netralisasi molar antara asam kuat (HCl) dengan basa kuat (NaOH). Kalor
reaksi dapat ditentukan melalui percobaan dengan kalorimeter atau metode nya
biasa dikenal dengan metode kalorimetri. Dalam percobaan ini, bahan-bahan
yang digunakan adalah C2H2O4 1N, NaOH 1N, HCl 1N, indikator fenolftalein
(PP) dan air deionisasi (bebas CO2).
Dan pada suasana basa (perubahaan warna merah muda seulas) memiliki
struktur: (Day & Underwood, 1998)
Panas netralisasi adalah jumlah panas yang dilepaskan ketika 1 mol air
terbentuk akibat reaksi netralisasi asam oleh basa atau sebaliknya. Hal yang
dilakukan pertama dalam percobaan panas netralisasi adalah 50 ml larutan
NaOH ditempatkan dalam labu dewar, kemudian 50ml HCl dimasukkan ke
dalam tabung didih dan diukur suhu HCl awal (T4), didapatkan sebesar 28oC.
Lalu tabung didih yang berisi HCl dimasukkan ke dalam labu dewar, kemudian
dasar tabung nya dipecahkan menggunakan batang pengaduk dan diaduk
campuran tersebut. Selanjutnya diukur suhu tiap interval 5 detik dan dicatat
suhu tertinggi dan konstan (T5), didapatkan sebesar 30,5oC. Reaksi yang terjadi
pada hal ini adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara asam dan basa yang
menghasilkan garam dan air dengan mol asam = mol basa. Dari hasil percobaan
panas netralisasi, didapatkan kalor nya sebesar 1,642 kJ dan entalpi reaksi nya -
49,795 kJ/mol.
Dengan menggunakan hukum hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat
ditentukan berdasarkan perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan
dan secara eksperimen (Petrucci, 1987).
KSR=
Faktor yang mempengaruhi KSR:
Halliday, David dan Robert Resnick. 1985. Fisika edisi ketiga Jilid 1.
Jakarta:Erlangga
Petrucci, Ralph A. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2 Edisi keempat.
Jakarta:Erlangga
Day, R.A, dan A.L. Underwood. 1998. Kimia Analisa Kuantitatif: Erlangga : Jakarta.
Svehla, G. 1995. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Kalman Media
Pustaka. Jakarta.