Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

TERMOKIMIA

DISUSUN OLEH:

Risma karnivora 27
( kelompok 3)
Kelas : XI IPA 5

SMA Negeri Arjasa


2013 2014

1. Tujuan
a. Untuk mempelajari perubahan energi pada reaksi kimia.
b. Untuk mengukur perubahan kalor dengan percobaan sederhana.
2. Dasar Teori
a. Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas
dan energi kimia. Sedangkan energi kimia didefinisikan sebagai energi
yang dikandung setiap unsur atau senyawa. Energi kimia yang terkandung
dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut. Energi
potensial kimia yang terkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau
entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan
b.

entalpi hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi.


Perubahan energi dapat terjadi dalam suatu sistem maupun
lingkungan. Sistem dapat berupa gas, uap air, dan uap dalam kontak
dengan cairan. Secara umum sistem dibagi 3 macam, yaitu:
1. Sistem tersekat (terisolasi) : sistem yang tidak ada pertukaran energi
maupun materi ke lingkungan. Contoh: termos.
2. Sistem tertutup : sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran
energi tanpa pertukaran materi ke lingkungan. Contoh: sejumlah gas
dalam silinder yang dilengkapi penghisap.
3. Sistem terbuka : sistem yang memungkinkan terjadinya pertukaran
energi dan materi ke lingkungan. Contohnya: suatu zat dalam gelas kimia.
Jumlah kalor yang terlibat dalam reaksi dapat ditentukan dengan
menggunakan kalorimeter. Besaran fisika yang dapat diamati adalah
temperatur. Kalorimeter dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai
termos ideal dimana tidak terjadi perpindahan kalor dari kalorimeter ke
isinya (Campuran reaksi yang akan ditentukan kalor reaksinya) atau
sebaliknya.
Oleh karena itu harus ditera (yakni dengan menentukan kalor yang
diserap oleh kalorimeter). Jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter
untuk menaikan temperaturnya sebesar 1 derajat disebut tetapan
kalorimeter.
Dalam hal ini jumlah kalor yang dibebaskan/diserap oleh reaksi sama
dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh kalorimeter ditambah
dengan jumlah kalor yang diserap/dibebaskan oleh larutan didalam

kalorimeter. Oleh karena itu energi tidak dapat dimusnahkan atau


diciptakan.
Maka : q reaksi + q kalorimeter + q larutan = 0
atau
q reaksi = - (q kalorimeter + q larutan)
c. Ada beberapa jenis calorimeter, diantaranya calorimeter klasik calorimeter
bom. Berikut cara mengukur H reaksi dengan menggunakan kedua
calorimeter tersebut.
Calorimeter Klasik
Alat ini disebut juga calorimeter cangkir kopi karena
menggunakan cangkir kopi Styrofoam sebagai tempat campuran
reaksinya. Mula-mula suhu pereaksi diukur, lalu pereaksi
dicampurkan ke dalam cangkir kopi. Sesudah reaksi selesai
(biasanya dalam waktu beberapa detik), suhu dari campuran reaksi
ini diukur. Berdasarkan perubahan suhu sebelum dan sesudah
reaksi, nilai H reaksi dapat dihitung. Reaksi-reaksi yang dapat
diukur menggunakan calorimeter klasik ini adalah reaksi-reaksi
yang berlangsung pada tekanan tetap, misalnya reaksi pelarutan,
reaksi penetralan, dan reaksi pengendapan.
Calorimeter Bom
Calorimeter bom biasanya dipakai untuk mempelajari reaksi
eksoterm yang tidak akan berjalan apabila tidak dipanaskan.
Misalnya, reaksi pembakaran antara CH4 dengan O2 atau reaksi
yang melibatkan gas (contoh: reaksi H2 dan O2). Alatnya terdiri
dari wadah yang terbuat dari baja yang kuat tempat reaksi
berlangsung. Wadah tersebut dimasukkan ke dalam bak yang
tersekat dengan dilengkapi pengaduk dan termometer. Suhu awal
diukur, kemudian reaksi dijalankan dengan cara menyalakan
pemanas kawat kecil yang berada di dalam wadah. Panas yang
dikeluarkan oleh reaksi diserap oleh wadah dan bak, sehingga
menyebabkan suhu alat naik. Berdasarkan perubahan suhu dan
kapasitas panas alat yang telah diukur, jumlah panas yang
diberikan oleh reaksi dapat dihitung. Dibandingkan dengan
calorimeter klasik, pengukuran dengan calorimeter bom jauh lebih
teliti.
3. Alat dan Bahan :
1. Gelas pop mie (2 cup) + tutup
2. Pengaduk / pinset
3. Termometer
4. Tabung reaksi

5. Tissue
6. Cairan HCL dan NaOH
4. Langkah kerja :
1. Menyiapkan 2 gelas pop mie dan penutupnya yang sudah dilubangi 2
buah lubang untuk tempat pengaduk dan thermometer.
2. Menuangkan cairan HCL dan NaOH di masing-masing gelas dan
kemudian tutup kedua gelas tersebut.
3. Mengukur setiap cairan dengan thermometer yang sudah dinormalkan
terlebih dahulu.
4. Mengamati perubahan suhu yang terjadi pada setiap cairan.
5. Setelah mendapatkan data perubahan suhu yang terjadi pada setiap
cairan, mencampurkan cairan HCL dan NaOH pada salah satu gelas.
6. Mengaduk dengan menggunakan pengaduk secara memutar sehingga
kedua cairan dapat tercampur dengan merata.
7. Mengukur suhu pada cairan yang dicampur dengan menggunakan
thermometer.
8. Mengamati perubahan yang terjadi pada kedua larutan yang sudah
tercampur secara merata.
9. Menarik data dari percobaan yang sudah dilakukan dengan membuat
table hasil pengamatan.

5. Data hasil pengamatan :


Nama Larutan
HCL
NaOH
HCL + NaOH

6. Pembahasan :

Suhu awal
28
28
-

Suhu akhir
29

7. Kesimpulan :

8. Daftar pustaka :
Achmad, Drs Hiskia.1992. Wujud Zat dan Kesetimbangan Kimia.
Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
Alberty, Robert. 1992. Kimia Fisika. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 2003. Kimia 2000. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai