PRAKTIK LAPANG II
OLEH :
CECILIA PUTRI ARIA DEWI
OLEH :
CECILIA PUTRI ARIA DEWI
NRP 56204213463
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
Maria Goreti Eny Kristiany, S. St. Pi., M.MPi Umidayati, S. Pi., M. Tr. Pi
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Dr. Eng. Sinar Pagi Sektiana, S.St.Pi.,M.Si. Erni Marlina, S.Pi., M.Pi
Ketua Program Studi Sekretaris Program Studi
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Lapang 2 yang berjudul “Teknik Budidaya dan Analisis
Finansial Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus rubrofuscus) di CV Mina Karya
Koi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”. Laporan Praktik
Lapang 2 ini disusun penulis sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian
akhir semester pada program studi Teknologi Akuakultur, Politeknik Ahli Usaha
Perikanan.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Ikan koi merupakan salah satu ikan hias yang banyak digemari. Negara
pembudidaya ikan koi terbesar di dunia memiliki kendala yaitu kurangnya lahan
untuk melakukan kegiatan budidaya ikan koi. Oleh karena itu Indonesia memiliki
peluang yang cukup besar di saat pasar yang terus meningkat. Ikan koi
merupakan proporsi tertimggi ikan hias yang dihasilkan mencapai 36%. Negara
tujuan ekspor ikan koi Indonesia adalah Singapura, Cina, Malaysia, Amerika,
Jerman, Swiss, Timur Tengah dan Korea Selatan (Sitti Halimah et al. 2023).
Ikan koi yang unggul dapat dinilai dari segi kualitas dan kuantitasnya. Benih ikan
koi unggulan tercipta dari kegiatan pembenihan dan dipengaruhi oleh genetik
yang memenuhi persyaratan SNI baik dari sifat fisika, kimia, dan biologi perairan
(Purba et al. 2020) . Ikan koi yang berkulitas dan memiliki harga jual tentunya
tercipta dari benih ikan yang baik, sehat dan juga menarik. Sampai saat ini usaha
pembenihan ikan khususnya pembenihan ikan koi sudah banyak dilakukan
masyarakat namun belum bisa memenuhi kebutuhan pasar. Kendala yang
dialami pembudidaya dalam pengelolaan benih ikan koi yaitu karena tingkat
kelangsungan hidup yang rendah dan laju pertumbuhan ikan yang cukup lambat.
Pemberian pakan yang tidak sesuai dapat mempengaruhi terhambatnya laju
pertumbuhan dan juga kelangsungan hidup benih ikan. Upaya yang dapat
dilakukan untuk kendala ini salah satunya adalah dengan pemberian pakan
yang tepat baik dari ukuran, jumlah dan juga kandungan gizinya. Apabila upaya
ini dilakukan dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan
benih ikan dengan baik.
Salah satu perusahaan yang mengolah budidaya ikan koi adalah CV Mina Karya
Koi, yang terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan
budidaya ikan koi di perusahaan ini dilakukan secara semi intensif dan memiliki
sarana yang memadai serta kegiatan budidaya yang lengkap dari pembenihan
1
hingga pembesaran. CV Mina Karya Koi Yogyakarta ini sudah berdiri sejak tahun
1997 dan sudah diakui secara nasional juga secara organisasi Asisiasi Pecinta
Koi Indonesia (APKI). Perusahaan ini juga sering menghadiri kontes ikan koi
yang diadakan secara nasional. Lokasi yang dipilih didasari oleh beberapa
kriteria mencakup adanya kegiatan pemijahan dan pembesaraan secara kontinu
serta tempat yang beroperasi aktif daan unggul (Mulya et al., 2021) . Hal inilah
yang mendasari penulis memilih judul “Kajian Teknis dan Analisis Finansial
Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus rubrofuscus) Di CV Mina Karya Koi, Sleman,
Yogyakarta.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya kegiatan Praktik Lapang 2 ini adalah :
1. Kegiatan teknis pembenihan ikan koi meliputi Pra Produksi, Produksi dan
Pasca Produksi.
2. Performa budidaya ikan Koi meliputi : Fekunditas, Fertilization Rate (FR),
Hatching Rate (HR) dan Survival Rate (SR).
3. Aspek finansial meliputi perhitungan Analisis Laba dan Rugi, Revenue Cost
Ratio (R/C Ratio), Break Even Point (BEP) dan Payback Period (PP).
4. Identifikasi masalah dilakukan pada penerapan 4M yaitu Man, Method,
Material, Machine dalam Analisis Fishbone.
2
2. METODE PRAKTIK
2.1 Waktu dan Tempat
Praktik Lapang 2 ini dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2023 sampai dengan
tanggal 12 Oktober 2023 yang berlokasi di CV Mina Karya Koi di Jl. Peternakan
Koi, Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Peta lokasi Praktik Lapang 2 dapat dilihat pada Gambar 1.
3
1. Data Primer
Data primer diperolah dari pengamatan langsung dengan mengikuti dan
mencatat secara aktif seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan di lokasi
praktik. Metode pengambilan data berupa wawancara, observasi, pengukuran
dan pengamatan secara langsung di lapangan terkait dengan kegiatan pra
produksi, produksi dan pasca produksi. Adapun frekuensi pengambilan data
dilakukan selama praktik lapang 2 berlangsung. Data primer disajikan pada Tabel
1.
4
Tabel 2 Data Primer (Lanjutan)
5
Tabel 3 Data Primer (Lanjutan)
2. Data Sekunder
Data sekunder diperolah melalui informasi tentang kegiatan yang telah dilakukan
sebelumnya. Adapun jenis data sekunder yang akan dikumpulkan meliputi data
informasi tentang hasil pemeliharaan yang biasa dilakukan, selanjutnya dilakukan
pengkajian dengan cara membandingkan kondisi lapangan dengan literatur yang
ada. Jenis data sekunder yang diambil disajikan pada Tabel 2.
6
3. Target produksi Wawancara dan Log book
2.4.2 Produksi
1. Seleksi Induk
a) Melakukan seleksi induk yang matang gonad atau siap memijah.
b) Melakukan pengukuran panjang dan berat induk.
c) Mengetahui perbedaan jenis kelamin induk betina dan induk jantan.
2. Pemijahan
a) Melakukan persiapan wadah dan media.
b) Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan.
c) Mengetahui teknik pemijahan yang dilakukan.
7
d) Menghitung jumlah induk ikan Koi yang digunakan untuk pemijahan.
e) Mengetahui waktu dan durasi pelaksanaan pemijahan.
f) Mengetahui metode pengangkatan induk.
3. Penetasan Telur
a) Mengetahui alat dan bahan yang digunakan.
b) Melakukan pengamatan dan dokumentasi telur menetas.
c) Mengetahui waktu dan durasi penetasan telur.
d) Melakukan pengambilan beberapa sampel untuk menghitung Fekunditas,
Fertilization Rate (FR), Hatching Rate (HR), Survival Rate (SR).
e) Mengetahui suhu pada penetasan telur.
4. Pengelolaan Larva/Benih
a) Melakukan pengukuran luas kolam penetasan dan pemijahan.
b) Melakukan persiapan wadah dan media untuk kolam penetasan.
c) Mengetahui metode pemberian pakan.
d) Mengetahui jenis pakan yang diberikan.
e) Memonitoring parameter kualitas air pada kolam penetasan.
f) Memonitoring pertumbuhan benih ikan koi.
5. Pengelolaan Pakan
a) Mengetahui jenis, dosis, jumlah dan kandungan nutrisi pakan.
b) Mengetahui waktu dan frekuensi pemberian pakan.
c) Mengetahui metode pemberian pakan.
d) Mengetahui perlakuan khusus pada pakan untuk meningkatkan kualitas
ikan Koi. Mengetahui cara penyimpanan pakan.
e) Mengamati respon ikan koi saat diberi pakan.
f) Mengetahui bahan pendukung yang digunakan.
8
e) Mendata hasil pengukuran kualitas air.
7. Sampling Pertumbuhan
a) Melakukan pengukuran panjang dan berat ikan.
b) Mengetahui jenis dan spesifikasi alat dan bahan yang digunakan.
c) Monitoring pertumbuhan dan penyakit pada ikan.
d) Menghitung populasi secara keseluruhan pada wadah sampel.
e) Menentukan panjang total dan berat sampel.
f) Mengetahui waktu frekuensi sampling.
2. Grading
a) Melakukan kegiatan grading. Mendokumentasikan proses grading.
b) Mengetahui metode grading yang dilakukan.
c) Mengetahui waktu pelaksanaan grading.
9
d) Mengetahui cara menentukan ikan sesuai gradenya.
e) Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan untuk melakukan
grading.
10
4. Survival Rate (SR)
Survival Rate (SR) merupakan persentase tingkat kelangsungan hidup dengan
membandingkan antara populasi akhir dan populasi awal menggunakan rumus
(Widyatmoko et al., 2019) :
SR (%) =
Jumlah ikan akhir pemeliharaan(Ekor)
x 100
Jumlah ikanawal pemeliharaan(Ekor )
B. Laba Rugi
Laba Rugi adalah perhitungan untuk mengetahui Menurut Sumardika (2013),
analisis laba/rugi dihitung menggunakan rumus berikut :
Laba/Rugi (Rp) = Total Pendapatan(Rp) – Total Biaya(Rp)
11
keuntungan. Menurut Arie dan Dejee, (2013) Break Even Point dapat dihitung
berdasarkan rumus berikut:
Metode deskriptif meliputi aspek teknis seperti fekunditas, Fertilization Rate (FR),
Hatching Rate (HR) dan Survival Rate (SR). Aspek finansial meliputi biaya
investasi, laba/rugi, Revenue Cost Ratio (R/C Ratio), Break Even Point (BEP)
dan Payback Period (PP). Data yang diperoleh terlebih dahulu diolah dengan
cara sortasi dan tabulasi data, kemudian akan disajikan dalam bentuk tabel,
12
grafik dan gambar serta dikaitkan dengan dasar teori yang ada sehingga dapat
diambil kesimpulan.
13
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Keadaan Umum Lokasi
3.1.1 Letak Geografis
Mina Karya Koi terletak di Jl. Dusun Blendengan, Desa Tegaltirto, Kecamatan
Berbah, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Perusahaan ini
memiliki luas tanah sebesar 2,3 Ha yang terdiri dari rumah pemilik, mess
karyawan dan kolam pemeliharaan. Secara geografis CV Mina Karya Koi Center
terletak di Kabupaten Sleman terletak diantara 110° 33′ 00″ dan 110° 13′ 00″
Bujur Timur, 7° 34′ 51″ dan 7° 47′ 30″ Lintang Selatan, dengan batas wilayah
sebagai berikut :
Utara : Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan
Timur : Desa Kalitirto, Kecamatan Berbah
Selatan : Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan
Barat : Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah
Peta lokasi praktik lapang 2 dapat dilihat pada Gambar 1.
Lokasi perusahaan ini cukup strategis dikarenakan tidak terlalu jauh dari jalan
raya dan memiliki akses yang bisa dijangkau kendaraan beroda dua maupun
14
roda empat, hal ini juga mendukung kemudahan transportasi dalam pemasaran
ikan.
Pimpinan Instansi
(Santoso)
Sekretaris
(Suryani)
Sarana dan prasarana yang dimiliki CV Mina Karya Koi Center dalam menunjang
kegiatan usaha budidaya pembenihan ikan koi dapat dilihat pada Tabel 3.
15
Tabel 5 Sarana dan Prasarana
16
3.2.3 Akses Lokasi
Akses untuk menuju CV Mina Karya Koi dapat dikataakan cukup strategis karena
mudah dijangkau berbagai transportasi baik roda duaa maupun roda empat.
Lokasi ini juga berjarak ± 1 km dari jalan utama dan berjarak ± 8 km dari ibukota
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini memudahkan akses transportasi dan juga
kemudahan kegiatan pemasaran.
(a) (b)
17
yaitu batu aerasi sebanyak tida titik untuk meningkatkan DO pada media
pemijahan. Selanjutnya kakaban ditebar ke seluruh kolam hingga merata pada
permukaan untuk media menempelnya telur ikan koi. Kakaban yang digunakan
berukuran 100 cm x 50 cm ditebah pada kolam secara merata. Kakaban
sebelumnya sudah dibersihkan dan dikeringkan dibawah sinar mataahari selama
1 hari. Kakaban berfungsi sebagai tempat menempelnya telur. Kolam pemijahan
dapat dilihat pada Gambar 5.
3.4 Produksi
3.3.1 Pengelolaan Induk
Induk yang digunakan pada pemijahan di CV Mina Karya Koi adalah induk yang
dibesarkan sendiri oleh pemilik. Umur induk ikan koi yaitu untuk induk betina
minimal 2 tahun dan induk jantan minimal 1 tahun. Hal ini serupa dengan Bastian
(2018), bahwa umur ikan dipijahkan berkisar 2 tahun untuk induk betina,
sedangkan induk jantan berumur 1 tahun. Hasil wawancara dengan teknisi, ciri-
ciri induk ikan koi matang gonad dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 6 Ciri-Ciri Induk Ikan Koi Matang Gonad CV Mina Karya Koi
Jenis induk yang digunakan yaitu betina berjenis Hi Utsuri dan Induk jantan
Sanke Doitsu dengan panjang masing-masing 45 cm dan 43 cm dan berat
masing-masing 1,9 kg dan 1,4 kg. Indukan jantan dan betina yang sudah matang
gonad diambil dari kolam pemeliharaan induk yang berukuran 4 m x 3 m x 1,5 m.
Kolam pemeliiharaan induk dapat diliihat pada Gambar 6.
18
(a) (b)
(a) (b)
19
Gambar 8 Induk Ikan Koi Siap Memijah
20
Telur akan menetas setelah 48 jam. Selama 48 jam dilakukan pengamatan telur
tiap 2 jam dengan menggunakan mikroskop digital. Pengamatan dilakukan
dengan cara mengambil 3 sampel telur lalu diletakkan pada cawan petri untuk
dilakukan pengamatan. Pada jam ke 46 telur menetas menjadi larva ikan koi.
Larva yang baru menetas akan menempel di dinding kolam selama satu hari,
setelah itu larva mulai berenang dan dibiarkan sampai yolk egg nya habis sekitar
2 hari. Hasil pengamatan telur ikan koi dapat dilihat pada Tabel 5.
Hasil Keterangan
Telur terbuahi
Jam ke-8
13.00 (27 sep 23)
Jam ke-16
21.00 (27 sep 23)
Jam ke-24
05.00 (28 sep 23)
Jam ke-32
13.00 (28 sep 23)
21
Tabel 5 Pengamatan Telur Ikan Koi (Lanjutan)
Hasil Keterangan
Jam ke-42
23.00 (28 sep 23)
Jam ke-44
01.00 (29 sep 23)
Jam ke-46
03.00 (29 sep 23)
Jam ke-48
5.00 (29 sep 23)
Jam ke-56
13.00 (29 sep 23)
Jam ke-59
16.00 (29 sep 23)
22
berupa kuning telur (yolk egg). Cadangan makanan pada larva akan habis
setelah 48 jam menetas, sehingga diperlukan asupan gizi tambahan
(Andri Hendriana et al., 2021).
Pemanenan larva dilakukan setelah larva berumur 3 hari.
Proses pemanenan dilakukan pada pagi hari saat suhu rendah dengan tujuan
agar larva tidak stress dan mati. Larva ikan merupakan fase yang paling kritis
dalam budidaya ikan karena mempunyai ketahanan yang kurang baik dan rentan
pada perubahan kondisi lingkungan.
Pemberian pakan berupa pellet JPD diberikan pada benih yang memasuki hari
ke 8 dengan cara dihaluskan menggunakan blender. Pellet mengandung
Pemberian pakan pellet diberi tambahan boster dan tetes tebu sebagai
tambahan pada pakan ikan. Tetes tebu untuk vitamin pembesaran ikan
(Cahya Puspita & Fajar Sunartomo, 2019)
. Setelah benih ikan koi berumur 2 minggu,
dilakukan pemindahan benih dari kolam pendederan 1 ke kolam pendederan 2.
Pemindahan ini bertujuan untuk memindahkan benih ke kolam yang lebih luas
dan mempunyai air yang lebih bersih dari kolam sebelumnya akibat sisa fases.
Pemindahan benih ke kolam pendederan yang berukuran 8m x 8m x 1m dapat
dilihat pada Gambar 10.
23
Gambar 10 Pemindahan Benih Ikan Koi
Pengukuran kualitas air yang terdiri dari pengukuran Suhu, pH, DO dan ammonia
dilakukan pada pagi pukul 05.30 dan sore pukul 17.30 setiap hari.
pengecekan setiap hari untuk mengontrol kualitas air kolam
(Bangun et al., 2021)
. Selain itu, dilakukan juga pengamatan perkembangan benih yang terdiri
dari pengukuran panjang dan berat setiap 14 hari sekali untuk melihat perbedaan
nya, hal ini tidak sesuai dengan pernyataan (Seizty Klareassa et al., 2021).
Bahwa pertumbuhan benih ikan koi diperoleh dengan cara mengukur panjang
dan berat benih tiap 2 minggu sekali. Didapat hasil sampling panjang yaitu pada
sampling 1 mencapai 1,5 cm, sampling 2 mencapai 2,7 dan sampling ke 3 yaitu
5,7. Menurut pendapat Prihadi et al. (2018) bahwa pertumbuhan ikan sangat
dipengaruhi oleh faktor internal antara lain genetik, aktifitas, spesies, jenis
kelamin, umur dan ukuran ikan. Grafik hasil pengukuran panjang dan bobot ikan
dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12.
Sampling Panjang
5.7
6
4 2.7
1.5
2
0
14 28 42
cm
Sampling Bobot
8 6.78
6 4.5
4
1.22
2
0
Sampling 1 Samping 2 Sampling 3
gram
24
3.3.5 Pengelolaan Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur pada kagiatan praktik lapang 2 ini terdiri dari
parameter fisika yaitu suhu, dan parameter kimia yang terdiri dari pH, DO dan
ammonia. Pengukuran kualitas air bertujuan untuk mengontrol kondisi air kolam
budidaya sehingga dapat dilakukan tindakan segera jika kualitas air dalam
keadaan buruk. Hal ini sesuai dengan pendapat (Yusa Rahman et al., 2022)
bahwa pengecekan kualitas air merupakan salah satu upaya untuk mengontrol
jika ada penyakit dan bakteri pada air kolam terutama bagi pembudidaya ikan
tertentu sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan apabila terjadi
penurunan kualitas air. Pengecekan kualitas air dilakukan pada kolam bak beton
tanpa aerasi. Kegiatan pengecekan kualitas air dapat dilihat pada Gambar 13.
a. Suhu
Pengukuran suhu dilakukan pada pagi pukul 05.30 WIB dan sore hari pada pukul
17.30. Hal ini bertujuan untuk mengetahui titik kritis pada bak pemeliharaan benih
ikan koi. Didapatkan rata-rata pengamatan suhu pada B1 (Kolam Induk Jantan)
yaitu pada pagi 28 ͦ C, Sore 29 ͦ C. Kolam induk betina pada pagi hari yaitu 28 ͦ C,
sore hari 30 ͦ C. Kolam pembenihan pada pagi hari 29 ͦ C dan sore hari 31 ͦ C.
Hasil pengukuran suhu pada kolam induk dan kolam pembenihan sesuai dengan
SNI 7775:2013 Produksi Ikan hias koi (Cyprinus carpio). Hanya saja untuk kolam
pembenihan suhu tertinggi yang didapat melebihi standar. Hasil pengukuran
parameter suhu dapat dilihat pada Gambar 14.
25
Suhu
32 31 31 31 31
31 30
30 29 29
29 28 28
28 27 27 27
27
26
25
B1 B2 B3
b. pH
Pengukuran pH dilakukan pada pukul 05.30 WIB dan 17.30 WIB hal ini agar
mengetahui fluktuasi pada pagi dan sore hari. Dilakukan pengecekan pH karena
mempengaruhi warna yang di hasilkan oleh benih. Pada pelaksanaan praktik pH
paling rendah yaitu 7. Sedangkan paling tinggi dengan nilai 8,5. Hasil
pengukuran pH yang didapat pada pengecekan kualitas air . Grafik parameter
pengukuran pH dapat dilihat pada Gambar 15.
pH
8.2 8 8 8 8
8
7.8 7.7
7.6 7.5
7.4 7.4
7.4
7.2 7 7 7 7
7
6.8
6.6
6.4
B1 B2 B3
Gambar 15 Parameter pH
c. DO
Pengukuran DO dilakukan pada setiap seminggu sekali yaitu pada pagi pukul
05.30 dan sore pada pukul 17.30. Didapatkan hasil rata-rata 7 pada pagi hari dan
8 pada sore hari. Dengan paling rendah yaitu pada pagi hari B1 yaitu 6,8 dan
paling tinggi pada sore hari yaitu 8,9. Grafik pengukuran DO dapat dilihat pada
Gambar 16.
26
DO
8.5 8.3
8 8 8.1 8
8 7.8
7.6
7.5 7.2 7.3
7 7 7
7
6.5
6
B1 B2 B3
Gambar 16 Parameter DO
Adapun pakan untuk induk dan benih dilakukan dengan metode at satiation atau
pemberian pakan sekenyang-kenyangnya. Dengan mengamati nafsu makan ikan
dan respon ikan. Adapun pakan induk dan benih dapat dibedakan seperti pada
Gambar 18.
27
(a) (b)
Selain pellet ditambahkan juga tetes tebu (molasses) dan Boster Amino Liquid,
menurut pendapat (Huda, 2013) dalam (Lindari, 2017) bahwa
tetes tebu (molasses) berfungsi sebagai aditif untuk pertumbuhan mikroba
karena molasses mengandung karbohidrat dalam bentuk gula yang tinggi (64%)
disertai nutrient. Menurut pendapat (Windarto, et al 2020) bahwa Boster Amino
Liquid berfungsi untuk merangsang nafsu makan ikan dan meningkatkan kualitas
pakan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan serta progol sebagai perekat
pelet. Penambahan Boster dan Tetes tebu dengan cara mencampurkan 15ml
boster dan 10ml tetes tebu dengan 600ml air mineral lalu dituangkan ke pakan
ikan dan di campur sampai merata. Boster dan tetes tebu dapat dilihat pada
Gambar 19.
(a) (b)
28
yang tinggi yaitu sebesar 64,47%. Hal ini serupa dengan pernyataan
(Ambarwati et al., 2019)
bahwa cacing sutera merupakan pakan yang paling baik untuk
tingkat pertumbuhan larva ikan koi yaitu sebesar 6,8%/hari, karena cacing sutra
memiliki kadar protein paling tinggi dan mendapat respon baik dari ikan. Cacing
sutra dapat dilihat pada Gambar 20.
Pengendalian yang dilakukan untuk menangani Argulus sp. yaitu dengan cara
melepaskan parasit yang menempel pada inangnya langsung dengan tangan
atau bisa juga menggunakan pinset. Strategi pengendalian argulosis akan lebih
efektif jika diarahkan pada pencegahan introduksi Argulus sp. pada suatu kolam
29
dan pemutusan siklus hidup. Pengeringan kolam selama lebih dari empat hari
dapat dilakukan untuk membunuh telur Argulus sp. (Sari, 2014). Hama yang
menyerang benih ikan Koi selama praktik diantaranya adalah laba-laba air.
(Wijayanto, 2013) Pengelolaan hama di kolam dilakukan dengan cara mengambil
hama seperti laba-laba air dengan menggunakan seser, hal ini bisa dilihat pada
Gambar 21.
(a) (b)
30
Gambar 22 Grading
b. Panen
Benih yang sudah berumur 40-45 hari dengan ukuran 5-6 cm akan dipanen pada
pagi hari saat suhu tidak terlalu tinggi. Pemanenan dilakukan sengan cara
menyurutkan air sampai setinggi current sehingga pengambilan benih lebih
mudah dilakukan. Benih ikan diambil menggunakan seser dan dimasukan
kedalam ember. Selanjutnya dipindahkan ke kolam yang sudah disiapkan
dengan happa untuk menahan ikan dengan lingkup lebih kecil.
c. Pasca Panen
Kegiatan pembenihan ikan koi menghasilkan ikan koi berukuran 5-6 cm siap jual.
Pengemasan dan transportasi benih dilakukan dengan metode tertutup. Wadah
pengemasan yang digunakan berupa plastik kemas berukuran 60 cm x 40 cm.
pengemasan dilakukan dengan mengisi air sebayanyak 3 L, plastik kemas
dirangap dua agar tidak terjadi kebocoran, kemudian ikan koi dimasukan
kedalam. Kepadatan ikan perkanting yaiitu sebanyak 50 ekor perkantong. Plastik
yang sudah diisi ikan selanjutnya diberi oksigen dengan perbaandingan 1:2
kemudian diikat kencang menggunakan karet sebanyak 3 buah. Ikan koi yang
sudah dikamas siap diangkut menggunakan kendaraan roda dua maupun
kendaraan roda tiga. Pembeli biasnaya akan langsung mendatangi lokasi atau
melakukan pesanan online.
3.4.2 Pemasaran
Pemasaran penjualan benih ikan koi dilakukan secara online memanfaatkan
media sosial dan juga informsi dari mulut ke mulut. Tujuan pemasaran benih ikan
koi ini adalah sekitaran Yogyakarta dengan menggunakan skendaraan beroda
dua maupun kendaraan beroda tiga. Pembeli biasanya datang langsung ke
lokasi.
31
3.6 Performa Budidaya
Fekunditas
Fekunditas menunjukkan kapasitas bertelur ikan atau mengacu pada jumlah telur
matang yang dikeluarkan dalam satu musim pemijahan (Borthakur, 2018).
Fekunditas dari dua kali pemijahan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Fekunditas
Pertumbuhan
32
Pertumbuhan benih ikan koi diperoleh dengan cara mengukur panjang dan berat
benih tiap 2 minggu sekali. Didapat hasil sampling panjang yaitu pada sampling 1
mencapai 1,5 cm, sampling 2 mencapai 2,7 dan sampling ke 3 yaitu 5,7.
Perhitungan berat didapat hasil yaitu pada sampling 1 sebesar 1,22 g, sampling
2 yaitu 4,5 dan sampling 3 yaitu 6,78. Hasil pengukuran pertumbuhan benih ikan
koi dapat dilihat pada Gambar 22.
33
ini dilakukan untuk mengetahui lebih jelasnya apa yang harus dilakukan supaya
permasalahan yang ada bisa cepat teratasi. Analisis sebab akibat disajikan pada
Gambar 23 dan Tabel 12.
Methode Machine
SR tidak
mencapai target
SDM Kurang
Indukan bukan disiplin
Sulit menerima
induk pokok
masukan
Material Man
34
3. Material Induk yang digunakan Kualitas benihh kurang baik
bukan merupakan induk dan mudah terserang
pokok melainkan ikan yang penyakit
dibesarkan dari hasil
pemijahan sebelumnya
B. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan baik ada atau tidaknya suatu kegiatan
produksi. Biaya yang dikeluarkan untuk pembenihan ikan koi di Mina Karya Koi
yaitu sebesar Rp. 143.163.190. Rincian biaya dapat dilihat pada Lampiran 9.
35
D. Laba Rugi
Laba atau rugi adalah keuntungan dan kerugian yang dialami oleh perusahaan
dalam masa produksinya selama 1 tahun. Laba dan rugi yang di dapat dari total
pendapatan dikurang total biaya produksi. Keuntungan yang didapat pada usaha
pembenihan ikan koi selama 1 tahun yaitu sebesar Rp. 131.060.810
E. Pendapataan/Keuntungan
Pendapatan atau keuntungan merupakan selisih antara pendapataan dengan
total biaya produksi. Pendapatan yang diperoleh Mina Karya Koi selama 1 tahun
yaitu sebesar Rp. 248.546.778. dengan perhitungan sebagai berikut :
36
= 1,83
Rp . 23.860 .532
=
13.750
= 1.735/ekor
37
Tabel 13 Analisis Finansial
38
Center berdasarkan identifikasi yang nilai SR benih yang rendah dan tidak
mencapai target yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tenaga
kerja yang kurang kompeten, manajemen produksi yang kurang baik dan
alat pendukung yang digunakan sudah perlu diperbaharui
4.2 Saran
Untuk meningkatkan produktifitas perusahaan, beberapa saran yang perlu
dilakukan oleh perusahaan diantaranya:
1. Mempertahankan pelaksanaan teknis dan dapat ditingkatkan
kedepannya.
2. Mempertimbangkan target SR perusahaan, meskipun SR tidak memenuhi
target namun kuantitas produksi sudah memenuhi target.
3. Meningkatkan kualitas tenaga kerja dalam segi kedisiplinan dan
pengetahuan akan budidaya yang baik dan benar juga menambah tenaga
kerja baru sehingga kegiatan bisa terlaksana dengan lancar. Melakukan
manajemen yang baik mulai dari pembuatan SOP sampai pencatatan
setiap hasil kegiatan, sehingga hasil benih yang didapat akan mudah
tertelusur asal usulnya. Memperbaharui alat-alat yang sudah tidak layak.
4. Mempertahankan keuntungan perusahaan dan perlunya melakukan
pendataan yang lebih terstruktur mengenai data panen dan analisis
finansial usaha.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ach Khumaidi, Dan, Studi Budidaya Perikanan, P., Perikanan Ibrahimy, A., &
Korespondensi, P. (N.D.). Teknik Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus Carpio, L) Di
Balai Benih Ikan (Bbi) Tenggarang Bondowoso Hatchery Technique Carp
(Cyprinus Carpio, L.) In Balai Benih Ikan (Bbi) Tenggarang Bondowoso (Vol. 7,
Issue 1).
Ambarwati, N., Damayanti, R. A., & Hanifah, N. (2019). Respon Pakan Yang Berbeda
Terhadap Pertumbuhan Dan Tingkat Kelangsungan Hidup Larva Ikan Koi
(Cyprinus Carpio).
Andri Hendriana, Fajar Ridwansyah, Andri Iskandar, Asep Syamsul Munawar, & Deni
Lugina. (2021). Metode Pembenihan Ikan Koi Cyprinus Carpio Dalam
Menghasilkan Benih Berkualitas Di Mizumi Koi Farm, Kabupaten Sukabumi,
Jawa Barat. .
Aprilia, T. (2021). Sistem Akuaponik “Kulkas Hidup” Untuk Daerah Lahan Terbatas,
Sulit Air Dan Daerah Pasca Bencana. Jurnal Perikanan Terapan, 2.
Https://Doi.Org/10.25181/Peranan.V2i1.2203
Arifin Mustofa, S. H. D. R. (2018). Pengaruh Periode Pemuasaan Terhadap Efisiensi
Pemanfaatan Pakan, Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Ikan Mas (Cyprinus
Carpio).
Ayulandari, S., Madinawati, M., Hasanah, N., Widiastuti, I. M., & Mangitung, S. F.
(2023). Daya Tetas Telur Ikan Mas Koi (Cyprinus Rubrofuscus) Dengan
Perendaman Ekstrak Daun Sukun Artocarpus Altilis. Jurnal Ilmiah Agrisains,
24(2), 58–67. Https://Doi.Org/10.22487/Jiagrisains.V24i2.2023.58-67
Bangun, R., Ukur, A., Ketinggian, D., Berbasis, A., Guna, S., Produktifitas, M., Ikan,
B., Affandi, N., Rudi Nasution, A., Tanajung, I., Harahap, S., Mesin, ) Teknik,
Teknik, F., Muhammadiyah, U., & Utara, S. (2021). Jurnal Mesil (Mesin Elektro
Sipil). 2(2), 75–80.
Cahya Puspita, M., & Fajar Sunartomo, A. (2019). Peran Kelompok Pembudidaya
Ikan (Pokdakan) Aci Bahari Dalam Pembudidayaan Ikan Bandeng Di Desa
Pesisir Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo. In Jsep (Vol. 12, Issue 2).
[Djpb] Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2016. Realisasi Dan Capaian Anggaran
Tahun 2016. Jakarta: Direktorat Jendral Perikanan Budidaya
Hastuti Subandiyono Ristiawan Agung Nugroho Seto Windarto, S. (2020). Teknologi
Tepat Guna Aplikasi Probiotik Dalam Pakan Pada Budidaya Ikan Lele (Clarias
Gariepinus, Burchel). Www.Tigamedia.Id
Juniarsih A, Mahasri G, Kismiyati. 2017. Infestasi Argulus Pada Ikan Mas (Cyprinus
Carpio, L.) Di Dasar Kolam Tanah Dan Beton, Kecamatan Muntilan Dan
Mungkid, Kabupaten Magelang, Journal Of Aquaculture And Fish Health. 6(2):74-
80
40
Kusrini, E., Cindelaras, S., Anjang, D., Prasetio, B., Penelitian, B., Budidaya, P., Hias,
I., Perikanan, J., 13, N., & Mas, P. (2015). Pengembangan Budidaya Ikan Hias
Koi (Cyprinus Carpio) Lokal Di Balai Penelitian Dan Pengembangan Budidaya
Ikan Hias Depok (Vol. 10, Issue 2).
Lindari, N. (2017). Pengaruh Bioaktivator Em4 Dan Aditif Tetes Tebu (Molasses)
Terhadap Kandungan N, P Dan K Dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari
Limbah Cair Tahu Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program
Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Oleh: Nandita Putri
Tias Liandari D 500 130 106 Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta 2017.
Nurani Bda, Agustin Ald, Kholik Tirtasari K. 2020. Deteksi Ekoparasit Argulus Sp.
Pada Budidaya Ikan Karper (Cyprinus Carpio L) Di Uptd – Balai Pengembangan
Budidaya Ikan Air Tawar Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Vitek Bidang
Kedokteran Hewan. 10(1): 62-65.
Purba, M., Putriningtias, A., & Komariyah, S. (2020). Addition Of Β-Carotene Natural
Flour Sources In Feed On Improvement Of Color Brightness And Growth Of Koi
(Cyprinus Carpio). In Jurnal Akuakultura (Vol. 4, Issue 2).
Pricila S, Priyatno Sb, Haditomo Ahc. Pengaruh Pemberian Ekstra Batang Tanaman
Pisang Musa Paradisical Untuk Kontrol Infestasi Parasit Argulus Sp. Pada Ikan
Mas Cyprinus Carpio. Journal Of Aquacukture Management And Technology.
6(4):212-217.
Priyadi A, Kusrini E, Megawati T. 2010. Perlakuan Berbagai Jenis Pakan Alami Untuk
Pertumbuhan Dan Sintasan Larva Ikan Upside Down Catfish (Synodontis
Nigriventris).
Rahman, S. (2022). Proses Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus Carpio) Dengan Metode
Pemijahan. In Bpbat) Mandiangin. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan (Vol. 13,
Issue 1).
Rampengan, B. B., Manoppo, L., Labaro, I. L., & Kayadoe, M. E. (2022). Analisis
Kelayakan Usaha Perikanan Pukat Pantai Di Kecamatan Pusomaen Kabupaten
Minahasa Tenggara. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Perikanan Tangkap, 7(2), 122.
Https://Doi.Org/10.35800/Jitpt.7.2.2022.42282
Sari, N. D. K. (2014). Pengendalian Telur Argulus Sp. Dengan Cara Pengeringan.
Undergraduate, Universitas Airlangga.
Seizty Klareassa, A., Ulkhaq, M. F., Lutfiyah, L., Manajemen, D., Ikan, K., Budidaya,
D., Fakultas Perikanan, P., Universitas, K., & Surabaya, A. (2021). Teknik
Pendederan Ikan Koi (Cyprinus Carpio) Di Instalasi Perikanan Budidaya (Ipb)
Punten, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. In Journal Of Fisheries Science And
Laboratory Management (Vol. 1, Issue 2).
Sitti Halimah, A., Siri Dangnga, M., Agribisnis Universitas Muhammadiyah Parepare,
Pp., Riset Perikanan Budidaya Air Payau Dan Penyuluhan Perikanan, B., &
Kelurahan Lakessi Kabupaten Sidrap, S. (2023). Financial Feasibility Of Koi
Cultivation Business At Rama Koi Household Unit (Upr). Jurnal Pertanian Agros,
25(1).
41
Wardany Khh, Kurniawan N. 2014. Eksplorasi Ekoparasit Pada Ikan Family
Cyprinidae Di Dalam Kolam Rumah Makan Wilayah Malang Raya, Jurnal
Biotropika. 2(2):87:91.
Wijayanto, Et Al. (2013). Pengaruh Ekstrak Bawang Putih ( Allium Sativum ) Dengan
Dosis Yang Berbeda Terhadap Lepasnya Suckers Kutu Ikan ( Argulus Sp. )
Pada Ikan Koi (Cyprinus Carpio).
Yusa Rahman, F., Indah Purnomo, I., Hijriana, N., & Kalimantan Muhammad Arsyad
Al Banjari, I. (2022). Penerapan Algoritma Data Mining Untuk Klasifikasi Kualitas
Air. In Technologia (Vol. 13, Issue 3).
42
LAMPIRAN
43
Lampiran 1 Alat yang digunakan
44
14. Mikroskop Digital (40 – 1000 x)
Lampiran 2 Alat yang digunakan (Lanjutan)
45
Lampiran 4 Parameter Kualitas Air Induk Jantan
Parameter
No. Tanggal Suhu pH DO Amonia
05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30
1. 27-Agt 28,1 30,2 7,9 8
2. 28-Agt 27,3 30 8 8,3
3. 29-Agt 29,1 30,7 7,4 7,9
4. 30-Agt 27,6 31,1 7,9 8,3
5. 31-Agt 27,9 29,6 7,5 7,9
6. 1-Sep 27,2 29,8 7,6 7,9
7. 2-Sep 28,3 29,6 7,4 7,8 7,4 8,6 0,25 0,25
8. 3-Sep 28,5 31,3 7,7 8
9. 4-Sep 27,6 29,2 7,2 7,9
10. 5-Sep 28,8 30 7,6 7,8
11. 6-Sep 27,2 29,3 7,3 7,5
12. 7-Sep 27,6 29,7 8,1 8,5
13. 8-Sep 27,8 29,7 7,9 8,3
14. 9-Sep 27,6 29,4 7,6 8 6,8 7,9 0,25 0,25
15. 10-Sep 27,8 30 7,8 7,9
16. 11-Sep 27,8 30,5 8,1 8,6
17. 12-Sep 28,7 31 8,3 8,4
18. 13-Sep 29,2 31,5 7,4 7,8
46
Parameter Kualitas Air Induk Jantan (Lanjutan)
Parameter
No. Tanggal Suhu pH DO Amonia
05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30
19. 14-Sep 28,5 30,2 7,2 7,4
20. 15-Sep 28,3 30,9 7,6 8,1
21. 16-Sep 28,3 31,5 8,1 8,4 7,6 8,9 0,25 0,25
22. 17-Sep 28,2 30,6 7,5 7,8
23. 18-Sep 27,9 29,6 7,6 8,2
24. 19-Sep 27,8 29,2 7,2 7,6
25. 20-Sep 27,4 29,8 7,8 8
26. 21-Sep 27,9 30,5 7 7
27. 22-Sep 28,2 30,4 7 7
28. 23-Sep 28,5 29,3 7 7 6,8 7,9 0,25 0,25
29. 24-Sep 27,8 28,8 7 7
30. 25-Sep 27,7 30 7 7
31. 26-Sep 28,2 29,6 7 7
32. 27-Sep 28,4 29,7 7 7
33. 28-Sep 27,6 30 7 7
34. 29-Sep 27,5 28,8 7 7
35. 30-Sep 28,3 30,6 7 7 7,8 8,5 0,25 0,25
47
Lampiran 5 Parameter Kualitas Air Induk Betina
Parameter
No. Tanggal Suhu pH DO Amonia
05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30
1. 27-Agt 27,6 29,1 7,3 7,9
2. 28-Agt 28,2 31,1 7,9 8,2
3. 29-Agt 28,8 30,9 7,2 7,7
4. 30-Agt 28,1 29,8 7,7 8,1
5. 31-Agt 27,4 29,3 7,4 7,6
6. 1-Sep 27,8 29,2 7,8 8,1
7. 2-Sep 28,6 30,6 7,7 7,9 7,5 7,6 0,25 0,25
8. 3-Sep 28,5 31,3 7,6 8,1
9. 4-Sep 27,6 29,4 7,3 7,7
10. 5-Sep 27,8 31 7,8 8,4
11. 6-Sep 27,7 29,3 7,6 7,9
12. 7-Sep 27,6 30,1 7,8 8,1
13. 8-Sep 27,4 29,7 7,9 8,4
14. 9-Sep 27,6 30,1 8 8,3 7,8 7,9 0,25 0,25
15. 10-Sep 28,5 30 7,7 7, 9
16. 11-Sep 27,8 29,5 8,1 8,5
17. 12-Sep 28,7 30,5 8,1 8,4
18. 13-Sep 28,2 30 7,3 7,6
48
Parameter Kualitas Air Induk Betina (Lanjutan)
Parameter
No. Tanggal Suhu pH DO Amonia
05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30
19. 14-Sep 27,3 29,2 7,4 7,7
20. 15-Sep 28,1 30,4 7,2 7,9
21. 16-Sep 27,3 30,5 7,8 8,2 7,3 7,8 0,25 0,25
22. 17-Sep 27,2 30,3 7,9 8,4
23. 18-Sep 28,2 29,7 7,6 8,1
24. 19-Sep 27,6 28,9 7,4 7,8
25. 20-Sep 27,8 29,5 7,5 7,7
26. 21-Sep 27,9 30,5 7 7
27. 22-Sep 28,2 31,4 7 7
28. 23-Sep 28,3 29,8 7 7 6,9 7,2 0,25 0,25
29. 24-Sep 28,3 30,9 7 7
30. 25-Sep 27,9 31 7 7
31. 26-Sep 28,5 29,8 7 7
32. 27-Sep 27,6 29,5 7 7
33. 28-Sep 27,7 29,9 7 7
34. 29-Sep 28,5 30,2 7 7
35. 30-Sep 29,2 31,4 7 7 7,2 7,5 0,25 0,25
49
Lampiran 6 Parameter Kualitas Air Kolam Pembenihan
Parameter
No. Tanggal Suhu pH DO Amonia
05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30
1. 27-Agt 27,6 29,1 7,3 7,9
2. 28-Agt 28,2 31,1 7,9 8,2
3. 29-Agt 28,8 30,9 7,2 7,7
4. 30-Agt 28,1 29,8 7,7 8,1
5. 31-Agt 27,4 29,3 7,4 7,6
6. 1-Sep 27,8 29,2 7,8 8,1
7. 2-Sep 28,6 30,6 7,7 7,9 7,5 7,9 0,25 0,25
8. 3-Sep 28,5 31,3 7,6 8,1
9. 4-Sep 27,6 29,4 7,3 7,7
10. 5-Sep 27,8 31 7,8 8,4
11. 6-Sep 27,7 29,3 7,6 7,9
12. 7-Sep 27,6 30,1 7,8 8,1
13. 8-Sep 27,4 29,7 7,9 8,4
14. 9-Sep 27,6 30,1 8 8,3 8,2 8,3 0,25 0,25
15. 10-Sep 28,5 30 7,7 7, 9
16. 11-Sep 27,8 29,5 8,1 8,5
17. 12-Sep 28,7 30,5 8,1 8,4
18. 13-Sep 28,2 30 7,3 7,6
50
Parameter Kualitas Air Kolam Pembenihan (Lanjutan)
Parameter
No. Tanggal Suhu pH DO Amonia
05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30 05:30 17:30
19. 14-Sep 27,4 29,3 7,6 8,3
20. 15-Sep 27,8 29,2 7,7 7, 9
21. 16-Sep 28,6 30,6 8,1 8,5 8,1 8,3 0,25 0,25
22. 17-Sep 28,5 31,3 8,1 8,4
23. 18-Sep 27,6 29,4 7,3 7,6
24. 19-Sep 27,8 31 7,3 7,9
25. 20-Sep 27,7 29,3 7,9 8,2
26. 21-Sep 27,6 29,1 7,2 7,7
27. 22-Sep 28,2 31,1 7,7 8,1
28. 23-Sep 28,8 30,9 7,4 7,6 7,6 8,2 0,25 0,25
29. 24-Sep 28,1 29,8 7,8 8,1
30. 25-Sep 27,4 29,3 7,7 7,9
31. 26-Sep 27,8 29,2 7,6 8,1
32. 27-Sep 27,8 31 7,3 7,7
33. 28-Sep 27,7 29,3 7,8 8,4
34. 29-Sep 27,6 30,1 7,6 7,9
35. 30-Sep 27,4 29,7 7,8 8,1 7,7 7,9 0,25 0,25
51
Lampiran 7 Data Luasan Kolam
52
Lampiran 8 Data Pemijahan
No Tanggal Strain Induk Berat Induk (kg) Panjang Induk (kg) Jumlah Jumlah Jumlah
J1 J2 B J1 J2 B J1 J2 B telur telur telur
Sebelum Sesuda (butir) terbuahi menetas
h (butir) (butir)
1. 30 Agt Sanke Sanke Hi 1,4 0,9 1,9 1,4 43 38 45
Doitsu Doitsu Utsuri
No Tanggal DOC Jumlah Sampel Rata-rata panjang (cm) ADG Panjang (cm/hari)
1 14 Sep 14 20 1,5
28 Sep 28 20 2,7 0,085
12 Okt 42 20 5,7 0,214
No Tanggal DOC Jumlah Sampel Rata-Rata berat (g) ADG Panjang (g/hari)
1 14 Sep 14 20 1,22
28 Sep 28 20 4,5 0,234
53
Lampiran 11 Biaya Investasi
54
55
Lampiran 12 Biaya Tetap
Biaya perbulan
No Uraian Jumlah Biaya Satuan (Rp) Biaya pertahun (Rp)
(Rp)
1 Gaji karyawan 2 orang 1.300.000 2.600.000 31.200.000
2 Listrik 1 bulan 650.000 650.000 7.800.000
3 Biaya Penyusutan 1 tahun 8.680.266 104.163.190
Total 11.930.266 143.163.190
56