Anda di halaman 1dari 31

RANGKUMAN KULIAH

HIGIENE INDUSTRI











KUPROY K3 2014

KONSEP DASAR HIGIENE INDUSTRI


Oleh Khairina Suwitri dan Aldi Dwi Putra
Hygiene industry : dapat digolongkan dalam bagian kesehatan kerja (bukan keselamatan).

Fungsi ! meminimalisasi bahaya yang dapat mengganggu kesehatan

Tujuan utama ! CREATE HEALTHY WORKPLACE

Kata higiene berasal dari nama Dewi Kesehatan Yunani, yaitu Hygiea. Definisi higiene industri adalah
ilmu dan seni yang mencakup upaya anticipation, recognition, evaluation, dan control terhadap
bahaya kesehatan kerja atau faktor lingkungan kerja atas stresses, yang timbul di dan dari tempat
kerja, yang dapat menyebabkan sakit, gangguan kesehatan dan kehidupan atau ketidaknyamanan
yang berati dan ketidak efisienan pada pekerja atau warga masyarakat (America International
Hygiene Association).
" Ilmu dan seni ! ilmu pengetahuan yang berisi teori, metode, dan implementasi keilmuan yang
memenuhi kaidah ilmiah. Aspek seni mengimplementasikan metode dan pendekatan keilmuan
HI di tempat kerja.
" Anticipation ! kegiatan memprediksi potensi bahaya yang ada di tempat kerja
" Recognition ! melakukan pengenalan atau identifikasi terhadap bahaya, dan melakukan
pengukuran (spot) untuk menemukan keberadaan bahaya di tempat kerja.
" Evaluation ! melakukan sampling dan pengukuran bahaya di tempat kerja dengan metode yang
spesifik, serta melakukan evaluasi dan analisis risiko terhadap semua bahaya yang ada
menggunakan standard an kriteria tertentu.
" Control ! kegiatan untuk mengendalikan bahaya di tempat kerja agar keberadaannya tidak
menimbulkan dampak kesehatan bagi pekerja khususnya dan masyarakat umumnya.
" Environmental factors or stresses ! faktor lingkungan kerja yang meliputi segala sesuatu di
tempat kerja, jika tunggal disebut stressor, dan jika dalam jumlah banyak (multifactor) disebut
stresses.
" In or From the workplace ! terdapat di lingkungan kerja atau di tempat lain, namun berasal dari
lingkungan kerja.
" Dapat menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan, dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan
(secara objektif) sangat signifikan.
" Terjadi khususnya pada pekerja dan juga pada warga masyarakat umumnya (tinggal atau
bermukin berdekatan dengan lingkungan industri).

Alasan higiene industri perlu terapkan di tempat kerja:

Lingkungan kerja tidak akan pernah bebas dari bahaya dan risiko yang berdampak pada
kesehatan pekerja

Pekerja merupakan modal utama dalam suatu perusahaan (kesehatan pekerja mutlak
dilindungi perusahaan)

Banyaknya kejadian penyakit maupun cedera akibat kerja

Adanya peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja


yang sehat

Perusahaan dianggap melanggar HAM apabila mengabaikan hak pekerja untuk tetap sehat


Klasifikasi bahaya di Higiene Industri
Fisik
: Bising, fibrasi, suhu ekstrem, radiasi (ion dan non ion)

Kimia

: Gas, padat, cair, mist, fog

Biologi

: Mikro pathogen, Makro (contohnya: Macan)

Psikososial

: Shift, beban kerja, durasi, administrasi

Ergonomi

: Interaksi orang dengan pekerjaan. Jadi antara orang dan pekerja sama-

sama memiliki limitasi, nah interaksinya itu adalah ergonomi.


(Limitasi orang # Ergonomi ! Limitasi pekerja )

Golongan dampak

Keselamatan

Mengakibatkan cedera
Level tinggi
Probabilitas rendah

Menyebabkan illness atau disease

Kesehatan

A NTISIPASI

R EKOGNISI

E VALUASI

P ENGENDALIAN

Level bahaya rendah


Probabilitas tinggi

v Urutan metode dalam implementasi HI


v Urutan tsb tidak dapat dibolak-balik
v Merupakan suatu siklus yang tidak berakhir
(selama aktivitas industri berlangsung)


Fokus utama keilmuan HI :

Rekognisi bahaya (hazards)

Evaluasi bahaya (hazards)

Kontrol bahaya (di lingkungan kerja dan polutan dari proses kerja)

Komunikasi perihal bahaya (hazards)


Fokus utama objek HI :

Industrial Hygiene

Tujuan Utama Industrial Hygiene

GUARDIAN OF THE WORKPLACE

CREATE HEALTHY WORKPLACE

Pengusaha atau pemberi kerja bertanggung jawab untuk menyediakan lingkungan kerja yang sehat
dengan koordinasi dan kolaborasi bersama para pekerjanya. Pengusaha dapat mendelegasikan
tanggung jawab tsb kepada petugas yang kompeten, yaitu Ahli Higiene Industri atau Industrial
Hygienist.
Industrial Hygienist ! orang yang memiliki keahlian dan kemampuan di bidang HI, yaitu melakukan
rekognisi, evaluasi, dan mengendalikan bahaya kesehatan di tempat kerja
serta memapu mengambil keputusan secara independen. Kemampuan tsb
diperoleh melalui pendidikan formal dan pelatihan-pelatihan khusus di
bidang HI.
Kemampuan Industrial Hygienist

Merekognisi bahaya kesehatan di lingkungan kerja dan memahami dampaknya terhadap


pekerja.

