Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT bahwa karena-Nya penyusunan
makalah laporan praktikum kimia IIIA ini dilancarkan hingga selesai. Makalah
berikut berjudul ‘Isolasi, Penentuan Kadar Protein, dan Uji Aktivitas Enzim
Protease dari Getah Pepaya (Cariya papaya)’.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada asisten praktikum dan teman-teman
yang telah banyak membantu sehingga laporan praktikum ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah berikut maka kritik dan
saran pembaca sangat dibutuhkan dalam makalah ini. Semoga makalah yang kami
susun ini dapat memberikan banyak manfaat serta menambah pengetahuan terutama
dalam hal isolasi, penentuan kadar protein dan penentuan aktivitas enzim protease.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 5
BAB II ........................................................................................................................... 8
2
3.3.3 Penentuan Aktivitas Enzim ......................................................................... 14
BAB IV ....................................................................................................................... 21
3
4.2.5 Protein Total (PT) / mg ............................................................................... 36
BAB IV ....................................................................................................................... 50
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
sebagai penjernih bir, pengempuk daging, bahan baku industri penyamak kulit,
serta industri farmasi dan kosmetika.Papain memiliki kemapuan mengurai protein
dengan cepat. Enzim Protease yang terkandung didalamnya mampu
menghidrolisis protein menjadi unsur-unsur yang lebih sederhana.
6
1.4. Manfaat Pecobaan
1. Bagi Penulis
Percobaan ini dapat menambah pengetahuan mengenai perbandingan
antara teori yang telah didapat selama perkuliahan dengan aplikasi secara
langsung yang dilakukan dalam percobaan ini.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
beberapa istilah diantaranya haloenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik,
koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari
protein, sedangkan haloenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan
gugus non protein. Gugus yang bukan protein dikenal dengan istilah kofaktor
(Poedjadi,1994).
1. Suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi
menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi suhu. Disamping itu, karena
enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan
denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan
kecepatan enzim berkurang.
2. pH
Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya
berkisar antara pH 4,5 – 8,0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
umumnya enzim menjadi nonaktif secara irreversibel karena denaturasi
protein.
3. Konsentrasi enzim
Kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi
enzim tersebut. Kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya
konsentrasi enzim.
9
4. Konsentrasi substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan
menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi
kecepatan reaksi, walaupun konsentrasi substrat diperbesar.
5. Zat – zat penghambat
Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan
substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan.
Aktivitas enzim pencernaan berkorelasi dengan jumlah enzim yang terdapat
pada tempat pencernaan berlangsung. Aktivitas amilase dan protease dapat
diketahui dengan cara mengukur banyaknya mikromol maltosa dan asam – asam
amino (tirosin) yang dihasilkan per menit. Enzim – enzim pencernaan dihasilkan
oleh hepatopankreas, sedangkan sekresinya ke dalam tempat yang sama yaitu
usus halus (Gadri et al., 2014).
Divisio : Magnoliopyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Familia : Caricaceae
Genus : Carica
10
Protease adalah enzim yang mengkatalisasi pemecahan ikatan peptida
dalam peptida polipeptida dan protein dengan menggunakan reaksi menjadi
molekul – molekul yang lebih sederhana seperti peptida rantai pendek dan
asam amino. Hidrolisis ikatan peptida adalah reaksi penambahan –
penghilangan, dimana protease bertindak sebagai nukleofilik atau bereaksi
dengan membentuk satu molekul air (Lehninger, 1992).
11
Enzim papain dapat diperoleh dengan menyadap getah buah pepaya
dengan pisau. Buah pepaya yang masih melekat dipohon digores memanjang
dari pangkal sampai ujug buah dengan kedalaman goresan kurang lebih 2 mm
dan getah pepaya dalam cawan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam penyadapan getah buah pepaya agar diperoleh hasil yang maksimal
adalah sebagai berikut: umur buah 2,5- 3 bulan, waktu penyadapan dilakukan
pagi hari sebelum pukul 08.00 dan sore hari setelah matahari terbenam, dan
banyak goresan tiap kali penyadapan adalah 4 kali goresan (Fitriani, 2006).
12
BAB III
3.1 . Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia, inkubator,
kolom filtrasi gel, neraca analitik, sentrifugator, spektrofotometer UV-Vis, dan
vial.
3.2 . Bahan
13
selama 30 menit (enzim berada di supernatannya). Enzim yang berada di
supernatannya, diukur volumenya terlebih dahulu. Kemudian, diambil 3
mL ke dalam botol vial sebagai ekstrak kasar yang selanjutnya disimpan
dalam freezer. Enzim yang berada di supernatan sisa, diendapkan dengan
ammonium sulfat sedikit demi sedikit sambil diaduk. Enzim yang akan
mengendap, kemudian di sentrifugasi pada kecepatan 9.000 rpm selama 30
menit (enzim berada di endapannya). Kemudian endapan dilarutkan dalam
5 mL buffer fosfat pH 7,6 0,1 M dan diambil sebanyak 3 mL ke dalam
botol vial sebagai ekstrak pengendapan yang selanjutnya disimpan dalam
freezer.
14
menambahkan 2,5 mL larutan trikloroasetat (TCA) 8%, kemudian disaring
dengan corong saring. Selanjutnya diukur serapannya pada panjang
gelombang 280 nm dengan kontrol air yang diperlakukan sama seperti
prosedur untuk sample (digunakan buffer fosfat pH 7,6 sebagai blanko
untuk measure blank).
15
measure blank), larutan standar protein diganti dengan akuades yang
diperlakuan sama.
Pepaya muda
• sayat pepaya muda
• tampung getahnya pada gelas kimia
• timbang sebanyak 5 gram
• larutkan dengan 10 mL akuades
• masukkan ke dalam tabung sentrifugasi
• sentrifugasi pada kecepatan 9000 rpm selama 30 menit
Supernatan Endapan
• ukur volume supernatan
• ambil 3 mL ke dalam botol vial sebagai ekstrak kasar
• tambahkan ammonium sulfat sedikit demi sedikit ke supernatan sisa
• masukkan dalam tabung sentrifugasi
• sentrifugasi pada kecepatan 9000 rpm selama 30 menit
Endapan Supernatan
• larutkan dengan 5 mL larutan buffer pH 7,6 0,1 M
• ambil 3 mL ke botol vial sebagai ekstrak pengendapan
• masukkan ke dalam freezer
Hasil
16
3.4.2. Pemurnian dengan Kromatografi Filtrasi Gel
Kolom
• masukkan matrix Sephadex G-25 sampai 15 cm
• elusi dengan larutan buffer fosfat pH 7,6 0,1 M
• atur laju alir kolom 5-7 tetes/menit
• masukkan sampel ke dalam kolom sambil dielusi
• tampung 20 fraksi dengan volume 3 mL/fraksi
• ukur serapannya pada panjang gelombang 280nm
• plotkan grafiknya
Puncak Fraksi
17
3.4.3. Penentuan Aktivitas Enzim
0,5 ml Sampel
Protein
18
3.4.4. Pembuatan Kurva Baku
Larutan Standar
(Bovine Serum
Albumin)
• buat variasi konsentrasi 0,1;0,5;1;1,5;2 mg/mL
• ambil masing-masing 0,1 mL
• tambah 2,5 mL pereaksi C, kocok
• biarkan selama 10 menit
• tambahkan 0,25 pereaksi D
• kocok dan biarkan selama 30 menit
• ukur serapannya dengan panjang gelombang 750 nm dengan blanko air yang
diperlakukan sama
• plot kurva baku absorbansi terhadap konsentrasi
Kurva Baku
19
3.4.5. Penentuan Kadar Protein (sampel)
0,1 mL
sampel
• tambahkan 2,5 mL pereaksi C
• kocok dan diamkan selama 10 menit
• tambahkan 0,25 mL pereaksi D
• kocok dan diamkan selama 20 menit
• ukur serapan pada panjang gelombang 750 nm dengan blanko air yang
diperlakukan sama dengan sampel
• tentukan kadar protein
Kadar
Protein
20
BAB IV
21
diukur volume
supernatan
- diambil 3 mL
ke dalam botol
vial dan
- Ekstrak kasar
dimasukkan
ke dalam
freezer
- ditambahkan
ammonium
Supernatan sisa - v= 5,2 mL
sulfat sedikit
demi sedikit
- diaduk
- dimasukkan
ke dalam
tabung
sentrifugasi
- disentrifugasi
pada
kecepatan - endapan dan
9000 rpm supernatan
selama 30
menit
- diambil
Endapan
endapannya
- dilarutkan
dengan 5 mL
larutan buffer
22
pH 7,6 0,1 M
- diambil 3 mL
ke dalam botol
- ekstrak
vial dan
pengendapan
dimasukkan ke
dalam freezer
Pemurnian Enzim
dengan
Kromatografi
Filtrasi Gel
- dibersihkan
dan
dikeringkan
kolom
- dimasukkan
kapas ke dalam
kolom
- dielusi kolom
dengan larutan
buffer fosfat
pH 7,6 0,1 M
- dimasukkan
matriks
Sephadex G-25
hingga 7,7 cm
- dielusi dengan
larutan buffer
fosfat pH 7,6
23
0,1 M
- diatur laju alir
kolom 5 tetes /
menit
- dimasukkan
sampel ke
dalam kolom
berisi matriks
Sephadex G-25
dan dielusi
dengan buffer
fosfat pH 7,6
0,1 M
- ditampung
sebanyak 20
fraksi dengan - fraksi 1-20
volume 3 mL
tiap fraksi
- diukur serapan
pada panjang
Fraksi 1-20
gelombang 280
nm
- disimpan tiap
- fraksi
puncak protein
1,2,3,4,6
dalam freezer
Penetuan Aktivitas
Enzim
Ekstrak kasar, ekstrak - diambil masing
24
pengendapan, fraksi masing
1,2,3,4,6 sebanyak 0,5
mL
- dimasukkan
masing-masing
ke dalam
tabung reaksi
yang berbeda
- ditambahkan
2,5 mL substrat
N,N-dimetil
kasein
- ditambahkan
4,5 mL buffer
fosfat pH 7,6
0,1 M
- diinkubasi
pada suhu
37°C selama
30 menit
- ditambahkan
2,5 mL larutan
TCA
(trikloroasetat)
8%
- disaring
dengan corong
saring
25
- Blanko =
0,000 A
Kontrol =
- diukur serapan 0,081 A
pada panjang Ekstrak
gelombang 280 Pengendapan
nm dengan = 0,310 A
kontrol dan air Ekstrak Kasar
yang = 0,070 A
diperlakukan Fraksi 1 =
sama (Ekstrak 0,089 A
kasar dan Fraksi 2 =
ekstrak 0,313 A
pengendapan Fraksi 3 =
diencerkan 0,141 A
100x) Fraksi 4 =
0,066 A
Fraksi 6 =
0,074 A
Pembuatan Kurva
Baku
Larutan Standar
Bouvine Serum - ditimbang - m=40 mg
Albumin
- dimasukkan ke
dalam labu
ukur 10 mL
- dilarutkan
26
dengan
akuades hingga
tanda batas
labu ukur
- dibuat variasi
konsentrasi
- larutan variasi
0,1;0,5;1,0;1,5;
konsentrasi
2,0 mg/mL
BSA
- dipipet masing-
masing 0,1 mL
Larutan variasi
ke dalam
konsentrasi
tabung reaksi
yang berbeda
- ditambahkan
2,5 mL
pereaksi C
- dikocok dan
dibiarkan
selama 10
menit pada
suhu kamar
- ditambahkan
0,25 mL
pereaksi D
- dikocok dan
dibiarkan
selama 30
27
menit pada
suhu kamar
- Blanko =
- diukur 0,000 A
absorbansi 0,1 = 0,07 A
pada panjang 0,5 = 0,341 A
gelombang 750 1 = 0,703 A
nm 1,5 = 1,039 A
2 = 1,226 A
- digunakan
akuades yang
diperlakukan
sama sebagai
blanko
- dibuat kurva
- y = 0,6258x +
baku
0,0375
absorbansi
R² = 0,9885
terhadap
konsetrasi
Penentuan Kadar
Protein Sampel
- dipipet masing-
Ektrak kasar, Ekstrak masing 0,1 mL
Pengendapan, Fraksi ke dalam
1,2,3,4,6 tabung reaksi
yang berbeda
- ditambahkan
2,5 mL
28
pereaksi C
- dikocok dan
dibiarkan
selama 10
menit pada
suhu kamar
- ditambahkan
0,25 mL
pereaksi D
- dikocok dan
dibiarkan
selama 30
menit pada
suhu kamar
- Blanko =
0,000 A
Ekstrak
- diukur Pengendapan
absorbansi = 0,608 A
pada panjang Ekstrak Kasar
gelombang = 0,054 A
750 nm Fraksi 1 =
(Ekstrak kasar 0,043 A
diencerkan Fraksi 2 =
100x) 0,026 A
Fraksi 3 = -
0,036 A
Fraksi 4 =
29
0,043 A
Fraksi 6 =
0,004 A
- digunakan
akuades yang
diperlakukan
sama sebagai
blanko
- Ekstrak
Pengendapan
= 0,9916
mg/mL
Ekstrak Kasar
= 0,0264
mg/mL
Fraksi 1 =
- ditentukan
0,0088 mg/mL
kadar protein
Fraksi 2 = -
0,0184 mg/mL
Fraksi 3 = -
0,1174 mg/mL
Fraksi 4 =
0,0088 mg/mL
Fraksi 6 = -
0,0535 mg/mL
30
4.1.2. Tabel Data Absorbansi Pemurnian Enzim dengan Kromatografi
Kolom Filtrasi Gel
1 0,4 11 0,022
2 0,545 12 0,038
3 0,23 13 0,002
4 0,224 14 0,017
5 0,056 15 0,011
6 0,2 16 0,027
7 0,01 17 0
8 0,037 18 0
9 0 19 0,007
10 0,021 20 0,003
Aktivitas Unit
Fraksi Absorbansi (A)
(AU)/(unit/mL)
Blanko 0,000 -
Kontrol 0,081 -
Ekstrak Pengendapan 0,310 15,2667
Ekstrak Kasar 0,070 -0,7333
1 0,089 0,5333
2 0,313 15,4667
31
3 0,141 4
4 0,066 -1
6 0,074 -0,4667
32
4.2 Perhitungan
-
Fraksi 3 90,5929 -0,1174 4 362,3716 -34,0716 -60,2614 1,2266
10,6356
4.2.2 Volume / mL
- Volume matriks = πr2t = 3,14 . (0.6)2 . 7,7 = 8,7041 mL
3 3
- Volume sampel = 100 . volume matriks = 100 . 8,7041 = 0,2611mL
- Ekstrak kasar
V = 8,2 mL
- Ekstrak pengendapan
33
8,2
V = (8,2−3) . 5 mL = 7,8846 mL
- Fraksi 2,3,4,5
7,8846
V= . 3 mL = 90,5929 mL
0.2611
34
x = -0,0184 mg/mL
-Fraksi 3
y = 0,6258x + 0,0375
-0,036 = 0,6258x + 0,0375
x = -0,1174 mg/mL
- Fraksi 4
y = 0,6258x + 0,0375
0,043 = 0,6258x + 0,0375
x = 0,0088 mg/mL
-Fraksi 6
y = 0,6258x + 0,0375
0,004 = 0,6258x + 0,0375
x = -0,0535 mg/mL
- Ekstrak Kasar
0,070 − 0,081
AU =
0,001 x 30 x0,5
AU = -0,7333 unit/mL
- Ekstrak Pengendapan
0,310 − 0,081
AU =
0,001 𝑥 30 𝑥 0,5
AU = 15,2667 unit/mL
- Fraksi 1
35
0,089 − 0,081
AU =
0,001 x 30 x 0,5)
AU = 0,5333 unit/mL
- Fraksi 2
0,313 − 0,081
AU =
0,001 x 30 x 0,5)
AU = 15,4667 unit/mL
- Fraksi 3
0,141 − 0.081
AU =
0,001 x 30 x 0,5
AU = 4,0000 unit/mL
- Fraksi 4
0,066 − 0,081
𝐴𝑈 =
0,001 𝑥 30 𝑥 0,5)
AU = -1,0000 unit/mL
- Fraksi 6
0,074 − 0,081
AU =
0,001 x 30 x 0,5
AU = -0,4667 unit/mL
- Ekstrak kasar
36
PT = 0,2165 mg
- Ekstrak pengendapan
PT = 7,1876 mg
- Fraksi 1
PT = 0,7972 mg
- Fraksi 2
PT = -1,6669 mg
- Fraksi 3
PT = -10,6356 mg
- Fraksi 4
PT = 0,7972 mg
- Fraksi 6
PT = -4,8467 mg
37
4.2.6. Aktivitas Total (AT) / unit
AT = V x AU
- Ekstrak kasar
AT = 8,2 mL x (-0,7333) unit/mL
AT = -6,0133 unit
- Ekstrak Pengendapan
AT = 7,8846 mL x 15,2667 unit/mL
AT = 120,3716 unit
- Fraksi 1
AT = 90,5929 mL x 0,5333 unit/mL
AT = 48,3162 unit
- Fraksi 2
AT = 90,5929 mL x 15,4666 unit/mL
AT = 1401,1700 unit
- Fraksi 3
AT = 90,5929 mL x 4,0000 unit/mL
AT = 362,3716 unit
- Fraksi 4
AT = 90,5929 mL x (-1) unit/mL
AT = -90,5929 unit
- Fraksi 6
AT = 90,5929 mL x (-0,4667) unit/mL
AT = -42,2767 unit
- Ekstrak kasar
38
−6,0133 unit
AS =
0,2165 mg
AS = -27,7778 unit/mg
- Ekstrak pengendapan
120,3716 unit
AS =
7,1876 mg
AS = 16,7471 unit/mg
- Fraksi 1
48,3162 unit
AS =
0,7972 mg
AS = 60,6061 unit/mg
- Fraksi 2
1401,1702 unit
AS =
−1,6669 mg
AS = -840,5797 unit/mg
- Fraksi 3
362,3716 unit
AS =
−10,6356 mg
AS = -34,0715 unit/mg
- Fraksi 4
−90,5929 unit
AS =
0,7972 mg
AS = -113,6363 unit/mg
- Fraksi 6
− 42,2767 unit
AS =
−4,8467 mg
AS = 8,7227 unit/mg
4.2.8 Perolehan / %
AT sampel
Perolehan = AT Ekstrak Kasar x 100 %
39
- Ekstrak kasar
−6,0133
Perolehan = x 100 %
−6,0133
Perolehan = 100 %
- Ekstrak pengendapan
120,3716
Perolehan = x 100 %
−6,0133
Perolehan = -2001,74 %
- Fraksi 1
48,3162
Perolehan = x 100 %
−6,0133
Perolehan = -803,485 %
- Fraksi 2
1401,1702
Perolehan = x 100 %
−6,0133
Perolehan = -23301,1 %
- Fraksi 3
362,3716
Perolehan = x 100 %
−6,0133
Perolehan = -6026,14 %
- Fraksi 4
−90,5929
Perolehan = x 100 %
−6,0133
Perolehan = 1506,534 %
- Fraksi 6
−42,2767
Perolehan = x 100 %
−6,0133
Perolehan = 7,0305 %
40
4.2.9 Kemurnian / kali
AS sampel
Kemurnian =
AS Ekstrak Kasar
- Ekstrak kasar
−27,7778
Kemurnian =
−27,7778
Kemurnian = 1
- Ekstrak pengendapan
16,7471
Kemurnian =
−27,7778
Kemurnian = -0,6029
- Fraksi 1
60,6061
Kemurnian =
−27.7778
Kemurnian = -2,1818
- Fraksi 2
−840,5797
Kemurnian =
−27,7778
Kemurnian = 30,2609
- Fraksi 3
−34,0715
Kemurnian =
−27,7778
Kemurnian = 1,2266
- Fraksi 4
−113,6364
Kemurnian =
−27,7778
Kemurnian = 4,0909
- Fraksi 5
41
8,7227
Kemurnian =
−27,7778
Kemurnian = -0,3140
4.3 Pembahasan
Percobaan kali ini yaitu Isolasi, Penentuan Kadar Protein, dan Uji Aktivitas
Enzim Protease dari Getah Pepaya Muda (Carica papaya). Tujuan dari
percobaan ini adalah mengisolasi enzim protease dari getah pepaya muda
(Carica papaya) dengan fraksionasi, memurnikan enzim protease dengan
kromatografi filtrasi gel, menguji aktivitas enzim protease dari getah pepaya
muda (Carica papaya) dengan menggunakan substrat N,N – dimetilkasein, dan
menentukan kadar protein dari getah pepaya muda (Carica papaya) dengan
metode Lowry.
Prosedur pertama yang dilakukan yaitu isolasi enzim protease. Pepaya muda
diambil getahnya dengan cara disayat dan ditampung dalam gelas kimia. Getah
pepaya lalu ditimbang sebanyak 5,0000 gram kemudian dilarutkan dalam 10 mL
akuades. Akuades berfungsi untuk melarutkan enzim karena enzim protease
memiliki kepolaran yang hampir sama dengan air sesuai dengan prinsip like
dissolve like. Selanjutnya getah papaya muda (Carica papaya) yang telah
dilarutkan dengan akuades dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi lalu
disentrifugasi dengan kecepatan 9000 rpm selama 30 menit. Sentrifugasi
bertujuan untuk memisahkan enzim yang berada pada supernatan dan zat
pengotor atau senyawa – senyawa lain selain enzim. Hal ini sesuai dengan
prinsip sentrifugasi yaitu teknik pemisahan berdasarkan perbedaan sedimentasi
dari partikel – partikel molekul berdasarkan gaya sentrifugal.
42
sisa supernatan diendapkan dengan ammonium sulfat sedikit demi sedikit sambil
diaduk. Penambahan ammonium sulfat akan mengendapkan enzim berdasarkan
prinsip salting out, dimana ion – ion garam ammonium sulfat akan menarik
molekul air menjauh dari enzim karena memiliki muatan berat jenis lebih besar
sehingga ketika ditambahkan dan berikatan dengan molekul air, enzim akan
berinteraksi dan menyebabkan enzim terpresipitasi. Menurunnya jumlah air yang
terikat pada enzim menyebabkan gaya tarik menarik antara enzim lebih kuat
dibandingkan dengan gaya tarik menarik antara enzim dan air (mempertinggi
interaksi hidrofobik), sehingga enzim akan mengendap. Hal tersebut sesuai
dengan prinsip fraksionasi, yaitu pemisahan protein dengan mengendapkannya
melalui proses salting out. Enzim yang akan mengendap kemudian disentrifugasi
dengan kecepatan 9000 rpm selama 30 menit (enzim berada di endapannya).
Sentrifugasi dilakukan untuk mempercepat proses pengendapan dengan
memberikan gaya sentrifugal pada partikel – partikelnya. Endapannya dilarutkan
dengan dalam 5 mL buffer fosfat pH 7,6 0,1 M. Buffer fosfat berfungsi untuk
melarutkan endapan dan menjaga agar enzim tetap stabil. Selain itu penambahan
buffer fosfat bertujuan untuk mengondisikan sampel sebelum masuk ke dalam
kolom. Sampel diambil sebanyak 3 mL ke dalam botol vial sebagai ekstrak
pengendapan yang selanjutnya disimpan di dalam freezer.
43
dengan buffer fosfat pH 7,6 0,1 M. Kolom kemudian disumbat dengan kapas
yang telah dijenuhkan dengan buffer fosfat pH 7,6 0,1 M ke dalam ujung kolom.
Kolom diisi dengan buffer fosfat pH 7,6 0,1 M lalu diisi dengan matriks
Sephadex G-25 sebagai fase diam. Kolom dielusi dengan buffer fosfat pH 7,6 0,1
M dan diatur laju alirnya 3 tetes per menit. Sampel yang telah ditambahkan
dengan buffer fosfat dimasukkan ke dalam kolom sebanyak 0,4 mL (volume
praktis) yang diperoleh dari perhitungan volume kolom yaitu luas lingkaran
dikalikan tinggi kolom. Setelah sampel dimasukkan lalu dielusi dengan buffer
fosfat pH 7,6 0,1 M dan ditampung sebanyak 20 fraksi dengan tiap fraksinya
berisi 3 mL. Hasil dari tiap fraksi diukur absorbansinya menggunakan
spektrofotometer UV dengan panjang gelombang 280 nm karena protein
memiliki asam-asam amino spesifik yang memiliki gugus aromatik terkonjugasi
yang dapat menyerap spektra di panjang gelombang 280 nm. Pengukuran
absorbansi ini digunakan akuades sebagai blanko pada spektrofotometer. Setelah
itu, di plot absorbansi terhadap fraksi dan diperoleh beberapa puncak-puncak
pada grafik yang didapat. Puncak tersebut disebabkan karena adanya fraksi yang
memiliki absorbansi yang paling tinggi. Absorbansi yang tinggi tersebut
menandakan fraksi yang memiliki kemurnian yang tinggi. Dari hasil percobaan
diperoleh puncak pada fraksi 1,2,3,4, dan 6.
44
Grafik Absobansi Pemurnian Enzim
dengan Kromatografi Filtrasi Gel
0.6
0.5
0.4
Absorbansi (A)
0.3
0.2
0.1
0
0 5 10 15 20 25
-0.1
Fraksi
45
mengkatalisis reaksi pemecahan protein dari kompleks tersebut dapat dibantu
dengan melakukan inkubasi pada suhu 37o C selama 30 menit. Suhu ini
merupakan suhu optimum untuk enzim, jika inkubasi dilakukan di atas suhu
optimumnya dikhawatirkan enzim akan terdenaturasi sehingga aktivitas enzim
tidak dapat ditentukan. Pada saat inkubasi, di dalam campuran terjadi hidrolisis
protein oleh enzim protease. Setelah 30 menit dilakukan penambahan asam
trikloroasetat (TCA) 8% sebanyak 0,5 mL yang berfungsi untuk memutuskan
rantai peptida yang panjang menjadi rantai peptida yang pendek sehingga proses
hidrolisis terhenti (inhibitor).
46
Bovine Serum Albumin ditimbang sebanyak 40 mg, kemudian dimasukkan ke
labu ukur 10 mL, dan dilarutkan dengan akuades sampai tanda batas labu ukur.
Larutan standar protein Bovine Serum Albumin kemudian diencerkan untuk
membuat variasi konsentrasi 0,1, 0,5, 1,5, 1, dan 2 g/mL. Selanjutnya pada
masing-masing konsentrasi diambil 0,1 mL dan dimasukkan dalam tabung reaksi
yang berbeda. Kemudian ditambahkan 2,5 mL pereaksi C (campuran 50 mL
pereaksi A dan 1 mL pereaksi B). Pereaksi A adalah larutan natrium karbonat 2%
dalam natrium hidroksida 0,1 M yang berfungsi sebagai pemberi suasana basa
pada reaksi pembentukan senyawa kompleks antara Cu2+ dengan gugus -NH dari
rantai peptida pada protein. Pereaksi B adalah larutan tembaga (II) sulfat
pentahidrat 0,5% dalam Na-K-tartar 1% yang berfungsi sebagai sumber ion Cu2+
dalam percobaan. Lalu larutan didiamkan selama 10 menit agar proses dapat
berlangsung. Selanjutnya ditambahkan 0,25 mL pereaksi D yaitu pereaksi Folin-
Ciocalteu (fosfomolibdat dan fosfowolframat) yang akan direduksi oleh asam
amino tirosin dan triptofan yang berasal dari molekul protein. Larutan didiamkan
selama 30 menit agar proses reduksi berlangsung sempurna. Kompleks biru yang
terbentuk menandakan bahwa proses ini telah selesai.
47
terhadap konsentrasi. Selanjutnya kurva baku ini digunakan untuk menentukan
kadar protein sample yang dianalisis. Didapatkan persamaan kurva baku, yaitu y
= 06258x+ 0,0375 dengan R2 = 0,9885.
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Konsentrasi (mg/mL)
48
yang berasal dari molekul protein. Kemudian, larutan didiamkan selama 30
menit.
49
BAB IV
4.1. Kesimpulan
4.1.1 Enzim protease dapat diisolasi dari getah pepaya muda.
4.1.2 Enzim protease dapat dimurnikan dengan metode kromatografi filtrasi gel.
4.1.3 Aktivitas enzim protease dari getah pepaya muda dapat ditentukan dengan
menggunakan substrat N,N-dimetilkasein, yaitu didapatkan aktivitas
sampel ekstrak kasar, ekstrak pengendapan, fraksi 1,2,3,4, dan 6, yaitu
4.1.4 Kadar protein dari getah pepaya muda dapat ditentukan dengan metode
Lowry, yaitu didapatkan kadar protein pada sampel ekstrak kasar, ekstrak
pengendapan, fraksi 1,2,3,4, dan 6, yaitu yaitu -0,7333 unit/mL; 15,2667
unit/mL; 0,5333 unit/mL; 15,4667 unit/mL; 4 unit/mL; -1 unit/mL; dan -
0,4667unit/mL
4.2. Saran
4.1.5 Sebaiknya preparasi kolom dilakukan sebaik mungkin agar didapatkan
laju alir yang sesuai, yaitu 5-7 tetes/ menit, sehingga tidak menggunakan
waktu yang lama untuk percobaan yang dilakukan.
4.1.6 Sebaiknya alat mikropipet yang telah selesai digunakan, diatur kembali ke
skala alat mikropipet awal.
50
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani,V. 2006. Getah Sejuta Manfaat. PT. Trubus Swadaya. Edisi April 2006.
Jakarta.
Gadri, S. F. A., Susilo, U., & Priyanto, S. 2014. Aktivitas Protease dan Amilase Pada
Hepatopankreas dan Intestine Ikan Nilem (Osteochilus hasselti c.v). Universitas
Jendral Soedirman. Purwakarta
Pelezar, M.J& Chan, E.C. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jilid 2. UI Press. Jakarta.
Rao, M. B., Tankscale, A.M., Ghatye, M. S., Deshpande, V. V. 1998. Molecular and
Biotechnological Aspect of Microbial Proteases. Microbiology and Molecular
Biology Reviews. Vol 62. PP 597-635
Septiani, Y., Purwoko, T., & Pangastuti, H. 2004. Kadar Karbohidrat, Protein, Lemak
Pada Kecap dan Tempe. Bioteknologi. Vol 2. PP 48-53
51