Pemerintah
Dilaksanakan dan Ultimate Goal: Kedaulatan LH (Amanah Pasal
(Pusat, Provinsi dan
dikoordinasikan oleh 28 H ayat (1) dan Pasal 33 ayat 4 UUD 1945
Kab/Kota)
Menteri LHK
Kebijakan, Rencana &
Program:
Beberapa SDGs dari 17
1)RPJP & RPJM; Kedaulatan SDGs yang terkait
Instrumen PPLH 2)Rencana Tata Ruang
Lingkungan langsung i.e.:
(RTRW, RDTR, RZWP3K); 1.SDG-6: Air Bersih;
1)PERENCANAAN 3)KRP yang berpotensi Hidup
2.SDG-7: Energi;
2)PEMANFAATAN
&
menimbulkan dampak dan
Risiko terhadap lingkungan 3. SDG-9: Infrastruktur &
3)PENGENDALIAN Industri berkelanjutan;
4)Pemeliharaan
Usaha dan/atau Kegiatan
SDGs 4.SDG-11: Kota &
5)Pengawasan Permukiman
6)Penegakan hukum 2017-2030 Berkelanjutan;
Pemerintah & Setiap 5.SDG-12: SCP;
Orang (orang perorangan 6.SDG-13: Perubahan
& badan usaha)
Iklim;
7.SDG-14: Kelestarian
Membangun sistem & Infrastruktur untuk Operasionalisasi Berbagai fungsi ekosistem laut;
Instrumen PPLH: 8.SDG-15: Kelestarian
a.Legal frameworks (laws dan regulation); ekosistem terestrial
b.Pedoman teknis;
c.Kelembagaan dan SDM;
d.Sistem Informasi (Digitalisasi instrumen PPLH) SDGs: Wujud Kongrit
e.Pendanaan dari Ultimate Goal
Pendayagunaan Instrumen PDLKWS untuk Mewujudkan Kedaulatan Lingkungan Hidup
KLHK bersama K/L dan Pemerintah & Ultimate Goal: Kedaulatan LH (Amanah Pasal
Daerah Pemerintah Daerah 28 H ayat (1) dan Pasal 33 ayat 4 UUD 1945
(Leadership dari KLHK)
Kebijakan, Rencana 1. SDG-6: Air Bersih;
& Program: 2. SDG-7: Energi;
Instrumen PDLKWS 1)RPJP & RPJM; 3. SDG-9: Infrastruktur
1)Inventarisasi LH 2)Rencana Tata Ruang & Industri
2)Ekoregion (RTRW, RDTR, SDGs berkelanjutan;
3)D3TL RZWP3K); 4. SDG-11: Kota &
4)RPPLH 3)KRP yang Permukiman
berpotensi Berkelanjutan;
5)KLHS Target waktu
menimbulkan dampak 5. SDG-12: SCP;
6)Instrumen 2017-2030 6. SDG-13: Perubahan
dan Risiko terhadap
Ekonomi Iklim;
lingkungan
7. SDG-14: Kelestarian
fungsi ekosistem
Membangun sistem & Infrastruktur untuk Operasionalisasi Instrumen laut;
PDLWKS: 8. SDG-15: Kelestarian
a.Legal frameworks (laws dan regulation); ekosistem terestrial
b.Pedoman teknis;
c.Kelembagaan dan SDM
d.Sistem Informasi (Digitalisasi instrumen PDLKWS) Wujud Kongrit dari
e.Pendanaan Ultimate Goal
Posisi Instrumen PDLKWS dalam PPLH untuk Mewujudkan
SDGs dan Kedaulatan LH
D3TLH= Daya Dukung dan Inventarisasi LH
Daya Tampung Lingkungan
Hidup
RPPLH Ekoregion
(Basis PPLH)
KRP Berdampak
CONTOH
Berita Acara Forum
Dilakukan Analisis Konsultasi Publik
Menteri / Pasal 9
Pasal 8
Kepala Lembaga
/Gubernur Perlu KLHS
PENILAIAN DAN
PERSIAPAN PEMBUATAN &PELAKSANAAN MONEV
1 2 3 4
Penjaminan
Pembuatan dan
Kualitas dan Validasi
Pelaksanaan KRP ditetapkan
Pendokumentasian KLHS
KLHS
KLHS
KRP telah
mengintegrasikan
Hasil KLHS
Proses Pembuatan & Pelaksanaan KLHS
1. Perubahan tujuan/target
KRP;
Muatan Konsep 2. Perubahan strategi
KRP yang Lingkup, metode, teknik pencapaian target;
berpotensi dan kedalaman analisis 3. Perubahan/penyesuaian
ukuran, skala, dan lokasi yang Untuk Proses
menimbulkan lebih memenhu Pengambilan
pengaruh pertimbangan PB;
Keputusan
KRP
terhadap kondisi Identifikasi, prakiraan & 4. Perubahan/ penyesuaian
proses, metode dan adaptasi KRP
Lingkungan Hidup evaluasi dampak
perkembangan Iptek
2 3
Pelaksanaan & Hasil
1 Perumusan
Wilayah Penyusunan
Analisis/kajian alternatif
Perencanaan Rekomendasi
KRP pengaruh KRP penyempurnaan
1. DDL/DTL; Perbaikan
terhadap Kondisi LH KRP
2. Dampak dan
risiko LH;
3. Kinerja Jasling;
4. Bencana; 5. Penundaan, perbaikan
Isu-Isu Strategis Muatan kajian antara
5. Status mutu dan urutan atau perubahan
lain: 1. Perbaikan KRP;
ketersedian SDA; Pembangunan 1.Kapasitas DDL/DTL;
prioritas
2. Informasi jenis
6. Kerentanan &
kapasitas adptasi
Berkelanjutan 2.Dampak dan risiko LH;
pelaksanaannya;
6. Pemberian arahan atau
usaha dan/atau
3.Kinerja jasa ekosistem; rambu-rambu untuk kegiatan yang
Perubahn Iklim;
4.Efisiensi pemanfaatan mempertahakankan telah
7. Penduduk
atau meningkatanfungsi melampaui
miskin; SDA;
Dasar Pertimbangan a.l.: ekosistem; DDL/DTL dan
8. Kesmas 5.Tingkat kerentanan dan
7. Pembrian arahan atau tidak
9. Ancaman 1.Karekteristik wilayah; adaptasi Perubahan Iklim; rambu-rambu mitigasi diperbolehkan
perlindungan 2.Tingkat pentingnya 6.Tingkat ketahanan dan dampak dan risiko LH lagi
kawasan potensi dampak; potensi kehati
tertentu 3.dll
Elemen-Elemen Penting Pengkajian Pengaruh KRP Terhadap
Kondisi LH Di Suatu Wilayah (Wilayah Perencanaan KRP);
Muatan KRP
3
Kondisi
Lingkungan
Pengaruh KRP terhadap Hidup (Isu-Isu
Kondisi LH: Pembangunan
4
Interaksi 2 Berkelanjutan)
Antara (2) dan (3) di dalam Wilayah
Perencanaan KRP (1) 1
Permu Sudah
Slum
kiman Analisis ada Sudah ada
kemiskin area, pendapat Luas Tiap Lokasinya
dlm sebab rencana penangan
an aksesib an ? tahun? sama?
kaw.hu akibatnya pengelola an dari
ilitas
tan? anya? KLHS pada
Hutan? hirarki
Jaringa tipe Potensi KLHS di
Kecukup , air Kecil Baru
n ekoregion pengaruhn atasnya?
an air permu ? terjadi?
sapras , CAT ya?
kaan
Melalui konsultasi Publik, disepakati Isu yang akan
Jml Produksi Sawah,
Pangan diambil menjadi Isu PB yang Paling Strategis dan
pddk pangan kebun
Prioritas dengan mempertimbangkan hasil telaahan
Alih Time
tersebut
fungsi serie
Peta Isu Lingkungan di Kawasan Strategis Pantura
Sumber:
https://mapsengine.google.com/04498453840810014575-1587539487407850403
Contoh # 1: Agroindustri Minyak Kelapa Sawit di Kalimantan
Sumber: Josh van Berkel, Michal Musil Yesaya Hardyanto, DHI (2014)
Towuti, Mahalona and Matano Lakes System Area
Sumber: Josh van Berkel, Michal Musil Yesaya Hardyanto, DHI (2014)
Usaha dan/atau Kegiatan di Daerah Palu dan sekitarnya
Sumber: Josh van Berkel, Michal Musil Yesaya Hardyanto, DHI (2014)
Isu-Isu Strategis KLHS MP3EI
Landslides Risk Level Droughts RiskLevel
40
Luas dan Sebaran Fungsi Ekosistem Gambut Nasional
Skala 1:250.000
Indikatif Fungsi Budidaya Ekosistem
Indikatif Fungsi Lindung Ekosistem Gambut Luas Total KHG
Gambut
FL-Kubah Gambut
FL-Kubah Gambut +
Jumlah Non Kawasan
Provinsi Fungsi Lindung
+ Kawasan Lindung : HL,
Lindung : HP, Non Kawasan
KHG Kawasan Lindung : CA, SM, TN, Tahura, TW Non Kubah
- Kubah HPT, HPK, APL Lindung (Ha) (%)
HL, CA, SM, TN, (Kawasan Hutan) Gambut
Gambut (Kawasan (PR-RTRWP)
Tahura, TW +
Hutan)
(Kawasan Hutan) Kawasan Lindung
(PR-RTRWP)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 37 139,968 174,281 178,513 198,197 163,883 159,651 338,164 3.52
Bangka Belitung 17 34,885 56,569 57,264 63,027 41,343 40,649 97,913 1.02
Bengkulu 3 4,817 4,956 12,860 9,452 9,313 1,409 14,269 0.15
Jambi 14 462,843 549,509 549,601 441,580 354,914 354,822 904,423 9.42
Kepulauan Riau 5 5,104 5,104 5,104 11,179 11,179 11,179 16,284 0.17
Lampung 7 36,741 40,884 40,986 60,856 56,713 56,611 97,597 1.02
Riau 59 2,440,402 2,637,254 2,637,704 2,914,972 2,718,120 2,717,670 5,355,374 55.76
Sumatera Barat 14 68,809 77,091 78,056 85,050 76,768 75,803 153,859 1.60
Sumatera Selatan 36 940,456 1,181,231 1,191,082 1,161,305 920,529 910,679 2,101,761 21.88
Sumatera Utara 27 222,839 234,684 234,742 302,046 290,202 290,143 524,885 5.46
Sumatera 207 4,356,864 4,961,563 4,985,913 5,247,665 4,642,965 4,618,616 9,604,529 100.00
Kalimantan Barat 124 942,511 1,118,909 1,121,366 1,858,936 1,682,537 1,680,080 2,801,447 33.33
Kalimantan Selatan 4 81,882 81,882 81,882 156,583 156,583 156,583 238,465 2.84
Kalimantan Tengah 35 1,578,257 2,550,416 2,555,107 3,096,848 2,124,689 2,119,999 4,675,105 55.62
Kalimantan Timur 16 140,035 175,829 176,296 202,315 166,521 166,054 342,350 4.07
Kalimantan Utara 13 144,800 159,337 159,553 202,651 188,114 187,898 347,451 4.13
Kalimantan 190 2,887,484 4,086,373 4,094,203 5,517,333 4,318,445 4,310,614 8,404,818 100.00
Sulawesi Barat 2 13,188 19,063 19,682 29,288 23,413 22,794 42,476 67.01
Sulawesi Tengah 3 7,812 8,620 8,622 13,002 12,194 12,192 20,814 32.99
Sulawesi 3 21,001 27,684 28,305 42,290 35,607 34,985 63,290 100.00
Papua 250 1,578,786 2,670,271 2,708,311 3,518,491 2,427,006 2,388,966 5,097,276 77.46
Papua Barat 216 389,197 580,626 581,751 1,108,693 917,264 916,140 1,497,891 22.54
Papua 465 1,967,983 3,250,897 3,290,061 4,627,184 3,344,270 3,305,106
Sumber Data: Analisis Data, Ditjen PPKL-KLHK, 2016 6,595,167 100.00
INDONESIA 865 9,233,332 12,326,517 12,398,482 15,434,472 12,341,287 12,269,321 24,667,804
6. Habitat
a. Ancaman terhadap habitat, terutama yang dilindungi; 1. Status saat ini?
7. Kawasan lindung
a. Keberadaan aset di kawasan lindung; 2. Trend status LH ke
b. Ancaman terhadap kawasan lindung berkelas dunia depan (i.e. 20 tahun
(ramsar site, cagar biosfer dll); ke depan)?
8. Gangguan
a. Ancamanan terhadap kebisingan dan getaran; 3. Target
b. Ancaman pencemaran cahaya, panas dan radiasi; Pembangunan
9. Populasi dan kesehatan
a. Perubahan jumlah dan struktur penduduk;
Berkelanjutan yang
b. Ancaman terhadap kesehatan masyarakat; akan dicapai selama
10. Perubahan permukiman dan demografi 20 tahun kedepan
a. Perubahan dalam hal struktur permukiman dan i.e. Habitat
penggunaan lahan;
b. Akses terhadap area publik;
Mangrove tetap
c. Perubahan kualitas hidup; utuh dan sehat
11. Aset Budaya dan Sejarah (Indeks Kehatinya ?)
a. Keberadaan aset-aset cagar budaya;
12. Infrastruktur, industri dan fasilitas lainnya
13. Elemen-elemen lainnya:
a. Peningkatan jumlah sampah (limbah padat) domestik,
LB3; Sumber:Ivanovic, Sabina et al. 2015. Guide to
Strategic Environmental Assessment in Urban
b. Penggunaan B3 yang berbahaya bagi manusia dan Planning. Belgrade: Ambero Consulting
lingkungan; Representative Office and GTZ
Contoh Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan dalam SEA for Hubei Road Network Plan
Muatan KRP:
•besar/bernilai strategis (i.e. Program-program strategis)
•Berpotensi menimbulkan isu Lintas batas (transbounday issues)
KRP, dan Faktor-Faktpr Penyebab Perubahan
Kehati /Biodiversity
• Resiko kepunahan atau
Perubahan LULC hilangnya habitat/ekosistem;
• Melebihan MSY/DDL/DTL;
•
Framentasi/Isolasi Akses dan/atau hak atas
SDAH
• Kelimpahan
Perubahan struktur secara • Pola
(abundance);
spatial: sedimentasi/sedimen
• Perubahan populasi
•Kawasan lindung; transport (mangrove,
species i.e. Keystone
•Area-area yang mudflat, seagrass bed)
Species, species yang
menyediakan jasa • Keterkaitan antara
dilindungi, species
lingkungan yang penting tumbuhan dan satwa
migrasi CITES, species
i.e. Biodiversity hot spot, dalam polinasi,
terancam punah (IUCN
sejumlah besar species penyebaran biji, siklus
Redlist)
endemik/ terancam punah nutrient
3. Materi Muatan KRP di dalam Wilayah Perencanaan (RDTR)
Ilustrasi Pembagian Subzona di dalam Blok dan Subblok pada Satu Sub BWP
KRP: RDTR (jangka waktu 20 Tahun)
1.Tujuan penataan BWP (Tema BWP);
2.Rencana Pola Ruang (Lindung & Budidaya);
3.Rencana jaringan prasarana Garis Kuning =
4.Penetapan Sub-BWP yang diprioritaskan; Batas BWP/Zona
5.Ketentuan pemanfaatan Ruang Peruntukan
6.Peraturan Zonasi Garis Unggu =
Batas Sub-
BWP/Sub-Zona
Wilayah Wilayah Peruntukan Wilayah
Sudah belum Perencanaan
Terbangun Terbangun RDTR
Perubahan/ Pengembangan
Modifikasi di wilayah yang
wilayah sudah belum
terbangun terbangun
Garis
Dampak hitam
& Risiko putus-
LH putus =
Meningkatnya Menurunnya
Batas
Kualitas LH dan Kualitas LH dan
Sub-Blok
Kualitas Hidup Kualitas Hidup
Masyarakat Masyarakat
Batas Wilayah
Perencanaan KRP
Kawasan
Budidaya
Eksisting:
1.Jenis kawasan
budidaya?
2.Lokasi/Sebaran
nya?
3.Skala/Besaran?
Kawasan Budidaya dalam RTR yang akan
dikembangkan selama masa implementasi RTR (20 Tahun):
1.Jenis kawasan budidaya yang akan dikembangkan? Catatan:
2.Lokasi/Sebaran setiap jenis Kawasan Budidaya yang akan Pengembangan
dikembangkan? Kawasan Budiadaya:
3.Skala/Besaran setiap jenis kawasan budidaya yang akan 1.Perubahan/
dilakukan pengembangan; Modifikasi;
4.Tahapan pengembangan kawasan budidaya 2.Pembangunan baru
Contoh Ilustrasi Muatan KRP (Tata Ruang): : Pengembangan
Kawasan Lindung dalam Rencana Tata Ruang (RTR)
Sumber: SEA for the New Water Sector Strategy for Lebanon, 2015
Contoh Ilustrasi Muatan KRP (Tata Ruang) : Lokasi/Sebaran Pengembangan Jaringan Prasarana
Sumber: SEA for the New Water Sector Strategy for Lebanon, 2015
Muatan KRP yang akan Dikaji Pengaruhan terhadap Kondisi LH
di Kawasan Strategis Pantura Jakarta
1. Rencana pembentukan/pembangunan pulau-pulau hasil kegiatan reklamasi:
a. Ketidak-sinkronan wilayah perencanaan Kawasan Strategis Pantura
b. Adanya pengubahan bentuk lansekap secara massif . luas indikatif total pada Lampiran II Tabel
1 adalah seluas 5.119 ha atau jika dibandingkan dengan luas wilayah Jakarta Utara saat ini
(14666 ha berdasarkan SK Gub No 1171 tahun 2008) adalah sekitar lebih dari 30% luas Jakarta
Utara dan lebih luas dari luas wilayah Jakarta Pusat (4790 ha):
• Pengubahan sebagian ekosistem perairan laut DKI Jakarta menjadi daratan
• Penambangan tanah untuk pengurugan pulau akan mengubah lansekap wilayah lain
yang mungkin juga menimbulkan dampak negative pada lingkungan di lokasi
penambangan tersebut
2. Rencana pengembangan/pembangunan kawasan perkotaan baru di areal pulau-pulau reklamasi
• Terlampauinya daya dukung lingkungan buatan (menyediakan kebutuhan air, pengelolaan
limbah cair, pengelolaan sampah, energy, prasarana jalan dan sebagainya);
• Terlampauinya daya dukung lahan (Masifnya bangunan yang dibangun pada lahan tersebut
menimbulkan beban yang besar terhadap lahan dan potensi amblesan – Blank Zone)
• Terlampauinya daya tampung lingkungan perairan di sekitar pulau-pulau;
• Adanya potensi konflik sosial
4. Analisis Pengaruh KRP terhadap Kondisi LH dilihat dari
Perspekstif Jangka Waktu Implementasi KRP
Implementasi KRP
3
Implementasi KRP untuk Jangka waktu
Muatan KRP tertentu (i.e. 20 tahun) KRP Baru
KRP
Perubahan/ Modifikasi
Pengaruh KRP
terhadap Kondisi
Wilayah Perencanaan KRP LH
Komponen geo-fisik, kimia, biologi,
1 4
sosekbud dan kesmas
Kondisi LH saat
Kondisi LH masa lalu dan Kondisi LH selama Implementasi selesai masa
saat ini KRP dan Target PB/SDGs berlakunya
AIR MERESAP
KRP
2 AIR TDK MERESAP
Isu
Saat ini
Pembangunan Saat yang akan
(T0)
Berkelanjutan datang (T20)
Sebelum: Koef Run-Off 35% Sesudah: Koef Run-Off
Analisis Pengaruh KRP terhadap Kondisi LH
Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas
Materi Muatan KRP yang berpotensi Kajian dan
No menimbulkan pengaruh terhadap Baseline
kondisi Lingkungan Hidup informasi
A B C ...dst...
Jasa
Rencana Kemandirian /Ketahanan Pangan
2 - + - ...dst... ekosistem,
Program 1 juta hektar di…
iklim
DDTLH,
Program pengembangan pariwisata di
5 - - - ...dst... dampak
wilayah pesisir…..
resiko
Analisis Pengaruh KRP terhadap Kondisi LH dilihat dari
Perspekstif Jangka Waktu KRP (i.e.20 Tahun)
Isu-Isu Strategis Pembangunan
Berkenajutan di BWP
Muatan KRP
Integrated assessment (identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak LH) terkait dengan:
a.Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
b.Perkiraan dampak dan risiko lingkungan hidup;
c.Kinerja layanan atau jasa ekosistem;
d.Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
e.Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan Iklim;
f.Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
Kerangka Berpikir 6 Muatan Kajian
(Mendukung Pembangunan Berkelanjutan)
Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi LH di Kawasan
Strategis Pantai Utara Jakarta
lokasi pengembangan pulau – pulau terkait dengan ekoregion DKI Jakarta dan kondisi
penurunan muka tanah di ekoregion darat
• Beban bangunan yang
nantinya akan didukung
oleh pulau-pulau jauh
lebih besar dari beban
yang didukung oleh
wilayah pesisir Jakarta
pada akhir tahun 2030.
• Faktanya, dengan beban
bangunan yang ada saat
ini penurunan muka
tanah sudah terjadi.
• Oleh sebab itu, perlu
dipertimbangkan
kembali intensitas
bangunan yang akan
direncanakan dan / atau
rekayasa teknis apa
yang diperlukan untuk
meminimalkan potensi
penurunan muka tanah
karena beban bangunan
Pengaruh KRP terhadap Isu Strategis Banjir
1) keberadaan reklamasi yang akan dibangun akan berdampak positif sebagai pecah
ombak bagi wilayah daratan pesisir.
2) pulau-pulau tersebut juga berpotensi menimbulkan kenaikan muka air laut,
karena mengubah pola arus. Hal ini dapat diartikan bahwa wilayah pasang surut
di pesisir DKI Jakarta tetap akan memiiki kerawanan yang tinggi terhadap rob
maupun genangan;
3) pengembangan pulau-pulau dapat berpotensi sebagai penghambat laju air
mengalir ke laut. Hal ini dapat diartikan bahwa banjir yang berasal dari hulu akan
berpontensi semakin meluas;
4) Oleh sebab itu, pengaruh materi muatan KRP RTR KSP Pantura berkaitan dengan
isu banjir, genangan dan rob bergantung pada KRP lain seperti muatan KRP dan
pelaksanaan antara lain:
1) Kebijakan penataan ruang Jabodetabekpunjur dan penataan ruang
Kabupaten/Kota yang berada di hulu dan tengah DAS;
2) Kebijakan penataan ruang DKI Jakarta berkaitan dengan rencana
pengendalian daya rusak sumberdaya air ;
3) Kebijakan penanganan dan pengelolaan daerah aliran sungai ;
4) Kebijakan pembangunan NCICD
Pengaruh KRP terhadap Isu Strategis Pencemaran Lingkungan
Perkiraan BOD dari Limbah Cair Domestik
Pembangunan pulau-pulau seluas sekitar 3000 ha (Pulau A – M) yang dilanjutkan dengan pembangunan kawasan
perkotaan yang bersifat intensif akan membawa konsekuensi pada peningkatan kebutuhan air bersih. Mengingat DKI
Jakarta daratan saat ini sudah mengalami masalah kerawanan air, maka pengembangan pulau-pulau dan aktifitasnya
perlu dijamin untuk tidak menambah beban wilayah daratan
Pengaruh KRP terhadap Isu-Isu LH Lainnya
1. Isu berkaitan dengan masalah status kawasan: apakah kawasan baru ini akan
menjadi satu kecamatan tersendiri atau terpadu dengan kecamatan-kecamatan di
wilayah pesisirnya sesuai dengan letak pulau ;
2. Isu berkaitan dengan batas wilayah: wilayah daratan terutama wilayah pesisir
tidak merupakan satu kesatuan wilayah perencanaan sebagaimana diamanatkan
oleh Perda Nomer 1 tahun 2012. Sehingga materi muatan yang mengatur Rencana
Tata Ruang wilayah pesisir sebagai bagian dari pengembangan Kawasan Strategis
Propinsi belum signifikan terlihat
3. Isu berkaitan dengan Rencana Pulau N – Q yang bersifat indikatif : rencana pola
ruang maupun rencana intensitas bangunan untuk Pulau N dan Q belum di atur
dengan kedetilan seperti pengaturan pada pulau A – M
4. Isu berkaitan dengan terganggunya kinerja instalasi penting di pesisir Utara :
5. Isu Berkaitan Dengan Meningkatnya Bangkitan Lalu Lintas: Rencana
pengembangan Pantura yang bersifat massif akan membawa konsekuensi pada
peningkatan bangkitan lalu lintas terutama pada akses menuju ke dan dari pulau
Contoh Analisis Pengaruh Pengembangan Jaringan Prasarana (Jalan) terhadap
Kondisi Lingkungan Hidup (Isu-Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan)
Pada skenario A
(Slow Economic
Development),
diperkiraakan
(prediction) bahwa
intensitas emisi CO
akan meningkat
tajam dari tahun
2010 ke tahun
2020, dimana 31
dari 71 ruas jalan
dengan intensitas
emisi CO lebih dari
0.10 t/Km.d.
Clements GR, Lynam AJ, Gaveau D, Yap WL, Lhota S, et al. (2014) Where and How Are Roads Endangering Mammals in
Southeast Asia's Forests?. PLoS ONE 9(12): e115376. doi:10.1371/journal.pone.0115376
http://127.0.0.1:8081/plosone/article?id=info:doi/10.1371/journal.pone.0115376
Kajian Pengaruh KRP terhadap Biodiversity
Proses Alternatif
1. Memperhatikan kesimpulan hasil kajian pengaruh terhadap rancangan KRP, menjadi rujukan di
dalam merumuskan alternatif;
2. Merumuskan alternatif dapat menggunakan pendekatan skenario (contoh: zero, positive and
negative alternatives) untuk rumusan kebijakan umum dan program KRP
3. Rumusan mitigasi dari setiap alternatif diperlukan jika: (i) faktor internal yang tergambarkan dari
substansi KRP berpotensi menimbulkan pengaruh negatif yang sulit terkendali dan menimbulkan
ketidakpastian nantinya; dan (ii) faktor eksternal secara keseluruhan sulit terkendali.
PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KRP
Alternatif penyempurnaan KRP:
•Perubahan tujuan atau target
•Perubahan strategi pencapaian target;
•Perubahan atau penyesuaian ukuran, skala, dan alokasi yang lebih memenuhi
pertimbangan Pembangunan Berkelanjutan;
•Perubahan atau penyesuaian proses, metode, dan adaptasi terhadap perkembangan
IPTEK yang lebih memenuhi pertimbangan Pembangunan Berkelanjutan;
•Penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan prioritas pelaksanaan;
•Pemberian arahan atau rambu-rambu utuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi
ekosistem; dan/atau
•Pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi dampak dan risiko LH.
Rekomen Integrasi
Hasil dasi Kedala
Rumusan Perbai m
Alternatif kan KRP
(BERITA ACARA
KRP Rumu ditandatangani
san bersama2 oleh pejabat
Penyusun KRP, dan
KRP Ketua Kelompok kerja
KLHS)
Penjaminan Kualitas (Ps 31 – 34)
(dalam rangka self assessment)
• Penjaminan Kualitas melalui penilaian mandiri oleh Penyusun KRP (Menteri,
menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian terkait, gubernur, atau bupati
walikota yang bertanggung jawab terhadap penyusunan atau evaluasi KRP)
• Penyusun KRP wajib melakukan penjaminan kualitas KLHS melalui penilaian
mandiri, untuk memastikan bahwa proses KLHS sudah dilaksanakan sesuai
mekanisme;
• Forum Rapat Koordinasi, antara pokja KLHS dengan pokja KRP,
• Hasil Penjaminan Kualitas berisi informasi tentang:
- Kelayakan KLHS dan
- Rekomendasi perbaikan KLHS diikuti dengan Perbaikan KRP
• Hasil nya disahkan (berita acara).
Tata Cara Penjaminan Kualitas
(Lampiran VIII Permenlhk P.69/2017)
Ringkasan eksekutif.
Validasi KLHS (Ps 36- 37)
Validasi dilakukan untuk :
•Memastikan Penjaminan Kualitas telah dilaksanakan secara akuntabel
dan dapat dipertanggung jawabkan.
•Pembagian tanggung jawab terhadap KRP yang dijamin telah
mengarusutamakan pembangunan berkelanjutan.
Disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu proses KLHS yang sedang disusun
Muatan Surat Validasii KLHS
Validasi Memastikan Penjaminan Kualitas telah dilaksanakan secara akuntable
kasih
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK)
Direktorat jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL)
Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor (PDLKWS)
(1) Hasil (1) Laporan KLHS memuat d. pertimbangan, muatan, (3) Laporan KLHS
informasi tentang: dan konsekuensi merupakan bagian
pembuatan rekomendasi perbaikan yang tidak terpisahkan
a. dasar pertimbangan KRP
dan sehingga perlu dilengkapi
untuk pengambilan dari dokumen KRP.
pelaksanaan KLHS; keputusan KRP yang
(4) Laporan KLHS menjadi
mengintegrasikan prinsip
KLHS dan b. metoda, teknik, Pembangunan
informasi pendukung
sistem pengendalian
penjaminan rangkaian langkah- Berkelanjutan;
dan evaluasi
langkah dan hasil
kualitas KLHS pengkajian pengaruh KRP
e. gambaran pengintegrasian pelaksanaan rencana
didokumen- hasil KLHS dalam KRP; pembangunan serta
terhadap kondisi LH;
sistem akuntabilitas
tasikan ke c. metoda, teknik, f. pelaksanaan partisipasi
kinerja instansi
masyarakat dan
dalam rangkaian langkah-
keterbukaan informasi Pemerintah Pusat dan
langkah dan hasil
laporan KLHS. perumusan alternatif KLHS; dan Pemerintah Daerah.