HIGIENE INDUSTRI
KUPROY K3 2014
Kata higiene berasal dari nama Dewi Kesehatan Yunani, yaitu Hygiea. Definisi higiene industri adalah
ilmu dan seni yang mencakup upaya anticipation, recognition, evaluation, dan control terhadap
bahaya kesehatan kerja atau faktor lingkungan kerja atas stresses, yang timbul di dan dari tempat
kerja, yang dapat menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kehidupan atau ketidaknyamanan
yang berati dan ketidak efisienan pada pekerja atau warga masyarakat (America International
Hygiene Association).
" Ilmu dan seni ! ilmu pengetahuan yang berisi teori, metode, dan implementasi keilmuan yang
memenuhi kaidah ilmiah. Aspek seni mengimplementasikan metode dan pendekatan keilmuan
HI di tempat kerja.
" Anticipation ! kegiatan memprediksi potensi bahaya yang ada di tempat kerja
" Recognition ! melakukan pengenalan atau identifikasi terhadap bahaya, dan melakukan
pengukuran (spot) untuk menemukan keberadaan bahaya di tempat kerja.
" Evaluation ! melakukan sampling dan pengukuran bahaya di tempat kerja dengan metode yang
spesifik, serta melakukan evaluasi dan analisis risiko terhadap semua bahaya yang ada
menggunakan standard an kriteria tertentu.
" Control ! kegiatan untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja agar keberadaannya tidak
menimbulkan dampak kesehatan bagi pekerja khususnya dan masyarakat umumnya.
" Environmental factors or stresses ! faktor lingkungan kerja yang meliputi segala sesuatu di
tempat kerja, jika tunggal disebut stressor, dan jika dalam jumlah banyak (multifactor) disebut
stresses.
" In or From the workplace ! terdapat di lingkungan kerja atau di tempat lain, namun berasal dari
lingkungan kerja.
" Dapat menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan, dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan
(secara objektif) sangat signifikan.
" Terjadi khususnya pada pekerja dan juga pada warga masyarakat umumnya (tinggal atau
bermukin berdekatan dengan lingkungan industri).
Lingkungan kerja tidak akan pernah bebas dari bahaya dan risiko yang berdampak pada
kesehatan pekerja
Pekerja merupakan modal utama dalam suatu perusahaan (kesehatan pekerja mutlak
dilindungi perusahaan)
Perusahaan dianggap melanggar HAM apabila mengabaikan hak pekerja untuk tetap sehat
Klasifikasi bahaya di Higiene Industri
Fisik
: Bising, fibrasi, suhu ekstrem, radiasi (ion dan non ion)
Kimia
Biologi
Psikososial
Ergonomi
: Interaksi orang dengan pekerjaan. Jadi antara orang dan pekerja sama-
Keselamatan
Mengakibatkan cedera
Level tinggi
Probabilitas rendah
Kesehatan
A NTISIPASI
R EKOGNISI
E VALUASI
P ENGENDALIAN
Fokus utama keilmuan HI :
Kontrol bahaya (di lingkungan kerja dan polutan dari proses kerja)
Industrial Hygiene
Pengusaha atau pemberi kerja bertanggung jawab untuk menyediakan lingkungan kerja yang sehat
dengan koordinasi dan kolaborasi bersama para pekerjanya. Pengusaha dapat mendelegasikan
tanggung jawab tsb kepada petugas yang kompeten, yaitu Ahli Higiene Industri atau Industrial
Hygienist.
Industrial Hygienist ! orang yang memiliki keahlian dan kemampuan di bidang HI, yaitu melakukan
rekognisi, evaluasi, dan mengendalikan bahaya kesehatan di tempat kerja
serta memapu mengambil keputusan secara independen. Kemampuan tsb
diperoleh melalui pendidikan formal dan pelatihan-pelatihan khusus di
bidang HI.
Kemampuan Industrial Hygienist
Mengevaluasi bahaya kesehatan lingkungan kerja berdasarkan pengalaman dan data hasil
pengukuran.
Menyusun metode untuk pengendalian atau menurunkan kadar bahaya di tempat kerja bila
diperlukan.
Membantu pimpinan secara profesional dalam upaya memelihara pekerja yang sehat dan
lingkungan kerja yang bersih, nyaman, dan aman.
Melakukan inspeksi daerah operasional perusahaan dan lingkungan secara berkala untuk
mengenal, mengukur, dan memonitor bahaya yang mungkin akan mengancam kesehatan
dan keselamatan pekerja.
Mereview aspek kesehatan kerja setiap rencana konstruksi, renovasi fasilitas produksi agar
tetap mematuhi aturan panduan HI.
Mengkomunikasikan faktor bahaya lingkungan kerja dan risikonya kepada seluruh orang
yang bekerja di lingkungan tsb (melalui Hazard Communication Program atau HAZCOM).
Referensi : PPT Pak Hendra (Konsep Dasar HI)
Lingkungan kerja
Pekerja
Mesin dan peralatan
Material dan bahan
Metode/prosedur/cara kerja
Bahaya kesehatan kerja dapat menimbulkan risiko kesehatan kerja. Risiko kesehatan kerja adalah
besarnya kemungkinan yang dimiliki oleh suatu bahan, proses atau kondisi untuk menimbulkan
kesakitan, gangguan kesehatan, dan penyaki akibat kerja.
Risiko kesehatan kerja dipengaruhi oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
Probabilitas
Konsekuensi
(dampak)
Kesehatan
Debu: pneumoconiosis
Uap: dermatitis, keracunan, metal fume fever, dll.
Gas: keracunan CO, dll.
Larutan: anemia, nero toksik, kanker, dll.
Bahaya Kesehatan
3. Bahaya Biologi
Merupakan bahaya yang berasal dari mikroorganisme, khususnya yang pathogen dan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan. Contohnya adalah virus, bakteri, jamur, parasite, dll.
Bahaya biologi dapat dikelompokkan menjadi empat kategori:
Kelompok 1: tidak menyebabkan penyakit pada manusia
Kelompok 2: dapat mneyebabkan penyakit pada manusia dan mungkin berbahaya bagi
karyawan. Tidak mungkin menyebar ke masyarakat dan ada profilaksis atau pengobatan
efektif yang tersedia.
Kelompok 3: dapat menyebabkan penyakit berat pada manusia dan mungkin menjadi
bahaya seius bagi karyawan. Mungkin menyebar ke masyarakat, tapi ada profilaksis atau
pengobatan yang tersedia.
Dapat menyebabkan penyakit berat pada manusia dan bahaya serus bagi karyawan.
Mungkin mneyebar di masyarakat dan tidak ada profilaksis atau pengobatan yang tersedia.
4. Bahaya Ergonomi
Bahaya yang menimbulkan gangguan kesehatan sebagai akibat dari ketidaksesuaian desain kerja
dengan pekerja.
Desain yang tidak sesuai antara lain terdapat pada:
Peralatan
Area kerja (mis. tidak fit atau sempit)
Prosedur kerja (mis. tidak efisien)
Kondisi pekerja yang tidak sesuai misal dalam hal:
Mengangkat
Menjangkau
Kondisi visual
Gerakan berulang
Posisi janggal/tidak netral (mis. bungkuk, jongkok, memutar, dll.).
Dampak bahaya ergonomik mislanya low back pain, carpal tunnel syndrome, gangguan
persendian dan kelelahan.
5. Bahaya Psikososial
Termasuk di dalamnya:
Jam kerja yang panjang
Kurangnya kontrol dalam mengambil keputusan
Beban kerja berlebih
Ketidaksesuain dengan jenis pekerjaan
Dampak dari bahaya psikososial ini adalah stress, kekerasan di tempat kerja, menurunnya
motivasi kerja, gangguan fisiologis (mis. gangguan pencernaan), dll.
10
Pajanan
Penilaian pajanan (exposure assessment) adalah hal yang penting untuk untuk melakukan
identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko-risiko di tempat kerja.
Tujuan utama exposure assessment adalah untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi pajanan di
masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang, baik itu agen kimia, fisika, dan biologi yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
Definisi pajanan
Pajanan didefiniskan sebagai kontak antara agen kimia, fiiska, dan biologis dengan batasan luar dari
organisme.
Kata kunci dari definisi pajanan adalah komtak.
Pajanan dapat dirumuskan sebagai:
E=CxT
E: Exposure / pajanan
C: Concentaration
T: Time
Terdapat empat aspek yang menentukan pajanan:
1.
2.
3.
4.
Hubungan antara konsentrasi lingkungan, konsentrasi pajanan, dan dosis: Sejumlah konsentrasi
lingknungan yang terdiri dari air, tanah, udara, dan makanan mengalami kontak dengan
manusia/organisme. Kontak antara lingkungan dan organisme ini terjadi pada kadar tertentu yang
11
Sumber agen dapat hadir secara alamiah namun kebanyakan karena aktivitas manusia speerti
industri, produksi energy, dll.
Terdapat dua tipe emisi:
1. Point sources (misal industri mengemisikan poluta ke air dan udara)
2. Line sources (misal kabel listrik, aliran dari lahan pertanian dan tempat pembuangan)
Dispersi dan kelenyapan polutan tergantung pada berbagai faktor seperti sifat fisik dan kimiawi
polutan, dan faktor lingkungan seperti aliran air
Transportasi polutan bergantung pada berbagai faktor seperti penguapan dan penyerapan ke
dalam tanah
12
Inhalasi
Injeksi
Kontak kulit
Injeksi
Plasenta
Alat indera (telinga dan mata)
Dosis:
Merupakan jumlah polutan yang masuk ke dalam tubuh.
Dosis internal (absorbed dose): jumlah agen yang masuk ke jaringan atau organ pada waktu
tertentu
Target organ dose: jumlah konsentrasi agen di dalam organ yang ditargetkan, yakni organ yang
mendapatkan efek utama agen
Biologically effective dose: dosis yang telah dikurangi dengan bagian yang hilang karena proses
alamiah di dalam tubuh
13
Isu
Prevalensi
pajanan
Terbatas
pada
setingan
tempat kerja
Tingkatan
pajanan
Tingkatan
Tingkatan
luas
pada terbatas
industry
Karakteristik
pajanan
Sering terjadi
tapi
tidak
spesifik
Terbatas,
namun data
pengganti
susah
Kepentingan
kesmas
Luas
Terbatas
14
15
16
Pengambilan sample : Mengambil sebagian kecil dari sesuatu untuk melihat gambaran secara
keseluruhan
Sampling dilakukan karena:
Objek yang akan diamati terlalu besar
Homogenitas objek
Keterbatasan waktu
Keterbatasan sumber daya (SDM, dana, dll)
Efisiensi
Material Sampling
Sampling dengan mengambil bagian dari objek yang diamati
Untuk sampling bahaya kimia dan biologi
Hasil sampling hanya berupa sample dan perlu pengukuran serta analisis lebih lanjut untuk
mengetahui konsentrasi/dosis sample tsb
Area Sampling
Sampling dengan melakukan pengukuran di area yang terpajan suatu bahaya
Untuk sampling bahaya fisik dan aspek ergonomi
Hasil sampling berupa hasil pengukuran
Area sampling untuk bahaya kimia dan biologi umumnya menggunakan direct reading
instrument
Cara melakukan sampling tergantung jenis bahaya yang akan disampling.
Rujukan :
NIOSH Manual Analytical Method (Utama)
OSHA-Technical Manual
ACGIH
EPA
SNI (bila ada)
Strategi sampling ! pendekatan yang berlaku umum dalam melakukan sampling terhadap bahaya
kesehatan kerja di tempat kerja. Terdiri dari (NIOSH) :
WHAT to sample ! jenis bahaya apa yang akan disampling
WHEN to sample ! siang atau malam; pre-shift, during shift, end of shift, or end of work
week
WHERE to sample ! General air (sumber dan area), pada pekerja dilakukan biological
monitoring (pajanan, cairan tubuh)
17
Pengukuran ! suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur suatu bahaya di tempat kerja dengan
menggunakan peralatan, strategi, dan metode tertentu sehingga diperoleh besaran bahaya secara
kuantitatif.
