OLEH :
SUSILA WAHIDA
2204124237
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Fisiologi Hewan Air dengan judul
“Menghitung Sel Darah Merah (Eritrosit) dan Putih (Leukosit)” tepat pada waktunya.
Laporan praktikum ini disusun berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum yang telah
dilakukan pada hari Selasa, 26 Maret 2024 di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan
dan Kelautan, Universitas Riau. Laporan ini di buat untuk melengkapi rangkaian pelaksanaan
praktikum Fisiologi Hewan Air yang telah dilaksanakan dan juga sebagai salah satu syarat untuk
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan, materi dan cara penulisan kata-kata masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan ini sehingga berguna bagi kita semua. Semoga laporan
Susila Wahida
ii
DAFTAR ISI
Isi Halaman
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. PENDAHULUAN
hidupnya tak terkecuali pada ikan. Salah satu mekanisme dalam menjaga kelangsungan hidup
adalah dengan melakukan proses metabolisme yang didapat dari asupan makanan. Organisme
memerlukan makanan dan oksigen untuk melakukan metabolisme di seluruh tubuhnya. Berbagai
proses metabolisme menghasilkan sisa (sampah) yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Peredaran
materi, baik berupa bahan-bahan yang diperlukan oleh tubuh seperti oksigen maupun hasil
Sistem peredaran darah semua hewan vertebrata mempunyai pola yang sama, namun
tiap-tiap kelompok mempunyai peredaran darah tertentu yang mempunyai anatomi organ
peredaran darah. Darah pada ikan mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel dan plasma
darah. Pada dasarnya sel-sel darah dapat dibagi atas tiga unsur eritrosit, leukosit dan trombosit.
Diantara tipe tersebut, sel-sel darah merah merupakan yang paling banyak jumlahnya (Fujaya,
2006).
Pada ikan-ikan budidaya di Pekanbaru seperti ikan mas, ikan nila, ikan baung, ikan patin,
ikan lele dan ikan bawal, jumlah sel darah merah sekitar 2 juta – 3 juta sel/ml. Sedangkan jumlah
sel darah putih sekitar 200.000 – 300.000 sel/ml. Jumlah sel darah putih pada ikan-ikan di
Pekanbaru ini lebih tinggi daripada jumlah sel darah putih pada ikan-ikan yang hidup di daerah
Berdasarkan uraian diatas, laporan kali ini akan membahas bagaimana cara menghitung
jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih. Membuktikan bahwa jumlah sel darah merah
sekitar 2 juta – 3 juta sel/ml dan jumlah sel darah putih sekitar 200.000 – 300.000 sel/ml.
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menghitung jumlah sel darah merah
(eritrosit) dan jumlah sel darah putih (leukosit). Sedangkan manfaat praktikum adalah mahasiwa/
praktikan dapat mengetahui jumlah sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit) pada
Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) termasuk kedalam filum Chordata, kelas Pisces, sub
kelas Teleoistei, ordo Ostariophysi, sub ordo Siluroidae, family Clariidae, genus Clarias, spesies
Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus) merupakan hewan bertulang belakang yang
memiliki rangka sejati, rongga tubuhnya yang sebelah atas memiliki tulang sebagai alat
perlengkapan kesimbangan, bentuk tubuhnya memanjang berkulit licin (tak bersisik). Selain itu
ikan Lele Lokal mempunyai bentuk kepala picak dengan lempeng tulang keras sebagai batok
kepala, bersungut empat pasang, sirip dada ada patil, dan mempunyai alat pernafasan tambahan
yang terletak dibagian depan rongga insang (Chinabuts,S., E. Limsuan dan P. Kitsawar, 2006).
Untuk memudahkan berenang, ikan lele dilengkapi sirip tunggal dan sirip berpasangan.
Sirip tunggal yang dimiliki adalah sirip punggung, sirip ekor, dan sirip dubur, sedangkan sirip
berpasangan adalah sirip perut dan sirip dada. Sirip dada yang runcing dan keras disebut patil,
berguna sebagai senjata dan alat bantu untuk bergerak. Warna punggungnya hitam kehijauan dan
Didalam darah mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel darah dan plasma darah.
Sel-sel darah terbagi lagi menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan sel
pembeku darah atau bitir-butir darah (trombosit), sedangkan plasma darah disebut juga sebagai
Eritrosit merupakan salah satu sel darah yang sangat berperan dalam proses
memungkinkannya mampu mengangkut oksigen lebih banyak dari pada oksigen tersebut
menyebabkan warna merah pada darah, sehingga eritrosit disebut dengan sel darah merah.
Sedangkan leukosit merupakan salah satu sel darah lainnya yang sangat berperan sebagai
benteng tubuh dari berbagai ancaman. Leukosit memiliki bentuk khas, nucleus, sitoplasma dan
organel dan semuanya bersifat mampu bergerak pada keadaan tertentu (Windarti et al, 2013).
Darah dalam tubuh memiliki fungsi sebagai pengangkut bagi berbagai macam senyawa
dan zat-zat yang diperlukan tubuh, mengatur jaringan tubuh, alat pertahanan tubuh terhadap
ancaman dari luar dan menjaga kestabilan suhu tubuh (Mudjiman, 2001)
Jumlah sel darah pada ikan dapat dilihat dengan cara darah diencerkan didalam test tube
dengan pelarut yang mempunyai tekanan osmosa yang sama dengan darah. Larutan darah
dimasukan kedalam haemocytometer dan jumlah sel darah dihitung dibawah mikroskop. Larutan
pengencer untuk darah ikan terdiri dari Mercuri Clorida 0.5gr, Natrium Sulfat 5gr, Natrium
Heamocytometer terdiri dari 2 buah pipet yaitu pipet yang berisi batu merah dana batu
putih. Sejumlah darah kemudian diambil dari objek dan dimasukan ke dalam pipet sampai strip
0,5. Kemudian diencerkan dengan pengenceran 200 kali dengan cara memasukan larutan
pengencer sampai batas 101 untuk sel darah merah dan batas 11 untuk sel darah putih. (Windarti
et al, 2017).
5
Praktikum Fisiologi Hewan Air yang dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Maret 2024, pukul
07.30-09.30 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan,
Adapun bahan dan alat yang digunakan pada saat kegiatan praktikum menentukan tahanan
osmotik sel-sel darah merah, yaitu:
No. Bahan Alat
1. Darah ikan lele Tabung Reaksi
2. EDTA 10% Mikroskop
3. Hayem Haemocytometer
4. Turk Cover Glass
5. Es Batu Pipet batu merah
Serbet
Suntikan
Nampan
Tisu gulung
Tabel 1. Bahan dan Alat
secara langsung yaitu suatu metode untuk mengamati jumlah sel darah merah dan sel darah putih
dibawah mikroskop dan menghitung jumlah keseluruhan sel darah merah dan sel darah putih.
3. Ikan lele yang sudah pingsan diletakkan dalam nampan plastik. Tubuh ikan
ditutp menggunakan kain serbet basa supaya tidak licin bila dipegang dan untuk
mengurangi stress pada ikan. Jarum suntik ditusukkan ke vena caudalis. Cara
menemukan vena caudalis adalah dengan berpatokan pada posisi anus. Dari
anus, tarik garis bayangan ke arah dorsal dan tepat di bawah linea lateralis,
jarung ditusukkan degan arah tulang belakang. Hentikan tusukan bila sudah
terasa keras/menyentuh tulang dan vena caudalis sudah tertusuk. Tunggu
sebentar sampai darah mengalir ke dalam spuit. Tarik sumpit perlahan sampai
mendapatkan 3 ml darah, lalu selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang sudah dibasahi EDTA 10% atau heparin.
1. Ambil darah ikan kemudin isaplah darah tersebut menggunakan pipet batu
merah sampai 0,5. Usahakan bekerja secepat mungkin, dan hati- hati jangan
sampai darah membeku.
2. Setelah itu isaplah larutan hayem sampai strip 101. Pengenceran yang
dilakukan adalah 200 kali.
3. Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk dan kocoklah
atau goyangkan pipet tersebut dengan gerakan seperti membentuk angka
delapan agar larutan bercampur dengan darah secara merata.
4. Ambilah kamar hitung burker lengkap dengan cover glassnya.
5. Buatlah 1 tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke dalam
kamar hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.
6. Lihatlah dibawah mikroskop, maka akan terlihat butir-butir darah merah
dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Dalam 1 kota besar
terdapat 16 kotak kecil. Hitunglah sel-sel darah yang terdapat dalam 80
kotak kecil (5 kotak besar).
