OLEH:
ARIF PUTRA
HASIL PENELITIAN
OLEH:
ARIF PUTRA
1404112721
NomorMahasiswa : 1404112721
Disetujui Oleh,
Dekan, Pembimbing I,
Pembimbing II,
RINGKASAN
Penelitian ini dilakukan pada ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan Kebarau
terdapat mikroplastik pada lambung ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan
diambil dari hasil tangkapan nelayan 54 ekor ikan. Sampel ikan tersebut dibedah
deskriptif menurut literatur yang terkait yang ditabulasi dalam bentuk grafik dan
gambar.
Tipe mikroplastik pada hasil penelitian ini adalah tipe film, fiber, dan
(Oreochromis niloticus) adalah tipe film, sebanyak 4.6 partikel/ individu. Tipe
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
sangat disayang Bapak, Ibu, Adik dan keluarga yang telah memberi dukungan dan
motivasi terbaik. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Nur El
Fajri S.Pi, M.Si dan Ibu Dr.Ir Eni Sumiarsih M.Sc selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan petunjuk dan bimbingan, serta semua pihak yang telah bersedia
hasil penelitian ini serta pembaca sebagai acuan penelitian selanjutnya dimasa
akan datang.
Arif Putra
iv
DAFTAR ISI
Isi Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN............................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR............................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... vii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah..................................................................... 4
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian................................................... 4
1.4 Hipotesis...................................................................................... 5
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4. Tipe Mikroplastik…………………………………………………….... 21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. PENDAHULUAN
yang mempunyai luas 12.400 ha. Waduk PLTA Koto Panjang terbentuk pada
tahun 1996, sumber air waduk berasal dari aliran Sungai Kampar dan Sungai
Batang Mahat. Waduk PLTA memiliki Pembangkit LIstrik Tenaga Air (PLTA).
Di daerah PLTA Koto Panjang terdapat irigasi, pemukiman penduduk dan tempat
wisata.
ekowisata maupun ekonomi. Aktivitas yang dilakukan dari segi ekowisata berupa
nelayan serta saluran irigasi dari pemukiman masyarakat yang menuju waduk
ukuran berkisar antara 0,33 mm-5 mm, tentunya dapat dilihat dengan kasat mata
salah satunya adalah ikan. Semakin kecil partikel mikroplastik, semakin besar
(Carson et al 2013).
Ikan adalah anggota vertebrata berdarah dingin yang hidup di air dan
beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Diperairan Waduk PLTA Koto Panjang terdapat beragam jenis ikan seperti
Kedua jenis ikan ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dimana ikan nila
(Oreochromis niloticus) menjadi salah satu spesies yang banyak ditangkap dan
dijual di pasar. Selain itu ikan kebarau (Hampala macrolepidota) juga menjadi
buruan nelayan di waduk Koto Panjang tersebut, karena harga juanya yang sangat
tinggi. Selain bernilai ekonomis, kedua jenis ikan ini dijadikan objek penelitian
Koto Panjang juga sudah dilakukan penelitian tentang mikroplastik pada beberapa
jenis ikan, tetapi tidak termasuk ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan
kebarau (Hampala macrolepidota), sehingga kedua jenis ikan ini perlu juga
selain melalui makanan, mikroplastik yang berukuran kecil juga terserap melalui
air. Mikroplastik yang terkontaminasi kedalam tubuh ikan akan masuk kesaluran
iritasi pada kulit, masalah pada pernafasan, timbul penyakit sistem peredaran
darah, masalah pada pencernaran dan sistem reproduksi (Carbery et al., 2018).
manusia tentunya menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan, sehingga penting
perairan salah satunya adalah ikan. berdasarkan uraian diatas, maka akan
Waduk Koto Panjang. Lokasi penelitiaan ini dilakukan di Waduk Kota Panjang
seperti danau lubuk siam. Selain itu, di Waduk Koto Panjang juga banyak
Waduk PLTA Koto Panjang merupakan salah satu waduk yang terdapat di
Kabupaten Kampar Provinsi Riau yang terbentuk pada tahun 1996 dengan luas
12400 ha, dimana sumber air waduk berasal dari sungai Kampar dan sungai
sampah plastik, dimana dalam jangka waktu tertentu sampah plastik dapat
1. Untuk mengetahui apakah terdapat mikroplastik pada lambung dan usus pada
jenis mikroplastik apa saja dan berapa jumlah kandungan mikropastik yang
terdapat pada ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan kebarau (Hampala
khususnya masyarakat disekitar Waduk PLTA Koto Panjang dan menjadi tolak
1.4. Hipotesis
pada ikan ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan Barau (Hampala
macrolepidota).
6
karena pembendungan aliran sungai oleh manusia. Perairan ini memiliki luas dan
kedalaman yang berfluktuasi. Fluktuasi ini ditentukan oleh fungsi waduk sebagai
2003).
Waduk PLTA Koto Panjang dibangun pada tahun 1996 seluas 12400 ha.
Waduk Koto Panjang mendapat pasokan air dari sungai Batang Mangat yang
yang hidup disekitar Waduk Koto Panjang pada awalnya merupakan penggarap
pengelolaan perairan waduk untuk memberikan daya guna dan hasil guna yang
adanya aktivitas manusia. Salah satu contohnya yaitu pencemaran sampah yang
ada di laut. Pencemaran tersebut berasal dari limbah rumah tangga maupun
industri plastik yang dibuang ke sungai dan akhirnya mengalir ke laut (Ratri,
Semakain tinggi angka penduduk maka semakin tinggi pula volume limbah salah
Sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia pada akhirnya akan kembali
tahun agar plastik dapat terdegradasi. Hal ini yang menyebabkan limbah plastik
manusia. Aplikasinya sangat luas baik kegiatan sehari-hari maupun dalam hal
II.3. Mikroplastik
Plastik merupakan polimer yang dibentuk pada suhu tinggi, plastik dapat
yang tahan lama, ketika berada diperairan maka plastik tidak akan terurai dan
akan menjadi potongan lebih kecil molekular yang biasa disebut mikroplastik
kategori yaitu ukuran besar (1-5 mm) dan kecil (<1 mm), sedangkan untuk ukuran
Mikroplastik primer adalah mikroplastik sudah memiliki ukuran mikro dari awal
gelombang berenergi tinggi dari spektrum ultra violet (UV) oleh polimer. Setelah
bergantung pada suhu tanpa paparan radiasi (UV) lebih Lanjut selama oksigen
partikel dari mikroplastik adalah kurang dari 5mm. Mikroplastik sekunder berasal
dari degradasi barang plastik yang lebih besar menjadi fragment plastik yang lebih
kecil hal ini karena melalui proses fotodegradasi dan proses pelapukan limbah
lainnyaseperti kantong plastik yang dibuang atau seperti jaring ikan (Eriksen,et
sisa toples yang terbuang, map mika, kepingan galon dan potongan (Kingfisher,
2011). Fragment merupakan hasil produk plastik dari polimer sintesis yang sangat
dari fragmentasi kantong plastik atau plastik kemasan dan memiliki densitas
bentuk, warna. Ukuran menjadi faktor penting berkaitan dengan jangkauan efek
yang terkena pada organisme. Luas permukaan yang besar dibandingkan rasio
menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Mikroplastik primer merupakan butiran
mengandung partikel plastik misalnya gel sabun mandi, dapat juga berasal dari
proses degradasi benda plastik besar selama proses pembuatan, penggunaan atau
perawatan seperti erosi ban atau degrdasi tekstil sintesis saat dicuci. Mikroplastik
berasal dari degradasi barang plastik yang lebih besar menjadi fragmen plastik
yang lebih kecil setelah terkena lingkungan perairan, hal ini terjadi melalui proses
fotodegradasi dan proses pelapukan limbah lainnya seperti kantong plastik yang
yang tipis memanjang. Mikroplastik dari fiber berasal dari bahan sintetik seperti
merupakan pecahan dari plastik yang berukuran lebih besar hasil limbah dari pada
pertokoan atau rumahan yang memilki tidak beraturan dan ketika mikroplastik
pecahan plastik yang memiliki densitas rendah mikroplastik jenis ini mudah
terbawa arus karena sifat yang ringan (Widianarko dan Hartono, 2018). Ciri-ciri
mikroplastik jenis film adalah bentuk tidak beraturan, ringan, transparan dan tipis
Nor dan Obbard 2014, menyatakan jenis fiber pada dasarnya berasal dari
ikan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, kebanyakan alat tangkap yang
dipergunakan nelayan berasal dari tali (jenis fiber) atau karung plastik yang telah
pembuatan pakaian, tali temali, berbagai tipe penangkapan seperti pancing dan
jaring tangkap.
2.3.3.2.Film
11
yang berasal dari fragmentasi kantong plastik atau plastik kemasan dan memiliki
tertinggi.
2.3.3.3.Fragmen
Jenis fragmen menurut Dewi at al. (2015) pada dasarnya berasal dari
buangan limbah atau sampah dari pertokoan dan warung-warung makanan yang
ada di lingkungan sekitar. Hal tersebut yaitu antara lain yaitu: kantong-kantong
plastik baik kantong plastik yang berukuran besar maupun kecil, bungkus nasi,
2.4. Ikan
sebnayak 2000 spesies ikan terdapat diperairan indonesia bernagai jenis ikan air
niloticus masuk ke Indonesia pertama kali adalah jenis ikan nila Oreochromis
niloticus dan jenis Mozambigue yang lebih dikenal dengan nama mujair. Ikan nila
termasuk dalam ikan pemakan segala atau omnívora. Ikan ini dapat berkembang
biak dengan aneka makanan, baik hewani maupun nabati, pakannya adalah
umumnya memiliki bentuk tubuh panjang dan ramping, dengan sisik berukuran
besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi
(linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya
lebih ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Sirip
punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari keras dan tajam seperti
duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam.
Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam (Amri, 2002). Ikan
Nila memiliki lima sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral
fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin).
Sirip punggung memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip
ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip 5 anus
13
hanya satu buah dan berbentuk agak panjang. Sementara itu, sirip ekornya
berbentuk berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah (Amri, 2002).
berikut: kelas pisces, sub kelas teleostei, ordo ostariophysi, sub ordo cyprinoidea,
1968). Ikan hampala termasuk ikan karnivora. KLafikasi dari ikan hampala yaitu
mempunyai satu pasang sungut da nada yang tidak mempunyai sepasang sungut.
hitam diantara sirip punggung (Kottelat et al, 2005). Permulaan sirip punggung
berhadapan dengan sisik garis rusuk. Sirip punggung berbentuk seperti jari-jari,
sirip dubur bercagak, sirip ekor berpinggiran bercagak. Sisik pada ikan berwarna
berwarna lebih putih dasar sisik kelabu lebih gelap ( Heru, 2012).
14
Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata yang lain.
dengan cara memakan. Alat pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan
dimulai dari segmen mulut, ronga mulut, faring, esophagus, lambung, pylorus,
usus, rectum dan anus. Sedangkan sel atau kelenjar pencernaan terdapat pada
penampung makann. Pada ikan yang tidak berlambung fungsi penampung makann
15
digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi kantong yang membesar.
Pada ikan tak bergizi (biasanya herbivora) terdapat gizzard yang berfungsi untuk
menggerus makanan seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mucus yang
dinding lambung dari kerja asam klorida. Berbeda dengan mamalia pada ikan
mulut, karena ikan tidak memiliki kelenjar air liur (fujaya, 2004). Usus
merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan
usus terdapat dua saluran yang termasuk kedalam yaitu saluran yang berasal dari
kantong empedu dan berasal dari pancreas. Lapisan mukosa ususu tersusun oleh
selapis sel epitelium dengan bentuk primatik. Pada lapisan ini terdapat tonjolan
membentuk sarng tawon paada usus bagian depan dan lebih beraturan pada usus
produksi, serta dapat terpapar zat-zat berbahaya dari plastik yang bersifat toksinya
lebih besar (Wright et al., 2013). Pada ikan Medaka Jepang (Oryzie latipes)
tumor awal. Selain itu, dampak terhadap fisik juga dapat diakibatkan tertelannya
Mikroplastik bisa menjadi pembawa bahan kimia yang ditambah plastik yang
kemudian dimakan oleh hewan perairan. Hampir semua hewan perairan dapat
baik organisme benthik maupun pelagis yang strategi makannya berbeda dan juga
ini harus cepat menjadi perhatian dan dilakukan upaya-upaya dalam menggurangi
penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Jika hal ini terus terjadi maka
diperkirakan jumlah reproduksi plastik akan meningkat 100 kali lipat pada tahun
disk, current drogue yang dimodifikasi, stopwatch, dan cool box. Sedangkan alat
yang digunkan pada saat dilabortorium selama penelitian terdiri dari nampan
plastik, gunting bedah, sarung tangan, penggaris, pot sampel 100 ml, timbangan
digital,gelas ukur 100ml, pipet tetes, microscope slides ground edge 1mm-1.2mm,
18
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Objek
penelitian ini adalah sampel usus dan lambung ikan nila (Oreochromis niloticus)
Panjang. Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder dimana
data primer berupa data yang didapat dari hasil pengamatan sampel yang telah
dari instansi serta hasil penelitian orang lain yang berkaitan dengan penelitian ini..
Kawasan penelitian terdiri dari tiga desa yaitu, desa muara takus, Desa
Batu Basurek, dan Desa Koto Tuo. Penentuan stasiun berdasarkan keadaan lokasi
penelitian, dimana stasiun 1 terdapat pada Desa Muara Takus, stasiun 2 terdapat
pada Desa Batu Basurak dan stasiun 3 terdapat pada desa Koto Tuo. Titik
Titik pertama merupakan lokasi Batu Basurat Merupakan suatu perairan yang
dan tempat wisata untuk daerah yang berteluk sedangkan untuk daerah yang
sekitar.
Titik kedua merupakan lokasi Koto Tuo Merupakan suatu perairan yang
memiliki teluk yang cukup luas, walaupun air surut ketinggian air masih
banyak pula terlihat bekas pohon yang tenggelam yang dapat dipakai oleh
nelayan sebagai tambatan pukat dan juga lokasi tersebut merupakan tempat
Titik ketiga merupakan lokasi Desa Sungai Tanjung Alai merupakan tempat
penangkapan ikan oleh nelayan menggunakan pancing dan tempat wisata oleh
interval waktu 1 minggu, hal ini dilakukan supaya data yang didapat lebih akurat.
Jumlah sampel ikan yang diambil sebanyak 27 ekor ikan nila dan 27 ekor ikan
kebarau. Pada setiap stasiun dan masing-masing titik sampling diambil sebanyak
Sampel ikan yang telah dibawa dari Waduk PLTA Koto Panjang langsung
timbangan digital. Kemudian membedah ikan dimulai dari anus kearah dorsal
kearah bawah sampai kebagian dasar perut ikan hingga terlihat organ-organ tubuh
20
bagian dalam ikan. Setelah itu dipotong hingga bertemu aesofagus yang langsung
menyambung dengan lambung ikan untuk diambil usus dan lambung ikan dan
dipindahkan kedalam pot sampel 100 ml dan ditimbang bobot total/weight (W).
Dengan metode yang telah dilakukan (Foekema et al., 2013) untuk mengekstraksi
puing antropogenik dari usus dan lambungikan, tambahkan larutan KOH 20% 3x
Setelah 10 hari sampel diinkubasi dan sampel usus dan lambung ikan
hancur, sampel diteteskan keatas object glass dengan pipet tetes kemudian ditutup
3.4.5.Perhitungan Mikroplastik
(2010) adalah:
Jumlah Mikroplastik
Kelimpahan( partikel/individu)=
Jumlah ikan
kualitas perairan tersebut. Parameter kualitas perairan yang diukur adalah sebagai
berikut:
22
3.5.1. Suhu
kemudian dikeringkan dengan tisu setelah itu ujung alat dicelupkan ke perairan
yang akan diukur suhunya dan didiamkan sampai suhu perairan muncul kemudian
3.5.2. pH
prosedur kertas lakmus dicelupkan pada air beberapa saat dan setelah itu diangkat
dan di biarkan sejenak, setelah itu di tempel dikotak pH dan lihat hasil nya,
3.5.3. Kecerahan
hingga piringan berwarna hitam tidak terlihat lagi dan dicatat kedalamannya.
Setelah itu secchi disk diangkat dari perairan. Dan dilakukan pengukuran
x+ y
P=
2
Keterangan :
P = Kecerahan (cm)
x = Jarak Secchi disk masih terlihat (cm)
y = Jarak Secchi disk tidak terlihat (cm)
yang dimodifikasi dengan prosedurnya dimana ujung tali dari current drouge
dan ulur tali sampai panjang bentangan 5 m, tandai tali 5 m pertama dipegang dan
memulai stopwatch, selanjutnya tanda tali kedua dipegang, ulur tali nilon tersebut
agar mudah terurai, hentikan stopwatch setelah tanda tali pertama dan kedua
terbentang lurus, waktu yang diperlukan untuk tali membentang dari tanda tali
pertama sampai tanda tali kedua (dalam jarak tempuh 5 m) dicatat dan
4. 𝑉= 𝑠/𝑡
5. Keterangan:
6. V = Kecepatanarus (m/detik)
7. s = Jarak tempuh layang layang arus (m)
8. t = Waktu yang digunakan (detik)
.
Data yang didapat dari penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer didapat dari hasil analisis sampel penelitian dimana data
berupa jumlah mikroplastik berdasarkan jenis mikroplastik pada ikan. Setelah itu
data tersebut dibuat dalam bentuk tabel dan dibahas secara deskriptif. Kemudian
data sekunder didapat dari hasil penelitian lain yang akan menjadi pendukung dari
membendung aliran Sungai Kampar Kanan dan Batang Mahat yang memiliki
luas 12.400 ha. Secara geografis letak Waduk PLTA Koto Panjang pada posisi 00
17’29’’ LU dan 1000 43’53’’ BT. Sedangkan secara administrative Waduk PLTA
Koto Panjang termasuk kedalam wilayah kecamatan XIII Koto Panjang dan
Koto Kabupaten Lima Puluh Koto Provinsi Sumatera Barat (Sumiarsih et al.,
2015).
(Mulyadi, 2003). Waduk PLTA Koto Panjang memiliki Luas Daerah Tangkapan
Air (DTA) atau catchment area 3.337 km2, genangan waduk 124 km2 (12.400
ha), Kapasitas tampungan 1.545 km3, muka air maksimal 85 m dpl pada kondisi
pada persediaan air penuh (full supply), total inflow ke waduk 180,4 m3/dtk dan
outflow 178 m3/dtk dengan kapasitas aktif 1.040 juta m3, dapat memeproduksi
Pembangkit Listrik (PLTA), selain itu waduk ini digunakan sebagai tempat untuk
serta daerah objek wisata (Sumiarsih et al ., 2015). Hingga kini PLTA Koto
Panjang banyak diminati orang untuk berkunjang sebagai tempat wisata, karena
25
kawasan PLTA Koto Panjang memiliki panorama alam yang indah (Rosalina et
al., 2014).
Karena hamper 90% produksi perikanan .budidaya Provinsi Riau berasal dari
optimal di Waduk PLTA Koto Panjang maka memberikan manfaat lebih tinggi
2021). Waduk PLTA Koto Panjang dibagi beberapa zona yaitu perikanan
pasang surut waduk, lindung sempadan santai, pulau timbul dan keamanan
adalah karbon dan hidrogen (Kumar et al., 2011). Sifatnya yang sulit terdegradasi
sampah plastik disebabkan berbagai aktivitas yang berada disekitar Waduk PLTA
pesat setiap tahun, aktivitas masyarakat sekitar Waduk PLTA Koto Panjang
material yang digunakan sehari-hari. Masalah timbul saat plastik berakhir sebagai
bahkan tertelan oleh organisme dan menimbulkan dampak yang serius (Moos et
al., 2012).
waktu yang sangat lama. Limbah sampah plastik tersebut akan terakumulasi
penampungan air dan tempat bermuaranya beberapa sungai yang juga tertampung
sampah kantong plastik, sampah botol plastik serta sampah plastik berbahan
lainnya. sumber mikroplasik meliputi serat atau potongan hasil pemutusan rantai
dari plastik yang lebih besar yang mungkin terjadi sebelum mikroplastik
4.3. Tipe dan Kelimpahan Mikroplastik pada Lambung Ikan di Waduk Koto
Panjang
Tipe mikroplastik yang ditemukan pada lambung ikan di Waduk PLTA Koto
Panjang yaitu ada 3 tipe yaitu film, fiber, dan fragmen. Jenis tersebut paling
3 tipe mikroplastik pada lambung ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan
Panjang ini diduga bersumber dari berbagai aktivitas yang mengalami proses
Waduk Koto Panjang juga berasal dari sampah kantong makanan yang berserakan
Berdasarkan tipe mikroplastik film ditemukan pada dua jenis ikan pada lambung
28
di danau Waduk PLTA Koto Panjang, Begitu juga tipe fiber hampir ditemukan
pada 2 jenis lambung ikan sedangkan tipe fragmen hanya beberapa hanya
ditemukan pada lambung ikan. Mikroplastik jenis fragment memiliki ukuran dan
bentuk yang tipis dan sering ditemukan mengapung dipermukaan air, hal ini
mikroplastik jauh dari sumber utamanya, (Watters et al., 2010). Tipe film dan fiber
hampir ditemukan pada semua individu lambung ikan diduga karena film dan
fiber ukurannya tipis memiliki sifat yang ringan dan halus serta sering ditemukan
mengapung dipermukaan air plastik jenis film yang memiliki bentuk tidak
beraturan, tipis dan fleksibel serta memiliki warna yang transparan (Avio et al.,
pakaian, tali temali, berbagai bentuk penangkapan seperti pancing dan jaring
Panjang, fiber hasil degradasi tali pancing dan jaring karena aktivitas nelayan
Waduk PLTA Koto Panjang dan fregmen hasil potongan produk plastik yang
yaitu tipe film, sedangkan paling rendah yaitu tipe fiber dan fragmen masing-
29
masing fiber dengan nilai 1,2 partikel/individu fregmen 0,7 pada ikan nila
(Oreochromis niloticus).
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Film Fiber Fregmen
ditemukan terhadap 54 ekoe ikan dari 2 jenis ikan yaitu mikroplastik tipe film
densitas yang rendah sehingga tipe mikroplastik ini lebih mudah ditransportasikan
(Hastuti, 2014). Film memiliki bentuk yang tidak ber aturan, lebih tipis dan
fleksibel jika dibandingkan dengan tipe mikroplastik fiber dan fregmen, Kovac et
al., (2016). Film juga mempunyai warna yang transparan. Jumlah dan bentuk
2019). Menurut (Dewi et al., 2015), mikroplastik tipe film juga berasal dari
Mikroplastik jenis fiber berasal dari material sintetik pada pakaian dan
juga alat pancing atau jaring (United Nations Environment Programme, 2016).
30
Fiber dapat menggumpal atau membentuk simpul dan dapat berbahaya karena
Menurut GESAMP (2015), fiber memiliki bentuk dan ukuran yang tipis yang
tersebut dipengaruhi oleh arus dan angin. Hal ini didukung oleh pernyataan
Oliveira et al., (2015) yaitu arus dan angin yang kuat dapat mengangkut sampah
berbentuk pecaha yang tebal diduga berasal dari smpah botol plastik pipa paralon,
serta gallon yang bersifat keras dan kaku. Tipe fregmen juga berasal dari
potongan produk plastic dengan polimer sintesis kuat yang memiiki densitas lebih
padat seperti dari pipa paralon, tutup botol ember, sampah botol, toples, map mika
dan lain lain (Ayuningtyas, 2009; Septian et al., 2018) yang bias tenggelam dan
sedikit sulit untuk pecah menjadi potongan potongan kecil (Septian et al., 2018).
31
5
4.5
4
3.5
3 Film
2.5 Fiber
2 Fregmen
1.5
1
0.5
0
Ikan nila Ikan barau
mikroplastik pada ikan kebarau (Hampala macrolepidota) diduga karena ikan ini
Waduk PLTA Koto Panjang kelimpahan mikroplastik tipe film juga lebih tinggi
sehingga pada saat ikan memangsa makanannya maka mikroplastik juga ikut
tertelan.
terutama yang berukuran lebih besar yang tidak bias dikeluarkan melalui feses
ikan (Jabeen et al., 2017; Neves et al., 2015). Plastik yang mengandung jika
32
dalam pH rendah yang menyebabkan bahan tersebut larut dan mudah terurai,
sangat kecil, dapat tertelan secara tidak sengaja oleh biota pada proses mencari
makan, karena bentuk hampir tidak sama dengan tipe dalam makanannya (Neves
et al., 2015) atau mangsanya juga telah terkontaminasi mikroplastik (Yona et al.,
2020). Pada ikan, organ yang dapat terkena mikroplastik antara lain saluran
Giani et al., 2019; Murphy et al., 2017; Savoca et al.,2019). saluran pencernanya
berukuran lebih besar yang tidak dapat dikeluarkan melalui feses ikan (Jabeen et
PLTA Koto Panjang bervariasi antar kedua jenis ikan. perubahan kelimpahan
mikroplastik pada lambung ikan di Waduk PLTA Koto Panjang disebabkan oleh
oleh organisme sampai dengan tingkat trofik yang lebih rendah. Banyak
organisme dari tingkat trofik ini memiliki selektivitas yang rendah dalam
menangkap partikel yang ukuran sama dengan mangsa alaminya (Moore, 2008).
2004), bentuk mikroplastik merupakan salah satu faktor potensi ketertarikan ikan
terakumulasi dalam jumlah yang besar dalam tubuh ikan, maka mikroplastik itu
mandiri daya racun mikroplastik masih belum gamblang terungkap. Dalam kajian
pangan, setidaknya plastik dapat dipandang sebagai bahan campuran yang tidak
biota (Lusher et al,. 2013) memungkinkan mikroplastik untuk masuk dalam tubuh
et al., 2008).
waktu yang lama bagi sampah tersebut untuk terdegradasi menjadi serpihan kecil.
tidak dapat mengalami proses biodegradasi tetapi akan terurai secara bertahan
pemungutan sampah secara berskala pada kawasan dam site, memasang larangan
menangkap ikan, membudidayakan ikan dalam keramba jarring apung (KJA) serta
waduk ini juga merupakan daerah objek wisata. Berdasarkan Undang Undang No
18 tahun 2008 tentang pengolahan sampah, yang dijelaskan setiap orang berhak
pengelolaan sampah, atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab dan
35
Maka dari itu, pemerintah, masyarakat, swasta, LSM dan mahasiswa tidak dapat
plastik, serta menghasilkan keuntungan dari segi kesehatan maupun ekonomi bagi
masyarakat.
Prameter Air
stasiun
Suhu Ph Kecerahan Kecepatan Arus Kedalaman
Stasiun I 28 5 41 0,24 4,3
Stasiun II 33 5 88 0,05 11
Stasiun III 34 4 130,5 0,28 16
4.4.1. Suhu
Suhu pada Waduk PLTA Koto Panjang berkisar 32,33,34 0C dapat dikatan
bahwa ikan layak untuk hidup, sesuai dengan suhu yang layak dan ideal untuk
yang optimal bagi ikan akan juga menyebabkan akan terjadi metabolisme
sangat cepat (Zidni et al., 2018). Suhu yang meningkat memicu nagfsu makan
36
temperatur air maka nafsu makan ikan juga akan mengalami penurunan.
tinggi suhu perairan makan semakin tinggi pula kelimpahan mikroplastik didalam
perairan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Barnes et al., (2009) bahwa kerusakan
aksi mekanis dari plastic semkin diperburuk oleh degradasi akibat sinar matahari
(foto degradasi) dan degradasi akibat mahluk hidup (biodegradasi), hal ini banyak
ditemukannya mikroplastik.
adalah berkisar 0,14 m/detik maka kecepatan laju perairan dikategorikan lambat
sesuai dengan pernyataan (Kuasa, 2018) bahwa kecepatan arus o,1-0,25 m/detik
didalam air laut bergantung pada densitas air bergantung pada densitas plastic.
Daya apung yang tinggi dapat membuat plastic berdensitas rendah mudah
(Teuten et al., 2017). Pergerakan arus merupakan salah satu faktor utama dalam
tersebut.
37
4.4.3. Kecerahan
kehidupan ikan adalah lebih besar dari 0,45 (Suparjo, 2008). Pada perairan alami
kecerahan sangat penting karena erat kaitannya dengan aktivitas fotosintesa dan
produksi primer dalam suatu perairan (Sembiring 2008). Intensitas cahaya yang
sehingga secara tidak langsun maka akan mempengaruhi biota yang ada didalam
.
38
5.1. Kesimpulan
PLTA Koto Panjang pada ikan nila (Oreochromis Niloticus) dan ikan kebarau
(Hampala macrolepidota) ada tiga tipe yaitu fiber, film dan fragmen. Tipe
mikroplastik yang mendominasi yaitu tipe film pada lambung ikan kebarau
paling tinggi yaitu tipe film pada lambung ikan kebarau (Hampala
5.2. Saran
dengan jumlah sampel ikan lebih banyak. Perlu adanya pengurangan plastik
dengan benar agar dapat tertangani dengan baik serta tidak mencemari perairan
DAFTAR PUSTAKA
Amri K dan Khairuman. 2002. Budi Daya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia.
Arifin., Asia. 2017. Dampak Sampah Plastik Bagi Ekosistem Laut. Pojok Ilmiah.
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Sulawesi Utara.
Assuyuti, Y. M., Zikrillah, R. B., Tanzial, M. A., Banata, A., dan Utami, P. 2018.
Distribusi dan Jenis Sampah Laut serta Hubungannya terdapat Ekosistem
Terumbu Karang Pulau Pramuka, Panggang, Air dan Kotak Besar di
Kepulauan Seribu Jakarta. 35(2);91-102.
Browne, Niven, S. J., Gaallowy, T. S., Rowland, S. J., and Thomson, R. C. 2013.
Microplastic Moves Pollutans and Additives to Worm, Reduccing
Functions Linked to Health and Biodiversity. Current Biology,23(23):
2388-2392.
40
Carson, H.S., M.S. Nerheim, K.A. Carroll and M. Eriksen. 2013. The Plastic-
Associated Microorganisms of the North Pacific gyre. Mar. Poll. Bul. 75:
126 –132.
Coppock, R, L., Cole, M., Lindeque, P. K., Queros, A. M., and Galloway, T. S.
2017. ASmall-Scale, Portable Method for Extracting Microplastics from
Marine Sediment. Evironmental Pollutiion, 230:829-837.
Dewi, I. S., Budiarsa, A. A., dan Ritonga, I. R. 2015. Distribusi Mikroplastik pada
Sedimen diMuara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara. Depik, 4(3): 121-
131.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air, bagi Pengelolaan sumber daya dan
lingkungan perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Eriksen, M., L.C. Lebbreton, H.S. Carson, M. Thiel, C.J. Moore, J.C. Borerro, F.
Galgani, P.G. Ryan and J. Reisser. 2014: Plastic Pollution In The Word’s
Oceans: More than 5 Trillion Plastic Pieces Weighing over 250,000 Tons
Afloat At Sea.plos one 9,15 S.
Foekema, E.M., C. De Gruiijter, M.T. Mergia, J.A. Van Franeker, A.J Murk and
A.A. Koelmans.2013. Plastic In North Sea Fish. Environ. Sci. Technol. 47,
8818-8824. http://dx.doi.org/10.1021/es400931.
Hirai. 2011. Organic micropollutants in marine plastics debris from the open
ocean and remote and urban beaches. Marine Pollution Bulletin 62 (8):
1683-1682.
41
Jabeen, K., Su, L., li, J., Yang, D., Tong, C., and Shi, H. 2017. Microplastics and
Mesoplastics in Fish From Coastal and Fres Waters of China.
Kottelat M., A.J., S.N., Whitten, Kartika sari and S. Wiroadmodjo, 1993.
Frestwater Fisher Of Western Indonesia dan Sulawesi (Ikan Air Tawar
Bagian Barat di Sulawesi) Pariplus Edition ltd. Indonesia. 293-294.
Moos, N. Von, Burkhardt-Holm, P., dan Kohler, A.2012. Uptake and Effects of
The Blue Mussel Mytilus Edulis L. After an Experimental Exposure.
Environmental Science and Technology, 46(20):11327-11335.
Nur. M. 2006 Evaluasi Pengolahan Waduk PLTA Koto Panjang Sebagai Upaya
Pelestarian Fungsi Waduk yang Berkelanjutan. Sekolah Pascasarjana IPB.
Bogor.
Puspita, L., Ratnawati, I N.N. Suryadiputra dan A.A.Meutia. 2005. Lahan Basah
Buatan di Indonesia. Wetlands Intern.
Ratnasari, I.O. 2017. Identifikasi jenis dan jumlah mikroplastik pada ikan nila
hitam (Oreochromis niloticus) di Perairan Air Payau Semarang. Program
Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas katolik
soegijapranata Semarang.
Ratri Ningsih W. 2018. Dampak Pencemaran Air laut Akibat Sampah Terhadap
Kelestarian Laut di Indonesia. Yogyakarta. Artikel. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Saanin, H, 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1 dan 2. Binaa Cipta.
Bogor.753 hal.
Sadono, D. T., Darwis, A., dan Umar, Z. 2021. Analisis Ekonomi Budidaya Ikan
Mas (Cyprinus carpio) KJA Waduk PLTA Koto Panjang. Dinamika
Lingkungan Indonesia, 8(1):29-41.
Sumiarsih, E., Djunaidi,O. S., Dhahiyat, Y., dan Zahidah, Z. 2015. Hubungan
Antara Keramba Jaring Apung dengan Jenis Makam yang terdapat pada
Lambung Ikan Endemik di Waduk Koto Panjang, Riau. In Indonesia
Journal of Applied Sciences. 5(1):45-48.
43
Thompson R. C., Olsen Y., Michell R. P., Davis A, Rowland S. J., John AWG,
McGoningle D, AE. 2004. Lost At Sea: Where is all, platic? Science
Vol.304(5627):838.
Wang, W., Gao, H., Jin, S.,Li, R., and N.G. 2019. The Ecotoxicologicaleffects Of
Mucroplastics On Aquatic Food Web, From Primery Producer To Human :
A review Ekotoxicology and Enviromental Safet.
Warningsih, T., Djokosetiyanto, D., Fahrudin, A., Adrianto, L., dan Metode, B.
2016. Analisis Kelayakan Finansial Penangkapan Ikan di Waduk Koto
Panjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan,
21(1):18-24.
Wildawati, D., dan Hantoro, I, 2018. Faktor yang Berhungan dengan Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat di Kawasan Bank Sampah
Hanasty Kota Solok, Human Care Journal, $(3):149-158.
Zidni, I., Afrianto, E., Mahdiana, I., Herawati, H., dan Bangkit, I. 2018. Laju
Pengosongan Lambung Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Ikan Nila
(Orechromis niloticus). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 9(2):147-151.
44
LAMPIRAN
45
Stasiun 1
Stasiun 2
47
Stasiun 3
48
Lampiran 4. Lanjutan
49
Jenis Mikroplastik
Kode Ikan
Film Fiber Fregmen
Ikan nila 1 4
Ikan nila 2 2 2
Ikan nila 3 11 2
Ikan nila 4 6 2 2
Ikan nila 5 11 1 1
Ikan nila 6 1 1
Ikan nila 7 5 5 1
Ikan nila 8 5 1 1
Ikan nila 9 7 3 4
Ikan nila 10 7 4 5
Ikan nila 11 3 1 1
Ikan nila 12 4 1
Ikan nila 13 2
Ikan nila 14 1 1
Ikan nila 15 3
Ikan nila 16 2
Ikan nila 17 1
Ikan nila 18 4 1
Ikan nila 19 1 5
Ikan nila 20 2 3
Ikan nila 21 5
Ikan nila 22 3 2
Ikan nila 23 8 3
Ikan nila 24 3
Ikan nila 25 3
Ikan nila 26 10
Ikan nila 27 1
Jumlah 124 34 19
Kelimpahan 4.6 1.2 0.7
52
53
Jenis Mikroplastik
Kode Ikan
Film Fiber Fregmen
Ikan kebarau 4 2
Ikan kebarau 2 3 1
Ikan kebarau 5 3
Ikan kebarau 13 1 3
Ikan kebarau 1 5 1
Ikan kebarau 11 5 1
Ikan kebarau 1 4 1
Ikan kebarau 13 4 3
Ikan kebarau 2 2 3
Ikan Kebarau 14 2 1
Ikan kebarau 10 4
Ikan kebarau 5 1
Ikan kebarau 3 3 1
Ikan kebarau 5 4 3
Ikan kebarau 4 1
Ikan kebarau 3 3
Ikan kebarau 3 4
Ikan kebarau 6
Ikan kebarau 3 4
Ikan kebarau 4 1 3
Ikan kebarau 7
Ikan kebarau 5 1
Ikan kebarau 5 4
Ikan kebarau 3 3
Ikan kebarau 2
Ikan kebarau 5
Ikan kebarau 5
Jumlah 129 59 32
Kelimpahan 4.7 2.1 1.2