DOSEN PEMBIMBING
Ir. MURDJITO M.Sc.Eng.
ACHMAD MUSTAKIM S.T., M.T., MBA
1
TUGAS AKHIR – MS 141501
DOSEN PEMBIMBING
Ir. MURDJITO M.Sc.Eng.
ACHMAD MUSTAKIM S.T., M.T., MBA.
2
FINAL PROJECT – MS 141501
SUPERVISOR
Ir. MURDJITO M.Sc.Eng.
ACHMAD MUSTAKIM S.T., M.T., MBA.
3
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
ii
ANALISIS PENGEMBANGAN FASILITAS DAN OPERASIONAL
PELABUHAN PERIKANAN HIGIENIS : STUDI KASUS
PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG
ABSTRAK
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
45/KEPMEN-KP/2014 tentang Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional, Pelabuhan
Perikanan Nusantara Brondong merupakan salah satu pelabuhan perikanan yang akan
ditingkatkan kelasnya menjadi pelabuhan perikanan samudera pada tahun 2025. Adanya
perubahan kelas dapat meningkatkan kualitas dan nilai dari ikan tersebut dengan diimbangi
oleh fasilitas dan operasional yang berbasis higienis. Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Brondong merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Provinsi Jawa Timur dan
yang berlokasi di Lamongan. Dari penelitian ini didapatkan nilai indeks higienis pelabuhan
dengan metode pembobotan ANP. Indeks higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong sebesar 2,31 dan tiga nilai dari subkriteria tidak lolos batasan minimum
pelabuhan perikanan higienis sehingga nilai tersebut belum memenuhi syarat pelabuhan
higienis. Untuk menjadikan pelabuhan higienis maka dilakukan pengembangan fasilitas
dan operasional pelabuhan pada kriteria lokasi dan lingkungan; konstruksi bangunan;
dinding, penerangan dan ventilasi; pasokan air dan bahan bakar; es; penanganan limbah;
toilet; pembersihan dan sanitasi; serta kontrol sanitasi. Biaya yang dikeluarkan dalam
pengembangan agar menjadi pelabuhan higienis sebesar Rp. 16. 579.241.200.
Kata Kunci: Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara, ANP, Pengembangan Pelabuhan,
Biaya
iii
ANALYSIS OF FACILITIES AND OPERATIONAL DEVELOPMENT
OF HYGIENIC FISHING PORT : A CASE STUDY ARCHIPELAGO
FISHERY PORT OF BRONDONG
ABSTRACT
Keywords: Hygienic of Archipelago Fishery Port Index, ANP, Port Development, Costs
iv
Dipersembahkan Kepada Pak Tomo dan Ibuk Siti Komariah Tercinta
Atas Kasih Sayangnya dan Doa yang Mengalir Tiada Henti
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas segala karunia yang diberikan pada pengerjaan Tugas Akhir dengan Judul
“Analisis Pengembangan Fasilitas dan Operasional Pelabuhan Perikanan Higienis :
Studi Kasus Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong”. Terima kasih kepada Bapak
Ir. Murdjito M.Sc.Eng., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Achmad Mustakim
S.T., M.T., MBA., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar telah meluangkan
waktu memberikan bombingan, ilmu, dan arahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan kali ini, perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, antara
lain:
1. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang telah memberi semangat, motivasi, doa dan
nasehat yang luar biasa dalam pencapaian penulis menjalankan pendidikan tinggi.
2. Bapak Ir. Tri Achmadi, Ph.D, selaku Dosen Wali yang telah membimbing dan
membina dengan sabar dan ikhlas selama penulis menempuh pendidikan di
Departemen Teknik Transportasi Laut.
3. Seluruh pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam melakukan
observasi data.
4. Bapak Tri dan Bapak Arif dari Perum Perikanan Indonesia cabang Brondong yang
telah membantu dalam mendapatkan informasi dan bantuan dalam melakukan
observasi data.
5. Bapak Andap dari KUD Mina Tani yang telah membantu dalam melakukan
observasi data.
6. Seluruh teman-teman seperjuangan di Departemen Teknik Transportasi Laut,
ECSTASEA T11 atas dukungan dan doanya
7. Kepada teman-teman seperjuangan “Lab Tele-Tele” Desy, Fani, Aan, Aswin,
Chandra, Dadan, Dikko, Diwa, Fahmi, Ikeh, Isaac, Hikman dan Yafie yang selalu
memberikan hiburan, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan tugas tiada
akhir ini. Terima kasih kawanku.
8. Semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu yang telah banyak membantu
selama proses pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
vii
Untuk melengkapi kekurangan pada Tugas Akhir ini, penulis mengharapkan adanya
saran dan kritik yang membangun. Dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan
kebermanfaatan yang lebih bagi semua pihak.
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL..............................................................................................................xii
ix
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 25
BAB 6 KESIMPULAN...................................................................................................... 83
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 87
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1. Skala 1-9 Saaty (Saaty, 1996) .......................................................................... 22
Tabel 4-1. Fasilitas Pokok PPN Brondong ........................................................................ 32
Tabel 4-2. Fasilitas Fungsional PPN Brondong ................................................................. 32
Tabel 4-3. Fasilitas Fungsional PPN Brondong (Lanjutan) ............................................... 33
Tabel 4-4. Fasilitas Fungsional PPN Brondong (Lanjutan) ............................................... 34
Tabel 4-5. Fasilitas Penunjang PPN Brondong.................................................................. 34
Tabel 4-6. Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Higienis ................................... 35
Tabel 4-7. Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Higienis (Lanjutan) ................. 36
Tabel 4-8. Variabel Penilaian Kriteria Lokasi dan lingkungan ......................................... 37
Tabel 4-9. Variabel Penilaian Kriteria Konstruksi Bangunan ........................................... 37
Tabel 4-10. Variabel Penilaian Kriteria Dinding, Penerangan, dan Ventilasi ................... 38
Tabel 4-11. Variabel Penilaian Kriteria Saluran Pembuangan .......................................... 38
Tabel 4-12. Variabel Penilaian Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar ............................ 39
Tabel 4-13. Variabel Penilaian Kriteria Es ........................................................................ 39
Tabel 4-14. Variabel Penilaian Kriteria Es (Lanjutan) ...................................................... 40
Tabel 4-15. Variabel Penilaian Kriteria Penanganan Limbah ........................................... 40
Tabel 4-16. Variabel Penilaian Kriteria Toilet .................................................................. 41
Tabel 4-17. Variabel Penilaian Kriteria Konstruksi dan Pemeliharaan Alat ..................... 41
Tabel 4-18. Variabel Penilaian Kriteria Perlatan untuk Penanganan Awal ....................... 42
Tabel 4-19. Variabel Penilaian Kriteria Pembersihan dan Sanitasi ................................... 42
Tabel 4-20. Variabel Penilaian Kriteria Kontrol Sanitasi .................................................. 43
Tabel 4-21. Hubungan Keterkaitan Antar Kriteria ............................................................ 45
Tabel 4-22. Unweighted Supermatrik ................................................................................ 46
Tabel 4-23. Bobot Kriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis .............................. 47
Tabel 4-24. Bobot Tiap Subkriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis ................. 47
Tabel 4-25. Perbandingan Penggunaan Kriteria Pelabuhan Perikanan Higienis ............... 49
Tabel 5-1. Penilaian Pengamatan Kriteria Lokasi dan Lingkungan di PPN Brondong ..... 52
Tabel 5-2. Penilaian Pengamatan Kriteria Lokasi dan Lingkungan di PPN Brondong
(Lanjutan) ........................................................................................................................... 53
Tabel 5-3. Penilaian Pengamatan Kriteria Konstruksi Bangunan di PPN Brondong ........ 54
Tabel 5-4. Penilaian Pengamatan Kriteria Dinding, Penerangan dan Ventilasi di PPN
Brondong............................................................................................................................ 55
xii
Tabel 5-5. Penilaian Pengamatan Kriteria Saluran Pembuangan di PPN Brondong ........ 56
Tabel 5-6. Penilaian Pengamatan Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar di PPN Brondong
............................................................................................................................................ 57
Tabel 5-7. Penilaian Pengamatan Kriteria Es di PPN Brondong ....................................... 59
Tabel 5-8. Penilaian Pengamatan Kriteria Penanganan Limbah di PPN Brondong ......... 60
Tabel 5-9. Syarat Jumlah Toilet Untuk Pria ...................................................................... 61
Tabel 5-10. Syarat Jumlah Toilet Untuk Wanita ............................................................... 61
Tabel 5-11. Penilaian Pengamatan Kriteria Toilet di PPN Brondong .............................. 62
Tabel 5-12. Penilaian Pengamatan Kriteria Konstruksi dan Pemeliharaan Alat di PPN
Brondong............................................................................................................................ 63
Tabel 5-13. Penilaian Pengamatan Kriteria Peralatan Untuk Penanganan Awal di PPN
Brondong............................................................................................................................ 64
Tabel 5-14. Penilaian Pengamatan Kriteria Pembersihan dan Sanitasi di PPN Brondong 65
Tabel 5-15. Penilaian Pengamatan Kriteria Kontrol Sanitasi di PPN Brondong ............... 66
Tabel 5-16.Nilai Kriteria Lokasi dan Lingkungan ............................................................. 67
Tabel 5-17. Nilai Kriteria Konstruksi Bangunan ............................................................... 67
Tabel 5-18. Nilai Kriteria Dinding, Penerangan, dan Ventilasi ......................................... 67
Tabel 5-19. Nilai Kriteria Saluran Pembuangan ................................................................ 67
Tabel 5-20. Nilai Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar ................................................ 67
Tabel 5-21. Nilai Kriteria Es.............................................................................................. 68
Tabel 5-22. Nilai Kriteria Penanganan Limbah ................................................................. 68
Tabel 5-23. Nilai Kriteria Toilet ........................................................................................ 68
Tabel 5-24. Nilai Kriteria Konstruksi dan Pemeliharaan Alat ........................................... 68
Tabel 5-25. Nilai Kriteria Peralatan Untuk Penanganan Ikan ........................................... 68
Tabel 5-26. Nilai Kriteria Pembersihan dan Sanitasi......................................................... 69
Tabel 5-27. Nilai Kriteria Kontrol Sanitasi........................................................................ 69
Tabel 5-28. Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong .......................... 70
Tabel 5-29. Nilai Indeks Setelah Dilakukan Peningkatan Nilai Setiap Subkriteria .......... 76
Tabel 5-30. Rincian Hitungan Pengembangan Kriteria Lokasi dan Lingkungan Pada
Subkriteria Mutu Air Baik ................................................................................................. 77
Tabel 5-31. Total Biaya Pengembangan PPN Brondong Higienis .................................... 78
Tabel 5-32. Indeks Skenario 1 ........................................................................................... 79
Tabel 5-33. Total Biaya Pengembangan Skenario 1 .......................................................... 79
Tabel 5-34.Indeks Skenario 2 ............................................................................................ 80
xiii
Tabel 5-35. Total Biaya Pengembangan Skenario 2 .......................................................... 80
Tabel 5-36.Indeks Skenario 3 ............................................................................................ 81
Tabel 5-37. Total Biaya Pengembangan Skenario 3 .......................................................... 81
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa jumlah produksi perikanan tangkap di
Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan adanya
peningkatan produksi perikanan meningkat pula kegiatan yang ada di pelabuhan perikanan.
Kegiatan-kegiatan yang ada di pelabuhan perikanan yakni pendaratan ikan, penanganan,
pengolahan, dan pemasaran ikan, serta penyaluran perbekalan.
1
ini pandangan masyarakat ketika mengunjungi pelabuhan perikanan yakni tempat yang
kumuh, terkesan bau amis, banyak genangan air, dan kotor.
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) higienis pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong.
2. Mendapatkan model pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Brondong berbasis pelabuhan higienis.
3. Mendapatkan biaya yang diperlukan untuk pengembangan Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Brondong berbasis pelabuhan higienis.
2
1.4 Batasan Masalah
1. Studi kasus berada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong.
2. Penelitian ini hanya terfokus pada fasilitas pelabuhan perikanan yang meliputi :
a. Fasilitas pokok : dermaga, kolam pelabuhan, dan saluran pembuangan
(drainase).
b. Fasilitas fungsional : TPI (Tempat Pelelangan Ikan), air bersih, instalasi
Bahan Bakar Minyak (BBM), es.
c. Fasilitas penunjang : fasilitas sanitasi seperti toilet.
3. Kegiatan operasional pelabuhan perikanan seperti pendaratan ikan, penanganan
ikan segar, dan penyaluran perbekalan kapal.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi saat ini serta tingkat sanitasi
dan higienis yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong. Selain itu juga
untuk mendapatkan model pengembangan pelabuhan perikanan higienis pada segi fasilitas
dan operasional pada Pelabuhan Perikanan (PPN) Brondong.
3
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian
tugas akhir. Metodologi menggambarkan alur kegiatan dan kerangka berpikir yang
digunakan oleh peneliti selama melakukan penelitian.
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini menjelaskan teori dasar dalam menunjang penelitian beserta konsep-
konsep yang mendukung penelitian dalam Tugas Akhir, termasuk gambaran dari sisi
regulasi, kebijakan dan penelitian terdahulu.
5
(1) Pelayanan pembinaan dan pengolahan hasil perikanan;
(2) Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;
(3) Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan;
(4) Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;
(5) Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan;
(6) Pelaksanaan kesyahbandaran;
(7) Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;
(8) Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh perikanan dan kapal pengawas kapal
perikanan;
(9) Tempat publikasi hasil penelitian kelautan dan perikanan;
(10) Pemantauan wilayah pesisir;
(11) Pengendalian lingkungan;
(12) Kepabean; dan/atau
(13) Keimigrasian.
Selain memiliki fungsi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
pelabuhan perikanan dapat melaksanakan fungsi pemerintahan lainnya yang terkait
dengan pengelolaan perikanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Fungsi Pengusahaan
Fungsi pengusahaan pada pelabuhan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b, untuk melaksanakan pengusahaan berupa penyediaan dan/atau pelayanan
jasa terkait di pelabuhan perikanan. Fungsi pengudahaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), meliputi:
(1) Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;
(2) Pelayanan bongkar muat ikan;
(3) Pelayanan pengolahan hasil perikanan;
(4) Pemasaran dan distribusi ikan;
(5) Pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan perikanan;
(6) Pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan;
(7) Pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan;
(8) Wisata bahari; dan/atau
(9) Penyediaan dan/atau pelayanan jasa lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
6
2.2.2 Menurut Lubis
Pelabuhan perikanan ditinjau dari fungsinya berbeda dengan pelabuhan lainnya,
dimana pelabuhan perikanan dikhususkan untuk aktivitas dibidang perikanan tangkap.
Terdapat dua jenis pengelompokkan fungsi pelabuhan perikanan yaitu ditinjau dari
pendekatan kepentingan dan dari segi aktivitasnya. Fungsi pelabuhan perikanan
berdasarkan pendekatan kepentingan adalah sebagai berikut:
a. Fungsi maritim, yaitu pelabuhan perikanan mempunyai aktivitas-aktivitas yang
bersifat kemaritiman, yaitu merupakan suatu tempat kontak bagi nelayan atau pemilik
kapal, antara laut dan daratan untuk semua aktivitasnya;
b. Fungsi komersil, yaitu pelabuhan perikanan merupakan suatu tempat awal untuk
mempersiapkan pemasaran produksi perikanan dengan melakukan transaksi
pelelangan ikan;
c. Fungsi jasa, yaitu meliputi seluruh jasa-jasa pelabuhan mulai dari ikan didaratkan
sampai ikan didistribusikan. Fungsi jasa dapat dikelompokkan menjadi:
(1) Jasa-jasa yang melayani pendaratan ikan, antara lain penyediaan alat-alat
pengangkut ikan, keranjang-keranjang atau bak plastik dan buruh untuk
membongkar ikan;
(2) Jasa-jasa yang melayani kapal-kapal penangkap ikan, antara lain dalam
penyediaan bahan bakar, air bersih, dan es;
(3) Jasa-jasa yang menangani mutu ikan, antara lain terdapatnya fasilitas cold
storage, cool room, pabrik es, dan penyediaan air bersih;
(4) Jasa-jasa yang melayani keamanan pelabuhan, antara lain adanya jasa
pemanduan bagi kapal-kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan, dan yang
berfungsi memeriksa surat-surat kapal dan jumlah serta jenis barang atau ikan
yang dibawa;
(5) Jasa-jasa pemeliharaan kapal dan pelabuhan antara lain adanya fasilitas
docking, slipway, dan bengkel.
Fungsi pelabuhan perikanan ditinjau dari segi aktivitasnya adalah pusat kegiatan
ekonomi perikanan baik ditinjau dari aspek pendaratan dan pembongkaran ikan,
pengolahan, pemasaran dan pembinaan terhadap masyarakat nelayan. Fungsi-fungsi
tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
7
a. Fungsi Pendaratan dan Pembongkaran
Pelabuhan perikanan lebih ditekankan sebagai pemusatan sarana dan kegiatan
pendaratan dan pembongkaran hasil tangkapan di laut. Pelabuhan perikanan sebagai
tempat pemusatan armada penangkap ikan untuk mendaratkan hasil tangkapan, tempat
berlabuh yang aman, menjamin kelancaran pembongkaran ikan dan penyediaan bahan
perbekalan.
b. Fungsi Pengolahan
Pelabuhan perikanan sebagai tempat untuk membina peningkatan mutu serta
pengendalian mutu ikan dalam menghindari mutu ikan dalam menghindari kerugian
dari pasca tangkap. Fungsi pengolahan ini merupakan salah satu fungsi yang penting
terutama pada saat musim ikan yaitu untuk menampung produksi perikanan yang tidak
habis terjual dalam bentuk segar.
c. Fungsi Pemasaran
Pelabuhan perikanan juga berfungsi sebagai tempat untuk menciptakan mekanisme
pasar yang menguntungkan baik bagi nelayan maupun bagi pedagang. Dengan
demikian maka sistem pemasaran dari tempat pelelangan ikan ke konsumen harus
diorganisir secara baik dan teratur. Pelelangan ikan adalah kegiatan awal dari
pemasaran ikan di pelabuhan perikanan untuk mendapatkan harga yang layak
khususnya bagi nelayan.
d. Fungsi Pembinaan Terhdap Masyarakat Nelayan
Fungsi ini menunjukkan bahwa pelabuhan perikanan dapat dijadikan sebagai
lapangan kerja bagi penduduk disekitarnya dan sebagai tempat pembinaan masyarakat
perikanan seperti nelayan, pedagang, pengolah dan buruh angkut agar mampu
menjalankan aktivitasnya dengan baik. Melalui pembinaan ini, para pelaku atau
pengguna di pelabuhan tersebut diharapkan dapat menguasai kegiataannya lebih baik
lagi sehingga masing-masing pengguna memperoleh manfaat dan keuntungan yang
optimal.
8
a. Penahan gelombang (breakwater), turap (reverment), dan groin;
b. Dermaga;
c. Jetty;
d. Kolam;
e. Alur pelayaran;
f. Jalan komplek dan drainase; dan
g. Lahan.
9
a. Balai pertemuan nelayan;
b. Mess operator;
c. Wisma nelayan;
d. Fasilitas sosial dan umum seperti tempat peribadatan dan Mandi Cuci Kakus
(MCK);
e. Pertokoan; dan
f. Pos jaga.
10
Dengan demikian untuk mencapai keberhasilan pengelolaan pelabuhan, hendaknya
pengelola selalu memberikan jasa-jasanya juga dapat memanfaatkan dan memelihara
fasilitas-fasilitas yang ada secara efektif dan efisien dan dapat mengkoordinir semua
pelaku-pelaku pelabuhan (nelayan, pedagang, pengolah, petugas pelabuhan, buruh) secara
baik.
Kegiatan operasional yang berlangsung di pelabuhan perikanan (Direktorat Jendral
Perikanan, 1994 vide Ngamel, 2005) antara lain:
a. Pendaratan ikan
Pendaratan ikan di pelabuhan perikanan sebagian besar berasal dari kapal
penangkap ikan yang mendaratkan hasil tangkapannya di pelabuhan itu, hanya
sebagian kecil berasal dari pangkalan pendaratan ikan dan pelabuhan yang dibawa
ke pelabuhan itu dengan menggunakan sarana transportasi darat.
b. Penanganan, Pengolahan dan pemasaran ikan
Sesuai dengan salah satu fungsinya sebagai tempat pembinaan dan pengawasan
mutu hasil perikanan, penanganan ikan segar di pelabuhan perikanan dilakukan
dengan metode pendinginan yang dapat dilakukan dengan menggunakan es.
Pengolahan ikan dimaksudkan untuk mempertahankan mutu sehingga waktu
pemasaran menjadi lebih lama serta dapat meningkatkan nilai jual ikan, kegiatan
pemasaran yang dilakukan di pelabuhan perikanan bersifat lokal, nasional dan
ekspor.
c. Penyaluran Perbekalan
Penjualan/pengisian perbekalan yang berkaitan dengan fasilitas pelabuhan
perikanan saat ini adalah penjualan es, air bersih dan penyaluran BBM. Pelayanan
perbekalan ini umumnya diadakan oleh pihak UPT Pelabuhan, KUD, koperasi
pegawai pelabuhan, BUMN dan pihak swasta.
11
kelas A, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), Pelabuhan
Perikanan kelas B, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN),
Pelabuhan Perikanan kelas C, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP),
dan Pelabuhan Perikanan kelas D, yang selanjutnya disebut Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI).
Setiap kelas memiliki kriteria masing-masing untuk kriteria tersebut telah ditetapkan
pada Pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2012 Bagian
keempat tentang klasifikasi pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut:
PPS sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan operasional
yang meliputi:
a. Kriteria teknis terdiri dari:
(1) Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di
perairan Indonesia, Zona Ekonomi Ekslisif Indonesia (ZEEI), dan laut lepas;
(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-
kurangnya 60 GT;
(3) Panjang der,aga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3 m;
(4) Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 100 unit atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT; dan
(5) Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 20 ha.
b. Kriteria operasional terdiri dari:
(1) Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor;
(2) Terdapat aktivitas bongkat muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-
rata 50 ton per hari; dan
(3) Terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.
PPN sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan operasional
yang meliputi:
a. Kriteria teknis terdiri dari:
(1) Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di
perairan Indonesia dan ZEEI;
(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-
kurangnya 30 GT;
12
(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3 m;
(4) Mempu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 75 unit atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT; dan
(5) Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 10 ha.
b. Kriteria operasional terdiri dari:
(1) Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-
rata 30 ton per hari; dan
(2) Terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya
PPP sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan operasional
yang meliputi:
a. Kriteria teknis terdiri dari:
(1) Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di
perairan Indonesia;
(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurangkurangnya 10 GT;
(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 2 m;
(4) Mampu enampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 30 unit atau jumlah
keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT; dan
(5) Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 5 ha.
b. Kriteria operasional terdiri dari:
(1) Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-
rata 5 ton per hari; dan
(2) Terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.
PPI sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan operasional
yang meliputi:
a. Kriteria terknis terdiri dari:
(1) Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di
perairan Indonesia;
(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurangkurangnya 5 GT;
13
(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 1 m;
(4) Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 15 unit atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 75 GT; dan
(5) Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 1 ha.
b. Kriteria operasional yaitu terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran
hasil perikanan rata-rata 2 ton per hari.
14
2. Kebersihan dan sanitasi
(1) Lantai, wadah peralatan dan sebagainya dibersihkan dan dicuci sebelum dan
sesudah dipakai dengan menggunakan air yang mengandung chlorine;
(2) Peralatan kebersihan (sikat, sapu, alat semprot dan lain-lain) tersedia setiap saat
bila diperlukan dan jumlahnya mencukupi;
(3) Tempat pendaratan dan penyimpanan ikan terpelihara kebersihannya;
(4) Tempat sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tahan karat, tidak
bocor, jumlahnya cukup, mempunyai tutup dan ditempatkan pada tempat yang
sesuai;
(5) Setiap orang yang memasuki TPI harus mencuci tangan dan kaki (sepatu) dengan
mencelupkannya ke dalam bak berisi air yang mengandung chlorine; dan Tidak
semua orang kecuali yang berkepentingan dapat masuk ke dalam TPI.
Persyaratan Tempat Pedaratan Ikan (TPI) dan Tempat Pelelangan ikan menurut
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 52A/KEPMEN-KP/2013, tentang
Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi,
Pengolahan dan Distribusi, adalah sebagai berikut:
3. Tempat Pendaratan Ikan
Pelaku usaha dalam melakukan bongkar muat hasil perikanan di tempat pendaratan
ikan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Bongkar muat ikan
a. Peralatan pendaratan yang berhubungan langsung dengan hasil perikanan:
1) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan;
2) Disanitasi; dan
3) Dijaga dalam keadaan baik.
b. Tempat bongkar muat:
1) Bersih; dan
2) Bebas dari kontaminasi.
c. Pekerja yang menangani langsung hasil perikanan:
1) Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan tutup kepala sehingga
menutupi rambut secara sempurna;
2) Mencuci tangan sebelum memulai pekerjaan;
15
3) Harus sehat, tidak sedang mengalami luka, tidak menderita penyakit
menular atau menyebarkan kuman penyakit menular, dan dilakukan
pemeriksaan kesehatan secara periodik minimal 1 (satu) kali dalam setahun;
dan
4) Tidak diperbolehkan merokok, meludah, makan dan minum di area
penanganan dan penyimpanan produk.
d. Proses bongkar muat dan pendaratan hasil perikanan harus dihindarkan dari
kontaminan dengan cara:
1) Melakukan bongkar muat dan pendaratan dengan cepat;
2) Tidak menggunakan peralatan dan perlakuan yang menyebabkan hal-hal
kerusakan pada hasil perikanan; dan
3) Menghindari pembongkaran langsung dibawah sinar matahari.
e. Menempatkan hasil perikanan pada tempat dengan suhu sesuai yang
dipersyaratkan.
(2) Penyimpanan dan Pengangkutan
Kegiatan penyimpanan dan pengangkutan hasil perikanan dilakukan dengan:
a. Menerapkan sistem rantai dingin dengan menjaga suhu selama penyimpanan
dan pengangkutan sesuai dengan persyaratan yang berlaku, meliputi:
1) Hasil perikanan segar atau dilelehkan termasuk crustacean rebus yang
didinginkan dan produk kekerangan harus disimpan pada
2) Suhu leleh es;
3) Hasil perikanan beku, kecuali ikan beku yang menggunakan air garam untuk
keperluan pengalengan, harus dipertahankan pada suhu pusat -18° C atau
lebih rendah, untuk semua bagian produk dengan fluktuasi tidak lebih dari
3°C selama pengangkutan; dan jika produk perikanan disimpan dalam es,
lelehan air es harus tidak menggenangi produk.
4. Tempat Pelelangan Ikan
(1) Tempat pemasaran ikan harus memenuhi persyaratan:
a. Terlindung dan mempunyai dinding yang mudah untuk dibersihkan;
b. Mempunyai lantai yang kedap air yang mudah dibersihkan dan disanitasi,
dilengkapi dengan saluran pembuangan air dan mempunyai sistem
pembuangan limbah cair yang higiene;
16
c. Dilengkapi dengan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan dan toilet dalam
jumlah yang mencukupi. Tempat cuci tangan harus dilengkapi dengan bahan
pencuci tangan dan pengering sekali pakai;
d. Mempunyai penerangan yang cukup untuk memudahkan dalam pengawasan
hasil perikanan;
e. Kendaraan yang mengeluarkan asap dan binatang yang dapat mempengaruhi
mutu hasil perikanan tidak diperbolehkan berada dalam
b. Tempat Pemasaran Ikan/pasar grosir;
f. Dibersihkan secara teratur minimal setiap selesai penjualan;
g. Dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang merokok, meludah, makan dan
minum, dan diletakkan di tempat yang mudah dilihat dengan jelas;
h. Mempunyai fasilitas pasokan air bersih dan atau air laut bersih yang cukup;
i. Mempunyai wadah penampungan produk yang bersih, tahan karat, kedap air
dan mudah dibersihkan; dan
j. Mempunyai penampungan pengolahan limbah.
(2) Tempat pelelangan ikan harus menerapkan sistem rantai dingin.
17
(3) Dinding dan lantai harus memiliki permukaan halus dan ketinggian yang tepat
untuk operasi.
(4) Lantai harus dirancang untuk memungkinkan drainase yang memadai.
(5) Langit-langit harus dirancang untuk meminimalkan penumpukan kotoran dan
kondensasi, dan pertumpahan partikel dari atas.
(6) Pertemuan antara lantai dan dinding harus dibangun melengkung untuk
memudahkan pembersihan.
2. Untuk meminimalkan kontaminasi
(1) Tata letak fasilitas harus dirancang untuk meminimalkan kontaminasi silang.
(2) Semua permukaan di daerah penanganan harus non-toksik, halus, tahan untuk
meminimalkan penumpukan lendir ikan, darah, untuk mengurangi risiko
kontaminasi fisik.
(3) Permukaan yang bersentuhan langsung dengan ikan, kerang dan produk
perikanan lainya harus dalam kondisi yang sehat, tahan lama dan mudah untuk
disanitasi. Semua harus terbuat dari bahan yang halus, non-penyerap dan
disanitasi setelah penggunaan.
(4) Fasilitas yang memadai harus disediakan untuk penanganan dan pencucian
produk dan harus memiliki cukup pasokan air bersih.
(5) Fasilitas yang memadai harus disediakan untuk penyimpanan dan atau produksi
es.
(6) Lampu langit-langit harus ditutup atau dilindungi untuk mencegah kontaminasi
menggunakan kaca atau bahan lainnya.
(7) Ventilasi harus cukup untuk menghilangkan kelebihan uap, asap dan bau, dan
kontaminasi silang harus dihindari.
(8) Fasilitas yang memadai harus disediakan untuk mencuci dan desinfeksi peralatan
yang sesuai.
(9) Saluran air limbah harus terpisah dari air bersih untuk menghindari kontaminasi.
(10) Semua saluran drainase harus mengalir lancar.
(11) Akumulasi limbah padat, semi-padat atau cair harus diminimalkan untuk
mencegah kontaminasi.
(12) Wadah untuk limbah dan sampah dilengkapi dengan tutup dan terbuat dari
bahan kuat.
18
(13) Fasilitas limbah terpisah dan memadai harus disediakan untuk mencegah
kontaminasi oleh:
a. zat beracun atau berbahaya;
b. penyimpanan bahan kering, kemasan, dll;
c. jeroan dan limbah ikan lainya.
(14) Harus tersedia fasilitas cuci tangan dan toilet memadai, terisolasi dari daerah
penanganan.
(15) Mencegah masuknya burung, serangga atau hama lainnya dan hewan.
3. Untuk memberikan pencahayaan yang memadai
Pencahayaan yang memadai harus disediakan untuk semua ruang kerja.
Pada paper teknis FAO (Food and Agriculture Organization) Fisheries and
Aquaculture, Fishing harbour planning construction and management tahun 2010 pada
Annex 2 Port hygiene checklist Sanitasi pelabuhan yang baik dengan peraturan sederhana
adalah sebagai berikut:
1. Semua persediaan air di dalam pelabuhan harus mematuhi air minum standar
nasional;
2. Semua es, termasuk yang didatangkan dari pemasok luar, harus juga mematuhi
standar air minum di atas;
3. Semua peralatan klorinasi harus berfungsi dan pasokan memadai;
4. Semua sampling dan pengujian dilakukan di dalam pelabuhan harus dilakukan oleh
laboratorium yang bersertifikat saja;
5. Tanda-tanda yang tepat harus ditampilkan dalam area pelabuhan meliputi larangan
membuang, tumpahan, penggunaan air laut dari dalam pelabuhan basin, meludah,
area makan, akses untuk hewan peliharaan, dll .;
6. Billboard yang tepat harus ditampilkan di lokasi-lokasi strategis daftar denda untuk
yang bertentangan aturan kebersihan pelabuhan;
7. Semua sistem drainase (indoor dan outdoor) harus dirawat dan bekerja sempurna;
8. Gerbang pelabuhan harus dijaga dengan baik untuk menjaga orang yang tidak
berkepentingan dan hewan pelabuhan memasuki daerah pelabuhan setiap saat;
9. Pintu masuk dan keluar ke daerah pelabuhan perikanan harus dijaga selama jam
kerja untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk ke daerah
penanganan ikan;
10. Disinfeksi daerah yang dibutuhkan harus dilakukan secara teratur;
11. Sampah basah dan limbah tidak boleh dibiarkan menumpuk di area kerja;
19
12. Tidak ada hewan pengerat yang berada di dalam dan sekitar daerah pelabuhan
(gulma tinggi,tumpukan sampah);
13. Tidak ada burung yang bersarang di dalam ruang lelang terbuka dan tempat
penanganan ikan;
14. Hanya karyawan dan pedagang ikan yang diakui secara resmi boleh berada didaerah
kerja selama operasi penanganan ikan dan lelang;
15. Fasilitas toilet dan kamar mandi harus dijaga kebersihanya dengan baik
16. Hanya peralatan bertenaga listrik yang diizinkan dalam lelang atau penanganan ikan
untuk mencegah tumpahan minyak, bensin dan diesel yang bocor ke lantai yang
kadang-kadang digunakan sebagai peletakan lelang untuk ikan besar;
17. Semua peralatan dalam bidang penanganan ikan, dari wadah es, troli, harus terbuat
dari bahan anti karat; dan
18. Seluruh area penanganan dan lelang ikan harus disemprot dengan baik setelah
kegiatan selesai dan terkunci untuk mencegah akses sembarangan sampai lelang
berikutnya.
Pada FAO Fisheries and Aquaculture Circular No. 1079 Hygiene requirements,
controls and inspections in the fishmarket chain, tahun 2013 untuk sanitasi dan higienis
dasar pelabuhan perikanan harus meperhatikan aspek kebersihan untuk tempat produksi
primer, tempat pengolahan, serta semua permukaan yang kontak langsung dengan ikan.
20
Struktur jaringan dalam ANP memungkinkan terjadinya pengambilan keputusan
dari suatu permasalahan tanpa memperhatikan elemen pertama dan selanjutnya
yang muncul seperti pada hirarki.
ANP merupakan struktur non-linier yang berhubungan dengan sumber daya dan
perputaran dengan elemen tujuan pada level teratas dan alternatif-alternatif pada
level dibawahnya.
Prioritas pada ANP tidak hanya terfokus pada satu elemen tetapi juga pada grup
atau klaster dari elemen-elemen.
ANP menggunakan kriteria kontrol atau hirarki kontrol dalam menghadapi
permasalahan dengan kriteria-kriteria yang berbeda.
21
Tabel 2-1. Skala 1-9 Saaty (Saaty, 1996)
Intensitas
Keterangan Penjelasan
Kepentingan
Dua elemen memiliki pengaruh yang sama besar
1 Kedua elemen sama pentingnya
terhadap tujuan
Elemen yang satu sedikit lebih
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong
3 penting daripada elemen yang
satu elemen dibandingkan elemen lainnya
lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat
Elemen yang satu lebih penting
5 menyokong satu elemen dibandingkan elemen
daripada elemen yang lainnya
lainnya
Satu elemen jelas lebih mutlak
Satu elemen yang kuat disokong dan dominan
7 penting daripada elemen yang
terlihat dalam praktek
lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu
Satu elemen mutlak penting
9 terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan
daripada elemen yang lainnya
tertinggi yang mungkin menguatkan
Nilai-nilai antara dua nilai Nilai ini diberikan bila ada kompromi diantara
2, 4, 6, 8
pertimbangan yang berdekatan dua pilihan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j
Kebalikan
mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i
Perhitungannya dilakukan dengan operasi matriks dan vektor yang dikenal dengan
istilah eigenvektor. Eigenvektor adalah sebuah vektor yang apabila dikalikan dengan
matriks hasilnya adalah sebuah vektor itu sendiri dikalikan dengan sebuah bilangan skalar
atau parameter yang tidak lain adalah eigenvalue. Apabila eigenvektor disimbolkan w,
eigenvalue disimbolkan A, bentuk persamaannya menjadi :
A ×w= λ ×w ...(2.1)
Persamaan diatas dapat juga diilustrasikan dengan sebuah gambar dimana mula-
mula ada sebuah vektor kolom w yang mempunyai besar dan arah. Vektor tersebut
kemudian dikalikan dengan sebuah matriks yang jumlah kolomnya sama dengan jumlah
baris vektor kolom tersebut dimana akan dihasilkan sebuah vektor baru yang seharusnya
mempunyai besaran dan arah yang berbeda dengan vektor w. Ternyata perkalian matriks
A dengan vektor w tersebut menghasilkan vektor baru dengan arah yang sama persis
dengan vektor w hanya besarnya saja yang berbeda, sehingga vektor baru tersebut bisa
dinyatakan dalam bentuk w. Eigenvektor ini biasa disebut sebagai vektor karakteristik dari
sebuah matriks bujursangkar sedangkan eigenvalue merupakan akar karakteristik dari
matriks tersebut.
22
prioritas lokal dimasukkan ke dalam kolom yang bersesuaian dari sebuah matriks. Sebagai
hasilnya, supermatrix menjadi sebuah partitioned matrix, dimana setiap segmen matriks
menunjukkan sebuah hubungan antara dua nodes (komponen atau klaster) pada sebuah
sistem. Komponen-komponen dari sistem keputusan adalah Ck , k=1, 2, ..., n, dan setiap
komponen k mempunyai mk elemen, yang ditunjukkan dengan ek1, ek2, ..., ekmk. Vektor
prioritas lokal yang dihasilkan dikelompokkan dan diletakkan pada posisi yang sesuai di
sebuah supermatrix berdasarkan pada aliran pengaruh dari suatu komponen untuk
komponen lainnya, atau dari sebuah komponen terhadap komponen itu sendiri seperti yang
ada pada loop. Bentuk standar dari supermatrix ditunjukkan pada persamaan dibawah ini
(Saaty, 1996)
... (2.2)
Sebagai sebuah contoh, representasi supermatrix atas sebuah hirarki dengan tiga
level ditunjukkan sebagai berikut (Saaty,1996) :
0 0 0
𝑤
𝑤𝑛 = [ 21 0 0]
0 𝑤32 1
... (2.3)
Dinyatakan bahwa nilai nol (0) pada supermatrix dapat digantikan oleh sebuah
matriks jika terdapat hubungan interrelasi dari berbagai elemen pada suatu komponen atau
antara dua komponen.
Pada umumnya terdapat interdependensi antara klaster pada sebuah network.
Supermatrix harus ditranformasikan terlebih dahulu untuk membuatnya menjadi stokastik,
karenanya setiap kolom dari baris matriks dijumlahkan menjadi kesatuan. Rekomendasikan
oleh Saaty (1996) untuk menentukan kepentingan relatif dari klaster pada supermatrix
dengan klaster kolom (block) sebagai komponen pengontrol, karenanya komponen baris
dengan masukan bukan nol untuk block-blocknya pada block kolom dibandingkan menurut
akibat yang ditimbulkan kepada komponen kepada block kolom tersebut. Menggunakan
23
matriks perbandingan pairwise dari komponen baris dengan perhatian terhadap komponen
kolom, sebuah eigenvektor dapat diperoleh. Proses tersebut memberikan kenaikan terhadap
sebuah eigenvektor untuk setiap block kolom. Untuk setiap block kolom, masukan pertama
dari masing-masing eigenvektor dikalikan dengan semua elemen pada block pertama dari
kolom tersebut, kedua dengan semua elemen pada block kedua dari kolom tersebut, dan
seterusnya. Melalui cara ini, block pada setiap kolom supermatrix dibobotkan, dan hasilnya
dikenal dengan weighted supermatrix yang bersifat stokastik.
Weighted supermatrix dinaikkan ke pangkat 2k+1 dan matriks baru tersebut disebut
limit supermatrix untuk mendapatkan sebuah konvergensi pada bobot kepentingan (Saaty,
1996). Limit supermatrix mempunyai bentuk yang sama dengan weighted supermatrix,
tetapi semua kolom dari limit supermatrix adalah sama. Dengan menormalisasi setiap block
dari supermatrix tersebut, prioritas akhir dari semua elemen pada matriks dapat dihasilkan
Jika supermatrix yang dibentuk diatas dapat menangani keseluruhan network, bobot
proiritas dari alternatif-alternatif dapat ditemukan pada kolom alternatif normalized
supermatrix. Di lain pihak, jika sebuah supermatrix hanya terdiri dari komponen-
komponen yang saling berkaitan, perhitungan tambahan harus dibuat untuk memperoleh
prioritas keseluruhan dari berbagai alternatif. Alternatif dengan prioritas keseluruhan
terbesar harus menjadi yang terpilih.
24
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
25
para expert dibidang pelabuhan perikanan yang berada di sekitar lingkungan Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Brondong.
c. Identifikasi Kondisi Eksisting Pelabuhan Perikanan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan langsung terhadap kondisi sanitasi dan higienis
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Pengamatan dilakukan untuk melihat
kondisi pelabuhan menurut tiap-tiap parameter standar higienis pelabuhan tersebut dan
bertujuan untuk mendapatkan nilai.
d. Indeks Pelabuhan Higienis
Pada tahap ini, setelah dilakukanya identifikasi kondisi eksisting pelabuhan terhadap
parameter standar higienis, hasil dari identifikasi tersebut dianalisa untuk mendapatkan
nilai tingkat pemenuhan standar higienis kemudian nilai dikalikan dengan bobot masing-
masing kriteria kemudian dijumlah untuk mendapatkan indeks pelabuhan higenis pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong.
e. Pengembangan Pelabuhan
Pada tahap ini pengembangan pelabuhan dilakukan dari hasil pembobotan pada
parameter standar sanitasi dan higienis pelabuhan untuk menentukan parameter apasaja
yang perlu untuk dipenuhi setelah didapatkan tingkat sanitasi dan higienis pelabuhan
perikanan.
f. Perhitungan Biaya
Dari tahap pengembangan pelabuhan selanjutnya dilakukan perhitungan biaya yang
diakibatkan untuk pengembangan pelabuhan higienis.
g. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian akhir dari penelitian ini akan diberikan beberapa kesimpulan yang
merupakan hasil penelitian tugas akhir yang menjawab pertanyaan dalam rumusan
masalah. Selain itu juga diberikan saran untuk pengembangan penelitian di masa yang
akan datang.
26
3.4 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian pada tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 3-1 sebagai
berikut:
27
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
28
BAB 4 GAMBARAN UMUM
29
(UPT) Pelabuhan Perikanan Nusantara (Type B) dibawah kewenangan Departemen
Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan Bidang Prasarana dan Sarana Perikanan. Dan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep
26.I/MEN/2001, menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan
Perikanan di bidang Prasarana Pelabuhan Perikanan dan bertanggung jawab kepada
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sampai saat ini.
30
Perum Perindo
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2013 bahwa Perusahaan Umum
(Perum) Perikanan Indonesia dapat menyelenggarakan usaha di bidang pelayanan
barang, jasa, dan pengembangan Sistem Bisnis Perikanan, dan salah satu wilayah
kerjanya adalah di PPN Brondong.
Satker PSDKP Brondong
Satuan Kerja Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Brondong (Satker
PSDKP Brondong) melaksanakan tugas pengawasan perikanan untuk mengawasi
tertib pelaksanaan ketentuan peraturan dan perundang-undangan di bidang perikanan.
Dinas Perikanan dan Kelautan
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten dan Propinsi mempunyai fungsi : perumusan
kebijakan teknis, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, serta
pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perikanan dan kelautan sesuai dengan
lingkup tugasnya.
KUD Mina Tani
KUD Mina Tani ditunjuk oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Lamongan sebagai
penyelenggara pelelangan ikan dan penarikan retribusi ikan di TPI Brondong.
31
Berikut merupakan rincian dari sarana prasarana yang ada di PPN Brondong :
1. Fasilitas Pokok
2. Fasilitas Fungsional
32
Tabel 4-3. Fasilitas Fungsional PPN Brondong (Lanjutan)
No Jenis Fasilitas Volume Kepemilikan
15 Pabrik Es Curai - Perum
(Alih fungsi menjadi gudang dan
cruiser es)
2
16 Areal Parkir 800 m Perum
2
17 Ruang Sortir Ikan 120 m Perum
2
18 Rumah Genset 60 m Perum
19 Cold Storage
· Cold Storage 50 ton Perum
· ABF 3 ton Perum
2
20 BPN (lama) 125 m PPNBr I (TA.1885)
2
21 Balai Pertemuan Nelayan 304 m PPNBr II (TA.2015)
22 Pos Masuk 25 m2 PPNBr I (TA.2005)
2
23 Kantor Pelabuhan (lama) 348 m PPNBr I (TA.2001)
2
24 Gedung Pelayanan Terpadu 1.088 m PPNBr II (TA.2015)
2
25 Los Pengepakan Ikan 480 m PPNBr I (TA.2004)
2
26 MCK 60 m PPNBr I (TA.2003, 2006)
33
Tabel 4-4. Fasilitas Fungsional PPN Brondong (Lanjutan)
No Jenis Fasilitas Volume Kepemilikan
39 Cold storage
· Cold Storage 400 ton DJ-PDSPKP (TA.2013)
· ABF 8 ton DJ-PDSPKP (TA.2013)
· Gardu dan Inst. Listrik 240 KVA DJ-PDSPKP (TA.2013)
40 Outlet Pengepakan Ikan 30 m2 x 8 Unit DJ-PDSPKP (TA.2013)
2
41 Outlet Pengepakan Ikan 30 m x 23 Unit PPNBr II (TA.2014-2015)
3. Fasilitas Penunjang
Tabel 4-5. Fasilitas Penunjang PPN Brondong
Fasilitas Penunjang
No Jenis Fasilitas Volume Kepemilikan
2
1. Tempat Ibadah (lama) 100 m PPNBr I (TA.2008)
Masjid / Mushola (dimensi 2
2. 300,9 m PPNBr II (TA.2015)
19,5 x 16 m2 )
3. Pagar Keliling (lama) 380 m’ PPNBr I
4. Pagar Keliling 356,85 m’ PPNBr II (TA.2015)
5. Leader House 100 m2 PPNBr II (TA.2015)
Landscape & Papan Nama
6. 18,6 m2 / 1 Unit PPNBr II (TA.2015)
Pelab
7. Pagar IPAL 76,6 m’ PPNBr II (TA.2014)
2
8. Mess Operator 250 m Perum
2
9. Rumah Kalabuh 120 m Perum
10. Rumah Dinas 170 m2 Perum
2
11. Kios/Warung 250 m Perum
Pengerasan Jalan Akses masuk Pelabuhan TA.2015 aset dinas perikanan dan kelautan provinsi
Jatim
No Jenis Fasilitas Volume Kepemilikan
2
1. Akses Jalan dan Drainase 2.000 m Diskan Prop Jatim
2. Drainase tertutup (sbg trotoar) :
· Sisi Timur 172,8 m’ Diskan Prop Jatim
· Sisi Barat 156,2 m’ Diskan Prop Jatim
34
4.2 Penentuan Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Berbasis
Higienis
4.2.1 Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis
Pada tahap awal, dalam menentukan kriteria dan subkriteria untuk menentukan
indeks pelabuhan perikanan higienis dilakukan studi literatur yang mengacu pada dua
peratuan yaitu peraturan dari FAO (Food and Agriculture Organization) Fisheries and
Aquaculture dan peraturan pemerintah Indonesia yaitu menurut Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 52A/KEPMEN-KP/2013, tentang Persyaratan Jaminan Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi, Standart
Sanitation Operating Procedure (SSOP) atau Pedoman persyaratan sanitasi unit
pengolahan ikan , Good Manufacturing Practice (GMP) atau Pedoman persyaratan dan tata
cara berproduksi yang baik bagi suatu unit pengolahan ikan. Berikut merupakan kriteria
dan subkriteria yang digunakan dalam menganalisa indeks pelabuhan perikanan higienis
35
Tabel 4-7. Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Higienis (Lanjutan)
No Kriteria Nama Kriteria Subkriteria Nama Subkriteria
Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah
7A
(IPAL) yang memadai
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara
Penanganan 7B
7 K7 (TPS) yang memadai
limbah
Pembersihan limbah padat di Tempat
7C
Pembuangan Sampah Sementara (TPSS)
7D Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
8A Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
8 K8 Toilet 8B Dilengkapi bak cuci tangan
8C Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan
Konstruksi dan
9 K9 9A dengan ikan di laut dan di pantai mudah
pemeliharaan alat
dibersihkan dan disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah
10A dibersihkan, dan tetap menjaga kondisi
Peralatan untuk yang mudah diperbaiki dan dibersihkan
10 K10
penanganan awal
Peralatan yang digunakan tidak boleh
10B
menyebabkan kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
11A
Pembersihan dan menggunakan air yang mengandung
11 K11 chlorine
sanitasi
11B Pembersihan ikan dengan baik
11C Pembersihan toilet
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan
12A
sesudah kegiatan di kawasan pelabuhan
12B Pembatasan area untuk kawasan TPI
12 K12 Kontrol sanitasi Penerapan GHdP (Good Handling Practice)
12C
TPI
Penerapan pelarangan merokok, meludah,
12D
makan, minum di kawasan produksi ikan
36
lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteri dari kriteria lokasi dan
lingkungan:
2. Konstruksi bangunan
Konstruksi setiap bangunan yang ada di suatu pelabuhan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Selain itu, harus mampu menampung orang atau barang
sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan sehingga mendukung aktivitas yang
berlangsung di dalamnya secara optimal. Untuk skala penilaian pada kriteria konstruksi
bangunan terdapat pada lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria dari
kriteria konstruksi bangunan:
37
dinding, penerangan, dan ventilasi terdapat pada lampiran. Berikut merupakan variabel
penilaian subkriteria dari kriteria dinding, penerangan, dan ventilasi:
4. Saluran pembuangan
Saluran pembuangan air kotoran serta sisa kegiatan penanganan hasil tangkapan
tidak mengotori saluran drainase umum atau saluran kepentingan umum lainnya seperti
irigasi, agar lingkungan sekitar pelabuhan tidak tercemar. Ukuran saluran pembuangan
harus cukup besar dan lancar dalam menyalurkan kotoran serta mudah untuk
dibersihkan. Untuk skala penilaian pada kriteria saluran pembuangan terdapat pada
lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria dari kriteria saluran
pembuangan:
Tabel 4-11. Variabel Penilaian Kriteria Saluran Pembuangan
Subkriteria Bangunan dilengkapi saluran
GMP
pembuangan (4A)
Debit air limbah tidak mencemari sistem air
4a.1
bersih dan area sekitar
Keputusan Menteri Kelautan dan
Ada saluran drainase air hujan terpisah
4a.2 Perikanan No.52A/KEPMEN-
dengan air limbah
KP/2013
Saluran pembuangan tidak tergenang air saat
4a.3
operasional maupun hujan
38
5. Pasokan air dan bahan bakar
Pasokan air dan bahan bakar harus lancar agar tidak mengganggu aktivitas yang
berlangsung. Air yang digunakan harus bersih agar kenyamanan dan keamanan dapat
terjaga. Untuk skala penilaian pada kriteria pasokan air dan bahan bakar terdapat pada
lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria dari kriteria pasokan air dan
bahan bakar:
Tabel 4-12. Variabel Penilaian Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar
Subkriteria Kualitas dan kuantitas pasokan air
SSOP
cukup (5A)
Memenuhi standar air untuk minum dengan
5a.1 standar minimal tidak berbau, tidak beraroma,
dan tidak berasa
Air berasal dari sumber yang tidak
berbahaya, saluran pipa air dirancang agar
5a.2 Keputusan Menteri Kelautan dan
tidak terjadi kontaminasi silang dengan air
Perikanan No.52A/KEPMEN-
kotor
KP/2013
Monitor kualitas air dilakukan min 6 bulan
5a.3
sekali
Air yang digunakan untuk mencuci hasil
5a.4 tangkapan harus terhindar dari kontaminasi
(bukan air kolam pelabuhan)
Subkriteria Pasokan bahan bakar cukup (5B) SSOP
Keputusan Menteri Kelautan dan
Penyaluran bahan bakar benar dan sesuai
5b.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
sehingga tidak menimbulkan kontaminasi
KP/2013
6. Es
Es harus dibuat dari air yang bersih. Selain itu, pembuatan, penanganan,
pengangkutan serta penyimpanannya harus dilindungi dari pencemaran. Penggunaan es
dalam penjagaan mutu hasil tangkapan cukup penting karena teknik pengesan adalah
salah satu cara yang paling mudah dan murah. Untuk skala penilaian pada kriteria es
terdapat pada lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria dari kriteria
es:
Tabel 4-13. Variabel Penilaian Kriteria Es
Subkriteria Es terbuat dari air yang memenuhi
SSOP
syarat (6A)
Memenuhi standar air untuk minum dengan Keputusan Menteri Kelautan dan
6a.1 standar minimal tidak berbau, tidak beraroma, Perikanan No.52A/KEPMEN-
dan tidak berasa KP/2013
Air berasal dari sumber yang tidak
Keputusan Menteri Kelautan dan
berbahaya, saluran pipa air dirancang agar
6a.2 Perikanan No.52A/KEPMEN-
tidak terjadi kontaminasi silang dengan air
KP/2013
kotor
39
Tabel 4-14. Variabel Penilaian Kriteria Es (Lanjutan)
Subkriteria Penanganan es yang baik untuk
SSOP
menghindari kontaminasi (6B)
Dalam penggunaannya es harus ditangani & Keputusan Menteri Kelautan dan
6b.1 disimpan di tempat yang bersih agar terhindar Perikanan No.52A/KEPMEN-
dari kontaminasi KP/2013
Keputusan Menteri Kelautan dan
Penanganan dan pengangkutan tidak
6b.2 Perikanan No.52A/KEPMEN-
menggunakan alat yang berbahaya (berkarat)
KP/2013
Subkriteria Jumlah pasokan es cukup (6C) SSOP
6c.1 1 ton es untuk 1 ton ikan yang didaratkan FAO Circular 1079
7. Penanganan limbah
Limbah yang terdapat di suatu pelabuhan perikanan harus ditangani dengan baik.
Tujuannya agar tidak mengganggu aktivitas yang berlangsung dan tidak mencemari
hasil tangkapan yang didaratkan dan dipasarkan di pelabuhan tersebut. Untuk skala
penilaian pada kriteria penanganan limbah terdapat pada lampiran. Berikut merupakan
variabel penilaian subkriteria dari kriteria penanganan limbah:
Tabel 4-15. Variabel Penilaian Kriteria Penanganan Limbah
Subkriteria Terdapat Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) yang memadai (7A)
Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah
7a.1 Keputusan Menteri Kelautan dan
(IPAL) yang memadai
Perikanan No.52A/KEPMEN-
Subkriteria Terdapat Tempat Pembuangan
KP/2013
Sementara (TPS) yang memadai (7B)
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara
7b.1
(TPS) yang memadai
Subkriteria Pembersihan limbah padat di
Tempat Pembuangan Sampah Sementara
(TPSS) (7C)
Pembersihan limbah padat di Tempat
7c.1 FAO Circular 1079
Pembuangan Sampah Sementara (TPSS)
Subkriteria Memiliki fasilitas pengolah limbah
padat (7D)
7d.1 Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
8. Toilet
Toilet merupakan salah satu fasilitas sanitasi penting yang harus disediakan di
pelabuhan agar pengguna pelabuhan merasakan kenyamanan saat beraktivitas di
pelabuhan tersebut. Fasilitas toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan sarana
dalam kegiatan perikanan lainnya seperti ruang pengolahan. Untuk skala penilaian pada
kriteria toilet terdapat pada lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria
dari kriteria toilet:
40
Tabel 4-16. Variabel Penilaian Kriteria Toilet
Subkriteria Lokasi tidak langsung ke area
GMT
pelelangan (8A)
Keputusan Menteri Kesehatan RI
8a.1 Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
No.431/Menkes/SK/IV/2007
Subkriteria Dilengkapi bak cuci tangan (8B) GMT
Keputusan Menteri Kesehatan RI
8b.1 Dilengkapi bak cuci tangan
No.431/Menkes/SK/IV/2007
Subkriteria Jumlah cukup sesuai jumlah
GMT
karyawan (8C)
Keputusan Menteri Kesehatan RI
8c.1 Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
No.431/Menkes/SK/IV/2007
41
Tabel 4-18. Variabel Penilaian Kriteria Perlatan untuk Penanganan Awal
Subkriteria Peralatan pembongkaran mudah
dibersihkan, dan tetap menjaga kondisi yang FAO Circular 1079
mudah diperbaiki dan dibersihkan (10A)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, Keputusan Menteri Kelautan dan
10a.1 dan tetap menjaga kondisi yang mudah Perikanan No.52A/KEPMEN-
diperbaiki dan dibersihkan KP/2013FAO Circular 1079
Subkriteria Peralatan yang digunakan tidak
boleh menyebabkan kerusakan pada ikan FAO Circular 1079
(10B)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Tidak menggunakan peralatan yang terbuat
10b.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
dari bahan kayu
KP/2013
42
Tabel 4-20. Variabel Penilaian Kriteria Kontrol Sanitasi
Subkriteria Pembiasaan mencuci tangan
sebelum dan sesudah kegiatan di kawasan FAO Circular 1079
pelabuhan (12A)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan
12a.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
sesudah kegiatan di kawasan pelabuhan
KP/2013
Subkriteria Pembatasan area untuk kawasan
FAO Circular 1079
TPI (12B)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Area TPI hanya untuk orang-orang yang
12b.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
berkepentingan (Petugas dan pelelang)
KP/2013
Subkriteria Penerapan GHdP (Good Handling
FAO Circular 1079
Practice) TPI (12C)
Keputusan Menteri Kelautan dan
12c.1 Metode pendinginan ikan Perikanan No.52A/KEPMEN-
KP/2013
Subkriteria Penerapan pelarangan merokok,
meludah, makan, minum di kawasan produksi FAO Circular 1079
ikan (12D)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Penerapan pelarangan merokok, meludah,
12d.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
makan, minum di kawasan produksi ikan
KP/2013
43
sanitasi; serta kontrol sanitasi). Berikut merupakan model network ANP untuk setiap
klaster subkriteria:
44
pada Tabel 2-1. Berikut merupakan hasil dari kuisioner I yang berisi informasi hubungan
ketergantungan antar kriteria :
45
digunakan tidak boleh menyebabkan kerusakan pada ikan (10B) pada kriteria ruang terang
sesuai dengan persyaratan kesehatan (3B), maka nilai gabungan ketiga responden adalah
3 1 1 1
= √ 𝑥 𝑥
3 4 2
3 1
= √24 = 0,3467 atau subkriteria bebas kontaminasi lebih penting dengan nilai 2, 0885.
Setiap dilakukan perhitungan bobot prioritas lokal dari hasil nilai gabungan mean
geometric, nilai konsistensi juga harus diperhatikan. Nilai konsistensi tidak boleh lebih dari
0,1. Jika suatu kriteria tidak memiliki hubungan innerdependence maupun
outerdependence maka nilai weighted supermatriknya adalah sama dengan nilai
unweighted supermatrik. Berikut merupakan unweighted supermatrik
46
Supermatrik lainnya yang disusun adalah limiting supermatrik. Limiting
supermatrik merupakan hasil iterasi perkalian weighted supermatrik dengan dirinya sendiri
hingga diperoleh nilai yang sama setiap barisnya. Nilai pada limiting supermatrik
merupakan pembobotan relatif untuk tiap-tiap elemen. Untuk weighted supermatrik, dan
limiting supermatrik akan dicantumkan pada lampiran. Berikut ini nilai bobot untuk
pelabuhan perikanan higienis sebagai berikut :
Tabel 4-23. Bobot Kriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis
Bobot Kriteria
Kriteria Simbol Bobot
Lokasi dan lingkungan K1 0,095
Konstruksi bangunan K2 0,036
Dinding, penerangan dan ventilasi K3 0,063
Saluran Pembuangan K4 0,039
Pasokan air dan bahan bakar K5 0,044
Es K6 0,057
Penanganan limbah K7 0,201
Toilet K8 0,089
Konstruksi dan pemeliharaan alat K9 0,036
Peralatan untuk penanganan awal K10 0,089
Pembersihan dan sanitasi K11 0,122
Kontrol sanitasi K12 0,128
1,000
Pada tabel Tabel 4-23 merupakan hasil dari perhitungan ANP pada kriteria yang
akan digunakan untuk mencari bobot masing-masing kriteria.
47
Pada Tabel 4-24 merupakan bobot subkriteria dari metode ANP. Nilai penjumlahan
dari prioritas global subkriteria menjadi nilai bobot dari suatu kriteria. Sedangkan untuk
nilai dari prioritas lokal tiap subkriteria didapatkan dari total penjumlahan bobot subkriteria
dan nilai bobot kriteria dan dikalikan dua dan kemudian dibagi dengan total bobot
subkriteria dan bobot kriteria. Berikut merupakan peringkat dari bobot dari kecil ke besar:
0,200
0,150
0,100
0,050
0,000
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12
BOBOT 0,09 0,03 0,06 0,03 0,04 0,05 0,20 0,08 0,03 0,08 0,12 0,12
Pada Gambar 4-3 menunjukkan bahwa nilai bobot tiga kriteria tertinggi yaitu pada
kriteria penanganan limbah memiliki proporsi pengaruh sebesar 20% untuk penilaian
pelabuhan perikanan higienis, kontrol sanitasi memiliki proporsi pengaruh sebesar 13%
untuk penilaian pelabuhan perikanan higienis, dan pembersihan dan sanitasi yang
memilliki proporsi pengaruh sebesar 12% untuk penilaian pelabuhan perikanan dan
seterusnya.
48
persyaratan dasar kelayakan sanitasi dan higienis (Departemen Pertanian, 2002 diacu
dalam Faubany, 2008). Berikut merupakan tabel perbandingan kriteria :
Direktorat Jenderal
TA SEBELUMNYA FAO Circular 1079
Perikanan Tangkap
No
Mengacu pada FAO dan
F&O Produksi Utama Fasilitas Operasional
Peraturan di Indonesia
Tata Letak tempat Pendaratan,
Dapat diusut dan sistem
1 Fasilitas Pokok Lokasi dan lingkungan Termasuk desain dan Penerangan
pemanggilan kembali
konstruksi dermaga
4 Saluran Pembuangan Pasokan air dan es Fasilitas Penyimpanan Program pengontrolan higienis
Peralatan untuk
10 Pelatihan
penanganan awal
Pada Tabel 4-25 terlihat bahwa jumlah kriteria yang digunakan penulis dengan
penelitian sebelumnya oleh Indriyatno adalah jumlah yang digunakan untuk menganalisa
indeks pelabuhan perikanan nusantara menggunakan 12 kriteria sedangkan untuk
penelitian sebelumnya menggunakan 3 kriteria. Terdapat perbedaan lainnya yaitu metode
yang digunakan untuk mendapatkan bobotnya yaitu dengan menggunkan metode ANP
sedangkan metode sebelumnya menggunakan Fuzzy AHP. Dan perbedaan yang terakhir
yaitu kelas pelabuhan pada penelitian ini yaitu pelabuhan perikanan nusantara (PPN)
sedangkan yang sebelumnya menggunakan pelabuhan perikanan pantai (PPP).
49
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
50
BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
51
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 5-2. Kondisi Tempat Penampungan Air, Tempat Sampah, dan Kolam Pelabuhan di PPN
Brondong
52
Tabel 5-2. Penilaian Pengamatan Kriteria Lokasi dan Lingkungan di PPN Brondong
(Lanjutan)
Tabel 5-1 dan Tabel 5-2 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada lokasi
dan lingkungan di PPN Brondong.
Pada parameter ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional kapal sesuai masih
mendapatkan nilai 2 karena ukuran dermaga masih dirasa kurang. Kemudian di tahun 2025
53
kelas PPN Brondong akan naik menjadi PPS (Pelabuhan Perikanan Samudera) yang dapat
menampung minimal 60 GT kapal berjumlah 100 unit jika dijumlah paling sedikit dapat
menampung 6000 GT. Namun saat ini hanya memiliki dermaga pembongkaran sepanjang
159,7 m sedangkan dermaga yang dibutuhkan yakni 262,4 m. Kemudian untuk dermaga
perbekalan PPN Brondong memiliki panjang 204,8 sedangkan panjang dermaga yang
dibutuhkan yakni 245,2 m. Kemudian dilakukan pengembangan dermaga tambat sepanjang
225 m. Dan yang terakhir yaitu dengan melakukan pengembangan pengerukan kolam
pelabuhan yang saat ini hanya memiliki 2,5-3 meter sedangkan yang diharapkan yaitu 4
meter. Berikut merupakan penilaian pada kriteria konstruksi bangunan:
Tabel 5-3 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada konstruksi bangunan
di PPN Brondong.
54
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 5-4. Kondisi Pada Dinding, Lampu dan Ventilasi di PPN Brondong
Untuk parameter ketiga yaitu ventilasi menjamin udara baik dan memadai
mendapatkan nilai 3. Hal ini dikarenakan lokasi PPDI sudah dilengkapi blower untuk
mengurangi kondensasi yang ada di ruangan. Berikut merupakan penilaian pada kriteria
dinding, penerangan dan ventilasi :
Tabel 5-4. Penilaian Pengamatan Kriteria Dinding, Penerangan dan Ventilasi di PPN
Brondong
Subkriteria Lantai dan dinding mudah dibersihkan (3A) Nilai
3a.1 Permukaan halus dan rata 3
3a.2 Pertemuan lantai dan dinding melengkung 3
3a.3 Lantai miring 4
Jumlah 10
3,33
Nilai SK 3A 3
3
Subkriteria Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan (3B) Nilai
3b.1 Pencahayaan tidak menyilaukan mata 2
3b.2 Terdapat pelindung lampu untuk mencegah adanya pecahan kaca dan penumpukan debu 1
Jumlah 3
1,5
Nilai SK 3B 2
2
Subkriteria Ventilasi menjamin udara baik dan memadai (3C) Nilai
Udara yang masuk ke dalam ruangan harus udara yang bersih, tidak dicemari oleh
3c.1 3
asap dari sampah. pabrik, knalpot, debu dan lain-lain.
Tanpa kondensasi yang terlihat di dinding dan langit-langit serta tidak ada bau yang
3c.2 2
tidak sedap di daerah pengolahan
Jumlah 5
2,5
Nilai SK 3C 3
3
Tabel 5-4 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada dinding,
penerangan, dan ventilasi di PPN Brondong.
55
5.1.4 Kondisi Saluran Pembuangan
Pada kriteria saluran pembuangan terdapat satu subkriteria yang dijadikan
parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter bangunan
dilengkapi saluran pembuangan mendapatkan nilai 3. Kondisi saluran pembuangan di PPN
Brondong sebagian besar sudah tertutup. Dan saluran terpisah antara limbah dan saluran
hujan, hal tersebut sudah cukup memenuhi persyaratan untuk saluran pembuangan. Berikut
merupakan gambaran saluran pembuangan yang terdapat di dalam kawasan PPDI dan di
sekitar PPN Brondong :
Pada Gambar 5-5 terlihat bahwa kondisi dari saluran pembuangan sudah baik.
Berikut merupakan penilaian dari kriteria saluran pembuangan
Tabel 5-5. Penilaian Pengamatan Kriteria Saluran Pembuangan di PPN Brondong
Subkriteria Bangunan dilengkapi saluran pembuangan (4A) Nilai
4a.1 Debit air limbah tidak mencemari sistem air bersih dan area sekitar 3
4a.2 Ada saluran drainase air hujan terpisah dengan air limbah 2
4a.3 Saluran pembuangan tidak tergenang air saat operasional maupun hujan 3
Jumlah 8
2,67
Nilai SK 4A 3
3
Tabel 5-5 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada saluran pembuangan
di PPN Brondong.
56
parameter pasokan bahan bakar cukup mendapatkan nilai 3. Hal ini dikarenakan penyaluran
bahan bakar yang ada di PPN Brondong tidak menyebabkan kontaminasi karena dilakukan
sejauh 8 meter dari dermaga.
Pada Gambar 5-6 gambaran dari tempat penampungan air yang menjadi lokasi
pasokan air untuk kegiatan operasional di PPN Brondong serta kegiatan pengisian bahan
bakar untuk kapal yang dilakukan sejauh 8 meter dari dermaga perbekalan. Berikut
merupakan penilaian dari kriteria pasokan air dan bahan bakar:
Tabel 5-6. Penilaian Pengamatan Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar di PPN Brondong
Subkriteria Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup (5A) Nilai
Memenuhi standar air untuk minum dengan standar minimal tidak berbau, tidak
5a.1 2
beraroma, dan tidak berasa
5a.2 Air berasal dari sumber yang tidak berbahaya, saluran pipa air dirancang agar tidak 2
5a.3 Monitor kualitas air dilakukan min 6 bulan sekali 2
Air yang digunakan untuk mencuci hasil tangkapan harus terhindar dari kontaminasi
5a.4 2
(bukan air kolam pelabuhan)
Jumlah 8
2
Nilai SK 5A
2
Subkriteria Pasokan bahan bakar cukup (5B) Nilai
5b.1 Penyaluran bahan bakar benar dan sesuai sehingga tidak menimbulkan kontaminasi 3
Jumlah 3
3
Nilai SK 5B
3
Tabel 5-6 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada pasokan air dan
bahan bakar di PPN Brondong.
57
5.1.6 Kondisi Es
Pada kriteria es terdapat empat subkriteria yang dijadikan parameter dalam menilai
kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter es terbuat dari air yang memenuhi syarat
memiliki nilai 3 yang berarti sudah baik. Hal ini dikarenakan sumber air yang digunakan
untuk membuat es dari sumber air PDAM dan Jasa Tirta sebagai pemasok bahan es. Untuk
parameter kedua yaitu penanganan es yang baik untuk menghindari kontaminasi
mendapatkan nilai 3. Hal ini dikarenakan pengangkutan es di PPN Brondong masih
dilakukan oleh bentor (becak motor) sehingga menghasilkan polusi di kawasan PPN
Brondong. Selain itu, terkadang para petugas penyalur es tidak menggunakan sarung tangan
untuk memindahkan es ke kapal.
Pada Gambar 5-7 terlihat petugas pengangkut es tidak menggunakan sarung tangan
saat melakukan kegiatan pemindahan es. Serta pada gambar sebelah kanan merupakan
salah satu proses pembuatan es. Sedangkan untuk parameter ketiga yaitu jumlah pasokan
es cukup mendapatkan nilai 2 dikarenakan produksi es yang ada di kawasan PPN Brondong
(kepemilikan PT. Perum Perikanan Indonesia) hanya dapat memproduksi 50 ton per hari
dari total kebutuhan PPN Brondong yakni sebanyak 320 ton per hari. Berikut merupakan
penilaian dari kriteria es :
58
Tabel 5-7. Penilaian Pengamatan Kriteria Es di PPN Brondong
Subkriteria Es terbuat dari air yang memenuhi syarat (6A) Nilai
Memenuhi standar air untuk minum dengan standar minimal tidak berbau, tidak
6a.1 2
beraroma, dan tidak berasa
Air berasal dari sumber yang tidak berbahaya, saluran pipa air dirancang agar tidak
6a.2 2
terjadi kontaminasi silang dengan air kotor
Jumlah 4
2
Nilai SK 6A
3
Subkriteria Penanganan es yang baik untuk menghindari kontaminasi (6B) Nilai
Dalam penggunaannya es harus ditangani & disimpan di tempat yang bersih agar
6b.1 3
terhindar dari kontaminasi
6b.2 Penanganan dan pengangkutan tidak menggunakan alat yang berbahaya (berkarat) 2
Jumlah 5
2,5
Nilai SK 6B 3
3
Subkriteria Jumlah pasokan es cukup (6C) Nilai
6c.1 1 ton es untuk 1 ton ikan yang didaratkan 2
Jumlah 2
2
Nilai SK 6C
2
Pada Tabel 5-7 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada es di PPN
Brondong
5.1.7 Kondisi Penanganan Limbah
Pada kriteria penanganan limbah terdapat empat subkriteria yang dijadikan
parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter terdapat instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) mendapatkan nilai 4 karena di PPN Brondong sendiri sudah
terdapat IPAL. Untuk parameter kedua terdapat tempat pembuangan sementara yang
memadai mendapatkan nilai 2. Hal ini dikarenakan TPS yang digunakan masih kurang
cukup untuk menampung sampah hasil kegiatan di PPN Brondong. Kemudian untuk
parameter ketiga yaitu pembersihan limbah padat di tempat pembuangan samapah
sementara (TPSS) mendapatkan nilai 1. Hal ini dikarenakan pembersihan sampah yang
dilakukan di PPN Brondong hanya dilakukan dua hari sekali. Sedangkan jika melihat
kondisi TPSS tersebut perlu dilakukan pembersihan sehari dua kali. Dan untuk parameter
memiliki fasilitas pengolah limbah padat mendapatkan nilai 1 karena di PPN Brondong
masih belum tersedia incinerator untuk mengolah limbah padat.
59
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 5-8. Kondisi Pada Penanganan Limbah di PPN Brondong
Pada Gambar 5-8 merupakan kondisi dari tempat pembuangan sementara dan IPAL
yang ada di PPN Brondong. Berikut merupakan penilaian dari kriteria penanganan limbah:
Pada Tabel 5-8 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada penanganan
limbah di PPN Brondong.
5.1.8 Kondisi Toilet
Pada kriteria toilet terdapat tiga subkriteria yang dijadikan parameter dalam menilai
kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter lokasi tidak langsung ke area pelelangan
mendapatkan nilai 3 karena di PPN Brondong sudah tersedia toilet yang tidak berhadapan
langsung dengan area pelelangan. Untuk parameter dilengkapi bak cuci tangan
mendapatkan nilai 2 dikarenakan kondisi toilet di kawasan PPN Brondong kurang terawat
60
dan belum tersedia westafel. Namun di dekat tempat penyortiran ikan sudah terdapat
westafel namun kondisinya masih kurang baik. Untuk parameter jumlah toilet cukup sesuai
dengan jumlah karyawan mendapatkan nilai 2 karena jumlah toilet yang ada di dalam
maupun luar gedung PPDI jumlahnya masih kurang dari persyaratan yang ada. Dimana
syarat yang ada yakni tercantum dalam tabel berikut ini:
61
Pada Tabel 5-9 dan Tabel 5-10 merupakan syarat jumlah toilet pada Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016. Namun kondisi di PPN Brondong jumlah toilet belum
sesuai dengan syarat serta tidak terlihat adanya pembeda antara toilet wanita dan pria.
Selain itu, terlihat pada Gambar 5-9 kondisi toilet kurang terawat. Berikut merupakan
penilaian dari kriteria toilet :
Pada Tabel 5-11 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada toilet di PPN
Brondong.
5.1.9 Kondisi Konstruksi dan Pemeliharaan Alat
Pada kriteria konstruksi dan pemeliharaan alat terdapat satu subkriteria yang
dijadikan parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter peralatan,
wadah, dan alat yang bersentuhan dengan ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
disinfeksi (tetap bersih) mendapatkan nilai 3. Hal ini dikarenakan masih ada peralatan
seperti timbangan dan troli dalam kondisi berkarat, wadah ikan dengan kondisi rusak.
62
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 5-10. Kondisi Pada Konstruksi dan Pemeliharaan Alat di PPN Brondong
Pada Gambar 5-10 terlihat bahwa kondisi dari troli, keranjang ikan, dan timbangan
masih kurang terawat. Sedangkan untuk alat penyemprot dan pompa sudah tersedia tetapi
alat penyapu otomatis saat ini masih dalam perbaikan karena rusak akibat jarang
dioperasikan. Berikut merupakan penilaian dari kriteria konstruksi dan pemeliharaan alat :
Tabel 5-12. Penilaian Pengamatan Kriteria Konstruksi dan Pemeliharaan Alat di PPN
Brondong
Subkriteria Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan ikan di laut dan di Nilai
9a.1 Wadah dan peralatan mudah dibersihkan dan memudahkan untuk drainase air 3
Jumlah 3
3
Nilai SK 9A
3
Pada Tabel 5-12 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada konstruksi dan
pemeliharaan alat di PPN Brondong.
5.1.10 Kondisi Peralatan untuk Penanganan Awal
Pada kriteria peralatan untuk penanganan awal terdapat dua subkriteria yang
dijadikan parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter peralatan
pembongkaran mudah dibersihkan, dan tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
dibersihkan mendapatkan nilai 3. Hal ini dikarenakan masih ada peralatan seperti
timbangan dan troli dalam kondisi berkarat, wadah ikan dengan kondisi rusak.
63
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 5-11. Kondisi Pada Peralatan Untuk Penanganan Awal di PPN Brondong
Tabel 5-13. Penilaian Pengamatan Kriteria Peralatan Untuk Penanganan Awal di PPN
Brondong
Subkriteria Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan tetap menjaga Nilai
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan tetap menjaga kondisi yang mudah
10a.1 3
diperbaiki dan dibersihkan
Jumlah 3
3
Nilai SK 10A
3
Subkriteria Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan kerusakan pada Nilai
10b.1 Tidak menggunakan peralatan yang terbuat dari bahan kayu 3
Jumlah 3
3
Nilai SK 10B
3
Pada Tabel 5-13 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada peralatan
untuk penanganan awal di PPN Brondong.
5.1.11 Kondisi Pembersihan dan Sanitasi
Pada kriteria pembersihan dan sanitasi terdapat tiga subkriteria yang dijadikan
parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter pembersihan lantai,
wadah peralatan dan sebagainya sebelum dan sesudah digunakan menggunakan air yang
mengandung chlorine mendapatkan nilai 2. Hal ini dikarenakan di PPN Brondong tidak
semua peralatan dan wadah dibersihkan dengan menggunakan chlorine. Untuk parameter
pembersihan ikan dengan baik mendapatkan penilaian 3 karena ikan di PPN Brondong
dibersihkan dengan menggunakan air laut yang sudah dalam proses saring dengan alat
SWRO (Sea Water Reverse Osmosis). Untuk parameter pembersihan toilet mendapatkan
64
nilai 1 dikarenakan kondisi kebersihan toilet yang ada di PPN Brondong masih sangat
kurang seperti masih ada bau, kondisi lantai kotor seperti yang terlihat pada Gambar 5-9.
Berikut merupakan penilaian dari kriteria pembersihan dan sanitasi
Tabel 5-14. Penilaian Pengamatan Kriteria Pembersihan dan Sanitasi di PPN Brondong
Subkriteria Pembersihan lantai, wadah peralatan dan sebagainya sebelum dan Nilai
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
11a.1 2
menggunakan air yang mengandung chlorine
Jumlah 2
2
Nilai SK 11A
2
Subkriteria Pembersihan ikan dengan baik (11B) Nilai
11b.1 Penggunaan sumber air yang baik untuk pembilasan ikan 2
Jumlah 2
2
Nilai SK 11B
3
Subkriteria Pembersihan toilet (11C) Nilai
11c.1 Frekuensi pembersihan toilet 1
Jumlah 1
1
Nilai SK 11C
1
Pada Tabel 5-14 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada pembersihan
dan sanitasi di PPN Brondong.
5.1.12 Kondisi Kontrol Sanitasi
Pada kriteria kontrol sanitasi terdapat empat subkriteria yang dijadikan parameter
dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter pembiasaan mencuci tangan
sebelum dan sesudah kegiatan di kawasan pelabuhan mendapatkan nilai 2 karena di PPN
Brondong belum ada penerapan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
di kawasan pelabuhan. Untuk parameter pembatasan area untuk kawasan PPDI
mendapatkan nilai 2 dikarenakan belum ada aturan yang berlaku di kawasan PPDI sehingga
banyak orang yang tidak berkepentingan bebas keluar masuk di lokasi yang dapat
meningkatkan resiko kontaminasi terhadap produk perikanan. Untuk parameter penerapan
GHdP (Good Handling Practice) di PPDI mendapatkan nilai 2 dikarenakan terdapat
kegiatan penyortiran ikan masih dilakukan di lantai pendaratan ikan. Hal tersebut dapat
meningkatkan tingkat kontaminasi ikan. Dan untuk parameter penerapan pelarangan
merokok, meludah, makan, minum di kawasan produksi ikan mendapatkan nilai 2. Hal ini
dikarenakan sebagian besar nelayan dan pengunjung masih merokok di kawasan produksi
ikan. Hal ini dapat meningkatkan tingkat kontaminasi ikan. Berikut merupakan penilaian
dari kriteria kontrol sanitasi :
65
Tabel 5-15. Penilaian Pengamatan Kriteria Kontrol Sanitasi di PPN Brondong
Subkriteria Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di kawasan Nilai
12a.1 Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di kawasan pelabuhan 1
Jumlah 1
1
Nilai SK 12A
2
Subkriteria Pembatasan area untuk kawasan TPI (12B) Nilai
12b.1 Area TPI hanya untuk orang-orang yang berkepentingan (Petugas dan pelelang) 1
Jumlah 1
1
Nilai SK 12B
2
Subkriteria Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI (12C) Nilai
12c.1 Metode pendinginan ikan 2
Jumlah 2
2
Nilai SK 12C
2
Subkriteria Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan, minum di kawasan Nilai
12d.1 Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan, minum di kawasan produksi ikan 1
Jumlah 1
1
Nilai SK 12D
2
Pada Tabel 5-15 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada kontrol
sanitasi di PPN Brondong.
66
Tabel 5-16.Nilai Kriteria Lokasi dan Lingkungan
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
1A 2 2,00 M 0,38 0,75
1B 2 3,00 M 0,25 0,76
1C 2 3,00 M 0,33 0,98
1D 2 4,00 M 0,05 0,18
0,00 2,67
SYARAT HIGIENIS
Lolos
PadaTabel 5-16 dapat dilihat nilai dari kriteria lokasi dan lingkungan pada PPN Brondong
adalah 2,67.
Tabel 5-17. Nilai Kriteria Konstruksi Bangunan
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
2A 2 3,00 M 0,88 2,63
2B 2 2,00 M 0,12 0,25
0,00 2,88
SYARAT HIGIENIS
Lolos
Pada Tabel 5-17 dapat dilihat nilai dari kriteria konstruksi bangunan pada PPN Brondong
adalah 2,88.
Tabel 5-18. Nilai Kriteria Dinding, Penerangan, dan Ventilasi
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
3A 2 3,00 M 0,40 1,21
3B 2 2,00 M 0,30 0,60
3C 2 3,00 M 0,30 0,89
0,00 2,70
SYARAT HIGIENIS
Lolos
Pada Tabel 5-18 dapat dilihat nilai dari kriteria dinding, penerangan, dan ventilasi pada
PPN Brondong adalah 2,70.
Tabel 5-19. Nilai Kriteria Saluran Pembuangan
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
4A 2 3,00 M 1 3,00
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos
Pada Tabel 5-19 dapat dilihat nilai dari kriteria saluran pembuangan pada PPN Brondong
adalah 3,00.
Tabel 5-20. Nilai Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
5A 2 2,00 M 0,55 1,10
5B 2 3,00 M 0,45 1,35
0,00 2,45
SYARAT HIGIENIS
Lolos
Pada Tabel 5-20 dapat dilihat nilai dari kriteria pasokan air dan bahan bakar pada PPN
Brondong adalah 2,45.
67
Tabel 5-21. Nilai Kriteria Es
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
6A 2 3,00 M 0,17 0,50
6B 2 3,00 M 0,67 2,00
6C 2 2,00 M 0,17 0,33
0,00 2,83
SYARAT HIGIENIS
Lolos
Pada Tabel 5-21 dapat dilihat nilai dari kriteria es pada PPN Brondong adalah 2,83.
Pada Tabel 5-22 dapat dilihat nilai dari kriteria penanganan limbah pada PPN Brondong
adalah 2,00.
Tabel 5-23. Nilai Kriteria Toilet
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
8A 2 3,00 M 0,36 1,07
8B 2 2,00 M 0,33 0,67
8C 2 2,00 M 0,31 0,62
0,00 2,36
SYARAT HIGIENIS
Lolos
Pada Tabel 5-23 dapat dilihat nilai dari kriteria toilet pada PPN Brondong adalah 2,36.
Pada Tabel 5-24 dapat dilihat nilai dari kriteria konstruksi dan pemeliharaan alat pada PPN
Brondong adalah 3,00.
68
Pada Tabel 5-25 dapat dilihat nilai dari kriteria peralatan untuk penanganan ikan pada PPN
Brondong adalah 3,00.
Pada Tabel 5-26 dapat dilihat nilai dari kriteria pembersihan dan sanitasi pada PPN
Brondong adalah 2,00.
Tabel 5-27. Nilai Kriteria Kontrol Sanitasi
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
12A 2 2,00 M 0,20 0,39
12B 2 2,00 M 0,20 0,39
12C 2 2,00 M 0,20 0,39
12D 2 2,00 M 0,41 0,82
0,00 2,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos
Pada Tabel 5-27 dapat dilihat nilai dari kriteria kontrol sanitasi pada PPN Brondong adalah
2,00.
5.2.2 Perhitungan Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara
Dari pembobotan dengan nilai 0-1 dan penilaian yang mengunakan nilai 1-4 dimana
nilai 1 jika kondisi sangat tidak memenuhi, 2 jika kondisi tidak memenuhi, 3 jika kondisi
cukup memenuhi dan 4 untuk kondisi sangat memenuhi dengan nilai minimum 1 dan
maksimum 4. Untuk nilai indeks dimana perkalian antara bobot dan penilaian maka indeks
Pelabuhan Perikanan Nusantara higienis yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis 1-1.9: Tidak bisa dikatakan higienis
sama sekali.
2. Indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis 2-2.9: Belum bisa dikatakan
Pelabuhan Perikanan Nusantara yang higienis perlu dilakukan peningkatan untuk
menjadi higienis.
3. Indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis 3-4: Sudah dapat dikatakan Pelabuhan
Perikanan Nusantara higienis. Alasan nilai indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara
higienis seperti diatas adalah sebagai berikut:
69
a. Nilai indeks 1-1.9 dikatakan tidak bisa dikatakan higienis sama sekali karena pada
skala penilian 1-4 dimana nilai 1 dikatakan sama sekali fasilitas dan operasional
tidak memenuhi persyaratan.
b. Nilai indeks 2-2.9 dikatakan belum dapat dinilai higienis karena pada skala
penilaian 1-4 nilai 2 menyatakan fasilitas dan operasional masih belum memenuhi
persyaratan.
c. Nilai indeks 3-4 dikatakan memenuhi pelabuhan higienis dimana nilai 3 dari
dalam skala penilain nilai 3 cukup memenuhi.
Dengan keterangan :
N = Nilai masing-masing kriteria fasilitas dan operasional PPN Higienis
B = Bobot masing-masing kriteria fasilitas dan operasional PPN Higienis
Selain itu terdapat penambahan batasan nilai pada setiap subkriteria minimum 2
untuk memenuhi syarat minimal pelabuhan perikanan higienis. Indeks higienis pelabuhan
perikanan nusantara Brondong disajikan pada tabel berikut:
70
Pada Tabel 5-28 dapat dilihat bahwa nilai dari indeks Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong sebesar 2,31 dan tidak lolos dari batasan syarat pelabuhan perikanan
higienis maka Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong masih belum memenuhi indeks
pelabuhan perikanan higienis.
71
Peningkatan Kriteria Konstruksi Bangunan
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
2A 2B
Nilai Sebelum Peningkatan 3,00 2,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00
72
Peningkatan Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
5A 5B
Nilai Sebelum Peningkatan 2,00 3,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00
Gambar 5-15.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar
Peningkatan Kriteria Es
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
6A 6B 6C
Nilai Sebelum Peningkatan 3,00 3,00 2,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00 3,00
73
Peningkatan Kriteria Penanganan Limbah
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
7A 7B 7C 7D
Nilai Sebelum Peningkatan 4,00 2,00 1,00 1,00
Nilai Sesudah Peningkatan 4,00 3,00 3,00 2,00
74
Peningkatan Kriteria Pembersihan dan Sanitasi
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
11A 11B 11C
Nilai Sebelum Peningkatan 2,00 3,00 1,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00 3,00
Pada Gambar 5-19 subkriteria 11A dan 11C perlu dilakukan peningkatan menjadi
3 untuk memenuhi indeks higienis pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan nilai pada
subkriteria pembersihan lantai, wadah peralatan dan sebagainya sebelum dan sesudah
digunakan menggunakan air yang mengandung chlorine (11A) dengan cara perawatan
peralatan bongkar dan untuk subkriteria pembersihan toilet (11C) dengan cara perawatan
westafel dan toilet.
Pada Gambar 5-20 subkriteria 12A, 12B, 12C, dan 12D dilakukan peningkatan
menjadi 3 untuk memenuhi indeks higienis pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan
nilai pada subkriteria pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di
kawasan pelabuhan (12A) dengan cara memberikan papan informasi dan penyediaan ruang
sanitasi. Peningkatan nilai pada subkriteria pembatasan area untuk kawasan PPDI (12B)
dengan cara pembuatan ruang tunggu khusus untuk penunggu giliran masuk ke PPDI.
Peningkatan nilai pada subkriteria penerapan GHdP (Good Handling Practice) PPDI (12C)
dengan cara penyediaan pallet untuk memajang ikan di pelelangan. Dan peningkatan nilai
pada subkriteria penerapan pelarangan merokok, meludah, makan, minum, dll (12D)
dengan cara pemberian papan informasi. Berikut merupakan ringkasan kesiatan
75
pengembangan pada pelabuhan perikanan brondong guna meningkatkan nilai indeks
pelabuhan perikanan higienis :
a) Pembersihan kolam pelabuhan yang dilakukan setiap enam bulan sekali.
b) Pembersihan tandon air penampungan yang dilakukan setiap satu tahun sekali.
c) Pengembangan fasilitas operasional kapal perikanan.
d) Perawatan lampu.
e) Monitor air yang dilakukan setiap satu tahun sekali.
f) Pengembangan pabrik es.
g) Pemberian sekat pada tempat pembuangan sampah sementara.
h) Penambahan personil kebersihan untuk pembersihan limbah padat di kawasan
tempat pembuangan sampah sementara.
i) Pengembangan fasilitas pengolah limbah padat.
j) Perawatan westafel dan toilet di kawasan PPDI.
k) Pengembangan penerapan GHdP.
l) Pengembangan fasilitas penerapan pelarangan merokok, meludah, makan dan
minum di kawasan produksi ikan.
Dari hasil peningkatan fasilitas dan operasional pada sepuluh kriteria tertinggi, maka nilai
indeks disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 5-29. Nilai Indeks Setelah Dilakukan Peningkatan Nilai Setiap Subkriteria
Kriteria (Nilai)" Bobot (N x B)" Syarat Hasil
K1 3,05 0,095 0,29 3 3,00
K2 3,00 0,036 0,11 0 0
K3 3,00 0,063 0,19 HASIL → HIGIENIS
K4 3,00 0,039 0,12
K5 3,00 0,044 0,13
K6 3,00 0,057 0,17
K7 3,00 0,201 0,60
K8 3,00 0,089 0,27
K9 3,00 0,036 0,11
K10 3,00 0,089 0,27
K11 3,00 0,122 0,36
K12 3,00 0,128 0,39
Memenuhi 3,00
Lolos 0,00
Pada Tabel 5-29 dapat terlihat perubahan nilai setiap kritera dimana pada kolom
kondisi saat ini nilai indeks sebesar 2,31 sedangkan dengan adanya peningkatan fasilitas
dan operasional di berbagai subkriteria prioritas hasil indeks menjadi 3,00 dan lolos dari
76
batasan minimal nilai subkriteria yang berarti bahwa Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong dapat dikatakan sebagai pelabuhan perikanan higienis.
Tabel 5-30. Rincian Hitungan Pengembangan Kriteria Lokasi dan Lingkungan Pada
Subkriteria Mutu Air Baik
Biaya Pembersihan Kolam Pelabuhan (Per Semester)
No Kegiatan Jumlah Unit Biaya Total
1 Sewa sampan 2 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
2 Biaya pekerja 4 Rp 1.250.000 Rp 5.000.000
3 Alat pembersih (Wadah, tongkat, dll) 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
JUMLAH Rp 17.000.000
JUMLAH PER TAHUN Rp 34.000.000
Pada Tabel 5-30 merupakan rincian kegiatan dalam pengembangan subkriteria mutu
air baik pada kriteria lokasi dan lingkungan. Untuk rincian biaya pengembangan pelabuhan
perikanan higienis terdapat pada lampiran. Berikut merupakan total biaya pengembangan
pelabuhan perikanan higienis :
77
Tabel 5-31. Total Biaya Pengembangan PPN Brondong Higienis
TOTAL BIAYA PENGEMBANGAN
No Kegiatan Biaya Pengembangan
Biaya Pembersihan Kolam
1 Rp 34.000.000
Pelabuhan (Per Semester)
Biaya Pembersihan Tandon Air
2 Rp 39.541.200
Penampungan (Setahun Sekali)
Biaya Pengembangan Fasilitas
3 Rp 14.323.500.000
Operasional Kapal Perikanan
3 Biaya Perawatan Lampu Rp 5.350.000
4 Biaya Monitor Air (Per Tahun) Rp 48.000.000
5 Biaya Pengembangan Pabrik Es Rp 1.436.750.000
6 Biaya Pemberian Sekat pada TPS Rp 2.900.000
7 Penambahan Personil Kebersihan Rp 125.605.000
Pengembangan Fasilitas Pengolah
8 Rp 436.000.000
Limbah Padat
Biaya Perawatan Westafel dan
9 Rp 35.795.000
Toilet di kawasan TPI
10 Biaya Perawatan Peralatan Bongkar Rp 54.000.000
Pengembangan Untuk Pembiasaan
11 Rp 5.900.000
Mencuci Tangan
Pengembangan Pembatasan Area
12 Rp 25.000.000
Untuk Kawasan TPI
13 Pengembangan Penerapan GHdP Rp 5.000.000
Pengembangan Penerapan
Pelarangan Merokok, Meludah,
14 Rp 1.900.000
Makan, Minum di Kawasan
Produksi Ikan
JUMLAH Rp 16.579.241.200
5.5.1 Skenario 1
Pada skenario 1 nilai dari subkriteria kondisi saat ini pada Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong dinaikkan menjadi 3 kecuali pada subkriteria 7D yaitu memiliki
fasilitas pengolah limbah padat hanya dinaikkan menjadi 2. Dari peningkatan nilai tiap
subkriteria menghasilkan nilai kriteria seperti pada Tabel 5-32. Pada skenario 1 sudah lolos
dari batasan minimum syarat pelabuhan perikanan higienis. Berikut merupakan indeks dari
skenario 1 :
78
Tabel 5-32. Indeks Skenario 1
Kriteria (Nilai)" Bobot (N x B)" Syarat Hasil
K1 3,05 0,095 0,29 3 3,00
K2 3,00 0,036 0,11 0 0
K3 3,00 0,063 0,19 HASIL → HIGIENIS
K4 3,00 0,039 0,12
K5 3,00 0,044 0,13
K6 3,00 0,057 0,17
K7 3,00 0,201 0,60
K8 3,00 0,089 0,27
K9 3,00 0,036 0,11
K10 3,00 0,089 0,27
K11 3,00 0,122 0,36
K12 3,00 0,128 0,39
Memenuhi 3,00
Lolos 0,00
Pada Tabel 5-33 menunjukkan bahwa dengan indeks sebesar 3,00 biaya yang
dikeluarkan untuk pengembangan pelabuhan menjadi pelabuhan perikanan higienis yaitu
sebesar Rp 16.579.241.200.
5.5.2 Skenario 2
Pada skenario 2 nilai dari subkriteria kondisi saat ini pada Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong dinaikkan menjadi 3. Dari peningkatan nilai tiap subkriteria
79
menghasilkan nilai kriteria seperti pada Tabel 5-34. Pada skenario 2 sudah lolos dari
batasan minimum syarat pelabuhan perikanan higienis. Berikut merupakan indeks dari
skenario 2 :
Tabel 5-34.Indeks Skenario 2
Kriteria (Nilai)' Bobot (N x B)' Syarat Hasil
K1 3,05 0,095 0,29 3 3,05
K2 3,00 0,036 0,11 0 0
K3 3,00 0,063 0,19 HASIL → HIGIENIS
K4 3,00 0,039 0,12
K5 3,00 0,044 0,13
K6 3,00 0,057 0,17
K7 3,25 0,201 0,65
K8 3,00 0,089 0,27
K9 3,00 0,036 0,11
K10 3,00 0,089 0,27
K11 3,00 0,122 0,36
K12 3,00 0,128 0,39
Memenuhi 3,05
Lolos 0,00
Pada Tabel 5-35 menunjukkan bahwa dengan indeks sebesar 3,05 biaya yang
dikeluarkan untuk pengembangan pelabuhan menjadi pelabuhan perikanan higienis yaitu
sebesar Rp 16.629.241.200.
5.5.3 Skenario 3
Pada skenario 3 nilai dari subkriteria kondisi saat ini pada Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong dinaikkan menjadi 4. Dari peningkatan nilai tiap subkriteria
80
menghasilkan nilai kriteria seperti pada Tabel 5-36. Pada skenario 3 sudah lolos dari
batasan minimum syarat pelabuhan perikanan higienis. Berikut merupakan indeks dari
skenario 3 :
Tabel 5-36.Indeks Skenario 3
Kriteria (N x B)"" Bobot (N x B)"" Syarat Hasil
K1 4,00 0,095 0,38 3 4,00
K2 4,00 0,036 0,15 0 0
K3 4,00 0,063 0,25 HASIL → HIGIENIS
K4 4,00 0,039 0,16
K5 4,00 0,044 0,18
K6 4,00 0,057 0,23
K7 4,00 0,201 0,81
K8 4,00 0,089 0,36
K9 4,00 0,036 0,14
K10 4,00 0,089 0,36
K11 4,00 0,122 0,49
K12 4,00 0,128 0,51
Memenuhi 4,00
Lolos 0,00
Pada Tabel 5-37 menunjukkan bahwa dengan indeks sebesar 4,00 biaya yang
dikeluarkan untuk pengembangan pelabuhan menjadi pelabuhan perikanan higienis yaitu
sebesar Rp 18.507.880.400.
5.5.4 Ringkasan Analisis Sensitivitas
Berdasarkan pembuatan skenario untuk mengetahui biaya yang muncul dari
kegiatan peningkatan nilai pada tiap subkriteria pelabuhan perikanan higienis
menghasilkan nilai yang linier. Yakni semakin naik indeks pelabuhan perikanan higienis
81
maka semakin naik juga biaya yang timbul dari aktivitas peningkatan nilai. Berikut
merupakan grafik yang menggambarkan peningkatan biaya pengembangan bila diimbangi
dengan peningkatan indeks pelabuhan higienis :
Rp17.000.000.000
Rp16.000.000.000
Rp15.000.000.000
3,00 3,05 4,00
Biaya Rp16.579.24 Rp16.629.24 Rp18.507.88
Untuk menjadi pelabuhan higienis, acuan pelabuhan higienis yang ada di dunia yakni
pada pelabuhan perikanan Tsukiji yang berlokasi di Negara Jepang. Pelabuhan perikanan
Tsukiji merupakan salah satu pasar makanan laut (seafood) terbesar di dunia. Alasan
pamilihan acuan pelabuhan perikanan higienis jatuh pada pelabuhan perikanan Tsukiji
karena kegiatan operasional dan fasilitasnya memenuhi standar FAO.
Contohnya adalah pemberian batasan jumlah peserta pelelangan yang masuk di lokasi
pelelangan, terdapat ruang tunggu untuk pengunjung yang akan masuk di lokasi pelelangan,
pemberian rompi kepada peserta lelang, semua petugas menggunakan sepatu boots, lantai
bersih dan beberapa ikan diletakkan diatas pallet, serta ikan tidak diletakkan di lantai
melainkan diletakkan diatas meja yang diberikan air mengalir sehingga kondisi ikan selalu
segar sedangkan jika di Indonesia biasanya diletakkan di lantai yang kotor. Selain itu, hal
yang paling penting di Pelabuhan Perikanan Tsukiji bebas dari bau amis yang biasa ada
pada pelabuhan perikanan di Indonesia pada umumnya.
82
BAB 6 KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan penelitian maka kesimpulan dari tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Kriteria higienis untuk Pelabuhan Perikanan Nusantara kriteria yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a. Lokasi dan lingkungan (K1)
b. Konstruksi bangunan (K2)
c. Dinding, penerangan, dan ventilasi (K3)
d. Saluran pembuangan (K4)
e. Pasokan air dan bahan bakar (K5)
f. Es (K6)
g. Penanganan Limbah (K7)
h. Toilet (K8)
i. Konstruksi dan pemeliharaan alat (K9)
j. Peralatan untuk penanganan awal (K10)
k. Pembersihan dan sanitasi (K11)
l. Kontrol sanitasi (K12)
Berdasarkan kriteria diatas, Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong bernilai 2,31 dan masih terdapat subkriteria
yang belum memenuhi nilai batasan minimal sebesar 2 seperti (pembersihan limbah
padat di tempat pembuangan sampah sementara, memiliki fasilitas pengolah limbah
padat, dan pembersihan toilet) dimana kondisi tersebut menunjukkan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Brondong masih belum dapat dikatakan sebagai pelabuhan
higienis dan memerlukan peningkatan pada segi fasilitas dan operasional untuk
mencapai pelabuhan higienis.
2. Pengembangan di Pelabuhan Perikanan Nusantara untuk mencapai pelabuhan higienis
adalah dengan meningkatkan kriteria penanganan limbah, kontrol sanitasi,
pembersihan dan sanitasi, lokasi dan lingkungan, toilet, peralatan untuk penanganan
awal, dinding, penerangan dan ventilasi, es, pasokan air dan bahan bakar, konstruksi
bangunan, saluran pembuangan, konstruksi dan pemeliharaan alat. Upaya peningkatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
83
a. Pembersihan kolam pelabuhan yang dilakukan setiap enam bulan
b. Pembersihan tandon air penampungan yang dilakukan setiap tahun
c. Pengembangan fasilitas operasional kapal perikanan
d. Perawatan lampu
e. Monitor air yang dilakukan setiap tahun
f. Pengembangan pabrik es
g. Pemberian sekat pada tempat pembuangan sampah sementara
h. Penambahan personil kebersihan untuk pembersihan limbah padat di kawasan
tempat pembuangan sampah sementara
i. Pengembangan fasilitas pengolah limbah padat
j. Perawatan westafel dan toilet di kawasan PPDI
k. Pengembangan penerapan GHdP
l. Pengembangan fasilitas penerapan pelarangan merokok, meludah, makan dan
minum di kawasan produksi ikan
3. Biaya perawatan yang timbul dalam peningkatan fasilitas dan operasional guna dapat
dikatakan sebagai pelabuhan higienis dengan total Rp. 16.579.241.200
6.2 Saran
Dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dimana yang dapat dijadikan rujukan
untuk tugas akhir selanjutnya, dimana terdapat beberapa saran sebagai berikut :
1. Pada penelitian ini hanya dapat mengidentifikasi parameter higienis.
2. Semua pelabuhan ikan harus memiliki standar higienis sehingga pemerintah dapat
menilai fasilitas dan operasional mana sajaya yang akan dijadikan acuan untuk menjadi
pelabuhan perikanan higienis
3. Pendekatan yang lain untuk menyelesaikan pengambilan keputusan yang lebih ilmiah
untuk penelitian selanjutnya.
84
DAFTAR PUSTAKA
Berutu, G. A., & Zagloel, T. Y. (2014). PENENTUAN STANDAR KRITERIA
EVALUASI TEKNIS PEMILIHAN KONTRAKTOR JASA KEAMANAN
DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS.
Salmah, M. K. (2009). Aplikasi ANP dan TOPSIS untuk Penentuan Industri Manufaktur
Unggulan di Surabaya. Surabaya: ITS.
85
86
LAMPIRAN
1. KUISIONER 1
2. KUISIONER 2
3. PARAMETER SUBKRITERIA HIGIENIS
4. DETAIL PENGEMBANGANNN PELABUHAN HIGIENIS
87
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Mutu air baik Mutu air baik
Mutu air baik Terdapat pembuangan limbah
Mutu air baik Bebas kontaminasi
Mutu air baik Kemudahan Transportasi
Mutu air baik Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
Mutu air baik
kapal sesuai
Mutu air baik Lantai dan dinding mudah dibersihkan
88
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Terdapat pembuangan limbah Mutu air baik
Terdapat pembuangan limbah Terdapat pembuangan limbah
Terdapat pembuangan limbah Bebas kontaminasi
Terdapat pembuangan limbah Kemudahan Transportasi
Terdapat pembuangan limbah Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
Terdapat pembuangan limbah
kapal sesuai
Terdapat pembuangan limbah Lantai dan dinding mudah dibersihkan
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Bebas kontaminasi Mutu air baik
Bebas kontaminasi Terdapat pembuangan limbah
Bebas kontaminasi Bebas kontaminasi
Bebas kontaminasi Kemudahan Transportasi
Bebas kontaminasi Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
89
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
Bebas kontaminasi
kapal sesuai
Bebas kontaminasi Lantai dan dinding mudah dibersihkan
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Kemudahan Transportasi Mutu air baik
Kemudahan Transportasi Terdapat pembuangan limbah
Kemudahan Transportasi Bebas kontaminasi
Kemudahan Transportasi Kemudahan Transportasi
Kemudahan Transportasi Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
Kemudahan Transportasi
kapal sesuai
Kemudahan Transportasi Lantai dan dinding mudah dibersihkan
90
Kemudahan Transportasi Ventilasi menjamin udara baik dan memadai
Kemudahan Transportasi Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
Kemudahan Transportasi Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
Kemudahan Transportasi Pasokan bahan bakar
Kemudahan Transportasi Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
Penanganan es yang baik untuk menghindari
Kemudahan Transportasi
kontaminasi
Kemudahan Transportasi Jumlah pasokan es cukup
Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Kemudahan Transportasi
yang memadai
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Kemudahan Transportasi
yang memadai
Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
Kemudahan Transportasi
Sampah Sementara (TPSS)
Kemudahan Transportasi Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
Kemudahan Transportasi Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
Kemudahan Transportasi Dilengkapi bak cuci tangan
Kemudahan Transportasi Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan
Kemudahan Transportasi ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan
Kemudahan Transportasi tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
dibersihkan
Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan
Kemudahan Transportasi
kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
Kemudahan Transportasi sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
menggunakan air yang mengandung chlorine
Kemudahan Transportasi Pembersihan ikan dengan baik
Kemudahan Transportasi Pembersihan toilet
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
Kemudahan Transportasi
kegiatan di kawasan pelabuhan
Kemudahan Transportasi Pembatasan area untuk kawasan TPI
Kemudahan Transportasi Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
Kemudahan Transportasi
minum di kawasan produksi ikan
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Mutu air baik
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Terdapat pembuangan limbah
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Bebas kontaminasi
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Kemudahan Transportasi
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
terpisah kapal sesuai
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan
terpisah
91
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Ventilasi menjamin udara baik dan memadai
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Pasokan bahan bakar
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap Penanganan es yang baik untuk menghindari
terpisah kontaminasi
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Jumlah pasokan es cukup
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
terpisah yang memadai
Ruang pokok dan ruang pelengkap Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
terpisah yang memadai
Ruang pokok dan ruang pelengkap Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
terpisah Sampah Sementara (TPSS)
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Dilengkapi bak cuci tangan
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
terpisah
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan
Ruang pokok dan ruang pelengkap
ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
terpisah
disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan
Ruang pokok dan ruang pelengkap
tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
terpisah
dibersihkan
Ruang pokok dan ruang pelengkap Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan
terpisah kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
Ruang pokok dan ruang pelengkap
sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
terpisah
menggunakan air yang mengandung chlorine
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Pembersihan ikan dengan baik
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Pembersihan toilet
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
terpisah kegiatan di kawasan pelabuhan
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Pembatasan area untuk kawasan TPI
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
terpisah minum di kawasan produksi ikan
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Mutu air baik
operasional kapal sesuai
92
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Terdapat pembuangan limbah
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Bebas kontaminasi
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Kemudahan Transportasi
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
operasional kapal sesuai kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Ventilasi menjamin udara baik dan memadai
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Pasokan bahan bakar
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Penanganan es yang baik untuk menghindari
operasional kapal sesuai kontaminasi
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Jumlah pasokan es cukup
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
operasional kapal sesuai yang memadai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
operasional kapal sesuai yang memadai
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
operasional kapal sesuai Sampah Sementara (TPSS)
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Dilengkapi bak cuci tangan
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
operasional kapal sesuai
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
operasional kapal sesuai
disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
operasional kapal sesuai
dibersihkan
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan
operasional kapal sesuai kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
operasional kapal sesuai
menggunakan air yang mengandung chlorine
93
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Pembersihan ikan dengan baik
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Pembersihan toilet
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
operasional kapal sesuai kegiatan di kawasan pelabuhan
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Pembatasan area untuk kawasan TPI
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
operasional kapal sesuai minum di kawasan produksi ikan
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Mutu air baik
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Terdapat pembuangan limbah
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Bebas kontaminasi
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Kemudahan Transportasi
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Lantai dan dinding mudah dibersihkan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Ventilasi menjamin udara baik dan memadai
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Pasokan bahan bakar
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Penanganan es yang baik untuk menghindari
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Jumlah pasokan es cukup
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
yang memadai
Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
Sampah Sementara (TPSS)
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
94
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
kegiatan di kawasan pelabuhan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Pembatasan area untuk kawasan TPI
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
minum di kawasan produksi ikan
95
KUISIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR
NRP : 4413100028
Surabaya 2017
96
Dengan hormat,
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu yang telah
meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner. Kuisioner ini bertujuan untuk
melakukan pembobotan terhadap kriteria dan subkriteria yang dipentingkan pada
pengembangan fasilitas dan operasional pelabuhan perikanan higienis di PPN
Brondong Lamongan.
Kuisioner ini terdiri dari dua bagian, yang pertama yaitu kuisioner untuk
memberikan bobot pada masing-masing kriteria dalam pengembangan fasilitas dan
operasional pelabuhan perikanan higienis, sedangkan yang kedua adalah kuisioner
untuk membobotkan tingkat kepentingan antar subkriteria.
Nama :
Jabatan :
Instansi :
Nomor Hp :
97
Bagian 1
2,4,6,8 Nilai tengah diantara penilaian yang beruturan. Nilai ini diberikan
apabila diperlukan kompromi
Petunjuk Pengisian :
Berikan penilaian anda dengan cara memberi satu buah tanda cek (√) atau cek (X)
di salah satu kolom penilaian yang telah disediakan pada pasangan kriteria setiap
baris.
Contoh Pengisian :
I. Perbandingan Kriteria
Kriteria I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria II
1 Lokasi dan lingkungan x Konstruksi bangunan
Dinding, penerangan
2 Lokasi dan lingkungan
x dan ventilasi
3 Lokasi dan lingkungan x Saluran Pembuangan
Pasokan air dan
4 Lokasi dan lingkungan
x bahan bakar
5 Lokasi dan lingkungan x Es
Artinya :
Dalam perbandingan antar kriteria diatas, lokasi dan lingkungan cukup lebih
baik daripada konstruksi bangunan
Dalam perbandingan antar kriteria diatas, “lokasi dan lingkungan” dan
“konstruksi bangunan” sama baiknya
Dalam perbandingan antar kriteria diatas, “saluran pembuangan” mutlak
lebih baik daripada “konstruksi bangunan”
Dan seterusnya.
98
Tabel Penilaian Perbandingan
I. Perbandingan Kriteria
Kriteria I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria II
1 Lokasi dan lingkungan Konstruksi bangunan
Dinding, penerangan
2 Lokasi dan lingkungan
dan ventilasi
3 Lokasi dan lingkungan Saluran Pembuangan
Pasokan air dan bahan
4 Lokasi dan lingkungan
bakar
5 Lokasi dan lingkungan Es
6 Lokasi dan lingkungan Penanganan limbah
7 Lokasi dan lingkungan Toilet
Konstruksi dan
8 Lokasi dan lingkungan
pemeliharaan alat
Peralatan dan
9 Lokasi dan lingkungan
penanganan awal
Pembersihan dan
10 Lokasi dan lingkungan
sanitasi
11 Lokasi dan lingkungan Kontrol sanitasi
Dinding, penerangan
12
Konstruksi bangunan dan ventilasi
13 Konstruksi bangunan Saluran Pembuangan
Pasokan air dan bahan
14
Konstruksi bangunan bakar
15 Konstruksi bangunan Es
16 Konstruksi bangunan Penanganan limbah
17 Konstruksi bangunan Toilet
Konstruksi dan
18
Konstruksi bangunan pemeliharaan alat
Peralatan dan
19
Konstruksi bangunan penanganan awal
Pembersihan dan
20
Konstruksi bangunan sanitasi
21 Konstruksi bangunan Kontrol sanitasi
Dinding, penerangan
22 Saluran Pembuangan
dan ventilasi
Dinding, penerangan Pasokan air dan bahan
23
dan ventilasi bakar
Dinding, penerangan
24 Es
dan ventilasi
Dinding, penerangan
25 Penanganan limbah
dan ventilasi
Dinding, penerangan
26 Toilet
dan ventilasi
Dinding, penerangan Konstruksi dan
27
dan ventilasi pemeliharaan alat
99
Dinding, penerangan Peralatan dan
28
dan ventilasi penanganan awal
Dinding, penerangan Pembersihan dan
29
dan ventilasi sanitasi
Dinding, penerangan
30 Kontrol sanitasi
dan ventilasi
Kriteria I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria II
Saluran
31 Pasokan air dan bahan bakar
Pembuangan
Saluran
32 Es
Pembuangan
Saluran
33 Penanganan limbah
Pembuangan
Saluran
34 Toilet
Pembuangan
Saluran Konstruksi dan
35
Pembuangan pemeliharaan alat
Saluran Peralatan dan penanganan
36
Pembuangan awal
Saluran
37 Pembersihan dan sanitasi
Pembuangan
Saluran
38 Kontrol sanitasi
Pembuangan
Pasokan air
39 dan bahan Es
bakar
Pasokan air
40 dan bahan Penanganan limbah
bakar
Pasokan air
41 dan bahan Toilet
bakar
Pasokan air
Konstruksi dan
42 dan bahan
pemeliharaan alat
bakar
Pasokan air
Peralatan dan penanganan
43 dan bahan
awal
bakar
Pasokan air
44 dan bahan Pembersihan dan sanitasi
bakar
Pasokan air
45 dan bahan Kontrol sanitasi
bakar
46 Es Penanganan limbah
47 Es Toilet
100
Konstruksi dan
48 Es
pemeliharaan alat
Peralatan dan penanganan
49 Es
awal
50 Es Pembersihan dan sanitasi
51 Es Kontrol sanitasi
Penanganan
52 Toilet
limbah
Penanganan Konstruksi dan
53
limbah pemeliharaan alat
Penanganan Peralatan dan penanganan
54
limbah awal
Penanganan
55 Pembersihan dan sanitasi
limbah
Penanganan
56 Kontrol sanitasi
limbah
Kriteria I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria II
Konstruksi d
57 Toilet
pemeliharaan alat
Peralatan dan penangan
58 Toilet
awal
59 Toilet Pembersihan dan sanitasi
60 Toilet Kontrol sanitasi
Konstruksi dan pemeliharaan Peralatan dan penangan
61
alat awal
Konstruksi dan pemeliharaan
62 Pembersihan dan sanitasi
alat
Konstruksi dan pemeliharaan
63 Kontrol sanitasi
alat
Peralatan dan penanganan
64
awal Pembersihan dan sanitasi
Peralatan dan penanganan
65
awal Kontrol sanitasi
66 Pembersihan dan sanitasi Kontrol sanitasi
101
LEMBAR PENILAIAN
Mutu dari air baik
1a.1 Berhubungan langsung dengan kesehatan
No Parameter Nilai
1 Tidak lolos parameter mikrobiologi dan kimia organik 1
2 Hanya lolos parameter mikrobiologi 2
3 Lolos sebesar 75% parameter mikrobiologi dan kimia organik 3
4 Lolos sebesar 100% parameter mikrobiologi dan kimia organik 4
1a.2 Tidak berhubungan langsung dengan kesehatan
No Parameter Nilai
1 Tidak lolos parameter fisik dan kimia 1
2 Hanya lolos parameter fisik 2
3 Lolos sebesar 75% parameter fisik dan kimia 3
4 Lolos sebesar 100% parameter fisik dan kimia 4
Kemudahan Transportasi
No Parameter Nilai
1 Jarak minimum 0 kilometer dengan pemukiman
Jarak minimum 5 kilometer dari pusat kota 1
Tidak tersedia jaringan jalan arteri primer untuk melayani lalu lintas
2 Jarak minimum 1 kilometer dengan pemukiman
Jarak minimum 5 kilometer dari pusat kota 2
Tersedia jaringan jalan arteri primer untuk melayani lalu lintas
3 Jarak minimum 2 kilometer dengan pemukiman
Jarak minimum 9 kilometer dari pusat kota 3
Tersedia jaringan jalan arteri primer untuk melayani lalu lintas
4 Jarak > 2 kilometer dengan pemukiman
Jarak > 10 kilometer dari pusat kota 4
Tersedia jaringan jalan arteri primer untuk melayani lalu lintas
102
Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
2a.1 Tempat pendaratan terpisah dengan lokasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
No Parameter Nilai
1 Lokasi pendaratan dan TPI tidak terpisah 1
2 Lokasi pendaratan dan TPI jaraknya berdekatan 2
3 Lokasi pendaratan dan TPI terpisah 3
4 Lokasi pendarata dan TPI terpisah serta terawat dengan baik 4
103
3a.3 Lantai miring
No Parameter Nilai
1 Lantai tidak miring sama sekali. 1
2 Lantai miring < 1o 2
3 Lantai miring 2o 3
o
4 Lantai miring 2 mengarah kesaluran pembuangan. 4
104
4a.3 Saluran pembuangan tidak tergenang air saat operasional maupun hujan
No Parameter Nilai
1 Saluran drainase tidak berfungsi sama sekali. 1
Saluran drainase berfungsi tetapi aliran air tidak berjalan lancar dan air
2 2
menggenang di saluran.
Aliran air dapat mengalir dengan lancar dan tidak menggenang saat tidak
3 3
ada hujan maupun setelah operasi.
aliran air dapat mengalir dengan lancar tidak menggenang serta memiliki
4 4
saringan sampah.
105
Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
Memenuhi standar air untuk minum dengan standar minimal tidak berbau,
6a.1
tidak beraroma, dan tidak berasa
No Parameter Nilai
1 Tidak lolos parameter fisik dan kimia 1
2 Hanya lolos parameter fisik 2
3 Lolos sebesar 75% parameter fisik dan kimia 3
4 Lolos sebesar 100% parameter fisik dan kimia 4
Air berasal dari sumber yang tidak berbahaya, saluran pipa air dirancang
6a.2
agar tidak terjadi kontaminasi silang dengan air kotor
No Parameter Nilai
1 Tidak lolos parameter mikrobiologi dan kimia organik 1
2 Hanya lolos parameter mikrobiologi 2
3 Lolos sebesar 75% parameter mikrobiologi dan kimia organik 3
4 Lolos sebesar 100% parameter mikrobiologi dan kimia organik 4
4 Es harus ditangani & disimpan di tempat bersih serta disalurkan dengan baik 4
106
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai
7b.1 Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai
No Parameter Nilai
1 Tidak memiliki TPS. 1
2 Memiliki TPS tetapi tidak kedap air, kuat, kedap air. 2
3 Memiliki TPS yang kedap air, kuat, kedap air. 3
Memiliki TPS yang kedap air, kuat, kedap air, mudah dijangkau untunk
4 4
pengangkutan dan jauh dari tempat kegiatan pelabuhan.
107
Air berasal dari sumber yang tidak berbahaya, saluran pipa air dirancang
agar tidak terjadi kontaminasi silang dengan air kotor
9a.1 Penanganan es yang baik untuk menghindari kontaminasi
No Parameter Nilai
1 Tidak memenuhi syarat sama sekali. 1
2 Wadah atau alat pengangkut halus, anti karat dan tidak beracun. 2
Terbuat dari bahan berwarna terang, halus, anti karat, tidak beracun,
3 3
wadah berlubang dan dalam jumlah yang memenuhi.
Terbuat dari bahan berwarna terang, halus, non-penyerap, anti karat, tidak
4 beracun, wadah memiliki lubang untuk aliran lelehan es dan dalam jumlah 4
yang memenuhi.
2 Pembersihan hanya dilakukan pada lantai saja atau wadah saja (sebaliknya) 2
108
Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
11c.1 Dilengkapi bak cuci tangan
No Parameter Nilai
1 Pembersihan hanya dilakukan sekali dalam sehari 1
2 Pembersihan dilakukan 2 kali sehari 2
3 Pembersihan dilakukan setiap 3 jam sekali 3
4 Dibersihkan setiap saat jika kondisi toilet dalam kondisi basah 4
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan ikan di laut dan di
pantai mudah dibersihkan dan disinfeksi (Tetap bersih)
12b.1 Wadah dan peralatan mudah dibersihkan dan memudahkan untuk drainase
No Parameter Nilai
1 Semua orang bebas masuk ke kawasan pelelangan 1
2 Kawasan pelelangan dimasuki oleh petugas lelang, penjual, dan pembeli 2
Area TPI hanya untuk orang-orang yang berkepentingan (Petugas dan
3 3
pelelang)
Pembatasan jumlah pengunjung dan petugas yang memasuki daerah
4 4
pelelangan (sesuai dengan kapasitas ruang pelelangan)
4 Terdapat tanda peringatan yang terletak di tempat yang mudah dilihat dan 4
tidak mengganggu kegiatan di tepat pelelangan serta diterapkan dengan baik
109
Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
1 1A 2 2,00 M 0,38 0,75
3 1B 2 3,00 M 0,25 0,76
2 1C 2 3,00 M 0,33 0,98
4 1D 2 4,00 M 0,05 0,18
0,00 2,67
SYARAT HIGIENIS
Lolos
110
Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
1 8A 2 3,00 M 0,36 1,07
2 8B 2 2,00 M 0,33 0,67
3 8C 2 2,00 M 0,31 0,62
0,00 2,36
SYARAT HIGIENIS
Lolos
111
Kondisi Saat Ini
Kriteria Bobot
K1 0,095
NILAI BOBOT TIAP KRITERIA
K2 0,036
K3 0,063 0,250
K4 0,039 0,200
K5 0,044
K6 0,057 0,150
K7 0,201
0,100
K8 0,089
K9 0,036 0,050
K10 0,089
0,000
K11 0,122 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12
K12 0,128 BOBOT 0,09 0,03 0,06 0,03 0,04 0,05 0,20 0,08 0,03 0,08 0,12 0,12
112
Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"
1 1A 2 3,00 M 0,38 1,13
3 1B 2 3,00 M 0,25 0,76
2 1C 2 3,00 M 0,33 0,98
4 1D 2 4,00 M 0,05 0,18
0,00 3,05
SYARAT HIGIENIS
Lolos
113
Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"
1 8A 2 3,00 M 0,36 1,07
2 8B 2 3,00 M 0,33 1,00
3 8C 2 3,00 M 0,31 0,92
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos
114
Rank Kriteria (Nilai)" Bobot (N x B)" Syarat Hasil
4 K1 3,05 0,095 0,29 3 3,00
11 K2 3,00 0,036 0,11 0 0
7 K3 3,00 0,063 0,19 HASIL → HIGIENIS
10 K4 3,00 0,039 0,12
9 K5 3,00 0,044 0,13
8 K6 3,00 0,057 0,17
1 K7 3,00 0,201 0,60
5 K8 3,00 0,089 0,27
12 K9 3,00 0,036 0,11
6 K10 3,00 0,089 0,27
3 K11 3,00 0,122 0,36
2 K12 3,00 0,128 0,39
Memenuhi 3,00
Lolos 0,00
115
Pengembangan 1A
Biaya Pembersihan Kolam Pelabuhan (Per Semester)
No Kegiatan Jumlah Unit Biaya Total
1 Sewa sampan 2 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
2 Biaya pekerja 4 Rp 1.250.000 Rp 5.000.000
3 Alat pembersih (Wadah, tongkat, dll) 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
JUMLAH Rp 17.000.000
JUMLAH PER TAHUN Rp 34.000.000
Pengembangan 2B
Biaya Pengembangan Fasilitas Operasional Kapal Perikanan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pembangunan dermaga tambat
1 225 m'
tiang pancang (pipa beton) L=3 Rp 25.000.000 Rp 5.625.000.000
Pembangunan dermaga
2 pembongkaran tiang pancang (pipa 102,74 m'
beton) L=3 Rp 25.000.000 Rp 2.568.500.000
Pengembangan 3B
Biaya Perawatan Lampu
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Penambahan penutup lampu 50 unit Rp 100.000 Rp 5.000.000
2 Pembelian lampu 7 unit Rp 50.000 Rp 350.000
JUMLAH Rp 5.350.000
Pengembangan 5A
Biaya Monitor Air (Per Tahun)
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Monitor kualitas air 1 Uji Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
2 Pengambilan sampel air 3 titik Rp 3.000.000 Rp 9.000.000
Jumlah Rp 48.000.000
116
Pengembangan 6C
Biaya Pengembangan Pabrik Es
No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan Kebutuhan Biaya
1 Kayu tutup brinetank 15 M3 1 Unit Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
2 Crane hoist kav. 2 ton 2 Unit Rp 30.000.000 Rp 60.000.000
Tabung receiver aqumulator
3 1 Unit Rp 39.000.000 Rp 39.000.000
terminal suction
4 support brine agiatator 1 Unit Rp 24.000.000 Rp 24.000.000
5 Compresor sabro kav. 60 T 1 Unit Rp 400.000.000 Rp 400.000.000
6 Paping unit 8 erection 1 Unit Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
7 Valve inut & erection 1 Unit Rp 97.500.000 Rp 97.500.000
8 Panel & kabel 1 Unit Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
9 Evaporativ condensor 1 Unit Rp 270.250.000 Rp 270.250.000
10 Elektro palting 1 Unit Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
11 Evapurator/perdamper 1 Unit Rp 150.000.000 Rp 150.000.000
12 Frame loe can 1 Unit Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
13 Genset 450 KVA 1 Unit Rp 125.000.000 Rp 125.000.000
14 Bahan-bahan konstruksi 1 Unit Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Jumlah Rp 1.436.750.000
Pengembangan 7B
Biaya Pemberian Sekat pada TPS
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pemberian sekat penutup 1 unit Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
2 Jasa tukang 2 orang Rp 450.000 Rp 900.000
Jumlah Rp 2.900.000
Pengembangan 7C
Penambahan Personil Kebersihan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total Total Setahun
1 Pembelian alat bersih-bersih dan perlengkapan
Sapu 6 unit Rp 50.000 Rp 300.000 Rp 300.000
Sepatu boots 6 unit Rp 100.000 Rp 600.000 Rp 600.000
Sarung tangan 6 unit Rp 10.000 Rp 60.000 Rp 60.000
Seragam petugas kebersihan 6 unit Rp 150.000 Rp 900.000 Rp 900.000
2 Gaji 6 orang Rp 1.700.000 Rp 10.200.000 Rp 122.400.000
3 Operasional Truk
Biaya bahan bakar 1 unit Rp 1.245.000 Rp 1.245.000 Rp 1.245.000
Biaya ganti oli 1 unit Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Jumlah Rp 125.605.000
Pengembangan 7D
Pengembangan Fasilitas Pengolah Limbah Padat
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pembelian Incinerator 1 unit Rp 436.000.000 Rp 436.000.000
Jumlah Rp 436.000.000
Pengembangan 11A
Biaya Perawatan Peralatan Bongkar
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Petugas pembersihan peralatan bongkar 2 orang Rp 1.500.000 Rp 3.000.000
2 Teknisi perbaikan peralatan bongkar 1 orang Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Jumlah Rp 4.500.000
Jumlah Setahun Rp 54.000.000
117
Pengembangan 12A
Pengembangan Untuk Pembiasaan Mencuci Tangan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan informasi untuk
1 2 unit Rp 950.000 Rp 1.900.000
pembersihan personil
Penyediaan ruang sanitasi (seperti
2 kolam kecil) sebelum dan sesudah 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
masuk kawasan TPI
Jumlah Rp 5.900.000
Pengembangan 12B
Pengembangan Pembatasan Area Untuk Kawasan TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pembuatan ruang tunggu khusus
1 untuk penunggu giliran masuk ke 1 unit Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
PPDI
Jumlah Rp 25.000.000
Pengembangan 12C
Pengembangan Penerapan GHdP
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Penyediaan pallet untuk memajang
1 10 unit Rp 500.000 Rp 5.000.000
ikan di pelelangan
Jumlah Rp 5.000.000
Pengembangan 12D
Pengembangan Penerapan Pelarangan Merokok, Meludah, Makan, Minum di Kawasan Produksi Ikan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan untuk informasi
1 2 unit Rp 950.000 Rp 1.900.000
pelarangan merokok, meludah dll
Jumlah Rp 1.900.000
118
Rank Subkriteria Batasan (Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
1 1A 2 3,00 M 0,38 1,13
3 1B 2 3,00 M 0,25 0,76
2 1C 2 3,00 M 0,33 0,98
4 1D 2 4,00 M 0,05 0,18
0,00 3,05
SYARAT HIGIENIS
Lolos
119
Rank Subkriteria Batasan
(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
1 8A 2
3,00 M 0,36 1,07
2 8B 2
3,00 M 0,33 1,00
3 8C 2
3,00 M 0,31 0,92
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos
120
Rank Kriteria (Nilai)' Bobot (N x B)' Syarat Hasil
4 K1 3,05 0,095 0,29 3 3,05
11 K2 3,00 0,036 0,11 0 0
7 K3 3,00 0,063 0,19 HASIL → HIGIENIS
10 K4 3,00 0,039 0,12
9 K5 3,00 0,044 0,13
8 K6 3,00 0,057 0,17
1 K7 3,25 0,201 0,65
5 K8 3,00 0,089 0,27
12 K9 3,00 0,036 0,11
6 K10 3,00 0,089 0,27
3 K11 3,00 0,122 0,36
2 K12 3,00 0,128 0,39
Memenuhi 3,05
Lolos 0,00
121
Pengembangan 1A
Biaya Pembersihan Kolam Pelabuhan (Per Semester)
No Kegiatan Jumlah Unit Biaya Total
1 Sewa sampan 2 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
2 Biaya pekerja 4 Rp 1.250.000 Rp 5.000.000
3 Alat pembersih (Wadah, tongkat, dll) 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
JUMLAH Rp 17.000.000
JUMLAH PER TAHUN Rp 34.000.000
Pengembangan 2B
Biaya Pengembangan Fasilitas Operasional Kapal Perikanan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pembangunan dermaga tambat
1 225 m'
tiang pancang (pipa beton) L=3 Rp 25.000.000 Rp 5.625.000.000
Pembangunan dermaga
2 pembongkaran tiang pancang (pipa 102,74 m'
beton) L=3 Rp 25.000.000 Rp 2.568.500.000
Pembangunan dermaga perbekalan
3 245,2 m'
tiang pancang (pipa beton) L=3 Rp 25.000.000 Rp 6.130.000.000
Jumlah Rp 14.323.500.000
Pengembangan 3B
Biaya Perawatan Lampu
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Penambaan penutup lampu 50 unit Rp 100.000 Rp 5.000.000
2 Pembelian lampu 7 unit Rp 50.000 Rp 350.000
JUMLAH Rp 5.350.000
Pengembangan 5A
Biaya Monitor Air (Per Tahun)
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Monitor kualitas air 1 Uji Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
2 Pengambilan sampel air 3 titik Rp 3.000.000 Rp 9.000.000
Jumlah Rp 48.000.000
Pengembangan 6C
Biaya Pengembangan Pabrik Es
No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan Kebutuhan Biaya
1 Kayu tutup brinetank 15 M3 1 Unit Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
2 Crane hoist kav. 2 ton 2 Unit Rp 30.000.000 Rp 60.000.000
Tabung receiver aqumulator
3 1 Unit Rp 39.000.000 Rp 39.000.000
terminal suction
4 support brine agiatator 1 Unit Rp 24.000.000 Rp 24.000.000
5 Compresor sabro kav. 60 T 1 Unit Rp 400.000.000 Rp 400.000.000
6 Paping unit 8 erection 1 Unit Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
7 Valve inut & erection 1 Unit Rp 97.500.000 Rp 97.500.000
8 Panel & kabel 1 Unit Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
9 Evaporativ condensor 1 Unit Rp 270.250.000 Rp 270.250.000
10 Elektro palting 1 Unit Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
11 Evapurator/perdamper 1 Unit Rp 150.000.000 Rp 150.000.000
12 Frame loe can 1 Unit Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
13 Genset 450 KVA 1 Unit Rp 125.000.000 Rp 125.000.000
14 Bahan-bahan konstruksi 1 Unit Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Jumlah Rp 1.436.750.000
122
Pengembangan 7B
Biaya Pemberian Sekat pada TPS
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pemberian sekat penutup 1 unit Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
2 Jasa tukang 2 orang Rp 450.000 Rp 900.000
Jumlah Rp 2.900.000
Pengembangan 7C
Penambahan Personil Kebersihan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total Total Setahun
1 Pembelian alat bersih-bersih dan perlengkapan
Sapu 6 unit Rp 50.000 Rp 300.000 Rp 300.000
Sepatu boots 6 unit Rp 100.000 Rp 600.000 Rp 600.000
Sarung tangan 6 unit Rp 10.000 Rp 60.000 Rp 60.000
Seragam petugas kebersihan 6 unit Rp 150.000 Rp 900.000 Rp 900.000
2 Gaji 6 orang Rp 1.700.000 Rp 10.200.000 Rp 122.400.000
3 Operasional Truk
Biaya bahan bakar 1 unit Rp 1.245.000 Rp 1.245.000 Rp 1.245.000
Biaya ganti oli 1 unit Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Jumlah Rp 125.605.000
Pengembangan 7D
Pengembangan Fasilitas Pengolah Limbah Padat
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pembelian Incinerator 1 unit Rp 436.000.000 Rp 436.000.000
2 Konstruksi bangunan 1 unit Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Jumlah Rp 486.000.000
Pengembangan 11A
Biaya Perawatan Peralatan Bongkar
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Petugas pembersihan peralatan bongkar 2 orang Rp 1.500.000 Rp 3.000.000
2 Teknisi perbaikan peralatan bongkar 1 orang Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Jumlah Rp 4.500.000
Jumlah Setahun Rp 54.000.000
Pengembangan 12A
Pengembangan Untuk Pembiasaan Mencuci Tangan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan informasi untuk
1 2 unit Rp 950.000 Rp 1.900.000
pembersihan personil
Penyediaan ruang sanitasi (seperti
2 kolam kecil) sebelum dan sesudah 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
masuk kawasan TPI
Jumlah Rp 5.900.000
Pengembangan 12B
Pengembangan Pembatasan Area Untuk Kawasan TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pembuatan ruang tunggu khusus
1 untuk penunggu giliran masuk ke 1 unit Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
PPDI
Jumlah Rp 25.000.000
123
Pengembangan 12C
Pengembangan Penerapan GHdP
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Penyediaan pallet untuk memajang
1 10 unit Rp 500.000 Rp 5.000.000
ikan di pelelangan
Jumlah Rp 5.000.000
Pengembangan 12D
Pengembangan Penerapan Pelarangan Merokok, Meludah, Makan, Minum di Kawasan Produksi Ikan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan untuk informasi
1 2 unit Rp 950.000 Rp 1.900.000
pelarangan merokok, meludah dll
Jumlah Rp 1.900.000
124
Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""
1 1A 2 4,00 M 0,38 1,50
3 1B 2 4,00 M 0,25 1,01
2 1C 2 4,00 M 0,33 1,30
4 1D 2 4,00 M 0,05 0,18
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos
125
Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""
1 8A 2 4,00 M 0,36 1,43
2 8B 2 4,00 M 0,33 1,34
3 8C 2 4,00 M 0,31 1,23
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos
126
127
Pengembangan 1A
Biaya Pembersihan Kolam Pelabuhan (Per Kuartal)
No Kegiatan Jumlah Unit Biaya Total
1 Sewa sampan 2 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
2 Biaya pekerja 4 Rp 1.250.000 Rp 5.000.000
3 Alat pembersih (Wadah, tongkat, dll) 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
Jumlah Rp 17.000.000
Jumlah Per Tahun Rp 68.000.000
Pengembangan 1B
Penambahan Fasilitas Pembuangan Sampah
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pemasangan bata pembatas 10 m2 Rp 200.000 Rp 2.000.000
2 Tukang 2 orang Rp 400.000 Rp 800.000
3 Pembelian kontainer sampah 1 unit Rp 26.000.000 Rp 26.000.000
Jumlah Rp 28.800.000
Pengembangan 1C dan 2A
Biaya Perawatan Pagar (Setiap tahun)
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pengecatan pagar 356,85 m2 Rp 76.000 Rp 27.120.600
2 Biaya pekerja 4 orang Rp 1.250.000 Rp 5.000.000
3 Pembersihan pagar 3 kali Rp 200.000 Rp 600.000
2 orang Rp 500.000 Rp 1.000.000
4 Gaji pembersih pagar
Rp 3.000.000
Jumlah Rp 35.720.600
Pengembangan 2B
Biaya Pengembangan Fasilitas Operasional Kapal Perikanan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pengerukan kolam dermaga 262,44 m3 Rp 65.000 Rp 17.058.600
Pembangunan dermaga tambat
2 225 m' Rp 25.000.000 Rp 5.625.000.000
tiang pancang (pipa beton) L=3
Pembangunan dermaga
3 pembongkaran tiang pancang (pipa 102,74 m' Rp 25.000.000 Rp 2.568.500.000
beton) L=3
Pembangunan dermaga perbekalan
4 245,2 m' Rp 25.000.000 Rp 6.130.000.000
tiang pancang (pipa beton) L=3
Jumlah Rp 14.340.558.600
Pengembangan 3A
Biaya Perawatan Lantai dan Dinding TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total Total Setahun
1 Pembersihan rutin TPI
Klorin 8 botol Rp 60.000 Rp 480.000 Rp 5.760.000
2 Pegawai 5 orang Rp 1.500.000 Rp 7.500.000 Rp 90.000.000
3 Alat pembersih
Sapu 5 unit Rp 20.000 Rp 100.000 Rp 200.000
Selang 10 meter 5 unit Rp 100.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Jumlah Rp 96.460.000
128
Pengembangan 3B
Biaya Perawatan Lampu
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Penambaan penutup lampu 100 unit Rp 100.000 Rp 10.000.000
2 Pembelian lampu 15 unit Rp 50.000 Rp 750.000
Jumlah Rp 10.750.000
Pengembangan 4A
Biaya Perawatan Saluran Drainase (Per dua minggu)
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pegawai pembersihan 10 orang Rp 300.000 Rp 3.000.000
*26 merupakan jumlah total pengerjaan dalam satu tahun* Rp 78.000.000
2 Peralatan
Gerobak 1 unit Rp 1.750.000 Rp 1.750.000
Cangkul 2 unit Rp 70.000 Rp 140.000
Skop 2 unit Rp 70.000 Rp 140.000
Linggis 2 unit Rp 85.000 Rp 170.000
Sapu 2 unit Rp 50.000 Rp 100.000
Total Perawatan Rp 2.300.000
Total Perawatan Drainase (Per tahun) Rp 80.300.000
Pengembangan 5B
Pembekalan Keselamatan Penyaluran
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Training K3 2 orang Rp 10.000.000 Rp 20.000.000
Jumlah Rp 20.000.000
Pengembangan 6B
Biaya Peningkatan Penanganan Es yang Baik
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pengadaan sarung tangan pegawai 30 unit Rp 10.000 Rp 300.000
2 Gerobak pengangkut es 7 unit Rp 1.000.000 Rp 7.000.000
3 Alat penyukit es 7 unit Rp 50.000 Rp 350.000
Jumlah Rp 7.650.000
Pengembangan 6C
Biaya Pengembangan Pabrik Es
No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan Kebutuhan Biaya
1 Kayu tutup brinetank 15 M3 1 Unit Rp 80.000.000 Rp 80.000.000
2 Crane hoist kav. 2 ton 2 Unit Rp 30.000.000 Rp 60.000.000
3 Tabung receiver aqumulator terminal suction
1 Unit Rp 78.000.000 Rp 78.000.000
4 support brine agiatator 1 Unit Rp 48.000.000 Rp 48.000.000
5 Compresor sabro kav. 60 T 1 Unit Rp 800.000.000 Rp 800.000.000
6 Paping unit 8 erection 1 Unit Rp 200.000.000 Rp 200.000.000
7 Valve inut & erection 1 Unit Rp 195.000.000 Rp 195.000.000
8 Panel & kabel 1 Unit Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
9 Evaporativ condensor 1 Unit Rp 540.500.000 Rp 540.500.000
10 Elektro palting 1 Unit Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
11 Evapurator/perdamper 1 Unit Rp 300.000.000 Rp 300.000.000
12 Frame loe can 1 Unit Rp 12.000.000 Rp 12.000.000
13 Genset 450 KVA 1 Unit Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
14 Bahan-bahan konstruksi 1 Unit Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
Jumlah Rp 2.813.500.000
129
Pengembangan 7B
Biaya Pemberian Sekat pada TPS
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pemberian sekat penutup 1 unit Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
2 Jasa tukang 2 orang Rp 450.000 Rp 900.000
Jumlah Rp 3.900.000
Pengembangan 7C
Penambahan Personil Kebersihan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total Total Setahun
1 Pembelian alat bersih-bersih dan perlengkapan
Sapu 10 unit Rp 50.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Sepatu boots 10 unit Rp 100.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Sarung tangan 10 unit Rp 10.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Seragam petugas kebersihan 10 unit Rp 150.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
2 Gaji 10 orang Rp 1.700.000 Rp 17.000.000 Rp 204.000.000
3 Operasional Truk
Biaya bahan bakar 1 unit Rp 1.545.000 Rp 1.545.000 Rp 1.545.000
Biaya ganti oli 1 unit Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Jumlah Rp 208.745.000
Pengembangan 7D
Pengembangan Fasilitas Pengolah Limbah Padat
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pembelian Incinerator 1 unit Rp 436.000.000 Rp 436.000.000
2 Konstruksi bangunan 1 unit Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Perawatan fasilitas pengolah limbah
3 1 kali Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
padat
Jumlah Rp 486.000.000
Pengembangan 11A
Biaya Perawatan Peralatan Bongkar
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Petugas pembersihan peralatan bongkar 3 orang Rp 1.500.000 Rp 4.500.000
2 Teknisi perbaikan peralatan bongkar 2 orang Rp 1.500.000 Rp 3.000.000
Jumlah Rp 7.500.000
Jumlah Setahun Rp 90.000.000
130
Pengembangan 12A
Pengembangan Untuk Pembiasaan Mencuci Tangan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan informasi untuk
1 3 unit Rp 950.000 Rp 2.850.000
pembersihan personil
Penyediaan ruang sanitasi (seperti
2 kolam kecil) sebelum dan sesudah 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
masuk kawasan TPI
Jumlah Rp 6.850.000
Pengembangan 12B
Pengembangan Pembatasan Area Untuk Kawasan TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pembuatan ruang tunggu khusus
1 untuk penunggu giliran masuk ke 1 unit Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
PPDI
Jumlah Rp 25.000.000
Pengembangan 12C
Pengembangan Penerapan GHdP
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Penyediaan pallet untuk memajang
1 15 unit Rp 500.000 Rp 7.500.000
ikan di pelelangan
Jumlah Rp 7.500.000
Pengembangan 12D
Pengembangan Penerapan Pelarangan Merokok, Meludah, Makan, Minum di Kawasan Produksi Ikan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan untuk informasi
1 3 unit Rp 950.000 Rp 2.850.000
pelarangan merokok, meludah dll
Jumlah Rp 2.850.000
131
BIODATA PENULIS
132