Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

“OUTDOOR AIR POLUTION”

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Adilla Lulu Fujianti (P21345119001)

Cindy Fadhilah Muryanto (P21345119017)

Gita Nur Anggraini (P21345119031)

Hana Anggita (P21345119034)

Hani Nuri Sabrina (P21345119035)

Muhammad Nur Alif (P21345119047)

1D3A Kesehatan Lingkungan

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 2

Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120


Telp. 021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769
E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Outdoor Pollution.................................................................


3

2.2 Jenis Pencemar dan Dampaknya............................................................ 4

2.3 Parameter Fisika, Kimia dan Biologi..................................................... 5

2.4 Mekanisme Penyebaran Pencemar Udara.............................................. 10

2.5 Pengendalian Dampak Outdoor Air Pollution....................................... 12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 20

3.2 Saran...................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21

2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Polusi udara  sendiri merupakan suatu kondisi dimana udara yang ada di sekitar ini
dicemari oleh bahan- bahan kimia, zat atau partikel yang bersifat negatif, atau bahan biologis
lainnya yang  bersifat membahayakan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Polusi udara
atau yang juga disebut sebagai pencemaran udara ini seringkali mengakibatkan berbagai
macam dampak yang merugikan, tidak hanya bagi manusia saja, namun juga bagi mankhluk
hidup lainnya dan bahkan planet Bumi pada umumnya.

Polusi udara ini merupkan suatu kondisi yang menggambarkan udara yang tidak
murni lagi karena tercemar oleh berbagai macam zat- zat polutan. Terjadinya polusi udara ini
tidak lain dan tidak bukan merupakan dampak dari ulah manusia sendiri. Polutan yang
mencemari udara ini paling banyak berupa asap- asap yang di dalamnya mengandung banyak
sekali penyakit dan juga hal merugikan lainnya. Maka dari itulah disebut sebagai polusi
udara.

Asap- asap yang menyebabkan pencemaran udara ini alan semakin banyak kita temui
ketika zaman yang kita tempati ini semakin modern dan semakin banyak aktivitas- aktivitas
industri manusia. Selain aktivitas industri dari pabrik- pabrik, aktivitas merokok di kalan
manusia juga menyumbang dampak yang cukup siginifikan terhadap tingkat polusi udara dan
juga asap- asap kendaraan bermotor pun demikian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian outdoor air pollution?
2. Apa jenis pencemar dan dampaknya?
3. Bagaimana parameter fisika,kimia dan biologinya?
4. Bagaimana mekanisme penyebaran pencemaran udara?
5. Bagaimana pengendalian dampak outdoor air pollution?

2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian outdoor air pollution
2. Mengetahui jenis pencemar dan dampaknya
3. Mengetahui parameter fisika, kimia dan biologi
4. Mengetahui mekanisme penyebaran udara
5. Mengetahui pengendalian dampak outdoor air pollutan

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Outdoor Air Pollution

Polusi udara diluar ruangan (Outdoor Air Polution) adalah suatu kondisi di mana
kehadiran satu atau lebih substansi kimia, fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan atau merusak properti. Pencemaran udara adalah perusakan terhadap kualitas
udara yang disebabkan oleh berbagai sumber, baik sumber biologis maupun non biologis.

Udara  di luar ruangan terbuat dari partikel-partikel kimia. Ketika asap atau polutan
lain masuk udara, partikel-partikel yang ditemukan dalam polusi bercampur dengan udara.
Udara tercemar ketika mengandung banyak partikel beracun yang besar. Polusi udara di luar
ruangan mengubah karakteristik alamiah dari atmosfer. Polutan primer ditambahkan langsung
ke atmosfer. Kebakaran menambah polutan primer ke udara. Partikel dibebaskan dari api
langsung masuk ke udara dan menyebabkan polusi misalnya Kebakaran hutan, baik alami
atau yang disebabkan manusia, pelepasan partikel ke udara, salah satu dari banyak penyebab
polusi udara. Pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara merupakan sumber
utama polutan primer seperti sumber utama pencemaran udara adalah pembakaran bahan
bakar fosil dari pabrik, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor.

Sebagian besar polusi udara dapat bersumber dari pembakaran bahan bakar fosil.
Bahan bakar fosil yang terbakar selama banyak proses, termasuk di pembangkit listrik untuk
menciptakan listrik, di pabrik-pabrik untuk membuat mesin berjalan, pada kompor listrik dan
tungku untuk pemanasan, dan fasilitas limbah. Mungkin salah satu penggunaan terbesar dari
bahan bakar fosil dalam transportasi. Bahan bakar fosil yang digunakan dalam mobil, kereta
api, dan pesawat.

Polusi udara juga dapat disebabkan oleh pertanian, seperti peternakan sapi dan
penggunaan pupuk dan pestisida. Sumber-sumber lain dari polusi udara meliputi produksi

3
plastik, pendingin, dan aerosol, dalam tenaga nuklir dan pertahanan, dari tempat pembuangan
sampah dan pertambangan, dan dari senjata biologis.

2.2 Jenis Pencemar dan Dampaknya

Pada dasarnya jenis pencemaran udara ini ada 2 macam yaitu dilihat dari
segi bentuk (gas & partikel) dan tempatnya (ruangan indoor, dan outdoor).

1. Pencemaran udara dari segi bentuk (gas) :


 Golongan belerang yang terdiri dari sulfur dioksida (SO2), nitrogen
monoksida (H2S) dan juga sulfat aerosol.
 Golongan gas berbahaya terdiri atas benzem, air raksa uap, vinyl klorida.
 Golongan nitrogen terdiri atas nitrogen oksida (NO2), nitrogen monoksida
(NO), amoniak (NH3) serta nitrogen dioksida (NO2).
 Golongan karbon yang terdiri atas karbon dioksida, monoksida, hidrokarbon.
2. Pencemaran udara berbentuk partikel :
 Mineral (anorganik) bisa berwujud racun seperti air raksa & timah.
 Makhluk hidup terdiri dari virus, bakteri, telur cacing.
 Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, benzen, klorinasi alkan.
3. Pencemaran udara tempat :
 Ruangan in door, pencemaran ini berasal dari permukiman, perkantoran, dan
gedung-gedung pencakar langit.
 Pencemaran out door, sumbernya alamiah berasal dari letusan gunung berapi,
pembusukan, dan sebagainya.

Penyebab Terjadinya Pencemaran


 Bahan radioaktif dari percobaan bom atau nuklir membebaskan partikel-
partikel debu radioaktif ke udara.
 Proses kimia seperti pada pemurnian minyak bumi, pembuatan keris,
pengolahan mineral, polutan yang dihasilkan berupa debu dan gas.
 Asap hasil pembakaran batu bara yang dilakukan oleh perusahaan pembangkit
listrik itu akan membebaskan partikel nitrogen oksida (NO2) dan oksida sulfur
(SO2).

5
 Asap vulkanik yang dihasilkan dari aktivitas gunung berapi menebarkan
bermacam-macam partikel debu ke udara.
 Pertambangan dan penggalian akan menghasilkan polutan utama yaitu debu.
 Chloro Fluoro Carbon (CFC) ini terjadi dari kebocoran masin pendingin
seperti kulkan ataupun AC.
 Asap rokok, pembakaran, atau pembakaran hutan, cerobong pabrik, knalpot
kendaraan bermotor. Itu semua akan membebaskan CO2 dan CO ke udara.
 Proses peleburan seperti contoh, peleburan baja, pembuatan semen, soda,
keramik, aspal. Dari semua bahan ini akan menghasilkan polutan yang berupa
debu, uap, dan asap.

Zat Pencemaran Udara (Polutan)


Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa zat pencemar udara atau yang
biasa disebut dengan polutan. Setiap polutan memiliki dampak yang berbeda-beda
antara jenis satu dengan jenis yang lainnya. Berikut beberapa zat yang dapat
menyebabkan pencemaran udara.
1. Karbon Monoksida
Senyawa karbon monoksida (CO) merupakan hasil dari pembakaran tidak
sempurna. Sedangkan senyawa karbon dioksida (CO2) merupakan hasil dari
pembakaran yang sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang memiliki
karakteristik tidak berbau dan tidak berasa serta pada suhu udara yang normal
berbentuk gas yang tidak memiliki warna.
Senyawa CO memiliki potensi yang bersifat racun dan sangat berbahaya
karena bisa membentuk ikatan kuat dengan bagian pigmen darah
hemoglobin. Dampak pencemaran udara oleh karbon monoksida terhadap
lingkungan yaitu diantaranya terjadi penurunan kualitas udara yang akan berdampak
negatif terhadap kesehatan manusia. 
Pencemaran udara yang dapat terjadi akan semakin parah seiring semakin
banyaknya jumlah pemakaian kendaraan bermotor dan berbagai alat industri yang
mengeluarkan gas berbahaya. Konsentrasi CO yang berlebih di atmosfer akan
meningkatkan efek rumah kaca. 

5
2. Gas Karbon Dioksida
Gas Karbon Dioksida (CO2) jika jumlahnya di udara terlalu banyak dengan
tumbuhan yang berjumlah semakin sedikit, maka akan naik ke lapisan atmosfer dan
menghalangi pemancaran panas, sehingga panas yang dipantulkan akan kembali lagi
ke bumi.
Hal ini yang mengakibatkan bumi menjadi sangat panas atau yang biasa
dikenal dengan efek rumah kaca atau global warming.  Gas Karbon Dioksida ini
biasanya berasal dari asap pabrik, kebakaran hutan, pembakaran sampah dan asap
kendaraan bermotor.
Efek rumah kaca bisa juga di picu oleh hasil pembakaran fosil batu bara dan
minyak bumi yang menghasilkan buangan berbentuk CO2 dan sulfur
belerang. Mengurangi pembuangan gas CO2 di udara, industri dan kendaraan
bermotor, menanam pohon sangat penting dilakukan untuk menjaga lingkungan dan
mencegah terjadinya global warming.
3. Gas NO dan NO2
Gas nitrogen oksida (Nox) dibagi menjadi dua jenis yaitu gas nitrogen
dioksida (NO2) dan gas nitrogen monoksida (NO). Kedua jenis gas ini memiliki sifat
yang berbeda, tapi keduanya memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi
kesehatan. Gas NO yang mencemari udara sulit diamati secara visual karena
memiliki karakteristik yaitu tidak memiliki warna dan tidak berbau.
Sedangkan untuk gas NO2, jika mencemari udara akan mudah sekali untuk
diamati yaitu dari baunya yang cenderung sangat menyengat dan memiliki warna
coklat kemerahan. Udara di bumi yang mengandung gas NO di dalam batas normal
akan relatif cukup aman dan tidak berbahaya. Kandungan konsentrasi gas NO yang
tinggi bisa menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan akan mengakibatkan
kejang-kejang.
Jika keracunan ini terus berlanjut akan menyebabkan kelumpuhan. Gas NO
menjadi lebih berbahaya jika teroksidasi oleh oksigen menjadi gas NO2. Pencemaran
udara yang disebabkan oleh gas NOx bisa menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil
Nitrates (PAN). PAN ini akan menyebabkan iritasi pada mata yang ditandai dengan
mata yang terasa pedih dan berair.
Peroxy Acetil Nitrates (PAN) ini jika tercampur bersama senyawa kimia jenis
lainnya yang ada di udara bisa menyebabkan terjadinya Photo Chemistry Smog atau
kabut foto kimia yang bisa berdampak terhadap lingkungan dan memiliki sifat

13
karsiogenik. Salah satu dampak yang bisa terjadi terhadap lingkungan yaitu
munculnya asap tebal yang bisa menyebabkan berhentinya laju alat-alat transportasi
karena khawatir akan terjadi tabrakan.

Dampak Terhadap Kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh


melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh
bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di
saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat
mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran
darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernapasan atas), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Diperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan


kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan
ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi
4,3 trilyun rupiah pada tahun 2015.

Dampak terhadap Tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi


dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis,
dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat
menghambat proses fotosintesis.

Hujan asam

pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan
pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

 Mempengaruhi kualitas air permukaan


 Merusak tanaman

13
 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
 Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan
N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan
oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

 Peningkatan suhu rata-rata bumi


 Pencairan es di kutub
 Perubahan iklim regional dan global
 Perubahan siklus hidup flora dan fauna
 Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20–35 km) merupakan


pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

2.3 Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi

1. Kualitas Fisik
 Bebas debu 
 Bebas bau
 Bebas dari kelembaban yang tinggi Over humidity
 Temperatur dan kelembaban sesuai dengan kondisi kenyamanan tubuh dapat
digunakan
 Bebas asap atau koloid sejenisnya

13
 Bebas suara yang mengganggu
 Kecepatan aliran udara

2. Kualitas Kimia
 Bebas partikulat kimia
 Bebas uap
 Bebas gas kimia beracun dan berbahaya

Indeks standard pencemar udara (ISPU) memberi informasi tingkat


pencemaran udara yang merupakan hasil pemantauan konsentrasi rata-rata berbagai
polutan udara selama periode 24 jam. Jenis polutan yang dipantau antara lain
karbonmonoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), ozon
(03),material partikulat (debu).

Peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa polutan di udara merupakan


indicator bagi tingkat polusi udara.

 Karbon Dioksida (CO2), Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin yang


menggunakan bahan bakar fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari mobil, kapal,
pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara jika tidak
segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan efek rumah kaca.
 Khloro Fluoro Karbon (CFC) ,Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang karena
tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan untuk
mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada lemari es, dan
hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
 SO dan SO2,Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oleh pembakaran
fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas nitrogen oksida dan
air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam, yang disebut
hujan asam.yang asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati,
produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah berkarat, bangunan-bangunan
kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan rusak, demikian pula bangunan gedung
dan jembatan.

13
 Timbal (Pb), Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran
pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida
yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.
 Hidrokarbon (HC), Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar yang tidak sempurna.
 Partikulat (asap atau jelaga), Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling
berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.

Macam-macam partikel, yaitu :

 Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara


 Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
 Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan
melayang berhamburan di udara
 Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara.
 Nitrogen dioksida (NO2), Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu
bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
 Karbon monoksida (CO), Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun.
Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan
kendaraan bermotor.

3. Kualitas Biologi
 Bebas patogen yang berupa virus, bakteri, tungau debu, serangga penghasil
benang atau sejenisnya 
 Bebas patogen
 Bebas serangga

Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan di udara
dapat dijadikan indikator biologi. Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat
polusi udara dalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak merupakan simbiosis antara
algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan fungi. Lumut kerak terdiri atas beberapa
kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap
polutan udara. Oleh karena itu keberadaan kelompok lumut kerak tertentu di suatu

13
wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara di wilayah. Lumut kerak
Usnea sp. Dan Evernia sp. Tidak akan dapat bertahan hidup karena konsentrasi sulfur
dioksida di udara terlalu tinggi.

2.4 Mekanisme Penyebaran Pencemar Udara

Pencemaran udara berawal dari berbagai jenis emisi alami dan antropogenik.
Emisi ini didefenisikan sebagai pencemar primer, karena pencemar- pencemar
golongan ini diemisikan langsung ke udara dari sumbernya (misalnya :
SO2,NO,CO,Pb,zat-zat organic dan partikel) yang pada dasarnya ditentukan oleh
factor-faktor meteorology. Bersamaan dengan itu terjadi pula proses-proses
transformasi fisik dan kimia yang mengubah pencemar primer menjadi unsure gas
atau partikulat bentuk lain yang dikenal sebagai pencemar sekunder. Pada dasarnya
kehadiran polutan di udara umumnya berasal dari aktivitas manusia. Dalam
pemaparan polutan ke udara terdapat 3 komponen utama yang saling berinteraksi dan
menentukan kelanjutannya untuk memenuhi criteria sebagai pencemaran atau tidak,
yaitu sumber emisi,atmosfer,dan reseptor.

Proses selanjutnya sebuah jenis kontaminan yang dilepas dari sumber emisi
masuk ke atmosfer sebagai bahan pencemar. Bila kontaminan tersebut mempunyai
waktu tinggal paling lama dan tidak mengalami perubahan, kuantitas mempengaruhi
NAB (Nilai Ambang Batas) yang telah ditentukan oleh suatu daerah serta potensial
menggangu lingkungan, maka kontaminan tersebut baru dapat di sebut ‟polutan‟ atau
pencemar. Polutan tersebut berpengaruh terhadap komposisi udara di atmosfer.

Melalui ekologi kita ketahui bahwa udara merupakan salah satu unsure dari
sistem ekologi yang luas, yang merupakan salah satu kelompok unsur-unsur abiotik.
Unsur abiotik (atmosfer, hidrosfer, litosfer) yang tergolong sebagai salah satu
lingkungan fisik, di samping unsure tanah dan air yang kita kenal. Baik tanah, air,
maupun udara dengan berbagai unsur lingkungan lain (biotis). Unsur biotik (manusia,
hewan, tumbuh-tumbuhan, mikroorganisme) yang secara alamiah memiliki suatu
interaksi yang kompleks. Sumber-sumber pencemaran karena tangan manusia saat ini
terus bertambah mulai dari pembakaran dari industri, pembakaran bahan-bahan bakar
pada alat transportasi, sampai pembakaran sampah. Bahan-bahan buangan ke dalam

13
udara akan memberikan pengaruh terhadap kelestarian, stabilitas, dan kualitas
lingkungan udara, sehingga timbul fenomena efek rumah kaca (green house effects).
Pengaruh dari greenhouse effects :

 Bertambahnya kadar CO2 dalam udara. Gas CO2 mempunyai pengaruh


penyerapan energy radiasi sinar matahari.
 Pengaruh partikel-partikel terhadap keseimbangan panas permukaan ”bumi-
atmosfer”.
 Pengaruh perubahan cuaca/iklim karena pemborosan penggunaan tenaga.

Pencemaran udara yang terjadi di dalam atmosfer bergantung pada jenis


kontaminan. Tidak semua energi panas berhasil diubah menjadi energi mekanik.
misal, untuk mesin bensin, efisiennya rata-rata dibawah 25%, sisanya dibuang dalam
bentuk panas dan gas. Demikian cepat proses pembuangan dan banyaknya jumlah
limbah buangan itu, sehingga bekerjanya siklus dalam alam tidak mampu
mengimbanginya. Akibatnya terjadilah pencemaran.

Berikut adalah kontaminan pencemar udara :

 Kontaminan CO2 dan CO


 Senyawa-senyawa oksida nitrogen (NOx)
 Belerang Oksida (SOx)
 Partikel
 Hidrokarbon (HC)
 Chlorineg
 Timbal (Pb)
 Karbon dioksida (CO2)

2.5 Pengendalian Dampak Outdoor Air Pollution

Menurut PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 41 TAHUN 1999

TENTANG

PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

13
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Penanggulangan dan Pemulihan Pencemaran Udara

Pasal 25

13
(1) Setiap orang atau penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang menyebabkan
terjadinya pencemaran udara dan/atau gangguan wajib melakukan upaya
penanggulangan dan pemulihannya.

(2) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis


penanggulangan dan pemulihan pencemaran udara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).

Paragraf 1

Keadaan Darurat

Pasal 26

(1) Apabila hasil pemantauan menunjukan Indeks Standar Pencemar Udara mencapai
nilai 300 atau lebih berarti udara dalam kategori berbahaya maka :

Menteri menetapkan dan mengumumkan keadaan darurat pencemaran udara secara


nasional;

Gubernur menetapkan dan mengumumkan keadaan darurat pencemaran udara di


daerahnya.

(2) Pengumuman keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
antara lain melalui media cetak dan/atau media elektronik.

Pasal 27

Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara
penanggulangan dan pemulihan keadaan darurat pencemaran udara.

Paragraf 2

Sumber Tidak Bergerak

Pasal 28

14
Penanggulangan pencemaran udara sumber tidak bergerak meliputi pengawasan
terhadap penaatan baku mutu emisi yang telah ditetapkan, pemantauan emisi yang
keluar dari kegiatan dan mutu udara ambien di sekitar lokasi kegiatan, dan
pemeriksaan penaatan terhadap ketentuan persyaratan teknis pengendalian
pencemaran udara.

Pasal 29

(1) Instansi yang bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan


penanggulangan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak.

(2) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis


penanggulangan pencemaran udara sumber tidak bergerak.

Pasal 30

(1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari sumber tidak bergerak
yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan baku mutu udara ambien, baku
mutu emisi, dan baku tingkat gangguan.

(2) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari sumber tidak bergerak
yang mengeluarkan emisi wajib menaati ketentuan persyaratan teknis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2).

Paragraf 3

Sumber Bergerak

Pasal 31

Penanggulangan pencemaran udara dari sumber bergerak meliputi pengawasan


terhadap penaatan ambang batas emisi gas buang, pemeriksaan emisi gas buang untuk
kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama, pemantauan mutu udara
ambien di sekitar jalan, pemeriksaan emisi gas buang kendaraan bermotor di jalan dan
pengadaan bahan bakar minyak bebas timah hitam serta solar berkadar belerang
rendah sesuai standar internasional.

Pasal 32

15
(1) Instansi yang bertanggungjawab mengkoordinasikan pelaksanaan penanggulangan
pencemaran udara dari sumber bergerak.

(2) Kepala instansi yang bertanggungjawab menetapkan pedoman teknis


penanggulangan pencemaran udara dari kegiatan sumber bergerak.

Pasal 33

Kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama yang mengeluarkan
emisi gas buang wajib memenuhi ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor.

Pasal 34

(1) Kendaraan bermotor tipe baru wajib menjalani uji tipe emisi.

(2) Bagi kendaraan bermotor tipe baru yang dinyatakan lulus uji tipe emisi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi tanda lulus uji tipe emisi.

(3) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan tata cara dan metode uji tipe
emisi kendaraan bermotor tipe baru.

(4) Uji tipe emisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh instansi yang
bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.

Pasal 35

(1) Hasil uji tipe emisi kendaraan bermotor tipe baru yang dilakukan oleh instansi
yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4) wajib disampaikan kepada Kepala instansi yang
bertanggung jawab dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.

(2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib mengumumkan angka


parameter-parameter polutan hasil uji tipe emisi kendaraan bermotor tipe baru
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

16
(3) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara
pelaporan hasil uji tipe emisi kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud
pada ayat (1).

Pasal 36

(1) Setiap kendaraan bermotor lama wajib menjalani uji emisi berkala sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Gubernur melaporkan hasil evaluasi uji emisi berkala kendaraan bermotor lama
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap 1 (satu) tahun sekali kepada Kepala
instansi yang bertanggung jawab.

Paragraf 4

Sumber Gangguan

Pasal 37

Penanggulangan pencemaran udara dari kegiatan sumber gangguan meliputi


pengawasan terhadap penaatan baku tingkat gangguan, pemantauan gangguan yang
keluar dari kegiatannya dan pemeriksaan penaatan terhadap ketentuan persyaratan
teknis pengendalian pencemaran udara.

Pasal 38

(1) Instansi yang bertanggung jawab mengkoordinasikan pelaksanaan


penanggulangan pencemaran udara dari sumber gangguan.

(2) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis


penanggulangan pencemaran udara dari kegiatan sumber gangguan.

Pasal 39

(1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari sumber tidak bergerak
yang mengeluarkan gangguan wajib menaati ketentuan baku tingkat gangguan.

17
(2) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari sumber tidak bergerak
yang mengeluarkan gangguan wajib menaati ketentuan persyaratan teknis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).

Pasal 40

Kendaraan bermotor tipe baru dan kendaraan bermotor lama yang mengeluarkan
kebisingan wajib memenuhi ambang batas kebisingan.

Pasal 41

(1) Kendaraan bermotor tipe baru wajib menjalani uji tipe kebisingan.

(2) Bagi kendaraan bermotor tipe baru yang dinyatakan lulus uji tipe kebisingan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi tanda lulus uji tipe kebisingan.

(3) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara dan
metode uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru.

(4) Uji tipe kebisingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan oleh Instansi
yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.

Pasal 42

(1) Hasil uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 ayat (4), wajib disampaikan kepada Kepala instansi yang bertanggung
jawab dan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.

(2) Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib mengumumkan hasil uji tipe
kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis tata cara
pelaporan hasil uji tipe kebisingan kendaraan bermotor tipe baru sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

Pasal 43

18
(1) Setiap kendaraan bermotor lama wajib menjalani uji kebisingan berkala sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Gubernur melaporkan hasil evaluasi uji kebisingan berkala kendaraan bermotor
lama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap 1 (satu) tahun sekali kepada Kepala
instansi yang bertanggung jawab.

19
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Polusi udara diluar ruangan (Outdoor Air Polution) adalah suatu kondisi di mana
kehadiran satu atau lebih substansi kimia, fisik atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan atau merusak properti. Pencemaran udara adalah perusakan terhadap kualitas
udara yang disebabkan oleh berbagai sumber, baik sumber biologis maupun non biologis.
Pada dasarnya jenis pencemaran udara ini da 2 macam yaitu dilihat dari segi bentuk (gas &
partikel) dan tempatnya (ruangan indoor, dan outdoor).

Pencemaran udara berawal dari berbagai jenis emisi alami dan antropogenik. Emisi
ini didefenisikan sebagai pencemar primer, karena pencemar- pencemar golongan ini
diemisikan langsung ke udara dari sumbernya (misalnya : SO2,NO,CO,Pb,zat-zat organic dan
partikel) yang pada dasarnya ditentukan oleh factor-faktor meteorology.

3.2 Saran

Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita
semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak
memakai kendaraan bermotor yang sudah tua, tidak membuang gas yang berbahaya secara
sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap
terjaga.

20
DAFTAR PUSTAKA

PP 41 tahun 1999 tentang penanggulangan pencemaran udara

http://nurulfahmikesling.blogspot.com/2016/09/pengendalian-pencemaran-udara.html

https://lingkunganhidup.co/pencemaran-udara-pengertian-penyebab-dampak-solusi/

https://www.academia.edu/8338068/pencemaran_udara

Sastrawijaya, Tresna. 2010. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta

https://adhasanitarian.wordpress.com/2014/12/02/proses-pencemaran-udara-oleh-faktor-
kimia-fisik-dan-biologi/

http://artikelkesmas.blogspot.co.id/2013/12/kualitas-udara-dalam-ruang.html

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/polusi-udara-penyebab-dampak-dan-upaya-
menanggulanginya

21

Anda mungkin juga menyukai