Anda di halaman 1dari 117

Pendayagunaan Instrumen

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


dalam Mewujudkan SDGs

Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES


Direktur PDLKWS

Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan


Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan
Kebijakan Wilayah dan Sektor (Dit. PDL-KWS)
Pendayagunaan Instrumen PPLH untuk Mewujudkan SDGs & Kedaulatan Lingkungan Hidup

Pemerintah
Dilaksanakan dan Ultimate Goal: Kedaulatan LH (Amanah Pasal
(Pusat, Provinsi dan
dikoordinasikan oleh 28 H ayat (1) dan Pasal 33 ayat 4 UUD 1945
Kab/Kota)
Menteri LHK
Kebijakan, Rencana &
Program:
Beberapa SDGs dari 17
1)RPJP & RPJM; Kedaulatan SDGs yang terkait
Instrumen PPLH 2)Rencana Tata Ruang
Lingkungan langsung i.e.:
(RTRW, RDTR, RZWP3K); 1.SDG-6: Air Bersih;
1)PERENCANAAN 3)KRP yang berpotensi Hidup
2.SDG-7: Energi;
2)PEMANFAATAN
&
menimbulkan dampak dan
Risiko terhadap lingkungan 3. SDG-9: Infrastruktur &
3)PENGENDALIAN Industri berkelanjutan;
4)Pemeliharaan
Usaha dan/atau Kegiatan
SDGs 4.SDG-11: Kota &
5)Pengawasan Permukiman
6)Penegakan hukum 2017-2030 Berkelanjutan;
Pemerintah & Setiap 5.SDG-12: SCP;
Orang (orang perorangan 6.SDG-13: Perubahan
& badan usaha)
Iklim;
7.SDG-14: Kelestarian
Membangun sistem & Infrastruktur untuk Operasionalisasi Berbagai fungsi ekosistem laut;
Instrumen PPLH: 8.SDG-15: Kelestarian
a.Legal frameworks (laws dan regulation); ekosistem terestrial
b.Pedoman teknis;
c.Kelembagaan dan SDM;
d.Sistem Informasi (Digitalisasi instrumen PPLH) SDGs: Wujud Kongrit
e.Pendanaan dari Ultimate Goal
Pendayagunaan Instrumen PDLKWS untuk Mewujudkan Kedaulatan Lingkungan Hidup

KLHK bersama K/L dan Pemerintah & Ultimate Goal: Kedaulatan LH (Amanah Pasal
Daerah Pemerintah Daerah 28 H ayat (1) dan Pasal 33 ayat 4 UUD 1945
(Leadership dari KLHK)
Kebijakan, Rencana 1. SDG-6: Air Bersih;
& Program: 2. SDG-7: Energi;
Instrumen PDLKWS 1)RPJP & RPJM; 3. SDG-9: Infrastruktur
1)Inventarisasi LH 2)Rencana Tata Ruang & Industri
2)Ekoregion (RTRW, RDTR, SDGs berkelanjutan;
3)D3TL RZWP3K); 4. SDG-11: Kota &
4)RPPLH 3)KRP yang Permukiman
berpotensi Berkelanjutan;
5)KLHS Target waktu
menimbulkan dampak 5. SDG-12: SCP;
6)Instrumen 2017-2030 6. SDG-13: Perubahan
dan Risiko terhadap
Ekonomi Iklim;
lingkungan
7. SDG-14: Kelestarian
fungsi ekosistem
Membangun sistem & Infrastruktur untuk Operasionalisasi Instrumen laut;
PDLWKS: 8. SDG-15: Kelestarian
a.Legal frameworks (laws dan regulation); ekosistem terestrial
b.Pedoman teknis;
c.Kelembagaan dan SDM
d.Sistem Informasi (Digitalisasi instrumen PDLKWS) Wujud Kongrit dari
e.Pendanaan Ultimate Goal
Posisi Instrumen PDLKWS dalam PPLH untuk Mewujudkan
SDGs dan Kedaulatan LH
D3TLH= Daya Dukung dan Inventarisasi LH
Daya Tampung Lingkungan
Hidup
RPPLH Ekoregion
(Basis PPLH)

KRP antara lain:


D3TLH KLHS RTRW, RPJP,
RPJM
Area Tertentu di dalam Ekoregion
Sistem KDL: AMDAL, UKL-
Usaha dan/atau Penerapan INSTRUMEN
UPL & Izin Lingkungan atau
Kegiatan EKONOMI LH,
SPPL , Audit LH & ARLH Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan LH, PSLB3,
Pemeliharaan SDA & LH

Baku Mutu Lingkungan dan


Pelaksanaan PPLH Kriteria Baku Kerusakan LH
i.e. Pelaksanaan Izin
Lingkungan & Penaatan Outcome: SDGs Kedaulatan LH:
Lingkungan Hidup •Kegiatan Pembangunan Ramah Lingkungan;
(Pengawasan &
•Kualitas LH yang baik dan Sehat
Penegakan Hukum LH)
•Kualitas Kehidupan yang baik (Sejahtera)
Konsep Dasar KLHS dan Pembangunan Berkelanjutan
Mekanisme KLHS KRP
1.Pengkajian pengaruh KRP terhadap kondisi LH di suatu
wilayah (wilayah perencanaan KRP); 1.Rencana tata ruang, RPJP dan RPJM;
2.Perumusan alternatif penyempurnaan KRP; 2.KRP lainnya yang berpotensi
3.Rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan KRP menimbulkan dampak dan/atau risiko
yang mengintegrasikan prinsip pembangunan
berkelanjutan
LH.

Prinsip KRP Terwujudnya


Pembangunan KLHS atau SEA yang Berkelanjutan SDG & Kedaulatan
Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup

Mewujudkan ruang kehidupan yang aman,


Integrasi 3 (Tiga) KLHS memuat kajian: nyaman, produktif dan berkelanjutan:
Aspek: 1.Kapasitas DDL/DTL;
2.Perkiraan dampak & risiko LH; 1)Keharmonisan antara lingkungan alam dan
1.Lingkungan Hidup
3.Kinerja layanan/jasa ekosistem; lingkungan buatan;
(environmentally
sound) 4.Efisiensi pemanfaatan SDA; 2)Keterpaduan dalam penggunaan SDA dan
2.Sosial (socially 5.Kerentanan dan kapasitas Sumber daya buatan dengan memperhatikan SDM;
acceptable); adaptasi Perubahan Iklim; 3)Perlindungan fungsi ruang & pencegahan
3.Ekonomi 6.Ketahananan dan potensi kehati dampak negatif terhadap lingkungan akibat
(economically viable) (biodiversity) pemantaan ruang
Dasar hukum KLHS

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Pasal 14 s/d Pasal 17);
2. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS;
3. Peraturan Menteri LHK P.69/2017
KLHS DALAM PERATURAN LAINNYA

1. UU No. 23/2014 : Pemerintah Daerah (Pasal 12, Lampiran


Matrik K);
2. PP No. 15/2010 : Penyelenggaraan Penataan Ruang (ayat 2
huruf C pada Ps 25,27,32,35,43, Penj Ps 53,55,57, Ps 61,67);
3. PP No. 104/2015 : Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan (Ps ;
4. PerPres No. 122/2012 : Reklamasi Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau kecil (Ps 11 huruf);
5. PerPres No. 2/2015 : RPJM Nasional 2015 – 2019 (Buku III, Bab
i, Sub Bab. 1.1. angka 5) ;
6. Permen ATR No. 8 Tahun 2017: Persetujuan Substansi RTRW;
7. Permendagri 7/2018; KLHS RPJMD
Jenis KRP yang wajib KLHS:
Tata Cara Penapisan KRP yang berpotensi menimbulkan
dampak dan/atau resiko Lingkungan Hidup (Pasal 7)

KRP Berdampak

CONTOH
Berita Acara Forum
Dilakukan Analisis Konsultasi Publik
Menteri / Pasal 9
Pasal 8
Kepala Lembaga
/Gubernur Perlu KLHS

Tidak Perlu KLHS


Pelaksanaan
Penyusunan KLHS oleh Divalidasi
Berita Acara Forum Konsultasi Publik Tim Penyusun KLHS
Pasal 9

Pengesahan KRP yang ditapis tidak


perlu diselenggarakan KLHS oleh Pengesahan dapat diakses oleh Publik
Penanggung Jawab Tim Penyusun
KLHS
Tata Cara Penapisan KRP (ps 8 ay 2)
1) Penapisan dilaksanakan dengan cara uji tabulasi silang muatan
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program dengan kriteria dampak
dan/atau risiko lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
2) Kriteria dampak dan/atau risiko Lingkungan Hidup dan pembangunan
berkelanjutan meliputi:
a. perubahan iklim;
b. kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman
hayati;
c. peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran dan lahan;
d. penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
e. peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
f. peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau
g. peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
Tahapan Kerja KLHS - PermenLHK 69/2017

PENILAIAN DAN
PERSIAPAN PEMBUATAN &PELAKSANAAN MONEV

….Hasil analisis pengaruh dapat


dikonsultasikan dengan pemangku Konsultasi Publik
kepentingan untuk pengayaan dan
penajaman hasil….
Penyelanggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

KRP telah dilengkapi


dengan KLHS

Penyelenggaraan KLHS KRP

1 2 3 4
Penjaminan
Pembuatan dan
Kualitas dan Validasi
Pelaksanaan KRP ditetapkan
Pendokumentasian KLHS
KLHS
KLHS

KRP telah
mengintegrasikan
Hasil KLHS
Proses Pembuatan & Pelaksanaan KLHS
1. Perubahan tujuan/target
KRP;
Muatan Konsep 2. Perubahan strategi
KRP yang Lingkup, metode, teknik pencapaian target;
berpotensi dan kedalaman analisis 3. Perubahan/penyesuaian
ukuran, skala, dan lokasi yang Untuk Proses
menimbulkan lebih memenhu Pengambilan
pengaruh pertimbangan PB;
Keputusan
KRP
terhadap kondisi Identifikasi, prakiraan & 4. Perubahan/ penyesuaian
proses, metode dan adaptasi KRP
Lingkungan Hidup evaluasi dampak
perkembangan Iptek

2 3
Pelaksanaan & Hasil
1 Perumusan
Wilayah Penyusunan
Analisis/kajian alternatif
Perencanaan Rekomendasi
KRP pengaruh KRP penyempurnaan
1. DDL/DTL; Perbaikan
terhadap Kondisi LH KRP
2. Dampak dan
risiko LH;
3. Kinerja Jasling;
4. Bencana; 5. Penundaan, perbaikan
Isu-Isu Strategis Muatan kajian antara
5. Status mutu dan urutan atau perubahan
lain: 1. Perbaikan KRP;
ketersedian SDA; Pembangunan 1.Kapasitas DDL/DTL;
prioritas
2. Informasi jenis
6. Kerentanan &
kapasitas adptasi
Berkelanjutan 2.Dampak dan risiko LH;
pelaksanaannya;
6. Pemberian arahan atau
usaha dan/atau
3.Kinerja jasa ekosistem; rambu-rambu untuk kegiatan yang
Perubahn Iklim;
4.Efisiensi pemanfaatan mempertahakankan telah
7. Penduduk
atau meningkatanfungsi melampaui
miskin; SDA;
Dasar Pertimbangan a.l.: ekosistem; DDL/DTL dan
8. Kesmas 5.Tingkat kerentanan dan
7. Pembrian arahan atau tidak
9. Ancaman 1.Karekteristik wilayah; adaptasi Perubahan Iklim; rambu-rambu mitigasi diperbolehkan
perlindungan 2.Tingkat pentingnya 6.Tingkat ketahanan dan dampak dan risiko LH lagi
kawasan potensi dampak; potensi kehati
tertentu 3.dll
Elemen-Elemen Penting Pengkajian Pengaruh KRP Terhadap
Kondisi LH Di Suatu Wilayah (Wilayah Perencanaan KRP);

Muatan KRP

3
Kondisi
Lingkungan
Pengaruh KRP terhadap Hidup (Isu-Isu
Kondisi LH: Pembangunan
4
Interaksi 2 Berkelanjutan)
Antara (2) dan (3) di dalam Wilayah
Perencanaan KRP (1) 1

Wilayah Perencanaan KRP


2. Isu-Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan
1 Scoping: Identifikasi Isu Strategis
Pembangunan Berkelanjutan isu-isu strategis pembangunan
Data dan berkelanjutan di Wilayah
Daftar Panjang Isu Perencanaan KRP
Informasi Pembangunan 1.Status saat ini;
yang dapat
Berkelanjutan
dipertanggungjawab 2.Trend ke depan;
kan secara ilmiah
3.Target yang akan dicapai selama
Pengelompokan Isu implementasi KRP (i.e. 20 Tahun
Pembangunan kedepan)
1. DDL/DTL;
2. Damap & risiko LH
Berkelanjutan
3. Kinerja layanan jasa
ekosistem;
4. Bencana i.e. banjir, Daftar Pendek Isu
longsor, kekeringan;
5. Mutu dan ketersedian
SDA;
Pembangunan Wilayah Perencanaan
Berkelanjutan
6. Ketahanan dan potensi
Kehati; (ISU PALING STRATEGIS) KRP
7. Adaptasi PI
8. Penduduk miskin dan
penghidupan
masyarakat;
1. Didukung data yang
9. Risiko kesehatan dan valid; Contoh-contoh Isu Pembangunan
kesalamatan 2. Dasar/Basis Berkelanjutan n air bersih (i.e. debit dan
masyaralat;
10.Ancaman Pelaksanaan kajian kualitas air permukaan dan air tanah)
perlindundungan pengaruh KRP terhadap 1.Penurunan kualitas udara;
terhadap kawasan
tertentu LH;
Isu-Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan

Unsur-Unsur yang harus


dipertimbangkan: a. Pengumpulan
a.Karakteristik wilayah; Masyarakat & P b. Pemusatan;
b.Keterkaitan antar isu Konsultasi
pemangku r Publik
c. Penelaan cepat;
strategis PB d. Perkiraan potensi
c.Tingkat pentingnya Potensi
kepentingan o
dampak dan
dampak & risiko; s keterkaitan antara
d.Keterkaitan dengan materi e isu strategis;
muatan KRP; s e. Penentuan isu
e.Muatan RPPLH; dan/atau strategis &
f.Hasil KLHS ari KRP yang prioritas
terkait

Dampak Status mutu & Sosial: Poverty &


Kinerja Adaptasi
D3TLH & Risiko
Jasa LH
Bencana ketersediaan Kehati
PI
Livelihood, kesmas
LH SDA kawasan MHA
Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Strategis (ps 20 – 21)

Menetapkan Prioritas Isu PB dengan mempertimbangkan : (ps 20 ay 2)

Karakteristik Wilayah Pentingnya Isu PB KRP RPPLH KLHS


Isu PB dampak terkait terkait diatasny
a
TR baseline LC Luas Sering

Permu Sudah
Slum
kiman Analisis ada Sudah ada
kemiskin area, pendapat Luas Tiap Lokasinya
dlm sebab rencana penangan
an aksesib an ? tahun? sama?
kaw.hu akibatnya pengelola an dari
ilitas
tan? anya? KLHS pada
Hutan? hirarki
Jaringa tipe Potensi KLHS di
Kecukup , air Kecil Baru
n ekoregion pengaruhn atasnya?
an air permu ? terjadi?
sapras , CAT ya?
kaan
Melalui konsultasi Publik, disepakati Isu yang akan
Jml Produksi Sawah,
Pangan diambil menjadi Isu PB yang Paling Strategis dan
pddk pangan kebun
Prioritas dengan mempertimbangkan hasil telaahan
Alih Time
tersebut
fungsi serie
Peta Isu Lingkungan di Kawasan Strategis Pantura

Isu-Isu Strategis di KSP Pantau


Utara Jakarta
1)Penurunan muka tanah;
2)Banjir dan genangan baik
dari hulu maupun rob;
3)Pencemaran sungai, muara
Sumber: KLHS RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta dan perairan laut;
4)Kerawanan air bersih
Modeling Isu Strategis Pengembangan
Kawasan Pantura

Sumber: KLHS RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta


Peta Infrastruktur Yang Terdampak Dari Rencana Pengembangan
Kawasan Strategis Pantura

Sumber: KLHS RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta


Peta Penggunaan Lahan di Kawasan Pantura
Di kawasan inilah terdapat
berbagai kegiatan strategis:
•pelabuhan Tanjung Priok,
•pelabuhan Sunda Kelapa,
•rencana terminal Mass
Rapid Transit (MRT),
•jalan tol, dan jaringan jalan
arteri lainnya.
•PLTU/PLTGU Muara Karang
dan Muara Tawar,
•PLTU Tanjung Priok,
permukiman Pantai Mutiara,
•pelabuhan Tanjung Priok,
•pengembangan pelabuhan
perikanan samudera di
Sunda Kalapa,
• Kawasan Berikat Nusantara
Marunda
Isu Strategis : Perubahan Tinggi Permukaan Tanag di Wilayah Pantura
Jakarta

Sumber: KLHS RTR Kawasan Strategis Pantura


Jakarta
Isu Strategis: Penurunan Muka Tanah Jakarta

Sumber: Donny Azdan- NCICD Bappenas


Lokasi Rawan Rob di Pesisir Jakarta

Sumber: KLHS RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta


Sumber: Puslitbang Sumber Daya Air, Badan Litbang, Kementerian PUPR, 2016
Isu Strategis: Banjir Jakarta Tahun 2007

Sumber: Donny Azdan- NCICD Bappenas


Isu Strategis: Pencemaran Lingkungan di Perairan Pesisir Pantai Utara
• kondisi kualitas perairan
pesisir Teluk Jakarta
rata-rata sudah melebihi
standar kualitas air baku
di Indonesia atau
dengan kata lain sudah
tercemar limbah organik
dan an organik (logam
berat).
• Kajian dari DHI 2011,
menunjukkan bahwa
dampak reklamasi 13
pulau-pulau DKI Jakarta
(RTRW DKI Jakarta 2030)
yang signifikan terhadap
kualitas perairan,
dikarenakan waktu
pembilasan massa air
Teluk Jakarta (flushing
rate) dari 7 hari menjadi
sekitar 14 hari.
Sumber: KLHS RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta
Pencemaran Lingkungan di Jakarta
1. Pada umumnya kondisi air sungai di DKI Jakarta dari hulu menuju ke hilir telah buruk
kualitasnya, baik kualitas fisik, kualitas kimia maupun kualitas biologi ;
2. Berdasarkan Indeks Pencemar sungai, maka sungai-sungai di DKI Jakarta termasuk dalam
status:
a. Sungai Ciliwung: status tercemar ringan sampai tercemar berat;
b. Sungai Cipinang: status tercemar ringan sampai dengan tercemar berat
c. Kali Angke: status tercemar ringan sampai dengan tercemar berat
d. Sungai Mookervart: status tercemar sedang dampai dengan tercemar berat
e. Sungai Grogol: status tercemar sedang sampai dengan tercemar berat
f. Sungai Sunter: status baik sampai tercemar berat
g. Sungai Pesanggrahan: status tercemar ringan sampai tercemar berat
h. Kali Krukut: status baik sampai tercemar berat
i. Sungai Tarum Barat: status baik sampai tercemar berat
j. Sungai Cengkareng Drain: status tercemar sedang sampai tercemar berat
k. Sungai Kalibaru: status cemar ringan sampai cemar berat
l. Kalibaru Timur: status tercemar ringan sampai tercemar berat
m. Sungai Buaran: status tercemar sedang sampai tercemar berat
n. Sungai Cakung, Cakung Drain, Blencong: status tercemar ringan sampai tercemar berat
o. Sungai Petukangan – Sepak: status tercemar ringan sampai tercemar berat
p. Sungai Kamal: status ringan sampai tercemar berat
q. Sungai Mampang: status tercemar ringansampai tercemar berat;
r. Sungai Cideng: status tercemar sedang sampai tercemar berat
s. Banjir Kanal Timur: status tercemar ringan sampai tercemar berat
Peta Area yang Belum Terlayani PAM Jaya (Kerawanan Air Bersih)

Sumber: KLHS RTR Kawasan Strategis Pantura Jakarta


Kawasan Ekosistem Leuser (KEL)
kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang
merupakan habitat bagi berbagai species
tumbuhan langka dan khas serta satwa
langka yang dilindungi, terdiri dari:
1)Hutan lindung (± 941,713 hektaa);
2)Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) (±
602.582 hektar);
3)Suaka Margasatwa Rawa Singkit (±
102.370 hektar);
4)Taman Buru Lingga Isaq (±29,090 hektar)
5)Hutan produksi terbatas (±8.066 hektar);
6)Hutan produksi (± 245.676 hektar);
7)Areal penggunaan lain (APL) (±326.080
hektar);
8)Danau (± 145 hektar);
9)Laut/Sungai/air (±3.721 hektar)
Kekayaan Keanekaragaman Hayati KEL

Sumber:
https://mapsengine.google.com/04498453840810014575-1587539487407850403
Contoh # 1: Agroindustri Minyak Kelapa Sawit di Kalimantan

Sumber: Josh van Berkel, Michal Musil Yesaya Hardyanto, DHI (2014)
Towuti, Mahalona and Matano Lakes System Area

Sumber: Josh van Berkel, Michal Musil Yesaya Hardyanto, DHI (2014)
Usaha dan/atau Kegiatan di Daerah Palu dan sekitarnya

Sumber: Josh van Berkel, Michal Musil Yesaya Hardyanto, DHI (2014)
Isu-Isu Strategis KLHS MP3EI
Landslides Risk Level Droughts RiskLevel

Floods Risk Level

Berbagai data dan informasi


terkait dengan Isu-Isu
Strategis Pembangunan
Berkelanjutan
(Sumber: KLHS MP3EI)
Peta Habitat Orang Utan, Gajah dan Harimau

(Sumber: KLHS MP3EI)


Sumatera : 207 KHG, Sulawesi : 3 KHG, Jumlah Total :
Kalimantan : 190 KHG, Papua : 465 KHG, 865 KHG

40
Luas dan Sebaran Fungsi Ekosistem Gambut Nasional
Skala 1:250.000
Indikatif Fungsi Budidaya Ekosistem
Indikatif Fungsi Lindung Ekosistem Gambut Luas Total KHG
Gambut
FL-Kubah Gambut
FL-Kubah Gambut +
Jumlah Non Kawasan
Provinsi Fungsi Lindung
+ Kawasan Lindung : HL,
Lindung : HP, Non Kawasan
KHG Kawasan Lindung : CA, SM, TN, Tahura, TW Non Kubah
- Kubah HPT, HPK, APL Lindung (Ha) (%)
HL, CA, SM, TN, (Kawasan Hutan) Gambut
Gambut (Kawasan (PR-RTRWP)
Tahura, TW +
Hutan)
(Kawasan Hutan) Kawasan Lindung
(PR-RTRWP)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 37 139,968 174,281 178,513 198,197 163,883 159,651 338,164 3.52
Bangka Belitung 17 34,885 56,569 57,264 63,027 41,343 40,649 97,913 1.02
Bengkulu 3 4,817 4,956 12,860 9,452 9,313 1,409 14,269 0.15
Jambi 14 462,843 549,509 549,601 441,580 354,914 354,822 904,423 9.42
Kepulauan Riau 5 5,104 5,104 5,104 11,179 11,179 11,179 16,284 0.17
Lampung 7 36,741 40,884 40,986 60,856 56,713 56,611 97,597 1.02
Riau 59 2,440,402 2,637,254 2,637,704 2,914,972 2,718,120 2,717,670 5,355,374 55.76
Sumatera Barat 14 68,809 77,091 78,056 85,050 76,768 75,803 153,859 1.60
Sumatera Selatan 36 940,456 1,181,231 1,191,082 1,161,305 920,529 910,679 2,101,761 21.88
Sumatera Utara 27 222,839 234,684 234,742 302,046 290,202 290,143 524,885 5.46
Sumatera 207 4,356,864 4,961,563 4,985,913 5,247,665 4,642,965 4,618,616 9,604,529 100.00
Kalimantan Barat 124 942,511 1,118,909 1,121,366 1,858,936 1,682,537 1,680,080 2,801,447 33.33
Kalimantan Selatan 4 81,882 81,882 81,882 156,583 156,583 156,583 238,465 2.84
Kalimantan Tengah 35 1,578,257 2,550,416 2,555,107 3,096,848 2,124,689 2,119,999 4,675,105 55.62
Kalimantan Timur 16 140,035 175,829 176,296 202,315 166,521 166,054 342,350 4.07
Kalimantan Utara 13 144,800 159,337 159,553 202,651 188,114 187,898 347,451 4.13
Kalimantan 190 2,887,484 4,086,373 4,094,203 5,517,333 4,318,445 4,310,614 8,404,818 100.00
Sulawesi Barat 2 13,188 19,063 19,682 29,288 23,413 22,794 42,476 67.01
Sulawesi Tengah 3 7,812 8,620 8,622 13,002 12,194 12,192 20,814 32.99
Sulawesi 3 21,001 27,684 28,305 42,290 35,607 34,985 63,290 100.00
Papua 250 1,578,786 2,670,271 2,708,311 3,518,491 2,427,006 2,388,966 5,097,276 77.46
Papua Barat 216 389,197 580,626 581,751 1,108,693 917,264 916,140 1,497,891 22.54
Papua 465 1,967,983 3,250,897 3,290,061 4,627,184 3,344,270 3,305,106
Sumber Data: Analisis Data, Ditjen PPKL-KLHK, 2016 6,595,167 100.00
INDONESIA 865 9,233,332 12,326,517 12,398,482 15,434,472 12,341,287 12,269,321 24,667,804

Sumber Data: Ditjen PPKL-KLHK, 2016


Contoh Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan: Status Saat ini,
Trend Ke Depan dan Target Pembangunan Berkelanjutan
1. Kualitas udara
a. Sebagai akibat dari pembakaran BBF dari 1. Status saat ini?
sumber bergerak;
b. Sebagai akibat dari emisi proses produksi 2. Trend status LH ke
(sumber tidak bergerak);
2. Kualitas dan kuantitas air depan (i.e. 20 tahun
a. Kualitas air permukaan; ke depan)?
b. Kualitas air tanah;
c. Ancaman terhadap mata air dan sumber air 3. Target
minum;
d. Regim aliran air; Pembangunan
3. Kualitas tanah Berkelanjutan yang
a. Pencemaran tanah i.e. dari penyimpanan,
penggunaan dan pelepasan B3; akan dicapai selama
b. Kerusakan tanah; 20 tahun kedepan i.e.
4. Perubahan iklim
a. Emisi GRK; Status Mutu Air
5. Flora dan fauna Sungai sesuai dengan
a. Ancaman terhadap biodiversity – jumlah
species tumbuhan; Kriteria Mutu Air
b. Ancaman terhadap biodiversity – jumlah Kelas I
species satwa;
Contoh Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan: Status Saat ini, Trend Ke Depan dan Target PB

