Anda di halaman 1dari 83

STUDI KOMPOSISI HASIL TANGAKAPAN PURSE SEINE KM.

INKA
MINA 916 DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN DI LAUT SULAWESI

KARYA ILMIAH PRAKTIK AKHIR

OLEH:
ANDIKA SAPUTRA

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN


2023
STUDI KOMPOSISI HASIL TANGAKAPAN PURSE SEINE KM. INKA
MINA 916 DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN DI LAUT SULAWESI

Oleh :
ANDIKA SAPUTRA
NRP : 55191112504

Karya Ilmiah Praktik Akhir Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Perikanan

PROGRAM SARJANA TERAPAN


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN
2023

2
KARYA ILMIAH PRAKTIK AKHIR

Judul :Studi Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine KM. Inka


Mina 916 Dan Pola Musim Penangkapan Di Laut Sulawesi
Nama : Andika Saputra
NRP : 55191112504
Program Studi : Teknologi Penangkapan Ikan

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Abdul Basith, A.Pi., M.S.T.Pi. Erick Nugraha, S.St.Pi., M.Si.


Pembimbing I Pembimbing II

Mengetahui,

Dr. Muhammad Hery Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si. Rahmat Mualim, S.St.Pi., M.Si.
Direktur Ketua Program Studi

Telah disahkan pada tanggal :

3
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Ilmiah Praktik Akhir “Studi
Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine KM. Inka Mina 916 dan Pola
Musim Penangkapan Di Laut Sulawesi” adalah karya saya sendiri dengan
arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari
karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Karya Ilmiah
Praktik Akhir ini.
Apabila di kemudian hari pernyataan yang saya buat tidak sesuai, maka
saya bersedia dicabut gelar kesarjanaannya oleh Politeknik Ahli Usaha
Perikanan.

Jakarta, Juli 2023

Materai 10.000

Andika Saputra
NRP 551911125

4
© Hak Cipta Politeknik Ahli Usaha Perikanan, Tahun 2023
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan, tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar Politeknik Ahli Usaha Perikanan.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis


dalam bentuk apa pun tanpa izin Politeknik Ahli Usaha Perikanan.

5
RINGKASAN

ANDIKA SAPUTRA, NRP. 55191112504. Studi Komposisi Hasil tangkapan


Purse Seine KM. Inka Mina 916 Dan Pola Musim Penangkapan Di Laut
Sulawesi. Dibimbing oleh yaitu Bapak Abdul Basith dan Bapak Erick
Nugraha.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.Per.01/Men/2009 tentang
Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia, WPP RI 716 meliputi
perairan Laut Sulawesi dan sebelah utara Pulau Halmahera. Mengetahui
komposisi hasil tangkapan ikan yaitu identifikasi hasil tangkapan, berat (kilogram)
jumlah (ekor), panjang cagak (fork length), keliling maksimum (maximum girth),
dan lebar badan ikan. Pergeseran waktu dan musim penangkapan bisa jadi
disebabkan oleh perilaku penangkapan nelayan itu sendiri, yang melakukan
eksploitasi lebih dan kurang memperhatikan daya dukung sumber daya ikan di
alam.
Praktik ini dilaksanakan di KM. Inka Mina 916, dengan waktu
pelaksanaan dimulai dari tanggal 20 Februari-20 Mei 2023. Adapun data yang
diambil terdiri dari data primer dan data sekunder, data primer meliputi
pengopersaian purse seine, posisi kapal pada saat pengoperasian, dan
komposisi dan jenis hasil tangkapan ikan tiap satu kali melakukan setting-hauling
selama melakukan pengoperasian, sementara data sekunder diperoleh dari
UPTD PPS Bitung terkait data statistik perikanan. Aspek yang dikaji dalam
penelitian ini meliputi deskripsi API, teknik pengoperasian, komposisi hasil
tangkapan, dan pola musim penangkapan.
Hasil praktik ini menunjukkan bahwa jaring purse seine terdiri dari
beberapa bagian yaitu, kantong, badan jaring, sayap, tali ris,pelampung,
pemberat,cincin (ring) dan tali kerut. Pengoperasian purse seine meliputi
beberapah tahapan, terdiri dari persiapan alat tangkap, penurunan jaring
(setting), penarikan tali kerut (pursing), dan penarika jaring (haulling). Komposisi
hasil tangkapan yang dominan tertangkap terdiri dari ikan layang (Decapterrus
ruselli) tip I sebesar 100%, pada trip II ikan cakalang ( Katsuwonus pelamis)
sebesar 17%, ikan tongkol (thunus tonggol) sebesar 42%, dan ikan layang
(Decapterus ruselli) sebesar 41%.
CPUE dari tahun 2018 – 2021 mengalami fluktuasi disebabkan pengaruh
hasil tangkapan berkurang dan jumlah trip. Nilai CPUE ikan cakalang
( Katsuwonus pelamis) tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan nilai sebesar
1,76 ton/trip, nilai CPUE ikan tongkol (thunus tonggol) terjadi pada tahun 2020
dengan nilai sebesar 0,62 ton/trip, sedangkan nilai CPUE ikan layang
(Decapterrus ruselli) terjadi pada tahun 2021 dengan nilai sebesar 0,75 ton/trip.
Musim penangkapan mempengaruhi jumlah hasil tangkapan yang
diperoleh, penangkapan dilakukan pada saat musim timur (April – Mei). Musim
puncak ikan cakalang ( Katsuwonus pelamis) terjadi pada bulan Juni dengan
nilai indeks sebesar 121%, untuk ikan tongkol (thunus tonggol) mengalami
musim puncak pada bulan November 126%, sedangkan musim puncak ikan
layang (Decapterrus ruselli) terjadi musim puncak pada bulan Agustus dengan
nilai indeks 136%.

6
Kata kunci : KM. Inka Mina 916, CPUE, Musim Penangkapan

7
i

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Ilmiah Praktik Akhir (KIPA) yang berjudul “Studi Komposisi Hasil
tangkapan Purse Seine KM. Inka Mina 916 Dan Pola Musim Penangkapan Di
Laut Sulawesi”. Karya Ilmiah Praktik Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan Perikanan (S.Tr.Pi.) pada Program
Studi Teknologi Penangkapan Ikan, Politeknik Ahli Usaha Perikanan.
Laporan Karya Ilmiah Praktik Akhir ini terdiri dari 4 (empat) bab yaitu:
Pendahuluan, Metode Praktik, Hasil dan Pembahasan, serta Simpulan dan
Saran. Bimbingan, koreksi, dan saran dari dosen pembimbing yaitu Bapak Abdul
Basith, A.Pi., M.S.T.Pi. dan Bapak Erick Nugraha, S.St.Pi., M.Si. dalam
mewujudkan sebuah karya ilmiah ini diharapkan bisa menambah ilmu
pengetahuan bagi penulis, khususnya dalam menyusun karya ilmiah.
Upaya maksimal telah penulis lakukan untuk merampung karya ini, namun
penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan penulis untuk
menyempurnakan karya ilmiah ini.

Jakarta, Juni 2023

Penulis
ii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Praktik
Akhir yang berjudul “Studi Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine KM. Inka
Mina 916 Dan Pola Musim Penangkapan Di Laut Sulawesi”. Penyusunan
Karya Ilmiah ini tidak lepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Penulis berterima kasih kepada Bapak Abdul Basith, A.Pi., M.S.T.Pi. selaku
Dosen Pembimbing I, dan Erick Nugraha, S.St.Pi., M.Si., selaku Dosen
Pembimbing II. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada:
1. Dr. Muhammad Hery Riyadi Alauddin, S.Pi., M.Si., selaku Direktur Politeknik
Ahli Usaha Perikanan yang telah memberikan kesempatan, sarana, dan
prasarana kepada Taruna Politeknik Ahli Usaha Perikanan untuk melakukan
Karya Ilmiah Praktik Akhir sesuai bidang studi masing-masing;
2. Dr. Heri Triyono, A.Pi., M.Kom., selaku Wakil Direktur I Politeknik Ahli Usaha
Perikanan;
3. Yenni Nuraini, S.Pi., M.Sc., selaku Wakil Direktur II Politeknik Ahli Usaha
Perikanan;
4. Dr. Ita Junita Puspadewi, A.Pi., M.Pd., selaku Wakil Direktur III Politeknik Ahli
Usaha Perikanan;
5. Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Bitung yang telah memberikan fasilitas
dan support dalam pelaksanaan praktik akhir;
6. Pihak KM. Inka Mina 916 yang telah memberikan kesempatan dalam
pelaksanaan berlayar pada praktik akhir;
7. Orang Tua dan keluarga atas doa dan bantuan materi selama proses
penyusunan karya ilmiah ini;
8. Sahabat-sahabat yang memberikan semangat dan motivasi selama proses
penyusunan karya ilmiah ini.
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH.....................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................
DAFTAR TABEL....................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................
1. PENDAHULUAN............................................................................................................
1.1. Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Tujuan.........................................................................................................................
1.3 Batasan Masalah........................................................................................................
2. METODE PRAKTIK........................................................................................................
2.1 Waktu Dan Lokasi Praktik............................................................................................
2.2 Alat Dan Bahan............................................................................................................
2.3 Metode Pengumpulan Data.......................................................................................
2.4 Metode Analisis Data..................................................................................................
3. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................
3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan praktik......................................................................
3.2 KM. Inka Mina 916......................................................................................................
3.3 Mesin Kapal................................................................................................................
3.4 Peralatan navigasi....................................................................................................
3.5 Peralatan Keselamatan.............................................................................................
3.6 Perlengkapan Kapal..................................................................................................
3.7 Konstruksi Alat Tangkap...........................................................................................
3.8 Daerah Operasi Penangkapan ikan..........................................................................
3.9 Logbook Operasi Penangkapan Ikan........................................................................
3.10 Teknik Pengoprasian purse seine.......................................................................
3.11 Penanganan dan penyimpanan ikan..................................................................
3.12 Komposisi ikan hasil tangakapan........................................................................
3.13 Produksi ikan dominan PPS Bitung....................................................................
3.14 Catch per unit effort (CPUE)...............................................................................
4. SIMPULAN DAN SARAN...............................................................................................
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................
4.2 Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
LAMPIRAN..........................................................................................................................
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5 Kapal Purse Seine.............................................................................21


Gambar 6 Mesin Induk (Main Engine)................................................................22
Gambar 7 Mesin Generator Listrik......................................................................23
Gambar 8 Roda Kemudi Kapal...........................................................................24
Gambar 9 Kompas Mangnet...............................................................................24
Gambar 10 Global Pisitioning System (GPS)......................................................25
Gambar 11 Teropong.........................................................................................25
Gambar 12 Life Buoy..........................................................................................25
Gambar 13 Life Jacket........................................................................................26
Gambar 14 Apart................................................................................................26
Gambar 15 Mesin Pompa...................................................................................26
Gambar 16 Lampu..............................................................................................27
Gambar 17 Kapstan............................................................................................28
Gambar 18 Tiang Boom......................................................................................28
Gambar 19 Roller...............................................................................................29
Gambar 20 Serok...............................................................................................29
Gambar 21 Ayuda...............................................................................................30
Gambar 22 Radio SSB.......................................................................................30
Gambar 23 Desain Purse Seine KM.Inka Mina 916............................................31
Gambar 24 Pelampung.......................................................................................32
Gambar 25 Tali Pelampung................................................................................32
Gambar 26 Pelampung Tanda............................................................................32
Gambar 27 Tali Ris Bawah.................................................................................33
Gambar 28 Tali Selembar...................................................................................33
Gambar 29 Srampat (Salvage)...........................................................................34
Gambar 30 Badan Jaring....................................................................................34
Gambar 31 Sayap Jaring....................................................................................35
Gambar 32 Kantong Jaring.................................................................................35
Gambar 33 tali Ris bawah...................................................................................36
Gambar 34 Tali Pemberat...................................................................................36
Gambar 35 Pemberat.........................................................................................36
Gambar 36 Cincin (ring)......................................................................................37
Gambar 37 Cicin (Ring)......................................................................................37
Gambar 38 Tali Kerut (Purse Line).....................................................................38
Gambar 39 Peta Lokasi Praktik..........................................................................38
Gambar 40 Peta Lokasi Penangkapan...............................................................39
Gambar 41 Ilustrasi Penangkapan Ikn dengan puse seine.................................42
Gambar 42 Penurunan (Setting).........................................................................43
Gambar 43 Penarikan (Haulling).........................................................................43
Gambar 44 Penangkapan (Bralling)....................................................................44
Gambar 45 Penanganan Ikan diatas kapal.........................................................45
Gambar 46 Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis)..............................................46
v

Gambar 47 Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)......................................................46


Gambar 48 Ikan Layang (Decapterus)................................................................46
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 alat dan bahan.......................................................................................17


Tabel 2 Kapal Purse Seine Ink Mina 916............................................................22
Tabel 3 Mesin Generstor Listrik..........................................................................24
Tabel 4 Mesin Pompa.........................................................................................25
Tabel 5 Daerah Operasi Penangkapan..............................................................39
Tabel 6 komposisi Hasil tangkapan....................................................................45
vii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Buku Pelaut.....................................................................................................57
2. Basic Safety Training (BST)............................................................................58
3. Surat Persetujuan Berlayar (SPB)..................................................................59
4. Permohonan Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar.....................................60
5. Hasil Pemeriksaan Teknis Dan Nautis............................................................61
6. Surat Pernyataan kesiapan Kapal Berangkat.................................................62
7. Volume Ruang-Ruang Yang Termasuk Dalam Tonase..................................63
8. Standar Laik Operasi Kapal Perikanan (SLO).................................................64
9. Pas Besar.......................................................................................................65
10. Sertifikat Kelaikan Kapal Perikanan (SKKP).................................................66
11. Surat Ukur Dalam Negri................................................................................67
12. Daftar Awal Kapal.........................................................................................69
13. Persetujuan Berlayar....................................................................................70
14. Surat Izin Usaha Perikanan..........................................................................71
15. Perizinan Berusaha Subsektor Penangkapan Ikan di WPPNRI....................72
16. Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan kapal (STBLKK)................................73
17. General Arrangement KM. Inka Mina 916.....................................................74
18. Kontruksi Purse seine KM. Inka Mina 916....................................................75
19. Hasil Tangakapan.........................................................................................77
20. Posisi Kapal..................................................................................................79
1

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara tropis, kaya akan sumberdaya hayati, yang
dinyatakan dengan tingkat keaneka- ragaman hayati yang tinggi. Dari 7000
spesies ikan di dunia, 2000 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Potensi
lestari sumberdaya perikanan laut Indonesia kurang lebih 6,4 juta ton per tahun,
terdiri dari : ikan pelagis besar (1,16 juta ton), pelagis kecil (3,6 juta ton),
demersal (1,36 juta ton), udang penaeid (0,094 juta ton), lobster (0,004 juta ton) ,
cumi-cumi (0,028 juta ton), dan ikanikan karang konsumsi (0,14 juta ton). Dari
potensi tersebut jumlah tangkapan yang Arianto, Potensi Wilayah 3 dibolehkan
(JTB) sebanyak 5,12 juta ton per tahun, atau sekitar 80% dari potensi lestari.
Potensi sumberdaya ikan ini tersebar di 9 (sembilan) wilayah Pengelolaan
Perikanan Indonesia (Arianto, 2020).
Secara administratif Provinsi Sulawesi Utara memiliki kewenangan dan
tanggung jawab melakukan pengelolaan sumber daya ikan di WPP RI 716 dan
715. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.Per.01/Men/2009 tentang
Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia, WPP RI 716 meliputi
perairan Laut Sulawesi dan sebelah utara Pulau Halmahera. WPP RI 716
merupakan wilayah yang terhubung langsung dengan Samudera Pasifik, bersifat
oseanik dengan sumberdaya pelagis besar dan pelagis kecil (BPPKP, 2014)
(Simanjuntak et al., 2019).
Menurut Yusfiandayani (2001), komposisi hasil tangkapan adalah suatu
metode yang dilakukan untuk mendeteksi keanekaragaman sumberdaya hayati.
Dengan menggunakan metode ini jenis spesies ikan hasil tangkapan pada suatu
alat tangkap dapat diketahui. Untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan ini,
penelitian dilakukan berkali-kali.
Untuk dapat mengetahui data tentang komposisi hasil tangkapan dari
suatu alat tangkap maka harus meneliti ikan hasil tangkapan yang didaratkan
tersebut. Untuk itu dalam mengetahui komposisi hasil tangkapan ikan tersebut
hal-hal yang perlu diketahui yaitu identifikasi hasil tangkapan, berat (kilogram)
jumlah (ekor), panjang cagak (fork length), keliling maksimum (maximum girth),
dan lebar badan ikan. Dimana untuk mengetahui panjang cagak (fork length)
pada spesies hasil tangkapan tersebut dihitung mulai ujung mulut ikan hingga
ujung bagian luar lekukan ekor (Pratiwi, 2010).
Pola musim penangkapan beberapa jenis ikan mengalami
perubahan dan pergeseran di beberapa wilayah di Indonesia. Pola musim ikan
tidak jarang berubah dan dapat membingungkan nelayan. Pergeseran
waktu dan musim penangkapan bisa jadi disebabkan oleh perilaku
penangkapan nelayan itu sendiri, yang melakukan eksploitasi lebih
dan kurang memperhatikan daya dukung sumber daya ikan di alam. Oleh
karena itu, informasi mengenai prediksi musim puncak dan pola musim
penangkapan secara lebih pasti sangat diperlukan (Imron et al., 2020).
Berdasarkan uraian di atas, setiap proses kegiatan yang dilakukan dapat
berjalan baik, untuk itu penulis tertarik untuk melaksanakan praktik akhir pada
suatu kapal penangkapan ikan dengan judul laporan “Studi Komposisi Hasil
Tangkapan Purse Seine KM. Inka Mina 916 Dan Pola Musim Penangkapan
Di Laut Sulawesi”.
2

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktek akhir ini adalah:
1. Mengetahui komposisi hasil tangkapan ikan di KM. Inka Mina 916.
2. Mengetahui CPUE hasil tangkapan ikan yang tertangkap di KM. Inka
Mina 916.
3. Menentukan pola musim penangkapan ikan dominan yang tertangkap
dengan purse seine;

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam pelaksanaan praktik akhir ini adalah

1. Menentukan komposisi hasil tangkapan ikan, berdasarkan jenis ikan


dominan dan volume pada setiap jenis ikan yang diperoleh dalam operasi
penangkapan ikan pada KM. Inka Mina 916.
2. Menghitung laju tangkap (CPUE) di KM. Inka Mina berdasrkan
setting/hauling.
3. Menentukan pola musim penangkapan ikan dominan yang tertangkap
dengan purse seine di KM. Inka Mina 916.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat pada praktik ini sebagai berikut

1. Praktik ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan mengenai


komposisi hasil tangkapan purse seine KM. Inka Mina 916 dan Pola
Musim Penangkapan ikan di Laut Sulawesi.
2. Praktik ini di harapkan dapat menjadi bahan acuan untuk melakukan
praktik lanjut mengenai Komposisi dan Pola Musim di Laut Sulawesi.
3

2. METODE PRAKTIK

2.1 Waktu Dan Lokasi Praktik


Rencana Praktik akhir ini dilaksanakan pada tanggal 20 Februari - 20 Mei
2023 di laut Sulawesi dengan menggunakan KM. Inka Mina 916 dengan
pelabuhan pendaratan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung,
Sulawesi Utara.

2.2 Alat Dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik adalah
sebagai berikut:

Tabel 1 alat dan bahan

No Nama Alat / Bahan Fungsi


1 purse seiner Sebagai sarana yang digunakan untuk menuju
daerah penangkapan
2 Purse seine Sebagai alat penangkapan yang di gunakan
dalam kegiatan penangkapan
3 Lampu Aktraktor Alat bantu penangkapan ikan
4 Kamera Untuk mendokumentasikan kegiatan
5 Alat tulis Untuk mencatat hal–hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengambilan data
6 Kalkulator Untuk membantu melakukan perhitungan-
perhitungan sistematis selama melakukan
praktik.
7 Alat ukur Untuk mengukur bagian-bagian alat tangkap
dan sampel ikan hasil tangkapan

8 Komputer Digunakan untuk mengolah data.

2.3 Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang dikumpulkan meliputi data Praktik diawali dari persiapan
dan praktik yang telah dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2023 di Pelabuhan
Perikanan Samudra (PPS) Bitung, Sulawesi Utara.
Praktik ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Survei yang
termasuk primer dan data sekunder. Sumber data primer didapat dengan cara
melakukan wawancara langsung. Survei dilakukan kepada nahkoda atau pemilik
kapal sebagai responden. Observasi dilakukan dengan menginventarisasi jumlah
dan jenis alat tangkap yang digunakan di PPS Bitung, melihat ukuran kapal yang
digunakan serta mengetahui jumlah trip tiap alat tangkap. Selain itu metode
penangkapan ikan juga diamati langsung atau wawancara kepada responden.
Wawancara dapat dilakukan kepada pemilik kapal, nahkoda, ataupun anak buah
kapal (ABK). Sedangkan untuk sumber data sekunder diperoleh dari PPS Bitung.
4

Data sekunder yang diambil di PPS Bitung adalah data logbook meliputi
komposisi hasil tangkapan, hasil tangkapan purse seine, daerah penangkapan
ikan, lama trip, nama kapal, dan gross tonnage kapal. Selama satu malam
dimulai pukul 03.00 Wita sampai dengan pukul 07.00 Wita. Satu trip
penangkapan dilakukan satu sampai satu kali setting disesuaikan dengan jumlah
hasil tangkapan yang diperoleh.
Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai, maka praktik ini menggunakan
dua kelompok data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
hasil pengamatan langsung dilapangan pada operasi penangkapan ikan.
Pengamatan dilakukan selama proses operasi penangkapan dimulai pada saat
persiapan operasi sampai proses bongkar muatan di Pelabuhan. Setiap tahapan
operasi di tuangkan dalam kegiatan jurnal kegiatan.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data serta informasi yang


diperlukan sebagai berikut:

1. Pengamatan langsung (observasi) dilakukan dengan mengkaji berbagai


informasi selengkap mungkin dari mulai kegiatan penangkapan hingga
penanganan hasil tangkapan. Hal yang harus di perhatikan dalam observasi
yaitu pengamat harus memiliki fokus mencatat lapangan kata sifat harus
dihindarkan dan kehadiran penulis selama pengamatan tidak mengganggu
kegiatan subyek yang diteliti (Hardani et al., 2020). Observasi langsung
dilakukan penulis untuk memperoleh data yaitu dengan mengikuti kegiatan
operasi penangkapan ikan dikapal purse seine, mencatat jurnal kegiatan
setting-hauling, mencatat komposisi dan jenis hasil tangkapan dengan
menggunakan basket sebagai alat untuk mengetahui jumlah hasil
tangkapan.
2. Wawancara ialah suatu proses intraksi antara pewawancara dan sumber
atau orang yang di wawancarai dengan berkomunikasi secara langsung,
yang dimana pewawancara bertanya langsung tentang subjek yang diteliti
dengan instrument yang sudah direncanakan.
3. Dokumentasi dilakukan untuk menemukan permasalah yang sudah berlalu
tentang orang atau kejadian atau sekelompok orang atau peristiwa dalam
situasi sosial yang terkait. Dokumentasi berbentuk foto, tulisan, maupun
gambar.
Jenis data yang dikumpulkan selama praktik akhir ada dua yaitu data
primer dan data sekunder:

2.3.1 Data Primer


Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli baik
dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilaksanakan oleh penulis (Nurzanah, 2019)
Data primer adalah data yang diperoleh ketika melakukan operasi
penangkapan di atas kapal, yaitu sebagai berikut:
1. Pengoperasian purse seine
2. Posisi kapal saat operasi penangkapan
5

3. Komposisi dan jenis hasil tangkapan ikan tiap satu kali setting-hauling
selama operasi penangkapan.
2.3.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil wawancara dengan pemilik kapal dan
data informasi dari Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung. Data yang diperoleh
selama pelaksanaan Praktik akhir yang dikelompokkan dan di klasifikasikan
dalam bentuk tabel dan juga diagram. Data posisi kapal di sajikan dalam bentuk
tabel. Data jumlah hasil tangkapan di sajikan dalam bentuk diagram lalu
kemudian dipersentasikan.

2.4 Metode Analisis Data


Data yang diperoleh selama pelaksanaan Praktik akhir yang
dikelompokkan dan di klasifikasikan dalam bentuk tabel dan juga diagram. Data
posisi kapal di sajikan dalam bentuk tabel. Data jumlah hasil tangkapan di sajikan
dalam bentuk diagram lalu kemudian dipersentasikan.

2.4.1 Komposisi hasil tangkapan


Komposisi hasil tangkapan adalah hasil tangkapan dari masing-masing
mesh size yang sudah teridentifikasi berdasarkan jenis, berat dan panjang ikan
(et al., 2019).

Kj = ni N X 100

Dimana :
Kj = Komposisi jenis ikan (%)
n = Jumlah hasil tangkapan ikan dari setiap jenis ikan (kg)
N = Total jumlah hasil tangkapan (kg)
I = Jenis ikan
6

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan praktik


Rencana Praktik akhir ini dilaksanakan pada tanggal 20 Februari - 20 Mei
2023 di laut Sulawesi dengan menggunakan KM. Inka Mina 916 dengan
pelabuhan pendaratan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung,
Sulawesi Utara.

3.
2

Gambar 1 Gerbang Pelabuhan Perikanan Samudra Bitung

Gambar 2 Lokasi Praktik

KM. Inka Mina 916


KM. Inka Mina 916 adalah jenis kapal Purse Seine dengan GT 30 dan
mempunyai kapasitas penyimpanan hasil tangkapan sebesar 25 ton dengan
jumlah Palka penyimpanan 6 Palkah.

Gambar 3 Kapal Purse Seine


7

No Deskripsi Keterangan
1 Nama Kapal KM.Inka Mina 916
2 Pemilik Kapal RESKYELL S. POLUAN
3 Bentuk lambung U Bottom
4 Jumlah ABK 25
5 Daerah Operasi WPPNRI 715 laut Sulawesi
6 Bendera kebangsaan Indonesia
7 Tanda Selar GT.30. NO.2412/Kkb
8 Call Sign YE 8266-ICON
9 Tempat Pendaftaran Manado
10 Tahun Pembuatan 2014
11 Alat Tangkap Purse Seine
12 Bahan Pembuatan Fiber
13 Panjang x Lebar x Dalam 19.40 X 4.25 X 1.40
14 Tonase Kotor -30- GT
15 Tonase Bersih -9- NT
16 Jumlah Palka 6 (Enam)
17 Kapasitas Palka 25 Ton
18 Sistem Kemudi Manual
19 Jumlah Propeler 1 (Satu)
20 Jumlah Daun Propeler 3 (Daun)
21 Bahan Daun Propeler Kuningan

Kapal KM. Inka Mina 916 dibuat dari bahan dasar kayu yang dilapisi
dengan fiberglass. Tonase kotor dari kapal ini adalah 30 GT dan tonase
bersihnya adalah 9 NT dengan panjang dari kapal ini 21,00 meter, lebar 5,00
meter dan dalam 1,60 meter. Kapal Purse Seine di Bitung rata-rata terbuat dari
bahan Fiber dan didominasi oleh kapal ukuran 28 GT sampai 100 GT.

Jantra Kapal
Jantra kapal merupakan suatu alat kapal yang digunakan untuk mengubah
dan menentukan arah gerak kapal, baik arah lurus maupun belok kapal.

Gambar 4 Jantra
8

3.3 Mesin Kapal


Motor induk adalah mesin penggerak induk atau utama yang digunakan
sebagai penggerak utama kapal. Motor induk sebagai penggerak/pendorong
kapal supaya kapal dapat berjalan maju atau mundur dengan tambahan bantuan
gearbox sesuai dengan pengoprasiannya. Pada KM. Inka Mina 916 ini
menggunakan motor diesel dengan merek MITSUBISHI dengan jumlah slinder 6,
daya 125 Kw.

Gambar 5 Mesin Induk (Main Engine)

Berikut ini adalah spesifikasi Motor induk yang ada di KM. Inka Mina 916.

1. Jenis Motor : Diesel


2. Merek : MITSUBSHI
3. Kapasitas Mesin : 11149 cc
4. Kekuatan : 330 PK
5. Daya : 125 Kw
6. Putaran Mesin : 2.200 rpm
7. Jumlah Silinder : 6 (Enam)
8. Bahan Bakar : Solar
9. Sistem Pendingin : Tidak Langsung
10. Sistem Pelumasan : Sump Basah
11. Sistem Start : Elektronik Motor Start
12. Minyak Pelumas : Mesran SAE 40

3.3.1 Mesin Bantu (Generator)


Generator Listrik adalah sebuah mesin yang mengubah energi gerak
(mekanik) menjadi energi listrik (electric) sebagai alat pembangkit listrik dari
sumber energy mekanik. Generator memegang peran penting dalam pembangkit
9

listrik dan penyaluran tenaga listrik pada suatu sistem tenaga listrik. Generator
dalam fungsinya memasok tenaga listrik kesistim harus memiliki keandalan dan
kesiapan yang baik. Dalam hal ini generator harus memiliki pengaman untuk
mencegah terjadinya segala kemungkinan gangguan yang akan terjadi, baik
gangguan yang berasal dari generator itu sendiri maupun gangguan yang
berasal dari bagian – bagian lain sistim listrik agar dapat mencegah kerusakan
pada generator atau system. Mengingat semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan mengenai kelistrikan dan teknologi tentang sistem kelistrikan itu
sendiri untuk mensuplai listrik baik di darat, udara dan di laut (kapal) (Hasiah et
al., 2020) Mesin Bantu yang ada pada KM. Inka Mina 916 bermerek Yanmar

Gambar 6 Mesin Generator Listrik

Tabel 2 Mesin Generstor Listrik

No Spesifikasi Keterangan
1 Jenis Diesel
2 Merek Yanmar
3 Jumlah Silinder 1 silinder
4 Daya 10 KW
6 Bahan Bakar Solar
7 Sistem Pendingin Air Tawar / Langsung

3.3.2 Mesin Pompa

Mesin pompa air adalah mesin yang terpenting di kapal penangkap ikan
Purse Seine karena salah satu alat untuk melakukan pembersihan dan
penanganan ikan di saat memasukkan di dalam palka kapal atau di saat
melakukan pengawetan. Berikut adalah gambar dan spesifikasi dari mesin
pompa air pada KM. Inka Mina 916.
10

Gambar 7 Mesin Pompa

Tabel 3 Mesin Pompa

No Spesifikasi Keterangan
1 Merek Diesel Leopard

3 Volume fuel oil 3 Liter

4 Lubrycating SAE 40

7 Made in Jepang Air Tawar / Langsung

3.4 Peralatan navigasi


Navigasi adalah proses memantau dan mengendalikan pergerakan dari
seseorang atau alat transportasi (mobil atau kapal atau pesawat) dari satu
tempat ke tempat lainnya, dan perkembangannya sangat pesat. Di mulai dari
manusia yang memanfaatkan alam sekitarnya (umumnya benda – benda langit)
untuk menentukan posisi di mana dia berada, lalu dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan kepintaran manusia, dibuatlah peta yang menggambarkan
kondisi dunia saat itu serta alat bantu navigasi (Emmanuel et al., 2013).

1.4.2 Kompas Magnet


Kompas magnet berfungsi untuk menentukan atau mengetahui arah haluan
dan besaran yang ditunjukkan oleh kapal. Kompas berada ditengah-tengah
anjungan dan berada dekat kemudi. Kompas yang digunakan adalah kompas
magnet basah. Kompas magnet merupakan kompas utama yang digunakan
sebagai alat penentu arah haluan kapal yang terbuat dari lempengan magnet
dan menunjukkan arah mata angin yang sesuai dengan arah dari medan magnet
bumi.
11

Gambar 8 Kompas Mangnet

3.4.3 Global Pisiotioning System (GPS)


GPS pada kapal memiliki fungsi yaitu menentukan posisi kapal di laut saat
melakukan setting atau lokasi fishing ground, mengetahui letak posisi rumpon,
menentukan jarak tempuh dari fishing port ke fishing ground dan begitu juga
sebaliknya. GPS (Global Position System) pada kapal memiliki merk Germin.

Gambar 9 Global Pisitioning System (GPS)

1.4.3 Teropong
Teropong merupakan salah satu alat navigasi yang digunakan nakhoda
dan juru mudi untuk melihat gerombolan ikan, keadaan laut dan letak rumpon.
Nakhoda dan juru mudi juga memakai teropong dengan merek Nikon untuk
melihat keadaan sekeliling kapal akan sandar maupun saat kapal mendekati
bagan agar mengetahui bahaya sekeliling kapal.
12

Gambar 10 Teropong

3.5 Peralatan Keselamatan

Life Buoy (12 Buah)

Gambar 11 Life Buoy

Life Jacket (30 Buah)

Diletakkan di ruang ABK kapal fungsinya agar dapat dan mudah diakses
pada saat keadaan darurat.

Gambar 12 Life Jacket

APAR (3 Buah)

Diletakkan di kamar abk 3 buah


13

Gambar 13 Apar

3.6 Perlengkapan Kapal

3.6.1 Lampu
Lampu pada kapal purse seine berfungsi sebagai alat untuk
mengumpulkan plankton serta ikan pelagis kecil di sekitaran kapal.

Gambar 14 Lampu

Spesifikasi lampu yang di gunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah lampu : 100 buah


Merek : VACOLUX
Daya : 100 W
Model : fl-5050 100 W

3.6.2 Kapstan
Kapstan pada KM. Inka Mina 916 berada pada bagian geladak tengah
disebelah lambung kiri kapal. Kapstan berfungsi untuk menarik tali kerut (purse
line), proses penarikan dilakukan dengan cepat dan hati-hati dimaksudkan agar
jaring pada bagian bawah cepat menutup dan ikan tidak bisa meloloskan diri.
Selain itu kapstan juga berfungsi untuk menaikan jangkar kapal.
14

Gambar 15 Kapstan

3.6.3 Tiang Boom


Tiang boom berfungsi untuk menarik serok ke atas pada saat menaikkan
ikan hasil tangkapan, selain itu juga berfungsi menaikan/menurunkan sekoci
pada saat akan dilakukan setting alat tangkap.

Gambar 16 Tiang Boom

3.6.4 Roller
Roller digunakan sebagai landasan pada saat penarikan tali kerut agar tali
kerut dapat dengan mudah ditarik,roller yang digunakan.
15

Gambar 17 Roller

3.6.5 Serok
Serok digunakan untuk menaikan ikan keatas kapal,ikan hasil tangkapan
dimasukkan ke dalam serok kemudian ditarik dan dinaikkan keatas dengan
bantuan kapstan,serok hanya digunakan apabila ikan yang tertangkap cukup
banyak sehingga tidak memungkinkan untuk ditarik secara manual.

Gambar 18 Brailer

3.6.6 Ayuda
Ayuda / speed boat adalah alat bantu kapal ikan Inka Mina 916, untuk
melakukan pengoperasian atau setting dan juga membantu di saat penarikan
jaring atau Hauling, dan juga membantu disaat kapal keluar maupun sandar di
dermaga.
16

Gambar 19 Ayuda

3.7 Konstruksi Alat Tangkap


Jaring pukat cincin adalah suatu alat tangkap berbahan jaring yang
pengoperasiannya dengan cara melingkari kumpulan ikan, yang akan
membentuk mangkok dalam operasi penangkapan ikan. Pengoperasian purse
seine yaitu dengan cara melingkari kumpulan ikan, selanjutnya tali kerut (purse
line) ditarik kekapal yang berbentuk seperti mangkok (Jaya et al., 2023). Bentuk
rancangan dan dimensi purse seine haruslah sesuai dengan ukuran dan bentuk
kapal, peralatan deck dan fasilitas lainnya. Jadi sambil merancang purse seine
perlu dihimpun data mengenai kecepatan maksimal kapal, kecepatan waktu
menurunkan jaring (operasi), dimensi kapal dan lainnya. Berdasarkan Informasi
tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan tujuan untuk
menganalisis desain alat tangkap dan kapasitas kapal, kecepatan dan waktu
setting kapal serta rasio waktu pelingkaran (setting) kapal terhadap kedalaman
tenggelam alat tangkap (Damayanti, 2020). Upaya penangkapan yang tidak
terkontrol karena meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, maka
perikanan tangkap akan mengalami penurunan produktivitas (Nelwan et al.,
2015).

Gambar 20 Desain Purse Seine KM.Inka Mina 916


17

Berikut adalah bagian-bagian dari alat tangkap purse seine yang ada pada
kapal KM. Inka Mina 916, antara lain :

a. Pelampung
Pelampung merupakan bagain alat tangkap yang berfungsi memberikan
daya apung pada alat tangkap sehingga alat tangkap tidak tenggelam,
pelampung pada KM. inka Mina 916 terbuat dari bahan PVC yang berdiameter
10 cm serta memiliki panjang 18 cm adapun jarak antar pelampung 15 cm
dengan jumlah 1484 buah.

Gambar 21 Pelampung

b. Tali Pelampung
Tali pelampung memiliki ukuran diameter 1,5 cm berfungsi untuk
memasang pelampung yang satu dengan pelampung yang lainnya, serta
berfungsi sebagai penghubung dengan jaring pada tepi bagian atas.

Gambar 22 Tali Pelampung


18

c. Pelampung Tanda

Pelampung tanda memiliki ukuran diameter 18 cm dan panjang 25 cm


yang berfungsi sebagai penanda di ujung jarring. Dan untuk malam hari,
pelampung tanda di pasangi lampu suit agar terlihat saat melakukan Hauling.

Gambar 23 Pelampung Tanda

d. Tali Ris Atas


Tali ris memiliki diameter 1,5 cm merupakan tali yang berfungsi sebagai
tempat menggantungkan bagian atas jaring dan juga sebagai penghubung
antara tali pelampung.

Gambar 24 Tali Ris Bawah

e. Tali Selambar
Tali selambar memiliki diameter 1,5 cm. berbahan Poly Etylhene (PE)
Merupakan tali yang berfungsi sebagai tali yang terhubung dengan ujung tali
kerut untuk memudahkan penarikan tali kerut.

f. Srampt (Salvage)
Sramapt (Salvage)
merupakan bagian dari jaring
purse seine yang berfungsi untuk
menghubungkan antara jaring

Gambar 25 Tali Selembar


19

pokok dengan tali pelampung selvege juga berfungsi melindungi jaring utama
agar tidak mudah sobek saat ditarik juga pada saat pengoperasian Purse Seine.
Ukuran mata jaring yaitu 2 cm.

Gambar 26 Srampat (Salvage)

g. Badan Jaring
Badan jaring pada alat tangkap purse seine berfungsi sebagai dinding yang
menghalangi gerombolan ikan untuk keluar pada bagian ini lebar mata jaring 4
cm dengan bahan Polyamid (PA).

Gambar 27 Badan Jaring

h. Sayap Jaring
Bagian sayap jaring merupakan salah satu bagian dari alat tangkap purse
seine yang berfungsi menghalangi dan mengurung ikan di permukaan sehingga
ikan kesulitan untuk keluar ke arah vertical, pada bagian sayap ukuran mata
jaring 5 cm.
20

Gambar 28 Sayap Jaring

i. Kantong Jaring
Kantong jaring merupakan salah satu bagian dari alat tangkap yang
berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan sebelum dinaikkan di atas
kapal,pada bagian ini ukuran mata jaring sedikit lebih kecil dari bagian lain
dengan ukuran mata jaring 2,5 cm,pada saat hauling dilakukan jaring akan ditarik
sampai selesai sehingga ikan akan berkumpul pada kantong jaring tersebut yang
kemudian dilakukan proses penaikan ikan ke atas kapal.

Gambar 29 Kantong Jaring

j.Tali Ris Bawah


Tali ris bawah merupakan tali yang berfungsi sebagai tempat
mengantungkan bagian bawah jaring dan sebagai penghubung antara tali
pemberat. Diameter tali yaitu 1,4 cm berbahan PE.
21

Gambar 30 tali Ris bawah

a. Tali Pemberat
Tali pemberat berfungsi untuk memasang pemberat yang satu dengan
pemberat lainnya, serta berfungsi sebagai penghubung dengan jaring pada tepi
bagian bawah. Berdiameter 1,4 dan berbahan PE

Gambar 31 Tali Pemberat

b. Pemberat
Pemberat merupakan bagian dari alat tangkap yang berfungsi memberi
daya tenggelam pada alat tangkap, sehingga pada saat setting jaring akan cepat
tenggelam, jumlah pemberat pada alat tangkap purse seine KM. Inka Mina 916
terbuat dari bahan timah hitam dengan jumlah 4200 buah dengan diameter 2cm
serta panjang 5,5 cm.

Gambar 32 Pemberat
22

c. Tali Cincin (Ring)

Tali Cincin (Ring) berfungsi untuk menghubungkan cincin (Ring) dengan


tali ris bawah. Berbahan PE dengan diameter 1 cm.

Gambar 33 Cincin (ring)

d. Cincin (Ring)
Cincin (Ring) terbuat dari bahan besi stainless dengan ukuran diameter
luar 25 cm dan diameter dalam 23 cm. Cincin (Ring) pada alat tangkap purse
seine berfungsi sebagai tempat lewatnya tali kerut (purse line) juga berfungsi
untuk memudahkan penarikan tali kerut pada saat hauling.

Gambar 34 Cicin (Ring)

e. Tali kerut ( Purse Line )


23

Tali kerut memiliki ukuran diameter 4 cm dengan bahan polyamid (PA)


pada alat tangkap purse seine tali kerut berfungsi mengerucutkan jaring pada
bagian bawah serta mengumpulkan tali ris bagian bawah sehingga jaring bagian
bawah akan tertutup,tali kerut ditarik dengan menggunakan alat bantu kapstan.

Gambar 35 Tali Kerut (Purse Line)

3.8 Daerah Operasi Penangkapan ikan


Hasil tangkapan pada KM. Inka Mina 916 umumnya dilakukan pengejaran
gerombolan dan sebahagian di lakukan di rumpon pada perarairan laut sulawesi
tepatnya pada WPPNRI 715. Hal ini adalah merupakan kebiasaaan kapal
tersebut untuk mengejar gerombolan ikan cakalang (Katsuwonus Pelamis) yang
sering dinamakan cakalang gondrong. Hal ini merupakan pertimbangan untuk
ukuran ikan yang di tangkap tentunya sangat berbeda di rumpon dan mengejar
gerombolan. Memang perbedaannya sangat signifikan berkisar perbedaan
ukuran panjang15-20/ekor cm dengan bobot antara 4-5 kilo/ ekor.
Pada saat awal operasi memang menggunakan rumpon hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan persediaan Pengoperasian beberapa hari
kedepan. Disamping menjadi hasil tangkapan, ikan cakalang yang dirumpon juga
di konsumsi sebagai ikan makan untuk ABK kapal.

Gambar 36 Peta Lokasi Penangkapan


24

Tabel 4 Daerah Operasi Penangkapan

No Lintang (S) Bujur (T)


1 01°26'46" 125°12'27"
2 02º 02'52" 126º 04'31"
3 02º 41'63" 126º 11'72"
4 01º 98'69" 126º 35'24"
5 01º 98'43" 126º 40'60"
6 02º 04'82" 126º 37'54"
7 02º 31'41" 126º 50'83"
8 01º 38'57" 126º 54'41"

3.9 Logbook Operasi Penangkapan Ikan


Dalam rancangan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Log
Book Penangkapan Ikan, Pemantauan di Atas Kapal Penangkap Ikan dan Kapal
Pengangkut Ikan, Inspeksi, Pengujian, dan Penandaan Kapal Perikanan, Serta
Tata Kelola Pengawakan Kapal Perikanan telah mengatur:

1. Kapal penangkap ikan berukuran diatas 5 (lima) GT harus dilengkapi


dengan logbook penangkapan ikan (menggunakan eLogbook);
2. Kapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 5 (lima) GT harus
dilengkapi dengan logbook penangkapan ikan yang disederhanakan;
3. Proses pengisian dapat dilakukan di atas kapal penangkap ikan atau di
darat setelah mendaratkan ikan, kemudian disampaikan kepada
Syahbandar di Pelabuhan Perikanan, Petugas logbook Penangkapan
Ikan, otoritas Pelabuhan Pangkapan, atau otoritas Sentra Nelayan;
4. Pengisian data logbook Penangkapan Ikan yang disederhanakan
meliputi informasi dasar API, Jumlah dan Jenis Ikan Tangkapan, serta
Lokasi Penangkapan (Grid Area); dan
5. Data logbook yang disampaikan dapat digunakan sebagai dasar
penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) (Jenderal et al.,
2021).
25

Data LogBook Penangkapan Ikan


Ketelurusan

Ketelurusan Hasil
Kepatuhan Pelaku Pemilik Kapal Dapat
Tangkapan Oleh
Usaha Untuk Memantau Aktivitas
Nelayan Untuk
Perizinan Pemilik Penangkapan
Kepentingan Usaha

Aplikasi e-logbook
Logbook perikanan merupakan lembar isian (format) yang memut data,
informasi dari fakta kapal perikanan dalam operasional kegiatannya.
Berdasarkan logbook Perikanan, kapal perikanan dapat ditentukan kelayakan
administrasi dan teknisnya sebelum kapal diperbolehkan melakukan kegiatan
penangkapan dan atau pengangkutan ikan. Kelayakan administrasi dan teknis
perikanan tersebut dituangkan dalam LLO (Lembar Laik Operasional) sebagai
persyaratan untuk mendapatkan SIB (Surat Izin Berlayar) yang dikeluarkan oleh
Syahbandar (Achmad Reza Pradana, Amiek Soemarmi, 2012). Bagi kapal
perikanan maka dalam tiap operasi penangkapan dan atau pengangkutan ikan
maka sesuai peraturan perundangan LLO harus berada di atas kapal.

3.10 Teknik Pengoprasian purse seine


Tahap awal operasi penangkapan dimulai dengan dua atau tiga orang ABK
(Anak Buah Kapal) turun ke skiff boat menuju rumpon untuk mengamati
pergerakan gerombolan ikan sekaligus melepas gara-gara yang ada pada
rumpon dan mengikatkannya ke skiff boat. Kemudian kapal akan menjauhkan
rumpon dan bergerak mengitari skiff boat dengan membuat gerak melingkar.
Kapal akan bergerak ke posisi tertentu berdasarkan pertimbangan arah arus dan
angin, dengan tujuan agar posisi bagian dalam kantong jaring menghadang arah
arus dan posisi kapal menghadang arah angin.
Penawuran alat tangkap dimulai, dimana kapal akan membentuk gerak
melingkar dengan cepat berlawanan arah jarum jam dengan menurunkan
pemberat, diikuti jaring, pelampung dan pelampung tanda yang berada pada
bagian sayap jaring, kemudian pelampung, jaring, pemberat, cincin, dan tali
kerut, dan setiap bagian jaring akan turun secara bersamaan sampai pada tali
tarik dan kapal akan kembali pada pelampung tanda yang diturunkan. Setelah
selesai penawuran jaring, dilakukan penarikan tali kerut dengan menggunakan
mesin takal sampai semua cincin berkumpul di samping kapal. Selesai penarikan
tali kerut, dilanjutkan dengan penarikan jaring dari kedua sayap sampai pada
bagian kantong jaring dengan bantuan mesin takal. Kemudian dilakukan
pengangkatan hasil tangkapan sampai selesai diteruskan dengan pengikatan
kembali gara gara dan penataan alat tangkap di buritan kapal (Kefi et al., 2013).
26

Gambar 37 Ilustrasi Penangkapan Ikan dengan puse seine

3.11 Persiapan alat tangkap


Penyusunan alat tangkap harus sudah dipersiapkan sebelum kapal
berangkat menuju. Penataan jaring diatas dek kapal berangkat biasanya antara
pelampung badan jaring dan pemberat (termasuk cincin) dipisahkan. Bagian atas
jaring yang berpelampung dipersiapkan diturunkan paling awal kemudian diikuti
dengan badan jaring dan selanjutnya pemberat beserta cincin-cincin nya. Cincin
disusun secara berurutan sehingga jaring tidak kusut saat diturunkan.
Penataan jaring disesuaikan juga dengan arah putaran baling-baling kapal
kearah pelingkaran jaring, arah putaran baling-baling kapal ke kiri maka
penyusunan alat tangkap di bagian lambung kiri kapal, demikian juga pula jika
putaran baling-baling ke kanan, maka alat tangkap disusun dilambung kanan.
Sedangkan penyusunan jaring di buritan dapat dilakukan pada kapal dilakukan
pada kapal dengan baling-baling putar ke kanan maupun ke kiri.

3.12 Penurunan alat tangkap (Setting)


Fishing master kemudian bersiap siap untuk ke rakit untuk menyelam ke
dalam air agar bisa melihat gorombolan ikan di dalam air lalu di saat mau setting
atau membuang jaring dengan melingkar ke kiri atau ke kanan. Fishing master
harus memastikan dulu ikan di rakit banyak atau tidak,disaat fishing master
melakukan penyelaman untuk melihat ikan di dalam air ,dan ikan banyak yang
bergerombolan lalu fishing master memberikan kode kepada capt,dengan
menggunakan radio untuk melalukan setting. kapal bergerak dengan kecepatan
1-4 knot yang bertujuan melingkar gerombolan ikan agar tidak meloloskan diri.

ABK yang bertugas menarik jaring harus dalam posisi stand-by atau siap-
siap ketika ujung jaring sudah sampai ke ujung.
27

Gambar 38 Penurunan (Setting)


28

3.13 Penarikan Alat Tangkap (haulling)


Purse seine merupakan alat tangkap aktif karena dalam operasi
penangkapan kapal melakukan pelingkaran jaring pada target tersebut dengan
cara melingkarkan jaring pada gerombolan ikan lalu bagian bawah jaring
dikerucutkan dengan menarik purse line dengan kata lain ikan yang tertangkap di
dalam jaring tidak dapat meloloskan diri. Fungsi bagian jaring bukan sebagai
penjerat, melainkan sebagai dinding yang akan menghalangi ikan untuk lolos.
Purse seine memiliki efektivitas yang cukup tinggi dalam menghasilkan
tangkapan ikan karena ikan yang ditangkap dalam jumlah banyak dan
begerombol. Jenis jenis ikan yang tertangkap dengan purse seine adalah tongkol
(Euthynnus affinis), kembung (Rastrelliger), tembang (Sardinella), selar (Atule
mate), cakalang (katsuwonus pelamis), tuna (Thunnus), serta ikan pelagis
lainnya. Purse seine yang dipergunakan oleh km. Inka Mina 916 dengan panjang
jaring 350 m dan kedalaman 70 s/d 80 m. Bagian utama dari alat tangkap ini
adalah sayap dan badan dengan ukuran jaring (mesh size) 2 inchi yang terbuat
dari bahan multifilament sintesis polyamide D/18. Pelampung utama terbuat dari
bola plastik TF 17, yang dipasang pada tali ris atas dengan jarak 15 cm setiap
pelampung. Selain itu juga terdapat pelampung tanda berupa light buoy.
Pemberat yang digunakan berbentuk cincin dari timah hitam berdiameter 11,5 cm
sebagai tempat lewatnya tali kolor (purse line) sewaktu penarikan jaring.

Gambar 39 Penarikan (Haulling)

3.14 Pengangkatan hasil tangakapan (bralling)


Setelah sebagian jaring dinaikkan diatas kapal, ikan-ikan yang terkurung
dapat langsung diambil atau dinaikkan keatas kapal dengan menggunakan serok
atau tanggok apabila jumlah hasil tangkapan banyak, apabila hasil tangkapan
ikan berkurang maka akan dinaikan secara manual tidak perlu menggunakan
serok. Pada saat penaikan hasil tangkapan menggunakan serok di arahkan ke
bawah dengan tali caduk di pegang ABK agar tali tidak jatuh ke bawah dan
mempercepat pengangkatan hasil tangkapan menggunakan katrol. Kemudian tali
29

katrol yang sudah diikat dengan serok di tarik menggunakan kapstan sehingga
serok terisi ikan hingga naik di atas kapal dan diarahkan menuju palkah air es.
Selanjutnya ikan di curahkan di dalam palkah es, dengan langsung di tuang ke
dalam palkah. Pada KM. Inka Mina 916 ikan tidak langsung di sortir terlebih
dahulu tetapi di diamkan di dalam palkah air es sampai selesai penarikan jaring
yang kedua.

Gambar 40 Penangkapan (Bralling)

3.11

Penanganan dan penyimpanan ikan

Ikan merupakan komoditas pangan yang sangat mudah mengalami


proses kerusakan, bahkan relatif lebih cepat dibandingkan produk-produk hewani
lainnya. Keadaan ini diperburuk oleh sifat ikan yang umumnya memiliki kulit dan
tekstur halus, kadar lemak yang relatif tinggi, serta kondisi suhu dan kelembapan
udara tropis yang rata-rata tinggi. Oleh karena itu, langkah-langkah penanganan
ikan di atas kapal segera setelah ditangkap sangat besar pengaruhnya terhadap
cepat dan lambatnya laju metabolisme dalam tubuh ikan pada periode
penanganan berikutnya.
Teknik penangkapan dan cara mati ikan merupakan faktor utama yang
memengaruhi laju kecepatan perubahan biokimiawi dalam tubuh ikan. Ikan yang
langsung dibunuh pada saat penangkapan akan mempunyai laju kecepatan rigor
mortis yang lebih lambat daripada ikan yang tidak langsung mati pada saat
penangkapan (terjerat dan meronta-ronta dalam jaring penangkap terlebih
dahulu). Rigor mortis adalah kondisi ketika jaringan otot ikan tidak mampu lagi
mempertahankan fleksibilitasnya (kekenyalannya) karena terjadinya penurunan
proses metabolisme dalam tubuh ikan. Ukuran tubuh dan tinggi rendahnya suhu
penyimpanan ikan segar juga akan memengaruhi laju kecepatan perubahan
biokimiawi dalam tubuh ikan tersebut. Semakin besar ukuran tubuh dan semakin
rendah suhu penyimpanan.
Perlengkapan sarana penangkapan ikan di kapal yang terpenting adalah
palka ikan. Palka ikan merupakan tempat penyimpanan ikan untuk membantu
30

mempertahankan kesegaran dan mutu ikan. penyimpanan ikan dalam palka


juga harus di periksa atau di cek setiap 12 jam sekali.

Gambar 41 Penanganan Ikan diatas kapal

Tahapan kegiatan penanganan ikan di kapal penangkap sebagai berikut.

a) Pengangkatan ikan dari air dan melepasnya dari alat tangkap.


b) Pencucian ikan dengan air.
c) Penyusunan es di dalam palka
d) Penyimpanan ikan dalam palka
e) Pemberian es dengan jumlah yang cukup
f) Menjaga kondisi ikan selama penyimpanan hingga saat pembongkaran

Waktu perjalanan di kapal harus diperhitungkan. Jumlah ikan yang berhasil


ditangkap dan diangkut harus disesuaikan dengan jumlah es yang dibutuhkan.
Apabila kapal pencari ikan berencana untuk melaut dalam waktu yang cukup
panjang, sangat dianjurkan membawah es sesuai lamanya berlayar agar tidak
terjadi kekurangan es pada saat di laut.

3.15 Pembongkaran
Setelah ikan di diamkan selama 2 – 3 hari, 5 orang ABK terdiri dari 3 orang
bertugas bagian palka bersiap siap untuk melakukan pembongkaran Es dari
palka untuk menambahkan Es lagi ke palka yang ada ikan nya dan 2 orang
bersiap siap mengurangi air di palkah yang ada ikan nya dengan menggunakan
mesin pompah/diesel. ABK yang lain stand bye sesuai keahlian yang dimiliki
untuk membantu pembongkaran es.

3.12 Komposisi ikan hasil tangakapan

Komposisi hasil tangkapan KM. Inka Mina 916 di dominasi ikan pelagis
besar dengan jenis hasil ikan utama merupakan ikan – ikan yang tertarik pada
rangsangan cahaya (pototaksis positif). Pada pelaksanaan praktik akhir hasil
tangkapan dapat di lihat pada gambar di bawah ini :

Tabel 5 komposisi Hasil tangkapan

Nama Ikan Nama Latin Nama Inggris


31

Layang Decapterus ruselli Mackerel Scad


Cakalang Katsuwonus Pelamis Skipjack Tuna
Tongkol Abu-abu Thunus tonggol Longtail Tuna

Gambar 42 Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis)

Gambar 43 Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)

Gambar 44 Ikan Layang (Decapterus Ruselli)

1. Trip l

Pada trip pertama di lakukan pada tanggal 22 Maret 2023 dan kembali
pada tanggal 1 April 2023, alat tangkap biasanya turunkan pada malam hari
pada jam sekitar
pukul 02:00. Hasil
tangkapan
yang dominan
pada trip I yaitu
ikan layang
(Decapteru
Layang

100%
32

Ruselli). Presentase hasil tangkapan ikan pada KM. Inka Mina 916 dapat di lihat
di bawah ini.

Hasil tangkapan tertinggi ikan layang terjadi bersamaan dengan


peningkatan salinitas perairan yaitu mulai pada bulan agustus sampai oktober,
sementara hasil tangkapan terendah di temukan mei sampe agustus bersamaan
dengan periode salinitas rendah di perairan sulawesi utara. (Hariati et al., 2010)
mengatakan penyebaran ikan layang jenis malalugis di sulawesi utara
berasosiasi dengan peningkatan kosentrasi kesuburan plankton (fitoflankton)
yang ditandai dengan kandungan klorofil-a yang semakin tinggi pada lokasi-
lokasi dimana terjadi upwelling.

2. Trip ll

Pada trip kedua di lakukan pada tanggal 14 April 2023 dan kembali pada
tanggal 24 April 2023, alat tangkap biasanya turunkan pada malam hari pada jam
sekitar pukul 02:00. Hasil tangkapan yang dominan pada trip II yaitu ikan
layang , Tongkol (Thunus Tonnggol) dan cakalang (Katsuwonus Pelamis).
Presentase hasil tangkapan ikan pada KM. Inka Mina 916 dapat di lihat di bawah
ini.

17%

Layang Decapterus
42% Macrosoma
Tongkol Abu-abu Thunus
tonggol
Cakalang Katsuwonus
Pelamis

42%
33

Secara umum ikan-ikan yang di daratkan di PPS bitung pada bulan


januarai sampai maret 2020 adalah kelompok ikan pelagis, hal ini sesuai dengan
data produksi perikanan laut di laut sulawesi pulau sanana didomisi ikan pelagis
(kecil dan besar).(Studi et al., 2020). Kondisi cuaca di daerah penangkapan
dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan lingkungan ataupun kondisi
oseanografi laut di daerah penangkapan.

3.13 Produksi ikan dominan PPS Bitung


3.13.1 Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis)
Hasil tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus Pelamis) yang didaratkan
PPS Bitung tahun 2017 – 2021 mengalami fluktuasi. Penangkapan tertinggi
terjadi di tahun 2021 dengan jumlah sebanyak 17.677,43 kg, sedangkan produksi
penangkapan terendah terjadi di tahun 2019 sebesar 15.311,15 kg. Gambar
grafik dapat dilihat di bawah ini (Zhou et al., 2020)

18,000.00 17,677.43
17,500.00
17,000.00
16,557.76
16,500.00 16,402.29 16,300.10
Produksi (Kg)

16,000.00
15,500.00 15,311.15
15,000.00
14,500.00
14,000.00
2017 2018 2019 2020 2021
Tahun

Hal ini juga dipengaruhi oleh musim, pada waktu musim barat angin
bertiup kencang yang diikuti gelombang tinggi sehinggah para nelayan tidak
melaut. Jadi meskipun ikan berlimpah jika cuaca tidak mendukung maka hasil
tangkapan juga akan menurun. Menurut Arik (2011) jumlah trip berpengaruh
besar dikarenakan tempat pengoperasian panving tonda di daerah sumatra
hindia, dimana perairan ini menjadi jalur ruaya sepanjang tahun jadi ikan yang
menjadi sasaran penagkapannya. Semakin sering frikuensi operasi
penangkapan, maka peluang untuk mendapatkan hasil tangkapan semakin besar
pula (Zhou et al., 2020).

3.15.1 Ikan Tongkol (Thunus tonggol)


34

Berdasarkan data 5 terakhir, dari tahun 2017-2021 produksi ikan tongkol


(Thunus tonggol) mengalami fluktasi dan cenderung menurun. Jumlah produksi
ikan tongkol (Thunus tonggol) tertinggi pada tahun 2020 dengan nilai 5.820,56 kg
dan kemudian mengalami penurunan pada tahun 2017 dengan nilai 2.781,24 kg.
Sedangakan grafik produksi ikan tongkol tahun 2017-2021 dapat dilihat pada
7,000.00

6,000.00 5,820.56

5,000.00
Produksi (Kg)

4,000.00 3,710.59
3,283.13
2,781.24 2,945.10
3,000.00

2,000.00

1,000.00

-
2017 2018 2019 2020 2021
Tahunan

gambar.
Menurut Nugraha (2012) fluktasi hasil tangkapan sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain oleh keberadaan ikan, jumlah dari upaya yang di
lakukan dan tingkat keberhasilan penagkapan. Pada dasarnya dimusim paceklik
pun ikan pelagis masih tertangkap oleh nelayan tetapi dalam jumlah yang sedikit.
Menangkapan ikan di bulan yang tidak musim akan merugi karena biaya
operasional yang di keluarkan. Pada musim paceklik ini nelayan purse seine pps
bitung banyak yang masih melaut menggunakan alat tangkap purse seine karena
biaya yang di keluarkan relatif murah (Hari, 2016).(Zhou et al., 2020)

3.15.2 Ikan Layang (Decapterus Macrosoma)


3.15.3 Hasil dan upaya penangkapan ikan layang (Decapterus Macrosoma)
purse seine merupakan alat tangkap paling dominan yang di daratkan
hasil tangkapannya di PSS bitung tercatat hinggah tahun 2017-2021 dengan
jumlah sebanyak 9.694,50 kg, sedangkan produksi penangkapan terendah
terjadi di tahun 2017 sebesar 7.724,84 kg. Gambar grafik dapat dilihat di bawah
ini.
35

12,000.00

10,000.00 9,694.50
8,923.05 9,196.85
7,724.84 7,782.01
8,000.00
Produksi (Kg)

6,000.00

4,000.00

2,000.00

-
2017 2018 2019 2020 2021
Tahun

Perkembangan Catch dan effort Penangkapan Ikan


Layang di PPS Bitung Tahun 2017-2021
2017 2018 2019 2020 2021
15000 600

Effort (Unit)
Catch (Ton)

10000 400
5000 200
0 0
2017 2018 2019 2020 2021
Tahun

Catch (Ton) Effort (Alat Tangkap)

Tren CPUE
40.00
35.00 f(x) = − 0.0669070860466535 x + 51.5512683656831
30.00 R² = 0.954430445718341
CPUE (Ton/Unit)

25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
80 130 180 230 280 330 380 430 480 530 580
Effort (Unit)
36

9000
8000
7000
6000
Produksi Kg
5000
4000
3000
2000
1000
0
Setting 1 Setting 2 Setting 3 Setting 4 Setting 5 Setting 6 Setting 7
Setting

Layang Cakalang Tongkol

3.14 Catch per unit effort (CPUE)

3.14.1 CPUE ikan cakalang (Katsuwonus Pelamis)


Besaran nilai CPUE dapat digunakan sebagai indikator tingkat efisiensi
teknik dari upaya penangkapan (effort). Menurut Gulland (1982) dalam
Sibagariang (2011) bahwa Catch per Unit Effort (CPUE) adalah suatu metode
yang digunakan untuk menentukan hasil jumlah produksi perikaan laut yang
dirata-ratakan dalam tahunan. Untuk menentukan nilai CPUE menggunakan
rumus yaitu hasil tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus Pelamis) (catch) dibagi
dengan upaya penangkapan ikan cakalang (effort), tetapi sebelum melakukan
perhitungan CPUE yang harus dilakukan adalah standarisasi alat tangkap.
Berdasarkan data produksi penangkapan ikan cakalang (Katsuwonus Pelamis)
di laut sulawesi utara yang ada di PPS bitung terdiri dari lebih dari satu jenis alat
tangakap. Alat tangakap yang digunakan untuk menangkap ikan cakalang
(Katsuwonus Pelamis) di PPS bitung yaitu, Purse Seine, Pole And Line, Hand
Line, Long Line, dan Gillnet (Zhou et al., 2020).

No Tahun Produksi Trip CPUE


1 2018 16.300,10 11836 1,38
2 2019 15.311,15 11879 1,29
3 2020 16.557,76 9398 1,76
4 2021 17.677,43 10673 1,66

2.00
1.76
1.80 1.66
1.60
1.38
1.40 1.29
1.20
CPUE

1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
-
2018 2019 2020 2021
Cakalang Tahun
37

Berdasarkan nilai CPUE ikan cakalng selama tahun 2018-2021


mengalami fluktuasi, nilai tertinggi CPUE terjadi pada tahun 2020 dengan nilai
sebesar 1,76 ton/trip sedangkan nilai CPUE terendah terjadi pada tahun 2019
dengan nilai 1,29 ton/trip. Tinggi rendahnya nilai CPUE terjadi karna periode
tersebut adanya penambahan dan pengurangan alat tangkap maupun trip
penangkapan

3.14.2 CPUE Ikan Tongkol (Thunus tonggol)


Nilai CPUE ikan tongkol (Thunus tonggol) mengalami fluktuasi. Fluktuatif
nilai CPUE dipengaruhi oleh jumlah unit penangkapan yang broperasi pada
setiap tahunnya, musim penangkapan dan ketersediaan ikan yang akan
ditangkap. Hal ini sangat berkaitan dengan jumlah upaya dan hasil tangkapan
yang dilakukan sehingga akan mempengaruhi nilai CPUE tiap tahunnya.
Menurut Nahib (2008) dalam Dian (2015), hasil tangkapan per unit upaya
penangkapan (CPUE), mencerminkan perbandingan antara hasil tangkapan
dengan unit effort yang di curahkan. Hasil tangkapan pada prinsipnya adalah
merupakan output dari kegiatan penangkapan, sedangka effort yamg
diperlukannya pada prinsipnya merupakan input dari kegiatan penangkapan
tersebut.

No Tahun Produksi Trip CPUE


1 2018 3.283,13 11836 0,28
2 2019 2.945,10 11879 0,25
3 2020 5.820,56 9398 0,62
4 2021 3.710,59 10673 0,35

0.70
0.62
0.60

0.50

0.40 0.35
CPUE

0.28
0.30 0.25

0.20

0.10

-
2018 2019 2020 2021
Tongkol Tahun

Berdasarkan dari data tahun 2018-2021 diketahui bahwa nilai CPUE


tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan nilai sebesar 0,62 ton/trip sedangkan
CPUE terendah terjadi pada tahun 2019 dengaan nilai sebesar 0,25 ton/trip.
Menurut Nabunome (2007) dalam Dhiya (2013), jika dihubungkan antara CPUE
dan effort (trip), maka semakin besar effort, CPUE akan semakin berkurang,
38

sehingga produksi semakin berkurang. Artinya bahwa CPUE berbanding terbalik


dengan effort dimana dengan setiap penambahan effort maka makin rendah
hasil CPUE. Hal ini disebabkan meningkatnya kompetisi antar alat tangkap yang
beroperasi dikarenakann kapasitas sumberdaya yang terbatas dan cendrung
mengalami penurunan akibat usaha penangkapan yang trus meningkat.

3.15.4 CPUE Ikan Layang (Decapterus ruselli)


Perubahan CPUE setiap tahun disebabkan karena fluktuasi hasil
tangkapan dan besarnya beban biaya produksi dibanding keuntungan yang
diperoleh. Hasil analisis ini sesuai dengan pernyataan Ali (2005), bahwa
penambahan upaya penangkapan tidak dapat lagi meningkatkan CPUE atau
penambahan upaya selalu diikuti dengan penurunan CPUE. Apabila
penambahan upaya terus berlanjut, maka secara biologis berbahaya terhadap
populasi dan akan menimbulkan kerugian ekonomi. Untuk itu pengaturan dan
pengendalian upaya penangkapan sesuai dengan standar upaya optimum perlu
dilakukan untuk menjaga keseimbangan biologis dan mencegah terjadinya
kerugian usaha nelayan ikan layang (Decapterus ruselli).

No Tahun Produksi Trip CPUE


1 2018 8.923,05 11836 0,75
2 2019 9.196,85 11879 0,77
3 2020 7.782,01 9398 0,83
4 2021 9.694,50 10673 0,91

1.00 0.91
0.90 0.83
0.75 0.77
0.80
0.70
0.60
CPUE

0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
-
2018 2019 2020 2021
Tahun
Tahun

Berdasarkan data dari tahun 2018-2021 di ketahui bahwa nialai CPUE


tertinggi terjadi pada tahun 2021 dengan nilai sebesar 0,91%, sedangkan nilai
CPUE terendah terjadi pada tahun 2018 dengan nilai sebesar 0,75%.

3.15.5 Pola Musim Ikan


39

Pola musim penangkapan beberapa jenis ikan mengalami perubahan dan


pergeseran di beberapa wilayah indonesia. Pola musim ikan tidak jarang berubah
dan dapat membingungkan nelayan. Biasanya nelayan tidak melakukan kajian
secara empiris, dan mengikuti perubahan pola musim penangkapan yang terjadi
begitu saja. Pergeseran waktu dan musim penangkapan bisa jadi di sebab oleh
prilaku penangkapan nelayan itu sendiri, yang melakukan ekspolitasi lebih dan
kurang memperhatikan daya dukung sumber daya ikan yang di alam (Pola et al.,
2022).

3.15.6 Indeks Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis)


Perubahan hasil tangkapan pada bulan tertentu karena pengaruh tingkat
keberadaan ikan dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan. Penentuan pola
musim penangkapan menggunakan metode persentase rata-rata. Rasio rata-rata
bulanan yang didapat selanjutnya di jumlahkan untuk mendapatkan indeks
musim penangkapan. Umunya untuk mendapatkan pola musim penangkapan,
dilakukan perhitungan indeks musim penangkapan (IMP). Hal ini menunjukkan
bahwa bulan tersebut merupakan waktu yang baik untuk melakuka operasi
penangkapan. Grafik indeks musim ikan cakalang dapat dilihat pada Gambar.
140
121 117
115 115 116 114
120 110 109

100
Indeks Musim (%)

78
80 70 69
65
60

40

20

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bulan

Grafik Indeks Musim Ikan Cakalang

Musim penangkapan ikan cakalang di perairan sulawesi utara


berlangsung selama 7 bulan yaitu bulan Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus,
september. Puncak musim penangkapan ikan cakalang terjadi pada bulan Juni
dengan nilai indeks musim penangkapan sebesar 121%. Sedangkan musim
paceklik terjadi pada bulan November, Desember, Januari, Februari. Tingginya
indeks musim pada bulan tersebut diduga karna adanya upwelling.

3.15.7 Indeks Ikan tongkol (Thunus tonggol)


Musim penangkapan ikan tongkol di perairan sulawesi utara terjadi pada
bulan April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November. Puncak
musim penangkapan ikan tongkol terjadi pada bulan November dengan nilai
indeks musim sebesar 126%. Sedangkan musim paceklik terjadi pada bulan
Januari, Februari, maret, April, Mei, Juni. Grafik indeks musim ikan tongkol dapat
dilihat pada gambar.
40

140 126
122 120
120
102 104 104
97 93 93
100 86
Indeks Musim (%) 77 76
80

60

40

20

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bulan

Grafik Indeks Musim Ikan tongkol

Bulan Maret dan April termasuk ke dalam musim peralihan, dimana


masih mendapatkan pengaruh angin barat, seperti gelombang tinggi, arus
permukaan yang cukup kuat,curah hujan yang tinggi serta angin yang cukup
kencang yang masih terasa membuat keadaan perairan sulawesi utara memiliki
iklim cuaca yang buruk. Hal ini mengakibatkan nelayan cenderung tidak berani
melakukan penangkapan. Di samping itu angin kencang yang terjadi sehinggah
mempengaruhi keberadaan ikan tongkol karena ikan cenderung lebih suka
dengan keadaan perairan yang lebih tenang untuk menghindari tekanan, namun
ikan tongkol bergerak mengikuti arus. Menurut Gunarso (1985) dalam nadhilah
(2017), bahwa iakan tongkol sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan
salinitas.

3.15.8 Indeks Ikan Layang (decapterus macrosoma)


Ikan layang adalah jenis ikan yang bersifat oseanik hidup di perairan dengan
salinitas tinggi. Ikan layang deles (decapterrus Macrosoma) hidup diperairan
dangkal maupun dalam. Jenis ikan layang yang didaratkan di Pelabuhan
Perikanan Samudra PPS bitung terdiri atas dua spesies dominan yaitu ikan
layang abu-abu (Decapterus macrosoma) dan layang biru (decapterus
macarellus) (Hariati et al., 2010). Ikan layang merupakan ikan pelagis yang
tertangkap dengan alat tangkap purse seine dan termasuk hasil tangkapan
dominan diantara hasil tangkapan lainnya. Grafik indeks musim ikan layang
dapat dilihat pada Gambar.
41

160
139
140 135
119
120 111 114
104 107
100 98 100
Indeks Musim (%)

100

80
59
60

40
15
20

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Bulan

Grafik Indeks Musim Ikan layang

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa hasil dari tingkat pemanfaatan
ikan layang pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, berada pada
kisaran tahap berkembang, tingkat pemanfaatan ikan layang bulan September,
Oktober, November, Desember, tahap padat tangkap, tingkat pemanfaatan bulan
Juli dan Agustus Mengalami tahap lebih tangkap atau overfishing hal ini sesuai
dengan tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan (V.A.R.Barao et al., 2022).

4. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian kerja praktik akhir yaitu :

1) Komposisi hasil tangkapan KM. Inka Mina 916 di dominasi ikan pelagis
Kecil dan besar dengan jenis hasil ikan utama merupakan ikan – ikan yang
tertarik pada rangsangan cahaya (pototaksis positif). Komposisi hasil tangkapan
yang diperoleh pada KM. Inka Mina 916 pada Trip l yaitu jenis ikan Layang
sebanyak 50%. Pada Trip ll yaitu jenis ikan Cakalang sebanyak 17%, ikan
Layang sebanyak 41%, dan ikan tongkol abu-abu sebanayak 42%.
2) Hasil CPUE dari tahun 2018 – 2021 mengalami fluktuasi disebabkan
oengaruh hasil tangkapan berkurang dan jumlah trip. Nilai CPUE ikan cakalang
tertinggi terjadi pada tahun 2020 dengan nilai sebesar 1,76 ton/trip, nilai CPUE
ikan tongkol terjadi pada tahun 2020 dengan nilai sebesar 0,62 ton/trip,
sedangkan nilai CPUE ikan layang terjadi pada tahun 2021 dengan nilai sebesar
0,75 ton/trip.
3) Musim penangkapan mempengaruhi jumlah hasil tangkapan yang
diperoleh, penangkapan dilakukan pada saat musim timur (April – Mei). Musim
puncak ikan cakalang terjadi pada bulan Juni dengan nilai indeks sebesar 121%,
untuk ikan tongkol mengalami musim puncak pada bulan November 126%,
sedangkan musim puncak ikan layang terjadi musim puncak pada bulan Agustus
dengan nilai indeks 136%.
42

4.2 Saran
1. Dari hasil pengamatan di lapangan dapat dilihat bahwa pola musim yang
baik pada periode bulan november-april berada di laut maluku utara di
perairan sanana di bandingkan perairan bajo, maka dari itu saran dari
penulis untuk pengoprasian purse seine pada periode tersebut sebaiknya di
perairan Sanana.
43

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Reza Pradana, Amiek Soemarmi, I. (2012). TUGAS DAN WEWENANG


DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA
DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI BIDANG USAHA
PERIKANAN Achmad. Экономика Региона, 1(Kolisch 1996), 49–56.
Arianto, M. F. (2020). Potensi Wilayah Pesisir di Negara Indonesia. Jurnal
Geografi, 20(20), 1–7.
Damayanti, H. O. (2020). Produktivitas Perikanan Tangkap Jaring Purse Seine
The. 16(1), 29–46.
Emmanuel, D., Ichwan, M., & Noviyantoro, S. (2013). Perancangan dan
Implementasi Alat Bantu Sistem Navigasi Menggunakan Modul Navigasi
Berbasiskan Sistem Operasi Android. Jurnal REKA ELKOMIKA, 1(1), 22–
30.
Hariati, T., Amri, K., & Chodriyah, U. (2010). Fluktuasi Hasil Tangkapan Ikan
Layang (Decapterus Spp.) Di Perairan Kendari Dan Sekitarnya Serta
Kaitannya Dengan Sebaran Suhu Permukaan Laut, Salinitas, Dan Klorofil-A
Permukaan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 16(2), 135–146.
Hasiah, H., Adnan, A., Musa, L., & Nurdin, A. (2020). Analisis Kinerja Diesel
Generator Listrik Dikapal Mt.Fortune Glory Xli. Venus, 7(14), 113–132.
https://doi.org/10.48192/vns.v7i14.260
Jaya, M. M., Tanjov, Y. E., Larasati, R. F., & Gatot, I. (2023). KARAKTERISTIK
ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN
SAMUDERA KENDARI ( PPS ) SULAWESI SELATAN Characteristics of
the Purse Seine Firing at Kendari Ocean Fishery Port ( PPS ) South
Sulawesi. 13(1), 192–200.
Jenderal, D., Tangkap, P., Pengelolaan, D., Daya, S., Raup, S. A., Produksi, P.,
Tangkap, P., & Madya, A. (2021). Log Book Penangkapan Ikan untuk
Ketelusuran Produk Perikanan D asar Hukum Log Book Penangkapan Ikan.
Kefi, O. S., Katiandagho, E. M., & Paransa, I. J. (2013). Sukses pengoperasian
pukat cincin Sinar Lestari 04 dengan alat bantu rumpon yang beroperasi di
Perairan Lolak Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Perikanan Tangkap, 1(3), 69–75.
https://doi.org/10.35800/jitpt.1.3.2013.1345
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN BERDASARKAN JENIS, B. D. P. I. P. A. T. J.
I. H. D. M. S. B., RIAU), (STUDI KASUS DI DESA MESKOM KECAMATAN
BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI, & OLEH. (2019). No
TitleΕΛΕΝΗ. Αγαη, 8(5), 55.
Nelwan, A. F., Sudirman, M. N., & Yunus, M. A. (2015). Produktivitas
Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan Kabupaten Sinjai pada Musim
Peralihan Barat-Timur. Journal of Fisheries Sciences, 17(1), 18–26.
Nurzanah, W. (2019). Penentuan Lokasi Pembuangan Material Keruk Alur
Pelayaran Pelabuhan Belawan dengan Sistem Informasi Geografis. Buletin
Utama Teknik, 14(2), 80–91.
44

Pola, A., Penangkapan, M., Kembung, I., Di, T., Paotere, P. P. I., & Makassar, K.
(2022). SKRIPSI ANALISIS POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN
KEMBUNG ( Rastrelliger sp ) BERBASIS DATA TIME SERIES HASIL
TANGKAPAN DI PPI PAOTERE KOTA MAKASSAR.
Simanjuntak, D. H., Lumingas, L. J. L., & Sangari, J. R. R. (2019). Sustainable
Potential of Tuna Fishery Around the Waters of North Sulawesi Province
Based on Data from the Bitung Ocean Fisheries Port (PPS). Jurnal
Perikanan Dan Kelautan Tropis, 10(1), 18.
https://doi.org/10.35800/jpkt.10.1.2019.25071
Studi, P., Pelabuhan, P., Teknologi, J., Ikan, P., Pertanian, P., & Pangkep, N.
(2020). Program studi pengelolaan pelabuhan perikanan jurusan teknologi
penangkapan ikan politeknik pertanian negeri pangkep 2020.
V.A.R.Barao, R.C.Coata, J.A.Shibli, M.Bertolini, & J.G.S.Souza. (2022).
PENDUGAAN STOK IKAN LAYANG (Decapterus Russelli) YANG
DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA
SUMATERA UTARA. In Braz Dent J. (Vol. 33, Issue 1).
Zhou, Yang, & Wang. (2020). Analisa Hasil Tangkap dan Pola Musim
Penangkapan Ikan Pelagis Besar di Perairan Prigi, Jawa Timur NASKAH.
File:///C:/Users/VERA/Downloads/ASKEP_AGREGAT_ANAK_and_REMAJ
A_PRINT.Docx, 21(1), 1–9.
45

LAMPIRAN
46

Lampiran. 1 Buku Pelaut


47
48

Lampiran 2. BST
49

Lampiran 3. Surat Persetujuan Berlayar


50

Lampiran 4. Permohonan Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar


51

Lampiran 5. Hasil Pemeriksaan Teknis Dan Nautis Kapal Perikanan Alat


Penangkapan ikan Dan Alat Bantu Penagkapan ikan
52

Lampiran 6. Surat Pernyataan Kesiapan Kapal Berangkat Dari Nahkoda


53

Lampiran 7. Volume Ruang-Ruang Yang Termasuk Dalam Tonase


54

Lampiran 8. Standar laik operasi Kapal Perikanan


55

Lampira 9. Pas Besar


56

Lampiran 10.Sertifikat kelaikan kapal perikanan (SKKP)


57

Lampira 11. Surat Ukur dalam negri


58

Lampiran 12. Daftar Awak kapal Perikanan


59
60

Lampiran 13. Persetujuan Berlayar


61

Lampiran 14. Surat izin Usaha Perikanan


62

Lampiran 15. Perizinan Berusaha Subsektor Penangkapan Ikan Di WPPNRI


(SIPI)
63

b
64

Lampiran 16. Surat tanda bukti Lapor Kedatangan Kapal (STBLKK)


65

Lampiran 17 General Arrangement Inka Mina 916


66

Lampiran 18 Desain Purse Seine Inka Mina 916


67

Hasil Tangkapan (Kg)


No Hari
Layang Tongkol Cakalang
-
1 23/03/2023 3000 - -
-
2 24/03/2023 - - -
-
3 25/03/2023 5000 - -
Total 8000
8000
Jumlah Hasil Tangkapan
68

Hasil Tangkapan (Kg) Total


No Hari
Layang Tongkol Cakalang
1000
-
1 12/04/2023 1000 - -
1000
2 13/04/2023 - 1000 - -
2000
-
3 14/04/2023 2000 - -

4 18/04/2023 2000 4000 2000 - 8000

Total 5000 5000 2000


12.000
Jumlah Hasil Tangkapan
69

Posisi Kapal
Arah Arah Waktu Waktu
No Hari Haluan Jauh Lama Setting
Angin Arus Setting Hauling
Lintang Bujur Lama Hauling
23. 20 -
1 23/03/2023 02°02'52" U 126°04'31" T 030° 0,20 Nm Utara Selatan 10.30 - 10.37 7 menit 00. 45 1 jam 25 m
05. 35 -
2 24/03/2023 02°41'63" U 126°11'72" T 003° 0,38 Nm Utara Selatan 03. 40 - 03. 48 8 menit 06. 57 1 jam 22 m
05. 15 -
3 25/03/2023 01°98'69" U 126°35'24" T 215° 0,78 Nm Utara Selatan 03. 20 - 03. 28 8 menit 06. 40 1 jam 25 m

Waktu
Posisi Kapal Arah Arah
No Hari Haluan Jauh Waktu Setting Lama Setting Haulin Lama Hauling
Angin Arus
g
Lintang Bujur
05. 20 -
1 12/04/2023 01°98'43" U 126°40'60" T 080° 0,64 Nm Timur Barat 04.00 - 04.09 9 menit 06. 45 1 jam 25 m
05. 45 -
2 13/04/2023 02°04'82" U 126°37'54" T 197° 0,42 Nm Timur Barat 04. 22 - 04. 28 6 menit 06. 20 1 jam 35 m
04. 55 -
3 14/04/2023 02°31'41" U 126°50'83" T 267° 0,27 Nm Timur Barat 03. 42 - 03. 50 8 menit 05. 00 1 jam 15 m
04. 00 -
4 18/04/2023 01°38'57" U 126°54'41" T 015° 0,22 Nm Timur Barat 03. 51 - 03. 58 7 menit 05. 30 1 jam 20 m

Anda mungkin juga menyukai