Mengevaluasi bahaya kesehatan lingkungan kerja berdasarkan pengalaman dan data hasil
pengukuran.

Menyusun metode untuk pengendalian atau menurunkan kadar bahaya di tempat kerja bila
diperlukan.

Peran dan Fungsi Industrial Hygienist

Membantu pimpinan secara profesional dalam upaya memelihara pekerja yang sehat dan
lingkungan kerja yang bersih, nyaman, dan aman.

Melakukan inspeksi daerah operasional perusahaan dan lingkungan secara berkala untuk
mengenal, mengukur, dan memonitor bahaya yang mungkin akan mengancam kesehatan
dan keselamatan pekerja.

Mereview aspek kesehatan kerja setiap rencana konstruksi, renovasi fasilitas produksi agar
tetap mematuhi aturan panduan HI.

Membuat, merencanakan, menerapkan, dan mengevaluasi program kegiatan upaya


mengurangi atau eliminasi bahaya di lingkungan kerja, dan risiko dampaknya.

Mengkomunikasikan faktor bahaya lingkungan kerja dan risikonya kepada seluruh orang
yang bekerja di lingkungan tsb (melalui Hazard Communication Program atau HAZCOM).

Membantu pelaksanaan program pelatihan K3L.




Posisi peran Industrial Hygienist




Referensi : PPT Pak Hendra (Konsep Dasar HI)

BAHAYA KESEHATAN KERJA DAN KONSEP PAJANAN


Oleh Husairi
Bahaya Kesehatan Kerja
Bahaya Kesehatan Kerja adalah bahaya yang terdapat di tempat kerja yang berasal dari setiap
komponen proses kerja dan interaksinya yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan,
ketidaknyamanan, dan penyakit akibat kerja atau penyakit yang terkait dengan pekerjaan.
Komponen proses kerja yang dimaksud terdiri dari:

Lingkungan kerja
Pekerja
Mesin dan peralatan
Material dan bahan
Metode/prosedur/cara kerja

Bahaya kesehatan kerja memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


$
$
$
$

Berdampak pada kesehatan (keluhan ringan kematian)


Dampak bersifat kronis
Umumnya berada pada konsentrasi yang rendah
Memajan pekerja berulang-ulang

Bahaya kesehatan kerja dapat menimbulkan risiko kesehatan kerja. Risiko kesehatan kerja adalah
besarnya kemungkinan yang dimiliki oleh suatu bahan, proses atau kondisi untuk menimbulkan
kesakitan, gangguan kesehatan, dan penyaki akibat kerja.
Risiko kesehatan kerja dipengaruhi oleh:
1.
2.
3.
4.
5.

Magnitude of hazard (konsentrasi dan dosis)


Efek rating ( tingkat dampak: fatality, very serious, serious, moderate, low, trivial)
Probabilitas
Frekuensi pajanan
Durasi pajanan

Risiko kesehatan kerja berbeda dengan risiko keselamatan dalam hal:


Jenis risiko

Probabilitas

Konsekuensi
(dampak)

Kesehatan

Tinggi atau Rendah atau


sedang
ringan

Keselamatan Rendah atau Tinggi atau


jarang
parah

Dampak pajanan bahaya kesehatan dipengaruhi oleh:


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kadar bahaya di ling. kerja


Tingkat pajanan pada pekerja
Karakteristik pekerja (umur, status kesehatan, IMT, dll)
Waktu pajanan (frekuensi dan durasi)
Proteksi yang dilakukan
Karakteristik fisiologi pekerja

Bahaya Kesehatan Lingkungan Kerja


Bahaya kesehatan di lingkungan kerja dapat dikategorikan menjadi: (1) bahaya fisik (2) bahaya kimia
(3) bahaya biologi (4) bahaya ergonomi dan (5) bahaya psikososial.
1. Bahaya fisik
Terdiri dari:
Kebisingan (menyebabkan gangguan pendengaran / hearing loss, hingga gangguan kejiwaan)
Getaran (dapat menyebabkan nyeri dan kesemutan pada lengan, hingga, gangguan saraf /
neuroangiopathy, hingga kecacatan)
Pencahayaan buruk (menyebabkan ketegangan mata, nyeri, dan sakit kepala)
Temperatur tinggi (menyebabkan heatstroke/tubuh panas tinggi, kram panas,) atau
temperatur rendah (menyebabkan radang dingin, chilblains/tubuh bengkak karena dingin,
dll)
Tekanan udara (perubahan tekanan udara dari tinggi ke normal menyebabkan nyeri sendi,
pusing dan mual)
Radiasi nonion seperti UV dapat menyebabkan konjungtivitis, atau inframerah yang
menyebabkan katarak
Radiasi ion seperti sinar-X atau bahan radioaktif dapat menyebakakan leukemia dan kanker
kulit
2. Bahaya Kimia
Dapat berbentuk gas, cair, dan padat yang mempunyai sifat toksik, beracun, irritant, asphyxia,
dan patologik.
Kontaminan udara berlebihan seperti kabut, uap, gas, dan padatan dalam bentuk debu atau
asap dapat mengganggu inhalasi, menyebabkan iritasi kulit dan keracunan.
Contoh-contoh bahaya kimia:
Gas
Hydrogen sulfida dalam lubang got
Gas buangan bahan bakar LPJ
Ozon dari mesin fotokopi
Likuid (cairan)
Cairan asam dari pembersih lantai
Reagen beracun id laboratorium
Debu, asap, kabut
Debu silica dari pekerjaan tambang
Asap logam dari pengelasan
Gas asam dari elektroplating

Contoh penyakit akibat bahaya kimia:

Debu: pneumoconiosis
Uap: dermatitis, keracunan, metal fume fever, dll.
Gas: keracunan CO, dll.
Larutan: anemia, nero toksik, kanker, dll.

Kategori bahaya kimia:

Bahaya Kesehatan

3. Bahaya Biologi
Merupakan bahaya yang berasal dari mikroorganisme, khususnya yang pathogen dan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan. Contohnya adalah virus, bakteri, jamur, parasite, dll.
Bahaya biologi dapat dikelompokkan menjadi empat kategori:
Kelompok 1: tidak menyebabkan penyakit pada manusia
Kelompok 2: dapat mneyebabkan penyakit pada manusia dan mungkin berbahaya bagi
karyawan. Tidak mungkin menyebar ke masyarakat dan ada profilaksis atau pengobatan
efektif yang tersedia.
Kelompok 3: dapat menyebabkan penyakit berat pada manusia dan mungkin menjadi
bahaya seius bagi karyawan. Mungkin menyebar ke masyarakat, tapi ada profilaksis atau
pengobatan yang tersedia.
Dapat menyebabkan penyakit berat pada manusia dan bahaya serus bagi karyawan.
Mungkin mneyebar di masyarakat dan tidak ada profilaksis atau pengobatan yang tersedia.

4. Bahaya Ergonomi
Bahaya yang menimbulkan gangguan kesehatan sebagai akibat dari ketidaksesuaian desain kerja
dengan pekerja.
Desain yang tidak sesuai antara lain terdapat pada:
Peralatan
Area kerja (mis. tidak fit atau sempit)
Prosedur kerja (mis. tidak efisien)
Kondisi pekerja yang tidak sesuai misal dalam hal:

Mengangkat
Menjangkau
Kondisi visual
Gerakan berulang
Posisi janggal/tidak netral (mis. bungkuk, jongkok, memutar, dll.).

Dampak bahaya ergonomik mislanya low back pain, carpal tunnel syndrome, gangguan
persendian dan kelelahan.
5. Bahaya Psikososial
Termasuk di dalamnya:
Jam kerja yang panjang
Kurangnya kontrol dalam mengambil keputusan
Beban kerja berlebih
Ketidaksesuain dengan jenis pekerjaan
Dampak dari bahaya psikososial ini adalah stress, kekerasan di tempat kerja, menurunnya
motivasi kerja, gangguan fisiologis (mis. gangguan pencernaan), dll.


10

Pajanan
Penilaian pajanan (exposure assessment) adalah hal yang penting untuk untuk melakukan
identifikasi, evaluasi, dan pengendalian risiko-risiko di tempat kerja.
Tujuan utama exposure assessment adalah untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi pajanan di
masa lalu, sekarang dan di masa yang akan datang, baik itu agen kimia, fisika, dan biologi yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan.
Definisi pajanan
Pajanan didefiniskan sebagai kontak antara agen kimia, fiiska, dan biologis dengan batasan luar dari
organisme.
Kata kunci dari definisi pajanan adalah komtak.
Pajanan dapat dirumuskan sebagai:

E=CxT

E: Exposure / pajanan
C: Concentaration
T: Time
Terdapat empat aspek yang menentukan pajanan:
1.
2.
3.
4.

Sifat alamiah agen (sifat kimia, fisika, dan biologi)


Intensitas pajanan (konsentrasi agen)
Durasi pajanan (seberapa lama)
Frekuensi pajanan (seberapa sering)

Kategori waktu/durasi pajanan:

Pajanan waktu pendek (short-term exposure): detik, menit, jam, hari


Pajanan waktu lama (long-term exposure): minggu, bulan, tahun, seumur hidup
Pajanan kumulatif: pajanan total dalam periode waktu tertentu

Ruang lingkup exposure assessment:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Identifikasi dan evaluasi sumber agen (tipe, jumlah, lokasi)


Menentukan konsentrasi agen di lingkungan seperti air, makanan, dan tanah
Identifikasi jalan dan rute pajanan
Menentukan intensitas, durasi dan frekuensi pajanan
Menentukan dosis yang tercipta dari pajanan
Memperkirakan jumlah orang yang terpajan
Identifikasi kelompok berisiko tinggi

Hubungan antara konsentrasi lingkungan, konsentrasi pajanan, dan dosis: Sejumlah konsentrasi
lingknungan yang terdiri dari air, tanah, udara, dan makanan mengalami kontak dengan
manusia/organisme. Kontak antara lingkungan dan organisme ini terjadi pada kadar tertentu yang

11

disebut konsentrasi pajanan (exposure concentration). Sejumlah konsentrasi pajanan tersebut


kemudian akan diserap oleh tubuh melalui proses absorbsi. Proses kontak dan absorbsi ini
dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan faktor/sifat pajanan itu sendiri. Setelah diabsorbsi, pajanan
akan masuk ke dalam tubuh dalam jumlah tertentu yang disebut dosis. Dosis ini tergantung pada
proses distribusi, biotransformasi dan eliminasi di dalam tubuh.
Kata kunci untuk masing-masing istilah:

Konsentrasi lingkungan: jumlah elemen-elemen ling. yang ada di luar tubuh


Konsentrasi pajanan: jumlah pajanan agen di elemen lingkungan yang kontak dengan tubuh
Dosis: jumlah agen terpajan yang ada di dalam tubuh manusia

Hint: Cek bagan di slide for more details


Rantai Kesehatan Lingkungan: Hubungan antara aktivitas sumber, konsentrasi lingkungan, pajanan,
dosis, dan efek kesehatan.









Sumber dan transmisi:

Sumber agen dapat hadir secara alamiah namun kebanyakan karena aktivitas manusia speerti
industri, produksi energy, dll.
Terdapat dua tipe emisi:
1. Point sources (misal industri mengemisikan poluta ke air dan udara)
2. Line sources (misal kabel listrik, aliran dari lahan pertanian dan tempat pembuangan)

Transportasi, transformasi dan kelenyapan:

Dispersi dan kelenyapan polutan tergantung pada berbagai faktor seperti sifat fisik dan kimiawi
polutan, dan faktor lingkungan seperti aliran air
Transportasi polutan bergantung pada berbagai faktor seperti penguapan dan penyerapan ke
dalam tanah

12

Jalan dan rute pajanan:

Inhalasi
Injeksi
Kontak kulit
Injeksi
Plasenta
Alat indera (telinga dan mata)

Hubuungan antara media lingkungan dan pajanan, dan rute pajanan










Dosis:
Merupakan jumlah polutan yang masuk ke dalam tubuh.

Dosis internal (absorbed dose): jumlah agen yang masuk ke jaringan atau organ pada waktu
tertentu
Target organ dose: jumlah konsentrasi agen di dalam organ yang ditargetkan, yakni organ yang
mendapatkan efek utama agen
Biologically effective dose: dosis yang telah dikurangi dengan bagian yang hilang karena proses
alamiah di dalam tubuh

Pertimbangan dalam penilaian pajanan


1. Durasi dan frekuensi (durasi pendek, efeknya pun susah dilihat)
2. Waktu antara pajanan dan efek (waktu antara pajanan dan efeknya bervariasi tergantung
pada tipe agen dan dampaknya)
3. Pola aktivitas-waktu (konsentrasi agen berbeda-beda setiap periode waktu tergantung
aktivitas manusia pada waktu tersebut)
4. Data aktivitas-waktu yang dikombinasikan dengan pengukuran konsentrasi lingkungan mikro
dapat mengidentifikasi sumber pajanan
5. Pertimbnagan tambahan (kebisaan personal, gaya hidup, faktor socio-ekonomik, status
nutrisi dan aktivitas fisik)

13

Pendekatan pengukuran pajanan pada manusia:









Pajanan lingkungan vs pajanan di tempat kerja:

Konsentrasi polutan (lebih rendah di lingkungan umum daripada di tempat kerja)


Kelompok yang terpajan di tempat kerja sudah jelas (biasanya pekerja laki-laki), sementara di
lingkungan biasa meliputi anak-anak, lansia dll.
Bahaya di tempat kerja lebih spesifik dan terbatas dibandingkan di lingkungan umum
Pekerja terpajan bahaya pada kondisi yang lebih spesifik di tempat kerja dibandingkan
masyarakat umum di lingkungan biasa
Masyarakat umum terpajan secara berselang dalam periode waktu yang lama sedangkan
pekerja terpajan hanya pada jam kerja

Isu

Tempat kerja Lingkungan


(umum)

Prevalensi
pajanan

Terbatas
pada
setingan
tempat kerja

Tingkatan
pajanan

Tingkatan
Tingkatan
luas
pada terbatas
industry

Karakteristik
pajanan

Tunggal atau Banyak


beberapa

Sering terjadi
tapi
tidak
spesifik

Data pajanan Terbatas,


individu
namun data
pengganti
mudah

Terbatas,
namun data
pengganti
susah

Kepentingan
kesmas

Luas

Terbatas

14

Aliran pengukuran pajanan secara sederhana:









Rangkaian perjalanan pajanan ke penyakit:



15

KONSEP DASAR ANTISIPASI DAN REKOGNISI


Oleh Regina Pinkan

16

SAMPLING AND MEASUREMENT


Oleh Khairina Suwitri
Sampling ! Pengambilan sample
Sample

: Contoh, bagian dari sesuatu yang menggambarkan keseluruhan

Pengambilan sample : Mengambil sebagian kecil dari sesuatu untuk melihat gambaran secara
keseluruhan
Sampling dilakukan karena:
Objek yang akan diamati terlalu besar
Homogenitas objek
Keterbatasan waktu
Keterbatasan sumber daya (SDM, dana, dll)
Efisiensi
Material Sampling
Sampling dengan mengambil bagian dari objek yang diamati
Untuk sampling bahaya kimia dan biologi
Hasil sampling hanya berupa sample dan perlu pengukuran serta analisis lebih lanjut untuk
mengetahui konsentrasi/dosis sample tsb
Area Sampling
Sampling dengan melakukan pengukuran di area yang terpajan suatu bahaya
Untuk sampling bahaya fisik dan aspek ergonomi
Hasil sampling berupa hasil pengukuran
Area sampling untuk bahaya kimia dan biologi umumnya menggunakan direct reading
instrument
Cara melakukan sampling tergantung jenis bahaya yang akan disampling.
Rujukan :
NIOSH Manual Analytical Method (Utama)
OSHA-Technical Manual
ACGIH
EPA
SNI (bila ada)
Strategi sampling ! pendekatan yang berlaku umum dalam melakukan sampling terhadap bahaya
kesehatan kerja di tempat kerja. Terdiri dari (NIOSH) :
WHAT to sample ! jenis bahaya apa yang akan disampling
WHEN to sample ! siang atau malam; pre-shift, during shift, end of shift, or end of work
week
WHERE to sample ! General air (sumber dan area), pada pekerja dilakukan biological
monitoring (pajanan, cairan tubuh)

