Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH ORGANISASI PEMELAJAR DAN BERFIKIR SISTEM

MAKALAH TUGAS
CHRIS ARGYRIS LADDER OF INFERENCE

Kelompok 5

Cindy Yasmin

(1406543265)

Bima Mediristanto

(1406576433)

Dian Dinuna

(1406543271)

Fitria Hanina

(1406573545)

Rahaditya Rizqi Putra

(1406622175)

Roukhul Zuhana Adillata

(1406543246)

Tasya Caesarena

(1406543340)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS INDONESIA
2016

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................3
1.1 Latar belakang .................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
2.1 Tangga Argyris.................................................................................................4
2.2 Hubungan Tangga Argyris dengan Mental Model...........................................5
2.3 Cara Mengenali dan Solusi..............................................................................5
2.4. Contoh Kasus..................................................................................................6
2.4.1 Kasus 1...................................................................................................6
2.4.2 Kasus 2...................................................................................................7
BAB III PENUTUP .........................................................................................................7
3.1 Kesimpulan......................................................................................................7
3.2 Saran................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia memiliki sudut pandang yang
berbeda-beda dalam melihat masalah yang sama. Hal ini menyebabkan manusia mengambil
tindakan yang berbeda-beda di dalam suatu masalah yang sama. Sudut pandang manusia
sebenarnya disasari oleh mental model yang ada di dalam diri mereka yang selanjutnya akan
mempengaruhi sikap yang akan mereka ambil setelah menelaah masalah yang dihadapinya.
Teori Tangga Argyris memiliki hubungan dengan mental model. Tim penulis
berpendapat bahwa dengan memahami konsep tangga agyris, seseorang dapat mengendalikan
atau menentukan mental model yang ada di dalam diri mereka. Oleh karena itu, makalah ini
dibuat dengan tujuan memahami konsep tangga argyris sehingga dapat mempengaruhi
pembaca nantinya dalam mengambil keputusan saat menghadapi permasalahan serta
memperbanyak ilmu yang membacanya.

1.2 Rumusan Masalah


Untuk memahami toeri tangga argyris dan hubungannya dengan mental model, maka
rumusan masalah yang ditentutak oleh tim penulis adalah:
1. Apa itu teori Tangga Argyris?
2. Apa hubungan teori Tangga Argyris dengan mental model?
3. Bagaimana cara mengenali teori Tangga Argyris dan cara menuruninya dalam hal
berpikir?
4. Seperti apakah contoh kasus yang berhubungan dengan teori Tangga Argyris dan
mental model?

BAB II
3

PEMBAHASAN

2.1 Tangga Argyris


Teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970 oleh Chris Argyris, seorang
professor dari Harvard yang telah berkutat di bidang mental model dan organizational
learning selama berpuluh-puluh tahun. Tangga kesimpulan ini pada dasarnya adalah sebuah
model proses seseorang mengambil tindakan dari data yang diperoleh.

Sumber
inference/

gambar:

http://www.spectrain.co.uk/the-ladder-of-inference/ladder-of-

Tangga Argyris diawali dengan hasil data observasi dan pengalaman yang riil. Dari
sekian banyak data yang ada, seseorang hanya memilih beberapa data mana yang ingin
diambil secara lebih spesifik. Setelah dipilih, data tersebut diberikan makna. Makna yang
diberikan bergantung pada nilai budaya dan internal pribadi seseorang. Dari makna tersebut
dapat menghasilkan sebuah asumsi yang kemudian melahirkan kesimpulan. Kesimpulan ini
menjadi dasar keyakinan-keyakinan seseorang yang pada akhirnya akan menentukan
tindakan apa yang akan dilakukan.
Selain tangga kesimpulan, terdapat pula putaran refleksif di dalam model Argyris ini.
Putaran refleksif menyatakan bahwa keyakinan akan mempengaruhi data apa yang akan
seseorang pilih di waktu selanjutnya. Seseorang akan melihat kembali pengalaman maupun
data yang seseorang pilih sehingga disebut refleksif. Semakin sempit seseorang dalam
memilih data dan pengalaman maka perhatian seseorang tersebut akan semakin jauh dari
realitas sesungguhnya.
Oleh karena itu, memahami model ini menjadi penting agar seseorang tidak terburuburu dalam mengambil tindakan hanya berdasarkan apa yang dilihatnya tanpa memedulikan
fakta-fakta lain yang ada. Selain itu, dengan memahami tangga kesimpulan ini dapat
4

membantu seseorang memahami dirinya atau refleksi diri, mengatur dan membentuk pola
berfikir yang lebih baik, serta membentuk keterbukaan terhadap sudut pandang pemikiran
orang lain.

2.2 Hubungan Tangga argyris dengan Mental model


Seperti yang kita tahu sebelumnya, ada beberapa tahap di dalam model Tangga
Argyris. Dimulai dari tahap mengamati, memilih, mengartikan, mengasumsi, menarik
kesimpulan, meyakini dan sampai tahap terakhir yaitu memberikan aksi apa yang akan di
lakukan oleh kita. Mental model merupakan kacamata seseorang dalam memandang
kenyataan. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa mental model adalah bagaimana persepsi
kita dalam menghadapi kenyataan dimana nantinya kita akan memberikan sebuah aksi atau
pergerakan tentang apa yang kita pikirkan didalam pikiran kita. Agar mental model kita dapat
bekerja lebih baik, diperlukan suatu tools atau alat untuk mempermudah kita. Konsep tangga
argyris lah salah satu contoh tools yang tepat. Dengan menggunakan konsep tangga argyris,
kita dapat melakukan kebiasaan berpikir sebelum bertindak. Kita juga dapat melihat mental
model orang lain dari pandangan kita. Kita juga dapat memperbaiki mental model diri kita
sendiri.

2.3 Cara Mengenali dan Solusi


Untuk menganalisisnya kita dapat menggunakan tangga inferensi pada setiap tahap
proses berpikir, agar dapat membuat mental model yang lebih baik. Kita dapat menuruni
tangga/ menganalisis kembali setiap tahap dalam tangga argyris. Untuk membantu memulai
apakah ada yang perlu diubah kita dapat menanyakan pertanyaan berikut:
-

Apakah ini benar?


Mengapa saya membuat asumsi-asumsi ini?
Mengapa saya berpikir ini adalah benar untuk dilakukan?
Apakah ini benar-benar berdasarkan semua fakta?

Jika memang benar terbukti ada yang perlu kita ubah, maka sekarang kita dapat memulai
menuruni tangga argyris.
Dalam menuruni tangga kita perlu kita perlu tahu ada pada tahap/ tangga apa kita
berapa, maka dari itu kita perlu mengidentifikasinya. Ketika sudah diketahui kita dapat mulai
menuruni tangga dengan menganalisis alasan-alasan disetiap tahapnya. Kita dapat
menanyakan apa dan mengapa pada setiap tahap tangga, atau menggunakan pertanyaan
berikut:
-

Mengapa saya memilih tindakan ini? Apakah ada tindakan lain yang harus
dipertimbangkan
Apa keyakinan yang mengarahkan pada tindakan ini? Apakah itu cukup beralasan?
Mengapa saya menarik kesimpulan itu?
Apakah yang saya asumsikan benar, dan mengapa?
5

Apa fakta nyata yang harus saya gunakan? Apakah ada fakta lain yang harus
dipertimbangkan?

