Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DAN BERPIKIR SISTEM

Dosen : Dr. Misnaniarti, S.KM., M.KM.

TUGAS SESI 7

Nama : Yusria Ningsih


NIM : 10012682024040
Kelas : Reguler Jum’at Sabtu Lubuklinggau

RESUME
MENTAL MODELS (MODEL MENTAL)

Untuk memahami pengertian dari model mental kita perlu memahami mengenai realitas dalam
kehidupan. Terdapat dua macam realitas yang terdapat dalam kehidupan yaitu realitas eksternal
dan realitas dalam pikiran kita. Model mental yang terbentuk dalam diri seseorang
mengimplikasikan bahwa kita hanya dapat melihat apa yang kita lihat dan tidak dapat melihat apa
yang tidak kita lihat.
Model mental adalah kesan, pengertian, anggapan, konsepsi, cerita yang ada dalam pikiran
mengenai berbagai aspek kehidupan. Layaknya sebuah jendela model mental membentuk dan
secara tidak kentara merubah pandangan kita terhadap sesuatu dan akhirnya menentukan apa yang
kita lihat.
Untuk menjadi suatu realitas akan dimulai dari apa yang didengar, dibaca, dilihat, dirasakan dan
dialami perihal berbagai hal dalam kehidupan sebelum dibentuk atau disimpan dalam pikiran akan
diproses melalui pengalaman, budaya, agama, pendidikan, emosi, ketertarikan dan lainnya yang
lalu menjadi realitas seseorang. Proses kemudian berlanjut melalui anggapan yang sudah terbentuk
dan tersimpan (jendela) menuju pengambilan kesimpulan untuk kemudian diterapkan sebagai
action atau tindakan yang akan dilakukan.
Setiap orang memiliki model mental yang berbeda-beda terhadap realitas yang dialaminya dan
akan mempengaruhi tindakannya terhadap realitas tersebut. Tindakannya akan produktif bila
model mentalnya mendekati realitas. Hal lain yang dapat terjadi adalah apabila model mentalnya
tidak sesuai dengan realitas maka dia akan memaksakan realitas tersebut. Dan bila model
mentalnya tidak sesuai dengan realitas maka ia akan mengambil tindakan yang bertentangan
dengan realitas tersebut dan akan menjadi korban akan tindakannya.
Kita perlu membangun model mental karena hal ini merupakan modal awal tindakan yang akan
kita ambil dalam menghadapi realitas. Hal ini direfleksikan dalam tangga dan putaran inherensi
sebelum seseorang mengambil kesimpulan untuk menghadapi realitas yang berpengaruh dalam
tindakan yang diambilnya
Di dalam tangga inferensi proses seleksi dimulai dengan mengambil data yang dilihat lalu
ditambah makna secara budaya, pengalaman, pendidikan dan lain-lain untuk kemudian membuat
penilaian lalu menarik (inferensi) dan membangun kepercayaan/asumsi. Jenjang kesimpulan
terhadap suatu realitas sendiri biasanya dimulai dengan data disertai pengalaman lalu kemudian
menyeleksi data yang ada yang kemudian ditambahkan dengan makna-makna pribadi dan budaya
yang mempengaruhi, dari hal tersebut mulai dibuat asumsi-asumsi untuk kemudian diambil
kesimpulan yang sebelum terbentuk suatu tindakan ditambahkan kembali mengenai keyakinan-
keyakinan akan dunia sehingga tindakan yang diambil dipengaruhi keyakinan-keyakinan yang
dimiliki seseorang.
Model mental memiliki empat prinsip agar terbentuk sebagai suatu sistem. Keempat prinsip itu
antara lain penghapusan, pembentukan, distorsi dan generalisasi. Bagaimana seseorang dapat
mengubah mental modelnya adalah dengan menyadari bahwa setiap tindakan yang diambil akan
dipengaruhi oleh mental model yang kemudian akan mempengatuhi ketepatan dan kebenaran
keputusan/tindakan yang akan diambil. Hal lain yang penting adalah jangan terlalu cepat
mengambil kesimpulan atau berasumsi, selidiki isu-isu organisasi yang relevan lalu biasakan
mengatakan sesuatu yang sama dengan apa yang ada di dalam pikiran, terakhir lakukan pengujian
model mental dengan realitas melalui konfirmasi data dan konfirmasi personal.
Fungsi dari model mental adalah :
1. Mendorong personal mastery
2. Membantu pembentukan tim yang solid (team learning)
3. Mempermudah pencapaian visi bersama
4. Membantu proses berpikir sistem
Contoh kasus
Seorang pasien dibawa ke IGD suatu rumah sakit dalam kondisi yang menyebabkan kehilangan
kesadaran. Setelah diperiksa oleh dokter IGD ditetapkan bahwa pasien tersangka terkena Covid-
19. Setelah melewati rangkaian pemeriksaan dan tindakan yang diberikan pasien tersebut tidak
bisa tertolong dan meninggal dengan kondisi pemeriksaan utama/pemeriksaan Swab belum keluar
hasilnya. Karena sudah termasuk tersangka Covid-19 maka dokter IGD memberitahukan kepada
pihak keluarga bahwa proses pemakaman pasien perlu dilakukan dengan cara protokol Covid-19.
Keluarga pasien menolak dengan alasan belum tentu pasien positif Covid-19. Setelah dijelaskan
dengan berbagai cara akhirnya pihak keluarga melapor ke pihak manajemen.

Mental model keluarga pasien


Tidak mau menerima bahwa pasien yang meninggal dengan tersangka dilakukan
pemakaman dengan protokol Covid-19 karena takut akan stigma dikucilkan oleh tetangga
dan keluarga yang lain.

Mental model dokter


Sesuai keilmuan yang sudah didapatkan mengetahui bahaya apabila tersangka memang
benar positif Covid-19, berusaha menerapkan standar operasional yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai