memberikan resep di luar tanggungan BPJS.

"Sebagai tenaga tim medis tentunya harus tetap[ mengedepankan etika]


(2024098/ ""), kesehatan, dan paradigma agar supaya bekerja dengan
profesional sesuai sumpah tenaga kesehatan," tegas dia.

Direktur RSUD Andi Sultan Daeng Radja juga didesak untuk memberikan
sanksi kepada petugas BPJS yang lalai dalam memberikan pelayanan jaminan,
yang tidak mengedepankan kode etik dalam pemberian jaminan pelayanan.

Terkait tuntutan ini, Direktur RSUD Andi Sultan Daeng Radja Dr Wahyuni
mengatakan, pihaknya saat ini telah berupaya melakukan pembenahan dengan
berusaha memperbaiki manajemen rumah sakit.

"Tentang foto selfie bersama akan diberikan sanksi meskipun sudah meminta
maaf kepada pasien yang bersangkutan dan pasien tersebut sudah memaafkan,"
kata Wahyuni.

(Hmb/Sun)

1. Hak pasien

14
Telah diterima:
Tidak diterima:
a) Dilindungi kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi.
b) Diperlakukan dengan sopan santun.
c) Diperlakukan dengan baik.
2. Kewajiban pasien

Telah dilaksanakan:

Tidak dilaksanakan:

3. Hak Perawat:

Telah diterima:

Tidak diterima:

4. Kewajiban Perawat:

Telah dilaksanakan:

Tidak dilaksanakan:

a) Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pribadi pasien.

b) Memperlakukan pasien dengan sopan santun.

c) Memperlakukan pasien dengan baik.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung
gugat atas pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh sebab itu
pemberian pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan
hukum dan etika keperawatan. Sebagai seorang perawat harus memahami hak
dan kewajiban pasien serta hak dan kewajiban perawat.

B. Saran

1. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat


dipertanggung jawabkan.

2. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan sebagai


bentuk pelindungan hukum baik pemberi dan penerima praktek
keperawatan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Praptianingsih, S.H., M.H., Sri. 2006. Kedudukan Hukum Perawat dalam Upaya
Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Jakarta : Rajawali Pers.

Alimul H, Aziz. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan. Jakarta : CV. Sagung


Seto.

Priharjo, Robert. 2008. Konsep & Perspektif Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta : EGC.

Hanafiah, M. Jusuf dan Amir, Amri. 1991. Etika Kedokteran dan Hukum
Kesehatan. Jakarta : EGC.

Potter & Perry. 1999. Fundamental Keperawatan Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai