NOOKE NOFRIYAN
C44070055
The mostly of fishery ship operated in Indonesia has builded with traditional
ways, where in building process of the ship didn’t using plan of design and
construction as well as naval architect calculation. Institution that have the power
to be competent to decide things about ship building in Indonesia is Biro
Klasifikasi Indonesia. This institution will give the sea reasonable certificate for
the ship that have design and construction appropriated with regulation of Biro
Klasifikasi Indonesia. Mostly fishery ship in Indonesia has builded without
monitoring from Biro Klasifikasi Indonesia, with the result that the mostly fishery
ship in Indonesia don’t have the sea reasonable certificate from BKI. Until today
there is no research about design and construction of squidjigg in Muara Baru.
This research include of designing and constructioning of squidjigg KM. Cahaya
Alam Tiga, calculate of hydrostatic parameter of KM. Cahaya Alam Tiga and
compare the size construction between size construction KM. Cahaya Alam Tiga
with size construction from BKI. Method that used in research is case study with
analysis of numeric description. The result of the research was KM. Cahaya Alam
Tiga have two type of ship body. For the first that is “V” bottom for ahead area of
ship and round flat bottom in midship area until stern area of ship. Based on turn
value of mostly ship design for static gear, design of KM. Cahaya Alam Tiga is
already appropriate with ship design for static gear in Indonesia. Suitability value
between size construction of KM. Cahaya Alam Tiga with size construction of
BKI is 63,16 %.
NOOKE NOFRIYAN
C44070055
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana perikanan pada
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Desain dan
Konstruksi Kapal Penangkap Cumi-cumi KM. Cahaya Alam Tiga di Galangan
Kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara” adalah karya saya
sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya ilmiah yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Disetujui:
Ketua, Anggota,
Diketahui:
1) Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan;
2) Dr.Ir. Budhi Hascaryo Iskandar M.Si Selaku pembimbing yang memberikan
bantuan, arahan dan bimbingannya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini;
3) Tak henti-hentinya untuk Vita Rumanti Kurniawati S.Pi.,M.T atas budi
baiknya untuk arahan, bimbingan selama ini kepada penulis dan untuk segala
bantuannya baik moril maupun materi;
4) Dr.Ir. Mohammad Imron, M.Si. Sebagai penguji tamu dan komisi pendidikan
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan atas petunjuk serta masukan
yang diberikan dalam rangka memperbaiki skripsi penulis menjadi lebih baik;
5) PT. Proskuneo Kadarusman, Bapak Anam, dan seluruh ABK KM. Cahaya
Alam Tiga yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian penulis;
6) Keluarga tercintaku: Papa, Mama, Nonna, Nixellia, Lilik Yati, Om Didi, Om
Fredi, Tante Yuli, si kecil Dennis, Aulia, Liana, nenek Onah (Alm), Mbah
Karyumi (Alm), Engkong Riban (Alm), Mbah Tambat (Alm) yang telah
mencurahkan seluruh doa dan dukungan baik materi maupun moril kepada
penulis selama menyelesaikan pendidikan;
7) Ndalu Kristiono Adi, Baginda Budiman Ritonga, Khaerul Anwar, Diki Patra,
Mukhlis 44, atas kontribusinya dalam penyelesaian skripsi ini. Tanpa kalian
skripsi ini mungkin akan semakin lama diselesaikan;
8) Zaki Muttaqin sahabat terbaik penulis, yang tak hentinya mencurahkan doa,
bantuan moril dan materil bagi penulis;
9) Teman-teman 44 Willy, Tri, Purwo, Ade Zamil, Reza, Rois, Rian, Eneng,
Vera, Wume, Lili, Nado, Haidir, Baskoro, Danang, Sudi, Dudi, Rohana,
Hana, Dede, Ibay, Pram, Mira, D’daya, Nela, Wawan, Fani, Leocan, Fadly,
Gilang, Anton, Hadasa, Via, Nova, Keristina, Fahmi yang telah menemani
penulis selama ini;
10) Teman-teman PSP 42, 43, 45, 46, terima kasih atas bantuannya selama ini;
11) Kakak beradik Wahyu dan Fadli serta Ibu Dida dan Pak Efendi atas
kontribusinya dalam pembuatan skripsi, ilmu yang telah diberikan dan
dukungan moril bagi penulis;
12) Bang Agil Cibuntu, buku panduan skripsinya sangat membantu penulis;
13) Nurul Saqinah dan keluarganya atas doa dan semangatnya yang selalu
menemani penulis dalam proses penyelesaian skripsi serta selalu
mengingatkan penulis untuk sabar;
14) Bapak Dodi Muljawan, Ibu Liliek R, Bapak Suherman, Bapak Ahmad dan
seluruh guru di SMA YZA 2 Bogor yang telah membantu penulis dalam
proses penerimaan mahasiswa di IPB;
15) Bapak Abdul Hanan dan The Aam yang sangat membantu penulis dalam
persiapan seminar dan bantuan materinya;
16) Bapak Riyanto (Bumi Putera) dan Ibu Isoh (SDN Purbasari, Bogor)
sekeluarga atas semua doa dan bantuan yang pernah diberikan kepada
penulis;
17) Bapak Gigih dan Mbak Vina (Staf TU) yang selalu mempermudah proses
surat menyurat yang diperlukan oleh penulis;
18) Mbak Yuni selaku koordinator Perpustakaan PSP FPIK IPB;
19) Mang Yana, Mang Isman dan si teteh Petugas kampus;
20) semua Civitas PSP.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ..................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................ 2
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kapal Perikanan ................................................................... 3
2.2 Desain Kapal Perikanan ......................................................................... 3
2.3 Konstruksi Kapal Perikanan ................................................................. 12
2.4 Material Kapal Perikanan ...................................................................... 14
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................. 16
3.2 Peralatan Penelitian ............................................................................. 16
3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 17
3.3.1 Metode pengumpulan data........................................................... 18
3.3.2 Metode pengolahan data ............................................................. 19
3.4 Analisis Data .......................................................................................... 22
3.4.1 Analisis data untuk desain kapal ................................................. 22
3.4.2 Analisis data untuk konstruksi kapal .......................................... 23
LAMPIRAN ......................................................................................................... 62
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Halaman
1 Lunas dan linggi kapal pelayaran lokal ....................................................... 64
2 Galar balok dan galar kim kapal pelayaran lokal ........................................ 65
3 Gading-gading kapal pelayaran lokal .......................................................... 66
4 Ketentuan mengenai balok dek kapal pelayaran lokal ................................ 67
5 Ketentuan mengenai tinggi wrang kapal pelayaran lokal............................ 68
6 Material kayu yang direkomendasikan oleh BKI ........................................ 70
7 Dokumentasi saat penelitian di galangan kapal
PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta Utara ............................. 71
8 Offset table KM. Cahaya Alam Tiga ........................................................... 73
9 Contoh perhitungan parameter hidrostatis ................................................... 74
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Keterangan :
1) Lebar terbesar (breadth maximum)
2) Lebar dalam (breadth moulded)
3) Garis air (water line)
Keterangan :
1) Dalam (Depth)
2) Sarat kapal (draft)
3) Lambung bebas (free board)
Besar kecilnya nilai rasio dimensi utama kapal (L, B dan D) dalam
membangun kapal dapat digunakan untuk menganalisa performa (bentuk) dan
mempengaruhi kemampuan dari suatu kapal. Nilai perbandingan L/D, L/B, dan
B/D perlu diperhatikan dalam perhitungan teknis, jenis bahan maupun ketentuan
yang berlaku.
Menurut Fyson (1985), dalam desain sebuah kapal karakteristik
perbandingan dimensi-dimensi utama merupakan hal penting yang harus
diperhatikan. Perbandingan tersebut meliputi:
1) Perbandingan antara panjang dan lebar (L/B), yang mempengaruhi tahanan
dan kecepatan kapal. Nilai perbandingan L/B mengecil akan berpengaruh
pada kecepatan kapal/ kapal menjadi lambat;
7
A P
Lp
p
F P
d
A P
Lp
p
A Aw
d
F P
Aw B
A d
Tabel 2 menjelaskan nilai koefisien bentuk yang dikemukakan oleh (Nomura and
Yamazaki, 1977).
Tabel 2 Nilai koefisien bentuk untuk kelompok kapal perikanan dengan metode
pengoperasian alat tangkap yang ditarik (towed/ dragged gear), alat
tangkap pasif (static gear), dan alat tangkap yang dilingkarkan
(encircling gear).
Kelompok kapal Cb Cp C Cw
Alat tangkap yang di tarik 0,58-0,67 0,66-0,72 0,88-0,93
Alat tangkap pasif 0,63-0,72 0,83-0,90 0,65-0,75 0,91-0,97
Alat tangkap yang dilingkarkan 0,57-0,68 0,76-0,94 0,67-0,78 0,91-0,95
Sumber : (Nomura and Yamazaki, 1977)
10
Rasio dimensi
Metode operasi
L/B L/D B/D
Encircling gear 2,60-9,30 4,55-17,43 0,56-5,00
Towed/ dragged gear 2,86-8,30 7,20-15,12 1,25-4,41
Static gear 2,83-11,12 4.58-17,28 0,96-4,68
Multipurpose 2,88-9,42 8,69-17,55 0,35-6,09
Sumber: Iskandar dan Pujiati (1995)
Coefficient of fineness
Metode operasi
Cb Cw Cp Cvp Co
Encircling gear 0,56-0,67 0,78-0,88 0,60-0,79 0,68-0,86 0,84-0,96
Towed/ dragged gear 0,40-0,60 0,66-0,77 0,51-0,62 0,60-0,85 0,69-0,98
Static gear 0,39-0,70 0,65-0,85 0,56-0,80 0,53-0,82 0,63-0,91
Multipurpose - - - - -
Sumber: Iskandar dan Pujiati (1995)
11
Pemilihan Materil
Perhitungan Dimensi Utama
Volume dan Berat
Outline dan GA
Estimasi Parameter-parameter
(spesifikasi Pemilik) Rencana GA
Estimasi Biaya
Klasifikasi Gambar
Pembangunan di
Spesifikasi Kontrak
Galangan
Sumber : Fyson,1985
Gambar 8 Diagram proses desain dan konstruksi kapal perikanan.
12
1) Lunas
Lunas adalah bagian utama konstruksi pada alas kapal yang yang
membantang sepanjang garis tengah kapal dari depan sampai belakang.
Tinggi dan lebar lunas dalam dan lunas luar tergantung dari angka penunjuk
L(B/3+H). Tabel mengenai ketentuan lunas kapal pelayaran lokal dapat
dilihat pada Lampiran 1;
2) Linggi
Linggi adalah suatu kerangka konstruksi kapal yang membentuk bagian
ujung haluan kapal dan ujung buritan kapal. Kerangka konstruksi yang
terletak di bagian ujung haluan disebut linggi haluan, sedangkan yang
terletak di bagian ujung buritan disebut linggi buritan. Tabel mengenai
ketentuan linggi kapal pelayaran lokal dapat dilihat pada Lampiran 1;
3) Galar
Galar merupakan balok yang dipasang pada kedua sisi kapal sebelah dalam,
terletak memanjang atau membujur dari bagian haluan hingga buritan kapal.
Galar berfungsi sebagai penguat membujur, pengikat dan penghubung antar
gading-gading pada kapal. Tabel mengenai ketentuan galar pada kapal
pelayaran lokal dapat dilihat pada Lampiran 2;
4) Lantai dek
Lantai dek merupakan permukaan datar atau hampir mendatar yang
menutupi sisi atas dari ruangan-ruangan kapal; dan
5) Kulit kasko
Kulit kasko adalah badan dari sebuah kapal, tidak termasuk tiang-tiang, teli-
temali, layar, permesinan, ataupun peralatan. Kulit kasko berfungsi untuk
mencegah air masuk ke dalam kapal, selain itu juga berperan untuk
menambah gaya apung.
Bagian konstruksi utama kapal yang befungsi sebagai kekuatan melintang, yaitu:
1) Gading-gading
Gading-gading adalah rangka atau tulang rusuk dari sebuah kapal yang
memberikan kekuatan kapal secara melintang. Pada gading-gading
diusahakan sedikit sambungan atau tanpa sambungan agar diperoleh
kekuatan yang besar. Bentuk dari gading-gading akan menentukan bentuk
14
Metode yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode studi kasus
dengan analisis deskriptif numerik. Metode dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data dan fakta kapal penangkap cumi-cumi yang ada di galangan
kapal PT Proskuneo Kadarusman Muara Baru, Jakarta Utara.
Data yang dikumpulkan meliputi:
1) Tipe dan Ukuran kapal;
(1) Nama kapal dan daerah pembuatan;
(2) Dimensi utama (LOA, LWL, B dan D);
(3) Material kapal; dan
(4) Peralatan lain yang termasuk perlengkapan kapal.
2) Tenaga penggerak;
3) data naval architect meliputi: draft, displacement, KB, KM, block
coefficient (Cb), prismatic coefficient (CVP), Midship coefficient (CØ),
waterplane coefficient (Cw);
4) Ukuran-ukuran balok konstruksi; dan
5) Gambar desain dan konstruksi.
18
Data yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yang diperoleh meliputi:
1) Data pengukuran dimensi kapal
Langkah-langkah dalam pengukuran dimensi kapal untuk mendapatkan data sheet
pengukuran adalah sebagai berikut:
(1) Pengaturan posisi kedudukan kapal hingga tepat pada posisi datar (rata air)
dengan menggunakan waterpass yang diletakkan pada bagian lunas dan lebar
badan kapal;
(2) Kayu yang diletakkan pada ujung haluan dan buritan kapal, digunakan
sebagai tempat terbentangnya tali/ benang yang disebut dengan standar line.
Tali ini diatur hingga letaknya berada diatas garis pusat longitudinal kapal;
(3) Penentuan titik ordinat sepanjang kapal yang dibagi menjadi 11 ordinat
dimana ordinat 0 berada di buritan dan ordinat 10 berada dihaluan.
Selanjutnya, dilakukan Penarikan garis pertolongan mendatar yang akan
diproyeksikan ke lambung kapal dengan menggunakan pendulum yang telah
diberi tanda setiap 20 cm. Melakukan pengukuran setiap ordinat yang
tingginya mulai dari standard line ke sheer, tinggi sheer ke base line, lebar
badan kapal, dan lebar linggi haluan. Untuk badan kapal bagian luar,
dilakukan pengukuran jarak secara mendatar dari sheer ke base line, dengan
memproyeksikan setiap titik ke bawah dengan benang pendulum yang telah
diberi tanda;
(4) Kemiringan linggi diperoleh dengan cara merentangkan benang dengan
pemberat dari ujung haluan ke base line. Selanjutnya dilakukan pengukuran
pada jarak horisontal dari benang ke linggi haluan setiap 10 cm.
Pembuatan gambar rencana garis (lines plan) dilakukan setelah data sheet
pengukuran terkumpul, lalu dilanjutkan dengan perhitungan rasio dimensi utama
kapal, yang terdiri dari panjang kapal (L), lebar kapal (B), dan dalam kapal (D).
Lines plan akan membantu dalam mendapatkan data untuk pengisian tabel offset.
Data-data yang ada pada tabel offset akan digunakan untuk melakukan
perhitungan mengenai parameter hidrostatis kapal, yang terdiri dari volume
19
3) Wawancara
Selain data yang didapatkan melalui pengukuran beberapa data juga
didapatkan melalui wawancara dengan para pekerja yang ada di kapal. Beberapa
data yang diperoleh melalui wawacara meliputi: data mesin yang digunakan, data
operasi yang dilakukan, dan jumlah ABK kapal yang bekerja di atas kapal.
Selain data primer, penulis juga mendapatkan data sekunder. Data sekunder
yang diperoleh di lapangan meliputi data desain kapal penangkap cumi-cumi yang
pernah melakukan docking di galangan kapal PT. Proskuneo Kadarusman. Data
ini digunakan oleh penulis sebagai bahan referensi untuk pembuatan gambar
desain kapal penangkap cumi-cumi KM. Cahaya Alam Tiga.
10) Jarak titik apung (B) terhadap lunas (K), dengan rumus :
KB = 1/3 [ 2,5 d – ( /Aw) ] ................................................................. (10)
Keterangan :
11) Jarak titik apung (B) terhadap titik metacentre (M), dengan rumus :
BM = I / .............................................................................................(11)
Keterangan :
= Volume displacement (m3)
I = Moment inertia
13) Jarak titik apung terhadap metacentre longitudinal (BML), dengan rumus :
BML = IL / ....................................................................................... (13)
22
Keterangan :
IL = Innertia longitudinal
= Volume displacement (m3)
15) Jarak titik berat (G) terhadap lunas (K), dengan rumus :
KG = / I ............................................................................................. (15)
Keterangan :
= Ton displacement (ton)
I = Moment innertia
16) Jarak titik berat (G) terhadap metacentre (M), dengan rumus :
GM = KM – KG .................................................................................... (16)
Keterangan :
KM = Jarak metacentre terhadap lunas
KG = Jarak titik berat terhadap lunas
Tabel 5 Lanjutan
14 Volume palka 5 6,4800 m3
a) Panjang 1,8000 meter
b) Lebar 2,0000 meter
c) Tinggi 1,8000 meter m
15 Volume palka 6 6,4800 m3
a) Panjang 1,8000 meter
b) Lebar 2,0000 meter
c) Tinggi 1,8000 meter
16 Penampung air tawar 3 penampung air tawar
17 Volume penampung air tawar 1 3,6000 meter
a) Panjang 2,0000 meter
b) Lebar 1,2000 meter
c) Tinggi 1,5000 meter
18 Volume penampung air tawar 2 3,6000 meter
a) Panjang 2,0000 meter
b) Lebar 1,2000 meter
c) Tinggi 1,5000 meter
19 Volume penampung air tawar 3 3,6000 meter
a) Panjang 2,0000 meter
b) Lebar 1,2000 meter
c) Tinggi 1,5000 meter
20 Tenaga penggerak utama Mitsubishi 120 PK
21 Tahun pembuatan 2007
22 Jumlah ABK 20-25 orang
23 Mesin bantu Mitsubishi 100 PK
Sumber: Data olahan, 2011
berbentuk ellips dengan diameter sebesar 110 cm. Baling-baling ini merupakan
sumber penggerak karena akan mengeluarkan daya dorong terhadap air. Poros
yang menghubungkan mesin utama dan baling-baling berbahan dasar besi
campuran dengan panjang 3 m. Kemudi yang digunakan berbahan dasar besi yang
dilapisi cat dengan dimensi panjang 140 cm dan lebar 70 cm. Sistem kelistrikan
pada kapal menggunakan mesin bantu ber-merk Mitsubishi dengan kekuatan 100
PK yang dapat menghasilkan daya hingga 5 KW. Foto dokumentasi kapal KM.
Cahaya Alam Tiga disajikan pada Lampiran 7.
1) Palka
Kapal KM. Cahaya Alam Tiga memiliki 6 buah palka yang merupakan
tempat penyimpanan hasil tangkapan, masing-masing palka memiliki
kapasitas muatan dan ukuran yang berbeda-beda.
2) Tangki air tawar
Tangki air tawar pada KM. Cahaya Alam Tiga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan air bersih untuk keperluan makan, minum dan untuk
membersihkan diri bagi anak buah kapal, diketahui bahwa KM. Cahaya
Alam Tiga memiliki 2 buah tangki air tawar yang terletak di dekat palka 1
dan palka 5 atau 6.
27
3) Ruang navigasi
Ruang navigasi pada KM. Cahaya Alam Tiga terletak pada bagian wheel
house paling atas, hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan
berada di atas nahkoda akan lebih luas dan jelas untuk menentukan arah
kapal.
4) Ruang ABK
Ruang ABK berada tepat di belakang ruang navigasi yaitu pada wheel
house paling atas. Ruangan ini berfungsi sebagai tempat peristirahatan
bagi ABK mengingat operasi yang dilakukan lebih dari satu hari.
5) Ruang mesin
Ruang mesin merupakan tempat diletakkannya mesin induk dan mesin
bantu yang digunakan. Ruangan mesin KM. Cahaya Alam Tiga terletak di
belakang midship di bawah ruang ABK.
6) Dapur
Dapur KM. Cahaya Alam Tiga terletak pada buritan, tepatnya di belakang
ruang mesin kapal.
7) Toilet
Toilet KM. Cahaya Alam Tiga terletak di buritan, tepatnya di belakang
ruang mesin.
8) Tangki bahan bakar
Tangki bahan bakar terletak di bagian bawah dek kapal, tepatnya di
sebelah kanan dan kiri lambung kapal.
9) Mesin generator
Mesin generator terletak di ruang mesin, mesin ini berfungsi sebagai
pembangkit tenaga listrik.
10) Mesin utama
Mesin utama merupakan mesin yang digunakan sebagai penggerak utama
kapal, mesin ini terletak di bagian bawah dek kapal.
11) Steering gear
28
Steering gear terdiri dari jantra dan rudder sebagai kemudi yang
menentukan olah gerak kapal. Hal ini akan menentukan seberapa baik
manuvering yang dimiliki oleh kapal tersebut.
Gambar general arrangement secara keseluruhan dari kapal KM. Cahaya Alam
Tiga disajikan pada Gambar 10.
Lines plan adalah gambar rencana garis untuk kapal yang akan dibuat, lines
plan digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan kapal, terutama untuk
kelengkungan pada bagian badan kapal (Susanto, 2010). Lines plan dibuat dengan
menggunakan nilai-nilai yang diperoleh dari hasil pengukuran yang ada pada tabel
hasil pengukuran (data sheet), selanjutnya digunakan untuk melakukan
perhitungan hidrostatik. Lines plan terdiri dari tiga komponen, yaitu: gambar
irisan kapal tampak samping (profile plan), gambar irisan kapal tampak atas (half
breadth plan) dan gambar irisan kapal tampak depan (body plan). sedangkan
offset table yang didapatkan dari lines plan disajikan pada Lampiran 8.
Profile plan menunjukkan gambar rencana garis dari irisan kapal tampak
samping, gambar ini memuat enam urutan garis horizontal yang biasa disebut
garis water line/ WL. Garis water line KM. Cahaya Alam Tiga dimulai dari titik
(0.0 m WL) atau WL 0 yang disebut dengan base line, lalu dilanjutkan dengan
WL 1 yaitu (0.2519 m); WL 2 (0.5038 m); WL 3 (0.7557 m); WL 4 (1.0076 m)
dan WL 5 (1.2595). Selain profile plan di dalam lines plan terdapat half breadth
plan yang merupakan gambar irisan setengah lebar kapal tampak atas, gambar ini
menunjukkan posisi WL pada masing-masing kedalaman yaitu dari (0.2519 m –
1.2595 m).
Body plan adalah gambar garis yang menunjukkan lebar kapal tiap ordinat,
ordinat 0-5 menunjukkan bentuk badan kapal dari after prependicular (AP) atau
dari buritan kapal sampai bagian midship (tengah kapal). Ordinat 5-10
menunjukan bentuk badan kapal dari midship hingga fore perpendicular (FP)
atau bagian haluan kapal. Lines plan secara keseluruhan dari kapal KM. Cahaya
Alam Tiga dapat dilihat pada Gambar 11.
29
Rasio dimensi utama dari kapal adalah perbandingan antara dimensi panjang
(L), lebar (B), dan Draft (D). Perbandingan dari ketiga komponen ini akan sangat
mempengaruhi karakteristik dari kapal. Selain itu, nilai rasio dimensi kapal dapat
pula menentukan atau mengidentifikasi keragaan teknis kapal dan stabilitas kapal.
Nilai dari rasio dimensi kapal diperoleh melalui formula
L/B, L/D, B/D. Menurut Susanto (2010), perbandingan L dengan B akan
berpengaruh pada tahanan gerak kapal, semakin besar nilai L/B maka akan
semakin memperburuk kecepatan kapal karena tahanan geraknya akan semakin
besar. Perbandingan antara L dengan D akan menentukan kekuatan memanjang
kapal, semakin besar nilainya maka akan semakin melemahkan kekuatan
memanjang kapal, sedangkan perbandingan antara B dan D akan menentukan
stabilitas kapal, nilai perbandingan B dan D yang semakin besar akan
menunjukkan kapal tersebut memiliki stabilitas yang baik.
Nilai kisaran rasio dimensi diambil dari standard ability kapal-kapal
Indonesia yang diteliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995) dengan jenis alat tangkap
yang dioperasikan bersifat static gear. Nilai perbandingan antara rasio dimensi
utama kapal KM. Cahaya Alam Tiga dengan nilai kisaran rasio dimensi untuk
kapal di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 6.
Dapat dilihat pada Tabel 6 bahwa KM. Cahaya Alam tiga memiliki nilai
perbandingan L dengan B adalah 3,8361 sedangkan nilai kisaran pembandingnya
adalah 2,86-11,12. Hal ini menunjukkan bahwa KM. Cahaya Alam Tiga memiliki
bentuk badan seperti kebanyakan kapal dengan kategori static gear di Indonesia.
Nilai perbandingan antara L dan D adalah nilai yang digunakan sebagai parameter
kekuatan memanjang kapal. Berdasarkan Tabel 6, nilai rasio antara L dan D yang
dimiliki oleh KM. Cahaya Alam Tiga adalah 13,1234. Hal ini menunjukkan
32
bahwa angka perbandingan antara L dan D yang dimiliki oleh KM. Cahaya Alam
Tiga masih memasuki rentang nilai kisaran rasio dimensi kapal untuk kategori
static gear menurut Iskandar dan Pujiati (1995), oleh karena itu KM. Cahaya
Alam Tiga bisa dikatakan memiliki kekuatan memanjang seperti kebanyakan
kapal di Indonesia untuk kategori static gear. Menurut Susanto (2010), kekuatan
memanjang kapal akan bertambah apabila nilai perbandingan antara L dan D
semakin kecil, artinya pada panjang kapal yang sama, semakin besar nilai D maka
kekuatan memanjangnya semakin baik. Sebaliknya apabila nilai perbandingan
antara L dan D semakin besar maka kekuatan memanjang kapal akan berkurang,
hal ini disebabkan oleh nilai dalam kapal yang semakin kecil sehingga panjang
kapal jauh lebih besar daripada dalamnya.
Nilai perbandingan antara B dan D akan mempengaruhi stabilitas kapal,
dimana semakin besar nilainya maka stabilitas kapal akan semakin baik. Tabel 6
memperlihatkan nilai perbandingan antara B dan D yang dimiliki oleh kapal KM.
Cahaya Alam Tiga adalah sebesar 3,4201. nilai ini menunjukkan bahwa stabilitas
yang dimiliki oleh KM. Cahaya Alam Tiga seperti kebanyakan kapal dengan
kategori static gear di Indonesia karena masuk ke dalam nilai kisaran rasio
dimensi yang disajikan pada Tabel 6. Dari ketiga nilai rasio dimensi utama yang
dimiliki oleh KM. Cahaya Alam Tiga, dapat dilihat bahwa nilai rasio dimensi
utama kapal KM. Cahaya Alam Tiga tidak sesuai apabila dibandingkan dengan
nilai rasio dimensi utama yang dikemukakan oleh Nomura dan Yamazaki (1977).
1,9065; dan 3,8201. Hal ini menjelaskan bahwa semakin naik WL maka nilai
midship area (A ) (m2) pada kapal tersebut semakin naik pula.
Angka ton per centimeter (TPC) menunjukkan bobot yang dibutuhkan untuk
merubah draft sebesar 1 cm. Tabel 7 memuat nilai ton per centimeter (TPC)
berturut-turut pada WL 1, WL 3 dan WL 5 adalah 0,2960; 0,4108; dan 0,5351.
Penjelasan mengenai angka ini adalah pada draft 0,2519 meter WL diperlukan
beban seberat 0,3260 ton untuk merubah draft sebesar 1 cm, selanjutnya untuk
merubah draft sebesar 1 cm pada WL 3 yaitu 0,7557 meter, diperlukan beban
sebesar 0,4235 ton dan untuk merubah draft sebesar 1 cm pada WL 5 yaitu 1,2595
meter diperlukan beban sebesar 0,5474 ton. Dengan demikian ton per centimeter
(TPC) dapat dijadikan parameter untuk mengetahui besarnya perubahan muatan
terhadap perubahan ketinggian draft.
Longitudinal centre bouyancy (LCB) menunjukkan titik bouyancy (gaya ke
atas) dari midship sepanjang longitudinal kapal. Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat
nilai LCB berturut-turut dari WL 1, WL 3 dan WL 5 adalah 0,7269; 0,2928; dan
0,0698. Hal ini menunjukkan bahwa letak titik apung (bouyancy) secara
longitudinal bergerak ke arah buritan dengan semakin bertambahnya tinggi draft
kapal.
Jarak KB menunjukkan posisi titik apung dari titik K (keel) secara vertikal.
Tabel 7 memperlihatkan bahwa nilai KB secara berturut-turut dari WL 1, WL 3
dan WL 5 adalah 0,1960; 0,4689; dan 0,7760. Hal ini dapat diartikan nilai KB
mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya draft. Hal ini dikarenakan
semakin bertambahnya draft maka gaya apung yang bekerja ke atas akan semakin
besar.
Jarak BM menunjukkan jarak antara titik bouyancy terhadap titik
metacentre secara vertikal. Jauh dekat jarak antara titik B terhadap M akan
berpengaruh pada kestabilan kapal. Tabel 7 memuat nilai BM berturut-turut dari
WL 1, WL 2, dan WL 3 yaitu 9,8983; 1,0258; dan 0,6012. Hal ini berarti semakin
dekat jarak titik B ke M maka kestabilan kapal menjadi kurang baik, begitu juga
sebaliknya.
Jarak KM adalah jarak yang menunjukkan titik K (keel) ke titik metacentre.
Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai KM berturut-turut dari WL 1, WL 2, dan WL 3
35
adalah 10,0943; 1,4947; dan 1,3772. Hal ini dikarenakan oleh semakin tinggi nilai
draft maka akan menyebabkan pergeseran pada titik metacentre (M).
Jarak BML merupakan jarak yang menunjukkan posisi BM secara
longitudinal. KML merupakan jarak yang menunjukkan posisi KM secara
longitudinal yang dihitung dari midship kapal. Berdasarkan Tabel 7, diketahui
bahwa nilai BML dan KML menurun seiring dengan kenaikan draft.Nilai BML
beturut-turut adalah 198,3340; 48,0046; dan 10,6742. Nilai KML diketahui
berturut-turut adalah 198,5300; 48,4735; dan 11,4502.
Nilai KG menunjukkan jarak dari lunas kapal ke titik berat (G). Berdasarkan
Tabel 7, nilai KG untuk masing-masing draft WL 1, WL 3 dan WL 5 adalah 8,31;
1,65; dan 0,98. Angka tersebut menerangkan bahwa nilai KG akan semakin
menurun seiring dengan dalamnya kapal yang terendam di dalam air.
Coefficient of fineness merupakan nilai yang menunjukkan bentuk badan
kapal. Angka coefficient of fineness untuk KM.Cahaya Alam Tiga disajikan dalam
Tabel 8.
kebanyakan kapal dengan kategori static gear di Indonesia, disamping itu dapat
dikatakan bahwa pada draft maksimum bentuk badan kapal KM. Cahaya Alam
Tiga yang terendam di bawah air cenderung gemuk.
Coefficient of prismatic (Cp) menunjukkan perbandingan antara volume
displacement kapal dengan volume yang dibentuk oleh luas area penampang
melintang tengah kapal (A ) dan panjang kapal pada draft maksimum.
Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa nilai dari Cp adalah 0,6821. Nilai tersebut
masih masuk ke dalam nilai kisaran coefficient of fineness yang dipakai. Dengan
kata lain kapal memiliki tahanan gerak seperti kebanyakan kapal dengan kategori
static gear di Indonesia. Coefficient of vertical prismatic (Cvp) adalah nilai
coefficient yang menunjukkan perbandingan antara volume badan kapal yang
berada di bawah air dengan volume sebuah prisma dengan luas penampang (A )
dan tinggi (d). Diketahui pada Tabel 10, nilai Cvp KM. Cahaya Alam Tiga pada
kondisi draft maksimum adalah 0,6517. Angka ini masih masuk ke dalam kisaran
coefficient of fineness yang telah diteliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995) untuk
kapal dengan kategori static gear di Indonesia. Selain itu angka tersebut
menjelaskan bahwa bentuk badan kapal KM. Cahaya Alam Tiga secara vertical
tidak mengalami banyak perubahan.
Coefficient of waterplane (Cw) merupakan nilai yang menunjukkan
perbandingan area bidang air secara membujur dengan area persegi panjang yang
mempunyai panjang sama dan lebar maksimum. Berdasarkan Tabel 8 nilai Cw
dari kapal KM. Cahaya Alam Tiga pada kondisi draft maksimum adalah 0,7958,
angka ini masih masuk ke dalam nilai kisaran coefficient of fineness yang
digunakan. Angka tersebut juga menjelaskan bahwa bentuk penampang
membujur kapal pada draft design cenderung mendekati persegi.
Coefficient of midship (C ) merupakan nilai yang menunjukkan bentuk
kapal pada bagian midship secara melintang. Diketahui berdasarkan Tabel 8 nilai
C pada kondisi draft maksimum adalah 0,7603. Angka tersebut masih memasuki
nilai kisaran coefficient of fineness untuk kapal dengan kategori static gear di
Indonesia. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa tahanan yang dialami kapal
cenderung besar karena luas penampang pada bagian midship mendekati bentuk
persegi. Berdasarkan nilai kisaran coefficient of fineness untuk kapal static gear di
37
Indonesia yang diteliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995), seluruh nilai coefficient of
fineness KM. Cahaya Alam Tiga memasuki rentang angka kisaran coefficient of
fineness tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa KM. Cahaya alam Tiga
termasuk ke dalam kategori kapal static gear menurut Iskandar dan Pujiati (1995).
Selain itu, Apabila coefficient of fineness KM. Cahaya Alam Tiga dibandingkan
dengan standar coefficient of fineness untuk kapal-kapal dengan kategori static
gear menurut Nomura dan Yamazaki, seluruh coefficient of fineness KM. Cahaya
Alam Tiga berada di bawah standar.
Data-data nilai parameter hidrostatis dapat pula disajikan dalam bentuk
kurva yang dinamakan kurva hidrostatis. Kurva hidrostatis untuk KM.Cahaya
Alam Tiga disajikan pada Gambar 12, dan contoh perhitungan disampaikan pada
Lampiran 9.
38
Selain itu, sifat-sifat kayu seperti berat jenis, kandungan air dan ketahanan
terhadap organisme perusak akan sangat mempengaruhi penggolongan kayu pada
kelas awet (KA) dan kelas kuat (KK). Kayu yang dipakai sebagai bahan material
KM. Cahaya Alam Tiga adalah meterial yang disarankan oleh BKI. Pada Tabel 9
disajikan karakteristik kayu yang digunakan sebagai material konstruksi KM.
Cahaya Alam Tiga.
Gambar rencana konstruksi secara umum terdiri dari tiga bagian gambar
yaitu: 1) Gambar tampak samping (profile construction); 2) Gambar tampak atas
(plan construction); dan 3) Gambar melintang (section view).
Gambar 13 Profile construction dan plan construction KM. Cahaya Alam Tiga.
42
1) Lunas
Lunas adalah bagian paling dasar pada kapal. Lunas berfungsi sebagai
penyangga badan kapal karena bagian lunas akan berhubungan dengan bagian-
bagian lain pada kapal. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, KM.
Cahaya Alam Tiga hanya memiliki lunas luar. Lunas KM. Cahaya Alam Tiga
terbuat dari bahan kayu jati. Bahan tersebut merupakan bahan yang
direkomendasikan oleh BKI. Lunas KM. Cahaya Alam Tiga memiliki panjang
17,2 m dengan ukuran penampang 625 cm2 dan ukuran lebar (L) x tebal (t) yaitu
25 cm x 25 cm. Ukuran penampang yang telah ditetapkan oleh BKI untuk kapal
dengan ukuran seperti itu sebenarnya adalah 582 cm2 , dengan ukuran L x t
adalah 20 cm x 29,5 cm.
Ukuran lunas memang tidak sesuai dengan ukuran yang direkomendasikan
oleh BKI, hal ini dikarenakan pada proses pembuatan kapal didasarkan pada
43
kebiasaan si pembuat, tanpa melihat nilai acuan yang telah ditetapkan oleh BKI.
Namun penampang yang dimiliki oleh KM. Cahaya Alam Tiga lebih besar. Hal
ini memungkinkan bahwa kapal tersebut memiliki kekuatan yang lebih besar.
Gambar konstruksi lunas dapat dilihat pada Gambar 15.
2) Linggi
Linggi merupakan bagian dari komponen kekuatan memanjang kapal serta
tempat dimana papan kulit diletakkan. Linggi KM. Cahaya Alam Tiga terbuat dari
kayu jati. Bahan yang dipakai adalah bahan yang direkomendasikan oleh BKI.
Linggi dibagi menjadi 2 bagian yaitu linggi haluan dan buritan, diketahui dari
hasil pengukuran linggi haluan memiliki dimensi yaitu L 25 cm x t 25 cm, dengan
panjang (P) linggi yaitu 4,1 m dan sudut kemiringan 45o.
Ukuran linggi menurut nilai acuan yang ditetapkan oleh BKI adalah L 17
cm x t 24,5 cm. Ukuran linggi yang ada pada KM. Cahaya Alam Tiga memang
tidak sesuai, namun KM. Cahaya Alam Tiga memiliki linggi yang lebih besar
dibandingkan dengan ukuran yang ditetapkan. Hal ini memiliki arti bahwa
kekuatan memanjang kapal, khususnya untuk linggi haluan lebih besar.
Linggi buritan terletak di bagian belakang kapal, melalui pengukuran
diketahui bahwa dimensi linggi buritan adalah L 25 cm x t 30 cm. Ukuran untuk
dimensi linggi yang ditetapkan oleh BKI adalah L 17 cm x t 24,5 cm. Ukuran ini
memang tidak sesuai dengan nilai acuan yang ditetapkan oleh BKI, namun
dimensi yang lebih besar tentu saja akan memperbesar kekuatan kapal. Gambar
konstruksi dari linggi disajikan pada Gambar 16.
3) Papan kulit
Papan kulit pada kapal ini berfungsi untuk memberikan kekuatan tambahan
pada kapal serta mencegah air masuk ke dalam kapal, sehingga kapal memiliki
daya apung. Secara tradisional papan kulit ini dipasang terlebih dahulu daripada
gading-gading. Penyambungan papan kulit yang ada pada KM. Cahaya Alam Tiga
menggunakan tipe sambungan scarf. Material dasar yang digunakan sebagai
bahan pembuat papan kulit ini adalah kayu Jati. Hal ini didasarkan pada kualitas
kayu tersebut.
BKI 1996 menyebutkan bahwa papan kulit terbagi menjadi tiga kelompok
yaitu:
1) Lajur lunas, merupakan papan yang mengapit bagian kiri dan kanan lunas;
2) Lajur sisi, merupakan papan kulit setelah lajur lunas; dan
3) Lajur atas, marupakan papan kulit setelah lajur sisi.
Pada KM. Cahaya Alam Tiga ukuran papan kulit yang ada adalah lebar (L)
4 cm dan tebal (t) 35 cm. Pengerjaan dalam pemasangan papan kulit dimulai
dengan memanaskan papan untuk bagian haluan kapal. Pada proses pelengkungan
papan digunakan tiang-tiang sebagai alat bantu untuk menahan dan menekan
papan. Pemanasan akan selesai ketika papan telah mencapai kelengkungan yang
diinginkan. Papan kemudian mulai disambung menggunakan paku besi,
sambungan yang dipakai untuk pemasangan papan kulit pada kapal adalah tipe
sambungan scarf. Hal ini dikarenakan menurut pengrajin tipe sambungan ini
merupakan tipe sambungan yang lebih kuat dibandingan dengan tipe sambungan
miring. Gambar konstruksi papan kulit KM. Cahaya Alam Tiga disajikan pada
Gambar 17.
46
4) Pisang-pisang
5) Gading-gading
6) Balok dek
Balok dek adalah balok penahan papan dek yang dipasang secara melintang.
Konstruksinya berhubungan langsung dengan gading-gading. Balok dek pada
KM. Cahaya Alam Tiga memiliki dimensi L X t yaitu 30 cm X 25 cm.
Berdasarkan pengukuran di lapangan, jarak balok dek adalah 35 cm. Hal ini tidak
sesuai dengan ukuran jarak balok dek yang ditetapkan oleh BKI yaitu sebesar 54
cm. Gambar konstruksi balok dek yang terpasang pada gading-gading dapat
dilihat pada Gambar 19.
7) Galar
Galar adalah balok yang dipasang memanjang dari haluan hingga ke buritan.
Galar berfungsi sebagai komponen kekuatan memanjang kapal. Berdasarkan data
yang diperoleh di lapangan, galar KM. Cahaya alam Tiga terbuat dari kayu jati.
Diketahui bahwa KM. Cahaya Alam Tiga memiliki 2 jenis galar, yaitu galar
utama dan galar kim. Galar utama terletak pada siku sambungan antara balok dek
dan gading atas, sedangkan galar kim terletak pada sambungan wrang dengan
gading atas. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, KM. Cahaya Alam
Tiga memiliki ukuran dimensi galar utama (T x t) adalah 20 cm x 10 cm.
Sedangkan galar kim memiliki dimensi (T x t) yaitu 15 cm x 10 cm. Hal ini tidak
51
sesuai dengan nilai yang ditetapkan oleh BKI yaitu untuk galar utama sebesar 26
cm x 7,5 cm dan untuk ukuran galar kim yaitu sebesar 22 cm x 7,5. ukuran balok
galar yang lebih kecil dari nilai yang direkomendasikan oleh BKI akan
berpengaruh terhadap kekuatan memanjang kapal.
Pada pemasangannya galar kim dipasang terlebih dahulu dibandingkan
penguat sambungan gading. Pemasangan galar utama pada kapal dilakukan
terlebih dahulu sebelum pemasangan balok dek. Pemasangan galar di kedua sisi
harus sama tingginya. Hal ini dikarenakan pemasangan galar tersebut selain untuk
menambah kekuatan kapal juga untuk menentukan tinggi rendahnya balok dek
yang akan dipasang. Konstruksi galar pada KM. Cahaya Alam Tiga disampaikan
pada Gambar 21.a dan 21.b.
Gambar 21 Konstruksi galar sebelum dan sesudah dipasang penutup plat baja
52
8) Sekat
Sekat merupakan papan yang memisahkan satu bagian ruangan dengan
bagian ruangan lain di bawah dek. Sekat KM. Cahaya Alam Tiga berbahan dasar
kayu jati. Bahan tersebut adalah bahan yang direkomendasikan oleh BKI.
Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, KM. Cahaya Alam Tiga memiliki 6
sekat. Sekat tersebut berfungsi sebagai pemisah antara ruang mesin utama, ruang
mesin bantu dan palka 1-6. Papan penyekat diketahui memiliki ukuran tebal 4 cm
dan tinggi 25 cm. Pada papan yang digunakan sebagai penyekat ruangan palka,
papan dilapisi dengan polyurethane. Hal ini menurut nelayan akan memudahkan
mereka untuk membersihkan ruangan palka, memudahkan untuk kegiatan
pengangkutan ikan hasil tangkapan serta mempertahankan suhu yang ada di dalam
palka. Gambar konstruksi sekat pada KM. Cahaya Alam Tiga disajikan dalam
Gambar 22.
9) Palka
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, KM. Cahaya Alam Tiga
diketahui memiliki 6 buah palka, dengan ukuran yang berbeda-beda. Palka
pertama berada pada gading 30-33, palka kedua berada pada gading 25-29, palka
ketiga dan keempat berada pada gading 20-24 dan palka terakhir berada pada
gading ke 16-20. Palka KM. Cahaya Alam Tiga dilengkapi dengan insulasi pada
dinding palka yang terbuat dari kain-kain bekas dan styrofoam. Ukuran volume
53
menutupi ruangan, papan ini berukuran panjang (P) 180 cm, lebar (L) 20 cm dan
tebal (t) 4 cm.
Tabel 10 Perbandingan antara nilai pengukuran beberapa bagian konstruksi KM. Cahaya Alam Tiga dengan nilai acuan yang ditetapkan
oleh BKI.
Berdasarkan Tabel 10, dapat dikatakan bahwa konstruksi KM. Cahaya Alam
Tiga memiliki nilai konstruksi yang sesuai dengan nilai acuan yang telah
ditetapkan oleh BKI. Namun tidak semua bagian konstruksi bernilai di bawah
standar BKI. Beberapa bagian konstruksi memiliki ukuran yang lebih kecil dari
yang disarankan oleh BKI. Apabila dipersentasekan, angka persentase untuk
kesesuaian ukuran bagian konstruksi dengan ukuran yang ditetapkan oleh BKI
adalah 63,16%.
5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1) Gambar desain dan konstruksi disampaikan pada Gambar 10,11, 13 dan 14.
Berdasarkan gambar tersebut dapat dikatakan bahwa KM. Cahaya Alam
Tiga memiliki bentuk transom, dengan bentuk badan kapal “V” bottom
pada bagian haluan, round flat bottom pada bagian tengah dan bagian
buritan. Nilai rasio dimensi utama yang dimiliki oleh KM. Cahaya Alam
Tiga sudah sesuai dengan kebanyakan kapal di Indonesia dengan kategori
static gear menurut Iskandar dan Pujiati, (1995), namun apabila
dibandingkan dengan rasio dimensi utama menurut Nomura dan Yamazaki,
(1977) nilai rasio dimensi utama kapal KM. Cahaya Alam Tiga belum
sesuai. Konstruksi KM. Cahaya Alam Tiga menggunakan kayu jati dan
kayu kamper. Kedua kayu tersebut adalah material bahan yang
direkomendasikan oleh BKI.
2) Tabel hasil perhitungan parameter hidrostatis dapat dilihat pada Tabel 9.
Nilai coefficient of fineness KM. Cahaya Alam Tiga secara keseluruhan
masuk ke dalam nilai kisaran yang di teliti oleh Iskandar dan Pujiati (1995).
Hal ini menunjukkan bahwa KM. Cahaya Alam Tiga memiliki bentuk badan
kapal seperti yang dimiliki oleh kebanyakan kapal dengan kategori static
gear di Indonesia, namun apabila dibandingkan dengan coefficient of
fineness menurut Nomura dan Yamazaki (1977) coefficient of fineness yang
dimiliki KM. Cahaya Alam Tiga tidak sesuai.
3) Terdapat 9 bagian konstruksi yang ukurannya dapat dibandingkan dengan
standar BKI. Dari 9 bagian tersebut dijabarkan lagi ke dalam 19 kriteria.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 kriteria tersebut, 63,16 %
dinyatakan sesuai dengan standar BKI.
5.2 Saran
Adi NK.2011. Stabilitas Kapal Penangkap Cumi-Cumi KM. Cahaya Alam Tiga di
Galangan Kapal PT. Proskuneo Kadarusman Muara Baru Jakarta Utara
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor
Amilia AR. 2011. Desain dan Konstruksi Kapal Penangkap Ikan di Sidoarjo
(Studi Kasus Salah Satu Kapal di PPI Juanda) [Skripsi]. Bogor: Fakultas
Perikanan, Institut Pertanian Bogor.
Fyson J. 1985. Design of Small Fishing Vessels. England : Fishing News Book.
Iskandar BH. 1990. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Gillnet di
Indramayu [Skripsi]. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Hal 8-10.
Iskandar BH. dan S Pujiati. 1995. Keragaan Teknis Kapal Perikanan di Beberapa
Wilayah Indonesia. Laporan Penelitian (tidak dipublikasikan). Bogor:
Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Institut
Pertanian Bogor.
Umam M. 2007. Desain dan Konstruksi Kapal Purse Seine “Semangat Baru” di
Galangan Kapal Pulau Tidung [Skripsi]. Bogor. Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
64
Lampiran 3 Lanjutan
Lampiran 9 Lanjutan
WL 1 - WL 3
Base
line WL 1 WL 2 WL 3
s' 1 4 1
Jum
Ord. s y y.s y.s' y y.s y.s' y y.s y.s' (y.s') (jum(y.s'))s n ((jum(y.s'))s.n
No.
0 1,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 -5,0 0,0000
1 4,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,2035 0,8140 0,8140 0,2273 0,9092 0,2273 1,0413 4,1652 -4,0 -16,6608
2 2,0 0,2909 0,5818 0,2909 0,9000 1,8000 3,6000 1,6545 3,3090 1,6545 5,5454 11,0908 -3,0 -33,2724
3 4,0 1,4000 5,6000 1,4000 1,8182 7,2728 7,2728 1,8673 7,4692 1,8673 10,5401 42,1604 -2,0 -84,3208
4 2,0 1,8000 3,6000 1,8000 1,8818 3,7636 7,5272 1,9027 3,8054 1,9027 11,2299 22,4598 -1,0 -22,4598
5 4,0 1,8400 7,3600 1,8400 1,8818 7,5272 7,5272 1,9455 7,7820 1,9455 11,3127 45,2508 0,0 0,0000
6 2,0 1,7455 3,4910 1,7455 1,8812 3,7624 7,5248 1,8636 3,7272 1,8636 10,8819 21,7638 1,0 21,7638
7 4,0 1,5273 6,1092 1,5273 1,6273 6,5092 6,5092 1,6727 6,6908 1,6727 9,7092 38,8368 2,0 77,6736
8 2,0 0,9455 1,8910 0,9455 1,2000 2,4000 4,8000 1,3091 2,6182 1,3091 7,0546 14,1092 3,0 42,3276
9 4,0 0,3545 1,4180 0,3545 0,5182 2,0728 2,0728 0,6545 2,6180 0,6545 3,0818 12,3272 4,0 49,3088
10 1,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 5,0 0,0000
Total 30,0510 35,9220 38,9290 212,1640 34,3600
s' 1 4 1
(jum(y.s))s' 30,0510 143,6880 38,9290 208,9080 = Jum((jum(y.s))s')
n' 2 4 6
=
(jum(y.s))s'n' 60,1020 574,7520 233,5740 853,3880 Jum((jum(y.s)s'))n'
76
Lampiran 9 Lanjutan
WL 3 - WL 5
Base
line WL 3 WL 4 WL 5
s' 1 4 1
Ord. s y y.s y.s' y y.s y.s' y y.s y.s' Jum (y.s') (jum(y.s'))s n ((jum(y.s'))s.n
No.
0 1,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,3545 0,3545 0,3545 0,3545 0,3545 -5,0 -1,7725
1 4,0 0,2273 0,9092 0,2273 0,5818 2,3272 2,3272 1,6273 6,5092 1,6273 4,1818 16,7272 -4,0 -66,9088
2 2,0 1,6545 3,3090 1,6545 1,8182 3,6364 7,2728 1,8455 3,6910 1,8455 10,7728 21,5456 -3,0 -64,6368
3 4,0 1,8673 7,4692 1,8673 1,9000 7,6000 7,6000 1,9273 7,7092 1,9273 11,3946 45,5784 -2,0 -91,1568
4 2,0 1,9027 3,8054 1,9027 1,9273 3,8546 7,7092 1,9636 3,9272 1,9636 11,5755 23,1510 -1,0 -23,1510
5 4,0 1,9455 7,7820 1,9455 1,9727 7,8908 7,8908 1,9946 7,9784 1,9946 11,8309 47,3236 0,0 0,0000
6 2,0 1,8636 3,7272 1,8636 1,8818 3,7636 7,5272 1,9000 3,8000 1,9000 11,2908 22,5816 1,0 22,5816
7 4,0 1,6727 6,6908 1,6727 1,7046 6,8184 6,8184 1,7273 6,9092 1,7273 10,2184 40,8736 2,0 81,7472
8 2,0 1,3091 2,6182 1,3091 1,3818 2,7636 5,5272 1,4546 2,9092 1,4546 8,2909 16,5818 3,0 49,7454
9 4,0 0,6545 2,6180 0,6545 0,7818 3,1272 3,1272 0,9182 3,6728 0,9182 4,6999 18,7996 4,0 75,1984
10 1,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,1591 0,1591 0,1591 0,1591 0,1591 5,0 0,7955
Total 38,9290 41,7818 47,6198 253,6760 -17,5578
s' 1 4 1
(jum(y.s))s' 38,9290 167,1272 47,6198 253,6760 = Jum((jum(y.s))s')
n' 6 8 10
=
(jum(y.s))s'n' 233,5740 1337,0176 476,1980 2046,7896 Jum((jum(y.s)s'))n'
77
Lampiran 9 lanjutan
WL 1 WL 3 WL 5
Ord. s n y y.s.n y.s.n.n y y.s.n y.s.n.n y y.s.n y.s.n.n
No.
0 1,0 -5,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,3545 -1,7725 8,8625
1 4,0 -4,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,2273 -3,6368 14,5472 1,6273 -26,0368 104,1472
2 2,0 -3,0 0,2909 -1,7454 5,2362 1,6545 -9,9270 29,7810 1,8455 -11,0730 33,2190
3 4,0 -2,0 1,4000 -11,2000 22,4000 1,8673 -14,9384 29,8768 1,9273 -15,4184 30,8368
4 2,0 -1,0 1,8000 -3,6000 3,6000 1,9027 -3,8054 3,8054 1,9636 -3,9272 3,9272
5 4,0 0,0 1,8400 0,0000 0,0000 1,9455 0,0000 0,0000 1,9946 0,0000 0,0000
6 2,0 1,0 1,7455 3,4910 3,4910 1,8636 3,7272 3,7272 1,9000 3,8000 3,8000
7 4,0 2,0 1,5273 12,2184 24,4368 1,6727 13,3816 26,7632 1,7273 13,8184 27,6368
8 2,0 3,0 0,9455 5,6730 17,0190 1,3091 7,8546 23,5638 1,4546 8,7276 26,1828
9 4,0 4,0 0,3545 5,6720 22,6880 0,6545 10,4720 41,8880 0,9182 14,6912 58,7648
10 1,0 5,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,1591 0,7955 3,9775
10,5090 98,8710 3,1278 173,9526 -16,3952 301,3546
78
Lampiran 9 lanjutan
WL 1 WL 3 WL 5
Ord. s y y.y.y y.y.y.s y y.y.y y.y.y.s y y.y.y y.y.y.s
No.
0 1,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,3545 0,0446 0,0446
1 4,0 0,1020 0,0011 0,0042 0,2273 0,0117 0,0470 1,6273 4,3093 17,2370
2 2,0 0,2909 0,0246 0,0492 1,6545 4,5290 9,0580 1,8455 6,2855 12,5711
3 4,0 1,4000 2,7440 10,9760 1,8673 6,5109 26,0437 1,9273 7,1589 28,6357
4 2,0 1,8000 5,8320 11,6640 1,9027 6,8883 13,7766 1,9636 7,5711 15,1422
5 4,0 1,8400 6,2295 24,9180 1,9455 7,3637 29,4546 1,9946 7,9354 31,7415
6 2,0 1,7455 5,3181 10,6363 1,8636 6,4723 12,9446 1,9000 6,8590 13,7180
7 4,0 1,5273 3,5626 14,2506 1,6727 4,6801 18,7204 1,7273 5,1535 20,6140
8 2,0 0,9455 0,8452 1,6905 1,3091 2,2435 4,4869 1,4546 3,0777 6,1555
9 4,0 0,3545 0,0446 0,1782 0,6545 0,2804 1,1215 0,9182 0,7741 3,0965
10 1,0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,1591 0,0040 0,0040
74,3671 115,6531 148,9601
79
Lampiran 9 lanjutan
XV. Perhitungan Moment inertia(I) :
Untuk WL 1 = 13,1192
Untuk WL 3 = 20,4603
Untuk WL 5 = 26,3527
XVII.Perhitungan KM :
Untuk WL 1 = 10,0943 m
Untuk WL 3 = 1,4947 m
Untuk WL 5 = 1,3772 m
XVIII.Perhitungan KML :
Untuk WL 1 = 198,5300 m
Untuk WL 3 = 48,4735 m
Untuk WL 5 = 11,4502 m