Anda di halaman 1dari 80

BUPATI BANDUNG

PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI BANDUNG


NOMOR TAHUN 2021

TENTANG

RENCANA DETAIL TATA RUANG


BAGIAN WILAYAH PERENCANAAN KAWASAN PERKOTAAN SOREANG
TERPADU TAHUN 2021 - 2040

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG,

Menimbang: a. bahwa kebijakan penataan ruang secara rinci


pada Bagian Wilayah Perencanaan Kawasan
Perkotaan Soreang Terpadu sebagai wilayah yang
diamanatkan perlu disusun RDTRnya untuk
mendorong pemanfaatan ruang yang sesuai
dengan kebutuhan penduduk Kabupaten
Bandung dan menjamin kesejahteraan penduduk
berdasarkan prinsip lingkungan hidup
berkelanjutan;
b. bahwa penyelenggaraan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi Bagian Wilayah
Perencanaan Kawasan Perkotaan Soreang
Terpadu memperhatikan perkembangan
pemanfaatan ruang pada tingkat pusat maupun
regional dalam bidang ekonomi, lingkungan
hidup, dan sosial sehingga dapat mengantisipasi
dinamika percepatan pembangunan;
c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (2)
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja jo. Pasal 55 ayat (5) Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, pengaturan
Rencana Detail Tata Ruang termasuk Peraturan
Zonasi ditetapkan dengan Peraturan Bupati;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c
2

perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang


Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah
Perencanaan Kawasan Perkotaan Soreang
Terpadu.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara
Tahun 1950) Sebagaimana Telah di Ubah Dengan
Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1968 Tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2851);
3. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017
tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor
26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 tahun 2010
tentang Bentuk Dan Tata Cara Peran Masyarakat
3

dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik


Indonesia tahun 2010 Nomor 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6633);
8. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Cekungan Bandung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 91);
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1308);
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-
2029 (Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 22
Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 88);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Nomor 27 Tahun 2016 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2016-
2036 (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung
Tahun 2016 Nomor 27).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA DETAIL TATA


RUANG DAN PERATURAN ZONASI BAGIAN WILAYAH
PERENCANAAN KAWASAN PERKOTAAN SOREANG
TERPADU TAHUN 2021 - 2040.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Bandung.
2. Bupati adalah Bupati Bandung.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
4

5. Ruang adalah wadah yang meliputi Ruang darat, Ruang laut, dan Ruang
udara, termasuk Ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan Wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya.
6. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
7. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
8. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan
dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
9. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan
tertib tata ruang.
10. Forum Penataan Ruang adalah wadah di tingkat pusat dan daerah yang
bertugas untuk membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dengan memberikan pertimbangan dalam Penyelenggaraan Penataan
Ruang.
11. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah kesesuaian antara
rencana kegiatan pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang.
12. Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah dokumen
yang menyatakan kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan
Ruang dengan RDTR.
13. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
14. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disebut RTRW
adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari Wilayah kabupaten,
yang mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana
Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Nasional, RTRW Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Provinsi.
15. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah
rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota
yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.
16. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki
hubungan fungsional.
17. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budi daya.
18. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
19. Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat BWP adalah
bagian dari Daerah dan/atau kawasan strategis Daerah yang akan atau
perlu disusun RDTRnya, sesuai arahan atau yang ditetapkan di dalam
RTRW Daerah.
20. Sub Bagian Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat Sub BWP
adalah bagian dari BWP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri
atas beberapa Blok.
5

21. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi paling sedikit oleh batasan
fisik yang nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi,
saluran udara tegangan ekstra tinggi, dan pantai, atau yang belum nyata
seperti rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang
sejenis sesuai dengan rencana kota.
22. Pusat pelayanan kawasan perkotaan merupakan pusat pelayanan
ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang melayani seluruh wilayah
BWP dan/atau regional.
23. Subpusat pelayanan kawasan perkotaan merupakan pusat pelayanan
ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang melayani sub BWP.
24. Pusat lingkungan merupakan pusat pelayanan ekonomi, sosial dan/atau
administrasi lingkungan permukiman desa/kelurahan.
25. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik
spesifik.
26. Subzona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan
karakteristik tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan
karakteristik pada zona yang bersangkutan.
27. Zona Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam dan sumber daya buatan.
28. Zona Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
29. Hutan Lindung (HL) adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian
dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air,
mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.
30. Zona Sempadan Sungai (SS) adalah peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan lindung yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan, penggunaan, dan pengendalian atas sumber daya yang
ada pada sungai dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya.
31. Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat
tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun
yang sengaja ditanam.
32. Zona Perumahan (R) adalah peruntukan ruang yang terdiri atas
kelompok rumah tinggal yang mewadahi kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang dilengkapi dengan fasilitasnya.
33. Zona Perdagangan dan Jasa (K) adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budidaya difungsikan untuk
pengembangan kegiatan usaha yang bersifat komersial, tempat bekerja,
tempat berusaha serta tempat hiburan dan rekreasi serta fasilitas
umum/sosial pendukungnya.
34. Zona Perkantoran (KT) adalah peruntukan ruang yang merupakan
bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan
kegiatan pelayanan pemerintahan dan tempat bekerja/berusaha, tempat
berusaha, dilengkapi dengan fasilitas umum/sosial pendukungnya.
6

35. Zona Sarana Pelayanan Umum (SPU) adalah peruntukan ruang yang
dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa
pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan
rekreasi, dengan fasilitasnya yang dikembangkan dalam bentuk
tunggal/renggang, deret/rapat dengan skala pelayanan yang ditetapkan
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota.
36. Zona Kawasan Peruntukan Industri (KPI) adalah peruntukan ruang yang
difungsikan untuk pengembangan kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
37. Zona Hutan Produksi (KHP) adalah kawasan hutan yang mempunyai
fungsi pokok memproduksi hasil hutan.
38. Zona Pertanian (P) adalah peruntukan ruang yang dikembangkan untuk
menampung kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan
mengusahakan tanaman tertentu, pemberian makanan, perkandangan,
dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau tujuan komersial.
39. Zona Pertambangan (T) adalah peruntukan ruang yang dikembangkan
untuk menampung kegiatan pertambangan bagi daerah yang sedang
maupun yang akan segera melakukan kegiatan pertambangan golongan
bahan galian A, B, dan C.
40. Zona Pembangkit Tenaga Listrik (PTL) adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budidaya yang dikembangkan untuk
menjamin ketersediaan tenaga listrik.
41. Zona Pariwisata (W) adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian
dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk mengembangkan
kegiatan pariwisata baik alam, buatan, maupun budaya.
42. Zona Pertahanan dan Keamanan (HK) peruntukan tanah yang
merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk
menjamin kegiatan dan pengembangan bidang pertahanan dan
keamanan seperti kantor, instalasi hankam, termasuk tempat latihan
baik pada tingkat nasional, Kodam, Korem, Koramil, dsb.
43. Zona Peruntukan Lainnya (PL) adalah peruntukan ruang yang
dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan di daerah tertentu
berupa tempat evakuasi sementara, tempat evakuasi akhir, instalasi
pengolahan air minum (IPAM), instalasi pengolahan air limbah (IPAL),
pengembangan nuklir, dan pergudangan.
44. Sub Zona Taman Kota (RTH-2) adalah Lahan terbuka yang berfungsi
sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau
kegiatan lain yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau
bagian wilayah kota.
45. Sub Zona Taman Kecamatan (RTH-3) adalah taman yang ditujukan
untuk melayani penduduk satu kecamatan.
46. Sub Zona Taman Desa/Kelurahan (RTH-4) adalah taman yang ditujukan
untuk melayani penduduk satu desa/kelurahan.
47. Sub Zona Taman RW (RTH-5) adalah taman yang ditujukan untuk
melayani penduduk satu RW.
7

48. Sub Zona Taman RT (RTH-6) adalah taman yang ditujukan untuk
melayani penduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk
melayani kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut.
49. Sub Zona Pemakaman (RTH-7) adalah penyediaan ruang terbuka hijau
yang berfungsi utama sebagai tempat penguburan jenazah. Selain itu
juga dapat berfungsi sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan
berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung
serta fungsi sosial masyarakat di sekitar seperti beristirahat dan sebagai
sumber pendapatan.
50. Sub Zona Perumahan Kepadatan Tinggi (R-2) adalah peruntukan ruang
yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang difungsikan untuk
tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang besar antara
jumlah bangunan rumah dengan luas lahan.
51. Sub Zona Perumahan Kepadatan Sedang (R-3) adalah peruntukan ruang
yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang difungsikan untuk
tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang hampir seimbang
antara jumlah bangunan rumah dengan luas lahan.
52. Sub Zona Perumahan Kepadatan Rendah (R-4) adalah peruntukan ruang
yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang difungsikan untuk
tempat tinggal atau hunian dengan perbandingan yang kecil antara
jumlah bangunan rumah dengan luas lahan.
53. Sub Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota (K-1) adalah peruntukan
ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang difungsikan
untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa,
tempat bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan
skala pelayanan kota.
54. Sub Zona Perdagangan dan Jasa Skala BWP (K-2) adalah peruntukan
ruang yang merupakan bagian dari kawasan budidaya yang difungsikan
untuk pengembangan kelompok kegiatan perdagangan dan/atau jasa,
tempat bekerja, tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi dengan
skala pelayanan BWP.
55. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota (SPU-1) adalah
peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang
dikembangkan untuk melayani penduduk skala kota.
56. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan (SPU-2) adalah
peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang
dikembangkan untuk melayani penduduk skala kecamatan.
57. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Desa/Kelurahan (SPU-3)
adalah peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi
daya yang dikembangkan untuk melayani penduduk skala
desa/kelurahan.
58. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala RW (SPU-4) adalah
peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang
dikembangkan untuk melayani penduduk skala RW.
59. Sub Zona Tanaman Pangan (P-1) adalah peruntukan ruang yang
dikembangkan untuk menampung kegiatan yang berhubungan dengan
pengusahaan mengusahakan tanaman untuk makanan pokok, seperti
nasi, ketela, sagu, kentang, dll.
8

60. Sub Zona Hortikultura (P-2) adalah peruntukan ruang lahan kering
potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan tanaman hortikultura
secara monokultur maupun tumpang sari.
61. Sub Zona Perkebunan (P-3) adalah peruntukan ruang yang memiliki
potensi untuk dimanfaatkan dan dikembangkan baik pada lahan basah
dan atau lahan kering untuk komoditas perkebunan.
62. Sub Zona Peternakan (P-4) adalah peruntukan ruang yang secara
khusus diperuntukkan untuk kegiatan peternakan atau terpadu dengan
komponen usaha tani (berbasis tanaman pangan, perkebunan,
hortikultura atau perikanan) berorientasi ekonomi dan berakses dan
hulu sampai hilir.
63. Sub Zona Peruntukan Pertambangan Batuan (MBT) adalah peruntukan
ruang yang dikembangkan untuk menampung kegiatan pertambangan
bagi daerah yang sedang maupun yang akan segera melakukan kegiatan
pertambangan mineral batuan.
64. Sub Zona Instalasi Pengolahan Air Minum (PL-3) adalah peruntukan
ruang secara khusus diperuntukkan untuk proses pemisahan air dari
pengotornya secara fisik, kimia, dan biologi untuk mendapatkan air
bersih sesuai dengan standar mutu.
65. Sub Zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (PL-4) adalah peruntukan
ruang yang terdiri atas daratan dengan batas-batas tertentu yang
berfungsi untuk tempat pembuangan segala macam air buangan
(limbah) yang berasal dari limbah-limbah domestik, industri, maupun
komersial dan lain-lainnya.
66. Sub Zona Pergudangan (PL-6) adalah peruntukan tanah yang terdiri atas
daratan dan bangunan dengan batas-batas tertentu serta memiliki
sarana prasarana penunjang yang berfungsi untuk kegiatan bongkar
muat.
67. Peraturan Zonasi yang selanjutnya disebut PZ kabupaten/kota adalah
ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan
ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap Blok/zona
peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana detail tata ruang.
68. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah
sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan;
dihitung dari batas terluar saluran air kotor (riol) sampai batas terluar
muka bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas
minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan
yang dikuasai, batas tepi sungai atau pantai, antara massa bangunan
yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan
pipa gas, dsb (building line).
69. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.
70. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk
masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan
nonpemerintah lain dalam penyelenggaraan penataan ruang.
71. Peran masyarakat adalah partisipasi aktif masyarakat dalam
perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang; dan
9

72. Aturan Teknis Zonasi (zoning text) adalah aturan pada suatu zonasi yang
berisi ketentuan pemanfaatan ruang (kegiatan atau penggunaan lahan,
intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata massa bangunan,
ketentuan prasarana minimum yang harus disediakan, aturan lain yang
dianggap penting dan aturan khusus) untuk kegiatan tertentu sesuai
peta zonasi (zoning map).

BAB II
TUJUAN PENATAAN BWP
Pasal 2

Penataan BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu bertujuan untuk


Mewujudkan Kawasan Ibukota Kabupaten Bertumpu Pada Pengembangan
Potensial Olahraga, Permukiman Perkotaan, Perdagangan Jasa dan Wisata
yang Berkelanjutan Memperhatikan Lahan Pertanian Produktif dan
Keseimbangan dengan Fungsi Lindung

BAB III
BWP
Pasal 3

(1) Ruang lingkup BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu seluas


11.704,39 (sebelas ribu tujuh ratus empat koma tiga sembilan) hektar,
beserta ruang udara di atasnya dan ruang di dalam bumi.
(2) Batas BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu meliputi:
a. sebelah utara berbatasan dengan Kota Bandung dan Kota Cimahi;
b. sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ciwidey dan
Pasirjambu;
c. sebelah timur berbatasan dengan Pameungpeuk, Baleendah,
Dayeuhkolot dan Cangkuang; dan
d. sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat.
(3) BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu, sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) terdiri atas:
a. seluruh Desa Cingcin, Kecamatan Soreang seluas 257,91 (dua
ratus lima puluh tujuh koma sembilan satu) hektar;
b. seluruh Desa Karamatmulya, Kecamatan Soreang seluas 241,43
(dua ratus empat puluh satu koma empat tiga) hektar;
c. seluruh Desa Pamekaran, Kecamatan Soreang seluas 195,24
(seratus sembilan puluh lima koma dua empat) hektar;
d. seluruh Desa Panyirapan, Kecamatan Soreang seluas 206,91 (dua
ratus enam koma sembilan satu) hektar;
e. seluruh Desa Sadu, Kecamatan Soreang seluas 221,52 (dua ratus
dua puluh satu koma lima dua) hektar;
f. sebagian Desa Sekarwangi, Kecamatan Soreang seluas 109,92
(seratus sembilan koma sembilan dua) hektar;
g. seluruh Desa Soreang, Kecamatan Soreang seluas 238,12 (dua
ratus tiga puluh delapan koma satu dua) hektar;
10

h. seluruh Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang seluas 514,75 (lima


ratus empat belas koma tujuh lima) hektar;
i. seluruh Desa Sukanagara, Kecamatan Soreang seluas 348,35 (tiga
ratus empat puluh delapan koma tiga lima) hektar;
j. seluruh Desa Banyusari, Kecamatan Katapang seluas 195,59
(seratus sembilan puluh lima koma lima sembilan) hektar;
k. seluruh Desa Cilampeni, Kecamatan Katapang seluas 225,33 (dua
ratus dua puluh lima koma tiga tiga) hektar;
l. seluruh Desa Gandasari, Kecamatan Katapang seluas 90,58
(sembilan puluh koma lima delapan) hektar;
m. seluruh Desa Katapang, Kecamatan Katapang seluas 271,95 (dua
ratus tujuh puluh satu koma sembilan lima) hektar;
n. seluruh Desa Pangauban, Kecamatan Katapang seluas 174,7
(seratus tujuh puluh empat koma tujuh) hektar;
o. seluruh Desa Sangkanhurip, Kecamatan Katapang seluas 329,84
(tiga ratus dua puluh sembilan koma delapan empat) hektar;
p. seluruh Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang seluas 275,99 (dua
ratus tujuh puluh lima koma sembilan sembilan) hektar;
q. seluruh Desa Buninagara, Kecamatan Kutawaringin seluas 625,28
(enam ratus dua puluh lima koma dua delapan) hektar;
r. seluruh Desa Cibodas, Kecamatan Kutawaringin seluas 591,33
(lima ratus sembilan puluh satu koma tiga tiga) hektar;
s. seluruh Desa Cilame, Kecamatan Kutawaringin seluas 592,58 (lima
ratus sembilan puluh dua koma lima delapan) hektar;
t. seluruh Desa Gajahmekar, Kecamatan Kutawaringin seluas 308,96
(tiga ratus delapan koma sembilan enam) hektar;
u. seluruh Desa Jatisari, Kecamatan Kutawaringin seluas 373,04 (tiga
ratus tujuh puluh tiga koma nol empat) hektar;
v. seluruh Desa Jelegong, Kecamatan Kutawaringin seluas 397,9 (tiga
ratus sembilan puluh tujuh koma sembilan) hektar;
w. seluruh Desa Kopo, Kecamatan Kutawaringin seluas 237,31 (dua
ratus tiga puluh tujuh koma tiga satu) hektar;
x. seluruh Desa Kutawaringin, Kecamatan Kutawaringin seluas
730,74 (tujuh ratus tiga puluh koma tujuh empat) hektar;
y. seluruh Desa Padasuka, Kecamatan Kutawaringin seluas 135,17
(seratus tiga puluh lima koma satu tujuh) hektar;
z. seluruh Desa Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin seluas
209,94 (dua ratus sembilan koma sembilan empat) hektar;
aa. seluruh Desa Sukamulya, Kecamatan Kutawaringin seluas 506,66
(lima ratus enam koma enam enam) hektar;
bb. seluruh Desa Cigondewah Hilir, Kecamatan Margaasih seluas
142,45 (seratus empat puluh dua koma empat lima) hektar;
cc. seluruh Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih seluas 443,73 (empat
ratus empat puluh tiga koma tujuh tiga) hektar;
dd. seluruh Desa Margaasih, Kecamatan Margaasih seluas 310,48 (tiga
ratus sepuluh koma empat delapan) hektar;
ee. seluruh Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih seluas 294,95
(dua ratus sembilan puluh empat koma sembilan lima) hektar;
11

ff. seluruh Desa Nanjung, Kecamatan Margaasih seluas 320,29 (tiga


ratus dua puluh koma dua sembilan) hektar;
gg. seluruh Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih seluas 324,17 (tiga
ratus dua puluh empat koma satu tujuh) hektar;
hh. seluruh Desa Margahayu Selatan, Kecamatan Margahayu seluas
147,55 (seratus empat puluh tujuh koma lima lima) hektar;
ii. seluruh Desa Margahayu Tengah, Kecamatan Margahayu seluas
134,01 (seratus tiga puluh empat koma nol satu) hektar;
jj. seluruh Desa Sayati, Kecamatan Margahayu seluas 161,73
(seratus enam puluh satu koma tujuh tiga) hektar;
kk. seluruh Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu seluas 197,4
(seratus sembilan puluh tujuh koma empat) hektar; dan
ll. seluruh Kelurahan Sulaiman, Kecamatan Margahayu seluas 414,9
(empat ratus empat belas koma sembilan) hektar.
(4) BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu dibagi menjadi 11 (sebelas)
Sub BWP yang terdiri atas:
a. Sub BWP A, terdiri atas Desa Gandasari, Kecamatan Katapang,
Desa Cingcin, Karamatmulya, Pamekaran, Panyirapan,
Parungserab, Sadu, Sekarwangi dan Soreang, Kecamatan Soreang
seluas 1.767,33 (seribu tujuh ratus enam puluh tujuh koma tiga
tiga) hektar;
b. Sub BWP B, terdiri atas Desa Cilampeni, Katapang dan Pangauban,
Kecamatan Katapang seluas 671,98 (enam ratus tujuh puluh satu
koma sembilan delapan) hektar;
c. Sub BWP C, terdiri atas Desa Banyusari, Sangkanhurip dan
Sukamukti, Kecamatan Katapang seluas 801,42 (delapan ratus satu
koma empat dua) hektar;
d. Sub BWP D, terdiri atas Desa Sukajadi dan Sukanagara, Kecamatan
Soreang seluas 863,11 (delapan ratus enam puluh tiga koma satu
satu) hektar;
e. Sub BWP E, terdiri atas Desa Buninagara, Cilame dan Sukamulya,
Kecamatan Kutawaringin seluas 1.724,52 (seribu tujuh ratus dua
puluh empat koma lima dua) hektar;
f. Sub BWP F, terdiri atas Desa Cibodas dan Kutawaringin, Kecamatan
Kutawaringin seluas 1.322,06 (seribu tiga ratus dua puluh dua
koma nol enam) hektar;
g. Sub BWP G, terdiri atas Desa Jatisari dan Jelegong, Kecamatan
Kutawaringin seluas 770,94 (tujuh ratus tujuh puluh koma
sembilan empat) hektar;
h. Sub BWP H, terdiri atas Desa Gajahmekar, Kopo, Padasuka dan
Pameuntasan, Kecamatan Kutawaringin seluas 831,38 (delapan
ratus tiga puluh satu koma sembilan delapan) hektar;
i. Sub BWP I, terdiri atas Desa Cigondewah Hilir, Lagadar, Margaasih,
Mekarrahayu, Nanjung dan Rahayu, Kecamatan Margaasih seluas
1.836,08 (seribu delapan ratus tiga puluh enam koma nol delapan)
hektar; dan
12

j. Sub BWP J, terdiri atas Desa Margahayu Selatan, Margahayu


Tengah, Sayati, Sukamenak dan Sulaiman, Kecamatan Margahayu
seluas 1.055,58 (seribu lima puluh lima koma lima delapan) hektar.
(5) Sub BWP A sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf a terdiri atas 6
(enam) Blok, meliputi:
a. Blok A.1 seluas 229,8 (dua ratus dua puluh sembilan koma
delapan) hektar;
b. Blok A.2 seluas 226,1 (dua ratus dua puluh enam koma satu)
hektar;
c. Blok A.3 seluas 372,27 (tiga ratus tujuh puluh dua koma dua tujuh)
hektar;
d. Blok A.4 seluas 252,59 (dua ratus lima puluh dua koma lima
sembilan) hektar;
e. Blok A.5 seluas 239,97 (dua ratus tiga puluh sembilan koma
sembilan tujuh) hektar; dan
f. Blok A.6 seluas 446,6 (empat ratus empat puluh enam koma enam)
hektar.
(6) Sub BWP B sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf b, terdiri atas 2
(dua) Blok, meliputi:
a. Blok B.1 seluas 352,22 (tiga ratus lima puluh dua koma dua dua)
hektar; dan
b. Blok B.2 seluas 319,76 (tiga ratus sembilan belas koma tujuh enam)
hektar.
(7) Sub BWP C sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf c, terdiri atas 3
(tiga) Blok, meliputi:
a. Blok C.1 seluas 303,94 (tiga ratus tiga koma sembilan empat)
hektar;
b. Blok C.2 seluas 275,99 (dua ratus tujuh puluh lima koma sembilan
sembilan) hektar; dan
c. Blok C.3 seluas 221,5 (dua ratus dua puluh satu koma lima) hektar.
(8) Sub BWP D sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf d, terdiri atas 2
(dua) Blok, meliputi:
a. Blok D.1 seluas 514,75 (lima ratus empat belas koma tujuh lima)
hektar; dan
b. Blok D.2 seluas 348,35 (tiga ratus empat puluh delapan koma tiga
lima) hektar.
(9) Sub BWP E sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf h, terdiri atas 4
(empat) Blok, meliputi:
a. Blok E.1 seluas 431,36 (empat ratus tiga puluh satu koma tiga
enam) hektar;
b. Blok E.2 seluas 75,3 (tujuh puluh lima koma tiga) hektar;
c. Blok E.3 seluas 625,28 (enam ratus dua puluh lima koma dua
delapan) hektar; dan
d. Blok E.4 seluas 592,58 (lima ratus sembilan puluh dua koma lima
delapan) hektar.
(10) Sub BWP F sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf f, terdiri atas 7
(tujuh) Blok, meliputi:
13

a. Blok F.1 seluas 416,17 (empat ratus enam belas koma satu tujuh)
hektar;
b. Blok F.2 seluas 126,01 (seratus dua puluh enam koma nol satu)
hektar;
c. Blok F.3 seluas 49,15 (empat puluh sembilan koma satu lima)
hektar;
d. Blok F.4 seluas 296,41 (dua ratus sembilan puluh enam koma
empat satu) hektar;
e. Blok F.5 seluas 113,79 (seratus tiga belas koma tujuh sembilan)
hektar;
f. Blok F.6 seluas 104,18 (seratus empat koma satu delapan) hektar;
dan
g. Blok F.7 seluas 216,36 (dua ratus enam belas koma tiga enam)
hektar.
(11) Sub BWP G sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf g, terdiri atas 6
(enam) Blok, meliputi:
a. Blok G.1 seluas 194,52 (seratus sembilan puluh empat koma lima
dua) hektar;
b. Blok G.2 seluas 127,95 (seratus dua puluh tujuh koma sembilan
lima) hektar;
c. Blok G.3 seluas 75,43 (tujuh puluh lima koma empat tiga) hektar;
d. Blok G.4 seluas 209,25 (dua ratus sembilan koma dua lima) hektar;
e. Blok G.5 seluas 65,8 (enam puluh lima koma delapan) hektar; dan
f. Blok G.6 seluas 97,99 (sembilan puluh tujuh koma sembilan
sembilan) hektar.
(12) Sub BWP H sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf h, terdiri atas 5
(lima) Blok, meliputi:
a. Blok H.1 seluas 176,41 (seratus tujuh enam koma empat satu)
hektar;
b. Blok H.2 seluas 464,82 (empat ratus enam puluh empat koma
delapan dua) hektar;
c. Blok H.3 seluas 58,32 (lima puluh delapan koma tiga dua) hektar;
d. Blok H.4 seluas 56,66 (lima puluh enam koma enam enam) hektar;
dan
e. Blok H.5 seluas 135,17 (seratus tiga puluh lima koma satu tujuh)
hektar.
(13) Sub BWP I sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf i, terdiri atas 12
(dua belas) Blok, meliputi:
a. Blok I.1 seluas 107,05 (seratus tujuh koma nol lima) hektar;
b. Blok I.2 seluas 87,68 (delapan puluh tujuh koma enam delapan)
hektar;
c. Blok I.3 seluas 121,55 (seratus dua puluh satu koma lima lima)
hektar; dan
d. Blok I.4 seluas 83,11 (delapan puluh tiga koma satu satu) hektar.
e. Blok I.5 seluas 77,8 (tujuh puluh tujuh koma delapan) hektar;
f. Blok I.6 seluas 157 (seratus lima puluh tujuh) hektar;
g. Blok I.7 seluas 151 (seratus lima puluh satu) hektar; dan
h. Blok I.8 seluas 130,13 (seratus tiga puluh koma satu tiga) hektar.
14

i. Blok I.9 seluas 55,86 (lima puluh lima koma delapan enam) hektar;
j. Blok I.10 seluas 116,86 (seratus enam belas koma delapan enam)
hektar;
k. Blok I.11 seluas 128,91 (seratus dua puluh delapan koma sembilan
satu) hektar;
l. Blok I.12 seluas 104,74 (seratus empat koma koma tujuh empat)
hektar;
m. Blok I.13 seluas 143,79 (seratus empat puluh tiga koma tujuh
sembilan) hektar;
n. Blok I.14 seluas 86,87 (delapan puluh enam koma delapan tujuh)
hektar;
o. Blok I.15 seluas 75,64 (tujuh puluh lima koma enam empat) hektar;
p. Blok I.16 seluas 105,15 (seratus lima koma satu lima) hektar; dan
q. Blok I.17 seluas 102,94 (seratus dua koma sembilan empat) hektar.
(14) Sub BWP J sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 huruf j, terdiri atas 4
(empat) Blok, meliputi:
a. Blok J.1 seluas 281,13 (dua ratus delapan puluh satu koma satu
tiga) hektar;
b. Blok J.2 seluas 133,77 (seratus tiga puluh tiga koma tujuh tujuh)
hektar;
c. Blok J.3 seluas 137,08 (seratus tiga puluh tujuh koma nol delapan);
d. Blok J.4 seluas 60,32 (enam puluh koma tiga dua) hektar;
e. Blok J.5 seluas 67,33 (enam puluh tujuh koma tiga tiga) hektar;
f. Blok J.6 seluas 51,03 (lima puluh satu koma nol tiga) hektar;
g. Blok J.7 seluas 117,3 (seratus tujuh belas koma tiga) hektar;
h. Blok J.8 seluas 106,49 (seratus enam koma empat sembilan) hektar;
i. Blok J.9 seluas 55,52 (lima puluh lima koma lima dua) hektar; dan
j. Blok J.10 seluas 45,61 (empat puluh lima koma enam satu) hektar.
(15) Batas rencana BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu digambarkan
dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

BAB IV
RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4

(1) Rencana struktur ruang BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu


meliputi:
a. rencana pengembangan pusat pelayanan;
b. rencana jaringan transportasi; dan
c. rencana jaringan prasarana.
(2) Rencana struktur ruang wilayah digambarkan dalam peta dengan skala
1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-1 dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
15

Bagian Kedua
Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan
Pasal 5

(1) Rencana sistem pengembangan pusat pelayanan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. pusat pelayanan kawasan perkotaan (PPK);
b. sub pusat pelayanan kawasan perkotaan (SPPK); dan
c. pusat lingkungan (PL), yang terdiri atas pusat lingkungan desa atau
kelurahan.
(2) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu PPK Kawasan
Perkotaan Soreang Terpadu yang berada di Kecamatan Soreang, Desa
Pamekaran pada Sub BWP A Blok A.3.
(3) SPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berada di:
a. Kecamatan Katapang, Desa Katapang dan Pangauban Sub BWP B
Blok B.1 dan Blok B.2;
b. Kecamatan Kutawaringin, Desa Kopo Sub BWP H Blok H.3;
c. Kecamatan Margaasih, Desa Mekarrahayu Sub BWP I Blok I.2; dan
d. Kecamatan Margahayu, Desa Sayati yang berada di Sub BWP J Blok
J.9 dan Blok J.10.
(4) PL desa atau kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
berada di:
a. Kecamatan Soreang, Desa Cingcin dan Sekarwangi Sub BWP A Blok
A.2;
b. Kecamatan Soreang, Desa Sadu Sub BWP A Blok A.4;
c. Kecamatan Soreang, Desa Panyirapan Sub BWP A Blok A.5;
d. Kecamatan Soreang, Desa Cingcin dan Soreang Sub BWP A Blok A.5;
e. Kecamatan Katapang, Desa Sangkanhurip Sub BWP C Blok C.1;
f. Kecamatan Soreang, Desa Sukajadi Sub BWP D Blok D.1;
g. Kecamatan Soreang, Desa Sukanagara Sub BWP D Blok D.2;
h. Kecamatan Kutawaringin, Desa Cibodas Sub BWP F Blok F.1;
i. Kecamatan Kutawaringin, Desa Gajahmekar Sub BWP H Blok H.1;
j. Kecamatan Margaasih, Desa Rahayu Sub BWP I Blok I.5;
k. Kecamatan Margaasih, Desa Margaasih Sub BWP I Blok I.6;
l. Kecamatan Margaasih, Desa Nanjung Sub BWP I Blok I.7; dan
m. Kecamatan Margahayu, Kelurahan Sulaiman Sub BWP J Blok J.1.
(5) Rencana sistem pengembangan pusat pelayanan digambarkan dalam
peta dengan tingkat ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II-2, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketiga
Rencana Jaringan Transportasi
Pasal 6

