Anda di halaman 1dari 13

Matius 5:1-12

Mat 5:1  Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan
setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
Mat 5:2  Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
Mat 5:3  "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah
yang empunya Kerajaan Sorga.
Mat 5:4  Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Mat 5:5  Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki
bumi.
Mat 5:6  Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka
akan dipuaskan.
Mat 5:7  Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh
kemurahan.
Mat 5:8  Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat
Allah.
Mat 5:9  Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut
anak-anak Allah.
Mat 5:10  Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Mat 5:11  Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan
kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
Mat 5:12  Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab
demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Yesus mengajar banyak orang, termasuk murid-murid-Nya. Pendengarnya berasal


dari berbagai kalangan, baik anak-anak maupun orang tua.  Mengapa orang-orang
banyak ini mengikuti Yesus? Jikalau kita melihat dalam perikop sebelumnya, kita
bisa mengetahui bahwa orang-orang ini mengikuti Yesus karena sebelumnya Yesus
telah mengadakan mujizat dengan menyembuhkan orang-orang sakit. Yesus
menjadi terkenal karena Ia mengadakan mujizat dan menyembuhkan orang-orang
sakit. Selain itu juga Yesus memberitakan injil di dalam rumah-rumah ibadat maupun
di tempat mana saja yang memungkinkan. Dalam Pasal 5 ini kita melihat bahwa
Yesus mengajar orang banyak dan murid-muridNya di atas bukit.
         Yesus tidak mau orang banyak mengikuti Dia hanya karena tanda-tanda atau
mujizat yang telah diadakan-Nya. Akan tetapi, lebih dari itu, Yesus ingin paradigma
atau cara pandang dan cara pikir dari murid-muridNya maupun orang banyak itu
diubahkan. Yesus ingin mengubah cara pandang dan cara piker dari murid-
muridNya aupun orang banyak itu. Dalam hal ini, Yesus mengajar mereka dengan
ucapan-ucapan bahagia.
          Di dalam Matius 5 ayat 1-12 ini, ada 10 ucapan berbahagia:

1.    Mat 5:3  "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah
yang empunya Kerajaan Sorga
      Kata berbahagia dalam ayat ini berasal dari kata makarioi. Kata ini bisa
diterjemahkan dengan arti beruntunglah, diberkatilah dan berbahagia. Jadi bisa
dikatakan beruntunglah, diberkatilah dan berahagialah orang yang miskin di
hadapan Allah. Kata miskin di sini barasal dari kata ptokoi yang berarti orang miskin,
yang tidak punya rumah dan tidak punya banyak uang. Mengapa Yesus mengatakan
berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah? Jikalau kita melihat pada masa
Yesus hidup, sebagian besar orang-orang yang mengikuti Yesus dan menerima
pengajarannya adalah golongan ptokoi, yaitu orang miskin. Begitu juga sebagian
besar orang-orang yang mengalami mujizat baik disembuhkan dari kelumpuhan,
kebutaan atau dibebaskan dari rasukan iblis adalah orang-orang dari golongan
ptokoi ini.
      Jikalau kita membandingkan cara hidup orang kaya dan orang miskin, kita bisa
melihat perbedaan. Orang miskin identik dengan penderitaan. Hal ini membuat
orang miskin lebih dapat berserah penuh kepada pertolongan Allah. Orang miskin
cenderung berpikir bahwa dunia ini bukan rumah mereka karena di dunia ini mereka
mengalami penderitaan. Orang miskin merindukan suatu rumah yang abadi, di mana
mereka tidak lagi mengalami pernderitaan, yaitu Surga. Berbeda dengan orang
kaya, seringkali orang kaya cenderung merasa sombong dengan miliknya, orang
kaya cenderung berharap pada kekayaannya, orang kaya lebih gampang terikat
dengan dunia ini dan kenikmatannya sehingga mereka cenderung untuk
membangun “surga” di dunia ini dengan kekayaannya. Hal ini dapat membuat orang
kaya dapat melupakan surga yang sebenarnya.     
         Ada suatu kisah di dalam Matius 19 tetang seorang muda yang kaya, ia
bertanya kepada Yesus: apa yang harus diperbuatnya untuk mendapatkan hidup
yang kekal. Yesus mengatakan supaya ia tidak berzinah, tidak mencuri, tidak
berbohong, menghormati orang tua dan kasihilah sesama. Kemudian orang muda itu
berkata bahwa ia telah melakukan semuanya itu. Yesus kemudia berkata kepada
orang muda itu untuk menjual hartanya dan membagikannya kepada orang miskin.
Akan tetapi, orang muda itu sedih dengan perkataan Yesus karena hartanya banyak.
Dalam hal ini, kekayaan seseorang dapat menjadi penghalang baginya untuk
mengikut Allah dan mendekat kepada Allah.

2.      Mat 5:4  "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur."
      Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Banyak hal
yang dapat membuat seseorang berdukacita. Seseorang bisa berdukacita karena
kematian orang lain. Seseorang bisa berdukacita karena dosa dan pelanggaran
yang telah dilakukannya. Seseorang  bisa berdukacita karena penderitaan yang
dialaminya. Orang yang berdukacita karena kematian seseorang akan dihiburkan
oleh Allah. Orang yang berdukacita karena dosa dan pelanggarannya akan
dihiburkan karena dukacita itu akan menghasilkan pertobatan. Orang yang
berdukacita karena penderitaan yang dialaminya selama di dunia ini juga akan
dihiburkan oleh Allah. Allah akan menyediakan suatu tempat kekal bagi mereka di
mana tidak akan ada ratap tangis lagi dan tidak akan ada maut/kematian lagi di situ. 

3.     Mat 5:5  "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi."
     Kata lemah lembut ini berasal dari kata praeis yang bisa berarti lembut, rendah
hati. Kelembutan adalah kesabaran ketika mengalami kerugian atau dirugikan oleh
orang lain. Lembut juga bisa berarti tidak membalas kesalahan orang lain.

4     Mat 5:6  "Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena
mereka akan dipuaskan."
       Lapar dan haus akan kebenaran. Sebagaimana tubuh jasmani memerlukan
makanan, tubuh rohani juga memerlukan makanan. Orang yang menjadikan
kebenaran sebagai makanannya dan minumannya akan dipuaskan. Sebagaimana
yang Yesus katakan bahwa makanan-Nya adalah melakukan kehendak Allah.
5    Mat 5:7  "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan
beroleh kemurahan."       
       Kata murah hati di sini berasal dari kata elemones. Murah hati adalah sikap mau
mengasihi. Murah hati juga tidak hanya menyangkut memberi sesuatu kepada orang
lain tetapi juga mencakup tindakan memberi pengampunan seperti yang Yesus
ajarkan dalam Doa Bapa Kami tentang mengampuni sesama.

6      Mat 5:8  "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat
Allah."
     Suci hati juga berarti murni hati. Kita mengetahui bahwa hati adalah pusat
kehidupan manusia. Dari hati timbul pikiran jahat atau pikiran baik. Oleh karena itu,
seperti yang tertulis kitab Amsal 4:23,  "jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan
karena dari situlah terpancar kehidupan."

7.    Mat 5:9  "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan
disebut anak-anak Allah."
        Orang yang membawa damai, orang yang membuat kedamaian akan disebut
anak-anak Allah. Kita bisa melihat di sini bahwa salah satu ciri dari Anak Allah
adalah membawa damai dan bukan membawa permusuhan.
 
8.     Mat 5:10  "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."
       Orang yang dianiaya oleh karena kebenaran akan memiliki kerajaan Allah.
Penganiayaan yang dialami tidak hanya bersifat jasmani saja tetapi bisa juga
penganiayaan secara psikis atau psikologis. Penganiayaan secara jasmani akan
menghasilkan luka jasmani sedangkan penganianyaan psikis juga akan
menyebabkan luka-luka batin. Yesus adalah contoh pribadi yang mengalami
penganiayaan demi kebenaran.

9.    Mat 5:11  "Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan
kepadamu difitnahkan segala yang jahat."
          Berbahagialah orang yang dicela dan difitnah oleh karena nama Allah.

10.   Mat 5:12  "Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,
sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
          Yesus menyuruh untuk bersukacita dan berbahagia, karena orang yang
melakukan Firman Allah upahnya besar di Sorga. 

     Jikalau kita melihat satu-persatu ucapan Yesus ini, kita bisa melihat bahwa isi
dari pemberitaan Yesus ini pasti mengejutkan bagi orang lain. Karena ucapan-
ucapan Yesus ini berbeda dengan cara pandang dan cara pikir orang secara umum.
Yesus mengatakan bahwa:

●    diberkatilah, berbahagialah, orang yang miskin


●    diberkatilah, berbahagialah orang yang berdukacita
●    diberkatilah, berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran

         Pemberitaan Yesus lain dari pada pandangan orang pada saat itu. Yesus
menyuruh orang yang miskin untuk berbahagia. Yesus menyuruh orang yang
berdukacita untuk berbahagia. Yesus menyuruh orang yang dianiaya untuk
berbahagia. Pikiran Yesus sepertinya berlawanan dengan pandangan umum. Di sini
kita bisa melihat bahwa Yesus ingin merubah cara pandang dan cara pikir orang-
orang yang mengikuti-Nya. Yesus tidak mau orang-orang banyak mengikuti-Nya
hanya karena mujizat dan tanda-tanda yang telah diadakannya, tetapi lebih dari itu
Yesus mau agar murid-murid-Nya dan orang-orang banyak itu memiliki cara
pandang dan cara pikir yang baru sama seperti Yesus.
       Dari ke-10 ucapan berbahagia tersebut, kita bisa melihat bahwa inti dari
kebahagiaan adalah ketika seseorang memiliki Kerajaan Allah. Orang yang
berbahagia adalah orang yang memiliki kerajaan Allah. Kebahagiaan yang sejati
adalah ketika seseorang memiliki Kerajaan Allah. Inilah yang diberitakan oleh Yesus
dalam Matius 6:33 yaitu supaya kita mencari kerajaan Allah dan kebenarannya.
Selanjutnya di dalam Roma 14:17 dijelaskan apakah Kerajaan Allah itu yaitu
Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai
sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Kebahagiaan sejati adalah ketika kita
memiliki kerajaan Allah. Amin….   
OLAHRAGA DAN KERENDAHAN HATI
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.

Tunjukkanlah kasihmu dengan saling membantu

(Efesus 4:2)

Pada bulan Mei 2003, sekolah putri saya, Melissa, memberikan penghargaan yang besar
dengan mempersembahkan lapangan atletik baru di sekolah itu untuk mengenang Melissa.
Pada upacara untuk menandai pembukaan Melissa Branon Memorial Softball Field, sekolah
itu membuka selubung batu peresmian untuk mengingatkan generasi selanjutnya akan
seorang gadis yang mengenakan kaus bernomor 11.

Pada batu peresmian itu tertulis: "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut,
dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dengan saling membantu" (Efesus 4:2)-sebuah ayat yang
telah Melissa tandai di Alkitabnya.

Betapa seringnya dalam hidup ini kerendahan hati dan kelemahlembutan tidak lagi
dimiliki. Sebaliknya, kesombongan dan kekasaran menandai ukuran kesuksesan. Namun,
Melissa dan teman-temannya dapat bertanding dengan sukses dalam olahraga atletik tingkat
sekolah menengah tanpa menunjukkan sifat-sifat tadi.

Salah seorang teman satu tim Melissa menulis tentang Melissa: "Sikapmu yang pantang
mundur, maju terus, dan pantang menyerah benar-benar membangkitkan semangatku." Itulah
cara Melissa dan teman satu timnya bertanding demi kemuliaan Allah, yaitu tanpa
kesombongan.

Persaingan yang dikendalikan dengan benar dapat berlangsung dengan baik dalam
kehidupan kita. Akan tetapi, kita harus senantiasa ingat untuk tetap rendah hati dan lemah
lembut dalam segala hal yang kita lakukan. Kita harus mencerminkan karakteristik kehidupan
yang serupa dengan Kristus – JB

"Kesatuan Roh" tidak mungkin diciptakan oleh manusia. Kesatuan tersebut sudah
tersedia bagi mereka yang mempercayai kebenaran dan menerima Kristus sebagaimana
diberitakan oleh rasul Paulus dalam pasal Ef 1:1-3:21. Jemaat Efesus kini harus memelihara
kesatuan itu, bukan dengan usaha atau pengaturan manusia, tetapi dengan hidup "berpadanan
dengan panggilan itu" (ayat Ef 4:1). Kesatuan rohani dipelihara dengan tetap setia kepada
kebenaran dan berjalan seiring dengan Roh (ayat Ef 4:1-3,14-15; Gal 5:22-26). Kesatuan ini
tidak mungkin diperoleh "dengan usaha manusia" (Gal 3:3).

Perselisihan rohani di dalam orang percaya melibatkan seluruh orang itu; yang
diperjuangkan adalah apakah mereka akan menyerah pada kecenderungan keinginan daging
dan sekali lagi tunduk kepada penguasaan dosa atau apakah mereka akan menyerah kepada
tuntutan Roh dan tinggal di bawah kekuasaan Kristus (ayat Gal 5:16; Rom 8:4-14). Medan
perang itu berada di dalam orang Kristen itu sendiri dan pertempuran itu harus berlangsung
sepanjang hidup mereka di dunia ini jikalau mereka kelak akan memerintah bersama Kristus
(Rom 7:7-25; 2Tim

Introitus : 
Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu
kasih, satu jiwa, satu tujuan. Filipi 2 : 2
 
Bacaan : Pilipi 2 : 1 – 4 (Tungga); Khotbah : Johanes 17 : 20 – 26 (Tunggal)
 
Thema : 
Hendaknya Kita Semua Bersatu
 
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Bersatu kita teguh, Bercerai kita runtuh; pepatah ini sudah sangat kita kenal dalam kehidupan
kita. Seperti lidi : bila hanya satu maka dia tidak akan mampu untuk menyapu sampah tapi
bila satu ikatan, maka ia akan mampu untuk membersihkan sampah itu. Namun ungkapan
bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh bila kita renungkan lebih mendalam lagi maka akan
sangat terasa bahwa mengucapkan jauh lebih enteng ketimbang melakukannya. Mengapa hal
ini bisa terjadi? Yang paling sederhana jawabnya ialah karena di antara kita sering kali
muncul perbedaan-perbedaan yang kerap ngga bisa dipertemukan. Jangankan dengan orang
lain, dengan diri kita sendiri sering kali antara hati dan pikiran kita bisa berbeda dan sangat
sulit dipersarukan. Dan akibatnya, kita akan mengatakan “pusingggg”.
Khotbah Efesus 5:17-24, Pekan Keluarga GBKP, Jumat
10 Juni 2011 (Wari VI)
Introitus:
I bas persadanndu ras Kristus, kam pe ras kerina kalak si deban iranggut jadi sada rumah, i ja
Dibata ringan alu KesahNa (Efesus 2:22)

Pembacan: 1 Tesalonika 5:8-11; Khotbah: Efesus 5:17-24

Thema:
Peran Jabu itengah-tengah Pelayanen Gereja

Bimbingen
Ope terdauhen kita ercakap kerna thema Pekan Keluarga berngi si VI ken, si pebagesi lebe
pengertinta kerna kata Dibata Efesus 5:17-24. Perikopta enda lit ibas dua judul. Ayat 17-20
ibahan LAI judulna “Nggeluh ibas terang”, sedang ayat 22-24 judulna “Kerna Ndehara ras
Perbulangen”. Adi sinin Alkitab bahasa Indonesia lit sitik bedana pembagin ayat. Judul
“nggeluh ibas Terang” I ujungi ayat 21 adi ibas bahasa Karo ayat 20. Bagepe judul “Kerna
Ndehara ras Perbulangen” imulai ibas ayat 22, sedang bahasa Karo ayat 21. Alu ibahan judul
enda, tentuna gelah ernukahna kita ngangkaisa.
 

Khotbah Roma 12:9-12, Minggu 5 Mei 2013


Introitus : 
Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah,
maka pintu akan dibukakan bagimu. Mat 7 : 7
 
Bacaan : Matius 7 : 7 – 10; Khotbah : Roma 12 : 9 – 12
 
Thema : 
Kekuatan Doa orang percaya (Gegeh toto kalak sitek)
 
Bapa, Ibu, Saudara-saudari yang dikasi Tuhan, Seorang pemuda Scotlandia yang bekerja
dirumah tuannya, setelah sebulan bekerja Pemuda tersebut meminta untuk berhenti.
 
Seseorang bertanya: mengapa ia berhenti; apakah Tuan/nyonya rumahnya kejam?, ataukah
anak-anaknya? Atau gajinya terlalu sedikit?, atau makanannya kurang enak???? Pemuda
tersebut menjawab: “Tuan/nyanyo rumah serta anak-anaknya sangat baik, gaji lumayan,
makanan sangat enak” , namun kenapa kamu tidak betah?
DAGING

Daging (Yunani: σάρξ - SARX, Ibrani: ‫ בָּשָׂר‬- BASAR) adalah bagian dari kemanusiaan.
Selain dalam arti harfiah kita "daging." Kata kias "daging" (SARX/ BASAR) juga dipakai
untuk menyatakan keadaan manusia sebagai makhluk lemah, dalam arti tubuh yang fana
(dapat mati). Dan keadaan itu menentukan seluruh kehidupannya lahir batin.

Daging (SARX/ BASAR) memiliki arti yang luas, "daging" adalah bagian dari kemanusiaan
dan bukan bagian dari Allah. Meskipun kata "daging" adalah tubuh yang fana (dapat mati).
Daging cenderung memiliki konotasi kelemahan (Mazmur 78:39) atau bahkan dosa.
'Menurut daging' menunjukkan kekurangan dan kelalaian (1 Korintus 1:26). Sifat-sifat jahat
yang dikutuk sebagai bersifat kedagingan tidak harus bersifat jasmaniah atau badaniah
(Galatia 5:20), tetapi segala perbuatan yang membawa pada 'maut' (Roma 8:6), sebab
perbuatan-perbuatan itu bersifat egosentris. Oleh karena luasnya arti kata SARX ini, versi
Inggris modern terpaksa mengambil terjemahan lain: 'kelemahan manusia' atau 'hakikat yang
tidak rohani'. Seringkali kata SARX dipertentangkan dengan Roh Allah yang membebaskan
manusia dari penaklukannya kepada dosa.

I. Dalam PL
* Mazmur 16:9
LAI TB, Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku
(BASAR, daging) akan diam dengan tenteram;
KJV, Therefore my heart is glad, and my glory rejoiceth: my flesh (BASAR) also
shall rest in hope.
Hebrew,
‫שמַח ִלבִּי ַויָּגֶל כְּב ֹודִ י ַאף־ ְּבש ִָׂרי יִשְׁכ ֹּן ָל ֶבטַח׃‬
ָׂ ‫ָלכֵן ׀‬
Translit, LAKHEN SAMAKH LIBI VAYAGEL KEVODI AF-BESARI (my flesh)
YISYKON LAVETAKH

Dalam PL kata yg paling umum ialah ‫ בָּשָׂר‬- BASAR, terdapat 269 kali. Tapi terdapat juga
kata ‫שאֵר‬ְׁ - SYE'ER 6 kali dan ‫ ִט ְבחָה‬- TIVKHAH 3 kali. BASAR yg berarti daging,
merupakan unsur utama tubuh atau badan manusia (Kejadian 40:19) juga binatang (Imamat
6:27). Acuan terakhir menghasilkan pemikiran akan daging sebagai bahan makanan atau
daging korban persembahan -- apakah dimakan atau tidak. Dalam rangka acuan pertama,
lahir pengertian 'seluruh tubuh' (Amsal 14:30), dan jika pengertian itu diperluas secara wajar,
lahirlah pengertian manusia yang utuh, seperti dilukiskan oleh pemazmur dalam 16:9,
'tubuhku akan diam dengan tenteram'. Hal ini memandu pada pemikiran bahwa manusia
dapat disatukan seorang dengan yang lain. Laki-laki dan perempuan menjadi satu daging
(Kejadian 2:24), dan seorang bisa berkata kepada kerabatnya, 'Aku darah dagingmu' (Hakim
9:2).

Pemikiran tentang daging sebagai manusia yg utuh mengembangkan pengertian basar


mengacu kepada seluruh umat manusia (Yesaya 40:6) yg mengartikan totalitas eksistensi
manusia, kadang-kadang mencakup makhluk binatang juga. Kadang-kadang terkandung
pengertian bahwa BASAR itu lemah: 'apakah yg dapat dilakukan manusia (BASAR) terhadap
aku?' (Mzm 56:4). Ini bukan berarti kelemahan moral (barangkali pikiran itu terkandung di
dalam Mazmur 78:39). Maksudnya adalah kelemahan tubuh manusia.

II. Dalam PB
* 1 Timotius 3:16
LAI TB, Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah
menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia
(SARX, daging), dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada
malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah;
yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
KJV, And without controversy great is the mystery of godliness: God was manifested
in the flesh , Justified in the Spirit, Seen by angels, Preached among the Gentiles,
Believed on in the world, Received up in glory
TR, και ομολογουμενως μεγα εστιν το της ευσεβειας μυστηριον θεος εφανερωθη εν
σαρκι εδικαιωθη εν πνευματι ωφθη αγγελοις εκηρυχθη εν εθνεσιν επιστευθη εν
κοσμω ανεληφθη εν δοξη
Translit. interlinear, kai {adapun} homologoumenôs {yang harus diakui (siapapun)}
mega {besar} estin {adalah} to tês {(itu)} eusebeias {ibadah} mustêrion {rahasia:}
theos {Allah } ephanerôthê {Dia dinyatakan} en {dalam}
sarki {daging} edikaiôthê {terbukti benar /dibebaskan} en {oleh [dalam]} pneumati
{Roh (Kudus)/ Roh-Nya,} ôphthê {dilihat} aggelois {oleh malaikat-malaikat,}
ekêrukhthê {diberitakan} en {diantara} ethnesin {bangsa-bangsa (bukan Yahudi),}
episteuthê {dipercayai} en {didalam} kosmô {dunia,} anelêphthê {diangkat} en {ke
dalam/ dengan} doxê {kemuliaan.}

Note: LAI menterjemahkan "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa
manusia", sedangkan naskah Textus Receptus menulis 'θεος εφανερωθη εν σαρκι -
theos ephanerôthê en sarki', harfiah : "Allah - Dia dinyatakan - dalam - daging".

Dalam PB kata Yunani untuk daging ialah σάρξ - SARX. Kata ini paling sering muncul
sebagai padanan basar dalam PL. Kata SARX mengartikan daging sebagai bagian dari tubuh,
seperti dalam ayat yg menyinggung makan daging (mis Wahyu 19:18), atau seluruh tubuh
(Galatia 4:13).

TB- Selain dalam arti harfiah kita "daging" (Yunani: SARX) juga dipakai untuk menyatakan
keadaan manusia sebagai makhluk lemah serta berdosa. Dan keadaan itu menentukan seluruh
kehidupannya lahir batin. Seringkali kata "SARX" dipertentangkan dengan Roh Allah yang
membebaskan manusia dari penaklukannya kepada dosa.

σάρξ - SARX bisa mengartikan manusia seutuhnya (2 Korintus 7:5; Roma 7:18). Matius 19:5
mengutip Kejadian 2:24 dan menerjemahkan basar dengan SARX, dan ada juga ayat yg
menyebut SARX dengan anti segala yg hidup, mis Yohanes 17:2. Ketika murid-murid gagal
berjaga-jaga di taman Getsemane (Markus 14:38) penyebabnya ialah SARX (daging) mereka
lemah.

Tapi dalam PB ada beberapa artinya. Yang agak serupa dengan ungkapan PL 'sedarah
sedaging' walaupun tidak persis sama, ialah ungkapan-ungkapan yg membicarakan keturunan
darah dsb. Kristus diperanakkan dari keturunan Daud 'menurut daging' (Roma 1:3). Paulus
bicara tentang bangsa Israel menurut daging (1 Kor 10:18), dan tentang orang Israel sebagai
'kaum sebangsaku secara jasmani' (SARX, Roma 9:3).

SARX dapat juga berarti keseluruhan eksistensi seseorang, sehingga dalam Kolose 2:1 TBI
menerjemahkannya 'aku pribadi'. Pemakaian ini tidak mengandung celaan, dan memang
Kristus sendiri dikatakan hidup EN SARKI, 'sebagai manusia', (Efesus 2:15; 1 Petrus 3:18; 1
Yohanes 4:2-3). Keadaan 'sebagai manusia' tidak bertentangan dengan berada 'di dalam
Tuhan' (Filemon 16). SARX (tubuh) bisa dicemarkan (Yudas 8) atau disucikan (Ibrani 9:13).
Hidup yg dihidupi Paulus sekarang sebagai Kristen ialah di dalam daging (Galatia 2:20).

III. Metafora "Daging" (SARX):


1. "Daging" merupakan metafora kehidupan jasmani manusia atau yang bertalian dengan
kekerabatan atau keturunan keluarga. Digunakan dalam kaitan dengan kemanusiaan Kristus.

* Roma 1:3
tentang Anak-Nya, yang menurut daging (SARX) diperanakkan dari keturunan Daud,

* 1 Korintus 15:39
Bukan semua daging (SARX) sama: daging manusia lain dari pada daging binatang,
lain dari pada daging burung, lain dari pada daging ikan.

* Ibrani 2:14
Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging (SARX), maka Ia juga
menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya
oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;

2. "Daging" merupakan metafora kekuatan dan kearifan manusia.

* Yohanes 6:63
Rohlah yang memberi hidup, daging (SARX) sama sekali tidak berguna. Perkataan-
perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

* Galatia 3:3
Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang
mengakhirinya di dalam daging (SARX)?

* Efesus 6:12
karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging (SARX), tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu
dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

3. "Daging" merupakan metafora sifat manusia yang jahat dan penuh dosa. Orang yang tidak
memiliki nalar dan kerinduan akan hal-hal rohani, hanya dapat mencari kepuasan nafsu
jasmaniah atau dikuasai oleh pengertian keliru tentang Allah dan dunia.
* Kejadian 6:3
MILT, Dan TUHAN berfirman, "Roh-Ku tidak untuk selamanya akan beperkara
dengan manusia yang juga di dalamnya dia itu daging (BASAR), tetapi hari-harinya
akan menjadi seratus dua puluh tahun."
KJV, And the LORD said, My spirit shall not always strive with man, for that he also
is flesh: yet his days shall be an hundred and twenty years.
Hebrew,
‫וַי ֹּאמֶר י ְהוָה ֹלא־י ָד ֹון רּוחִי בָָאדָ ם לְעֹלָם בְּשַׁ גַּם הּוא ָבשָׂר ְוהָיּו י ָ ָמיו ֵמָאה ְועֶשְׂ ִרים שָׁ נָה׃‬
Translit. interlinear, VAYO'MER {dan Dia berfirman} YEHOVAH {baca: 'adonây,
TUHAN} LO'-YADON {tidak Ia akan menghakimi} RUKHI {Roh-Ku} VA'ADAM
{pada manusia} LE'OLAM {hingga kekal} BESHAGAM {karena juga} HU' {ia}
VASAR {daging} VEHAYU {dan mereka akan menjadi} YAMAV {hari-harinya}
MÊ'ÂH {seratus} VE'ESRIM {dan dua puluh} SYANAH {tahun}

* Roma 8:3-13
8:3 Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh
daging (SARX), telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya
sendiri dalam daging (SARX), yang serupa dengan daging (SARX) yang dikuasai
dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging,
8:4 supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut
daging (SARX), tetapi menurut Roh.
8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging
(SARX); mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh.
8:6 Karena keinginan daging (SARX) adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup
dan damai sejahtera.
8:7 Sebab keinginan daging (SARX) adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia
tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.
8:8 Mereka yang hidup dalam daging (SARX), tidak mungkin berkenan kepada Allah.
8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging (SARX), melainkan dalam Roh, jika
memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh
Kristus, ia bukan milik Kristus.
8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa,
tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.
8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati,
diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara
orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang
diam di dalam kamu.
8:12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging
(SARX), supaya hidup menurut daging.
8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging (SARX), kamu akan mati; tetapi jika
oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

* Galatia 5:17, 24; 6:8


5:17 Sebab keinginan daging (SARX) berlawanan dengan keinginan Roh dan
keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging (SARX) --karena keduanya
bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan
segala hawa nafsu dan keinginannya.
6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya (SARX), ia akan menuai
kebinasaan dari dagingnya (SARX), tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan
menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

* Efesus 2:3
Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di
dalam hawa nafsu daging (SARX) dan menuruti kehendak daging (SARX) dan
pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus
dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

* 1 Yohanes 2:16
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging (SARX) dan keinginan
mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

4. Menjadi satu "daging" adalah metafora hubungan yang sangat intim antara suami - istri.
Mereka seakan menjadi satu. Digunakan untuk melukiskan perkawinan dan persekutuan
antara Allah dan umat-Nya.

* Kejadian 2:24
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging (BASAR).

* Matius 19:5
Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu
dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging (SARX).

* Markus 10:8
sehingga keduanya itu menjadi satu daging (SARX). Demikianlah mereka bukan lagi
dua, melainkan satu.

* 1 Korintus 6:16
Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan
cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan
menjadi satu daging (SARX)."

* Efesus 5:31
Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging (SARX).

Dalam surat-surat Paulus 'daging' (SARX) menggambarkan pekerjaan Taurat (Galatia 3:2-3),
demikian pula orang-orang yang tidak memiliki Roh Kudus (1Korintus 2:12-3:4). Sifat-sifat
jahat yang dikutuk sebagai bersifat kedagingan tidak harus bersifat jasmaniah atau badaniah
(Galatia 5:20), tetapi segala perbuatan yang membawa pada 'maut' (Roma 8:6), sebab
perbuatan-perbuatan itu bersifat egosentris. Namun, ketika ambil bagian dalam kedagingan
manusia, kehidupan Kristus sepenuhnya berpusat pada Allah (Roma 8:3). Oleh karena
luasnya arti kata ini, versi Inggris modern terpaksa mengambil terjemahan lain: 'kelemahan
manusia' atau 'hakikat yang tidak rohani'.

SARX adalah bagian tubuh dari manusia. Dalamnya ada hawa nafsu dan keinginan daging
(Efesus 2:3). Jika seseorang memusatkan perhatiannya kepada hawa nafsu dan keinginan
daging, maka dapat dikatakan dia memikirkan melulu hal-hal yang bersifat daging (Roma
8:5). Dan keinginan daging ialah maut (Roma 8:6). Hal ini diterangkan sebagai perseteruan
dengan Allah (Roma 8:7). Orang yang wawasan pandangannya dibatasi oleh daging,
menentang kehendak Allah. Ia hidup menurut daging (Roma 8:13), yaitu daging yang
keinginannya berlawanan dengan keinginan Roh (Galatia 5:17). Dalam Galatia 5:19-21
terdapat daftar perbuatan daging yg merindingkan bulu kuduk. SARX dalam rangka ini
mengartikan seluruh diri manusia itu seperti diarahkan ke arah yang salah, yg melulu
mengutamakan dan mengejar hal-hal duniawi ketimbang pelayanan kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai