Anda di halaman 1dari 2

Ovi Saputra Astama

12612050
Tugas praktikum kromatografi
Sejarah dan perkembangan kromatografi
Teknik pemisahan yang sebenarnya dapat dikategorikan teknik
kromatogafi adalah pada waktu Runge, F.F. (1834-1843) melakukan spot test
campuran zat warna dari ekstrak tumbuh-tumbuhan pada pita kain atau kertas.
Pada tahun 1850 ia memisahkan larutan garam dengan kertas. Selanjutnya Goppel
sroeder, F (1868) menganalisis zat warna, hidrokarbon, alkohol-alkohol, beer,
milk pada minuman dan air minum menggunakan kertas. Sedangkan peneliti
Schobeinc menggunakan pita kertas unutk memeriksa cairan. Baru kemudian Day
D.T. (1897-1903) menggunakan kolom yang diisi serbuk tanah untuk pemisahan.
Namun yang populer adalah kimiawan Rusia, Mikhail Tswett (1906-1907) telah
berhasil memisahkan pigment kloroplast dengan fase diam CaCO 3 dan petroleum
eter sebagai fase gerak. Mulai saat itu konsep kromatografi lebih jelas.
Kromatografi diturunkan dari bahasa greek, yaitu chromato (warna) dan grafe
(tulisan) yang berarti penulisan dengan warna (writing with colors). Kemudian
diikuti beberapa peneliti misalnya: Wilson, J.N. (1940) mempelajari tentang teori
pada kromatografi kertas. Tiselius, A (1941) pemenang hadial nobel atas
penemuannya mengenai analisis adsorpsi dan elektroforesis. Martin, A.J.P. dan
Synge, R.L.M (1941) mengajukan pertama kali model yang menjelaskan efisiensi
kolom dan mengembangkan kromatografi cair dan berhasil mendapatkan hadiah
nobel tahun 1952. Masih banyak lagi peneliti lain untuk disebut satu persatu,
namun yang perlu diingat adalah Van Deemter, JJ dkk yang mengembangkan teori
kecepatan dengan menyederhanakan hasil kerja Lapidus dan Ammundson pada
fungsi distribusi Gauss. Dari perkembangannya nama kromatografi tidak sesuai
karena sekarang tidak hanya dilakukan pemisahan cmapuran senyawa berwarna
saja.
Dasar pemilihan kromatografi adalah perbedaan kecepatan migrasi
komponen (senyawa-senyawa) yang dibawa oleh fasa gerak (mobile phase) dan
ditahan secara selektif oleh fasa diam (stationary phase). Metode pemisahan ini
sangat dikenal di laboraturium kimia karena dasar pemikiran yang sederhana dan
mudah dipahami. Hasil pemisahan yang dikehndaki tergantung untuk
keperluannya, sehingga dapat dipilih teknik kromatografi yang sesuai, dari yang
sederhana hingga saat ini sangat rumit. Hampir semua senyawa kimia dapat
dipisahkan dengan metode kromatografi dari molekul yang mempunyai berat

molekul besar hingga yang kecil. Perkembangan yang kemudian adalah mampu
memisahkan senyawa-senyawa sterio isomer.
Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan memanipulasi sifat
kimia-fisika dari molekul yaitu:
1. Kecendrungan molekul larut dalam cairan, hubungannya dengan kelarutan
senyawa dalam dua fase cairan dan konsep like dissolves like. Hubungan
ini tidak lepas dengan pengertian polaritas senyawa.
2. Kecendrungan molekul untuk berinteraksi dengan molekul fase gerak
ataupun fase diam. Interaksi ini dapat melibatkan terjadinya ikatan
hydrogen (adsorpsi), proses filtrasi atau permeasi, dan terjadinya interaksi
ionik.
3. Kecendrungan molekul untuk mudah menguap. Kemudian molekul
menguap tergantung dari sifat fisika-kimia, apakah itu ikatan kimia, bobot
molekul dan lain-lain. Perbedaan volatilitas ini digunakan sebagai dasar
pemisahan pada kromatografi gas.
Penggolongan kromatografi
Atas dasar mekanisme pemisahan:
1.
2.
3.
4.

Kromatografi serapan (absorption chromatography)


Kromatografi partisi (partition chromatography)
Kromatografi ekslusi (exclusion chromatography)
Kromatografi penukar ion ( ion exchange chromatography)

Atas dasar (wujud) fase gerak:


1. Kromatografi gas (fase geraknya adalah gas)
2. Kromatografi cair (fase geraknya adalah zat cair)
Atas dasar bentuk atau bahan fase diam:
1. Kromatografi planar
a. Kromatografi lapis tipis
b. Kromatografi kertas
2. Kromatografi kolom
a. Kromatografi terbuka
b. Kromatografi gas
c. Kromatografi cair kinerja tinggi

Anda mungkin juga menyukai