(1) Rencana jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4


ayat (1) huruf b berupa:
16

a. jaringan jalan tol;


b. jaringan jalan arteri sekunder;
c. jaringan jalan kolektor primer;
d. jaringan jalan kolektor sekunder;
e. jaringan jalan lokal primer;
f. jaringan jalan lokal sekunder;
g. jaringan jalan lingkungan primer;
h. jaringan jalan lingkungan sekunder;
i. jaringan jalur kereta api antar kota;
j. jaringan jalur kereta api perkotaan;
k. jalur pejalan kaki;
l. jalur sepeda.
m. terminal penumpang tipe B;
n. stasiun kereta api; dan
o. halte.
(2) Jaringan jalan tol sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
melewati:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Parungserab Blok A.1;
b. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Kopo Blok H.2, Desa
Pameuntasan Blok H.2;
c. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.8,
Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.3, Desa Margaasih
Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7, BlokI.10 dan Blok I.11, Desa
Mekarrahayu Blok I.14, Desa Nanjung Blok I.7, Blok I.8 dan Blok
I.11, Desa Rahayu Blok I.13 dan Blok I.15; dan
d. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Tengah Blok
J.8 dan Blok J.9, dan Desa Sukamenak J.3.
(3) Jaringan jalan arteri sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b melewati:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Blok A.3,
Blok A.5, Desa Pamekaran Blok A.3, Desa Parungserab Blok A.1 dan
Blok A.3, Desa Sekarwangi Blok A.3, dan Desa Soreang Blok A.5;
b. Kecamatan Katapang Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1 dan
Blok C.3;
d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Kopo Blok H.2;
e. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.11,
Desa Margaasih Blok I.11 dan Blok I.7, Desa Mekarrahayu Blok I.14
dan Blok I.16; Desa Nanjung Blok I.11 dan Blok I.7, dan Desa
Rahayu Blok I.13 dan Blok I.15; dan
f. Kecamatan Margahayu, SUB BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9, dan Desa
Sayati Blok J.10 dan Blok J.9.
(4) Jaringan jalan kolektor primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c melewati:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
17

b. Kecamatan Soreang, SUB BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Blok A.3
dan Blok A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa Pamekaran Blok
A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok
A.3, Desa Sadu Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok A.1,
Blok A.2 dan Blok A.3, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan Blok
B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1, dan
Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jelegong Blok G.1, Blok
G.2 dan Blok G.3;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4, Desa
Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
h. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2,
Blok I.3 dan Blok I.4, Desa Margaasih Blok I.11, Blok I.3, Blok I.6
dan Blok I.7, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16, Blok I.17,
Desa Nanjung Blok I.11, Blok I.7, Blok I.8 dan Blok I.9, Desa
Rahayu Blok I.12, Blok I.13 dan I.15; dan
i. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.9, Desa Sayati
Blok J.10, Blok J.5, Blok J.6 dan J.9, Desa Sukamenak, Blok J.3
dan Blok J.4, dan Desa Sulaiman Blok J.1.
(5) Jaringan jalan kolektor sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d melewati:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Desa
Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3, dan Desa Sekarwangi Blok A.1
dan Blok A.2
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Pameuntasan Blok H.2;
d. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Mekarrahayu Blok I.14,
Blok I.16 dan Blok I.17, dan Desa Rahayu Blok I.13 dan Blok I.15;
dan
e. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9, Sayati Blok J.8
dan Blok J.9, Desa Sukamenak Blok J.3, dan Kelurahan Sulaiman
Blok J.1.
(6) Jaringan jalan lokal primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
e melewati:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1 dan Blok
A.3 Desa Parungserab Blok A.1, Desa Sekarwangi Blok A.1 dan Blok
A.3;
b. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1, dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1
dan Blok B.2;
c. Kecamatan Katapang, Desa Sangkanhurip Blok C.1;
18

d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1, Blok


F.2 dan Blok F.3, Desa Kutawaringin Blok F.5, Blok F.6 dan Blok
F.7;
e. Kecamatan Kutawaringin Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5 dan Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan Blok
G.3;
f. Kecamatan Kutawaringin Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan H.2; Desa Kopo Blok H.4, Desa Pameuntasan Blok H.2; dan
g. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Cigondewah Hilir Blok I.10 dan
Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.4, Desa Margaasih Blok 3, Blok 6,
Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Nanjung Blok I.8 dan Blok I.11, dan
Desa Rahayu Blok I.12 dan I.13.
(7) Jaringan jalan lokal sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f melewati:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
Blok A.3 dan Blok A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4 dan Blok A.6,
Desa Pamekaran Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, Desa Panyirapan
Blok A.5 dan Blok A.6, Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3,
Desa Sadu Blok A.3, Blok A.4, Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok A.1
dan Blok A.2, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1, Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok C.2
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1, Blok
F.2 dan Blok F.3; Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, Blok F.6
dan Blok F.7
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5 dan Blok G.6, Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan Blok G.3;
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4; Desa
Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.8,
Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2, Blok I.3,
Blok I.4 dan Blok I.5, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7
dan Blok I.10, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16 dan Blok I.17,
Desa Nanjung Blok I.7, Blok I.8 dan Blok I.9, dan Desa Rahayu Blok
I.12, Blok I.13 dan Blok I.15; dan
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan J.9, Desa
Sayati Blok J.5, Blok J.6, Blok J.8, Blok J.9 dan Blok J.10, Desa
19

Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan Kelurahan Sulaiman Blok
J.1 dan Blok J.2.
(8) Jaringan jalan lingkungan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g melewati:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Pamekaran Blok A.3;
b. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.10,
Desa Rahayu Blok I.12 dan Blok I.15; dan
c. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9, Desa Sayati
Blok J.10, Blok J.5, Blok J.6 dan Blok J.9, dan Desa Sukamenak
Blok J.3 dan Blok J.4.
(9) Jaringan jalan lingkungan sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf h melewati:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
Blok A.3 dan Blok A.5; Desa Karamatmulya Blok A.4 dan Blok A.6,
Desa Pamekaran Blok A.3 dan Blok A.4, Desa Panyirapan Blok A.5
dan Blok A.6, Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3, Desa Sadu
Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok A.1 dan A.2,
dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1 dan Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok
C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1, Blok
F.2 dan Blok F.3, dan Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, Blok
F.6 dan Blok F.7;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5 dan Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan Blok
G.3;
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4, Desa
Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Cigondewah Hilir Blok I.10 dan
Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2, Blok I.3, Blok I.4 dan
Blok I.5, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7, Blok I.10 dan
Blok I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16 dan Blok I.17,
Desa Nanjung Blok I.7, Blok I.8 dan Blok I.9, dan Desa Rahayu Blo
I.12, Blok I.13 dan Blok I.15; dan
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP Desa Margahayu Selatan Blok J.6
dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9, Desa
20

Sayati Blok J.10, Blok J.5, Blok J.6 dan Blok J.9, Desa Sukamenak
Blok J.3 dan Blok J.4, Kelurahan Sulaiman Blok J.1 dan Blok J.2.
(10) Jaringan jalur kereta api antar kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf i berupa jalur ganda kereta api antar kota yang melewati:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A, Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Blok A.3
dan Blok A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa Pamekaran Blok
A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, dan Desa Sadu Blok A.3, Blok A.4 dan
Blok A.6;
c. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1; dan
d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Cilame Blok E.4.
(11) Jaringan jalan jalur kereta api perkotaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf j berupa jalur monorail yang melewati:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.3, Desa
Pamekaran Blok A.3 dan Blok A.4, Desa Sekarwangi Blok A.1 dan
Blok A.3, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
b. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, dan
Desa Katapang Blok B.1 dan Blok B.2; dan
c. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.9, Desa Sayati
Blok J.6, Blok J.9 dan Blok J.10, dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
(12) Jalur pejalan kaki sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k
melewati:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
Blok A.3 dan Blok A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa
Pamekaran Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, Desa Parungserab Blok
A.1 dan Blok A.3, Desa Sadu Blok A.4, Desa Sekarwangi Blok A.1
dan Blok A.2, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan Blok B.2;
d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan
Blok H.4, dan Desa Padasuka Blok H.5; dan
e. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6, Desa Margahayu Tengah Blok J.9, Desa Sayati Blok J.6 dan
J.10, dan Desa Sulaiman Blok J.1.
(13) Jalur sepeda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l melewati:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.3 dan Blok
A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa Pamekaran Blok A.3 dan
Blok A.4, Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3, Desa Sadu Blok
A.4, Desa Sekarwangi Blok A.1 dan Blok A.3, dan Desa Soreang
Blok A.4 dan Blok A.5; dan
b. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Katapang Blok B.2;
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Kopo Blok H.2 dan Blok H.4,
dan Desa Padasuka Blok H.5.
(14) Terminal penumpang tipe B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
m berada di:
a. Kecamatan Katapang, Desa Katapang Sub BWP B Blok B.1; dan
21

b. Kecamatan Soreang, Desa Pamekaran Sub BWP A Blok A.4.


(15) Stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n berupa
stasiun penumpang sedang berada di Kecamatan Soreang, Sub BWP A
Desa Pamekaran Blok A.3 dan Desa Soreang Blok A.4.
(16) Halte sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf o berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Blok A.3
dan Blok A.5, Desa Pamekaran Blok A.3 dan Blok A.4, dan Desa
Sadu Blok A.4 dan Blok A.6;
b. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, dan
Desa Pangauban Blok B.1 dan Blok B.2;
c. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1; dan
d. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6, Desa Margahayu Tengah Blok J.9, Desa Sayati Blok J.10, dan
Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
(17) Rencana jaringan transportasi digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-3, dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Keempat
Rencana Jaringan Prasarana
Pasal 7

Rencana jaringan prasarana di BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c meliputi:
a. rencana jaringan energi;
b. rencana jaringan telekomunikasi;
c. rencana jaringan sumber daya air;
d. rencana jaringan air minum;
e. rencana jaringan drainase;
f. rencana jaringan pengelolaan air limbah;
g. rencana jaringan persampahan; dan
h. rencana jaringan prasarana lainnya.

Paragraf 1
Rencana Jaringan Energi
Pasal 8

(1) Rencana jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a


terdiri atas :
a. saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET);
b. saluran udara tegangan tinggi (SUTT);
c. saluran udara tegangan menengah (SUTM);
d. saluran udara tegangan rendah (SUTR); dan
e. gardu listrik.
(2) Saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b berada di:
22

a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Karamatmulya Blok A.4 dan


Blok A.6, Desa Panyirapan Blok A.5 dan A.6, Desa Sadu Blok A.4 dan
A.6, dan Desa Soreang Blok A.4 dan A.5;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2; dan
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
dan Desa Cilame Blok E.4
(3) Saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Sekarwangi Blok A.2;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3;
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4 dan
G.6, Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan Blok G.3;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
g. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.11,
Desa Mekarrahayu Blok I.14 dan Blok I.16, Desa Nanjung Blok I.8
dan Blok I.9, dan Desa Rahayu Blok I.12, Blok I.13 dan Blok I.15;
dan
h. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8, Blok J.9, Desa Sayati Blok
J.10 dan Blok J.9, dan Desa Sukamenak Blok J.3.
(4) Saluran udara tegangan menengah (SUTM) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
Blok A.3 dan Blok A.5; Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa
Pamekaran Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, Desa Parungserab Blok
A.1 dan Blok A.3, Desa Sadu Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi
Blok A.1, Blok A.2 dan Blok A.3, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok
A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, Desa Pangauban Blok B.1 dan B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1 dan
Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jelegong Blok G.1, Blok
G.2 dan Blok G.3;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan H.4, Desa Padasuka
Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
h. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2,
Blok I.3 dan Blok I.4, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7 dan
Blok I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16 dan Blok I.17, Desa
23

Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9 dan Blok I.11, dan Desa Rahayu
Blok I.12, Blok I.13 dan Blok I.15; dan
i. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9,
Desa Sayati Blok J.5, Blok J.6, Blok J.8, Blok J.9 dan J.10, Desa
Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan Kelurahan Sulaiman J.1.
(5) Saluran udara tegangan rendah (SUTR) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
Blok A.3 dan A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4 dan Blok A.6, Desa
Pamekaran Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, Desa Panyirapan Blok
A.5 dan A.6, Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3, Desa Sadu
Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok A.1, Blok A.2
dan Blok A.3, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1 dan Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1, Blok
F.2 dan Blok F.3, Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, Blok F.6 dan
Blok F.7;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5 dan Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan Blok
G.3
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4, Desa
Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.8,
Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2, Blok I.3,
Blok I.4 dan Blok I.5, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7,
Blok I.10 dan I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16 dan I.17,
Desa Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9 dan I.11, Desa Rahayu Blok
I.12, Blok I.13 dan Blok I.15; dan
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9,
Desa Sayati Blok J.5, Blok J.6, Blok J.8, Blok J.9 dan Blok I.10, Desa
Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1
dan Blok J.2.
(6) Gardu listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e terdiri atas:
a. gardu induk berada di Kecamatan Kutawarngin, Sub BWP G Desa
Jatisari Blok G.6; dan
b. gardu distribusi berada di:
24

1) Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;


2) Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Desa
Karamatmulya Blok A.4, Desa Pamekaran Blok A.4, Desa
Panyirapan Blok A.5, Desa Parungserab Blok A.3, Desa Sadu Blok
A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok A.1 dan Blok A.2, dan
Desa Soreang Blok A.4 dan A.5;
3) Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1, Desa Pangauban Blok B.1 dan Blok B.2;
4) Kecamatan Katapang, Sub BWP C Sangkanhurip Blok C.1, dan
Desa Sukamukti Blok C.2;
5) Kecamatan Soreang, SBWP D Desa Sukajadi Blok D.1;
6) Kecamatan Kutawaringin, SBWP G Desa Jelegong Blok G.1 dan
Bok G.2;
7) Kecamatan Kutawaringin, SBWP H Gajahmekar Blok H.1, Desa
Kopo Blok H.2, Desa Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan
Blok H.2;
8) Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.3 dan Blok
I.4, Desa Margaasih Blok I.6 dan Blok I.10, Desa Nanjung Blok
I.11, Desa Rahayu Blok I.13 dan Blok I.15;
9) Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.9, Desa Sayati
Blok J.5, Blok J.6 dan Blok J.9, Desa Sukamenak Blok J.3, dan
Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
c. Rencana jaringan energi digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-4, dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Paragraf 2
Rencana Jaringan Telekomunikasi
Pasal 9

(1) Rencana jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7


huruf b terdiri atas:
a. jaringan tetap; dan
b. jaringan bergerak seluler.
(2) Jaringan tetap, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa
jaringan serat optik yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
Blok A.3 dan Blok A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4 dan Blok A.6,
Desa Pamekaran Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, Desa Panyirapan
Blok A.5 dan Blok A.6, Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3,
Desa Sadu Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok
A.1, Blok A.2 dan Blok A.3, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
25

d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa


Sangkanhurip Blok C.1 dan Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Cibodas Blok F.1, Blok F.2 dan
Blok F.3, Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, Blok F.6 dan Blok
F.7;
h. Kecamtan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5 dan Blok G.6, Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan Blok G.3;
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blo H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4, Desa
Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.8,
Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2, Blok I.3,
Blok I.4 dan Blok I.5, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7,
Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16 dan
I.17, Desa Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9 dan Blok I.11, dan
Desa Rahayu Blok I.12, Blok I.13 dan Blok I.15; dan
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP Margahayu Selatan Blok J.6 dan
Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9, Desa Sayati
Blok J.5, Blok J.6, Blok J.8, Blok J.9 dan Blok J.10, Desa
Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, Kelurahan Sulaiman Blok J.1 dan
Blok J.2.
(3) Jaringan bergerak seluler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berupa menara Base Transceiver Station (BTS) berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP Desa Cingcin Blok A.2 dan A.3, Desa
Pamekaran Blok A.3 dan A.4, Desa Panyirapan Blok A.5, Desa
Parungserab Blok A.1, Desa Sadu Blok A.4 dan Blok A.6, Desa
Sekarwangi Blok A.1, Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.2, Desa Pangauban Blok B.1 dan Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1, Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Sukajadi Blok D.1;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Cilame Blok E.4;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Kutawaringin Blok F.6;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.5, dan
Desa Jelegong Blok G.1 dan Blok G.3;
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2 dan Blok H.4, Desa Padasuka Blok
H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Cigondewah Hilir Blok I.10 dan
Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.3, Blok I.4 dan Blok I.5, Desa
Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7 dan I.10, Desa Mekarrahayu
26

Blok I.16 dan Blok I.17, Desa Nanjung Blok I.7, dan Desa Rahayu
Blok I.12, Blok I.13 dan Blok I.15; dan
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8, Desa Sayati Blok
J.5, Blok J.6 dan Blok J.10, Desa Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4,
dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
2. Rencana jaringan telekomunikasi digambarkan dalam peta dengan
tingkat ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-5,
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Paragraf 3
Rencana Jaringan Sumber Daya Air
Pasal 10

(1) Rencana jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
huruf c terdiri atas:
a. bangunan sumber daya air;
b. sistem jaringan irigasi; dan
c. sistem pengendalian banjir.
(2) Bangunan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berupa pintu air yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa
Pamekaran Blok A.4 dan Blok A.5, Desa Parungserab Blok A.1, Desa
Sadu Blok A.4 dan Blok A.6, dan Desa Sekarwangi Blok A.1;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Katapang Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1 dan B lok C.3;
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1 dan
Blok F.2, dan Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5 dan Blok F.7;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.5 dan
Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1 dan Blok G.2; dan
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1,
dan Desa Padasuka Blok H.5
(3) Sistem jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdiri atas:
a. jaringan irigasi primer berada di;
1) Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Sadu Blok A.6
2) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.2;
3) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1 dan
Blok F.2, Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, Blok F.6 dan Blok
F.7;
4) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5 dan Blok G.6, Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan Blok G.3;
27

5) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Gajahmekar Blok H.1, Desa


Padasuka Blok H.5.
b. jaringan irigasi sekunder berada di :
1) Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1 dan Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok
C.2;
2) Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
3) Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Karamatmulya Blok A.4,
Desa Pamekaran Blok A.3 dan Blok A.4, Desa Panyirapan Blok A.5,
Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3, Desa Sadu Blok A.3,
Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok A.1, dan Desa
Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
4) Kecamatan Katapang, Sub BWP Desa Katapang Blok B.2, dan Desa
Pangauban Blok B.2;
5) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3;
dan
6) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Padasuka Blok H.5.
c. jaringan irigasi tersier berada di Kecamatan Katapang, Sub BWP C
Desa Sangkan hurip Blok C.1 dan Desa Sukamukti Blok C.2.
(4) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berada di Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.5.
(5) Rencana jaringan sumber daya air digambarkan dalam peta dengan
tingkat ketelitian 1 : 5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-6,
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Paragraf 4
Rencana Jaringan Air Minum
Pasal 11

(1) Rencana jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7


huruf d terdiri atas jaringan perpipaan.
(2) Jaringan perpipaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. pipa transmisi air minum yang berada di:
1) Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
2) Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
Blok A.3 dan A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa Pamekaran
Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, Desa Parungserab Blok A.1 dan
Blok A.3, Desa Sadu Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi
Blok A.1, Blok A.2 dan Blok A.3, dan Desa Soreang Blok A.4 dan
Blok A.5;
3) Kecamatan Katapang, Sub BWP B Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
4) Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1
dan Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
5) Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1;
6) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jelegong Blok G.1,
Blok G.2 dan Blok G.3;
28

7) Kecamatan Kutawaringin. Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1


dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4, Desa
Padasuka Blok H.5, Desa Pameuntasan Blok H.2;
8) Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.1, Blok
I.2, Blok I.3 dan Blok I.4, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6 dan
Blok I.7 dan Blok I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16
dan Blok I.17, Desa Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9 dan Blok
I.11, Desa Rahayu Blok I.12, Blok I.13 dan Blok I.15;
9) Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Margahayu Selatan Blok J.6
dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9,
Desa Sayati Blok J.5, Blok J.6, Blok J.8 dan Blok J.9, Desa
Sukamenak Blok J.3 dan J.4, dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
b. pipa unit distribusi berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Cingcin Blok A.1, Blok A.2, Blok
A.3 dan Blok A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4 dan Blok A.6,
Desa Pamekaran Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, Desa
Panyirapan Blok A.5 dan Blok A.6, Desa Parungserab Blok A.1
dan Blok A.3, Desa Sadu Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.6, Desa
Sekarwangi, Blok A.1, Blok A.2 dan Blok A.3, dan Desa Soreang
Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1 dan Blok C.3, Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, Desa
Sukanagara Blok D.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1,
Blok F.2 dan Blok F.3, Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5,
Blok F.6 dan Blok F.7;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4,
Blok G.5 dan Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan
Blok G.3;
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4, Desa
Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok
I.8, Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2, Blok
I.3m Blok I.4 dan Blok I.5, dan Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6,
Blok I.7, Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14,
Blok I.16 dan Blok I.17, Desa Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9
dan Blok I.11, dan Desa Rahayu Blok I.12, Blok I.13 dan Blok
I.15;
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9,
29

Desa Sayati Blok J.5, Blok J.6, Blok J.8, Blok J.9 dan Blok J.10,
Desa Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan Kelurahan Sulaiman
Blok J.1 dan Blok J.2.
c. bangunan penunjang SPAM berupa pembangunan Instalasi
Pengelolaan Air (IPA) yang terletak di Kecamatan Soreang, Sub BWP A
Desa Sadu Blok A.6.
(3) Rencana jaringan air minum digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-7, dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Paragraf 5
Rencana Jaringan Drainase
Pasal 12

(1) Rencana jaringan drainase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf


e terdiri atas:
a. saluran drainase primer;
b. saluran drainase sekunder;
c. saluran drainase tersier; dan
d. bangunan tampungan (polder).
(2) Saluran drainase primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Desa
Karamatmulya Blok A.6, Desa Pamekaran Blok A.3, Desa Panyirapan
Blok A.5 dan Blok A.6, Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3,
Desa Sadu Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok
A.2, Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang, Blok B.1 dan Blok B.2, Desa Pangauban Blok B.1 dan Blok
B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1 dan Blok C.3, Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP Desa Sukajadi Blok D.1, Desa
Sukanagara Blok D.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3
Desa Cilame Blok E.4, Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1 dan
Blok F.2, Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, Blok F.6 dan Blok
F.7;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5 dan Blok G.6, Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan Blok G.3;
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4, Desa
Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.8,
Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.2, Blok I.3, Blok I.4 dan
Blok I.5, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7, Blok I.10 dan
30

Blok I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16 dan Blok I.17, Desa
Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9 dan Blok I.11, dan Desa Rahayu
Blok I.12, Blok I.13 dan Blok I.15;
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8, Desa Sayati Blok J.5 dan
J.10, Desa Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan Kelurahan
Sulaiman Blok J.1 dan Blok J.2.
(3) Saluran drainase sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
Blok A.3 dan Blok A.5; Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa
Pamekaran Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, Desa Parungserab Blok
A.1 dan Blok A.3, Desa Sadu Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi
Blok A.1, Blok A.2 dan Blok A.3, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok
A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, Desa Pangauban Blok B.1 dan B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1 dan
Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jelegong Blok G.1, Blok
G.2 dan Blok G.3;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan H.4, Desa Padasuka
Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
h. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2,
Blok I.3 dan Blok I.4, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7 dan
Blok I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16 dan Blok I.17, Desa
Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9 dan Blok I.11, dan Desa Rahayu
Blok I.12, Blok I.13 dan Blok I.15; dan
i. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9,
Desa Sayati Blok J.5, Blok J.6, Blok J.8, Blok J.9 dan J.10, Desa
Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan Kelurahan Sulaiman J.1.
(4) Saluran drainase tersier sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
Blok A.3 dan A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4 dan Blok A.6, Desa
Pamekaran Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.5, Desa Panyirapan Blok
A.5 dan A.6, Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3, Desa Sadu
Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok A.1, Blok A.2
dan Blok A.3, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
31

d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa


Sangkanhurip Blok C.1 dan Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1, Blok
F.2 dan Blok F.3, Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, Blok F.6 dan
Blok F.7;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5 dan Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan Blok
G.3
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4, Desa
Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.8,
Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2, Blok I.3,
Blok I.4 dan Blok I.5, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7,
Blok I.10 dan I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16 dan I.17,
Desa Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9 dan I.11, Desa Rahayu Blok
I.12, Blok I.13 dan Blok I.15; dan
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9,
Desa Sayati Blok J.5, Blok J.6, Blok J.8, Blok J.9 dan Blok I.10, Desa
Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1
dan Blok J.2.
(5) Bangunan tampungan (polder) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d berada di:
a. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Mekarrahayu Blok I.14, dan
Desa Nanjung Blok I.9; dan
b. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
(6) Rencana jaringan drainase digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-8, dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Paragraf 6
Rencana Pengelolaan Air Limbah
Pasal 13

(1) Rencana pengelolaan air limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7


huruf f terdiri atas:
a. sistem pengelolaan air limbah domestik setempat; dan
b. sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat.
(2) Sistem pengelolaan air limbah domestik setempat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a berada di seluruh zona budidaya.
(3) Sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Pamekaran Blok A.3; dan
32

b. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3.


(4) Rencana jaringan pengelolaan air limbah digambarkan dalam peta
dengan tingkat ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II-9, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Paragraf 7
Rencana Jaringan Persampahan
Pasal 14

(1) Rencana jaringan persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7


huruf g berupa tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) yang berada
di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Parungserab Blok A.1 dan
Desa Soreang Blok A.5;
b. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buningara Blok E.3 dan
Desa Cilame Blok E.4;
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Kutawaringin Blok F.7;
d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Pameuntasan Blok H.2;
e. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Margaasih Blok I.8 dan Desa
Mekarrahayu Blok I.14; dan
f. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
(2) Rencana jaringan persampahan digambarkan dalam peta dengan tingkat
ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-10, dan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Paragraf 8
Rencana Jaringan Prasarana Lainnya
Pasal 15

(1) Rencana jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal


7 huruf h terdiri atas:
a. jalur evakuasi; dan
b. tempat evakuasi.
(2) Jalur evakuasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa
jalur evakuasi bencana yang berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Pamekaran Blok A.4, Desa
Panyirapan Blok A.5 dan Blok A.6, Desa Sadu Blok A.3, Blok A.4 dan
Blok A.6, Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, Desa
Sukanagara Blok D.2; dan
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1.
(3) Tempat evakuasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri
atas:
a. tempat evakuasi sementara, yang terdapat di:
1. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Sadu Blok A.6;
33

2. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1 dan


Desa Sukanagara Blok D.2; dan
3. Kecamatan Kutawaringin Sub BWP E Desa Sukamulya Blok E.1
dan Desa Cilame Blok E.4;
b. tempat evakuasi akhir yang berada di Kecamatan Soreang, Sub BWP
A Desa Pamekaran Blok A.4.
(4) Rencana jaringan prasarana lainnya digambarkan dalam peta dengan
tingkat ketelitian 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-11,
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB V
RENCANA POLA RUANG WILAYAH
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 16

(1) Rencana pola ruang wilayah meliputi rencana zona lindung dan zona
budi daya.
(2) Rencana pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:5.000 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II-12, dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Kedua
Zona Lindung
Pasal 17

Zona lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) terdiri atas:
a. Zona Hutan Lindung (HL);
b. Zona Sempadan Sungai (SS); dan
c. Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH).

Paragraf 1
Zona Hutan Lindung
Pasal 18

Zona Hutan Lindung (HL) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a


memiliki luas 8,7 (delapan koma tujuh) hektar yang berada di Kecamatan
Kutawaringin, Sub BWP E Desa Cilame Blok E.4.

Paragraf 2
Zona Sempadan Sungai
Pasal 19

Zona Sempadan Sungai (SS) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b


memiliki luas 199,54 (seratus sembilan puluh sembilan koma lima empat)
hektar yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
34

b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Desa


Karamatmulya Blok A.6, Desa Pamekaran Blok A.3, Desa Panyirapan
Blok A.5 dan Blok A.6, Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3, Desa
Sadu Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok A.2, dan
Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1 dan Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, Desa
Sukanagara Blok D.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3, Desa
Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1, Blok F.2
dan Blok F.3, Desa Kutawaringin Blok F.5 dan Blok F.6;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jelegong Blok G.1 dan Blok
G.3;
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1, Desa
Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4, Desa Padasuka Blok H.5, dan
Desa Pameuntasan Blok H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.8, Blok
I.10, Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.2, Blok I.3, Blok I.4 dan Blok I.5,
Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6 dan Blok I.11, Desa Mekarrahayu Blok
I.14, Blok I.16 dan Blok I.17, Desa Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9 da
Blok I.11, dan Desa Rahayu Blok I.12, Blok I.13 dan Blok I.15; dan
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok J.7,
Desa Margahayu Tengah Blok J.8, Desa Sayati Blok J.5 dan J.10, Desa
Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1
dan Blok J.2
Paragraf 3
Zona Ruang Terbuka Hijau
Pasal 20

(1) Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 huruf c terdiri atas:
a. Sub Zona Taman Kota (RTH-2);
b. Sub Zona Taman Kecamatan (RTH-3);
c. Sub Zona Taman RW (RTH-5);
d. Sub Zona Taman RT (RTH-6); dan
e. Sub Zona Pemakaman (RTH-7).
(2) Sub Zona Taman Kota (RTH-2) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a seluas 106,15 (seratus enam koma satu lima) hektar yang berada
di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Parungserab Blok A.1;
b. Kecamatan Katapang Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1 dan Desa
Katapang Blok B.1;
35

c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1,


Desa Kopo Blok H.2 dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
d. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Nanjung Blok I.8, Blok I.9
dan Desa Mekarrahayu Blok I.14, dan Blok I.17; dan
e. Kecamatan Margahayu Sub BWP J Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
(3) Sub Zona Taman Kecamatan (RTH-3) sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, seluas 367,48 (tiga ratus enam puluh tujuh koma empat
delapan) hektar, terdapat di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
Blok A.3 dan Blok A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4 dan Blok A.6,
Desa Pamekaran Blok A.3, Blok A.4 dan A.5, Desa Panyirapan Blok
A.5 dan Blok A.6, Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3, Desa
Sadu Blok A.3, Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok A.1,
Blok A.2 dan Blok A.3, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
d. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanara Blok D.2,
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buningara Blok E.2, dan
Desa Cilame Blok E.4;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.2, dan
Desa Kutawaringin Blok F.6 dan Blok F.7;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4 dan
Blok G.6, Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2 dan Blok G.3;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3 dan Blok H.4, Desa
Padasuka Blok H.5, Desa Pameuntasan Blok H.2;
i. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.8,
Blok I.10 dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.3, Blok I.4 dan
Blok I.5, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7, Blok I.10 dan
Blok I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16 dan Blok I.17, Desa
Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9 dan Blok I.11, Desa Rahayu Blok
I.12, Blok I.13 dan Blok I.15; dan
j. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9,
Desa Sayati Blok J.5, Blok J.6, Blok J.9 dan Blok J.10, Desa
Sukamenak Blok J.3, dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1
(4) Sub Zona Taman RW (RTH-5) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c seluas 2,42 (dua koma empat dua) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Pangauban Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1;
e. Kecamatan Margaasih Sub BWP I Desa Mekarrahayu Blok I.16, dan
I.17; dan
36

f. Kecamatan Margahayu Sub BWP J Desa Sukamenak Blok J.3 dan


Desa Margahayu Selatan J.7.
(5) Sub Zona Taman RT (RTH-6) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d seluas 1,13 (satu koma satu tiga) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Katapang Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.3, Desa
Pamekaran Blok A.3, dan Desa Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3;
c. Kecamatan Katapang Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1, dan
Desa Sukamukti Blok C.2;
d. Kecamatan Margaasih Sub BWP I Desa Mekarrahayu Blok I.16 dan
Blok I.17; dan
e. Kecamatan Margahayu Sub BWP J Desa Sukamenak Blok J.3 dan
Desa Margahayu Tengah Blok J.8.
(6) Sub Zona Pemakaman (RTH-7) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d, seluas 12,16 (dua belas koma satu enam) hektar, terdapat di
a. Kecamatan Soreang Sub BWP A Desa Sekarwangi Blok A.1, Desa
Karamatmulya Blok A.4, Desa Panyirapan Blok A.5, Desa Soreang
Blok A.5 dan Desa Sadu A.6;
b. Kecamatan Katapang Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1; dan
c. Kecamatan Margaasih Sub BWP I Desa Mekarrahayu Blok I.17 dan
Desa Nanjung Blok I.9.

Bagian Ketiga
Zona Budidaya
Pasal 21

Zona budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) terdiri atas:
a. Zona Perumahan (R);
b. Zona Perdagangan dan Jasa (K);
c. Zona Perkantoran (KT);
d. Zona Sarana Pelayanan Umum (SPU);
e. Zona Kawasan Peruntukan Industri (KPI);
f. Zona Hutan Produksi (KHP);
g. Zona Pertanian (P);
h. Zona Pertambangan (T);
i. Zona Pembangkit Tenaga Listrik (PTL);
j. Zona Pariwisata (W);
k. Zona Pertahanan dan Keamanan (HK);
l. Zona Lainnya (PL); dan
m. Zona Campuran.

Paragraf 1
Zona Perumahan
Pasal 22
37

(1) Zona Perumahan (R) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a,


terdiri atas:
a. Sub Zona Perumahan Kepadatan Tinggi (R-2);
b. Sub Zona Perumahan Kepadatan Sedang (R-3); dan
c. Sub Zona Perumahan Kepadatan Rendah (R-4).
(2) Sub Zona Perumahan Kepadatan Tinggi (R-2) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a seluas 3.060,45 (tiga ribu enam puluh koma empat
lima) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
dan Blok A.3, Desa Karamatmulya Blok A.4 dan Blok A.6, Desa
Pamekaran Blok A.3, Desa Panyirapan Blok A.5 dan Blok A.6, Desa
Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3, Desa Sadu Blok A.3 dan Blok
A.4, Desa Sekarwangi Blok A.1 dan Blok A.2, dan Desa Soreang Blok
A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, dan
Desa Sangkanhurip Blok C.1 dan Blok C.3;
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Jatisari Blok G.5 dan
Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1 dan Blok G.3;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3, dan Blok H.4, Desa
Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
g. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.8,
Blok I.10, dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.3, Blok I.4, dan Blok
I.5, Desa Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.7, Blok I.10, dan Blok
I.11, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16, dan Blok I.17, Desa
Nanjung Blok I.7, Blok I.8, Blok I.9, dan Blok I.11, dan Desa Rahayu
Blok I.12, Blok I.13, dan Blok I.15; dan
h. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9,
Desa Sayati Blok J.5, Blok J.6, Blok J.8, Blok J.9, dan Blok J.10,
Desa Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan Kelurahan Sulaiman
Blok J.1.
(3) Sub Zona Perumahan Kepadatan Sedang (R-3) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b seluas 923,27 (sembilan ratus dua puluh tiga koma
dua tujuh) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Desa
Karamatmulya Blok A.6, Desa Panyirapan Blok A.6, Desa Sadu Blok
A.4 dan Blok A.6, dan Desa Soreang Blok A.5
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Katapang Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1 dan Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1 dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
38

f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,


Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.2;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1 dan
Blok F.2, dan Desa Kutawaringin Blok F.5, Blok F.6, dan Blok F.7;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5, dan Blok G.6, Desa Jelegong Blok G.1 dan Blok G.2;
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Desa Padasuka Blok H.5;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.11,
Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2, Blok I.3, dan Blok I.4, Desa Rahayu
Blok I.13; dan
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
(4) Sub Zona Perumahan Kepadatan Rendah (R-4) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c seluas 319,14 (tiga ratus sembilan belas koma satu
empat) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Karamatmulya Blok A.6, dan
Desa Sadu Blok A.6;
b. Kecamatan Sorang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1 dan
Blok F.2, dan Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, dan Blok F.7;
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4 dan
Desa Jelegong Blok G.2; dan
f. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2,
dan Blok I.3.

