Anda di halaman 1dari 34

MUATAN DAYA DUKUNG DAN DAYA

TAMPUNG DALAM KLHS


PROVINSI
N U S A T E N G G A R A B A R AT

Oleh:
Dr. Ahmad Fathoni
Kepala Bidang Penataan dan Pengelolaan Lingkungan Provinsi NTB
Latar Belakang
Arahan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
Pasal 12
• Ayat 1: Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan Pasal 15 Ayat 2
berdasarkan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan • Pemerintah wajib melaksanakan KLHS dalam
Lingkungan Hidup (RPPLH) penyusunan RTRW, RPJP, RPJMN serta kebijakan,
• Ayat 2: jika RPPLH belum tersusun, maka rencana dan/atau program yang berpotensi
pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan
berlandaskan dddtlh. hidup.

Pasal 17 ayat 2
• Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung
Pasal 16 dan daya tampung sudah terlampaui maka kebijakan,
• Salah satu muatan KLHS adalah kapasitas rencana, dan/atau program pembangunan tersebut
daya dukung dan daya tampung lingkungan wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS,
hidup. serta segala usaha dan/atau kegiatan yang telah
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup tidak diperbolehkan lagi.

Daya Dukung Lingkungan Hidup (Pasal 1 ayat 7) adalah:


• Kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup
lain, dan keseimbangan antarkeduanya
Daya Tampung Lingkungan Hidup (Pasal 1 ayat 8) adalah:
• Kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain
yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya
2
PP 46 TAHUN 2016
 Pasal 9 ayat 2
Hasil identifikasi isu pembangunan berkelanjutan memuat daftar
yang paling sedikit berkaitan dengan:
1. Kapasitas
daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup untuk
pembangunan

 Pasal 13 ayat 1
hasil analisis muatan KRP paling sedikit memuat kajian:
a. Kapasitas daya dukung daya tampung Lingkungan Hidup untuk
pembangunan
RPPLH RPJM/P
Pasal 9-10 Pasal 10 (5)

INVENTARISASI
KOMPONEN LH
Ekoregion
Pasal 8
Pasal 7

DAYA DUKUNG
DAYA TAMPUNG LH Pemanfaatan SDA
Pasal 12 (3) dan (4) Pasal 12 (1) dan (2)

RPJM/P

KLHS
Pasal 16 (a) RTRW
Pasal 17 (2)

ASPEK LH
BAGAN KETERKAITAN DDDTLH KRP lain
LAINNYA
Permasalahan lingkungan hidup

1. Perencanaan pembangunan serta perencanaan


dan pemanfaatan ruang yang tidak Padahal sudah
diamanatkan di
memperhatikan daya dukung dan daya tampung dalam berbagai
peraturan
lingkungan hidup perundang-
undangan

2. Perencanaan sumber daya alam tidak


mempertimbangkan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup
DAMPAK KERUSAKAN HUTAN DAN LAHAN DI HULU
SKENARIO

(KLHK, 2017)
 Penurunan laju penyusutan sumber daya alam dan laju penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup pada periode 10
tahun pertama
 Pemulihan sumber daya alam dan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup pada periode 10 tahun kedua
 Perubahan pola produksi dan konsumsi serta penerapan teknologi pada periode 10 tahun ketiga
DDDTLH SEBAGAI INSTRUMEN PENGENDALI

RTRW harus memperhatikan DDDT-LH,


Pemanfaatan Ruang harus sesuai dengan DDDT-LH
(UU 26/2007)

Salah Satu Muatan KLHS adalah DDDT-LH ( UU


32/2009)

DDDT-LH sudah terlampaui maka Kebijakan, Rencana, Program


pembangunan wajib diperbaiki, usaha/kegiatan yang melampaui
DDDT-LH tidak diperbolehkan.

TUJUAN

Mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta


pengelolaan sumber daya alam yang lestari untuk kesejahteraan
rakyat menuju pembangunan berkelanjutan.
PENDUDUK BERTAMBAH, KEPADATAN, KEBUTUHAN BARANG DAN
JASA SECARA AGREGAT MENINGKAT, SUMBER DAYA HUTAN
TERANCAM, BENCANA ALAM, PROSES PEMISKINAN, HUTAN AKAN
SEMAKIN HANCUR

INFORMASI PENGELOLAAN
LINGKUNGAN MENJADI TITIK TOLAK
UNTUK PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
PENGERTIAN
 UU 32/2009 :
 Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan
manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan
antarkeduanya.

 Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan


lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi,
dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukan
ke dalamnya.
Daya Dukung Air
 Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup
lainnya.
 Ketersediaan air merupakan salah satu metode penenetuan daya dukung lingkungan.
 Tahapan dalam perhitungan daya dukung air

 1. Perhitungan Ketersediaan (Supply) Air (SA)


Ketersediaan air dihitung dengan menggunakan metode koefisien limpasan yang dimodifikasi dari metode rasional.
Adapun perhitungannya ialah:
C = Σ (ci x Ai) / ΣAi
R = Σ Ri / m
SA = 10 x C x R x A

 Keterangan:

SA = ketersediaan air (m3/tahun)


C = koefisien limpasan tertimbang
Ci = Koefisien limpasan penggunaan lahan i (Tabel 2)
Ai = luas penggunaan lahan i (ha)
R = rata-rata aljabar curah hujan tahunan wilayah (mm/tahunan)
Ri = curah hujan tahunan pada stasiun i
M = jumlah stasiun pengamatan curah hujan
A = luas wilayah (ha), 10 = faktor konversi dari mm.ha menjadi m3
 2. Perhitungan Kebutuhan (Demand) Air (DA)
 
 Rumus:

DA = N x KHLA

Keterangan:

DA = Total kebutuhan air (m3/tahun)


N = Jumlah penduduk (orang)
KHLA = Kebutuhan air untuk hidup layak (didasarkan pada criteria WHO yaitu
2000 m3/orang/tahun
3. Penentuan Status Daya Dukung Air

 Status daya dukung air diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan air
(SA) dan kebutuhan air (DA).
 Bila SA > DA , daya dukung air dinyatakan surplus. Bila SA < DA , daya dukung
air dinyatakan defisit atau terlampaui.
Daya Dukung Lahan
 Ketersediaan lahan ditentukan berdasarkan data total produksi aktual setempat
dari setiap komoditas di suatu wilayah dengan menjumlahkan produk dari semua
komoditas yang ada di wilayah tersebut.

1. Penghitungan Ketersediaan (Supply) Lahan


Rumus:
SL = ⅀(𝑃𝑖 𝑥 𝐻𝑖)𝐻𝑏 𝑥1𝑃𝑡𝑣𝑏
  
 Keterangan:
SL = Ketersediaan lahan (ha)
Pi = Produksi aktual tiap jenis komoditi (satuan tergantung jenis komoditas)
Komoditas yang diperhitungan meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan perikanan.
Hi = Harga satuan tiap jenis komoditas (Rp/satuan) ditingkat produsen
Hb = Harga satuan beras (Rp/kg) di tingkat produsen
Ptvb = Produktivitas beras (kg/ha) Dalam penghitungan ini, faktor konversi yang
digunakan untuk menyetarakan produk non beras dengan beras adalah harga.
 2. Penghitungan Kebutuhan (Demand) Lahan
Rumus:
DL = N x KHLL (2)
Keterangan:
DL = Total kebutuhan lahan setara beras (ha)
N = Jumlah penduduk (orang)
KHLL = Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per
penduduk. Luas lahan yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup layak per
penduduk merupakan kebutuhan hidup layak per penduduk dibagi produktifitas
beras lokal. Kebutuhan hidup layak per penduduk diasumsikan sebesar 1 ton
setara beras/kapita/tahun.
Daerah yang tidak memiliki data produktivitas beras lokal, dapat
menggunaan data rata-rata produktivitas beras nasional sebesar 2400k
g/ha/tahun.
INDIKASI DAYA DUKUNG BERDASARAKAN JASA EKOSISTEM
MENGAPA JASA EKOSISTEM
1. Memiliki dasar hukum yang pasti. Terdapat dalam Pasal
16 UUPPLH, isi KLHS diantarnya DDDTLH dan Jasa
Ekosistem
2. MENGGAMBARKAN DUA KONSEP DDLH DAN DTLH
3. Dapat memperbaiki sistem metodologi dalam pelaksanaan
KLHS dan penyusunan RPPLH, dimana DDDTLH menjadi
komponen inti.
4. Menjelaskan hubungan pembangunan dan lingkungan
(ekosistem). Tujuan dan isu pembangunan
5. Dasar pengambilan keputusan pembangunan dan konservasi
lingkungan (Prediksi risiko dan Peluang)
6. Indikator bersifat komprehensif (lingkungan
secara keseluruhan, bukan sektoral)
7. Menjamin keterhubungan skala Global, Nasional,
Regional, dan
Lokal (dipakai internasional)
8. Sebagai dasar perhitungan valuasi ekonomi (valuasi
ekonomi jasa lingkungan) ... Tahap lanjutan.
JASA EKOSISTEM
Klasifikasi Jasa Ekosistem Definisi Operasional
Fungsi Penyediaan (Provisioning)
1 Pangan Hasil laut, pangan dari hutan (tanaman dan hewan), hasil pertanian dan perkebunan untuk pangan,
hasil peternakan
2 Air bersih Penyediaan air dari tanah (termasuk kapasitas penyimpanannya), penyediaan air dari sumber
permukaan
3 Serat (fiber) Hasil hutan, hasil laut, hasil pertanian dan perkebunan untuk material
4 Bahan bakar (fuel) Penyediaan kayu bakar dan bahan bakar dari fosil
Fungsi Pengaturan (Regulating)
1 Iklim Pengaturan suhu, kelembaban dan hujan, pengendalian gas rumah kaca dan karbon
2 Tata aliran air dan banjir Siklus hidrologi, serta infrastruktur alam untuk penyimpanan air, pengendalian banjir, dan
pemeliharaan air
3 Pencegahan dan perlindungan dari bencana Infrastruktur alam pencegahan dan perlindungan dari kebakaran lahan, erosi, abrasi, longsor, badai
dan tsunami
4 Pemurnian air Kapasitas badan air dalam mengencerkan, mengurai dan menyerap pencemar
5 Pengolahan dan penguraian limbah Kapasitas lokasi dalam menetralisir, mengurai dan menyerap limbah dan sampah
6 Pemeliharaan kualitas udara Kapasitas mengatur sistem kimia udara
7 Penyerbukan alami (pollination) Distribusi habitat spesies pembantu proses penyerbukan alami
8 Pengendalian hama dan penyakit Distribusi habitat spesies trigger dan pengendali hama dan penyakit
Fungsi Budaya (Cultural)
1 Spiritual dan warisan leluhur Ruang dan tempat suci, peninggalan sejarah dan leluhur
2 Tempat tinggal dan ruang hidup (sense of Ruang untuk tinggal dan hidup sejahtera, jangkar “kampung halaman” yang memiliki nilai
place) sentimental
3 Rekreasi dan ekoturisme Fitur lansekap, keunikan alam, atau nilai tertentu yang menjadi daya tarik wisata
4 Estetika Keindahan alam yang memiliki nilai jual
5 Pendidikan dan pengetahuan Memiliki potensi untuk pengembangan pendidikan dan pengetahuan
Fungsi Pendukung (Supporting)
1 Pembentukan lapisan tanah dan pemeliharaan Kesuburan tanah
kesuburan
Pemetaan Status Daya Dukung

Ketersediaan Pemanfaatan Status Daya


Sumber Daya Sumber Daya Dukung

Grid Ketersediaan Air Pemanfaatan Air Ambang Batas Air


- Air Permukaan - Perkapita
- Cekungan Air Tanah - Land Use dan Land
Cover Status Daya
Dukung Air

Ketersediaan Kebutuhan Ambang Batas


Pangan Pangan Pangan
- Pertanian - Perkapita
- Peternakan Status Daya
- Perikanan Pangan

Kabupaten/Kota Status Daya


Dukung
Klasifikasi Jasa Ekosistem

Jasa Ekosistem
Kajian DDDTLH

UU 32/2009 Pasal 1, ekosistem: tatanan


unsur lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh-menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas dan produktivitas
lingkungan hidup.

Jika pemanfaatan ekosistem dilakukan


berlebihan, maka ekosistem akan
mengalami degradasi. Oleh karena itu
dibutuhkan regulasi, perlu disusun DDDTLH
dengan pertimbangan jasa ekosistem.

20
Indeks Jasa Ekosistem
• Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup terhadap jasa
ekosistem tertentu direpresentasikan dalam bentuk indeks DDDTLH. Indeks
tersebut dihitung dengan melibatkan nilai bobot jasa ekosistem terhadap
ekoregion dan penutup lahan.  
• Hasil perhitungan indeks DDDTLH akan memiliki rentang 0 – 1 yang terbagi
menjadi 5 klasifikasi :
1. sangat tinggi
2. tinggi
3. sedang
4. rendah
5. sangat rendah

• Indeks ini merepresentasikan kemampuan suatu jenis lahan atau ekoregion


dalam menyediakan beragam jasa ekosistem untuk mendukung perikehidupan
makhluk hidup berdasarkan suatu rentang nilai.
• Indeks daya dukung dan daya tampung dihitung untuk masing-masing jenis jasa
ekosistem yang ditampilkan berdasarkan kondisi ekoregion, tutupan lahan dan 21
administrasi.
Pemetaan Status Daya Dukung
PETA INDIKATIF DDDT BERBASIS JASA EKOSISTEM
KEPULAUAN NUSA TENGGARA SKALA 1:250.000
PROVINSI

NTB
TABEL DISTRIBUSI LUAS & PERAN JASA EKOSISTEM
PENYEDIAAN PANGAN
Tabel : Distribusi Luas dan Peran Jasa Ekosistem Penyediaan Pangan Berdasarkan Kabupaten/Kota
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
No Kabupaten/Kota Indeks
(Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) Total

1 Kota Mataram 0,46 - - 3.255,37 0,17 - - 71,29 0,00 2.412,42 0,12 5.739,08

2 Lombok Barat 0,49 1.200,27 0,06 14.815,66 0,76 30.164,14 1,55 23.933,98 1,23 19.000,75 0,98 89.114,80

3 Lombok Tengah 0,47 8.564,04 0,44 37.452,76 1,92 12.629,02 0,65 20.397,00 1,05 36.050,02 1,85 115.092,84

4 Lombok Timur 0,44 21.438,39 1,10 27.835,33 1,43 52.840,94 2,71 27.812,50 1,43 29.133,82 1,49 159.060,98

5 Lombok Utara 0,45 1.918,48 0,10 12.609,67 0,65 37.924,66 1,95 20.448,32 1,05 8.726,06 0,45 81.627,20

6 Kota Bima 0,33 7.502,88 0,39 6.716,09 0,34 2.160,81 0,11 5.395,46 0,28 32,04 0,00 21.807,27

7 Bima 0,37 52.611,19 2,70 135.767,26 6,97 151.526,03 7,78 66.283,12 3,40 10.338,47 0,53 416.526,07

8 Dompu 0,40 19.799,39 1,02 65.051,85 3,34 88.984,69 4,57 44.190,77 2,27 8.316,67 0,43 226.343,39

9 Sumbawa 0,37 96.909,49 4,97 157.639,64 8,09 289.447,23 14,85 89.661,59 4,60 25.935,16 1,33 659.593,10

10 Sumbawa Barat 0,40 11.015,67 0,57 25.536,63 1,31 118.681,42 6,09 12.419,56 0,64 6.213,10 0,32 173.866,38

  Total 220.959,81 11,34 486.680,26 24,97 784.358,94 40,25 310.613,60 15,94 146.158,51 7,50 1.948.771,11
TABEL DISTRIBUSI LUAS & PERAN JASA EKOSISTEM
PENYEDIAAN AIR BERSIH
Tabel : Distribusi Luas dan Peran Jasa Ekosistem Penyediaan Air Bersih Berdasarkan Kabupaten/Kota
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
No Kabupaten/Kota Indeks
(Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) Total

1 Kota Mataram 0,37 407,67 0,02 573,55 0,03 70,26 0,00 4.642,90 0,24 44,70 0,00 5.739,08

2 Lombok Barat 0,27 16.085,74 0,83 25.756,24 1,32 29.557,49 1,52 13.124,25 0,67 4.591,08 0,24 89.114,80

3 Lombok Tengah 0,20 29.885,78 1,53 46.654,91 2,39 34.740,23 1,78 2.325,50 0,12 1.486,42 0,08 115.092,84

4 Lombok Timur 0,28 29.797,33 1,53 34.039,88 1,75 61.722,48 3,17 22.507,34 1,15 10.993,95 0,56 159.060,98

5 Lombok Utara 0,32 14.979,06 0,77 8.858,50 0,45 35.214,82 1,81 9.424,95 0,48 13.149,87 0,67 81.627,20

6 Kota Bima 0,19 15.617,44 0,80 886,71 0,05 2.206,45 0,11 2.979,56 0,15 117,11 0,01 21.807,27

7 Bima 0,24 182.873,08 9,38 31.144,97 1,60 148.899,22 7,64 35.923,13 1,84 17.685,68 0,91 416.526,07

8 Dompu 0,24 90.230,92 4,63 32.487,31 1,67 82.044,19 4,21 14.675,91 0,75 6.905,06 0,35 226.343,39

9 Sumbawa 0,26 212.889,24 10,92 43.682,52 2,24 300.566,70 15,42 76.298,36 3,92 26.156,28 1,34 659.593,10

10 Sumbawa Barat 0,28 31.242,68 1,60 4.037,11 0,21 117.903,90 6,05 12.458,89 0,64 8.223,80 0,42 173.866,38

  Total 624.008,92 32,02 228.121,68 11,71 812.925,76 41,71 194.360,81 9,97 89.353,95 4,59 1.948.771,11
TABEL DISTRIBUSI LUAS & PERAN JASA EKOSISTEM
BUDAYA TEMPAT TINGGAL & RUANG HIDUP
Tabel : Distribusi Luas dan Peran Jasa Ekosistem Budaya tempat tinggal dan ruang hidup Berdasarkan Kabupaten/Kota
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
No Kabupaten/Kota Indeks
(Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) Total

1 Kota Mataram 0,56 - - 573,55 0,03 407,67 0,02 1.838,87 0,09 2.919,00 0,15 5.739,08

2 Lombok Barat 0,22 39.349,44 2,02 29.835,79 1,53 2.419,52 0,12 12.322,42 0,63 5.187,63 0,27 89.114,80

3 Lombok Tengah 0,23 10.511,92 0,54 55.472,12 2,85 32.114,54 1,65 15.408,10 0,79 1.586,16 0,08 115.092,84

4 Lombok Timur 0,25 53.784,89 2,76 38.300,51 1,97 28.247,62 1,45 26.009,84 1,33 12.718,12 0,65 159.060,98

5 Lombok Utara 0,23 37.162,24 1,91 20.655,79 1,06 9.767,60 0,50 6.409,51 0,33 7.632,05 0,39 81.627,20

6 Kota Bima 0,23 6.830,06 0,35 10.499,37 0,54 260,35 0,01 1.390,47 0,07 2.827,01 0,15 21.807,27

7 Bima 0,17 265.094,71 13,60 74.534,82 3,82 22.469,92 1,15 33.180,31 1,70 21.246,31 1,09 416.526,07

8 Dompu 0,17 140.962,27 7,23 59.064,95 3,03 6.981,43 0,36 9.377,86 0,48 9.956,88 0,51 226.343,39

9 Sumbawa 0,20 437.826,54 22,47 72.023,85 3,70 49.069,15 2,52 49.681,78 2,55 50.991,78 2,62 659.593,10

10 Sumbawa Barat 0,17 135.711,46 6,96 13.790,51 0,71 5.018,99 0,26 9.120,56 0,47 10.224,87 0,52 173.866,38

  Total 1.127.233,54 57,84 374.751,26 19,23 156.756,79 8,04 164.739,71 8,45 125.289,81 6,43 1.948.771,11
TABEL DISTRIBUSI LUAS & PERAN JASA EKOSISTEM PENGATURAN PENCEGAHAN &
PERLINDUNGAN DARI BENCANA ALAM