6. Habitat
a. Ancaman terhadap habitat, terutama yang dilindungi; 1. Status saat ini?
7. Kawasan lindung
a. Keberadaan aset di kawasan lindung; 2. Trend status LH ke
b. Ancaman terhadap kawasan lindung berkelas dunia depan (i.e. 20 tahun
(ramsar site, cagar biosfer dll); ke depan)?
8. Gangguan
a. Ancamanan terhadap kebisingan dan getaran; 3. Target
b. Ancaman pencemaran cahaya, panas dan radiasi; Pembangunan
9. Populasi dan kesehatan
a. Perubahan jumlah dan struktur penduduk;
Berkelanjutan yang
b. Ancaman terhadap kesehatan masyarakat; akan dicapai selama
10. Perubahan permukiman dan demografi 20 tahun kedepan
a. Perubahan dalam hal struktur permukiman dan i.e. Habitat
penggunaan lahan;
b. Akses terhadap area publik;
Mangrove tetap
c. Perubahan kualitas hidup; utuh dan sehat
11. Aset Budaya dan Sejarah (Indeks Kehatinya ?)
a. Keberadaan aset-aset cagar budaya;
12. Infrastruktur, industri dan fasilitas lainnya
13. Elemen-elemen lainnya:
a. Peningkatan jumlah sampah (limbah padat) domestik,
LB3; Sumber:Ivanovic, Sabina et al. 2015. Guide to
Strategic Environmental Assessment in Urban
b. Penggunaan B3 yang berbahaya bagi manusia dan Planning. Belgrade: Ambero Consulting
lingkungan; Representative Office and GTZ
Contoh Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan dalam SEA for Hubei Road Network Plan

Sumber: SEA for


Hubei Road
Network Plan
(2002-2020), China -
Wolrd Bank
3. Materi Muatan KRP di dalam Wilayah Perencanaan KRP
Materi Muatan KRP yang Materi Muatan KRP dikaitkan dengan
TIDAK berpengaruh KRP Pertimbangan-pertimbangan:
1.DDL/DTL;
terhadap kondisi LH
2.Dampak & risiko LH
3.Kinerja layanan jasa ekosistem;
4.Bencana i.e. banjir, longsor,
• Sintesa hasil identifikasi kekeringan;
is strategis; 5.Mutu dan ketersedian SDA;
• Muatan RPPLH yang 6.Ketahanan dan potensi Kehati;
7.Adaptasi PI
relevan; 8.Penduduk miskin dan penghidupan
• Muatan KLHS KRP lain masyarakat;
yang relevan 9.Risiko kesehatan dan kesalamatan
Materi masyaralat;
10.Ancaman perlindundungan
Perkiraan: Muatan KRP terhadap kawasan tertentu
•Cakupan wilayah terkena yang
dampak; berpengaruh
terhadap Materi Muatan KRP yang harus
•Kelompok masyarakat
kondisi LH dianalisis pemgaruhnya terhadap
terkena dampak Kondisi LH

Muatan KRP:
•besar/bernilai strategis (i.e. Program-program strategis)
•Berpotensi menimbulkan isu Lintas batas (transbounday issues)
KRP, dan Faktor-Faktpr Penyebab Perubahan
Kehati /Biodiversity
• Resiko kepunahan atau
Perubahan LULC hilangnya habitat/ekosistem;
• Melebihan MSY/DDL/DTL;

Framentasi/Isolasi Akses dan/atau hak atas
SDAH

Pengambilan dan pemanenan,


removal Species Perubahan
Biodiversity
Input Eksternal: Emisi,
effluent, chemicals • Ekosistem;
• Species;
Gangguan • Gen
Introduksi GMOs, Alient dan Biodiversity = Jasa
invasif species Lingkungan
KRP dan Berbagai Aspek Perubahan Kehati /Biodiversity

Aspek Perubahan Kehati

Composisi Struktur Key Process

• Kelimpahan
Perubahan struktur secara • Pola
(abundance);
spatial: sedimentasi/sedimen
• Perubahan populasi
•Kawasan lindung; transport (mangrove,
species i.e. Keystone
•Area-area yang mudflat, seagrass bed)
Species, species yang
menyediakan jasa • Keterkaitan antara
dilindungi, species
lingkungan yang penting tumbuhan dan satwa
migrasi CITES, species
i.e. Biodiversity hot spot, dalam polinasi,
terancam punah (IUCN
sejumlah besar species penyebaran biji, siklus
Redlist)
endemik/ terancam punah nutrient
3. Materi Muatan KRP di dalam Wilayah Perencanaan (RDTR)
Ilustrasi Pembagian Subzona di dalam Blok dan Subblok pada Satu Sub BWP
KRP: RDTR (jangka waktu 20 Tahun)
1.Tujuan penataan BWP (Tema BWP);
2.Rencana Pola Ruang (Lindung & Budidaya);
3.Rencana jaringan prasarana Garis Kuning =
4.Penetapan Sub-BWP yang diprioritaskan; Batas BWP/Zona
5.Ketentuan pemanfaatan Ruang Peruntukan
6.Peraturan Zonasi Garis Unggu =
Batas Sub-
BWP/Sub-Zona
Wilayah Wilayah Peruntukan Wilayah
Sudah belum Perencanaan
Terbangun Terbangun RDTR

Perubahan/ Pengembangan
Modifikasi di wilayah yang
wilayah sudah belum
terbangun terbangun

Garis
Dampak hitam
& Risiko putus-
LH putus =
Meningkatnya Menurunnya
Batas
Kualitas LH dan Kualitas LH dan
Sub-Blok
Kualitas Hidup Kualitas Hidup
Masyarakat Masyarakat

Lingkungan Hidup di BWP


(Komponen-Komponen geo-fisik-Kimia, Biologi, Garis Merah =
sosekbud dan Kesmas) Batas Blok (Blok
Peruntukan)
Materi Muatan KRP: Contoh Muatan RDTR yang
Berpengaruh Terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
1. Tujuan penataan BWP (Tema BWP);

2. Rencana Pola Ruang 1. Informasi rinci yang


1. Kawasan Lindung; relevan dan berpengaruh
2. Kawasan Budidaya terhadap Kondisi LH;
3. Rencana jaringan prasarana 2. Skala/Besaran terkait
(pergerakan,energi/kelistrikan, dengan kondisi eksisting;
telekomunikasi, air minum, air limbah, 3. Skala /Besarangan
prasarana lainnya) )
pengembangan yang
4. Penetapan Sub-BWP yang dilakukan dalam RDTR:
diprioritaskan; a. Perubahan/modifikasi;
5. Ketentuan pemanfaatan Ruang b. Pembangunan Baru;
6. Peraturan Zonasi
Contoh Ilustrasi Muatan KRP (Tata Ruang): Pengembangan
Kawasan Budidaya dalam Rencana Tata Ruang

Batas Wilayah
Perencanaan KRP
Kawasan
Budidaya
Eksisting:
1.Jenis kawasan
budidaya?
2.Lokasi/Sebaran
nya?
3.Skala/Besaran?
Kawasan Budidaya dalam RTR yang akan
dikembangkan selama masa implementasi RTR (20 Tahun):
1.Jenis kawasan budidaya yang akan dikembangkan? Catatan:
2.Lokasi/Sebaran setiap jenis Kawasan Budidaya yang akan Pengembangan
dikembangkan? Kawasan Budiadaya:
3.Skala/Besaran setiap jenis kawasan budidaya yang akan 1.Perubahan/
dilakukan pengembangan; Modifikasi;
4.Tahapan pengembangan kawasan budidaya 2.Pembangunan baru
Contoh Ilustrasi Muatan KRP (Tata Ruang): : Pengembangan
Kawasan Lindung dalam Rencana Tata Ruang (RTR)

Kawasan Lindung dalam RTR


yang akan dikembangkan
selama masa implementasi
RTR(i.e. 20 Tahun):
1.Jenis kawasan Lindung yang
akan dikembangkan?
2.Lokasi/Sebaran setiap jenis
Kawasan Lindung Kawasan Lindung yang akan
Eksisting: dikembangkan?
1.Jenis kawasan 3.Skala/Besaran setiap jenis
Lindung? kawasan Lindung yang akan
dilakukan pengembangan;
2.Lokasi/Sebaran 4.Tahapan pengembangan
nya? kawasan Lindung
3.Skala/Besaran?
Contoh Ilustrasi Muatan KRP (Tata Ruang): Pengembangan
Jaringan Prasarana dalam RTR
Jaringan Prasarana
1.Jenis jaringan prasarana eksisting (i.e.
Jalan)
2.Lokasi/Jalur setiap jenis jaringan
prasarana (i.e. jalan di atas sungai ABC)
3.Skala/Besaran setiap jaringan prasarana
(i.e. panjang dan lebar jalan, volume lalu
Catatan: Pengembangan lintas)
Kawasan Budiadaya:
1.Perubahan/ Modifikasi;
2.Pembangunan baru Jaringan Prasarana dalam RTR yang akan
dikembangkan selama masa implementasi RTR(20
Tahun):
1.Jenis jaringan prasarana eksisting yang akan
dikembangkan (i.e. jalan eksisting dibongkar)
2.Lokasi/Jalur setiap jenis jaringan prasarana yang
akan dikembangkan?
3.Skala/Besaran setiap jaringan prasarana (i.e.
panjang dan lebar jalan, volume lalu lintas) yang
akan dilakukan pengembangan;
4.Tahapan pengembangan jaringan prasarana
Contoh Ilustrasi Muatan KRP (Tata Ruang): Pengembangan Jaringan
Prasarana (Sistem Penyedian Air di Makassar 2010 dan 2020)
Contoh Ilustrasi Muatan KRP (Tata Ruang) : Pengembangan Jaringan Prasarana (Jalan)

Sumber: SEA for Hubei Road Network Plan (2002-


2020),China - Wolrd Bank
Contoh Ilustrasi Muatan KRP (Tata Ruang) : Pengembangan Jaringan Prasarana

Sumber: SEA for the New Water Sector Strategy for Lebanon, 2015
Contoh Ilustrasi Muatan KRP (Tata Ruang) : Lokasi/Sebaran Pengembangan Jaringan Prasarana

Sumber: SEA for the New Water Sector Strategy for Lebanon, 2015
Muatan KRP yang akan Dikaji Pengaruhan terhadap Kondisi LH
di Kawasan Strategis Pantura Jakarta
1. Rencana pembentukan/pembangunan pulau-pulau hasil kegiatan reklamasi:
a. Ketidak-sinkronan wilayah perencanaan Kawasan Strategis Pantura
b. Adanya pengubahan bentuk lansekap secara massif . luas indikatif total pada Lampiran II Tabel
1 adalah seluas 5.119 ha atau jika dibandingkan dengan luas wilayah Jakarta Utara saat ini
(14666 ha berdasarkan SK Gub No 1171 tahun 2008) adalah sekitar lebih dari 30% luas Jakarta
Utara dan lebih luas dari luas wilayah Jakarta Pusat (4790 ha):
• Pengubahan sebagian ekosistem perairan laut DKI Jakarta menjadi daratan
• Penambangan tanah untuk pengurugan pulau akan mengubah lansekap wilayah lain
yang mungkin juga menimbulkan dampak negative pada lingkungan di lokasi
penambangan tersebut
2. Rencana pengembangan/pembangunan kawasan perkotaan baru di areal pulau-pulau reklamasi
• Terlampauinya daya dukung lingkungan buatan (menyediakan kebutuhan air, pengelolaan
limbah cair, pengelolaan sampah, energy, prasarana jalan dan sebagainya);
• Terlampauinya daya dukung lahan (Masifnya bangunan yang dibangun pada lahan tersebut
menimbulkan beban yang besar terhadap lahan dan potensi amblesan – Blank Zone)
• Terlampauinya daya tampung lingkungan perairan di sekitar pulau-pulau;
• Adanya potensi konflik sosial
4. Analisis Pengaruh KRP terhadap Kondisi LH dilihat dari
Perspekstif Jangka Waktu Implementasi KRP

Implementasi KRP

3
Implementasi KRP untuk Jangka waktu
Muatan KRP tertentu (i.e. 20 tahun) KRP Baru

KRP
Perubahan/ Modifikasi

Pengembangan (pembangunan baru)

Pengaruh KRP
terhadap Kondisi
Wilayah Perencanaan KRP LH
Komponen geo-fisik, kimia, biologi,
1 4
sosekbud dan kesmas
Kondisi LH saat
Kondisi LH masa lalu dan Kondisi LH selama Implementasi selesai masa
saat ini KRP dan Target PB/SDGs berlakunya
AIR MERESAP
KRP
2 AIR TDK MERESAP
Isu
Saat ini
Pembangunan Saat yang akan
(T0)
Berkelanjutan datang (T20)
Sebelum: Koef Run-Off 35% Sesudah: Koef Run-Off
Analisis Pengaruh KRP terhadap Kondisi LH
Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas
Materi Muatan KRP yang berpotensi Kajian dan
No menimbulkan pengaruh terhadap Baseline
kondisi Lingkungan Hidup informasi
A B C ...dst...

Rencana Pengembangan Agroindustri di DDTLH,


1 - + - ...dst...
Kec…dg luasan… Kehati

Jasa
Rencana Kemandirian /Ketahanan Pangan
2 - + - ...dst... ekosistem,
Program 1 juta hektar di…
iklim

Program Pembangunan jalan dari DDDTLH,


3 - - - ...dst...
Kecamatan A-B….. Kehati

Program Pembangunan jembatan dari dampak


4 0 + - ...dst...
Kecamatan A-B….. resiko

DDTLH,
Program pengembangan pariwisata di
5 - - - ...dst... dampak
wilayah pesisir…..
resiko
Analisis Pengaruh KRP terhadap Kondisi LH dilihat dari
Perspekstif Jangka Waktu KRP (i.e.20 Tahun)
Isu-Isu Strategis Pembangunan
Berkenajutan di BWP
Muatan KRP

Integrated assessment (identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak LH) terkait dengan:
a.Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
b.Perkiraan dampak dan risiko lingkungan hidup;
c.Kinerja layanan atau jasa ekosistem;
d.Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
e.Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan Iklim;
f.Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
Kerangka Berpikir 6 Muatan Kajian
(Mendukung Pembangunan Berkelanjutan)
Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi LH di Kawasan
Strategis Pantai Utara Jakarta

lokasi pengembangan pulau – pulau terkait dengan ekoregion DKI Jakarta dan kondisi
penurunan muka tanah di ekoregion darat
• Beban bangunan yang
nantinya akan didukung
oleh pulau-pulau jauh
lebih besar dari beban
yang didukung oleh
wilayah pesisir Jakarta
pada akhir tahun 2030.
• Faktanya, dengan beban
bangunan yang ada saat
ini penurunan muka
tanah sudah terjadi.
• Oleh sebab itu, perlu
dipertimbangkan
kembali intensitas
bangunan yang akan
direncanakan dan / atau
rekayasa teknis apa
yang diperlukan untuk
meminimalkan potensi
penurunan muka tanah
karena beban bangunan
Pengaruh KRP terhadap Isu Strategis Banjir
1) keberadaan reklamasi yang akan dibangun akan berdampak positif sebagai pecah
ombak bagi wilayah daratan pesisir.
2) pulau-pulau tersebut juga berpotensi menimbulkan kenaikan muka air laut,
karena mengubah pola arus. Hal ini dapat diartikan bahwa wilayah pasang surut
di pesisir DKI Jakarta tetap akan memiiki kerawanan yang tinggi terhadap rob
maupun genangan;
3) pengembangan pulau-pulau dapat berpotensi sebagai penghambat laju air
mengalir ke laut. Hal ini dapat diartikan bahwa banjir yang berasal dari hulu akan
berpontensi semakin meluas;
4) Oleh sebab itu, pengaruh materi muatan KRP RTR KSP Pantura berkaitan dengan
isu banjir, genangan dan rob bergantung pada KRP lain seperti muatan KRP dan
pelaksanaan antara lain:
1) Kebijakan penataan ruang Jabodetabekpunjur dan penataan ruang
Kabupaten/Kota yang berada di hulu dan tengah DAS;
2) Kebijakan penataan ruang DKI Jakarta berkaitan dengan rencana
pengendalian daya rusak sumberdaya air ;
3) Kebijakan penanganan dan pengelolaan daerah aliran sungai ;
4) Kebijakan pembangunan NCICD
Pengaruh KRP terhadap Isu Strategis Pencemaran Lingkungan
Perkiraan BOD dari Limbah Cair Domestik

Perkiraan BOD dari Limbah Cair Non-Domestik


Pengaruh KRP terhadap Isu Strategis Kerawanan Air Bersih

Pembangunan pulau-pulau seluas sekitar 3000 ha (Pulau A – M) yang dilanjutkan dengan pembangunan kawasan
perkotaan yang bersifat intensif akan membawa konsekuensi pada peningkatan kebutuhan air bersih. Mengingat DKI
Jakarta daratan saat ini sudah mengalami masalah kerawanan air, maka pengembangan pulau-pulau dan aktifitasnya
perlu dijamin untuk tidak menambah beban wilayah daratan
Pengaruh KRP terhadap Isu-Isu LH Lainnya

1. Isu berkaitan dengan masalah status kawasan: apakah kawasan baru ini akan
menjadi satu kecamatan tersendiri atau terpadu dengan kecamatan-kecamatan di
wilayah pesisirnya sesuai dengan letak pulau ;
2. Isu berkaitan dengan batas wilayah: wilayah daratan terutama wilayah pesisir
tidak merupakan satu kesatuan wilayah perencanaan sebagaimana diamanatkan
oleh Perda Nomer 1 tahun 2012. Sehingga materi muatan yang mengatur Rencana
Tata Ruang wilayah pesisir sebagai bagian dari pengembangan Kawasan Strategis
Propinsi belum signifikan terlihat
3. Isu berkaitan dengan Rencana Pulau N – Q yang bersifat indikatif : rencana pola
ruang maupun rencana intensitas bangunan untuk Pulau N dan Q belum di atur
dengan kedetilan seperti pengaturan pada pulau A – M
4. Isu berkaitan dengan terganggunya kinerja instalasi penting di pesisir Utara :
5. Isu Berkaitan Dengan Meningkatnya Bangkitan Lalu Lintas: Rencana
pengembangan Pantura yang bersifat massif akan membawa konsekuensi pada
peningkatan bangkitan lalu lintas terutama pada akses menuju ke dan dari pulau
Contoh Analisis Pengaruh Pengembangan Jaringan Prasarana (Jalan) terhadap
Kondisi Lingkungan Hidup (Isu-Isu Strategis Pembangunan Berkelanjutan)

Pada skenario A
(Slow Economic
Development),
diperkiraakan
(prediction) bahwa
intensitas emisi CO
akan meningkat
tajam dari tahun
2010 ke tahun
2020, dimana 31
dari 71 ruas jalan
dengan intensitas
emisi CO lebih dari
0.10 t/Km.d.

Sumber: SEA for Hubei Road Network Plan (2002-


2020),China - Wolrd Bank
Contoh Analisis Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
(Adapatasi Perubahan Iklim)
Sumber: Dampak Perubahan Iklim dan Pembangunan Perkotaaan pada Ketahanan Air
Masa Depan dan Pilihan Adaptasi untuk Kota Makassar (CSIRO 2012)
http://wp.csiro.au/r4da/files/2014/07/Synthesis-report_Climate-change-urban-developm
ent-water-security-and-adaptation-for-Makassar_Bahasa_120912.pdf
Figure 9. Probability map of deforestation (A) without further Ladia Galaska road extension, and (B) with road
extension.

Clements GR, Lynam AJ, Gaveau D, Yap WL, Lhota S, et al. (2014) Where and How Are Roads Endangering Mammals in
Southeast Asia's Forests?. PLoS ONE 9(12): e115376. doi:10.1371/journal.pone.0115376
http://127.0.0.1:8081/plosone/article?id=info:doi/10.1371/journal.pone.0115376
Kajian Pengaruh KRP terhadap Biodiversity

Tiga skenario prakiraan tingkat deforestasi dan penurunan populasi


species orang utan pada tahun 20130 terkait dengan penerapan
RED dan pembangunan jalan (David L A Gaveau, Serge Wich,
Justin Epting, Daniel Juhn, Markku Kanninen and Nigel Leader-
Williams, 2009)
Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi LH di Kawasan
Ekosistem Pegunungan Kendeng: Valuasi Ekonomi
MP3EI Impacts on the Economic Value of Natural Resources
This estimate is grounded on estimated identified physical areas – habitats - of different types from the
SEA GIS layering, which might be affected by the planned infrastructure, economic, and mining
activities. These areas have had annual per hectare monetary values in current US$ attributed to them,
based on the various components of their Total Economic Value (TEV) and as estimated by a recent
comprehensive meta-study of natural resources..The following table provides some typical examples of
the various components of Total Economic Value that are expressed in monetary terms for each of the
habitats.
MP3EI Impacts on the Economic Value of Natural Resources
Based on estimates of habitats of various types potentially impacted by MP3EI across the six ECs, the value of
Indonesia’s national ‘natural capital at risk’ from MP3EI is summarized in the following table. On this basis, the
estimated value of Indonesia’s ‘natural capital at risk’ is likely to be around $470 billion annually
Sumber Pencemaran LH Kondisi Lingkungan dapat
mempengaruhi Keberlanjutan
suatu usaha dan/atau
kegiatan & Risiko bagi
Lembaga Jasa Keuangan

Sun 1. Kualitas air sungai


gai
t erc tercemar oleh kegiatan
em
ar:
I
industri;
su
Sus
t ai 2. Usaha dan/atau kegiatan
na
bi l
ity yang mendapat kredit dari
bank yang berada disekitar
sungai terganggu/tutup;
3. Akibatnya pembayaran
kredit berpotensi
terganggu (macet)
Sumber: valuasi ekonomi dampak kerusakan
pabrik tekstil di sekitar Rancaekek (Desa
Linggar, Sukamulya, Jelegong dan Bojongloa)
tahun 2004-2015: Berdasarkan kalkulasi
laporan lengkap: Sunardi, dkk. 2015. Valuasi
Ekonomi Dampak Pencemaran di Kawasan
Industri Rancaekek. IoE– UNPAD, dalam
Laporan Konsekuensi Tersembunyi,
Greenepace Indonesia bersama Koalisi
Melawan Limbah, April 2016.
Biaya Pemulihan Lahan Terkontaminasi LB3
1. Total Biaya Pemulihan Lahan Terkontaminasi LB3 per TON:
a. P. Jawa : Rp 12.817.260,00;
b. P. Sumatera : Rp 16.319.728,20;
c. P. Kalimantan : Rp 17.860.245,32;
d. P. Bali : Rp 13.848.870,60;
e. P. Sulawesi & Maluku : Rp 19.874.245,00;
f. P. Papua : Rp 23.847.720,20

2. Komponen biaya kegiatan pemulihan sbb:


a. Perencanaan pemulihan: penyusunan rencana pelaksanaan dan
rencana pengolahan;
b. Pelaksanaan:
• Pertemuan pendahuluan;
• Survey lapangan;
• Penetapan titik sampling (pengambilan sampel dan analisisnya)
• kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi
• Pengawasan dan pemantauan;
• Pelaksanaan pembersihan;
• Pengolahan/pemulihan
Kerugian Lingkungan Hidup
(Peraturan MENLH No 7 Tahun 2014)
1) kerugian karena dilampauinya Baku Mutu Lingkungan Hidup sebagai
akibat tidak dilaksanakannya seluruh atau sebagian kewajiban:
a. pengolahan air limbah,
b. emisi, dan/atau
c. pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun;
a. kerugian untuk penggantian biaya pelaksanaan Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup, meliputi biaya:
a. verifikasi lapangan,
b. analisa laboratorium,
1) ahli dan
2) pengawasan pelaksanaan pembayaran kerugian lingkungan hidup;
1) kerugian untuk pengganti biaya:
1) penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
serta
2) pemulihan lingkungan hidup; dan/atau
2) kerugian ekosistem
Contoh-Contoh
Penghitungan Kerugian
Akibat Pencemaran
dan/atau Kerusakan
Lingkungan Hidup Sesuai
Peraturan MENLH No. 7
Tahun 2014

Sumber: Peraturan MENLH


No 7 Tahun 2014
Perumusan Alternatif (Pasal 26 dan 27)

Alternatif penyempurnaan KRP sebagaimana


dimaksud dipilih berdasarkan:
– manfaat yang lebih besar;
– risiko yang lebih kecil;
– kepastian keselamatan dan kesejahteraan
masyarakat yang rentan terkena dampak; dan
– mitigasi dampak dan risiko yang lebih efektif (jika KRP
tidak berubah).
Tujuan dan Pengertian
Tujuan:
mengembangkan alternatif mengurangi potensi dampak negatif (resiko) pelaksanaan kebijakan,
rencana, dan program untuk meningkatkan kualitas KRP

Alternatif adalah usulan-usulan pengganti untuk menghilangkan, meminimalkan atau


mengurangi pengaruh negatif yang diprediksi akan timbul dari hasil kajian untuk merumuskan
rancangan awal KRP

Proses Alternatif

1. Memperhatikan kesimpulan hasil kajian pengaruh terhadap rancangan KRP, menjadi rujukan di
dalam merumuskan alternatif;
2. Merumuskan alternatif dapat menggunakan pendekatan skenario (contoh: zero, positive and
negative alternatives) untuk rumusan kebijakan umum dan program KRP
3. Rumusan mitigasi dari setiap alternatif diperlukan jika: (i) faktor internal yang tergambarkan dari
substansi KRP berpotensi menimbulkan pengaruh negatif yang sulit terkendali dan menimbulkan
ketidakpastian nantinya; dan (ii) faktor eksternal secara keseluruhan sulit terkendali.
PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KRP
Alternatif penyempurnaan KRP:
•Perubahan tujuan atau target
•Perubahan strategi pencapaian target;
•Perubahan atau penyesuaian ukuran, skala, dan alokasi yang lebih memenuhi
pertimbangan Pembangunan Berkelanjutan;
•Perubahan atau penyesuaian proses, metode, dan adaptasi terhadap perkembangan
IPTEK yang lebih memenuhi pertimbangan Pembangunan Berkelanjutan;
•Penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan prioritas pelaksanaan;
•Pemberian arahan atau rambu-rambu utuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi
ekosistem; dan/atau
•Pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi dampak dan risiko LH.

Hasil rumusan alternatif penyempurnaan K-R-P dijadikan dasar dalam menyusun


rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan K-R-P yang mengintegrasikan
prinsip pembangunan berkelanjutan.

Rapat Pengambilan Keputusan


Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

Penyempurnaan Muatan KRP


HASIL 1.Penyempurnaan Tujuan penataan BWP (Tema
Pengkajian BWP): kesimbangan tiga pilar (ekonomi, Sosial dan
Lingkungan/ekologi)
Pengaruh 2.Penyempurnaan Rencana Pola Ruang
KRP 1. Kawasan Lindung;
terhadap 2. Kawasan Budidaya

Lingkungan 3.Penyempurnaan Rencana jaringan prasarana;


4.Penyempurnaan Penetapan Sub-BWP yang
Hidup diprioritaskan;
5.Penyempurnaan Ketentuan pemanfaatan Ruang
6.Penyempurnaan Peraturan Zonasi
Penyempurnaan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Penyempurnaan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Penyempurnaan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Penyempurnaan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Penyempurnaan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Penyempurnaan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Penyempurnaan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Penyempurnaan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Penyusunan Rekomendasi
(Pasal 28 s/d Pasal 30)
Rekomendasi digunakan untuk mengintegrasikan
prinsip Pembangunan Berkelanjutan kedalam KRP,
yang memuat:
•Materi perbaikan Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program; dan
•Informasi jenis usaha dan/atau kegiatan yang
telah melampaui daya dukung dan daya tampung
Lingkungan Hidup beserta tindak lanjutnya.
Contoh Rekomendasi KLHS terhadap Penyempurnaan RDTR
(Perbaikan Design/Tindakan Mitigasi)

RDTR (Rencana Detail Tata


Ruang)
1.Tujuan penataan BWP (Tema
BWP); Penyempurnaan pembagian
1. Penyempurnaan lokasi
1.kawasan lindung;
2.Rencana Pola Ruang (Lindung 2.Kawasan penyangga;
dan struktur jaringan;
2. Penyempurnaan
& Budidaya); 3.Kawasan budidaya
alignment dan jaringan 3.Rencana jaringan prasarana
prasarana
4.Penetapan Sub-BWP yang
diprioritaskan;
1. Penyempurnaan 1. Penetapan baku mutu
standar penyesuaian 5.Ketentuan pemanfaatan kualitas LH dan Kriteria
bangunan agar tidak Ruang Baku Kerusakan LH pada
melampau DDL/DTL; lokasi/kawasan/zona;
6.Peraturan Zonasi 2. Penetapan negatif list jenis
2. Penyempurnaan
standar KDB dan KLH usaha dan/atau kegiatan
agar sesuai dengan pada suatu blok yang telah
DDT/DTL ditetapkan batas BML-nya
Rekomendasi Perbaikan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Rekomendasi Perbaikan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Rekomendasi Perbaikan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Rekomendasi Perbaikan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Rekomendasi Perbaikan RTR Kawasan Pantura Jakarta
Rekomendasi Perbaikan RTR Kawasan Pantura Jakarta
PENGINTEGRASIAN HASIL KLHS (PASAL 30)

Rekomen Integrasi
Hasil dasi Kedala
Rumusan Perbai m
Alternatif kan KRP
(BERITA ACARA
KRP Rumu ditandatangani
san bersama2 oleh pejabat
Penyusun KRP, dan
KRP Ketua Kelompok kerja
KLHS)
Penjaminan Kualitas (Ps 31 – 34)
(dalam rangka self assessment)
• Penjaminan Kualitas melalui penilaian mandiri oleh Penyusun KRP (Menteri,
menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian terkait, gubernur, atau bupati
walikota yang bertanggung jawab terhadap penyusunan atau evaluasi KRP)
• Penyusun KRP wajib melakukan penjaminan kualitas KLHS melalui penilaian
mandiri, untuk memastikan bahwa proses KLHS sudah dilaksanakan sesuai
mekanisme;
• Forum Rapat Koordinasi, antara pokja KLHS dengan pokja KRP,
• Hasil Penjaminan Kualitas berisi informasi tentang:
- Kelayakan KLHS dan
- Rekomendasi perbaikan KLHS diikuti dengan Perbaikan KRP
• Hasil nya disahkan (berita acara).
Tata Cara Penjaminan Kualitas
(Lampiran VIII Permenlhk P.69/2017)

Pemenuhan atas persyaratan dan kriteria penilaian mandiri

1. Desain proses KLHS


2. Laporan KLHS
3. Isu Pembangunan Berkelanjutan Paling Strategis dan
Prioritas
4. Analisis KRP dan Isu Pembangunan Berkelanjutan
Prioritas
5. Pengkajian
6. Alternatif dan Rekomendasi
7. Dokumentasi Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS
8. Integrasi Hasil KLHS/Pengambilan Keputusan
9. Partisipasi Pemangku Kepentingan
Pasal 35 : Pendokumentasian KLHS

Ringkasan eksekutif.
Validasi KLHS (Ps 36- 37)
Validasi dilakukan untuk :
•Memastikan Penjaminan Kualitas telah dilaksanakan secara akuntabel
dan dapat dipertanggung jawabkan.
•Pembagian tanggung jawab terhadap KRP yang dijamin telah
mengarusutamakan pembangunan berkelanjutan.

Validasi KLHS dapat dilaksanakan secara :


•Bertahap;
Saat penjaminan kualitas telah dilakukan untuk tahap pengkajian
pengaruh KRP terhadap kondisi Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Berkelanjutan*,
Saat tahap perumusan alternatif penyempurnaan KRP, penyusunan
rekomendasi perbaikan KRP dan integrasi KLHS ke dalam KRP.
*belum dapat dinilai sebagai validasi akhir.
•Tahap Akhir:  Validasi yang digunakan untuk pengesahan KRP.
Tata Cara Validasi
Permohonan validasi KLHS diajukan oleh:
Menteri/Kepala lembaga nonkementerian
penyusun KRP kepada Menteri LHK;
Gubernur kepada Menteri LHK;
Bupati/Walikota kepada Gubernur.
Kelengkapan Permohonan Validasi

Bertahap : Tahap Akhir:


1.Surat permohonan  1.Surat permohonan 
2.Rancangan Kebijakan, Rencana, 2.Rancangan Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program draft awal; dan/atau Program draft awal;
3.Laporan KLHS sampai dengan 3.Rancangan Kebijakan, Rencana,
tahap pengaruh KRP terhadap dan/atau Program draft terakhir;
kondisi Lingkungan Hidup dan 4.Laporan KLHS; dan
Pembangunan Berkelanjutan; 5.Bukti pemenuhan standar
dan kompetensi Penyusun KLHS.
4.Bukti pemenuhan standar 6.Penjaminan Kualitas
kompetensi Penyusun KLHS.
5.Penjaminan Kualitas

Disesuaikan dengan kebutuhan dan waktu proses KLHS yang sedang disusun
Muatan Surat Validasii KLHS
Validasi  Memastikan Penjaminan Kualitas telah dilaksanakan secara akuntable

1) Dasar pelaksanaan validasi berdasarkan PP 46/2016: Pasal 19 ayat (1), Pasal 25


ayat (1) dan Pasal 25 ayat (2);
2) Mengingat: surat permohonan dari penyusun KRP;
3) Memperhatikan: Laporan KLHS dan Hasil Penjaminan Kualitas;
4) Hasil validasI
a. Pemeuhan persyaratan validasi sesuai pasal 26 PP 46/2016;
b. Hasil telaahan terhadap proses pembuatan dan pelaksanaan KLHS (Pasal 6-
Pasal 16);
c. Pernyataan pelaksanaan penjaminan kualitas KLHS dan Hasil penjamin
kualitas KLHS;
d. Pernyataan terkait dengan integrasi KLHS ke dalam KRP;
e. Pernyatan terkait dengan: dapat divalidasi, pengintegrasian KLHS ke dalam
KRP, pernyataan terkait dengan D3TLH dan boleh/tidak boleh dlakukan
usaha dan/atau kegiatan;
f. Rekomendasi tindak lanjut:
g. Penyataan bahwa surat validasu merupakan bagian yang tidak terpisahakan
dari dokumen KRP;
5) Surat validasi di tandatangani oleh Dirjen A.n. Menteri LHK (Pusat)
Terima
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

kasih
Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK)
Direktorat jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL)
Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor (PDLKWS)

Manggala Wanabakti Building, Blok IV Lantai 6 Wing C 


Jalan Jenderal Gatot Subroto Jakarta 10270
Phone: +62-21-57057902982 
Faximile: +62-21-57057902982 
Pendokumentasian KLHS
Pasal 23

(1) Hasil (1) Laporan KLHS memuat d. pertimbangan, muatan, (3) Laporan KLHS
informasi tentang: dan konsekuensi merupakan bagian
pembuatan rekomendasi perbaikan yang tidak terpisahkan
a. dasar pertimbangan KRP
dan sehingga perlu dilengkapi
untuk pengambilan dari dokumen KRP.
pelaksanaan KLHS; keputusan KRP yang
(4) Laporan KLHS menjadi
mengintegrasikan prinsip
KLHS dan b. metoda, teknik, Pembangunan
informasi pendukung
sistem pengendalian
penjaminan rangkaian langkah- Berkelanjutan;
dan evaluasi
langkah dan hasil
kualitas KLHS pengkajian pengaruh KRP
e. gambaran pengintegrasian pelaksanaan rencana
didokumen- hasil KLHS dalam KRP; pembangunan serta
terhadap kondisi LH;
sistem akuntabilitas
tasikan ke c. metoda, teknik, f. pelaksanaan partisipasi
kinerja instansi
masyarakat dan
dalam rangkaian langkah-
keterbukaan informasi Pemerintah Pusat dan
langkah dan hasil
laporan KLHS. perumusan alternatif KLHS; dan Pemerintah Daerah.

muatan KRP; g. hasil penjaminan kualitas


KLHS.
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Maksud : untuk Ruang Lingkup :
A.Apa alasan RPJMD?  dari UU, memastikan
PP dan Permen bahwa Prinsip 1. Batas Wilayah Kajian
B.Bagaimana dengan posisi Pembangunan 2. Program Prioritas Nasional
Kerusakan Lingkungan yang ada di Berkelanjutan
Wilayah Kajian?  didukung terintegrasi dalam 3. RTRW
dengan data dan informasi Dokumen RPJMD
Kerusakan Lingkungan di Wilayah 4. Kawasan Strategis Provinsi,
Tujuannya : melaksanakan Kabupaten/Kota
Kajian kajian lingkungan
C.Apakah kerusakan Lingkungan di hidup, yaitu: Dasar Hukum:
Wilayah Kajian sangat berpotensi 1. DDDT-LH
semakin meningkat? Untuk 2. Jasa Ekosistem 1. UU, PP dan
mencegah kerusakan lingkungan 3. SDA Permen terkait
dimasa yang akan datang, maka 4. Resiko dan RPJMD
KRP perlu dilakukan KLHS, Dampak
sebagaimana wajib disusun 5. Perubahan Iklim 2. UU, PP dan
berdasarkan UU dan PP. 6. Biodiversity Permen terkait
D.Apa yang dimaksud dengan KLHS
KLHS? Sasaran :
Dihasilkannya 3. UU, PP dan
E.Kenapa harus dilakukan KLHS? Permen terkait
Dokumen RPJMD
yang sudah muatan RPJMD
mengintegrasikan (Sektor
Prinsip pertanian,
Pembangunan kehutanan,
Berkelanjutan pertambangan,
dll)
BAB II : DASAR HUKUM
C. Pembangunan
Berkelanjutan
A. RPJMD : B. KLHS D. Daya Dukung dan Daya
Tampung LH;
- Definisi -Definisi KLHS
E. Jasa Ekosistem
RPJMD -Ketentuan KLHS F. Resiko Dampak
- Ketentuan -Mekanisme Kerusakan LH
RPJMD KLHS G. Efisiensi Pemanfaatan
-Muatan KLHS SDA
- Ketentuan H. Perubahan Iklim
-Ketentuan KLHS
PK RPJMD I. Biodiversity
-Hasil KLHS  Ps
- Muatan 17 UU LH
RPJMD -Dll terkait KLHS - Definisi
- Dll terkait PK - Ketentuan
RPJMD - Dll yang terkait
BAB III : METODE DAN DATA YANG
DIPERLUKAN
Tahap : Metode : Data Yang Wajib Data Lainnya:
A. Persiapan: A. Persiapan: Diperl
ukan: 1.Populasi
1. Penyusunan Pokja 1. Rapat PD terkait,  SK GUB
ttg Pokja 1. Peta 2.Sebaran Populasi
KLHS 2. Rapat Pokja dan Tenaga Ahli RBI 3.PDRB
2. Penyusunan KAK 2. Peta 4.Kemiskinan
3. Rapat Pokja dan Tenaga Ahli Topo
3. Identifikasi Para B. Pelaksanaan : grafi
Pemangku 1. Konsultasi Publik, 3. Peta
Kepentingan FGD atau lainnya? Keler
B. Pelaksanaa 2. Melaksanakan engan
kajian lingkungan 4. Peta
n: hidup: Sunga
1. Identifikasi a) Overlay Peta RTRW i
Isu PB, PB b) Overlay Peta Jasa Ekosistem 5. Peta
Strategis c) Overlay Peta Potensi SDA dan Mata
Peta Perijinan Air
dan PB 6. Peta
Prioritas; d) Overlay Peta Rawan Bencana Iklim
e) Overlay Peta Penutupan Lahan, 7. Peta
2. kajian Peta PIPIB dan Peta Geolo
lingkungan Kerentanan Perubahan Iklim; gi
hidup, f) Overlay Peta Kawasan Hutan; 8. Peta
yaitu: 3. Pendekatan PIPPI
a) DDDT-LH; Faktor Pendukung B
dan Penghambat (Gam
b) JE; but
Hasil Kajian
c) SDA; 4. Pemilihan hasil dan
d) RD; dari Rumusan Hutan
e) PI; Prime
Alternatif r)
f) Biodiversity; 9. Peta
3. Penyusuna RTRW
n Rumusan Papua
BAB IV : KARAKTERISTIK WILAYAH
 Deskripsikan dalam Matrik dan Peta
Deskripsikan dari Data yang
1. Tetapkan batas Wajib dan Data lainnya :
wilayah: 1.Peta RBI
a. Utara 2.Peta Topografi
b. Selatan 3.Peta Kelerengan
c. Barat 4.Peta Sungai
d. Timur 5.Peta Mata Air
2. Luas wilayah : 6.Peta Iklim
a. Daratan ... Ha 7.Peta Geologi
b. Lautan ... Ha 8.Peta PIPPIB (Gambut dan
c. Total ... Ha Hutan Primer)
3. Jumlah 9.Peta RTRW Papua Barat
Kabupaten/Kota: 10.Peta Jasa Ekosistem
4. Luas Kab/Kota 11.Peta Potensi SDA
5. Populasi Kab/Kota dan 12.Peta Sebaran Ijin
Trent 20 th yad Tambang, Kebun dan
6. Masyarakat miskin Kehutanan, Industri, dll
Kab/Kota dan Trent 20 13.Peta Rawan Bencana
th yad 14.Peta Tutupan Lahan
7. Masyarakat Adat 15.Peta Kawasan Hutan
Kab/Kota`1 16.Peta Hutan Adat
8. PDRB Kab/Kota 17.Peta lainnya yang
mendukung
BAB V : PENGKAJIAN
Metode : Hasil Pengkajian :
A. Persiapan:
1. Rapat PD terkait,  SK GUB ttg A. Persiapan:
Pokja 1. SK GUB ttg Pokja
2. Rapat Pokja dan Tenaga Ahli 2. KAK
3. Rapat Pokja dan Tenaga Ahli 3. Daftar Pemangku Kepentingan
B. Pelaksanaan :
1. Konsultasi Publik, B. Pelaksanaan :
FGD atau lainnya? 1. Isu PB, PB Strategis,
2. Melaksanakan PB Prioritas.
kajian lingkungan Hasil 2. Hasil :
hidup: a) Overlay Peta RTRW
a) Overlay Peta RTRW Kajian b) Overlay Peta JE
b) Overlay Peta JE c) Overlay Peta Potensi SDA dan
c) Overlay Peta Potensi SDA dan
nya Peta Perijinan
Peta Perijinan Apa? d) Overlay Peta Rawan Bencana
d) Overlay Peta Rawan Bencana e) Overlay Peta Penutupan Lahan
e) Overlay Peta Penutupan Lahan f) Overlay Peta Kawasan Hutan
f) Overlay Peta Kawasan Hutan
3. Pendekatan Faktor
Pendukung dan
Penghambat Hasil
Kajian
4. Pemilihan hasil dari
Rumusan Alternatif
BAB VI : BAB VII :
RUMUSAN REKOMENDASI
ALTERNATIF PERBAIKAN
Rumusan Rekomendasi
Alternatif : Perbaikan :
Semua Semua Indikator
Indikator terkait LH,
terkait LH, Ekonomi dan
Ekonomi Sosial
dan Sosial
BAB VIII : KESIMPULAN DAN SARAN
4. Rekomendasi SARAN
KESIMPULAN perbaikan untuk
Dokumen
1. Saran untuk Pemerintah
Pusat:
Perencanaan apa
1.Hasil Tahap saja?
a.
b.
Kemen ATR
Kemen LHK
 RTRW?
Persiapan apa  RPJPD?
c. Kemen Dagri
d. Kemen lainnya
saja?  Program Prioritas 2. Saran untuk Pemda:
Nasional? a. PD Provinsi
2.Hasil Tahap  RZWP3K? b. Kabupaten/Kota
 RTRW Kab/Kota? 3. Saran untuk Pemangku
Pelaksanaan Kepentingan:
 RDTR? a. LSM
apa saja?  KSP Kab/Kota? b. Perguruan Tinggi
c. Masyarakat Adat

Anda mungkin juga menyukai