Paragraf 2
Zona Perdagangan dan Jasa
Pasal 23

(1) Zona Perdagangan dan Jasa (K) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf b terdiri atas:
a. Sub Zona Perdagangan Dan Jasa Skala Kota (K-1); dan
b. Sub Zona Perdagangan Dan Jasa Skala BWP (K-2).
(2) Sub Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kota (K-1) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a seluas 357,67 (tiga ratus lima puluh
tujuh koma enam tujuh) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.1, Blok A.2,
dan Blok A.3, Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa Pamekaran Blok
A.3 dan Blok A.4, Desa Panyirapan Blok A.5, Desa Parungserab Blok
A.1, Desa Sadu Blok A.4, Desa Sekarwangi Blok A.1, dan Desa
Soreang Blok A.4
b. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Cilame Blok E.4;
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.2,
Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3, dan Blok H.4, dan Desa Pameuntasan
Blok H.2;
39

d. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Rahayu Blok I.15; dan


e. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Sayati Blok J.10.
(3) Sub Zona Perdagangan dan Jasa Skala BWP (K-2) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b seluas 311,97 (tiga ratus sebelas koma
sembilan tujuh) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecammatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Blok A.3,
dan Blok A.5, Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa Pamekaran Blok
A.3 dan Blok A.5, Desa Panyirapan Blok A.5, Desa Parungserab Blok
A.3, Desa Sadu Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi Blok A.1 dan
Blok A.2, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, dan
Desa Sangkanhurip Blok C.1;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1, Blok
F.2, dan Blok F.3;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.5 dan
Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok Blok G.1;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.2 dan Blok H.4, dan Desa
Pameuntasan Blok H.2;
i. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.10,
Desa Lagadar Blok I.3 dan Blok I.4, Desa Margaasih Blok I.3 dan
Blok I.6, Desa Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16, dan Blok I.17, Desa
Nanjung Blok I.7, dan Desa Rahayu Blok I.12, Blok I.13, dan Blok
I.15; dan
j. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9,
Desa Sayati Blok J.5, Blok J.6, Blok J.9, dan Blok J.10, Desa
Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan Kelurahan Sulaiman Blok
J.1.

Paragraf 3
Zona Perkantoran
Pasal 24

Zona Perkantoran (KT) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c


seluas 30,59 (tiga puluh koma lima sembilan) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2 dan Blok A.3,
Desa Karamatmulya Blok A.6, Desa Pamekaran Blok A.3, Blok A.4, dan
Blok A.5, Desa Panyirapan Blok A.5, Desa Parungserab Blok A.1, dan
Desa Soreang Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1, dan Desa Pangauban Blok B.1;
40

d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa


Sangkanhurip Blok C.1, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1, dan Desa
Kutawaringin Blok F.6;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.6, dan Desa
Jelegong Blok G.1;
i. Kecamatan Kutawaringin Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.2, Desa
Kopo Blok H.4, Desa Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok
H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.10, Desa
Lagadar Blok I.3 dan Blok I.4, Desa Margaasih Blok I.6 dan Blok I.10,
Desa Mekarrahayu Blok I.16 dan Blok I.17, Desa Nanjung Blok I.7, dan
Desa Rahayu Blok I.15; dan
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok J.7,
Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9, Desa Sayati Blok J.10,
dan Desa Sukamenak Blok J.3.

Paragraf 4
Zona Sarana Pelayanan Umum
Pasal 25

(1) Zona Sarana Pelayanan Umum (SPU) sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 21 huruf d terdiri atas:
a. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota (SPU-1);
b. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan (SPU-2);
b. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Desa/Kelurahan (SPU-3);
dan
c. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala RW (SPU-4).
(2) Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota (SPU-1) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. SPU pendidikan skala kecamatan;
b. SPU transportasi skala kecamatan;
b. SPU kesehatan skala kecamatan;
c. SPU olahraga skala kecamatan;
d. SPU peribadatan skala kecamatan; dan
e. SPU sosial budaya skala kecamatan.
(3) Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan (SPU-2)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. SPU pendidikan skala kecamatan;
b. SPU transportasi skala kecamatan;
f. SPU kesehatan skala kecamatan;
g. SPU olahraga skala kecamatan;
h. SPU peribadatan skala kecamatan; dan
i. SPU sosial budaya skala kecamatan.
41

(4) Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Desa/Kelurahan (SPU-3)


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:
a. SPU pendidikan skala desa/kelurahan;
b. SPU transportasi skala desa/kelurahan;
c. SPU kesehatan skala desa/kelurahan;
d. SPU olahraga skala desa/kelurahan;
e. SPU peribadatan skala desa/kelurahan; dan
f. SPU sosial budaya skala desa/kelurahan.
(5) Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala RW (SPU-4) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas:
a. SPU pendidikan skala RW;
b. SPU transportasi skala RW;
b. SPU kesehatan skala RW;
c. SPU olahraga skala RW;
d. SPU peribadatan skala RW; dan
e. SPU sosial budaya skala RW.
(6) Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota (SPU-1) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a seluas 171,77 (seratus tujuh puluh satu
koma tujuh tujuh) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2 dan Blok A.3,
Desa Pamekaran Blok A.3 dan Blok A.4, dan Desa Soreang Blok A.4;
b. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Katapang Blok B.1;
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.3, dan
Desa Kutawaringin Blok F.6;
d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.6;
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Kopo Blok H.2, Blok H.3,
dan Blok H.4;
f. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Mekarrahayu Blok I.14; dan
g. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Tengah Blok
J.9, dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
(7) Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan (SPU-2)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b seluas 36,88 (tiga puluh
enam koma delapan delapan) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2, Desa
Pamekaran Blok A.3 dan Blok A.4, Desa Panyirapan Blok A.5, Desa
Parungserab Blok A.1 dan Blok A.3, Desa Sekarwangi Blok A.1, dan
Desa Soreang Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, dan Desa Kopo Blok H.4;
f. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.3 dan Blok
I.4, Desa Margaasih Blok I.6, Desa Mekarrahayu Blok I.14, I.16, dan
I.17, Desa Nanjung Blok I.7 dan Blok I.9, dan Desa Rahayu Blok I.12,
Blok I.13, dan Blok I.15; dan
42

g. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok


J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8, Desa Sayati Blok
J.5 dan Blok J.6, Desa Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4, dan
Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
(8) Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Desa/Kelurahan (SPU-3)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c seluas 21,11 (dua puluh
satu koma satu satu) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2 dan Blok A.3,
Desa Karamatmulya Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Pamekaran Blok
A.3, Desa Panyirapan Blok A.5 dan Blok A.6, Desa Parungserab Blok
A.1 dan Blok A.3, Desa Sadu Blok A.4 dan Blok A.6, Desa Sekarwangi
Blok A.1, dan Desa Soreang Blok A.4 dan Blok A.5;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1, dan
Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1, Blok
F.2, dan Blok F.3, dan Desa Kutawaringin Blok F.7;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5, dan Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2, dan Blok
G.3;
i. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1
dan Blok H.2, Desa Kopo Blok H.4, Desa Padasuka Blok H.5, dan
Desa Pameuntasan Blok H.2;
j. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.10
dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2, Blok I.3, Blok I.4, dan
Blok I.5, Desa Margaasih Blok I.6 dan I.7, Desa Mekarrahayu Blok
I.14 dan Blok I.17, Desa Nanjung Blok I.7, Blok I.9, dan Blok I.11,
dan Desa Rahayu Blok I.12, Blok I.13, dan Blok I.1; dan
k. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Tengah Blok
J.8, Desa Sayati Blok J.5, Desa Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4,
dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1.
(9) Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala RW (SPU-4) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d seluas 2,08 (dua koma nol delapan)
hektar yang berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin Blok A.2 dan Blok A.3,
Desa Karamatmulya Blok A.4, Desa Parungserab Blok A.1, Desa
Sadu Blok A.4, Desa Sekarwangi Blok A.2, dan Desa Soreang Blok
A.4 dan Blok A.5;
b. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
dan Desa Sukamulya Blok E.2;
43

d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.3;


e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.5 dan
Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1 dan Blok G.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1,
Desa Padasuka Blok H.5, dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
g. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.10
dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.3, Blok I.4, dan Blok I.5,
Desa Margaasih Blok I.3 dan Blok I.6, Desa Merkarrahayu Blok I.14
dan Blok I.17, Desa Nanjung Blok I.7 dan Blok I.11, dan Desa
Rahayu Blok I.12, Blok I.13, dan Blok I.15; dan
h. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6, Desa Sayati Blok J.5, Blok J.6, dan Blok J.8, dan Desa
Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4.

Paragraf 5
Zona Kawasan Peruntukan Industri
Pasal 26

(1) Zona Kawasan Peruntukan Industri (KPI) sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 21 huruf e berupa Sub Zona Kawasan Peruntukan Industri (KPI).
(2) Sub Zona Kawasan Peruntukan Industri (KPI) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) seluas 678,6 (enam ratus tujuh puluh delapan koma enam)
hektar yang berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP A Desa Gandasari Blok A.2;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Sekarwangi Blok A.2;
c. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Cilampeni Blok B.1, Desa
Katapang Blok B.1 dan Blok B.2, dan Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
d. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1 dan
Blok C.3, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Kutawaringin Blok F.6;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jelegong Blok G.1 dan
Blok G.3;
h. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1,
Desa Kopo Blok H.2 dan Blok H.4, Desa Padasuka Blok H.5, dan
Desa Pameuntasan Blok H.2;
i. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok I.10
dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok I.3, Blok I.4, dan Blok I.5, Desa
Margaasih Blok I.3, Blok I.6, Blok I.10, dan Blok I.11, Desa
Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16, dan Blok I.17, Desa Nanjung Blok
I.7, Blok I.8, dan Blok I.9, dan Desa Rahayu Blok I.12 dan Blok I.15;
dan
j. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9, Desa Sayati Blok
J.9 dan Blok J.10, dan Desa Sukamenak Blok J.3.
44

Paragraf 6
Zona Hutan Produksi
Pasal 27

(1) Zona Hutan Produksi (KHP) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21


huruf f berupa Sub Zona Hutan Produksi Tetap (HP).
(2) Sub Zona Hutan Produksi Tetap (HP) sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) seluas 8,46 (delapan koma empat enam) hektar terdapat di:
a. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Sukamulya Blok E.1; dan
b. Kecamatan Kutwaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1.

Paragraf 7
Zona Pertanian
Pasal 28

(1) Zona Pertanian (P) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf g terdiri
atas:
a. Sub Zona Tanaman Pangan (P-1);
b. Sub Zona Hortikultura (P-2);
c. Sub Zona Perkebunan (P-3); dan
d. Sub Zona Peternakan (P-4).
(2) Sub Zona Pertanian Tanaman Pangan (P-1) sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) huruf a seluas 640,73 (enam ratus empat puluh koma
tujuh tiga) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Karamatmulya Blok A.6, Desa
Panyirapan Blok A.6, dan Desa Sadu Blok A.4 dan Blok A.6;
b. Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Banyusari Blok C.3, Desa
Sangkanhurip Blok C.1, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
c. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1 dan
Blok F.2, dan Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, dan Desa F.7;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4 dan
Blok G.5;
g. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1,
dan Desa Padasuka Blok H.5; dan
h. Kecamatan Mergaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2,
dan Blok I.3.
(3) Sub Zona Hortikultura (P-2) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
b seluas 1.364,8 (seribu tiga ratus enam puluh empat koma delapan)
hektar yang berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Karamatmulya Blok A.6, Desa
Panyirapan Blok A.6, dan Desa Sadu Blok A.6;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
45

c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,


Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1 dan
Blok F.2, dan Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, dan Blok F.7;
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5, dan Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1 dan Blok G.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Padasuka Blok H.5; dan
g. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2,
Blok I.3, dan Blok I.5.
(4) Sub Zona Perkebunan (P-3) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
c seluas 1.940,79 (seribu sembilan ratus empat puluh koma tujuh
sembilan) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Karamatmulya Blok A.6, Desa
Panyirapan Blok A.6, dan Desa Sadu Blok A.6;
b. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan Desa
Sukanagara Blok D.2;
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok E.2;
d. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1 dan
Blok F.2, dan Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok F.5, dan Blok F.7;
e. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, Blok
G.5, dan Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.2;
f. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Padasuka Blok H.5; dan
g. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.2.
(5) Sub Zona Peternakan (P-4) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
c seluas 2,52 (dua koma lima dua) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1;
b. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4;
c. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Pameuntasan Blok H.2;
dan
d. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Nanjung Blok I.8.

Paragraf 9
Zona Pertambangan
Pasal 29

(1) Zona Pertambangan (T) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf i


berupa Sub Zona Peruntukan Pertambangan Batuan (MBT).
(2) Sub Zona Peruntukan Pertambangan Batuan (MBT) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) seluas 43,98 (empat puluh tiga koma sembilan
delapan) hektar terdapat di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Sadu Blok A.6; dan
b. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.1 dan Blok
I.2.

Paragraf 10
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
46

Pasal 30

(1) Zona Pembangkitan Tenaga Listrik (PTL), sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 21 huruf j berupa Sub Zona Pembangkitan Tenaga Listrik (PTL).
(2) Sub Zona Pembangkitan Tenaga Listrik (PTL) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) seluas 3,92 (tiga koma sembilan dua) hektar yang berada di
Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.6.

Paragraf 11
Zona Pariwisata
Pasal 31

(1) Zona Pariwisata (W) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf k


berupa Sub Zona Pariwisata (W).
(2) Sub Pariwisata (W) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seluas 5,95
(delapan koma lima dua) hektar yang berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Karamatmulya Blok A.6, Desa
Pamekaran Blok A.3, dan Desa Parungserab Blok A.3; dan
b. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Cilame Blok E.4.

Paragraf 12
Zona Pertahanan dan Keamanan
Pasal 32

(1) Zona Pertahanan dan Keamanan (HK), sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 21 huruf l berupa Sub Zona Pertahanan dan Keamanan (HK).
(2) Sub Zona Pertahanan dan Keamanan (W) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) seluas 333,52 (tiga ratus tiga puluh tiga koma lima dua) hektar
yang berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Soreang Blok A.5;
b. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1;
dan
c. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.7, dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1 dan Blok J.2.

Paragraf 13
Zona Peruntukan Lainnya
Pasal 33

(1) Zona Peruntukan Lainnya (PL) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21


huruf m terdiri atas:
a. instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) (PL-3);
b. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (PL-4); dan
c. pergudangan (PL-6).
(2) Sub Zona instalasi pengolahan air minum (IPAM) (PL-3) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a seluas 1,18 (satu koma satu delapan)
hektar yang berada di pada Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa
Karamatmulya Blok A.6, dan Desa Sadu Blok A.6.
47

(3) Sub Zona instalasi pengolahan air limbah (IPAL) (PL-4) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b seluas 0,13 (koma satu tiga) hektar yang
berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Pamekaran Blok A.3; dan
b. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3.
(4) Sub Zona Pergudangan (PL-6) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b seluas 19,87 (sembilan belas koma delapan tujuh) hektar yang
berada di:
a. Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Pangauban Blok B.1 dan B.2;
b. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1;
c. Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.2, Desa
Mekarrahayu Blok I.14 dan Blok I.16, dan Desa Rahayu Blok I.12,
Blok I.13, dan Blok I.15; dan
d. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.6 dan Blok J.7, Desa Margahayu Tengah Blok J.8, Desa Sayati Blok
J.6, dan Desa Sukamenak Blok J.3.

Paragraf 14
Zona Campuran
Pasal 34

(1) Zona Campuran (C), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf m


berupa Sub Zona Campuran Intensitas Tinggi (C-1).
(2) Sub Zona Campuran Intensitas Tinggi (C-1) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) seluas 182,71 (seratus delapan puluh dua koma tujuh satu)
hektar yang berada di Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Cingcin
Blok A.3, Desa Pamekaran Blok A.3, Desa Parungseran Blok A.3, dan
Desa Sekarwangi Blok A.3.

Pasal 35

(1) Pemanfaatan zona budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21


sampai dengan Pasal 34 memperhatikan potensi rawan bencana alam
dengan tingkat kerawanan, probabilitas ancaman, dan/atau berdampak
rendah hingga sedang.
(2) Zona budidaya yang berpotensi rawan bencana alam dengan tingkat
kerawanan, probabilitas ancaman, dan/atau berdampak rendah hingga
sedang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kawasan rawan bencana gempa bumi berada di seluruh Sub BWP;
b. zona kerentanan gerakan tanah tinggi di Sub BWP A, D, E, F, G dan
I; dan
c. zona rawan banjir di Sub BWP A, B, C, E, G, H, I dan J.
(3) Zona budidaya yang berpotensi rawan bencana alam dengan tingkat
kerawanan, probabilitas ancaman, dan/atau berdampak rendah hingga
tinggi, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran
IV-4 Zoning Text, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
48

BAB VI
PENETAPAN SUB BWP
YANG DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA
Pasal 36

(1) Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya terdiri atas:


a. Sub BWP A berupa perbaikan prasarana, sarana, Blok/kawasan yang
berada di Blok A.1, A.2, A.3, A.4, A.5, dan A.6;
b. Sub BWP H berupa pembangunan baru prasarana, sarana, dan
Blok/kawasan yang berada di Blok H.1, H.2, H.3, H.4 dan H.5; dan
c. Sub BWP J berupa perbaikan prasarana, sarana, Blok/kawasan yang
berada di Blok J.1, J.2, J.3, J.4, J.5, J.6, J.7, J.8, J.9 dan J.10.
(2) Rencana Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan
tingkat ketelitian 1: 5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II-13
dan II-14, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

BAB VII
KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 37

(1) Ketentuan Pemanfaatan ruang RDTR BWP Kawasan Perkotaan Soreang


Terpadu merupakan acuan untuk mewujudkan rencana struktur ruang,
rencana pola ruang, dan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan.
(2) Ketentuan pemanfaatan ruang, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi sebagai:
a. dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemrograman investasi
pengembangan BWP;
b. arahan untuk sektor dalam penyusunan program;
c. dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahunan dan penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5
(lima) tahun; dan
d. acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.
(3) Ketentuan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. konfirmasi kesesuaian pemanfaatan ruang; dan
b. program pemanfaatan ruang.

Bagian Kedua
Konfirmasi Kesesuaian Pemanfaatan Ruang
Pasal 38

(1) Konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3) huruf a diberikan
49

berdasarkan kesesuaian rencana lokasi kegiatan Pemanfaatan Ruang


dengan RDTR.
(2) Konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan
berusaha; dan
b. konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan
non berusaha.

Pasal 39

(1) Konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan


berusaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 ayat (2) huruf a terdiri
atas:
a. kegiatan berusaha untuk non-UMK; dan
b. kegiatan berusaha UMK.
(1) Konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan
berusaha non UMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilaksanakan melalui OSS dengan tahapan:
a. pendaftaran;
b. penilaian dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang terhadap
RDTR; dan
c. penerbitan konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang.
(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling sedikit
dilengkapi dengan:
a. koordinat lokasi;
b. kebutuhan luas lahan kegiatan pemanfaatan ruang;
c. informasi penguasaan tanah;
d. informasi jenis usaha;
e. rencana jumlah lantai bangunan; dan
f. rencana luas lantai bangunan.
(3) Penerbitan konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, paling sedikit memuat:
a. lokasi kegiatan;
b. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
c. koefisien dasar bangunan;
d. koefisien lantai bangunan;
e. ketentuan tata bangunan; dan
f. persyaratan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang.
(4) Jangka waktu penerbitan konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan
Ruang untuk kegiatan berusaha paling lama 1 (satu) hari sejak
pendaftaran atau pembayaran penerimaan negara bukan pajak.
(5) Kegiatan pemanfaatan yang dilakukan oleh pelaku usaha yang
termasuk dalam kelompok UMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, tidak melalui proses penerbitan kesesuaian kegiatan
pemanfaatan ruang.
50

(6) Pelaku UMK sebagaimana dimaksud pada ayat (6) membuat pernyataan
mandiri bahwa kegiatan usahanya telah sesuai dengan rencana tata
ruang.
(7) Dalam hal pernyataan mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
terbukti tidak benar, kegiatan pemanfaatan ruangnya dilakukan
pembinaan oleh perangkat daerah.
(8) Konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan
berusaha diterbitkan oleh Bupati.

Pasal 40

(1) Konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan


non berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) huruf b
dilaksanakan melalui sistem elektronik yang diselenggarakan oleh
Menteri dengan tahapan:
a. pendaftaran;
b. penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap
RDTR; dan
c. penerbitan konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang.
(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling sedikit
dilengkapi dengan:
a. koordinat lokasi;
b. kebutuhan luas lahan kegiatan pemanfaatan ruang;
c. informasi penguasaan tanah;
d. informasi jenis kegiatan;
e. rencana jumlah lantai bangunan; dan
f. rencana luas lantai bangunan.
(3) Penerbitan konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c), paling sedikit memuat:
a. lokasi kegiatan;
b. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
c. koefisien dasar bangunan;
d. koefisien lantai bangunan;
e. ketentuan tata bangunan; dan
f. persyaratan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang.
(4) Jangka waktu penerbitan konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan
ruang untuk kegiatan non berusaha paling lama 1 (satu) Hari sejak
pendaftaran atau pembayaran penerimaan negara bukan pajak.
(5) Konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan
non berusaha diterbitkan oleh Bupati.

Bagian Ketiga
Program Pemanfaatan Ruang
Pasal 41

(1) Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 37


ayat (3) huruf b meliputi:
a. program perwujudan rencana struktur ruang.
51

b. program perwujudan rencana pola ruang; dan


c. program perwujudan Sub BWP yang diprioritaskan
penanganannya
(2) Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. indikasi program utama;
b. lokasi;
c. besaran;
d. sumber pendanaan;
e. instansi pelaksana; dan
f. waktu dan tahapan pelaksanaan.

Pasal 42

Lokasi program perwujudan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud


dalam pasal 41 ayat (2) huruf b merupakan tempat program pemanfaatan
ruang akan dilaksanakan.

Pasal 43

Besaran program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal


41 ayat (2) huruf c merupakan perkiraan jumlah satuan masing-masing
program pemanfaatan ruang yang akan dilaksanakan.

Pasal 44

Sumber pendanaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat (2) huruf d


berasal dari:
a. anggaran pendapatan dan belanja nasional (APBN);
b. anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat;
c. anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Bandung;
d. swasta;
e. masyarakat; dan
f. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 45

Instansi Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat (2) huruf e


terdiri atas Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, Masyarakat,
dan/atau Swasta.

Pasal 46

(1) Waktu dan tahapan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pasal 41 ayat


(2) huruf f terdiri atas 4 (empat) tahapan, meliputi:
a. tahap pertama pada periode tahun 2021 - 2025;
52

b. tahap kedua pada periode tahun 2026 - 2030;


c. tahap ketiga pada periode tahun 2031 - 2035; dan
d. tahap keempat pada periode tahun 2036 - 2041.
(2) Waktu dan tahapan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan dasar bagi instansi pelaksana dalam menetapkan prioritas
pembangunan pada BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu.

Pasal 47

Program Prioritas Pemanfaatan Ruang/indikasi program utama pemanfaatan


ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 disusun berdasarkan indikasi
program utama 5 (lima) tahunan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB VIII
PZ
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 48

(1) PZ berfungsi sebagai:


a. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
b. acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di
dalamnya hak pembangunan ruang udara, dan pemanfaatan ruang
di bawah tanah;
c. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
d. acuan dalam pengenaan sanksi; dan
e. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan
penetapan lokasi investasi.
(2) PZ terdiri atas:
a. aturan dasar; dan
b. teknik pengaturan zonasi.
(3) Aturan Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
b. ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
c. ketentuan tata bangunan;
d. ketentuan prasarana dan sarana minimal;
e. ketentuan khusus;
f. standar teknis; dan
g. ketentuan pelaksanaan.
(4) Peraturan zonasi di BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu mengatur
zona yang terdiri atas:
a. peraturan zonasi zona lindung; dan
b. peraturan zonasi zona budidaya.
(5) Peraturan zonasi zona lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf a terdiri atas:
a. Zona Hutan Lindung (HL);
b. Zona Sempadan Sungai (SS);
53

c. Sub Zona Taman Kota (RTH-2);


d. Sub Zona Taman Kecamatan (RTH-3);
e. Sub Zona Taman RW (RTH-5);
f. Sub Zona Taman RT (RTH-6); dan
g. Sub Zona Pemakaman (RTH-7).
(6) Peraturan zonasi zona budidaya sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf b terdiri atas:
a. Sub Zona Perumahan Kepadatan Tinggi (R-2);
b. Sub Zona Perumahan Kepadatan Sedang (R-3);
c. Sub Zona Perumahan Kepadatan Rendah (R-4);
a. Sub Zona Perdagangan/Jasa Skala Kota (K-1);
b. Sub Zona Perdagangan/Jasa Skala BWP (K-2).
c. Sub Zona Perkantoran (KT);
d. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kota (SPU-1);
e. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Kecamatan (SPU-2);
f. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala Desa/Kelurahan (SPU-3);
g. Sub Zona Sarana Pelayanan Umum Skala RW (SPU-4);
h. Sub Zona Kawasan Peruntukan Industri (KPI);
i. Sub Zona Hutan Produksi Terbatas (HPT);
j. Sub Zona Tanaman Pangan (P-1);
k. Sub Zona Hortikultura (P-2);
l. Sub Zona Perkebunan (P-3);
m. Sub Zona Peternakan (P-4);
n. Sub Zona Peruntukan Pertambangan Batuan (MBT);
o. Sub Zona Pembangkitan Tenaga Listrik (PTL);
p. Sub Zona Pariwisata (W);
q. Sub Zona Pertahanan dan Keamanan (HK);
r. Sub Zona Instalasi Pengelolaan Air Minum (IPAM) (PL-3);
s. Sub Zona Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) (PL-4);
t. Sub Zona Pergudangan (PL-6); dan
u. Sub Zona Campuran Intensitas Tinggi (C-1).
(7) Zona dan subzona sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 dan ayat 6
disusun berdasarkan hierarki pola ruang yang meliputi definisi, kode
zona, dan kualitas kinerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV-1,
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(8) Teknik pengaturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
merupakan pengaturan yang berfungsi untuk mengatasi kekakuan
aturan dasar.
(9) Teknik pengaturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
yaitu Ketentuan teknik pengaturan zonasi, sebagaimana tercantum
dalam Lampiran IV-5, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Kedua
Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
Pasal 49
54

(1) Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan, sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 48 ayat (3) huruf a terdiri atas :
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan yang diizinkan (I);
b. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan yang diizinkan secara
terbatas (T);
c. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan yang diizinkan dengan
syarat (B); dan
d. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diizinkan (X).
(2) Daftar kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada
Lampiran IV-2, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
(3) Kegiatan yang berpotensi mengganggu lingkungan perlu dilengkapi
dengan (AMDAL/UKL-UPL/SPPL) sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(4) Dalam hal jenis kegiatan tidak termuat dalam Lampiran IV-2
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bupati menetapkan jenis kegiatan
dimaksud setelah mendapatkan pertimbangan dari Forum Penataan
Ruang Kabupaten Bandung melalui mekanisme yang berlaku.

Paragraf 1
Kegiatan dan Penggunaan Lahan yang Diizinkan
Pasal 50

(1) Kegiatan penggunaan yang diizinkan, sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 49 ayat (1) huruf a diatur sebagai kegiatan dan penggunaan lahan
yang memiliki sifat sesuai dengan peruntukan ruang pada zona yang
direncanakan.
(2) Kegiatan penggunaan lahan yang diizinkan (I) dan sesuai PZ wajib
memiliki izin dari Pemerintah Daerah.
(3) Izin dari Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), harus
memenuhi persyaratan teknis dan administrasi yang ditetapkan oleh
Bupati.
(4) Kegiatan penggunaan lahan yang diperbolehkan di seluruh zona kecuali
zona lindung untuk:
a. rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),
kegiatan pelayanan umum dan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
pemerintah; dan/atau
b. prasarana umum dan sosial yang dilaksanakan oleh Badan Usaha
Milik Negara/Daerah; dan/atau
c. prasarana regional dalam satu jaringan dalam rangka pelayanan
umum.
(5) Kegiatan RTH diperbolehkan di seluruh zona untuk pencapaian target
luasan RTH publik sebesar 20% (dua puluh persen).

Paragraf 2
Kegiatan Penggunaan Lahan yang Diizinkan Secara Terbatas
Pasal 51
55

(1) Kegiatan penggunaan lahan yang diizinkan secara terbatas (T)


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) huruf b diatur sebagai
berikut:
a. pembatasan waktu pengoperasian kegiatan;
b. pembatasan jangka waktu pemanfaatan lahan;
c. pembatasan luas maksimum kegiatan di dalam sub zona;
d. pembatasan luas maksimum kegiatan di dalam persil;
e. pembatasan luas lantai bangunan;
f. pembatasan jumlah tenaga kerja;
g. pembatasan kegiatan yang terkait dengan kegiatan dominan;
dan/atau
h. pembatasan jumlah pemanfaatan dengan pertimbangan khusus.
(2) Pembatasan jangka waktu pemanfaatan lahan sebagaimana dimaksud
ayat (1) huruf b bagi kegiatan yang bersifat darurat diizinkan pada setiap
zona/subzona kecuali zona lindung untuk jangka waktu 100 (seratus)
hari dengan izin kegiatan penggunaan lahan sementara.
(3) Kegiatan penggunaan lahan yang diizinkan secara terbatas sebagaimana
dimaksud ayat (1) huruf c dan d, dapat diperkenankan dengan luas
maksimal 20% (dua puluh persen) dari luas lahan yang dimohon.
(4) Kegiatan penggunaan lahan yang diizinkan secara terbatas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum pada lampiran IV-3, dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(5) Penetapan kegiatan penggunaan lahan yang diizinkan secara terbatas (T)
dicantumkan pada Keterangan Rencana Tata Ruang berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan Kepala Dinas yang berwenang.
(6) Kegiatan penggunaan lahan yang diizinkan secara terbatas (T) dan sesuai
PZ wajib memiliki izin dari Pemerintah Daerah.
(7) Izin dari Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (6), harus
memenuhi persyaratan teknis dan administrasi yang ditetapkan oleh
Bupati.
(8) Konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan
penggunaan lahan yang diizinkan secara terbatas diterbitkan oleh Bupati
berdasarkan pertimbangan Forum Penataan Ruang Kabupaten Bandung.

Paragraf 4
Kegiatan Penggunaan Lahan yang Diizinkan dengan Syarat
Pasal 52

(1) Kegiatan penggunaan lahan yang diizinkan dengan syarat (B)


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) huruf c merupakan
kegiatan yang memerlukan syarat tertentu karena memiliki dampak yang
besar bagi lingkungan sekitarnya.
(2) Syarat tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa syarat
umum dan syarat khusus yang dipenuhi dalam bentuk inovasi atau
rekayasa teknologi.
(3) Penetapan kegiatan penggunaan lahan yang diizinkan dengan syarat (B)
dicantumkan pada Keterangan Rencana Tata Ruang berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan Kepala Dinas yang berwenang.
56

(4) Kegiatan penggunaan lahan yang diizinkan dengan syarat (B)


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki izin dari Pemerintah
Daerah dan menyusun dokumen Studi Kelayakan.
(5) Kegiatan penggunaan lahan yang diizinkan dengan syarat (B) dan sesuai
PZ wajib memiliki izin dari Pemerintah Daerah.
(6) Izin dari Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (6), harus
memenuhi persyaratan teknis dan administrasi yang ditetapkan oleh
Bupati.
(7) Konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang untuk kegiatan
penggunaan lahan yang diizinkan dengan syarat diterbitkan oleh Bupati
berdasarkan pertimbangan Forum Penataan Ruang Kabupaten Bandung.

