KELOMPOK 7 :
Novita Sari (203010601040)
Risha Amelia (203020601064)
Fatimatuz Zahra Erin Gita Sari (203020601067)
Widiya Puspita Sari (203030601161)
Kevin Indra Irawan (203020600184)
Meilina Permata Hati (203010601008)
Eko Saputra (203030601165)
3 Politik dan Abu al-Hasan Ali bin Muhammad Abu al-Hasan Ali bin
Kenegaraan bin Habib al-Mawardi dilahirkan di Muhammad bin Habib
Bashrah pada tahun 364 H/975 M, al-Mawardi
dan wafat pada tanggal 30 Rabiul
Awwal 450 H/27 juni 1058 M di
Baghdad.Ia adalah salah satu tokoh
dan pemikir peletak dasar keilmuan
politik Islam. Pakar ilmu politik
termasyhur di era Kekhalifahan
Abbasiyah. Ilmu politiknya menjadi
penyangga kemajuan Abbasiyah. Ia
jugalah yang menjadi penyelamat
berbagai kekacauan politik di
negaranya.Menelaah pemikiran Al
Mawardi cukup dengan membaca
karyanya, Al Ahkaam Al
Shultoniyah (Hukum-hukum
Kekuasaan).Selain itu, ia juga
menulis buku termasyhur lainnya
berjudul, Qanun al-Wazarah
(undang-undang tentang
kementrian), serta Kitab Nasihat
al-Mulk . Buku-buku yang ditulisnya
itu membahas tentang dasar-dasar
ilmu politik.
Al Ahkaam Al Shultoniyah
4 Hubungan dengan Dari sini dapat kita pahami bahwa Ibnu Jarir at-Thabari
Agama lain Islam secara terbuka dan jujur
mengakui keberadaan agama-
agama terdahulu atau agama-
agama lain yang hidup sezaman.
Islam siap menerima kehadiran
agama-agama lain itu untuk
berdampingan (koeksistensi) secara
layak. selain itu, lebih dari sekedar
koeksistensi, Islam mengarahkan
penganutnya untuk menunjukkan
secara demonstratif maupun
persuasif kesiapan hidup dalam
kolaborasi, kerjasama, saling
memberi dan menerima dengan
siapapun yang menjadi tetangga
iman, tetangga etnik, dan tetangga
kultur mereka. Bahu membahu
untuk menghadapi dan
memecahkan problem bersama
umat manusia (proeksistensi).
Sebagaimana yang dicontohkan
Nabi saw ketika membangun
hubungan dengan agama Yahudi
dan Nasrani pada masa itu.
5 Keterlibatan Sutayta merupakan pakar Sutayta Al Mahamli
Perempuan matematika yang hidup pada paruh
kedua abad ke-10. Sang Muslimah
dikenal sangat menguasai
aritmatika. Perlu diketahui,
aritmatika mengkaji bilangan bulat
positif lewat penjumlahan,
pengurangan, pembagian, serta
perkalian. Sutayta juga mahir
dalam perhitungan waris. Pada
zamannya, matematika terutama
cabang aritmatika dan perhitungan
waris berkembang sangat baik.
Pada cabang aljabar, Sutayta
berhasil menemukan sebuah
persamaan yang pada masa
berikutnya sering dikutip pakar
matematika lainnya. Tak heran bila
kemampuannya mendapat pujian
dari beberapa sejarawan, seperti
Ibnu Al Khatib Baghdadi, Ibnu Al
Jawzi, serta Ibnu Katsir. Sutayta
bisa dibilang sosok multitalenta,
sebab tak hanya matematika, ia
turut menguasai keilmuan lainnya,
termasuk ilmu agama. Dia pun
mumpuni dalam bidang sastra
Arab, ilmu hadis, hingga hukum
syariah.
Mikroskop
Teleskop
c. Mantiq Al Masyriqin
(Logika Timur)