Disusun Oleh :
Kelompok 7
Kelas :
1 D3 A
i
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana pengawasan kualitas air ?
3. Apa hubungan pengawasan kualitas air dengan kesehatan manusia ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif
yang terandung pada metabolisme ikan(Kordi dan Andi,2009).
3. CO2
Karbondioksida (Co2), merupakan gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan
air renik maupun tinhkat tinggi untuk melakukan proses fotosintesis. Meskipun
peranan karbondioksida sangat besar bagi kehidupan organisme air, namun
kandungannya yang berlebihan sangat menganggu, bahkan menjadi racu secara
langsung bagi biota budidaya, terutama dikolam dan ditambak(Kordi dan
Andi,2009).
Meskipun presentase karbondioksida di atmosfer relatif kecil, akan tetapi
keberadaan karbondioksida di perairan relatif banyak,kerana karbondioksida
memiliki kelarutan yang relatif banyak.
4. Amonia
Makin tinggi pH, air tambak/kolam, daya racun amnia semakin meningkat, sebab
sebagian besar berada dalam bentuk NH3, sedangkan amonia dalam molekul (NH3)
lebih beracun daripada yang berbentuk ion (NH4+). Amonia dalam bentuk molekul
dapat bagian membran sel lebih cepat daripada ion NH4+ (Kordi dan Andi,2009).
Menurut Andayani(2005), sumber amonia dalam air kolam adalah eksresi amonia
oleh ikan dan crustacea. Jumlah amonia yang dieksresikan oleh ikan bisa
diestimasikan dari penggunaan protei netto( Pertambahan protein pakan- protein
ikan) dan protein prosentase dalam pakan dengan rumus :
Keterangan :
5. Nitrat nitrogen
Menurut Susana (2002), senyawa kimia nitrogen urea (N-urea) ,algae
memanfaatkan senyawa tersebut untuk pertumbuhannya sebagai sumber nitrogen
yang berasal dari senyawa nitrogen-organik. Beberapa bentuk senyawa nitrogen
(organik dan anorganik) yang terdapat dalam perairan konsentrasinya lambat laun
4
akan berubah bila didalamnya ada faktor yang mempengaruhinya sehingga antara
lain akn menyebabkan suatu permasalahan tersendiri dalam perairan tersebut.
Menurut Andayani(2005), konsentasi nitrogen organik di perairan yang tidak
terpolusi sangat beraneka ragam. Bahkan konsentrasi amonia nitrogen tinggi pada
kolam yang diberi pupuk daripada yang hanya biberi pakan. Nitrogen juga
mengandung bahan organik terlarut. Konsentrsi organik nitrogan umumnya dibawah
1mg/liter pada perairan yang tidak polutan. Dan pada perairan yang planktonya
blooming dapat meningkat menjadi 2-3 mg/liter.
6. Orthophospat
Menurut Andayani (2005), orthophospat yang larut, dengan mudah tesedia bagi
tanaman, tetapi ketersediaan bentuk-bentuk lain belum ditentukan dengan pasti.
Konsentrasi fosfor dalam air sangat rendah : konsentasi ortophospate yang biasanya
tidak lebih dari 5-20mg/liter dan jarang melebihi 1000mg/liter. Fosfat ditambahkan
sebagai pupuk dalam kolam, pada awalnya tinggi orthophospat yang terlarut dalam
air dan konsentrasi akan turun dalam beberapa hari setelah perlakuan.
Menurut Muchtar (2002), fitoplankton merupakan salah satu parameter biolagi
yang erat hubungannya dengan fosfat dan nitrat. Tinggi rendahnya kelimpahan
fitoplankton disuatu perairan tergantung tergantung pada kandungan zat hara fosfat
dan nitrat. Sama halnya seprti zat hara lainnya, kandungan fosfat dan nitrat disuatu
perairan, secara alami terdapat sesuai dengan kebutuhan organisme yang hidup
diperairan tersebut.
Pasal 3
5
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
1. Penyampaian dari syarat-syarat kualitas air seperti yang tercantum dalam Peraturan
Menteri ini tidak dibenarkan, kecuali dalam keadaan khusus di bawah pengawasan
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II setelah berkonsultasi dengan Kakanwil;
2. Kakanwil dalam Memberikan pertimbangan setelah mendapat petunjuk Direktur
Jenderal.
Pasal 7
1. Pembinaan teknis terhadap pengawasan kualitas air di tingkat Pusat dilakukan oleh
Direktur Jenderal;
2. Pembinaan teknis terhadap pengawasan kualitas air di tingkat propinsi dilakukan oleh
Kakanwil;
6
3. Pembinaan teknis terhadap pengawasan kualitas air di Daerah Tingkat II dilakukan
oleh Kakandep;
Pasal 8
Pasal 9
Air yang digunakan untuk kepentingan umum wajib diuji kualitas airnya.
1. Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat. Penyakit ini disebabkan
oleh bakteri vibrio cholerae. Masa tunasnya berkisar beberapa jam sampai
beberapa hari. Gejala utamanya adalah muntaber, dehidrasi dan kolaps. Gejala
khususnya adalah tinja yang menyerupai air cucian beras.
2. Typhus Abdominalis juga merupakan penyakit yang menyerang usus halus dan
penyebabnya adalah Salmonella typi. Gejala utamanya adalah panas yang terus
menerus dengan taraf kesadaran yang menurun, terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2
minggu) setelah infeksi. Salmonella typi tumbuh dalam suasana yang cocok bagi
dirinya yaitu usus manusia dan hewan berdarah panas. Namun bila tinja seseorang
yang sakit mengandung bakteri tersebut masuk ke badan air, maka bakteri ini
dapat hidup beberapa hari sebelum mati. Bila air tersebut diminum oleh manusia
7
maka Salmonella typi tersebut akan masuk lagi ke usus manusia dan akan
berkembang hingga menyebabkan penyakit. Jadi air berfungsi sebagai media
penyebar penyakit.
3. Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A. gejala utama adalah demam akut,
dengan perasaan mual dan muntah, hati membengkak, dan sclera mata menjadi
kuning oleh Karena itu orang awam menyebut Hepatitis ini sebagai penyakit
kuning.
4. Dysentrie amoeba disebabkan oleh protozoa bernama Entamoeba hystolytica.
Gejala utamanya tinja yang tercampur lender dan darah.
Selain penyakit menular, penggunaan air dapat juga memicu terjadinya penyakit
tidak menular. Penyakit tidak menular terutama terjadi karena air telah terkontaminasi
zat-zat berbahaya atau beracun. Beberapa kasus keracunan akibat mengkonsumsi air
yang terkontaminasi diantaranya :
1. Kasus keracunan Kobalt (Co) yang terjadi di Nebraska (Amerika) merupakan satu
contoh penyakit tidak menular yang diakibatkan kontaminasi Kobalt di dalam air.
Akibat keracunan Kobalt dapat berupa gagal jantung, kerusakan kelenjar gondok,
tekanan darah tinggi dan pergelangan kaki membengkak.
2. Penyakit Minamata, yang disebabkan pencemaran pantai Minamata oleh Mercury
(air raksa). Sumber utama keracunan air raksa itu adalah pembuangan limbah
pabrik penghasil polivinil klorida yang menggunakan Mercury sebagai katalis. Di
dalam air, Mercury diubah menjadi Methyl Mercury oleh bakteri. Methyl Mercury
akhirnya mengkontaminasi ikan di pantai yang dikonsumsi penduduk yang tinggal
di wilayah tersebut. Dengan adanya proses biological magnification (akumulasi
biologis), maka kadar air raksa yang terdapat di dalam ikan yang terdapat di laut
tersebut menjadi berlipat ganda. Keracunan air raksa menyebabkan cacat bawaan
pada bayi. Keracunan ini menyebabkan 111 orang menjadi cacat dan 41 orang
diantaranya meninggal.
3. Keracunan Cadnium di kota Toyoma, Jepang. Keracunan ini menyebabkan
terjadinya pelunakan tulang sehingga tulang-tulang punggung menjadi nyeri.
Berdasarkan hasil penelitian, ternyata bahwa beras yang dimakan penduduk
Toyoma berasal dari tanaman padi yang selama bertahun-tahun mendapatkan air
yang telah tercemar Cadmium.
8
Air juga dapat berperan sebagai serang insekta yang membawa/menyebarkan
penyakit pada masyarakat. Insekta demikian disebut sebagai vector penyakit.
Beberapa penyakit yang disebarkan vector penyakit antara lain :
1. Filariasis, dikenal juga sebagai penyakit kaki gajah. Penyebabnya adalah cacing
bulat kecil, yang disebut filaria. Sebagai pembawa atau vector penyakit ini adalah
nyamuk jenis culex fatigans. Manusia yang menderita penyakit kaki gajah akan
menjadi reservoir cacing filaria. Larva cacing ini akan menuju ke peredaran darah
periferi pada malam hari sehingga jika penderita digigit nyamuk, maka nyamuk
tersebut akan membawa larva filaria. Gigitan nyamuk berikutnya akan
memindahkan microfilaria kepada korban baru. Selanjutnya microfilaria tersebut
akan mengikuti peredaran darah manusia dan masuk ke dalam saluran limfatik
dan menjadi dewasa. Filaria ini dapat menyebabkan penyumbatan saluran limfatik
sehingga mengakibatkan cairan tubuh tidak bisa mengalir seperti biasanya
sehingga kemudin terjadi pembengkakkan yang semakin lama semakin membesar
dan mengeras.
2. Demam Berdarah disebut juga Dengue Haemorrahagic Fever (DHF) karena
disertai gejala demam dan pendarahan. Penyakit ini terus menyebar diantara
masyarakat melalui vector berupa nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini suka
bersarang di air bersih.
9
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Parameter kimia air mempunyai peran yang sangat penting dalam keberhasilan
budidaya biota perairan. Air sebagai media hidup biota perairan berpengaruh
langsung terhadap kesehatan dan pertumbuhannya. Kualitas air menentukan
keberadaan berbagai jenis organisme yang ada dalam ekosistem lingkungan budidaya,
baik terhadap kultivan yang dibudidayakan maupun biota lainnya sebagai penyusun
ekosistem lingkungan budidaya.
Yang termasuk parameter kimia air yaitu pH, oksigen terlarut, amonia, nitrat
nitrogen, CO2, orthophospat. Pengawasan kualitas air bertujuan untuk mencegah
penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan membahayakan
kesehatan, serta meningkatkan kualitas air.
Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan
terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa penyakit
menular maupun penyakit tidak menular. Penyakit menukar umumnya disebabkan
oleh makhluk hidup, sedangkan penyakit tidak menular umumnya bukan disebabkan
oleh makhluk hidup.
3.2 Saran
Disarankan agar semua orang yang bekerja atau mempelajari tentang
parameter kimia air tidak salah dalam mengasumsikan dan mempraktekkannya.
Supaya mengerti dan mengaplikasikannya ke masyarakat luas sehingga tidak terjadi
kesalahan yang fatal dan merugikan orang lain. Bagi para pembaca diharapkan dapat
memanfaatkan makalah ini dengan sebaik-baiknya sebagai penambah
ilmu pengetahuan.
11
DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/USER-PC/Downloads/PerMenKes%20416_90.pdf
http://inilingkunganku.blogspot.com/2014/01/kualitas-air-dan-parameter-kualitas-air.html
12