Anda di halaman 1dari 150

TUGAS AKHIR – MS 141501

ANALISIS PENGEMBANGAN FASILITAS DAN


OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN HIGIENIS :
STUDI KASUS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA
BRONDONG

ANNISA FAJRIN KOMARIL


NRP. 04411340000028

DOSEN PEMBIMBING
Ir. MURDJITO M.Sc.Eng.
ACHMAD MUSTAKIM S.T., M.T., MBA

DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018

1
TUGAS AKHIR – MS 141501

ANALISIS PENGEMBANGAN FASILITAS DAN


OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN HIGIENIS :
STUDI KASUS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA
BRONDONG

ANNISA FAJRIN KOMARIL


NRP 04411340000028

DOSEN PEMBIMBING
Ir. MURDJITO M.Sc.Eng.
ACHMAD MUSTAKIM S.T., M.T., MBA.

DEPARTEMEN TEKNIK TRANSPORTASI LAUT


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018

2
FINAL PROJECT – MS 141501

ANALYSIS OF FACILITIES AND OPERATIONAL


DEVELOPMENT OF HYGIENIC FISHING PORT :
A CASE STUDY ARCHIPELAGO FISHERY PORT OF
BRONDONG

ANNISA FAJRIN KOMARIL


NRP 04411340000028

SUPERVISOR
Ir. MURDJITO M.Sc.Eng.
ACHMAD MUSTAKIM S.T., M.T., MBA.

DEPARTEMENT OF MARINE TRANSPORTATION ENGINEERING


FACULTY OF MARINE TECHNOLOGY
SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY
SURABAYA
2018

3
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS PENGEMBANGAN FASILITAS DAN


OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN HIGIENIS :
STUDI KASUS PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA
BRONDONG

TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada
Bidang Keahlian Pelabuhan
Program S1 Departemen Teknik Transportasi Laut
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh:

ANNISA FAJRIN KOMARIL


NRP. 04411340000028

Disetujui oleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir:

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

Ir. Murdjito, M. Sc. Eng. Achmad Mustakim, S.T., M.T., MBA.


NIP. 19650123 199603 1 001 NIP. 19880605 201504 1 003

SURABAYA, JANUARI 2018


i
LEMBAR REVISI

ii
ANALISIS PENGEMBANGAN FASILITAS DAN OPERASIONAL
PELABUHAN PERIKANAN HIGIENIS : STUDI KASUS
PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG

Nama Penulis : Annisa Fajrin Komaril


NRP : 04411340000028
Departemen : Teknik Transportasi Laut,
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Dosen Pembimbing : 1. Ir. Murdjito M.Sc.Eng.
2. Achmad Mustakim S.T., M.T., MBA.

ABSTRAK
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
45/KEPMEN-KP/2014 tentang Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional, Pelabuhan
Perikanan Nusantara Brondong merupakan salah satu pelabuhan perikanan yang akan
ditingkatkan kelasnya menjadi pelabuhan perikanan samudera pada tahun 2025. Adanya
perubahan kelas dapat meningkatkan kualitas dan nilai dari ikan tersebut dengan diimbangi
oleh fasilitas dan operasional yang berbasis higienis. Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Brondong merupakan pelabuhan perikanan terbesar di Provinsi Jawa Timur dan
yang berlokasi di Lamongan. Dari penelitian ini didapatkan nilai indeks higienis pelabuhan
dengan metode pembobotan ANP. Indeks higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong sebesar 2,31 dan tiga nilai dari subkriteria tidak lolos batasan minimum
pelabuhan perikanan higienis sehingga nilai tersebut belum memenuhi syarat pelabuhan
higienis. Untuk menjadikan pelabuhan higienis maka dilakukan pengembangan fasilitas
dan operasional pelabuhan pada kriteria lokasi dan lingkungan; konstruksi bangunan;
dinding, penerangan dan ventilasi; pasokan air dan bahan bakar; es; penanganan limbah;
toilet; pembersihan dan sanitasi; serta kontrol sanitasi. Biaya yang dikeluarkan dalam
pengembangan agar menjadi pelabuhan higienis sebesar Rp. 16. 579.241.200.

Kata Kunci: Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara, ANP, Pengembangan Pelabuhan,
Biaya

iii
ANALYSIS OF FACILITIES AND OPERATIONAL DEVELOPMENT
OF HYGIENIC FISHING PORT : A CASE STUDY ARCHIPELAGO
FISHERY PORT OF BRONDONG

Name : Annisa Fajrin Komaril


Student No. : 04411340000028
Department : Marine Transportation Engineering,
Faculty of Marine Technology
Sepuluh Nopember Institute of Technology
Supervisor : 1. Ir. Murdjito M.Sc.Eng.
2. Achmad Mustakim S.T., M.T., MBA.

ABSTRACT

According to Decision of The Ministry of Marine and Fisheries Republic Indonesia


Number 45/KEPMEN-KP/2014 about master plan of the National Fisheries Port,
Archipelago fishery port Brondong is one of the fishery port that will be up graded his class
became an Ocean fishery port in the year 2025. Class changes can improve the quality and
value of the fish with te offset by the facilities and hygienic-based operationes. An
Archipelago Fishery Port Brondong is the largest fishery port in east java province and
located in Lamongan. from this tudy, the index value hygienic port with the weighting
method using ANP. Hygienic index Archipelago Fishery Port of Brondong at 2,31 and
three values of subcriteria do not pass the minimum limit of hygienic fishing port so that
the value has not met the hygienic port requirement. To make the port hygiene, the
development of port facilities and operations on the criteria of location and environment;
building construction; walls, lighting and ventilation; water supply and fuel; ice; waste
handling; toilet; cleaning and sanitation; as well as sanitary controls. Cost incurred in the
development to become a hygienic port of Rp. 16. 579.241.200.

Keywords: Hygienic of Archipelago Fishery Port Index, ANP, Port Development, Costs

iv
Dipersembahkan Kepada Pak Tomo dan Ibuk Siti Komariah Tercinta
Atas Kasih Sayangnya dan Doa yang Mengalir Tiada Henti

v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas segala karunia yang diberikan pada pengerjaan Tugas Akhir dengan Judul
“Analisis Pengembangan Fasilitas dan Operasional Pelabuhan Perikanan Higienis :
Studi Kasus Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong”. Terima kasih kepada Bapak
Ir. Murdjito M.Sc.Eng., selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Achmad Mustakim
S.T., M.T., MBA., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar telah meluangkan
waktu memberikan bombingan, ilmu, dan arahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Pada kesempatan kali ini, perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, antara
lain:
1. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang telah memberi semangat, motivasi, doa dan
nasehat yang luar biasa dalam pencapaian penulis menjalankan pendidikan tinggi.
2. Bapak Ir. Tri Achmadi, Ph.D, selaku Dosen Wali yang telah membimbing dan
membina dengan sabar dan ikhlas selama penulis menempuh pendidikan di
Departemen Teknik Transportasi Laut.
3. Seluruh pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam melakukan
observasi data.
4. Bapak Tri dan Bapak Arif dari Perum Perikanan Indonesia cabang Brondong yang
telah membantu dalam mendapatkan informasi dan bantuan dalam melakukan
observasi data.
5. Bapak Andap dari KUD Mina Tani yang telah membantu dalam melakukan
observasi data.
6. Seluruh teman-teman seperjuangan di Departemen Teknik Transportasi Laut,
ECSTASEA T11 atas dukungan dan doanya
7. Kepada teman-teman seperjuangan “Lab Tele-Tele” Desy, Fani, Aan, Aswin,
Chandra, Dadan, Dikko, Diwa, Fahmi, Ikeh, Isaac, Hikman dan Yafie yang selalu
memberikan hiburan, semangat, dan motivasi dalam menyelesaikan tugas tiada
akhir ini. Terima kasih kawanku.
8. Semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu yang telah banyak membantu
selama proses pendidikan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

vii
Untuk melengkapi kekurangan pada Tugas Akhir ini, penulis mengharapkan adanya
saran dan kritik yang membangun. Dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan
kebermanfaatan yang lebih bagi semua pihak.

Surabaya, Januari 2018

Annisa Fajrin Komaril

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. i

LEMBAR REVISI ...............................................................................................................ii

ABSTRAK ......................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................................vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL..............................................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................ 2

1.4 Batasan Masalah ................................................................................................ 3

1.5 Manfaat .............................................................................................................. 3

1.6 Hipotesis Awal ................................................................................................... 3

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir ................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 5

2.1 Definini Pelabuhan Perikanan............................................................................ 5

2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan .............................................................................. 5

2.3 Fasilitas Pelabuhan Perikanan............................................................................ 8

2.4 Operasional Pelabuhan Perikanan.................................................................... 10

2.5 Klasifikasi Pelabuhan Perikanan...................................................................... 11

2.6 Standar Sanitasi dan Higienis .......................................................................... 14

2.7 Metode ANP (Analytical Network Process) .................................................... 20

2.8 Indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara ........................................................... 24

ix
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 25

3.1 Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 25

3.2 Metode Penelitian ............................................................................................ 25

3.3 Lokasi Pengerjaan ............................................................................................ 26

3.4 Diagram Alir Penelitian ................................................................................... 27

BAB 4 GAMBARAN UMUM .......................................................................................... 29

4.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong ...................................................... 29

4.2 Penentuan Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Berbasis


Higienis 35

4.3 Pembobotan Parameter Pelabuhan Higienis .................................................... 43

4.4 Perbandingan Penggunaan Kriteria dengan Penelitian Sebelumnya ............... 48

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 51

5.1 Penilaian Kondisi Eksisting Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong ........ 51

5.2 Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara ............................................ 66

5.3 Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong ............................ 71

5.4 Biaya Pengembangan ....................................................................................... 77

5.5 Analisis Sensitivitas ......................................................................................... 78

BAB 6 KESIMPULAN...................................................................................................... 83

6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 83

6.2 Saran ................................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 85

LAMPIRAN ....................................................................................................................... 87

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1-1 Grafik Produksi Perikanan Tangkap Lamongan .............................................. 1


Gambar 2-1. Network Feedback (Hiernet) ........................................................................ 21
Gambar 3-1 Diagram Alir Penelitian ................................................................................. 27
Gambar 4-1. Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Lamongan ................................ 29
Gambar 4-2.Model Network ANP ..................................................................................... 44
Gambar 4-3. Proporsi Bobot Kriteria Pelabuhan Perikanan .............................................. 48
Gambar 5-1. Lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong ....................................... 51
Gambar 5-2. Kondisi Tempat Penampungan Air, Tempat Sampah, dan Kolam Pelabuhan
di PPN Brondong ............................................................................................................... 52
Gambar 5-3. Kondisi Pintu Penyekat Ruang Pelengkap dan Pokok Serta Dermaga di PPN
Brondong............................................................................................................................ 53
Gambar 5-4. Kondisi Pada Dinding, Lampu dan Ventilasi di PPN Brondong .................. 55
Gambar 5-5. Kondisi Pada Saluran Pembuangan di PPN Brondong................................. 56
Gambar 5-6. Kondisi Pada Pasokan Air dan Bahan Bakar di PPN Brondong .................. 57
Gambar 5-7. Kondisi Pada Es di PPN Brondong .............................................................. 58
Gambar 5-8. Kondisi Pada Penanganan Limbah di PPN Brondong .................................. 60
Gambar 5-9. Kondisi Pada Toilet di PPN Brondong ......................................................... 61
Gambar 5-10. Kondisi Pada Konstruksi dan Pemeliharaan Alat di PPN Brondong ......... 63
Gambar 5-11. Kondisi Pada Peralatan Untuk Penanganan Awal di PPN Brondong......... 64
Gambar 5-12. Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Lokasi dan Lingkungan ........................ 71
Gambar 5-13.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Konstruksi Bangunan ............................ 72
Gambar 5-14.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Dinding, Penerangan, dan Ventilasi ...... 72
Gambar 5-15.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar .............. 73
Gambar 5-16. Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Es .......................................................... 73
Gambar 5-17. Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Penanganan Limbah ............................. 74
Gambar 5-18.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Toilet ..................................................... 74
Gambar 5-19.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Pembersihan dan Sanitasi...................... 75
Gambar 5-20. Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Kontrol Sanitasi.................................... 75
Gambar 5-21. Grafik Sensitivitas Biaya Pengembangan Pelabuhan Perikanan Higienis . 82
Gambar 5-22. Pelabuhan Perikanan Tsukiji ...................................................................... 82

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2-1. Skala 1-9 Saaty (Saaty, 1996) .......................................................................... 22
Tabel 4-1. Fasilitas Pokok PPN Brondong ........................................................................ 32
Tabel 4-2. Fasilitas Fungsional PPN Brondong ................................................................. 32
Tabel 4-3. Fasilitas Fungsional PPN Brondong (Lanjutan) ............................................... 33
Tabel 4-4. Fasilitas Fungsional PPN Brondong (Lanjutan) ............................................... 34
Tabel 4-5. Fasilitas Penunjang PPN Brondong.................................................................. 34
Tabel 4-6. Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Higienis ................................... 35
Tabel 4-7. Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Higienis (Lanjutan) ................. 36
Tabel 4-8. Variabel Penilaian Kriteria Lokasi dan lingkungan ......................................... 37
Tabel 4-9. Variabel Penilaian Kriteria Konstruksi Bangunan ........................................... 37
Tabel 4-10. Variabel Penilaian Kriteria Dinding, Penerangan, dan Ventilasi ................... 38
Tabel 4-11. Variabel Penilaian Kriteria Saluran Pembuangan .......................................... 38
Tabel 4-12. Variabel Penilaian Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar ............................ 39
Tabel 4-13. Variabel Penilaian Kriteria Es ........................................................................ 39
Tabel 4-14. Variabel Penilaian Kriteria Es (Lanjutan) ...................................................... 40
Tabel 4-15. Variabel Penilaian Kriteria Penanganan Limbah ........................................... 40
Tabel 4-16. Variabel Penilaian Kriteria Toilet .................................................................. 41
Tabel 4-17. Variabel Penilaian Kriteria Konstruksi dan Pemeliharaan Alat ..................... 41
Tabel 4-18. Variabel Penilaian Kriteria Perlatan untuk Penanganan Awal ....................... 42
Tabel 4-19. Variabel Penilaian Kriteria Pembersihan dan Sanitasi ................................... 42
Tabel 4-20. Variabel Penilaian Kriteria Kontrol Sanitasi .................................................. 43
Tabel 4-21. Hubungan Keterkaitan Antar Kriteria ............................................................ 45
Tabel 4-22. Unweighted Supermatrik ................................................................................ 46
Tabel 4-23. Bobot Kriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis .............................. 47
Tabel 4-24. Bobot Tiap Subkriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis ................. 47
Tabel 4-25. Perbandingan Penggunaan Kriteria Pelabuhan Perikanan Higienis ............... 49
Tabel 5-1. Penilaian Pengamatan Kriteria Lokasi dan Lingkungan di PPN Brondong ..... 52
Tabel 5-2. Penilaian Pengamatan Kriteria Lokasi dan Lingkungan di PPN Brondong
(Lanjutan) ........................................................................................................................... 53
Tabel 5-3. Penilaian Pengamatan Kriteria Konstruksi Bangunan di PPN Brondong ........ 54
Tabel 5-4. Penilaian Pengamatan Kriteria Dinding, Penerangan dan Ventilasi di PPN
Brondong............................................................................................................................ 55

xii
Tabel 5-5. Penilaian Pengamatan Kriteria Saluran Pembuangan di PPN Brondong ........ 56
Tabel 5-6. Penilaian Pengamatan Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar di PPN Brondong
............................................................................................................................................ 57
Tabel 5-7. Penilaian Pengamatan Kriteria Es di PPN Brondong ....................................... 59
Tabel 5-8. Penilaian Pengamatan Kriteria Penanganan Limbah di PPN Brondong ......... 60
Tabel 5-9. Syarat Jumlah Toilet Untuk Pria ...................................................................... 61
Tabel 5-10. Syarat Jumlah Toilet Untuk Wanita ............................................................... 61
Tabel 5-11. Penilaian Pengamatan Kriteria Toilet di PPN Brondong .............................. 62
Tabel 5-12. Penilaian Pengamatan Kriteria Konstruksi dan Pemeliharaan Alat di PPN
Brondong............................................................................................................................ 63
Tabel 5-13. Penilaian Pengamatan Kriteria Peralatan Untuk Penanganan Awal di PPN
Brondong............................................................................................................................ 64
Tabel 5-14. Penilaian Pengamatan Kriteria Pembersihan dan Sanitasi di PPN Brondong 65
Tabel 5-15. Penilaian Pengamatan Kriteria Kontrol Sanitasi di PPN Brondong ............... 66
Tabel 5-16.Nilai Kriteria Lokasi dan Lingkungan ............................................................. 67
Tabel 5-17. Nilai Kriteria Konstruksi Bangunan ............................................................... 67
Tabel 5-18. Nilai Kriteria Dinding, Penerangan, dan Ventilasi ......................................... 67
Tabel 5-19. Nilai Kriteria Saluran Pembuangan ................................................................ 67
Tabel 5-20. Nilai Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar ................................................ 67
Tabel 5-21. Nilai Kriteria Es.............................................................................................. 68
Tabel 5-22. Nilai Kriteria Penanganan Limbah ................................................................. 68
Tabel 5-23. Nilai Kriteria Toilet ........................................................................................ 68
Tabel 5-24. Nilai Kriteria Konstruksi dan Pemeliharaan Alat ........................................... 68
Tabel 5-25. Nilai Kriteria Peralatan Untuk Penanganan Ikan ........................................... 68
Tabel 5-26. Nilai Kriteria Pembersihan dan Sanitasi......................................................... 69
Tabel 5-27. Nilai Kriteria Kontrol Sanitasi........................................................................ 69
Tabel 5-28. Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong .......................... 70
Tabel 5-29. Nilai Indeks Setelah Dilakukan Peningkatan Nilai Setiap Subkriteria .......... 76
Tabel 5-30. Rincian Hitungan Pengembangan Kriteria Lokasi dan Lingkungan Pada
Subkriteria Mutu Air Baik ................................................................................................. 77
Tabel 5-31. Total Biaya Pengembangan PPN Brondong Higienis .................................... 78
Tabel 5-32. Indeks Skenario 1 ........................................................................................... 79
Tabel 5-33. Total Biaya Pengembangan Skenario 1 .......................................................... 79
Tabel 5-34.Indeks Skenario 2 ............................................................................................ 80
xiii
Tabel 5-35. Total Biaya Pengembangan Skenario 2 .......................................................... 80
Tabel 5-36.Indeks Skenario 3 ............................................................................................ 81
Tabel 5-37. Total Biaya Pengembangan Skenario 3 .......................................................... 81

xiv
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah laut, pesisir,
dan pulau-pulau sehingga mampu menjadi sumber nilai ekonomi pada sektor kelautan.
Menurut data Food Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2009 populasi penduduk
dunia diperkirakan mencapai 6,8 miliar jiwa dengan tingkat penyediaan ikan untuk
konsumsi sebesar 17,2 kg/kapita/tahun. Pada tahun yang sama, tingkat penyediaan ikan
untuk konsumsi Indonesia jauh melebihi angka masyarakat dunia, yaitu sebesar 30
kg/kapita/tahun (KKP, 2009). Perlu diketahui bahwa semakin meningkat pertumbuhan
penduduk maka meningkat pula permintaan akan produksi ikan. Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong merupakan produsen ikan terbesar di Jawa Timur. Berikut merupakan
jumlah produksi perikanan tangkap di Kabupaten Lamongan.

Sumber : KKP Brondong, 2017


Gambar 1-1 Grafik Produksi Perikanan Tangkap Lamongan

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa jumlah produksi perikanan tangkap di
Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan adanya
peningkatan produksi perikanan meningkat pula kegiatan yang ada di pelabuhan perikanan.
Kegiatan-kegiatan yang ada di pelabuhan perikanan yakni pendaratan ikan, penanganan,
pengolahan, dan pemasaran ikan, serta penyaluran perbekalan.

Dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor


45/KEPMEN-KP/2014 tentang Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional, Pelabuhan
Perikanan Nusantara Brondong merupakan salah satu pelabuhan perikanan yang akan
ditingkatkan kelasnya menjadi pelabuhan perikanan samudera pada tahun 2025. Adanya
perubahan kelas dapat meningkatkan kualitas dan nilai dari ikan tersebut. Karena selama

1
ini pandangan masyarakat ketika mengunjungi pelabuhan perikanan yakni tempat yang
kumuh, terkesan bau amis, banyak genangan air, dan kotor.

Pada kriteria standar higienis pelabuhan perikanan berdasarkan pada rekomendasi


standar dari Food and Agriculture Organization (FAO). Dimana standar kriteria higienis
tersebut disesuaikan dengan kondisi sesungguhnya karena standar kriteria dapat memiliki
nilai yang baik dalam satu kriteria tetapi belum tentu bernilai baik di kriteria lainnya.
Sehingga dalam penentuan indeks higienis pelabuhan perikanan sebaiknya menggunakan
Multi Criteria Decision Making (MCDM) untuk menyelesaikan konflik antar kriteria.
Misalnya pada kehigienisan konstruksi bangunan lebih menunjang nilai indeks higienis
daripada pasokan air dan es. Jadi, penggunaan MCDM dapat mengidentifikasi kriteria
mana yang paling dalam penentuan indeks higienis. Pada penelitian ini, bobot kriteria
standar higienis menggunakan metode ANP. Dalam penelitian ini akan dilakukan evaluasi
dengan tujuan untuk mengetahui indeks higienis pada fasilitas dan operasional dari
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong sebagai tempat penelitian.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) higienis pada Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Brondong?
2. Bagaimana pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong pada
segi fasilitas dan operasional berbasis pelabuhan higienis?
3. Berapa biaya yang diperlukan untuk pengembangan Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Brondong berbasis pelabuhan higienis?

1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) higienis pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong.
2. Mendapatkan model pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Brondong berbasis pelabuhan higienis.
3. Mendapatkan biaya yang diperlukan untuk pengembangan Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN) Brondong berbasis pelabuhan higienis.

2
1.4 Batasan Masalah
1. Studi kasus berada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong.
2. Penelitian ini hanya terfokus pada fasilitas pelabuhan perikanan yang meliputi :
a. Fasilitas pokok : dermaga, kolam pelabuhan, dan saluran pembuangan
(drainase).
b. Fasilitas fungsional : TPI (Tempat Pelelangan Ikan), air bersih, instalasi
Bahan Bakar Minyak (BBM), es.
c. Fasilitas penunjang : fasilitas sanitasi seperti toilet.
3. Kegiatan operasional pelabuhan perikanan seperti pendaratan ikan, penanganan
ikan segar, dan penyaluran perbekalan kapal.

1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui kondisi saat ini serta tingkat sanitasi
dan higienis yang ada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong. Selain itu juga
untuk mendapatkan model pengembangan pelabuhan perikanan higienis pada segi fasilitas
dan operasional pada Pelabuhan Perikanan (PPN) Brondong.

1.6 Hipotesis Awal


Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong belum memiliki indeks pelabuhan
perikanan higienis.

1.7 Sistematika Penulisan Tugas Akhir


BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang dari penelitian, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat yang diperoleh jika penelitian berhasil dilakukan, batasan masalah
penelitian yang meliputi batasan-batasan yang digunakan dan penggunaan asumsi yang
diperlukan agar penelitian ini lebih fokus, serta sistematika penulisan laporan tugas akhir.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar yang kuat dalam
melakukan penelitian ini. Selain itu, pembahasan teori tersebut bertujuan sebagai sarana
untuk mempermudah pembaca dalam memahami konsep yang digunakan dalam penelitian.
Teori-teori yang digunakan pada penelitian tugas akhir bersumber dari berbagai literatur,
penelitian sebelumnya, jurnal, dan artikel. Selain itu, dipaparkan pula tentang metode atau
pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu ANP (Analytical Network Process).

3
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian
tugas akhir. Metodologi menggambarkan alur kegiatan dan kerangka berpikir yang
digunakan oleh peneliti selama melakukan penelitian.

BAB 4 PEMBOBOTAN KRITERIA


Bab ini berisi pembobotan kriteria untuk pelabuhan perikanan nusantara berbasis
higienis. Objek yang dibobotkan yakni Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong
pada segi fasilitas dan operasional. Kriteria yang digunakan sebagai acuan yaitu dari DKP.
Metode yang digunakan untuk membobotkan kriteria yakni ANP (Analytical Network
Process), dengan hasil keluaran (output) didapatkan hasil bobot setiap kriteria

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini dilakukan analisa secara mendalam tentang hasil bobot kriteria yang
didapatkan dari bab sebelumnya sehingga didapatkan indeks higienis pada pelabuhan
perikanan nusantara (PPN) Brondong. Serta pengembangan pelabuhan dan biaya yang
timbul setelah kegiatan pengembangan dari pelabuhan perikanan nusantara (PPN)
Brondong menjadi pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Brondong berbasis higienis.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN


Pada bab ini dirangkum hasil analisis yang didapat dan saran untuk pengembangan
penelitian lebih lanjut.

4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini menjelaskan teori dasar dalam menunjang penelitian beserta konsep-
konsep yang mendukung penelitian dalam Tugas Akhir, termasuk gambaran dari sisi
regulasi, kebijakan dan penelitian terdahulu.

2.1 Definini Pelabuhan Perikanan


Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
PER.08/MEN/2012 pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan
bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.
Kepelabuhanan perikanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pelakasanaan
fungsi pelabuhan perikanan dalam menunjang kelancaran, keamanan, dan keselamatan
operasional kapal perikanan, serta merupakan pusat pertumbuhan perekonomian nasional
dan daerah yang terkait dengan kegiatan perikanan dengan tetap mempertimbangkan tata
ruang wilayah. Dimana pada tatanan kepelabuhanan perikanan memuat fungsi, fasilitas,
dan klasifikasi pelabuhan perikanan, serta rencana induk pelabuhan perikanan nasional.

2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan


2.2.1 Perturan Presiden Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2012
Pasal 3
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2012
Pasal 3, pelabuhan perikanan mempunyai fungsi mendukung kegiatan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi,
pengolahan, dan pemasaran. Pelabuhan perikanan dibagi menjadi dua fungsi yakni fungsi
pemerintahan dan fungsi pengusahaan.
a. Fungsi Pemerintahan
Fungsi pemerintahan pada pelabuhan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a, untuk melaksanakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, pengawasan,
serta keamanan dan keselamatan operasional kapal perikanan di pelabuhan perikanan.
Fungsi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), meliputi:

5
(1) Pelayanan pembinaan dan pengolahan hasil perikanan;
(2) Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;
(3) Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan;
(4) Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;
(5) Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumberdaya ikan;
(6) Pelaksanaan kesyahbandaran;
(7) Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;
(8) Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh perikanan dan kapal pengawas kapal
perikanan;
(9) Tempat publikasi hasil penelitian kelautan dan perikanan;
(10) Pemantauan wilayah pesisir;
(11) Pengendalian lingkungan;
(12) Kepabean; dan/atau
(13) Keimigrasian.
Selain memiliki fungsi pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
pelabuhan perikanan dapat melaksanakan fungsi pemerintahan lainnya yang terkait
dengan pengelolaan perikanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

b. Fungsi Pengusahaan
Fungsi pengusahaan pada pelabuhan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b, untuk melaksanakan pengusahaan berupa penyediaan dan/atau pelayanan
jasa terkait di pelabuhan perikanan. Fungsi pengudahaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), meliputi:
(1) Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;
(2) Pelayanan bongkar muat ikan;
(3) Pelayanan pengolahan hasil perikanan;
(4) Pemasaran dan distribusi ikan;
(5) Pemanfaatan fasilitas dan lahan di pelabuhan perikanan;
(6) Pelayanan perbaikan dan pemeliharaan kapal perikanan;
(7) Pelayanan logistik dan perbekalan kapal perikanan;
(8) Wisata bahari; dan/atau
(9) Penyediaan dan/atau pelayanan jasa lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

6
2.2.2 Menurut Lubis
Pelabuhan perikanan ditinjau dari fungsinya berbeda dengan pelabuhan lainnya,
dimana pelabuhan perikanan dikhususkan untuk aktivitas dibidang perikanan tangkap.
Terdapat dua jenis pengelompokkan fungsi pelabuhan perikanan yaitu ditinjau dari
pendekatan kepentingan dan dari segi aktivitasnya. Fungsi pelabuhan perikanan
berdasarkan pendekatan kepentingan adalah sebagai berikut:
a. Fungsi maritim, yaitu pelabuhan perikanan mempunyai aktivitas-aktivitas yang
bersifat kemaritiman, yaitu merupakan suatu tempat kontak bagi nelayan atau pemilik
kapal, antara laut dan daratan untuk semua aktivitasnya;
b. Fungsi komersil, yaitu pelabuhan perikanan merupakan suatu tempat awal untuk
mempersiapkan pemasaran produksi perikanan dengan melakukan transaksi
pelelangan ikan;
c. Fungsi jasa, yaitu meliputi seluruh jasa-jasa pelabuhan mulai dari ikan didaratkan
sampai ikan didistribusikan. Fungsi jasa dapat dikelompokkan menjadi:
(1) Jasa-jasa yang melayani pendaratan ikan, antara lain penyediaan alat-alat
pengangkut ikan, keranjang-keranjang atau bak plastik dan buruh untuk
membongkar ikan;
(2) Jasa-jasa yang melayani kapal-kapal penangkap ikan, antara lain dalam
penyediaan bahan bakar, air bersih, dan es;
(3) Jasa-jasa yang menangani mutu ikan, antara lain terdapatnya fasilitas cold
storage, cool room, pabrik es, dan penyediaan air bersih;
(4) Jasa-jasa yang melayani keamanan pelabuhan, antara lain adanya jasa
pemanduan bagi kapal-kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan, dan yang
berfungsi memeriksa surat-surat kapal dan jumlah serta jenis barang atau ikan
yang dibawa;
(5) Jasa-jasa pemeliharaan kapal dan pelabuhan antara lain adanya fasilitas
docking, slipway, dan bengkel.
Fungsi pelabuhan perikanan ditinjau dari segi aktivitasnya adalah pusat kegiatan
ekonomi perikanan baik ditinjau dari aspek pendaratan dan pembongkaran ikan,
pengolahan, pemasaran dan pembinaan terhadap masyarakat nelayan. Fungsi-fungsi
tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

7
a. Fungsi Pendaratan dan Pembongkaran
Pelabuhan perikanan lebih ditekankan sebagai pemusatan sarana dan kegiatan
pendaratan dan pembongkaran hasil tangkapan di laut. Pelabuhan perikanan sebagai
tempat pemusatan armada penangkap ikan untuk mendaratkan hasil tangkapan, tempat
berlabuh yang aman, menjamin kelancaran pembongkaran ikan dan penyediaan bahan
perbekalan.
b. Fungsi Pengolahan
Pelabuhan perikanan sebagai tempat untuk membina peningkatan mutu serta
pengendalian mutu ikan dalam menghindari mutu ikan dalam menghindari kerugian
dari pasca tangkap. Fungsi pengolahan ini merupakan salah satu fungsi yang penting
terutama pada saat musim ikan yaitu untuk menampung produksi perikanan yang tidak
habis terjual dalam bentuk segar.
c. Fungsi Pemasaran
Pelabuhan perikanan juga berfungsi sebagai tempat untuk menciptakan mekanisme
pasar yang menguntungkan baik bagi nelayan maupun bagi pedagang. Dengan
demikian maka sistem pemasaran dari tempat pelelangan ikan ke konsumen harus
diorganisir secara baik dan teratur. Pelelangan ikan adalah kegiatan awal dari
pemasaran ikan di pelabuhan perikanan untuk mendapatkan harga yang layak
khususnya bagi nelayan.
d. Fungsi Pembinaan Terhdap Masyarakat Nelayan
Fungsi ini menunjukkan bahwa pelabuhan perikanan dapat dijadikan sebagai
lapangan kerja bagi penduduk disekitarnya dan sebagai tempat pembinaan masyarakat
perikanan seperti nelayan, pedagang, pengolah dan buruh angkut agar mampu
menjalankan aktivitasnya dengan baik. Melalui pembinaan ini, para pelaku atau
pengguna di pelabuhan tersebut diharapkan dapat menguasai kegiataannya lebih baik
lagi sehingga masing-masing pengguna memperoleh manfaat dan keuntungan yang
optimal.

2.3 Fasilitas Pelabuhan Perikanan


2.3.1 Fasilitas Pokok
Fasilitas pokok merupakan fasilitas dasar dalam menunjang kegiatan operasional di
pelabuhan perikanan atau dapat disebut infrastruktur utama di pelabuhan. Fasilitas pokok
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

8
a. Penahan gelombang (breakwater), turap (reverment), dan groin;
b. Dermaga;
c. Jetty;
d. Kolam;
e. Alur pelayaran;
f. Jalan komplek dan drainase; dan
g. Lahan.

2.3.2 Fasilitas Fungsional


Fasilitas fungsional merupakan fasilitas yang berfungsi untuk meningkatkan nilai
guna dari fasilitas pokok yang juga sering disebut dengan fasilitas suprastruktur. Fasilitas
fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. Tempat Pemasaran Ikan (TPI);
b. Navigasi pelayaran dan komunikasi seperti telepon, internet, radio komunikasi,
rambu-rambu, lampu suar, dan menara pengawas;
c. Air bersih, instalasi Bahan Bakar Minyak (BBM), es, dan instalasi listrik;
d. Tempat pemeliharaan kapal dan alat penangkapan ikan seperti dock/slipway,
bengkel dan tempat perbaikan jaring;
e. Tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan seperti transit sheed dan
laboratorium pembinaan mutu;
f. Perkantoran seperti kantor administrasi pelabuhan, pos pelayanan terpadu, dan
perbankan;
g. Transportasi seperti alat-alat angkut ikan;
h. Kebersihan dan pengolahan limbah seperti Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL), Tempat Pembuangan Sementara (TPS); dan
i. Pengaman kawasan seperti pagar kawasan.

2.3.3 Fasilitas Penunjang


Fasilitas penunjang merupakan fasilitas sekunder yang mana secara tidak langsung
meningkatkan peranan pelabuhan dan memberikan kenyamanan kepada para pengguna
dalam melakukan berbagai aktivitas di area pelabuhan perikanan. Fasilitas penunjang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:

9
a. Balai pertemuan nelayan;
b. Mess operator;
c. Wisma nelayan;
d. Fasilitas sosial dan umum seperti tempat peribadatan dan Mandi Cuci Kakus
(MCK);
e. Pertokoan; dan
f. Pos jaga.

2.4 Operasional Pelabuhan Perikanan


Pengertian tentang operasional Pelabuhan Perikanan adalah tindakan atau gerakan
sebagai pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan untuk memanfaatkan fasilitas pada
Pelabuhan Perikanan agar berdaya guna dan bernilai guna (efektif dan efisien) secara
optimal bagi “fasilitas itu sendiri” atau “fasilitas lainnya yang terkait” (Murdiyanto, 2004).
Beberapa prinsip penting bilamana pengoperasian suatu pelabuhan perikanan
dikatakan berhasil (Lubis, 2006) adalah:
a. Sangat baik dipandang dari sudut ekonomi, yang berarti hasil pengoperasian
pelabuhan itu dapat menguntungkan baik bagi pengelola pelabuhan itu sendiri
maupun bagi pengguna pelabuhan. Disamping itu hasil pengoperasian pelabuhan
tersebut mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan kota khususnya dan
nasional umumnya.
b. Sistem penanganan ikan yang efektif dan efisien. Dengan kata lain pembongkaran
ikan dapat dilakukan secara cepat disertai penyeleksian yang cermat,
pengangkutan dan penanganan yang cepat.
c. Fleksibel dalam perkembangan teknologi. Dalam hal pengembangan suatu
pelabuhan perikanan, adakalanya diperlukan mekanisasi dari fasilitas-fasilitas
pelabuhan tersebut. Misalnya perlunya vessel lift pada fasilitas dock, tangga
berjalan (tapis roulant) untuk penyaluran ikan dari kapal ke tempat pelelangan
ikan, mekanisasi fasilitas penyeleksian ikan menurut berat dan jenis.
d. Perluasan fasilitas untuk fasilitas yang sudah melampaui kapasitasnya dan
penambahan jenis fasilitas sesuai dengan kebutuhan.
e. Pelabuhan dapat berkembang tanpa merusak lingkungan sekitarnya (lingkungan
alam dan lingkungan sosial)
f. Organisasi serta pelaku-pelaku di dalam pelabuhan bekerja secara aktif dan
terorganisasi baik dalam kegiatannya.

10
Dengan demikian untuk mencapai keberhasilan pengelolaan pelabuhan, hendaknya
pengelola selalu memberikan jasa-jasanya juga dapat memanfaatkan dan memelihara
fasilitas-fasilitas yang ada secara efektif dan efisien dan dapat mengkoordinir semua
pelaku-pelaku pelabuhan (nelayan, pedagang, pengolah, petugas pelabuhan, buruh) secara
baik.
Kegiatan operasional yang berlangsung di pelabuhan perikanan (Direktorat Jendral
Perikanan, 1994 vide Ngamel, 2005) antara lain:
a. Pendaratan ikan
Pendaratan ikan di pelabuhan perikanan sebagian besar berasal dari kapal
penangkap ikan yang mendaratkan hasil tangkapannya di pelabuhan itu, hanya
sebagian kecil berasal dari pangkalan pendaratan ikan dan pelabuhan yang dibawa
ke pelabuhan itu dengan menggunakan sarana transportasi darat.
b. Penanganan, Pengolahan dan pemasaran ikan
Sesuai dengan salah satu fungsinya sebagai tempat pembinaan dan pengawasan
mutu hasil perikanan, penanganan ikan segar di pelabuhan perikanan dilakukan
dengan metode pendinginan yang dapat dilakukan dengan menggunakan es.
Pengolahan ikan dimaksudkan untuk mempertahankan mutu sehingga waktu
pemasaran menjadi lebih lama serta dapat meningkatkan nilai jual ikan, kegiatan
pemasaran yang dilakukan di pelabuhan perikanan bersifat lokal, nasional dan
ekspor.
c. Penyaluran Perbekalan
Penjualan/pengisian perbekalan yang berkaitan dengan fasilitas pelabuhan
perikanan saat ini adalah penjualan es, air bersih dan penyaluran BBM. Pelayanan
perbekalan ini umumnya diadakan oleh pihak UPT Pelabuhan, KUD, koperasi
pegawai pelabuhan, BUMN dan pihak swasta.

Keberhasilan suatu kegiatan operasional pelabuhan perikanan tergantung pada


kelancaran aktivitasnya mulai dari proses praproduksi, pendaratan hasil tangkapan,
pelelangan, pengolahan hingga pemasaran hasil tangkapan.

2.5 Klasifikasi Pelabuhan Perikanan


Pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2012 Bagian
keempat tentang klasifikasi pelabuhan perikanan pasal 5 yang menjelaskan tentang
klasifikasi pelabuhan perikanan dimana dibagi menjadi 4 kelas yaitu Pelabuhan Perikanan

11
kelas A, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS), Pelabuhan
Perikanan kelas B, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN),
Pelabuhan Perikanan kelas C, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP),
dan Pelabuhan Perikanan kelas D, yang selanjutnya disebut Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI).
Setiap kelas memiliki kriteria masing-masing untuk kriteria tersebut telah ditetapkan
pada Pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.08/MEN/2012 Bagian
keempat tentang klasifikasi pelabuhan perikanan adalah sebagai berikut:
 PPS sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan operasional
yang meliputi:
a. Kriteria teknis terdiri dari:
(1) Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di
perairan Indonesia, Zona Ekonomi Ekslisif Indonesia (ZEEI), dan laut lepas;
(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-
kurangnya 60 GT;
(3) Panjang der,aga sekurang-kurangnya 300 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3 m;
(4) Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 100 unit atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 6.000 GT; dan
(5) Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 20 ha.
b. Kriteria operasional terdiri dari:
(1) Ikan yang didaratkan sebagian untuk tujuan ekspor;
(2) Terdapat aktivitas bongkat muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-
rata 50 ton per hari; dan
(3) Terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.
 PPN sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan operasional
yang meliputi:
a. Kriteria teknis terdiri dari:
(1) Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di
perairan Indonesia dan ZEEI;
(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran sekurang-
kurangnya 30 GT;

12
(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 3 m;
(4) Mempu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 75 unit atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 2.250 GT; dan
(5) Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 10 ha.
b. Kriteria operasional terdiri dari:
(1) Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-
rata 30 ton per hari; dan
(2) Terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya
 PPP sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan operasional
yang meliputi:
a. Kriteria teknis terdiri dari:
(1) Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di
perairan Indonesia;
(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurangkurangnya 10 GT;
(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 2 m;
(4) Mampu enampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 30 unit atau jumlah
keseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT; dan
(5) Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 5 ha.
b. Kriteria operasional terdiri dari:
(1) Terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran hasil perikanan rata-
rata 5 ton per hari; dan
(2) Terdapat industri pengolahan ikan dan industri penunjang lainnya.
 PPI sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan kriteria teknis dan operasional
yang meliputi:
a. Kriteria terknis terdiri dari:
(1) Mampu melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di
perairan Indonesia;
(2) Memiliki fasilitas tambat labuh untuk kapal perikanan berukuran
sekurangkurangnya 5 GT;

13
(3) Panjang dermaga sekurang-kurangnya 50 m, dengan kedalaman kolam
sekurang-kurangnya minus 1 m;
(4) Mampu menampung kapal perikanan sekurang-kurangnya 15 unit atau
jumlah keseluruhan sekurang-kurangnya 75 GT; dan
(5) Memanfaatkan dan mengelola lahan sekurang-kurangnya 1 ha.
b. Kriteria operasional yaitu terdapat aktivitas bongkar muat ikan dan pemasaran
hasil perikanan rata-rata 2 ton per hari.

2.6 Standar Sanitasi dan Higienis


2.6.1 Pengertian Sanitasi dan Higienis
Sanitasi merupakan usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang
berpengaruh kepada manusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai dampak merusak
perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup. Higiene secara umum adalah
dasar dari suatu proses kebersihan. Kebersihan penting karena dapat mencegah bakteri
yang timbul dari kondisi yang kotor. Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
No. KEP. 01/MEN/2007 higiene hasil perikanan adalah upaya dan persyaratan yang
diperlukan untuk mengendalikan bahaya dan memastikan aman bagi konsumsi manusia
bila dikonsumsi sesuai tujuan penggunaan.

2.6.2 Standar Sanitasi dan Higienis Nasional


Pedoman umum yang digunakan dalam perencanaan pembangunan dan
pengoperasian Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) di pelabuhan perikanan
atau pangkalan pendaratan ikan adalah sebagai berikut (Menai, 2007):
1. Lokasi, konstruksi dan tata ruang
(1) Bangunan tidak berada di tempat yang merupakan daerah pembuangan sampah,
pemukiman padat penduduk atau daerah lain yang dapat menimbulkan
pencemaran;
(2) Bebas dari timbunan barang bekas yang tidak teratur;
(3) Bebas dari timbunan barang sisa atau sampah;
(4) Bebas dari tempat persembunyian atau perkembangbiakan serangga, binatang
pengerat dan binatang pengganggu lainnya;
(5) Sistem saluran pembuangan air (drainase) dalam keadaan baik;
(6) Permukaan lantai rata, kedap air, tahan bahan kimia, tidak licin dan mudah
dibersihkan; dan
(7) Pertemuan antara lantai dengan dinding melengkung dan kedap air.

14
2. Kebersihan dan sanitasi
(1) Lantai, wadah peralatan dan sebagainya dibersihkan dan dicuci sebelum dan
sesudah dipakai dengan menggunakan air yang mengandung chlorine;
(2) Peralatan kebersihan (sikat, sapu, alat semprot dan lain-lain) tersedia setiap saat
bila diperlukan dan jumlahnya mencukupi;
(3) Tempat pendaratan dan penyimpanan ikan terpelihara kebersihannya;
(4) Tempat sampah terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tahan karat, tidak
bocor, jumlahnya cukup, mempunyai tutup dan ditempatkan pada tempat yang
sesuai;
(5) Setiap orang yang memasuki TPI harus mencuci tangan dan kaki (sepatu) dengan
mencelupkannya ke dalam bak berisi air yang mengandung chlorine; dan Tidak
semua orang kecuali yang berkepentingan dapat masuk ke dalam TPI.
Persyaratan Tempat Pedaratan Ikan (TPI) dan Tempat Pelelangan ikan menurut
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 52A/KEPMEN-KP/2013, tentang
Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi,
Pengolahan dan Distribusi, adalah sebagai berikut:
3. Tempat Pendaratan Ikan
Pelaku usaha dalam melakukan bongkar muat hasil perikanan di tempat pendaratan
ikan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Bongkar muat ikan
a. Peralatan pendaratan yang berhubungan langsung dengan hasil perikanan:
1) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan;
2) Disanitasi; dan
3) Dijaga dalam keadaan baik.
b. Tempat bongkar muat:
1) Bersih; dan
2) Bebas dari kontaminasi.
c. Pekerja yang menangani langsung hasil perikanan:
1) Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan tutup kepala sehingga
menutupi rambut secara sempurna;
2) Mencuci tangan sebelum memulai pekerjaan;

15
3) Harus sehat, tidak sedang mengalami luka, tidak menderita penyakit
menular atau menyebarkan kuman penyakit menular, dan dilakukan
pemeriksaan kesehatan secara periodik minimal 1 (satu) kali dalam setahun;
dan
4) Tidak diperbolehkan merokok, meludah, makan dan minum di area
penanganan dan penyimpanan produk.
d. Proses bongkar muat dan pendaratan hasil perikanan harus dihindarkan dari
kontaminan dengan cara:
1) Melakukan bongkar muat dan pendaratan dengan cepat;
2) Tidak menggunakan peralatan dan perlakuan yang menyebabkan hal-hal
kerusakan pada hasil perikanan; dan
3) Menghindari pembongkaran langsung dibawah sinar matahari.
e. Menempatkan hasil perikanan pada tempat dengan suhu sesuai yang
dipersyaratkan.
(2) Penyimpanan dan Pengangkutan
Kegiatan penyimpanan dan pengangkutan hasil perikanan dilakukan dengan:
a. Menerapkan sistem rantai dingin dengan menjaga suhu selama penyimpanan
dan pengangkutan sesuai dengan persyaratan yang berlaku, meliputi:
1) Hasil perikanan segar atau dilelehkan termasuk crustacean rebus yang
didinginkan dan produk kekerangan harus disimpan pada
2) Suhu leleh es;
3) Hasil perikanan beku, kecuali ikan beku yang menggunakan air garam untuk
keperluan pengalengan, harus dipertahankan pada suhu pusat -18° C atau
lebih rendah, untuk semua bagian produk dengan fluktuasi tidak lebih dari
3°C selama pengangkutan; dan jika produk perikanan disimpan dalam es,
lelehan air es harus tidak menggenangi produk.
4. Tempat Pelelangan Ikan
(1) Tempat pemasaran ikan harus memenuhi persyaratan:
a. Terlindung dan mempunyai dinding yang mudah untuk dibersihkan;
b. Mempunyai lantai yang kedap air yang mudah dibersihkan dan disanitasi,
dilengkapi dengan saluran pembuangan air dan mempunyai sistem
pembuangan limbah cair yang higiene;

16
c. Dilengkapi dengan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan dan toilet dalam
jumlah yang mencukupi. Tempat cuci tangan harus dilengkapi dengan bahan
pencuci tangan dan pengering sekali pakai;
d. Mempunyai penerangan yang cukup untuk memudahkan dalam pengawasan
hasil perikanan;
e. Kendaraan yang mengeluarkan asap dan binatang yang dapat mempengaruhi
mutu hasil perikanan tidak diperbolehkan berada dalam
b. Tempat Pemasaran Ikan/pasar grosir;
f. Dibersihkan secara teratur minimal setiap selesai penjualan;
g. Dilengkapi dengan tanda peringatan dilarang merokok, meludah, makan dan
minum, dan diletakkan di tempat yang mudah dilihat dengan jelas;
h. Mempunyai fasilitas pasokan air bersih dan atau air laut bersih yang cukup;
i. Mempunyai wadah penampungan produk yang bersih, tahan karat, kedap air
dan mudah dibersihkan; dan
j. Mempunyai penampungan pengolahan limbah.
(2) Tempat pelelangan ikan harus menerapkan sistem rantai dingin.

2.6.3 Standar Sanitasi dan Higienis FAO


Fasilitas di pelabuhan harus mencakup pola aliran produk yang dirancang untuk
mencegah potensi sumber kontaminasi, meminimalkan penundaan proses (yang dapat
mengakibatkan lebih lanjut penurunan kualitas penting), dan mencegah kontaminasi silang
dari produk jadi dari bahan baku. Ikan, kerang dan invertebrata air lainnya adalah makanan
sangat mudah rusak dan harus ditangani dengan hati-hati dan dingin tanpa penundaan. Oleh
karena itu, fasilitas harus dirancang untuk memfasilitasi proses yang cepat dan
penyimpanan selanjutnya. Desain dan pembangunan fasilitas harus mempertimbangkan
Untuk memudahkan pembersihan dan disinfeksi, untuk meminimalkan kontaminasi, dan
memberikan pencahayaan yang memadai (FAO/WHO, 2013).
1. Untuk memudahkan pembersihan dan disinfeksi
(1) Permukaan dinding, partisi dan lantai harus terbuat dari bahan tidak beracun dan
kuat.
(2) Semua permukaan yang kontak langsung dengan ikan, kerang dan produk
perikanan lainya harus tahan korosi, berwarna terang, halus dan mudah
dibersihkan.

17
(3) Dinding dan lantai harus memiliki permukaan halus dan ketinggian yang tepat
untuk operasi.
(4) Lantai harus dirancang untuk memungkinkan drainase yang memadai.
(5) Langit-langit harus dirancang untuk meminimalkan penumpukan kotoran dan
kondensasi, dan pertumpahan partikel dari atas.
(6) Pertemuan antara lantai dan dinding harus dibangun melengkung untuk
memudahkan pembersihan.
2. Untuk meminimalkan kontaminasi
(1) Tata letak fasilitas harus dirancang untuk meminimalkan kontaminasi silang.
(2) Semua permukaan di daerah penanganan harus non-toksik, halus, tahan untuk
meminimalkan penumpukan lendir ikan, darah, untuk mengurangi risiko
kontaminasi fisik.
(3) Permukaan yang bersentuhan langsung dengan ikan, kerang dan produk
perikanan lainya harus dalam kondisi yang sehat, tahan lama dan mudah untuk
disanitasi. Semua harus terbuat dari bahan yang halus, non-penyerap dan
disanitasi setelah penggunaan.
(4) Fasilitas yang memadai harus disediakan untuk penanganan dan pencucian
produk dan harus memiliki cukup pasokan air bersih.
(5) Fasilitas yang memadai harus disediakan untuk penyimpanan dan atau produksi
es.
(6) Lampu langit-langit harus ditutup atau dilindungi untuk mencegah kontaminasi
menggunakan kaca atau bahan lainnya.
(7) Ventilasi harus cukup untuk menghilangkan kelebihan uap, asap dan bau, dan
kontaminasi silang harus dihindari.
(8) Fasilitas yang memadai harus disediakan untuk mencuci dan desinfeksi peralatan
yang sesuai.
(9) Saluran air limbah harus terpisah dari air bersih untuk menghindari kontaminasi.
(10) Semua saluran drainase harus mengalir lancar.
(11) Akumulasi limbah padat, semi-padat atau cair harus diminimalkan untuk
mencegah kontaminasi.
(12) Wadah untuk limbah dan sampah dilengkapi dengan tutup dan terbuat dari
bahan kuat.

18
(13) Fasilitas limbah terpisah dan memadai harus disediakan untuk mencegah
kontaminasi oleh:
a. zat beracun atau berbahaya;
b. penyimpanan bahan kering, kemasan, dll;
c. jeroan dan limbah ikan lainya.
(14) Harus tersedia fasilitas cuci tangan dan toilet memadai, terisolasi dari daerah
penanganan.
(15) Mencegah masuknya burung, serangga atau hama lainnya dan hewan.
3. Untuk memberikan pencahayaan yang memadai
Pencahayaan yang memadai harus disediakan untuk semua ruang kerja.
Pada paper teknis FAO (Food and Agriculture Organization) Fisheries and
Aquaculture, Fishing harbour planning construction and management tahun 2010 pada
Annex 2 Port hygiene checklist Sanitasi pelabuhan yang baik dengan peraturan sederhana
adalah sebagai berikut:
1. Semua persediaan air di dalam pelabuhan harus mematuhi air minum standar
nasional;
2. Semua es, termasuk yang didatangkan dari pemasok luar, harus juga mematuhi
standar air minum di atas;
3. Semua peralatan klorinasi harus berfungsi dan pasokan memadai;
4. Semua sampling dan pengujian dilakukan di dalam pelabuhan harus dilakukan oleh
laboratorium yang bersertifikat saja;
5. Tanda-tanda yang tepat harus ditampilkan dalam area pelabuhan meliputi larangan
membuang, tumpahan, penggunaan air laut dari dalam pelabuhan basin, meludah,
area makan, akses untuk hewan peliharaan, dll .;
6. Billboard yang tepat harus ditampilkan di lokasi-lokasi strategis daftar denda untuk
yang bertentangan aturan kebersihan pelabuhan;
7. Semua sistem drainase (indoor dan outdoor) harus dirawat dan bekerja sempurna;
8. Gerbang pelabuhan harus dijaga dengan baik untuk menjaga orang yang tidak
berkepentingan dan hewan pelabuhan memasuki daerah pelabuhan setiap saat;
9. Pintu masuk dan keluar ke daerah pelabuhan perikanan harus dijaga selama jam
kerja untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan masuk ke daerah
penanganan ikan;
10. Disinfeksi daerah yang dibutuhkan harus dilakukan secara teratur;
11. Sampah basah dan limbah tidak boleh dibiarkan menumpuk di area kerja;
19
12. Tidak ada hewan pengerat yang berada di dalam dan sekitar daerah pelabuhan
(gulma tinggi,tumpukan sampah);
13. Tidak ada burung yang bersarang di dalam ruang lelang terbuka dan tempat
penanganan ikan;
14. Hanya karyawan dan pedagang ikan yang diakui secara resmi boleh berada didaerah
kerja selama operasi penanganan ikan dan lelang;
15. Fasilitas toilet dan kamar mandi harus dijaga kebersihanya dengan baik
16. Hanya peralatan bertenaga listrik yang diizinkan dalam lelang atau penanganan ikan
untuk mencegah tumpahan minyak, bensin dan diesel yang bocor ke lantai yang
kadang-kadang digunakan sebagai peletakan lelang untuk ikan besar;
17. Semua peralatan dalam bidang penanganan ikan, dari wadah es, troli, harus terbuat
dari bahan anti karat; dan
18. Seluruh area penanganan dan lelang ikan harus disemprot dengan baik setelah
kegiatan selesai dan terkunci untuk mencegah akses sembarangan sampai lelang
berikutnya.
Pada FAO Fisheries and Aquaculture Circular No. 1079 Hygiene requirements,
controls and inspections in the fishmarket chain, tahun 2013 untuk sanitasi dan higienis
dasar pelabuhan perikanan harus meperhatikan aspek kebersihan untuk tempat produksi
primer, tempat pengolahan, serta semua permukaan yang kontak langsung dengan ikan.

2.7 Metode ANP (Analytical Network Process)


Salah satu tipe dari proses pendukung keputusn yang dapat membantu pengambil
keputusan pada saat menghadapi Multi Criteria Decision Making (MCDM) adalah
Analytical Hierarchy Process (AHP) dan pengembangannya Analytical Network Process
(ANP). AHP dan ANP berkaitan dengan komplesitas dan ketidakpastian, menggabungkan
opini minoritas dari para expert, sehingga menghasilkan solusi yang menyeluruh.
Beberapa dasar yang dipakai sebagai acuan dalam ANP adalah (Saaty,1999):
 ANP merupakan pengembangan dari AHP.
 Dengan memungkinkan terjadinya saling ketergantungan, permodelan ANP
menjadi lebih kompleks dibandingkan AHP.
 ANP berkaitan dengan ketergantungan dalam satu set elemen (inner dependance)
dan ketergantungan antara elemen yang berbeda (outer dependance).

20
 Struktur jaringan dalam ANP memungkinkan terjadinya pengambilan keputusan
dari suatu permasalahan tanpa memperhatikan elemen pertama dan selanjutnya
yang muncul seperti pada hirarki.
 ANP merupakan struktur non-linier yang berhubungan dengan sumber daya dan
perputaran dengan elemen tujuan pada level teratas dan alternatif-alternatif pada
level dibawahnya.
 Prioritas pada ANP tidak hanya terfokus pada satu elemen tetapi juga pada grup
atau klaster dari elemen-elemen.
 ANP menggunakan kriteria kontrol atau hirarki kontrol dalam menghadapi
permasalahan dengan kriteria-kriteria yang berbeda.

Gambar 2-1. Network Feedback (Hiernet)

2.7.1 Prinsip Dasar ANP


Prinsip dasar ANP adalah berpikir secara analitis, pengambilan keputusan dalam
metodologi ANP berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Penyusunan jaringan adalah langkah untuk mendefinisikan permasalahan yang
kompleks ke dalam klaster dan elemennya, serta identifikasi hubungan interaksi
ketergantungan yang ada didalamnya sehingga menjadi lebih jelas dan detail.
Struktur ini disusun berdasarkan pandangan dari pihak-pihak yang memiliki
keahlian (expert) dan pengetahuan di bidang yang bersangkutan.
 Penentuan prioritas terdiri dari elemen-elemen kriteria yang dapat dipandang
sebagai bobot atau kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan
keputusan. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap keputusan tersebut, baik secara langsung
(wawancara) maupun secara tidak langsung (kuisioner). ANP melakukan analisis
prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan antar dua elemen
hingga semua elemen yang ada tercakup menggunakan skala 1-9 Saaty.

21
Tabel 2-1. Skala 1-9 Saaty (Saaty, 1996)

Intensitas
Keterangan Penjelasan
Kepentingan
Dua elemen memiliki pengaruh yang sama besar
1 Kedua elemen sama pentingnya
terhadap tujuan
Elemen yang satu sedikit lebih
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong
3 penting daripada elemen yang
satu elemen dibandingkan elemen lainnya
lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat
Elemen yang satu lebih penting
5 menyokong satu elemen dibandingkan elemen
daripada elemen yang lainnya
lainnya
Satu elemen jelas lebih mutlak
Satu elemen yang kuat disokong dan dominan
7 penting daripada elemen yang
terlihat dalam praktek
lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu
Satu elemen mutlak penting
9 terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan
daripada elemen yang lainnya
tertinggi yang mungkin menguatkan
Nilai-nilai antara dua nilai Nilai ini diberikan bila ada kompromi diantara
2, 4, 6, 8
pertimbangan yang berdekatan dua pilihan
Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j
Kebalikan
mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i

Perhitungannya dilakukan dengan operasi matriks dan vektor yang dikenal dengan
istilah eigenvektor. Eigenvektor adalah sebuah vektor yang apabila dikalikan dengan
matriks hasilnya adalah sebuah vektor itu sendiri dikalikan dengan sebuah bilangan skalar
atau parameter yang tidak lain adalah eigenvalue. Apabila eigenvektor disimbolkan w,
eigenvalue disimbolkan A, bentuk persamaannya menjadi :
A ×w= λ ×w ...(2.1)
Persamaan diatas dapat juga diilustrasikan dengan sebuah gambar dimana mula-
mula ada sebuah vektor kolom w yang mempunyai besar dan arah. Vektor tersebut
kemudian dikalikan dengan sebuah matriks yang jumlah kolomnya sama dengan jumlah
baris vektor kolom tersebut dimana akan dihasilkan sebuah vektor baru yang seharusnya
mempunyai besaran dan arah yang berbeda dengan vektor w. Ternyata perkalian matriks
A dengan vektor w tersebut menghasilkan vektor baru dengan arah yang sama persis
dengan vektor w hanya besarnya saja yang berbeda, sehingga vektor baru tersebut bisa
dinyatakan dalam bentuk w. Eigenvektor ini biasa disebut sebagai vektor karakteristik dari
sebuah matriks bujursangkar sedangkan eigenvalue merupakan akar karakteristik dari
matriks tersebut.

2.7.2 Formasi Supermatrix


Konsep Supermatrix sama dengan proses Markov Chain (Saaty, 1996). Untuk
mendapatkan prioritas global pada sebuah sistem dengan pengaruh interdependensi, vektor

22
prioritas lokal dimasukkan ke dalam kolom yang bersesuaian dari sebuah matriks. Sebagai
hasilnya, supermatrix menjadi sebuah partitioned matrix, dimana setiap segmen matriks
menunjukkan sebuah hubungan antara dua nodes (komponen atau klaster) pada sebuah
sistem. Komponen-komponen dari sistem keputusan adalah Ck , k=1, 2, ..., n, dan setiap
komponen k mempunyai mk elemen, yang ditunjukkan dengan ek1, ek2, ..., ekmk. Vektor
prioritas lokal yang dihasilkan dikelompokkan dan diletakkan pada posisi yang sesuai di
sebuah supermatrix berdasarkan pada aliran pengaruh dari suatu komponen untuk
komponen lainnya, atau dari sebuah komponen terhadap komponen itu sendiri seperti yang
ada pada loop. Bentuk standar dari supermatrix ditunjukkan pada persamaan dibawah ini
(Saaty, 1996)

... (2.2)

Sebagai sebuah contoh, representasi supermatrix atas sebuah hirarki dengan tiga
level ditunjukkan sebagai berikut (Saaty,1996) :
0 0 0
𝑤
𝑤𝑛 = [ 21 0 0]
0 𝑤32 1
... (2.3)

Dinyatakan bahwa nilai nol (0) pada supermatrix dapat digantikan oleh sebuah
matriks jika terdapat hubungan interrelasi dari berbagai elemen pada suatu komponen atau
antara dua komponen.
Pada umumnya terdapat interdependensi antara klaster pada sebuah network.
Supermatrix harus ditranformasikan terlebih dahulu untuk membuatnya menjadi stokastik,
karenanya setiap kolom dari baris matriks dijumlahkan menjadi kesatuan. Rekomendasikan
oleh Saaty (1996) untuk menentukan kepentingan relatif dari klaster pada supermatrix
dengan klaster kolom (block) sebagai komponen pengontrol, karenanya komponen baris
dengan masukan bukan nol untuk block-blocknya pada block kolom dibandingkan menurut
akibat yang ditimbulkan kepada komponen kepada block kolom tersebut. Menggunakan
23
matriks perbandingan pairwise dari komponen baris dengan perhatian terhadap komponen
kolom, sebuah eigenvektor dapat diperoleh. Proses tersebut memberikan kenaikan terhadap
sebuah eigenvektor untuk setiap block kolom. Untuk setiap block kolom, masukan pertama
dari masing-masing eigenvektor dikalikan dengan semua elemen pada block pertama dari
kolom tersebut, kedua dengan semua elemen pada block kedua dari kolom tersebut, dan
seterusnya. Melalui cara ini, block pada setiap kolom supermatrix dibobotkan, dan hasilnya
dikenal dengan weighted supermatrix yang bersifat stokastik.
Weighted supermatrix dinaikkan ke pangkat 2k+1 dan matriks baru tersebut disebut
limit supermatrix untuk mendapatkan sebuah konvergensi pada bobot kepentingan (Saaty,
1996). Limit supermatrix mempunyai bentuk yang sama dengan weighted supermatrix,
tetapi semua kolom dari limit supermatrix adalah sama. Dengan menormalisasi setiap block
dari supermatrix tersebut, prioritas akhir dari semua elemen pada matriks dapat dihasilkan
Jika supermatrix yang dibentuk diatas dapat menangani keseluruhan network, bobot
proiritas dari alternatif-alternatif dapat ditemukan pada kolom alternatif normalized
supermatrix. Di lain pihak, jika sebuah supermatrix hanya terdiri dari komponen-
komponen yang saling berkaitan, perhitungan tambahan harus dibuat untuk memperoleh
prioritas keseluruhan dari berbagai alternatif. Alternatif dengan prioritas keseluruhan
terbesar harus menjadi yang terpilih.

2.8 Indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara


Penentuan indeks pelabuhan higienis pada kasus pelabuhan perikanan nusantara
Brondong dilakukan dengan cara mengalikan bobot pada setiap kriteria dan subkriteria
standar pelabuhan higienis yang telah ditentukan dikalikan dengan nilai setiap kriteria dan
subkriteria yang sudah dilakukan analisis dan hasil tersebut dijumlahkan untuk
mendapatkan Indeks. Cara tersebut mengacu pada penelitian sebelumnya yang dimana
dilakukan oleh Indriyatno Pamungkas tentang Model Pengembangan Pelabuhan Perikanan
Pantai (PPP) Berbasis Palabuhan Higienis : Studi Kasus Pelabuhan Perikanan Pantai
Bajomulyo. Selain itu terdapat penambahan batasan untuk indeks higienis yakni dengan
penambahan batasan paling sedikit dua (2) untuk setiap penilaian subkriteria sebagai
validasi adanya kriteria higienis.

24
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 (dua) cara yaitu:
1. Pengumpulan dan Langsung (Primer)
Data yang dikumpulkan adalah data primer melalui pengamatan langsung terhadap
kondisi sanitasi dan higiene di pelabuhan ikan mulai dari tempat pendaratan ikan, tempat
pelelangan ikan, fasilitas sanitasi serta fasilitas penunjang di pelabuhan. Selain
melalakukan pengamatan langsung dilakukan juga wawancara langsung terhadap pihak-
pihak berkepentingan seperti operator pelabuhan, pedagang ikan serta pengguna
pelabuhan lainya terkait analisa dalam melakukan pembobotan terhadap parameter-
parameter standar pelabuhan higienis yang digunakan sebagai kriteria pengembangan
pelabuhan.
2. Pengumpulan Data Secara Tidak Langsung (Sekuder)
Pengumpulan data secara tidak langsung dilakukan guna mendapatkan data seperti
fasilitas pokok, fasilitas fungsional, fasilitas penunjang serta operasional pada pelabuhan
perikanan.

3.2 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini pengerjaan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu sebagai
berikut:
a. Penentuan Parameter Standar Higienis Pelabuhan Perikanan
Pada tahap awal, dilakukan tinjuan literature tentang bagaimana yang disebut dengan
pelabuhan higienis untuk menentukan parameter apasaja yang ada dalam pelabuhan
higienis. pada penelitian ini penentuan parameter standar pada sanitasi dan higienis
suatu pelabuhan perikan mengacu pada dua peratuan yaitu peraturan dari FAO (Food
and Agriculture Organization) Fisheries and Aquaculture dan peraturan pemerintah
Indonesia yaitu menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
52A/KEPMEN-KP/2013, tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi.
b. Pembobotan Parameter Pelabuhan Perikanan
Pembobotan pada parameter-parameter pelabuhan higienis yang sudah ditentukan
pada proses awal dilakukan dengan metode AHP dimana untuk mendapatkan nilai dari
perbandingan parameter berpasangan dilakukan dengan kuisioner yang akan diisi oleh

25
para expert dibidang pelabuhan perikanan yang berada di sekitar lingkungan Pelabuhan
Perikanan Nusantara (PPN) Brondong.
c. Identifikasi Kondisi Eksisting Pelabuhan Perikanan
Pada tahap ini dilakukan pengamatan langsung terhadap kondisi sanitasi dan higienis
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Pengamatan dilakukan untuk melihat
kondisi pelabuhan menurut tiap-tiap parameter standar higienis pelabuhan tersebut dan
bertujuan untuk mendapatkan nilai.
d. Indeks Pelabuhan Higienis
Pada tahap ini, setelah dilakukanya identifikasi kondisi eksisting pelabuhan terhadap
parameter standar higienis, hasil dari identifikasi tersebut dianalisa untuk mendapatkan
nilai tingkat pemenuhan standar higienis kemudian nilai dikalikan dengan bobot masing-
masing kriteria kemudian dijumlah untuk mendapatkan indeks pelabuhan higenis pada
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong.
e. Pengembangan Pelabuhan
Pada tahap ini pengembangan pelabuhan dilakukan dari hasil pembobotan pada
parameter standar sanitasi dan higienis pelabuhan untuk menentukan parameter apasaja
yang perlu untuk dipenuhi setelah didapatkan tingkat sanitasi dan higienis pelabuhan
perikanan.
f. Perhitungan Biaya
Dari tahap pengembangan pelabuhan selanjutnya dilakukan perhitungan biaya yang
diakibatkan untuk pengembangan pelabuhan higienis.
g. Kesimpulan dan Saran
Pada bagian akhir dari penelitian ini akan diberikan beberapa kesimpulan yang
merupakan hasil penelitian tugas akhir yang menjawab pertanyaan dalam rumusan
masalah. Selain itu juga diberikan saran untuk pengembangan penelitian di masa yang
akan datang.

3.3 Lokasi Pengerjaan


Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong dan di
Surabaya.

26
3.4 Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian pada tugas akhir ini dapat dilihat pada Gambar 3-1 sebagai
berikut:

Gambar 3-1 Diagram Alir Penelitian

27
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

28
BAB 4 GAMBARAN UMUM

4.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


4.1.1 Sejarah Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong
Sejarah pelabuhan Brondong terentang sejak masa Pemerintahan Hindia Belanda.
Pada saat itu lokasi tersebut masih berupa pusat pendaratan ikan sebagai tempat nelayan
Brondong dan sekitarnya mendaratkan ikan hasil tangkapannya. Pada tahun 1936 di
perairan Brondong sempat terjadi peristiwa terkenal yaitu tenggelamnya kapal ’Van der
Wijck’ milik perusahaan Koninklijke Paketvaart Maatschappij, Amsterdam – Belanda.
Atas jasa para nelayan Brondong dan Blimbing, penumpang beserta awak kapal tersebut
dapat diselamatkan. Pemerintah Hindia-Belanda kemudian mendirikan monumen di
halaman kantor pelabuhan untuk mengenang peristiwa tersebut dan menghormati jasa para
nelayan yang telah menyelamatkan para korban.

Sumber : Dokumentasi penulis, 2017


Gambar 4-1. Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Lamongan

Dalam perkembangannya karena kegiatan nelayan semakin meningkat, maka pada


tahun 1978 pengelolaan pelabuhan yang sebelumnya dilakukan secara lokal kemudian
diambil-alih oleh pemerintah pusat dan statusnya meningkat menjadi Pelabuhan Perikanan
Pantai (PPP). Ijin pengembangan pelabuhan diperoleh dari Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan melalui surat Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Laut No. B. IX-22 CY/PP 72 tanggal 3 November 1986. Akhirnya pada tahun
1987, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 428/KPTS/410/1987 tanggal 14
Juli 1987, secara resmi pelabuhan Brondong ditetapkan menjadi Unit Pelaksana Teknis

29
(UPT) Pelabuhan Perikanan Nusantara (Type B) dibawah kewenangan Departemen
Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan Bidang Prasarana dan Sarana Perikanan. Dan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep
26.I/MEN/2001, menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan
Perikanan di bidang Prasarana Pelabuhan Perikanan dan bertanggung jawab kepada
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap sampai saat ini.

4.1.2 Fungsi dan Peran Stakeholder di Pelabuhan Perikanan


 UPT PPN Brondong
Berdasarkan Permen KP No. PER.20/PERMEN-KP/2014, Pelabuhan Perikanan yang
dalam hal ini UPT PPN Brondong menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, dan evaluasi pelabuhan
perikanan;
b. Pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan keberadaan kapal
perikanan di Pelabuhan Perikanan;
c. Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan
Keberangkatan Kapal Perikanan;
d. Pelaksanaan pemeriksaan Log Book;
e. Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar;
f. Pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan;
g. Pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar;
h. Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, penyalahgunaan, dan
pengawasan, serta pengendalian sarana dan prasarana;
i. Pelaksanaan fasilitas penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan,
perkarantinaan ikan, publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir, wisata
bahari, pembinaan mutu, serta pengolahan, pemasaran dan distribusi hasil
perikanan;
j. Pelayanan jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha;
k. Pelaksanaan pengumpulan data, informasi, dan publikasi;
l. Pelaksanaan bimbingan teknis dan penerbitan Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang
Baik (CPIB);
m. Pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan;
n. Pelaksanaan pengendalian lingkungan di pelabuhan perikanan; dan
o. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

30
 Perum Perindo
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2013 bahwa Perusahaan Umum
(Perum) Perikanan Indonesia dapat menyelenggarakan usaha di bidang pelayanan
barang, jasa, dan pengembangan Sistem Bisnis Perikanan, dan salah satu wilayah
kerjanya adalah di PPN Brondong.
 Satker PSDKP Brondong
Satuan Kerja Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Brondong (Satker
PSDKP Brondong) melaksanakan tugas pengawasan perikanan untuk mengawasi
tertib pelaksanaan ketentuan peraturan dan perundang-undangan di bidang perikanan.
 Dinas Perikanan dan Kelautan
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten dan Propinsi mempunyai fungsi : perumusan
kebijakan teknis, penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, serta
pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perikanan dan kelautan sesuai dengan
lingkup tugasnya.
 KUD Mina Tani
KUD Mina Tani ditunjuk oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Lamongan sebagai
penyelenggara pelelangan ikan dan penarikan retribusi ikan di TPI Brondong.

4.1.3 Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan


Sarana dan prasarana yang ada terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu fasilitas pokok
yang merupakan fasilitas utama yang harus ada di Pelabuhan Perikanan, fasilitas fungsional
untuk memberikan pelayanan dan manfaat langsung yang diperlukan untuk kegiatan
operasional, dan fasilitas penunjang yang merupakan fasilitas tambahan yang diperlukan
untuk mendukung kegiatan.
Pemeliharaan rutin dilakukan untuk memastikan berfungsinya sarana prasarana
serta optimalisasi kondisi lingkungan yaitu :
1. Dilakukan perawatan secara berkala terhadap sarana dan prasarana Pelabuhan
Perikanan.
2. Dilakukan pengujian kualitas air bersih secara berkala.
3. Dilakukan pengujian kualitas air kolam pelabuhan, udara, biota laut.

31
Berikut merupakan rincian dari sarana prasarana yang ada di PPN Brondong :
1. Fasilitas Pokok

Tabel 4-1. Fasilitas Pokok PPN Brondong


Fasilitas Pokok
No Jenis Fasilitas Volume Kepemilikan
2
1. Areal Pelabuhan ( 13, 21 ha) / 132.122 m
· Existing awal (2,59 ha) / 25.880 m2 Perum
· Areal Lahan lama (sebelah
(1,84 ha) / 18.524 m2 PPNBr I (TA.2000 & 2003)
timur)
· Reklamasi di lahan baru (8,75 ha) / 87.718 m2 PPNBr II (TA.2004-2009)
2. Dermaga / jetty 525,5 m’
· Dermaga Bongkar 161 m’ PPNBr I
· Dermaga Bongkar (arah
159,7 m2 PPNBr II (TA. 2009)
utara-selatan)
· Dermaga Perbekalan (arah
204,8 m2 PPNBr II (TA.2009)
timur-barat)
3. Kolam Pelabuhan 23,4 ha PPNBr
· Dilakukan pengerukan kolam pelabuhan di TA 2000, 2009, dan 2015
4. Turap (Revetment) 4.359,9 m’
5. Jalan Kompleks 23.465,56 m²
6. Breakwater 292 m’
· Break water 97 m’ PPNBr II (TA.2005)
· Breakwater (lanjutan) 195 m’ PPNBr II (TA.2006)
7. Drainase 3.852,60 m’
8. Rambu Navigasi
· Rambu Suar di darat 2 unit PPNBr I (TA.1993)
· SBNP di laut 2 unit PPNBr (TA.2011)

2. Fasilitas Fungsional

Tabel 4-2. Fasilitas Fungsional PPN Brondong


Fasilitas Fungsional
No Jenis Fasilitas Volume Kepemilikan
2
1 Gedung TPI 1.080 m Perum
2
2 Gudang Keranjang 100 m Perum
2
3 Shelter Nelayan 100 m Perum
3
4 Tangki air & instalasi 170 m Perum
5 Tangki BBM 150 & 25 ton Perum
6 SPDN di lahan lama (timur) kapasitas 634 KL/bln Perum

7 SPDN di lahan baru (barat) kapasitas 248 KL/bln Perum


8 Listrik dan instalasi 345 KVA Perum
9 Genset dan instalasi 170 KVA Perum
10 Tempat Penjualan BBM 36 m2 Perum
2
11 Bengkel 120 m Perum
2
12 Kantor Perum 480 m Perum
13 Pabrik Es Balok 50 ton/hr x 2 unit Perum
14 Pabrik Es Balok 50 ton/hr Pemda

32
Tabel 4-3. Fasilitas Fungsional PPN Brondong (Lanjutan)
No Jenis Fasilitas Volume Kepemilikan
15 Pabrik Es Curai - Perum
(Alih fungsi menjadi gudang dan
cruiser es)
2
16 Areal Parkir 800 m Perum
2
17 Ruang Sortir Ikan 120 m Perum
2
18 Rumah Genset 60 m Perum
19 Cold Storage
· Cold Storage 50 ton Perum
· ABF 3 ton Perum
2
20 BPN (lama) 125 m PPNBr I (TA.1885)
2
21 Balai Pertemuan Nelayan 304 m PPNBr II (TA.2015)
22 Pos Masuk 25 m2 PPNBr I (TA.2005)
2
23 Kantor Pelabuhan (lama) 348 m PPNBr I (TA.2001)
2
24 Gedung Pelayanan Terpadu 1.088 m PPNBr II (TA.2015)
2
25 Los Pengepakan Ikan 480 m PPNBr I (TA.2004)
2
26 MCK 60 m PPNBr I (TA.2003, 2006)

27 Los Pem. Kep. Ikan 300 m2 PPNBr I (TA.2003)


(Alih fungsi menjadi outlet
pengepakan ikan)
28 Reefer Container 1 unit PPNBr I (TA.2003)
(Kondisi rusak)
29 Pabrik Es Mini 3 ton/hr PPNBr I (TA.2006)
(Kondisi rusak)
30 Kantor Syahbandar 63,25 m2 PPNBr I (TA.2008)
2
31 Bengkel Pelabuhan 27,6 m PPNBr I (TA.2009)
2
32 Pos Satpam 6m PPNBr I (TA.1982)
2
33 Pos Jaga (lama) 24 m PPNBr II (TA.2010)
2
34 Pos Jaga 12 m PPNBr II (TA.2015)
35 Gedung PPDI
· Hall Utama 2.976 m2 PPNBr II (TA.2010)
· Ruang Sortir Ikan 2 PPNBr II (TA.2010)
744 m
2
· Kantor Administratur 96 m PPNBr II (TA.2010)
· MCK di luar gedung PPNBr II (TA.2011)
· IPAL 120 m3/hari PPNBr II (TA.2011)
· Gudang peralatan 180 m2 PPNBr II (TA.2011)
36 Tandon Air Laut
· Tandon Atas 22,5 m3 PPNBr II (TA.2010)
· Tandon Bawah 270,11 m3 PPNBr II (TA. 2010)
37 Tandon Air Tawar
· Tandon Atas 22,5 m3 PPNBr II (TA.2011)
3
· Tandon Bawah 693,42 m PPNBr II (TA. 2011)
38 Instalasi Listrik
· Gardu listrik atau Travo 30,4 m2 / 250 KVA PPNBr II (TA.2011)
· Daya listrik 240 KVA PPNBr II (TA. 2011)
· Tiang beton 27 buah PPNBr II (TA.2012)
· Lampu PJU 250 watt 50 buah PPNBr II (TA. 2012)

33
Tabel 4-4. Fasilitas Fungsional PPN Brondong (Lanjutan)
No Jenis Fasilitas Volume Kepemilikan
39 Cold storage
· Cold Storage 400 ton DJ-PDSPKP (TA.2013)
· ABF 8 ton DJ-PDSPKP (TA.2013)
· Gardu dan Inst. Listrik 240 KVA DJ-PDSPKP (TA.2013)
40 Outlet Pengepakan Ikan 30 m2 x 8 Unit DJ-PDSPKP (TA.2013)
2
41 Outlet Pengepakan Ikan 30 m x 23 Unit PPNBr II (TA.2014-2015)

42 Kios 30 m2 x 10 Unit PPNBr II (TA.2015)


2
43 Parkir Sepeda Motor 198 m PPNBr II (TA.2014)
2
44 Parkir Mobil dan Motor 214,52 m PPNBr II (TA.2015)
2
45 Pintu Gerbang/Gapura 33,6 m PPNBr II (TA.2014)
46 SWRO
· Bangunan 171,7 m2 PPNBr II (TA.2014)
· Output Debit Air 3
200 m / 24 jam
47 PJU Solar Cell 85 unit PPNBr II (TA.2014)
Pematangan Lahan dan 2
48 9.140,31 m PPNBr II (TA.2015)
Paving

3. Fasilitas Penunjang
Tabel 4-5. Fasilitas Penunjang PPN Brondong
Fasilitas Penunjang
No Jenis Fasilitas Volume Kepemilikan
2
1. Tempat Ibadah (lama) 100 m PPNBr I (TA.2008)
Masjid / Mushola (dimensi 2
2. 300,9 m PPNBr II (TA.2015)
19,5 x 16 m2 )
3. Pagar Keliling (lama) 380 m’ PPNBr I
4. Pagar Keliling 356,85 m’ PPNBr II (TA.2015)
5. Leader House 100 m2 PPNBr II (TA.2015)
Landscape & Papan Nama
6. 18,6 m2 / 1 Unit PPNBr II (TA.2015)
Pelab
7. Pagar IPAL 76,6 m’ PPNBr II (TA.2014)
2
8. Mess Operator 250 m Perum
2
9. Rumah Kalabuh 120 m Perum
10. Rumah Dinas 170 m2 Perum
2
11. Kios/Warung 250 m Perum

Pengerasan Jalan Akses masuk Pelabuhan TA.2015 aset dinas perikanan dan kelautan provinsi
Jatim
No Jenis Fasilitas Volume Kepemilikan
2
1. Akses Jalan dan Drainase 2.000 m Diskan Prop Jatim
2. Drainase tertutup (sbg trotoar) :
· Sisi Timur 172,8 m’ Diskan Prop Jatim
· Sisi Barat 156,2 m’ Diskan Prop Jatim

34
4.2 Penentuan Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Berbasis
Higienis
4.2.1 Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis
Pada tahap awal, dalam menentukan kriteria dan subkriteria untuk menentukan
indeks pelabuhan perikanan higienis dilakukan studi literatur yang mengacu pada dua
peratuan yaitu peraturan dari FAO (Food and Agriculture Organization) Fisheries and
Aquaculture dan peraturan pemerintah Indonesia yaitu menurut Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 52A/KEPMEN-KP/2013, tentang Persyaratan Jaminan Mutu
dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi, Standart
Sanitation Operating Procedure (SSOP) atau Pedoman persyaratan sanitasi unit
pengolahan ikan , Good Manufacturing Practice (GMP) atau Pedoman persyaratan dan tata
cara berproduksi yang baik bagi suatu unit pengolahan ikan. Berikut merupakan kriteria
dan subkriteria yang digunakan dalam menganalisa indeks pelabuhan perikanan higienis

Tabel 4-6. Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Higienis


No Kriteria Nama Kriteria Subkriteria Nama Subkriteria
1A Mutu air baik
Lokasi dan 1B Terdapat pembuangan limbah
1 K1
lingkungan 1C Bebas kontaminasi
1D Kemudahan Transportasi
2A Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
Konstruksi
2 K2 Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
bangunan 2B
operasional kapal sesuai
3A Lantai dan dinding mudah dibersihkan
Dinding, Ruang terang sesuai dengan persyaratan
3 K3 penerangan dan 3B
kesehatan
ventilasi Ventilasi menjamin udara baik dan
3C
memadai
Saluran
4 K4 4A Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
Pembuangan
Pasokan air dan 5A Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
5 K5
bahan bakar 5B Pasokan bahan bakar cukup
6A Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
Penanganan es yang baik untuk
6 K6 Es 6B
menghindari kontaminasi
6C Jumlah pasokan es cukup

35
Tabel 4-7. Kriteria dan Subkriteria Pelabuhan Perikanan Higienis (Lanjutan)
No Kriteria Nama Kriteria Subkriteria Nama Subkriteria
Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah
7A
(IPAL) yang memadai
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara
Penanganan 7B
7 K7 (TPS) yang memadai
limbah
Pembersihan limbah padat di Tempat
7C
Pembuangan Sampah Sementara (TPSS)
7D Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
8A Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
8 K8 Toilet 8B Dilengkapi bak cuci tangan
8C Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan
Konstruksi dan
9 K9 9A dengan ikan di laut dan di pantai mudah
pemeliharaan alat
dibersihkan dan disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah
10A dibersihkan, dan tetap menjaga kondisi
Peralatan untuk yang mudah diperbaiki dan dibersihkan
10 K10
penanganan awal
Peralatan yang digunakan tidak boleh
10B
menyebabkan kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
11A
Pembersihan dan menggunakan air yang mengandung
11 K11 chlorine
sanitasi
11B Pembersihan ikan dengan baik
11C Pembersihan toilet
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan
12A
sesudah kegiatan di kawasan pelabuhan
12B Pembatasan area untuk kawasan TPI
12 K12 Kontrol sanitasi Penerapan GHdP (Good Handling Practice)
12C
TPI
Penerapan pelarangan merokok, meludah,
12D
makan, minum di kawasan produksi ikan

Dalam pengembangan industri perikanan, pelabuhan perikanan merupakan bagian


dari rantai produksi yang harus memenuhi persyaratan kelayakan dasar sanitasi dan hygiene
yang meliputi (Departemen Pertanian, 2002 vide Rusmali, 2004):
1. Lokasi dan lingkungan
Lokasi dan lingkungan pelabuhan harus bersih dari sampah agar tidak ada bau
busuk atau pun kotoran lainnya yang bisa mempengaruhi kualitas hasil tangkapan.
Selain itu, pemilihan lokasi seharusnya tidak berdampingan langsung dengan tempat
pemukiman penduduk, wilayah industri, dan pusat kegiatan publik yang banyak
mencemari. Untuk skala penilaian pada kriteria lokasi dan lingkungan terdapat pada

36
lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteri dari kriteria lokasi dan
lingkungan:

Tabel 4-8. Variabel Penilaian Kriteria Lokasi dan lingkungan


Subkriteria Mutu air baik (1A) GMP
1A.1 Berhubungan langsung dengan kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan RI
1A.2 Tidak berhubungan langsung dengan kesehatan Nomor 48 Tahun 2016
Subkriteria Terdapat pembuangan limbah (1B) GMP
Subkriteria Bebas kontaminasi (1C) GMP
Bebas kontaminasi dari hama dengan
1C.1
pemberian pagar Keputusan Menteri Kelautan dan
1C.2 Bebas kontaminasi dari bahan bakar dan oli Perikanan No.52A/KEPMEN-
Bebas kontaminasi sampah kegiatan warga KP/2013
1C.3
(sampah domestik)
Subkriteria Kemudahan Transportasi (1D) GMP

2. Konstruksi bangunan
Konstruksi setiap bangunan yang ada di suatu pelabuhan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Selain itu, harus mampu menampung orang atau barang
sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan sehingga mendukung aktivitas yang
berlangsung di dalamnya secara optimal. Untuk skala penilaian pada kriteria konstruksi
bangunan terdapat pada lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria dari
kriteria konstruksi bangunan:

Tabel 4-9. Variabel Penilaian Kriteria Konstruksi Bangunan


Subkriteria Ruang pokok dan ruang
GMP
pelengkap terpisah (2A)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Tempat pendaratan terpisah dengan lokasi
2a.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
KP/2013
Subkriteria Ukuran lokasi pelaksanaan
GMP
kegiatan operasional kapal sesuai (2B)
2b.1 Fasilitas labuh minimal 60 GT
2b.2 Fasilitas tambat minimal 60 GT
Peraturan Menteri Kelautan Dan
2b.3 Panjang dermaga minimal 300 meter
Perikanan Nomor Per.
2b.4 Kedalaman kolam pelabuhan minimal 3 meter
08/Men/2012
2b.5 Mampu menampung kapal perikanan minimal 30 unit
2b.6 Memanfaatkan lahan minimal 20 ha

3. Dinding, penerangan, dan ventilasi


Setiap bangunan yang ada di suatu pelabuhan harus memiliki ventilasi yang cukup
agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, harus memiliki dinding
yang kokoh serta penerangan yang cukup agar pekerjaan yang dilakukan di
tempat/bangunan tersebut berjalan dengan baik. Untuk skala penilaian pada kriteria

37
dinding, penerangan, dan ventilasi terdapat pada lampiran. Berikut merupakan variabel
penilaian subkriteria dari kriteria dinding, penerangan, dan ventilasi:

Tabel 4-10. Variabel Penilaian Kriteria Dinding, Penerangan, dan Ventilasi


Subkriteria Lantai dan dinding mudah
SSOP
dibersihkan (3A)
3a.1 Permukaan halus dan rata Keputusan Menteri Kelautan dan
3a.2 Pertemuan lantai dan dinding melengkung Perikanan No.52A/KEPMEN-
3a.3 Lantai miring KP/2013
Subkriteria Ruang terang sesuai dengan
SSOP
persyaratan kesehatan (3B)
3b.1 Pencahayaan tidak menyilaukan mata Keputusan Menteri Kelautan dan
Terdapat pelindung lampu untuk mencegah Perikanan No.52A/KEPMEN-
3b.2
adanya pecahan kaca dan penumpukan debu KP/2013
Subkriteria Ventilasi menjamin udara baik dan
SSOP
memadai (3C)
Udara yang masuk ke dalam ruangan harus
udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
3c.1
dari sampah. pabrik, knalpot, debu dan lain- Keputusan Menteri Kelautan dan
lain. Perikanan No.52A/KEPMEN-
Tanpa kondensasi yang terlihat di dinding dan KP/2013
3c.2 langit-langit serta tidak ada bau yang tidak
sedap di daerah pengolahan

4. Saluran pembuangan
Saluran pembuangan air kotoran serta sisa kegiatan penanganan hasil tangkapan
tidak mengotori saluran drainase umum atau saluran kepentingan umum lainnya seperti
irigasi, agar lingkungan sekitar pelabuhan tidak tercemar. Ukuran saluran pembuangan
harus cukup besar dan lancar dalam menyalurkan kotoran serta mudah untuk
dibersihkan. Untuk skala penilaian pada kriteria saluran pembuangan terdapat pada
lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria dari kriteria saluran
pembuangan:
Tabel 4-11. Variabel Penilaian Kriteria Saluran Pembuangan
Subkriteria Bangunan dilengkapi saluran
GMP
pembuangan (4A)
Debit air limbah tidak mencemari sistem air
4a.1
bersih dan area sekitar
Keputusan Menteri Kelautan dan
Ada saluran drainase air hujan terpisah
4a.2 Perikanan No.52A/KEPMEN-
dengan air limbah
KP/2013
Saluran pembuangan tidak tergenang air saat
4a.3
operasional maupun hujan

38
5. Pasokan air dan bahan bakar
Pasokan air dan bahan bakar harus lancar agar tidak mengganggu aktivitas yang
berlangsung. Air yang digunakan harus bersih agar kenyamanan dan keamanan dapat
terjaga. Untuk skala penilaian pada kriteria pasokan air dan bahan bakar terdapat pada
lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria dari kriteria pasokan air dan
bahan bakar:

Tabel 4-12. Variabel Penilaian Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar
Subkriteria Kualitas dan kuantitas pasokan air
SSOP
cukup (5A)
Memenuhi standar air untuk minum dengan
5a.1 standar minimal tidak berbau, tidak beraroma,
dan tidak berasa
Air berasal dari sumber yang tidak
berbahaya, saluran pipa air dirancang agar
5a.2 Keputusan Menteri Kelautan dan
tidak terjadi kontaminasi silang dengan air
Perikanan No.52A/KEPMEN-
kotor
KP/2013
Monitor kualitas air dilakukan min 6 bulan
5a.3
sekali
Air yang digunakan untuk mencuci hasil
5a.4 tangkapan harus terhindar dari kontaminasi
(bukan air kolam pelabuhan)
Subkriteria Pasokan bahan bakar cukup (5B) SSOP
Keputusan Menteri Kelautan dan
Penyaluran bahan bakar benar dan sesuai
5b.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
sehingga tidak menimbulkan kontaminasi
KP/2013

6. Es
Es harus dibuat dari air yang bersih. Selain itu, pembuatan, penanganan,
pengangkutan serta penyimpanannya harus dilindungi dari pencemaran. Penggunaan es
dalam penjagaan mutu hasil tangkapan cukup penting karena teknik pengesan adalah
salah satu cara yang paling mudah dan murah. Untuk skala penilaian pada kriteria es
terdapat pada lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria dari kriteria
es:
Tabel 4-13. Variabel Penilaian Kriteria Es
Subkriteria Es terbuat dari air yang memenuhi
SSOP
syarat (6A)
Memenuhi standar air untuk minum dengan Keputusan Menteri Kelautan dan
6a.1 standar minimal tidak berbau, tidak beraroma, Perikanan No.52A/KEPMEN-
dan tidak berasa KP/2013
Air berasal dari sumber yang tidak
Keputusan Menteri Kelautan dan
berbahaya, saluran pipa air dirancang agar
6a.2 Perikanan No.52A/KEPMEN-
tidak terjadi kontaminasi silang dengan air
KP/2013
kotor

39
Tabel 4-14. Variabel Penilaian Kriteria Es (Lanjutan)
Subkriteria Penanganan es yang baik untuk
SSOP
menghindari kontaminasi (6B)
Dalam penggunaannya es harus ditangani & Keputusan Menteri Kelautan dan
6b.1 disimpan di tempat yang bersih agar terhindar Perikanan No.52A/KEPMEN-
dari kontaminasi KP/2013
Keputusan Menteri Kelautan dan
Penanganan dan pengangkutan tidak
6b.2 Perikanan No.52A/KEPMEN-
menggunakan alat yang berbahaya (berkarat)
KP/2013
Subkriteria Jumlah pasokan es cukup (6C) SSOP
6c.1 1 ton es untuk 1 ton ikan yang didaratkan FAO Circular 1079

7. Penanganan limbah
Limbah yang terdapat di suatu pelabuhan perikanan harus ditangani dengan baik.
Tujuannya agar tidak mengganggu aktivitas yang berlangsung dan tidak mencemari
hasil tangkapan yang didaratkan dan dipasarkan di pelabuhan tersebut. Untuk skala
penilaian pada kriteria penanganan limbah terdapat pada lampiran. Berikut merupakan
variabel penilaian subkriteria dari kriteria penanganan limbah:
Tabel 4-15. Variabel Penilaian Kriteria Penanganan Limbah
Subkriteria Terdapat Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) yang memadai (7A)
Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah
7a.1 Keputusan Menteri Kelautan dan
(IPAL) yang memadai
Perikanan No.52A/KEPMEN-
Subkriteria Terdapat Tempat Pembuangan
KP/2013
Sementara (TPS) yang memadai (7B)
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara
7b.1
(TPS) yang memadai
Subkriteria Pembersihan limbah padat di
Tempat Pembuangan Sampah Sementara
(TPSS) (7C)
Pembersihan limbah padat di Tempat
7c.1 FAO Circular 1079
Pembuangan Sampah Sementara (TPSS)
Subkriteria Memiliki fasilitas pengolah limbah
padat (7D)
7d.1 Memiliki fasilitas pengolah limbah padat

8. Toilet
Toilet merupakan salah satu fasilitas sanitasi penting yang harus disediakan di
pelabuhan agar pengguna pelabuhan merasakan kenyamanan saat beraktivitas di
pelabuhan tersebut. Fasilitas toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan sarana
dalam kegiatan perikanan lainnya seperti ruang pengolahan. Untuk skala penilaian pada
kriteria toilet terdapat pada lampiran. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria
dari kriteria toilet:

40
Tabel 4-16. Variabel Penilaian Kriteria Toilet
Subkriteria Lokasi tidak langsung ke area
GMT
pelelangan (8A)
Keputusan Menteri Kesehatan RI
8a.1 Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
No.431/Menkes/SK/IV/2007
Subkriteria Dilengkapi bak cuci tangan (8B) GMT
Keputusan Menteri Kesehatan RI
8b.1 Dilengkapi bak cuci tangan
No.431/Menkes/SK/IV/2007
Subkriteria Jumlah cukup sesuai jumlah
GMT
karyawan (8C)
Keputusan Menteri Kesehatan RI
8c.1 Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
No.431/Menkes/SK/IV/2007

9. Konstruksi dan pemeliharaan alat


Alat-alat kebersihan seperti penyemprot lantai TPI harus dijaga dengan baik
sehingga tidak mengganggu aktivitas ketika pembersihan TPI dilakukan. Selain itu,
konstruksi alat-alat kebersihan tersebut juga harus diperhatikan, misalnya mudah
dioperasikan sehingga penggunaan alat tersebut efektif dan efisien. Untuk skala
penilaian pada kriteria konstruksi dan pemeliharaan alat terdapat pada lampiran. Berikut
merupakan variabel penilaian subkriteria dari kriteria konstruksi dan pemeliharaan alat:

Tabel 4-17. Variabel Penilaian Kriteria Konstruksi dan Pemeliharaan Alat


Subkriteria Peralatan, wadah dan alat yang
bersentuhan dengan ikan di laut dan di pantai
FAO Circular 1079
mudah dibersihkan dan disinfeksi (Tetap
bersih) (9A)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Wadah dan peralatan mudah dibersihkan dan
9a.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
memudahkan untuk drainase air
KP/2013

10. Peralatan untuk penanganan awal


Peralatan untuk pencucian dan penanganan hasil tangkapan seperti keranjang dan
semprotan air harus disediakan. Peralatan tersebut harus mudah dibongkar pasang serta
dibuat dari bahan yang tahan karat. Berikut merupakan variabel penilaian subkriteria
dari kriteria peralatan untuk penanganan awal serta skala penilaiannya.

41
Tabel 4-18. Variabel Penilaian Kriteria Perlatan untuk Penanganan Awal
Subkriteria Peralatan pembongkaran mudah
dibersihkan, dan tetap menjaga kondisi yang FAO Circular 1079
mudah diperbaiki dan dibersihkan (10A)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, Keputusan Menteri Kelautan dan
10a.1 dan tetap menjaga kondisi yang mudah Perikanan No.52A/KEPMEN-
diperbaiki dan dibersihkan KP/2013FAO Circular 1079
Subkriteria Peralatan yang digunakan tidak
boleh menyebabkan kerusakan pada ikan FAO Circular 1079
(10B)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Tidak menggunakan peralatan yang terbuat
10b.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
dari bahan kayu
KP/2013

11. Pembersihan dan sanitasi


Semua sarana dan prasarana untuk sanitasi harus sering dibersihkan. Pembersihan
tersebut dilakukan agar tidak ada kotoran yang mengendap atau menggenang yang dapat
mengganggu kelancaran aktivitas perikanan. Berikut merupakan variabel penilaian
subkriteria dari kriteria pembersihan dan sanitasi serta skala penilaiannya.
Tabel 4-19. Variabel Penilaian Kriteria Pembersihan dan Sanitasi
Subkriteria Pembersihan lantai, wadah
peralatan dan sebagainya sebelum dan
sesudah digunakan menggunakan air yang
mengandung chlorine (11A)
Dinas Kelautan dan Perikanan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
11a.1 sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
menggunakan air yang mengandung chlorine
Subkriteria Pembersihan ikan dengan baik (11B)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Penggunaan sumber air yang baik untuk
11b.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
pembilasan ikan
KP/2013
Subkriteria Pembersihan toilet (11C)
Dinas Kelautan dan Perikanan
11c.1 Frekuensi pembersihan toilet

12. Kontrol sanitasi


Perlu dilakukan pengawasan secara berkala dan teratur untuk seluruh sarana dan
prasarana yang berhubungan dengan sanitasi agar sanitasi dapat tetap terjaga. Dengan
dijalankannya program sanitasi di pelabuhan perikanan secara berkelanjutan diharapkan
dapat terciptanya lingkungan kerja yang bersih, serta mutu ikan dan kebersihan para
pelaku di pelabuhan perikanan tetap terjaga. Berikut merupakan variabel penilaian
subkriteria dari kriteria kontrol sanitasi serta skala penilaiannya.

42
Tabel 4-20. Variabel Penilaian Kriteria Kontrol Sanitasi
Subkriteria Pembiasaan mencuci tangan
sebelum dan sesudah kegiatan di kawasan FAO Circular 1079
pelabuhan (12A)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan
12a.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
sesudah kegiatan di kawasan pelabuhan
KP/2013
Subkriteria Pembatasan area untuk kawasan
FAO Circular 1079
TPI (12B)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Area TPI hanya untuk orang-orang yang
12b.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
berkepentingan (Petugas dan pelelang)
KP/2013
Subkriteria Penerapan GHdP (Good Handling
FAO Circular 1079
Practice) TPI (12C)
Keputusan Menteri Kelautan dan
12c.1 Metode pendinginan ikan Perikanan No.52A/KEPMEN-
KP/2013
Subkriteria Penerapan pelarangan merokok,
meludah, makan, minum di kawasan produksi FAO Circular 1079
ikan (12D)
Keputusan Menteri Kelautan dan
Penerapan pelarangan merokok, meludah,
12d.1 Perikanan No.52A/KEPMEN-
makan, minum di kawasan produksi ikan
KP/2013

4.2.2 Pemberian Batasan Nilai Minimum Untuk Subkriteria


Dalam penilaian kriteria dan subkriteria pelabuhan perikanan nusantara Brondong
terdapat batasan minimum yang berfungsi sebagai validasi indeks pelabuhan perikanan
higienis. Nilai minimum yang digunakan sebagai batasan yaitu 2 yang berarti tidak
memenuhi. Alasan penggunaan nilai 2 sebagai batasan untuk validasi indeks pelabuhan
perikanan higienis karena jika pelabuhan memiliki nilai 1 maka akan tidak memenuhi
syarat minimal pelabuhan perikanan higienis.

4.3 Pembobotan Parameter Pelabuhan Higienis


4.3.1 Pembuatan Struktur Network ANP
Setelah dilakukan penentuan kriteria dan subkriteria untuk pelabuhan perikanan
higienis pada pelabuhan perikanan nusantara, kriteria dan subkriteria tersebut dibentuk
menjadi sebuah model network untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan saling
mempengaruhi. Subkriteria yang ada dikelompokkan kedalam 12 klaster berdasarkan
jumlah kriteria yang ada (lokasi dan lingkungan; kontruksi bangunan; dinding, penerangan,
dan ventilasi; saluran pembuangan; pasokan air dan bahan bakar; es; penanganan limbah;
toilet; konstruksi dan pemeliharaan alat; peralatan untuk penanganan awal; pembersihan

43
sanitasi; serta kontrol sanitasi). Berikut merupakan model network ANP untuk setiap
klaster subkriteria:

Gambar 4-2.Model Network ANP

4.3.2 Pembuatan dan Penyebaran Kuisioner


Permodelan network yang telah dibentuk digunakan sebagai acuan pada pembuatan
kuisioner. Kuisioner dibuat berdasarkan hubungan antara elemen kriteria dengan cara
perbandingan berpasangan antar kriteria maupun antar elemen kriteria.
Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan-hubungan
tersebut berdasarkan penilaian responden yang dianggap expert dalam arti memiliki
pengalaman dan pengetahuan di bidang pelabuhan perikanan yang ada di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Brondong Lamongan. Responden tersebut terdiri dari satu orang
responden dari PPN Brondong, satu orang responden dari Perum Perikanan Indonesia
Cabang Brondong, dan satu responden dari KUD Mina Tani Brondong. Terdapat 2 buah
kuisioner yang dibuat di dalam penelitian ini, yaitu :
a. Kuisioner I, untuk mendapatlan data hubungan ketergantungan antar kriteria dan
subkriteria. Pada kuisioner ini digunakan justifikasi “ya/tidak” untuk menentukan
apakah suatu subkriteria mempengaruhi subkriteria lain.
b. Kuisioner II, untuk mendapatkan data perbandingan berpasangan antar kriteria.
Responden diminta untuk memberikan penilaian dengan menggunkan rata-rata
geometrik.
Kuisioner yang telah dibuat dapat dilihat pada lampiran. Responden melakukan
pembobotan menggunakan intuitif berdasarkan perbandingan berpasangan yang terdapat

44
pada Tabel 2-1. Berikut merupakan hasil dari kuisioner I yang berisi informasi hubungan
ketergantungan antar kriteria :

Tabel 4-21. Hubungan Keterkaitan Antar Kriteria


Hubungan Keterkaitan Antar Kriteria
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12
Kriteria
1a 1b 1c 1d 2a 2b 3a 3b 3c 4a 5a 5b 6a 6b 6c 7a 7b 7c 7d 8a 8b 8c 9a 10a 10b 11a 11b 11c 12a 12b 12c 12d
1a
1b
K1
1c
1d
2a
K2
2b
3a
K3 3b
3c
K4 4a
5a
K5
5b
6a
K6 6b
6c
7a
7b
K7
7c
7d
8a
K8 8b
8c
K9 9a
10a
K10
10b
11a
K11 11b
11c
12a
12b
K12
12c
12d

4.3.3 Pengolahan Data ANP


Data yang telah diperoleh dari penyebaran kuisioner berupa nilai besarnya
hubungan antara kriteria dan subkriteria yang dipilih. Setiap hasil kuisioner dari masing-
masing jawaban responden dalam memberikan bobot prioritas lokal perlu diuji nilai
konsistensinya. Nilai inkonsistensi tidak boleh lebih dari 0,1. Selanjutnya tiga penilaian
dari responden akan digabung dengan menggunakan rumusan dari rata-rata geometrik yaitu
sebagai berikut:
3
𝑎 = √𝑎1𝑥𝑎2𝑥𝑎3 ...(4.1)
Contoh perhitungan disini diambil dari hasil kuisioner bagian pertama. Dimana
nilai jawaban ketiga responden di atas dimasukkan ke dalam persamaan 4.1. Perbandingan
berpasangan antara subkriteria bebas kontaminasi (1C) dan subkriteria peralatan yang

45
digunakan tidak boleh menyebabkan kerusakan pada ikan (10B) pada kriteria ruang terang
sesuai dengan persyaratan kesehatan (3B), maka nilai gabungan ketiga responden adalah

3 1 1 1
= √ 𝑥 𝑥
3 4 2

3 1
= √24 = 0,3467 atau subkriteria bebas kontaminasi lebih penting dengan nilai 2, 0885.

4.3.4 Bobot Kriteria dan Subkriteria


Setelah diperoleh nilai gabungan untuk penilaian masing masing hubungan, maka
dilakukan perhitungan bobot prioritas lokal. Perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui
bobot masing-masing elemen yang saling berhubungan. Hasil dari perbandinngan
berpasangan adalah nilai eigenvektor yang merupakan bobot prioritas lokal yang terekam
dalam supermatrik yang disebut unweighted supermatrik.

Setiap dilakukan perhitungan bobot prioritas lokal dari hasil nilai gabungan mean
geometric, nilai konsistensi juga harus diperhatikan. Nilai konsistensi tidak boleh lebih dari
0,1. Jika suatu kriteria tidak memiliki hubungan innerdependence maupun
outerdependence maka nilai weighted supermatriknya adalah sama dengan nilai
unweighted supermatrik. Berikut merupakan unweighted supermatrik

Tabel 4-22. Unweighted Supermatrik


UNWEIGHTED SUPERMATRIKS
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12
Kriteria
1a 1b 1c 1d 2a 2b 3a 3b 3c 4a 5a 5b 6a 6b 6c 7a 7b 7c 7d 8a 8b 8c 9a 10a 10b 11a 11b 11c 12a 12b 12c 12d
1a 0,05 0,46 0,26 0,16 0,07
1b 0,51 0,17 0,16 0,09 0,07
K1
1c 0,36 0,26 0,15 0,11 0,05 0,06
1d 0,81 0,19
2a 1,00
K2
2b 0,25 0,16 0,59
3a 0,44 0,06 0,17 0,33
K3 3b 0,74 0,26
3c 0,74 0,26
K4 4a 0,83 0,17
5a 0,30 0,19 0,41 0,10
K5
5b 1,00
6a 1,00
K6 6b 0,86 0,14
6c 1,00
7a 1,00
7b 1,00
K7
7c 1,00
7d 1,00
8a 1,00
K8 8b 0,83 0,17
8c 0,74 0,26
K9 9a 0,74 0,26
10a 0,65 0,35
K10
10b 0,26 0,74
11a 0,63 0,37
K11 11b 1,00
11c 1,00
12a 1,00
12b 1,00
K12
12c 1,00
12d 0,41 0,59

46
Supermatrik lainnya yang disusun adalah limiting supermatrik. Limiting
supermatrik merupakan hasil iterasi perkalian weighted supermatrik dengan dirinya sendiri
hingga diperoleh nilai yang sama setiap barisnya. Nilai pada limiting supermatrik
merupakan pembobotan relatif untuk tiap-tiap elemen. Untuk weighted supermatrik, dan
limiting supermatrik akan dicantumkan pada lampiran. Berikut ini nilai bobot untuk
pelabuhan perikanan higienis sebagai berikut :
Tabel 4-23. Bobot Kriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis
Bobot Kriteria
Kriteria Simbol Bobot
Lokasi dan lingkungan K1 0,095
Konstruksi bangunan K2 0,036
Dinding, penerangan dan ventilasi K3 0,063
Saluran Pembuangan K4 0,039
Pasokan air dan bahan bakar K5 0,044
Es K6 0,057
Penanganan limbah K7 0,201
Toilet K8 0,089
Konstruksi dan pemeliharaan alat K9 0,036
Peralatan untuk penanganan awal K10 0,089
Pembersihan dan sanitasi K11 0,122
Kontrol sanitasi K12 0,128
1,000

Pada tabel Tabel 4-23 merupakan hasil dari perhitungan ANP pada kriteria yang
akan digunakan untuk mencari bobot masing-masing kriteria.

Tabel 4-24. Bobot Tiap Subkriteria Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis


RESPONDEN MEAN GEOMETRIC RESPONDEN MEAN GEOMETRIC
Prioritas Global Prioritas Lokal Prioritas Global Prioritas Lokal
1A 0,036 0,38 7A 0,050 0,25
1B 0,024 0,25 7B 0,050 0,25
K1 K7
1C 0,031 0,33 7C 0,050 0,25
7D 0,050 0,25
1D 0,004 0,05
0,201 1,000
0,095 1,000 Jumlah
Jumlah 0,403
0,190
8A 0,032 0,36
2A 0,032 0,88 K8 8B 0,030 0,33
K2
2B 0,005 0,12 8C 0,027 0,31
0,036 1,000 0,089 1,000
Jumlah Jumlah
0,073 0,178
3A 0,025 0,40 K9 9A 0,036 1
K3 3B 0,019 0,30 0,036 1,000
Jumlah
3C 0,019 0,30 0,072
0,063 1,000 10A 0,033 0,37
Jumlah K10
0,125 10B 0,056 0,63
K4 4A 0,039 1 0,089 1,000
Jumlah
0,039 1,000 0,178
Jumlah 11A 0,034 0,28
0,078
K11 11B 0,044 0,36
5A 0,024 0,55
K5 11C 0,044 0,36
5B 0,020 0,45
0,122 1,000
0,044 1,000 Jumlah
Jumlah 0,243
0,088 12A 0,025 0,20
6A 0,010 0,17 12B 0,025 0,20
K6 6B 0,038 0,67 K12
12C 0,025 0,20
6C 0,010 0,17 12D 0,053 0,41
0,057 1,000 0,128 1,000
Jumlah Jumlah
0,115 0,257

47
Pada Tabel 4-24 merupakan bobot subkriteria dari metode ANP. Nilai penjumlahan
dari prioritas global subkriteria menjadi nilai bobot dari suatu kriteria. Sedangkan untuk
nilai dari prioritas lokal tiap subkriteria didapatkan dari total penjumlahan bobot subkriteria
dan nilai bobot kriteria dan dikalikan dua dan kemudian dibagi dengan total bobot
subkriteria dan bobot kriteria. Berikut merupakan peringkat dari bobot dari kecil ke besar:

NILAI BOBOT TIAP KRITERIA


0,250

0,200

0,150

0,100

0,050

0,000
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12
BOBOT 0,09 0,03 0,06 0,03 0,04 0,05 0,20 0,08 0,03 0,08 0,12 0,12

Gambar 4-3. Proporsi Bobot Kriteria Pelabuhan Perikanan

Pada Gambar 4-3 menunjukkan bahwa nilai bobot tiga kriteria tertinggi yaitu pada
kriteria penanganan limbah memiliki proporsi pengaruh sebesar 20% untuk penilaian
pelabuhan perikanan higienis, kontrol sanitasi memiliki proporsi pengaruh sebesar 13%
untuk penilaian pelabuhan perikanan higienis, dan pembersihan dan sanitasi yang
memilliki proporsi pengaruh sebesar 12% untuk penilaian pelabuhan perikanan dan
seterusnya.

4.4 Perbandingan Penggunaan Kriteria dengan Penelitian Sebelumnya


Pada penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang
sama-sama menganalisa pengembangan pelabuhan perikanan dengan kelas pelabuhan yang
berbeda untuk dijadikan menjadi pelabuhan perikanan berbasis higienis yang mengacu
pada aturan FAO Circular 1079 dan disesuaikan dengan peraturan yang ada di Indonesia.
Dalam penentuan indeks pelabuhan perikanan berbasis higienis terdapat perbedaan dalam
pengunaan kriteria. Pada penelitian sebelumnya kriteria yang digunakan dalam
menganalisa indeks pelabuhan perikanan pantai mengacu pada pembagian jenis fasilitas
yang ada di pelabuhan perikanan pantai menurut Peraturan Mendteri Kelautan dan
Perikanan Nomor Per.08/Men/2012. Sedangkan pada penelitian ini mengacu pada

48
persyaratan dasar kelayakan sanitasi dan higienis (Departemen Pertanian, 2002 diacu
dalam Faubany, 2008). Berikut merupakan tabel perbandingan kriteria :

Tabel 4-25. Perbandingan Penggunaan Kriteria Pelabuhan Perikanan Higienis

Direktorat Jenderal
TA SEBELUMNYA FAO Circular 1079
Perikanan Tangkap
No
Mengacu pada FAO dan
F&O Produksi Utama Fasilitas Operasional
Peraturan di Indonesia
Tata Letak tempat Pendaratan,
Dapat diusut dan sistem
1 Fasilitas Pokok Lokasi dan lingkungan Termasuk desain dan Penerangan
pemanggilan kembali
konstruksi dermaga

Peralatan dan permukaan yang


2 Fasilitas Fungsional Konstruksi bangunan Ventilasi Penyaluran air, es, dan uap
terkena kontak

Dinding, penerangan dan Ketentuan terkait penanganan


3 Fasilitas Penunjang Kompartemen Pendingin Fasilitas pekerja
ventilasi produk ikan secara higienis

4 Saluran Pembuangan Pasokan air dan es Fasilitas Penyimpanan Program pengontrolan higienis

Pasokan air dan bahan Permukaan yang bersentuhan


5 Manajemen Limbah Manajemen limbah
bakar langsung

6 Es Higienis dan kesehatan individu Kontainer Sistem pengendalian hama

Persyaratan sebelum, selama, Produk bahan baku dan


7 Penanganan limbah Perlengkapan dan alat
dan sesudah pendaratan setengah jadi
Tempat pendingin dan
8 Toilet Kesehatan dan higienis individu
pembekuan
Konstruksi dan Pembungkus dan kemasan
9
pemeliharaan alat bahan pangan

Peralatan untuk
10 Pelatihan
penanganan awal

11 Pembersihan dan sanitasi


12 Kontrol sanitasi

Pada Tabel 4-25 terlihat bahwa jumlah kriteria yang digunakan penulis dengan
penelitian sebelumnya oleh Indriyatno adalah jumlah yang digunakan untuk menganalisa
indeks pelabuhan perikanan nusantara menggunakan 12 kriteria sedangkan untuk
penelitian sebelumnya menggunakan 3 kriteria. Terdapat perbedaan lainnya yaitu metode
yang digunakan untuk mendapatkan bobotnya yaitu dengan menggunkan metode ANP
sedangkan metode sebelumnya menggunakan Fuzzy AHP. Dan perbedaan yang terakhir
yaitu kelas pelabuhan pada penelitian ini yaitu pelabuhan perikanan nusantara (PPN)
sedangkan yang sebelumnya menggunakan pelabuhan perikanan pantai (PPP).

49
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

50
BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Penilaian Kondisi Eksisting Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


Penilaian kondisi eksisting pada pelabuhan perikanan nusantara Brondong dilakukan
dengan pengamatan secara visual dan perhitungan data dimana penilaian dilakuakan
dengan skala penilaian 1 sampai 4. Untuk nilai 1 jika kondisi sangat tidak memenuhi, 2 jika
kondisi tidak memenuhi, 3 jika kondisi cukup memenuhi dan 4 untuk kondisi sangat
memenuhi parameter pelabuhan higienis. Berikut merupakan obyek penelitian untuk
pelabuhan perikanan higienis :

PPDI PPN Brondong

Sumber : Google Maps, 2017


Gambar 5-1. Lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

5.1.1 Kondisi Lokasi dan Lingkungan


Pada kriteria lokasi dan lingkungan terdapat empat subkriteria yang dijadikan
parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Parameter mutu air baik menilai
dari kondisi air yang ada di kawasan PPN Brondong. Dimana kondisi air di kolam
pelabuhan khususnya masih kurang dikarenakan warna air yang ada di kolam pelabuhan
masih keruh. Selain itu, untuk tempat penyimpanan air kondisinya kurang terawat
dikarenakan jarang digunakan sehingga dapat menurunkan kualitas air jika jarang
dibersihkan. Pada penilaian untuk mutu air baik hanya menggunakan pengamatan telanjang
mata tanpa dilakukan uji lab sehingga penilaian untuk mutu air baik sebesar 2.

51
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 5-2. Kondisi Tempat Penampungan Air, Tempat Sampah, dan Kolam Pelabuhan di PPN
Brondong

Pada parameter terdapat pembuangan limbah mendapatkan nilai 3 dikarenakan


memang kondisi yang ada di PPN Brondong sudah dilengkapi tempat pembuangan sampah
di setiap jarak 20 meter. Selanjutnya untuk parameter bebas kontaminasi mendapatkan nilai
3 dikarenakan di kawasan PPN Brondong masih terdapat sampah khususnya di kawasan
kolam pelabuhan. Sampah plastik yang ada di kolam pelabuhan bukan karena aktivitas
yang ada di pelabuhan melainkan berasal dari sampah domestik warga pesisir Brondong.
Namun nilai tambah dari parameter ini karena adanya tempat penampungan oli bekas di
setiap jarak 50 meter yang berlokasi 10 meter dari dermaga sehingga menambah nilai
tersebut. Dan yang terakhir untuk parameter kemudahan transportasi, di kawasan PPN
Brondong sudah memenuhi syarat sehingga mendapatkan nilai 4. Berikut merupakan
penilaian pada kriteria lokasi dan lingkungan :
Tabel 5-1. Penilaian Pengamatan Kriteria Lokasi dan Lingkungan di PPN Brondong
Subkriteria Mutu air baik (1A) Nilai
1a.1 Berhubungan langsung dengan kesehatan 1
1a.2 Tidak berhubungan langsung dengan kesehatan 1
Jumlah 2
1
Nilai SK 1A
2
Nilai
Subkriteria Terdapat Pembuangan Limbah (1B)
3
Jumlah 3
3
Nilai SK 1B
3

52
Tabel 5-2. Penilaian Pengamatan Kriteria Lokasi dan Lingkungan di PPN Brondong
(Lanjutan)

Subkriteria Bebas kontaminasi (1C) Nilai


1c.1 Bebas kontaminasi dari hama dengan pemberian pagar 2
1c.2 Bebas kontaminasi dari bahan bakar dan oli 3
1c.3 Bebas kontaminasi sampah kegiatan warga (sampah domestik) 2
Jumlah 7
2,33
Nilai SK 1C 2
3
Nilai
Subkriteria Kemudahan Transportasi (1D)
3
Jumlah 3
3
Nilai SK 1D
4

Tabel 5-1 dan Tabel 5-2 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada lokasi
dan lingkungan di PPN Brondong.

5.1.2 Kondisi Konstruksi Bangunan


Pada kriteria konstruksi bangunan terdapat dua subkriteria yang dijadikan
parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Parameter ruang pokok dan ruang
pelengkap terpisah mendapatkan nilai 3 dikarenakan kondisi antara TPI atau yang sekarang
disebut PPDI (Pusat Pemasaran dan Distribusi Ikan) telah terpisah dengan pendaratan ikan.
Selain itu di antara PPDI dan kawasan pendaratan telah dilengkapi dengan sekat berupa
pintu sehingga kegiatan pendaratan dan di PPDI tidak saling mengganggu.

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017


Gambar 5-3. Kondisi Pintu Penyekat Ruang Pelengkap dan Pokok Serta Dermaga di PPN Brondong

Pada parameter ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional kapal sesuai masih
mendapatkan nilai 2 karena ukuran dermaga masih dirasa kurang. Kemudian di tahun 2025

53
kelas PPN Brondong akan naik menjadi PPS (Pelabuhan Perikanan Samudera) yang dapat
menampung minimal 60 GT kapal berjumlah 100 unit jika dijumlah paling sedikit dapat
menampung 6000 GT. Namun saat ini hanya memiliki dermaga pembongkaran sepanjang
159,7 m sedangkan dermaga yang dibutuhkan yakni 262,4 m. Kemudian untuk dermaga
perbekalan PPN Brondong memiliki panjang 204,8 sedangkan panjang dermaga yang
dibutuhkan yakni 245,2 m. Kemudian dilakukan pengembangan dermaga tambat sepanjang
225 m. Dan yang terakhir yaitu dengan melakukan pengembangan pengerukan kolam
pelabuhan yang saat ini hanya memiliki 2,5-3 meter sedangkan yang diharapkan yaitu 4
meter. Berikut merupakan penilaian pada kriteria konstruksi bangunan:

Tabel 5-3. Penilaian Pengamatan Kriteria Konstruksi Bangunan di PPN Brondong


Subkriteria Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah (2A) Nilai
2a.1 Tempat pendaratan terpisah dengan lokasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) 3
Jumlah 3
3
Nilai SK 2A
3
Subkriteria Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional kapal sesuai (2B) Nilai
2b.1 Fasilitas labuh minimal 60 GT 1
2b.2 Fasilitas tambat minimal 60 GT 2
2b.3 Panjang dermaga minimal 300 meter 2
2b.4 Kedalaman kolam pelabuhan minimal 3 meter 2
2b.5 Mampu menampung kapal perikanan minimal 30 unit 2
2b.6 Memanfaatkan lahan minimal 20 ha 2
Jumlah 11
1,83
Nilai SK 2B 2
2

Tabel 5-3 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada konstruksi bangunan
di PPN Brondong.

5.1.3 Kondisi Dinding, Penerangan, dan Ventilasi


Pada kriteria dinding, penerangan dan ventilasi terdapat tiga subkriteria yang
dijadikan parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter pertama
yaitu lantai dan dinding mudah dibersihkan mendapatkan nilai 3 karena lantai pendaratan
dan PPDI masih dalam keadaan baik. Untuk pertemuan antara dinding dan lantai sudah
melengkung dan halus, sudah dalam kondisi miring menuju saluran pembuangan yang
terdapat pada PPDI. Untuk parameter kedua yaitu ruang terng sesuai kesehatan
mendapatkan nilai 2 dikarenakan lampu yang ada di PPDI dan tempat pendaratan masih
tidak dilengkapi penutup lampu untuk mencegah adanya pecahan lampu dan ada yang tidak
berfungsi sebagai mana mestinya.

54
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 5-4. Kondisi Pada Dinding, Lampu dan Ventilasi di PPN Brondong

Untuk parameter ketiga yaitu ventilasi menjamin udara baik dan memadai
mendapatkan nilai 3. Hal ini dikarenakan lokasi PPDI sudah dilengkapi blower untuk
mengurangi kondensasi yang ada di ruangan. Berikut merupakan penilaian pada kriteria
dinding, penerangan dan ventilasi :

Tabel 5-4. Penilaian Pengamatan Kriteria Dinding, Penerangan dan Ventilasi di PPN
Brondong
Subkriteria Lantai dan dinding mudah dibersihkan (3A) Nilai
3a.1 Permukaan halus dan rata 3
3a.2 Pertemuan lantai dan dinding melengkung 3
3a.3 Lantai miring 4
Jumlah 10
3,33
Nilai SK 3A 3
3
Subkriteria Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan (3B) Nilai
3b.1 Pencahayaan tidak menyilaukan mata 2
3b.2 Terdapat pelindung lampu untuk mencegah adanya pecahan kaca dan penumpukan debu 1
Jumlah 3
1,5
Nilai SK 3B 2
2
Subkriteria Ventilasi menjamin udara baik dan memadai (3C) Nilai
Udara yang masuk ke dalam ruangan harus udara yang bersih, tidak dicemari oleh
3c.1 3
asap dari sampah. pabrik, knalpot, debu dan lain-lain.
Tanpa kondensasi yang terlihat di dinding dan langit-langit serta tidak ada bau yang
3c.2 2
tidak sedap di daerah pengolahan
Jumlah 5
2,5
Nilai SK 3C 3
3

Tabel 5-4 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada dinding,
penerangan, dan ventilasi di PPN Brondong.

55
5.1.4 Kondisi Saluran Pembuangan
Pada kriteria saluran pembuangan terdapat satu subkriteria yang dijadikan
parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter bangunan
dilengkapi saluran pembuangan mendapatkan nilai 3. Kondisi saluran pembuangan di PPN
Brondong sebagian besar sudah tertutup. Dan saluran terpisah antara limbah dan saluran
hujan, hal tersebut sudah cukup memenuhi persyaratan untuk saluran pembuangan. Berikut
merupakan gambaran saluran pembuangan yang terdapat di dalam kawasan PPDI dan di
sekitar PPN Brondong :

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017


Gambar 5-5. Kondisi Pada Saluran Pembuangan di PPN Brondong

Pada Gambar 5-5 terlihat bahwa kondisi dari saluran pembuangan sudah baik.
Berikut merupakan penilaian dari kriteria saluran pembuangan
Tabel 5-5. Penilaian Pengamatan Kriteria Saluran Pembuangan di PPN Brondong
Subkriteria Bangunan dilengkapi saluran pembuangan (4A) Nilai
4a.1 Debit air limbah tidak mencemari sistem air bersih dan area sekitar 3
4a.2 Ada saluran drainase air hujan terpisah dengan air limbah 2
4a.3 Saluran pembuangan tidak tergenang air saat operasional maupun hujan 3
Jumlah 8
2,67
Nilai SK 4A 3
3

Tabel 5-5 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada saluran pembuangan
di PPN Brondong.

5.1.5 Kondisi Pasokan Air dan Bahan Bakar


Pada kriteria pasokan air dan bahan bakar terdapat dua subkriteria yang dijadikan
parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter pertama kualitas
dan kuantitas pasokan air cukup mendapatkan nilai 2. Hal ini dikarenakan PPN Brondong
masih belum melakukan kegiatan monitor air selama enam bulan sekali. Kemudian untuk

56
parameter pasokan bahan bakar cukup mendapatkan nilai 3. Hal ini dikarenakan penyaluran
bahan bakar yang ada di PPN Brondong tidak menyebabkan kontaminasi karena dilakukan
sejauh 8 meter dari dermaga.

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017


Gambar 5-6. Kondisi Pada Pasokan Air dan Bahan Bakar di PPN Brondong

Pada Gambar 5-6 gambaran dari tempat penampungan air yang menjadi lokasi
pasokan air untuk kegiatan operasional di PPN Brondong serta kegiatan pengisian bahan
bakar untuk kapal yang dilakukan sejauh 8 meter dari dermaga perbekalan. Berikut
merupakan penilaian dari kriteria pasokan air dan bahan bakar:

Tabel 5-6. Penilaian Pengamatan Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar di PPN Brondong
Subkriteria Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup (5A) Nilai
Memenuhi standar air untuk minum dengan standar minimal tidak berbau, tidak
5a.1 2
beraroma, dan tidak berasa
5a.2 Air berasal dari sumber yang tidak berbahaya, saluran pipa air dirancang agar tidak 2
5a.3 Monitor kualitas air dilakukan min 6 bulan sekali 2
Air yang digunakan untuk mencuci hasil tangkapan harus terhindar dari kontaminasi
5a.4 2
(bukan air kolam pelabuhan)
Jumlah 8
2
Nilai SK 5A
2
Subkriteria Pasokan bahan bakar cukup (5B) Nilai
5b.1 Penyaluran bahan bakar benar dan sesuai sehingga tidak menimbulkan kontaminasi 3
Jumlah 3
3
Nilai SK 5B
3

Tabel 5-6 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada pasokan air dan
bahan bakar di PPN Brondong.

57
5.1.6 Kondisi Es
Pada kriteria es terdapat empat subkriteria yang dijadikan parameter dalam menilai
kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter es terbuat dari air yang memenuhi syarat
memiliki nilai 3 yang berarti sudah baik. Hal ini dikarenakan sumber air yang digunakan
untuk membuat es dari sumber air PDAM dan Jasa Tirta sebagai pemasok bahan es. Untuk
parameter kedua yaitu penanganan es yang baik untuk menghindari kontaminasi
mendapatkan nilai 3. Hal ini dikarenakan pengangkutan es di PPN Brondong masih
dilakukan oleh bentor (becak motor) sehingga menghasilkan polusi di kawasan PPN
Brondong. Selain itu, terkadang para petugas penyalur es tidak menggunakan sarung tangan
untuk memindahkan es ke kapal.

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017


Gambar 5-7. Kondisi Pada Es di PPN Brondong

Pada Gambar 5-7 terlihat petugas pengangkut es tidak menggunakan sarung tangan
saat melakukan kegiatan pemindahan es. Serta pada gambar sebelah kanan merupakan
salah satu proses pembuatan es. Sedangkan untuk parameter ketiga yaitu jumlah pasokan
es cukup mendapatkan nilai 2 dikarenakan produksi es yang ada di kawasan PPN Brondong
(kepemilikan PT. Perum Perikanan Indonesia) hanya dapat memproduksi 50 ton per hari
dari total kebutuhan PPN Brondong yakni sebanyak 320 ton per hari. Berikut merupakan
penilaian dari kriteria es :

58
Tabel 5-7. Penilaian Pengamatan Kriteria Es di PPN Brondong
Subkriteria Es terbuat dari air yang memenuhi syarat (6A) Nilai
Memenuhi standar air untuk minum dengan standar minimal tidak berbau, tidak
6a.1 2
beraroma, dan tidak berasa
Air berasal dari sumber yang tidak berbahaya, saluran pipa air dirancang agar tidak
6a.2 2
terjadi kontaminasi silang dengan air kotor
Jumlah 4
2
Nilai SK 6A
3
Subkriteria Penanganan es yang baik untuk menghindari kontaminasi (6B) Nilai
Dalam penggunaannya es harus ditangani & disimpan di tempat yang bersih agar
6b.1 3
terhindar dari kontaminasi
6b.2 Penanganan dan pengangkutan tidak menggunakan alat yang berbahaya (berkarat) 2
Jumlah 5
2,5
Nilai SK 6B 3
3
Subkriteria Jumlah pasokan es cukup (6C) Nilai
6c.1 1 ton es untuk 1 ton ikan yang didaratkan 2
Jumlah 2
2
Nilai SK 6C
2

Pada Tabel 5-7 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada es di PPN
Brondong
5.1.7 Kondisi Penanganan Limbah
Pada kriteria penanganan limbah terdapat empat subkriteria yang dijadikan
parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter terdapat instalasi
pengolahan air limbah (IPAL) mendapatkan nilai 4 karena di PPN Brondong sendiri sudah
terdapat IPAL. Untuk parameter kedua terdapat tempat pembuangan sementara yang
memadai mendapatkan nilai 2. Hal ini dikarenakan TPS yang digunakan masih kurang
cukup untuk menampung sampah hasil kegiatan di PPN Brondong. Kemudian untuk
parameter ketiga yaitu pembersihan limbah padat di tempat pembuangan samapah
sementara (TPSS) mendapatkan nilai 1. Hal ini dikarenakan pembersihan sampah yang
dilakukan di PPN Brondong hanya dilakukan dua hari sekali. Sedangkan jika melihat
kondisi TPSS tersebut perlu dilakukan pembersihan sehari dua kali. Dan untuk parameter
memiliki fasilitas pengolah limbah padat mendapatkan nilai 1 karena di PPN Brondong
masih belum tersedia incinerator untuk mengolah limbah padat.

59
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 5-8. Kondisi Pada Penanganan Limbah di PPN Brondong

Pada Gambar 5-8 merupakan kondisi dari tempat pembuangan sementara dan IPAL
yang ada di PPN Brondong. Berikut merupakan penilaian dari kriteria penanganan limbah:

Tabel 5-8. Penilaian Pengamatan Kriteria Penanganan Limbah di PPN Brondong


Subkriteria Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai (7A) Nilai
7a.1 Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai 4
Jumlah 4
4
Nilai SK 7A
0
Subkriteria Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai (7B) Nilai
7b.1 Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai 2
Jumlah 2
2
Nilai SK 7B
2
Subkriteria Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan Sampah Sementara Nilai
7c.1 Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) 1
Jumlah 1
1
Nilai SK 7C
1
Subkriteria Memiliki fasilitas pengolah limbah padat (7D) Nilai
7d.1 Memiliki fasilitas pengolah limbah padat 1
Jumlah 1
1
Nilai SK 7D
1

Pada Tabel 5-8 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada penanganan
limbah di PPN Brondong.
5.1.8 Kondisi Toilet
Pada kriteria toilet terdapat tiga subkriteria yang dijadikan parameter dalam menilai
kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter lokasi tidak langsung ke area pelelangan
mendapatkan nilai 3 karena di PPN Brondong sudah tersedia toilet yang tidak berhadapan
langsung dengan area pelelangan. Untuk parameter dilengkapi bak cuci tangan
mendapatkan nilai 2 dikarenakan kondisi toilet di kawasan PPN Brondong kurang terawat

60
dan belum tersedia westafel. Namun di dekat tempat penyortiran ikan sudah terdapat
westafel namun kondisinya masih kurang baik. Untuk parameter jumlah toilet cukup sesuai
dengan jumlah karyawan mendapatkan nilai 2 karena jumlah toilet yang ada di dalam
maupun luar gedung PPDI jumlahnya masih kurang dari persyaratan yang ada. Dimana
syarat yang ada yakni tercantum dalam tabel berikut ini:

Tabel 5-9. Syarat Jumlah Toilet Untuk Pria


Jumlah Toilet
Untuk Karyawan Pria
Jumlah Kamar Jumlah Jumlah
No Jumlah Pekerja Jumlah Jamban
Mandi Peturasan Westafel
1 S/d 25 1 1 2 2
2 26 s/d 50 2 2 3 3
3 51 s/d 100 3 3 5 5
Setiap penambahan 40-100 pekerja harus ditambah satu kamar
mandi, satu jamban, dan satu peturasan

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016 (diolah kembali)

Tabel 5-10. Syarat Jumlah Toilet Untuk Wanita


Untuk Karyawan Wanita
Jumlah Kamar Jumlah
No Jumlah Pekerja Jumlah Jamban
Mandi Peturasan
1 S/d 20 1 1 2
2 21 s/d 40 2 2 3
3 41 s/d 70 3 3 5
4 71 s/d 100 4 4 6
5 101 s/d 140 5 5 7
6 141 s/d 180 6 6 8
Setiap penambahan 40-100 pekerja harus
ditambah satu kamar mandi, satu jamban, dan
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016 (diolah kembali)

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017


Gambar 5-9. Kondisi Pada Toilet di PPN Brondong

61
Pada Tabel 5-9 dan Tabel 5-10 merupakan syarat jumlah toilet pada Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016. Namun kondisi di PPN Brondong jumlah toilet belum
sesuai dengan syarat serta tidak terlihat adanya pembeda antara toilet wanita dan pria.
Selain itu, terlihat pada Gambar 5-9 kondisi toilet kurang terawat. Berikut merupakan
penilaian dari kriteria toilet :

Tabel 5-11. Penilaian Pengamatan Kriteria Toilet di PPN Brondong


Subkriteria Lokasi tidak langsung ke area pelelangan (8A) Nilai
8a.1 Lokasi tidak langsung ke area pelelangan 4
Jumlah 4
4
Nilai SK 8A
3
Subkriteria Dilengkapi bak cuci tangan (8B) Nilai
8b.1 Dilengkapi bak cuci tangan 2
Jumlah 2
2
Nilai SK 8B
2
Subkriteria Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan (8C) Nilai
8c.1 Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan 2
Jumlah 2
2
Nilai SK 8C
2

Pada Tabel 5-11 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada toilet di PPN
Brondong.
5.1.9 Kondisi Konstruksi dan Pemeliharaan Alat
Pada kriteria konstruksi dan pemeliharaan alat terdapat satu subkriteria yang
dijadikan parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter peralatan,
wadah, dan alat yang bersentuhan dengan ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
disinfeksi (tetap bersih) mendapatkan nilai 3. Hal ini dikarenakan masih ada peralatan
seperti timbangan dan troli dalam kondisi berkarat, wadah ikan dengan kondisi rusak.

62
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 5-10. Kondisi Pada Konstruksi dan Pemeliharaan Alat di PPN Brondong

Pada Gambar 5-10 terlihat bahwa kondisi dari troli, keranjang ikan, dan timbangan
masih kurang terawat. Sedangkan untuk alat penyemprot dan pompa sudah tersedia tetapi
alat penyapu otomatis saat ini masih dalam perbaikan karena rusak akibat jarang
dioperasikan. Berikut merupakan penilaian dari kriteria konstruksi dan pemeliharaan alat :

Tabel 5-12. Penilaian Pengamatan Kriteria Konstruksi dan Pemeliharaan Alat di PPN
Brondong
Subkriteria Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan ikan di laut dan di Nilai
9a.1 Wadah dan peralatan mudah dibersihkan dan memudahkan untuk drainase air 3
Jumlah 3
3
Nilai SK 9A
3

Pada Tabel 5-12 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada konstruksi dan
pemeliharaan alat di PPN Brondong.
5.1.10 Kondisi Peralatan untuk Penanganan Awal
Pada kriteria peralatan untuk penanganan awal terdapat dua subkriteria yang
dijadikan parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter peralatan
pembongkaran mudah dibersihkan, dan tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
dibersihkan mendapatkan nilai 3. Hal ini dikarenakan masih ada peralatan seperti
timbangan dan troli dalam kondisi berkarat, wadah ikan dengan kondisi rusak.

63
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2017
Gambar 5-11. Kondisi Pada Peralatan Untuk Penanganan Awal di PPN Brondong

Untuk parameter peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan kerusakan


ikan mendapatkan nilai 3 dikarenakan alat yang digunakan tidak ada yang terbuat dari kayu
seperti yang ada pada Gambar 5-11. Berikut merupakan penilaian dari kriteria peralatan
untuk penanganan awal :

Tabel 5-13. Penilaian Pengamatan Kriteria Peralatan Untuk Penanganan Awal di PPN
Brondong
Subkriteria Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan tetap menjaga Nilai
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan tetap menjaga kondisi yang mudah
10a.1 3
diperbaiki dan dibersihkan
Jumlah 3
3
Nilai SK 10A
3
Subkriteria Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan kerusakan pada Nilai
10b.1 Tidak menggunakan peralatan yang terbuat dari bahan kayu 3
Jumlah 3
3
Nilai SK 10B
3

Pada Tabel 5-13 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada peralatan
untuk penanganan awal di PPN Brondong.
5.1.11 Kondisi Pembersihan dan Sanitasi
Pada kriteria pembersihan dan sanitasi terdapat tiga subkriteria yang dijadikan
parameter dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter pembersihan lantai,
wadah peralatan dan sebagainya sebelum dan sesudah digunakan menggunakan air yang
mengandung chlorine mendapatkan nilai 2. Hal ini dikarenakan di PPN Brondong tidak
semua peralatan dan wadah dibersihkan dengan menggunakan chlorine. Untuk parameter
pembersihan ikan dengan baik mendapatkan penilaian 3 karena ikan di PPN Brondong
dibersihkan dengan menggunakan air laut yang sudah dalam proses saring dengan alat
SWRO (Sea Water Reverse Osmosis). Untuk parameter pembersihan toilet mendapatkan

64
nilai 1 dikarenakan kondisi kebersihan toilet yang ada di PPN Brondong masih sangat
kurang seperti masih ada bau, kondisi lantai kotor seperti yang terlihat pada Gambar 5-9.
Berikut merupakan penilaian dari kriteria pembersihan dan sanitasi
Tabel 5-14. Penilaian Pengamatan Kriteria Pembersihan dan Sanitasi di PPN Brondong
Subkriteria Pembersihan lantai, wadah peralatan dan sebagainya sebelum dan Nilai
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
11a.1 2
menggunakan air yang mengandung chlorine
Jumlah 2
2
Nilai SK 11A
2
Subkriteria Pembersihan ikan dengan baik (11B) Nilai
11b.1 Penggunaan sumber air yang baik untuk pembilasan ikan 2
Jumlah 2
2
Nilai SK 11B
3
Subkriteria Pembersihan toilet (11C) Nilai
11c.1 Frekuensi pembersihan toilet 1
Jumlah 1
1
Nilai SK 11C
1

Pada Tabel 5-14 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada pembersihan
dan sanitasi di PPN Brondong.
5.1.12 Kondisi Kontrol Sanitasi
Pada kriteria kontrol sanitasi terdapat empat subkriteria yang dijadikan parameter
dalam menilai kondisi pelabuhan perikanan. Pada parameter pembiasaan mencuci tangan
sebelum dan sesudah kegiatan di kawasan pelabuhan mendapatkan nilai 2 karena di PPN
Brondong belum ada penerapan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
di kawasan pelabuhan. Untuk parameter pembatasan area untuk kawasan PPDI
mendapatkan nilai 2 dikarenakan belum ada aturan yang berlaku di kawasan PPDI sehingga
banyak orang yang tidak berkepentingan bebas keluar masuk di lokasi yang dapat
meningkatkan resiko kontaminasi terhadap produk perikanan. Untuk parameter penerapan
GHdP (Good Handling Practice) di PPDI mendapatkan nilai 2 dikarenakan terdapat
kegiatan penyortiran ikan masih dilakukan di lantai pendaratan ikan. Hal tersebut dapat
meningkatkan tingkat kontaminasi ikan. Dan untuk parameter penerapan pelarangan
merokok, meludah, makan, minum di kawasan produksi ikan mendapatkan nilai 2. Hal ini
dikarenakan sebagian besar nelayan dan pengunjung masih merokok di kawasan produksi
ikan. Hal ini dapat meningkatkan tingkat kontaminasi ikan. Berikut merupakan penilaian
dari kriteria kontrol sanitasi :

65
Tabel 5-15. Penilaian Pengamatan Kriteria Kontrol Sanitasi di PPN Brondong
Subkriteria Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di kawasan Nilai
12a.1 Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di kawasan pelabuhan 1
Jumlah 1
1
Nilai SK 12A
2
Subkriteria Pembatasan area untuk kawasan TPI (12B) Nilai
12b.1 Area TPI hanya untuk orang-orang yang berkepentingan (Petugas dan pelelang) 1
Jumlah 1
1
Nilai SK 12B
2
Subkriteria Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI (12C) Nilai
12c.1 Metode pendinginan ikan 2
Jumlah 2
2
Nilai SK 12C
2
Subkriteria Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan, minum di kawasan Nilai
12d.1 Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan, minum di kawasan produksi ikan 1
Jumlah 1
1
Nilai SK 12D
2

Pada Tabel 5-15 menunjukkan hasil pengamatan pada setiap subkriteria pada kontrol
sanitasi di PPN Brondong.

5.2 Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara


Penentuan indeks pelabuhan higienis pada kasus pelabuhan perikanan nusantara
Brondong dilakukan dengan cara mengalikan bobot pada setiap kriteria dan subkriteria
standar pelabuhan higienis yang telah ditentukan dengan nilai setiap kriteria dan subkriteria
yag sudah didapatkan dari pengamatan lapangan. Untuk bobot setiap kriteria dan
subkriteria standar pelabuhan higienis sudah dibahas pada BAB 4 dan untuk penilian sudah
dibahas pada subbab 5.1 Dalam penentuan indeks pelabuhan higienis disajikan langkah-
langkah seperti berikut:

5.2.1 Perhitungan Nilai Kriteria


Tahap pertama yang dilakukan untuk menentukan nilai kriteria adalah merata-rata
nilai dari penilaian terhadap setiap variabel penilaian pada subkriteria di PPN Brondong.
Selanjutnya setelah ditemukan nilai rata-rata setiap subkriteria, kemudian nilai tersebut
dikalikan dengan bobot masing-masing subkriteria. Hasil dari perkalian nilai dan bobot
masing-masing subkriteria dijumlahkan untuk mendapatkan nilai setiap kriteria. Untuk
nilai setiap kriteria tersaji sebagai berikut sebagai berikut:

66
Tabel 5-16.Nilai Kriteria Lokasi dan Lingkungan
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
1A 2 2,00 M 0,38 0,75
1B 2 3,00 M 0,25 0,76
1C 2 3,00 M 0,33 0,98
1D 2 4,00 M 0,05 0,18
0,00 2,67
SYARAT HIGIENIS
Lolos

PadaTabel 5-16 dapat dilihat nilai dari kriteria lokasi dan lingkungan pada PPN Brondong
adalah 2,67.
Tabel 5-17. Nilai Kriteria Konstruksi Bangunan
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
2A 2 3,00 M 0,88 2,63
2B 2 2,00 M 0,12 0,25
0,00 2,88
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Pada Tabel 5-17 dapat dilihat nilai dari kriteria konstruksi bangunan pada PPN Brondong
adalah 2,88.
Tabel 5-18. Nilai Kriteria Dinding, Penerangan, dan Ventilasi
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
3A 2 3,00 M 0,40 1,21
3B 2 2,00 M 0,30 0,60
3C 2 3,00 M 0,30 0,89
0,00 2,70
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Pada Tabel 5-18 dapat dilihat nilai dari kriteria dinding, penerangan, dan ventilasi pada
PPN Brondong adalah 2,70.
Tabel 5-19. Nilai Kriteria Saluran Pembuangan
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
4A 2 3,00 M 1 3,00
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Pada Tabel 5-19 dapat dilihat nilai dari kriteria saluran pembuangan pada PPN Brondong
adalah 3,00.
Tabel 5-20. Nilai Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
5A 2 2,00 M 0,55 1,10
5B 2 3,00 M 0,45 1,35
0,00 2,45
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Pada Tabel 5-20 dapat dilihat nilai dari kriteria pasokan air dan bahan bakar pada PPN
Brondong adalah 2,45.

67
Tabel 5-21. Nilai Kriteria Es
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
6A 2 3,00 M 0,17 0,50
6B 2 3,00 M 0,67 2,00
6C 2 2,00 M 0,17 0,33
0,00 2,83
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Pada Tabel 5-21 dapat dilihat nilai dari kriteria es pada PPN Brondong adalah 2,83.

Tabel 5-22. Nilai Kriteria Penanganan Limbah


Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
7A 2 4,00 M 0,25 1,00
7B 2 2,00 M 0,25 0,50
7C 2 1,00 TM 0,25 0,25
7D 2 1,00 TM 0,25 0,25
2,00 2,00
SYARAT HIGIENIS
Tdk Lolos

Pada Tabel 5-22 dapat dilihat nilai dari kriteria penanganan limbah pada PPN Brondong
adalah 2,00.
Tabel 5-23. Nilai Kriteria Toilet
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
8A 2 3,00 M 0,36 1,07
8B 2 2,00 M 0,33 0,67
8C 2 2,00 M 0,31 0,62
0,00 2,36
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Pada Tabel 5-23 dapat dilihat nilai dari kriteria toilet pada PPN Brondong adalah 2,36.

Tabel 5-24. Nilai Kriteria Konstruksi dan Pemeliharaan Alat


Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
9A 2 3,00 M 1 3,00
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Pada Tabel 5-24 dapat dilihat nilai dari kriteria konstruksi dan pemeliharaan alat pada PPN
Brondong adalah 3,00.

Tabel 5-25. Nilai Kriteria Peralatan Untuk Penanganan Ikan


Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
10A 2 3,00 M 0,37 1,10
10B 2 3,00 M 0,63 1,90
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

68
Pada Tabel 5-25 dapat dilihat nilai dari kriteria peralatan untuk penanganan ikan pada PPN
Brondong adalah 3,00.

Tabel 5-26. Nilai Kriteria Pembersihan dan Sanitasi


Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
11A 2 2,00 M 0,28 0,55
11B 2 3,00 M 0,36 1,09
11C 2 1,00 TM 0,36 0,36
1,00 2,00
SYARAT HIGIENIS
Tdk Lolos

Pada Tabel 5-26 dapat dilihat nilai dari kriteria pembersihan dan sanitasi pada PPN
Brondong adalah 2,00.
Tabel 5-27. Nilai Kriteria Kontrol Sanitasi
Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
12A 2 2,00 M 0,20 0,39
12B 2 2,00 M 0,20 0,39
12C 2 2,00 M 0,20 0,39
12D 2 2,00 M 0,41 0,82
0,00 2,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Pada Tabel 5-27 dapat dilihat nilai dari kriteria kontrol sanitasi pada PPN Brondong adalah
2,00.
5.2.2 Perhitungan Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara
Dari pembobotan dengan nilai 0-1 dan penilaian yang mengunakan nilai 1-4 dimana
nilai 1 jika kondisi sangat tidak memenuhi, 2 jika kondisi tidak memenuhi, 3 jika kondisi
cukup memenuhi dan 4 untuk kondisi sangat memenuhi dengan nilai minimum 1 dan
maksimum 4. Untuk nilai indeks dimana perkalian antara bobot dan penilaian maka indeks
Pelabuhan Perikanan Nusantara higienis yang bisa diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis 1-1.9: Tidak bisa dikatakan higienis
sama sekali.
2. Indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis 2-2.9: Belum bisa dikatakan
Pelabuhan Perikanan Nusantara yang higienis perlu dilakukan peningkatan untuk
menjadi higienis.
3. Indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara Higienis 3-4: Sudah dapat dikatakan Pelabuhan
Perikanan Nusantara higienis. Alasan nilai indeks Pelabuhan Perikanan Nusantara
higienis seperti diatas adalah sebagai berikut:

69
a. Nilai indeks 1-1.9 dikatakan tidak bisa dikatakan higienis sama sekali karena pada
skala penilian 1-4 dimana nilai 1 dikatakan sama sekali fasilitas dan operasional
tidak memenuhi persyaratan.
b. Nilai indeks 2-2.9 dikatakan belum dapat dinilai higienis karena pada skala
penilaian 1-4 nilai 2 menyatakan fasilitas dan operasional masih belum memenuhi
persyaratan.
c. Nilai indeks 3-4 dikatakan memenuhi pelabuhan higienis dimana nilai 3 dari
dalam skala penilain nilai 3 cukup memenuhi.

Untuk menentukan indeks pelabuhan perikanan nusantara higienis cara yang


dilakukan sama dengan menentukan nilai setiap kriteria dimana nilai indeks tersebut
didapatkan dari hasil penjumlahan pada perkalian nilai dan bobot. Perumusan indeks adalah
sebagai berikut:
𝑛

Indeks PPN Higienis = ∑(NxB)


𝑖=0

Dengan keterangan :
N = Nilai masing-masing kriteria fasilitas dan operasional PPN Higienis
B = Bobot masing-masing kriteria fasilitas dan operasional PPN Higienis

Selain itu terdapat penambahan batasan nilai pada setiap subkriteria minimum 2
untuk memenuhi syarat minimal pelabuhan perikanan higienis. Indeks higienis pelabuhan
perikanan nusantara Brondong disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5-28. Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


Kriteria Nilai Bobot NxB Syarat Hasil
K1 2,67 0,095 0,25 3 2,31
K2 2,88 0,036 0,10 0 2
K3 2,70 0,063 0,17 HASIL → TIDAK HIGIENIS
K4 3,00 0,039 0,12
K5 2,45 0,044 0,11
K6 2,83 0,057 0,16
K7 2,00 0,201 0,40
K8 2,36 0,089 0,21
K9 3,00 0,036 0,11
K10 2,00 0,089 0,18
K11 2,00 0,122 0,24
K12 2,00 0,128 0,26
Tidak Memenuhi 2,31
Tdk Lolos 2,00

70
Pada Tabel 5-28 dapat dilihat bahwa nilai dari indeks Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong sebesar 2,31 dan tidak lolos dari batasan syarat pelabuhan perikanan
higienis maka Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong masih belum memenuhi indeks
pelabuhan perikanan higienis.

5.3 Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong


Indeks higienis dari Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong dengan nilai 2,31
menandakan bahwa Pelabuhan Perikanan Brondong masih belum bisa dikatakan sebagai
pelabuhan perikanan higienis maka dari itu diperlukan peningkatan fasilitas dan
operasional yang ada. Dari pembobotan yang telah dilakukan perangkingan dimana untuk
kriteria dengan rangking pertama hingga kesepuluh yang akan dilakukan pengembangan
guna mencapai pelabuhan perikanan higienis. Untuk meningkatkan indeks higienis menjadi
3 dan lolos dari batas minimum untuk pelabuhan perikanan higienis senilai 2 adalah dengan
cara menambah nilai dari subkriteria sesuai dengan peringkat bobot. Berikut merupakan
contoh peningkatan nilai :

Peningkatan Kriteria Lokasi dan Lingkungan


5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
1A 1B 1C 1D
Nilai Sebelum
2,00 3,00 3,00 4,00
Peningkatan
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00 3,00 4,00

Gambar 5-12. Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Lokasi dan Lingkungan

Pada Gambar 5-12 subkriteria 1A perlu dilakukan peningkatan menjadi 3 untuk


memenuhi indeks higienis pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan nilai pada
subkriteria mutu air baik adalah dengan cara pembersihan kolam pelabuhan yang dilakukan
setiap enam bulan sekali dan pembersihan tandon air penampungan setiap tahun sekali.

71
Peningkatan Kriteria Konstruksi Bangunan
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
2A 2B
Nilai Sebelum Peningkatan 3,00 2,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00

Gambar 5-13.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Konstruksi Bangunan

Pada Gambar 5-13 subkriteria 2B perlu dilakukan peningkatan menjadi 3 untuk


memenuhi indeks higienis pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan nilai pada
subkriteria ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional kapal sesuai adalah dengan cara
pembangunan dermaga tambat, pembangunan dermaga pembongkaran, dan pembangunan
dermaga perbekalan.

Peningkatan Kriteria Dinding, Penerangan, dan Ventilasi


4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
3A 3B 3C
Nilai Sebelum Peningkatan 3,00 2,00 3,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00 3,00

Gambar 5-14.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Dinding, Penerangan, dan Ventilasi

Pada Gambar 5-14 subkriteria 3B perlu dilakukan peningkatan menjadi 3 untuk


memenuhi indeks higienis pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan nilai pada
subkriteria ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan adalah dengan cara
penambahan penutup lampu untuk menghindari kontaminasi sebanyak 50 unit dan
pembelian lampu yang tidak berfungsi sebanyak 7 unit.

72
Peningkatan Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
5A 5B
Nilai Sebelum Peningkatan 2,00 3,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00

Gambar 5-15.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Pasokan Air dan Bahan Bakar

Pada Gambar 5-15 subkriteria 5A perlu dilakukan peningkatan menjadi 3 untuk


memenuhi indeks higienis pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan nilai pada
subkriteria ruang kualitas dan kuantitas pasokan air cukup adalah dengan monitor kualitas
air yang dilakukan satu tahun sekali.

Peningkatan Kriteria Es
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
6A 6B 6C
Nilai Sebelum Peningkatan 3,00 3,00 2,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00 3,00

Gambar 5-16. Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Es

Pada Gambar 5-16 subkriteria 6C perlu dilakukan peningkatan menjadi 3 untuk


memenuhi indeks higienis pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan nilai pada
subkriteria jumlah pasokan es cukup adalah dengan cara pengembangan pabrik es
berkapasitas 160 ton dalam satu hari.

73
Peningkatan Kriteria Penanganan Limbah
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
7A 7B 7C 7D
Nilai Sebelum Peningkatan 4,00 2,00 1,00 1,00
Nilai Sesudah Peningkatan 4,00 3,00 3,00 2,00

Gambar 5-17. Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Penanganan Limbah

Pada Gambar 5-17 subkriteria 7B dan 7C perlu dilakukan peningkatan menjadi 3


serta 7D perlu dilakukan peningkatan menjadi 2 untuk memenuhi indeks higienis
pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan nilai pada subkriteria terdapat tempat
pembuangan sementara (TPS) yang memadai (7B) dengan cara pemberian sekat pada TPS.
Selanjutnya kegiatan peningkatan nilai pada subkriteria pembersihan limbah padat di
tempat pembuangan sampah sementara (TPSS) (7C) dengan cara penambahan personil
kebersihan dan pembersihan TPSS satu kali dalam sehari. Dan kegiatan terakhir untuk
peningkatan subkriteria memiliki fasilitas pengolah limbah padat (7D) dengan cara
pengadaan incinerator.

Peningkatan Kriteria Toilet


4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
8A 8B 8C
Nilai Sebelum Peningkatan 3,00 2,00 2,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00 3,00

Gambar 5-18.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Toilet

Pada Gambar 5-18 subkriteria 8B dan 8C perlu dilakukan peningkatan menjadi 3


untuk memenuhi indeks higienis pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan nilai pada
subkriteria dilengkapi bak cuci tangan (8B) dan jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
(8C) dengan cara perawatan westafel dan toilet.

74
Peningkatan Kriteria Pembersihan dan Sanitasi
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
11A 11B 11C
Nilai Sebelum Peningkatan 2,00 3,00 1,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00 3,00

Gambar 5-19.Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Pembersihan dan Sanitasi

Pada Gambar 5-19 subkriteria 11A dan 11C perlu dilakukan peningkatan menjadi
3 untuk memenuhi indeks higienis pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan nilai pada
subkriteria pembersihan lantai, wadah peralatan dan sebagainya sebelum dan sesudah
digunakan menggunakan air yang mengandung chlorine (11A) dengan cara perawatan
peralatan bongkar dan untuk subkriteria pembersihan toilet (11C) dengan cara perawatan
westafel dan toilet.

Peningkatan Kriteria Kontrol Sanitasi


3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
12A 12B 12C 12D
Nilai Sebelum Peningkatan 2,00 2,00 2,00 2,00
Nilai Sesudah Peningkatan 3,00 3,00 3,00 3,00

Gambar 5-20. Grafik Peningkatan Nilai Kriteria Kontrol Sanitasi

Pada Gambar 5-20 subkriteria 12A, 12B, 12C, dan 12D dilakukan peningkatan
menjadi 3 untuk memenuhi indeks higienis pelabuhan perikanan. Kegiatan peningkatan
nilai pada subkriteria pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di
kawasan pelabuhan (12A) dengan cara memberikan papan informasi dan penyediaan ruang
sanitasi. Peningkatan nilai pada subkriteria pembatasan area untuk kawasan PPDI (12B)
dengan cara pembuatan ruang tunggu khusus untuk penunggu giliran masuk ke PPDI.
Peningkatan nilai pada subkriteria penerapan GHdP (Good Handling Practice) PPDI (12C)
dengan cara penyediaan pallet untuk memajang ikan di pelelangan. Dan peningkatan nilai
pada subkriteria penerapan pelarangan merokok, meludah, makan, minum, dll (12D)
dengan cara pemberian papan informasi. Berikut merupakan ringkasan kesiatan

75
pengembangan pada pelabuhan perikanan brondong guna meningkatkan nilai indeks
pelabuhan perikanan higienis :
a) Pembersihan kolam pelabuhan yang dilakukan setiap enam bulan sekali.
b) Pembersihan tandon air penampungan yang dilakukan setiap satu tahun sekali.
c) Pengembangan fasilitas operasional kapal perikanan.
d) Perawatan lampu.
e) Monitor air yang dilakukan setiap satu tahun sekali.
f) Pengembangan pabrik es.
g) Pemberian sekat pada tempat pembuangan sampah sementara.
h) Penambahan personil kebersihan untuk pembersihan limbah padat di kawasan
tempat pembuangan sampah sementara.
i) Pengembangan fasilitas pengolah limbah padat.
j) Perawatan westafel dan toilet di kawasan PPDI.
k) Pengembangan penerapan GHdP.
l) Pengembangan fasilitas penerapan pelarangan merokok, meludah, makan dan
minum di kawasan produksi ikan.

Dari hasil peningkatan fasilitas dan operasional pada sepuluh kriteria tertinggi, maka nilai
indeks disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 5-29. Nilai Indeks Setelah Dilakukan Peningkatan Nilai Setiap Subkriteria
Kriteria (Nilai)" Bobot (N x B)" Syarat Hasil
K1 3,05 0,095 0,29 3 3,00
K2 3,00 0,036 0,11 0 0
K3 3,00 0,063 0,19 HASIL → HIGIENIS
K4 3,00 0,039 0,12
K5 3,00 0,044 0,13
K6 3,00 0,057 0,17
K7 3,00 0,201 0,60
K8 3,00 0,089 0,27
K9 3,00 0,036 0,11
K10 3,00 0,089 0,27
K11 3,00 0,122 0,36
K12 3,00 0,128 0,39
Memenuhi 3,00
Lolos 0,00

Pada Tabel 5-29 dapat terlihat perubahan nilai setiap kritera dimana pada kolom
kondisi saat ini nilai indeks sebesar 2,31 sedangkan dengan adanya peningkatan fasilitas
dan operasional di berbagai subkriteria prioritas hasil indeks menjadi 3,00 dan lolos dari

76
batasan minimal nilai subkriteria yang berarti bahwa Pelabuhan Perikanan Nusantara
Brondong dapat dikatakan sebagai pelabuhan perikanan higienis.

5.4 Biaya Pengembangan


Biaya dalam upaya peningkatan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong untuk
menjadi pelabuhan yang higienis tidaklah sedikit dimana banyak fasilitas dan operasional
yang harus dibenahi. Seperti halnya tidak adanya fasilitas tambat untuk kapal ikan dimana
kapal sedang tidak beroperasi. Berikut ini merupakan contoh perhitungan yang dikeluarkan
untuk meningkatkan indeks pelabuhan perikanan higienis :

Tabel 5-30. Rincian Hitungan Pengembangan Kriteria Lokasi dan Lingkungan Pada
Subkriteria Mutu Air Baik
Biaya Pembersihan Kolam Pelabuhan (Per Semester)
No Kegiatan Jumlah Unit Biaya Total
1 Sewa sampan 2 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
2 Biaya pekerja 4 Rp 1.250.000 Rp 5.000.000
3 Alat pembersih (Wadah, tongkat, dll) 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
JUMLAH Rp 17.000.000
JUMLAH PER TAHUN Rp 34.000.000

Pada Tabel 5-30 merupakan rincian kegiatan dalam pengembangan subkriteria mutu
air baik pada kriteria lokasi dan lingkungan. Untuk rincian biaya pengembangan pelabuhan
perikanan higienis terdapat pada lampiran. Berikut merupakan total biaya pengembangan
pelabuhan perikanan higienis :

77
Tabel 5-31. Total Biaya Pengembangan PPN Brondong Higienis
TOTAL BIAYA PENGEMBANGAN
No Kegiatan Biaya Pengembangan
Biaya Pembersihan Kolam
1 Rp 34.000.000
Pelabuhan (Per Semester)
Biaya Pembersihan Tandon Air
2 Rp 39.541.200
Penampungan (Setahun Sekali)
Biaya Pengembangan Fasilitas
3 Rp 14.323.500.000
Operasional Kapal Perikanan
3 Biaya Perawatan Lampu Rp 5.350.000
4 Biaya Monitor Air (Per Tahun) Rp 48.000.000
5 Biaya Pengembangan Pabrik Es Rp 1.436.750.000
6 Biaya Pemberian Sekat pada TPS Rp 2.900.000
7 Penambahan Personil Kebersihan Rp 125.605.000
Pengembangan Fasilitas Pengolah
8 Rp 436.000.000
Limbah Padat
Biaya Perawatan Westafel dan
9 Rp 35.795.000
Toilet di kawasan TPI
10 Biaya Perawatan Peralatan Bongkar Rp 54.000.000
Pengembangan Untuk Pembiasaan
11 Rp 5.900.000
Mencuci Tangan
Pengembangan Pembatasan Area
12 Rp 25.000.000
Untuk Kawasan TPI
13 Pengembangan Penerapan GHdP Rp 5.000.000
Pengembangan Penerapan
Pelarangan Merokok, Meludah,
14 Rp 1.900.000
Makan, Minum di Kawasan
Produksi Ikan
JUMLAH Rp 16.579.241.200

5.5 Analisis Sensitivitas


Analisis sensitivitas pada penelitian ini digunakan untuk melihat berapa perubahan
biaya yang timbul akibat dari perubahan indeks pelabuhan perikanan higienis. Adapun
dalam analisis sensitivitas pada penelitian ini menggunakan tiga skenario peningkatan
indeks pelabuhan perikanan higienis. Berikut merupakan analisis sensitivitas pelabuhan
perikanan nusantara:

5.5.1 Skenario 1
Pada skenario 1 nilai dari subkriteria kondisi saat ini pada Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong dinaikkan menjadi 3 kecuali pada subkriteria 7D yaitu memiliki
fasilitas pengolah limbah padat hanya dinaikkan menjadi 2. Dari peningkatan nilai tiap
subkriteria menghasilkan nilai kriteria seperti pada Tabel 5-32. Pada skenario 1 sudah lolos
dari batasan minimum syarat pelabuhan perikanan higienis. Berikut merupakan indeks dari
skenario 1 :

78
Tabel 5-32. Indeks Skenario 1
Kriteria (Nilai)" Bobot (N x B)" Syarat Hasil
K1 3,05 0,095 0,29 3 3,00
K2 3,00 0,036 0,11 0 0
K3 3,00 0,063 0,19 HASIL → HIGIENIS
K4 3,00 0,039 0,12
K5 3,00 0,044 0,13
K6 3,00 0,057 0,17
K7 3,00 0,201 0,60
K8 3,00 0,089 0,27
K9 3,00 0,036 0,11
K10 3,00 0,089 0,27
K11 3,00 0,122 0,36
K12 3,00 0,128 0,39
Memenuhi 3,00
Lolos 0,00

Tabel 5-33. Total Biaya Pengembangan Skenario 1


TOTAL BIAYA PENGEMBANGAN
No Kegiatan Biaya Pengembangan
Biaya Pembersihan Kolam
1 Rp 34.000.000
Pelabuhan (Per Semester)
Biaya Pembersihan Tandon Air
2 Rp 39.541.200
Penampungan (Setahun Sekali)
Biaya Pengembangan Fasilitas
3 Rp 14.323.500.000
Operasional Kapal Perikanan
3 Biaya Perawatan Lampu Rp 5.350.000
4 Biaya Monitor Air (Per Tahun) Rp 48.000.000
5 Biaya Pengembangan Pabrik Es Rp 1.436.750.000
6 Biaya Pemberian Sekat pada TPS Rp 2.900.000
7 Penambahan Personil Kebersihan Rp 125.605.000
Pengembangan Fasilitas Pengolah
8 Rp 436.000.000
Limbah Padat
Biaya Perawatan Westafel dan
9 Rp 35.795.000
Toilet di kawasan TPI
10 Biaya Perawatan Peralatan Bongkar Rp 54.000.000
Pengembangan Untuk Pembiasaan
11 Rp 5.900.000
Mencuci Tangan
Pengembangan Pembatasan Area
12 Rp 25.000.000
Untuk Kawasan TPI
13 Pengembangan Penerapan GHdP Rp 5.000.000
Pengembangan Penerapan
Pelarangan Merokok, Meludah,
14 Rp 1.900.000
Makan, Minum di Kawasan
Produksi Ikan
JUMLAH Rp 16.579.241.200

Pada Tabel 5-33 menunjukkan bahwa dengan indeks sebesar 3,00 biaya yang
dikeluarkan untuk pengembangan pelabuhan menjadi pelabuhan perikanan higienis yaitu
sebesar Rp 16.579.241.200.
5.5.2 Skenario 2
Pada skenario 2 nilai dari subkriteria kondisi saat ini pada Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong dinaikkan menjadi 3. Dari peningkatan nilai tiap subkriteria

79
menghasilkan nilai kriteria seperti pada Tabel 5-34. Pada skenario 2 sudah lolos dari
batasan minimum syarat pelabuhan perikanan higienis. Berikut merupakan indeks dari
skenario 2 :
Tabel 5-34.Indeks Skenario 2
Kriteria (Nilai)' Bobot (N x B)' Syarat Hasil
K1 3,05 0,095 0,29 3 3,05
K2 3,00 0,036 0,11 0 0
K3 3,00 0,063 0,19 HASIL → HIGIENIS
K4 3,00 0,039 0,12
K5 3,00 0,044 0,13
K6 3,00 0,057 0,17
K7 3,25 0,201 0,65
K8 3,00 0,089 0,27
K9 3,00 0,036 0,11
K10 3,00 0,089 0,27
K11 3,00 0,122 0,36
K12 3,00 0,128 0,39
Memenuhi 3,05
Lolos 0,00

Tabel 5-35. Total Biaya Pengembangan Skenario 2


TOTAL BIAYA PENGEMBANGAN
No Kegiatan Biaya Pengembangan
Biaya Pembersihan Kolam
1 Rp 34.000.000
Pelabuhan (Per Semester)
Biaya Pembersihan Tandon Air
2 Rp 39.541.200
Penampungan (Setahun Sekali)
Biaya Pengembangan Fasilitas
3 Rp 14.323.500.000
Operasional Kapal Perikanan
4 Biaya Perawatan Lampu Rp 5.350.000
5 Biaya Monitor Air (Per Tahun) Rp 48.000.000
6 Biaya Pengembangan Pabrik Es Rp 1.436.750.000
7 Biaya Pemberian Sekat pada TPS Rp 2.900.000
8 Penambahan Personil Kebersihan Rp 125.605.000
Pengembangan Fasilitas Pengolah
9 Rp 486.000.000
Limbah Padat
Biaya Perawatan Westafel dan
10 Rp 35.795.000
Toilet di kawasan TPI
11 Biaya Perawatan Peralatan Bongkar Rp 54.000.000
Pengembangan Untuk Pembiasaan
12 Rp 5.900.000
Mencuci Tangan
Pengembangan Pembatasan Area
13 Rp 25.000.000
Untuk Kawasan TPI
14 Pengembangan Penerapan GHdP Rp 5.000.000
Pengembangan Penerapan
Pelarangan Merokok, Meludah,
15 Rp 1.900.000
Makan, Minum di Kawasan
Produksi Ikan
JUMLAH Rp 16.629.241.200

Pada Tabel 5-35 menunjukkan bahwa dengan indeks sebesar 3,05 biaya yang
dikeluarkan untuk pengembangan pelabuhan menjadi pelabuhan perikanan higienis yaitu
sebesar Rp 16.629.241.200.
5.5.3 Skenario 3
Pada skenario 3 nilai dari subkriteria kondisi saat ini pada Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong dinaikkan menjadi 4. Dari peningkatan nilai tiap subkriteria
80
menghasilkan nilai kriteria seperti pada Tabel 5-36. Pada skenario 3 sudah lolos dari
batasan minimum syarat pelabuhan perikanan higienis. Berikut merupakan indeks dari
skenario 3 :
Tabel 5-36.Indeks Skenario 3
Kriteria (N x B)"" Bobot (N x B)"" Syarat Hasil
K1 4,00 0,095 0,38 3 4,00
K2 4,00 0,036 0,15 0 0
K3 4,00 0,063 0,25 HASIL → HIGIENIS
K4 4,00 0,039 0,16
K5 4,00 0,044 0,18
K6 4,00 0,057 0,23
K7 4,00 0,201 0,81
K8 4,00 0,089 0,36
K9 4,00 0,036 0,14
K10 4,00 0,089 0,36
K11 4,00 0,122 0,49
K12 4,00 0,128 0,51
Memenuhi 4,00
Lolos 0,00

Tabel 5-37. Total Biaya Pengembangan Skenario 3


TOTAL BIAYA PENGEMBANGAN
No Kegiatan Biaya Pengembangan
1 Biaya Pembersihan Kolam Pelabuhan (Per Kuartal) Rp 68.000.000
2 Biaya Pembersihan Tandon Air Penampungan (Per 6 bulan ) Rp 39.541.200
3 Penambahan Fasilitas Pembuangan Sampah Rp 35.720.600
4 Biaya Perawatan Pagar (Setiap tahun) Rp 14.340.558.600
5 Biaya Pengembangan Fasilitas Operasional Kapal Perikanan Rp 96.460.000
6 Biaya Perawatan Lantai dan Dinding TPI Rp 10.750.000
7 Biaya Perawatan Lampu Rp 80.300.000
8 Biaya Perawatan Saluran Drainase (Per dua minggu) Rp 48.000.000
9 Biaya Monitor Air (Per 6 bulan) Rp 20.000.000
10 Pembekalan Keselamatan Penyaluran Rp 7.650.000
11 Biaya Peningkatan Penanganan Es yang Baik Rp 2.813.500.000
12 Biaya Pengembangan Pabrik Es Rp 3.900.000
13 Biaya Pemberian Sekat pada TPS Rp 208.745.000
14 Penambahan Personil Kebersihan Rp 486.000.000
15 Pengembangan Fasilitas Pengolah Limbah Padat Rp 48.795.000
16 Biaya Perawatan Westafel dan Toilet di kawasan TPI Rp 60.260.000
Biaya Pembersihan dan Pengecekan Wadah dan Peralatan
17 Rp 90.000.000
Bongkar Lainnya
18 Biaya Perawatan Peralatan Bongkar Rp 6.850.000
19 Pengembangan Untuk Pembiasaan Mencuci Tangan Rp 25.000.000
20 Pengembangan Pembatasan Area Untuk Kawasan TPI Rp 7.500.000
21 Pengembangan Penerapan GHdP Rp 7.500.000
Pengembangan Penerapan Pelarangan Merokok, Meludah,
22 Rp 2.850.000
Makan, Minum di Kawasan Produksi Ikan
Jumlah Rp 18.507.880.400

Pada Tabel 5-37 menunjukkan bahwa dengan indeks sebesar 4,00 biaya yang
dikeluarkan untuk pengembangan pelabuhan menjadi pelabuhan perikanan higienis yaitu
sebesar Rp 18.507.880.400.
5.5.4 Ringkasan Analisis Sensitivitas
Berdasarkan pembuatan skenario untuk mengetahui biaya yang muncul dari
kegiatan peningkatan nilai pada tiap subkriteria pelabuhan perikanan higienis
menghasilkan nilai yang linier. Yakni semakin naik indeks pelabuhan perikanan higienis

81
maka semakin naik juga biaya yang timbul dari aktivitas peningkatan nilai. Berikut
merupakan grafik yang menggambarkan peningkatan biaya pengembangan bila diimbangi
dengan peningkatan indeks pelabuhan higienis :

SENSITIFITAS BIAYA PENGEMBANGAN


Rp19.000.000.000
Rp18.000.000.000
Miliar

Rp17.000.000.000
Rp16.000.000.000
Rp15.000.000.000
3,00 3,05 4,00
Biaya Rp16.579.24 Rp16.629.24 Rp18.507.88

Gambar 5-21. Grafik Sensitivitas Biaya Pengembangan Pelabuhan Perikanan Higienis

Untuk menjadi pelabuhan higienis, acuan pelabuhan higienis yang ada di dunia yakni
pada pelabuhan perikanan Tsukiji yang berlokasi di Negara Jepang. Pelabuhan perikanan
Tsukiji merupakan salah satu pasar makanan laut (seafood) terbesar di dunia. Alasan
pamilihan acuan pelabuhan perikanan higienis jatuh pada pelabuhan perikanan Tsukiji
karena kegiatan operasional dan fasilitasnya memenuhi standar FAO.

Sumber : Google, 2018


Gambar 5-22. Pelabuhan Perikanan Tsukiji

Contohnya adalah pemberian batasan jumlah peserta pelelangan yang masuk di lokasi
pelelangan, terdapat ruang tunggu untuk pengunjung yang akan masuk di lokasi pelelangan,
pemberian rompi kepada peserta lelang, semua petugas menggunakan sepatu boots, lantai
bersih dan beberapa ikan diletakkan diatas pallet, serta ikan tidak diletakkan di lantai
melainkan diletakkan diatas meja yang diberikan air mengalir sehingga kondisi ikan selalu
segar sedangkan jika di Indonesia biasanya diletakkan di lantai yang kotor. Selain itu, hal
yang paling penting di Pelabuhan Perikanan Tsukiji bebas dari bau amis yang biasa ada
pada pelabuhan perikanan di Indonesia pada umumnya.

82
BAB 6 KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan analisis dan penelitian maka kesimpulan dari tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:

1. Kriteria higienis untuk Pelabuhan Perikanan Nusantara kriteria yang digunakan adalah
sebagai berikut :
a. Lokasi dan lingkungan (K1)
b. Konstruksi bangunan (K2)
c. Dinding, penerangan, dan ventilasi (K3)
d. Saluran pembuangan (K4)
e. Pasokan air dan bahan bakar (K5)
f. Es (K6)
g. Penanganan Limbah (K7)
h. Toilet (K8)
i. Konstruksi dan pemeliharaan alat (K9)
j. Peralatan untuk penanganan awal (K10)
k. Pembersihan dan sanitasi (K11)
l. Kontrol sanitasi (K12)
Berdasarkan kriteria diatas, Indeks Higienis Pelabuhan Perikanan Nusantara di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong bernilai 2,31 dan masih terdapat subkriteria
yang belum memenuhi nilai batasan minimal sebesar 2 seperti (pembersihan limbah
padat di tempat pembuangan sampah sementara, memiliki fasilitas pengolah limbah
padat, dan pembersihan toilet) dimana kondisi tersebut menunjukkan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Brondong masih belum dapat dikatakan sebagai pelabuhan
higienis dan memerlukan peningkatan pada segi fasilitas dan operasional untuk
mencapai pelabuhan higienis.
2. Pengembangan di Pelabuhan Perikanan Nusantara untuk mencapai pelabuhan higienis
adalah dengan meningkatkan kriteria penanganan limbah, kontrol sanitasi,
pembersihan dan sanitasi, lokasi dan lingkungan, toilet, peralatan untuk penanganan
awal, dinding, penerangan dan ventilasi, es, pasokan air dan bahan bakar, konstruksi
bangunan, saluran pembuangan, konstruksi dan pemeliharaan alat. Upaya peningkatan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :

83
a. Pembersihan kolam pelabuhan yang dilakukan setiap enam bulan
b. Pembersihan tandon air penampungan yang dilakukan setiap tahun
c. Pengembangan fasilitas operasional kapal perikanan
d. Perawatan lampu
e. Monitor air yang dilakukan setiap tahun
f. Pengembangan pabrik es
g. Pemberian sekat pada tempat pembuangan sampah sementara
h. Penambahan personil kebersihan untuk pembersihan limbah padat di kawasan
tempat pembuangan sampah sementara
i. Pengembangan fasilitas pengolah limbah padat
j. Perawatan westafel dan toilet di kawasan PPDI
k. Pengembangan penerapan GHdP
l. Pengembangan fasilitas penerapan pelarangan merokok, meludah, makan dan
minum di kawasan produksi ikan
3. Biaya perawatan yang timbul dalam peningkatan fasilitas dan operasional guna dapat
dikatakan sebagai pelabuhan higienis dengan total Rp. 16.579.241.200

6.2 Saran
Dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dimana yang dapat dijadikan rujukan
untuk tugas akhir selanjutnya, dimana terdapat beberapa saran sebagai berikut :
1. Pada penelitian ini hanya dapat mengidentifikasi parameter higienis.
2. Semua pelabuhan ikan harus memiliki standar higienis sehingga pemerintah dapat
menilai fasilitas dan operasional mana sajaya yang akan dijadikan acuan untuk menjadi
pelabuhan perikanan higienis
3. Pendekatan yang lain untuk menyelesaikan pengambilan keputusan yang lebih ilmiah
untuk penelitian selanjutnya.

84
DAFTAR PUSTAKA
Berutu, G. A., & Zagloel, T. Y. (2014). PENENTUAN STANDAR KRITERIA
EVALUASI TEKNIS PEMILIHAN KONTRAKTOR JASA KEAMANAN
DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS.

FAO. (2013). 1079, FAO Circular. Italia.

(2013). Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.52A/KEPMEN-KP/2013. Jakarta


Pusat.

NURHALIMAH, E. (2012). KAJIAN AWAL PENGELOLAAN SANITASI TEMPAT


PELELANGAN IKAN BERSTANDAR INTERNASIONAL: KASUS PPS
NIZAM ZACHMAN JAKARTA.

Pamungkas, I. (2017). Model Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Berbasis


Pelabuhan Higienis : Studi Kasus Pelabuhan Perikanan Pantai Bajomulyo.
Surabaya: ITS.

(2012). Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Per.08/Men/2012. Jakarta


Pusat.

(2016). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016. Jakarta Pusat.

Salmah, M. K. (2009). Aplikasi ANP dan TOPSIS untuk Penentuan Industri Manufaktur
Unggulan di Surabaya. Surabaya: ITS.

Triatmodjo, B. (2009). Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta: Beta Offset Yogyakarta.

85
86
LAMPIRAN

1. KUISIONER 1
2. KUISIONER 2
3. PARAMETER SUBKRITERIA HIGIENIS
4. DETAIL PENGEMBANGANNN PELABUHAN HIGIENIS

87
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Mutu air baik Mutu air baik
Mutu air baik Terdapat pembuangan limbah
Mutu air baik Bebas kontaminasi
Mutu air baik Kemudahan Transportasi
Mutu air baik Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
Mutu air baik
kapal sesuai
Mutu air baik Lantai dan dinding mudah dibersihkan

Mutu air baik Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan

Mutu air baik Ventilasi menjamin udara baik dan memadai


Mutu air baik Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
Mutu air baik Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
Mutu air baik Pasokan bahan bakar
Mutu air baik Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
Penanganan es yang baik untuk menghindari
Mutu air baik
kontaminasi
Mutu air baik Jumlah pasokan es cukup
Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Mutu air baik
yang memadai
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Mutu air baik
yang memadai
Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
Mutu air baik
Sampah Sementara (TPSS)
Mutu air baik Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
Mutu air baik Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
Mutu air baik Dilengkapi bak cuci tangan
Mutu air baik Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan
Mutu air baik ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan
Mutu air baik tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
dibersihkan
Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan
Mutu air baik
kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
Mutu air baik sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
menggunakan air yang mengandung chlorine
Mutu air baik Pembersihan ikan dengan baik
Mutu air baik Pembersihan toilet
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
Mutu air baik
kegiatan di kawasan pelabuhan
Mutu air baik Pembatasan area untuk kawasan TPI
Mutu air baik Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
Mutu air baik
minum di kawasan produksi ikan

88
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Terdapat pembuangan limbah Mutu air baik
Terdapat pembuangan limbah Terdapat pembuangan limbah
Terdapat pembuangan limbah Bebas kontaminasi
Terdapat pembuangan limbah Kemudahan Transportasi
Terdapat pembuangan limbah Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
Terdapat pembuangan limbah
kapal sesuai
Terdapat pembuangan limbah Lantai dan dinding mudah dibersihkan

Terdapat pembuangan limbah Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan

Terdapat pembuangan limbah Ventilasi menjamin udara baik dan memadai


Terdapat pembuangan limbah Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
Terdapat pembuangan limbah Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
Terdapat pembuangan limbah Pasokan bahan bakar
Terdapat pembuangan limbah Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
Penanganan es yang baik untuk menghindari
Terdapat pembuangan limbah
kontaminasi
Terdapat pembuangan limbah Jumlah pasokan es cukup
Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Terdapat pembuangan limbah
yang memadai
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Terdapat pembuangan limbah
yang memadai
Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
Terdapat pembuangan limbah
Sampah Sementara (TPSS)
Terdapat pembuangan limbah Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
Terdapat pembuangan limbah Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
Terdapat pembuangan limbah Dilengkapi bak cuci tangan
Terdapat pembuangan limbah Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan
Terdapat pembuangan limbah ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan
Terdapat pembuangan limbah tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
dibersihkan
Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan
Terdapat pembuangan limbah
kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
Terdapat pembuangan limbah sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
menggunakan air yang mengandung chlorine
Terdapat pembuangan limbah Pembersihan ikan dengan baik
Terdapat pembuangan limbah Pembersihan toilet
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
Terdapat pembuangan limbah
kegiatan di kawasan pelabuhan
Terdapat pembuangan limbah Pembatasan area untuk kawasan TPI
Terdapat pembuangan limbah Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
Terdapat pembuangan limbah
minum di kawasan produksi ikan

Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Bebas kontaminasi Mutu air baik
Bebas kontaminasi Terdapat pembuangan limbah
Bebas kontaminasi Bebas kontaminasi
Bebas kontaminasi Kemudahan Transportasi
Bebas kontaminasi Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah

89
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
Bebas kontaminasi
kapal sesuai
Bebas kontaminasi Lantai dan dinding mudah dibersihkan

Bebas kontaminasi Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan

Bebas kontaminasi Ventilasi menjamin udara baik dan memadai


Bebas kontaminasi Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
Bebas kontaminasi Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
Bebas kontaminasi Pasokan bahan bakar
Bebas kontaminasi Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
Penanganan es yang baik untuk menghindari
Bebas kontaminasi
kontaminasi
Bebas kontaminasi Jumlah pasokan es cukup
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Bebas kontaminasi
yang memadai
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Bebas kontaminasi
yang memadai
Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
Bebas kontaminasi
Sampah Sementara (TPSS)
Bebas kontaminasi Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
Bebas kontaminasi Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
Bebas kontaminasi Dilengkapi bak cuci tangan
Bebas kontaminasi Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan
Bebas kontaminasi ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan
Bebas kontaminasi tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
dibersihkan
Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan
Bebas kontaminasi
kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
Bebas kontaminasi sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
menggunakan air yang mengandung chlorine
Bebas kontaminasi Pembersihan ikan dengan baik
Bebas kontaminasi Pembersihan toilet
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
Bebas kontaminasi
kegiatan di kawasan pelabuhan
Bebas kontaminasi Pembatasan area untuk kawasan TPI
Bebas kontaminasi Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
Bebas kontaminasi
minum di kawasan produksi ikan

Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Kemudahan Transportasi Mutu air baik
Kemudahan Transportasi Terdapat pembuangan limbah
Kemudahan Transportasi Bebas kontaminasi
Kemudahan Transportasi Kemudahan Transportasi
Kemudahan Transportasi Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
Kemudahan Transportasi
kapal sesuai
Kemudahan Transportasi Lantai dan dinding mudah dibersihkan

Kemudahan Transportasi Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan

90
Kemudahan Transportasi Ventilasi menjamin udara baik dan memadai
Kemudahan Transportasi Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
Kemudahan Transportasi Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
Kemudahan Transportasi Pasokan bahan bakar
Kemudahan Transportasi Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
Penanganan es yang baik untuk menghindari
Kemudahan Transportasi
kontaminasi
Kemudahan Transportasi Jumlah pasokan es cukup
Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Kemudahan Transportasi
yang memadai
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Kemudahan Transportasi
yang memadai
Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
Kemudahan Transportasi
Sampah Sementara (TPSS)
Kemudahan Transportasi Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
Kemudahan Transportasi Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
Kemudahan Transportasi Dilengkapi bak cuci tangan
Kemudahan Transportasi Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan
Kemudahan Transportasi ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan
Kemudahan Transportasi tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
dibersihkan
Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan
Kemudahan Transportasi
kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
Kemudahan Transportasi sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
menggunakan air yang mengandung chlorine
Kemudahan Transportasi Pembersihan ikan dengan baik
Kemudahan Transportasi Pembersihan toilet
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
Kemudahan Transportasi
kegiatan di kawasan pelabuhan
Kemudahan Transportasi Pembatasan area untuk kawasan TPI
Kemudahan Transportasi Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
Kemudahan Transportasi
minum di kawasan produksi ikan

Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Mutu air baik
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Terdapat pembuangan limbah
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Bebas kontaminasi
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Kemudahan Transportasi
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
terpisah kapal sesuai
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan
terpisah

91
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Ventilasi menjamin udara baik dan memadai
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Pasokan bahan bakar
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap Penanganan es yang baik untuk menghindari
terpisah kontaminasi
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Jumlah pasokan es cukup
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
terpisah yang memadai
Ruang pokok dan ruang pelengkap Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
terpisah yang memadai
Ruang pokok dan ruang pelengkap Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
terpisah Sampah Sementara (TPSS)
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Dilengkapi bak cuci tangan
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
terpisah
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan
Ruang pokok dan ruang pelengkap
ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
terpisah
disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan
Ruang pokok dan ruang pelengkap
tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
terpisah
dibersihkan
Ruang pokok dan ruang pelengkap Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan
terpisah kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
Ruang pokok dan ruang pelengkap
sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
terpisah
menggunakan air yang mengandung chlorine
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Pembersihan ikan dengan baik
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Pembersihan toilet
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
terpisah kegiatan di kawasan pelabuhan
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Pembatasan area untuk kawasan TPI
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap
Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
terpisah
Ruang pokok dan ruang pelengkap Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
terpisah minum di kawasan produksi ikan

Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Mutu air baik
operasional kapal sesuai

92
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Terdapat pembuangan limbah
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Bebas kontaminasi
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Kemudahan Transportasi
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
operasional kapal sesuai kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Ventilasi menjamin udara baik dan memadai
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Pasokan bahan bakar
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Penanganan es yang baik untuk menghindari
operasional kapal sesuai kontaminasi
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Jumlah pasokan es cukup
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
operasional kapal sesuai yang memadai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
operasional kapal sesuai yang memadai

Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
operasional kapal sesuai Sampah Sementara (TPSS)
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Dilengkapi bak cuci tangan
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
operasional kapal sesuai
Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
operasional kapal sesuai
disinfeksi (Tetap bersih)
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
operasional kapal sesuai
dibersihkan
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan
operasional kapal sesuai kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
operasional kapal sesuai
menggunakan air yang mengandung chlorine

93
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Pembersihan ikan dengan baik
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Pembersihan toilet
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
operasional kapal sesuai kegiatan di kawasan pelabuhan
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Pembatasan area untuk kawasan TPI
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan
Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
operasional kapal sesuai
Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
operasional kapal sesuai minum di kawasan produksi ikan

Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Mutu air baik
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Terdapat pembuangan limbah
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Bebas kontaminasi
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Kemudahan Transportasi
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Lantai dan dinding mudah dibersihkan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Ventilasi menjamin udara baik dan memadai
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Pasokan bahan bakar
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Penanganan es yang baik untuk menghindari
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Jumlah pasokan es cukup
Berikan Tanda Centang Apabila Kolom Kiri Terhubung dengan Kolom Kanan
Subkriteria Mempengaruhi Tanda Subkriteria Dipengaruhi
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
yang memadai
Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
Sampah Sementara (TPSS)

Lantai dan dinding mudah dibersihkan Memiliki fasilitas pengolah limbah padat

Lantai dan dinding mudah dibersihkan Lokasi tidak langsung ke area pelelangan

Lantai dan dinding mudah dibersihkan Dilengkapi bak cuci tangan

Lantai dan dinding mudah dibersihkan Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan

Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan


Lantai dan dinding mudah dibersihkan
ikan di laut dan di pantai mudah dibersihkan dan
Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
tetap menjaga kondisi yang mudah diperbaiki dan
Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
kerusakan pada ikan
Pembersihan lantai, wadah peralatan dan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan sebagainya sebelum dan sesudah digunakan
menggunakan air yang mengandung chlorine
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Pembersihan ikan dengan baik
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Pembersihan toilet

94
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
kegiatan di kawasan pelabuhan
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Pembatasan area untuk kawasan TPI
Lantai dan dinding mudah dibersihkan Penerapan GHdP (Good Handling Practice) TPI
Penerapan pelarangan merokok, meludah, makan,
Lantai dan dinding mudah dibersihkan
minum di kawasan produksi ikan

95
KUISIONER PENELITIAN TUGAS AKHIR

Analisis Pengembangan Fasilitas dan Operasional

Pelabuhan Perikanan Higienis : Studi Kasus Pelabuhan Perikanan Nusantara


Lamongan

Nama : Annisa Fajrin Komaril

NRP : 4413100028

Departemen Teknik Transportasi Laut

Fakultas Teknologi Kelautan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2017

96
Dengan hormat,

Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu yang telah
meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner. Kuisioner ini bertujuan untuk
melakukan pembobotan terhadap kriteria dan subkriteria yang dipentingkan pada
pengembangan fasilitas dan operasional pelabuhan perikanan higienis di PPN
Brondong Lamongan.

Kuisioner ini terdiri dari dua bagian, yang pertama yaitu kuisioner untuk
memberikan bobot pada masing-masing kriteria dalam pengembangan fasilitas dan
operasional pelabuhan perikanan higienis, sedangkan yang kedua adalah kuisioner
untuk membobotkan tingkat kepentingan antar subkriteria.

Besar harapan kami Bapak/Ibu responden berkenan memberikan penilaian


ini menjadi valid dan obyektif sesuai kondisi sebenarnya dan bermanfaat bagi pihak
peneliti maupun pihak-pihak terkait. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih atas
ketersediaannya.

Sebelum mengisi kuisioner ini saya mohon Bapak/Ibu responden untuk


mengisi identitas terlebih dahulu untuk mempermudah identifikasi penelitian. Selain
itu juga diharapkan untuk membaca petunjuk pengisian beserta contoh terlebih
dahulu agar tidak terjadi kesalahan penelitian

Nama :

Jabatan :

Instansi :

Nomor Hp :

97
Bagian 1

Kuisioner Pembobotan Kriteria

Keterangan skala linguistik yang digunakan:

Tingkat Kekuatan Keterangan


1 (sama) Kedua elemen sama kuat
3 (lemah) Satu elemen sedikit lebih kuat daripada elemen yang lain
5 (kuat) Satu elemen cukup kuat darielemen yang lain
7 (sangat kuat) Satu elemen jelas lebih kuat dari elemen yang lain
9 (mutlak kuat) Satu elemen mutlak lebih kuat dari elemen yang lain

2,4,6,8 Nilai tengah diantara penilaian yang beruturan. Nilai ini diberikan
apabila diperlukan kompromi

Petunjuk Pengisian :
Berikan penilaian anda dengan cara memberi satu buah tanda cek (√) atau cek (X)
di salah satu kolom penilaian yang telah disediakan pada pasangan kriteria setiap
baris.
Contoh Pengisian :

I. Perbandingan Kriteria
Kriteria I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria II
1 Lokasi dan lingkungan x Konstruksi bangunan
Dinding, penerangan
2 Lokasi dan lingkungan
x dan ventilasi
3 Lokasi dan lingkungan x Saluran Pembuangan
Pasokan air dan
4 Lokasi dan lingkungan
x bahan bakar
5 Lokasi dan lingkungan x Es
Artinya :

 Dalam perbandingan antar kriteria diatas, lokasi dan lingkungan cukup lebih
baik daripada konstruksi bangunan
 Dalam perbandingan antar kriteria diatas, “lokasi dan lingkungan” dan
“konstruksi bangunan” sama baiknya
 Dalam perbandingan antar kriteria diatas, “saluran pembuangan” mutlak
lebih baik daripada “konstruksi bangunan”
 Dan seterusnya.

98
Tabel Penilaian Perbandingan
I. Perbandingan Kriteria
Kriteria I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria II
1 Lokasi dan lingkungan Konstruksi bangunan
Dinding, penerangan
2 Lokasi dan lingkungan
dan ventilasi
3 Lokasi dan lingkungan Saluran Pembuangan
Pasokan air dan bahan
4 Lokasi dan lingkungan
bakar
5 Lokasi dan lingkungan Es
6 Lokasi dan lingkungan Penanganan limbah
7 Lokasi dan lingkungan Toilet
Konstruksi dan
8 Lokasi dan lingkungan
pemeliharaan alat
Peralatan dan
9 Lokasi dan lingkungan
penanganan awal
Pembersihan dan
10 Lokasi dan lingkungan
sanitasi
11 Lokasi dan lingkungan Kontrol sanitasi
Dinding, penerangan
12
Konstruksi bangunan dan ventilasi
13 Konstruksi bangunan Saluran Pembuangan
Pasokan air dan bahan
14
Konstruksi bangunan bakar
15 Konstruksi bangunan Es
16 Konstruksi bangunan Penanganan limbah
17 Konstruksi bangunan Toilet
Konstruksi dan
18
Konstruksi bangunan pemeliharaan alat
Peralatan dan
19
Konstruksi bangunan penanganan awal
Pembersihan dan
20
Konstruksi bangunan sanitasi
21 Konstruksi bangunan Kontrol sanitasi
Dinding, penerangan
22 Saluran Pembuangan
dan ventilasi
Dinding, penerangan Pasokan air dan bahan
23
dan ventilasi bakar
Dinding, penerangan
24 Es
dan ventilasi
Dinding, penerangan
25 Penanganan limbah
dan ventilasi
Dinding, penerangan
26 Toilet
dan ventilasi
Dinding, penerangan Konstruksi dan
27
dan ventilasi pemeliharaan alat

99
Dinding, penerangan Peralatan dan
28
dan ventilasi penanganan awal
Dinding, penerangan Pembersihan dan
29
dan ventilasi sanitasi
Dinding, penerangan
30 Kontrol sanitasi
dan ventilasi

Kriteria I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria II
Saluran
31 Pasokan air dan bahan bakar
Pembuangan
Saluran
32 Es
Pembuangan
Saluran
33 Penanganan limbah
Pembuangan
Saluran
34 Toilet
Pembuangan
Saluran Konstruksi dan
35
Pembuangan pemeliharaan alat
Saluran Peralatan dan penanganan
36
Pembuangan awal
Saluran
37 Pembersihan dan sanitasi
Pembuangan
Saluran
38 Kontrol sanitasi
Pembuangan
Pasokan air
39 dan bahan Es
bakar
Pasokan air
40 dan bahan Penanganan limbah
bakar
Pasokan air
41 dan bahan Toilet
bakar
Pasokan air
Konstruksi dan
42 dan bahan
pemeliharaan alat
bakar
Pasokan air
Peralatan dan penanganan
43 dan bahan
awal
bakar
Pasokan air
44 dan bahan Pembersihan dan sanitasi
bakar
Pasokan air
45 dan bahan Kontrol sanitasi
bakar
46 Es Penanganan limbah
47 Es Toilet

100
Konstruksi dan
48 Es
pemeliharaan alat
Peralatan dan penanganan
49 Es
awal
50 Es Pembersihan dan sanitasi
51 Es Kontrol sanitasi
Penanganan
52 Toilet
limbah
Penanganan Konstruksi dan
53
limbah pemeliharaan alat
Penanganan Peralatan dan penanganan
54
limbah awal
Penanganan
55 Pembersihan dan sanitasi
limbah
Penanganan
56 Kontrol sanitasi
limbah

Kriteria I 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria II
Konstruksi d
57 Toilet
pemeliharaan alat
Peralatan dan penangan
58 Toilet
awal
59 Toilet Pembersihan dan sanitasi
60 Toilet Kontrol sanitasi
Konstruksi dan pemeliharaan Peralatan dan penangan
61
alat awal
Konstruksi dan pemeliharaan
62 Pembersihan dan sanitasi
alat
Konstruksi dan pemeliharaan
63 Kontrol sanitasi
alat
Peralatan dan penanganan
64
awal Pembersihan dan sanitasi
Peralatan dan penanganan
65
awal Kontrol sanitasi
66 Pembersihan dan sanitasi Kontrol sanitasi

101
LEMBAR PENILAIAN
Mutu dari air baik
1a.1 Berhubungan langsung dengan kesehatan
No Parameter Nilai
1 Tidak lolos parameter mikrobiologi dan kimia organik 1
2 Hanya lolos parameter mikrobiologi 2
3 Lolos sebesar 75% parameter mikrobiologi dan kimia organik 3
4 Lolos sebesar 100% parameter mikrobiologi dan kimia organik 4
1a.2 Tidak berhubungan langsung dengan kesehatan
No Parameter Nilai
1 Tidak lolos parameter fisik dan kimia 1
2 Hanya lolos parameter fisik 2
3 Lolos sebesar 75% parameter fisik dan kimia 3
4 Lolos sebesar 100% parameter fisik dan kimia 4

Terdapat pembuangan limbah


1b.1 Terdapat pembuangan limbah
No Parameter Nilai
1 Tidak terdapat lokasi untuk pembuangan limbah 1
2 Tersedia lokasi tanpa dilengkapi fasilitas seperti bak sampah 2
3 Tesedia lokasi dan dilengkapi fasilitas seperti bak sampah 3
4 Lokasi dan fasilitas pendukung sangat memadai (sampah tidak meluber) 4

Bebas dari kontaminasi


1c.1 Tempat pendaratan dipagari untuk mencegah masuknya hewan peliharaan, tikus dan hama lainnya.
No Parameter Nilai
1 Tanpa pagar sama sekali 1
2 Terpagari tetapi masih terdapat hewan peliharaan, tikus, dll. 2
3 Terpagari tanpa ada hewan peliharaan, tikus dan hama lainya masuk. 3
4 Terpagari tanpa ada hewan peliharaan, dll, dan pagar terawat. 4

1c.2 Bebas kontaminasi dari bahan bakar dan oli


No Parameter Nilai
Terdapat tumpahan bahan bakar, oli dan air dari kapal di tempat pendaratan
1 1
dan kolam labuh.
2 Terdapat tumpahan bahan bakar, oli dan air dari kapal di tempat pendaratan. 2
3 Bebas dari tumpahan bahan bakar, oli dan air dari kapal. 3
Bebas dari tumpahan bahan bakar, oli dan air dari kapal dan terdapat tempat
4 4
pembuangan oli maupun air dan sampah dari kapal.
1c.3 Bebas kontaminasi sampah kegiatan warga (sampah domestik)
No Parameter Nilai
1 Sampah domestik terdapat di setiap sudut pelabuhan 1
2 Sampah hanya terdapat di beberapa lokasi pelabuhan 2
3 Sampah hanya berada di penampungan sampah 3
4 Bebas dari sampah domestik 4

Kemudahan Transportasi
No Parameter Nilai
1 Jarak minimum 0 kilometer dengan pemukiman
Jarak minimum 5 kilometer dari pusat kota 1
Tidak tersedia jaringan jalan arteri primer untuk melayani lalu lintas
2 Jarak minimum 1 kilometer dengan pemukiman
Jarak minimum 5 kilometer dari pusat kota 2
Tersedia jaringan jalan arteri primer untuk melayani lalu lintas
3 Jarak minimum 2 kilometer dengan pemukiman
Jarak minimum 9 kilometer dari pusat kota 3
Tersedia jaringan jalan arteri primer untuk melayani lalu lintas
4 Jarak > 2 kilometer dengan pemukiman
Jarak > 10 kilometer dari pusat kota 4
Tersedia jaringan jalan arteri primer untuk melayani lalu lintas

102
Ruang pokok dan ruang pelengkap terpisah
2a.1 Tempat pendaratan terpisah dengan lokasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
No Parameter Nilai
1 Lokasi pendaratan dan TPI tidak terpisah 1
2 Lokasi pendaratan dan TPI jaraknya berdekatan 2
3 Lokasi pendaratan dan TPI terpisah 3
4 Lokasi pendarata dan TPI terpisah serta terawat dengan baik 4

Ukuran lokasi pelaksanaan kegiatan operasional kapal sesuai


2b.1 Fasilitas labuh minimal 60 GT
No Fasilitas Labuh (GT) Nilai
1 <30 1
2 31-59 2
3 60-150 3
4 > 150 4
2b.2 Fasilitas tambat minimal 60 GT
No Fasilitas Tambat (GT) Nilai
1 <30 1
2 31-59 2
3 60-75 3
4 > 75 4
2b.3 Panjang dermaga minimal 300 meter
No Panjang dermaga 300 m Nilai
1 <150 1
2 151-229 2
3 300 3
4 > 300 4
2b.4 Kedalaman kolam pelabuhan minimal 3 meter
No Kedalaman kolam (m) Nilai
1 <2 1
2 2-2,9 2
3 3-3,9 3
4 ≥4 4
2b.5 Mampu menampung kapal perikanan minimal 30 unit
No Unit kapal/GT Nilai
1 < 75 unit/ 4500 GT 1
2 76 unit/4560 GT - 99 unit/5940 GT 2
3 100 unit/6000 GT - 150 unit/9000 GT 3
4 ≥ 150 unit/ 9000 GT 4
2b.6 Memanfaatkan lahan minimal 20 ha
No Luas lahan (hektar) Nilai
1 < 10 ha 1
2 11 ha-19 ha 2
3 20 ha-25 ha 3
4 ≥ 25 ha 4

Lantai dan dinding mudah dibersihkan


3a.1 Permukaan halus dan rata
No Parameter Nilai
1 Permukaan kasar, tidak rata, licin, tidak kedap air 1
2 Permukaan kasar dan tidak rata, tidak licin, kedap air atau sebaliknya 2
3 Permukaan halus dan rata, tidak licin, kedap air 3
4 Permukaan halus dan rata, tidak licin, kedap air serta tidak berlubang 4
3a.2 Pertemuan lantai dan dinding melengkung
No Parameter Nilai
1 Tidak memiliki dinding 1
2 Pertemuan antara dinding dengan lantai tidak melengkung. 2
3 Pertemuan antara dinding dengan lantai melengkung. 3
4 Pertemuan antara dinding dengan lantai melengkung dan halus. 4

103
3a.3 Lantai miring
No Parameter Nilai
1 Lantai tidak miring sama sekali. 1
2 Lantai miring < 1o 2
3 Lantai miring 2o 3
o
4 Lantai miring 2 mengarah kesaluran pembuangan. 4

Ruang terang sesuai dengan persyaratan kesehatan


3b.1 Pencahayaan tidak menyilaukan mata
No Parameter Nilai
1 < 100 lux 1
2 100 - 199 lux 2
3 200 lux 3
4 210 - 300 lux 4
Terdapat pelindung lampu untuk mencegah adanya pecahan kaca dan
3b.2
penumpukan debu
No Parameter Nilai
1 Tanpa penutup. 1
Dilengkapi penutup tetapi tidak semuanya dan terdapat lampu yang tidak
2 2
berfungsi.
3 Dilengkapi penutup tetapi tidak semuanya lampu berfungsi dengan baik. 3
4 Semua lampu dilengkapi penutup dan lampu berfungsi dengan baik. 4

Ventilasi menjamin udara baik dan memadai


Udara yang masuk ke dalam ruangan harus udara yang bersih, tidak
3c.1
dicemari oleh asap dari sampah. pabrik, knalpot, debu dan lain-lain.
No Parameter Nilai
1 Udara sangat tercemar asap sampah, pabrik, knalpot, debu dan lain-lain 1
2 Udara tercemar asap sampah, pabrik, knalpot, debu dan lain-lain 2
3 Udara bebas dari asap sampah, pabrik, knalpot, debu 3
4 Udara bebas dari asap sampah, pabrik, knalpot, debu serta tidak ada bau 4
Tanpa kondensasi yang terlihat di dinding dan langit-langit serta tidak ada
3c.2
bau yang tidak sedap di daerah pengolahan
No Parameter Nilai
1 Ruangan pengap dan bau tidak sedap. 1
2 Kondensasi yang terlihat di dinding dan langit-langit dan bau tidak sedap. 2
3 Tanpa bau tidak sedap. 3
Tanpa kondensasi yang terlihat di dinding dan langit-langit dan tanpa bau
4 4
tidak sedap.
Bangunan dilengkapi saluran pembuangan
4a.1 Debit air limbah tidak mencemari sistem air bersih dan area sekitar
No Parameter Nilai
1 Air limbah meluber melebihi kapasitas saluran drainase. 1
2 Air limbah menggenang pada saluran drainase. 2
3 Air limbah tidak meluber dan menggenang. 3
Air limbah tidak meluber dan menggenang dan empat penampungan serta
4 4
pipa air bersih jauh dari saluran air limbah.
4a.2 Ada saluran drainase air hujan terpisah dengan air limbah
No Parameter Nilai
1 Tidak memiliki saluran drainase air hujan maupun air limbah. 1
2 Saluran air hujan dan limbah jadi satu. 2
3 Memiliki saluran air hujan dan limbah yang terpisah. 3
Memiliki saluran air hujan dan limbah yang terpisah, serta air limbah tidak
4 4
dibuang kelaut.

104
4a.3 Saluran pembuangan tidak tergenang air saat operasional maupun hujan
No Parameter Nilai
1 Saluran drainase tidak berfungsi sama sekali. 1
Saluran drainase berfungsi tetapi aliran air tidak berjalan lancar dan air
2 2
menggenang di saluran.
Aliran air dapat mengalir dengan lancar dan tidak menggenang saat tidak
3 3
ada hujan maupun setelah operasi.
aliran air dapat mengalir dengan lancar tidak menggenang serta memiliki
4 4
saringan sampah.

Kualitas dan kuantitas pasokan air cukup


Memenuhi standar air untuk minum dengan standar minimal tidak berbau,
5a.1
tidak beraroma, dan tidak berasa
No Parameter Nilai
1 Tidak lolos parameter fisik dan kimia 1
2 Hanya lolos parameter fisik 2
3 Lolos sebesar 75% parameter fisik dan kimia 3
4 Lolos sebesar 100% parameter fisik dan kimia 4
Air berasal dari sumber yang tidak berbahaya, saluran pipa air dirancang
5a.2
agar tidak terjadi kontaminasi silang dengan air kotor
No Parameter Nilai
1 Tidak lolos parameter mikrobiologi dan kimia organik 1
2 Hanya lolos parameter mikrobiologi 2
3 Lolos sebesar 75% parameter mikrobiologi dan kimia organik 3
4 Lolos sebesar 100% parameter mikrobiologi dan kimia organik 4
5a.3 Monitor kualitas air dilakukan min 6 bulan sekali
No Parameter Nilai
1 Dalam setahun tidak melakukan monitor kualitas sama sekali 1
2 Dalam setahun hanya melakukan monitor kualitas air satu kali 2
3 Dalam setahun hanya melakukan monitor kualitas air dua kali 3
4 Dalam setahun melakukan monitor kualitas air lebih dari dua kali 4
Air yang digunakan untuk mencuci hasil tangkapan harus terhindar dari
5a.4
kontaminasi (bukan air kolam pelabuhan)
No Parameter Nilai
1 Penggunaan air kolam pelabuhan untuk mencuci wadah dan ikan 1
Penggunaan air kolam pelabuhan untuk mencuci wadah saja maupun ikan
2 2
saja
Air yang digunakan untuk mencuci hasil tangkapan harus terhindar dari
3 3
kontaminasi (bukan air kolam pelabuhan)
Air yang digunakan untuk mencuci hasil tangkapan harus terhindar dari
4 kontaminasi (bukan air kolam pelabuhan) melainkan menggunakan air yang 4
sesuai kriteria kesehatan langsung maupun tidak langsung

Pasokan bahan bakar cukup


Penyaluran bahan bakar benar dan sesuai sehingga tidak menimbulkan
5b.1
kontaminasi
No Parameter Nilai
1 Bahan bakar mengenai produk perikanan pada saat penyaluran 1
Bahan bakar mengenai produk sebesar 25% perikanan pada saat
2 2
penyaluran
Penyaluran bahan bakar benar dan sesuai sehingga tidak menimbulkan
3 3
kontaminasi
Penyaluran bahan bakar benar dan sesuai sehingga tidak menimbulkan
4 4
kontaminasi dan jumlahnya cukup

105
Es terbuat dari air yang memenuhi syarat
Memenuhi standar air untuk minum dengan standar minimal tidak berbau,
6a.1
tidak beraroma, dan tidak berasa
No Parameter Nilai
1 Tidak lolos parameter fisik dan kimia 1
2 Hanya lolos parameter fisik 2
3 Lolos sebesar 75% parameter fisik dan kimia 3
4 Lolos sebesar 100% parameter fisik dan kimia 4
Air berasal dari sumber yang tidak berbahaya, saluran pipa air dirancang
6a.2
agar tidak terjadi kontaminasi silang dengan air kotor
No Parameter Nilai
1 Tidak lolos parameter mikrobiologi dan kimia organik 1
2 Hanya lolos parameter mikrobiologi 2
3 Lolos sebesar 75% parameter mikrobiologi dan kimia organik 3
4 Lolos sebesar 100% parameter mikrobiologi dan kimia organik 4

Penanganan es yang baik untuk menghindari kontaminasi


Dalam penggunaannya es harus ditangani & disimpan di tempat yang bersih
6b.1
agar terhindar dari kontaminasi
No Parameter Nilai
1 Es tidak ditangani dengan baik dan tidak disimpan dengan baik 1
Es tidak ditangani dengan baik namun disimpan di tempat bersih
2 2
(sebaliknya)
3 Es harus ditangani & disimpan di tempat bersih 3

4 Es harus ditangani & disimpan di tempat bersih serta disalurkan dengan baik 4

Penanganan dan pengangkutan tidak menggunakan alat yang berbahaya


6b.2
(berkarat)
No Parameter Nilai
Penyaluran menggunakan alat yang berkarat, tidak menggunakan sarung
1 1
tangan, dan diangkut dengan alat yang menghasilkan polusi di TPI
Penyaluran menggunakan alat yang tahan karat, menggunakan sarung
2 2
tangan, dandiangkut dengan alat yang menghasilkan polusi di TPI
Menggunakan alat tahan karat, memakai sarung tangan, diangkut dengan
3 3
alat yang tidak menghasilkan polusi di TPI
Menggunakan alat tahan karat, memakai sarung tangan, diangkut dengan
4 4
alat yang tidak menghasilkan polusi di TPI

Jumlah pasokan es cukup


6c.1 1 ton es untuk 1 ton ikan yang didaratkan
No Parameter Nilai
1 Es tidak mencukupi untuk kebutuhan pelabuhan 1
2 1 ton ikan < 1 ton es 2
3 1 ton ikan = 1 ton es 3
4 1 ton ikan > 1 ton es 4

Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai


7a.1 Terdapat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai
No Parameter Nilai
1 Tidak memiliki IPAL 1
2 Hanya terdapat penampungan air limbah kotoran manusia. 2
Memiliki IPAL limbah pengolahan walaupun jadi satu dengan penampungan
3 3
air limbah kotoran manusia.
Miliki IPAL limbah pengolahan dan penampungan limbah kotoran manusia
4 4
yang berbeda.

106
Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai
7b.1 Terdapat Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang memadai
No Parameter Nilai
1 Tidak memiliki TPS. 1
2 Memiliki TPS tetapi tidak kedap air, kuat, kedap air. 2
3 Memiliki TPS yang kedap air, kuat, kedap air. 3
Memiliki TPS yang kedap air, kuat, kedap air, mudah dijangkau untunk
4 4
pengangkutan dan jauh dari tempat kegiatan pelabuhan.

Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan Sampah Sementara


7c.1 Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan Sampah Sementara
No Parameter Nilai
1 Pembersihan dilakukan dua hari sekali 1
2 Pembersihan limbah padat satu hari sekali 2
3 Pembersihan limbah padat 2 kali sehari 3
4 Pembersihan limbah padat > 2 kali sehari 4

Memiliki fasilitas pengolah limbah padat


7d.1 Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
No Parameter Nilai
1 Tidak ada fasilitas pengolah limba padat 1
2 Hanya memiliki fasilitas UPL saja atau Incinerator saja 2
3 Memiliki fasilitas seperti UPL dan Incinerator 3
4 Memiliki dan mengoperasikan fasilitas seperti UPL dan Incinerator 4

Lokasi tidak langsung ke area pelelangan


8a.1 Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
No Parameter Nilai
1 Tidak terdapat toilet. 1
Toilet berada dalam area pelelangan dan menghadap langsung ke
2 2
pelelangan.
Toilet tidak berada dalam area pelelangan dan menghadap langsung ke
3 3
pelelangan.
Toilet tidak berada dalam area pelelangan dan tidak menghadap langsung
4 4
ketempat pelelangan ikan.

Dilengkapi bak cuci tangan


8b.1 Dilengkapi bak cuci tangan
No Parameter Nilai
1 Tidak tersedia tempat cuci tangan. 1
Tersedia tempat cuci tangan tanpa dilengkapi sabun, air mengalir dan lap
2 2
pengering.
Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi sabun, air mengalir dengan lap
3 3
pengering yang dipakai berulang.
Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi sabun, air mengalir dan lap
4 4
pengering sekali pakai.

Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan


8c.1 Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
No Parameter Nilai
Tidak ada toilet, jamban, peturasan, dan westafel di kawasan pelabuhan
1 1
perikanan
Jumlah toilet, jamban, peturasan, dan westafel tidak sesuai dengan jumlah
2 2
karyawan dan pengunjung
Jumlah toilet, jamban, peturasan, dan westafel sesuai dengan jumlah
3 3
karyawan dan pengunjung
Jumlah toilet, jamban, peturasan, dan westafel sesuai dengan jumlah
4 4
karyawan dan pengunjung serta terawat dengan baik

107
Air berasal dari sumber yang tidak berbahaya, saluran pipa air dirancang
agar tidak terjadi kontaminasi silang dengan air kotor
9a.1 Penanganan es yang baik untuk menghindari kontaminasi
No Parameter Nilai
1 Tidak memenuhi syarat sama sekali. 1
2 Wadah atau alat pengangkut halus, anti karat dan tidak beracun. 2
Terbuat dari bahan berwarna terang, halus, anti karat, tidak beracun,
3 3
wadah berlubang dan dalam jumlah yang memenuhi.
Terbuat dari bahan berwarna terang, halus, non-penyerap, anti karat, tidak
4 beracun, wadah memiliki lubang untuk aliran lelehan es dan dalam jumlah 4
yang memenuhi.

Dalam penggunaannya es harus ditangani & disimpan di tempat yang


bersih agar terhindar dari kontaminasi
10a.1 Dalam penggunaannya es harus ditangani & disimpan di tempat yang bersih
No Parameter Nilai
1 Tidak memenuhi syarat sama sekali. 1
2 Wadah atau alat pengangkut halus, anti karat dan tidak beracun. 2
Terbuat dari bahan berwarna terang, halus, anti karat, tidak beracun,
3 3
wadah berlubang dan dalam jumlah yang memenuhi.
Terbuat dari bahan berwarna terang, halus, non-penyerap, anti karat, tidak
4 beracun, wadah memiliki lubang untuk aliran lelehan es dan dalam jumlah 4
yang memenuhi.

Jumlah pasokan es cukup


10b.1 1 ton es untuk 1 ton ikan yang didaratkan
No Parameter Nilai
Semua peralatan yang digunakan seperti wadah menggunakan bahan yang
1 1
terbuat dari kayu
Sebagian peralatan yang digunakan seperti wadah menggunakan bahan
2 2
yang terbuat dari kayu
3 Tidak menggunakan peralatan yang terbuat dari bahan kayu 3
Semua peralatan terbuat dari bahan plastik dan mudah untuk dilakukan
4 4
drainase

Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan Sampah Sementara


11a.1 Pembersihan limbah padat di Tempat Pembuangan Sampah Sementara
No Parameter Nilai
Tidak dilakukan pembersihan pada lantai, wadah, dan peralatan setiap
1 1
sebelum dan sesudah kegiatan

2 Pembersihan hanya dilakukan pada lantai saja atau wadah saja (sebaliknya) 2

Pembersihan lantai, wadah peralatan dan sebagainya sebelum dan sesudah


3 3
digunakan menggunakan air yang mengandung chlorine

4 Pembersihan lantai, wadah peralatan dan sebagainya sebelum dan sesudah 4


digunakan menggunakan air yang mengandung chlorine terawat dengan baik

Tidak menumpuk terlalu lama limbah di Tempat Pembuangan Sampah


Sementara (TPSS) (Min 2 kali sehari)
11b.1 Memiliki fasilitas pengolah limbah padat
No Parameter Nilai
1 Penggunaan air kolam pelabuhan untuk mencuci wadah dan ikan 1
Penggunaan air kolam pelabuhan untuk mencuci wadah saja maupun ikan
2 2
saja
Air yang digunakan untuk mencuci hasil tangkapan harus terhindar dari
3 3
kontaminasi (bukan air kolam pelabuhan)
Air yang digunakan untuk mencuci hasil tangkapan dan wadah harus
terhindar dari kontaminasi (bukan air kolam pelabuhan) melainkan
4 4
menggunakan air yang sesuai kriteria kesehatan langsung maupun tidak
langsung

108
Lokasi tidak langsung ke area pelelangan
11c.1 Dilengkapi bak cuci tangan
No Parameter Nilai
1 Pembersihan hanya dilakukan sekali dalam sehari 1
2 Pembersihan dilakukan 2 kali sehari 2
3 Pembersihan dilakukan setiap 3 jam sekali 3
4 Dibersihkan setiap saat jika kondisi toilet dalam kondisi basah 4

Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan


12a.1 Jumlah cukup sesuai jumlah karyawan
No Parameter Nilai
Para pengunjung tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di
1 1
kawasan pelabuhan
Pembiasaan mencuci tangan hanya sebelum atau sesudah kegiatan di
2 2
kawasan pelabuhan
Pembiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di kawasan
3 3
pelabuhan
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di kawasan pelabuhan sudah
4 4
menjadi kegiatan wajib

Peralatan, wadah dan alat yang bersentuhan dengan ikan di laut dan di
pantai mudah dibersihkan dan disinfeksi (Tetap bersih)
12b.1 Wadah dan peralatan mudah dibersihkan dan memudahkan untuk drainase
No Parameter Nilai
1 Semua orang bebas masuk ke kawasan pelelangan 1
2 Kawasan pelelangan dimasuki oleh petugas lelang, penjual, dan pembeli 2
Area TPI hanya untuk orang-orang yang berkepentingan (Petugas dan
3 3
pelelang)
Pembatasan jumlah pengunjung dan petugas yang memasuki daerah
4 4
pelelangan (sesuai dengan kapasitas ruang pelelangan)

Peralatan pembongkaran mudah dibersihkan, dan tetap menjaga kondisi


yang mudah diperbaiki dan dibersihkan
12c.1 Mirip dengan komponennya 9a
No Parameter Nilai
Hanya melakukan penyelimutan ikan dengan es dan penyortiran
1 1
berdasarkan jenis, ukuran dan mutu
Penyelimutan ikan dengan es, pencucian ikan dengan air kolam pelabuhan,
2 meletakkan ikan ke lantai, dan penyortiran berdasarkan jenis, ukuran dan 2
mutu
Penyelimutan ikan dengan es, pencucian ikan dengan air bersih, tidak
3 meletakkan ikan di lantai dan penyortiran berdasarkan jenis, ukuran dan 3
mutu
Penyelimutan ikan dengan es, pencucian ikan dengan air bersih, tidak
4 meletakkan ikan di lantai dan penyortiran berdasarkan jenis, ukuran dan 4
mutu
Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan kerusakan pada ikan
12d.1 Peralatan yang digunakan tidak boleh menyebabkan kerusakan pada ikan
No Parameter Nilai
1 Tidak ada tanda peringatan sama sekali 1
2 Tanda peringatan tidak dapat dibaca dengan jelas 2
Terdapat tanda peringatan yang dapat dibaca dengan jelas dan diterapkan
3 3
dengan baik

4 Terdapat tanda peringatan yang terletak di tempat yang mudah dilihat dan 4
tidak mengganggu kegiatan di tepat pelelangan serta diterapkan dengan baik

109
Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B
1 1A 2 2,00 M 0,38 0,75
3 1B 2 3,00 M 0,25 0,76
2 1C 2 3,00 M 0,33 0,98
4 1D 2 4,00 M 0,05 0,18
0,00 2,67
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B


1 2A 2 3,00 M 0,88 2,63
2 2B 2 2,00 M 0,12 0,25
0,00 2,88
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB


1 3A 2 3,00 M 0,40 1,21
2 3B 2 2,00 M 0,30 0,60
2 3C 2 3,00 M 0,30 0,89
0,00 2,70
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B


1 4A 2 3,00 M 1 3,00
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B


1 5A 2 2,00 M 0,55 1,10
2 5B 2 3,00 M 0,45 1,35
0,00 2,45
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB


2 6A 2 3,00 M 0,17 0,50
1 6B 2 3,00 M 0,67 2,00
2 6C 2 2,00 M 0,17 0,33
0,00 2,83
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB


1 7A 2 4,00 M 0,25 1,00
1 7B 2 2,00 M 0,25 0,50
1 7C 2 1,00 TM 0,25 0,25
1 7D 2 1,00 TM 0,25 0,25
2,00 2,00
SYARAT HIGIENIS
Tdk Lolos

110
Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB
1 8A 2 3,00 M 0,36 1,07
2 8B 2 2,00 M 0,33 0,67
3 8C 2 2,00 M 0,31 0,62
0,00 2,36
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B


1 9A 2 3,00 M 1 3,00
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot N x B


2 10A 2 3,00 M 0,37 1,10
1 10B 2 3,00 M 0,63 1,90
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB


3 11A 2 2,00 M 0,28 0,55
1 11B 2 3,00 M 0,36 1,09
1 11C 2 1,00 TM 0,36 0,36
1,00 2,00
SYARAT HIGIENIS
Tdk Lolos

Rank Subkriteria Batasan Nilai Syarat Bobot NxB


2 12A 2 2,00 M 0,20 0,39
2 12B 2 2,00 M 0,20 0,39
2 12C 2 2,00 M 0,20 0,39
1 12D 2 2,00 M 0,41 0,82
0,00 2,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

111
Kondisi Saat Ini

Rank Kriteria Nilai Bobot NxB Syarat Hasil


4 K1 2,67 0,095 0,25 3 2,31
11 K2 2,88 0,036 0,10 0 2
7 K3 2,70 0,063 0,17 HASIL → TIDAK HIGIENIS
10 K4 3,00 0,039 0,12
9 K5 2,45 0,044 0,11
8 K6 2,83 0,057 0,16
1 K7 2,00 0,201 0,40
5 K8 2,36 0,089 0,21
12 K9 3,00 0,036 0,11
6 K10 2,00 0,089 0,18
3 K11 2,00 0,122 0,24
2 K12 2,00 0,128 0,26
Tidak Memenuhi 2,31
Tdk Lolos 2,00

Kriteria Bobot
K1 0,095
NILAI BOBOT TIAP KRITERIA
K2 0,036
K3 0,063 0,250

K4 0,039 0,200
K5 0,044
K6 0,057 0,150

K7 0,201
0,100
K8 0,089
K9 0,036 0,050
K10 0,089
0,000
K11 0,122 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 K11 K12
K12 0,128 BOBOT 0,09 0,03 0,06 0,03 0,04 0,05 0,20 0,08 0,03 0,08 0,12 0,12

112
Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"
1 1A 2 3,00 M 0,38 1,13
3 1B 2 3,00 M 0,25 0,76
2 1C 2 3,00 M 0,33 0,98
4 1D 2 4,00 M 0,05 0,18
0,00 3,05
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"


1 2A 2 3,00 M 0,88 2,63
2 2B 2 3,00 M 0,12 0,37
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"


1 3A 2 3,00 M 0,40 1,21
2 3B 2 3,00 M 0,30 0,89
2 3C 2 3,00 M 0,30 0,89
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"


1 4A 2 3,00 M 1 3,00
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"


1 5A 2 3,00 M 0,55 1,65
2 5B 2 3,00 M 0,45 1,35
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"


2 6A 2 3,00 M 0,17 0,50
1 6B 2 3,00 M 0,67 2,00
2 6C 2 3,00 M 0,17 0,50
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"


1 7A 2 4,00 M 0,25 1,00
1 7B 2 3,00 M 0,25 0,75
1 7C 2 3,00 M 0,25 0,75
1 7D 2 2,00 M 0,25 0,50
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

113
Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"
1 8A 2 3,00 M 0,36 1,07
2 8B 2 3,00 M 0,33 1,00
3 8C 2 3,00 M 0,31 0,92
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"


1 9A 2 3,00 M 1 3,00
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"


2 10A 2 3,00 M 0,37 1,10
1 10B 2 3,00 M 0,63 1,90
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"


3 11A 2 3,00 M 0,28 0,83
1 11B 2 3,00 M 0,36 1,09
1 11C 2 3,00 M 0,36 1,09
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)" Syarat Bobot (N x B)"


2 12A 2 3,00 M 0,20 0,59
2 12B 2 3,00 M 0,20 0,59
2 12C 2 3,00 M 0,20 0,59
1 12D 2 3,00 M 0,41 1,24
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

114
Rank Kriteria (Nilai)" Bobot (N x B)" Syarat Hasil
4 K1 3,05 0,095 0,29 3 3,00
11 K2 3,00 0,036 0,11 0 0
7 K3 3,00 0,063 0,19 HASIL → HIGIENIS
10 K4 3,00 0,039 0,12
9 K5 3,00 0,044 0,13
8 K6 3,00 0,057 0,17
1 K7 3,00 0,201 0,60
5 K8 3,00 0,089 0,27
12 K9 3,00 0,036 0,11
6 K10 3,00 0,089 0,27
3 K11 3,00 0,122 0,36
2 K12 3,00 0,128 0,39
Memenuhi 3,00
Lolos 0,00

115
Pengembangan 1A
Biaya Pembersihan Kolam Pelabuhan (Per Semester)
No Kegiatan Jumlah Unit Biaya Total
1 Sewa sampan 2 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
2 Biaya pekerja 4 Rp 1.250.000 Rp 5.000.000
3 Alat pembersih (Wadah, tongkat, dll) 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
JUMLAH Rp 17.000.000
JUMLAH PER TAHUN Rp 34.000.000

Biaya Pembersihan Tandon Air Penampungan (Setahun Sekali)


No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Jasa pembersihan tandon bawah air
1 270,11 m3 Rp 20.000 Rp 5.402.200
laut
Jasa pembersihan tandon bawah air
2 693,42 m3 Rp 20.000 Rp 13.868.400
tawar
Jasa pembersihan tandon atas air
3 1 unit Rp 250.000 Rp 250.000
laut
Jasa pembersihan tandon atas air
4 1 unit Rp 250.000 Rp 250.000
tawar
JUMLAH PER KEGIATAN Rp 19.770.600
JUMLAH PER TAHUN Rp 39.541.200

Pengembangan 2B
Biaya Pengembangan Fasilitas Operasional Kapal Perikanan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pembangunan dermaga tambat
1 225 m'
tiang pancang (pipa beton) L=3 Rp 25.000.000 Rp 5.625.000.000
Pembangunan dermaga
2 pembongkaran tiang pancang (pipa 102,74 m'
beton) L=3 Rp 25.000.000 Rp 2.568.500.000

Pembangunan dermaga perbekalan


3 245,2 m'
tiang pancang (pipa beton) L=3
Rp 25.000.000 Rp 6.130.000.000
Jumlah Rp 14.323.500.000

Pengembangan 3B
Biaya Perawatan Lampu
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Penambahan penutup lampu 50 unit Rp 100.000 Rp 5.000.000
2 Pembelian lampu 7 unit Rp 50.000 Rp 350.000
JUMLAH Rp 5.350.000

Pengembangan 5A
Biaya Monitor Air (Per Tahun)
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Monitor kualitas air 1 Uji Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
2 Pengambilan sampel air 3 titik Rp 3.000.000 Rp 9.000.000
Jumlah Rp 48.000.000

116
Pengembangan 6C
Biaya Pengembangan Pabrik Es
No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan Kebutuhan Biaya
1 Kayu tutup brinetank 15 M3 1 Unit Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
2 Crane hoist kav. 2 ton 2 Unit Rp 30.000.000 Rp 60.000.000
Tabung receiver aqumulator
3 1 Unit Rp 39.000.000 Rp 39.000.000
terminal suction
4 support brine agiatator 1 Unit Rp 24.000.000 Rp 24.000.000
5 Compresor sabro kav. 60 T 1 Unit Rp 400.000.000 Rp 400.000.000
6 Paping unit 8 erection 1 Unit Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
7 Valve inut & erection 1 Unit Rp 97.500.000 Rp 97.500.000
8 Panel & kabel 1 Unit Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
9 Evaporativ condensor 1 Unit Rp 270.250.000 Rp 270.250.000
10 Elektro palting 1 Unit Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
11 Evapurator/perdamper 1 Unit Rp 150.000.000 Rp 150.000.000
12 Frame loe can 1 Unit Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
13 Genset 450 KVA 1 Unit Rp 125.000.000 Rp 125.000.000
14 Bahan-bahan konstruksi 1 Unit Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Jumlah Rp 1.436.750.000

Pengembangan 7B
Biaya Pemberian Sekat pada TPS
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pemberian sekat penutup 1 unit Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
2 Jasa tukang 2 orang Rp 450.000 Rp 900.000
Jumlah Rp 2.900.000

Pengembangan 7C
Penambahan Personil Kebersihan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total Total Setahun
1 Pembelian alat bersih-bersih dan perlengkapan
Sapu 6 unit Rp 50.000 Rp 300.000 Rp 300.000
Sepatu boots 6 unit Rp 100.000 Rp 600.000 Rp 600.000
Sarung tangan 6 unit Rp 10.000 Rp 60.000 Rp 60.000
Seragam petugas kebersihan 6 unit Rp 150.000 Rp 900.000 Rp 900.000
2 Gaji 6 orang Rp 1.700.000 Rp 10.200.000 Rp 122.400.000
3 Operasional Truk
Biaya bahan bakar 1 unit Rp 1.245.000 Rp 1.245.000 Rp 1.245.000
Biaya ganti oli 1 unit Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Jumlah Rp 125.605.000

Pengembangan 7D
Pengembangan Fasilitas Pengolah Limbah Padat
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pembelian Incinerator 1 unit Rp 436.000.000 Rp 436.000.000
Jumlah Rp 436.000.000

Pengembangan 8B, 8C, 11C


Biaya Perawatan Westafel dan Toilet di kawasan TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pengadaan westafel yang rusak 3 unit Rp 350.000 Rp 1.050.000
2 Jasa pemasangan instalasi westafel 2 orang Rp 250.000 Rp 500.000
4 Pembersihan toilet
Gaji pegawai 2 orang Rp 1.400.000 Rp 33.600.000
Pel 2 unit Rp 60.000 Rp 120.000
Sabun pel 5 unit Rp 105.000 Rp 525.000
Jumlah Rp 35.795.000

Pengembangan 11A
Biaya Perawatan Peralatan Bongkar
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Petugas pembersihan peralatan bongkar 2 orang Rp 1.500.000 Rp 3.000.000
2 Teknisi perbaikan peralatan bongkar 1 orang Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Jumlah Rp 4.500.000
Jumlah Setahun Rp 54.000.000

117
Pengembangan 12A
Pengembangan Untuk Pembiasaan Mencuci Tangan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan informasi untuk
1 2 unit Rp 950.000 Rp 1.900.000
pembersihan personil
Penyediaan ruang sanitasi (seperti
2 kolam kecil) sebelum dan sesudah 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
masuk kawasan TPI
Jumlah Rp 5.900.000

Pengembangan 12B
Pengembangan Pembatasan Area Untuk Kawasan TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pembuatan ruang tunggu khusus
1 untuk penunggu giliran masuk ke 1 unit Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
PPDI
Jumlah Rp 25.000.000

Pengembangan 12C
Pengembangan Penerapan GHdP
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Penyediaan pallet untuk memajang
1 10 unit Rp 500.000 Rp 5.000.000
ikan di pelelangan
Jumlah Rp 5.000.000

Pengembangan 12D
Pengembangan Penerapan Pelarangan Merokok, Meludah, Makan, Minum di Kawasan Produksi Ikan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan untuk informasi
1 2 unit Rp 950.000 Rp 1.900.000
pelarangan merokok, meludah dll
Jumlah Rp 1.900.000

TOTAL BIAYA PENGEMBANGAN


No Kegiatan Biaya Pengembangan
Biaya Pembersihan Kolam
1 Rp 34.000.000
Pelabuhan (Per Semester)
Biaya Pembersihan Tandon Air
2 Rp 39.541.200
Penampungan (Setahun Sekali)
Biaya Pengembangan Fasilitas
3 Rp 14.323.500.000
Operasional Kapal Perikanan
3 Biaya Perawatan Lampu Rp 5.350.000
4 Biaya Monitor Air (Per Tahun) Rp 48.000.000
5 Biaya Pengembangan Pabrik Es Rp 1.436.750.000
6 Biaya Pemberian Sekat pada TPS Rp 2.900.000
7 Penambahan Personil Kebersihan Rp 125.605.000
Pengembangan Fasilitas Pengolah
8 Rp 436.000.000
Limbah Padat
Biaya Perawatan Westafel dan
9 Rp 35.795.000
Toilet di kawasan TPI
10 Biaya Perawatan Peralatan Bongkar Rp 54.000.000
Pengembangan Untuk Pembiasaan
11 Rp 5.900.000
Mencuci Tangan
Pengembangan Pembatasan Area
12 Rp 25.000.000
Untuk Kawasan TPI
13 Pengembangan Penerapan GHdP Rp 5.000.000
Pengembangan Penerapan
Pelarangan Merokok, Meludah,
14 Rp 1.900.000
Makan, Minum di Kawasan
Produksi Ikan
JUMLAH Rp 16.579.241.200

118
Rank Subkriteria Batasan (Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
1 1A 2 3,00 M 0,38 1,13
3 1B 2 3,00 M 0,25 0,76
2 1C 2 3,00 M 0,33 0,98
4 1D 2 4,00 M 0,05 0,18
0,00 3,05
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan


(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
1 2A 2
3,00 M 0,88 2,63
2 2B 2
3,00 M 0,12 0,37
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan


(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
1 3A 2
3,00 M 0,40 1,21
2 3B 2
3,00 M 0,30 0,89
2 3C 2
3,00 M 0,30 0,89
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan


(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
1 4A 2
3,00 M 1 3,00
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan


(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
1 5A 2
3,00 M 0,55 1,65
2 5B 2
3,00 M 0,45 1,35
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan


(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
2 6A 2
3,00 M 0,17 0,50
1 6B 2
3,00 M 0,67 2,00
2 6C 2
3,00 M 0,17 0,50
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan


(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
1 7A 2
4,00 M 0,25 1,00
1 7B 2
3,00 M 0,25 0,75
1 7C 2
3,00 M 0,25 0,75
1 7D 2
3,00 M 0,25 0,75
0,00 3,25
SYARAT HIGIENIS
Lolos

119
Rank Subkriteria Batasan
(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
1 8A 2
3,00 M 0,36 1,07
2 8B 2
3,00 M 0,33 1,00
3 8C 2
3,00 M 0,31 0,92
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan


(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
1 9A 2
3,00 M 1 3,00
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan


(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
2 10A 2
3,00 M 0,37 1,10
1 10B 2
3,00 M 0,63 1,90
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan


(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
3 11A 2
3,00 M 0,28 0,83
1 11B 2
3,00 M 0,36 1,09
1 11C 2
3,00 M 0,36 1,09
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan


(Nilai)' Syarat Bobot (N x B)'
2 12A 2
3,00 M 0,20 0,59
2 12B 2
3,00 M 0,20 0,59
2 12C 2
3,00 M 0,20 0,59
1 12D 2
3,00 M 0,41 1,24
0,00 3,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

120
Rank Kriteria (Nilai)' Bobot (N x B)' Syarat Hasil
4 K1 3,05 0,095 0,29 3 3,05
11 K2 3,00 0,036 0,11 0 0
7 K3 3,00 0,063 0,19 HASIL → HIGIENIS
10 K4 3,00 0,039 0,12
9 K5 3,00 0,044 0,13
8 K6 3,00 0,057 0,17
1 K7 3,25 0,201 0,65
5 K8 3,00 0,089 0,27
12 K9 3,00 0,036 0,11
6 K10 3,00 0,089 0,27
3 K11 3,00 0,122 0,36
2 K12 3,00 0,128 0,39
Memenuhi 3,05
Lolos 0,00

121
Pengembangan 1A
Biaya Pembersihan Kolam Pelabuhan (Per Semester)
No Kegiatan Jumlah Unit Biaya Total
1 Sewa sampan 2 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
2 Biaya pekerja 4 Rp 1.250.000 Rp 5.000.000
3 Alat pembersih (Wadah, tongkat, dll) 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
JUMLAH Rp 17.000.000
JUMLAH PER TAHUN Rp 34.000.000

Biaya Pembersihan Tandon Air Penampungan (Setahun Sekali)


No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Jasa pembersihan tandon bawah air
1 270,11 m3 Rp 20.000 Rp 5.402.200
laut
Jasa pembersihan tandon bawah air
2 693,42 m3 Rp 20.000 Rp 13.868.400
tawar
Jasa pembersihan tandon atas air
3 1 unit Rp 250.000 Rp 250.000
laut
Jasa pembersihan tandon atas air
4 1 unit Rp 250.000 Rp 250.000
tawar
JUMLAH PER KEGIATAN Rp 19.770.600
JUMLAH PER TAHUN Rp 39.541.200

Pengembangan 2B
Biaya Pengembangan Fasilitas Operasional Kapal Perikanan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pembangunan dermaga tambat
1 225 m'
tiang pancang (pipa beton) L=3 Rp 25.000.000 Rp 5.625.000.000
Pembangunan dermaga
2 pembongkaran tiang pancang (pipa 102,74 m'
beton) L=3 Rp 25.000.000 Rp 2.568.500.000
Pembangunan dermaga perbekalan
3 245,2 m'
tiang pancang (pipa beton) L=3 Rp 25.000.000 Rp 6.130.000.000
Jumlah Rp 14.323.500.000

Pengembangan 3B
Biaya Perawatan Lampu
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Penambaan penutup lampu 50 unit Rp 100.000 Rp 5.000.000
2 Pembelian lampu 7 unit Rp 50.000 Rp 350.000
JUMLAH Rp 5.350.000

Pengembangan 5A
Biaya Monitor Air (Per Tahun)
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Monitor kualitas air 1 Uji Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
2 Pengambilan sampel air 3 titik Rp 3.000.000 Rp 9.000.000
Jumlah Rp 48.000.000
Pengembangan 6C
Biaya Pengembangan Pabrik Es
No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan Kebutuhan Biaya
1 Kayu tutup brinetank 15 M3 1 Unit Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
2 Crane hoist kav. 2 ton 2 Unit Rp 30.000.000 Rp 60.000.000
Tabung receiver aqumulator
3 1 Unit Rp 39.000.000 Rp 39.000.000
terminal suction
4 support brine agiatator 1 Unit Rp 24.000.000 Rp 24.000.000
5 Compresor sabro kav. 60 T 1 Unit Rp 400.000.000 Rp 400.000.000
6 Paping unit 8 erection 1 Unit Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
7 Valve inut & erection 1 Unit Rp 97.500.000 Rp 97.500.000
8 Panel & kabel 1 Unit Rp 60.000.000 Rp 60.000.000
9 Evaporativ condensor 1 Unit Rp 270.250.000 Rp 270.250.000
10 Elektro palting 1 Unit Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
11 Evapurator/perdamper 1 Unit Rp 150.000.000 Rp 150.000.000
12 Frame loe can 1 Unit Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
13 Genset 450 KVA 1 Unit Rp 125.000.000 Rp 125.000.000
14 Bahan-bahan konstruksi 1 Unit Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Jumlah Rp 1.436.750.000

122
Pengembangan 7B
Biaya Pemberian Sekat pada TPS
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pemberian sekat penutup 1 unit Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
2 Jasa tukang 2 orang Rp 450.000 Rp 900.000
Jumlah Rp 2.900.000

Pengembangan 7C
Penambahan Personil Kebersihan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total Total Setahun
1 Pembelian alat bersih-bersih dan perlengkapan
Sapu 6 unit Rp 50.000 Rp 300.000 Rp 300.000
Sepatu boots 6 unit Rp 100.000 Rp 600.000 Rp 600.000
Sarung tangan 6 unit Rp 10.000 Rp 60.000 Rp 60.000
Seragam petugas kebersihan 6 unit Rp 150.000 Rp 900.000 Rp 900.000
2 Gaji 6 orang Rp 1.700.000 Rp 10.200.000 Rp 122.400.000
3 Operasional Truk
Biaya bahan bakar 1 unit Rp 1.245.000 Rp 1.245.000 Rp 1.245.000
Biaya ganti oli 1 unit Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Jumlah Rp 125.605.000

Pengembangan 7D
Pengembangan Fasilitas Pengolah Limbah Padat
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pembelian Incinerator 1 unit Rp 436.000.000 Rp 436.000.000
2 Konstruksi bangunan 1 unit Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Jumlah Rp 486.000.000

Pengembangan 8B, 8C, 11C


Biaya Perawatan Westafel dan Toilet di kawasan TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pengadaan westafel yang rusak 3 unit Rp 350.000 Rp 1.050.000
2 Jasa pemasangan instalasi westafel 2 orang Rp 250.000 Rp 500.000
4 Pembersihan toilet
Gaji pegawai 2 orang Rp 1.400.000 Rp 33.600.000
Pel 2 unit Rp 60.000 Rp 120.000
Sabun pel 5 unit Rp 105.000 Rp 525.000
Jumlah Rp 35.795.000

Pengembangan 11A
Biaya Perawatan Peralatan Bongkar
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Petugas pembersihan peralatan bongkar 2 orang Rp 1.500.000 Rp 3.000.000
2 Teknisi perbaikan peralatan bongkar 1 orang Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
Jumlah Rp 4.500.000
Jumlah Setahun Rp 54.000.000

Pengembangan 12A
Pengembangan Untuk Pembiasaan Mencuci Tangan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan informasi untuk
1 2 unit Rp 950.000 Rp 1.900.000
pembersihan personil
Penyediaan ruang sanitasi (seperti
2 kolam kecil) sebelum dan sesudah 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
masuk kawasan TPI
Jumlah Rp 5.900.000

Pengembangan 12B
Pengembangan Pembatasan Area Untuk Kawasan TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pembuatan ruang tunggu khusus
1 untuk penunggu giliran masuk ke 1 unit Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
PPDI
Jumlah Rp 25.000.000

123
Pengembangan 12C
Pengembangan Penerapan GHdP
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Penyediaan pallet untuk memajang
1 10 unit Rp 500.000 Rp 5.000.000
ikan di pelelangan
Jumlah Rp 5.000.000

Pengembangan 12D
Pengembangan Penerapan Pelarangan Merokok, Meludah, Makan, Minum di Kawasan Produksi Ikan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan untuk informasi
1 2 unit Rp 950.000 Rp 1.900.000
pelarangan merokok, meludah dll
Jumlah Rp 1.900.000

TOTAL BIAYA PENGEMBANGAN


No Kegiatan Biaya Pengembangan
Biaya Pembersihan Kolam
1 Rp 34.000.000
Pelabuhan (Per Semester)
Biaya Pembersihan Tandon Air
2 Rp 39.541.200
Penampungan (Setahun Sekali)
Biaya Pengembangan Fasilitas
3 Rp 14.323.500.000
Operasional Kapal Perikanan
4 Biaya Perawatan Lampu Rp 5.350.000
5 Biaya Monitor Air (Per Tahun) Rp 48.000.000
6 Biaya Pengembangan Pabrik Es Rp 1.436.750.000
7 Biaya Pemberian Sekat pada TPS Rp 2.900.000
8 Penambahan Personil Kebersihan Rp 125.605.000
Pengembangan Fasilitas Pengolah
9 Rp 486.000.000
Limbah Padat
Biaya Perawatan Westafel dan
10 Rp 35.795.000
Toilet di kawasan TPI
11 Biaya Perawatan Peralatan Bongkar Rp 54.000.000
Pengembangan Untuk Pembiasaan
12 Rp 5.900.000
Mencuci Tangan
Pengembangan Pembatasan Area
13 Rp 25.000.000
Untuk Kawasan TPI
14 Pengembangan Penerapan GHdP Rp 5.000.000
Pengembangan Penerapan
Pelarangan Merokok, Meludah,
15 Rp 1.900.000
Makan, Minum di Kawasan
Produksi Ikan
JUMLAH Rp 16.629.241.200

124
Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""
1 1A 2 4,00 M 0,38 1,50
3 1B 2 4,00 M 0,25 1,01
2 1C 2 4,00 M 0,33 1,30
4 1D 2 4,00 M 0,05 0,18
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""


1 2A 2 4,00 M 0,88 3,50
2 2B 2 4,00 M 0,12 0,50
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""


1 3A 2 4,00 M 0,40 1,61
2 3B 2 4,00 M 0,30 1,19
2 3C 2 4,00 M 0,30 1,19
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""


1 4A 2 4,00 M 1 4,00
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""


1 5A 2 4,00 M 0,55 2,20
2 5B 2 4,00 M 0,45 1,80
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""


2 6A 2 4,00 M 0,17 0,67
1 6B 2 4,00 M 0,67 2,67
2 6C 2 4,00 M 0,17 0,67
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""


1 7A 2 4,00 M 0,25 1,00
1 7B 2 4,00 M 0,25 1,00
1 7C 2 4,00 M 0,25 1,00
1 7D 2 4,00 M 0,25 1,00
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

125
Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""
1 8A 2 4,00 M 0,36 1,43
2 8B 2 4,00 M 0,33 1,34
3 8C 2 4,00 M 0,31 1,23
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""


1 9A 2 4,00 M 1 4,00
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""


2 10A 2 4,00 M 0,37 1,47
1 10B 2 4,00 M 0,63 2,53
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""


3 11A 2 4,00 M 0,28 1,10
1 11B 2 4,00 M 0,36 1,45
1 11C 2 4,00 M 0,36 1,45
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

Rank Subkriteria Batasan (Nilai)"" Syarat Bobot (N x B)""


2 12A 2 4,00 M 0,20 0,78
2 12B 2 4,00 M 0,20 0,78
2 12C 2 4,00 M 0,20 0,78
1 12D 2 4,00 M 0,41 1,65
0,00 4,00
SYARAT HIGIENIS
Lolos

126
127
Pengembangan 1A
Biaya Pembersihan Kolam Pelabuhan (Per Kuartal)
No Kegiatan Jumlah Unit Biaya Total
1 Sewa sampan 2 Rp 5.000.000 Rp 10.000.000
2 Biaya pekerja 4 Rp 1.250.000 Rp 5.000.000
3 Alat pembersih (Wadah, tongkat, dll) 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
Jumlah Rp 17.000.000
Jumlah Per Tahun Rp 68.000.000

Biaya Pembersihan Tandon Air Penampungan (Per 6 bulan )


No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Jasa pembersihan tandon bawah air
1 270,11 m3 Rp 20.000 Rp 5.402.200
laut
Jasa pembersihan tandon bawah air
2 693,42 m3 Rp 20.000 Rp 13.868.400
tawar
Jasa pembersihan tandon atas air
3 1 unit Rp 250.000 Rp 250.000
laut
Jasa pembersihan tandon atas air
4 1 unit Rp 250.000 Rp 250.000
tawar
Jumlah Per Kegiatan Rp 19.770.600
Jumlah Per Tahun Rp 39.541.200

Pengembangan 1B
Penambahan Fasilitas Pembuangan Sampah
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pemasangan bata pembatas 10 m2 Rp 200.000 Rp 2.000.000
2 Tukang 2 orang Rp 400.000 Rp 800.000
3 Pembelian kontainer sampah 1 unit Rp 26.000.000 Rp 26.000.000
Jumlah Rp 28.800.000

Pengembangan 1C dan 2A
Biaya Perawatan Pagar (Setiap tahun)
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pengecatan pagar 356,85 m2 Rp 76.000 Rp 27.120.600
2 Biaya pekerja 4 orang Rp 1.250.000 Rp 5.000.000
3 Pembersihan pagar 3 kali Rp 200.000 Rp 600.000
2 orang Rp 500.000 Rp 1.000.000
4 Gaji pembersih pagar
Rp 3.000.000
Jumlah Rp 35.720.600

Pengembangan 2B
Biaya Pengembangan Fasilitas Operasional Kapal Perikanan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pengerukan kolam dermaga 262,44 m3 Rp 65.000 Rp 17.058.600
Pembangunan dermaga tambat
2 225 m' Rp 25.000.000 Rp 5.625.000.000
tiang pancang (pipa beton) L=3
Pembangunan dermaga
3 pembongkaran tiang pancang (pipa 102,74 m' Rp 25.000.000 Rp 2.568.500.000
beton) L=3
Pembangunan dermaga perbekalan
4 245,2 m' Rp 25.000.000 Rp 6.130.000.000
tiang pancang (pipa beton) L=3
Jumlah Rp 14.340.558.600

Pengembangan 3A
Biaya Perawatan Lantai dan Dinding TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total Total Setahun
1 Pembersihan rutin TPI
Klorin 8 botol Rp 60.000 Rp 480.000 Rp 5.760.000
2 Pegawai 5 orang Rp 1.500.000 Rp 7.500.000 Rp 90.000.000
3 Alat pembersih
Sapu 5 unit Rp 20.000 Rp 100.000 Rp 200.000
Selang 10 meter 5 unit Rp 100.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Jumlah Rp 96.460.000

128
Pengembangan 3B
Biaya Perawatan Lampu
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Penambaan penutup lampu 100 unit Rp 100.000 Rp 10.000.000
2 Pembelian lampu 15 unit Rp 50.000 Rp 750.000
Jumlah Rp 10.750.000

Pengembangan 4A
Biaya Perawatan Saluran Drainase (Per dua minggu)
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pegawai pembersihan 10 orang Rp 300.000 Rp 3.000.000
*26 merupakan jumlah total pengerjaan dalam satu tahun* Rp 78.000.000
2 Peralatan
Gerobak 1 unit Rp 1.750.000 Rp 1.750.000
Cangkul 2 unit Rp 70.000 Rp 140.000
Skop 2 unit Rp 70.000 Rp 140.000
Linggis 2 unit Rp 85.000 Rp 170.000
Sapu 2 unit Rp 50.000 Rp 100.000
Total Perawatan Rp 2.300.000
Total Perawatan Drainase (Per tahun) Rp 80.300.000

Pengembangan 5A, 6A, dan 11B


Biaya Monitor Air (Per 6 bulan)
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Monitor kualitas air 1 Uji Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
2 Pengambilan sampel air 3 titik Rp 3.000.000 Rp 9.000.000
Jumlah Rp 24.000.000
Jumlah biaya monitor (Per Tahun) Rp 48.000.000

Pengembangan 5B
Pembekalan Keselamatan Penyaluran
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Training K3 2 orang Rp 10.000.000 Rp 20.000.000
Jumlah Rp 20.000.000

Pengembangan 6B
Biaya Peningkatan Penanganan Es yang Baik
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pengadaan sarung tangan pegawai 30 unit Rp 10.000 Rp 300.000
2 Gerobak pengangkut es 7 unit Rp 1.000.000 Rp 7.000.000
3 Alat penyukit es 7 unit Rp 50.000 Rp 350.000
Jumlah Rp 7.650.000

Pengembangan 6C
Biaya Pengembangan Pabrik Es
No Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan Kebutuhan Biaya
1 Kayu tutup brinetank 15 M3 1 Unit Rp 80.000.000 Rp 80.000.000
2 Crane hoist kav. 2 ton 2 Unit Rp 30.000.000 Rp 60.000.000
3 Tabung receiver aqumulator terminal suction
1 Unit Rp 78.000.000 Rp 78.000.000
4 support brine agiatator 1 Unit Rp 48.000.000 Rp 48.000.000
5 Compresor sabro kav. 60 T 1 Unit Rp 800.000.000 Rp 800.000.000
6 Paping unit 8 erection 1 Unit Rp 200.000.000 Rp 200.000.000
7 Valve inut & erection 1 Unit Rp 195.000.000 Rp 195.000.000
8 Panel & kabel 1 Unit Rp 120.000.000 Rp 120.000.000
9 Evaporativ condensor 1 Unit Rp 540.500.000 Rp 540.500.000
10 Elektro palting 1 Unit Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
11 Evapurator/perdamper 1 Unit Rp 300.000.000 Rp 300.000.000
12 Frame loe can 1 Unit Rp 12.000.000 Rp 12.000.000
13 Genset 450 KVA 1 Unit Rp 250.000.000 Rp 250.000.000
14 Bahan-bahan konstruksi 1 Unit Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
Jumlah Rp 2.813.500.000

129
Pengembangan 7B
Biaya Pemberian Sekat pada TPS
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pemberian sekat penutup 1 unit Rp 3.000.000 Rp 3.000.000
2 Jasa tukang 2 orang Rp 450.000 Rp 900.000
Jumlah Rp 3.900.000

Pengembangan 7C
Penambahan Personil Kebersihan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total Total Setahun
1 Pembelian alat bersih-bersih dan perlengkapan
Sapu 10 unit Rp 50.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Sepatu boots 10 unit Rp 100.000 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Sarung tangan 10 unit Rp 10.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Seragam petugas kebersihan 10 unit Rp 150.000 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
2 Gaji 10 orang Rp 1.700.000 Rp 17.000.000 Rp 204.000.000
3 Operasional Truk
Biaya bahan bakar 1 unit Rp 1.545.000 Rp 1.545.000 Rp 1.545.000
Biaya ganti oli 1 unit Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Jumlah Rp 208.745.000

Pengembangan 7D
Pengembangan Fasilitas Pengolah Limbah Padat
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pembelian Incinerator 1 unit Rp 436.000.000 Rp 436.000.000
2 Konstruksi bangunan 1 unit Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
Perawatan fasilitas pengolah limbah
3 1 kali Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
padat
Jumlah Rp 486.000.000

Pengembangan 8B, 8C, 11C


Biaya Perawatan Westafel dan Toilet di kawasan TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Pengadaan westafel yang rusak 5 unit Rp 350.000 Rp 1.750.000
2 Jasa pemasangan instalasi westafel 2 orang Rp 250.000 Rp 500.000
3 Pemberian lap 5 unit Rp 20.000 Rp 100.000
4 Pembersihan toilet
Gaji pegawai 2 orang Rp 1.850.000 Rp 44.400.000
Pel 2 unit Rp 60.000 Rp 120.000
Sabun pel 5 unit Rp 105.000 Rp 525.000
Alat pengering tangan 2 unit Rp 700.000 Rp 1.400.000
Jumlah Rp 48.795.000

Pengembangan 9A, 10A, 10B


Biaya Pembersihan dan Pengecekan Wadah dan Peralatan Bongkar Lainnya
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total Total Setahun
1 Klorin 8 botol Rp 60.000 Rp 480.000 Rp 5.760.000
2 Pegawai 3 orang Rp 1.500.000 Rp 4.500.000 Rp 54.000.000
3 Alat pembersih
Selang 10 meter 5 unit Rp 100.000 Rp 500.000 Rp 500.000
Jumlah Rp 60.260.000

Pengembangan 11A
Biaya Perawatan Peralatan Bongkar
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
1 Petugas pembersihan peralatan bongkar 3 orang Rp 1.500.000 Rp 4.500.000
2 Teknisi perbaikan peralatan bongkar 2 orang Rp 1.500.000 Rp 3.000.000
Jumlah Rp 7.500.000
Jumlah Setahun Rp 90.000.000

130
Pengembangan 12A
Pengembangan Untuk Pembiasaan Mencuci Tangan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan informasi untuk
1 3 unit Rp 950.000 Rp 2.850.000
pembersihan personil
Penyediaan ruang sanitasi (seperti
2 kolam kecil) sebelum dan sesudah 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
masuk kawasan TPI
Jumlah Rp 6.850.000

Pengembangan 12B
Pengembangan Pembatasan Area Untuk Kawasan TPI
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pembuatan ruang tunggu khusus
1 untuk penunggu giliran masuk ke 1 unit Rp 25.000.000 Rp 25.000.000
PPDI
Jumlah Rp 25.000.000

Pengembangan 12C
Pengembangan Penerapan GHdP
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Penyediaan pallet untuk memajang
1 15 unit Rp 500.000 Rp 7.500.000
ikan di pelelangan
Jumlah Rp 7.500.000

Pengembangan 12D
Pengembangan Penerapan Pelarangan Merokok, Meludah, Makan, Minum di Kawasan Produksi Ikan
No Kegiatan Jumlah Satuan Unit Biaya Total
Pemberian papan untuk informasi
1 3 unit Rp 950.000 Rp 2.850.000
pelarangan merokok, meludah dll
Jumlah Rp 2.850.000

TOTAL BIAYA PENGEMBANGAN


No Kegiatan Biaya Pengembangan
1 Biaya Pembersihan Kolam Pelabuhan (Per Kuartal) Rp 68.000.000
2 Biaya Pembersihan Tandon Air Penampungan (Per 6 bulan ) Rp 39.541.200
3 Penambahan Fasilitas Pembuangan Sampah Rp 35.720.600
4 Biaya Perawatan Pagar (Setiap tahun) Rp 14.340.558.600
5 Biaya Pengembangan Fasilitas Operasional Kapal Perikanan Rp 96.460.000
6 Biaya Perawatan Lantai dan Dinding TPI Rp 10.750.000
7 Biaya Perawatan Lampu Rp 80.300.000
8 Biaya Perawatan Saluran Drainase (Per dua minggu) Rp 48.000.000
9 Biaya Monitor Air (Per 6 bulan) Rp 20.000.000
10 Pembekalan Keselamatan Penyaluran Rp 7.650.000
11 Biaya Peningkatan Penanganan Es yang Baik Rp 2.813.500.000
12 Biaya Pengembangan Pabrik Es Rp 3.900.000
13 Biaya Pemberian Sekat pada TPS Rp 208.745.000
14 Penambahan Personil Kebersihan Rp 486.000.000
15 Pengembangan Fasilitas Pengolah Limbah Padat Rp 48.795.000
16 Biaya Perawatan Westafel dan Toilet di kawasan TPI Rp 60.260.000
Biaya Pembersihan dan Pengecekan Wadah dan Peralatan
17 Rp 90.000.000
Bongkar Lainnya
18 Biaya Perawatan Peralatan Bongkar Rp 6.850.000
19 Pengembangan Untuk Pembiasaan Mencuci Tangan Rp 25.000.000
20 Pengembangan Pembatasan Area Untuk Kawasan TPI Rp 7.500.000
21 Pengembangan Penerapan GHdP Rp 7.500.000
Pengembangan Penerapan Pelarangan Merokok, Meludah,
22 Rp 2.850.000
Makan, Minum di Kawasan Produksi Ikan
Jumlah Rp 18.507.880.400

131
BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan dengan nama Annisa Fajrin Komaril pada


tanggal 29 Maret 1995 di Surabaya, merupakan anak ke-1
(satu) dari 4 (empat) bersaudara. Penulis telah menempuh
jenjang pendididikan formal di SD Rahmat Surabaya pada
tahun 2001-2005, SD Negeri Sedati Gede II pada tahun 2005-
2007, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 4 Waru tahun
2007-2010 dan SMA Hang Tuah 4 Surabaya tahun 2010-
2013. Pada pertengahan tahun 2013, penulis diterima sebagai
mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Departemen Teknik Transportasi Laut, Fakultas Teknologi Kelautan melalui jalur
SBMPTN. Selama menempuh pendidikan di ITS, penulis ikut serta dan aktif dalam
berbagai organisasi dan kegiatan, yaitu menjabat sebagai wakil sekretaris Badan Pengurus
Harian Himaseatrans tahun 2014-2015, Staff ahli Departemen Kesejahteraan Mahasiswa
Himaseatrans tahun 2015-2016. Sedangkan di lingkungan institut, Penulis juga aktif di
kegiatan yang diadakan oleh kampus antara lain Latihan Dasar Keterampilan Mahasiswa
(LKMM) Pra Tingkat Dasar, Tingkat Dasar dan Pelatihan Pemandu. Selain itu penulis juga
tergabung di Paduan Suara Mahasiswa (PSM ITS) dan mengikuti lomba di Brawijaya Choir
Festival tahun 2014 dan memenangkan Juara 3 (tiga). Bagi pembaca yang ingin bertukar
pikiran dapat menghubungi melalui alamat email: annisafajrink@gmail.com

132

Anda mungkin juga menyukai