17

WHOM to sample ! pekerja yang berisiko terpajan


HOW LONG to sample ! waktu yang diperlukan dalam pengambilan satu sample (liat NIOSH
Manual Analytical Method)
HOW MANY samples to take ! dipengaruhi oleh luas area yang berisiko (area sampling),
minimal untuk analisis (material sampling), jumlah pekerja yang berisiko (sampling pada
pekerja

Pengukuran ! suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur suatu bahaya di tempat kerja dengan
menggunakan peralatan, strategi, dan metode tertentu sehingga diperoleh besaran bahaya secara
kuantitatif.
Tujuan pengukuran
Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik
Mengetahui tingkat risiko
Mengetahui pajanan pada pekerja
Memenuhi peraturan (legal aspect)
Mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan
Memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja
Proses pengukuran ! Direct Measurement & Indirect Measurement
Lokasi Pengukuran
General Air
o Sumber
% Mengukur konsentrasi emisi bahaya
% Pengukuran dilakukan di dekat sumber ( 1 meter)
% Terkadang pengukuran pada sumber tidak dapat dilakukan karena berisiko
bagi keselamatan alat dan operator
o Area
% Pada area yang terpajan bahaya, umumnya adalah area yang terjangkau
oleh distribusi bahaya
% Lebih diprioritaskan area terpajan yang terdapat pekerja yang bekerja atau
dilalui pekerja saat bekerja
Pekerja
o Pajanan
% Pengukuran dilakukan pada bagian tubuh yang terpajan
- telinga (noise)
- area pernafasan (debu, bahan kimia di udara)
- kulit (bahan kimia yang dapat terserap oleh kulit)
% Pengukuran dapat bersifat:
- mengukur dan mendapatkan data
- pengambilan sample
o Cairan tubuh (biomonitoring)
% Pengukuran dilakukan dengan mengambil cairan tubuh sebagai media
pengukuran
- saliva
- urin

18

feses
udara ekspirasi

darah

Hasil pengukuran diperoleh dari hasil analisis media yang diambil

Langkah-langkah Pengukuran (Umum)


1. Tentukan titik pengukuran/sampling pada sumber, area, dan pekerja
2. Kumpulkan informasi tentang karakteristik lingkungan kerja, proses kerja yang ada, jumlah
pekerja, pola kerja, pengendalian yang sudah ada, equipment dan fasilitas yang ada
3. Persiapan alat ukur atau alat sampling
Pastikan alat ukur/sampling yang digunakan sesuai dengan bahaya yang akan
diukur/disampling
Pastikan alat ukur/sampling berfungsi baik
Pastikan alat ukur lengkap (aksesoris lengkap)
Pastikan alat ukur terkalibrasi
Pastikan prosedur persiapan sudah dilakukan dengan benar
Siapkan form pencatatan
4. Pelaksanaan pengukuran atau sampling
Pastikan alat ukur/sampling diletakkan pada tempat yang tepat
Pastikan langkah pengoperasian alat ukur/sampling sesuai standar
Pastikan waktu pengukuran sesuai standar
Pastikan prosedur persiapan sudah dilakukan dengan benar
Jangan sampai alat ukur diganggu oleh pihak yang tidak berkepentingan
Perhatikan keselamatan operator saat pengukuran
5. Setelah pengkuran atau sampling
Analisis data sesuai dengan metode analisis yang ada
Bandingkan hasil pengukuran dengan standar (TLV, peraturan yang berlaku)
Susun rekomendasi untuk tindakan perbaikan jika diperlukan
Direct Measurement
Langsung mengukur bahaya
Hasil pengukuran langsung diketahui
Sering digunakan untuk bahaya fisik
Untuk bahaya kimia ! direct reading instrument
Hazard

General Air

Pekerja

Sound Level Meter (SLM)

Noise Density Meter (NDM)

Kebisingan

19


Wet-Bulb Globe Temperature
(WBGT)

Personal Heat Monitor (PHM)

Heat

Thermoluminescent Dosimeter
(TLD), Dose Pen, dll
Survey Meter


Radiasi


Pencahayaan

Lux Meter

20


Chemical Detector

Chemicals



Indirect Measurement (bahaya kimia dan biologi)
Bahaya diukur dengan mengambil sample media
Hasil pengukuran tidak langsung diketahui
Perlu analisis laboratorium
Sampling Instruments

Analysis Instruments

Impinger

Gas Chromatography (GC)


Sampling bag


Atomic Absorption Spectrometer (AAS)

21


High Performance Liquid Chromatography
(HPLC)

Charcoal

Microscope

Silica gel


Filter

dll


dll

22

Kesalahan dalam pengukuran


Kesalahan alat ukur (alat rusak, tidak terkalibrasi, kelengkapan alat kurang)
Kesalahan pembacaan
Kesalahan titik sampling
Kerusakan sample (transportasi, terkontaminasi, dll)
Kesalahan metode analisis
Kesalahan interpretasi

Referensi : Referensi : PPT Pak Hendra (Konsep Sampling dan Measurement)
Mohon dimaklumi segala kekurangannya&

23

BAHAYA FISIK (PANAS, BISING, DAN VIBRASI)


Oleh Ni Wayan Ayu Vivi Mahardevi
Ini materinya dari buku fundamentals of industrial hygiene 5th edition yang sakti itu(tapi versi
gratisnya ga lengkap cuma dijelasin singkatnya per hazard,yaudah gapapa namanya gratis jadi tida
boleh marah) + ditambahin sama catetan omongan bapaknya di kelas,niscaya rangkulnya tidak sesesat pikir rangkul fisiologi kerja kemarin -vivi
Bahaya Fisik
A. BISING
-KONSEP DASAR
Definisi bising adalah suara yang tidak diinginkan. Suaranya ini terbentuk dari getaran yang
dapat dialirkan melalui media padat,cair atau gas.
Efek dari bising ini pada manusia dapat berupa :

stres psikologi: bikin kaget,ganggu konsentrasi dan susah tidur

susah komunikasi dengan rekan kerja soalnya berisik banget kan ga kedengeran pekerjapekerjanya ngomong apa karena kalah sama suara bisingnya!berpengaruh juga sama
keselamatan dan performa kerja

efek fisiologi: jadi noise-induced hearing loss atau telinganya jadi sakit kalo bisingnya
udah parah banget

Kriteria faktor resiko yang bisa membuat efek ini kemungkinan terjadinya jadi makin tinggi di
pekerja adalah:

(utama) karena pekerja terus terpapar bising dengan level tinggi sampai periode waktu
yang cukup!noise induced hearing loss

Variasi kerentanan seseorang

Total energi dari suaranya

Distribusi frekuensi dari suaranya (ini kayanya maksudnya suaranya tuh terusterusan(continous),berselang(intermittent) atau membentuk suatu seri yang bisa
dijumlahkan (made up of a series of impact) )

Total paparan hariannya

Masa waktu si pekerja ini bekerja di lingkungan bising (bukan berapa jamnya,tapi kaya
berapa tahun dia kerja disitu)

24

Kriteria lingkungan kerja yang memiliki tingkat bising berlebihan:

Kalo kita sampai harus teriak di telinga orangnya biar dia bisa denger ( > 70 dB)

Kalo pekerja bilang telinganya udah dengung (ada suara dalam telinga)

Kalo waktu pulang kerja si pekerjanya bilang kalo dia denger musik suaranya kaya
keredam gitu tapi pas besok pagi ketika dia balik mau berangkat kerja suara musiknya
udah biasa-biasa/jelas lagi! partial hearing loss

Nah karena kriterianya banyak dan kompleks makanya penanganan terhadap noise induced
hearing loss ini jadi susah,tapi sekarang penanganannya udah dikembangkan melalui nilai
ambang batas.

-PERMISSIBLE LEVEL/NILAI AMBANG BATAS
Menurut OSHACt 90 dB masih boleh untuk kerja selama 8 jam dan 95 dB untuk kerja selama 4
jam (permissible level). Menurut Hearing Conservation Management,semua pekerjaan yang
dilakukan selama 8 jam di tingkat kebisingan lebih dari 85dB harus disertai dengan HearingConservation Program.-->tapi bapaknya pernah bilang ambang batas bising 80 dB ya?
Alat Ukur:
Untuk mengukur lingkungan: Sound Level Meter
Untuk mengukur pekerja: Noise Dose Meter
Untuk lingkungan yang sangat luas,pengukurannya bisa menggunakan teknik 5 x 5.

-MANAJEMEN RESIKO
Nah tadi udah disebut kan soal Hearing-Conservation Program,ini dia manajemen resiko
untuk pekerja yang bekerja di ambang batas(walaupun kalau melebihi ambang batas
sebaiknya dikurangi dari sumber bisingnya).
Konsep Hearing Conservation Program terbagi menjadi tanggung jawab perusahaan dan
tanggung jawab pekerja. Tanggung jawab perusahaan meliputi:

pengukuran kebisingan lingkungan kerja/pekerja

inisiasi kontrol kebisingan

penyediaan peralatan perlindungan pendengaran

pengujian audiometri pada karyawan

informasi dan pelatihan mengenai nilai ambang batas untuk pekerja

Sedangkan tanggung jawab pekerja meliputi:


Menggunakan alat perlindungan pendengaran yang disediakan perusahaan secara benar
dengan memperhatikan setiap regulasi penggunaannya (mengurangi paparan)

25

B. VIBRASI
Terdapat

dua

jenis

pengukuran,lingkungan(pengukuran

hazardnya)

dan

pekerja(pengukuran exposurenya). Yang diukur dari vibrasi adalah exposurenya karena ciri khas
vibrasi adalah harus ada physical contact baru bisa tereskpos.
Vibrasi terbagi menjadi dua jenis:

Hand-Arm Vibration: jika yang contact adalah tangan dan lengan (misalnya pada orang
yang sering menggunakan hand tools seperti gerinda atau bor)

Whole-Body Vibration:Jika yang contact adalah tulang punggung,pinggul dan kaki


(misalnya supir,karena mobil kan bergetar sementara si punggung dan pinggul supirnya
itu nempel dengan kursi yang bergetarnya)
Alat untuk mengukur vibrasi juga dibedakan berdasarkan jenisnya. Untuk alat ukur

hand-arm vibration, sensornya dipakaikan seperti cincin di jari sedangkan untuk whole-body
vibration sensornya lebih besar dan berupa piringan hitam. Jika vibrasinya di banyak tempat
(misalnya pinggul juga punggung juga kaki juga) alat sensor dipasang di yang vibrasinya paling
dominan.
Frekuensi vibrasi yang membahayakan adalah 20-75 HZ dan frekuensi rendah lebih
membahayakan dibanding frekuensi tinggi.
Efek kesehatan dari vibrasi adalah dead fingers atau white fingers yang terkait dengan
gangguan sirkulasi darah. Pengendalian untuk vibrasi bisa menggunakan glove anti vibrasi
(terdiri dari busa tebal yang dapat meredam getaran)
C. HEAT STRESS
Di industri,temperatur ekstrim yang tinggi ( >46 derajat menurut OSHA) lebih sering
menyebabkan masalah dibanding temperatur ekstrim rendah. Tubuh manusia secara terus
menerus memproduksi panas melalui proses metabolisme dan udah didesain hanya bisa
bekerja di jangkauan temperatur tertentu. Temperatur yang digunakan adalah temperatur inti
tubuh bukan temperatur kulit. Tubuh mengatasi heat stress dengan meningkatkan denyut
jantung dan berkeringat.
2 Fahrenheit saja melenceng dari temperatur normal tubuh (99.6 F) dapat mempengaruhi
performa kerja secara drastis.Apabila tubuh tidak dapat menyesuaikan diri dengan suhu tinggi
maka dapat terjadi heatstroke,heat cramps atau heat exhaustion.

26

Heartstroke : Life-threatening condition


Heat cramps: Akibat exposure jangka panjang terhadap suhu tinggi
Heat Exhaustion: Pusing, keringetan,kulit lembab,denyut nadi lemah, suhu tubuh naik
Dalam suatu iklim kerja itu ada 3 suhu:
1. Suhu basah alami: suhu yang menunjukkan bahwa udara telah jenuh dengan uap air
2. Suhu kering: suhu yang ditunjukkan termometer setelah panas radiasi
3. Suhu globe: suhu yang menunjukkan panas radiasi yang terdapat di lingkungan kerja,
dimana ada yang indoor (tidak kena cahaya matahari langsung) dan outdoor.
Jadi kata bapaknya waktu itu kalo kita ngukur suhu exposure itu yang diukur suhu
keringnya(karena ada pada pekerjanya) sedangkan lingkungan itu suhu globenya ! kok terasa
janggal ya wkwk,koreksi aja ya nanti kalo salah
Untuk mengukur heat stress nama alatnya adalah THERMAL METER dan beberapa faktor yang
berpengaruh dalam pengukurannya adalah kelembaban dan gerakan angin.
Manajemen resikonya adalah dengan memperhatikan baju yang dipakai,istirahat setiap 25%
dari tahap kerja selesai/satu jam sekali,minum air yang banyak dan aplikasi engineering control.

27

BAHAYA FISIK (CAHAYA, RADIASI, DAN TEKANAN UDARA)


Oleh Anisah Suciyanti

Vibrasi
Nama alat ukurnya yaitu vibration meter. Merupakan bahaya fisik yang hanya dapat diukur jika
seseorang terpajan atau mengalami physical contact dengan sumber hazard atau mesin yang
dioperasikan selama proses kerja. Fokus pengukuran vibrasi adalah pada pekerja yang memiliki
kontak langsung dengan sumber hazardnya. Jadi dalam HI intinya itu buat lihat berapa banyak
hazard yang terpajan dengan satuan dosis dan buat melihat seberapa besar dampaknya.
Jenis vibrasi :
a. HAV (Hand Arm Vibration), intinya untuk mengukur getaran dan efek yang ditimbulkan
khususnya pada daerah lengan dan tangan pekerja yang dapat. Misalnya dari alat-alat
seperti gerinda, bor, dll pokoknya alat yang pengoperasiannya. Ini bisa menimbulkan
sindrom HAV (HAVs).
b. WBV (Whole Body Vibration), ini berarti mengukur getaran pada seluruh tubuh yang dapat
mengakibatkan perubahan fisiologi tubuh seperti meningkatnya denyut jantung, meningkat
uptake oksigen, mempengaruhi hemodinamika aliran darah sentral maupun perifer
Proses pengukuran
Pengukuran vibrasi pada pekerja saat pekerjanya lagi kerja atau mengoperasikan mesin ataupun
tools yang menimbulkan vibrasi secara langsung. Jadi, nanti alatnya ada sensor buat ngedetect
sumber vibrasi dan melakukan pengukuran, perbedaan untuk HAV dan WBV yaitu :
a. Kalau HAV itu nanti dipasang ke pekerja kaya pakai cincin gitu yang dihubungin sama alatnya
dan nanti di kalkulasiin dialatnya berapa getarannya.
b. Kalau WBV itu nanti dipasang atau ditaruh di dudukan atau jok mobil atau alat berat yang
biasanya dioperasikan oleh pekerja dan nanti dihubungin ke alatnya. Prinsipnya sama buat
kalkulasiin berapa getarannya yang ditangkap oleh alat tersebut. Fokusnya buat lihat
dampaknya ke tulang belakang dan daerah kaki pekerja.
*Semua proses pengukuran itu punya satu standar buat jadi batas kewajaran getaran yang
didapatkan pekerja yaitu NAB (Nilai Ambang Batas)! kalau lebih maka perlu dilaksanain
pengendalian. Salah satu contohnya adalah penggunaan glove anti getaran buat meminimisasi
dampak bagi pekerja dan alat peredam getaran pada mesin atau tools yang digunakan pekerja.

28

Pencahayaan
Pencahayaan yang baik memungkinkan seorang tenaga kerja melihat pekerjaannya dengan teliti,
cepat, dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman.

Sifat- sifat dari penerangan yang baik ditentukan oleh:
a. pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan
b. pencegahan kesilauan
c. arah sinar
d. warna
e.
Proses pengukuran
Pengukuran intensitas pencahayaan dilakukan dengan menggunakan alat Luxmeter atau lightmeter.
Alat ini bekerja berdasarkan pengubahan energi cahaya menjadi energi listrik oleh photo electric
cell. Satuanya bisa lux atau candle sesuai dengan penggunannya aja kalau internasionalnya lux tapi
kalau british pakainya candle. Fokus pengukuran adalah pada lingkungan tempat pekerja saat
bekerja. Jadi pengukurannya itu kan pakai sensor dialatnya, syarat buat efektif pengukurannya dan
gak bias dengan menghilangkan hambatan yang mungkin ada atau menghalangi aliran cahayanya.

Spektrum cahaya
Terdapat spektrum cahaya berdasarkan panjang lamdanya. Visible light berada pada 770-380
m.Bisa dilihat dari spektrumnya ya


Tingkat pencahayaan artinya banyaknya cahaya yang sampai di suatu objek dan akhirnya ditangkap
oleh sensori manusia, dan cahaya dapat ditangkap karena adanya refleksi cahaya dari sumber
menuju sensor manusia.

29

Faktor yang mempengaruhi :


a. kontras atau ketajaman warna dari objeknya yang mempermudah untuk dilihat dan
ditangkap oleh sensor manusia
b. jarak, antara objek dan manusia semakin dekat semakin jelas dan bisa ditangkap oleh sensor
manusia untuk diproses sebagai sebuah gambaran dari objek
Ada pehitungan untuk standar atau batas pencahayaan yang wajar untuk diterima oleh pekerja di
lingkungan kerjanya yaitu ikutin NAB ! Hs 10 %. Jadi, kalau pengukurannya didapat angka 300 di
ruangan itu berarti kapasitas cahaya yang normal direfleksikan sekitar 270-330 m yang terefleksi
dalam ruangan tersebut.

Radiasi
Radiasi yang mungkin ditempat kerja dan dapat mempengaruhi keadaaan kesehatan tenaga kerja
serta mengganggu pelaksanaan pekerjaannya terdiri dari ion dan non ion.

Sumber radiasi
a. Radiasi elektromagnetis atau non ion, yaitu: gelombang mikro (microwaves), radiasi laser, radiasi
panas, sinar infra merah, sinar ultra violet,
sinar X (Ro) dan sinar Gama.
b. Radiasi radioaktif atau ion, yaitu: radiasi atau sinar dari zat radioakti

Efek radiasi berdasarkan sumbernya
a. Radiasi gelombang mikro: problematika radiasi sehubungan dengan penggunaan gelombang
mikro pada tingkat yang membahayakan kesehatan atau keselamatan sudah sewajarnya
mendapat perhatian yang memadai.
b. Radiasi sinar laser kepada tenaga kerja adalah terhadap mata dan kulit.
c. Radiasi sinar infra merah dapat menyebabkan katarak pada mata.
d. Radiasi sinar ultra ungu dapat menyebabkan konjungtivitis fotoelektrika.
e. Radiasi sinar radioaktif dapat menyebabkan penyakit kanker

Tekanan Udara Ekstrem
Tekanan udara ekstrem adalah tekanan udara yang lebih besar (tinggi) atau tekanan udara yang
lebih rendah dari tekanan udara normal (1 atm). Bekerja di dalam lingkungan kerja yang tekanan
udaranya lebih besar dari tekanan udara normal telah dikenal sejak adanya pekerjaan yang
dilakukan di lingkungan yang kedap air (caisson work), dimana orang melakukan pekerjaan dibawah

30

tekanan udara yang lebih besar dari 1 atm. Pekerjaan seperti ini termasuk pekerjaan para penyelam
di perairan (di laut) yang dalam, para pekerja tambang yang dalam, juga para pekerja yang bekerja
dalam pembuatan terowongan di bawah tanah, maupun terowongan di bawah air. Tekanan
dipengaruhi oleh latitude atau ketinggian suatu tempat. Latitude itu kaya batasan horizontal atau
mendatar dari batas bumi. Titik 0 adalah sudut ekuator, tanda + menunjukan arah ke atas menuju
kutub utara, sedangkan tanda minus di koordinat Latitude menuju ke kutub selatan. Semakin tinggi
suatu tempat maka semakin rendah tekanan di tempat tersebut dan mempengaruhi jumlah oksigen
di tempat itu.
Proses pengukuran
Nama alatnya barometer atau barometrik cara mengukurnya langsung aja dibawa sama orangnya
atau pekerjanya kalau dia lagi kerja buat melihat tekanannya. Batasannya yaitu dilihat dari sea level
atau batas bumi.
1 atm : 760 mmHg
a. Jika semakin tinggi suatu tempat, maka tekanan ditempat itu rendah atau disebut hipobarik
yang dapat menyebabkan hipoksia yaitu keterbatasan atau habisnya ketersedian oksigen di
otak.
b. Jika semakin rendah suatu tempat, maka tekanan ditempat itu tinggi disebut hiperbarik. Dan
setiap 10 m kebawah dari batas menyebabkan bertambahnya 1 atm tekanan dari lingkungan
tersebut.

Sumber Referensi :
1. Penjelasan materi dari Pak Hendra di kelas
2. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=199274&val=6570&title=Penyakit%20
Akibat%20Kerja%20Disebabkan%20Faktor%20Fisik
Maaf ya kalau ada yang gak dimeengerti, Semangat semua

31

Anda mungkin juga menyukai