PROVINSI BALI
NOMOR……..TAHUN 2018
TENTANG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 3
(1) Pemberian Insentif dan disinsentif dan/atau pemberian
kemudahan penanaman modal di Kabupaten Buleleng
diberikan dalam bentuk fiskal dan non fiskal kepada
masyarakat dan/atau penanam modal
(2) Bentuk Insentif fiskal sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) berupa :
a. pengurangan, keringanan, atau pembebasan pajak
daerah;
b. pengurangan, keringanan, atau pembebasan
retribusi daerah;
c. pemberian kompensasi ;
d. pemberian dana stimulan;
e. pemberian bantuan modal;
f. sewa ruang;
g. urun saham;
Pasal 4
(1) Bentuk Disinsentif fiskal penanaman modal di
Kabupaten Buleleng diberikan kepada masyarakat
dan/atau Penanam modal sebagaimana dimaksud pada
pasal 3 ayat 1 berupa :
a. Kewajiban membayar kompensasi
b. Pengenaan tarif pajak daerah dan retribusi
daerah yang tinggi
(2) Bentuk Disinsentif non fiskal yang dikenakan kepada
masyarakat dan/atau penanam modal sebagaimana
dimaksud pada pasal 3 ayat 1 berupa :
a. Pembatasan penyediaan sarana dan prasarana
b. Kewajiban menyerahkan kompensasi
Pasal 5
(1) Bentuk Pemberian Kemudahan kepada Masyarakat
dan/atau Penanam Modal sebagaimana dimaksud pada
pasal 3 ayat 1 dapat diberikan dalam bentuk:
a. penyediaan data dan informasi peluang
Penanaman Modal;
b. penyediaan sarana dan prasarana;
c. penyediaan lahan atau lokasi;
d. pemberian bantuan teknis;
e. penyederhanaan dan percepatan pemberian
perizinan;
f. pelatihan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan sumber daya manusia; dan/atau;
g. fasilitas promosi.
Bagian Kedua
Tata Cara Pemberian Insentif dan Disinsentif dan/atau
Kemudahan Penanaman Modal
Pasal 6
(1) Masyarakat dan/atau penanam modal yang
ingin mendapatkan insentif dan/atau kemudahan
penanaman modal mengajukan permohonan kepada
Bupati.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
:
a. lingkup usaha;
b. perkembangan usaha;
c. waktu penyelesaian kegiatan;
d. tempat kegiatan usaha;
e. rencana modal usaha;
f. jumlah tenaga kerja Warga Negara Indonesia dan Warga
Negara Asing;
g. Program tangung jawab sosial dan lingkungan
Perusahaan (CSR); dan
h. Program kemitraan dengan usaha, mikro kecil dan
menengah.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian
insentif dan/atau kemudahan Penanaman Modal diatur
dalam Peraturan Bupati.
Bagian Ketiga
Mekanisme Pemberian Insentif dan Disinsentif dan/atau
Kemudahan Penanaman Modal
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
BAB IV
KRITERIA
Pasal 16
(1) Pemberian Insentif dan/atau Pemberian Kemudahan
Penanaman Modal kepada Masyarakat apabila memenuhi
paling sedikit 3 (tiga) kriteria meliputi:
a. merupakan usaha mikro, kecil, menengah, atau koperasi;
b. mengolah sumber daya lokal dan meningkatkan nilai
tambah;
c. menyerap banyak tenaga kerja lokal sekurang-kurangnya
75% (tujuh puluh lima persen);
d. memberikan kontribusi terhadap peningkatan
pendapatan Masyarakat;
e. berwawasan lingkungan dan berkelanjutan; dan/atau
f. melakukan inovasi.
BAB V
DASAR PENILAIAN
Pasal 17
(1) Dengan pertimbangan kriteria sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16, Bupati melakukan kajian dan penilaian
terhadap Masyarakat dan/atau penanam modal dalam
rangka Pemberian Insentif dan Disinsentif dan/atau
Pemberian Kemudahan.
(2) Ketentuan mengenai kajian dan penilaian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Bagian Kedua
Peran Serta Masyarakat
Pasal 21
BAB VII
PELAPORAN DAN EVALUASI
Pasal 22
Pasal 23
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 25
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Ditetapkan di Singaraja
pada tanggal ………… 2018
BUPATI BULELENG,
ttd
ttd
TENTANG
I. UMUM
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Huruf a
Yang dimaksud dengan “kepastian hukum” adalah asas yang
meletakkan hukum dan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagai dasar pemerintah daerah dalam setiap
kebijakan dan tindakan dalam Pemberian Insentif dan
Disinsentif dan/atau Pemberian Kemudahan Penanaman Modal.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “kesetaraan” adalah perlakuan yang
sama terhadap Penanam Modal tanpa memihak dan
menguntungkan satu golongan, kelompok, atau skala usaha
tertentu.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “transparansi” adalah keterbukaan
informasi dalam Pemberian Insentif dan kemudahan kepada
Penanam Modal dan Masyarakat.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “akuntabilitas” adalah bentuk
pertanggungjawaban atas Pemberian Insentif dan/atau
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “efektif dan efisien” adalah
pertimbangan yang rasional dan ekonomis serta jaminan yang
berdampak pada peningkatan produktivitas serta pelayanan
publik.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “responsibilitas” adalah cepat dan
tanggapnya pelayanan dalam Pemberian Insentif dan/atau
Pemberian Kemudahan Penanaman Modal.
Huruf g
Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah mengupayakan
berjalannya proses penanaman modal yang menjamin
kesejahteraan dan kemajuan dalam segala aspek kehidupan
baik masa kini maupun untuk masa depan.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup Jelas.
Pasal 12
Cukup Jelas.
Pasal 13
Cukup Jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukupjelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.