Paragraf 5
Kegiatan Penggunaan Lahan yang Tidak Diizinkan
Pasal 53

Kegiatan penggunaan lahan yang tidak diizinkan (X) sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 4 9 ayat (1) huruf d dimaksudkan pada kegiatan dan
penggunaan lahan yang memiliki sifat tidak sesuai dengan peruntukan
ruang yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak yang besar bagi
lingkungan di sekitarnya.

Pasal 54

Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan di Daerah sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 49 sampai dengan Pasal 53 tercantum pada
Lampiran IV-3, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketiga
Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Pasal 55

(1) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 48 ayat (3) huruf b ditetapkan melalui penetapan beberapa faktor
yang mempengaruhi perencanaan ruang, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB);
b. koefisien lantai bangunan (KLB); dan
c. koefisien dasar hijau (KDH);
baik di atas maupun di bawah permukaan tanah.
(2) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berlaku untuk zona/subzona yang sudah ditentukan.
(3) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum pada Lampiran IV-4 Zoning Text , dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
57

Bagian Keempat
Ketentuan Tata Bangunan
Pasal 56

(1) Ketentuan tata bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat


(3) huruf c meliputi:
a. ketinggian bangunan maksimum dan minimum;
b. garis sempadan bangunan minimum;
c. jarak bebas antar bangunan;
d. jarak bebas samping dan jarak bebas belakang; dan
e. jumlah lantai bangunan.
(2) Ketinggian maksimum dan minimum yang dimaksud pada ayat (1) huruf
a meliputi:
a. tinggi bangunan maksimum mempertimbangkan daya dukung lahan,
kawasan keselamatan operasi penerbangan, serta aspek keselamatan
penghuni; dan
b. ketentuan lainnya berdasarkan sub zona.
(3) Garis sempadan bangunan minimum, yang dimaksud pada ayat (1)
huruf b meliputi:
a. jalan arteri minimum 20,5 (dua puluh koma lima) meter dari AS
jalan, yang dipergunakan sebagai ruang terbuka hijau, ruang terbuka
non hijau dan/atau parkir;
b. jalan kolektor minimum 19,5 (sembilan belas koma lima) meter dari
AS jalan, yang dipergunakan sebagai ruang terbuka hijau, ruang
terbuka non hijau dan/atau parkir;
c. jalan lokal minimum 10,75 (sepuluh koma tujuh lima) meter dari AS
jalan, yang dipergunakan sebagai ruang terbuka hijau, ruang terbuka
non hijau, dan/atau parkir; dan
d. jalan lingkungan dengan lebar rumija sama dengan atau kurang dari
6 m, sekurang-kurangnya GSB 2 meter dari tepi badan jalan., yang
dipergunakan sebagai ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau,
dan/atau parkir.
(4) Jarak bebas antar bangunan minimal harus memenuhi ketentuan
tentang jarak bebas yang ditentukan oleh jenis peruntukan dan
ketinggian bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
mengatur jarak bebas antar bangunan samping dan belakang
berdasarkan keselamatan, estetika, dan/atau karakter kawasan.
(5) Jumlah lantai bangunan yang dimaksud pada ayat (1) huruf e mengatur
jumlah lantai bangunan maksimum berdasarkan sub zona.
(6) Ketentuan tata masa bangunan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
IV-4 Zoning Text, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Bagian Kelima
Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal
Pasal 57
58

(1) Ketentuan prasarana dan sarana minimal sebagaimana dimaksud pada


Pasal 48 ayat (3) huruf d sekurangnya harus mengatur jenis prasarana
dan sarana pendukung untuk 5 (lima) zona budidaya utama,
perumahan, komersial, PSU, industri dan zona hijau budidaya,
sedangkan untuk prasarana dan sarana lainnya mengikuti aturan pada
kelima zona tersebut, yang meliputi:
a. prasarana parkir;
b. aksesibilitas untuk difabel;
c. jalur pedestrian:
d. jalur sepeda;
e. bongkar muat;
f. dimensi jaringan jalan;
g. kelengkapan jalan; dan
h. kelengkapan prasarana lainnya yang diperlukan.
(2) Ketentuan prasarana dan sarana minimal sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IV-4 Zoning Text, dan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Keenam
Ketentuan Khusus
Pasal 58

(1) Ketentuan khusus, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (3) huruf
e merupakan aturan yang terdiri atas :
a. aturan tambahan yang ditampalkan (overlay) di atas aturan dasar; dan
b. aturan eksplorasi dan eksploitasi potensi pertambangan karena belum
diatur di dalam aturan dasar.
(2) Ketentuan khusus ketampalan (overlay) di atas aturan dasar,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. kawasan rawan bencana;
b. kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP);
c. penyangga;
d. tempat evakuasi bencana; dan
e. pertahanan dan keamanan.
(3) Aturan eksplorasi dan eksploitasi potensi pertambangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b diizinkan dengan syarat kecuali pada
Zona Perumahan (R), Zona Perdagangan dan Jasa (K) dan Zona Sarana
Pelayanan Umum (SPU) bila terdapat potensi pertambangan dan
dilakukan dengan memenuhi kaidah pertambangan yang baik dan benar
serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
(4) Kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
meliputi:
a. kawasan rawan bencana gempa bumi berada di seluruh Sub BWP;
b. alur aliran bahan rombakan berada di Kecamatan Soreang, Sub BWP
D Desa Sukanagara Blok D.2;
c. zona kerentanan gerakan tanah tinggi berada di:
1) Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Pamekaran Blok A.6;
2) Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1;
59

3) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,


Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1;
4) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1,
Desa Kutawaringin Blok F.4 dan Blok F.7;
5) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4, dan
Desa Jelegong Blok G.2; dan
6) Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Lagadar Blok I.1, Blok
I.2, dan Blok I.3;
d. zona kerentanan gerakan tanah menengah berada di:
1) Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Pamekaran Blok A.4, Blok
A.5, dan Blok A.6;
2) Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1, dan
Desa Sukanagara Blok D.2;
3) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok
E.2;
4) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1,
Blok F.2, dan Blok F.3, dan Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok
F.5, Blok F.6, dan Blok F.7;
5) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4,
Blok G.5, dan Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2,
dan Blok G.3;
6) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Kopo Blok H.4, dan
Desa Padasuka Blok H.5; dan
7) Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok
I.7, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2, Blok I.3, Blok I.4, dan Blok
I.5, dan Desa Margaasih Blok I.6;
e. zona kerentanan gerakan tanah rendah berada di:
1) Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Pamekaran Blok A.1, Blok
A.2, Blok A.3, Blok A.4, Blok A.5, dan Blok A.6;
2) Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
3) Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1
dan Blok C.3;
4) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP E Desa Buninagara Blok E.3,
Desa Cilame Blok E.4, dan Desa Sukamulya Blok E.1 dan Blok
E.2;
5) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.1,
Blok F.2, dan Blok F.3, dan Desa Kutawaringin Blok F.4, Blok
F.5, Blok F.6, dan Blok F.7;
6) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.4,
Blok G.5, dan Blok G.6, dan Desa Jelegong Blok G.1, Blok G.2,
dan Blok G.3;
7) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok
H.1, Desa Kopo Blok H.3 dan Blok H.4, Desa Padasuka Blok H.5,
dan Desa Pameuntasan Blok H.2; dan
60

8) Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok


I.7, Blok I.8, dan Blok I.9, Desa Lagadar Blok I.1, Blok I.2, Blok
I.3, Blok I.4, dan Blok I.5, dan Desa Margaasih Blok I.6;
f. zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah berada di:
1) Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Pamekaran Blok A.1, Blok
A.2, Blok A.3, Blok A.4, dan Blok A.5;
2) Kecamatan Katapang, Sub BWP B Desa Pangauban Blok B.1 dan
Blok B.2;
3) Kecamatan Katapang, Sub BWP C Desa Sangkanhurip Blok C.1
dan C.2, dan Desa Sukamukti Blok C.2;
4) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP F Desa Cibodas Blok F.3, dan
Desa Kutawaringin Blok F.6;
5) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP G Desa Jatisari Blok G.6, dan
Desa Jelegong Blok G.3;
6) Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok
H.1, Desa Kopo Blok H.3 da Blok H.4, Desa Padasuka Blok H.5,
dan Desa Pameuntasan Blok H.2;
7) Kecamatan Margaasih, Sub BWP I Desa Cigondewah Hilir Blok
I.7, Blok I.8, Blok I.9, Blok I.10, dan Blok I.11, Desa Lagadar Blok
I.2, Blok I.3, Blok I.4, dan Blok I.5, Desa Margaasih Blok I.6, Desa
Mekarrahayu Blok I.14, Blok I.16, dan Blok I.17, dan Desa
Rahayu Blok I.12, Blok I.13, dan Blok I.15;
8) Kecamatan Margaasih, Sub BWP J Desa Rahayu Blok J.7; dan
9) Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Margahayu Selatan Blok
J.5 dan Blok J.6, Desa Margahayu Tengah Blok J.8 dan Blok J.9,
Desa Sayati Blok J.10, Desa Sukamenak Blok J.3 dan Blok J.4,
dan Kelurahan Sulaiman Blok J.1 dan Blok J.2.
(5) Kawasan keselamatan operasi penerbangan (KKOP) sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b berada di Sub BWP A, B, C, D, E, F, G,
H, I, dan J.
(6) Penyangga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c berada di Sub
BWP A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J.
(7) Tempat evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d
meliputi:
a. tempat evakuasi sementara, yang terdapat di:
1. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Sadu Blok A.6;
2. Kecamatan Soreang, Sub BWP D Desa Sukajadi Blok D.1 dan
Desa Sukanagara Blok D.2; dan
3. Kecamatan Kutawaringin Sub BWP E Desa Sukamulya Blok E.1
dan Desa Cilame Blok E.4;
b. tempat evakuasi akhir yang berada di Kecamatan Soreang, Sub BWP
A Desa Pamekaran Blok A.4.
(8) Pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e
berada di:
a. Kecamatan Soreang, Sub BWP A Desa Soreang Blok A.5;
b. Kecamatan Kutawaringin, Sub BWP H Desa Gajahmekar Blok H.1;
dan
61

c. Kecamatan Margahayu, Sub BWP J Desa Sulaiman Blok J.1 dan Blok
J.2, dan Desa Margahayu Selatan Blok J.7.
(9) Ketentuan ketentuan khusus sebagaimana tercantum dalam Lampiran
IV-4 Zoning Text, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Bagian Ketujuh
Ketentuan Pelaksanaan
Pasal 59

Ketentuan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (3)


huruf g terdiri atas:
a. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif; dan
b. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan PZ.

Paragraf 1
Ketentuan Pemberian Insentif dan Disinsentif
Pasal 60

(1) Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 59 huruf b, yaitu ketentuan pelaksanaan insentif dan
disinsentif.
(2) Pemberian insentif dan disinsentif diselenggarakan untuk:
a. meningkatkan upaya Pengendalian Pemanfaatan Ruang dalam
rangka mewujudkan Tata Ruang sesuai dengan RTR;
b. memfasilitasi kegiatan Pemanfaatan Ruang agar sejalan dengan RTR;
dan
c. meningkatkan kemitraan semua pemangku kepentingan dalam
rangka Pemanfaatan Ruang yang sejalan dengan RTR.
(3) Insentif diberikan apabila pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana
struktur ruang, rencana pola ruang, dan ketentuan umum PZ yang
diatur dalam Peraturan Bupati ini.
(4) Disinsentif dikenakan terhadap pemanfaatan ruang yang perlu dicegah,
dibatasi, atau dikurangi keberadaannya berdasarkan ketentuan dalam
Peraturan Bupati ini.

Pasal 61

(1) Pemberian insentif dan disinsentif dalam pemanfaatan ruang di


Kabupaten Bandung dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah kepada masyarakat.
(2) Pemberian insentif dan disinsentif dilakukan oleh instansi berwenang
sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 62
62

(1) Pemberian insentif kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 61 ayat (1) berupa :
a. pemberian keringanan pajak dan/atau retribusi;
b. subsidi;
c. pemberian kompensasi;
d. imbalan;
e. sewa ruang;
f. urun saham;
g. penyediaan prasarana dan sarana;
h. penghargaan; dan/atau
i. publikasi atau promosi.
(2) Pemberian keringanan pajak dan/atau retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a paling sedikit mempertimbangkan:
a. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
b. tingkat kerentanan atau keberlanjutan kawasan atau bangunan;
dan
c. nilai tambah kawasan.
(3) Subsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
bantuan finansial dan/atau nonfinansial atas dukungan terhadap
perwujudan komponen ruang tertentu yang diprioritaskan atau
rehabilitasi kawasan pasca bencana alam. Bentuk, besaran, dan
mekanisme subsidi paling sedikit mempertimbangkan:
a. skala kepentingan;
b. dampak program pembangunan prioritas;
c. kapasitas kelembagaan; dan
d. kebutuhan penerima subsidi.
(4) Pemberian kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
merupakan perangkat balas jasa kepada Masyarakat atas penyediaan
prasarana, fasilitas publik tertentu, dan/atau ruang terbuka publik
yang melebihi ketentuan minimal yang disyaratkan. Bentuk, besaran,
dan mekanisme pemberian kompensasi paling sedikit
mempertimbangkan:
a. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
b. nilai jasa yang diberikan; dan
c. kebutuhan penerima kompensasi.
(5) Imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan
perangkat balas jasa terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang
memberikan nilai tambah pada jasa lingkungan. Besaran dan
mekanisme imbalan paling sedikit mempertimbangkan:
a. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
b. kebutuhan penerima imbalan;
c. nilai tambah terhadap jasa lingkungan; dan
d. biaya upaya pelestarian lingkungan hidup.
(6) Sewa ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e merupakan
penyewaan tanah dan/atau ruang milik negara dan/atau daerah
kepada Masyarakat dengan tarif di bawah harga normal dalam jangka
waktu tertentu. Besaran dan mekanisme sewa ruang paling sedikit
mempertimbangkan:
63

a. peningkatan nilai kemanfaatan ruang;


b. biaya dan manfaat;
c. ketersediaan sumber daya;
d. kapasitas kelembagaan; dan
e. kebutuhan penerima.
(7) Urun saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f merupakan
penyertaan saham oleh Pemerintah hasrat dan/alau Pemerintah
Daerah untuk pengembangan kegiatan pemanfaatan ruang di lokasi
tertentu. Besaran dan mekanisme urun saham paling sedikit
mempertimbangkan:
a. nilai strategi kegiatan pemanfaatan ruang terhadap pengembangan
wilayah dan kawasan;
b. nilai aset dan peluang pengembangan;
c. biaya dan manfaat;
d. kapasitas kelembagaan; dan
e. kebutuhan penerima.
(8) Penyediaan prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf g merupakan bantuan pembangunan prasarana dan sarana
untuk mendorong pengembangan wilayah dan kawasan sesuai dengan
RTR. bentuk dan mekanisme sarana dan sarana paling sedikit
mempertimbangkan:
a. kebutuhan jenis prasarana dan sarana;
b. ketersediaan sumber daya; dan
c. kemitraan
(9) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h
merupakan pengakuan terhadap kinerja penyelenggaraan penataan
ruang yang berkualitas dan/atau partisipasi masyarakat dalam
perwujudan RTR. Bentuk penghargaan paling sedikit
mempertimbangkan:
a. kebutuhan penerima; dan
b. nilai manfaat
(10) Publikasi atau promosi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i
merupakan penyebarluasan informasi terkait kegiatan atau kawasan
prioritas melalui media cetak, media elektronik, maupun media lainnya.
Bentuk publikasi atau promosi paling sedikit mempertimbangkan:
a. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
b. lokasi kegiatan; dan
c. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan.
(11) Pemberian insentif kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 63

(1) Pemberian disinsentif kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 61 ayat (1) berupa:
a. pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi;
b. kewajiban memberi kompensasi atau imbalan; dan/atau
64

c. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.


(2) Pengenaan pajak dan/atau retribusi yang tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dapat diberikan kepada pelaku kegiatan
pemanfaatan ruang pada kawasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi
yang hampir atau telah melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan. Jenis, besaran, dan mekanisme pengenaan pajak dan/atau
retribusi yang tinggi paling sedikit mempertimbangkan:
a. pelaku kegiatan;
b. jenis kegiatan pemanfaatan ruang;
c. tingkat kerentanan atau keberlanjutan kawasan atau bangunan; dan
d. efektivitas dampak pemberian pengenaan pajak dan/atau retribusi
yang tinggi.
(3) Kewajiban memberi kompensasi atau imbalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b merupakan kewajiban memberikan ganti kerugian
terhadap pihak-pihak yang dirugikan akibat dampak negatif
Pemanfaatan Ruang. Bentuk, besaran, dan mekanisme kewajiban
memberi kompensasi atau imbalan paling sedikit mempertimbangkan:
a. dampak yang ditimbulkan; dan
b. kebutuhan penerima kompensasi atau imbalan.
(4) Pembatasan penyediaan p a dan sarana sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c merupakan pembatasan penyediaan jaringan
transportasi beserta sarana pendukungnya dan/atau prasarana dan
sarana lainnya pada kawasan tertentu. Bentuk dan mekanisme
pembatasan penyediaan prasarana dan sarana paling sedikit
mempertimbangkan:
a. keberdayagunaan dan keberhasilgunaan pembatasan penyediaan
prasarana dan sarana; dan
b. standar pelayanan.

Paragraf 2
Ketentuan untuk Penggunaan Lahan yang Sudah Ada dan Tidak Sesuai
dengan PZ
Pasal 64

(1) Ketentuan pemanfaatan ruang yang sudah ada dan tidak sesuai dengan
PZ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 huruf c yaitu ketentuan yang
dapat diberlakukan pada pemanfaatan ruang yang izinnya diterbitkan
sebelum PZ Daerah ditetapkan, dapat dibuktikan bahwa izin tersebut
diperoleh sesuai dengan prosedur yang benar.
(2) Ketentuan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
pada lampiran IV-4 Zoning Text, dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Bagian Kedelapan
Teknik Pengaturan Zonasi
Pasal 65
65

(1) Teknik pengaturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat


(8) merupakan aturan yang memberikan fleksibilitas penerapan PZ pada
suatu zona.
(2) Penerapan teknik pengaturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagai berikut:
a. pengendalian pertumbuhan dengan kode k, dan;
b. zona banjir dengan kode i;
(3) Ketentuan teknik pengaturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum pada Lampiran IV-5, dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 66

(1) Pengendalian pertumbuhan dengan kode k sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 65 ayat (2) huruf a, diarahkan oleh Pemerintah Daerah pada
kawasan:
a. Sepanjang koridor jalan akses Tol Margahayu hingga Ruas jalan
Soreng Kopo yang melalui Perumahan Kopo, serta sepanjang Ruas
jalan Soreang-Kopo yang menghubungkan Kota Bandung dan pusat
Pemerintahan Kabupaten Soreang;
b. Kawasan sekitar Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung. Tujuan
penetapan zona pengendalian pertumbuhan pada kawasan sekitar
pusat pemerintahan Kabupaten Bandung; dan
c. Kawasan/zona perumahan yang mempunyai karakteristik perdesaan
dan pada lahan dengan kemiringan lebih dari 15%.
(2) Ketentuan pelaksanaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2),
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 67

(1) Zona banjir dengan kode i, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 ayat
(2) huruf b, merupakan ketentuan pengaturan pada zona rawan banjir
untuk mencegah atau mengurangi kerugian akibat banjir dan diarahkan
pada lokasi:
a. buffer 100m di Koridor Sungai Citarum; dan
b. kawasan rawan banjir di BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu.
(2) Zona banjir dengan kode i, sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. pemanfaatan dataran banjir pada buffer 100m di Koridor Sungai
Citarum;
b. pemanfaatan dataran banjir dengan tinggi genangan kurang dari 1
(satu) meter;
c. pemanfaatan dataran banjir dengan tinggi genangan rata-rata 1
(satu) sampai 3 (tiga) meter; dan
d. pemanfaatan dataran banjir dengan tinggi genangan rata-rata lebih
dari 3 meter.
(3) Ketentuan zona banjir sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
tercantum pada Lampiran IV-5, dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
66

Pasal 68

Teknik pengaturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 sampai


dengan Pasal 67 tercantum dalam Lampiran IV-5, dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IX
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
Pasal 69

(1) Pengendalian pemanfaatan ruang terdiri atas pengenaan sanksi.


(2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) diberikan
kepada pelanggar pemanfaatan ruang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Jenis pelanggaran pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas:
a. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang
dan pola ruang;
b. pelanggaran ketentuan umum PZ;
c. pemanfaatan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang yang diterbitkan
berdasarkan rencana tata ruang Daerah;
d. pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang
yang diterbitkan berdasarkan rencana tata ruang Daerah;
e. pelanggaran ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang yang diterbitkan berdasarkan rencana tata ruang
Daerah;
f. pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang
oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik
umum; dan/atau
g. pemanfaatan ruang dengan izin yang diperoleh melalui prosedur yang
tidak benar.

BAB X
KELEMBAGAAN
Pasal 70

(1) Dalam rangka koordinasi penataan ruang dan kerja sama antar wilayah,
dibentuk Forum Penataan Ruang Kabupaten Bandung.
(2) Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja Tim Koordinasi Penataan
Ruang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Keputusan Bupati.

BAB XI
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
Bagian Kesatu
Hak Masyarakat
67

Pasal 71

(1) Dalam kegiatan mewujudkan penataan ruang wilayah, masyarakat


berhak:
a. mengetahui rencana tata ruang;
b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul
akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan
rencana tata ruang;
d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di
wilayahnya;
e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian
pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada
pejabat berwenang; dan
f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada Pemerintah Daerah
dan/atau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
(2) Ketentuan pelaksanaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2),
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua
Kewajiban Masyarakat
Pasal 72

Dalam pemanfaatan ruang, setiap orang wajib:


a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat
yang berwenang;
c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin
pemanfaatan ruang; dan
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.

Pasal 73

(1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam pemanfaatan ruang


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 dilaksanakan dengan mematuhi
dan menerapkan kriteria, kaidah, baku mutu, dan aturan-aturan
penataan ruang yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(2) Kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dilakukan masyarakat
secara turun temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan
faktor-faktor daya dukung lingkungan, estetika lingkungan, lokasi, dan
struktur pemanfaatan ruang serta dapat menjamin pemanfaatan ruang
yang serasi, selaras, dan seimbang.
68

Bagian Ketiga
Peran Masyarakat
Pasal 74

Peran masyarakat dalam penataan ruang di Daerah dilakukan antara lain


melalui:
a. partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang;
b. partisipasi dalam pemanfaatan ruang; dan
c. partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.

Pasal 75

Bentuk peran masyarakat pada tahap penyusunan rencana tata ruang


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf a dapat berupa :
a. memberikan masukan mengenai :
1. persiapan penyusunan rencana tata ruang;
2. penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
3. pengidentifikasian potensi dan masalah wilayah atau kawasan;
4. perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau
5. penetapan rencana tata ruang.
b. melakukan kerja sama dengan Pemerintah Daerah dan/atau sesama
unsur masyarakat dalam perencanaan tata ruang.

Pasal 76

Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 73 huruf b dapat berupa:
h. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
b. kerja sama dengan Pemerintah Daerah, dan/atau sesama unsur
masyarakat dalam pemanfaatan ruang;
c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan
rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan
ruang darat, ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan
memperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta
memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
sumber daya alam; dan
f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 77

Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 huruf c dapat berupa:
69

d. masukan terkait arahan dan/atau PZ, perizinan, pemberian insentif dan


disinsentif serta pengenaan sanksi;
e. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi;
c. pelaksanaan rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
d. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal
menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan
pemanfaatan ruang yang melanggar rencana tata ruang yang telah
ditetapkan; dan
e. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang
terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata
ruang.

Pasal 78

(1) Peran masyarakat di bidang Penataan Ruang dapat disampaikan secara


langsung dan/atau tertulis.
(2) Peran masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
disampaikan kepada Bupati melalui Perangkat Daerah yang membidangi
penataan ruang.

Pasal 79

Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat, Pemerintah Daerah


membangun sistem informasi dan dokumentasi penataan ruang yang dapat
diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Pasal 80

Pelaksanaan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

BAB XII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 81

(1) Jangka waktu RDTR BWP Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu adalah
20 (dua puluh) tahun dan dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun.
(2) Dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan
bencana alam skala besar dan/atau perubahan batas teritorial wilayah
yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan, RDTR BWP
Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu dapat ditinjau kembali lebih dari 1
(satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(3) Peraturan Bupati ini tentang RDTR Bagian Wilayah Perencanaan
Kawasan Perkotaan Soreang Terpadu tahun 2021-2040 dilengkapi
dengan Rencana dan Album Peta yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
70

(4) Dalam hal terdapat penetapan kawasan hutan oleh Menteri yang
membidangi Kehutanan pada bagian BWP yang kawasan hutannya
belum disepakati pada saat Peraturan Bupati ini ditetapkan, rencana
dan album peta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disesuaikan
dengan peruntukan kawasan hutan berdasarkan hasil kesepakatan
Menteri yang membidangi Kehutanan.

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 82

Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka :


a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Bupati ini tetap berlaku sesuai dengan masa
berlakunya;
b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai
dengan ketentuan Peraturan Bupati ini berlaku ketentuan:
1. dalam hal belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut
disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Bupati
ini;
2. dalam hal sudah dilaksanakan pembangunannya, dilakukan
penyesuaian dengan masa transisi berdasarkan ketentuan
perundang-undangan; dan
3. dalam hal yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak
memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi
kawasan berdasarkan Peraturan Bupati ini, izin yang telah
diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul
sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggantian
yang layak;
c. pemanfaatan ruang di Daerah yang diselenggarakan tanpa izin dan
bertentangan dengan ketentuan Peraturan Bupati ini, akan ditertibkan
dan disesuaikan dengan Peraturan Bupati ini;
d. pemanfaatan ruang yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Bupati ini,
agar dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 83

(1) Peraturan pelaksana dari Peraturan Bupati ini harus ditetapkan paling
lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Bupati ini diundangkan.
(2) Dalam hal peraturan pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
belum ditetapkan, ketentuan pelaksana ditetapkan oleh Bupati
berdasarkan rekomendasi Forum Penataan Ruang Kabupaten Bandung.

Pasal 84

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


71

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung

ditetapkan di Soreang
pada tanggal

BUPATI BANDUNG,

M. DADANG SUPRIATNA

Diundangkan di Soreang,
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BANDUNG,

________________________________

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2021 NOMOR


PENJELASAN
ATAS
PERATURAN BUPATI KABUPATEN BANDUNG
NOMOR TAHUN 2021
TENTANG
RENCANA DETAIL TATA RUANG
BAGIAN WILAYAH PERENCANAAN KAWASAN PERKOTAAN SOREANG
TERPADU
TAHUN 2021 – 2040

I. UMUM
Berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan penjabaran
dari Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) ke dalam rencana distribusi
pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada
kawasan perkotaan dan Peraturan Zonasi yang dijadikan perangkat
aturan pada skala Blok untuk melengkapi aturan dalam pelaksanaan
RDTR. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) merupakan rencana yang
memuat ketentuan-ketentuan mengenai penetapan fungsi bagian
wilayah kota/perkotaan yang pada hakekatnya menjadi arahan lokasi
berbagai kegiatan yang memiliki kesamaan fungsi maupun lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu. Pada prinsipnya, RDTR
juga merupakan rencana tiga dimensi yang mengandung pengertian
upaya penetapan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian-
bagian wilayah sesuai dengan fungsinya di dalam struktur ruang
secara keseluruhan.
Dikaitkan dengan dinamika perkembangan Kabupaten Bandung yang
relatif cepat dan cenderung mengikuti mekanisme pasar, sementara di
sisi lain lemahnya fungsi kontrol dari instansi terkait karena
keterbatasan kemampuan aparat dan belum adanya perangkat
kebijakan yang mengatur pemanfaatan ruang pada tingkatan rencana
yang lebih rinci, maka kegiatan pembangunan yang kurang terkendali
seperti terjadinya konversi (alih fungsi) lahan dalam kawasan lindung
maupun kawasan budi daya menjadi salah satu indikasi perlunya
perangkat aturan pola pemanfaatan ruang pada tingkatan rencana
teknis.
Berdasarkan RTRW Provinsi Jawa Barat 2010-2030 dan RTRW
Kabupaten Bandung Tahun 2016-2036, BWP Kawasan Perkotaan
Soreang Terpadu yang berfungsi sebagai PPK dalam perdagangan dan
jasa, wisata alam, industri, agroindustri, perumahan, permukiman,
pertanian, perkebunan dan kehutanan. Kabupaten Bandung telah
menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2016-2036.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung menjadi
acuan pelaksanaan pembangunan wilayah dalam kurun waktu 20
tahun mendatang serta menjadi acuan bagi penyusunan rencana
pembangunan daerah lainnya, pemanfaatan ruang, lokasi investasi,
dasar pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten yang
meliputi penetapan ketentuan umum peraturan zonasi, perizinan,
2

pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi; dan acuan


dalam administrasi pertanahan untuk mewujudkan keseimbangan,
keberlanjutan, dan sinergi pembangunan kabupaten.
Dalam rangka mengimplementasikan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)Kabupaten Bandung, maka diperlukan produk dokumen
perencanaan yang lebih operasional. Oleh karena itu diperlukan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai penjabaran lebih lanjut
dari RTRW, karena pada dasarnya RDTR merupakan pendalaman
materi RTRW agar dapat lebih operasional dalam sistem pengendalian
dan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik wilayah.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
huruf a
Yang dimaksud dengan kelistrikan adalah sebuah jaringan
terinterkoneksi yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik
dari pembangkit ke pengguna.
huruf b
Yang dimaksud dengan telekomunikasi adalah setiap
pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap
informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar,
3

suara dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem
elektromagnetik lainnya.
huruf c
Yang dimaksud dengan sumber daya air adalah air, sumber air,
dan daya air yang terkandung di dalamnya.
huruf d
Yang dimaksud dengan air minum adalah air yang melalui
proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan.
huruf e
Yang dimaksud dengan drainase adalah prasarana yang
berfungsi mengalirkan air hujan/ genangan ke badan air
dan/atau bangunan resapan buatan.
huruf f
Yang dimaksud dengan air limbah adalah air dari suatu
kawasan permukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai
keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga
lingkungan hidup yang sehat dan baik.
huruf g
Yang dimaksud dengan persampahan adalah sisa kegiatan
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat.
huruf h
Yang dimaksud dengan evakuasi bencana adalah jalur dan
ruang evakuasi bencana yang merupakan jalur khusus yang
menghubungkan semua area didalam gedung ke area yang
aman (titik kumpul).
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
4

Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
5

Cukup jelas.
Pasal 35
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan ketentuan pemanfaatan ruang dalam
RDTR adalah perwujudan RDTR dalam bentuk program
pengembangan/indikator program masing-masing sub bwp
sebagai upaya perwujudan rencana pola ruang, rencana
prasarana, rencana kawasan yang diprioritaskan
penanganannya, dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima)
tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Ayat (1)
huruf a
Cukup jelas
huruf b
Hak pembangunan ruang udara adalah pembangunan
ruang udara di atas sebidang tanah penggunaan utama.
huruf c
Cukup jelas
huruf d
Cukup jelas
huruf e
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
6

Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Keterangan Rencana Tata Ruang merupakan informasi rencana
pola ruang yang berisikan persyaratan tata bangunan dan
lingkungan yang diberlakukan oleh Pemerintah Kabupaten pada
lokasi tertentu.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Pasal 48
Cukup jelas.
7

Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan Koefisien Dasar Bangunan yang
selanjutnya disingkat KDB adalah perbandingan antara
luas bangunan dengan luas lahan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan Koefisien Lantai Bangunan yang
selanjutnya disingkat KLB adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh Ruang terbuka di luar
bangunan gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan terhadap luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
Huruf c
Yang dimaksud dengan Koefisien Daerah Hijau yang
selanjutnya disingkat KDH adalah angka persentase
perbandingan antara luas seluruh Ruang terbuka di luar
bangunan gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan dan luas tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
Pasal 56
8

Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas
Pasal 62
Cukup jelas
Pasal 63
Cukup jelas
Pasal 64
Cukup jelas
Pasal 65
Cukup jelas
Pasal 66
Cukup jelas
Pasal 67
Cukup jelas
Pasal 68
Cukup jelas
Pasal 69
Cukup jelas
Pasal 70
Cukup jelas
Pasal 71
Cukup jelas
Pasal 72
Cukup jelas
Pasal 73
Cukup jelas
Pasal 74
Cukup jelas
9

Pasal 75
Cukup jelas
Pasal 76
Cukup jelas
Pasal 77
Cukup jelas
Pasal 78
Cukup jelas
Pasal 79
Cukup jelas
Pasal 80
Cukup jelas
Pasal 81
Cukup jelas
Pasal 82
Cukup jelas
Pasal 83
Cukup jelas
Pasal 83
Cukup jelas
Pasal 83
Cukup jelas

TAMBAHAN BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR

Anda mungkin juga menyukai