Anda di halaman 1dari 39

KAJIAN TEKNIS DAN ANALISIS FINANSIAL PEMBESARAN

IKAN GURAME (Osphronemus goramy) DI PT. TANAH TINGGAL


KARYA INDONESIA KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR

PROPOSAL PRAKTIK LAPANG II

Oleh:
IKHSAN MUKTAKIM

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


2023
KAJIAN TEKNIS DAN ANALISIS FINANSIAL PEMBESARAN
IKAN GURAME (Osphronemus goramy) DI PT. TANAH TINGGAL
KARYA INDONESIA KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR

Oleh:
IKHSAN MUKTAKIM
NRP. 56204113481

Proposal Praktik Lapang II Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk


Mengikuti Praktik Lapang II

PROGRAM SARJANA TERAPAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
JAKARTA
2023
PROPOSAL PRAKTIK LAPANG II

Judul : Kajian Teknis dan Analisis Finansial Pembesara


Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) Di PT. Tanah Tinggal
Karya Indonesia Kabupaten Jember, Jawa Timur
Disusun oleh : Ikhsan Muktakim
NRP : 56204113481
Program Studi : Teknologi Akuakultur

Menyetujui
Dosen Pembimbing,

(Maria Goreti Eny K., S.St.Pi.,M.Si) (Umidayati, S.Pi.,M.Tr.Pi)


Pembimbing 1 Pembimbing 2

Mengetahui,

(Dr. Sinar Pagi Sektiana, S.St.Pi, M.Si) (Erni Marlina, S.Pi., M.Pi)
Ketua Program Studi Sekretaris Program Studi

Tanggal Pengesahan :
KATA PENGANTAR
Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu jenis ikan
potensial di Indonesia. Pertumbuhan pada ikan gurame dipengaruhi oleh faktor
dalam dan faktor luar. Pembesaran larva diperlukan untuk meningkatkan produksi
benih guna memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi. Kegiatan yang dilakukan
dalam pembesaran ikan gurami secara intensif meliputi persiapan kolam,
pemeliharaan larva, pemeliharaan benih, pemanenan benih. Keterampilan dan
pengetahuan baik dapat menunjang keberhasilan dalam usaha tersebut, sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktifitas ikan gurami.

Judul proposal praktik lapang II “Kajian Teknis dan Analisis Finansial


Pembesaran Ikan Gurame (Osphronemus goramy) di PT. Tanah Tinggal
Karya Indonesia Jember”. Proposal praktik lapang II ini terdiri dari 3 (tiga) bab
yaitu : Pendahuluan, Tinjauan Pustakan, dan Metode Praktik.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak terlepas dari segala kekurangan
dan kesalahan sehingga penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun untuk menyempurnakan laporan ini.

Tanggamus, 10 Agustus 2023

Penulis

i
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Praktik
Lapang II tepat pada waktu yang telah ditentukan. Selama penulisan Proposal
Praktik Lapang II ini terdapat berbagai pihak yang ikut serta dalam penyusunan.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu
Maria Goreti Eny Kristiany., S.St.Pi.,M.Si dan Umidayati, S.Pi.,M.Tr.Pi selaku
Dosen Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktunya untuk memberi
bimbingan, masukan, arahan serta semangat dalam penyusunan laporan ini.
Ucapan terima kasih ini juga disampaikan kepada :
1. Dr. M. Hery Riyadi Alauddin., S.Pi., M.Si Selaku Direktur Politeknik AUP.
2. Dr. Heri Triyono, A.Pi., M.Kom., selaku Wakil Direktur I Politeknik AUP.
3. Yenni Nuraini, S.Pi., M.Sc., selaku Wakil Direktur II Politeknik AUP.
4. Dr. Ita Junita Puspadewi, A.Pi., M.Pd., selaku Wakil Direktur III Politeknik
…..AUP.
5. Dr. Eng, Sinar Pagi Sektiana, S.St.Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi …
…..Teknologi Akuakultur Politeknik AUP.
6. Umidayati S.Pi., M.Tr.Pi selaku Pjs. Kaprodi Teknologi Akuakultur Kampus …
cc...Lampung.
7. Orang Tua yang selalu memberikan motivasi dan dukungan serta doa yang
…..tidak pernah berhenti.
8..Rekan program studi teknologi akuakultur angkatan 56 yang berjuang
…..bersama dalam pelaksanaan Proposal Praktik Lapang II.
9..Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan dan penyusunan proposal
aaaPraktik Lapang II.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi
1. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 2
2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
2.1 Biologi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) ................................. 3
2.2 Teknik Pembesaran Ikan Gurame .................................................... 5
2.3 Analisis Finansial .............................................................................. 9
2.4 Metode Identifikasi Masalah ........................................................... 10
3. METODE PRAKTIK ............................................................................. 11
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................... 11
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................ 11
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 12
3.4 Metode Pengolahan Data ................................................................ 17
3.5 Metode Analisis Data....................................................................... 19
4. RENCANA KEGIATAN ....................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 22
LAMPIRAN .............................................................................................. 26

iii
DAFTAR TABEL

1 Kriteria kuantitatif sifat reproduksi ikan gurame… ...................................... 4

2 Parameter dan kisaran kualitas air............................................................. 8

3 Alat yang digunakan pada praktik lapang II ............................................. 11

4 Bahan yang digunakan pada praktik lapang II ......................................... 12

5 Data primer yang akan dikumpulkan........................................................ 13

6 Data sekunder yang akan dikumpulkan ................................................... 15

7 Rencana kegiatan praktik lapang II.......................................................... 20

iv
DAFTAR GAMBAR

1 Morfologi ikan gurame (Osphronemus gouramy)..................................... 3

2 Diagram fishbone…............................................................................... 10

v
DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta Kabupaten Jember ....................................................................... 26

2 Persiapan wadah.................................................................................. 27

3 Persiapan media .................................................................................. 27

4 Seleksi Benih ....................................................................................... 28

5 Catatan larva/benih… ........................................................................... 29

6 Jadwal pemberian pakan...................................................................... 30

7 Sampling .............................................................................................. 30

8 Pengukuran kualitas air ....................................................................... 31

9 Panen .................................................................................................. 31

10 Biaya investasi pokok… ...................................................................... 32

11 Investasi kolam.................................................................................... 32

12 Biaya tetap… ....................................................................................... 33

13 Biaya variabel ...................................................................................... 33

14 Analisis fishbone… .............................................................................. 34

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu ikan
konsumsi air tawar yang telah lama dikenal di Indonesia dan cukup banyak
peminatnya. Sejalan dengan pengembangan usaha budidaya gurame yang
semakin luas, maka kebutuhan induk dan benih juga semakin meningkat. Salah
satu bisnis di sektor perikanan budidaya air tawar yang mempunyai potensi cukup
besar yaitu ikan Gurami dan ikan Patin, keduanya merupakan komoditas
perikanan air tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan. Faktor yang
mendukung pengusahaan ikan Gurami dan ikan Patin adalah harga jual serta
permintaan relatif stabil tinggi (Mayasari et al.,2017).
Melihat dari situasi tersebut, pentingnya ikan sebagai sumber protein
hewani menyebabkan permintaan masyarakat terhadap konsumsi ikan,
khususnya ikan gurame, semakin meningkat. Namun, meskipun permintaan
terhadap ikan gurame terus meningkat, produksi ikan tersebut tidak mengalami
peningkatan yang sebanding. Berdasarkan Data Indonesia (2022), tercatat bahwa
permintaan ikan gurame di Indonesia hanya mencapai 176113.78 ton atau senilai
Rp 6.21 triliun pada tahun 2021. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar
2.37% dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketidakseimbangan antara jumlah permintaan dan produksi ini menjadi
perhatian utama, sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan produksi melalui
kegiatan budidaya. Namun, dalam prakteknya, kegiatan budidaya menghadapi
berbagai hambatan seperti pertumbuhan ikan yang cenderung lambat dan tingkat
kelangsungan hidup yang rendah (Ridwantara et al., 2019).
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal. Faktor internal mencakup faktor keturunan, jenis kelamin, dan usia,
sementara faktor eksternal melibatkan faktor pakan, kualitas air, wadah budidaya,
dan aktivitas fisik. Faktor-faktor lingkungan dalam budidaya juga memiliki peran
penting dalam menentukan tingkat kelangsungan hidup ikan. Ikan yang mengalami
stres dan memiliki ketahanan tubuh yang rendah akan menghadapi risiko kematian
yang tinggi selama kegiatan budidaya (Djunaedi et al., 2016; Karimah et al., 2018).
Upaya budidaya ikan gurame masih dihadapkan pada berbagai kendala
yang umumnya terjadi saat pembesaran, sehingga perlu memberikan perhatian
khusus pada pemeliharaannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi laju
pertumbuhan ikan meliputi tingkat pemeliharaan yang kurang intensif, kualitas
benih yang kurang optimal, dan pemberian pakan yang tidak memadai untuk
mendukung pertumbuhan ikan (Herawati, 2013 dalam Maloho A, 2016).
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul
Praktik Lapang II tentang "Kajian Teknis dan Analisis Finansial Pembesaran
Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) Di PT. Tanah Tinggal Karya
Indonesia, Jember".
2

1.2 Tujuan Praktik


Tujuan pelaksanaan praktik lapang II ini adalah :

1. Mengetahui dan mampu melakukan teknik produksi pembesaran ikan gurame


(Osphronemus gouramy)
2. Mengevaluasi performa kinerja pembesaran ikan guram (Osphronemus
gouramy)
3. Mampu menghitung analisis finansial pembesaran ikan gurame (Osphronemus
gouramy) di PT. Tanah Tinggal Karya Indonesia
4. Mampu mengidentifikasi masalah pada kegiatan pembesaran ikan gurami
(Osphronemus gouramy).

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah yang membatasi pelaksanaan praktik lapang II ini meliputi :

1. Aspek teknis pembesaran ikan gurame (Osphronemus gouramy) yang meliputi:


kesesuaian lokasi, persiapan wadah dan media, persiapan benih, pemeliharaan
benih, pengelolaan pakan,pengelolaan kualitas air, monitoring pertumbuhan,
pengendalian hama dan penyakit, dan panen.
2. Performansi kinerja pembesaran ikan gurame meliputi Pertumbuhan Panjang
Mutlak, Pertumbuhan Bobot Mutlak, , Laju Pertumbuhan Harian (Spesific
Growth Rate / SGR) dan Kelangsungan Hidup (Survival Rate / SR).
3. Analisis finansial yang meliputi analisa kelayakan usaha yang mencakup
analisa laba/rugi, Revenue Cost Ratio (R/C), Break Even Point (BEP), dan
Payback Period (PP).
4. Identifikasi masalah dilakukan menggunakan metode fishbone.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi

Bachtiar (2010), mengklasifikasikan ikan gurami (Osphronemus gouramy)


adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Labyrinthici

Famili : Osphronemidae

Genus : Osphronemus

Spisies : Osphronemus gouramy

Gambar 1 Morfologi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)

(Sumber : Ghofur, 2016)

Menurut Rachmatika (2010), morfologi Ikan ini dapat dikenali melalui


beberapa ciri morfologi, seperti memiliki tubuh yang pipih, adanya sirip dada yang
memanjang hingga pertengahan sirip anal pada ikan dewasa, dan melewati ujung
sirip anal pada ikan muda. Ikan ini juga memiliki sisik berbentuk stenoid, garis
lateral yang lengkap, serta mulut yang kecil. Pada spesimen lebih dari panjang 15
cm, garis ini tidak ada atau samar-samar. Ikan ini memiliki gigi di rahang bawah.
Di daerah pangkal ekornya terdapat titik bulat berwarna hitam. Bentuk sirip ekor
membulat. Ikan ini juga memiliki sepasang sirip perut yang telah mengalami
modifikasi menjadi sepasang benang panjang yang befungsi sebagai alas peraba.
Gurami muda memiliki dahi berbentuk normal atau rata. Semakin dewasa,
ukuran dahinya menjadi semakin tebal dan tampak menonjol. Selain itu, di tubuh
gurami muda terlihat jelas ada 8-10 buah garis, tegak atau vertikal yang akan
menghilang setelah ikan tumbuh menjadi dewasa (Amri dan Khairuman, 2008).
Secar morfologi ikan gurami memiliki bentuk badan oval agak panjang, pipih, dan
punggung tinggi. Badan berwarna kecoklatan dengan bintik hitam pada sirip dada.
4

2.1.2 Habitat dan Tingkah Laku


Habitat alami ikan gurami terdapat di rawa-rawa di dataran rendah dengan
kedalaman air yang cukup besar. Salah satu perbedaan antara dataran rendah
dan tinggi adalah suhu airnya. Ikan gurami dapat tumbuh optimal pada suhu antara
25 hingga 28oC. Ikan gurami sangat sensitif terhadap suhu rendah, sehingga jika
dipelihara dalam air dengan suhu kurang dari 15oC, pertumbuhan dan
perkembangan ikan ini tidak akan optimal (Sitanggang, 1999 dalam Patmawati
dkk, 2022 ).
Ikan gurami menyukai perairan yang jernih dan tenang serta tidak
mengandung lumpur. Selain itu, ikan gurami juga dapat hidup di perairan payau
yang kadar garamnya rendah. Ikan gurami hanya bisa hidup di kolam yang tidak
padat ditumbuhi tumbuhan air dan bersifat pemalas (Efrina,2011 dalam Mayasari
dkk, 2017).
Ikan gurami dapat hidup dan berkembang biak di perairain air tawar seperti
sungai, rawah, sawah, dan aliran sungai yang tidak terlalu deras. Ikan gurami
dapat hidup di kedalaman kolam berkisar antara 70-80 cm dengan kondisi air
tenang (Efrina,2011 dalam Mayasari dkk, 2017).

2.1.3 Kebiasaan Makan


Kebiasaan makan ikan gurame (Osphronemus gouramy) telah menjadi
fokus penelitian yang menarik bagi para ilmuwan dalam bidang perikanan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Amri dan Khairuman (2008), ikan gurame
memiliki kecenderungan untuk memakan beragam jenis pakan, termasuk
serangga, plankton, serta tumbuhan kecil. Kondisi lingkungan, seperti
ketersediaan pakan alami dan faktor iklim, juga mempengaruhi perilaku makan
ikan gurame. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian pakan
yang mendukung pertumbuhan ikan gurame secara optimal dapat meningkatkan
performa budidaya dan keberhasilan produksi.

2.1.4 Reproduksi
Studi tentang reproduksi ikan gurame (Osphronemus gouramy) telah
menjadi subjek penelitian yang penting dalam ilmu perikanan. Banyak penelitian
telah dilakukan untuk memahami aspek-aspek reproduksi seperti pemijahan,
perkembangan telur, dan pemeliharaan larva. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Fadly Azhar dan timnya pada tahun 2015, ikan gurame membutuhkan kondisi
lingkungan yang khusus untuk melakukan pemijahan yang berhasil. Faktor-faktor
seperti suhu, cahaya, dan lingkungan air memainkan peran penting dalam proses
reproduksi ikan gurame.

2.2 Teknik Pembesaran Ikan Gurame


2.2.1 Kesesuaian Lokasi
Kesesuaian lokasi budidaya pembesaran ikan gurame merupakan hal
penting yang mempengaruhi keberhasilan produksi. Berdasarkan beberapa
penelitian, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi budidaya. Pertama, ikan gurame cenderung membutuhkan suhu air antara
25 hingga 28 derajat Celsius untuk tumbuh dengan baik. Kedua, air yang dalam
5

dan memiliki kualitas yang baik, terutama dalam hal kandungan oksigen dan pH,
sangat diperlukan agar ikan tetap sehat dan aktif. Ketiga, lingkungan yang relatif
terlindung dari cuaca ekstrem, seperti angin kencang atau teriknya sinar matahari,
akan membantu mengurangi stres pada ikan(Iskandar et al., 2022).

2.2.2 Persiapan Wadah dan Media


Persiapan wadah dan media budidaya yang tepat merupakan faktor kunci
dalam pembesaran ikan gurame (Osphronemus gouramy) yang sukses. Wadah
harus dirancang untuk memberikan lingkungan yang optimal bagi ikan, seperti
kolam yang cukup luas, memiliki kedalaman yang memadai, dan memiliki sistem
sirkulasi air yang baik. Selain itu, media budidaya juga harus diperhatikan, seperti
pemberian substrat yang sesuai untuk perlekatan telur dan tempat persembunyian
bagi ikan muda. Penggunaan teknologi yang tepat, seperti aerasi dan filtrasi, juga
penting untuk menjaga kualitas air agar tetap baik dan mendukung pertumbuhan
ikan gurame dengan optimal.
Salah satu jurnal yang membahas tentang persiapan wadah dan media
budidaya pembesaran ikan gurame adalah "Optimizing Rearing Tank Design for
Successful Culturing of Gurami (Osphronemus gouramy) Larvae" oleh Sutrisno,
dkk. (2017). Jurnal ini mengulas tentang pentingnya desain wadah yang tepat
dalam budidaya larva ikan gurame untuk mencapai keberhasilan produksi yang
optimal. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa desain wadah yang baik dapat
meningkatkan kelangsungan hidup larva dan membantu dalam proses
pembesaran ikan gurame secara efektif.

2.2.3 Persiapan Benih


Persiapan benih ikan gurame (Osphronemus gouramy) merupakan
tahapan kritis dalam budidaya perikanan. Proses pemilihan benih yang berkualitas
sangat menentukan kesuksesan budidaya ikan gurame. Pemilihan induk yang baik
dengan kualitas genetik yang unggul akan berdampak positif pada kualitas telur
dan larva yang dihasilkan. Selain itu, kondisi lingkungan pemijahan yang tepat juga
menjadi faktor penting dalam persiapan benih. Kualitas air, suhu, dan pakan yang
sesuai akan mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup benih ikan
gurame. Jurnal "Reproductive Performance of Female and Male Giant Gourami,
Osphronemus gouramy (Lacepede) with Different Feeding Frequency" oleh Hoque
dkk. (2015) membahas tentang performa reproduksi ikan gurame dengan berbagai
pola pemberian pakan yang berbeda. Penelitian ini memberikan wawasan penting
dalam persiapan benih ikan gurame untuk mencapai hasil budidaya yang optimal.

Tabel 1 Ciri-Ciri benih yang baik

No Ciri-Ciri Benih Yang Baik


1. Sehat
2. Tubuh Lengkap dan Tidak Cacat
3. Berenang Lincah
4. Bentuk Tubuh Normal
5. Ukuran Seragam
6. Bebas Penyakit
6

2.2.4 Penebaran Benih


Penebaran benih ikan gurame (Osphronemus gouramy) adalah proses
yang harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk memastikan keberhasilan
budidaya. Langkah pertama dalam penebaran adalah memilih benih yang
berkualitas tinggi, dengan memperhatikan ukuran dan kesehatannya. Setelah itu,
benih ikan gurame perlu diaklimatisasi terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke
kolam pembesaran. Saat melakukan penebaran, penting untuk memastikan
bahwa lingkungan kolam sudah siap, dengan suhu air yang optimal dan kualitas
air yang baik. Penebaran benih dapat dilakukan dengan menggunakan jala atau
keranjang khusus agar benih tidak terlalu stres selama proses pemindahan.
Selama beberapa minggu pertama setelah penebaran, perlu dilakukan
pemantauan secara rutin terhadap kondisi kolam dan kesehatan benih ikan gurami
(Marie et al, 2017)
Setelah penebaran benih, pemantauan harus dilakukan secara rutin untuk
memastikan perkembangan dan kesehatan benih ikan gurame. Suhu air dan
kualitas air harus tetap dijaga agar sesuai dengan kebutuhan ikan. Jika diperlukan,
pemberian pakan tambahan perlu diberikan dengan tepat sesuai dengan
kebutuhan ikan dalam fase pertumbuhan ini. Selain itu, pengendalian predator
juga perlu diperhatikan untuk menghindari ancaman terhadap benih. Jika
ditemukan masalah atau perubahan kondisi kolam, tindakan korektif perlu diambil
sesegera mungkin. Pengalaman dan pengetahuan yang mendalam tentang
budidaya ikan gurame juga menjadi kunci keberhasilan dalam tata cara penebaran
yang efektif (Yusuf, 2017)

2.2.5 Manajemen Pemberian Pakan


Manajemen pemberian pakan pada budidaya pembesaran ikan gurame
(Osphronemus gouramy), strategi yang tepat sangatlah penting untuk mencapai
hasil yang optimal. Penentuan jumlah dan jenis pakan harus disesuaikan dengan
kebutuhan ikan pada setiap tahap pertumbuhannya. Pemberian pakan harus
dilakukan secara teratur dan konsisten, dengan memperhatikan frekuensi dan
jumlah pakan yang tepat. Selain itu, kualitas pakan juga harus dijaga agar
memenuhi nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan gurame. Pemanfaatan pakan alami
seperti serangga dan plankton juga dapat membantu mengurangi biaya produksi.
Selain itu, teknologi pakan berkualitas seperti pelet atau formula pakan yang tepat
juga perlu dipertimbangkan. Pengamatan langsung terhadap perilaku makan ikan
dan respons pertumbuhannya menjadi kunci dalam menentukan strategi
pemberian pakan yang efektif dan efisien dalam budidaya pembesaran ikan
gurami (Karim dkk, 2020).

2.2.6 Monitoring Pertumbuhan dan Kesehatan Ikan


Monitoring pertumbuhan ikan gurame (Osphronemus gouramy)
merupakan langkah penting dalam budidaya perikanan. Pemantauan dilakukan
dengan cermat untuk memantau perkembangan panjang dan berat ikan dari waktu
ke waktu. Pengukuran laju pertumbuhan harian memberikan gambaran tentang
kinerja pertumbuhan ikan secara keseluruhan. Selain itu, data pertumbuhan juga
membantu dalam mengevaluasi efektivitas pakan yang diberikan kepada ikan.
7

Melalui pemantauan yang teliti, pembudidaya dapat mengidentifikasi potensi


masalah dan mengambil tindakan korektif yang diperlukan untuk memastikan ikan
gurame tumbuh dengan baik dan mencapai ukuran yang diinginkan sesuai target
pembesaran (Wijayanto dkk, 2019)
Selain monitoring pertumbuhan, kesehatan ikan gurame juga harus
diawasi secara rutin. Observasi terhadap perilaku ikan, seperti pola makan,
aktivitas berenang, dan interaksi dengan ikan lain, membantu dalam mendeteksi
tanda-tanda penyakit atau stres. Pemeriksaan fisik secara berkala juga penting
untuk mengidentifikasi gejala penyakit atau luka pada tubuh ikan. Kualitas air juga
menjadi faktor kunci dalam menjaga kesehatan ikan gurame. Dengan memonitor
kesehatan ikan gurame secara berkala, pembudidaya dapat mengambil tindakan
pencegahan yang tepat dan mengatasi masalah kesehatan sejak dini sehingga
ikan gurame dapat tumbuh dengan sehat dan produktif (Eka dkk, 2018).

2.2.7 Manajemen Kualitas Air


Manajemen kualitas air dalam budidaya pembesaran ikan gurame
(Osphronemus gouramy) harus dilakukan secara rutin untuk memastikan
parameter-parameter penting seperti suhu, pH, konsentrasi oksigen terlarut,
amonia, nitrit, dan nitrat berada dalam kisaran optimal. Fluktuasi nilai-nilai ini dapat
berdampak negatif pada kesehatan dan pertumbuhan ikan gurame. Kondisi air
yang baik akan menciptakan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan,
metabolisme, dan sistem kekebalan tubuh ikan. Penggunaan teknologi seperti
aerasi, filtrasi, dan sirkulasi air yang efisien dapat membantu mempertahankan
kualitas air yang baik (Avnimelech, 2006).

a. Suhu
Suhu ikan gurami yang optimal untuk pertumbuhan adalah 28-30oC
sehingga menjadikan ikan ini kurang cocok apabila dibudidayakan di daerah yang
dingin (Nurhamatya dkk, 2013). Ikan yang meskipun termasuk hewan
poikilothermic (mampu menyesuaikan suhu lingkungannya),memiliki keterbatasan
dalam kemampuan adaptasinya terhadap perubahan suhu yang mendadak.
Perubahan suhu yang tiba-tiba dapat menyebabkan stres pada ikan dan
berdampak pada pertumbuhan ikan yang dibudidayakan.

b. Oksigen Terlarut
Oksigen pada budidaya pembesaran ikan gurame sangatlah penting untuk
memastikan kesehatan dan pertumbuhan optimal ikan. Kadar oksigen terlarut
(DO) pada media pemeliharaan berkisar antara 2,38-7,67 mg/l. Sarwono dan
Sitanggang (2007) dalam Nirmala (2010), menyatakan kandungan oksigen terlarut
yang terbaik untuk pemeliharaan gurame antara 4-6 mg/l.

c. Derajat Keasaman
Derajat keasaman atau sering dilambangkan dengan ph (puisance of the
H) merupakan indikator untuk mengukur besarnya konsentrasi ion hidrogen yang
terdapat dalam perairan tersebut. Nilai pH pada media pemeliharaan berkisar
antara 6,25–7,33. Nilai pH tersebut masih berada pada selang pH normal. Boyd
8

(1982) dalam Nirmala (2010), menyatakan bahwa nilai pH yang mematikan bagi
ikan, yaitu kurang dari 4 dan lebih dari 11. Pada pH kurang dari 6,5 atau lebih
dari 9,5 dalam waktu yang lama, akan mempengaruhi pertumbuhan dan
reproduksi ikan.

Tabel 2 Parameter dan Kisaran Kualitas Air


No Parameter Satuan Kisaran
o
1. Suhu C 25-30
2. Nilai pH - 5,5-8, 5
3. Oksigen Terlarut mg/l >4
4. Ammoniak (NH3) mg/l < 0,02
5. Nitrit (NO2) mg/l <1
6. Kecerahan cm > 25
Sumber : (SNI : 01-6483.1,2000)

2.2.8 Pengendalian Hama dan Penyakit


Hama adalah makhluk hidup yang dapat menyebabkan gangguan pada
ikan yang dibudidayakan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hama
dapat berupa predator, kompetitor, atau perusak sarana (Kordi, 2005).Keberadaan
hama dan penyakit pada kegiatan budidaya ikan dapat menyebabkan kerugian,
seperti penurunan jumlah populasi dan pertumbuhan ikan yang lambat. Penyakit
sering kali disebabkan oleh ketidakseimbangan antara lingkungan, inang atau ikan
budidaya, dan patogen. Sebagai contoh, pada benih ikan patin, penyakit dapat
terjadi karena faktor infeksi (Iskandar et al., 2022).

2.2.9 Pemanenan Ikan


Pemanenan ikan gurame (Osphronemus gouramy) dilakukan saat ikan
mencapai ukuran yang sesuai dengan target pasar atau konsumsi. Penggunaan
alat yang tepat dan penanganan yang hati-hati diperlukan agar ikan dapat dipanen
dengan minim stres dan kerugian. Selain itu, waktu pemanenan juga harus dipilih
dengan bijaksana, menghindari kondisi cuaca ekstrem atau perubahan kualitas air
yang dapat mempengaruhi kesehatan ikan. Setelah pemanenan, ikan harus
dipindahkan dengan cepat ke tempat penampungan yang sesuai untuk mencegah
kontaminasi dan menjaga kualitas ikan segar.
Pemanenan ikan gurame juga melibatkan proses penilaian kualitas ikan
yang dipanen. Ikan yang telah dipanen harus diperiksa secara visual dan fisik
untuk memastikan bahwa ikan dalam kondisi baik dan bebas dari penyakit atau
cacat. Ikan yang memenuhi standar kualitas dapat dijual atau didistribusikan
sesuai dengan permintaan pasar. Selain itu, data hasil pemanenan juga penting
untuk analisis dan evaluasi kinerja budidaya. Informasi tentang pertumbuhan dan
kualitas ikan gurame yang dipanen membantu dalam perencanaan produksi di
masa mendatang. Dengan memahami pemanenan yang efektif dan kriteria
kualitas yang tepat, pembudidaya dapat mencapai hasil yang menguntungkan dan
berkelanjutan dalam budidaya ikan gurame (Muhammad dkk, 2019).
9

2.3 Analisis Finansial


2.3.1 Biaya Investasi
Investasi adalah penanaman dana dengan tujuan meningkatkan kapasitas
operasional menjadi lebih besar daripada sebelumnya. Investasi juga merupakan
aktivitas mengalokasikan modal dalam jangka panjang, termasuk biaya untuk
mengganti mesin dan peralatan yang sudah ada (Abuk & Rumbino, 2020).
2.3.2 Biaya Tetap dan Tidak Tetap
Biaya tetap (fixed cost) merupakan pengeluaran yang terjadi secara
berkala dan nilainya selalu konsisten atau tetap, tidak dipengaruhi oleh besarnya
volume usaha atau aktivitas bisnis dalam periode tersebut (Assegaf, 2019). Biaya
tetap juga dapat disebut sebagai biaya operasional. Di sisi lain, biaya variabel
(variabel cost) adalah biaya yang berubah sejalan dengan aktivitas bisnis. Biaya
variabel menggambarkan jumlah biaya tambahan untuk setiap unit produk yang
diproduksi.
2.3.3 Pendapatan
Pendapatan atau yang dikenal juga sebagai laba bersih digunakan
terutama bagi usaha atau bisnis yang bertujuan mencari keuntungan mutlak.
Pendapatan atau laba bersih merupakan selisih antara total penerimaan dengan
total biaya produksi (Mamondol et al., 2016).
2.3.4 Analisis Laba / Rugi
Keuntungan/kerugian adalah selisih antara pendapatan modal dan total
biaya. Analisis keuntungan/kerugian menggambarkan besarnya pendapatan yang
dihasilkan dari suatu periode ke periode berikutnya. Selain itu, juga akan terlihat
jenis-jenis biaya yang dikeluarkan beserta jumlahnya dalam periode yang sama,
sehingga kondisi keuangan perusahaan apakah mendapat keuntungan atau
kerugian dalam suatu periode akan terlihat jelas (Gandhi et al., 2022).
2.3.5 R/C Ratio
R/C Ratio adalah rasio atau perbandingan antara total penerimaan dan
total pengeluaran produksi (Mamondol et al., 2016). Semakin tinggi nilai R/C Ratio,
maka usaha atau bisnis akan semakin menguntungkan, karena penerimaan yang
diperoleh produsen dari setiap pengeluaran biaya produksi sebesar 1 unit akan
semakin meningkat.
2.3.6 Break Even Point (BEP)
Titik Impas (Break Even Point/BEP) adalah kondisi di mana perusahaan
tidak mengalami keuntungan maupun kerugian dalam operasionalnya (Maruta,
2018). Dalam analisis Titik Impas, informasi tentang penjualan dan biaya yang
dikeluarkan menjadi penting. Laba bersih akan tercapai jika volume penjualan
melebihi biaya yang dikeluarkan, sedangkan perusahaan akan mengalami
kerugian jika penjualan hanya cukup untuk menutup sebagian biaya yang
dikeluarkan, artinya berada di bawah titik impas.
2.3.7 Payback Period (PP)
Metode Pengembalian Modal (Payback Period/PP) adalah metode yang
digunakan untuk menghitung durasi periode yang diperlukan untuk
mengembalikan modal yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk (proceeds)
tahunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut (Giatman, 2017).
10

2.4 Metode Analisis Masalah


Analisis diagram tulang ikan (fishbone) adalah salah satu metode yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam proses bisnis. Fungsi
utama dari diagram ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisir faktor-
faktor yang mungkin menjadi penyebab dari efek spesifik, serta kemudian
mengisolasi akar penyebabnya (Agung, 2014).

Tahapan dalam melakukan analisis diagram tulang ikan meliputi beberapa


langkah, yaitu:
• Menyiapkan sesi analisa tulang ikan
• Mengidentifikasi akibat atau masalah
• Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama
• Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran
• Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
• Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin.

Gambar 2 Diagram Fishbone

Sumber (Murnawan,2006)
11

BAB III
METODE PRAKTIK
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktik lapang II pembesaran ikan gurami akan dilaksanakan
pada tanggal 20 Agustus 2023 sampai dengan 20 Oktober 2023 yang berlokasi di
PT. Tanah Tinggal Karya Indonesia Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
Kabupaten Jember yang mempunyai luas wilayah sekitar 329.300 hektar ini terdiri
dari terdiri dari 31 kecamatan yang terbagi menjadi 22 kelurahan, dan 226 desa.
Kabupaten Jember di wilayah bagian selatan merupakan dataran rendah,
sedangkan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Jember adalah :

· Sebelah Utara : Kabupaten Probolinggo & Kabupaten Bondowoso


· Sebelah Timur : Kabupaten Banyuwaing
· Sebelah Selatan : Samudra Hindia
· Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang

3.2 Alat dan Bahan


Peralatan yang akan digunakan pada saat praktik lapang II pembenihan
ikan patin dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3 Alat yang digunakan pada praktik lapang II


No Nama Alat Spesifikasi Fungsi/Kegunaan
1. Alat tulis Alat untuk mencatat kegiatan
2. Ember Plastik (5 Liter) Wadah saat pemberian pakan
3. Gelas Plastik (1 buah) Untuk penebaran pakan
4. Hapa Waring (2x3 meter) Wadah menampung benih
5. Kamera Smartphone (1buah) Alat dokumentasi
6. Kolam Beton (700m2) Wadah pembesaran benih
7. Penggaris Besi (1 buah) Pengukur panjang ikan
8. Plastik Packing Plastik Wadah pengemasan ikan
9. Serok Plastik (1 buah) Alat untuk menangkap ikan s
ssv saat panen
10. Sortir Plastik Menentukan ukuran benih
11. Tabung Oksigen O2 (1 buah) Penyedia oksigen dalam sss
s pengemasan benih
12. Timbangan Duduk (1 buah) Alat untuk menimbang pakan
13. Timbangan Elektrik (1 buah) Alat untuk menimbang benih
……. saat sampel
14. Tissue Kering (1 buah) Mengeringkan alat dan bahan
15. Waring Halus (1x2 meter) Menghaluskan pakan
16. Termometer Digital (1 buah) Alat ukur suhu air
17. DO meter Digital (1 buah) Alat ukur oksigen pada kolam
18. pH meter Digital (1 buah) Alat ukur pH air kolam
19. Karet Ikat Plastik (1 buah) Alat pengikat kemasan packin
12

Bahan yang akan digunakan pada saat praktik lapang II pembesaran ikan
gurame dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Bahan yang digunakan pada praktik lapang II


No Bahan Spesifikasi Fungsi/Kegunaan

1. Air Tawar Tawar dan Jernih Media pembesaran ikan


………………… gurame
2. Benih Sehat Komoditas yang dipelihara
3. Kapur Tohor Bubuk Membunuh hama dalam ….
kolam
4. Karung Meletakan ikan yang sudah .
dikemas dan siap untuk .
diangkut
5. Pakan Apung Pellet Pakan buatan untuk pada .
ikan
6. Probiotik Cair Pengurai bakteri jahat pada
………….. pencernaan ikan gurame
7. Pupuk organik Kotoran ayam Penumbuh pakan alami

3.3 Metode Pengumpulan Data


Teknik akuisisi informasi yang akan diterapkan dalam praktik lapangan II
meliputi metode pengamatan, tanya jawab, telaah pustaka, serta partisipasi aktif
dalam seluruh proses produksi pembesaran ikan gurame secara langsung di
lokasi.

3.3.1 Jenis Data


a. Data Primer

Data primer merupakan informasi yang diperoleh dari sumber asli atau
sumber pertama melalui narasumber yang sesuai. Data utama diperoleh melalui
pengamatan langsung di lokasi praktik, yang mencakup semua kegiatan yang
dilakukan selama melaksanakan kegiatan pembesaran ikan gurame. Kegiatan
tersebut meliputi persiapan wadah dan media pemeliharaan, persiapan benih,
penebaran benih, manajemen pemberian pakan, monitoring pertumbuhan dan
Kesehatan ikan, manajemen kualitas air, pengendalian hama serta panen dan
pasca panen.

Tabel 5 Data primer yang akan dikumpulkan


No Kegiatan Data yang akan dikumpulkan

1. Pra produksi - Sumber air


a. Kesesuaian lokasi - Sumber listrik
- Akses ke lokasi
- Keamanan
- Tata letak

b. Persiapan wadah - Jumlah kolam


13

Tabel lanjutan
- Metode persiapan
- Dimensi dan volume kolam
- Waktu persiapan
- Pengeringan
- Pengapuran
- Pemupukan

c. Persiapan media - Waktu


- Sumber air
- Treatment air
- Teknik
- Bahan dan peralatan

2. Produksi - Asal benih


a. Persiapan benih - Umur benih
- Jumlah benih
- Ukuran benih
- Berat benih
- Kondisi benih saat dipelihara

b. Proses penebaran benih - Alat dan bahan


- Waktu tebar benih
- Teknik penebaran benih
- Jumlah benih tebar

c. Pemeliharaan benih - Alat dan bahan


- Padat tebar
- Waktu pemeliharaan
- Pengukuran pertumbuhan

d. Pengelolaan pakan - Dosis pemberian pakan


- Frekuensi pemberian pakan
- Jumlah pakan
- Teknik pemberian pakan
- Kandungan nutrisi
- Harga pakan

e. Pengelolaan kualitas air - Data pengukuran kualitas air berupa


.. suhu, pH dan Oksigen terlarut

f. Monitoring pertumbuhan benih - Metode sampling


- Waktu sampling
- Alat sampling
- Data Panjang
- Data berat benih
14

Tabel lanjutan - Populasi sampling

g. Pengendalian Hama dan - Waktu


penyakit - Lokasi kolam
- Gejala klinis
- Diagnosis
- Penanganan

3. Pasca Produksi - Alat dan bahan


a. Panen - Waktu panen
- Cara pemanenan
- Jumlah populasi

B. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh/dikumpulkan dan disusun oleh
penelitian sebelumnya atau yang dipublikasikan oleh berbagai lembaga lain. Data
sekunder biasanya didapatkan dari sumber tidak langsung seperti dokumen dan
arsip resmi (Situmorang & Lufti, 2014). Data sekunder yang akan diakses termasuk
data siklus sebelumnya, struktur organisasi, dan analisis keuangan.

Tabel 6 Data sekunder yang akan dikumpulkan


No Jenis data Data yang akan diambil

1. Struktur organisasi dan sejarah - Dokumen perusahaan


Perusahaan

2. Standar Operasional Prosedur - Log book

3. Investasi dan biaya operasional - Dokumen perusahaan

4. Data produksi tahun sebelumnya - Dokumen perusahaan

3.3.2 Metode Kerja


Metode kerja merupakan langkah-langkah mengenai kegiatan yang akan
dilakukan selama kegiatan produksi pembesaran ikan gurame yaitu:

1. Persiapan Wadah

Dalam proses pengambilan data persiapan wadah pembesaran ikan gurame, hal
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi jenis dan bentuk wadah yang akan digunakan
b. Mengukur dan mencatat data dari wadah yang digunakan
c..Mengidentifikasi alat dan bahan yang digunakan untuk persiapan wadah
…pemeliharaan
d. Mengamati dan melakukan kegiatan persiapan wadah
15

2. Persiapan Media Pemeliharaan

Untuk memperoleh data persiapan media pembesaran ikan gurame, maka akan
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a..Mengidentifikasi alat dan bahan yang akan digunakan untuk persiapan media
…pemeliharaan
b. Menghitung dosis desinfektan dan melakukan sterilisasi air
c. Mengamati dan melakukan pengisian air
d..Menghitung waktu pengisian air dan volume air yang diisi ke dalam wadah
…pemeliharaan

5. Pengelolaan Pakan

Untuk memperoleh data pengelolaan pakan pada kegiatan pembesaran ikan


gurame dibutuhkan data monitoring pertumbuhan. Hal yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Mendata jumlah pakan yang tersedia di dalam gudang penyimpanan
b. Mengamati kondisi dan prosedur penyimpanan pakan
c. Mengidentifikasi jenis pakan, mutu, kandungan nutrisi dan ukuran pakan
d. Menghitung dosis, frekuensi dan jemlah pakan
e. Membuat jadwal pemberian pakan dan mencatat waktu pemberian pakan
f. .Mengikuti dan mencatat langkah-langkah pemberian pakan
g. Mengamati respon benih ikan gurame terhadap pakan yang diberikan

6. Pengelolaan Kualitas Air

Untuk memperoleh data pengelolaan kualitas air pada pembesaran ikan gurame
akan dilakukan sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi alat-alat yang digunakan untuk mengukur kualitas air
b..Membuat jadwal pengukuran kualitas air yang dilakukan
c. Mencatat tempat/stasiun dan waktu
d. Melakukan pengukuran kualitas air
e. Mencatat hasil pengukuran kualitas air

7. Monitoring Pertumbuhan

Pengamatan pertumbuhan ikan gurame dapat dilakukan dengan cara sampling.


Untuk memperoleh data pertumbuhan ikan gurame, maka akan dilakukan kegiatan
sebagai berikut :
a. Merencanakan dan membuat jadwal sampling
b. Mengidentifikasi alat-alat yang akan digunakan untuk melakukan sampling ikan
…gurame
c. Melakukan kegiatan sampling
d. Mencatat hasil sampling
e. Mengolah data sampling untuk memperoleh data pertumbuhan
f.. Menentukan jumlah pakan yang akan diberikan
16

8. Pengendalian Hama dan Penyakit

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencegah hama dan penyakit pada ikan
gurame adalah sebagai berikut :
a. Melakukan tindakan pencegahan sebelum ikan gurame terserang penyakit dan
…melakukan pengamatan kondisi kesehatan ikan gurame secara visual
b. Melakukan diagnosa terhadap ikan gurame yang diduga terserang penyakit dan
…mengidentifikasi jenis penyakit yang menyerang ikan gurame
c..Melakukan tindakan penanggulangan apabila ikan gurame telah terserang
…penyakit

9. Panen dan Pasca Panen

Untuk memperoleh data panen dan pasca panen ikan gurame, maka akan
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Merencanakan jadwal pemanenan ikan gurame
b. Mengidentifikasi peralatan yang digunakan dalam kegiatan pemanenan
c. Melakukan dan mencatat teknik pemanenan yang akan dilakukan
d. Mencatat hasil panen dan menghitung hasil panen
e. Melakukan dan mencatat teknik penyortiran yang akan dilakukan
f. .Mencatat tujuan pemasaran ikan gurami

3.4 Metode Pengolahan Data

3.4.1 Aspek Teknis


1. Pertumbuhan Panjang Mutlak
Hasil pengukuran pertumbuhan panjang mutlak ikan gurame merupakan
perbedaan antara panjang keseluruhan tubuh ikan pada akhir periode
pemeliharaan dan awal periode pemeliharaan. Model pengukuran pertumbuhan
panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendi (2002) sebagai
berikut:

L = Lt - Lo
Keterangan:

L = Pertumbuhan panjang mutlak (cm)


Lt = Panjang ikan di akhir pemeliharaan (cm)
Lo = Panjang ikan di awal pemeliharaan (cm)

2. Pertumbuhan Bobot Mutlak


Hasil pengukuran pertumbuhan bobot mutlak ikan gurame merupakan
perbedaan antara bobot total tubuh ikan pada akhir periode pemeliharaan dan
awal periode pemeliharaan. Model pengukuran bobot ikan gurame dihitung
berdasarkan rumus Effendi (2002) sebagai berikut :
17

W = Wt - Wo

Keterangan:

W = Pertumbuhan bobot mutlak (g)


Wt = Bobot ikan di akhir pemeliharaan (cm)
Wo = Bobot ikan di awal pemeliharaan (cm)

3. Laju Pertumbuhan Harian (Spesific Growth Rate)


SGR (Spesific Growth Rate) merupakan perubahan yang terjadi pada ikan
dalam hal berat, ukuran, dan volume. Model pengukuran SGR (Specific Growth
Rate) ikan gurame didasarkan pada rumus Zonneveld et al. (1991) sebagai berikut:

Keterangan:
SGR = Laju pertumbuhan harian (% g/ hari)
Wt = Bobot rata - rata ikan di akhir pemeliharaan (g/ekor)
Wo = Bobot rata - rata ikan di awal pemeliharaan (g/ekor)
T = Lama waktu pemeliharaan (hari)

4. Kelangsungan Hidup (Survival Rate/SR)


Kelangsungan hidup adalah tingkat kelangsungan hidup ikan
selama budidaya berlangsung. Model penghitungan tingkat kelangsungan
hidup ikan gurame berdasarkan rumus Djajasewaka (1985) sebagai berikut :

Keterangan:

SR = Tingkat kelangsungan hidup (%)


Nt = Jumlah akhir larva (ekor)
No = Jumlah awal larva (ekor)

3.4.2 Analisis Finansial


1. Analisis Laba/Rugi
Untuk menghitung laba/rugi dapat menggunakan rumus berikut
(Primyastanto, 2011).

Laba/Rugi (Rp) = Total Penjualan (Rp) – Biaya Investasi (Rp)

Untuk parameter penilaian laba/rugi:


Jika pendapatan ˃ pengeluaran, maka usaha dikatakan untung
Jika pendapatan = pengeluaran, maka usaha dilakukan impas
Jika pendapatan ˂ pengeluaran, maka usaha dikatakan rugi
18

2. Payback Period (PP)


Untuk menghitung Payback Period dapat menggunakan rumus berikut
(Primyastanto, 2011).
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
PP = 𝑘𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ /𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

3. Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)


Untuk menghitung R/C Ratio dapat menggunakan rumus berikut
(Primyastanto, 2011).
R/C Ratio = (R/C)

4. Break Even Point (BEP)


Untuk menghitung BEP dapat menggunakan rumus berikut (Primyastanto,
2011).
𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑈𝑛𝑖𝑡 = 𝑃−𝑉

𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑅𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ = 1−𝑉𝑐/𝑠

Keterangan :
FC : Fixed cost (Biaya tetap)
VC : Variable cost (Biaya variabel)
S : Nilai penjualan (jumlah penerimaan)
P : Harga per unit
V : Biaya variabel per unit

3.5 Metode Analisis Data


3.5.1 Kinerja Budidaya
Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif
adalah sebuah metoda penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Performa kinerja budidaya
menggunakan literature, Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku yaitu
SNI No. 01-6468.3 Tahun 2000 tentang produksi induk patin siam.

3.5.2 Analisis Aspek Finansial


Dalam aspek finansial dilakukan analisis kelayakan finansial menggunakan
laba/rugi, Payback Period (PP), Break Even Point (BEP), Bevenue Cost Ratio (R/C
ratio).
19

4. RENCANA KEGIATAN
Praktek Lapang II ini akan dilaksanakan selama 60 hari dimulai pada
tanggal 20 Agustus 2023 sampai dengan tanggal 18 Oktober 2023 di PT. Tanah
Tinggal Karya Indonesia Jember. Adapun rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan di lokasi praktik dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Rencana kegiatan praktik lapang II

No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Praktik Lapang II


Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan
proposal II
2 Seminar
proposal II
3 Berangkat dan
pengenalan
lokasi
4 Pelaksanaan
praktik di
lapangan
5 Persiapan
wadah dan
Media
6 Persiapan Benih

7 Penebaran
Benih
8 Manajemen
pemberian
pakan
9 Monitoring
pertumbuhan
dan Kesehatan
ikan
10 Manajemen
kualitas air
11 Pengendalian
hama dan
penyakit ikan
12 Panen dan
pasca panen
15 Penyusunan
laporan
20

16 Seminar hasil
PL II
21

DAFTAR PUSTAKA

Afrinda, M., Juliana, & Mulis. 2016. Pengaruh pemberian jenis pakan berbeda
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gurami
(Osphronemus gouramy). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 4(1),
19 – 24.

Alamsjah, M. A., Kusumaningrum, G. A., & Masithah, E. D. 2014. Albumin level


test and growth of Cork Fish (Channa striata) with different
commercial feed protein levels. Scientific Journal of Fisheries
and Marine Affairs, 6(1), 25– 30.

Apriani, F., Prasetiyono, E., Syaputra, D. 2019. Performa pertumbuhan benih


ikan gurami (Osphronemus gouramy) dengan pemberian pakan
komersil yang ditambahkan tepung daun gamal (Gliricidia sepium)
terfermentasi. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 10(2), 57 – 65.

Ardita, N., Budiharjo, A., Sari, L. A. 2015. Pertumbuhan dan rasio konversi
pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan penambahan
prebiotik. Bioteknologi, 12(1), 16 – 21.

Bidaryati, A. 2010. Pemakaian Daun Lamtorogung (Leucaena leucocephala)


sebagai bahan baku pakan ikan nila (Oreochromis niloticus)
(Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor).

Data Indonesia. 2022. Produksi Ikan Gurami Indonesia Capai 176113 Ton
pada 2021 (https://dataindonesia.id/sektor - riil/detail/produksi-ikan-
gurami-indonesia-capai-176113-ton-pada-2021, diakses tanggal 6
Desember 2022).

Djajasewakam H. 1985. Pakan Ikan. Jakarta: CV Yasaguna.

Djunaedi, A., Hartati, R., Pribadi, R., Redjeki, S., Astuti, R. W., Septiarani, B.
2016. Pertumbuhan ikan nila Larasati (Oreochromis niloticus)
di tambak dengan pemberian ransum pakan dan padat
penebaran yang berbeda. Jurnal Kelautan Tropis, 19(2), 131 –142.

Effendi, M. I. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

Fatmawati.Secret. 2022. Jumlah Kalori Ikan Gurame


(https://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum/ikan-gurame, diakses
tanggal 6 Desember 2022).

Karimah, U., Istyanto, S., & Pinandoyo. 2018. Performa pertumbuhan dan
kelulushidupan ikan nila gift (Oreochromis niloticus) yang diberi
jumlah pakan yang berbeda. Journal of Aquaculture Management and
Technology, 7(1), 128 –135.

Mardhiana, A., Ibnu, D. B., Yuli, A., & Iskandar. 2017. Suplementasi probiotik
komersil pada pakan buatan untuk induksi pertumbuhan ikan lele
sangkuriang (Clarias gariepinus). Jurnal Perikanan dan Kelautan,
8(2), 133 –139.
22

Pratama, N. A., & A.Mukti, A. T. 2018. Pembesaran larva ikan gurami


Osphronemus gourami secara intensif diSheva Fish Boyolali,
Jawa Tengah. Journal of Aquaculture and Fish Health, 7(3), 102 –
110.

Ridwantara, D., Ibnu, D. B., Asep, A. H. S., Walim, L., & Ibnu, B. 2019. Uji
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan mas mantap
(Cyprinus carpio) pada rentang suhu yang berbeda. Jurnal Perikanan
dan Kelautan, 10(1), 46 –54.

Sartika, D., Mohaeminm M., Maharani, W. H. 2013. Kandungan protein total


(crude protein) Brachionus plicatilis dengan pemberian pakan
Nannocloropsis sp. Pada kondisi stres lingkungan mikro (micro
environmental stress). Jurnal
Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perikanan, 2(1), 211 – 216.

Serezova, T. A. 2011. Pengaruh pemberian pakan tambahan cincangan


bekicot dengan persentase yang berbeda Vol.3 No.9 Februari 2023
7719

Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI: 01 –6485.3 –2000. 2000. Produksi Benih
Ikan Gurami (Osphronemus gouramy, Lac) Kelas Benih Sebar.
Badan Standardisasi Nasional: Jakarta.

Sulistyo, J., Muarif., & Mumpuni, F. S. 2016. Pertumbuhan dan kelangsungan


hidup benih ikan gurami (Osphronemus gouramy) pada sistem
resirkulasi dengan padat tebar 5, 7, dan 9 ekor/liter. Jurnal Pertanian,
7(2), 87 –93.

Suprayudi, M. A., Dimahesa, W., Jusadi, D., Setiawati, M., & Ekasari, J. 2011.
Suplementasi crude enzim cairan rumen domba pada pakan
berbasis sumber protein nabati dalam memacu pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis niloticus). Jurnal Iktiologi Indonesia, 11(2), 177 –183.

Wibowo, W. P., Samidjan, I., Rachmawati, D. 2017. Efisiensi pemanfaatan pakan


dan kelulushidupan benih ikan gurami (Oshpronemus gouramy) melalui
substitusi silase tepung bulu ayam dalam pakan buatan. Journal of
Aquaculture Management and Technology, 6(2), 51 – 58.

Zonneveld, N., Huisman, E. A., & Boon, J. H. 1991. Prinsip – prinsip Budidaya
Ikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
23

Lampiran 1 Denah Lokasi Praktik Lapang II


24

Lampiran 2 Form Persiapan Wadah

No Tanggal Kolam Keterangan


Alat Bahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Lampiran 2 Form Persiapan Media

No Tanggal Kolam Sumber Lama Dosis Keterangan


Air Pengisian Desinfektan Alat Bahan
Air
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
25

Lampiran 4 Form Seleksi Benih

No Jumlah Ukuran Catatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
dst Jumlah benih terseleksi ……ekor

Lampiran 5 Form Catatan Larva/Benih

No Wadah Volume Padat Jumlah Catatan


Pemeliharaan Air (liter) Tebar Tebar
(Kolam tanah, (ekor liter) (ekor)
terpal, beton dll)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
dst
26

Lampiran 6 Form Jadwal Pemberian Pakan

Tanggal Hari Waktu Pakan/Hari Pakan (kg)


(kg)
07.00 17.00

Lampiran 7 Form Sampling

No Tanggal Panjang Berat SR (%) Populasi Alat yang


(ekor) digunakan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
dst
27

Lampiran 8 Form Pengukuran Kualitas Air

Tanggal Hari Suhu (˚C) DO (mg/l) pH


Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
(05.00) (17.00) (05.00) (17.00) (05.00) (17.00)

Lampiran 9 Form Panen

Tanggal Hari Jumlah Panen Panen Total Total SR


Tebar Parsial pakan
(ekor) Size Ekor Size Ekor (kg)
28

Lampiran 10 Form Biaya Investasi Pokok

No Uraian Jumlah Harga Harga Umur Penyusutan


saluran total ekonomis (Rp/tahun)
(Rp) (Rp) (tahun)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Lampiran 11 Form Investasi Kolam

No Uraian Jumlah Harga Harga Ukuran Penyusutan


Satuan Total Ekonomis (Rp/tahun)
(Rp) (Rp) (tahun)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
29

Lampiran 14 Form Biaya Tetap

No Uraian Satuan Jumlah Harga Biaya/bulan Biaya


satuan (Rp) tetap/siklus
(Rp) (Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Lampiran 15 Form Biaya Variabel

No Uraian Satuan Volume/siklus Harga Total


(Rp) Harga
(Rp)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
30

Lampiran 16 Form Analisis Fishbone

No Analsis Penyebab Optimum Penyelesaian


Fishbone Permasalahan Baik Tidak
1 Man Power Displin
(Tenaga Kerja) Kurangnya ilmu
pengetahuan
Memahami SOP
perusahaan
2 Machine Pompa air
(Mesin)
3 Method Pelaksanaan SOP
(Metode)
4 Material Benih
(Bahan) Induk
Pakan
Air

Anda mungkin juga menyukai