Anda di halaman 1dari 40

EVALUASI KINERJA

RUMAH SAKIT
PERTEMUAN 6

1. FAKTA DAN DATA


2. INFORMASI
EFENDI TILOME,S.IP, M.Kes
Dosen Universitas Bina mandiri
Pendahuluan
Data Dan Informasi
perkembangan
Kegiatan monitoring dan Output dan keberhasilan program
evaluasi atau proyek

“ garbage in garbage out”


apabila data yang masuk
Data Dan Informasi
Output akan menghasilkan
adalah sampah
sampah pula.
 UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN DATA DAN INFORMASI, Maka perlunya petugas
monitoring dan evaluasi menguasai :

 Konsep Data,

 Pengumpulan,

 Pengolahan Dan interpretasi data sampai dihasilkan informasi

 Dengan memahami secara benar konsepsi dan teknis data dan informasi, petugas monitoring
dan evaluasi dapat mengambil sikap dan keputusan langkah-langkah yang benar.
FAKTA DAN DATA
 Ketika melakukan monitoring dan evaluasi, orang sering dihadapkan dengan istilah fakta, data
dan informasi.

 istilah fakta, data dan informasi. nampak serupa, tetapi memiliki makna berbeda.

 kadang-kadang sesuatu disebut sebagai fakta, padahal sebenarnya adalah data. Orang sering
menyebutkan sesuatu sebagai informasi, walaupun sebenarnya adalah data.

 Fakta, data dan informasi yang peggunaannya saling dipertukarkan.

 Fakta tidak dapat disamakan dengan data, dan juga tidak dapat disamakan dengan informasi,
walaupun saling mengait.
Fakta
• Fakta adalah • Fakta dapat berupa • Fakta tetap ada dan terjadi,
orang, mahluk hidup tidak peduli siapa yang
sesuatu atau memiliki, tidak terpengaruh
(flora dan fauna), benda
kejadian mati (batu, air, angin, Oleh waktu, atau tempat.
yang ada sumber daya alam
Kalau di Suatu tempat ada
sawah, maka sawah adalah
dalam (kekayaan alam, fakta. Kalau ada orang
kondisi apa kekayaan laut, hutan dan sedang merokok, maka
adanya. lain-lain) atau kejadian kejadian merokok adalah
(organisasi, fakta. Walaupun orang
kepemimpinan, konflik, terganggu dengan asap
bencana alam, rokok, peristiwa orang
kecelakaan lalu lintas merokok tetap ada.
dan lain-lain)
 Sepanjang fakta dibiarkan begitu saja, maka fakta tetap fakta dan tidak
berubah menjadi data. Fakta akan berubah menjadi data, setelah dilakukan
pengungkapan melalui pendataan, pencatatan, perekaman, pemotretan dll.
 Diperlukan proses dan langkah teknis untuk memperoleh
data.
 Fakta dapat diibaratkan kertas putih yang belum ditulis.
Kertas tersebut akan memberikan makna kalau digunakan
untuk menulis (menghasilkan tulisan, karangan, puisi) atau
menggambar (menghasilkan gambar).
 Ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan tentang fakta yaitu:
a. Setiap program atau proyek memiliki fakta sendiri-sendiri.
b. Fakta bukan data, tetapi sesuatu yang harus diungkap agar menjadi data.
c. Pengenalan tentang fakta, mengarahkan petugas monitoring dan evaluasi
fokus, apa objek monitoring dan evaluasi?
 Dengan cara ini penggunaan monitoring dan evraluasi menjadi
sistimatis, tepat dan mampu menghasilkan data dan informasi yang
benar dan dapat dipercaya.
 Petugas monitoring dan evaluasi sudah harus mengidentifikasi
fakta sejak awal apa saja yang menjadi objek monitoring dan
evaluasi?
 Sebab, tidak seluruh fakta menjadi objek monitoring dan
evaluasi.
 Dengan mengetahui fakta objek pendataan, maka monitoring dan
evaluasi menjadi fokus, dan memperoleh data yang diperlukan.
Data
 Data dalam pengertian sederhana, merupakan pengungkapan atribut-atribut fakta dalam
kondisi apa adanya (belum diproses).
 Data dalam kondisi apa adanya disebut data mentah (raw data).
 Setelah dilakukan pengolahan dan penafsiran, data mentah menghasilkan pesan atau makna.
 Data luas sawah (misal) 1.000 hektar, ada 2 bukit gunung dan ada 100 orang sedang
membajak. Angka 1.000, 2 atau 100 adalah data yaitu wujud pengungkapan atribut yang
dimiliki fakta.
 Dalam satu program atau proyek ada banyak fakta. Namun petugas monitoring harus
mengidentifikasi dan membatasi fakta dan data yang diperlukan.
Hubungan fakta , Data dan informasi
 Petugas monitoring dan evaluasi harus menjaga cara pikir dan
cara kerja berurutan, mulai dari fakta, data mentah dan data
terolah.
 Petugas monitoring dan evaluasi hams bersikap "netral",
dalam arti harus dapat menjaga "originalitas" fakta.
 Fakta adalah kejadian '"apa adanya" yang harus bebas dari
intervensi sikap atau pandangan subjektif.
 Kecenderungan subjektivitas, misal terbangun persepsi
tidak mau menerima/mengakui adanya penyimpangan atau
bal-hal lain yang tidak diharapkan, mempengaruhi
"originalitas" fakta dan akhirnya kualitas data.
Data Kuantitatif dan Data Kualitatif
 Dalam berbagai kejadian, sangat sering menemukan
perbedaan pemahaman tentang data kuantitatif dan data
kualitatif.•
 Orang sering menafsirkan data kuantitatif disamakan
dengan angka. Data kualitatif diartikan dengan bukan
angka.
 Kebuntuan muncul ketika orang menyatakan data
kualitatif sama sekali tidak dapat dinyatakan dengan
angka. Sedangkan Data kualitatif memiliki bobot
lebih rendah dari pada data kuantitatif. Pemahaman
seperti itu jelas tidak benar.
 Data adalah data, baik kuantitatif maupun kualitatif tetap
memiliki bobot yang sama.
 data (kuantitatif dan kualitatif) hanya berbeda karena fakta,
cara pengukuran, skala ukur serta analisisnya. Pelurusan
kembali konsepsi data kuantitatif dan data kualitatif sangat
penting. Sebab, monitoring dan evaluasi hampir selalu
memerlukan data kuantitatif maupun kualitatif.
 Data kuantitatif adalah data yang berasal dari fakta yang mudah
diukur (misal, ternak, pohon, produksi padi, kredit, petani garam
dll). Teknis pengukuran, instrumen ukur dan skala ukur, relatif
lebih siap, terstandarisasi dan proses pengukuran lebih mudah.
Data kuantitatif berbentuk angka, misal, produksi padi sebesar 20
ton per hektar, penyaluran kredit usaha kecil sebesar Rp 100
milyar, produksi garam 60 ton per musim produksi, dll. Angka 20
ton, Rp 100 milyar maupun 60 ton adalah data kuantitatif.
 Ada 2 (dua) pertanda suatu data sebagai data kuantitatif
yaitu:
 Pertama, dinyatakan dengan angka nilai mutlak. Karena itu data
kuantitatif relatif mampu memperlihatkan nilai atau atribut
sebenarnya dari fakta/data yang bersangkutan. Misalnya, fakta
tentang produksi padi sebesar 20 ton dan produksi garam sebesar
60 ton.
 Kedua, data kuantitatif berasal dari fakta kuantitatif.
 Data kualitatif biasanya tercermin dalam bentuk pernyataan kualitatif
atau simbol.
 Data kualitatif berasal dari fakta yang tidak mudah diukur
 Kedua jenis data (kuantitatif dan kualitatif) mampu mengungkapkan isi
(content) suatu fakta. Hanya saja pada data kuantitatif dinyatakan dengan
angka, sehingga tegas dan jelas.
 Sedangkan data kualitatif dinyatakan dengan pernyataan, label yang
berfungsi sebagai simbol.
Contoh data kualitatif
 Misal data tentang motivasi pegawai. Orang tahu bahwa
pegawai pasti memiliki motivasi, lepas apakah tingkat
motivasinya tinggi, sedang atau rendah.
 Melalui proses pengungkapan (pengukuran) ditemukan
tingkat motivasi pegawai. Ada pegawai yang tingkat
motivasinya tinggi. Tetapi juga ada yang tingkat
motivasinya rendah.
Contoh data kualitatif
 Seorang pimpinan merasa uring-uringan karena pegawai yang
motivasinya rendah. Tetapi pimpinan tidak dapat mengelak,
fakta bahwa ada pegawai yang tingkat motivasinya rendah.
 Pernyataan motivasi rendah atau motivasi tinggi adalah data
kualitatif. Seberapa tinggi motivasinya atau apa batas ukuran
motivasi tinggi dan rendah? tidak tertera dalam angka-angka
mutlak sebagaimana data kuantitatif.
Kuantifikasi Data Kualitatif
 metode untuk mempermudah mengolah dan analisis data
kualitatif. disebut kuantifikasi data kualitatif. Yakni metode
mengkonversikan pernyataan kualitatif ke dalam bentuk
angka, sehingga mempermudah analisisnya.
 perlu disadari bahwa angka hasil kuantifikasi, tidak
memiliki makna mutlak sama dengan angka data kuantitatif
yang asli.
Kuantifikasi Data Kualitatif
 Kuantifikasi adalah metode, sedangkan data kuantitatif adalah data
yang sejak awal dinyatakan dengan angka.
 tidak ada keharusan untuk mengkuantifikasikan data kualitatif.
Banyak data kualitatif justru harus tampil apa adanya (dalam bentuk
kualitatif) Data tentang usaha yang "turun-temurun", warisan" atau
"hadiah" justru harus tampil apa adanya sehingga menggambarkan
fakta apa adanya dan tidak diperlukan kuantifikasi.
Contoh;
motivasi perawat Dapat dikumpulkan Dapat dikumpulkan data
di IRD datanya? Motivasi perawat:
• Tingggi
• Rendah, atau
• Sedang?

harus dibuat
batasan/ definisi
motivasi misalnya
Kuantifikasi data kualitatif
Rendah =1, sedang
= 2 dan tinggi =3
 Tetapi sekali lagi, angka l, 2 dan 3 adalah hasil kuantifikasi,
tidak memiliki nilai mutlak.
 Angka 3 adalah hasil kuantifikasi yang memperlihatkan
jenjang/order sehingga memperlihatkan bahwa tingkat
motivasi tinggi (nilai 3) lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkat motivasi rendah (nilai2) dan tingkat motivasi sangat
rendah (nilai l).
 Kuantifikasi data kualitatif memiliki nilai yang dapat
dipertanggung jawabkan.
 Persoalan yang ada terletak pada akurasi teknis
kuantifikasinya. Jika teknis kuantifikasinya tepat,
maka angka-angka hasil kuantifikasi data kualitatif
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (tidak bias)
 Data yang Dapat Dipercaya adalah Urutan hubungan fakta-data-
informasi nampak sederhana.
FAKTA DATA, INFORMASI-

sebatang kayu balok pengukuran


dilaporkan datanya jelas tidak menggambarkan
panjangnya 4,00 m. (3,95 m), kenyataan sebenarnya
tentang panjang kayu
(4,00 m).
Data seperti ini dikategorikan
sebagai data yang kurang
dipercaya.
 Data yang baik adalah data yang semaksimal mungkin mampu
mengungkapkan realitas sebenarnya fakta yang diukur.
 Semakin jauh kemampuan suatu data mengungkapkan realitas fakta,
semakin buruk kualitas data. Sebaliknya, semakin dekat kemampuan
mengungkapkan realitas fakta, maka semakin baik data tersebut.
 Pemahaman tentang data yang baik menjadi hal penting,
mengingatkan petugas monitoring dan evaluasi, untuk tidak "asal-
asalan" mengumpulkan data.
Bentuk Bias data
Dalam Praktek Sering Terjadi Kekurangan Atau Kelemahan Yang
menyebabkan data bias :
 Pertama, kekurangan dari Sisi orang, kurang memiliki pengetahuan dan
keterampilan.
 Kedua, kelemahan dari Sisi konsepsi, seperti kekaburan definisi fakta dan
data yang dikehendaki, penguraian ke dalam skala ukur, dll.
 Ketiga, kelemahan Sisi teknis, seperti pengukuran dan pengumpulan data
yang tidak benar.
1) Bias Karena Waktu
 Faktor waktu memiliki Ada beberapa fakta terikat dengan waktu,
sehingga keterlambatan pengungkapan menyebabkan penyimpangan:
 data yang telah lewat waktu (kadaluwarsa) dikategorikan sebagai data
yang tidak baik, karena tidak mampu mengungkapkan realitas fakta apa
adanya. Misal, harga barang "A" satu tahun yang lalu Rp. 1000,-, dan
sekarang Rp.2000,-. Apabila kita menæunakan data lama (Rp. 1000,-)
maka akan menghasilkan informasi yang cidak dapat dipercaya.
2) Bias Karena Kekeliruan
 Disebabkan oleh faktor manusia (human error).
 Teknik pengukuran, instrumen ukur dan skala ukur sudah tepat. tetapi pada
Saat pengumpulan data petugas monitoring dan evaluasi melakukan
kekeliruan, kecerobohan atau ketidak cermatan dalam mengukur. akibamya,
menghasilkan informasi yang salah.
 Contoh, alat ukur (meteran) yang digunakan benar dan dalam kondisi baik
,tetapi karena kesalahan faktor manusia (ceroboh) dalam mengukur maka
panjang kayu adalah 3,95 M bukan 4.00 M. Perbedaan antara angka (4.0 M)
dengan (3.95 m, bukan disebabkan oleh alat, tetapi oleh faktor manusia.
3) Bias Karena Instrumen Ukur
Kekeliluan pemilihan dan instrumen ukur, berdampak terhadap hasil pengukuran
(data).
 Untuk fakta yang mudah diukur (fakta kuantitatif) dan instrumen ukur baku,
dapat menekan bias.
 Untuk fakta kualitatif orang harus membuat, memilih dan menetapkan
instrumen ukur yang cocok. Validasi dan realibilitas instrumen ukur untuk
fakta kualitatif, memang lebih rumit. Karena itu, peluang bias untuk fakta atau
data kualitatif, menjadi lebih besar dibandingkan dengan fakta arau data
kualitatif.
4) Bias Karena Kekeliruan Teknis

 Bias juga dapat disebabkan oleh faktor teknis, dalam bentuk suasana,
lokasi dan proses pengumpulan data. Beberapa bentuk kekeliruan teknis
yaitu; sumber data (sampel) yang tidak mewakili. Petugas monitoring
hanya mengambil data pada lokasi yang dekat sehingga tidak mewakili
keseluruhan fakta. Pengisian form (kuesioner) yang tidak cermat,
sellingga menyajikan angka atau keterangan yang sembarangan Adanya
paksaan (keterpaksaan), intervensi orang lain, jenuh, suasana yang
mengundang emosi, pengumpulan data dilakukan secara bersamaan,
sehingga ada pengaruh satu dengan yang lain.
INFORMASI
 Informasi merupakan elemen terakhir rangkaian fakta-data-
informasi. Pada tingkat data, bar-u sebatas mengungkapkan tentang
fakta atau kejadian tertentu, belum memperlihatkan "arti atau
makna" dari fakta tersebut.
 Sedangkan informasi merupakan data yang telah diproses (diolah)
dan diinterpretasikan, sehingga memberikan makna (meaning)
tentang fakta. Informasi ini memberikan makna apakah proyek
mengalami perkembangan sebagaimana direncanakan?
 Keluasan dan kedalaman informasi yang diperoleh dari data, ditentukan
oleh kekayaan makna yang terkandung dalam data tersebut. Contoh, data
I .000 hektar sawah, setidaknya mengandung 3 (tiga) informasi yaitu (a)
informasi tentang potensi usaha persawahan, (b) informasi tentang
kesuburan lahan sawah, dan (c) informasi tentang tingkat produktivitas
sawah. Luas lahan 1.000 hektar, mungkin dianggap "kecil", jika
dibandingkan luas sawah di desa lain, misal 5.000 hektar. Tetapi angka
1.000 hektar dianggap "besar", jika dibandingkan luas savvvah di desa
lain yang hanya 500 hektar.
 Informasi tentang kesuburan tanah, barangkali hanya 400 hektar yang subur dan
600 hektar tidak subur (gersang), maka diperoleh informasi 40% subur dan 60%
tidak subur. Informasi berapa banyak atau luas lahan sawah yang produktiP
barangkali hanya 50 % yang benar-benar memiliki tingkat produktivitas tinggi,
dan sisanya produktivitasnya rendah. Jumlah informasi yang dapat diambil dari
satu jenis data (misal 1.000 lahan sawah) bervariasi dan sesuai kebutuhan. Bagi
orang yang hanya memerlukan informasi kesuburan lahan, maka diperoleh
angka 40% subur dan 60% tidak subur. Contoh seder-hana di atas,
memperlihatkan ada sejumlah informasi dapat digali dari satu fakta atau data.
 Seperti halnya pada data, informasi juga dapat menjadi
kekayaan yang mubazir kalau tidak dimanfaatkan.
Informasi dapat tetap tersimpan sebagai kekayaan yang
statis atau tidak berguna, kalau tidak dimanfaatkan.
 Tetapi, informasi yang termanfaatkan dengan optimal,
memberikan manfaat besar bagi kehidupan Organisasi,
Mæsyarakat dan Negara.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai