Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL TANAH DAN SAMPAH

DISUSUN OLEH :

Anis Rahmania (1933011)


Annisa Nur Zharifa (1933012)
Dania Octavia Harisa (1933018)
Hasna Aulia Athifa (1933038)

KELAS 1 D III A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEHATAN LINGKUNGAN


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah yang kami bahas dengan judul “TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL TANAH
DAN SAMPAH”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai sumber dan pihak yang saling membantu antar teman sekelompok
dengan mencari berbagai materi – materi yang dijadikan sebagai isi di dalam makalah ini dan
akhirnya tantangan itu bisa teratasi dengan baik dan lancar. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua sumber dan pihak yang yang telah membantu
dan mendukung kami dalam mengatasi beberapa hambatan sehingga terselesainya penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik bentuk
penyusunannya maupun materinya. Kritik dan saran para pembaca sangat diharapkan agar kami
bisa menyempurnakan pada makalah selanjutnya. Dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca.

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
Daftar Isi………………………………………………………………….…………………………...……3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................................6
2.1 Pengertian tanah ...............................................................................................................................6
2.2 Pengertian sampah ...........................................................................................................................6
2.3 Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pengambilan tanah dan sampah ........................................6
2.4Alat yag digunakan untuk pengambilan sampel tanah dan sampah ...................................................7
2.5 Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel tanah dan sampahh………………………….11
2.6 Cara pengiriman sampel air dan limbah cair...................................................................................12
2.7 Cara penentuan titik dan pengambilan sampel air dan limbah cair..................................................13
BAB III PENUTUP......................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua mahluk hidup
yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan
hara dan air di bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai
mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian
mahluk hidup yang ada di darat. Tanah tanpa kita sadari merupakan tempat penimbunan
akhir dari limbah yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Secara alami tanah akan
menguraikan bahan kimia yang masuk kedalam tamah, tetapi apabila baha kimia yanfg
diterima berlebihan maka tanah akan mampu menguraikannya. Setiap jenis tanah mempunyai
kemampuan yang berbeda dalam merespon bahan kimia yang diterimanya.

Negara Indonesia mempunyai masalah yang sangat besar mengenai sampah, terutama di
daerah yang padat penduduk seperti di daerah khusus ibukota Jakarta, dalam 1 hari dapat
menghasilkan milyaran sampah yang tertumpuk, bahkan dapat dibandingkan dengan
besarnya Candi Borobudur. Jika sampah dibuang secara sembarangan hingga tertumpuk
tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang
sangat serius, juga dapat menimbulkan terjadinya banjir, serta sampah plastik yang tertimbun
di dalam tanah tidak dapat terurai sehingga tanah menjadi tandus.Sifat racun sintetis yang
tidak berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya
lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh
panca indera kita.

1.2 Rumusan Masalah.


1. Apa itu tanah ?
2. Apa itu sampah?
3. Apa saja persiapan yang perlu dilakukan sebelum pengambilan sampel tanah dan
sampah?
4. Apa saja jenis alat yang diperlukan untuk pengambilan sampel tanah dan sampah
5. Apa saja metode yang diperlukan dalam pengambilan sampel tanah dan sampah?
6. Bagaimana cara pengiriman sampel tanah dan sampah?
7. Bagaimana cara penentuan titik dan pengambilan sampel tanah dan sampah ?
1.2 Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui maksud dari tanah

4
2. Untuk dapat mengetahui maksud dari sampah
3. Untuk dapat memahami persiapan yang perlu dilakukan sebelum pengambilan sampel
tanah dan sampah
4. Untuk dapat mengetahui jenis alat yang diperlukan untuk pengambilan sampel tanah dan
sampah
5. Untuk dapat mengetahui metode yang digunakan dalam pengambilan sampel tanah.
6. Untuk dapat memahami cara pengiriman sampel tanah dan sampah
7. Untuk dapat memahami penentuan titik dan pengambilan sampel tanah dan sampah

5
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanah
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan
bahan organik. Tanah dalam bahasa yunani: pedon dan dari bahasa latin: solum adalah suatu
bagian dari kerak bumi yang tersusun atas Bahan organik dan Mineral. Tanah memiliki peran
yang sangat penting bagi semua mahuk hidup yang ada di bumi karena selain tempat pijakan,
juga sebagai penopang akar. Tanah memiliki struktur tanah yang berongga-rongga sehingga
memudahkan akar untuk tumbuh dan bernafas. Bukan hanya manusia saja yang
membutuhkan tanah sebagai satu hal yang penting, hewan dan tumbuhan yang lainnya juga
sangat membutuhkan sebagai lahan untuk hidup dan bergerak.
2.2 Pengertian sampah
Sampah merupakan hasil dari aktivitas manusia. Di tiap kegiatan manusia selalu
menghasilkan sampah, baik di rumah tangga, industri, dan aktivitas lain. Sampah terdiri
dari sampah organik dan sampah anorganik. Tiap jenis sampah memiliki cara pengolahan
yang berbeda-beda.Sampah anorganik tidak bisa diuraikan sehingga keberadaannya
berbahaya bagi lingkungan. Untuk itu pengolahan sampah harus diperhatikan, salah satu
caranya dengan daur ulang. Atau juga dapat didefinisikan sebagai sebagian dari sesuatu
yang tidak digunakan, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya
berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri) tetapi bukan
biologis karena kotoran manusia (human waste) tidak termasuk kedalamnya.

2.3 Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pengambilan sampel tanah dan sampah.
Pemilihan peralatan pengambilan sampel secara otomatis sangat terantung pada tujuan
untuk mendapatkan data hasil pemantauan secara terus menerus. Dalam hal pengambilan
sampel lingkungan yang dillakukan dengan peralatan bukan otomatis dan terus menerus,
maka hal-hal berikut ini perlu dipertimbangkan sebelum pergi kelokasi dan titik
pengambilan sampel lingkungan.
a. jenis peralatan pengambilan sampel apa yang dibutuhkan sesuai dengan bidang
pengujian dan parameter lingkungan yang akan dianalisis
b. apakah petugas pengambil sampel dapat menggunakan peraltan pengambilan
sampel lingkungan sebagaimana mestinya dan bagaimana menanganinya apabila
ada permasalahan dalam penggunaan alat terebut.
c. Bagaimana cara mencuci peralatan pengambilan sampel sehingga dapat
menghimdari adanya kontaminasi dari pemakaian sebelumnya.
d. Apakah peralatan pengambilan sampel tersebut memerlukan kalibrasi atau
pengecekan untuk memastikan kelayakannya
Hal-hal yang harus diperlukan selanjutnya adalah sebagai berikut :
 Nama pengambil contoh dan Nomor identifikasi atau nama identifikasi

6
 Tanggal, Jam, Lokasi pengambilan contoh
 Deskripsi contoh (warna, kekeruhan, pH, suhu, dsb)
 Kondisi penting saat pengambilan contoh, seperti : pola aliran, keadaan pasang/surut,
musim, keadaan cuaca, keadaan hujan, dsb
 Titik Pengambilan contoh
 Cara penyimpanan contoh
 Tanggal dan waktu analisis contoh
Pemilihan peralatan pengambilan sampel secara otomatis sangat terantung pada tujuan
untuk mendapatkan data hasil pemantauan secara terus menerus. Dalam hal pengambilan
sampel lingkungan yang dillakukan dengan peralatan bukan otomatis dan terus menerus,
maka hal-hal berikut ini perlu dipertimbangkan sebelum pergi kelokasi dan titik
pengambilan sampel lingkungan.
e. jenis peralatan pengambilan sampel apa yang dibutuhkan sesuai dengan bidang
pengujian dan parameter lingkungan yang akan dianalisis
f. apakah petugas pengambil sampel dapat menggunakan peraltan pengambilan
sampel lingkungan sebagaimana mestinya dan bagaimana menanganinya apabila
ada permasalahan dalam penggunaan alat terebut.
g. Bagaimana cara mencuci peralatan pengambilan sampel sehingga dapat
menghimdari adanya kontaminasi dari pemakaian sebelumnya.
h. Apakah peralatan pengambilan sampel tersebut memerlukan kalibrasi atau
pengecekan untuk memastikan kelayakannya
2.4 Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel tanah dan sampah
 Cara Manual
 Menggunakan stainless spoon/shovel (sekop ): Untuk tanah yang halus
 Menggunakan hand auger (bor tanah ) : untuk tanah yang agak keras baik tanah
permukaan maupun tanah subsoil yang dangkal Direct Push (Cara mesin mekanik) :
untuk tanah subsoil dalam, Contoh : Large bor soil sampler, Macro-Core® Soil
Sampler , Dual Tube Soil Sampling System Drill Rig (Pengeboran) , Split spoon ,
Continous split spoon Shelby tube/Thinwalled Backhoe , Scoope and bracket dan
Direct from buck
Cara Pengambilan contoh Sampel Tanah
Sampel Sesaat (Grab Sample) : Sampel yng diambil secara langsung dr badan tanah
yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggmbarkan karakteristik tanah pada
saat pengambilan sampel.
Sampel komposit (Compsite sample) : Sampel campuran dari beberapa waktu
pengambilan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun
secara otomatis dgn menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-
waktu tertentu. Pengambilan sampel scara otomatis hanya dilakukan jika ingi
mengetahui gambaran tentang karakteristik kualitas tanah secara terus-menerus

7
Sampel gambungan tempat (integrated sample) : sampel gabungan yang diambil
secara terpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang sama. Selain itu ada juga
satu metode yang biasa digunakan dalam pengammbilan sampel penelitian yaitu:
Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini dikembangkan untuk
memenuhi program pengamatan kualias sampel secara penyeluruh. Peralatan
memerlukan bangunan khusus dengan penampungan dan pemeliharaan yang baik
alat mengambil contoh otomatis biasanya bekerja dalam 24 jam.
      Contoh tanah yang diambil dapat  berbentuk  contoh tanah  terganggu (disturb
soil samples)
·         Contoh tanah utuh atau tidak terganggu (undisturb  soil samples).
·         Contoh tanah utuh  biasanya diperlukan untuk  analisis sifat fisik tanah (bobot
isi, porisitas dan permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah terganggu diperlukan
untuk analisis sifat kimia tanah dan sifat fisik tanah lainnya (tekstur, kadar air
tanah/pF).
·         Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples)  harus menggunakan 
“ring samples”, sedangkan contoh tanah terganggu dapat diambil dengan
menggunakan alat cangkul, sekop, atau auger (bor tanah).
·         Untuk keperluan evaluasi  status kesuburan tanah, sebaiknya contoh yang
diambil merupakan contoh komposit yaitu contoh tanah campuran dari  contoh-
contoh tanah individu (sub amples).
·         Suatu contoh komposit harus mewakili suatu bentuk/unit lahan yang akan
dikembangkan atau digunakan untuk tujuan pertanian.
·         Satu contoh komposit mewakili suatu hamparan lahan yang homogen (10 – 15
Ha).
·         Untuk lahan miring dan bergelombang satu contoh komposit  dapat mewakili
tidak kurang dari 5 hektar.
·         Satu contoh komposit terdiri dari  campuran 15 contoh tanah individu  (sub
samples).

Pengambilan Contoh Sampel Tanah Penelitian Kimia Dan Mikrobiologi


Ø  Sampling Time
·         Contoh tanah dapat diambil setiap saat, dan langsung dilakukan analisis di
laboratorium.
·         Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah sebaiknya pada kondisi
kapasitas lapang  (keadaan kelembaban tanah sedang) yaitu keadaan tanah kira-kira
cukup untuk dilakukan pengolahan tanah).
·         Pengambilan contoh tanah terkait erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
suatu kegiatan perencanaan pengelolaan tanah-tanaman.
Ø  Frekuensi Pengambilan Contoh
·         Secara umum contoh tanah diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem
pertanaman di lapangan.
·         Untuk tanah yang digunakan secara intensif untuk budidaya pertanian, contoh
tanah diambil paling sedikit sekali dalam setahun.

8
·         Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan
diambil setiap 5 tahun sekali.
Cara Mengambil Sampel Tanah Komposit
1.      Menentukan tempat pengambilan sampel tanah  individu, terdapat dua cara
yaitu  cara sistematik seperti sistem diagonal atau zig- zag dan  cara acak.
2.      Rumput rumput, batu batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan organik
segar/ serasah yang terdapat dipermukaan tanah di bersihkan.
3.      Untuk lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan sampel tanah
sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu kondisi
kira- kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang untuk lahan sawah contoh tanah
sebaiknya diambil pada kondisi basah atau seperti kondisi saat terdapat tanaman.
4.      Sampel tanah individu diambil menggunakan bor tanah (auger atau tabung)
atau cangkul dan sekop. Jika menggunakan bor tanah, sampel tanah individu diambil
pada titik pengambilan yang telah ditentukan, sedalam +20 atau lapisan olah.
Sedangkan jika menggunakan cangkul dan sekop, tanah dicangkul sedalam lapisan
olah (akan membentuk seperti huruf v), kemudian tanah pada sisi yang tercangkul
diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan cangkul atau sekop (gambar 2)
5.      Sampel- sampel tanah indivisu tersebut dicampur dan diaduk merata dalam
ember plastic, lalu bersihkan dari sisa tanaman atau akar. Setelah bersih dan teraduk
rata, diambil sampel seberat kira-kira 1 kg dan dimasukkan kedalam kantong plastic
(sampel tanah komposit). Untuk menghindari kemungkinan pecah pada saat
pengiriman, kantong plastic yang digunakan rangkap dua.Pemberian label luar dan
dalam. Label dalam harus dibungkus dengan plastic dan dimasukkan diantara plastik
pembungkus supaya tulisan tidak kotor atau basah, sehingga label tersebut dapat
dibaca sesampainya dilaboratorium tanah. Sedangkan label luar disatukan pada sat
pengikatan plastic. Pada label diberi keterangan mengenai kode pengambilan, nomor
sampel tanah, asal dari (desa/kecamatan/kabupaten), tanggal pengambilan, nama dan
alamat pemohon. Selain label yang diberi keterangan, akan lebih baik jika sampel
tanah yang dikirim dilengkapi dengan peta situasi atau peta lokasi . 
Pengambilan Contoh Tanah Terusik di Lapisan Permukaan.
1.      Memilih tempat yang tidak tergenang air, tak terkena sinar matahari
langsung,datar dan mewakili tempat sekitarnya.
2.      Membersihkan seresah, batuan dan benda alam lain di lapisan permukaansehin
gga tubuh tanah terlihat.
3.      Mengambil sekitar 1-2 kg contoh tanah kering angin dengan menggunakan
pacul,cethok dan memasukkannya kedalam plastik yang
beritiket: Kodetempat, kode perlakuan, kode tanah, nomor perlapisan dan ciri-ciri
istimewa lainnya.
Pengambilan Contoh Tanah Terusik dengan Bor.
1.  Meletakkan mata bor di permukaan tubuh tanah.
2. Memutar pegangan bor perlahan-lahan ke arah kanan dengan disertai
tekanansampai seluruh kepala bor terbenam.

9
3.   Kepala bor perlahan dikeluarkan dari tubuh tanah dengan memutar pegangan bor
tanah ke arah kiri dengan disertai tarikan.
4.  Contoh tanah yang terbawa kepala bor dilepaskan perlahan sampai bersih
dandiusahakan tidak banyak merusak susunan tanah.
5.  Pengeboran dilanjutkan lagi pada setiap ketebalan tanah 20 cm sampaikedalaman
yang dikehendaki.
6. Contoh tanah hasil pengeboran pada setiapketebalan 20 cm itu diletakkan tersusun
menurut kedalaman aslinya, sehingga akan diperoleh gambaran profil tanah.
Prosedur pengambilan sampel uji fisika sampah
Prosedur kerja pengambilan sampel sampah cair untuk pemeriksaan kualitas fisika:
a)      Menyiapkan wadah sampel
b)     Membilas wadah sampel dengan air suling( aquadest);
c)      Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan sumber air;
d)     Membilas alat pengambil sampel dengan air suling;
e)      Membilas alat pengambil sampel sebanyak 3 kali dengan sampel yang akan
diambil;
f)       Mengambil sampel sesuai titik sampling dan memasukkannya ke dalam wadah
yang sesuai peruntukan analisis;
g)      Mengukur mencatat kondisi lapangan dan membuat peta lokasi.
h)     lakukan segera pengujian parameter lapangan seperti parameter lapangan : suhu,
pH, oksigen terlarut (DO), kekeruhan (Turbidity), daya hantar listrik (DHL) dan TDS
yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat diawetkan;
i)       hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan;
j)       Memberi label pada wadah sampel:
    Tanggal pengambilan sampel
     Lokasi pengambilan sampel                                                                     
     Jenis sampel                                 : Padatan / sampah / tanah *)
     Jenis pemeriksaan                        : Fisik / kimia / mikrobiologi dan parasitologi*)
     Nama petugas                                                                                         
     Tanda Tangan                                                                                          
 
k)     dilakukan pengawetan sesuai peruntukan pengujian di laboratorium

10
l)       Mengamankan sampel serta wadah (disegel dengan benar);
3.      Prosedur pengambilan sampel uji DO
Pengambilan sampel untuk pengujian oksigen terlarut (DO) dapat dilakukan secara
umum dengan cara, yaitu:
a)      siapkan botol BOD yang bersih dengan volume yang diketahui serta dilengkapi
dengan tutup;
b)     celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air sampah dengan posisi mulut botol
searah dengan aliran air, sehingga air masuk ke dalam botol dengan tenang;
c)      isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi serta gelembung udara
selama pengisian, kemudian botol ditutup;
d)     sampel siap untuk dianalisa.
4.      Prosedur pengambilan sampel uji kimia
Tahapan pengambilan sampel sampah cair kualitas kimia untuk pengujian total logam
dan terlarut, dilakukan sebagai berikut :
a)      bilas botol sampel dan tutupnya dengan sampel yang akan dianalisa;
b)     buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa sentimeter (cm) di
bawah puncak botol, agar masih tersedia ruang untuk menambahkan pengawet dan
melakukan pengocokan;
c)      lakukan penyaringan sampel kemudian di analisa di laboratorium.
Namun terkadang tidak menutup kemungkinan pemeriksaan kualitas fisik dan kimia juga
dilakukan pada sampel yang padat. Sampel padat dapat berasal dari rumah tangga,
industri dan lainnya yang  biasa disebut sampah organik. Sampah ini mudah mengurai
sehingga dalam pengambilan sampelnya dapat dilakukan pada tanah yang berada di
sekitar sampah tersebut tempati. Namun perlakuan pada sampel cair dan padat tentunya
berbeda. Perbedaannya berada pada wadah yang digunakan dan cara pengambilannya.
Wadah yang digunakan biasanya berupa kantong plastik, petridish.
2.5 Peralatan yang diperlukan dalam pengambilan sampel tanah dan sampah.
Peralatan yang digunakan untuk mengambil contoh tanah berbeda sesuai dengan macam
contoh tanah yang akan diambil. Jenis peralatan yang digunakan disajikan pada Tabel 1 dan
Gambar 2.
Jenis Contoh Tanah Jenis alat
Contoh tanah utuh (undistributed soil Tabung logam kuningan atau tembaga (ring
sample) sample), sekop/cangkul, pisau tajam tipis
Contoh tanah dengan agregat utuh Cangkul, kotak contoh
(undistributed soil aggregate)

11
Contoh tanah terganggu (distributed soil Cangkul dan atau bor tanah, kantong plastic
sample) tebal

Peralatan pengambilan sampel sampah.


  Alat dan Bahan ;
1.  Botol timba
2.  Derigen plastik ukuran 5 Liter (sebaiknya berwarna putih)
3.  Botol plastik vol. 500 mL (2 buah)
4.  Botol oksigen vol. 250 mL
5.  Termos es untuk mendinginkan contoh
6.  Tas lapangan
7.  Alat tulis
8.  Buku catatan (bungkus dengan plastik)
9.  Alat dan Bahan untuk periksa parameter (yang diperlukan).

12
2.6 Cara pengiriman sampel tanah dan sampah.

2.7 Cara penentuan titik dan pengambilan sampel tanah dan sampah.
Cara penentuan titik pengambilan sampel tanah

Caea acak sederhana dipilih apabila lokasi tanah tersebut diasumsikan cenderung
homogeny dan kompisisi kimiawi tanahnya mempunyai variablitas yang rendah. Sebagai

13
contoh daerah perkebunan,persawahan dan lain sebagainya untuk menghindari biasanya
yang dilakukan oleh petugas pengambil sampel maka penentuan pengambilan sampel
dengan cara acak sangat baik dilakukan sebelum menuju ke lapangan.

Pengambilan sampel tana dengan cara acak stratifikasi digunakan untuk mengetahui
kualitas tanah tiap stratum. Cara acak stratifikasi dapat meningkatkan presisi pengambilan
sampe sehingga hasil yang diperoleh dapat menggambarkan kualitas tanah yang lebih
representative. Penentuan pengambilan sampel tanah dengan cara acak stratifikasi
dilakukan pada daerah yang mempunyai perbedaan topografi, vegetasi, tipe tanah,
ataupun perkiraan paparan kontaminan.

Untuk mendapatkan gambaran kualitas tanah yang lebih detail dan presisi yang tinggi
pada sauatu daerah tertentu maka pengmbilan sampel tanah terkontaminasi secara
sistematik dapat dilakukan. Penentuan pengambilan sampel secara sistematik diawali
dengan penentuan satu titik acuan yang dilakukan secara acak. Titik-titik pengambilan
sampel yang lain ditetukan berdasarkan titik acuan tersebut dengan jarak interval yang
sama antara titik-titik yang lain.

14
Untuk meminimalisasi biaya yang dibutuhkan dalam pengambilan sampel dan analisis
kualitas tanah maka dapat dilakukan dengan cara komposit kedalaman yang pengambilan
sampel pada kedalaman tertentu dengan menggunakan peralatan pengambilan sampel
core. Tanah yang telah diambil dicampur sehomogen mungkin kemudian dilakukan sub
sampel untuk dianalisis di laboraturium. Disamping biaya dapat ditekan, penggunaan cara
komposit lebih mudah dilakukan namun semua informasi tentang variabilitas kedalaman
tidak dapat diketahui dengan pasti.

Cara penentuan titik pengambilan sampel tanah

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat,
cairan, dan gas, mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Sifat dinamik tanah tersebut
karena tanah merupakan system yang terbuka dengan terjadinya proses pertukaran bahan dan
energy secara berkesinambungan. Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting
di dalam program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk
mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk
penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji
tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan
rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah
merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Sampah merupakan hasil dari aktivitas manusia. Di tiap kegiatan manusia selalu
menghasilkan sampah, baik di rumah tangga, industri, dan aktivitas lain. Sampah terdiri dari
sampah organik dan sampah anorganik. Dalam pengambilan sampel sampah harus memenuhi
kaidah yang telah ditentukan mulai dari alatnya, penggunaan alat, dan cara demi cara untuk
mengambil sampel sampah. Serta uji titiknya pun harus benar agar menghasilkan data yang
representative.

16
DAFTAR PUSTAKA
1. http://farahatikahgeografitanah.blogspot.com/p/pengertian-tanah.html diakses pada 14
September pukul 22.36
2. https://jagad.id/pengertian-tanah-dan-komponen-komponennya/ diakses pada 14
September pukul 22.38
3. https://www.zonareferensi.com/pengertian-sampah/ diakses pada 14 September pukul
22.40
4. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-sampah.html diakses pada 14
September pukul 22.42
5. file:///C:/Users/HP/Videos/Annisa%20File/02petunjuk_contoh_tanah.pdf diakses pada 14
September pukul 22.49
6. file:///C:/Users/HP/Downloads/Asep%20Kurnia_Teknik%20pengambil%20sampel
%20residu.pptx%20(1).pdf diakses pada 14 September pukul 22.51
7. https://www.infolabling.com/2014/05/peralatan-pengambilan-sampel-
lingkungan.html#.XX2bvigzZ0h diakses pada 14 September pukul 22.53
8. https://bannuntahtoh.wordpress.com/2013/09/15/pengambilan-sampah-uji-fisik-kimia-
bio/ diakses pada 14 September pukul 22.57
9. http://riskirana.blogspot.com/2011/10/teknik-pengambilan-sampel-tanah.html diakses
pada 14 September pukul 23.10
10. https://bpmsph.org/layanan/tata-cara-pengiriman-sampel/ diakses pada 14 September
pukul 23.20
11. https://www.infolabling.com/2014/03/lokasi-dan-titik-pengambilan-
sampel_24.html#.XX2pHigzZ0h diakses pada 14 September pukul 23.30

17

Anda mungkin juga menyukai