7. Jumlah sel darah merah per mili liter dihitung dengan rumus menurut
Schaperclaus (1992): N = jumlah total sel terhitung (n) x 104
7
1. Ambil darah ikan kemudin isaplah darah tersebut menggunakan pipet batu
merah sampai 0,5. Usahakan bekerja secepat mungkin, dan hati- hati jangan
sampai darah membeku.
2. Setelah itu isaplah larutan hayem sampai strip 101. Pengenceran yang
dilakukan adalah 200 kali.
3. Pegang kedua ujung pipet dengan jari jempol dan jari telunjuk dan kocoklah
atau goyangkan pipet tersebut dengan gerakan seperti membentuk angka
delapan agar larutan bercampur dengan darah secara merata.
4. Ambilah kamar hitung burker lengkap dengan cover glassnya.
5. Buatlah 1 tetes darah dan kemudian tetesan berikutnya diteteskan ke dalam
kamar hitung untuk pemeriksaan selanjutnya.
6. Lihatlah dibawah mikroskop, maka akan terlihat butir-butir darah merah
dalam kotak-kotak besar dan kotak-kotak kecil. Hitunglah sel- sel darah putih
yang terdapat dalam 4 kotak besar (kotak-kotak yang dibatasi oleh 3 garis
halus).
7. Jumlah sel darah putih dihitung dengan rumus : N = jumlah total sel terhitung
(n) x 500.
8
4.1. Hasil
Phillum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo/Bangsa : Siluridae
Famili/Suku : Claridae
Genus/Marga : Clarias
Species/Jenis : Clarias batrachus
4.2. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka mendapatkan jumlah sel darah merah
sebanyak 2.870.000 sel/mil, hal ini berarti ikan lele tersebut masih termasuk kedalam kondisi
yang sehat. Dimana pada kondisi ikan yang sehat,jumlah sel darah merah ikan berjumlah 2 –
3 juta sel/mil. Sedangkan jumlah sel darah putih didapatkan hasil perhitungannya yaitu 871.500
sel/mil. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ikan lele tersebut termasuk kurang normal, ikan
dapat dikatakan normal jika sel darah putinya berjumlah 200.000 – 300.000 sel/mil. Hal ini dapat
dikarenakan kondisi perairan kolam budidaya tempat hidup ikan lele tersebut kurang baik. Serta
meningkatnya jumlah sel darah putih dapat dijadikan petunjuk adanya fase pertama infeksi dan
stress pada ikan lele tersebut.
11
5.1. Kesimpulan
Perhitungan sel total darah pada ikan lele didapatkan jumlah total sel darah merah
(eritrosit) yaitu 2.870.000 sel/ml dan sel darah putih (leukosit) yaitu 871.500 sel/ml. Hasil ini
merupakan hasil yang salah, karena hasil pada perhitungan sel darah merah melampaui batas
normal sel darah merah yaitu 2-3 juta sel/ml, begitu pula dengan perhitungan sel darah putih.
Hasil yang didapatkan pada perhitungan sel darah putih terlalu sedikit. Adapun kisaran jumlah
5.2. Saran
Sebaiknya, para praktikan dapat melakukan perhitungan sel darah merah ataupun sel
darah putih dengan teliti agar kesalahan dalam perhitungan sel darahnya tidak terjadi. Dapat
sebaik-baiknya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Fisiologi Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
Pekanbaru. 78 hal. fandi, R dan U. M. Tang. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press.
Pekanbaru. 213 hal.
Chinabuts,S., E. Limsuan dan P. Kitsawar. 2006. Histology of the Walking Catfish (Clarias
batrachus). AAHRI. Bangkok, Thailand.96 pp.
Fujaya. 2006. Sistem Peredaran Darah Ikan. Rineka Cipta. Bogor.
Mudjiman.2001. Makanan Ikan Dan Sistem Darah. PT. Penebar swadaya. Jakarta.
Pulungan et al., 2008. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Laboratorium Biologi
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru.
Ridwan Manda et al. 2016. Penuntun Praktikum Ikhtiologi. Laboratorium Biologi Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru
Windarti et al. 2013. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air. Badan Penerbit Universitas Riau UR PRESS.
Pekanbaru.
Windarti et al., 2017. Buku Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Air. Laboratorium Biologi
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unri Press. Pekanbaru.
13
LAMPIRAN
14
Sel Darah Putih Bagian Sel Darah Putih Bagian Sel Darah Putih Bagian
kanan atas kanan bawah kiri atas