Tabel : Distribusi Luas dan Peran Jasa Ekosistem Pengaturan Pencegahan dan Perlindungan Bencana Berdasarkan Kabupaten/Kota
Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
No Kabupaten/Kota Indeks
(Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) Total
0,33
1 Kota Mataram 3.255,37 0,17 1.838,87 0,09 644,84 0,03 - - - - 5.739,08

0,68
2 Lombok Barat 2.893,81 0,15 11.019,24 0,57 23.314,14 1,20 22.800,85 1,17 29.086,76 1,49 89.114,80

0,55
3 Lombok Tengah 24.487,68 1,26 9.387,99 0,48 42.746,76 2,19 29.177,94 1,50 9.292,47 0,48 115.092,84

0,64
4 Lombok Timur 20.592,38 1,06 22.971,89 1,18 34.098,33 1,75 35.349,40 1,81 46.048,97 2,36 159.060,98

0,77
5 Lombok Utara 640,61 0,03 5.278,56 0,27 6.405,46 0,33 25.745,72 1,32 43.556,85 2,24 81.627,20
0,55
6 Kota Bima 1.011,97 0,05 6.439,55 0,33 7.213,34 0,37 5.066,27 0,26 2.076,13 0,11 21.807,27

0,67
7 Bima 13.352,81 0,69 45.403,19 2,33 146.578,97 7,52 53.106,43 2,73 158.084,67 8,11 416.526,07

0,69
8 Dompu 3.785,75 0,19 22.565,56 1,16 69.658,98 3,57 45.817,60 2,35 84.515,50 4,34 226.343,39

0,67
9 Sumbawa 44.287,61 2,27 82.132,10 4,21 181.965,07 9,34 78.326,47 4,02 272.881,86 14,00 659.593,10

0,76
10 Sumbawa Barat 5.797,21 0,30 11.370,45 0,58 31.846,92 1,63 7.765,78 0,40 117.086,02 6,01 173.866,38

  Total 120.105,20 6,16 218.407,39 11,21 544.472,81 27,94 303.156,46 15,56 762.629,25 39,13 1.948.771,11
TABEL DISTRIBUSI LUAS & PERAN JASA EKOSISTEM PENGATURAN TATA AIR &
PENGENDALI BANJIR
Tabel : Distribusi Luas dan Peran Jasa Ekosistem Pengaturan Tata Air dan Banjir Berdasarkan Kabupaten/Kota

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi


No Kabupaten/Kota Indeks
(Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%) Total

0,32
1 Kota Mataram 2.874,30 0,15 452,37 0,02 1.838,87 0,09 - - 573,55 0,03 5.739,08

0,56
2 Lombok Barat 2.940,34 0,15 4.392,76 0,23 25.439,60 1,31 18.217,57 0,93 38.124,54 1,96 89.114,80

0,50
3 Lombok Tengah 5.729,49 0,29 12.843,81 0,66 49.107,36 2,52 4.173,83 0,21 43.238,34 2,22 115.092,84

0,52
4 Lombok Timur 13.461,22 0,69 10.776,14 0,55 49.723,29 2,55 26.797,02 1,38 58.303,31 2,99 159.060,98

0,59
5 Lombok Utara 666,85 0,03 6.258,60 0,32 15.916,41 0,82 21.915,34 1,12 36.870,00 1,89 81.627,20

0,40
6 Kota Bima 2.598,49 0,13 8.817,89 0,45 7.401,31 0,38 910,66 0,05 2.078,92 0,11 21.807,27

0,53
7 Bima 17.861,30 0,92 59.052,64 3,03 163.444,68 8,39 39.170,38 2,01 136.997,07 7,03 416.526,07

0,55
8 Dompu 3.738,76 0,19 26.450,48 1,36 81.886,03 4,20 31.176,26 1,60 83.091,87 4,26 226.343,39

0,53
9 Sumbawa 73.686,56 3,78 62.886,67 3,23 222.635,52 11,42 28.348,23 1,45 272.036,12 13,96 659.593,10

0,62
10 Sumbawa Barat 7.395,75 0,38 14.450,68 0,74 27.641,57 1,42 10.311,04 0,53 114.067,34 5,85 173.866,38

  Total 130.953,07 6,72 206.382,05 10,59 645.034,63 33,10 181.020,31 9,29 785.381,06 40,30 1.948.771,11
TABEL DISTRIBUSI DAYA DUKUNG & DAYA TAMPUNG JASA EKOSISTEM PENTING

Tabel : Distribusi Daya Dukung dan Daya Tampung Jasa Ekosistem Penting
Penting III (Prioritas
No Kabupaten / Kota Penting I (Prioritas I) Penting II (Prioritas II) III) Total
(Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%)

1 Kota Mataram - - 2.483,71 0,13 3.255,37 0,17 5.739,08

2 Lombok Barat 30.950,26 1,59 54.417,77 2,79 3.746,77 0,19 89.114,80

9.484,55 0,49 61.605,53 3,16 44.002,76 2,26 115.092,84


3 Lombok Tengah

53.384,44 2,74 70.071,34 3,60 35.605,20 1,83 159.060,98


4 Lombok Timur

5 Lombok Utara 48.309,21 2,48 30.639,11 1,57 2.678,88 0,14 81.627,20

6 Kota Bima 2.082,62 0,11 10.311,73 0,53 9.412,92 0,48 21.807,27

157.206,96 8,07 205.622,00 10,55 53.697,11 2,76 416.526,07


7 Bima

86.824,99 4,46 115.554,24 5,93 23.964,16 1,23 226.343,39


8 Dompu

284.045,61 14,58 279.681,50 14,35 95.865,99 4,92 659.593,10


9 Sumbawa

116.844,82 6,00 41.150,71 2,11 15.870,85 0,81 173.866,38


10 Sumbawa Barat

789.133,45 40,49 871.537,66 44,72 288.100,01 14,78 1.948.771,11


  Total
CONTOH PEMANFAATAN DDDT DALAM
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
Analisis Pembangunan Bendungan Terhadap
Resiko Dampak Lingkungan
Program Jasa Efisiensi Kerentanan Ketahanan Kerentanan thd Kesimpulan
Pemanfaatan SDA thd thd Bencana
Ekosistem
Perubahan Biodiversitas
Iklim

Bendungan Air dan Tidak Tinggi Tinggi Sedang Butuh


pangan berdampak mitigasi dan
Tanjung
sangat signifikan rekomendasi
rendah
dan
rendah
DISTRIBUSI LUASAN JASA EKOSISTEM DI KABUPATEN DOMPU

No Jasa Ekosistem KLASIFIKASI


Sangat rendah rendah sedang tinggi Sangat tinggi
1 Penyediaan air 15.960,57 118.490,51 95.224,61 1.703,67 33,02
2 Penyediaan pangan 219,72 3.509,49 84.289,42 114.929,232 28.464,52
3 Pengaturan Iklim 409,55 9.906,97 77.593,86 110.292,27 33.209,73

4 Pengaturan tata air 1.321,58 101.406,23 31.778,94 46.760,14 50.145,49

5 Pengaturan bencana 2.130,02 90.159,53 70.135,14 50.540,76 18.446,93

6 Pengaturan kualitas udara 726,28 53.838,37 89.898,12 55.084,88 31.864,74

7 Pengaturan Habitat Kehati 5.088,22 15.437,98 44.680,03 111.986,17 54.219,98

REKOMENDASI YANG BISA DIBERIKAN :

1. Peninjauan kembali lokasi....karena potensi air yang tersedia sangat rendah sedangkan Jasa
Penyedia pangan, pengaturan iklim, pengaturan bencana dan habitat kehati tinggi
2. Perlu upaya mitigasi dan rekayasa teknologi apabila bendungan tetap dibangun dilokasi yang
sama

Anda mungkin juga menyukai