Jurnal PENGELOLAAN
PERIKANAN TROPIS
Journal of Tropical Fisheries Management
Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017
JURNAL PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS
Jurnal of Tropical Fisheries Management
ISSN - p 2598 - 8603
ISSN - e 2614 - 8641
DEWAN PENASEHAT:
Ketua:
Prof Dr Mennofatria Boer, Institut Pertanian Bogor
Anggota:
Dr Luky Adrianto, Institut Pertanian Bogor
Prof Dr Ali Suman, Balai Riset Kelautan Perikanan, KKP
Dr Gellwynn DH Jusuf, BAPPENAS
Prof Dr Tridoyo Kusumastanto, Institut Pertanian Bogor
Dr Majariana Krisanti, Institut Pertanian Bogor
EDITOR:
Ketua:
Dr Yonvitner
Sekretaris:
Dr Ali Mashar, Institut Pertanian Bogor
Anggota:
Dr Achmad Fahrudin, Institut Pertanian Bogor
Dr Rahmat Kurnia, Institut Pertanian Bogor
Dr Nurlisa Alias Butet, Institut Pertanian Bogor
Dr Zairion, Institut Pertanian Bogor
Dr Isdradjad Setyobudiandi Institut Pertanian Bogor
Ahmad Muhtadi, SPi MSi Universitas Sumatera Utara
SEKRETARIAT:
Surya Gentha Akmal, SPi
Adham Panji
REVIEWER:
ASSOCIATE REVIEWER:
Jiri Patoka, PhD, Czech Zemedelska University (Czech)
Martin Blaha, PhD, South Bohemia University (Czech)
Prof. Lucas Kalous, Czech Zemedelska University (Czech)
Prof Josep Lloret, Universidad de Girona (Spain)
Prof Takeshi Miura, South Ehime Fisheries Research Center (Japan)
Aisya Intan Widya Satria, Rahmat Kurnia. Ukuran dan Reproduksi dari Ikan Cakalang
(Katsuwonus pelamis, Linnaeus 1758): Famili Scombridae: dari Selatan Laut Jawa. ..................1
.
Dian Safarini, Ali Mashar. Kematangan Gonad dan Potensi Reproduksi Ikan Banyar
(Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817) ........................................................................................11
.
Riska Puspita, Mennofatria Boer, Yonvitner. Tingkat Kerentanan Ikan Tembang (Sardinella
fimbriata, 9DOHQFLHQQHV) dari Kegiatan Penangkapan dan Potensi Keberlanjutannya
di Perairan Selat Sunda ...............................................................................................................17
.
Surya Gentha Akmal, Achmad Fahrudin, Syamsul Bahri Agus. Distribusi Spasial Kelimpahan
Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Sunda...................................................................................25
.
Vera Ardelia, Mennofatria Boer, Yonvitner. Precautionary Approach dalam Pengelolaan
Sumberdaya Ikan Tongkol (Euthynus affinis, &DQWRU) GL3HUDLUDQ
Selat Sunda. ...............................................................................................................33
.
Yonvitner, Isdradjat Setyobudiandi, Apriansyah, Deni Rahmat Hidayat. Tropical Eel:
Vulnerability Approach untuk Pengelolaan Berkelanjutan. ........................................................41
.
Edwarsyah, Rina Safrina. Indek dan Status Keberlanjutan Pulau Kecil Terluar:
Studi Kasus Pesisir Pulo Raya Aceh Jaya ...................................................................................51
.
Selvi Tebay, Denny Cliff Mampioper. Kajian Potensi Lamun dan Pola Interaksi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Lamun (Studi Kasus Kampung Kornasoren
dan Yenburwo, Numfor, Papua) ..................................................................................................59
.
ISSN : 2598 – 8603
Jurnal PENGELOLAAN
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis PERIKANAN TROPIS
Journal of Tropical Fisheries Management
yang merusak, penangkapan ikan berlebih dan middle, posterior. Gonad contoh kemudian dipilih
dilakukan secara tidak sah, baik oleh pelaku dalam sebagai sampel untuk menentukan diameter telur.
negeri maupun pihak asing di Indonesia. Menurut Analisis indeks kematangan gonad dilakukan
Mahyuddin (2012), penurunan sumberdaya ikan untuk mengetahui puncak pemijahan dengan
dapat mengakibatkan Indonesia kesulitan dalam formula berikut (King 2007):
meningkatkan produk secara nyata melalui
kegiatan perikanan tangkap.
Kajian R. kanagurta di PPN Karangantu,
IKG adalah indeks kematangan gonad; BG
Serang, Provinsi Banten sampai saat ini belum
adalah berat gonad total (gram); dan BT adalah
banyak sehingga informasi bagi pengelolaannya
berat tubuh (gram). Semakin tinggi indeks gonad,
masih sangat terbatas. Agar stok R. kanagurta di
peluang ikan menunjukkan kondisi ikan yang
PPN Karangantu tetap lestari, diperlukan penge-
kematangan gonadnya semakin berkembang.
lolaan berkelanjutan dari semua aspek, termasuk
reproduksinya. Dalam reproduksi ikan, hal yang Penentuan fekunditas dilakukan mengguna-
harus diketahui adalah indeks kematangan Gonad kan metode gabungan dengan diawali pengenceran
(IKG), tingkat kematangan gonad (TKG), ukuran 10 ml pada tiap bagian gonad. Nilai fekunditas
pertama kali matang gonad, fekunditas, dan diameter ditentukan dari jumlah telur dalam 1 ml contoh.
telur. Dengan mengetahui reproduksinya, dapat Analisis fekunditas menurut Effendie (2002)
dibuat kebijakan penangkapan dan pengelolaan dapat dilakukan dengan:
berkelanjutan yang akan mempertahankan kualitas G xVxX
F=
dan kuantitas R. kanagurta di perairan, khususnya Q
perairan Teluk Banten. F adalah fekunditas (butir); X adalah jumlah
telur dalam 1 ml; G adalah berat gonad total;
METODOLOGI Q adalah berat gonad contoh; dan V adalah
Lokasi Penelitian Volume pengenceran (10 ml).
Penelitian dilakukan selama bulan Mei hingga Untuk melihat pengaruh panjang terhadap
Agustus 2012. Sampel ikan berasal dari Perairan fekunditas, dilakukan analisis prediksi dengan
Teluk Banten yang didaratkan di PPN Karangantu, fungsi polynomial:
Kabupaten Serang. Analisis reproduksi dilakukan F = a + bX + cX 2
di Laboratorium Biologi Perikanan, Departemen F adalah fekunditas (butir); a,b,c adalah kons-
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas tanta hasil regresi; dan X adalah Panjang total
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian (mm).
Bogor.
Pengukuran diameter menggunakan mikros-
Analisi Data kop dengan mikrometer yang telah ditera. Telur
Data dikumpulkan dari 700 ikan sampel yang diukur diameternya sebanyak 50 butir dari
selama tujuh bulan pengamatan. Data dalam setiap bagian pada gonad TKG 3 dan TKG 4.
penelitian mengenai ikan banyar (R. kanagurta) Selanjutnya, telur diukur di bawah mikroskop
ini dikumpulkan secara langsung di lapangan dan dengan metode penyapuan menggunakan per-
di laboratorium. Sampel ikan diambil secara acak besaran 4x10. Data diameter telur yang telah
sejumlah ±100 ekor dalam sekali pengambilan diperoleh dikonversi dengan dikalikan nilai kon-
sampel dengan jangka waktu 13 hari. Pengukuran versi 0,025. Selanjutnya, dicari jumlah kelas dan
dilapangan meliputi pengukur panjang total dibuat selang kelas dari hasil konversi, kemudian
menggunakan penggaris dan penimbangan bobot frekuensi pada tiap selang kelas. Persentase
tubuh menggunakan timbangan analog. diameter telur per selang kelas panjang menurut
Proses pengumpulan data di laboratorium Effendie (2002) adalah:
adalah penentuan TKG berdasarkan King mi
(2007) untuk betina dan Effendie (2002) untuk P= x100%
jantan. Penentuan TKG dilakukan secara visual
Mj
berdasarkan bentuk morfologi gonad. P adalah Persentase diameter telur per
Selanjutnya, ditentukan volume gonad selang kelas panjang; mi adalah frekuensi ikan
total (gr). Sementara untuk mendapatkan data pada selang kelas ke-i; dan Mi adalah jumlah
fekunditas, diambil contoh dari bagian anterior, ikan TKG ke-j
12
Dian et al. (Gonado Maturity and Reproduction Potential of Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817))
HASIL DAN PEMBAHASAN Jantan (51%) dan betina (49%) (Mahenna 2001)
Gambar 1 menunjukkan R. kanagurta betina
Tingkat Kematangan Gonad sudah terdapat TKG 4 dan 5 pada selang 170–
Selama penelitian didapatkan ikan banyar 180 mm yang lebih kecil dari R. kanagurta dari
sebanyak 714 ekor di mana terdapat 338 ekor Ratnagiri coast, yaitu 198 mm (Bhendarkar et
ikan betina dan 376 ekor ikan jantan. Kondisi ini al. 2013). Pada ikan jantan, telah terdapat TKG
hampir sama rasion R. kanagurta dari Southwest 3, 4, dan 5 pada selang 159–169 mm yang juga
coast of India di mana jumlah jantan juga lebih lebih rendah dari Ratnagiri Coast (Bhendarkar
dominan (Ravichandran et al. 2009) Tingkat et al. 2013), yaitu 206 mm namun lebih tinggi
kematangan gonad R. kanagurta di Teluk Banten dari yang di Calicut, yaitu 150 mm (Sivadas et
bervariasi selama periode pengambilan sampel. al. 2006). Gambar 1 juga menunjukkan hanya
Tabel 1 menampilkan jumlah ikan pada jenisnya terdapat ikan TKG 4 pada ikan betina ukuran
masing-masing terhadap TKG. Tabel 1 juga 225–235 mm dan 247–257 mm untuk ikan
menunjukkan bahwa ikan betina memiliki jumlah jantan yang juga lebih tinggi Calicut, yaitu 155
yang lebih banyak pada TKG 1, 2, dan 4. Namun mm (Sivadas et al. 2006). Hubungan panjang
pada TKG 3 dan 4, ikan jantan memiliki jumlah dengan TKG dapat dilihat pada Gambar 2 yang
yang lebih banyak dibandingkan betina pada menunjukkan bahwa pada R. kanagurta jantan
TKG yang sama. Secara keseluruhan, rasio ikan maupun betina mengalami peningkatan rata-rata
betina dan ikan jantan dari seluruh TKG, yaitu panjang sejalan pertambahan TKG. Peningkatan
1:1,1 di mana ikan jantan lebih banyak. Ikan rata-rata panjang terjadi pada TKG 1 hingga 4,
betina mencapai 47,33% dan ikan jantan 52,66%. namun rata-rata panjang lebih kecil terdapat pada
Penelitian di perairan Kuantan komposisi jantan ikan dengan TKG 5. Hubungan panjang dengan
juga lebih besar (57,75%) dan betina (42,25%) tingkat kematangan gonad pada ikan banyar tidak
(Rahman dan Hafzath 2012), dan di Teluk Suez jauh berbeda pada masing-masing kelamin. Pada
13
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1
R. kanagurta, baik betina maupun jantan, rata-rata ada diketahui bahwa pertumbuhan TKG sejalan
panjang meningkat dari TKG 1 hingga TKG 4, dengan pertumbuhan panjang.
namun rata-rata panjang pada ikan TKG 5 tidak
jauh berbeda dengan ikan TKG 1. Hal ini dapat Fekunditas
disebabkan keberadaaan makanan, laju hormon Ikan banyar yang berasal dari perairan
gonadotropin yang memengaruhi waktu matang Teluk Banten mengeluarkan 9.058–55.181
gonad, faktor genetik dan kemungkinan terdapat butir telur dengan rata-rata ±25.690 butir setiap
ikan yang telah memijah pada ukuran lebih kecil. kali pemijahan yang tidak jauh berbeda dengan
Indeks Kematangan gonad R. kanagurta di Teluk Thailand dengan ±20.000
butir telur setiap pemijahan (Boonprakop 1966 in
Indeks kematangan gonad ikan banyar betina Sudjastani 1974). Berdasarkan Tabel 2, diketahui
secara umum lebih besar dibandingkan ikan jantan R. kanagurta dengan TKG 3 hanya 4 ekor
dengan peningkatan nilai IKG sejak mencapai yang berada pada selang ukuran 170–190 mm,
TKG 3 dan meningkat tajam pada TKG 4. IKG ikan 231–230 mm dan 251–270 mm dengan fekunditas
betina berkisar antara 0,1188–3,7274, sedangkan rata-rata 9829.92–17 835.74 butir tergolong
ikan jantan antara 0,1232–1,6163. Hasil penelitian rendah dari R. kanagurta dari Ratnagiri coast
menunjukkan bahwa IKG ikan banyar meningkat berkisar antara 55.265–314.568 butir (Bhendarkar
sejalan dengan peningkatan TKG. et al. 2013). Ikan dengan TKG 4 terdapat pada
Ikan banyar dari perairan Teluk Banten tiap selang ukuran dengan fekunditas rata-rata
memiliki nilai IKG tertinggi pada pengambilan 10.270,38–31.046,69 butir. Hubungan panjang
sampel ke-5, yaitu tanggal 26 juli 2012 dan dengan fekunditas ikan banyar dinyatakan dalam
terendah pada sampel ke-3, yaitu tanggal 30 Juni persamaan polinomial, yaitu F = -10.2147x2
2012. Tingginya nilai IKG pada sampel ke-5 + 4615.3971x – 487670.9963 yang berarti
menunjukkan bahwa ikan banyar di Teluk Banten fekunditas tertinggi dialami ikan ketika mencapai
mengalami puncak pemijahan pada bulan tersebut. panjang 225,919 mm. Ukuran kematangan ini
Hal ini tidak jauh berbeda dengan pernyataan lebih rendah dari rata-rata tangkapan komersial
Sudjastani (1974) bahwa pemijahan ikan banyar dari laut Oman, yaitu 253 mm (Jawad et al.
terjadi antara Oktober hingga Februari pada 2011) dan hampir sama dengan R. kanagurta dari
musim barat dan Juni hingga September pada Cochin (George dan Banerji (1967) yang dapat
musim timur. Perairan Kuantan puncak IKG juga mencapai 77 mm. Gambar 6 menunjukkan bahwa
terjadi pada bulan Februari sampai Mei (Rahman peningkatan fekunditas ikan banyar secara umum
dan Hafzath 2012) dan di Pesisir Ratnagiri sejalan dengan peningkatan ukuran panjang.
India terjadi perubahan dari bulan Maret–Mei
(Sekharan 1958; Gopakumar 1991; Abdussamad Diameter telur
et al. 2010) menjadi Juni–September (Bhendarkar Ikan banyar yang didapatkan dari perairan
et al. 2013). Nilai IKG juga merupakan salah satu Teluk Banten selama periode Mei hingga Agustus
indikator dari “spawning frequency” ikan (Webb 2012 didapatkan 26 ekor ikan betina yang telah
dan Feist 2002). mencapai TKG 3 dan 4. Ikan banyar betina dengan
Gambar 5 menampilkan hubungan panjang TKG III dan IV yang ada di perairan Teluk Banten
TKG untuk IKG 0,0019–0,6854 dan 0,6954– memiliki diameter telur yang berkisar antara
1,3789. Sama dengan ikan demersal dari kelas 0,05–1,08 mm (Gambar 5). Diameter telur dengan
Siluriformes bahwa IKG ikan betina lebih frekuensi tertinggi terdapat pada selang kelas
tinggi dari ikan jantan (Duarte et al. 2007) Pada 0,21–0,28 mm. Dari sebaran diameter telur ter-
Gambar 5a, diketahui terdapat penambahan dapat satu puncak yangmenunjukkan bahwa
panjang selama perubahan TKG 1–3, namun R. kanagurta termasuk ke dalam kelompok ikan
menurun ketika TKG 4 dan kembali ke ukuran total spawner yang berarti ikan memijah tidak
sebelumnya pada TKG 5 yang menandakan bertahap di mana ikan memijah secara menyeluruh
perbedaan yang tidak jauh berbeda antara TKG (Effendie 2002). R. kanagurta dari Ratnagiri
3–5. Berbeda dengan Gambar 5b yang memiliki coast juga berpola total spawner (one a year)
peningkatan panjang hanya ketika perubahan (Bhendarkar et al. 2013).
TKG 1–2 dan menurun ketika menjadi TKG 3–4. Penelitian menunjukkan terdapat hubungan
Hal ini dapat disebabkan kurangnya sampel ikan antara berat gonad total (BGT) dengan diameter
dengan kisaran IKG tersebut. Namun, jika dilihat telur, semakin besar nilai BGT maka semakin besar
dari struktur keseluruhan dan selang kelas yang pula diameter telurnya. Hubungan antara berat
14
Dian et al. (Gonado Maturity and Reproduction Potential of Indian Mackerel (Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817))
Tabel 2 Jumlah, panjang, dan fekunditas ikan banyar pada TKG 3 dan 4
Selang Kelas Panjang (mm)
TKG
170–190 191–210 211–230 231–250 251–270
TKG 3
Total (ekor) 2 0 0 1 1
Rataan panjang 182 - - 237 255
Fekunditas 9.829,92 - - 9.704,27 17.835,74
TKG 4
Total (ekor) 2 9 2 6 3
Rataan panjang 179,5 203,33 222 240 255,67
Fekunditas 10.270,38 29.748,88 39.194,37 26.822,14 31.046,69
gonad ikan dengan diameter telur R.kanagurta 1817) of Ratnagiri Coast, Maharashtra,
dinyatakan dengan y = 0,2361x0,2926 di mana India. Discovery Science 3(9): 24–26.
koefisien determinasinya (R2) adalah 0,7515. Dari [DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
hubungan BGT dengan diameter telur didapatkan Banten. 2011. Statistik Perikanan Daerah
bahwa R.kanagurta memiliki diameter telur rata- Banten Tahun 2000-2009. Serang (ID):
rata terbesar ketika BGT = 8,2377 gram dengan DKP Banten.
nilai 0,4940 mm. Duarte1 S, FG Araújo1, A Sales and N Bazzoli3.
2007. Morphology of gonads, Maturity and
KESIMPULAN Spawning Season of Loricariichthys spixii
Berdasarkan penelitian selama bulan (Siluriformes, Loricariidae) in a Subtropical
Mei hingga Agustus 2012, didapatkan bahwa Reservoir. Brazilian Archives of Biology
ikan banyar mengalami peningkatan tingkat and Technology 50(6):1019–1032.
kematangan gonad sejalan dengan peningkatan Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta
ukuran panjang. Puncak pemijahan ikan banyar (ID): Yayasan Pustaka Nusantara.
dari Teluk Banten adalah pada akhir Juli dengan George KC, SK Banerji. 1967. Age and Growth
pola pemijahan tidak bertahap (total spawner) dan studies on the Indian Mackerel (Rastrelliger
mengeluarkan ±25.690 butir telur dalam sekali kanagurta (Cuvier 1817) with special
pemijahan. reference to length-frequency data colleted
at Cochin. Indian Journal of Fisheries 16–
DAFTAR PUSTAKA (3): 621–638.
Jawad LA, A Ambuali, JM Al Mamry, HK
Abdussamad EM, Pillai NGK, Kasim MH, Al Busaidi. 2011. Relationship between
Mohamed OMMJ, Jayabalan K. fish length and Otolith Length, width and
2010. Fishery biology and population Weight of the Indian Mackerel (Rastrelliger
characteristics of the Indian mackerel, kanagurta, Cuvier 1817) collected from the
RastrelligeR kanagurta (Cuvier) exploited Sea of Oman. Rihabrstvo 69(2): 51–61.
along Tuticorin Coast. Indian J Fish 57: King MG. 2007. Fisheries Biology Assessment
17–21. and Management. Second edition. United
Adi NS, Rustam A. 2010. Studi awal pengukuran Kingdom (UK): Blackwell Publishing Ltd.
sistem CO2 di Teluk Banten In: Prosiding Mahyuddin B. 2012. Kebutuhan teknologi untuk
Pertemuan Ilmiah Tahunan IV. Ikatan Sarjana pengembangan penangkapan ikan In:
Oseanologi Indonesia 2010[Internet]. Pengelolaan Sumberdaya Kelautan berbasis
[Waktu dan tempat pertemuan tidak IPTEKS untuk Kemakmuran Bangsa.
diketahui]. Bogor (ID) : LPSDKP. [Diunduh Seminar Nasional Kelautan VIII [Internet];
2012 Desember 27]. Tersedia pada : http:// 2012 Mei 24; Surabaya, Indonesia. Bogor
www.lpsdkp.litbang.kkp.go.id/index.php/ (ID): BBPPI. [diunduh 2012 Desember
prosiding?download=9%3Astudi-awal- 2012]. Tersedia pada : http://bbppi.info/
pengukuran-sistem-co2-di-teluk-banten.pdf. files/Makalah-KaBalai.pdf.
Bhendarkar MP, Naik SD, Mohite SA, Kulkarni Mehanna SF. 2001. Dynamic and Management
GN. 2013. Reproduktive Biology of Indian of Indian Mackerel RastelligeR kanagurta
Mackerel, Rastrelliger kanagurta (Cuvier (Cuvier 1816) in the Gulf of Suez, Egypt.
15
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, Desember 2017, Volume 1 No.1
16
PETUNJUK BAGI PENULIS
Artikel yang dapat diterima dalam Jurnal tesis atau disertasi. Rujukan kepada komunikasi
Pengelolaan Perikanan Tropis adalah hasil pribadi atau laporan yang tidak tersedia, harus
penelitian, analisis kebijakan/metodologi, dan ditulis di antara tanda kurung dalam teks. Sistem
ulasan ilmiah yang berkaitan dengan pengelolaan Penulis-Tahun harus digunakan dalam teks. Daftar
sumberdaya perikanan. Artikel harus berupa pustaka harus disusun secara alfabetik dari penulis
tulisan asli yang belum pernah dipublikasikan di pertama. Apabila terdapat dua atau lebih publikasi
dalam jurnal ilmiah nasional maupun internasional. dari penulis yang sama dan pada tahun yang
sama, pada tahun penerbitannya ditambahkan
NASKAH. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia satu huruf kecil yang dapat membedakan. Daftar
atau Inggris, diketik dalam dua spasi, setiap pustaka yang berasal dari jurnal ilmiah harus
halaman diberi nomor halaman. Hendaknya mencantumkan semua nama penulis, tahun terbit,
digarisbawahi kata-kata yang akan dicetak miring. judul lengkap, nama publikasi, nomor volume,
Huruf besar hanya digunakan pada permulaan dan nomor halaman. Untuk buku harus ditulis
kata dari judul artikel, judul paragraf dan nama semua nama penulis, tahun terbit, judul lengkap,
ilmiah dalam bentuk binomial atau trinomial penerbit, tempat penerbitan, dan total halaman.
latin. Satuan Sistem Internasional (SI), termasuk
yang diturunkan harus digunakan. Naskah PENGIRIMAN NASKAH. Naskah berupa file
tidak boleh melebihi 15 halaman ketik, sudah dalam format Microsoft Word (word) dikirim ke:
termasuk tabel-tabel dan gambar-gambar. Artikel
disusun sebagai berikut: Judul (dalam bahasa Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis
Indonesia dan Inggris), Nama Penulis, Alamat E-mail: fisheriesmanagement2017@gmail.com
Penulis, Abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Email PIC: sgakmal@apps.ipb.ac.id
Inggris), Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil,
Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, dan Daftar Divisi Manajemen Sumberdaya Perikanan
Pustaka. Abstrak disajikan ringkas maksimum Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
200 kata. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
TABEL. Penomoran tabel dilakukan secara Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Dramaga
berurutan. Nomor tabel harus diidentifikasi di Bogor 16680 – Wing C, Lantai 4
dalam teks. Judul singkat dari tabel-tabel yang Telepon (0251) 8622912, Fax (0251) 8622932
disajikan harus diketik dalam bahasa Indonesia Sebagai persyaratan bagi pemrosesan artikel, para
dan Inggris. penyumbang artikel wajib menjadi pelanggan
minimal selama satu tahun. Penulis yang
GAMBAR. Penomoran gambar dilakukan secara artikelnya dimuat wajib memberikan kontribusi
berurutan dan harus diidentifikasi di dalam teks. biaya cetak minimal sebesar Rp550 000 (lima
Judul singkat dari gambar harus diketik dalam ratus lima puluh ribu rupiah), termasuk biaya
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. langganan selama satu tahun.
DAFTAR PUSTAKA. Daftar pustaka terdiri Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan
atas minimal 80% berupa jurnal ilmiah nasional diberitahukan secara tertulis yang dikirim secaara
dan internasional sekurang-kurangnya terbitan elektronik maksimum dua minggu setelah naskah
10 tahun terakhir memuat pustaka yang diterima.
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, seperti
ISSN : 2598 – 8603
ISSN 2598 - 8603
PENGELOLAAN PERIKANAN TROPIS Desember 2017, Volume 01, Nomor 01
Halaman 1–66
Aisya Intan Widya Satria, Rahmat Kurnia. Ukuran dan Reproduksi dari Ikan Cakalang
Jurnal PENGELOLAAN
(Katsuwonus pelamis, Linnaeus 1758): Famili Scombridae: dari Selatan Laut Jawa. ������������������������������������������� 1
Dian Safarini, Ali Mashar. Kematangan Gonad dan Potensi Reproduksi Ikan Banyar
(Rastrelliger kanagurta, Cuvier 1817).................................................................................................................. 11
PERIKANAN TROPIS
Riska Puspita, Mennofatria Boer, Yonvitner. Tingkat Kerentanan Ikan Tembang
(Sardinella fimbriata) dari Kegiatan Penangkapan dan Potensi Keberlanjutannya
di Perairan Selat Sunda ......................................................................................................................................... 17
Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis Journal of Tropical Fisheries Management | Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017
Surya Gentha Akmal, Achmad Fahrudin, Syamsul Bahri Agus. Distribusi Spasial Kelimpahan
Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Sunda............................................................................................................. 25
Journal of Tropical Fisheries Management
Vera Ardelia, Mennofatria Boer, Yonvitner. Precautionary Approach dalam Pengelolaan Volume 01– Nomor 01 – Desember 2017
Sumberdaya Ikan Tongkol (Euthynus affinis) dan Ikan Tetengkek (Megalaspis cordyla)
di Perairan Selat Sunda.......................................................................................................................................... 33
Edwarsyah, Rina Safrina. Indeks dan Status Keberlanjutan Pulau Kecil Terluar:
Studi Kasus Pesisir Pulo Raya Aceh Jaya............................................................................................................. 51
Selvi Tebay, Denny Cliff Mampioper. Kajian Potensi Lamun dan Pola Interaksi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Lamun (Studi Kasus Kampung Kornasoren
dan Yenburwo, Numfor, Papua)............................................................................................................................ 59