Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

CORAL REEF CHECK PADA DAERAH TERUMBU


KARANG TINGGAI PANGEMPANG DESA TANJUNG
LIMAU, KECAMATAN MUARA BADAK, KUTAI
KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

Oleh :
M. Fachrian Akbar

2106036061

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
LEMBAR EKSEKUTIF

Nama Mahasiswa : M. Fachrian Akbar (2106036061)


Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perikanan
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Lokasi Kegiatan :Pokmaswas Bina Lestari Pangempang Kab. Kutai
kartenegara
Judul : Reef Check Terumbu Karang Tingai Desa Tanjung
Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan selama satubulan di
Pokmaswas Bina Lestari Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak,
Kabupaten Kutai Kartanegara. Praktikan di tempatkan pada Survey terumbu
karang. Praktikan ini juga tugas lain seperti berwawancara dengan nelayan.
Dan membantu kegiatan-kegiatan para nelayan. Selama melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) praktikan mendapatkan banyak wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan, serta kemampuan lain yang berguna nantinya
untuk memasuki dunia kerja yang sebenarnya

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Reef Check Terumbu Karang Tingai Desa Tanjung


Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara
Nama Mahasiswa : M. Fachrian Akbar (2106036061)
Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
Lokasi Kegiatan :Pokmaswas Bina Lestari Pangempang Kab. Kutai
kartenegara
Waktu Pelaksanan : 04 Juli 2023 s/d 03 agustus 2023

Samarinda, 01 Oktober 2023

Pembimbing PKL Mahasiswa PKL

Dr. Muchlis Efendi, S.Pi., M.Si. M. Fachrian Akbar


NIP. 197905312005011002 Nim. 2106036061

Mengetahui:
Ketua/sekertaris jurusan Ketua/Sekertaris Program
Studi

Dr.Moh. Mutakim, S.PI., M.Si Lily Inderia Sari, S.Pi., M.Si


NIP. 197407042005011004 NIP.197606192003122002

Wakil Dekan Bidang Akademik,

Dr. Hj. Elly Purnamasari, S.Pi., M.Si


NIP. 197203181996012001

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan berupa kesehatan, kesempatan kepada penyusun
dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini. laporan Praktek
Kerja Lapangan ini yang berjudul coral reef check pada daerah terumbu karang
tinggai pangempang desa tanjung limau, kecamatan muara badak, kutai
kartanegera, kalimantan timur. Praktek Kerja Lapangan yang telah di
laksanakan Di Pokmaswas Bina Lestari Desa Tanjung Limau Kecamatan
Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi mata kuliah wajib
yang termasuk dalam kelompok Tugas Akhir Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan Universitas Mulawarman. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengamatan sampel parameter
kualitas air. Oleh karena itu, sebagai bentuk rasa syukur atas selesainya
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, dengan segala kerendahan hati
praktikan menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat dan karunia-Nya
saya dapat melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan
menyelesaikan laporan ini dengan lancar
2. Kedua orang tua saya, bapak Muh.Mansur S.Pd dan ibu
Narti S.Pd yang telah memberikan doa, dukungan, dan
semangat yang menjadi motivasidalam pelaksanaan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan
3. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Mulawarman Samarinda
4. Ketua Jurusan Manajemen Sumberdaya perairan
5. Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
6. Bapak Muchlis efendi selaku Dosen Pembimbing Praktek
Lapangan
7. Bapak Muh. Mansur selaku ketua Pokmaswas Bina Lestari
Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak Kabupaten
Kutai Kartaneragara

iv
8. Semua pihak yang tidakdapat disebutkan satu peratu, yang
telah membantu penulis dalam penyusun laporan ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih


banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan sarannya yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Terimakasih.

Muara Badak,10 Agustus 2023

Penyusun,

v
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................v
I. PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................ 2
II. DASAR TEORI...................................................................................3
2.1 Pemutihan karang..............................................................................3
2.2 Reef Check........................................................................................ 4
2.3 Identifikasi genera karang..................................................................6
2.4 Teknik Penyelaman............................................................................9
III. METODOLOGI PELAKSANAAN......................................................11
3.1 Waktu.................................................................................................11
3.2 Prosedur............................................................................................ 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................13
4.1 Survey pemutihan karang (Coral bleaching)......................................13
4.2 Metodologi Reef Check......................................................................14
4.3 Identifikasi genera karang..................................................................22
4.4 Teknik penyelaman............................................................................27
V. PENUTUP..........................................................................................30
5.1 Kesimpulan........................................................................................30
5.2 Saran................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................31
LAMPIRAN...............................................................................................32

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bentuk pertumbuhan koloni karang........................................7


Gambar 2. Bagian rangka (skeleton) karang............................................7
Gambar 3. Bentuk koralit karang..............................................................8
Gambar 4. Snorkle, mask dan fins............................................................9
Gambar 5. Peralatan penyelaman............................................................10
Gambar 6. Peta lokasi praktek..................................................................11
Gambar 7. Ringkasan metode Reef Check..............................................15
Gambar 8. Kemunculan substrat, Desa Sembiran....................................18
Gambar 9. Kemunculan (living reef) dan (non living reef).........................19
Gambar 10. Kelimpahan ikan...................................................................20
Gambar 11. Kelimpahan invertebrata.......................................................21
Gambar 12. Indikator dampak kerusakan.................................................22
Gambar 13. Genus karang.......................................................................27

vii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang PKL

Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai


peranan sangat penting dalam pembinaan sumber daya manusia dan
peningkatan daya saing nasional. Tujuan pendidikan tinggi adalah
menghasilkan lulusan yang mampu menjadi pemimpin masa depan dan
memiliki pengetahuan teoritis, praktis dan terapan, sehingga menciptakan
tenaga kerja yang unggul dan berkualifikasi tinggi dengan kemampuan dan
keahlian optimal untuk mencapai tujuan tersebut.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah periode kerja praktik jangka
pendek, dimana mahasiswa menerima pelatihan serta mendapatkan
pengalaman kerja yang sangat berharga di bidang atau potensi
tertentu sesuai dengan karir yang mereka minati (Zopiatis dkk, 2007).
Mahasiswa perguruan tinggi di harapkan mampu menunjukkan
kesiapan kerja dengan kemahiran dan kompetensi yang baik ketika lulus
dan memulai bekerja (Putranto, 2017; Putriatama dkk., 2016). Kesiapan
kerja memberikan kontribusi besar pada performa kerja, sehingga
penting bagi perguruan tinggi menyiapkan lulusan yang siap bekerja
sesuai dengan kebutuhan penerima kerja (Shah et al., 2004).
PKL dilaksanakan di perusahaan-perusahaan swasta maupun
instansi pemerintah. Selain itu juga mahasiswa juga diberi kesempatan
dalam memilih tempat Praktik Kerja Lapangan tersebut. PKL
diselenggarakan secara sistematis dan terjadwal di bawah bimbingan
dosen pembimbing yang memenuhi syarat.

Praktikan memilih tempat Praktik Kerja Lapangan pada


POKMASWAS BINA LESTARI yang merupakan teknis dalam
melaksanankan dari berbagai urusan di bidang perikanan baik dalam hal
kebijakan pemberdayaan nelayan kecil, usaha kecil,

1
serta pengawasan dalam masyarakat nelayan yang menjadi sarana
strategis dalam proses pembentukan kemampuan dan kopetensi yang di
miliki mahasiswa sebagai tenaga kerja professional dalam dunia kerja.
Ilmu, informasi dan wawasan yang diperoleh praktikan pada perusahaan
dapat dijadikan pembelajaran yang berharga sehingga dapat menambah
pengalaman.

B. Maksud dan Tujuan PKL

1. Tujuan yang ingin dicapai dengan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan


(PKL) adalah sebagai berikut:
a. Hal ini menjadi syarat kelulusan bagi mahasiswa Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawaman
b. Mengamati kualitas air perairan keramba jaring apung (KJA).
c. sebagai sarana penerapan atau penerapan ilmu yang diperoleh dari
perkuliahan.
d. Melaksanakan praktek kerja sesuai dengan latar belakang
pendidikannya

2. Bagi Mahasiswa
a. Melatih keterampilan mahasiswa program sarjana
sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh selama
mengikuti perkuliahan di FPIK UNMUL
b. Belajar mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia
kerja pada unit-unit kerja baik dalam lingkungan
pemerintah maupun perusahaan
c. Mengembangkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah
dan mencoba menemukan sesuatu yang baru yang
belum diperoleh dari pendidikan formal

2
3. Bagi FPIK UNMUL
Mendapatkan umpan balik untuk menyempurnakan kurikulum yang
sesuai dengan kebutuhan di lingkungan instansi/perusahaan dan tuntutan
pembangunan pada umumnya. Dengan demikian FPIK UNMUL dapat
mewujudkan konsep link and match dalam meningkatkan kualitas layanan
pada stakeholders
Tujuan PKL menunjukkan pada apa yang akan diperoleh di tempat
praktik kerja, yaitu untuk mengetahui kondisi terumbu karang tinggai
selama 2 hari melihat kondisi terumbu karang, Status kondisi terumbu
karang adalah tingkatan kondisi terumbu karang pada suatu lokasi
tertentu dalam waktu tertentu yang dinilai berdasarkan kriteria baku
kerusakan terumbu karang dengan menggunakan prosentase luas
tutupan terumbu karang yang hidup.

C. Kegunaan PKL
1. Bagi instansi pemerintah, perusahaan swasta dan BUMN.
a. Terwujudnya dan adanya misi sebagai fungsi dan tanggung jawab
sosial kelembagaan.
b. Kemungkinan terjalinnya hubungan yang teratur, sehat dan dinamis
antara lembaga/perusahaan dengan lembaga pendidikan tinggi.
c. Mengutamakan kerjasama yang saling menguntungkan bagi semua
pihak

2. Bagi Mahasiswa
a. Melatih keterampilan sarjana berdasarkan ilmu yang diperoleh
selama mengikuti perkuliahan di FPIK UNMUL
b. Belajar memahami dinamika dan kondisi nyata satuan kerja di
lingkungan pemerintahan dan perusahaan
c. Mengembangkan ilmu yang didapat di bangku kuliah dan mencoba
3
menemukan ilmu baru yang belum pernah didapat dari pendidikan
formal.
3. Bagi FPIK UNMUL
Mendapatkan umpan balik untuk penyempurnaan kurikulum
berdasarkan kebutuhan lingkungan institusi/perusahaan dan kebutuhan
pengembangan secara keseluruhan. Dengan begitu, FPIK UNMUL
mengaktifkan konsep linking and match, peningkatan kualitas pelayanan
kepada pemangku kepentingan.

D. Tempat PKL
Tempat kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di
Dinas Perikanan Kota Samarinda yang berlokasi di Jalan Dahlia No.69
Kelurahan Bugis Samarinda, Kecamatan Samarinda Kota, Kota
Samarinda Kalimantan Timur 75242. Pengambilan data kualitas air di
salah satu binaan Dinas Perikanan Kota Samarinda yang merupakan
kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) “Mina Sembada Berdikari”
yang memanfaatkan perairan Sungai Mahakam menjadi pemeliharaan
ikan menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) yang berlokasi di Jalan
Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek Kecamatan Loa Janan Ilir,
Kota Samarinda Kalimantan Timur.

Gambar 1. Lokasi POKMASWAS BINA4 LESTARI, Desa Tanjung Limau,


Kecamatan Muara Badak
A. Jadwal Waktu PKL

Waktu pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan mulai hari Senin, 03 Juli
2023 dilakukan survey lokasi sekaligus pengambilan mengecek kondisi
terumbu karang di lokasi batu laut bangang / batu tinggai POKMASWAS
BINA LESTARI,Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak
Minggu

I II III IV
Jenis KETERANGAN

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Kegiatan

Perkenalan Kegiata
dengan staf V
Disesuaikan
terkait dan
beradaptasi
Dengan Situasi

Melakukan V VV V V V V V V
Lapangan dan
kegiatan
pemantauan Mengikuti
daerah sekitar
Program
pesisir muara
Kegiatan
badak
DLL V V VV V V V V V V Dari Pihak

Pelaksana

Praktek Kerja

Lapangan
5
BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL

A. Sejarah Dinas Perikanan Kota Samarinda


Pokmaswas Perikanan (Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan)
merupakan pelaksana pengawas ditingkat lapangan yang didalamnya terdiri dari
unsur tokoh masyarkat, dimana kelompok tersebut dibentuk atas inisiatif
masyarakat yang sadar akan pentingnya kelestarian sumber daya kelutan dan
perikanan. Dalam kegiatan sosialisasi (17/5/2022) bekerjasama dengan Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara, serta mengundang
Pokmaswas Perikanan yang berwilayah di Kalimantan Timur.
Telah disampaikan, pokmaswas terbentuk atas dasar pemikiran bahwa
pemanfaatan Sumberdaya kelautan dan perikanan harus dikelola secara lestari
dan berkelanjutan. Adanya keterbatasan aparat penegak hukum, keterbatasan
sarana prasarana, keterbatasan dana pemerintah serta potensi masyarakat
sebagai sumberdaya pengawasan yang cukup besar mampu menjadikan
masyarakat sebagai ujung tombak dalam pengawasan. Karena masyarakat
dapat mengawasi secara berkelanjutan serta dalam upaya pengawasan
pokmaswas dapat bekerjasama dengan aparat penegak hukum.
 Visi: terpelihara sumber daya alam kelautan dan perikanan disertai
peningkatan SDM untuk menyongsong masyarakat sejahtera lahir
batin.
 Misi: 1. menjaga dan memelihara SDKP agae terhindar dari kerusakan
2. Meningkatkan SDM melalui usaha peningkatan pendidikan
3. Menggali inovasi baru guna meningkatkan kesejahtraan
bersama

6
B. STRUKTUR ORGANISASI POKMASWAS PERIKANAN
TAHUN 2023

7
BAB III. PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Bidang Kerja
Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksankan di POKMASWAS
BINA LESTARI,Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, Kutai
Kartanegara,Kalimantan Timur yang dilaksankan selama satu bulan,
mulai dari tanggal 03 Juli 2023 sampai dengan 03 Agustus 2023.

B. Pelaksanaan Kerja
Pada pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) praktikan
memfokuskan pada bidang CORAL REEF pada terumbu karang
dalam kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) yang
memanfaatkan perairan Muara badak, pada perairan umum yang
dimana dalam kegiatan tersebut praktikum yang dilakukan
mengambil sampel, untuk pengambilan hasil data dan pendataan
lainnya yang didampingi oleh Pembina PKL,

a. Pemutihan karang
Terumbu Karang adalah bangunan ribuan karang yang
menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya.
Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau
tanaman. Tetapi mereka sebenarnya adalah sekumpulan hewan-
hewan kecil yang dinamakan polip. Ada dua macam karang, yaitu
karang batu (hard coral) dan karang lunak (soft coral). Karang batu
merupakan karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang
keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari kalsium karbonat atau
zat kapur. Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut
zooxanthellae.

8
Karang batu hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar
matahari masih didapatkan. Karang lunak bentuknya seperti
tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga. Karang lunak dapat
hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang
gelap (Terangi,2010). Pemutihan karang adalah perubahan warna
pada jaringan karang dari warna alaminya yang kecoklatan atau
kehijauan menjadi warna putih pucat (Coremap,2010).

Pemutihan karang dapat mengakibatkan kematian pada


karang. Hilangnya alga simbiotiknya yang bernama zooxanthellae
yang banyak sekali hidup di jaringan karang atau hilangnya pigmen
warna yang memberikan warna pada karang, dapat menyebabkan
pemutihan pada karang. Tanpa zooxanthellae tersebut karang tidak
dapat bertahan hidup lebih lama.

Peristiswa pemutihan sering dihubungkan dengan gangguan


lingkungan seperti naiknya suhu air laut. Karang dapat hidup dalam
batas toleransi suhu berkisar dari 20 sampai 30 derajat
celcius.Suhu kritis yang dapat menyebabkan karang memutih
tergantung dari penyesuaian karang tersebut terhadap suhu air laut
rata-rata daerah dimana ia hidup. Karang cenderung memutih
apabila suhu meningkat tajam dalam waktu yang singkat atau suhu
meningkat perlahan-lahan dalam jangka waktu yang panjang.
Gangguan alam yang lain yang dapat menyebabkan pemutihan
karang yaitu tingginya tingkat sinar ultra violet, perubahan salinitas
secara tiba-tiba, kekurangan cahaya dalam jangka waktu yang
lama, dan penyakit. Faktor pengganggu lainnya adalah kegiatan
manusia, mencakup sedimentasi, polusi dan penangkapan ikan
dengan bahan peledak.

9
Ada perbedaan diantara spesies dan polulasi dalam
merespon penyembuhan dari pemutihan. Beberapa karang dapat
sembuh dan tumbuh normal lagi ketika penyebab pemutihan hilang
dan dapat mengumpulkan kembali zooxanthellae-nya. Karang akan
kembali ke warna semula apabila penyebab pemutihan hilang,
tetapi akan mati apabila penyebabnya terus berlangsung.

Oleh karena itu, pemulihan karang dari pemutihan juga


tergantung dari durasi dan tingkat gangguan lingkungan. Karena
banyak penduduk Indonesia yang hidupnya bergantung dari karang
sebagai mata pencaharian, maka usaha-usaha pengelolaan perlu
dilakukan untuk:
Memastikan kondisi yang optimal bagi pemulihan trumbu
karang
Memastikan perikanan yang berkelanjutan
Memastikan kelangsungan industri pariwisata

Pengelolaan yang hati-hati dapat membantu, dengan mengurangi


dampak negatif atau dengan memperbaiki keadaan bagi
pemulihan.

d. Reef Check

Indonesia memiliki kawasan terumbu karang terkaya di dunia


(dengan lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih dari 2500 jenis
ikan, 590 jenis karang batu*, 2500 jenis Moluska, dan 1500 jenis udang-
udangan**) Namun, terumbu karang, di Indonesia merupakan salah satu
kawasan yang paling terancam di dunia. Selama 50 tahun terakhir,
proporsi penurunan kondisi terumbu karang Indonesia telah meningkat
dari 10% menjadi 50% (Reef at Risk, 2002) . Tekanan yang dialami
terumbu karang semakin meningkat
10 seiring dengan aktifitas
pembangunan, tekanan dari alam, dan perubahan iklim dunia (climate
change). (sumber: * Veron 2002, **Moosa 1998)
Sayangnya data dan sumber daya yang tersedia untuk pengelolaan
terumbu karang berbasiskan sains sangat terbatas. Dengan lebih dari
17,500 pulaunya, salah satu solusi yang memungkinkan ialah
membangun program pengelolaan terumbu karang yang berbasiskan
masyarakat. Untuk itu diperlukan data yang berkesinambungan untuk
mampu menggambarkan perubahan kondisi terumbu karang sebagai
bahan pertimbangan untuk pengelolaannya. Reef Check adalah salah
satu alternatif pemantauan terumbu karang yang tepat untuk menjawab
permasalahan ini. Metoda-metoda saintifik yang bisa digunakan
sebagai masukan pengelolaan cukup sederhana, dan dapat dilakukan
oleh masyarakat penyelam awam dengan cakupan daerah yang luas.
Langkah-langkah pengelolaanpun dilakukan dari, oleh, dan untuk para
pemangku kepentingan lokal, dengan difasilitasi program Reef Check di
dunia.
Metode Reef Check masuk ke Indonesia pertama kali tahun 1997
di Karimun Jawa. Seiring dengan semakin meluasnya survey-survey Reef
Check di Indonesia, maka sejak tahun 2001 secara resmi dibentuk
Jaringan Kerja Reef Check Indonesia (JKRI). JKRI menjadi wadah untuk
saling bertukar pikiran dalam pelaksanaan survey Reef Check dan
memperkuat program konservasi di Indonesia.

11
Gambar 1. Bentuk pertumbuhan koloni

karang Keterangan gambar :


Foliaceous : bentuk koloni yang tipis dan berbentuk daun
Columnar/ submassive : bentuk koloni yang berupa kolom, atau pilar
yang berbentuk gada.
Massive : bentuk koloni yang padat dan pejal seperti batu.
Branching : bentuk cabang dan lebihpanjang daripada diameter yang
dimiliki.
Plate-like : bentuk seperti meja, mendatar dan rata.
Encrusting : bentuk koloni dengan bentuk lembaran yang merayap dan
mengikuti bentuk dasar dimana dia tumbuh atau melekat.
Free living : bentuk seperti jamur/ mushroom tidak melekat pada suatu
substrat.

Keterangan gambar :
Corallite : struktur skeleton dari satu individu/polip.
Costae : struktur sekeleton yang terletak di luar koralit yang biasanya
berjalan secara radial, biasanya merupakan kelanjutan dari septa.
Septa : struktur skeleton yang berbentuk lempengan tersusun tegak
secara radial terletak di dalam koralit.
12
Columella : struktur skeleton yang berada di tengah-tengah koralit.
Pali : struktur skeleton yang merupakan kelanjutan dari septa dekat
dengan pusat atau mulut. Struktur ini biasanya berbentuk tonjolan dan
membesar pada ujungnya dan secara keseluruhan membentuk struktur
seperti mahkota.
Coenesteum : skeleton di antara koralit.
Kalik : permukaan atas dari koralit termasuk kosta dan konesteum.

Gambar 3. Bentuk koralit karang


Keterangan gambar :
Plocoid : bentuk koloni dimana koralit berbentuk tabung pendek atau
agak panjang menebal muncul dari konesteum.
Cerioid : bentuk formasi koralit dimana dinding dari koralit yang
berdekatan menjadi satu.
Phaceloid : bentuk koloni dimana koralit sangat menonjol dan membentuk
percabangan yang pada akhirnya berbentuk kubah.
Meandroid : bentuk koloni yang membentuk alur-alur memanjang dan
berkelok- kelok dengan dinding menyatu.
Flabello-meandroid : bentuk koloni karang yang berlekuk-lekuk atau
mempunyai alur yang berkelok dengan masing-masing koralit mempunyai
13
dinding yang terpisah.
e. Penyelaman Scuba

Kegiatan menyelam atau lebih dikenal dengan scuba diving adalah


salah satu cara dan merupakan pintu untuk memasuki dunia keindahan
bawah laut. Menyelam merupakan aktivitas yang dapat mendekatkan diri
dan mencintai alam, rekreasi dan wisata yang berwawasan lingkungan
(Kursus diving,2010). Untuk dapat menyelam digunakan 2 cara yaitu
snorkeling atau skin diving dan scuba diving.Perbedaan antara snorkeling
dan scuba diving adalah :
1. Skin Diving : kegiatan ini dilakukan di permukaan air dan pada
kedalamam yang relatif dangkal,serta waktu penyelaman yang relatif
terbatas,bergantung kepada tehnik kemampuan kita dalam menahan
nafas. Peralatan yang dibutuhkan saat akan skin diving tidak terlalu
banyak seperti scuba diving, yaitu hanya dibutuhkan masker beserta
snorkelnya,kemudian fins.dan bagi yang belum terlalu pandai berenang
bisa menggunakan juga live vest atau rompi pelampungsebagai
tambahannya.

Gambar 4. Snorkle, mask, dan fins


2. Scuba Diving : dilakukan di bawah permukaan laut dengan kedalaman
yang lebih dalam serta waktu penyelaman yang lebih lama, tetapi
dibutuhkan peralatan pendukung yang lengkap seperti : regulator, BCD,
14
Tank. Peralatan tersebut dinamakan scuba yang merupakan
kepanjangan dari self contained under water breathing apparatus.
Untuk dapat menggunakan peralatan tersebut sangat di perlukan
pelatihan melalui kursus dibawah panduan instruktur secara langsung.

Dengan pelatihan yang benar dan tepat maka kita akan


mengembangkan pengetahuan dan kemampuan secara menyeluruh
dan lebih mendalam. Selama pelatihan selam kita akan diajarkan
mengenai teori dan praktek yg berhubungan dengan penyelaman.

Gambar 5. Peralatan penyelaman (scuba diving) Keterangan gambar :

Jaket Pelampung (BCD) : Berguna untuk mengatur daya apung (layang)


kita tatkala berada didalam air. Dapat diisi udara melalui selang inflator yg
terhubung dengan regulator. Kegunaan lain yaitu untuk melakukan
istirahat di permukaan, terutama kasus keadaan darurat.
Regulator : peralatan pengatur ini, bekerja untuk menyalurkan udara yang
bertekanan tinggi dengan dengan mengurangi tekanannya secara
otomatis, agar dapat mensuply kebutuhan udara bagi penyelam. Terdapat
4 selang terdiri dari selang inflator ke BCD, 2 octopus untuk pernafasan
penyelam dan cadangan, serta ke depth gauge pengukur kedalaman.
15
Dept gauge : pengukur kedalaman dan jumlah udara dalam tabung.
Octopus : bagian pengatur dan pensuply udara kemulut untuk
penyelaman. Masker : Kacamata selam membantu untuk melihat
dengan jelas dalam air.

Snorkle : sebuah alat yang dipergunakan untuk dapat bertahan dibawah


air dengan periode yang cukup lama, berbentuk pipa yang muncul keatas
permukaan air, sebagai peralatan atau sarana masukan dan keluaran
udara (intake dan exhaust).
Fins : berguna untuk menambah kecepatan saat berada di air.
Boots : berguna untuk melindungi kaki dari coral dan batu tajam.
Wet suit : berguna untuk mengurangi rasa dingin yang berlebihan,
terutama saat berada di kedalaman air.
Weight belt : pemberat berfungsi sebagai pengatur beban tubuh didalam
air agar bouyancy seimbang.
Tank : tabung tempat mengisi udara yang digunakan dalam penyelaman.

1. Survey pemutihan karang


Survey dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada
pengunjung wisatawan lokal yang melakukan diving di Pangempang
dengan lokasi yang berbeda yakni, coral tinggai. Beberapa hal yang di
survey yaitu :
 Pengalaman menyelamnya di site tersebut
 Harapan mereka tentang kondisi wilayah penyelaman
 Pendapat penyelam terkait masalah terumbu karang
 Latar belakang penyelaman
2. Identifikasi genera karang
 Mempelajari bentuk pertumbuhan karang
 Mempelajari bentuk koralit pada16karang
 Melakukan identifikasi 14 genus karang
3. Penyelaman Scuba (Scuba diving)
 Teori penyelaman
 Latihan keterampilan kolam.
 Latihan perairan terbuka

f. Identifikasi genera karang


Identifikasi karang hingga ke tingkat spesies masih tergolong langka
di Indonesia. Berbeda dengan identifikasi pada ikan karang yang
umumnya langsung ke tahap spesies, umum nya kemampuan
identifikasi karang saat ini hanya sebatas genera (genus) karang:

Genus Acropora

Ciri- ciri :
Bentuk koloni : bercabang dan ada yang
membentuk meja
Bentuk koralit : axial dan radial
Septa costae tampak jelas, dinding koralit
dipisahkan oleh coenesteum. Terdapat
lubang ditengah koralit (axial dan radial)
sebagai tempat hidup polip.
Hanya satu satunya karang 17 yang memiliki
bentuk koralit axial dan radial.
Genus Platygyra

Ciri- ciri :
Bentuk colony massive,
coralitnya selalu meandroid tetapi seperti ceroid.
dengan dinding relatif tebal. Septa tipis kolumella kecil di
tengah. Bentuknya mirip goniastrea tetapi platygyra tidak
mempunyai pali.

Genus Echinopora

18
Ciri- ciri :
Bentuk Coloni Massive, Laminar (Lembaran Tipis datar) ,
Coralites nya berbentuk plocoid dan kenampakannya terlihat lebih
besar.

Acropora brancing

Ciri-Ciri :
jenis karang ini berbentuk seperti pohon atau tanduk rusa.
Jika dilihat secara detail, terdapat jelas axial koralit pada karang ini.
jenis ini paling banyak ditemukan dan juga yang paling cepat tumbuh.
Contoh karang ini yaitu Acropora formosa.

4.1 Penyelaman Scuba (Scuba Diving)

Kegiatan menyelam atau lebih dikenal dengan scuba diving adalah


salah satu cara dan merupakan pintu untuk memasuki dunia keindahan
bawah laut. Sebelum melakukan penyelaman kita harus mengetahui
beberapa syarat dan teknik penyelaman. Syarat yang diperlukan untuk
mengikuti pelatihan Scuba Diving yaitu :
1. Sehat jasmani dan rohani
Kesehatan fisik dan mental merupakan hal yang mutlak dan harus
diperhatikan sebelum anda memutuskan mengikuti pelatihan diving.
19
tentunya tanpa kesehatan fisik dan mental yang memadai anda tidak bisa
mengikuti pelatihan ini.Usia minimum 15 tahun
Siapapun anda yang berusia minimum 15 tahun dan tentunya
memilki kondisi tubuh yang sehat dapat mengikuti pelatihan diving
2. Memilki kemampuan di air/watermanship
Yakni memiliki kemampuan berenang dengan baik dan benar.
Kemampuan yang lainnya diperlukan adalah kemampuan berenang
sejauh 200 meter,

berenang dengan jarak 12 meter di bawah air atau


apnea/menahan nafas dan dapat mengambang di permukaan selama 10
menit tanpa bantuan alat atau biasa disebut juga water trapen.Jika sudah
memiliki persyaratan tersebut maka, seseorang dapat melakukan
penyelaman. Dalam melakukan penyelaman ada beberapa teknik yang
harus dikuasi yang berguna pada saat di dalam air, yaitu :
1. Kemampuan menggunakan regulator.
Sama hal nya bernapas dengan menggunakan snorkle, bernapas
menggunakan regulator juga menggunakan mulut, sebagai pernapasan di
air. Hanya saja udara yang kita gunakan terbatas dalam tabung, sehingga
perlu membiasakan diri dan mengontrol udara yang digunakan.
2. Masuk ke kedalaman dan muncul kepermukaan.
Untuk masuk ke kedalaman, pegang selang inflator pada BC,
arahkan keatas tekan tombol keluaran yang ada pada unit inflator, untuk
mengeluaran udara yang ada di dalam BC. Masuk perlahan kedalam air
sambil menghembuskan udara dari paru paru, dengan kaki terlebih
dahulu, segera laukan equalize sebelum tekanan membesar. Bila turun
terlalu cepat gunakan kaki fins untuk mengurangi kecepatan, setelah
tubuh sudah condong kedepan , gerakkan perlahan kaki fins dan mulailah
bergerak dengan posisi mendatar. Jangan lupa selalu lakukan equalize
20
terutama pada bagian telinga. Sedangkan, melakukan muncul ke
permukaan terdapat beberapa teknik yang harus dilakukan, agar terhindar
dari penyakit tekanan. Posisi harus melihat keatas dan tetap bernapas
dengan pelan, lakukan stop keamanan di kedalaman 3-4 m, dengan waktu
minimal 2menit, hindari muncul kepermukaan dengan menggunakan BC
kecuali posisi darurat.

3. Penyesuaian daya apung (Bouyancy)


Melakukan penyesuaian daya apung harus dilakukan latihan
sesering mungkin, kemampuan daya apung harus di kuasai oleh seorang
penyelam scuba, hal ini berguna untuk menghindari tertabraknya seorang
penyelam dengan karang. Gunakan pernapasan untuk mengontrol
bouyancy dalam air

4. Buddy breathing

Teknik bernapas dengan mitra (Buddy breathing), dipergunakan


saat peralatan kita gagal kerja atau tidak bisa menyaluran udara
(berhenti).
5. Mask Clearing
Teknik ini dipergunakan untuk menguras air bila masuk ke dalam
masker dan apa bila terjadi pengembunan masker pada saat di
kedalaman. Teknik ini dapat dilakukan dengan memasukkan air kedalam
masker melalui dahi dan dihembuskan nafas melalui hidung secara
continue dengan dongakkan kepala keatas dengan sudut(40o – 45o),
hingga terkuras bersih dari dalam air.
6. Sinyal – kode tangan bawah air
Selama komunikasi bawah air 21
tidak memungkinkan menggunakan
suara, maka tangan merupakan komunikasi pesan singkat yang dapat
dimengerti oleh sesama penyelam di bawah air. Kode tangan akan
berguna bila penyelam lain tidak mengerti, untuk itu semua penyelam
harus belajar untuk mengerti standar kode tangan.
Melakuan perawatan yang benar terhadap peralatan merupakan
persyaratan mutlak, dengan melakukan perawatan yang berkala serta
pemeliharaan peralatan yang baik, akan mengurangi resiko fatal yang
dapat terjadi akibat kelalaian atau kesembronoan dalam penanganan dan
pemeliharaan alat. Mencuci peralatan selam setelah dipakai, terutama dari
laut harus segera dibersihkan dan dicuci,

ini diperlukan karena terjadinya akumulasi penumpukan garam


sehingga akan cepat merusak peralatan, cucilah dengan air tawar bersih
dan hangat, hindari penggunaan sabun. Pastikan seluruh bagian alat,
yang tersembunyi telah benar- benar bersih. Gantunglah ditempat teduh
hindari penjemuran langsung terkena sinar matahari. Khusus perawatan
regulator tiupkan sisa udara yang terdapat pada pelindung debu.Setelah
bersih pasangkan tutup pelindung tersebut pada regulator kemudian
rendam regulator dan tiriskan ditempat teduh.

22
II. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan praktek lapangan ada beberapa hal yang dapat
disimpulkan pada setiap kegiatan yang dilakukan, yaitu :
1. Sebagian besar penyelam berpendapat bahwa pentingnya pengelolaan
terumbu karang agar mereka dapat melakukan penyelaman kembali ke daerah
tersebut.
2. Reef Check merupakan metode pemantauan kesehatan terumbu karang yang
dapat menghasilkan banyak sumber data diantaranya kondisi kelimpahan ikan,
invertebrata dan kondisi terumbu karang serta hubungannya terhadap aktifitas
manusia.
3. Terdapat beberapa hal yang harus dipahami dalam mengidentifikasi tingkat
genera karang, diantaranya bentuk pertumbuhan karang, bentuk coralit,
struktur rangka (skeleton) karang.
4. Dalam melakukan penyelaman hal terpenting yang dilakukan adalah sesuai
prosedur penyelaman.

B. Saran

Perlunya pembelajaran dan tindakan lebih lanjut guna terlibat dalam


pemantauan terumbu karang. Penyelaman yang tidak merusak merupakan salah
satu bentuk kepedulian dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, sehingga
kedepannya pariwisata dapat bertahan dan berkembang.

23
DAFTAR PUSTAKA

Hill,J.,C.Wilkinson. 2004. Methods for Ecological Monitoring of Coral Reefs.

Australian Institute of Marine Science.

Veron, J.E.N. 2000. Coral of the world. Australia : North Ryde

ADS,1988. Skin & scuba diving manual for beginner. Japan.

Anonim1.2010.http://www.kursusdiving.com/page_main.php?id_stdpg=162.diaks

es 27 agustus 2010 Anonim2.2010.http://www.kursusdiving.com/page_main.php?

id_stdpg=163.diaks

es3 27 agustus 2010.

Kelley,Russell.2009.Coral finder indo pasific.Australia

Reef check.2004. Manual intruksi reef check.Caste press. California Allen

gerald.2007.Reef fish Identification tropical pacific.Australia.

Anonim3.2010.http://www.terangi.or.id/id/index.php?option=com_content&task=

view&id=9&Itemid=41.diakses 27 agustus 2010

24
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan pkl di POKMASWAS BINA LESTARI

Kegiatan Runitas pengelolaan pantai setiap bulan

Penanaman mangrove di daerah jembatan sambera

Pertemuan nelayan dengan PSDKP oleh nelayan muara badak


Untuk jalur penangkapan

25
Foto pembelajaran cara tranplantasi dengan metode
Meja spider oleh mahasiswa asia

Foto bersama dengan mahasiswa asia

26
Lampiran 4. Sertifikat dan Lembar Penilaian PKL di POKMASWAS
BINA LESTARI

27

Anda mungkin juga menyukai