Anda di halaman 1dari 4

VIII.

Pembahasan

Termokimia atau energetika kimia dalah ilmu yang mempelajari perubahan


kalor dalam reaksi kimia. Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan empat kali
percobaan, yaitu penentuan tetapan kalorimeter, penentuan kalor reaksi Zn(s) – CuSO4
(aq), penentuan kalor pelarutan Ethanol-air dan penentuan kalor penetralan NaOH – HCl.
Pada percobaan kali ini digunakan kalorimeter, yang dipergunakan untuk mengukur
jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan. Pada percobaan ini digunakan
kalorimeter karena kalorimeter mempunyai sifat yang khas dalam mengukur panas. Ini
dapat terjadi karena kalorimeter sendiri (baik gelas , polistirena atau logam ) mengisap
panas yang diserap, sehingga semua panas terukur.

a. Penentuan tetapan kalorimeter

Percobaan pertama adalah menentukan tetapan kalorimeter. Kami menentukan tetapan


kalorimeter dengan menggunakan bahan aquades dan aquades panas. Langkah pertama
yang dilakukan adalah menyiapkan bahan-bahan dan alat-alat yang akan digunakan,
kemudian dimasukkan 15 mL aquades diukur menggunakan gelas ukur kedalam
kalorimeter kemudian diukur dan dicatat suhunya (untuk mengetahui t1). Kedua diambil
lagi aquades sebanyak 15 mL dan diukur menggunakan gelas ukur dan kemudian
dimasukkan kedalam gelas kimia. Setelah dimasukkan kedalam gelas kimia, lalu
dipanaskan diatas kaki tiga dan Bunsen hingga suhunya naik 100 C dari suhu awal.
Kemudian dicatat suhunya (untuk menegtahui t2). Setelah aquades yang dipanaskan
suhunya telah mencapai 400 C dimasukkanlah aquades tersebut kedalam kalorimetri yang
telah berisi aquades tanpa dipanaskan sebanyak 15 mL. Setelah kedua aquades masuk, lalu
tutup calorimeter dan pastikan tidak bocor agar panasnya tidak keluar. Kemudian diaduk
menggunakan pengaduk yang ada pada kalori meter. Setelah diaduk , kemudian diukur
suhu campuran tersebut menggunakan thermometer tanpa membuka tutup calorimeter
(untuk mengetahui ∆t). Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa terjadi penurunan pada
reaksi yang berlangsung yakni dari 400 C sampai dengan akhir 340 C. Hali ini menunjukan
bahwa percobaan pencampuran aquades panas dengan aquades dingin termasuk kedalam
reaksi endoterm dan eksoterm karena adanya penyerapan kalor oleh aquades dingin
didalam kalorimeter terhadap aquades panas, dan ada pula kalor yang dilepas oleh aquades
panas di dalam kalorimeter. Peristiwa tersebut sesuai dengan pengertian reaksi endoterm
dan reaksi eksoterm yang menyatakan bahwa yang dimaksud dengan reaksi endoterm ialah
reaksi kimia dengan sistem menyerap kalor dsan reaksi eksoterm ialah reaksi kimia dengan
sistem melepas kalor.( Justiana Muchtardi,Sandri.2009:41). Kami mengukur temperatur
(T1) yakni sebesar 31 ºC atau sebesar 304 oK. Setelah itu kami mengukut T2 sebesar 43 ºC
atau 316o K. Selanjutnya kita mengukur suhu campuran (ΔT) tersebut yakni sebesar 34 ºC
atau 307 oK. Dan kita memperoleh tetapan kalorimeter sebesar 84 J/K

b. Penentuan kalor reaksi Zn(s)-CuSO4 (aq)

Percobaan kedua adalah penentuan kalor reaksi antara Zn-CuSO4. Pada percobaan ini
langkah yang digunnakan pada dasarnya adalah sama dengan percobaan 1. Pertama yakni
memasukkna larutan CuSO4 1 M sebanyak 15 mL kedalam kalorimeter lalu diukur dan
dicatat suhuya (untuk menegtahui t3). Kemudian menimbang serbuk Zn ± 0,5 gr. Zn
merupakan logam putih kebiruan, mudah ditempa. Titik lebur 4100C, titik didih 9060C,
melarut dengan lambat dengan asam dan alkali, logam murni. Lalu serbuk Zn tersebut
dimasukkan kedalam kalorimeter yang berisi larutan CuSO4 tadi, kemudian diaduk
menggunakan pengaduk yang ada di calorimeter dan kemudian dicatat suhu campuran
reaksinya (untuk mengetahui t4). Peristiwa ini dikatagorikan ke dalam reaksi eksoterm.
Dan hal ini pun sama dengan teori pada percobaan pertama yang menyatakn bahwa reaksi
eksoterm adalah reaksi kimia dengan sistem melepas kalor dalam arti keluar. (Justiana
Muchtardi,Sandri.2009:41). Suhu dari CuSO4 sebesar 31º C atau 304 K. Setelah CuSO4
dicampur dengan Zn, diukur suhu campuran itu dan diperoleh suhu campuran (T4) sebesar
38º C atau 311 K. Kemudian menghitung q4 dengan mengalikan tetapan kalorimeter
dengan selisih suhu antara T4 dengan T3 mendapatkan hasil – 123384,1875 J. Selanjutnya
dengan Reaksi :
CuSo4 (aq) + Zn (s)  ZnSo4 (aq) + Cu (s)
Dari hasil pencampuran tersebut diketahui suhu campuran (T4) sebesar 38 ºC. Warna
campuran yang terbentuk adalah biru dan terdapat endapan Cu. Pada percobaan kedua
terjadi reaksi eksoterm yang ditandai dengan adanya panas dari kalorimeter dan kenaikan
suhu dari 31 ºC menjadi 38 ºC . Dalam percobaan ini jika Zn diganti dengan Ag maka hasil
yang didapat tidak akan sama dikarenakan pada deret volta Zn berada di sebelah kiri yang
artinya ia mudah bereaksi sedangkan Ag berada disebelah kanan yang artinya tidak mudah
bereaksi oleh karena itu untuk mempermudah dalam melakukan percobaan sebaiknya
menggunakan Zn.

c. Penentuan kalor penetralan NaOH-HCl

Selanjutnya adalah percobaan terakhir yakni penentuan kalor netralisasi HCl-NaOH.


Pertama tama memasukkan larutan HCl 1 M sebanyak 15 ml diukur menggunakan gelas
ukur dan dimasukkan kedalam calorimeter. Kemudian di ukur suhunya menggunakan
thermometer. Kemudian 15 ml larutan NaOH 1 M diukur dengan gelas ukur dan
dimasukkan kedalam gelas kimia, kemudian NaOH didiamkan sampai memiliki suhu yang
sama besar dengan HCl. Setelah suhu NaOH sama dengan HCl, NaOH dimasukkan ke
dalam kalorimeter lalu diaduk menggunakan pengaduk yang ada di kalorimeter dan
kemudian dicatat suhu campurannya. Hasil yang terlihat dari percobaan di atas adalah tidak
ada perubahan suhu yang terjadi dengan kata lain suhunya tetap sama yakni 340 C. Reaksi
penetralan yang terjadi bisa dilihat dari persamaan berikut :

HCl (l) + NaOH (l)  NaCl (l) +H2O (l)


Pada percobaan ini terjadi reaksi eksoterm, karena terjadi kenaikan suhu dari 33 ºC
menjadi 36 ºC dan kalor penetralannya (ΔHn) bernilai negative. Kemudian dicari mol
pereaksi batasnya lalu dihitung q7 menggunakan persamaan :
q7 = m . c . ΔT
Besar ΔHn dapat dicari dengan membagi q9 dengan mol pereaksi pembatas sehingga
besar ΔHn adalah -39604,2 J/mol. Apabila dalam percobaan reaksi penetralan diatas
larutan yang digunakan diganti semisal HCl di ganti menjadi H2SO4 dan larutan NaOH
diganti dengan Mg(OH)2 itu tidak akan mempengaruhi hasil dikarenakan pengganti –
pengganti larutan tersebut sama – sama termasuk asam kuat dan basa kuat sehingga tidak
berpengaruh jika larutan HCl dan NaOH digatikan oleh keduanya. Karena dalam reaksi
penetralan dibutuhkan larutan asam kuat dan basa kuat dalam percobaannya agar terjadi
suatu penetralan.

Anda mungkin juga menyukai