2.4 Contoh Kasus


2.4.1 Kasus 1 :
Rina sudah lama tidak bertemu dengan sepupunya, terakhir kali mereka ketemu
adalah pada saat SD. Sekarang keduanya telah duduk dibangku kuliah.
Suatu hari sepupu Rina ingin berkunjung ke rumah Rina di Jakarta. Rina pun
menjemput sepupunya di Bandara. Hp nya mati sehingga tidak bisa menghubungi
sepupunya tersebut. Ia tidak tahu bagaimana perubahan fisik yang terjadi pada sepupunya
sehingga ia mencari sepupunya itu berdasarkan kemiripan ciri-ciri fisik yang dulu. Rambut
nya hitam dan lurus, kulitya putih, dan matanya kecoklatan.
Ia melihat ada seseorang yang mirip dengan ciri-ciri tersebut. Ia pun berasumsi bahwa
orang itu adalah sepupunya. Ia menghampiri dan menanyakan orang tersebut apakah dia
sepupunya. Ternyata bukan, ia menyimpulkan bahwa asumsinya salah dan tidak bisa jika
ia hanya menduga-duga. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari sepupunya dengan
membuat tulisan yang ia bawa kemana-mana.
Analisis Kasus
Tangga jenjang kesimpulan dari Argyris adalah model tentang bagaimana kita
memproses suatu informasi yang diawali oleh adanya data atau pengalaman yang dipilih
dan diberikan makna hingga terbentuk sebuah asumsi yang menghasilkan kesimpulan
yang pada akhirnya menentukan suatu aksi atau tindakan.
Dalam kasus ini, Rina menggunakan pengalamannya terkait bagaimana ciri-ciri
sepupunya yang ia ketahui, ia berasumsi bahwa orang yang mirip dengan ciri-ciri tersebut
adalah sepupunya. Namun ternyata asumsinya salah, ia menyimpulkan bahwa bisa jadi
perubahan karakteristik sepupunya sekarang sudah tidak menceriminkan ciri-cirinya yang
dulu ia ketahui. Oleh karena itu, ia melakukan aksi lain dengan membuat tulisan yang ia
bawa untuk mencari sepupunya.

2.4.2 Kasus 2
Bu Mira ingin membeli tahu kuning yang bebas formalin. Ia pun bertanya pada
tetangganya mengenai letak dan pedagang yang menjual tahu bebas formalin, semua
tetangga yang ditanya menjawab bahwa pedagang A menjual tahu bebas formalin.
Bahkan salah satu tetangga telah menguji lab tahu dagangan penjual A dan hasilnya
negatif mengandung formalin. Sebelumnya, Bu Mira pernah satu kali membeli tahu di
pedagang A, dan tahu-nya tidak berbau bahan kimia dan mudah hancur sehingga harus
dimasak dengan hati-hati.
Bu Mira berpikir bahwa ia sebaiknya memang membeli tahu di pedagang A saja. Ia
pun benar-benar percaya bahwa tahu jualan pedagang A memang tidak mengandung
formalin. Tanpa ragu lagi, ia berangkat menuju toko pedagang A dan membeli tahunya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tangga Argyris merupakan suatu proses yang dilakukan manusia dari mulai memilih
data/mengamati, berasumsi, menyimpulkan, mempercayai, dan mengambil tidakan. Proses
ini berhubungan dengan mental model karena mental model merupakan persepsi seseorang
terkait suatu masalah sehingga mempengaruhi tindakan yang akan mereka ambil. Maka,
dapat disimpulkan bahwa tangga argyris merupakan suatu proses yang akan melahirkan
mental model di dalam diri seseorang.
3.2 Saran
Menurut tim penulis, banyak masyarakat di Indonesia yang mengambil tindakan secara
terburu-buru tanpa mempertimbangkan fakta yang ada ataupun kesadaran akan mental model
yang dimiliki orang lain berbeda-beda. Maka banyak tindakan yang seharusnya tidak perlu
dilakukan seperti contohnya keributan saat berlalu lintas di Ibukota Jakarta.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui teori tangga argyris shingga masyarakat luas
dapat lebih berhati-hati dalam bertindak sehingga dapat menentukan tindakan yang terbaik
yang dapat dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Senge, PM. 1990. The fifth discipline: The art and practice of the learning
organization. New York : Doubleday.

http://www.spectrain.co.uk/the-ladder-of-inference/ [Diakses pada Sabtu, 5


Maret 2016 pukul 11.00 WIB]

https://core.ac.uk/download/files/379/11706541.pdf [Diakses pada Sabtu, 5


Maret 2016 pukul 09.45 WIB]

http://www.mindtools.com/pages/article/newTMC_91.htm [Diakses pada


Sabtu, 5 Maret 2016 pukul 09.51 WIB]

Anda mungkin juga menyukai