Tujuan pengukuran
Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik
Mengetahui tingkat risiko
Mengetahui pajanan pada pekerja
Memenuhi peraturan (legal aspect)
Mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan
Memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja
Proses pengukuran ! Direct Measurement & Indirect Measurement
Lokasi Pengukuran
General Air
o Sumber
% Mengukur konsentrasi emisi bahaya
% Pengukuran dilakukan di dekat sumber ( 1 meter)
% Terkadang pengukuran pada sumber tidak dapat dilakukan karena berisiko
bagi keselamatan alat dan operator
o Area
% Pada area yang terpajan bahaya, umumnya adalah area yang terjangkau
oleh distribusi bahaya
% Lebih diprioritaskan area terpajan yang terdapat pekerja yang bekerja atau
dilalui pekerja saat bekerja
Pekerja
o Pajanan
% Pengukuran dilakukan pada bagian tubuh yang terpajan
- telinga (noise)
- area pernafasan (debu, bahan kimia di udara)
- kulit (bahan kimia yang dapat terserap oleh kulit)
% Pengukuran dapat bersifat:
- mengukur dan mendapatkan data
- pengambilan sample
o Cairan tubuh (biomonitoring)
% Pengukuran dilakukan dengan mengambil cairan tubuh sebagai media
pengukuran
- saliva
- urin
18
feses
udara ekspirasi
darah
General Air
Pekerja
Kebisingan
19
Wet-Bulb Globe Temperature
(WBGT)
Heat
Thermoluminescent Dosimeter
(TLD), Dose Pen, dll
Survey Meter
Radiasi
Pencahayaan
Lux Meter
20
Chemical Detector
Chemicals
Indirect Measurement (bahaya kimia dan biologi)
Bahaya diukur dengan mengambil sample media
Hasil pengukuran tidak langsung diketahui
Perlu analisis laboratorium
Sampling Instruments
Analysis Instruments
Impinger
Sampling bag
Atomic Absorption Spectrometer (AAS)
21
High Performance Liquid Chromatography
(HPLC)
Charcoal
Microscope
Silica gel
Filter
dll
dll
22
23
susah komunikasi dengan rekan kerja soalnya berisik banget kan ga kedengeran pekerjapekerjanya ngomong apa karena kalah sama suara bisingnya!berpengaruh juga sama
keselamatan dan performa kerja
efek fisiologi: jadi noise-induced hearing loss atau telinganya jadi sakit kalo bisingnya
udah parah banget
Kriteria faktor resiko yang bisa membuat efek ini kemungkinan terjadinya jadi makin tinggi di
pekerja adalah:
(utama) karena pekerja terus terpapar bising dengan level tinggi sampai periode waktu
yang cukup!noise induced hearing loss
Distribusi frekuensi dari suaranya (ini kayanya maksudnya suaranya tuh terusterusan(continous),berselang(intermittent) atau membentuk suatu seri yang bisa
dijumlahkan (made up of a series of impact) )
Masa waktu si pekerja ini bekerja di lingkungan bising (bukan berapa jamnya,tapi kaya
berapa tahun dia kerja disitu)
24
Kalo kita sampai harus teriak di telinga orangnya biar dia bisa denger ( > 70 dB)
Kalo pekerja bilang telinganya udah dengung (ada suara dalam telinga)
Kalo waktu pulang kerja si pekerjanya bilang kalo dia denger musik suaranya kaya
keredam gitu tapi pas besok pagi ketika dia balik mau berangkat kerja suara musiknya
udah biasa-biasa/jelas lagi! partial hearing loss
Nah karena kriterianya banyak dan kompleks makanya penanganan terhadap noise induced
hearing loss ini jadi susah,tapi sekarang penanganannya udah dikembangkan melalui nilai
ambang batas.
-PERMISSIBLE LEVEL/NILAI AMBANG BATAS
Menurut OSHACt 90 dB masih boleh untuk kerja selama 8 jam dan 95 dB untuk kerja selama 4
jam (permissible level). Menurut Hearing Conservation Management,semua pekerjaan yang
dilakukan selama 8 jam di tingkat kebisingan lebih dari 85dB harus disertai dengan HearingConservation Program.-->tapi bapaknya pernah bilang ambang batas bising 80 dB ya?
Alat Ukur:
Untuk mengukur lingkungan: Sound Level Meter
Untuk mengukur pekerja: Noise Dose Meter
Untuk lingkungan yang sangat luas,pengukurannya bisa menggunakan teknik 5 x 5.
-MANAJEMEN RESIKO
Nah tadi udah disebut kan soal Hearing-Conservation Program,ini dia manajemen resiko
untuk pekerja yang bekerja di ambang batas(walaupun kalau melebihi ambang batas
sebaiknya dikurangi dari sumber bisingnya).
Konsep Hearing Conservation Program terbagi menjadi tanggung jawab perusahaan dan
tanggung jawab pekerja. Tanggung jawab perusahaan meliputi:
25
B. VIBRASI
Terdapat
dua
jenis
pengukuran,lingkungan(pengukuran
hazardnya)
dan
pekerja(pengukuran exposurenya). Yang diukur dari vibrasi adalah exposurenya karena ciri khas
vibrasi adalah harus ada physical contact baru bisa tereskpos.
Vibrasi terbagi menjadi dua jenis:
Hand-Arm Vibration: jika yang contact adalah tangan dan lengan (misalnya pada orang
yang sering menggunakan hand tools seperti gerinda atau bor)
hand-arm vibration, sensornya dipakaikan seperti cincin di jari sedangkan untuk whole-body
vibration sensornya lebih besar dan berupa piringan hitam. Jika vibrasinya di banyak tempat
(misalnya pinggul juga punggung juga kaki juga) alat sensor dipasang di yang vibrasinya paling
dominan.
Frekuensi vibrasi yang membahayakan adalah 20-75 HZ dan frekuensi rendah lebih
membahayakan dibanding frekuensi tinggi.
Efek kesehatan dari vibrasi adalah dead fingers atau white fingers yang terkait dengan
gangguan sirkulasi darah. Pengendalian untuk vibrasi bisa menggunakan glove anti vibrasi
(terdiri dari busa tebal yang dapat meredam getaran)
C. HEAT STRESS
Di industri,temperatur ekstrim yang tinggi ( >46 derajat menurut OSHA) lebih sering
menyebabkan masalah dibanding temperatur ekstrim rendah. Tubuh manusia secara terus
menerus memproduksi panas melalui proses metabolisme dan udah didesain hanya bisa
bekerja di jangkauan temperatur tertentu. Temperatur yang digunakan adalah temperatur inti
tubuh bukan temperatur kulit. Tubuh mengatasi heat stress dengan meningkatkan denyut
jantung dan berkeringat.
2 Fahrenheit saja melenceng dari temperatur normal tubuh (99.6 F) dapat mempengaruhi
performa kerja secara drastis.Apabila tubuh tidak dapat menyesuaikan diri dengan suhu tinggi
maka dapat terjadi heatstroke,heat cramps atau heat exhaustion.
26
27
28
Pencahayaan
Pencahayaan yang baik memungkinkan seorang tenaga kerja melihat pekerjaannya dengan teliti,
cepat, dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman.
Sifat- sifat dari penerangan yang baik ditentukan oleh:
a. pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan
b. pencegahan kesilauan
c. arah sinar
d. warna
e.
Proses pengukuran
Pengukuran intensitas pencahayaan dilakukan dengan menggunakan alat Luxmeter atau lightmeter.
Alat ini bekerja berdasarkan pengubahan energi cahaya menjadi energi listrik oleh photo electric
cell. Satuanya bisa lux atau candle sesuai dengan penggunannya aja kalau internasionalnya lux tapi
kalau british pakainya candle. Fokus pengukuran adalah pada lingkungan tempat pekerja saat
bekerja. Jadi pengukurannya itu kan pakai sensor dialatnya, syarat buat efektif pengukurannya dan
gak bias dengan menghilangkan hambatan yang mungkin ada atau menghalangi aliran cahayanya.
Spektrum cahaya
Terdapat spektrum cahaya berdasarkan panjang lamdanya. Visible light berada pada 770-380
m.Bisa dilihat dari spektrumnya ya
Tingkat pencahayaan artinya banyaknya cahaya yang sampai di suatu objek dan akhirnya ditangkap
oleh sensori manusia, dan cahaya dapat ditangkap karena adanya refleksi cahaya dari sumber
menuju sensor manusia.
29
30
tekanan udara yang lebih besar dari 1 atm. Pekerjaan seperti ini termasuk pekerjaan para penyelam
di perairan (di laut) yang dalam, para pekerja tambang yang dalam, juga para pekerja yang bekerja
dalam pembuatan terowongan di bawah tanah, maupun terowongan di bawah air. Tekanan
dipengaruhi oleh latitude atau ketinggian suatu tempat. Latitude itu kaya batasan horizontal atau
mendatar dari batas bumi. Titik 0 adalah sudut ekuator, tanda + menunjukan arah ke atas menuju
kutub utara, sedangkan tanda minus di koordinat Latitude menuju ke kutub selatan. Semakin tinggi
suatu tempat maka semakin rendah tekanan di tempat tersebut dan mempengaruhi jumlah oksigen
di tempat itu.
Proses pengukuran
Nama alatnya barometer atau barometrik cara mengukurnya langsung aja dibawa sama orangnya
atau pekerjanya kalau dia lagi kerja buat melihat tekanannya. Batasannya yaitu dilihat dari sea level
atau batas bumi.
1 atm : 760 mmHg
a. Jika semakin tinggi suatu tempat, maka tekanan ditempat itu rendah atau disebut hipobarik
yang dapat menyebabkan hipoksia yaitu keterbatasan atau habisnya ketersedian oksigen di
otak.
b. Jika semakin rendah suatu tempat, maka tekanan ditempat itu tinggi disebut hiperbarik. Dan
setiap 10 m kebawah dari batas menyebabkan bertambahnya 1 atm tekanan dari lingkungan
tersebut.
Sumber Referensi :
1. Penjelasan materi dari Pak Hendra di kelas
2. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=199274&val=6570&title=Penyakit%20
Akibat%20Kerja%20Disebabkan%20Faktor%20Fisik
Maaf ya kalau ada yang gak dimeengerti, Semangat semua
31