Disusun Oleh :
Kelompok 5
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.2 Saran...................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polusi udara sendiri merupakan suatu kondisi dimana udara yang ada di sekitar ini
dicemari oleh bahan- bahan kimia, zat atau partikel yang bersifat negatif, atau bahan biologis
lainnya yang bersifat membahayakan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Polusi udara
atau yang juga disebut sebagai pencemaran udara ini seringkali mengakibatkan berbagai
macam dampak yang merugikan, tidak hanya bagi manusia saja, namun juga bagi mankhluk
hidup lainnya dan bahkan planet Bumi pada umumnya.
Polusi udara ini merupkan suatu kondisi yang menggambarkan udara yang tidak
murni lagi karena tercemar oleh berbagai macam zat- zat polutan. Terjadinya polusi udara ini
tidak lain dan tidak bukan merupakan dampak dari ulah manusia sendiri. Polutan yang
mencemari udara ini paling banyak berupa asap- asap yang di dalamnya mengandung banyak
sekali penyakit dan juga hal merugikan lainnya. Maka dari itulah disebut sebagai polusi
udara.
Asap- asap yang menyebabkan pencemaran udara ini alan semakin banyak kita temui
ketika zaman yang kita tempati ini semakin modern dan semakin banyak aktivitas- aktivitas
industri manusia. Selain aktivitas industri dari pabrik- pabrik, aktivitas merokok di kalan
manusia juga menyumbang dampak yang cukup siginifikan terhadap tingkat polusi udara dan
juga asap- asap kendaraan bermotor pun demikian.
2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian outdoor air pollution
2. Mengetahui jenis pencemar dan dampaknya
3. Mengetahui parameter fisika, kimia dan biologi
4. Mengetahui mekanisme penyebaran udara
5. Mengetahui pengendalian dampak outdoor air pollutan
2
BAB II PEMBAHASAN
Polusi udara diluar ruangan (Outdoor Air Polution) adalah suatu kondisi di mana
kehadiran satu atau lebih substansi kimia, fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan atau merusak properti. Pencemaran udara adalah perusakan terhadap kualitas
udara yang disebabkan oleh berbagai sumber, baik sumber biologis maupun non biologis.
Udara di luar ruangan terbuat dari partikel-partikel kimia. Ketika asap atau polutan
lain masuk udara, partikel-partikel yang ditemukan dalam polusi bercampur dengan udara.
Udara tercemar ketika mengandung banyak partikel beracun yang besar. Polusi udara di luar
ruangan mengubah karakteristik alamiah dari atmosfer. Polutan primer ditambahkan langsung
ke atmosfer. Kebakaran menambah polutan primer ke udara. Partikel dibebaskan dari api
langsung masuk ke udara dan menyebabkan polusi misalnya Kebakaran hutan, baik alami
atau yang disebabkan manusia, pelepasan partikel ke udara, salah satu dari banyak penyebab
polusi udara. Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara merupakan sumber
utama polutan primer seperti sumber utama pencemaran udara adalah pembakaran bahan
bakar fosil dari pabrik, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor.
Sebagian besar polusi udara dapat bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil.
Bahan bakar fosil yang terbakar selama banyak proses, termasuk di pembangkit listrik untuk
menciptakan listrik, di pabrik-pabrik untuk membuat mesin berjalan, pada kompor listrik dan
tungku untuk pemanasan, dan fasilitas limbah. Mungkin salah satu penggunaan terbesar dari
bahan bakar fosil dalam transportasi. Bahan bakar fosil yang digunakan dalam mobil, kereta
api, dan pesawat.
Polusi udara juga dapat disebabkan oleh pertanian, seperti peternakan sapi dan
penggunaan pupuk dan pestisida. Sumber-sumber lain dari polusi udara meliputi produksi
3
plastik, pendingin, dan aerosol, dalam tenaga nuklir dan pertahanan, dari tempat pembuangan
sampah dan pertambangan, dan dari senjata biologis.
Pada dasarnya jenis pencemaran udara ini ada 2 macam yaitu dilihat dari
segi bentuk (gas & partikel) dan tempatnya (ruangan indoor, dan outdoor).
5
Asap vulkanik yang dihasilkan dari aktivitas gunung berapi menebarkan
bermacam-macam partikel debu ke udara.
Pertambangan dan penggalian akan menghasilkan polutan utama yaitu debu.
Chloro Fluoro Carbon (CFC) ini terjadi dari kebocoran masin pendingin
seperti kulkan ataupun AC.
Asap rokok, pembakaran, atau pembakaran hutan, cerobong pabrik, knalpot
kendaraan bermotor. Itu semua akan membebaskan CO2 dan CO ke udara.
Proses peleburan seperti contoh, peleburan baja, pembuatan semen, soda,
keramik, aspal. Dari semua bahan ini akan menghasilkan polutan yang berupa
debu, uap, dan asap.
5
2. Gas Karbon Dioksida
Gas Karbon Dioksida (CO2) jika jumlahnya di udara terlalu banyak dengan
tumbuhan yang berjumlah semakin sedikit, maka akan naik ke lapisan atmosfer dan
menghalangi pemancaran panas, sehingga panas yang dipantulkan akan kembali lagi
ke bumi.
Hal ini yang mengakibatkan bumi menjadi sangat panas atau yang biasa
dikenal dengan efek rumah kaca atau global warming. Gas Karbon Dioksida ini
biasanya berasal dari asap pabrik, kebakaran hutan, pembakaran sampah dan asap
kendaraan bermotor.
Efek rumah kaca bisa juga di picu oleh hasil pembakaran fosil batu bara dan
minyak bumi yang menghasilkan buangan berbentuk CO2 dan sulfur
belerang. Mengurangi pembuangan gas CO2 di udara, industri dan kendaraan
bermotor, menanam pohon sangat penting dilakukan untuk menjaga lingkungan dan
mencegah terjadinya global warming.
3. Gas NO dan NO2
Gas nitrogen oksida (Nox) dibagi menjadi dua jenis yaitu gas nitrogen
dioksida (NO2) dan gas nitrogen monoksida (NO). Kedua jenis gas ini memiliki sifat
yang berbeda, tapi keduanya memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi
kesehatan. Gas NO yang mencemari udara sulit diamati secara visual karena
memiliki karakteristik yaitu tidak memiliki warna dan tidak berbau.
Sedangkan untuk gas NO2, jika mencemari udara akan mudah sekali untuk
diamati yaitu dari baunya yang cenderung sangat menyengat dan memiliki warna
coklat kemerahan. Udara di bumi yang mengandung gas NO di dalam batas normal
akan relatif cukup aman dan tidak berbahaya. Kandungan konsentrasi gas NO yang
tinggi bisa menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan akan mengakibatkan
kejang-kejang.
Jika keracunan ini terus berlanjut akan menyebabkan kelumpuhan. Gas NO
menjadi lebih berbahaya jika teroksidasi oleh oksigen menjadi gas NO2. Pencemaran
udara yang disebabkan oleh gas NOx bisa menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil
Nitrates (PAN). PAN ini akan menyebabkan iritasi pada mata yang ditandai dengan
mata yang terasa pedih dan berair.
Peroxy Acetil Nitrates (PAN) ini jika tercampur bersama senyawa kimia jenis
lainnya yang ada di udara bisa menyebabkan terjadinya Photo Chemistry Smog atau
kabut foto kimia yang bisa berdampak terhadap lingkungan dan memiliki sifat
13
karsiogenik. Salah satu dampak yang bisa terjadi terhadap lingkungan yaitu
munculnya asap tebal yang bisa menyebabkan berhentinya laju alat-alat transportasi
karena khawatir akan terjadi tabrakan.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernapasan atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
Hujan asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan
pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
13
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan
N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan
oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.
1. Kualitas Fisik
Bebas debu
Bebas bau
Bebas dari kelembaban yang tinggi Over humidity
Temperatur dan kelembaban sesuai dengan kondisi kenyamanan tubuh dapat
digunakan
Bebas asap atau koloid sejenisnya
13
Bebas suara yang mengganggu
Kecepatan aliran udara
2. Kualitas Kimia
Bebas partikulat kimia
Bebas uap
Bebas gas kimia beracun dan berbahaya
13
Timbal (Pb), Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran
pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida
yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
Hidrokarbon (HC), Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar yang tidak sempurna.
Partikulat (asap atau jelaga), Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling
berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.
3. Kualitas Biologi
Bebas patogen yang berupa virus, bakteri, tungau debu, serangga penghasil
benang atau sejenisnya
Bebas patogen
Bebas serangga
Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan di udara
dapat dijadikan indikator biologi. Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat
polusi udara dalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak merupakan simbiosis antara
algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan fungi. Lumut kerak terdiri atas beberapa
kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap
polutan udara. Oleh karena itu keberadaan kelompok lumut kerak tertentu di suatu
13
wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara di wilayah. Lumut kerak
Usnea sp. Dan Evernia sp. Tidak akan dapat bertahan hidup karena konsentrasi sulfur
dioksida di udara terlalu tinggi.
Pencemaran udara berawal dari berbagai jenis emisi alami dan antropogenik.
Emisi ini didefenisikan sebagai pencemar primer, karena pencemar- pencemar
golongan ini diemisikan langsung ke udara dari sumbernya (misalnya :
SO2,NO,CO,Pb,zat-zat organic dan partikel) yang pada dasarnya ditentukan oleh
factor-faktor meteorology. Bersamaan dengan itu terjadi pula proses-proses
transformasi fisik dan kimia yang mengubah pencemar primer menjadi unsure gas
atau partikulat bentuk lain yang dikenal sebagai pencemar sekunder. Pada dasarnya
kehadiran polutan di udara umumnya berasal dari aktivitas manusia. Dalam
pemaparan polutan ke udara terdapat 3 komponen utama yang saling berinteraksi dan
menentukan kelanjutannya untuk memenuhi criteria sebagai pencemaran atau tidak,
yaitu sumber emisi,atmosfer,dan reseptor.
Proses selanjutnya sebuah jenis kontaminan yang dilepas dari sumber emisi
masuk ke atmosfer sebagai bahan pencemar. Bila kontaminan tersebut mempunyai
waktu tinggal paling lama dan tidak mengalami perubahan, kuantitas mempengaruhi
NAB (Nilai Ambang Batas) yang telah ditentukan oleh suatu daerah serta potensial
menggangu lingkungan, maka kontaminan tersebut baru dapat di sebut ‟polutan‟ atau
pencemar. Polutan tersebut berpengaruh terhadap komposisi udara di atmosfer.
Melalui ekologi kita ketahui bahwa udara merupakan salah satu unsure dari
sistem ekologi yang luas, yang merupakan salah satu kelompok unsur-unsur abiotik.
Unsur abiotik (atmosfer, hidrosfer, litosfer) yang tergolong sebagai salah satu
lingkungan fisik, di samping unsure tanah dan air yang kita kenal. Baik tanah, air,
maupun udara dengan berbagai unsur lingkungan lain (biotis). Unsur biotik (manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, mikroorganisme) yang secara alamiah memiliki suatu
interaksi yang kompleks. Sumber-sumber pencemaran karena tangan manusia saat ini
terus bertambah mulai dari pembakaran dari industri, pembakaran bahan-bahan bakar
pada alat transportasi, sampai pembakaran sampah. Bahan-bahan buangan ke dalam
13
udara akan memberikan pengaruh terhadap kelestarian, stabilitas, dan kualitas
lingkungan udara, sehingga timbul fenomena efek rumah kaca (green house effects).
Pengaruh dari greenhouse effects :
TENTANG
13
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Pasal 25
13
(1) Setiap orang atau penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang menyebabkan
terjadinya pencemaran udara dan/atau gangguan wajib melakukan upaya
penanggulangan dan pemulihannya.
Paragraf 1
Keadaan Darurat
Pasal 26
(1) Apabila hasil pemantauan menunjukan Indeks Standar Pencemar Udara mencapai
nilai 300 atau lebih berarti udara dalam kategori berbahaya maka :
(2) Pengumuman keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
antara lain melalui media cetak dan/atau media elektronik.
Pasal 27
Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara
penanggulangan dan pemulihan keadaan darurat pencemaran udara.
Paragraf 2
Pasal 28
14
Penanggulangan pencemaran udara sumber tidak bergerak meliputi pengawasan
terhadap penaatan baku mutu emisi yang telah ditetapkan, pemantauan emisi yang
keluar dari kegiatan dan mutu udara ambien di sekitar lokasi kegiatan, dan
pemeriksaan penaatan terhadap ketentuan persyaratan teknis pengendalian
pencemaran udara.
Pasal 29
Pasal 30
(1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari sumber tidak bergerak
yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan baku mutu udara ambien, baku
mutu emisi, dan baku tingkat gangguan.
(2) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari sumber tidak bergerak
yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan persyaratan teknis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2).
Paragraf 3
Sumber Bergerak
Pasal 31
Pasal 32
15
(1) Instansi yang bertanggungjawab mengkoordinasikan pelaksanaan penanggulangan
pencemaran udara dari sumber bergerak.
Pasal 33
Kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama yang mengeluarkan
emisi gas buang wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor.
Pasal 34
(1) Kendaraan bermotor tipe baru wajib menjalani uji tipe emisi.
(2) Bagi kendaraan bermotor tipe baru yang dinyatakan lulus uji tipe emisi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi tanda lulus uji tipe emisi.
(3) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan tata cara dan metode uji tipe
emisi kendaraan bermotor tipe baru.
(4) Uji tipe emisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh instansi yang
bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
Pasal 35
(1) Hasil uji tipe emisi kendaraan bermotor tipe baru yang dilakukan oleh instansi
yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4) wajib disampaikan kepada Kepala instansi yang
bertanggung jawab dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
16
(3) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara
pelaporan hasil uji tipe emisi kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).
Pasal 36
(1) Setiap kendaraan bermotor lama wajib menjalani uji emisi berkala sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Gubernur melaporkan hasil evaluasi uji emisi berkala kendaraan bermotor lama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap 1 (satu) tahun sekali kepada Kepala
instansi yang bertanggung jawab.
Paragraf 4
Sumber Gangguan
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
(1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari sumber tidak bergerak
yang mengeluarkan gangguan wajib menaati ketentuan baku tingkat gangguan.
17
(2) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari sumber tidak bergerak
yang mengeluarkan gangguan wajib menaati ketentuan persyaratan teknis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).
Pasal 40
Kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama yang mengeluarkan
kebisingan wajib memenuhi ambang batas kebisingan.
Pasal 41
(1) Kendaraan bermotor tipe baru wajib menjalani uji tipe kebisingan.
(2) Bagi kendaraan bermotor tipe baru yang dinyatakan lulus uji tipe kebisingan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi tanda lulus uji tipe kebisingan.
(3) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara dan
metode uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru.
(4) Uji tipe kebisingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh Instansi
yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
Pasal 42
(1) Hasil uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 ayat (4), wajib disampaikan kepada Kepala instansi yang bertanggung
jawab dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
(2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib mengumumkan hasil uji tipe
kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara
pelaporan hasil uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
Pasal 43
18
(1) Setiap kendaraan bermotor lama wajib menjalani uji kebisingan berkala sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Gubernur melaporkan hasil evaluasi uji kebisingan berkala kendaraan bermotor
lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap 1 (satu) tahun sekali kepada Kepala
instansi yang bertanggung jawab.
19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Polusi udara diluar ruangan (Outdoor Air Polution) adalah suatu kondisi di mana
kehadiran satu atau lebih substansi kimia, fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan atau merusak properti. Pencemaran udara adalah perusakan terhadap kualitas
udara yang disebabkan oleh berbagai sumber, baik sumber biologis maupun non biologis.
Pada dasarnya jenis pencemaran udara ini da 2 macam yaitu dilihat dari segi bentuk (gas &
partikel) dan tempatnya (ruangan indoor, dan outdoor).
Pencemaran udara berawal dari berbagai jenis emisi alami dan antropogenik. Emisi
ini didefenisikan sebagai pencemar primer, karena pencemar- pencemar golongan ini
diemisikan langsung ke udara dari sumbernya (misalnya : SO2,NO,CO,Pb,zat-zat organic dan
partikel) yang pada dasarnya ditentukan oleh factor-faktor meteorology.
3.2 Saran
Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita
semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak
memakai kendaraan bermotor yang sudah tua, tidak membuang gas yang berbahaya secara
sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap
terjaga.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://nurulfahmikesling.blogspot.com/2016/09/pengendalian-pencemaran-udara.html
https://lingkunganhidup.co/pencemaran-udara-pengertian-penyebab-dampak-solusi/
https://www.academia.edu/8338068/pencemaran_udara
https://adhasanitarian.wordpress.com/2014/12/02/proses-pencemaran-udara-oleh-faktor-
kimia-fisik-dan-biologi/
http://artikelkesmas.blogspot.co.id/2013/12/kualitas-udara-dalam-ruang.html
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/polusi-udara-penyebab-dampak-dan-upaya-
menanggulanginya
21